KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah Laporan Penelitian
Sosial “DISIPLIN SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 GARUT DAN
UPAYA PENINGKATANNYA” yang kami susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang pembuatan karya ilmiah. Tak lupa
shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi
bahan tambahan bagi penilaian guru bidang studi Bahasa Indonesia dan mudah-
mudahan isi dari makalah dan penelitian kami ini dapat di ambil manfaatnya oleh
semua pihak yang membaca makalah ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Kami sangat menyadari apa yang kami susun ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sanga mengharapkan adanya kritik yang bisa
membangun kami dalam upaya memperbaiki karya-karya kami selanjutnya.
Cibatu, Maret 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 11.1 Latar belakang .............................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 11.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 21.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 21.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 21.6 Sistematika makalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 32.1 Pengertian Disiplin ....................................................................................... 32.2 Disiplin di Sekolah ....................................................................................... 32.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa ................................................... 5
BAB III PEMBAHSAN HASIL PENELITIAN ....................................................... 73.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 7.............................................................................................................................3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................. 73.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 73.4 Sumber Data ................................................................................................. 83.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 83.6 Analisa Data ................................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 94.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 94.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 10
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 115.1 Kesimpulan .................................................................................................. 115.2 Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas
dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan
dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di sekolah.
Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan
tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial
dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula
untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran
terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode
pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik
(physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological
maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.
Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999).
1.2 Rumusan masalah
Adanya tindakan kurang disiplin yang di lakukan siswa di Sekolah
menimbulkan berbagai pertanyaan, diantaranya:
1. Apa penyebab utama perilaku tidak disiplin siswa.
2. Perilaku siswa apa saja yang dinilai tidak atau kurang disiplin.
3. Faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin di sekolah.
4. Apa saja upaya-upaya yang bisa di lakukan warga sekolah dalam
meningkatkan penerapan disiplin di sekolah.
1.3 Batasan Masalah
Pada makalah ini kami hanya mengambil kesimpulan dari penelitian yang
diambil dari siswa kelas X SMA Negeri 3 Garut
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah:
1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin siswa terhadap perkembangan
prestasi dan tingkah laku di sekolah.
3. Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman disiplin pada diri siswa.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa besar
penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 3
Garut khususnya kelas X. Dan seberapa besar upaya warga sekolah, khususnya Guru
dalam usaha meningkatkannya.
1.6 Sistematika Makalah
Adapun system penulisan dan Makalah Laporan Penelitian Sosial ini adalah :
BAB I, berisi tentang pendahuluan membahas tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, alat, data, populasi dan sampel, lokasi dan
waktu, metode dan sistematika
BAB II, Berisi tentang pembahasan pengerian disiplin dan beberapa factor yang
mempengaruhinya.
BAB III, Tentang pembahasan hasil penelitian, gambaran umum responden,
gambaran responden tentang penerapan kedisiplinan di sekolah.
BAB IV, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata
disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama,
disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada
pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah
orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.
Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang
selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-
norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin
biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan
dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat (konvensi-informal),
pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu
(organisasional-formal).
2.2 Disiplin di Sekolah
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan
perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada
akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex
bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus
ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga
merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran
terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang
merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi,
seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya
pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku
siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan
didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam
hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang
tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya
merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang
tidak disiplin, sebagai berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang
kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan
perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari
keluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak
terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa
menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar
pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.
Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa diharapkan
mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif
bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak
atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya
menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin sekolah yang demokratis,
kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karena
didasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa,
melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolah
lainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,
yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas
(2001:10), “Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukuman
fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.” Sanksi dapat diberikan secara
bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat
berupa:
1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap
ketentuan sekolah yang ringan.
2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat
rangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-
lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang
dilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutan
tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan
pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutan
tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.
2.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum
merancang disiplin siswa, yaitu :
1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat
berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,
hangat dan terbuka;
2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari
perilaku yang salah;
4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa
terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung
jawab; dan
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh
guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena
itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif;
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan
dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama
di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang
berada dalam posisi sebagai pemimpin.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianutpengumpulan data dan
analisis yang diperlukan,dengan menjawab persoalan yang dihadapi ini berarti
metode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor empiris dan
objektif untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun.
