53
ASMA Isabel Olivia Salim (I22112013) Ingrid Devi C. (I22112050) Junita Magdalena Sinambela (I22112029) Santy Pawanti ( .

Farmakoterapi Asma 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c

Citation preview

Page 1: Farmakoterapi Asma 1

ASMA

Isabel Olivia Salim (I22112013)Ingrid Devi C. (I22112050)

Junita Magdalena Sinambela (I22112029)Santy Pawanti (

.

Page 2: Farmakoterapi Asma 1

ASMA……..?Gangguan inflamasi kronik alan

udara yg melibatkan peran banyak sel dan komponennya

Pada individu yang rentan , inflamasi menyebabkan periode berulang dari bengek, sesak nafas, sempit dada dan batuk

Inflamasi menyebabkan peningkatan hiperresponsifitas bronkus, thd stimulus

Page 3: Farmakoterapi Asma 1

3

Patologis

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.

Page 4: Farmakoterapi Asma 1

PatologisPada suatu serangan asma, otot polos

dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

4

Page 5: Farmakoterapi Asma 1

Penyebab Penyakit Asma pada penderita asma saluran

pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga.

5

Page 6: Farmakoterapi Asma 1

Obat-Obat yang Dapat Menyebabkan AsmaObat inhibitor Prostaglandin

(NSAID)Obat-obat antagonis simpatis yg

ß1 (antagonis reseptor beta1, adrenergik), ex: obat hipertensi, obat jantung (propanolol)

Zat-zat hasil industriex: obat anti serangga.

6

Page 7: Farmakoterapi Asma 1

Tanda dan Gejala Penyakit Asma Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek)

terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!

Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..

Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

7

Page 8: Farmakoterapi Asma 1

Cara Menghindari Serangan Asma Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk

menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.

8

Page 9: Farmakoterapi Asma 1

Manifestasi kronik

Asma kronik

•Dispnea +bengek. Keluhan sempit dada, batuk pada malam hari, bunyi saat bernafas (saat latihan fisik)•Bunyi saat ekspirasi dg pemeriksaan auskultasi•Keparahan ditentukan fungsi paru2 dan gejala sebelum terapi•Menunjukan gejala berselang ringan TIDAK perlu pengobatan atau penggunaan sewaktu-waktu agonis beta inhalasi kerja cepat

Page 10: Farmakoterapi Asma 1
Page 11: Farmakoterapi Asma 1

• Asma tidak terkontrol akut inflamasi endem jalan udara, akumulasi mukus berlebihan, bronkospasmus parah

• Pasien mengeluh sidpnea parah, nafas pendek, sempit dada atau rasa terbakar

• Bunyi terdengar auskultasi, inspirasi, batu kering berulang.

• Takhipnea, kulit pucat /kebiruan dan dada mengembang disertai retraski interkostal

Asma parah akut

Page 12: Farmakoterapi Asma 1

PATOGENESIS & PRINSIP TERAPI

Page 13: Farmakoterapi Asma 1

Tujuan Terapi asma

ASMA kut• mempertahankan tingkat

aktivitas normal (lat fisiik)paru-paru normal

• Mencegah gejala kronis dan yg nengganggu ( batuk)

• Mencegah memburuknya asa secara berulang

• Menyediakan farmakoterapi yan optimum dengan tidak ada efek samping

Asma • Perbaikan hipoksemia

signifikan• Pembalikan cepat penutupan

jalan udara• Pengurangan kecendrungan

penutupan aliran udara yg parah timbul kembali

Page 14: Farmakoterapi Asma 1

Obat-Obat untuk AsmaTurunan xantin (bronkodilatasi), ex:

aminophilyn, theofillyn.Kortikosteroid (anti inflamasi)

ex:prednison, metilprednisolon Imunosupresan (obat yang menekan

reaksi AgAb juga sebagai anti inflamasi) ex:metotreksat

Garam-garam kromolin (profilaksis, untuk mencegah keluarnya AH=anti histamin)

14

Page 15: Farmakoterapi Asma 1

FARMAKOTERAPI ASMA

beta2 -adrenergic

agonists

anticholinergics

Corticosteroids

methylxanthines

leukotriene modifiers

mast cell stabilizers

monoclonal antibodies

Expectorants,

antitussives,

mucolytics,

decongestants.

