39
LAPORAN KASUS KISTA OVARIUM OLEH: Muhammad Dzahiruddin 0810714022 Syarah Dwi Rezki 0810713040 Fadlan Adima Adrianta 0810710043 PEMBIMBING: dr. Nugrahanti Prasetyorini SpOG (K) i

LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kista

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

OLEH:

Muhammad Dzahiruddin 0810714022

Syarah Dwi Rezki 0810713040

Fadlan Adima Adrianta 0810710043

PEMBIMBING:

dr. Nugrahanti Prasetyorini SpOG (K)

LABORATORIUM OBSTETRI GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DR.SAIFUL ANWAR

NOVEMBER 2012

MALANG

i

Page 2: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

Oleh:

Muhammad Dzahiruddin 0810714022

Syarah Dwi Rezki 0810713040

Fadlan Adima Adrianta 0810710043

Menyetujui:

Supervisor, Pendamping,

dr. Nugrahanti Prasetyorini SpOG (K) dr. Rina Nuliati

ii

Page 3: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….3

1.2 Tujuan……………………………………………………………………………….4

1.3 Manfaat………………………………………………………………………………4

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi………………………………………………………………………………5

2.2 Klasifikasi…………………………………………………………………………..5

2.3 Faktor resiko……………………………………………………………………….7

2.4 Klasifikasi…………………………………………………………………………..7

2.5 Manifestasi klinik………………………………………………………………….8

2.6 Diagnosis……………………………………………………………………………8

2.7 Penatalaksanaan…………………………………………………………………10

2.8 Diagnosis banding……………………………………………………………….11

2.9 Komplikasi………………………………………………………………………...11

2.10

Prognosis………………………………………………………………………...12

Bab 3 LAPORAN KASUS

3.1 Identitas……………………………………………………………………………13

3.2 Subyektif…………………………………………………………………………..14

3.3 Objektif…………………………………………………………………………….15

Bab 4 PERMASALAHAN

4.1 Medis……………………………………………………………………………….21

1

Page 4: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

4.2 Sosial……………………………………………………………………………….21

4.3 Ekonomi……………………………………………………………………………21

Bab 5 PEMBAHASAN..………………………………………………………………22

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..26

5.2 Saran…………………………………………………………………………….…26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..27

2

Page 5: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian

mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk.

Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya

terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang

wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur,

kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan

melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah

satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini

tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini

biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,

bentuk lain dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak

menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.

(Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker

ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang

seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan

biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada

benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Sampai

sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa

adanyakeganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih

menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena

biayanya cukup mahal.Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa

dideteksi dini dengan papsmear.(Moeloek FA,2006)

Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa

lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami

pertumbuhan folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama

pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan

3

Page 6: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

pada ovarium menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak,

bahkan ketika masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan

dialami wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan

bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila

menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak

menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan.(Sastrawinata,

Sulaiman. dkk. 2004)

1.2 Tujuan

1. Mengetahui penegakkan diagnosa kista ovarium pada pasien ini.

2. Mengetahui faktor resiko kista ovarium pada pasien ini.

3. Mengetahui penatalaksanaan kista ovarium pada pasien ini.

4. Mengetahui bagaimana monitoring pada kondisi kista ovarium.

1.3 Manfaat

Penulisan makalah laporan kasus dapat meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman dokter muda mengenai kista ovariumdalam hal anamnesa,

pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosa, penatalaksanaan, dan

monitoring.

4

Page 7: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh

dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau

permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

(Wiknjosastro, 2007)

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :

Tumor ovarium jinak

a. Kistik tumor ovarium non neoplastik:

Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah

bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang

lazim, melainkan memebesar menjadi kista.

Kista Korpus luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus

albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang

sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang

berwarna merah cokelat karena darah tua.

Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium.

5

Page 8: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Kista teka lutein

Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.

Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium

Kista stein leventhal

Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan

hiperstimuliovarium.

b) Tumor ovarium neoplastik

Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

billateral, dan dapat menjadi besar

Kistadenoma musinosum

Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu

teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen lain.

