Draf 2 Nursyam__2011
COVER
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
1
Draf 2 Nursyam__2011
KATA PENGANTAR
2
Draf 2 Nursyam__2011
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup Kegiatan
D. Unsur yang Terlibat
E. Referensi
F. Pengertian dan Konsep
G. Uraian Prosedur Kerja
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja
Lampiran 2: Instruksi Kerja
Lampiran 3: Contoh-Contoh
GLOSARIUM
3
Draf 2 Nursyam__2011
PETUNUK TEKNISPEYELENGGARAAN SKS DI SMA
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan dalam visinya
bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, cerdas emosional,
dan cerdas spiritual. Sedangkaan kemandirian merupakan salah satu
dari tugas perkembangan yang harus dicapai siswa dari sejumlah
tugas perkembangan lainnya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak peserta didik
mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi,
kebutuhan, dan kecepatan belajarnya. Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 mewajibkan sekolah kategori mandiri untuk
melaksanakan sistem kredit semester (SKS) pada tingkat SMA,
sedangkan sekolah kategori standar dibolehkan menyelenggarakan
SKS. Sementara itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78
Tahun 2009 mewajibkan SMA bertaraf internasional untuk
melaksanakan SKS.
Panduan penyelenggaraan SKS yang diterbitkan BSNP telah
menjelaskan kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di
sekolah. Penjelasan panduan tersebut masih bersifat umum sehingga
sekolah masih banyak mengalami kendala di antaranya dalam
menentukan beban belajar, menyusun struktur kurikulum,
menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata pelajaran, dan
menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata
pelajaran tertentu. Termasuk memfasiltasi keragaman peserta didik
dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan mereka
menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu
diperlukan penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.
Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, maka
dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction) dan membantu sekolah, Direktorat Peminaan SMA
4
Draf 2 Nursyam__2011
perlu menyusun Petunkuk teknis Penyelenggaraan SKS di SMA yang
memuat panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman bagi SMA
untuk melaksanakan SKS.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan SKS terdiri atas:
1. Persiapan penyelenggaraan;
2. Pelaksanaan penyelenggaraan;
3. Sistem pembelajaran;
4. Penilaian; dan
5. Kelulusan.
D. Unsur yang Terlibat
1. Kepala SMA;
2. Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah;
3. Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah;
4. Pembimbing Akademik;
5. Konselor/BK; dan
6. Komite Sekolah.
E. Referensi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –
2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 11;
5
Draf 2 Nursyam__2011
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
12.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor;
13.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional;
14.Panduan Penyusunan KTSP, 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan;
15.Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, 2010. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan;
16.Pedoman Penatalaksanaan Psikologis Layanan Pendidikan Khusus
untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, 2010. Jakarta: Depdiknas;
17.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan,
2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
6
Draf 2 Nursyam__2011
18.Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur,
dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, 2010. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA; dan
19.Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Hasil Belajar, 2010. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
F. Pengertian dan Konsep
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal
1 butir 1);
2. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005Bab I Pasal 1 butir 5);
3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 4);
4. SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata
Pelajaran, dan SKL Mata Pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian merupakan
representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran;
5. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005
Bab I Pasal 1 butir 9). Saat ini standar pengelolaan yang sudah
terbit adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
7
Draf 2 Nursyam__2011
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota);
6. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6);
7. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 11);
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Bab I Pasal 1 butir 13);
9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 10);
10.Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri
dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir
22);
11.Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh siswa;
12.Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau
semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi
8
Draf 2 Nursyam__2011
dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara
nasional;
13.Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.
14.Pembimbing akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas
pembimbingan akademik terhadap sejumlah siswa dalam
menyelesaikan studinya pada satuan pendidikan;
15.Konselor adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan
pelayanan bimibingan dan konseling pada satuan pendidikan
formal;
16.Sekolah kategori mandiri (SKM) atau sekolah standar nasional (SSN)
adalah sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi
delapan standar nasional pendidikan;
17.Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang telah
memenuhi delapan standar nasional yang diperkaya dengan
standar pendidikan dari negara maju;
18.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar;
19.Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang siswanya menentukan sendiri beban
belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada
satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester
(sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap
muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan
mandiri tidak terstruktur;
20.Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang
harus dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran
dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam rangka mencapai
kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran. Beban belajar
menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan tenaga untuk
melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata
pelajaran yang waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan
9
Draf 2 Nursyam__2011
kredit lebih besar menuntut pengorbanan lebih banyak untuk
melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran
dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan
kredit semeter
21.Prinsip penyelenggaraan SKS adalah:
a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya;
b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi
dapat mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari
periode belajar yang ditentukan dengan tetap memperhatikan
ketuntasan belajar;
c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri
dalam belajar secara mandiri;
d. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar
dengan lebih fleksibel. Peserta didik memiliki kesempatan
untuk memilih program studi dan mata pelajaran sesuai
dengan potensinya;
e. Peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain
yang sejenis yang menggunakan SKS dan semua kredit yang
telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru;
f. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih
memadai secara teknis dan administratif;
g. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat
memenuhi kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta
didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
h. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.
22.Penyelenggaraan SKS di SMA pada sekolah kategori standar,
sekolah kategori mandiri, dan sekolah bertaraf internasional harus
didukung persiapan yang mengacu pada pemenuhan delapan
standar nasional pendidikan. Implementasi pelaksanaan SKS yang
bersifat fleksibel terdapat pada proses pembelajaran dan
10
Draf 2 Nursyam__2011
pengelolaan yang mengakomodasi peserta didik sesuai dengan
potensi, minat, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya;
23.SMA Bertaraf Internasional dan SMA Kategori Mandiri wajib
melaksanakan SKS;
24.SMA Kategori Standar yang terakreditasi A dapat
menyelenggarakan SKS;
25.Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas: persiapan dokumen
kurikulum dan sumber daya;
26.Persiapan daya dukung dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri
atas beban belajar dan struktur kurikulum, peraturan akademik,
kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan, serta
perangkat pembelajaran dan penilaian;
27.Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan
tenaga kependidikan dan sarana prasarana;
28.Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan
untuk mendukung penylenggaraan SKS terdiri atas guru,
pembimbing akademik, konselor, dan tenaga administrasi
akademik. Sumber daya dukung tersebut memiliki pengetahuan
yang memadai tentang implementasi SKS dan standar nasional
pendidikan pada umumnya;
29.Sumber daya sarana prasarana harus memenuhi standar nasional,
yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran tatap
muka dan penugasan terstruktur. Sarana prasarana tersebut
mampu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran berbasik TIK,
pembelajaran berbasis mata pelajaran (subject based classroom),
dan penjadwalan pembelajaran yang fleksibel;
30.Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata
pelajaran tertentu pada semester tertentu.
31.Struktur kurikulum dan beban belajar memuat mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Beban belajar seluruh mata
pelajaran dan muatan lokal dinyatakan dengan satuan kredit
semester (sks), yaitu minimal 114 sks dan maksimal 126 sks.