Page 16: Farmakoterapi Asma 1

Beta 2 – adrenergik agonist : farmakodinamik

Beta2 adrenergik agonist berikatan dan menstimulasi beta 2 adrenergik receptor pada otot polos meningkatkan level CAM (cyclic adenosine monophosphate) bronkodilatasi.

Pada dosis besar kehilangan selektivitas meningkatkan risiko toksisitas.

Pemberian inhalasi bekerja secara lokal dalam paru efek samping lebih minimal daripada pemberian secara sistemik

Page 17: Farmakoterapi Asma 1

Farmakokinetik

Diabsorbsi minimal dari saluran cerna.

Tidak melintasi blood-brain barier

Dimetabolisme secara ekstensif dalam

hepar menjadi metabolit inaktif

Diekskresi secara cepat melalui urin dan

feses.

Page 18: Farmakoterapi Asma 1

Golongan Beta 2 – adrenergik agonist

Page 19: Farmakoterapi Asma 1

Indikasi

Onset cepat pilihan untuk mengurangi gejala asma

secara cepat.

Onset lambat hanya digunakan dalam bentuk

kombinasi dengan obat lainnya seperti kortikosteroid

inhalasi untuk mengontrol asma. Tidak digunakan

untuk mengurangi gejala serangan akut karena onset

aksi tidak cukup cepat.

Page 20: Farmakoterapi Asma 1

Efek SampingKerja pendek Kerja lamaparadoxical

bronchospasmtachycardiapalpitationstremorsdry mouth.

bronchospasmtachycardiapalpitationshypertensiontremors.

Page 21: Farmakoterapi Asma 1
Page 22: Farmakoterapi Asma 1

SEDIAAN & DOSIS : B2 AGONIS KERJA PENDEK

Medikasi Sediaan obat Dosis Terbutalin IDT 0,25 mg/ semprot

Turbuhaler 0,25 mg ; 0,5 mg/ hirupNebules/ solutio 5 mg/ 2ml

Inhalasi : 0,25-0,5 mg, (anak : 0,25 mg)3-4 x/ hari

Tablet 2,5 mgSirup 1,5 ; 2,5 mg/ 5ml

Oral 1,5 – 2,5 mg (anak 0,05 mg/kgBB/kali)3- 4 x/ hari

Salbutamol IDT 100 µg/semprotNebules/ solutio2,5 mg/2ml, 5mg/ml

Inhalasi :200 µg (anak : 100µg) 3-4 x/ hari

Tablet 2mg, 4 mgSirup 1mg, 2mg/ 5ml

Oral :  1- 2 mg (anak : 0,05 mg/kgBB/kali)3-4 x/ hari

Page 23: Farmakoterapi Asma 1

Medikasi Sediaan obat DosisFenoterol IDT 100, 200 µg/

semprot200 µg (anak : 100 µg3-4 x/ hari

Solutio 100 µg/ ml 10-20 µg,(anak : 10 µg)Prokaterol IDT  10 µg/ semprot 2-4 x/ hari (anak 2x/hari)

Tablet 25, 50 µg 2 x 50 µg/hari (anak : 2 x 25 µg/hari

Sirup 5 µg/ ml 2 x 5 ml/hari (anak 2 x 2,5 ml/hari)

Page 24: Farmakoterapi Asma 1

SEDIAAN & DOSIS : B2 AGONIS KERJA PANJANG

Medikasi Sediaan obat Dosis Salmeterol IDT 25 µg/

semprotRotadisk 50 µg

2 – 4 semprot (anak 1-2 semprot)2 x / hari

Formoterol IDT 4,5 ; 9 µg/semprot

4,5 – 9 µg1-2x/ hari

Page 25: Farmakoterapi Asma 1

Anticholinergics

Antikolinergik yang mempunyai efektifitas bronkodilator

Ipratropium

Farmakodinamik : menghambat muscarinic

receptors menghambat sistem saraf parasimpatis

bronkodilatasi.

