i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA TERRARIUM
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA
EKOSISTEM
Skripsi
Disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
Oleh: Mia Kumalasri (4001413031)
JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
ii
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
Semarang, 22 Mei 2017
Mia Kumalasari
4001413031
iii
iv
iv
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media
Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema Ekosistem.
Disusun oleh
Mia Kumalasari
400141303031
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 22 Mei 2017.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd
19641223198803101 198311102008012008
Ketua Penguji
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si
196310121988031001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing I Pembimbing II
Dra Sri Nurhayati, M.Pd Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum
196601061990032002 198505142010122007
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
1. Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu adalah
untuk dirinya sendiri. (Q.S Al-Ankabut: 6).
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini ku persembahkan
untuk orang tuaku yaitu Ibu Dr. Sri Mursiti, M.Si., Bapak Budi Sucipto, SH., Ibu
Susanti, Bapak Siswo Haryadi dan saudara-saudaraku yaitu Mbak Meinita Eka
Haryani, Dek Ratih Berliana, Dek Nadia Ratna Saraswati, Dek Sinta Safira, Dek
Bella Mabyna Putri, Alnindhika Rizki Putri, Febria S.L., dan Dewi Nur
Puspitasari yang telah mendukung dalam setiap langkahku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbantuan Media
Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema Ekosistem”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian.
3. Dra. Sri Nurhayati, M.Pd. dan Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum.,
selaku dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dosen penguji Bapak Prof. Dr. Wiyanto, M.Si yang sabar memberi
pengarahan.
5. Kepala Sekolah SMP N 3 Ungaran yang telah mengizinkan penulis
melaksanakan penelitian.
6. Guru IPA SMP N 3 Ungaran yang telah memberi kesempatan penulis
untuk melaksanakan penelitian dan senantiasa memberikan dukungannya.
7. Wakil kepala SMP N 3 Ungaran bidang kurikulum yang telah membantu
jalannya penelitian.
8. Siswa-siswa SMP N 3 Ungaran, khususnya kelas VII A dan VII B yang
telah membantu kesuksesan jalannya penelitian.
vii
vii
9. Bapak/ Ibu dosen Jurusan IPA Terpadu atas seluruh ilmu yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
10. Bapak/ Ibu guru dan karyawan SMP N 3 Ungaran atas segala bantuan
yang telah diberikan.
11. Teman-teman IPA angkatan 2013 yang telah memberikan masukan-
masukan dalam menyusun skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, 22 Mei 2017
Penulis
viii
viii
ABSTRAK
Kumalasari, M. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbantuan Media Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema
Ekosistem. Skripsi, Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri
Nurhayati, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Stephani Diah Pamelasari, S.S.,
M.Hum.
Kata Kunci: Inkuiri Terbimbing, Terrarium, Ekosistem
Hasil observasi dan wawancara di SMP N 3 Ungaran diperoleh informasi bahwa
siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa
rendah. Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu variasi
pembelajaran yang menarik, inovatif dan lebih mengaktifkan siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa yaitu model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
terrarium terhadap hasil belajar pada tema ekosistem. Desain dari penelitian ini
adalah desain control group pretest posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas VII A (kelas eksperimen) dan VII B (kelas kontrol) SMP N 3 Ungaran.
Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi, metode
tes, metode observasi serta metode angket. Pengaruh penerapan penggunaan
model pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
terrarium melalui uji t-test dengan taraf signifikansi 5% memperoleh nilai thitung=
2.43 dan ttabel=1,67 sehingga terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana thitung>ttabel. Rata-rata nilai afektif kelas
eksperimen dalam kategori sangat tinggi, sedangkan kelas kontrol dalam kategori
tinggi. Hasil keseluruhan nilai aspek afektif dan psikomotorik kelas ekperimen
lebih besar daripada kelas kontrol. Hasil angket respon siswa yaitu 34 siswa
memberi tanggapan sangat baik dari jumlah 34 siswa. Berdasarkan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.
ix
ix
ABSTRACT
Kumalasari, M. 2017. Influence of Guided Inqury Learning Model on Student’s Learning Results Assisted by Terrarium Media on Ecosystem Theme. Final
Project, Department of Integrated Science, Faculty of Mathematics and Natural
Science, Semarang State University. First advisor Dra. Sri Nurhayati, M.Pd. and
second advisor Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum.
Keywords: Guided Inqury, Theme of Ecosystem, Terrarium
Based on observations and interviews at 3 State Junior High School of Ungaran
obtained information that students are less actively participate in the learning
process, so it is make they get low score. Starting from this problem, it is
necessary to have a variety of interesting learning, innovative and involving
students in active learning. One of the learning model that can involving students
in active learning is guided inqury learning model assisted by terrarium media.
