BAGIAN ILMU TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN JOURNAL READINGFAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2016UNIVERSITAS PATTIMURA
SMOKING AND CHRONIC RHINITIS: EFFECTS OF NASAL IRRIGATIONS WITH SULFUROUS-ARSENICAL-FERRUGINOUS THERMAL WATER. A
PROSPECTIVE, RANDOMIZED, DOUBLE-BLIND STUDY.
Disusun oleh:Merlyn Chrislia Rumthe (2010-83-025)
Konsulen:dr. Rodrigo Limmon Sp. THT-KL, MARS
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
`````````````````````````````````````````````````````
PENDAHULUAN
Next...
Next...
• Irigasi nasal sering disebut sebagai tindakan tambahan dalam pengobatan beberapa kondisi sinonasal berat.
• Hamilos dan Subramanian dkk mengusulkan penggunaan irigasi nasal, dan Benninger dkk merekomendasikan irigasi nasal dalam pengobatan sebagian besar pasien dengan rinosinusitis.
• Sayangnya, penelitian mengenai keuntungan irigasi nasal sangat sedikit, dan kesimpulannya pun tidak berdasarkan bukti yang ditemukan. Belum ada rekomendasi standar yang diterima secara general mengenai penggunaan irigasi nasal
sampai sekarang belum ada penelitian mengenai efek irigasi nasal pada perokok
tujuan penelitian kami ini untuk membandingkan efek irigasi nasal dengan air hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous dan
larutan isotonis NaCl pada perokok dengan rinitis kronik non-alergik, berdasarkan bukti klinis endoskopi, nasal resistensi, sitologi (jumlah sel-
sel silia dan neutrofil), serta pemeriksaan olfaktorik
BAHAN DAN METODE
Next...
Next...
HASIL
resistensi nasal pada basal dibandingkan dengan temuan pada 4 dan 12 minggu kemudian, hanya kelompok air hangat yang menunjukkan resistensi nasal rendah (P = .07 pada bulan 1 dan P = .052 pada bulan 3).Kelompok air hangat ini juga secara signifikan memiliki jumlah sel silia yang lebih tinggi dalam 1 bulan (P = .003) dibandingkan kelompok kontrol yang diobati dengan larutan isotonis NaCl serta secara signifikan memiliki jumlah neutrofil yang lebih tinggi dalam 3 bulan (P = .0001).
Next...
kelompok air hangat lebih memiliki penurunan resistensi nasal yang nyata dibandingkan kelompok larutan isotonis NaCl, selama 1 dan 3 bulan (P = .001 dan P = .0003). Pada 1 bulan follow-up, kelompok air hangat juga memiliki jumlah sel silia yang lebih tinggi dari kelompok kontrol (tren statistik, P = .059), dan juga pada jumlah neutrofilnya (P = .02). Sebaliknya, pemeriksaan ambang olfaktorik secara signifikan lebih tinggi pada kelompok larutan isotonis NaCl daripada kelompok air hangat, pada 1 dan 3 bulan (P = .0007 dan P = .01).
DISKUSIMerokok memiliki efek merusak yang sangat besar pada mukosa nasal,
menyebabkan inflamasi kronik dan gangguan fungsi mukosilier dengan berbagai gejala nasal, seperti kongesti, rinore, dan lainnya
Irigasi nasal telah diusulkan sebagai sebuah metode yang baik untuk menangani keluhan sinonasal karena tindakan ini sederhana, murah, dan sering efektif.
Perbandingan temuan endoskopi sebelum dan sesudah pengobatan menunjukkan gambaran yang lebih baik pada kelompok air hangat daripada kelompok kontrol.
Mukosa nasal normal mencakup 4 tipe sel : sel silia, sel sekresi mukus, sel basal, dan sel lurik, sedangkan neutrofil adalah sel inflamasi nasal yang sering.
Next... Hiposmia pada perokok mungkin karena peningkatan kematian neuron sensorik
olfaktorik atau metaplasia skuamous pada epitel
Dalam penelitian ini, hanya kelompok larutan isotonis NaCl yang memiliki perbaikan ambang olfaktorik. Peningkatan populasi neutrofil pada kelompok air
hangat mungkin merupakan tanda inflamasi nasal lokal, dan hal ini dapat membatasi efek positif dari irigasi air hangat terhadap ambang olfaktoriknya.
Klimek dan Eggers, hiposmia moderat terkait dengan inflamasi nasal lebih berhubungan dengan populasi sel inflamasi daripada
volume nasal yang diukur melalui rinomanometri anterior aktif.
KESIMPULAN• Paparan terhadap asap rokok merupakan
faktor resiko terjadinya rinitis kronik• Hasil dari penelitian ini mengarah ke
mekanisme farmakologik dari air hangat yang mengandung sulfurous-arsenical-ferruginous dimana selama 1 bulan irigasi nasal menyebabkan penurunan resistensi nasal pasien dan peningkatan jumlah sel silia.
THANK’S
Recommended