22
PREVALENCE OF GROUP A B-HAEMOLYTIC STREPTOCOCCUS AMONG CHILDREN WITH PHARYNGITIS IN JIMMA TOWN, SOUTHWEST ETHIOPIA oleh ‘Arsy Prestica Rosyadi Doni Trinanda Pembimbing dr. Afif, Sp.THT Journal Reading 1 BAGIAN/SMF ILMU THT RSUD M. YUNUS BENGKULU DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BENGKULU

Jurnal THT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal THT

Citation preview

Page 1: Jurnal  THT

1

PREVALENCE OF GROUP A B-HAEMOLYTIC STREPTOCOCCUS AMONG

CHILDREN WITH PHARYNGITIS IN JIMMA TOWN, SOUTHWEST

ETHIOPIA

oleh‘Arsy Prestica Rosyadi

Doni Trinanda

Pembimbing dr. Afif, Sp.THT

Journal Reading

BAGIAN/SMF ILMU THT RSUD M. YUNUS BENGKULU DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BENGKULU

Page 2: Jurnal  THT

Pendahuluan

• Bakteri gram (+), bentuk spiral

• penyebab dari faringitis dan pyoderma.

SGA(Streptococcu

s ß-heamoliticus

grup A)

• Acute Rheumatic Fever (ARF)

• Rheumatic Heart Disease (RHD),

• Post Streptococcal Glomerulonephritis (PSGN)

• Toxic Shock Syndrome (TSS)

• Necrotizing fasciitis.

Komplikasi Imunologi

Page 3: Jurnal  THT

Pendahuluan

Tujuan dari penelitian:

Menentukan prevalensi dari infeksi SGA

Uji kepekaan antimikroba

Petunjuk klinis dari infeksi SGA pada anak yang menderita faringitis

Page 4: Jurnal  THT

Metode

Peserta penelitian:

Metode cross

sectional

Peserta berjumlah 355 anak Usia 5-15 tahunFaringitis Dari 2 Pusat kesehatan di kota Jimma May sampai Desember 2013

Kriteria eksklusi:Anak yang mendapatkan terapi antibiotik selama 7 hari sebelum sampel dikumpulkan

Page 5: Jurnal  THT

Metode (Swab tenggorok)

Pengumpulan

•Swab tenggorok didapatkan dari dinding faring posterior dan tonsil dengan menggunakan cotton swab steril

Transportasi

•Media transport menggunakan medium transport Amies dan dikirim ke laboratorium Mikrobiologi Jimma University

Proses Ujji

bakteri

•Hasil swab tenggorok diinoculasi dalam medium agar darah domba 5 %, diincubasi slam 24 jam pada suhu 37ºC

•Hasil kultur negatif dari koloni ß-haemolyticus diinkubasi kembali selama 24 jam.

Page 6: Jurnal  THT

6

Metode Identifikasi isolate SGA

Dilakukan dengan tehnik mikrobiologi yang standar, ex: aktivitas ß-haemolyticus dalam agar darah, bentuk gram positif, sifat katalase yg negatif, uji basitrasin, PYR negatif

Page 7: Jurnal  THT

7

Metode Tes Sensitivitas Antibakteri

Metode: difusi cakram sesuai dengan CLSI dan EUCAST

Cakram antibakteri yang digunakan: Penicillin(1 unit)Ceftriaxone (30 µg)Clorampenicoe (30 µg)Amoxicillin (25 lg)

Erythromycin (15 µg)Clindamycin (2 µg) Tetracycline (30 µg)

Page 8: Jurnal  THT

8

Metode Tes Sensitivitas Antibakteri

Diameter zona inhibisi dikatagorikan menjadi sensitive, intermediate dan resisten berdasarkan ketentuan CLSI dan EUCAST

Analisis Statistik Menggunakan SPSS versi 20 Nilai P<0,05 dengan level kepercayaan

95 %.

Page 9: Jurnal  THT

9

Hasil Ciri sosio-demografis

Sebanyak 355 anak-anak dengan umur 5 sampai 15 tahun yang menderita faringitis dalam periode waktu 8 Mei sampai 31 Desember 2013.

Anak perempuan sebanyak 57,7 % Anak dari wilayah perkotaan sebanyak 93 %.

Page 10: Jurnal  THT

10

Hasil Prevalensi GAS

Prevalensi Steptococcus grup A sebesar 11.3 %. 11,7 %, pada anak perempuan, 14,2 %, pada anak rentang usia 5-10 tahun,16 % pada anak yang tinggal di pedesaan dan 14,8 % pada keluarga dengan pendapatan ≤ 25 USD per bulan.

