MUTHMAINNAHNIP. 3609100703
Dosen PembimbingPutu Gde Ariastita, ST, MT
TA, 11 JuLi 2013
KINERJA PUSAT-PUSAT KEGIATAN TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN SUB SEKTOR PERIKANAN(Studi Kasus: Wilayah Pengembangan Pesisir Timur Di Provinsi Aceh)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA 2013
TUGAS AKHIR – RP09 1328
Outline
• PENDAHULUAN
• TINJAUAN PUSTAKA
• METODOLOGI PENELITIAN
• HASIL DAN ANALISA
• KESIMPULAN
• LAMPIRAN
2
3
(Alkadir, 2001), Adisasmita ,2005)(Rodinelli, 1985)
PengembanganWilayah
Pertumbuhan Ekonomi(Keunggulankomparatif)
Pusat Pertumbuhan
PengembanganKomoditasUnggulan
Keberadaan fasilitaspengelohan
Nilai Tambah
RTRW ACEH, BPS, Waspada.co.id, Bidang Potensi dan Investasi
Tidak ada dukungandari pusat-pusatkegiatan sebagai
pusat pertumbuhanuntuk
mengembangkanpotensi perikanan
• Tidak tersediafasilitas pengolahan(industri)• Ekspor perikananhanya dalam bentukikan segar, danmelalui wilayah lain
WP Pesisir Timurrmemiliki pusat-Pusat
kegiatan sebagai pusatpertumbuhan (PKN, PKW, PKL, dengan
fungsi: simpul kegiatanekspor-impor, industri, jasa, transportasi skala
Internasional -Kabupaten)
Perekonomianwilayah ( dilihat dariPDRB) , didukungoleh sektor primer (Perikanan , 60% provinsi, potensi
ekspor )
Kinerja Pusat-Pusat Pertumbuhan WP Pesisir Timur dalam mengembangkanpotensi wilayah (Komoditas Unggulan Perikanan)
4
Pusat-pusat kegiatan di WP Pesisir Timur (PKN, PKW, PKL) belum mampu berperan secara maksimalsebagai pusat pertumbuhan, antara lain dari fungsinyasebagai simpul industri, dimana masih rendahnyaperan pusat kegiatan dalam pengembangan potensiunggul wilayah salah satunya komoditas perikanan.
RUMUSAN MASALAH PERTANYAAN PENELITIAN
Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerjapusat-pusat kegiatan di WP Pesisir Timur
Provinsi Aceh terhadap komoditas unggulansub sektor perikanan ?
Menilai kinerja pusat-pusat kegiatan WP Pesisir Timur Provinsi Aceh terhadapkomoditas unggulan sub sektorperikanan.
TUJUAN
Menentukan komoditas unggulan sub sektorperikanan pada WP Pesisir Timur Provinsi AcehMenganalisis aliran nilai tambah komoditas
unggulan sub sektor perikanan pada pusat-pusatkegiatan di WP PesisirMenganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja
pusat-pusat kegiatan WP Pesisir Timur ProvinsiMenganalisis kinerja pusat-pusat kegiatan di WP
Pesisir Timur Provinsi Aceh terhadap komoditasunggulan sub sektor perikanan.
SASARAN
07/01/13 5
1.Aceh Timur2.Pidie3.Bireuen4.Aceh Utara5.Aceh Tamiang6.Pidie Jaya7.Langsa8.Lhokseumawe
RUANG LINGKUP WILAYAH
6
LINGKUP PEMBAHASAN
Penelitian ini terdiri dari empat fokus bahasan. • menentukan komoditas unggulan pada sub
sektor perikanan, • menganalisa aliran nilai tambah komoditas
unggulan sub sektor perikanan pada pusat-pusatkegiatan di WP Pesisir Timur, dan
• Menganalisis faktor yang mempengaruhikinerja pusat-pusat kegiatan
• menganalisis fkinerja dari pusat-pusat kegiatandi WP Pesisir Timur Provinsi Aceh terhadapkomoditas unggulan sub sektor perikanan
Manfaat bagi Pemerintah Propinsi Aceh danPemerintah Daerah Kabupaten-Kabupaten WP Pesisir Timur dalam memberikan kontribusiterhadap masukan kebijakan Pengembanganpusat-pusat pelayanan
MANFAAT PENELITIAN (PRAKTIS)
Berkontribusi dalam pengembangan bidang ilmuPengembangan Wilayah. Penelitian inimemberikan wacana mengenai arahanpengembangan pusat-pusat kegiatan berdasarkankomoditas unggulan sub sektor perikanan
MANFAAT PENELITIAN (TEORITIK)
LINGKUP SUBSTANSI
penelitian ini mencakup teori-teori pengembanganwilayah serta teori-teori pusat pertumbuhanAdapun pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini dengan menggunakan pendekatanpenataan ruang dan ekonomi regional.
7
Sumber : Penulis, 2012
Menganalisis aliran nilaitambah komoditasunggulan sub sektorperikanan di pusat-pusatkegiatan WP Pesisir Timur
Menentukankomoditas unggulansub sektor perikananWP Pesisir Timur
Menganalisis kinerja dari pusat-pusat kegiatan terhadap komoditasunggulan sub sektor perikanan
Simpul pusat-pusat kegiatan PKL – PKW – PKN yang ada pada WP Pesisir Timur memilikiperan sebagai pusat-pusat pertumbuhan dengan fungsinya sebagai pusat kegiatan industridan simpul transportasi. Namun keberadaan pusat-pusat kegiatan ini belum berdampak
signifikan terhadap pengembangan komoditas unggulansub sektor perikanan
Kinerja Pusat-Pusat KegiatanWP Pesisir Timur Provinsi Aceh Terhadap Komoditas Unggulan Sub Sektor Perikanan
WP Pesisir Timur Provinsi Aceh terdiri dari Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Langsa. Wilayah
pengembangan ini didukung oleh simpul-simpul pusat pertumbuhan yang seluruhnyaterhubung oleh jalan nasional Lintas Timur Sumatera yaitu PKL Sigli – PKL Meureudu –
PKL Bireuen – PKN Lhokseumawe – PKL Lhoksukon – PKL Idie Rayeuk – PKW Langsa –PKL Kuala Simpang
Menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerjapusat-pusat kegiatan WP Pesisir Timur terhadapkomoditas unggulan sub sektor perikanan
KE
RA
NG
KA
BE
RPI
KIR
2.1 PENGEMBANGAN WILAYAH2.1.1 Klasifikasi Wilayah2.1.2 Keunggulan Komparatif
2.2 KONSEP PERTUMBUHAN WILAYAH DALAM PENATAAN RUANG2.2.1 Konsep Regional Network2.2.2 Pusat Pertumbuhan Wilayah
2.3 PERTUMBUHAN WILAYAH2.3.1 Pertumbuhan Wilayah dari Dalam2.3.2 Pola Keterkaitan Spasial dalam Pengembangan Wilayah
2.4 PUSAT PELAYANAN2.5 SINTESA TINJAUAN PUSTAKA
II – TINJAUAN PUSTAKA
8
Hoover ,(1997), kondisi yang meenentukan perkembangan wilayah Pemanfaatan peluang melalui keterkaitan ke depan dan ke belakang (forward and
backward linkages) : peluang produksi dari suatu kegiatan ke kegiatan lain dalamperekonomian wilayah berpengaruh terhadap pertumbuhan /kemunduran wilayah
9
TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH
Pengembangan wilayah : suatu upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayahberdasarkan pendekatan spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan kelembagaan dalam suatu kerangka perencanaan danpengelolaan pembangunan yang terpadu. Hal ini disadari karena bahwa kegiatan ekonomidan sosial tersebar sesuai dengan potensi dan nilai relatif lokasi yang mendukungnya, bukanhanya terdistribusi pada wilayah yang homogen. (Alkadri, 1999)
Konsep Pengembangan Wilayah:1. Alkadri berbasis SDA unggulan (Komoditas Unggulan) atau Lokasi Strategis
(pusat pertumbuhan)
Klasifikasi Wilayah
Keunggulan Komparatif Dalam Pengembangan Wilayah
10
Wilayah
Homogen
Sistem/ Fungsional
Perencanaan /pengelolaan
Sistem Sederhana
Sistem Komplek
Nodal (Pusat – Hinterland)
Desa – Kota
Budidaya – Lindung
Sistem Ekonomi : KawasanEkonomi, Kawasan Industri
Sistem Ekologi: DAS, Hutan, Pesisir
Sistem Sosial Politik : Kawasan Adat, Wilayah Etnik
Wilayah Perencanaan Khusus : Jabodetabekjur, KAPET
Wilayah Administratif Politik : Provinsi, Kabupaten, Kota
Sumber : Rustiadi dkk, 2011
Klasifikasi Wilayah
11
Hubungan fungsional Wilayah Nodal
Sumber : Rustiadi dkk, 2011
INTIIndustriPengola
han
Bahan Mentah
SejumlahUang
Barang Industri
SejumlahUang
Sejumlah Uang(upah )
Tenaga Kerja
HiterlandBahanMentahTenagaKerja
Pusat wilayah berperan sebagai:• Tempat konsentrasi penduduk, • Pusat pelayanan terhadap wilayah hiterland, • Pasar bagi komoditas-komoditas pertanian
maupun industri• Pemusatan industri manufaktur yakni kegiatan
mengorganisasikan faktor-faktor produksi untukmenghasilkan suatu output tertentu.