Kistadenoma serosum

Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan

ovarium (germinal epithelium).

Kista endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalamterdapat

satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

Kista dermoid

Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di

manastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel

kulit,rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

6

Page 9: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Tumor ovarium ganas

Kistik

Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan

epidermoidkarsinoma

Solid

Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

2.3 Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium

adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).

Riwayat kista ovarium terdahulu

Siklus haid tidak teratur

Perut buncit

Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)

Sulit hamil

Penderita Hipotiroid

Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.

2.4 Etiologi

Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap

gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).

Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan

khoriokarsinoma)

Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel

permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.

Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon

polikistik

Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi

induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

7

Page 10: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

2.5 Manifestasi klinik

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit

nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi

besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat

dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain

seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau

kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala

atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.

(Wiknjosastro , 2007)

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

Perut terasa penuh, berat, kembung.

Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).

Haid tak teratur.

Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar

kepanggul bawah dan paha.

Nyeri senggama.

Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat

hamil.

2.6 Diagnosis

Anamnesa

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi

ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di

sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan

defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga

menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

8

Page 11: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita

premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah

abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada

pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa

umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga

teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul padaligamentum uterosakral, ini

merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan

ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007).

Pemeriksaan Penunjang

1. USG

Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal

dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan

pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat

membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya

hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada

kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak,

misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor

kolon sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-

125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa

ini jinak atau ganas.

4. Laparoskopi

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan

laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh

kista untuk pemeriksaan PA.

9

Page 12: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

2.7 Penatalaksanaan

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan

operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya

tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan

secara spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium

neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan

reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya

besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai

dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi

untuk diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak

membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post

menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam

batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan

pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista

berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi

bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm

dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista

benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi

harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien

dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista

dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium

tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium

sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause,

perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang

tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma

ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas

untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi

ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih

dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada

keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan

pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi

anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

10

Page 13: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.

Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-

ooforektomi,dan appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya

saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya

iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti

pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi hanya efektif untuk jenis

tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel granulosa.

Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating

(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up

tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4

bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun

sekali.

2.8 Diagnosa Banding

Kehamilan

Mioma uteri

Tumor kolon sigmoid

Ginjal ektopik

Limpa bertangkai

Ascites

2.9 Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-

angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala

klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang

banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut

yang mendadak.

b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5

cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun

gangguan ini jarang bersifat total.

11

Page 14: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut

dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk

mengosongkan kandung kemih secara sempurna.

d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar

kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang

menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting.

2.10 Prognosis

Prognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan

kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil

pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk

pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka

kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium

stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-

70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga

dengan “silent killer”.(Wiknjosastro, 2007).

12

Page 15: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Register : 11072933

Usia : 45 tahun

Alamat : Krajan Selatan RT1/ RW 10 Sumber Porong ,Lawang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Menikah : 1 kali

Lama Menikah: 24 tahun

Datang di Poliklinik: 14 November 2012

Nama Suami : Tn. A

Usia : 47 tahun

Menikah : 1 kali

Pekerjaan : Swasta ( Tukang Listrik )

Pendidikan : SMA

Penghasilan : 1,000,000 Rp-1,500,000 Rp

13

Page 16: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

3.2 Subyektif

Anamnesa

(Tanggal 14 November 2012 Jam 11.00 )

Keluhan Utama : Benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri

kadang- kadang. Benjolan semakin lama semakin

membesar.

Keluhan Penyerta : Nyeri kalau ditekan di benjolan dan mual .