Metode yang digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat
persoalan dan jenis data yang diperlukan. Oleh karena itu,dalam memilih metode
penelitian hendaknya harus dapat dan sesuai dengan kebutuhan karena berhasil
tidaknya penelitian tergantung pada sesuai tidaknya memilih dan menerapkan metode
penelitiannya.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif yang dapat diartikan sebagai
prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan
dari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan karya ilmiah inibersifat
deskriptif,yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci disertai
dengan bukti.
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 3 Garut,sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 8-10 Maret 2010.
3.3 Populasi dan Sampel
A. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1997 : 108) yang dimaksud dengan populasi
adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Sesuai dengan permasalahan untuk menemukan jawaban dari penelitian
ini,maka penelitian ini mengambil populasi dari kelas XI IPA.
B. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti.Dalam penelitian
ini,peneliti mengambil sampel sebanyak 25 siswa dari kelas XI IPA.
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperoleh
dari hasil angket/lembar pengisian soal.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini
adalah dengan metode angket.Angket merupakan lembaran yang berisi soal-soal
serta bersagkutan dengan masalalah yang diteliti,untuk diisi oleh pihak-pihak yang
dimaksud oleh peneliti.
3.6 Analisa Data
Analisis data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa dari
setiap pertanyaan yang ada pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di ambil
kesimpulan keadaan disiplin siswa.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dengan metode angket/lembar pengisian soal dari sampel sebanyak 25 siswa
kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Garut,peneliti berhasil mengumpulkan data dibawah
ini:
A. Pemahaman siswa tentang disiplin
Hasil : dari penelitian 80 % siswa memahami arti dari disiplin sememtara sisanya
kurang memahaminya.
B. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari
Hasil : dari hasil penelitiam di dapat:
Sudah menerapkannya 60 %
Sedikit/ kadang-kadang 30 %
Belum 10%
C. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolah
Hasil : sebagian besar siswa (70%) pernah terlambat datang ke sekolah.
D. Alas an siswa terlambat
Hasil : hasil jawaban terbanyak adalah factor jarak yang jauh antara rumah dan
sekolah, dan ketersediaan angkutan umum.
E. Pernahkah siswa bolos sekolah
Hasil : 20% dari responden menjawab ya, dan sisanya tidak.
F. Alasan jika bolos
Hasil : 30 % menjawab karena iseng, 20 % menghindari salah satu mata pelajaran
Dan sisanya menjawab hanya mengikuti ajakan teman.
G. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang dinilai
kurang disiplin.
Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah, sisanya belum pernah.
H. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang dinilai kurang disiplin
Hasil :
30 % Di tegur saja
30 % Di marahi
20 % Di laporkan kepada orang tua
Dan sisanya hanya diberi peringatan saja.
I. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan disiplin
Hasil : semua siswa menjawab pernah. Berarti pihak sekolah selalu mengingatkan
siswa tentang pentingnya kedisiplinan.
J. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinan
Hasil : adanya hasil yang hampir seragam, yaitu m sekolah mengingatkan siswa
dengan pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan pelaksanaan
penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung ditindak lanjuti
oleh kesiswaan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan setiap
siswa ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih serius dari pihak sekolah dalam
upaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan. Bukan hanya dengan
peraturan yang terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering
diberikan penyuluhan dan pengarahan –pengarahan oleh berbagai pihak terutama
lingkungan sekolah.
Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik, itu
berarti factor utama dalam pelaksanaan disiplin adalah adanya kesadaran, bukan
hanya sebuah aturan. Tinggal bagaimana pihak sekolah selaku pembimbing dan
pelaksana pendidikan di sekolah, mensiasati permasalahan ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar
kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan
sebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapa
pun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar
dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai
disiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain
yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Disiplin sekolah, menurut F.W. Foerster, merupakan keseluruhan ukuran bagi
tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga
proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan dapat
menjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan hal-hal yang
membahayakan hidup kalangan pelajar.
Sementara itu, Komensky menggambarkan pentingnya kedisiplinan di
sekolah dengan mengungkapkan, "Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir
tanpa air."
5.2 Saran
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yang
mungkin bisa dilakukan diantaranya:
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku
disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan
terbuka;
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,
sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-
akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin
http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-sekolah/
MAKALAH
LAPORAN PENELITIAN SOSIALDisusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
DISIPLIN SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 GARUT DAN UPAYA PENINGKATANNYA.
Disusun oleh:
Gina AgustiniRita Ratnawati
Kelas XI IPA 1
SMA NEGERI 3 GARUT2010