Farmakokinetik : diabsorbsi secara minimal dalam

saluran cerna. Tersedia dalam bentuk inhalasi

efek lokal

Page 26: Farmakoterapi Asma 1

Diberikan kombinasi dengan agonis beta-2 kerja

singkat, untuk mengatasi serangan

 Efek samping : nervousness, tachycardia,

nausea, paradoxical bronchospasm (with

excessive use), dry mouth.

Page 27: Farmakoterapi Asma 1

SEDIAAN & DOSIS

Medikasi Sediaan obat Dosis

Ipratropium bromide

IDT 20 µg/ semprot 40 µg, (anak : 20 µg,) 3-4 x/ hari

Solutio 0,25 mg/ ml (0,025%)(nebulisasi)

0,25 mg, setiap 6 jam (anak : sama)

Page 28: Farmakoterapi Asma 1

Kortikosteroids

anti inflamasi

Menghambat produksi sitokin, leukotriens

dan prostaglandin, penarikan eosinofil

pada daerah inflamasi, dan pelepasan

mediator inflamasi lainnya.

Dapat berefek pada organ lainnya efek

samping jangka panjang

Page 29: Farmakoterapi Asma 1

Kortikosteroid

Tersedia dalam bentuk pemberian inhalasi dan

pemberian sistemik (oral dan IV)

Inhalasi : beclomethasone dipropionate,

budesonide, flunisolide, fluticasone,

triamcinolone acetonide.

Oral : prednisolone, prednisone.

IV : hydrocortisone sodium succinate,

methylprednisolone sodium succinate.

Page 30: Farmakoterapi Asma 1

Farmakokinetik

Prednisone oral dapat diabsorbsi dengan

cepat dalam sauran cerna.

Dimetabolisme secara ekstensif dalam

hepar menjadi metabolit aktif

prednisolone.

Bentuk IV mempunyai onset cepat.

Bentuk inhalasi diabsorpsi minimal

(absorpsi linier dengan penambahan dosis)

Page 31: Farmakoterapi Asma 1

SEDIAAN & DOSIS

Medikasi Sediaan obat Dosis Fluticatison propionat

IDT 50, 125 µg/ semprot

25 – 500 µg/ hari (anak : 50-125 µg/ hari)

Budesonide IDT , Turbuhaler100, 200, 400 µg

100 – 800µg/ hari (anak : 100 –200 µg/ hari)

Beklometason dipropionat

IDT, rotacap, rotahaler, rotadisk

100 – 800µg/ hari (anak : 100-200 µg/ hari)

Page 32: Farmakoterapi Asma 1

MetilprednisolonTablet 4, 8,16 mg

Short-course : 24-40 mg /haridosis tunggal atau terbagi (Anak : 1-2 mg/ kg BB/ hari, maksimum40mg/ hari) selama 3-10 hari.

Prednison Tablet 5 mg

Page 33: Farmakoterapi Asma 1

Perhatian saat Pemberian Kortikosteroid

Anak-anak : pertumbuhan perlu

dimonitoring, terutama bila

mengkonsumsi kortikosteroid dengan efek

sistemik atau inhalasi dosis tinggi.

Pasien dengan diabetes melitus :

diperlukan monitoring lebih sering terkait

kadar glukosa darah

Pasien dengan hipertensi

Page 34: Farmakoterapi Asma 1

Ibu menyusui : kortikosteroid dapat diekskresikan

dalam ASI dalam jumlah yg cukup signifikan (pada

dosis pemberian > 20 mg/hari prednisone oral).

Menyusui sebaiknya 4 jam setelah minum obat.

Ibu Hamil : Pilih sediaan inhalasi. Beclomethason

dan budenosid telah dipakai secara luas. Jika

jangka panjang monitoring janin.

Page 35: Farmakoterapi Asma 1

Methylxanthines

anhydrous theophylline dan derivative saltnya,

aminophylline.

Indikasi : Terapi second-line dan third-line

Teofilin: oral; Aminofilin: IV

Mekanisme Kerja : menghambat phosphodiesterase

relaksasi otot polos, bronkodilatasi, mengurangi

mediator inflamasi.

Page 36: Farmakoterapi Asma 1

Per oral diabsorbsi cepat dan sempurna

dalam saluran cerna. Makanan berlemak

dapat meningkatkan absorbsi. Absorpsi

slow-release forms tergantung pH

lambung.