11
Draf 2 Nursyam__2011
Penetapan beban belajar seluruh mata pelajaran dan masing-
masing mata pelajaran dilakukan oleh sekolah dengan mengacu
pada panduan penyelenggaraan SKS dari BSNP dan petunjuk teknis
penyelenggaraan SKS dari Direktorat Pembinaan SMA (Dit. PSMA);
32.Dasar penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan
kesetaraan pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan
1,88 – 2 jam pelajaran dan analisis konteks potensi dan kebutuhan
sekolah. Rentang beban belajar tiap mata pelajaran seperti pada
tabel 1,2, dan 3;
Tabel 1. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA
Program IPA
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 11 13
4. Bahasa Inggris 11 13
5. Matematika 11 13
6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan
4 6
7. Sejarah 2 4
8. Teknologi Informasi dan Komunikasi
4 6
9 Seni Budaya 4 6
10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6
11. Fisika 10 12
12. Kimia 10 12
13. Biologi 10 12
14. Ekonomi* 2 3
15. Sosiologi* 2 3
16. Geografi* 2 3
17. Muatan Lokal 4 6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 2. Rentang Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat
SMA Program IPS
12
Draf 2 Nursyam__2011
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 11 13
4. Bahasa Inggris 11 13
5. Matematika 11 13
6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan
4 6
7. Sejarah 4 6
8. Teknologi Informasi dan Komunikasi
4 6
9 Seni Budaya 4 6
10. Keterampilan/Bahasa Asing 4 6
11. Fisika* 2 3
12. Kimia* 2 3
13. Biologi* 2 3
14. Ekonomi 10 12
15. Sosiologi 10 12
16. Geografi 10 12
17. Muatan Lokal 4 6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA
Program Bahasa
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum
1. Pendidikan Agama 5 8
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 7
3. Bahasa Indonesia 13 15
4. Sastra Indonesia 7 9
5. Bahasa Inggris 13 15
6. Matematika 10 11
7. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan
4 6
8. Sejarah 5 7
9 Teknologi Informasi dan Komunikasi
4 6
13
Draf 2 Nursyam__2011
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)Minimum Maksimum
10. Seni Budaya 4 6
11. Bahasa Asing 11 13
12. Antropologi 5 7
13. Fisika* 2 3
14. Kimia* 2 3
15. Biologi* 2 3
16. Ekonomi* 2 3
17. Sosiologi* 2 3
18. Geografi* 2 3
19. Muatan Lokal 4 6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
33.Sekolah menetapkan serial mata pelajaran sehingga pembelajaran
dapat dilaksanakan secara fleksibel dengan pola on/off bagi peserta
didik untuk melaksanakan layanan pendidikan yang
mengakomodasi keragaman kecepatan belajar peserta didik dan
variasi pilihan beban belajar dan mata pelajaran;
34.Mata pelajaran disusun maksimal dalam empat seri untuk
mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan bakat dan
kecerdasan istimewa yang berhak menyelesaikan masa studi paling
cepat dua tahun (empat semester);
35.Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan sekolah, serta mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Setiap seri mata pelajaran memuat standar isi
(SK-KD) dan standar kompetensi lulusan (SKL Mata Pelajaran)
sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Contoh
serial mata pelajaran disajikan pada tabel 4;
Tabel 4. Contoh Serial Mata Pelajaran
No
Mata Pelajaran Jumlah
Seri Mata Pelajaran1 2 3 4
1. Pendidikan
Agama
6 sks 2 sks 2 sks 2 sks
2. Matematika 13 sks 2 sks 4 sks 4 sks 3 sks
14
Draf 2 Nursyam__2011
3. Penjas Orkes 4 sks 1 sks 1 sks 1 sks 1 sks
4. Fisika 11 sks 2
sks*
3 sks 3 sks 3 sks
5. Ekonomi 11 sks 2
sks*
3 sks 3 sks 3 sks
6. Bahasa Asing 4 sks 2 sks 2 sks
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
36.Penyusunan kembali seluruh SK-KD sesuai standar isi pada serial
mata pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan SK-KD tersebut
sesuai dengan urutan seri dan beban belajarnya (sks). Contoh SK-
KD serial mata pelajaran disajikan pada contoh 3...
37.Peserta didik pada semua program jurusan wajib mengikuti mata
pelajaran yang kontennya (SK-KD) tercantum pada semester 1 dan
2 (sesuai standar isi sistem paket). Sekolah memfasilitasi
penjadwalan fleksibel dengan pola on/off, Contoh penjadwalan
fleksibel dengan pola on/off disajikan pada lampiran 3a;
38.Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum melibatkan unsur
guru, konselor, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah dalam
rapat kerja sekolah. Contoh beban belajar dan struktur kurikulum
disajikan pada lampiran 3b;
39.Peraturan akademik menjelaskan ketentuan tentang mekanisme
pilihan beban belajar dan mata pelajaran, mekanisme penilaian,
penjurusan, dan kelulusan:
40.Mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan
pada awal semester dengan cara mengisi kartu rencana studi (KRS)
yang disetujui pembimbing akademik (PA) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pilihan beban belajar dan mata pelajaran pada semester satu
dilakukan dalam bentuk paket dengan jumlah tertentu. Peserta
didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa (sesuai hasil
seleksi) berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran
melebihi peserta didik lainnya.
15
Draf 2 Nursyam__2011
b. Beban belajar dan mata pelajaran pada semester dua dan
seterusnya mempertimbangkan hasil indeks prestasi (IP)
semester sebelumnya, yaitu:
(1) IP < 5,0 dapat mengmbil maksimal 8 sks
(2) IP 5,0 s.d 5.9 dapat mengambil maksimal 10 sks
(3) IP 6.0 s.d 6.9 dapat mengambil maksimal 16 sks
(4) IP 7,0 s.d 7,4 dapat mengambil maksimal 20 sks
(5) IP 7.5 s.d 7,9 dapat mengambil maksimal 24 sks
(6) IP 8,0 s.d 8,5 dapat mengambil maksimal 28 sks
(7) IP > 8.5 dapat mengambil maksimal 32 sks
41.Mekanisme penilaian menjelaskan kriteria ketuntasan, teknik
penilaian dan pengolahan hasil penilaian, dan mekanisme
perbaikan nilai melalui remedial dan/atau semester pendek;
42.Mekanisme penjurusan menjelaskan kriteria penjurusan, waktu
pelaksanaan penjurusan, dan tahap penetapan penjurusan;
43.Penjurusan dapat dilakukan mulai semester dua berdasarkan
potensi, minat, kebutuhan, dan prestasi akademik. Data potensi
diperoleh melalui psikotes. Data minat dan kebutuhan diperoleh
melalui wawancara atau isian kuisioner. Data prestasi akademik
diperoleh melalui tes seleksi penerimaan peserta didik baru atau
hasil belajar semester satu.
44.Mekanisme penjurusan dilakukan fleksibel mulai dari semester 1
dan secara bertahap tetap memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memilih program jurusan yang sesuai aau
pindah jurusan sampai akhir semester dua. Tahapan penjurusan
adalah sebagai berikut:
a. Jika hasil seleksi sesuai dengan minat, potensi dan
kebutuhannya, peserta didik dapat memilih program jurusan
sesuai dengan pilihannya mulai semester satu. Dalam hal ini
peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran sesuai
dengan ciri khas program jurusan.
16
Draf 2 Nursyam__2011
b. Jika hasil seleksi tidak sesuai dengan minat, potensi dan
kebutuhannya, peserta didik diberikan beban belajar dan semua
mata pelajaran ciri khas program jurusan yang diselenggarakan
di sekolah. Hasil prestasi belajar semester satu menjadi dasar
pertimbangan prestasi untuk menetapkan penjurusan di
semester dua.
c. Peserta didik yang belum dapat memenuhi persyaratan
penjurusan di semester dua dapat memperbaiki hasil semester
satu melalui kegiatan semester pendek agar memperoleh
penetapan penjurusan paling lambat di sememster tiga.
Skema mekasnisme penjurusan disajikan pada lampiran 2a
45.Persyaratan prestasi akademik untuk penjurusan ditentukan oleh
sekolah melalui rapat kerja sekolah dengan mengacu pada panduan
penyusunan laporan hasil belajar dari Dit. PSMA:
a. Persyaratan program IPA adalah lulus mata pelajaran fisika,
kimia, dan biologi;
b. Persyaratan program IPS adalah lulus mata pelajaran ekonomi,
sosiologi, dan geografi;
c. Persyaratan program Bahasa adalah lulus mata pelajaran
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa asing;
46.Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa
cerdas istimewa (SCI) dan berbakat istimewa dengan pembelajaran
khusus sesuai dengan kemampuan dan daya dukung. Pembelajaran
khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat dilakukan dengan
mendesain strategi tatap muka dan tugas terstruktur. Sekolah
dapat menyusun kriteria beban belajar secara khusus bagi siswa
cerdas istimewa seperti pada contoh lampiran 3g;
47.Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah
dengan mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:
a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata
secara konsisten;
b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;
17
Draf 2 Nursyam__2011
c. Memiliki karakter mandiri, cepat memahami, gemar membaca,
dan motivasi tinggi dalam belajar; dan
d. Memiliki keingintahuan tinggi serta komitmen tinggi dalam
melaksanakan tugas
48.Kriteria kelulusan menjelaskan kriteria dan mekanisme penentuan