Pasien datang ke IGD dr. Saiful Anwar Malang dengan keluhan

benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri kadang-kadang sejak 2

bulan yang lalu.Nyeri juga dirasakan saat perut ditekan dan disertai mula

Sebelum datang ke IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang pasien sudah

berobat ke RSU Lawang oleh dr Hendri SpOG dan akhirnya dirujuk ke

RSSA karena benjolan sudah terlalu besar.Pasien tidak mengalami

penurunan berat badan.Riwayat haid teratur tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti

pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan nyeri saat haid dan saat

berhubungan.Hari pertama menstruasi terakhir 14 Oktober 2012.Pasien

sering BAK tetapi sedikit.Pasienmempunyai riwayat minum jamu daun

sirih setelah menstruasi.Pasien juga tidak ada riwayat merokok, minum-

minuman beralkohol.Pasien tidak mengalami nyeri pervaginal. Pasien

tidak pernah darah tinggi, Pasien tidak pernah gula darah tinggi..Tidak

ada riwayat pemakaian KB.

Riwayat penyakit terdahulu

Pasien mempunyai riwayat penyakit keputihan sejak 3 tahun yang lalu

dan sudah kontrol ke poli ginekologi.

Riwayat pengobatan

Awalnya pasien berobat ke bidan dan dirujuk ke Puskesmas

Lawang.Pasien kemudian dirujuk ke RSU Lawang dan dirawat oleh dr

Hendri SpOG.Pasien akhirnya dirujuk ke RSSA karena benjolan nya

sudah terlalu besar.Minum jamu daun sirih setelah menstruasi.

14

Page 17: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Riwayat penyakit keluarga

Pasien menyangkal kalau dalam keluarganya ada yang pernah

mempunyaitumor kandungan seperti yang pasien alami.Keputihan (- ) DM

(-), hipertensi (-).

Riwayat kehamilan dan kelahiran

G1P1001Ab000

Anak pertama lahir SptB di bidan dengan berat lahir 3100 gram panjang

badan 49 cm sekarang usia 23 tahun

o Riwayat penyakit saat kehamilan anak pertama:

o Hipertensi (-)

o Kencing Manis (-)

o Asma (-)

o Perdarahan (-)

o Keguguran (-)

o Demam (-)

o Anyang-anyangan (-)

o Keputihan (-)

o Flu (-)

o Jamu (-)

oObat (-) vitamin

o Pijat oyok (-)

Riwayat intake makanan

Nafsu makan pasien normal 3 x sehari.

3.3 Obyektif

Pemeriksaan Fisik

(A) Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

15

Page 18: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Nadi : 80 x/Menit, Reguler

RR : 20 x/Menit

Temperatur Axilla : 36,80C

Temperatur Rectal : 36,6o C

Kepala dan Leher : Anemis - / - Ikterus - /-

Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, Murmur(-)

Pulmo/ v v Rh - - Wh - -

v v - - - -

v v - - - -

Abdomen :Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm, mobile,

permukaan rata ,berbatas tegas.

Ekstermitas : edema - - Anemi - - Gatal- Gatal - -

- - - - - -

Berat badan : 48 kg

Tinggi Badan : 147 cm

(B) Status Ginekologi

Genetalia Externa

Vulva : Flux (-) Flex -) Massa (-) ulkus (-)

Inspekulo

V/v : Flux (-) Flex(-)

POMP tertutup, Licin,

VT

Vulva : POMP tertutup, licin,

CUAF ~ dalam batas normal

APD:teraba massa kistik ukuran 12

cm,mobile,permukaan rata,berbatas tegas,tidak

nyeri

AP S: massa (-),nyeri (-)

Cavum Douglasi dalam batas normal.

16

Page 19: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Diagnosis banding

-

PDx

- Laboratorium : Lab lengkap ( DL,SE,SGOT,SGPT,Albumin ,GDS,

Creatinine,Ureum),Konsul kardiologi,Konsul anastesi.

a. Hasil Laboratorium Darah Lengkap tanggal 14-11-2012

Darah Lengkap Nilai Satuan Nilai Rujukan Kesan

Leukosit 6,69 103/mm3 4,7-11,3 Normal

Hemoglobin 11,9 g/dL 11,4-15,1 Normal

Hematokrit 36,9 % 38 - 42 Rendah

Trombosit 350 103/mm3 142 – 424 Normal

MCV 80,40 Fl 80 – 93 Normal

MCH 25,90 Pg 27 –31 Normal

MCHC 32,20 g% 32 –36 Normal

RDW 12,90 % 11,5 - 14,5 Normal

Hitung Jenis :