This study aims to determine whether guided inqury learning model assisted
terrarium media on ecosystem theme. The design of this research was a posttest
control group design. The sample results are class VII A (experimental class) and
VII B (grade control) at 3 State Junior High School of Ungaran. This research
used documentation methods, test methods, observation method and questionnaire
results. The data was analyzed by using the t-test using 5% as significance level,
than get results that the tvalue= 2.43 and tdistributions=1,67, so it means that this results
find out if the differences between experimental class and the grade control are
statistically significant because tvalue>tdistributions. The average score of affective is
94,58% of experimen class, while control class is very high. The average score of
psychomotor experiment class is very high. The overall results on the affective
and psychomotor aspects score of experiment class is higher than control class.
The result of students questionnaire responses, 34 students give a very good
responses from 34 students in experimental class. The conclusion on the research
is guided inqury learning model assisted by terrarium media of theme of
ecosystem give positive effect on cognitive learning results and give positive
effect in affective aspects and psycomotor aspects.
x
x
DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................................... i Pernyataan ................................................................................................................ i Pengesahan ............................................................................................................. iv Motto Dan Persembahan .......................................................................................... v Prakata ......................................................................................................................v Abstrak ................................................................................................................. viii
Daftar Isi ............................................................................................................... xi Daftar Tabel ........................................................................................................... xi Daftar Gambar....................................................................................................... xii Daftar Lampiran ................................................................................................... xiii Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7 2.1 Belajar, Pembelajaran Dan Hasil Belajar.......................................................... 7 2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................................ 11 2.3 Media Terrarium ............................................................................................. 15 2.4 Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Terrarium .............................. 17 2.5 Tema Ekosistem.............................................................................................. 18 2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 18 2.3 Hipotesis Tindakan.......................................................................................... 19 Bab III Metode Penelitian ...................................................................................... 20 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 20 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................................... 20 3.3 Populasi Dan Sampel ...................................................................................... 22 3.4 Desain Penelitian ............................................................................................. 22 3.5 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 22 3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 24 3.7 Analisis Instrumen Penelitian ......................................................................... 27 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................................. 40
xi
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 40 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 40 4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 45 Bab V Simpulan dan Saran .................................................................................... 59 5.1 Simpulan ......................................................................................................... 59 5.2 Saran .............................................................................................................. 59 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 60
xi
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................22 Tabel 3.2 Uji Normalitas Populasi .........................................................................25 Tabel 3.3 Data Dan Cara Pengumpulan Data ........................................................27 Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ..................................................28 Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba......................................30 Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ........................................31 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Reliabilitas Lembar Psikomotorik ............................32 Tabel 3.8 Uji Normalitas Data Posttest .................................................................35 Tabel 3.9 Kriteria Rata-Rata Tiap Aspek Lembar Afektif Dan Psikomotorik ......38 Tabel 3.10 Tingkat Ketercapaian Pendapat ...........................................................38
Tabel 3.11 Konversi Skala Likert ..........................................................................39 Tabel 4.1 Hasil Posttest .........................................................................................40 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ........................................................40 Tabel 4.3 Hasil Uji T-Test Nilai Posttest ...............................................................41 Tabel 4.4 Respon Siswa Pada Kelas Eksperimen ..................................................44
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................19 Gambar 4.1 Data Nilai Afektif ...............................................................................42 Gambar 4.2 Data Nilai Psikomotorik .....................................................................43 Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen.............47