Distribusi : theophylline sekitar 56% terikat

protein pada dewasa (36% pada neonatus).

Dapat menembus barier plasenta dan

disekresi dalam ASI..

Metabolisme di hepar oleh CYP1A2.

Ekskresi : urin

FARMAKOKINETIK

Page 37: Farmakoterapi Asma 1

obat penghambat enzim CYP1A2

(cimetidine, ciprofloxacin,

clarithromycin,erythromycin,

fluvoxamine, hormonal contraceptives,

isoniazid, ketoconazole,ticlopidine,

zileuton)

obat inducer CYP1A2 (carbamazepine,

phenobarbital, phenytoin,rifampin)

Merokok meningkatkan eliminasi obat

Activated charcoal menhambat absorpsi

Meningkatkan ekskresi lithium

Obat antitiroid meningkatkan kadar

teofilin

Interaksi Obat

Page 38: Farmakoterapi Asma 1

Monitoring Kadar Obat

Kadar teofilin harus diukur untuk mengevaluasi efikasi

dan menghindar toksisitas.

Kadar serum teofilin 10 to 20 µg/ml (SI, 44 to 111

μmol/L)

Toksisitas berkaitan dengan peningkatan sekresi

katekolamin

ESO:gangguan saluran cerna, sakit kepala,

insomnia, palpitasi, takikardia, aritmia

Page 39: Farmakoterapi Asma 1

Dosis dan SediaanMedikasi Sediaan obat Dosis dewasaTeofilin Tablet 130, 150

mg3-5 mg/ kg BB/ kali, 3-4x/ hari (anak = sama)

Aminofilin Tablet 200 mg

Aminofilin lepas lambat

Tablet 225 mg 2 x 1 tablet (anak : ½ -1 tablet,2 x/ hari)

Teofilin lepas Lambat 

Tablet125, 250, 300 mg 400  mg

2 x125 – 300 mg (anak > 6 th : 2 x 125 mg

1x/ hari

Page 40: Farmakoterapi Asma 1

Mast Cell Stabilizers

Untuk profilaksis serangan asma.

Sebelum exercise atau pajanan alergen, profilaksis

efektif dalam 1-2 jam

Cromolyn, Nedocromil

Farmakodinamik : menstabilkan membran sel mast

dengan cara menghambat calcium channel

mencegah pelepasan mediator inflamasi

Farmakokinetik : diabsorbsi minimal pada saluran

cerna. Tersedia dalam bentuk inhalasi efek lokal

Page 41: Farmakoterapi Asma 1

Dosis dan Sediaan

Medikasi Sediaan obat Dosis dewasa Kromolin  

IDT5mg/ semprot 

1-2 semprot (anak : 1 semprot)3-4 x/ hari 

Nedokromil IDT2 mg/ semprot

2 semprot2-4 x/ hari (anak : sama)

 

Page 42: Farmakoterapi Asma 1

Leukotriene modifiers

Leukotriene receptor antagonists :

montelukast, & zafirlukast.

Leukotriene formation inhibitors :

zileuton.

Pemberian oral : absorpsi cepat,

menurun dengan adanya makanan,

Ikatan protein 90%, metabolisme

oleh CYP2C9, CYP3A4, CYP1A2

Zileuton dikontraindikasikan pada

pasien dengan penyakit hepar.

Sediaan : zafirlukast tablet 20 mg,

2x1 tab 1-2 jam setelah makan

Page 43: Farmakoterapi Asma 1

Monoclonal antibodies (Ig E)

Omalizumab

Asma sedang-berat dengan skin test positif

dan terapi kortikosteroid tidak terkontrol

Mekanisme Kerja : menghambat ikatan Ig E

pada reseptornya di sel mast dan basofil,

sehingga menghambat pelepasan

mediator inflamasi.

Page 44: Farmakoterapi Asma 1

Terapi Asma pada Kehamilan

Memerlukan pengaturan jenis dan dosis obat

asma yang dipakai pilih bentuk inhalasi; obat-

obat lama yang pernah dipakai pada kehamilan

sebelumnya yang sudah terdokumentasi dan

terbukti aman.

Pada umumnya semua obat asma dapat dipakai

saat kehamilan kecuali komponen α adrenergik,

bromfeniramin dan epinefrin.