Neutrofil 83,9 % 51 – 67 Normal

Limfosit 10,6 % 25 – 33 Normal

Monosit 4,8 % 2 – 5 Normal

Eosinofil 0.4 % 0 – 4 Normal

Basofil 0,3 % 0 – 1 Normal

17

Page 20: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Lain-lain -

b. Serum Elektrolit

Natrium:134 mmol/L

Kalium :3.73 mmol/L

Klorida:114 mmol/L

c. Faal Hati

SGOT:14 U/L

SGPT:6 U/L

Albumin:4.34 g/dL

d. Metabolisme Karbohidrat

Gula Darah Sewaktu :112 mg/dL

e. Faal Ginjal

Ureum: 17.90 mg/dL

Creatinine:0.59 mg/dL

f. Faal Hemostasis

PPT dan APTT Dalam Batas Normal

g. Hasil USG ginekologi

31 Oktober 2012

VU:Ukuran normal,dinding regular,massa/batu (-)

Uterus:Ukuran normal ,tidak tampak massa patologis,posisi retrofleksia

Tampak massa complex solid kistik ,batas tegas ,bersepta ,dengan

kalsifikasi ,ukuran mencapai hingga region umbilical,kemungkinan dari

adnexa kanan dengan color Doppler tampak vaskularisasi pada septanya

dan bagian yang solid RI=0.72-0.83

18

Page 21: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Tidak tampak limfadenopati pada aorta abdominalis dan parailiaca.

Kesimpulan :mixed ovarial tumor kanan susp teratoma

14 November 2012

Tampak VU terisi minimal

Tampak Uterus dalam batas normal

Adnexa:Massa kistik dengan internal echo ukuran 91.9x134 mm

h. Hasil USG color Doppler

Mixed ovarial tumor kanan suspect teratoma

RI:0.72-0.83

i) Ca 125 : 134.5

Diagnosis Kerja

Cystoma Ovarii

PTx

1.Pro SOVC

2.Persiapan operasi

-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

-Injeksi Ranitidin 1 amp IV

-Daftar OK/Sedia darah/SP

19

Page 22: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

PMo

Observasi VS dan keluhan

KIE

Menjelaskan kepada pasien tentang :

1. Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi

yang bisa terjadi.

2. Pasien disuruh banyak istirehat dan menghindari pekerjaan yang berat-

berat setelah operasi.

3. Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.

20

Page 23: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB IV

PERMASALAHAN

4.1 Medis

Siklus haid masih teratur. Menyangkal nyeri saat berhubungan. Terapi apa yang dapat diberikan.

4.2 Sosial

Tingkat Pendidikan

4.3 Ekonomi

Pekerjaan Tukang Listrik

21

Page 24: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB V

PEMBAHASAN

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat

tumbuhdimana saja dan jenisnya bermacam-macam.Kista yang berada di dalam

atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor

ovarium.(Wiknjosastro, 2007)

Keluhan utama pada kista ovarium adalah .Perut terasa penuh, berat,

kembung,Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil),Haid tak

teratur,nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar

kepanggul bawah dan paha,nyeri senggama,mual, ingin muntah, atau

pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil. Pada pasien ini didapatkan

keluhan nyeri pada perut sejak 2 bulan yang laludi sertai masa yang besar pada

perut bagian kanan. Selain itu pasien juga mengeluhkan beberapa bulan terakhir

buang air kecil menjadi sedikit.

Penyebab kista ovarium adalah stimulasi yang berlebihan terhadap

gonadotropin:(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004). Selain itu,Gestational

tropoblastic neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma),Fungsi ovarium,

ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium

mengalami perubahan neoplastik, dan Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus

eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada pasien ini penyebabnya masih perlu

dicari.