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Silabus IPA ........................................................................................................... 65 Lingkungan Alat dan Bahan Praktikum................................................................ 66 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ....................................... 76 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol.............................................. 96 Lampiran Lembar Diskusi Siswa........................................................................ 116 Kisi-Kisi dan Pedoman Penilaian Lembar Evaluasi ............................................123 Lembar Evaluasi.................................................................................................. 131 Lampiran Lembar Jawab Soal Siswa .................................................................. 147 Hasil Analisis Soal Uji Coba ...............................................................................150 Tabulasi Hasil Uji Coba Soal ...............................................................................153 Lampiran Lembar Angket ................................................................................... 155 Hasil Analisis Lembar Angket Respon Kelas Eksperimen .................................. 159 Reabilitas Lembar Angket Respon Kelas Eksperimen ........................................ 160 Pedoman Penilaian Psikomotorik ....................................................................... 161 Analisis Reabilitas Rater Psikomotorik Kelas VII A.......................................... 164 Analisis Reliabilitas Rater Lembar Psikomotorik Kelas VII B ...........................166 Contoh Lembar Observasi Psikomotorik .............................................................168 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 1.................................169 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 2.................................170 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 3.................................171 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 1 ...................................... 172 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 2 .......................................173 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 3 .......................................174 Lembar Penilaian Afektif .................................................................................... 175 Contoh Lembar Observasi Afektif .......................................................................178 Reliabilitas Lembar Observasi Afektif Kelas Eksperimen .................................. 179 Reliabilitas Lembar Observasi Afektif Kelas Kontrol ......................................... 181 Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen VII A .....................................................183 Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol VII B ............................................................184 Data Ulangan Harian Kelas VII ........................................................................... 185 Uji Normalitas Populasi .......................................................................................185 Perhitungan Homogenitas Populasi Kelas VII.................................................... 196 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen VII A ...................................... 197
xiv
xv
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kelas Kontrol VII B ................................... 198 Uji T-test Nilai Posttest ........................................................................................ 199 Analisis Validasi Media dan Lembar Observasi .................................................. 200 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ......................................................... 201 Dokumentasi Penelitian ....................................................................................... 202
xvx
xv
1
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan seuasana belajar dan proses pembelajaran siswa
secara aktif (Permendikbud, 2016). Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 pasal
19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran IPA
memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mencari tahu konsep-konsep
yang ada di alam sekitar. Pada pembelajaran IPA, suatu tema dibahas dari
berbagai aspek dalam bidang kajian IPA agar siswa dapat menemukan berbagai
konsep yang dipelajari secara menyeluruh. Salah satu tema yang dibahas dalam
pembelajaran IPA di SMP adalah tema ekosistem.
Tema ekosistem termasuk materi IPA yang diajarkan pada siswa SMP
kelas VII semester 2. Tema ekosistem merupakan tema yang sangat penting,
karena ekosistem merupakan masalah lingkungan, kerusakan alam dan
kemerosotan keanekaragaman hayati yang tidak diimbangi tumbuhnya kesadaran
akan pentingnya kelestarian alam memperjelas tentang perlunya peningkatan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana manusia
memperlakukannya. Penyampaian tema ekosistem memerlukan pengelolaan
pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan
observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP N 3 Ungaran
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam proses
penyampaian materi ekosistem menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Penggunaan sintaks model inkuiri yang digunakan oleh guru SMP Negeri 3
Ungaran masih belum sempurna, sehingga mengakibatkan hasil ulangan akhir
semester 1 kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran masih banyak yang di bawah nilai
2
2
KKM yaitu 75. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM jumlahnya lebih
dari setengah jumah siswa secara keseluruhan, sehingga hasil belajar siswa
dikatakan masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu model pembelajaran
yang sesuai.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Arends
(dalam Trianto, 2009: 51) menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya. Salah satu model pembelajaran yang
diharapkan cocok untuk pembelajaran IPA saat ini yaitu dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hamdayama (2014: 31) menyatakan bahwa inkuiri berasal dari kata to
inquire (inquiry) yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Model
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing
merupakan pembelajaran di mana siswa memperoleh konsep-konsep dengan cara
menemukan sendiri. Model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa menjadi pusat
pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai pembimbing yang memberikan
instruksi kepada siswa untuk melakukan suatu identifikasi yang sesuai dengan
yang terjadi di alam sekitar (Azizmalayeri et al., 2012). Model inkuiri terbimbing
hanya menjadi fasilitator, pelatih dan model dalam suatu proses pembelajaran
(Summers & Dickinson, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Marheni (2014) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang
mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih besar dibandingkan
dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
inkuiri bebas. Penelitian lain yang telah dilaksanakan oleh Riani (2012) juga
3
menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa.
Keterampilan proses siswa dapat mulai mengenal lingkungan dengan
struktur dan fungsi yang ada sehingga mengenal apa yang disebut sebagai ekologi
dan keseimbangan ekologi dalamsebuah ekosistem. Siswa dapat diajak untuk
melihatlangsung ke lapangan, misalnya ke sawah, sungai, taman dan contoh-
contoh ekosistem yang lain. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan media. Joyce dalam Trianto (2010: 5) mengemukakan bahwa suatu
model pembelajaran akan lebih sempurna apabila didukung dengan penggunaan
media pembelajaran.
Hamalik dalam Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Djamarah dan Zain (2013: 120) mengemukakan bahwa media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Peran media
pembelajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar mengajar
agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Arifin dan Setiyawan,
2012: 125). Media yang sesuai untuk tema ekosistem ini adalah media
dalamwadah transparan atau yang lebih dikenal sebagai terarium.
Media terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang
terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh
tanaman dan atau hewan (Riechmann, 1988). Menurut Nurhayati (2004) tanaman
yang bisa digunakan beragam, tergantung dari jenis terarium yang akan kita buat.