Page 45: Farmakoterapi Asma 1

Farmakoterapi serangan asma

RINGAN SEDANG BERAT

1. Oksigenasi dengan kanul nasal

2. Agonis beta-2 onset cepat secara inhalasi/nebulisasi,

tiap 4 jam apabila diperlukan

Alternatif

Kombinasi oral agonis beta-2 dan teofilin

Agonis beta-2 subkutan (Terbutalin 0,5 ml)

Agonis beta-2  SK

Adrenalin 1/1000 0,3ml SK

Adrenalin 1/1000 0,3ml SK

Page 46: Farmakoterapi Asma 1

LANJUTAN...

RESPON BAIKRESPON TIDAK SEMPURNA

RESPON TIDAK SEMPURNA

Pulang1. Pengobatan

dilanjutkan dengan inhalasi agonis  beta-2

2. Membutuhkan kortikosteroid oral

Dirawat di RS1. Inhalasi agonis

beta-2 ±anti-kolinergik

2. Kortikosteroid sistemik.

3. Aminofilin drip4. Terapi oksigen 

Dirawat di ICU1. Inhalasi agonis

beta-2  ±antikolinergik

2. Kortikosteroid IV3. Pertimbangkan  ag

onis beta-2 injeksi  SC/IM/ I V

4. Terapi oksigen5. Aminofilin drip

Page 47: Farmakoterapi Asma 1

Medikasi pengontrol harianBerat Asma Medikasi pengontrol harian

Asma Intermiten Tidak perlu

Asma Persisten Ringan Glukokortikosteroid inhalasi(200-400 ug

BD/hari atau ekivalennya)

Asma Persisten Sedang Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid(400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) danagonis beta-2 kerja lama

Page 48: Farmakoterapi Asma 1

Asma Persisten Berat

Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (> 800 ug BD atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama, ditambah ³ 1 di bawah ini:- teofilin lepas lambat- leukotriene modifiers- glukokortikosteroid oral

Page 49: Farmakoterapi Asma 1

 Mukolitik & Anti Histamin pada asma

Mukolitik tidak menunjukkan manfaat berarti pada

serangan asma, bahkan memperburuk batuk dan

obstruksi jalan napas pada serangan asma berat. 

Sedasi sebaiknya dihindarkan karena berpotensi

menimbulkan depresi napas.

Antihistamin dan terapi fisis dada (fisioterapi) tidak

berperan banyak pada serangan asma.

Page 50: Farmakoterapi Asma 1

Antibiotik

Tidak rutin diberikan kecuali pada keadaan

disertai infeksi bakteri

 Antibiotik pilihan sesuai bakteri penyebab atau

pengobatan empiris yang tepat untuk gram

positif dan atipik; yaitu makrolid , golongan

kuinolon dan alternatif amoksisilin/ amoksisilin

dengan asam klavulanat.

Page 51: Farmakoterapi Asma 1

TERIMA KASIH

Page 52: Farmakoterapi Asma 1

Post Test1. Golongan obat yang mempunyai efek bronkodilator

adalah....

2. Untuk mengatasi serangan asma diperlukan obat gol B2

agonis kerja ....

3. Contoh obat Gol B2 agonist kerja cepat adalah ....

4. Untuk mengatasi inflamasi yang terjadi pada serangan

asma dapat diberikan ....

5. Pemakaian antibiotik pada asma hanya pada kondisi

adanya....

6. Obat bronkodilator yang aman bagi kehamilan adalah....

Page 53: Farmakoterapi Asma 1

Penulisan resep1. Tn M, 23 tahun datang ke tempat praktek

dokter dengan keluhan sesak nafas. Dari hasil pemeriksaan didiagnosis serangan asma. Oleh dokter dilakukan nebulizer. Pengobatan pengontrol harian yang akan diberikan Budesonide IDT 200 µg/semprot dengan dosis 400 µg/hari, 1x sehari. Salmeterol IDT 25µg/semprot , dosis 2 kali sehari 2 semprot. Tuliskan resep tersebut

2. Tuliskan resep untuk Ny. T, 40 tahun, salbutamol 2 mg, dosis 3 kali sehari selama 4 hari; teofilin 150 mg tablet dosis 2 x 1 tablet selama 4 hari.