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Rasa sakit tersebutakan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi

ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut.Tekanan terhadap alat-alat di

sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidaknyaman, gangguan miksi dan

defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga

menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. Pada pasien anam nesa yang

didapatkan adalah keluhan benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri

kadang-kadang sejak 2 bulan yang lalu.Nyeri juga dirasakan saat perut ditekan

dan disertai.Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.Riwayat haid teratur

tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan

nyeri saat haid dan saat berhubungan.Hari pertama menstruasi terakhir 14

Oktober 2012.Pasien sering BAK tetapi sedikit.

22

Page 25: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista

ovarium adalah Kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen.

Walau pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal

tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause.

Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik,

mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong

pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul

padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis.

Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007). Pada

pasien ini, didapatkan pemeriksaan fisik didapatkan Teraba massa kistik ukuran

12 x 10 cm, mobile, permukaan rata ,berbatas tegas pada abdomen disertai

APD:teraba massa kistik ukuran 12 cm,mobile,permukaan rata,berbatas

tegas,tidak nyeri pada pemeriksaan VT.

Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk mendiagnosa kista ovarium

Pemeriksaan Penunjang,USG Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan

kista ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor,

apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid

dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan

tidak dapat membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium. Foto

Roentgen,pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya

hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada

kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak,

misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor

kolon sigmoid. Pengukuran serum CA-125,Tes darah dilakukan dengan

mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125diasosiasikan dengan kanker

ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.dan

Laparoskopi Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk

memasukan laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil

sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA. Pada pasien ini dilakukan

pemeriksaan penunjang antar lain :

a) USG ginekologi pada tanggal 31 Oktober 2012 dengan

hasilVU:Ukuran normal,dinding regular,massa/batu (-) Uterus:Ukuran

normal ,tidak tampak massa patologis,posisi retrofleksia.Tampak massa

complex solid kistik ,batas tegas ,bersepta ,dengan kalsifikasi ,ukuran

23

Page 26: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

mencapai hingga region umbilical,kemungkinan dari adnexa kanan

dengan color Doppler tampak vaskularisasi pada septanya dan bagian

yang solid RI=0.72-0.83.Tidak tampak limfadenopati pada aorta

abdominalis dan parailiaca.dengan Kesimpulan :mixed ovarial tumor

kanan susp teratoma. Dan pemeriksaan pada tanggal 14 November

2012 Tampak VU terisi minimal,Tampak Uterus dalam batas normal serta

Adnexa:Massa kistik dengan internal echo ukuran 91.9x134 mm .

a. USG color Doppler dengan hasil, Mixed ovarial tumor kanan suspect

teratoma. RI:0.72-0.83, dan Ca 125 : 134.5

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kista ovari Dapat dipakai prinsip

bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik

tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang

tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan

menghilang.Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas

adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium

yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi

untuk diperikasa.Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak

membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post

menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam

batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan

pemeriksaan USG serial.Sedangkan untuk wanita premenopause, kista

berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.Terapi

bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yanglebih besar 10 cm

dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista

benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi

harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien

dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi.Eksisi kista

dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium

tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium

sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause,

perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang

tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma

ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas

24

Page 27: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi

ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih

dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada

keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan

pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi

anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak. Penatalaksan yang

dilakukanpada pasien meliputi SOVC dan Operasi dengan premedikasi

-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

-Injeksi Ranitidin 1 amp IVmedik

-Daftar OK/Sedia darah/SP

Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan sudah

menggangu organ sekitar.

Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ed Bonam jika penatalaksanaan

telah benar dan sesuai prosedur.

25

Page 28: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat

menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat.

Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan

laparoskopi.Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah

operasi, tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil

lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali. Pada

wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah

hysterectomytotalis dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak terdapat

tanda-tanda keganasan.

6.2 Saran

Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan

terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.Penyakit ini

disebut juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh

penderita dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.Menghindari faktor

pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting

karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit

penyakit.

26

Page 29: LAPORAN KASUS Kista Ovarium 2012

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor

Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran.

Jilid I. Jakarta :Media Aesculapius Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik

Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan

GinekologiIndonesia; 2006. p.130.

Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri

Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu

KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina

PustakaSarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 –

362.

27