Secara umum ada beberapa syarat tanaman yang dapat digunakan dalam
pembuatan terrarium, yaitu toleran terhadap cahaya dan kelembaban, berukuran
kecil atau pertumbuhannya lambat, tanaman hias daun yang bersifat perennial,
dalam satu wadah dipilih tanaman dengan lingkungan hidup yang sama. Menurut
Ariyanti (2010) penggunaan media terrarium memiliki nilai edukasi yang jauh
lebih banyak dibandingkan dengan taman pada umumnya, karena apabila siswa
diberikan tanggung jawab untuk membuat dan merawat sebuah terarium, maka
4
banyak hal tentang lingkungan yang dapat dia pelajari dari sebuah terarium
tersebut. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium
pada tema ekosistem ini tentunya diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Sudjana (2009: 22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tersebut
diwujudkan dengan nilai atau angka tertentu yang mencerminkan suatu hasil,
akibatnya adalah adanya perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil
belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi,
strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan penerapan pembelajaran yang membuat pembelajaran terasa
menyenangkan, bersifat aktif, langsung terlibat, dan berpusat pada siswa dalam
konteks pengalaman sosial serta menumbuhkan sikap peduli lingkungan.
Sehingga peneliti melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbantuan Media Terrarium terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Tema Ekosistem”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
terrarium berpengaruh pada tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa?
1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
media terrarium pada tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa.
5
1.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu
mengenai penggunaan model inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium
untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada tema ekosistem.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan proses kegiatan pembelajaran IPA yang efektif dan inovatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Bagi Siswa
Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
memberi suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga siswa tidak
bosan dan diharapkan hal ini membawa dampak peningkatan aktivitas belajar
IPA siswa, serta melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
3. Bagi Guru
Guru akan lebih terampil dalam membaca kondisi siswa sehingga dapat
mengevaluasi pembelajaran yang telah diberikan serta dapat dijadikan sebagai
acuan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui penggunaan model
inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium pada tema ekosistem.
4. Bagi Pengambil Kebijakan di Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk
melakukan pembinaan terhadap guru dan upaya meningkatkan profesionalisme
guru, serta memberikan sumbangan kepada sekolah dalam rangka memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu sekolah.
1.5 Penegasan Istilah 1.5.1 Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus
6
Besar Bahasa Indonesia, 2002). Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh
adalah akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium berpengaruh jika pada aspek
kognitif rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol, sedangkan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik kelas eksperimen
yang mencapai kriteria tinggi dan sangat tinggi lebih banyak dibandingkan dengan
kelas kontrol.
1.5.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Sanjaya (2011: 201) menjelaskan proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah
orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
1.5.4 Hasil Belajar
Slameto (2013: 2) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
meliputi hasil belajar tema Ekosistem ranah kognitif berupa skor di akhir
pembelajaran, ranah psikomotorik berupa keterampilan siswa saat pembelajaran
dan ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.
1.5.2 Media Terrarium
Media Terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang
terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh
tanaman dan atau hewan (Riechmann, 1988).
1.5.5 Tema Ekosistem
Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya
tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik) dan diantara keduanya
saling mempengaruhi (Odum, 1993).
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar2.1.1 Belajar
Setiap orang baik disadari maupun tidak, selalu melaksanakan aktivitas
belajar. Rifa’i dan Anni (2011: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses
perubahan perilaku manusia dan mancangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan
membaca dan menulis.
Belajar dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar diantaranya faktor jasmaniah, faktor
psikologis dan faktor kelelahan. Sementara faktor ekstern adalah faktor yang ada
diluar individu diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat
(Slameto, 2013: 54)
Demikian pula dalam hal belajar ada cara-cara belajar yang efisien.
Banyak siswa gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam
pembelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.
Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal. Cara belajar yang efektif
diantaranya yaitu (1) perlunya bimbingan, (2) memperhatikan kondisi dan
mempunyai strategi belajar, dan (3) mempunyai metode belajar (Slameto, 2013:
73-92). Dalam penelitian ini, peserta didik dibimbing untuk belajar lingkungan.
Belajar lingkungan diharapkan dapat terjadi perubahan tingkah laku guna
meningkatkan kualitas untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan
perubahan tingkah laku.
8
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2013 pasal 1, adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Rusman (2011:1), pembelajaran merupakan suatu
sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Sementara
menurut Sodikin et al. (2009) pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam
pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar.