Page 11: Jurnal  THT

11

Hasil 63 % dari total sampel mengeluhkan

nyeri tenggorokan dimana 12,1 % memilki hasil kultur positif terhadap Streptococcus grup A.

Sekitar 33,5 % total sampel mengeluhkan pernah mengalami serangan nyeri tenggorokan sebanyak sekali pada tahun sebelumnya, dengan 14,7 % nya memiliki hasil kultur positif GAS.

Page 12: Jurnal  THT

12

Hasil11,2 % dari total sampel mengalami 5 kali

keluhan nyeri tenggorok berulang dimana 24 % nya memiliki hasil kultur GAS positif.

Page 13: Jurnal  THT

13

Hasil Sensitifitas isolat GAS terhadap

antibiotikSemua isolat GAS menunjukkan sensitif terhadap antibiotik jenis penisilin G, amoksisilin, eritromisin, klindamisin, kloramfenikol dan setriakson. Di samping itu, lebih dari 52 % dari isolat tersebut resisten terhadap tetrasiklin.

Page 14: Jurnal  THT

14

Hasil Petunjuk klinis faringitis GAS pada anak

Analisis multivarian menunjukkan ciri-ciri seperti batuk, tonsil yang meradang atau mengelurkan eksudat, maupun suhu tubuh > 38 0 c merupakan petunjuk klinis.Pembesaran kelenjar limfa pada regio servikal anterior juga dipertimbangkan sebagai petunjuk klinis faringitis GAS pada anak.

Page 15: Jurnal  THT

15

Diskusi Streptococcus grup A adalah bakteri penyebab

faringitis tersering, Prevalensinya dalah 11.3 % dibandingkan dengan studi di negara-negara lain seperti Turki, Brazil,Etiopia,India Taiwan dan Indonesia yaitu: 11%,12%,9,7%, 2,8%,4,1%,7,9%.

Prevalensi studi di atas jauh lebih rendah dari penelitian sebelumnya yaitu 40,6 % . Hal ini dipengaruhi oleh waktu penelitian sebelumnya pada musim infeksi tertinggi (Februari-Mei)

Page 16: Jurnal  THT

16

Diskusi Penyebab lain adalah keadaan

lingkungan yang dipengaruhi oleh perang saudara yang terjadi pada tahun 1992.

Prevalensi penelitian sekarang menjadi lebih rendah disebabkan fasilitas kesehatan yang sudah berkembang, dimana 100 % total sampel sudah mendapatkan terapi antibiotik seperti amoksisilin maupun penisilin.

Page 17: Jurnal  THT

17

Diskusi Perbedaan prevalensi dengan negara

lain terkait perbedaan metodologi, musim, pengumpulan sampel dan faktor geografis.

Di studi ini, didapatkan semua isolat GAS menunjukkan sensitif terhadap antibiotik jenis penisilin G, amoksisilin, eritromisin, klindamisin, kloramfenikol dan setriakson.

Page 18: Jurnal  THT

18

DiskusiTidak ada laporan isolat yang resisten

terhadap antibiotik golongan beta laktam maupun makrolid, sehingga golongan antibiotik ini menjadi pilihan untuk pengobatan faringitis.

Page 19: Jurnal  THT

19

Tidak seperti penelitian di negara lain, semua isolat di penelitian ini tidak ada yang resisten terhadap eritromisin dan kindamisin

Page 20: Jurnal  THT

20

Diskusi Batuk, tonsil yang membengkak

maupun mengeluarkan eksudat serta suhu tubuh lebih dari 38 0 c merupakan petunjuk terhadap faringitis GAS yang bersifat independen

Gejala klinis bisa berbeda tergantung strain GAS, keadaan demografi mapun tingkat ketahanan imun seseorang.

Page 21: Jurnal  THT

21

Kesimpulan Prevalensi faringitis GAS pada penelitian ini

relatif rendah. Hal ini bisa dipengaruhi oleh pola musim infeksi dari streptococcus, sehingga penelitian di setiap musim perlu dipertimbangkan.

Isolat streptococcus yang diperiksa masih sensitif terhadap antiobiotik golongan penisilin dan makrolid, sehingga obat ini masih menjadi pilihan terapi pada faringitis GAS.

Gejala- gejala klinis yang muncul bisa menjadi petunjuk bahwa sudah terjadi faringitis GAS

Page 22: Jurnal  THT

22

Daftar pustaka Getnet Tesfaw, Gebre Kibru, Demeke

Mekonnen, Alemseged Abdissa. 2015. Prevalence of group A b-haemolytic Streptococcus among children with pharyngitis in Jimma town, Southwest Ethiopia. Egyptian Journal of Ear, Nose, Throat and Allied Sciences : Elsevier