kelulusan, yaitu lulus penilaian mata pelajaran dan lulus dari satuan
pendidikan. Penentuan kriteria kelulusan ditentukan oleh sekolah
dalam rapat kerja sekolah;
49.Kalender akademik memuat informasi hari dan jam belajar, hari
libur, kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester, jadwal pengisian kartu rencana studi (KRS), kegiatan
semester pendek atau klinik belajar, serta jadwal ujian sekolah;
50.Pedoman pendukung pelaksanaan menjelaskan informasi yang
diperlukan untuk memperjelas dan memudahkan pelaksanaan
penyelengaraan SKS. Pedoman pendukung terdiri atas pedoman
pengembangan diri, pedoman PA, pedoman BK, dan pedoman lain
yang diperlukan. Pedoman tersebut disusun oleh sekolah dengan
melibatkan unsur guru, konselor, tim pengembang penyusun
kurikulum, dan kepala sekolah;
51.Pelaksanaan penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap
dengan strategi passing in/out dimulai tahun pertama, sedangkan
peserta didik lainnya yang duduk di kelas XI dan XII tetap
menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua terdapat dua
angkatan yang menggunakan SKS sedangkan peserta didik kelas XII
masih menggunakan sistem paket. Pada tahun ketiga seluruh
peserta didik di sekolah menggunakan SKS;
52.Untuk menyelengarakan SKS di sekolah pada tahap awal:
a. Tersedia KTSP dengan sistem paket dan SKS yang telah
ditandangani Dinas Pendidikan Provinsi;
b. Tersedia perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) yang telah
direvisi sesuai dengan serial mata pelajaran minimal untuk dua
semester di tahun pertama;
c. Tersedia jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi PA/BK;
18
Draf 2 Nursyam__2011
d. Mendapat dukungan sekurang-kurangnya 75% pendidik dan
tenaga kependidikan:
e. Mendapat ijin tertulis dari dinas pendidikan;
53.Jadwal mata pelajaran mengakomodasi kebutuhan dan potensi
peserta didik, guru, dan daya dukung sekolah sesuai dengan pilihan
beban belajar dan mata pelajaran, distribusi tugas mengajar, dan
kapasitas ruang dan jam belajar di sekolah. Sekolah harus
memfasiltasi jam belajar sampai sore hari sesuai dengan
kemampuannya untuk mengakomodasi fleksibilitas jadwal mata
pelajaran;
54.Jadwal mata pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran
tatap muka dan penugasan terstruktur, dan ditetapkan pada tiap
awal semester;
55.Untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi tugas mengajar guru,
sekolah merancang desain pilihan beban belajar dan mata pelajaran
sampai semester enam untuk peserta didik yang diperkirakan
mampu menyelesaikan studi dalam enam semester. Contoh desain
pilihan beban belajar dan mata pelajaran sampai semester enam
disajikan dalam lampiran 3b;
56.Pembelajaran tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik;
strategi pembelajaran berupa ekspositori seperti ceramah interaktif,
presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif; dapat juga dilakukan dengan strategi
diskoveri inkuiri seperti, demonstrasi, eksperimen, observasi di
sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab,
atau simulasi; kegiatan tersebut dicantumkan dalam jadwal
pelajaran (Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Tatap
Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur
Tahun 2008);
57.Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi untuk peserta didik dan dirancang guru
untuk mencapai kompetensi; kegiatan tersebut diarahkan untuk
mengembangkan kemandirian belajar peserta didik; peran guru
sebagai fasilitator, tutor, teman belajar; strategi yang disarankan
19
Draf 2 Nursyam__2011
adalah diskoveri inkuiri; metode yang digunakan seperti diskusi
kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,
eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau
internet, atau simulasi; kegiatan tersebut dicantumkan dalam
jadwal pelajaran (Panduan Pengembangan Model Pembelajaran
Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak
Terstruktur Tahun 2008);
58.Kegiatan mandiri tidak terstruktur merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi untuk peserta didik
dan dirancang guru untuk mencapai kompetensi; kegiatan tersebut
tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran (Panduan
Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan
Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur Tahun 2008);
59. Perencanaan pembelajaran yang diperlukan terdiri silabus
dan RPP. Silabus sebagai acuan pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Contoh
silabus disajikan dalam lampiran 3...;
60. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompetensi dasar. RPP disusun untuk setiap
kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan. Contoh RPP disajikan dalam lampiran 3...;
61. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Proses pembelajaran yang dilakukan mencakup
kegiata eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007);
20
Draf 2 Nursyam__2011
62.Kegiatan semester pendek atau klinik belajar dilaksanakan hanya
untuk perbaikan nilai bagi mereka yang belum mencapai kelulusan
mata pelajaran sampai akhir semester. Ketentuan tentang semester
pendek:
a. Jadwal ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung;
b. Waktu belajar dilaksanakan pada hari belajar sore hari atau pada
jeda antar semester dengan mengacu pada hasil ketuntasan
standar kompetensi (SK) mata pelajaran;
c. Jumlah kegiatan dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri
dengan penilaian (UAS);
63.PA membimbing siswa maksimal 20 orang dengan tugas sebagai
berikut:
a. Memantau, membimbing, melakukan analisis terhadap data
potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi, serta memberikan
rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah
agar peserta didik berkembang potensi akademiknya secara
maksimal;
b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi
(KRS), pemilihan jurusan, pembagian laporan hasil belajar (LHB),
dan/ atau melaksanakan konsultasi akademik;
c. Melakukan penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan
hasil pengamatan dan masukan dari guru mata pelajaran
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan;
64.PA wajib melaksanakan kegiatan jadwal konsultasi akademik
minimal enam kali dalam tiap semester.
65.Untuk membantu pengelolaan kelas dapat dibantu oleh wali kelas.
Penetapan wali kelas dilakukan setiap awal semester. Wali kelas
adalah guru yang mengajar pada semester berjalan dan ditugaskan
oleh kepala sekolah. Tugas utama wali kelas adalah:
a. memantau, membimbing, dan mengelola kelas agar tercipta
suasana kelas yang tertib dan kodusif untuk mendukung
kekompakan dan kebersamaan rombongan belajar;
21
Draf 2 Nursyam__2011
b. memeriksa dan mendata kehadiran siswa dalam rombongan
belajar;
c. mengkoordinir kegiatan rombel seperti lomba kebersihan dan
kegiatan upacara;
66.BK/Konselor memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta
didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan madiri
dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan
kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan
umum. Dalam pelaksanaan SKS, BK membimbing siswa dengan
jumlah maksimal 150 orang selama masa studi dengan tugas
sebagai berikut:
a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta
melakukan analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi
peserta didik;
b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi
konstruktif agar peseta didik mampu mencapai tugas
perkembangannya melalui kegiatan pengembangan diri di
sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan
khusus;
c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan
kosultasi kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu
sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan
d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap
semester;
67.BK/Konselor wajib melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan
konsultasi kelompok minimal empat kali dalam tiap semester.
68.Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik;
69.Prinsip penilaian adalah sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria,
dan akuntabel;
70.Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Penilaian oleh pendidik dilakukan melalui tes dan
22
Draf 2 Nursyam__2011
nontes dalam kegiatan ulangan harian (UH), ulangan tengah
semester (UTS), dan ulangan akhir semester (UAS). Penilaian oleh
satuan dilakukan melalui ujian sekolah (US). Penilaian oleh
pemerintah dilakukan melalui ujian nasional (UN);
71.Penilaian hasil belajar pada tiap mata pelajaran oleh pendidik
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan
akhir semester mendeskripsikan pencapaian kompetensi tiap KD
dan/atau SK untuk diakumulasi menjadi nilai mata pelajaran.
72.Penilaian pada penyelenggaraan SKS adalah penilaian kompetensi
sesuai standar nasional penilaian pendidikan dengan menyertakan
indeks prestasi (IP) pada laporan hasil belajar.