Pembelajaran menurut Mulyasa (2012: 255) pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran IPA tidak lepas dari pengertian
pembelajaran dan pengertian ilmu IPA itu sendiri. Model pembelajaran
merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
2.1.3 Hasil Belajar
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan Gagne membagi lima
kategori hasil belajar, yakni informasi herbal, keterampilan intelektual, strategi
kognitif, sikap, dan keterampilan motoris (Sudjana, 2013:22). Secara garis besar
klasifikasi belajar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah efektif,
dan ranah psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis , dan
evaluasi. Kedua aspek pertama tersebut kognitif tingkat rendah dan keempa aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
9
2. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup denga sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawab atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Domain Afektif menunjukkan tujuan
pendidikan yang terarah kepada kemampuan-kemampuan bersikap dalam
menghadapi realitas atau masalah-masalah yang muncul disekitarnya.
3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpreatatif.
Sardiman (2011: 20) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, serta rangkaian kegiatan, misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Djamarah
(2002: 11) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku
berkaitan pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan pendidikan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Sudjana (2009: 22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil
belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi,
strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah ukuran tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa berdasar pengalaman yang
diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya diwujudkan dengan
nilai tertentu serta menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
Domain kognitif (Sudjana, 2009: 22-23) berkaitan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
10
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Domain afektif berkaitan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Domain psikomotor berkaitan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yaitu gerakan refleks,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Domain
hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah domain kognitif
(cognitive domain). Adapun rincian domain tersebut (Arifin, 2012: 48) adalah
sebagai berikut.
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa
dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah
tanpa memahami isinya. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas
mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun
daftar, mencocokan, menyebutkan, menyatakan, dan memilih.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki
siswa untuk memahami dan mengerti mengenai materi pelajaran. Misalnya
ketika siswa melakukan aktivitas mengubah, mempertahankan, membedakan,
memperkirakan, menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan,
dan meningkatkan.
c. Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas
mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan
dengan teliti, menjalankan, memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan,
memecahkan, dan menggunakan.
d. Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa untuk
menguraikan situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau
komponen pembentuknya. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas
mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan
kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, dan merinci.
11
e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor.
Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas menggolongkan, menggabungkan,
memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, merekonstruksikan,
menyusun, membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan, dan
menceritakan.
f. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas
menilai, membandingkan, mempertentangkan, mengeritik, membeda-bedakan,
mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan menduga.
2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam
Trianto, 2009: 51).
Slameto (2010: 96) menyatakan bahwa seorang guru dalam
menyampaikan materi perlu memilih model yang sesuai dengan keadaan kelas
atau siswa. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang
diajarkan dengan variasi model yang dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 196) strategi pembelajaran inkuiri adalah
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
Trianto (2009: 166) mengemukakan bahwa kondisi umum yang
merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa antara lain:
1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.
12
2. Inkuiri berfokus pada hipotesis.
3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta)
Kourilsky dalam Hamalik (2011: 220), menyatakan bahwa pengajaran
berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana
kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban
terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan
struktural kelompok. Menurut Hamalik (2011: 221-222) pelaksanaan inkuiri
kelompok di dalam kelas dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang terdiri dari
enam kelompok, masing-masing terdiri lima orang siswa, dan tiap anggota
melakukan peran tertentu.Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, guru sebagai
fasilitator dalam membantu proses belajar siswa. Guru dan siswa merencanakan
suatu kegiatan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Setelah itu siswa
mengambil dan mengolah data yang disediakan (Obomanu, 2014:239).
Inkuiri merupakan model yang konstruktif yang dapat menjelaskan
bagaimana suatu fenomena dapat terjadi melalui investigasi yang dilakukan oleh
siswa untuk membangun sebuah pengetahuan (Minner, dkk: 2010). Kurikulum di
desain untuk pembelajaran yang ada di dalam kelas atau di luar kelas, agar dapat
mengamati lingkungan sekitar melalui proses inkuiri untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. (Gautreau & Binns: 2012).
Inkuiri terbimbing sagat direkomendasikan dalam penelitian pendidikan di
Nigeria (NERDC: 2007) dan organisasi kurikulum di Nigeria (CON: 2009)
sebagai sebuah strategi untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Penelitian
membuktikan bahwa menggukanan metode inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan pemahaman konsep kurikulum, mengembangkan peningkatan
pemahaman akademik dan cara berpikir yang terstruktur (Dunkan & Arthurs:
2012).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan pemecahan dari suatu
permasalahan yang dipertanyakan. Siswa tidak hanya mengembangkan
kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan
13
emosional dan pengembangan keterampilan. Siswa harus aktif berpikir, karena
model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2.2.2 Langkah – langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri tidak terlepas dari
langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru, sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Secara umum Sanjaya
(2011: 201) menjelaskan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pada langkah orientasi merupakan langkah untuk mengkondisikan suasana
kelas agar siswa responsif dengan materi yang akan dipelajari. Menurut Sanjaya
(2011: 202) ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini
adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai
dengan merumuskan kesimpulan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi siswa. Berdasarkan tahap orientasi di atas,
dapat diketahui bahwa orientasi ini merupakan kegiatan awal dalam proses
belajar mengajar sebelum dilaksanakan kegiatan inti.