Hinterland berperan:• Pemasok (produsen) bahan-bahan mentah dan
atau bahan-bahan baku, • Pemasok tenaga kerja melalui urbanisasi
melalui proses urbanisasi dan commuting,• Daerah pemasaran barang dan jasa industri
manufaktur, dan• Penjaga keseimbangan ekologis.
Hubungan Pusat – Hinterland meliputi:• Pusat pelayanan• Pasar komoditas• Pusat industri
• Aliran bahan baku• Aliran tenaga kerja• Daerah pemasaran
Faktor Pendukung KeunggulanKomparatif
SDA Pemanfaatan Teknologi (Industri) Kedekatan dengan pasar Letak Strategis (Jalur perdagangan) Infratruktur Aksesibilitas Transportasi
(Adisasmita, 2008), Tarigan (2005)
12
Keunggulan Komparatif Dalam Pengembangan Wilayah
Spesialisasi Regional Keunggulan Komparatif
Fenomena spesialisasi(specialization) dalam konteksregional atas dasar keunggulankomparatif adalah dimana setiapwilayah/kawasan memproduksisesuatu (produk unggulan) berdasarkan SDA yang dikuasainya
13
KONSEP PERTUMBUHAN WILAYAH DALAM PENATAAN RUANG
Regional Network
Growth Pole
Interdependensi Wilayah
- Sinergi dari pertumbuhan kota yang interaktif.
- Fungsi wilayah tidak terikatlangsung pada dimensi hierarki
- tapi lebih pada hubungan denganpusat pengembangan yang kompetitif terhadap perkembanganstruktur internal wilayahpengembangan, perkembangankemampuan strategis perancangandan perencanaan, danperkembangan kemampuan untuk“memasarkan” ke luar.
Mike Douglass, 1988
14
KONSEP PERTUMBUHAN WILAYAH DALAM PENATAAN RUANG
Growth Pole
Interdependensi Wilayah terikat padastruktur hirarki
- Pusat dari pancaran gaya sentrifugal dantarikan gaya sentripetal” yang akanmemberikan kekuatan pancaran pengembangankeluar dan kekuatan tarikan ke dalam. Pusatpertumbuhan berkembang dapat menyebabkanterjadinya trickle down effect (dampakpenetesan ke bawah) dan menciptakan spread effect (dampak penyebaran) pertumbuhanekonomi dari perkotaan ke pedesaan.
- Mengharuskan adanya industri yang ‘propulsive ‘ sebagai leading industri
- Hubungan internal dan keterkaitan antar sektor- Konsentrasi fasilitas dan aglomerasi
industri sebagai daya tarik
(Gore, 1974), (Rondinelli , 1985)
Mike Douglass, 1988
15
PERTUMBUHAN WILAYAH
Pertumbuhan Wilayah dari Dalam
Pola Keterkaitan Spasial
- Pertumbuhan pembangunan dalam suatu wilayah ditinjau dari segihubungan struktural (interaksi antar sektor) maupun dari segi hubunganfungsional (interaksi antar subsistem dalam suatu wilayah) (Adisasmita,2008)
- Kutub pertumbuhan diperlukan untuk mendukung pertumbuhan wilayahdengan memandang bahwa kutub pertumbuhan akan memberikandampak penetesan ke bawah (trickling-down effect) dan dampakpolarisasi (polarization effect).
(Adisasmita, 2008)
Keterkaitan dapat dilihat dari :- Hubungan Fisik- Keterkaitan Ekonomi- Keterkaitan Pergerakan penduduk- Keterkaitan teknologi- Keterkaitan pelayanan
(Rodinelli, 1985)
16
PUSAT PELAYANAN
- Pusat pelayanan : pusat keruangan dan administrasi dari suatu wilayahpengembangan,
- Sub pusat pelayanan: suatu pusat yang memberikan pelayanan kepadapenduduk dan aktivitas
- Memiliki hirarki, fungsi, skala, serta klasisikasi wilayah pelayanan tersendiri
Simon, (1973) ,Ciri pusat pelayanan: Simpul dari infrastruktur pergerakan Kawasan dominan bukan untuk fungsi pertanian dan fungsi lindung Memiliki prasarana-sarana perekonomian lengkap Pusat pelayanan administratif, perdagangan dan jasa
Parr (1999), kinerja pusat pertumbuhan terdiri dari tiga aspek : Konsentrasi Prasarana Kota Pada Pusat Pertumbuhan Konsentrasi Aktivitas Perekonomian
17
SINTE
SA T
INJA
UAN
PU
STAK
A
Sumber : Hasil Sintesa Pustaka, 2013
Sasaran Sumber IndikatorMenentukan komoditas unggulansub sektor perikanan pada WP Pesisir Timur Provinsi Aceh
Alkadri, 1999 - Sumber daya Unggulan- Komoditas Unggulan • Komoditas Unggulan
Menganalisis aliran nilai tambahkomoditas unggulan sub sektorperikanan pada pusat-pusatkegiatan di WP Pesisir TimurProvinsi Aceh
Hoover (1977), Rodinelli (1985),Tarigan (2005),Adisasmita (2008),
- Komoditas Unggulan
• Keterkaitan kebelakang(backward linkage)
• Keterkaitan ke depan(forward linkage)
- Keterkaitan kebelakang(backward linkage)
- Keterkaitan ke depan (forwardlinkage)
- Pusat pertumbuhan
Menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja pusat-pusatkegiatan di WP Pesisir TimurProvinsi Aceh terhadap komoditasunggulan sub sektor perikanan.
Gore, C (1974),Rodinelli (1985)Rustiadi (2011),
- Infrastruktur Ekonomi • Jumlah Pasar• Kualitas Pasar
- Infrastruktur Teknologi • Jumlah Industri Pengolahan• Jenis Industri Pengolahan
- Infrastruktur Transportasi• Ketersedian jaringan jalan• Ketersedian simpul
transportasi
- Sarana Prasarana • ketersedian prasarana listrik• ketersedian sarana air bersih
Menganalisis kinerja dari pusat-pusat kegiatan di WP PesisirTimur Provinsi Aceh terhadapkomoditas unggulan sub sektorperikanan
Rodinelli (1985), Parr (1999) danRustiadi, dkk, (2011)
- Infrastruktur Ekonomi • Pelayanan Jumlah Pasar• Pelayanan Kualitas Pasar
- Infratruktur Teknologi • Jumlah Industri pengolahan• Jenis industri pengolahan
- InfrastrukturTransportasi• Ketersedian jaringan jalan• Ketersedian simpul
transportasi
- Sarana - Prasarana • Ketersedian prasarana listrik• Ketersedian sarana air bersih
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN3.2 JENIS PENELITIAN3.3 VARIABEL PENELITIAN3.4 METODE PENELITIAN3.5 METODE PENGAMBILAN SAMPLING3.6 TAHAPAN PENELITIAN
III – METODOLOGI PENELITIAN
18
19
PENDEKATAN PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Pendekatan penelitian : Rasionalistik, pendekatan sumber kebenarannya dariempiri fakta. Karateristik pendekatan : Kebenaran teori berasal dari empirisme panca indradan empiri etik yang memberikan gambaran obyek penelitian berdasarkankonseptualisasi teoritik. Hasil dari penelitian ditarik sebuah kesimpulanberdasarkan hasil analisis yang disesuaikan dengan landasan teori dan diharapkandapat bersifat kebenaran umum (nomotetis) serta prediksi.