Perhitungan indeks prestasi menggunakan rumus:
IP = Indeks Prestasi
Ni = Nilai tiap mata pelajaran
Bi = Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
73.Laporan hasil belajar (LHB) memuat hasil penilaian mata pelajaran
yang terdiri atas pengetahuan, praktik, dan sikap, serta disertai
dengan deskripsi pencapaian standar kompetensi. LHB juga
melaporkan hasil pengembangan diri dan akhlak mulia/kepribadian,
serta hasil indeks prestasi semester dan kumulatifnya. Contoh LHB
disajikan pada lampiran 3m;
74.Pengelolaan, pengorganisasian, dan kontrol data penilaian, serta
pencetakan laporan hasil belajar (LHB) menerapkan sistem
administrasi akademik berbasis TIK;
75.Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik;
76.Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih;
23
Draf 2 Nursyam__2011
77.Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut;
78.Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut;
79.Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan
belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM
digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menentukan kelulusan;
80.Kelulusan peserta didik terdiri atas lulus mata pelajaran dan lulus
satuan pendidikan:
a. Kriteria lulus mata pelajaran adalah mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan kehadiran minimal 90%, memiliki sikap
baik, dan memperoleh nilai mata pelajaran sekurang-kurangnya
sama dengan nilai KKM;
b. Kriteria lulus satuan pendidikan (lulus SMA) adalah
menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan beban
belajar minimal yang ditentukan satuan pendidikan, memiliki
sikap yang baik, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional;
81.Sekolah memfasilitasi mutasi peserta didik antar sekolah
penyelenggara SKS dan dengan sekolah lain yang masih
menggunakan sistem paket. Mutasi dilaksanakan pada awal
semester melalui mekanisme dan prosedur:
a. Penyetaraan langsung terhadap beban belajar (sks) yang telah
ditempuh pada sekolah asal;
b. Penyetaraan dari sekolah sistem paket dapat dilakukan melalui
matrikulasi dan mempertimbangkan SK-KD mata pelajaran yang
sudah ditempuh;
82.Ujian sekolah dilaksanakan tiap akhir semester. Sekolah
memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengikuti ujian sekolah
24
Draf 2 Nursyam__2011
mata pelajaran tertentu setelah menyelesaikan seluruh seri mata
pelajaran;
83.Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah
satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan;
84.Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional
pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
85.Evaluasi keterlaksanaan penyelenggaraan dilakukan oleh sekolah
dan dinas pendidikan melalui kegiatan supervisi, monitoring, dan
evaluasi;
86.Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,
dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
G. Uraian Prosedur Kerja
1. Persiapan Penyelenggaraan
1.1. Kepala sekolah mensosialisasikan dasar filosofis,
landasan hukum, dan implementasi secara umum
pelaksanaan SKS kepada pendidik dan tenaga
kependidikan;
1.2. Kepala SMA mengundang dan menugaskan Tim Pengembang
Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah serta memberi
pengarahan teknis untuk melakukan persiapan
penyelenggaraan SKS. Arahan sekurang-kurangnya berisi:
a. Dasar pelaksanaan SKS;
b. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan SKS ;
c. Hasil yang diharapkan;
d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas TPK sekolah;
25
Draf 2 Nursyam__2011
1.3. TPK sekolah menyusun draf rencana dan jadwal
pertemuan, uraian kegiatan, sasaran/hasil untuk
melakukan persiapan dokumen dan sumber daya
pendukung lainnya, sekurang-kurangnya berisi:
a. Rincian pembagian tugas kerja;
b. Jadwal pertemuan awal TPK, pembahasan draf di tingkat
TPK, pembahasan pleno rapat kerja, finalisasi dokumen,
validasi, pengajuan ijin pelaksanaan, dan sosialisasi
kepada masyarakat;
c. Draf dokumen yang perlu disiapkan;
d. Jadwal pertemuan MGMP untuk menyusun SK-KD serial
mata pelajaran dan merivisi silabus-RPP;
1.4. Kepala sekolah dan bersama Komite membahas draf
jadwal dan anggaran kegiatan;
1.5. TPK menyusun draf dokumen struktur kurikulum dan
beban belajar, peraturan akademik, panduan PA dan BK, dan
panduan pendukung lainnya, serta draf KTSP yang
menggunakan SKS untuk tahun pertama dan sistem paket
untuk kels XI dan XII;
1.6. TPK melakukan pertemuan dengan guru dan konselor
yang dipimpin oleh Kepala Sekolah untuk:
a. Menyampaikan draf dokumen beban belajar dan
struktur kurikulum, peraturan akademik, panduan
PA dan BK dan panduan pendukung lainnya agar
dicermati, ditelaah, diberikan masukan, dan koreksi untuk
penyempurnaan;
b. Menyampaikan tugas MGMP untuk menyusun
memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran
serta merevisi silabus dan RPP untuk dua seri mata
pelajaran;
c. Menyampaikan tugas Konselor/BK menyusun dan
merancang kegiatan bimbingan dan koselling
dalam bentuk desain dan jadwal kosultasi BK;
26
Draf 2 Nursyam__2011
1.7. MGMP memetakan SKL dan SK-KD serial mata
pelajaran dan merevisi Silabus-RPP. Pemetaan SK-KD
serial mata pelajaran harus mempertimbangkan
hirarki dan sistematikanya;
1.8. Konselor/BK menyusun rancangan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling serta desain jadwal
konsultasi;
1.9. TPK menghimpun masukan dan koreksi terhadap
draf dokumen beban belajar dan struktur kurikulum,
peraturan akademik, dan panduan pendukung
lainnya untuk dibahas dengan kepala sekolah;
1.10. Kepala sekolah menetapkan beban belajar dan
struktur kurikulum, peraturan akademik, dan
panduan pendukung lainya untuk disosialisaikan
kepada warga sekolah;
1.11. TPK menyusun dokumen final KTSP menggunakan
SKS tahun pertama dan sistem paket untuk kelas XI
dan XII untuk dikonsultasikan dengan instansi
terkait (Dinas Pendidikan, LPMP, atau Perguruan
Tinggi);
1.12. TPK menyiapkan daftar PA, desain pilihan mata
pelajaran, kalender akademik, dan jadwal mata
pelajaran;
a. Pemilihan calon PA didasarkan pada kecakapan,
integritas, dan keteladanan guru untuk mau menjadi
perintis dan volenteer;
b. Calon PA angkatan pertama adalah guru yang mengajar
mulai semester pertama dan mejadi perintis secara
bertahap sampai seri terakhir mata pelajaran.
1.13. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah
menandatangani KTSP, kemudian mengirimkan dokumen
KTSP ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi;
27
Draf 2 Nursyam__2011
1.14. Kepala Sekolah mengajukan ijin tertulis kepada
Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan SKS di
sekolah;
1.15. Setelah mendapat ijin tertulis, Kepala Sekolah
mensosialisaikan pelaksanaan SKS kepada warga sekolah,
komite, dan masyarakat.
2. Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS
2.1. Kepala Sekolah:
a. Menetapkan pembagian tugas guru, PA dan BK;
b. Memantau kegiatan persiapan teknis yang diperlukan;
c. Mensosialisasikan penyelenggaraan SKS kepada peserta
didik baru melalui kegiatan masa orientasi peserta didik
baru (MOPD).
2.2. TPK dan Kepala Sekolah menetapkan rombongan belajar
angkatan pertama semester satu:
a. Setiap rombongan belajar dengan jumlah 32 orang
peserta didik ditetapkan dua orang PA, sehingga masing-
masing PA akan membimbing dan mendampingi 16 orang
peserta didik sampai mereka menyelesaikan studinya;
b. Setiap rombongan belajar diberikan identitas misalnya 1A,
1B, 1C, dan seterusnya. Angka 1 menunjukan semester
satu dan A, B, C, dan seterusnya menunjukan pada
rombongan belajar yang berbeda;
c. Setiap 4 – 5 rombongan belajar atau 150 orang peserta
didik ditetapkan konselor/BK.;
2.3. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai jadwal mata pelajaran. dan melakukan penilaian serta
tindak lanjutnya;
2.4. Guru melaksanakan ulangan harian dalam bentuk tes atau
tugas-tugas termasuk penilaian praktik atau produk untuk
mengukur ketuntasan KD;
28
Draf 2 Nursyam__2011
a. Hasil penilaian tiap KD mencakup aspek pengetahuan,
penilaian sikap, dan/atau praktik;
b. Hasil ketuntasan KD segera diinformasikan kepada peserta
didik agar segera ditindaklanjuti, misalnya dengan kegiatan
remedial bagi peserta didik yang belum tuntas;
c. Hasil remedial segera diinformasikan kepada peserta didik;
2.5. PA dan BK melaksanakan kegiatan kosultasi sesuai dengan
jadwal konsultasi;
2.6. TPK mengatur, memantau, dan mendampingi kegiatan MGMP
untuk merevisi Silabus dan RPP sesuai serial mata pelajaran
untuk seri tahun kedua dan seterusnya;
2.7. Konselor/BK menghimpun dan mendokumentasi data potensi,
kebutuhan, dan minat peserta didik, kemudian menganalisis
dan menyajikan informasi sistematis, ringkas, dan mudah
untuk digunakan oleh PA, guru mata pelajaran, dan TPK ;
2.8. TPK mengatur dan memantau kegiatan MGMP dalam
menyiapkan instrumen ulangan tengah semester (UTS);
2.9. Setelah kegiatan UTS:
a. Guru mata pelajaran melaporkan ketuntasan KD dan SK
dan menindaklanjuti dengan kegiatan remedial
berdasarkan ketuntasan SK;
b. TPK melakukan evaluasi keterlaksanaan, menghimpun
data potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik dari
konselor/BK, memetakan komposisi awal klasifikasi
peserta didik berdasarkan program jurusan
IPA/IPS/Bahasa;
c. PA menghimpun data prestasi akademik, minat, dan
kebutuhan peserta didik, serta menganalisis data potensi,
minat dan kebutuhan dari Konselor/BK;
2.10. TPK dan MGMP menyiapkan instrumen ulangan akhir
semester (UAS);
2.11. Setelah UAS:
29
Draf 2 Nursyam__2011
a. Guru mata pelajaran melaporakan nilai mata pelajaran
setelah dilakukan remedial berdasarkan ketuntasan SK;
b. PA dan Konselor/BK melaporkan data awal komposisi
peserta didik pada jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA melaporkan hasil penilaian akhlak mulia dan
kepribadian;
d. BK melaporkan hasil penilaian pencapaian tugas
perkembangan termasuk kegiatan pengembangan diri;
2.12. Dalam mengolah dan menganalisis ketuntasan mata pelajaran:
a. Hasil ketuntasan mata pelajaran dihitung berdasarkan hasil
rata-rata ketuntasan dari tiap SK;
b. Hasil ketuntasan tiap SK dihitung berdasarkan hasil rata-
rata ketuntasan tiap KD;
Contoh penghitungan ketuntasan disajikan dalam lampiran
(3l)
2.13. TPK menyiapkan perangkat pengisian KRS semester dua;
2.14. Pada saat pengisian KRS:
a. PA menginformasikan data potensi dan prestasi akademik
(IP sementara) kepada peserta didik;
b. Peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran
untuk semester dua berdasarkan pertimbangan data
potensi dan prestasi akademik dengan cara mengisi KRS.
