40
i PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA TERRARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA EKOSISTEM Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA Oleh: Mia Kumalasri (4001413031) JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

  • Upload
    lamtram

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA TERRARIUM

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA

EKOSISTEM

Skripsi

Disusun sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Oleh: Mia Kumalasri (4001413031)

JURUSAN IPA TERPADU

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

ii

ii

Page 3: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

iii

PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.

Semarang, 22 Mei 2017

Mia Kumalasari

4001413031

iii

Page 4: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

iv

iv

PENGESAHAN Skripsi yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media

Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema Ekosistem.

Disusun oleh

Mia Kumalasari

400141303031

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal 22 Mei 2017.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd

19641223198803101 198311102008012008

Ketua Penguji

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si

196310121988031001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

Dra Sri Nurhayati, M.Pd Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum

196601061990032002 198505142010122007

Page 5: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

1. Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu adalah

untuk dirinya sendiri. (Q.S Al-Ankabut: 6).

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini ku persembahkan

untuk orang tuaku yaitu Ibu Dr. Sri Mursiti, M.Si., Bapak Budi Sucipto, SH., Ibu

Susanti, Bapak Siswo Haryadi dan saudara-saudaraku yaitu Mbak Meinita Eka

Haryani, Dek Ratih Berliana, Dek Nadia Ratna Saraswati, Dek Sinta Safira, Dek

Bella Mabyna Putri, Alnindhika Rizki Putri, Febria S.L., dan Dewi Nur

Puspitasari yang telah mendukung dalam setiap langkahku.

Page 6: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta

hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada

Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbantuan Media

Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema Ekosistem”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin

untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian.

3. Dra. Sri Nurhayati, M.Pd. dan Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum.,

selaku dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dosen penguji Bapak Prof. Dr. Wiyanto, M.Si yang sabar memberi

pengarahan.

5. Kepala Sekolah SMP N 3 Ungaran yang telah mengizinkan penulis

melaksanakan penelitian.

6. Guru IPA SMP N 3 Ungaran yang telah memberi kesempatan penulis

untuk melaksanakan penelitian dan senantiasa memberikan dukungannya.

7. Wakil kepala SMP N 3 Ungaran bidang kurikulum yang telah membantu

jalannya penelitian.

8. Siswa-siswa SMP N 3 Ungaran, khususnya kelas VII A dan VII B yang

telah membantu kesuksesan jalannya penelitian.

Page 7: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

vii

vii

9. Bapak/ Ibu dosen Jurusan IPA Terpadu atas seluruh ilmu yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

10. Bapak/ Ibu guru dan karyawan SMP N 3 Ungaran atas segala bantuan

yang telah diberikan.

11. Teman-teman IPA angkatan 2013 yang telah memberikan masukan-

masukan dalam menyusun skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 22 Mei 2017

Penulis

Page 8: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

viii

viii

ABSTRAK

Kumalasari, M. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Berbantuan Media Terrarium terhadap Hasil Belajar Siswa pada Tema

Ekosistem. Skripsi, Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri

Nurhayati, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Stephani Diah Pamelasari, S.S.,

M.Hum.

Kata Kunci: Inkuiri Terbimbing, Terrarium, Ekosistem

Hasil observasi dan wawancara di SMP N 3 Ungaran diperoleh informasi bahwa

siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa

rendah. Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu variasi

pembelajaran yang menarik, inovatif dan lebih mengaktifkan siswa. Salah satu

model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa yaitu model pembelajaran

inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media

terrarium terhadap hasil belajar pada tema ekosistem. Desain dari penelitian ini

adalah desain control group pretest posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah

kelas VII A (kelas eksperimen) dan VII B (kelas kontrol) SMP N 3 Ungaran.

Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi, metode

tes, metode observasi serta metode angket. Pengaruh penerapan penggunaan

model pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media

terrarium melalui uji t-test dengan taraf signifikansi 5% memperoleh nilai thitung=

2.43 dan ttabel=1,67 sehingga terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana thitung>ttabel. Rata-rata nilai afektif kelas

eksperimen dalam kategori sangat tinggi, sedangkan kelas kontrol dalam kategori

tinggi. Hasil keseluruhan nilai aspek afektif dan psikomotorik kelas ekperimen

lebih besar daripada kelas kontrol. Hasil angket respon siswa yaitu 34 siswa

memberi tanggapan sangat baik dari jumlah 34 siswa. Berdasarkan penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol.

Page 9: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

ix

ix

ABSTRACT

Kumalasari, M. 2017. Influence of Guided Inqury Learning Model on Student’s Learning Results Assisted by Terrarium Media on Ecosystem Theme. Final

Project, Department of Integrated Science, Faculty of Mathematics and Natural

Science, Semarang State University. First advisor Dra. Sri Nurhayati, M.Pd. and

second advisor Stephani Diah Pamelasari, S.S., M.Hum.