Jenis Penelitian : Kualitatif – Deskriptif, bertujuan untuk memberi gambaranmengenai situasi atau kejadian, menerangkan hubungan antarfenomena, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatumasalah yang ingin dipecahkan, juga untuk menggambarkan sifatsuatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitiandilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentupada saat penelitian dilakukan. (Travers, 1978).
20
VARIABEL PENELITIAN
Sasaran Variabel Penelitian Sub Variabel Definisi OperasionalMenentukan komoditasunggulan sub sektor perikananpada WP Pesisir Timur ProvinsiAceh
Komoditas unggulan -Komoditas unggulan pada sub sektor perikanan, dimana komoditas ini memiliki nilai relatif yang tinggijika dibandingkan dengan wilayah Provinsi Aceh.
Menganalisis aliran nilai tambahkomoditas unggulan sub sektorperikanan pada pusat-pusatkegiatan di WP Pesisir TimurProvinsi Aceh
Backward linkage(Keterkaitan terhadapsumber bahan baku)
Produksi komoditiunggulan
Menilai keterkaitan ke belakang komoditi unggulanperikanan dengan melihat dari mana bahan bakuberasal serta besaran jumlah produksi dari bahan bakukomoditi unggulan tersebut
Forward Linkage(Keterkaitan terhadap pasar)
Target Pasar
Menilai keterkaitan ke depan komoditi unggulandengan melihat target pasar dari penjualan bahan bakukomoditi unggulan kepada sektor kegiatan lain sertabesaran jumlah input bagi sektor tersebut.
Menganalisis variabel yang mempengaruhi kinerja daripusat-pusat kegiatan di WP Pesisir Timur Provinsi Aceh terhadap komoditas unggulansub sektor perikanan.
Tingkat ketersediaanjumlah pasar -
Banyaknya pasar yang tersedia di pusat kegiatan yang mampu menampung kegiatan pemasaran produkkomoditas unggulan perikanan
Kualitas Pasar
Tingkat KetersediaanPrasarana Listrik
Jumlah jaringan listrik yang tersedia yang mendukungpasar dalam melayani kegiatan pemasaran komoditiunggulan perikanan
Tingkat Ketersediaan Air Bersih
Jumlah jaringan air bersih yang tersedia yang mendukung pasar dalam melayani kegiatan pemasarankomoditi unggulan perikanan
PersampahanJumlah persampahan/tempat pembuangan sampah yang tersedia yang mendukung kebersihan pasar dalamkegiatan pemasaran komoditi unggulan perikanan
21
Sasaran Variabel Penelitian Sub Variabel Definisi Operasional
Menganalisis variabelyang mempengaruhikinerja dari pusat-pusatkegiatan di WP PesisirTimur Provinsi Aceh terhadap komoditasunggulan sub sektorperikanan.
Tingkat keragamanjenis industripengolahan perikanan
-Keragaman jenis industri pengolahan perikanan yang tersedia di pusat-pusat kegiatan yang mendukungpengolahan komoditi unggulan perikanan.
Tingkat ketersediaanjumlah industripengolahan perikanan
-Jumlah dari industri pengolahan perikanan yang tersediapada pusat kegiatan yang mendukung pengolahankomoditas unggulan perikanan.
Tingkat ketersediaanjaringan jalan
Panjang Jaringan jalanPanjang jaringan jalan yang tersedia yang menghubungkan seluruh titik-titik penghasil komoditasunggulan perikanan dengan pusat kegiatan
Kondisi Geometrik jalan
Jaringan jalan yang tersedia sudah mengalami perkerasanaspal dan dalam kondisi baik serta memudahkanpergerakan dari titik-titik penghasil komoditas unggulanperikanan dengan pusat kegiatan
Tingkat ketersediaansimpul transportasi
TerminalJumlah terminal angkutan yang tersedia di pusat kegiatanuntuk memenuhi kebutuhan pemasaran komoditasunggulan perikanan di internal atau eksternal wilayah
PelabuhanJumlah pelabuhan yang tersedia di pusat kegiatan untukmemenuhi kebutuhan pemasaran komoditas unggulanperikanan di internal atau eksternal wilayah
Terminal udara
Jumlah terminal udara/Bandar udara yang tersedia dipusat kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pemasarankomoditas unggulan perikanan di internal atau eksternalwilayah
Tingkat ketersediaanPrasarana Listrik - Ketersedian sumber energi listrik bagi kegiatan
pengolahan komoditas unggulan perikananTingkat ketersediaanPrasarana Air Bersih
-Ketersedian air baku bagi kegiatan pengolahankomoditas unggulan perikanan
22
Sasaran Variabel Penelitian Sub Variabel Definisi Operasional
Menganalisis Kinerja pusat-pusat kegiatan di WP PesisirTimur Provinsi Aceh terhadapkomoditas unggulan sub sektorperikanan.
Tingkat pelayanan ketersediaan jumlah pasar -
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan jumlah pasar yang tersedia di pusatkegiatan yang mampu menampung kegiatanpemasaran produk komoditas unggulan perikanan
Tingkat pelayanan Kualitas PasarPelayanan PrasaranaListrik
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan kualitas dari pasar-pasar yang tersediadinilai berdasarkan ketersedian listrik
Tingkat Pelayanan Air Bersih
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan kualitas dari pasar-pasar yang tersediadinilai berdasarkan ketersedian sarana air bersih
Persampahan
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan kualitas dari pasar-pasar yang tersediadinilai berdasarkan ketersedian prasaranapersampahan
Tingkat Pelayanankeragaman jenis industripengolahan perikanan
-
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan keragaman jenis industri pengolahanperikanan yang tersedia di pusat-pusat kegiatan
Tingkat Pelayananketersediaan jumlahindustri pengolahan
-
Kepuasan pelayanan dari pusat kegiatan terhadappengembangan komoditi unggulan perikananberdasarkan jumlah industri pengolahan perikananyang tersedia di pusat-pusat kegiatan
23
Sasaran Variabel Penelitian Sub Variabel Definisi Operasional
Menganalisis Kinerjapusat-pusat kegiatan diWP Pesisir TimurProvinsi Aceh terhadapkomoditas unggulan sub sektor perikanan.