Peserta didik yang memenuhi persaratan akademis sesuai
dengan potensi, minat, dan kebutuhannya dapat memilih
beban belajar dan mata pelajaran program jurusan.
Peserta didik yang belum memenuhi persyaratan
akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhannya tidak dapat memilih beban belajar dan
mata pelajaran program jurusan;
c. PA membimbing, memberikan pertimbangan, dan
menyetujui KRS peserta didik;
2.15. TPK dibantu tenaga administrasi akademik mencetak LHB
untuk ditandatangani oleh PA dan Kepala Sekolah;
30
Draf 2 Nursyam__2011
2.16. PA membagikan laporan hasil belajar (LHB) semester satu
yang mencakup indeks prestasi (IP). Contoh LHB disajikan
dalam lampiran (3m) ;
2.17. Pada saat pembagian LHB:
a. PA menyampaikan informasi umum tentang hasil belajar
semester satu dan konsekuensinya di semester dua,
kriteria dan mekanisme penjurusan, dan mekanisme
kegiatan semester pendek;
b. TPK memfasilitasi dan melayani pengaduan, pertanyaan,
dan masukan orangtua tentang ekses penyelenggaraan
SKS;
2.18. TPK menyusun rombongan belajar dan jadwal mata pelajaran
untuk semester dua:
a. Peserta didik yang memiliki kesamaan pilihan beban
belajar dan mata pelajaran dikelompokkan dalam
rombongan belajar yang sama;
b. Pengelompokan rombongan belajar yang mungkin terjadi
terdiri atas program IPA/IPS/Bahasa dan rombongan
belajar netral (belum mendapat identitas program
jurusan);
c. Rombongan belajar diberi identitas, misalnya 2A, 2B, dan
seterusnya. Angka 2 menunjukan mereka ada di semester
dua, sedangkan A, B, dan seterusnya sebagai kelompok
peserta didik yang memiliki pilihan beban belajar dan
mata pelajaran yang sama;
d. Peserta didik yang memilih beban belajar dan mata
pelajaran lebih banyak disediakan jadwal khusus sampai
sore hari;
e. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa
difasilitasi pembelajaran khusus;
2.19. Kepala sekolah menetapkan jadwal mata pelajaran semester
dua;
31
Draf 2 Nursyam__2011
2.20. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran
semester dua sesuai dengan jadwal mata pelajaran;
2.21. PA dan Konselor/BK melaksanakan kegiatan kosultasi sesuai
dengan jadwal konsultasi;
2.22. Pada saat kegiatan kosultasi di semester dua:
a. PA mengingatkan, memantau, dan membimbing peserta
didik mengikuti kegiatan semester pendek untuk
memperbaiki nilai mata pelajaran yang belum tuntas dan
memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi,
minat, dan kebutuhannya;
b. BK membimbing, memberi pertimbangan, dan mendorong
siswa agar mampu dan mandiri dalam mengambil
keputusan, mengembangkan potensi, dalam
melaksanakan kegiatan pengembangan diri agar
mendukung pencapaian untuk mencapai prestasi
akademik yang maksimal;
2.23. TPK mengatur, menyusun, dan memantau jadwal dan
kegiatan semester pendek:
a. Menugaskan guru mata pelajaran tertentu melaksanakan
pembelajaran semester pendek berdasarkan hasil
ketuntasan kompetensi dan melaksanakan penilaian pada
akhir kegiatan.;
b. Menghimpun, mengolah, dan menganalisis hasil penilaian
kegiatan semester pendek;
c. Hasil penilaian kegiatan semester pendek disampakan
kepada pesera didik.
d. Peserta didik yang belum lulus pada tahap pertama
diberikan kesempatan mengikuti kegiatan semester
pendek tahap kedua setelah UTS;
2.24. Setelah pelaksanaan UAS semester dua:
a. TPK menghimpun hasil akhir kegiatan semester pendek
untuk menetapkan peserta didik pada program
32
Draf 2 Nursyam__2011
IPA/IPS/Bahasa sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhannya;
b. Jika masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi
persayaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhan, TPK meminta PA dan Koselor/BK untuk
menyampaikan data pendukung yang akan dijadikan
pertimbangan dalam rapat pleno penentuan penjurusan;
c. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik
untuk menetapkan penjurusan peserta didik di semester
tiga. Dalam hal ini tidak ada rapat pleno kenaikan kelas
dalam penyelenggaraan SKS;
2.25. Kepala sekolah menyampaikan laporan evaluasi
keterlaksanaan penyelenggaraan SKS berdasarkan masukan
dari TPK.
3. Pelaksanaan Ujian Sekolah
3.1. Kepala Sekolah menugaskan TPK untuk melakukan persiapan
pelaksanaan ujian sekolah (US)
3.2. Kepala sekolah memberikan arahan tentang pelaksanaan ujian
sekolah, sekurang-kurangnya berisi:
a. mekanisme dan persyaratan ujian sekolah
b. persiapan yang perlu dilakukan
c. pembagian tugas guru/MGMP dan PA
3.3. TPK menyiapkan rencana kerja, pembagiatn tugas guru/MGMP
dan jadwal ujian sekolah
a. Ujian sekolah terdiri atas ujaian tertulis dan ujian praktik
sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran;
b. Ujian sekolah dilaksanakan dua kali dalam satu tahun, yaitu
pada semester ganjil dan semester genap;
c. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran yang
sudah dilaksanakan sampai seri terakhir;
3.4. Kepala sekolah mengecek dan menetapkan rencana kerja,
pembagian tugas, dan jadwal ujian sekolah;
3.5. Kepala sekolah melalui TPK menginformasikan pelakasanaan
ujian sekolah yang berisi:
33
Draf 2 Nursyam__2011
a. jadwal ujian sekolah
b. persyatatan peserta ujian sekolah
c. prosedur dan mekanisme ujian sekolah;
3.6. Guru/MGMP menyusun perangkat ujian sekolah:
a. perangkat ujian tertulis terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, dan kunci jawaban;
b. perangkat ujian praktik terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, dan format penilaian yang disertai
rubrik;
3.7. PA dan BK mengidentifikasi peserta didik yang dapat mengikuti
ujian sekolah kemudian menyetujui peserta didik yang
mendaftarkan diri mengikuti ujian sekolah;
3.8. TPK menginformasikan data peserta ujian sekolah untuk
dikonfirmasi oleh peserta didik dan PA
3.9. Kepala sekolah menetapkan peserta ujian sekolah
3.10. Setelah pelaksanaan ujian sekolah:
a. TPK mengumumkan hasil ujian sekolah;
b. peserta didik yang belum lulus wajib mengikuti ujian
sekolah pada semester berikutnya hingga lulus;
c. data hasil ujian sekolah disimpan untuk diakumulasi seluruh
mata pelajaran sebagai bagian persyaratan kelulusan
satuan pendidikan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan
SKS
Lampiran 1c: Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah
Lampiran 2A: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas
Istimewa
Lampiran 2c: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Lampiran 2d: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester
Pendek
34
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3a: Contoh Strutur Kurikulum dan Beban Belajar
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi
Peserta Didik
Lampiran 3d: Contoh Pilihan Beban Belajar dan Mata Pelajaran yang
Didesain Mengakomodasi Peserta Didik, Guru, dan
Sumber Daya Sekolah
Lampiran 3e: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Lampiran 3f: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
Lampiran 3g: Contoh Kalender Akademik
Lampiran 3h: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa
Lampiran 3i: Contoh Pemetaan Alokasi Waktu
Lampiran 3j: Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
Lampiran 3k : Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SKS di SMA
Lampiran 3l : Contoh Penentuan Ketuntasan Mata Pelajaran
Lampiran 3m : Contoh Laporan Hasil Belajar
GLOSARIUM
35
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUTKEPALA SEKOLAH KOMITE TPK GURU KONSELOR/BK
UU No. 20/2003PP No.19/2005Peraturan MenteriPanduan KTSPPanduan SKSKTSP SMAKriteria SKM, SBIAnalisis KonteksPembelajaran
Moving Kelas
Sosialisasi Pemahaman SKS
Pengarahan dan Penugasan TPK
Menyusun jadwalMenyusun draf
dokumen
Pembahasan Draf Dokumen
Finalisasi beban belajar dan struktur kurikulum
Revisi KTSP
Menyusun SKL-SK/KD Serial Mata Pelajaran, Silabus, dan RPP
Menyusun rancangan kegiatan layanan bimbingan dan Konselong
Finalisasi seluruh dokumen yang diperlukanMenandatangani KTSP
Mengajukan ijin tertulis
Dokumen siap diserahkan kepada Dinas PendidikanKTSPIjin tertulis
36
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama
INPUT PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT OUTPUTKEPALA SEKOLAH TPK GURU PA KONSELOR/BK
Semester Pertama
Semester Kedua
KTSP SKS dan sistem paket
Ijin tertulis penyelenggaraan SKS
Dokumen Pendukung
Silabus -RPP
Sosialisasi, penugasan, pemantauan
Menetapkan guru, PA, BK
Menyusun jadwal mapel, kalender akademik
Menyusun desain pilihan MP
Melaksanakan KBM, UH, UTS, UAS
melaksanakan remedial kompetensi
Melaporkan hasil penilaian SK-KD
Revisi Silabus-RPP
melaksanakan konsultasi
Menghimpun data minat, kebutuhan, prestasi
memetakan penjurusan dll
menghimpun data potensi, minat, kebutuhan, prestasi
melaksanakan layanan BK
memetakan penjurusan, dll
Rekomendasi peta penjurusan
Menyetujui KRSMerekap rombel smt
2 hasil KRSMenyusun Jadwal
Rombongan IPA/IPS/Ba-hasa dan Netral
Jadwal MP smt 2
Silabus-RPP
Rombongan IPA/IPS/Ba-hasa dan Netral
Jadwal MP smt 2
Silabus-RPP
Menetapkan Rombel dan Jadwal
Memberikan pengarahan
Menyusun dan memantau jadwal keg MGMP, semester pendek, dll
Melaksanakan KBM, kegiatan MGMP, SP, dll
Melaksanakan konsultasi, control kehadiran, dll
Melaksanakan konsultasi, control pengembangan diri dll
Merekap laporan penilaian dan hasil
SP, dll
Rapat penetapan akhir penjuruan IPA/IPS/Bahasa
Menyetujui KRS
Hasil akhir rombel IPA/IPS/ Bahasa
jadwal semester 3
37
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 1c : Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah
INPUT PROSES/UNSUR YANG TERLIBAT OUTPUTKepala Sekolah TPK/ TPK Guru/MGMP PA
Menugaskan dan memberikan
pengarahan mekanisme dan persiapan Ujian
Sekolah
Menyusun jadwal USMemandu MGMP menyusun
perangkat USMenghimpun perangkat US
Menyusun perangkat US praktik dan tertulis
Mendata Transkip Nilai peserta didik yang
memenuhi persyaratan US
Menetapkan Jadwal Ujian Sekolah
Menginformasikan jadwal dan mekanisme Ujian Sekolah
Menyetujui pendaftaran Peserta Didik ikut USMerekap data peserta US
Menetapkan peserta US
Ujian Sekolah Siap
dilaksanakan
PP No 19 Tahun 2005Juknis SKSData Hasil Belajarr
(Transkip Nilai)
38
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 2a: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Penerimaan Peserta Didik Baru
Seleksi Data (potensi, minat,
kebutuhan, prestasi)
Data Lengkap?