Keywords: Guided Inqury, Theme of Ecosystem, Terrarium

Based on observations and interviews at 3 State Junior High School of Ungaran

obtained information that students are less actively participate in the learning

process, so it is make they get low score. Starting from this problem, it is

necessary to have a variety of interesting learning, innovative and involving

students in active learning. One of the learning model that can involving students

in active learning is guided inqury learning model assisted by terrarium media.

This study aims to determine whether guided inqury learning model assisted

terrarium media on ecosystem theme. The design of this research was a posttest

control group design. The sample results are class VII A (experimental class) and

VII B (grade control) at 3 State Junior High School of Ungaran. This research

used documentation methods, test methods, observation method and questionnaire

results. The data was analyzed by using the t-test using 5% as significance level,

than get results that the tvalue= 2.43 and tdistributions=1,67, so it means that this results

find out if the differences between experimental class and the grade control are

statistically significant because tvalue>tdistributions. The average score of affective is

94,58% of experimen class, while control class is very high. The average score of

psychomotor experiment class is very high. The overall results on the affective

and psychomotor aspects score of experiment class is higher than control class.

The result of students questionnaire responses, 34 students give a very good

responses from 34 students in experimental class. The conclusion on the research

is guided inqury learning model assisted by terrarium media of theme of

ecosystem give positive effect on cognitive learning results and give positive

effect in affective aspects and psycomotor aspects.

Page 10: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

x

x

DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................................................... i Pernyataan ................................................................................................................ i Pengesahan ............................................................................................................. iv Motto Dan Persembahan .......................................................................................... v Prakata ......................................................................................................................v Abstrak ................................................................................................................. viii

Daftar Isi ............................................................................................................... xi Daftar Tabel ........................................................................................................... xi Daftar Gambar....................................................................................................... xii Daftar Lampiran ................................................................................................... xiii Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7 2.1 Belajar, Pembelajaran Dan Hasil Belajar.......................................................... 7 2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................................ 11 2.3 Media Terrarium ............................................................................................. 15 2.4 Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Terrarium .............................. 17 2.5 Tema Ekosistem.............................................................................................. 18 2.6 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 18 2.3 Hipotesis Tindakan.......................................................................................... 19 Bab III Metode Penelitian ...................................................................................... 20 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 20 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................................... 20 3.3 Populasi Dan Sampel ...................................................................................... 22 3.4 Desain Penelitian ............................................................................................. 22 3.5 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 22 3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 24 3.7 Analisis Instrumen Penelitian ......................................................................... 27 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................................. 40

Page 11: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

xi

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 40 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 40 4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 45 Bab V Simpulan dan Saran .................................................................................... 59 5.1 Simpulan ......................................................................................................... 59 5.2 Saran .............................................................................................................. 59 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 60

xi

Page 12: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

xii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian ...................................................................................22 Tabel 3.2 Uji Normalitas Populasi .........................................................................25 Tabel 3.3 Data Dan Cara Pengumpulan Data ........................................................27 Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ..................................................28 Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba......................................30 Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ........................................31 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Reliabilitas Lembar Psikomotorik ............................32 Tabel 3.8 Uji Normalitas Data Posttest .................................................................35 Tabel 3.9 Kriteria Rata-Rata Tiap Aspek Lembar Afektif Dan Psikomotorik ......38 Tabel 3.10 Tingkat Ketercapaian Pendapat ...........................................................38

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert ..........................................................................39 Tabel 4.1 Hasil Posttest .........................................................................................40 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Posttest ........................................................40 Tabel 4.3 Hasil Uji T-Test Nilai Posttest ...............................................................41 Tabel 4.4 Respon Siswa Pada Kelas Eksperimen ..................................................44

xiii

Page 13: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................19 Gambar 4.1 Data Nilai Afektif ...............................................................................42 Gambar 4.2 Data Nilai Psikomotorik .....................................................................43 Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen.............47

xiii

Page 14: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Silabus IPA ........................................................................................................... 65 Lingkungan Alat dan Bahan Praktikum................................................................ 66 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ....................................... 76 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol.............................................. 96 Lampiran Lembar Diskusi Siswa........................................................................ 116 Kisi-Kisi dan Pedoman Penilaian Lembar Evaluasi ............................................123 Lembar Evaluasi.................................................................................................. 131 Lampiran Lembar Jawab Soal Siswa .................................................................. 147 Hasil Analisis Soal Uji Coba ...............................................................................150 Tabulasi Hasil Uji Coba Soal ...............................................................................153 Lampiran Lembar Angket ................................................................................... 155 Hasil Analisis Lembar Angket Respon Kelas Eksperimen .................................. 159 Reabilitas Lembar Angket Respon Kelas Eksperimen ........................................ 160 Pedoman Penilaian Psikomotorik ....................................................................... 161 Analisis Reabilitas Rater Psikomotorik Kelas VII A.......................................... 164 Analisis Reliabilitas Rater Lembar Psikomotorik Kelas VII B ...........................166 Contoh Lembar Observasi Psikomotorik .............................................................168 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 1.................................169 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 2.................................170 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen Pertemuan 3.................................171 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 1 ...................................... 172 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 2 .......................................173 Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol Pertemuan 3 .......................................174 Lembar Penilaian Afektif .................................................................................... 175 Contoh Lembar Observasi Afektif .......................................................................178 Reliabilitas Lembar Observasi Afektif Kelas Eksperimen .................................. 179 Reliabilitas Lembar Observasi Afektif Kelas Kontrol ......................................... 181 Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen VII A .....................................................183 Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol VII B ............................................................184 Data Ulangan Harian Kelas VII ........................................................................... 185 Uji Normalitas Populasi .......................................................................................185 Perhitungan Homogenitas Populasi Kelas VII.................................................... 196 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen VII A ...................................... 197