Tingkat pelayananjaringan jalan
Panjang Jaringan jalan
Kepuasan pelayanan berdasarkan ketersedian panjangjaringan jalan yang mampu menghubungkan seluruhtitik-titik penghasil komoditas unggulan perikanandengan pusat kegiatan
Kondisi Geometrik jalan
Kepuasan pelayanan berdasarkan kondisi geometrikjaringan jalan yang tersedia memudahkan pergerakandari titik-titik penghasil komoditas unggulan perikanandengan pusat kegiatan
Tingkat pelayanansimpul transportasi
Terminal
Kepuasan pelayanan terhadap jumlah terminal angkutanyang tersedia di pusat kegiatan untuk memenuhikebutuhan pemasaran komoditas unggulan perikanan diinternal atau eksternal wilayah
Pelabuhan
Kepuasan pelayanan terhadap jumlah pelabuhan yang tersedia di pusat kegiatan untuk memenuhi kebutuhanpemasaran komoditas unggulan perikanan di internal ataueksternal wilayah
Terminal udara
Kepuasan pelayanan terhadap jumlah terminal udara/Bandar udara yang tersedia di pusat kegiatan untukmemenuhi kebutuhan pemasaran komoditas unggulanperikanan di internal atau eksternal wilayah
Tingkat pelayanan Prasarana Listrik - Tingkat kepuasan terhadap ketersediaan prasarana
sumber energi listrikTingkat pelayanan Prasarana air bersih - Tingkat kepuasan terhadap ketersediaan prasarana
sumber air baku
24
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Teknik Analisa
Pengumpulan Data PrimerA. Wawancara (Semi Terstruktur)
Pengumpulan Data SekunderA. Survei InstansiB. Survei Literatur
Sasaran 1 : LQ & SSA
PPW = ri (ri’/ri-nt’/nt)
PP = ri (nt’/nt-Nt’/Nt)
Keterangan:Xij = Produksi ikan jenis ke-i pada Kabupaten j (Rupiah)Yij = Jumlah PDRB sub sektor perikanan di Kabupaten j (Rupiah)X = Produksi total jenis ikan ke-i di Provinsi (Rupiah)Y = Jumlah PDRB sub sektor perikanan di Provinsi (Rupiah)
Keteranganri = produksi sektor i regional tahun awal (Rupiah)ri’ = produksi sektor i regional tahun akhir (Rupiah)nt = produksi sektor i nasional tahun awal (Rupiah)nt’ = produksi sektor i nasional tahun akhir (Rupiah)Nt = produksi total nasional tahun awal (Rupiah)Nt’ = produksi total nasional tahun akhir (Rupiah)
25
METODE PENELITIAN
Teknik Analisa
Sasaran 2 : Analisa Deskriptif
1. Aliran nilai tambah komoditas unggulan Tongkol2. deskrsipi keterkaitan ke Belakang dan Keterkaitan
ke Depan dari komoditi unggulan Tongkol
RespondenNelayanPengepul
Pelaku Industri
Wawancara
AnalisaDeskriptif
Kalkulasi sederhana dari nilai tambah komoditasunggulan perikanan per produk akhir
Visualisasi aliran nilai tambah dalam bagan
Informasi alirannilai tambah
(Ikan s/d Output akhir)
Proses Analisa Deskriptif
Sumber : Penulis, 2013
26
METODE PENELITIAN
Teknik Analisa
Sasaran 3 : Teknik Analisa Koding
Skor Servqual = Skor persepsi – Skor ekspektasi
Sasaran 4 : Teknik Analisa Servqual
Sumber : Penulis, 2013
Kondisi Eksisting(Wawancara)
Variabel
Variabelyang mempengaruhi Kinerja
Pusat Kegiatan
KodingLiteratur
(Kajian Teori)
27
Populasi diartikan sebagai keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitan. Sampel merupakan bagian-bagiandari keseluruhan atau populasi, yang menjadi obyeksesungguhnya dari suatu penelitian (Koentjaraningrat, 1997).
METODE PENGAMBILAN SAMPLING
Purposive Sampling Bertujuan untuk mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu, sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memilikiinformasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
1. Nelayan yang ada di pusat-pusat penangkapan di kabupaten.2. Kolektor/pengepul ikan komoditas unggulan3. Pelaku usaha pengolahan ikan komoditas unggulan sub sektor
perikanan4. Kepala bidang fisik sarana dan Prasarana, Bidang Ekonomi
perencanaan, Badan perencanaan Provinsi Aceh
Snowball Sampling pengambilan sampling yang dilakukan secara berantai untuk mendapatkan sampel
yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian
28Sumber : Penulis, 2013
TAH
APAN
PEN
ELIT
IAN
Hasil
Studi Awal dan KajianLiteraturKajian pustaka terkait Pengembangan Wilayah, Klasifikasi Wilayah , Konsep
Pertumbuhan Wilayah, Keterkaitan Wilayah dan Pusat-pusat pelayanan
Pengumpulan DataSurvei primer (Wawancara)
Survei sekunder (Survei instansi dan survei literatur)
Kinerja Pusat-Pusat Kegiatan WP Pesisir Timur Provinsi Aceh Terhadap Pengembangankomoditas unggulan sub sektor perikanan
Perumusan MasalahWP pesisir timur Provinsi Aceh memiliki keunggulan pada sub sektor perikanan. Namunkomoditas-komoditas unggulan dari sub sektor perikanan banyak diekspor dalam bentukikan segar dan ikan beku tanpa diolah terlebih dahulu di pusat-pusat pertumbuhan yang seharusnya berfungsi sebagai pusat leading industri. Hal ini menunjukkan pusat-pusat
kegiatan di WP Pesisir Timur yaitu PKN, PKW Langsa dan PKL yang ada belum berperanmaksimal terutama terhadap sub sektor perikanan.
Tahap Analisa
Menentukan komoditas unggulan sub sektor perikanan
(LQ - SSA)
Analisis aliran nilai tambah komoditasunggulan sub sektor perikanan
(Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif)
Analisis Variabel yang mempengaruhiKinerja pusat-pusat kegiatan
(Deskriptif Kualitatif Koding)
Analisis Kinerja pusat-pusat kegiatan(Metode Servqual)
4.1 GAMBARAN UMUM4.2 ANALISA SASARAN I4.3 ANALISA SASARAN II4.4 ANALISA SASAEAN III4.4 ANALISA SASARAN IV
IV – HASIL DAN ANALISA
29
30
GAMBARAN UMUM
Wilayah Penelitian
Batasan
Cakupan
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera UtaraSebelah Selatan berbatasan dengan WP Pegunungan TengahSebelah Barat berbatasan dengan WP Banda Aceh Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Teluk Benggala
No Nama Kabupaten Luas (Km2) JumlahKecamatan
1 Pidie 3,562.14 232 Pidie Jaya 952 83 Bireuen 1,901.21 174 Kota Lhokseumawe 181.06 45 Aceh Utara 3,296.86 276 Aceh Timur 6,040.60 247 Kota Langsa 262.41 58 Aceh Tamiang 1,957.02 12
Total 18,364.14 120Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2012
31
GAMBARAN UMUM
Wilayah Penelitian
Struktur Hirarki Pusat-Pusat Kegiatan
Hirarki Pusat Keterangan KriteriaI. PKN
(Pusat KegiatanNasional)
1. Lhokseumawe Kota Lhokseumawe
PKN adalah Kawasan Perkotaan yang berfungsi sebagai: simpul utama kegiatan ekspor-impor
atau pintu gerbang menuju kawasaninternasional
pusat kegiatan industri dan jasa skalanasional atau yang melayani beberapaprovinsi; dan/atau
simpul utama transportasi skalanasional atau melayani beberapaprovinsi.
II. PKW(Pusat KegiatanWilayah)
1. Langsa Kota Langsa
PKW adalah Kawasan Perkotaan yang berfungsi sebagai: simpul kedua kegiatan ekspor-impor
yang mendukung PKN pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala provinsi atau beberapakabupaten; dan/atau
simpul utama transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapakabupaten.
32
GAMBARAN UMUM
Wilayah Penelitian
Struktur Hirarki Pusat-Pusat Kegiatan
III. PKL(Pusat KegiatanLokal)
1. Sigli Ibu Kota Kabupaten PidiePKL adalah KawasanPerkotaan yang berfungsisebagai: pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skalakabupaten atau beberapakecamatan; dan/atau
simpul transportasi yang melayani skala kabupatenatau beberapa kecamatan.
1. Meureudu Ibu Kota Kabupaten Pidie Jaya1. Bireuen Ibu Kota Kabupaten Bireuen1. Lhoksukon Ibu Kota Kabupaten Aceh Utara1. Idie Rayeuk Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur1. Kuala Simpang Ibu Kota Kabupaten Aceh
Tamiang
Sumber : RTRW Provinsi Aceh 2009 - 2029
35
GAMBARAN UMUM
Kondisi Fisik Dasar
Topografi : Topografi wilayah beragam (daerah datar, landai dan berbukit/bergunung). Rata-rata ketinggian antara 0 – 1.500 meter dpl. Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya mencapai ketinggian 1500 meter dpl. Wilayah yang memiliki rentang ketinggianterendah yaitu Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa.
Klimatologi: Kondisi wilayah beriklim tropis , rata-rata kondisi suhiu antara 26 oC - 36 oC .Rata-rata curah hujan pertahun 1500 – 3000 mm/tahun .