2. Merumuskan masalah
Pada langkah ini merupakan langkah untuk menentukan persoalan yang
akan digali oleh siswa. Persoalan yang akan digali ini haruslah persoalan yang
jelas dan jawabannya yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan
mental melalui proses berpikir.
14
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Langkah ini merupakan langkah untuk mengembangkan
kemampuan menebak siswa atas jawaban yang mungkin akan diperoleh. Pada
langkah ini potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap
individu harus dibina. Dalam mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis), seorang guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam langkah ini, tugas dan
peran seorang guru adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Siswa
dituntut untuk mencari data-data yang relevan sesuai dengan data yang
diperlukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis, siswa diajak untuk menganalisis
data yang diperoleh dan mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan oleh siswa harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pada saat merumuskan
kesimpulan dan agar terfokusnya kesimpulan maka seorang guru sebaiknya
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam
15
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.
Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai
kelanjutan hasil kerja kelompok. Kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak
lanjut yang harus dilaksanakan.
2.3 Media Terrarium2.3.1 Pengertian Media
Arsyad (2013: 3-4) mengemukakan bahwa media merupakan alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Media tersebut
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Secara harfiah, media diartikan perantara. AECT (Assosiation for
Educational Communication and Technology) mendefinisikan media sebagai
segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Peran media
pengajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar-mengajar agar
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Arifin dan Setiyawan, 2012:
124). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Arsyad (2014: 3), media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2014: 4) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku tape
recorder, kaset, video kamera, video rekorder, film, gambar bingkai. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat yang digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi pengajaran
sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental atau dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Di samping
16
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2013: 25).
Arifin dan Setiyawan (2012: 128) menyebutkan bahwa media mempunyai
kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, audio, dan kinestetiknya.
5. Memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama.,maka siswa
akan tertarik dalam belajar dan aktivitas siswa pun akan meningkat.
Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh
siswa, memungkinkannya untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Rao (2014) menyatakan bahwa
media digunakan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
2.3.3 Media Terrarium
Media Terrarium adalah media yang memberikan lingkungan tertutup di
mana tanaman dan hewan dapat dihidupkan di dalam ruangan yang biasanya
terbuat dari kaca, dan kuantitas tanah di mana tanaman tumbuh (Riechmann:
1988). Menurut Martin (2009) terrarium adalah ruangan transparan yang
digunakan untuk mengembangbiakkan tumbuhan. Tumbuhan yang tanam di
dalam wadah terrarium diharapkan dapat memberikan kestabilan suhu dan
kelembaban, serta menciptakan suatu lingkungan yang berbeda untuk tumbuhan.
Selain itu, penggunaan wadah terrarium mengurangi probabilitas invasi hama dan
penyakit. Meskipun terrarium tertutup tidak perlu disiram seperti yang sering,
mereka lebih rentan terhadap isu-isu yang disebutkan sebelumnya.
17
Martin (2009) menyarankan untuk menempatkan terrariumdi daerah
yangakan memberikan tanaman di dalam terang, tetapi tidak langsung terpapar
sinar matahari. Seperti telah dibahas sebelumnya, jika terarium ditempatkan di
bawah sinar matahari langsung, akan menyebabkan suhu di dalam terrarium
terlalu tinggi sehingga membuat pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Setelah wadah diperoleh, itu akan diisi dengan beberapa lapisan. Lapisan drainase
dasarnya mencegah busuk akar, memungkinkan air untuk melewati tanah
bukanmengumpulkan sekitar akar (Geiger, 2013:16).
Dari beberapa fungsi dan manfaat media di atas, dapat disimpulkan bahwa
media sangat bermanfaat bagi guru dalam hal penyampaian materi pelajaran
sehingga mempermudah dalam penyampaian tujuan pembelajaran.
2.4 Model Inkuiri Terbimbing berbantuan Media Terrarium Hamdayama (2014: 31) menyatakan bahwa inkuiri berasal dari kata to
inquire (inquiry) yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Model
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing
merupakan pembelajaran di mana siswa memperoleh konsep-konsep dengan cara
menemukan sendiri. Selain model pembelajaran yang tepat, perlu penggunaan
media sebagai alat untuk tercapainya pembelajaran yang optimum.