xiv

Page 15: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

xv

Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kelas Kontrol VII B ................................... 198 Uji T-test Nilai Posttest ........................................................................................ 199 Analisis Validasi Media dan Lembar Observasi .................................................. 200 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ......................................................... 201 Dokumentasi Penelitian ....................................................................................... 202

xvx

xv

Page 16: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

1

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan seuasana belajar dan proses pembelajaran siswa

secara aktif (Permendikbud, 2016). Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 pasal

19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran IPA

memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mencari tahu konsep-konsep

yang ada di alam sekitar. Pada pembelajaran IPA, suatu tema dibahas dari

berbagai aspek dalam bidang kajian IPA agar siswa dapat menemukan berbagai

konsep yang dipelajari secara menyeluruh. Salah satu tema yang dibahas dalam

pembelajaran IPA di SMP adalah tema ekosistem.

Tema ekosistem termasuk materi IPA yang diajarkan pada siswa SMP

kelas VII semester 2. Tema ekosistem merupakan tema yang sangat penting,

karena ekosistem merupakan masalah lingkungan, kerusakan alam dan

kemerosotan keanekaragaman hayati yang tidak diimbangi tumbuhnya kesadaran

akan pentingnya kelestarian alam memperjelas tentang perlunya peningkatan

hubungan antara manusia dengan lingkungannya, termasuk bagaimana manusia

memperlakukannya. Penyampaian tema ekosistem memerlukan pengelolaan

pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan

observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP N 3 Ungaran

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam proses

penyampaian materi ekosistem menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Penggunaan sintaks model inkuiri yang digunakan oleh guru SMP Negeri 3

Ungaran masih belum sempurna, sehingga mengakibatkan hasil ulangan akhir

semester 1 kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran masih banyak yang di bawah nilai

Page 17: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

2

2

KKM yaitu 75. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM jumlahnya lebih

dari setengah jumah siswa secara keseluruhan, sehingga hasil belajar siswa

dikatakan masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu model pembelajaran

yang sesuai.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Arends

(dalam Trianto, 2009: 51) menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikannya. Salah satu model pembelajaran yang

diharapkan cocok untuk pembelajaran IPA saat ini yaitu dengan model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Hamdayama (2014: 31) menyatakan bahwa inkuiri berasal dari kata to

inquire (inquiry) yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Model

pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing

merupakan pembelajaran di mana siswa memperoleh konsep-konsep dengan cara

menemukan sendiri. Model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa menjadi pusat

pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai pembimbing yang memberikan

instruksi kepada siswa untuk melakukan suatu identifikasi yang sesuai dengan

yang terjadi di alam sekitar (Azizmalayeri et al., 2012). Model inkuiri terbimbing

hanya menjadi fasilitator, pelatih dan model dalam suatu proses pembelajaran

(Summers & Dickinson, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Marheni (2014) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih besar dibandingkan

dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran

inkuiri bebas. Penelitian lain yang telah dilaksanakan oleh Riani (2012) juga

Page 18: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

3

menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan keterampilan proses siswa.

Keterampilan proses siswa dapat mulai mengenal lingkungan dengan

struktur dan fungsi yang ada sehingga mengenal apa yang disebut sebagai ekologi

dan keseimbangan ekologi dalamsebuah ekosistem. Siswa dapat diajak untuk

melihatlangsung ke lapangan, misalnya ke sawah, sungai, taman dan contoh-

contoh ekosistem yang lain. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan

menggunakan media. Joyce dalam Trianto (2010: 5) mengemukakan bahwa suatu

model pembelajaran akan lebih sempurna apabila didukung dengan penggunaan

media pembelajaran.

Hamalik dalam Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa. Djamarah dan Zain (2013: 120) mengemukakan bahwa media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Peran media

pembelajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar mengajar

agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Arifin dan Setiyawan,

2012: 125). Media yang sesuai untuk tema ekosistem ini adalah media

dalamwadah transparan atau yang lebih dikenal sebagai terarium.

Media terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang

terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh

tanaman dan atau hewan (Riechmann, 1988). Menurut Nurhayati (2004) tanaman

yang bisa digunakan beragam, tergantung dari jenis terarium yang akan kita buat.