KBM semester 1Observasi, Psikotes,
Himpun Data
Rombongan belajar paket
(netral)
YA
TIDAK
Sesuai?
Analisis kesesuaian potensi, minat,
kebutuhan dan prestasi akademik
Analisis kesesuaian potensi, minat,
kebutuhan dan prestasi akademik
Sesuai? Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa
Smt 1
YA
TIDAK
Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa
Smt 2
YA
Rombongan belajar netral
smt 2
Kegiatan Semester Pendek atau Klinik
Lulus?
Rapat Dewan Pendidik penentuan Jurusan
Masuk Jurusan IPA/IPS/Bahasa
Smt 3
YA
TIDAK
TIDAK
Rombongan belajar paket (netral) smt 1
39
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
`Penerimaan peserta didik
baru
SeleksiData potensi dan riwayat belajarTes seleksi
Sesuai kriteria SCI
KBM biasa dengan beban maksimum 24
sks di semester 1
KBM biasa dengan beban maksimum 20 sks di semester 1
Cek data potensi, minat, dan prestasi
semester 1
Sesuai kriteria SCI
KBM dengan desain khusus SCI mulai semester 2 dan
seterusnya
KBM biasa dengan beban maksimum 24 sks di
semester 2 dan seterusnya
Non SCI, dapat menyelesaikan studi
paling cepat 5 semester
SCI, dapat menyelesaikan studi
paling cepat 4 semester
YA
YA
TIDAK
TIDAK
40
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 2c : Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
`
Proses Pembelajaran
Penilaian KD melalui Tugas (PR, produk, proyek),Tes (UH), dan/ atau praktik
Lulus (KKM)?
Remedial KD
Penilaian KD Berikutnya
Lulus (KKM)?
Remedial KD
Hasil penilaian KD mencakup tiga aspek (pengetahuan, sikap, dan/atau praktik)
Hasil penilaian KD berikutnya
Penilaian SK melalui UTS/UAS
Lulus (KKM)?
Remedial SKPenggabungan nilai SK dari
tiap KD
Nilai SK dari penilaian harian
Nilai SK dari Penilaian UTS/UAS
Penggabungan nilai SK
Nilai SK dari seluruh penilaian (UH,
UTS/UAS)
Penggabungan beberapa nilai SK untuk mendapatkan nilai Mata Pelajaran
Data mencakup nilai pengetahuan, sikap, dan/atau praktik disertai nilai gabungan pengetahuan dan praktik menjadi satu nilai SK
YA
YA
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
Nilai mata pelajaran mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan/ atau praktik dan gabungan rata-rata SK dalam satu nilai untuk menyatakan indeks prestasi (IP)
41
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 2d : Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Penilaian KD melalui UH, tugas-tugas. dll Tuntas?
Remedial KD
Tuntas?
Penggabungan nilai tiap KD dengan nilai SK dari
UTS/UAS
Remedial SK
Tuntas?
Penggabungan nilai tiap SK menjadi nilai Mata Pelajaran
(satu nilai)
Tuntas?
Tuntas?
Data Nilai KD
Data Nilai SK
Data LHB (IP Semester)
Finish
Kegiatan Semester Pendek (SP)
Tuntas?
Kegiatan SP Ulang
Data LHB (IPK Semester
berikutnya)
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YAYA
YA
YA
YA
YAA
42
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3a: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
PROGRAM IPA
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
1 2 3 4 Jumlah
1. Pendidikan Agama 2 2 2 6
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 6
3. Bahasa Indonesia 2 4 4 2 12
4. Bahasa Inggris 2 4 4 2 12
5. Matematika 2 4 4 3 13
6. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan
1 1 1 1 4
7. Sejarah Umum 3 3
8. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2 6
9 Seni Budaya 2 2 4
10.
Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 6
11.
Fisika 2 3 3 3 11
12.
Kimia 2 3 3 3 11
13.
Biologi 2 3 3 3 11
14.
Ekonomi 2 2
15.
Sosiologi 2 2
16.
Geografi 2 2
17.
Muatan Lokal 2 2 4
JUMLAH 115
43
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran
NO Mata Pelajaran Semester (Paket) SK-KD Serial (Beban Belajar)
1. Pendidikan Agama (Islam) X (1)
1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2 Pendidikan Agama 1
(2 sks)X (2)
7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.2
XI (1)1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2 Pendidikan Agama 2
(2 sks)XI (2)
7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.2
XII (1)1.1, 1.2, 1.3; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2, 3.3; 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2, 6.3 Pendidikan Agama 3
(2 sks)XII (2)
7.1, 7.2, 7.3; 8.1, 8.2, 8.3; 9.1, 9.2, 9.3; 10.1, 10.2, 10.3; 11.1, 11.2, 11.3; 12.1, 12.3
2. Fisika X (1) 1.1, 1.2; 2.1, 2.2, 2.3; 3.1, 3.2 Fisika 1 (2 sks)
X (2) 4.1, 4.2, 4.3; 5.1, 5.2, 5.3; 6.1, 6.2
XI (1) 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7 Fisika 2 (3 sks)
XI (2) 2.1, 2.2
3.1, 3.2 Fisika 3 (3 sks)XII (1) 1.1, 1.2, 1.32.1, 2.2, 2.3
XII (2) 3.1, 3.2, 3.3,
4.1, 4.2Fisika 4 (3 sks)
3. Bahasa Inggris X (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.
Bahasa Inggris 1 (2 sks)
X (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 2 (4 sks)
XI (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.
XI (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2. Bahasa Inggris 3 (4 sks)
XII (1)1.1, 1.2; 2.1, 2.2; 3.1, 3.2; 4.1, 4.2; 5.1, 5.2; 6.1, 6.2.
XII (2)7.1, 7.2; 8.1, 8.2; 9.1, 9.2; 10.1, 10.2; 11.1, 11.2; 12.1, 12.2.