Menurut Hamalik dalam Arsyad (2013: 15) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi. Pada
penelitian ini, model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media
Terrarium. Media Terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang
terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh
tanaman dan atau hewan. (Riechmann: 1988). Penggunaan media Terrarium ini
selain membantu dalam proses pembelajaran, diharapkan juga dapat
menumbuhkan sikap peduli lingkungan karena media Terrarium yang akan
18
dipakai dalam penelitian ini siswa dapat gambaran dari keadaan di bumi secara
lebih nyata, sehingga media ini cocok diterapkan pada proses belajar mengajar
mata pelajaran IPA khususnya pada tema ekosistem.
2.5 Tema EkosistemPengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G.Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep
itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an,
pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan
ekosistam mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika,
Eropa, dan Rusia (Odum, 1993). Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-
unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan
menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas
dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan
dalam alam (Departemen Kehutanan, 1997).
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat
habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan
secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi
dan aliran energi Setiadi (1983). Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam
ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan
abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem,
yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983)
2.6 Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka
berpikir sebagai berikut:
19
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis TindakanBerdasarkan dari kerangaka berfikir di atas, hipotesis yang disajikan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
terrarium berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada tema ekosistem.
Pembelajaran IPA di SMP Kurikulum KTSP
IPA Terpadu sebagai
mata pelajaran
integrative science dapat
dikuasai siswa scara
menyeluruh
Fakta
Siswa kurang berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran,
belum adanya keterpaduan
sehingga nilai ulangan harian
siswa belum mencapai KKM
Tema Ekosistem
Diperlukan variasi
pembelajaran yang
menarik, inovatif dan
lebih mengaktifkan
siswa
Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Terrariumpada tema Ekosistem
Eksperimen KontrolModel inkuiri
terbimbing
berbantuan Media
Terrarium
Inkuiri Terbimbing
Hasil Post Test
Uji t Uji Korelasi
Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Terrarium pada
tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa
59
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
Penggunaan model pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media terrarium berpengaruh pada hasil belajar siswa karena pada
aspek kognitif terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas
ekperimen dan kelas kontrol sedangkan pada aspek afektif dan psikomotorik kelas
eksperimen yang memiliki kriteria tinggi dan sangat tinggi lebih banyak daripada
kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.
5.2 SaranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:
1. Diharapkan guru dapat memanfaatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media terrarium pada tema lain untuk meningkatkan hasil belajar
IPA.
2. Wadah media terrarium yang terbuat dari kaca dapat diganti dengan wadah
yang terbuat dari plastik agar lebih ringan dan efisien.
3. Kepada peneliti lain diharapkan dapat lebih mengkondisikan siswa pada saat
pembelajaran agar tidak mengganggu kelas lain yang melaksankan KBM.
4. Kepada peneliti lain diharapkan dapat mengatur waktu lebih baik karena
persiapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium
membutuhkan waktu yang cukup lama.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ajwar. M., B. Adi., & W. Sunarno. 2015. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Berpikir Kritis
dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 8 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Inkuiri. 4(3).
Antini, D.W. 2014. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah Cetakan X.Yogjakarta: Diva Press Arikunto.
Arifin, Z., & A. Setiyawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT.
Yogyakarta: PT Skripta Media Creative.
Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Asliyanti, E. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Belajar Sekolah Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMK Sultan
Agung Kabupaten Cirebon. Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nur Jati.
Azizmalayeri, K., M. Jafari., M. Sharif., M. Asgari., & M. Omidi. 2012. The impact of
guided inquiry methods of teaching on critical thinking of high school students.
Journal of Education and Practice. 3(10).
Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budi, A. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dipadu STAD Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X5 SMA Laboratorium UM Pada Matapelajaran
Biologi Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Cahyani, R., N. Rustaman., M. Arifin., & Y. Hendriani. 2014. Kemampuan Kognisi,
Kerja Ilmiah dan Sikap Mahasiswa Non IPA Melalui Pembelajaran Inkuiri
BerbantuanMultimedia. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(1).
Curriculum Organisation of Nigeria. 2010. Curriculum development and diversification.
Abuja: Curriculum Organisation of Nigeria.
Departemen Kehutanan. 1997. Aplikasi dan Penggunaan Citra Landset Dalam Pengukuran dan Pemetaan Lahan. Jakarta: Badan Planologi Kehutanan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
61
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Edinyang, S.D. 2011. Information and Communication Technology (ICT) and Manpower
Development in Social Studies. Social Educators: Journal of the National Association of Social Educators. 11 (13).
Edinyang, S.D., & I. Ubi. 2012. Relative Effectiveness Of Inquiry And Expository
Methods Of Teaching Social Studies On Academic Performance Of Secondary
Students In Akwa Ibom State, Nigeria. British Journal of Arts and Social Sciences.
8 (I).