Secara umum ada beberapa syarat tanaman yang dapat digunakan dalam

pembuatan terrarium, yaitu toleran terhadap cahaya dan kelembaban, berukuran

kecil atau pertumbuhannya lambat, tanaman hias daun yang bersifat perennial,

dalam satu wadah dipilih tanaman dengan lingkungan hidup yang sama. Menurut

Ariyanti (2010) penggunaan media terrarium memiliki nilai edukasi yang jauh

lebih banyak dibandingkan dengan taman pada umumnya, karena apabila siswa

diberikan tanggung jawab untuk membuat dan merawat sebuah terarium, maka

Page 19: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

4

banyak hal tentang lingkungan yang dapat dia pelajari dari sebuah terarium

tersebut. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium

pada tema ekosistem ini tentunya diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

Sudjana (2009: 22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tersebut

diwujudkan dengan nilai atau angka tertentu yang mencerminkan suatu hasil,

akibatnya adalah adanya perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil

belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi,

strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan

lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa yaitu dengan penerapan pembelajaran yang membuat pembelajaran terasa

menyenangkan, bersifat aktif, langsung terlibat, dan berpusat pada siswa dalam

konteks pengalaman sosial serta menumbuhkan sikap peduli lingkungan.

Sehingga peneliti melakukan penelitian dengan Judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbantuan Media Terrarium terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Tema Ekosistem”.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media

terrarium berpengaruh pada tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa?

1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan

media terrarium pada tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa.

Page 20: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

5

1.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu

mengenai penggunaan model inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium

untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada tema ekosistem.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

menerapkan proses kegiatan pembelajaran IPA yang efektif dan inovatif untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Bagi Siswa

Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

memberi suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga siswa tidak

bosan dan diharapkan hal ini membawa dampak peningkatan aktivitas belajar

IPA siswa, serta melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.

3. Bagi Guru

Guru akan lebih terampil dalam membaca kondisi siswa sehingga dapat

mengevaluasi pembelajaran yang telah diberikan serta dapat dijadikan sebagai

acuan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui penggunaan model

inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium pada tema ekosistem.

4. Bagi Pengambil Kebijakan di Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk

melakukan pembinaan terhadap guru dan upaya meningkatkan profesionalisme

guru, serta memberikan sumbangan kepada sekolah dalam rangka memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu sekolah.

1.5 Penegasan Istilah 1.5.1 Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus

Page 21: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

6

Besar Bahasa Indonesia, 2002). Mengacu pada pengertian tersebut, pengaruh

adalah akibat atau hasil dari penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran

inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium berpengaruh jika pada aspek

kognitif rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol, sedangkan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik kelas eksperimen

yang mencapai kriteria tinggi dan sangat tinggi lebih banyak dibandingkan dengan

kelas kontrol.

1.5.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Sanjaya (2011: 201) menjelaskan proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah

orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.

1.5.4 Hasil Belajar

Slameto (2013: 2) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

meliputi hasil belajar tema Ekosistem ranah kognitif berupa skor di akhir

pembelajaran, ranah psikomotorik berupa keterampilan siswa saat pembelajaran

dan ranah afektif berupa sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

1.5.2 Media Terrarium

Media Terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang

terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh

tanaman dan atau hewan (Riechmann, 1988).

1.5.5 Tema Ekosistem

Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya

tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik) dan diantara keduanya

saling mempengaruhi (Odum, 1993).

Page 22: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

7

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar2.1.1 Belajar

Setiap orang baik disadari maupun tidak, selalu melaksanakan aktivitas

belajar. Rifa’i dan Anni (2011: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses

perubahan perilaku manusia dan mancangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan

dikerjakan. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang

memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan

membaca dan menulis.

Belajar dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar diantaranya faktor jasmaniah, faktor

psikologis dan faktor kelelahan. Sementara faktor ekstern adalah faktor yang ada

diluar individu diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat

(Slameto, 2013: 54)

Demikian pula dalam hal belajar ada cara-cara belajar yang efisien.

Banyak siswa gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam

pembelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.

Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal. Cara belajar yang efektif

diantaranya yaitu (1) perlunya bimbingan, (2) memperhatikan kondisi dan

mempunyai strategi belajar, dan (3) mempunyai metode belajar (Slameto, 2013:

73-92). Dalam penelitian ini, peserta didik dibimbing untuk belajar lingkungan.

Belajar lingkungan diharapkan dapat terjadi perubahan tingkah laku guna

meningkatkan kualitas untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli

dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan

perubahan tingkah laku.

Page 23: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

8

2.1.2 Pembelajaran

Pembelajaran dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2013 pasal 1, adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Menurut Rusman (2011:1), pembelajaran merupakan suatu

sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan

yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam

memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Sementara

menurut Sodikin et al. (2009) pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam

pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar.