Bahasa Inggris 4 (2 sks)
44
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi Peserta Didik
Sekolah dengan potensi siswa beragam, termasuk potensi siswa cerdas istimewa
Keterangan:
1. Alternatif 1: Penjurusan mulai semester 12. Alternatif 2: Penjurusan di semester 23. Alternatif 3: Penjurusan di semester 3
45
Draf 2 Nursyam__2011
Sekolah dengan kondisi siswa relatif homogen dan tidak memiliki potensi siswa cerdas istimewa
Keterangan:Penjurusan di semester 3
46
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3d: Contoh Pilihan Beban Belajar dan Mata Pelajaran yang Didesain Mengakomodasi Peserta Didik, Guru, dan Sumber Daya
No
Mata Pelajaran/ Alt Program IPA
Semester 1 (sks) Semester 2 (sks)
Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif A3 Alternatif SCI
1 Pend. Agama 1 2 PKn 1 2 Pend. Agama 2
2 PKn 1 2 PKn 1 2
2 Bhs. Idonesia 1 2 Bhs. Indonesia 2
4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Indonesia 2
4 Bhs. Indonesia 2 4
3 Bhs. Inggris 1 2 Matematika 2 4 Matematika 2 4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Inggris 2 4
4 Matematika 1 2 Penjas 2 1 Penjas 2 1 Matematika 2 4 Matematika 2 4
5 Penjas 1 1 TIK 1 2 Fisika 2 3 Penjas 2 1 Penjas 2 1
6 Fisika 1 2 Fisika 2 3 Kimia 2 3 TIK 1 2 TIK 1 2
7 Kimia 1 2 Biologi 2 3 Bhs. Asing 1 2 Bhs Asing 1 2 Fisika 2 3
8 Biologi 1 2 Mulok 1 2 Mulok 1 2 Kimia 2 3
9 Sosiologi 1 2 Biologi 2 3
10 Ekonomi 1 2 Bhs. Asing 1 2
11 Geografi 1 2
12 Seni Budaya 1*
2
21 21 21 21 30
*Tambahan untuk siswa cerdas istimewa
47
Draf 2 Nursyam__2011
Keterangan: Pilihan disusun dari tabel 3c. Mata pelajaran semester 5 dan 6 dapat dipilih di semster 2 - 4 untuk peserta didik
dengan IP> 7.5.
No
Mata Pelajaran/ Alt Program IPS
Semester 1 (sks) Semester 2 (sks)
Alternatif S1 Alternatif S2 Alternatif S3
1 Pend. Agama 1 2 PKn 1 2 Pend. Agama 2
2 PKn 1 2
2 Bhs. Idonesia 1 2 Bhs. Indonesia 2
4 Bhs. Inggris 2 4 Bhs. Indonesia 2
4
3 Bhs. Inggris 1 2 Matematika 2 4 Matematika 2 4 Bhs. Inggris 2 4
4 Matematika 1 2 Penjas 2 1 Penjas 2 1 Matematika 2 4
5 Penjas 1 1 TIK 1 2 Ekonomi 2 3 Penjas 2 1
6 Fisika 1 2 Sosiologi 2 3 Geografi 2 3 TIK 1 2
7 Kimia 1 2 Geografi 2 3 Bhs. Asing 1 2 Bhs Asing 1 2
8 Biologi 1 2 Mulok 1 2 Mulok 1 2
9 Sosiologi 1 2
10 Ekonomi 1 2
11 Geografi 1 2
21 21 21 21
48
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3e: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Keterangan
TM adalah tatap muka, PT adalah penugasan terstruktur
1A artinya rombel A semester 1, 3A artinya rombel A semester 3
Rombel 3A s.d 3C adalah program IPA, rombel 3D s.d 3F adalah program IPS
Kelas XII masih menggunakan sistem paket angkatan terakhir.
49
Draf 2 Nursyam__2011
50
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3f: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
KARTU RENCANA STUDI
Nama Siswa : ............................. Semester : ....................
NIS : ............................. Pilihan/Alt : ....................
Pembimbing Akademik: .............................................................
Mata Pelajaran dan Beban Belajar:
No Mata Pelajaran Beban Belajar (sks)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
No.
Mata Pelajaran Tambahan (pilihan)*
1.
2.
3.
JUMKAH
*)dipilih dari mata pelajaran di semester atau serial berikutnya
Jakarta, 20 Desember 2012
Mengetahui Siswa
Pembimbing Akademik
..................................... ...................................
51
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3g: Contoh Kalender Akademik
Kalender Akademik Semester Genap 2010-2011
52
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3h: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa
No Mata Pelajaran Seri 1 Seri 2
sks JP sks JP
1. Pendidikan Agama 2 4 2 2
2. Bahasa Indonesia 2 4 4 4
3. Bahasa Inggris 2 4 4 4
4. Matematika 2 4 4 6
5. Pendidikan Jasmani Olagraga dan Kesehatan
1 2 1 2
6. Sejarah Umum 3 4
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2 2
8 Seni Budaya 2 2 2 2
9. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2
10.
Fisika 2 4 4 6
11.
Ekonomi 2 4
12.
Muatan Lokal 2 2 2 2
Dan seterusnya
53
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3i. Contoh Pemetaan Alokasi Waktu
54
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3j. Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
SILABUS
Nama Sekolah : SMA HARAPANMata Pelajaran : Fisika 3 (3 sks)Standar Kompetensi3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
No Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
3.2 Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan
Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik
Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan
Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan
Induksi Magnetik (Percobaan Oersted, Hukum Ampere) danGaya magnetik (gaya Lorentz)
Tatap Muka Mendiskusikan hasil pengamatan
demonstrasi percobaan Oersted secara berkelompok
Merumuskan formula induksi magnet pada kawat lurus dan melingkar dalam diskusi kelas
Mendiskusikan contoh penentuan induksi magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mendiskusikan hasil pengamatan demonstrasi timbulnya gaya magnetik
Merumuskan formula gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan bergerak dalam diskusi kelas
Mendiskusikan contoh penentuan gaya magnetik dalam berbagai keadaan
Tugas Terstruktur Mendiskusikan secara
Penilaian kinerja (produk), tes tertulis (UH dan UAS), sikap (kerjasama), dan tugas (individu dan kelompok)
12 jp Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth editionBahan presentasi Edexel As and A-LevelBatere, kabel konektor, magnet U, magnet jarum (kompas),
kumparan, dan mikro
55
Draf 2 Nursyam__2011
No Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
muatan listrik bergerak
Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi
berkelompok penentuan induksi magnetik pada kawat lurus, kawat melingkar, dan solenoida
Mendiskusikan secara berkelompok penentuan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak
Mendemonstrasikan hasil karya motor listrik sederhana
Tugas Mandiri Menyusun daftar nama alat atau
barang teknologi yang menggunakan elektromagnet dan gaya magnetik
Menjawab tugas pekerjaan rumah secara individu
Membuat motor listrik sederhana secara berkelompok
amperemeter
56
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3k. Contoh RPP Pembelajaran SKS di SMA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Fisika 3
Beban Belajar : 3 SKS
Pertemuan/Minggu ke: 13 (6 jp) dan 14 (6 jp)
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran tatap muka, dan
6 jam pelajaran tugas terstruktur
Standar Kompetensi:
3. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi Dasar:
3.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat
Menjelaskan penyebab timbulnya gejala kemagnetan
Mengidentifikasi aplikasi hasil percobaan Oersted (elektromagnet) dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah medan magnet di sekitar arus listrik
Menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan melingkar
Mengidentifikasi aplikasi penggunaan gaya magnetik dalam kehidupan sehari-hari
Menentukan arah gaya magnetik dalam berbagai keadaan
Menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar dan muatan listrik bergerak
Menerapkan prinsip gaya magnetik dalam produk teknologi
A. Tatap Muka pertama1. Materi Pembelajaran
Hasi percobaan OerstedDi sekitar kawat berarus timbul medan magnet. Arah medan magnet mengikuti aturan tagan kanan.
`
57
Draf 2 Nursyam__2011
Hukum Biot-Savart dan hukum Ampere
Kawat lurus
Kawat melingkar
2. Bahan Ajar/Sumber BelajarBahan presentasi Edexel As and A-LevelGiancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition
3. MetodeDemonstrasi, diskusi, Tanya jawab
4. Media/AlatMedia presenasi, magnet jarum (kompas), magnet batang, batere, kabel konektor
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Bertanya apa yang menyebabkan gejala
kemagnetan? Motivasi Bertanya Bagaimana menghasilkan
medan magnet tanpa memiliki magnet?
