KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah FARMAKOTERAPI 1. Adapun makalah yang sederhana ini
membahas tentang “CHRONIC OBSSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE
(COPD)” makalah ini saya susun agar pembaca khususnya mahasiswa dapat
memperluas ilmu tentang COPD, yang kami sajikan dengan
berdasarkan pengamatan dari berbagaai sumber, walau sedikit ada rintangan namun
dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Tidak lupa juga Saya ucapkan terima kasih yang tulus kepada dosen
pembimbing mata kuliah farmakoterapi 1 yang telah membimbing kami agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini. Semoga makalah kami
dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, dan semua yang membaca makalah
kami ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca .Demi perbaikan makalah ini, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan.
Pekanbaru Oktober 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan masalah kesehatan di
seluruh dunia. Prevalensi, morbiditas, dan mortalitas PPOK mulai meningkat di
seluruh dunia dan diperkirakan merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan
perhatian khusus dalam penatalaksanaan dan pencegahan terhadap penumnan
progesivitas fungsi paru. Keterbatasan jalan napas telah lama diidentifikasi sebagai
faktor penting pada penyakit ini. Bronkodilator golongan β2 agonis dan antikolinergik
telah menjadi terapi standar tetapi banyak pasien tetap memiliki keluhan walaupun
penggunaan bronkodilator telah optimal. Adanya inflamasi jalan napas dan sistemik
menunjang rasionalisasi penggunaan inhalasi kortikosteroid (ICS) sebagai terapi
antiinflamasi pada PPOK. Terapi kombinasi inhalasi β2 agonis kerja lama dan
kortikosteroid lebih baik dibandingkan penggunaan masing-masing komponen.
Inhalasi β2 agonis kerja lama memperbaiki fungsi paru dan status kesehatan, ICS
mengurangi frekuensi eksaserbasi dan memperlambat kemunduran status kesehatan.
Pada tingkat molekuler, kombinasi β2 agonis kerja lama dengan kortikosteroid
memiliki efek aditif dan sinergis, Br-agonis meningkatkan translokasi reseptor
glukokortikoid (GR) sedangkan kortikosteroid meningkatkan transkripsi dan ekspresi
reseptor α2 agonis sehingga meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan mencegah
toleransi β2 agonis kerja lama pada pemakaian jangka panjang. Penelitian Toward a
revolution in Chronic obstructive pulmonary disease Health (TORCH)
merekomendasikan penggunaan kombinasi inhalasi salmeterol/flutikason propionate
500 µg pada pasien-pasien PPOK derajat sedang-berat dengan VEP1 (volume
ekspirasi paksa detik p ertama) <60% prediksi.
Soal kasus
A 54 year old man with a past medical history of hypertension presents to the clinic
complaining of shortness of breath that began about 4 to 5 years ago. His symptoms
have gradually gotten worse since then. He is now unable to walk 100 yards without
having to stop and rest. He also has a daily cough that is usually roductive of
yellowish sputum. He smokes about 11/2 packs of cigarettes a day and has any
significant accupational exposures to dust, gases, or fumes.
Indonesia
Seorang pria berusia 54 tahun dengan riwayat medis masa lalu hipertensi menyajikan
ke klinik mengeluh sesak napas yang mulai sekitar 4 sampai 5 tahun yang lalu. Gejala
nya telah secara bertahap memburuk sejak saat itu. Dia sekarang mampu berjalan 100
yard tanpa harus berhenti dan beristirahat. Dia juga memiliki batuk sehari-hari yang
biasanya produktif sputum kekuningan. Ia merokok sekitar 11/2 bungkus rokok sehari
dan memiliki setiap eksposur pekerjaan yang signifikan terhadap debu, gas, atau asap.
Daftar pustaka
1 Make B, Hanania NA, Zttwallack R, Kalberg C, Emmett A, Brown C, et al. The
efficacy and safety of inhaled fluticasone propionate/ salmeterol and
ipratropium/albuterol for the treatment of chronic obstructive pulmonary disease: an
eight-week, multicenter, randomized, double-blind, double-dummy, parallel-group
study. Clin Ther. 2005;21 :531-42.
2 Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Pathogenesis,
pathology and pathophysioiogy. In: Globai strategy for diagnosis, management and
prevention of chronic obstructive lung disease. Washington D.C. NHLBI Publication:
Updated. 2008.p.24-41.
3 Mahler DA, Wire P, Horstman D, Chang CN, Yates J, Fischer ! et al. Effectiveness
of Fluticasone Propionate and Salmeterol Combination Delivered via the Diskus
Device in the Treatment of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Am J Respir Crit
Care Med. 2002:166:1084-91.
4 Calverley P, Pauwels R, Vestbo J, Jones P, Pride N, Gulsvik A, e/a/. Combined
salmeterol and fluticasone in the treatment of chronic obstructive pulmonary disease:
a randomised controlled trial. Lancet. 2003;361:449-56.
5 Oltmanns U, Walters M, Sukkar M, Xie S, Issa R, Mitcheil J, el a/. Fluticasone, but
not salmeterol, reduces cigarette smoke-induced production of interleukin-8 in human
airway smooth muscle.
6 Pulm Pharmacol Ther. 2008;21:292-7. The TORCH Study Group. The TORCH
(Towards a Revolution in COPD Health) survival study Protocol. Eur Respir J.
2004;24:206-10.