Pembelajaran menurut Mulyasa (2012: 255) pada hakekatnya adalah

proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran IPA tidak lepas dari pengertian

pembelajaran dan pengertian ilmu IPA itu sendiri. Model pembelajaran

merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

2.1.3 Hasil Belajar

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan Gagne membagi lima

kategori hasil belajar, yakni informasi herbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, sikap, dan keterampilan motoris (Sudjana, 2013:22). Secara garis besar

klasifikasi belajar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah efektif,

dan ranah psikomotor.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis , dan

evaluasi. Kedua aspek pertama tersebut kognitif tingkat rendah dan keempa aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Page 24: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

9

2. Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup denga sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawab atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Domain Afektif menunjukkan tujuan

pendidikan yang terarah kepada kemampuan-kemampuan bersikap dalam

menghadapi realitas atau masalah-masalah yang muncul disekitarnya.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,

yakni: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpreatatif.

Sardiman (2011: 20) menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, serta rangkaian kegiatan, misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Djamarah

(2002: 11) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku

berkaitan pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan pendidikan adalah perubahan

tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,

bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Sudjana (2009: 22) menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil

belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi,

strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan

lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah ukuran tingkat

keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa berdasar pengalaman yang

diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya diwujudkan dengan

nilai tertentu serta menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

Domain kognitif (Sudjana, 2009: 22-23) berkaitan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,

Page 25: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

10

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Domain afektif berkaitan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi. Domain psikomotor berkaitan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yaitu gerakan refleks,

keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,

gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Domain

hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah domain kognitif

(cognitive domain). Adapun rincian domain tersebut (Arifin, 2012: 48) adalah

sebagai berikut.

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa

dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah

tanpa memahami isinya. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas

mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun

daftar, mencocokan, menyebutkan, menyatakan, dan memilih.

b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki

siswa untuk memahami dan mengerti mengenai materi pelajaran. Misalnya

ketika siswa melakukan aktivitas mengubah, mempertahankan, membedakan,

memperkirakan, menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan,

dan meningkatkan.

c. Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa

menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori

dalam situasi baru dan konkret. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas

mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan

dengan teliti, menjalankan, memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan,

memecahkan, dan menggunakan.

d. Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa untuk

menguraikan situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau

komponen pembentuknya. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas

mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan

kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, dan merinci.

Page 26: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

11

e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor.

Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas menggolongkan, menggabungkan,

memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, merekonstruksikan,

menyusun, membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan, dan

menceritakan.

f. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menghendaki siswa

untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep

berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya ketika siswa melakukan aktivitas

menilai, membandingkan, mempertentangkan, mengeritik, membeda-bedakan,

mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan menduga.

2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam

Trianto, 2009: 51).

Slameto (2010: 96) menyatakan bahwa seorang guru dalam

menyampaikan materi perlu memilih model yang sesuai dengan keadaan kelas

atau siswa. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang

diajarkan dengan variasi model yang dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.

Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 196) strategi pembelajaran inkuiri adalah

serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara

kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan.

Trianto (2009: 166) mengemukakan bahwa kondisi umum yang

merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa antara lain:

1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.

Page 27: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

12

2. Inkuiri berfokus pada hipotesis.

3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta)

Kourilsky dalam Hamalik (2011: 220), menyatakan bahwa pengajaran

berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana

kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban

terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan

struktural kelompok. Menurut Hamalik (2011: 221-222) pelaksanaan inkuiri

kelompok di dalam kelas dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang terdiri dari

enam kelompok, masing-masing terdiri lima orang siswa, dan tiap anggota

melakukan peran tertentu.Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, guru sebagai

fasilitator dalam membantu proses belajar siswa. Guru dan siswa merencanakan

suatu kegiatan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Setelah itu siswa

mengambil dan mengolah data yang disediakan (Obomanu, 2014:239).

Inkuiri merupakan model yang konstruktif yang dapat menjelaskan

bagaimana suatu fenomena dapat terjadi melalui investigasi yang dilakukan oleh

siswa untuk membangun sebuah pengetahuan (Minner, dkk: 2010). Kurikulum di

desain untuk pembelajaran yang ada di dalam kelas atau di luar kelas, agar dapat

mengamati lingkungan sekitar melalui proses inkuiri untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran. (Gautreau & Binns: 2012).

Inkuiri terbimbing sagat direkomendasikan dalam penelitian pendidikan di

Nigeria (NERDC: 2007) dan organisasi kurikulum di Nigeria (CON: 2009)

sebagai sebuah strategi untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Penelitian

membuktikan bahwa menggukanan metode inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan pemahaman konsep kurikulum, mengembangkan peningkatan

pemahaman akademik dan cara berpikir yang terstruktur (Dunkan & Arthurs:

2012).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan pemecahan dari suatu

permasalahan yang dipertanyakan. Siswa tidak hanya mengembangkan

kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan

Page 28: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

13

emosional dan pengembangan keterampilan. Siswa harus aktif berpikir, karena

model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

2.2.2 Langkah – langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri tidak terlepas dari

langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru, sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Secara umum Sanjaya

(2011: 201) menjelaskan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada langkah orientasi merupakan langkah untuk mengkondisikan suasana

kelas agar siswa responsif dengan materi yang akan dipelajari. Menurut Sanjaya

(2011: 202) ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini

adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta

tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai

dengan merumuskan kesimpulan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi siswa. Berdasarkan tahap orientasi di atas,

dapat diketahui bahwa orientasi ini merupakan kegiatan awal dalam proses

belajar mengajar sebelum dilaksanakan kegiatan inti.