10
Inti Siswa diminta mengamati demonstrasi percobaan Oersted dan mencoba kembali secara berkelompok (eksplorasi)
Siswa diminta mengungkapkan perbe-daan yang terjadi ketika kutub batere dibalik arahnya (elaborasi)
Mendiskusikan penentuan arah medan magnet sesuai arah arus dan letaknya (eksplorasi dan elaborasi)
Mendiskusikan formulasi kuat medan magnet di sekitar kawat lurus
70
Penutup Mengingatkan siswa untuk mempelajari induksi magnet di sekitar kawat mel-ingkar (elaborasi)
10
B. Tugas Terstruktur pertama1. Materi Pembelajaran
Induksi magnet di sekitar:
Kawat lurus
58
Draf 2 Nursyam__2011
Kawat melingkar
2. Bahan Ajar/Sumber BelajarBahan presentasi Edexel As and A-LevelGiancoly, C Douglas. Physics, Principles with Application, Sixth editionBahan latihan untuk diskusi kelompok
3. MetodeDiskusi
4. Media/AlatStatif dan klem, mistar, pegas atau karet
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Memberikan kuis untuk menentukan arah
medan maget?Motivasi Memeragakan elektromanet dengan
menggunakan kumparan
10
Inti Siswa membagi kelompok dengan anggota paling banyak 4 orang (elabo-rasi)
Setiap kelompok diberikan 8 soal untuk diselesaikan bersama (eksplorasi)
Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pembahasan kelompok. Siswa yang pertama akan menunjuk kelompok lain untuk maju ke depan (elaborasi)
Setiap kelompok yang berhasil dengan baik diberi aplus dan ditegaskan kebenaran hasil jawaban. Sekaligus dibetulkan jika ada kekeliruan (elaborasi dan konfirmasi)
70
Penutup Memberikan tugas mandiri untuk dijawab secara individu
10
C. Tatap Muka Ke Dua1. Materi Pembelajaran
Induksi magnet di sekitar:
Kawat melingkar
Solenoida
Gaya Lorentz F = B.i,L
Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan
59
Draf 2 Nursyam__2011
2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A , Erlangga. Jakarta: 2010
3. MetodeDemonstrasi. Diskusi dan Tanya jawab
4. Media/AlatMedia presentasi, batere, magnet U, dan kabel penghubung
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Bertanya dan menagih tugas individuMotivasi Bertanya apa yang terjadi jika arus listrik
berada pada medan magnet?
10
Inti Mendiskusikan lebih lanjut induksi mag-net pada solenoida (eksplorasi)
Mendiskusikan contoh menghitung in-duksi magnet solenoida (eksplorasi)
Mendemonstrasikan dan meminta siswa untuk mencoba percobaan timbulnya gaya Lorentz (eksplorasi)
Meminta siswa menentukan arah gaya Lorentz melalui tampilan simulasi (elaborasi dan konfirmasi)
Mendiskusikan formulasi gaya Lorentz (eksplorasi)
Membahas beberapa contoh soal (eksplorasi)
70
Penutup Meminta siswa menjawab soal pekerjaan rumah (eksplorasi)
10
D. Tugas Terstruktur Ke Dua1. Materi Pembelajaran
Gaya Lorentz F = B.i,L
Menentukan arah gaya lorenz dengan aturan tangan kanan
60
Draf 2 Nursyam__2011
Aplikasi gaya Lorenz pada motor listrik
2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition
3. MetodeDiskusi dan Tanya Jawab
4. Media/AlatMedia papan tulis, motor listrik karya siswa
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Bertanya hasil ekplorasi mempelajari
sumber belajar?Motivasi Memeragakan contoh motor listrik
sederhana
10
Inti Mendiskusikan pemecahan soal gaya Lorentz (eksplorasi)
Membagi siswa dalam kelompok kecil masing-masing terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan rencana dan rancanga membuat motor listrik sederhana. Siswa diperbolehkan ke perpustakaan atau ke ruang computer untuk mengakses internet (eksplorasi/elaborasi)
Meminta salah seorang siswa menyampaikan hasil diskusi (elaborasi-konfirmasi)
70
Penutup Meminta siswa mempelajari gaya mag-netik pada kawat sejajar dan muatan bergerak (eksplorasi dan elaborasi)
10
E. Tatap Muka Ke tiga1. Materi Pembelajaran
Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak)
61
Draf 2 Nursyam__2011
Gaya magnetik pada muatan bergerak
2. Bahan Ajar/Sumber BelajarMarthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth edition
3. MetodeDiskusi, Tanya Jawab
4. Media/AlatMedia presentasi
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Bertanya menagih tugas pertemuan se-
belumnyaMotivasi Mempresentasikan animasi gaya mag-
netik dua kawat sejajar?
10
Inti Mendiskusikan gaya magnetic pada kawat sejajar (eksplorasi)
Mendiskusikan formulasi gaya magnetik pada muatan bergerak dan aplikasi pada spektograf massa (elaborasi)
Mendiskusikan contoh pembahasan (eksplorasi)
Meminta siswa mencoba menjawab contoh soal (elaborasi)
70
Penutup Memberikan tugas pekerjaan rumah dan tugas mandiri pembuatan motor listrik sederhana secara berkelompok
10
F. Tugas Terstruktur Ke Tiga1. Materi Pembelajaran
Gaya magnetic pada kawat sejajar (tarik menarik atau tolak menolak)
Gaya magnetik pada muatan bergerak
Aplikasi gaya magnetik pada motor listrik2. Bahan Ajar/Sumber Belajar
Marthen Kangenan, Fisika 3A, Erlangga, Jakarta: 2010Nursyamsuddin, Panduan Praktikum Terpilih, Jakarta: Erlangga 2008Giancoly, C Douglas. Physics, Principles with Aplication, Sixth editionSumber relevan dari internet
3. MetodeDisksusi kelompok, presentasi
4. Media/AlatMotor listrik karya siswa
62
Draf 2 Nursyam__2011
5. Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa/Guru Waktu (menit
)
Pendahuluan
Apersepsi dan prasarat Bertanya kata kunci induksi magnetic dan
gaya magnetik (percobaan oersted, in-duksi magnetic kawat lurus/melingkar dan gaya magnetic kawat sejajar) serta aplikasinya
Motivasi Menagih dan mengapresiasi hasil tugas
siswa
10
Inti Meminta siswa menampilkan hasil pekerjaan ruma sekaligus memberikan komentar (elaborasi-onfirmasi)
Membahas soal pekerjaan rumah yang danggap sulit (konfirmasi)
Meminta siswa menampilkan hasil karya motor listrik sederhana (elaborasi)
70
Penutup Meminta siswa menyiapkan ulangan ha-rian pada pertemuan mendatang
10
G. Kegiatan Mandiri1. Mendata aplikasi electromagnet dan gaya magnetic pada kehidu-
pan sehari-hari2. menjawab tugas pekerjaan rumah secara individu3. Membuat motor listrik sederhana secara berkelompok
Penilaian:
Bentuk penilaian: pengamatan kinerja (produk)dan sikap, tes, dan tugas
Aspek yang dinilai: kinerja (produk), sikap, dan pengetahuan
Jenis penilaian: penilaian proses dan penilaian hasil
Instrument penilaian: lembar pengamatan, soal
Indikator Penilain:
1. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat meentukan arah medan magnet (induksi magnet)
2. Disajikan data dan ilustrasi kawat lurus dan kawat melingkar, siswa dapat menentukan kuat medan magnet di titik tertentu
3. Disajikan beberapa ilustrasi, siswa dapat menentukan arah gaya magnetik
4. Siswa dapat menentukan gaya magnetik pada kawat sejajar
5. Siswa dapat menunjukan penerapan induksi magnetic dan gaya magnetic dalam kehidupan
Instrumen penilaian tes tertulis
63
Draf 2 Nursyam__2011
1. For each statement, determine the direction of magnetic field at Pa. electric current is in a wire to north, P is a point below the
wireb. electric current is to downward in a wire, P is a point in the
south of the wire2. Look at this illustration
P is the center of a rectangular. Calculate the intensity of magnetic field at P!
3. For each statement, determine the direction of magnetic force (F)a. There is electric current to north on magnetic filed to westb. There is electric current to downward on magnetic filed to eastc. There is electric current to south on magnetic filed to upward
4. There are two parallel wires with 8A (I1) and 6A (I2) in the opposite direction. Both of them are separated 5 cm of distance. The 2A wire is 4 cm from I1 and 3 cm from I2. Calculate the magnetic force at the third wire for each meter of length!
5. Tuliskan dua contoh peralatan dalam kehidupan sehari-hari masing-masing sebaga aplikasi dari electromagnet dan gaya magnetic (Lorentz)!
Jakarta, 16 Januari 2011
Kepala SMA ............... Guru Mata Pelajaran Fisika
.................................... ........................................
Nip. .......................... Nip. ..............................
4 cm
2 cm cm
22 A
4 A
P
64
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3l : Contoh Format Rekapitulasi Nilai Kompetensi
Keterangan: Formula yang digunakanPPK : Pengetahuan NPPPK : rata-rata PPK dari tiap KDPr : Praktik KTPPK : rata-rata dari NPPK dan UTS/UASNPPPK: Nilai Proses PPK standar kompetensi KTPr : rata-rata nilai praktik dari tiap KDKTPPK: Ketercapaian PPK standar kompetensi KTSK : rata-rata dari KTPPK dan KTPrKTPr : Ketercapaian Praktik standar kompetensi LHB untuk PPK: rata-rata KTPPK dari tiap SKKTSK : Ketercapaian Standar Kompetensi LHB untuk Pr : rata-rata KTPR dari tiap SKNA : Nilai Akhir LHB untuk NA : rata-rata KTSK dari tiap SK
65
Draf 2 Nursyam__2011
Lampiran 3l : Contoh Laporan Hasil Belajar
66
Draf 2 Nursyam__2011
67
Draf 2 Nursyam__2011
68