NamaKabupaten
Jenis Penggunaan Lahan (ha) Tahun 2012Permukim
anPertanian
Perkebu-nan
HutanTambak/ empang
Pertam-bangan
Industri SarprasSemak/ta-
nah kosongLain-lain
Pidie 12.295 39344 19.292 271.776 5.744 67.138 466Pidie Jaya 4.406 22.908 55.871 2.282 8981 760Bireuen 1,149.68 75.459,85 - 73.662,21 4,844.56 - - - 24.423,92 544.67Kota Lhokseumawe
2.861,79 987,13 11.452,10 12,86 1.595,30 - 923,76 118.22 - 154.83
Aceh Utara 38.495 103.378 54.260 76.525 14.674 - - - 14.165 28.189Aceh Timur 8141,24 61.163,66 189.046,60 263.194,85 20.645,81 530.20 - - - -Kota Langsa 2.921,28 1.430,85 8.733,01 5253,86 3.279,00 - 57,27 138,11 - 2.169,55Aceh Taminag 8.786,66 73.258,66 26.347,28 75.092,69 9.502,69 - - - 23.240,27 5.300,84
Total 77,906.97 377,930.15 309,130.99 821,388.47 62,567.36 530.20 981.03 256.33 137,948.19 37,584.89
Penggunaan Lahan
Sumber : RTRW Provinsi Aceh 2009 – 2029 dan Kabupaten dalam Angka 2012
36
Jenis Penggunaan Lahan
PermukimanPertanianPerkebu- nanHutanTambak/ empangPertam- banganIndustriSarprasSemak/ta-nah kosongLain-lain
37
GAMBARAN UMUM
Kependudukan
Sumber : RTRW Provinsi Aceh 2009 – 2029 dan Kabupaten dalam Angka 2012
Nama KabupatenJumlah Penduduk Tahun 2011 Luas
Wilayah (km2)
Kepadatan (jiwa/km2)Laki-laki Perempuan Total (jiwa)
Pidie 188.176 199.611 387.787 3,562.14 109Pidie Jaya 66.492 69.508 136.000 952 143Bireuen 195.393 202.808 398.201 1.901,21 209Kota Lhokseumawe 87.392 87.690 175.082 181,06 967Aceh Utara 268.357 273.621 541.878 3.296,86 164Aceh Timur 184.527 184.201 368.728 6.040,60 61Kota Langsa 75.690 76.665 152.355 262,41 581Aceh Tamiang 130.264 127.417 257.681 1.957,02 132Total 1,196,291 1,221,521 2,417,712 18,153.30 133,18
Kondisi Sektor Pekerjaan Penduduk Tahun 2011
No Sektor EkonomiTingkat Kontribusi
(jiwa)1 Pertanian 20.6862 Pertambangan/Penggalian 5163 Industri 54494 Listrik, Air dan Gas 16415 Konstruksi 70516 Perdagangan 59077 Jasa Angkutan dan Komunikasi 6968 Keuangan 31899 Jasa 3158
Kepadatan PendudukTertinggi : Lhokseumawedan Langsa
Kontribusi Tenaga Kerjatertinggi : Sektor Pertanian
38
0
200
400
600
800
1000
1200
Kepadatan Penduduk
Pertanian
Pertambangan/PenggalianIndustri
Listrik, Air dan GasKonstruksi
Perdagangan
Jasa Angkutan dan KomunikasiKeuangan
Jasa
Kondisi Sektor Pekerjaan
39
GAMBARAN UMUM
Struktur Ekonomi
Sumber : RTRW Provinsi Aceh 2009 – 2029 dan Kabupaten dalam Angka 2012
PDRB Terbesar : Aceh UtaraTingkat Pertumbuhan PDRB tertinggi: LhokseumaweKontribusi terhadap PDRB Aceh terbesar: Aceh Utara
Kontribusi Sub sektor perikananterhadap PDRB /kabupatentertinggi : Aceh Utara
PDRB WP Pesisir Timur Aceh Tahun 2011
NoNama
Kabupaten
PDRB denganMigas (Juta
Rupiah)
Tingkat Pertumbuhan
KontribusiTerhadap PDRB
Provinsi1 Pidie 4,694,895.10 4,49 5,49 %2 Pidie Jaya 1,383,363.18 4,61 1,62 %3 Bireuen 6,608,346.14 4,72 7,73 %4 Lhokseumawe 10,913,852.54 5,31 12,74 %5 Aceh Utara 11,847,734.96 3,71 13,85 %6 Aceh Timur 7,086,412.40 2,33 % 8,28 %7 Langsa 1,998,214.85 4,32 2,34 %8 Aceh Tamiang 2,502,786.62 4,74 % 3 %
Nama KabupatenKontribusi Sub sektor
Perikanan Terhadap PDRB Kabupaten (Juta Rupiah)
Kontribusi Sub sektor Perikanan Terhadap PDRB Kabupaten %
PDRB kabupaten dengan Migas (Juta Rupiah)
Pidie 133,140.37 2,84 % 4,694,895.10Pidie Jaya 119,060.53 8,61 % 1,383,363.18Bireuen 571,764.89 8,65 % 6,608,346.14Lhokseumawe 243,042.31 4,05 % 10,913,852.54Aceh Utara 916,298.77 7,73 % 11,847,734.96Aceh Timur 570,412.17 8,09 % 7,086,412.40Langsa 81,410.69 4,07 % 1,998,214.85Aceh Tamiang 92,566.53 3,70 % 2,502,786.62
40
0.00
2,000,000.00
4,000,000.00
6,000,000.00
8,000,000.00
10,000,000.00
12,000,000.00
14,000,000.00
0123456
0
2
4
6
8
10
12
14
16
PDRB per Kabupaten
Pertumbuhan PDRB per tahun Kontribusi PDRB Kabupaten terhadap Provinsi
41
Analisa Sasaran 1
Perhitungan LQ
Sumber : Analisa, 2013
KabupatenKomoditi
I II III IV V VI VII VIII
Tuna 3.86 16.2 0.47 0.22 0.06 0.08 0.00 2.83Cakalang 3.07 0.55 2.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Tongkol 3.90 2.00 3.05 0.06 0.17 2.59 4.36 2.53Cucut 0.00 0.00 0.13 0.00 0.51 0.21 3.92 0.01Bawal putih 2.14 0.00 0.18 0.39 0.70 0.10 4.87 0.32Bawal Hitam 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.15 4.08 0.56Kuwe 5.41 0.1 0.03 0.12 0.14 0.12 9.6 0.01Kakap 8.49 1.14 0.00 0.00 2.01 0.33 0.00 0.21Teri 0.00 26.42 3.34 0.43 0.61 0.26 8.82 0.00Pari 2.00 0.00 0.29 0.00 1.57 0.30 0.00 9.46Kerapu 6.36 0.50 0.13 0.73 0.20 0.00 0.00 0.39Kembung 2.77 1.73 0.76 0.06 0.18 0.19 3.44 3.62Udang Windu 0.00 2.42 0.31 1.1 0.46 0.68 0.00 93.95Rajungan 0.00 0.00 0.41 0.00 0.44 0.04 1.22 3.78
Hasil Analisa LQ
I : PidieII : Pidie JayaIII : BireuenIV : Lhokseumawe
V : Aceh UtaraVI : Aceh TimurVII : LangsaVIII : Aceh Tamiang
- Dari perhitungan LQ terlihat bahwa komodtitiTongkol merupakan basis karena nilai LQ-nya 1 produksinya
- Selain itu dari semuakomoditi, Tongkolmerupakan komoditi basis terbanyak yang tersebar dikabupaten, yaitu tersebardi 6 sub wilayah dari 8 sub wilayah yang ada