2. Merumuskan masalah

Pada langkah ini merupakan langkah untuk menentukan persoalan yang

akan digali oleh siswa. Persoalan yang akan digali ini haruslah persoalan yang

jelas dan jawabannya yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat

penting dalam strategi inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan

mental melalui proses berpikir.

Page 29: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

14

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Langkah ini merupakan langkah untuk mengembangkan

kemampuan menebak siswa atas jawaban yang mungkin akan diperoleh. Pada

langkah ini potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap

individu harus dibina. Dalam mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis), seorang guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau merumuskan

berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam langkah ini, tugas dan

peran seorang guru adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Siswa

dituntut untuk mencari data-data yang relevan sesuai dengan data yang

diperlukan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis, siswa diajak untuk menganalisis

data yang diperoleh dan mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan oleh siswa harus didukung oleh

data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pada saat merumuskan

kesimpulan dan agar terfokusnya kesimpulan maka seorang guru sebaiknya

mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Guru membagi tugas

meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan

masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.

Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam

Page 30: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

15

kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah

diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai

kelanjutan hasil kerja kelompok. Kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak

lanjut yang harus dilaksanakan.

2.3 Media Terrarium2.3.1 Pengertian Media

Arsyad (2013: 3-4) mengemukakan bahwa media merupakan alat yang

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Media tersebut

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran. Secara harfiah, media diartikan perantara. AECT (Assosiation for

Educational Communication and Technology) mendefinisikan media sebagai

segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Peran media

pengajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar-mengajar agar

tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Arifin dan Setiyawan, 2012:

124). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Arsyad (2014: 3), media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

ketrampilan atau sikap. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2014: 4) secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku tape

recorder, kaset, video kamera, video rekorder, film, gambar bingkai. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

alat yang digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi pengajaran

sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental atau dalam

bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Di samping

Page 31: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

16

menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang

menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2013: 25).

Arifin dan Setiyawan (2012: 128) menyebutkan bahwa media mempunyai

kegunaan sebagai berikut:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan

sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, audio, dan kinestetiknya.

5. Memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama.,maka siswa

akan tertarik dalam belajar dan aktivitas siswa pun akan meningkat.

Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh

siswa, memungkinkannya untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan

uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Rao (2014) menyatakan bahwa

media digunakan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

2.3.3 Media Terrarium

Media Terrarium adalah media yang memberikan lingkungan tertutup di

mana tanaman dan hewan dapat dihidupkan di dalam ruangan yang biasanya

terbuat dari kaca, dan kuantitas tanah di mana tanaman tumbuh (Riechmann:

1988). Menurut Martin (2009) terrarium adalah ruangan transparan yang

digunakan untuk mengembangbiakkan tumbuhan. Tumbuhan yang tanam di

dalam wadah terrarium diharapkan dapat memberikan kestabilan suhu dan

kelembaban, serta menciptakan suatu lingkungan yang berbeda untuk tumbuhan.

Selain itu, penggunaan wadah terrarium mengurangi probabilitas invasi hama dan

penyakit. Meskipun terrarium tertutup tidak perlu disiram seperti yang sering,

mereka lebih rentan terhadap isu-isu yang disebutkan sebelumnya.

Page 32: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

17

Martin (2009) menyarankan untuk menempatkan terrariumdi daerah

yangakan memberikan tanaman di dalam terang, tetapi tidak langsung terpapar

sinar matahari. Seperti telah dibahas sebelumnya, jika terarium ditempatkan di

bawah sinar matahari langsung, akan menyebabkan suhu di dalam terrarium

terlalu tinggi sehingga membuat pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.

Setelah wadah diperoleh, itu akan diisi dengan beberapa lapisan. Lapisan drainase

dasarnya mencegah busuk akar, memungkinkan air untuk melewati tanah

bukanmengumpulkan sekitar akar (Geiger, 2013:16).

Dari beberapa fungsi dan manfaat media di atas, dapat disimpulkan bahwa

media sangat bermanfaat bagi guru dalam hal penyampaian materi pelajaran

sehingga mempermudah dalam penyampaian tujuan pembelajaran.

2.4 Model Inkuiri Terbimbing berbantuan Media Terrarium Hamdayama (2014: 31) menyatakan bahwa inkuiri berasal dari kata to

inquire (inquiry) yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Model

pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing

merupakan pembelajaran di mana siswa memperoleh konsep-konsep dengan cara

menemukan sendiri. Selain model pembelajaran yang tepat, perlu penggunaan

media sebagai alat untuk tercapainya pembelajaran yang optimum.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2013: 15) mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi. Pada

penelitian ini, model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media

Terrarium. Media Terrarium merupakan media yang menggunakan wadah yang

terbuat dari kaca atau bahan transparan digunakan sebagai tempat tumbuh

tanaman dan atau hewan. (Riechmann: 1988). Penggunaan media Terrarium ini

selain membantu dalam proses pembelajaran, diharapkan juga dapat

menumbuhkan sikap peduli lingkungan karena media Terrarium yang akan

Page 33: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

18

dipakai dalam penelitian ini siswa dapat gambaran dari keadaan di bumi secara

lebih nyata, sehingga media ini cocok diterapkan pada proses belajar mengajar

mata pelajaran IPA khususnya pada tema ekosistem.