Falahudin, I., I. Wigati., & A. Pujiastuti. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa padaPembelajaran Materi
Pengelolaan Lingkungan di SMP Negeri 2 Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin.
Jurnal Bioilmi. 2(2)
Fitriyaningsih, E. 2013.Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar. Tesis.
Bandung: UPI.
Gautreau, B., & I. Binns. 2012. Investigating student attitudes and learnings in an
environmental place-based inquiry in secondary classrooms. International Journal of Environmental & Science Education. 7 (2).
Hadiati, S & A. Pramuda. 2013. Pembelajaran Fisika Berorientasi Pendidikan Karakter
dengan Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi pada Materi
Fluida Statis. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 1(1):28-30.
Hake, R. 2004. Design-Based Research: A Primer for Physics Education Researchers,
submitted to the American Journal of Physics on 10 June2004. Online di
http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-AJP-6.pdf[diakses 10-2--2017].
Hamdayama, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Kupoloti, C.O. 1989. Improving Teaching/Learning Methods in Social Studies in Nigeria
Primary Schools. Journal of Social Studies. 1(2).
Kurniawan, A.D. 2013. Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembuatan Media
Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1).
Maasawet, E.T. 2011. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi Melalui
Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri VI Kota
Samarinda Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Jurnal Pendidikan Biologi.
62
Marheni, N.P., I. Muderawan., & I. Tika. 2014. Studi Komparasi Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap Hasil Belajar
dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Sains SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 4.
Minner, D. D., A. Levy., & J. Century. 2010. Inquiry based science instruction - what is it
and does it matter? Results from a research synthesis years 1984 to 2002. Journal of Research in Science Teaching. 47(4).
Mulyasa, E. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Natalina, M., I. Mahadi., & A. Caroline. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas Xi Ipa5 Sma Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 90.
Nigerian Educational Research and Development Council. 2007. Basic 7-9 Social Studies Curriculum. Abuja: NERDC.
Nuangchalerm, P., & B. Thammasenna. 2009. Cognitive Development, Analytical
Thinking and Learning Satisfaction of Second Grade Students Learned Through
Inquiry Based Learning. Asian Social Science. 5 (10). Thailand.
Nurhayati, S. 2004. Pembuatan Terarium. Jakarta: Gramedia Press.
Obomanu, B.J & E. Dorathy. 2014. Relative Effect of Two Forms of Pedagogy on
Secondary School Students Performance in Ecology Concepts in Rivers State.
International Journal of Education and Research. 2(10).
Odor, G.O. 1999. Social Studies Teaching Methods in Post Primary Schools in the 21st
Century. Journal of Social Studies. 2 (1).
Odum, E.P. 1993. Dasar- dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahyono Samingan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Olibie, E.I. & K.O. Ezeoba. 2014. Ability and Location Differences in the Effects of
Guided Inquiry on Nigerian Students’ Achievement in Social Studies Curriculum. Journal of Education and Human Development. 3(4).
Pramitasari, D.H. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dipadu
Teams Games Tournament melalui Lesson Study untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3 SMAN 3
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.
63
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rao, B.M. 2014. Use the Media as an Instructional Tool in English Language Teaching
(ELT) at Undergraduate Level. International Journal of English and Literature. 5(6).
Rifa’i, A. & C. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes.
Riechmann, W. 1988. Terrarium/ Aquarium Combination. Canada: United States Patent.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Safitri, E.H. 2014. Studi Komparasi Hasil Belajar Kimia Pada Materi Koloid
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Mataram Tahun Ajaran
2013/2014.ISSN 1907-1744 (Cetak) ISSN 2410-1500 (Online).
Sandjaja, B., & A. Heriyanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sardiman, A, M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar tentang Konsep Ekosistem. Bogor: Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Sudjana, N., A. & Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Summers, E. J., & G. Dickinson. 2012. A longitudinal investigation of project–based
instruction and student learning in high school social studies. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 6(1).
Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinarbaru.
Sudjana. 2009. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
64
Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susaeta, H., F. Jimenez., M. Nusbaumm., I. Gajardo., J. J. Andreu, & M. Villalta. 2010.
From MMORPG to a Classroom Multiplayer Presential Role Playing Game.
Educational Technology & Society. 13(3).
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Widodo, A, T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: LP3 UNNES.
Tim Depdiknas. 2003. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ulfa, N. 2010. Penerapan Bahan Ajar IPA Terpadu Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMPN 1 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, LN No. 68 tahun 1997.
Yuliyanti, N. 2016 Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Karakter. Jurnal Cakrawala Pendas. 2(2).
Yusuf, M., & T. Adigun. 2010. The Influence of School Sex, lLocation and Type on
Students’ Academic Performance. International Journal of Educational Science.
2(2).