42
Perhitungan SSA
Sumber : Analisa, 2013
KabupatenKomoditi
Pidie Pidie Jaya BireuenLhokseumaw
eAceh Utara
Aceh Timur
LangsaAceh
Tamiang
Tuna3.86 16.2 0.47 0.22 0.06 0.08 0.00 2.83
947,294.83 6,135,201.77 3,252,791 0.00 -149,687 -8,481,037 0.00 -1,077,953
Cakalang3.07 0.55 2.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
873,758 -9,420,972 -4,724,454 -8,673,012 0.00 -9,679,677 0.00 0.00
Tongkol3.90 2.00 3.05 0.06 0.17 2.59 4.36 2.53
2,029,592 -1,367,655 -37,285,079 4,682,442 -582,166 871,192 1,753,517 -1,387,301
Cucut 0.00 0.00 0.13 0.00 0.51 0.21 3.92 0.010.00 0.00 30,286 -52,622 1,229,559 -651,702 -489,993 -2,922
Bawal putih2.14 0.00 0.18 0.39 0.70 0.10 4.87 0.32
-27,123 0.00 0.00 0.00 453,690 -4,694,872 33,210 -82,914
Bawal Hitam0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.15 4.08 0.560.00 0.00 0.00 -298,757 230,158 -8,522,406 64,213 -54,889
Kuwe5.41 0.1 0.03 0.12 0.14 0.12 9.6 0.01
177,249 -4,142,036 -44,268 0.00 -126,701 -2,885,454 602,592 -2,757
43
Perhitungan SSA
Sumber : Analisa, 2013
KabupatenKomoditi
Pidie Pidie Jaya Bireuen Lhokseumawe Aceh UtaraAceh
TimurLangsa
Aceh Tamiang
Kakap8.49 1.14 0.00 0.00 2.01 0.33 0.00 0.21
-7,575 -2,142,720 0.00 -169,748 1,952,802 0.00 0.00 47,911
Teri0.00 26.42 3.34 0.43 0.61 0.26 8.82 0.000.00 -4,180,794 -562,008 -976,495 704,807 0.00 584,622 -57,714
Pari2.00 0.00 0.29 0.00 1.57 0.30 0.00 9.46
67,282 0.00 228,455 -124,482 1,847,344 -191,507 0 -268,842
Kerapu6.36 0.50 0.13 0.73 0.20 0.00 0.00 0.395,323 0.00 -6,189 666,502 -324,549 0.00 0.00 -37,433
Kembung2.77 1.73 0.76 0.06 0.18 0.19 3.44 3.62
891,797 -917,480 -760,987 -1,421,182 512,570 983,874 902,915 -1,480,206
Udang Windu0.00 2.42 0.31 1.1 0.46 0.68 0.00 93.950.00 -540,568 45,644 1,476,553 -250,710 0.00 0.00 -7,937,441
Rajungan0.00 0.00 0.41 0.00 0.44 0.04 1.22 3.780.00 0.00 26,013 -85,553 -68,492 -42,716 11,450 -102,731
Sumber : Analisa, 2013
44
Perhitungan SSA
Hasil perhitungan SSA : Berdasarkan nilai PB > 1 yang merupakan pergeseran keseluruhan
atau selisih laju pertumbuhan komodtiti yang diharapkandikabupaten dengan laju pertumbuhan nasional, Komoditi Tongkolmemiliki progresifitas tinggi di 4 sub wilayah penelitian yaitu diKabupaten Pidie, Lhokseumawe , Aceh Timur, dan Langsa
Kabupaten
Komoditi
PidiePidieJaya
BireunLhoksemawe
Aceh Utara
Aceh Timur
LangsaAceh
Tamiang
Tuna √ √ - - - - - -Cakalang √ - - - - - - -Tongkol √ - - - - √ √ -Cucut - - - - - - - -Bawal Putih - - - - - - √ -Bawal Hitam - - - - √ - √ -Kuwe √ - - - - - √ -Kakap - - - - √ - - -Teri - - - - - - √ -Pari √ - - √ - - - -Kerapu √ - - - - - - -Kembung √ - - - - - √ -Udang Windu
- - - √ - - - -
Rajungan - - - - - - √ √
Kompilasi LQ dan SSA : Berdasarkan kompilasi
nilai LQ > 1 dan PB > 1 maka tergambarpersebaran komoditas-komoditas unggulan dikabupaten-kabupatenWP Pesisir Timur .
Dari tabel tersebutterlihat bahwaKomodiati Tongkolmerupakan komoditiunggulan di 3 sub wilayah yaituPidie, Aceh Timurdan Langsa
Komoditi unggulan = Tongkol
45
Analisa Sasaran 2
Analisa Deskripftif
Sumber : Penulis, 2013
Bagan Proses Analisa Deskriptif Aliran Nilai Tambah Komoditi Tongkol
Proses Analisis
Nelayan
Pengepul
Pelaku Industri
Wawancara Semi terstruktur
(Matrik A)
HASIL ANALISABagan Aliran Nilai Tambah Komoditi
TongkolDeskriptif Kualitatif:Seleksi kutipan inti dari pendapat responden perbedaan/persamaan
Deskriptif Kuatitatif :Nilai Mean
TranskripWawancara(Matriks B)
Proses Pengumpulan Data Data Proses Analisa Hasil
46
Analisa Sasaran 2
Analisa Deskripftif
Sumber : Analisa, 2013
Bagan gambaran umum aliran nilai tambah komoditi Tongkol
Hasil Analisis
Nelayan
(40 kg/hari) (107 kg/hari)
Pengepul
11%
Pasar Lokal
Pusat Kegiatan
Luar Wilayah
49%
40%
Ikan Segar
Ikan Segar
Ikan Segar
Konsumen
Harga Jual Nelayan/KgRp 8,000
Harga Jual Pengepul/KgRp 18,000
Selisih (Nilai Tambah)Rp 8,000
Alasan Tidak Diolah:• Ketiadaan Prasarana-sarana pengolahan• Ketiadaan industri pencetus (Propulsive)• Ketiadaan pusat pemasaran
47
Analisa Sasaran 2
Intepretasi Hasil Analisa
1. Interpretasi Backward Linkage Kaitan ke belakang menggambarkan keterkaitan dari suatu kegiatan
terhadap kegiatan lain yang menyumbang input kepada kegiatan tersebut Aliran nilai tambah komoditi unggulan Tongkol :
kegiatan perdagangan ikan segar – nelayan – pengepul – konsumen Satu-satunya keterkaitan ke belakang yaitu input komoditi Tongkol
hanya terdistribusi pada kegiatan perdagangan ikan segar saja(Pengepul – Nelayan)
2. Interpretasi Forward Linkage Kaitan ke depan menggambarkan keterkaitan antara kegiatan yang
menghasilkan output untuk digunakan sebagai input bagi kegiatanberikutnya
Ouput dari komoditi unggulan adalah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor produksi yang ada
Keterkaitan ke depan yaitu nilai tambah Komoditi Tongkol yang diperoleh kegiatan perdagangan ikan segar Pengepul – Konsumen.