2.5 Tema EkosistemPengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi

berkebangsaan Inggris bernama A.G.Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep

itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an,

pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan

ekosistam mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di Amerika,

Eropa, dan Rusia (Odum, 1993). Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-

unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan

menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang

lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas

dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan

dalam alam (Departemen Kehutanan, 1997).

Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat

habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan

secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi

dan aliran energi Setiadi (1983). Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam

ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan

abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem,

yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan

hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).

Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983)

2.6 Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka

berpikir sebagai berikut:

Page 34: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

19

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis TindakanBerdasarkan dari kerangaka berfikir di atas, hipotesis yang disajikan dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media

terrarium berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada tema ekosistem.

Pembelajaran IPA di SMP Kurikulum KTSP

IPA Terpadu sebagai

mata pelajaran

integrative science dapat

dikuasai siswa scara

menyeluruh

Fakta

Siswa kurang berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran,

belum adanya keterpaduan

sehingga nilai ulangan harian

siswa belum mencapai KKM

Tema Ekosistem

Diperlukan variasi

pembelajaran yang

menarik, inovatif dan

lebih mengaktifkan

siswa

Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Terrariumpada tema Ekosistem

Eksperimen KontrolModel inkuiri

terbimbing

berbantuan Media

Terrarium

Inkuiri Terbimbing

Hasil Post Test

Uji t Uji Korelasi

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media Terrarium pada

tema ekosistem terhadap hasil belajar siswa

Page 35: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

59

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil simpulan

sebagai berikut:

Penggunaan model pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media terrarium berpengaruh pada hasil belajar siswa karena pada

aspek kognitif terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas

ekperimen dan kelas kontrol sedangkan pada aspek afektif dan psikomotorik kelas

eksperimen yang memiliki kriteria tinggi dan sangat tinggi lebih banyak daripada

kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol.

5.2 SaranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:

1. Diharapkan guru dapat memanfaatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media terrarium pada tema lain untuk meningkatkan hasil belajar

IPA.

2. Wadah media terrarium yang terbuat dari kaca dapat diganti dengan wadah

yang terbuat dari plastik agar lebih ringan dan efisien.

3. Kepada peneliti lain diharapkan dapat lebih mengkondisikan siswa pada saat

pembelajaran agar tidak mengganggu kelas lain yang melaksankan KBM.

4. Kepada peneliti lain diharapkan dapat mengatur waktu lebih baik karena

persiapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media terrarium

membutuhkan waktu yang cukup lama.

Page 36: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

60

DAFTAR PUSTAKA

Ajwar. M., B. Adi., & W. Sunarno. 2015. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Berpikir Kritis

dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 8 Surakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015. Jurnal Inkuiri. 4(3).

Antini, D.W. 2014. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah Cetakan X.Yogjakarta: Diva Press Arikunto.

Arifin, Z., & A. Setiyawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT.

Yogyakarta: PT Skripta Media Creative.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Asliyanti, E. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Belajar Sekolah Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMK Sultan

Agung Kabupaten Cirebon. Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nur Jati.

Azizmalayeri, K., M. Jafari., M. Sharif., M. Asgari., & M. Omidi. 2012. The impact of

guided inquiry methods of teaching on critical thinking of high school students.

Journal of Education and Practice. 3(10).

Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budi, A. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dipadu STAD Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X5 SMA Laboratorium UM Pada Matapelajaran

Biologi Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Cahyani, R., N. Rustaman., M. Arifin., & Y. Hendriani. 2014. Kemampuan Kognisi,

Kerja Ilmiah dan Sikap Mahasiswa Non IPA Melalui Pembelajaran Inkuiri

BerbantuanMultimedia. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(1).

Curriculum Organisation of Nigeria. 2010. Curriculum development and diversification.

Abuja: Curriculum Organisation of Nigeria.

Departemen Kehutanan. 1997. Aplikasi dan Penggunaan Citra Landset Dalam Pengukuran dan Pemetaan Lahan. Jakarta: Badan Planologi Kehutanan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Page 37: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

61

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Edinyang, S.D. 2011. Information and Communication Technology (ICT) and Manpower

Development in Social Studies. Social Educators: Journal of the National Association of Social Educators. 11 (13).

Edinyang, S.D., & I. Ubi. 2012. Relative Effectiveness Of Inquiry And Expository

Methods Of Teaching Social Studies On Academic Performance Of Secondary

Students In Akwa Ibom State, Nigeria. British Journal of Arts and Social Sciences.