48
Analisa Sasaran 2
Intepretasi Hasil Analisa
3. Keterkaitan Aliran Nilai Tambah Komoditi Tongkol di Pusat-Pusat Kegiatan Tempat Pemasaran Setempat (Pasar Lokal)
Pemasaran komoditi Tongkol di pasar lokal ini memakan 49 % dari jumlah produksi ikannelayan/hari. Tempat Pemasaran Di Pusat Kegiatan (Pasar di Pusat Kegiatan)
Pemasaran di pusat kegiatan memakan 40 % dari hasil produksi nelayan. Pasar-pasar yang digunakan adalah pasar-pasar utama yang ada di pusat kegiatan masing-masing sub wilayah Pemasaran Keluar Wilayah
Pemasaran Keluar Wilayah utamanya dipasarkan ke Kota Medan sebanyak 11% dari akumulasikomoditi Tongkol yang terkumpul di pusat kegiatan sub wilayah
4. Intepretasi Penyebab Tidak ada Pengolahan Ikan Tongkol• Ketiadaan Prasarana-sarana pengolahan• Ketiadaan industri pencetus (Propulsive)• Ketiadaan pusat pemasaran
49
Analisa Sasaran 3
Analisa Deskripftif
Sumber : Penulis, 2013
Proses Analisis
LLL
• TranskripVerbatim
Input
• Kutipan inti• Pengodean pola
Koding• Persamaan, Perbe
daan, Kausalitas
Analisa
50
Analisa Sasaran 3
Analisa Koding
Hasil Analisa
LLL
Variabel Analisa Koding
Tingkat Ketersediaanjumlah Pusat-pusat Pemasaran
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema):Persetujuan terhadap variabel1 = POL/ Setuju
Dari pola ini diketahui bahwa responden menyetujui variabel “jumlah pasar” yang tersedia di wilayah penelitan memiliki pengaruh terhadap pengembangan komoditiunggulan. (A1, A2, A3, A4, A5,B1,B2,B5)
Kelompok Alasan: Kebutuhan (2 = PENJ/Sarana Ekonomi, 6 = PENJ/Sarana , 10 = PENJ/ Fungsi
Ekonomi)Memiliki kesamaan dalam lingkup yang lebih umum dapat dikatakan bahwa pasaradalah sarana yang memiliki fungsi untuk melayani kegiatan ekonomi, sehingga makinbanyak jumlah pasar, memungkinkan semakin banyak kegiatan ekonomi yang terjadidan menandakan majunya suatu pusat kegiatan
Dampak (3= PENJ/Dampak, 11 = PENJ/Manfaat)Merefleksikan anggapan responden terkait dengan manfaat dan dampakdari variabel. Pada dasarnya pola ini persamaan yaitu menunjukkan “kondisi” daridampak ketersediaan Pasar
Contoh Pembanding (12 = PENJ/Contoh Fungsi, 13 = PENJ/Contoh Kegiatan, 14 = PENJ/Kondisi Kegiatan, 15 = PENJ/Kondisi Pelaku, 16 = PENJ/ Dampak KondisiPelaku, 17 = PENJ/Simpulan Contoh)
Simpulan Variabel : Berpengaruh
51
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Kualitas Pasar1 : Tingkat
KetersediaanPrasarana Listrik
2 : Tingkat Ketersediaan Air Bersih
3 : Persampahan
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Tidak Setuju terhadap variabel
Kodek pola 1 = POL/ TDK STJ ((A1, A2, A3,A5, B2, B3, B5) Variabel tidak memilikipengaruh bagi kinerja pusat kegiatan terhadap pengembangan komoditi Tongkol)
Kelompok Alasan: Fungsi Variabel [Kode Pola 2 (A1, B2), 5(A2), 8(A3), 9(A3), 10, 13 (A4), 18 (A5), 21 (B1),
24(B3), 26 (B4) ]• Penyediaan variabel lebih kepada tujuan sebagai pendukung kemajuan Pasar• Tidak bepengaruh pada kinerja pusat kegiatan, tetapi kinerja pasar yang memungkinkan
bepengaruh pada jumlah pengunjungSimpulan Variabel : Tidak Berpengaruh
52
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianJumlah IndustriPengolahan
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Persetujuan
Responden setuju dengan variabel ‘Tingkat Ketersedian jumlah industri pengolahan” (kodepola 1 yang dinyatakan oleh seluruh responden (A1, A2, A3, A4, A5, B1, B2,B3,B4.B5)
Kelompok Alasan: Prasarana utama untuk pengembangan . Menunjukkan kaidah kausalitas bahwa sebab dari
tidak ada industri pengolahan maka saat ini belum terlihat adanya pengembangan KomoditiTongkol. Kode pola dari pernyataan kausalitas tersebut yaitu kode pola 2 dan 3 (A1, A2, A3), 7 (A5,B2)
Fungsi/Kebutuhan. Variabel dianggap penting karena fungsinya sendiri adalah saranapengolahan. kode pola 4 (A2, B3), Kode pola 8 (B2, B3)
Simpulan: Variabel Berpengaruh
53
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianJumlah JenisIndustriPengolahan
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Persetujuan
Responden setuju dengan variabel ‘jumlah jenis industri pengolahan memiliki pengaruh’ bagi kinerja pusat kegiatan terhadap pengembangan komoditi unggulan (Kode Pola 5: A2, A3, A5, B1, B3, B4)
Kelompok Alasan: Hubungan kausalitas antara variabel dengan kemajuan pengembangan komoditi Tongkol,
dimana jika jenis industri pengolahan itu banyak maka akan membawa kondisi hasil produkolahan yang banyak juga. Dan ini merupakan suatu kemajuan dalam pengembangan komoditiTongkol (Kode pola 6,7,8,13 : A2, A3, A5, B1, B3, B4)
Simpulan: Variabel Berpengaruh
54
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianJaringan Jalan1 : Panjang
Jaringan Jalan2 : Kondisi
Geometrik Jalan
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Tidak Setuju
Responden tidak setuju variabel ketersediaan jaringan jalan mempengaruhi kinerja dari pusatkegiatan dalam mengembangkan komoditi (kode pola 3:A1, A2)Responden berpendapat tersedianya jaringan jalan yang menghubungkan pusat kegiatandengan titik pusat penangkapan bukan sebab dari terjadinya kegiatan pengembangankomoditi Tongkol (Kode Pola 6: A2, B2, B3, B5). Pernyataan ini direfleksikan dengan faktadilapangan, meskipun jaringan jalan tersedia saat ini tetapi belum ada pengembangankomoditi Tongkol (Kode Pola 7: A2, A4 ) [A1, A2, A4, B2, B3, B5]
SetujuSebagian dari responden setuju bahwa variabel ‘ketersediaan jaringan jalan’ mempengaruhikinerja dari pusat kegiatan tetapi sifatnya tidak langsung(kode pola 12 :A4, B2, B3). Alasan
• Fungsi dan kebutuhan terhadap variabel: kebutuhan ruang yang harus tersedia, namun tidakberdampak langsung pada pengembangan komoditi unggulan (Kode Pola 1: A1, A3, B1, danB2)
• Variabel merupakan aspek pendukung yang memungkinkan terwujudnya kegiatanpengolahan Tongkol (Kode Pola 4 : A1, A4, A5)
• Prasarana pergerakan untuk semua kegiatan tidak terkecuali untuk kegiatan perikanan (KodePola 5: A1) dan dia mempengaruhi semua aktivitas. (Kode pola 11: A4 )
• Pengaruh dari variabel tidak bersifat langsung, tetapi merupakan prasarana pendukung yang wajib ada karena dengannya memungkinkan terwujud pergerakan bisa jadi dalammengangkut bahan baku dari titik penangkapan menuju tempat produksi atau distribusi hasilolahan itu sendiri. (Kode Pola 10: A3, B1 ) [A1, A3, A4, A5 B1, B2, B3]
Simpulan: Variabel Berpengaruh
55
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianSimpulTransportasi1 : Terminal2 : Pelabuhan3 : Bandara
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Tidak Setuju
Responden tidak setuju bahwa variabel ketersediaan simpul transportasimempengaruhi kinerja pusat kegiatan dalam perannya terhadap pengembangankomoditi Tongkol. (kode pola 2 : A2, A3, A4, A5, B5, B3). Alasan yang mendasari ketidak setujuan dari respoden:
• Dari segi kausalitas, ketersediaan variabel bukan sebab terjadinya pengembangankomoditi Tongkol (Kode Pola 3: A2, B3, Pola 4: A3, B4).
• Tetapi memang mendukung dari sisi pendistribusian barang hasil olahan. Artinyaterjadi pengaruhnya jika kegiatan pengolahan itu sudah tersedia dan itu dalamskala yang besar. Dimana jika distribusi hasil olahan sudah mencapai tingkatnasional atau pun internasional, sehingga ketersedian simpul transportasi mutlakberpengaruh (Kode Pola 5: A3, B2, kode pola 6: A4, A5, B1, B4, Kode Pola 7: B2). Lebih dari pada itu, variabel bukan merupakan prioritas infrastruktur yang harustersedia di pusat kegiatan untuk mendukung pengembangan komoditi Tongkol(Kode Pola 8 : B5)
Simpulan: Variabel Tidak Berpengaruh
56
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianPrasarana Listrik
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Persetujuan
Responden setuju variabel ketersedian prasarana listrik berpengaruh terhadappengembangan komoditi Tongkol. Kode pola 1 muncul dari hampir seluruh respondenantara lain yaitu A1, A2, A3, A4, A5, B3, B5
Alasan persetujuan• Variabel merupakan kebutuhan utama tidak terkecuali untuk kegiatan pengembangan
dengan pengolahan. • Ketersedian prasarana listrtik dalam mengadakan suatu kegiatan pengolahan
merupakan suatu kehasusan (Kode Pola 2: A1, B3, Kode Pola 3: A3,A5, B1, B2, B3) • Merupakan prasarana wajib yang harus disediakan untuk mendukung seluruh aktivitas
manusia, termasuk didalamnya untuk kegiatan pengolahan (Kode Pola 4: A3, B2, B5),(Kode Pola 6: B5, B4, ).