8 (I).

Falahudin, I., I. Wigati., & A. Pujiastuti. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa padaPembelajaran Materi

Pengelolaan Lingkungan di SMP Negeri 2 Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin.

Jurnal Bioilmi. 2(2)

Fitriyaningsih, E. 2013.Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar. Tesis.

Bandung: UPI.

Gautreau, B., & I. Binns. 2012. Investigating student attitudes and learnings in an

environmental place-based inquiry in secondary classrooms. International Journal of Environmental & Science Education. 7 (2).

Hadiati, S & A. Pramuda. 2013. Pembelajaran Fisika Berorientasi Pendidikan Karakter

dengan Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi pada Materi

Fluida Statis. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 1(1):28-30.

Hake, R. 2004. Design-Based Research: A Primer for Physics Education Researchers,

submitted to the American Journal of Physics on 10 June2004. Online di

http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-AJP-6.pdf[diakses 10-2--2017].

Hamdayama, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Kupoloti, C.O. 1989. Improving Teaching/Learning Methods in Social Studies in Nigeria

Primary Schools. Journal of Social Studies. 1(2).

Kurniawan, A.D. 2013. Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembuatan Media

Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas

Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1).

Maasawet, E.T. 2011. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi Melalui

Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri VI Kota

Samarinda Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Jurnal Pendidikan Biologi.

Page 38: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

62

Marheni, N.P., I. Muderawan., & I. Tika. 2014. Studi Komparasi Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap Hasil Belajar

dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Sains SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. 4.

Minner, D. D., A. Levy., & J. Century. 2010. Inquiry based science instruction - what is it

and does it matter? Results from a research synthesis years 1984 to 2002. Journal of Research in Science Teaching. 47(4).

Mulyasa, E. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Natalina, M., I. Mahadi., & A. Caroline. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas Xi Ipa5 Sma Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012.

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 90.

Nigerian Educational Research and Development Council. 2007. Basic 7-9 Social Studies Curriculum. Abuja: NERDC.

Nuangchalerm, P., & B. Thammasenna. 2009. Cognitive Development, Analytical

Thinking and Learning Satisfaction of Second Grade Students Learned Through

Inquiry Based Learning. Asian Social Science. 5 (10). Thailand.

Nurhayati, S. 2004. Pembuatan Terarium. Jakarta: Gramedia Press.

Obomanu, B.J & E. Dorathy. 2014. Relative Effect of Two Forms of Pedagogy on

Secondary School Students Performance in Ecology Concepts in Rivers State.

International Journal of Education and Research. 2(10).

Odor, G.O. 1999. Social Studies Teaching Methods in Post Primary Schools in the 21st

Century. Journal of Social Studies. 2 (1).

Odum, E.P. 1993. Dasar- dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahyono Samingan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Olibie, E.I. & K.O. Ezeoba. 2014. Ability and Location Differences in the Effects of

Guided Inquiry on Nigerian Students’ Achievement in Social Studies Curriculum. Journal of Education and Human Development. 3(4).

Pramitasari, D.H. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dipadu

Teams Games Tournament melalui Lesson Study untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 3 SMAN 3

Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.

Page 39: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

63

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III. Jakarta: Balai

Pustaka.

Rao, B.M. 2014. Use the Media as an Instructional Tool in English Language Teaching

(ELT) at Undergraduate Level. International Journal of English and Literature. 5(6).

Rifa’i, A. & C. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes.

Riechmann, W. 1988. Terrarium/ Aquarium Combination. Canada: United States Patent.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Safitri, E.H. 2014. Studi Komparasi Hasil Belajar Kimia Pada Materi Koloid

Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Mataram Tahun Ajaran

2013/2014.ISSN 1907-1744 (Cetak) ISSN 2410-1500 (Online).

Sandjaja, B., & A. Heriyanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Sardiman, A, M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Setiadi, Y. 1983. Pengertian Dasar tentang Konsep Ekosistem. Bogor: Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit

Djambatan.

Sudjana, N., A. & Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Summers, E. J., & G. Dickinson. 2012. A longitudinal investigation of project–based

instruction and student learning in high school social studies. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 6(1).

Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinarbaru.

Sudjana. 2009. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Page 40: JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/32058/1/4001413031.pdf2. Ketua Jurusan IPA Terpadu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3

64

Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Susaeta, H., F. Jimenez., M. Nusbaumm., I. Gajardo., J. J. Andreu, & M. Villalta. 2010.

From MMORPG to a Classroom Multiplayer Presential Role Playing Game.

Educational Technology & Society. 13(3).

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Widodo, A, T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: LP3 UNNES.

Tim Depdiknas. 2003. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ulfa, N. 2010. Penerapan Bahan Ajar IPA Terpadu Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMPN 1 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, LN No. 68 tahun 1997.

Yuliyanti, N. 2016 Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep dan Karakter. Jurnal Cakrawala Pendas. 2(2).

Yusuf, M., & T. Adigun. 2010. The Influence of School Sex, lLocation and Type on

Students’ Academic Performance. International Journal of Educational Science.

2(2).