Simpulan: Variabel Berpengaruh
57
Hasil Analisa
Variabel Analisa Koding
Tingkat KetersedianPrasarana Air Bersih
Kategori pola-pola yang terbentuk (Tema): Persetujuan
responden setuju bahwa variabel ketersedian prasarana air bersih memiliki pengaruhterhadap pengembangan komoditi Tongkol. (Kode Pola 5: A2, A3, A5, B1, B2, B3, B4, B5)
Alasan persetujuan• Variabel merupakan kebutuhan yang wajib tersedia bagi kegiatan pengembangan
dengan pengolahan. (Kode Pola 3: A1, A2, A3, B1, B2, B3, B4, B5 )• Variabel memang merupakan prasarana mendasar yang dibutuhkan bagi manusia,
untuk mendukung seluruh aktivitas, termasuk didalamnya untuk kegiatan pengolahan(Kode Pola 4: A2, A5, B5 dan Kode Pola 7: A4, A5).
Simpulan: Variabel Berpengaruh
58
Analisa Service Quality
Hasil Analisa
L
Variabel Analisa Service Quality
Ketersedian Jumlah IndustriPengolahan
Nilai Kepuasan : 2,22 Nilai Harapan : 4,52Servqual : -2,30
Dari tingkat pelayanan yang paling rendah adalahindustri pengolahan, maka dari itu peningkatanpelayanan kinerja pusat kegiatan dalammengembangkan komoditi unggulan dapatdilakukan dengan menyediakan variabel tersebut.
Ketersedian Jumlah JenisIndustri Pengolahan
Nilai Kepuasan : 2,17 Nilai Harapan : 4,43Servqual : -2,27
Dari tingkat pelayanan yang dua terendah adalahjenis industri pengolahan, maka dari itupeningkatan pelayanan kinerja pusat kegiatandalam mengembangkan komoditi unggulan dapatdilakukan dengan menyediakan variabel iniberdampingan dengan penyediaan industripengolahan
Ketersediaan jumlah Pusat-pusatPemasaran
Nilai Kepuasan : 2,57 Nilai Harapan : 4,78Servqual : -2,22
Dari tingkat pelayanan yang terendah ketigaadalah pelayanan pusat-pusat pemasaran, makadari itu peningkatan pelayanan kinerja pusatkegiatan dalam mengembangkan komoditiunggulan dapat dilakukan dengan menyediakanvariabel ini sebagai pendukung pemasaranberdampingan dengan penyediaan industripengolahan
Analisa Sasaran 4
Skor Servqual = Mean Skor persepsi – Mean Skor ekspektasi
59
Hasil Analisa
L
Variabel Analisa Service Quality
Ketersedian PrasaranaAir Bersih
Nilai Kepuasan : 3,13 Nilai Harapan : 4,77Servqual : -1,63
Dari tingkat pelayanan yang terendah keempat adalahjenis prasarana air bersih, maka dari itu peningkatanpelayanan kinerja pusat kegiatan dalam mengembangkankomoditi unggulan dapat dilakukan dengan menyediakandan meningkatkan variabel jaringan air bersih untukmendukung penyediaan industri pengolahan
Ketersedian PrasaranaListrik
Nilai Kepuasan : 3,85 Nilai Harapan : 4,83Servqual : -0,98
Dari tingkat pelayanan yang terendah selanjutnya adalahjenis prasarana listrik, maka dari itu peningkatanpelayanan kinerja pusat kegiatan dalam mengembangkankomoditi unggulan dapat dilakukan dengan menyediakandan meningkatkan variabel jaringan listrik untukmendukung penyediaan industri pengolahan
Ketersedian JaringanJalan
Nilai Kepuasan : 3.42Nilai Harapan : 4.32Servqual : -0.91
Dari tingkat pelayanan yang paling baik dari yang lainnyaadalah pelayanan jaringan jalan, maka dari itu peningkatanpelayanan kinerja pusat kegiatan dalam mengembangkankomoditi unggulan dapat dilakukan dengan menyediakandan meningkatkan kualitas jaringan jalan untukmendukung penyediaan industri pengolahan
60
Kesimpulan
L PENUTUP
• Komoditas sub sektor perikanan unggulan (location quotient (LQ) dan Shift Share Analysis) adalahKomoditi Tongkol.
• Analisa aliran nilai tambah secara deskriptif diketahui bahwa forward dan backward linkage yang terjadi hanya perdagangan ikan segar antara pengepul – nelayan, pengepul - konsumen saja. Tidakterdapat sektor produksi pengolahan yang memungkinkan pertambahan nilai dari komoditiunggulan Tongkol. Besar pertambahan nilai komoditi ikan segar Tongkol rata-rata hanya mencapaiRp 8000,-
• Dari hasil analisa variabel-variabel dengan teknik pengkodean didapatkan variabel yang berpengaruh antara lain: Tingkat ketersediaan jumlah pasar, tingkat ketersedian jumlah industripengolahan, jumlah jenis industri pengolahan, variabel jaringan jalan, ketersediaan prasaranalistrik dan prasarana air bersih
• Analisis penilaian kinerja pusat kegiatan berdasarkan variabel kinerja tersebut dengan alat analisaservqual diketahui bahwa rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pusat-pusatkegiatan dalam peranannya untuk mengembangkan komoditi unggulan
Rekomendasi
• Hasil penilaian kinerja pusat-pusat kegiatan terhadap pengembangan komoditi unggulan Tongkol dapatdijadikan acuan untuk mengembangkan pusat pertumbuhan sesuai dengan infrastruktur yang diperlukanterutama dalam mendukung peran pusat kegiatan sebagai pusat pertumbuhan yang melayani wilayahpelayanan dan sumberdaya alam yang dimiliki wilayah penelitian.
• Komoditi unggulan yang paling banyak terdapat di wilayah penelitian adalah komoditi Tongkol. Sementara nilai tambah dari komoditi unggulan masih rendah. Diharapkan adanya pengembangankomoditi unggulan dengan mengadakan industri pengolahan tongkol di pusat-pusat kegiatan yang dapatmenajdi keunggulan komparatif bagi wilayah penelitian.
62
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan JurnalAdisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Jakarta: Graha IlmuAlkadri, dkk. 1999. Manajemen Teknologi Untuk pengembanagn Wilayah: Konsep dasar, Contoh Kasus, dan Implikasi Kebijakan edisi Revisi. Jakarta: Pusat pengkajian Kebijakan Teknologi wilayah, BPPT.Christofakis, Manolis. 2011. The Growth Poles Strategy In Regional Planning: The Recent Experience Of Greece. Department of Economic and Regional Development, Panteion University, AthensKuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan Daerah: Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota dan Kawasan. Jakarta: SalembaRustiadi, Ernan dkk. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta :Yayasan Pustaka Obor IndonesiaRichardson, H. W. 1969. Regional Economic. Location Theory, Urban Structure, and Regional Change. World University Weidefeld and Nicholson. 5 Winsley Street London Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: Rajawali Press.Tarigan. 2007. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi AksaraYunus. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogjakarta : Pustaka Pelajar
Peraturan Pemerintah dan Dokumen KebijakanBAPPENAS: Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal (2004). Pengembangan wilayah tertinggalKementrian Kelautan Dan Perikanan. 2010. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2010. JakartaKementrian Kelautan Dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2011. JakartaProvinsi Aceh : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Aceh 2009 – 2029. AcehProvinsi Aceh: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJP Aceh) Tahun 2005 – 2025. AcehProvinsi Aceh: Provinsi Aceh Dalam Angka 2010 – 2012. AcehProvinsi Aceh: PDRB Provinsi Aceh Tahun 2008 – 2011. AcehProvinsi Aceh : Potensi Peluang Investasi Sektor Perikanan Propinsi Aceh Tahun 2011. AcehKabupaten Aceh Utara : Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011. Aceh UtaraKabupaten : Kabupaten Dalam Angka 2010 – 2012. AcehKabupaten : PDRB Kabupaten 2010 – 2012. Aceh
Internet Kalla, Manta. 2006. Peranan Pusat Kota sebagai Pusat Pertumbuhan. Diunduh dari website Alumni Perencanaan dan PengembanganWilayah, Universitas Hasanuddin. http://ppwunhas.irsyadi.com Zulfikar. 2012. Sektor Pertanian: Solusi Aceh Pasca Era Migas.Diunduh darihttp://atjehlink.com waktu 23:22 WIB 21/10/2012Lhokseumawe Butuh Industri Pengolahan Ikan. 28 Juni 2012. http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=251836:lhokseumawe-butuh-industri-pengolahanikan&catid=13:aceh&Itemid=26