Download docx - CONTOH LATAR BELAKANG

Transcript

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara yang berada di bawah garis khatulistiwa. Letak

tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya akan berbagai

macam sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati. Namun, letak Indonesia

yang demikian tersebut juga menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang

berisiko terhadap berbagai macam bencana alam, baik bencana gempa bumi, gunung

meletus, tanah longsor, banjir, kekeringan, maupun bencana–bencana alam lain.

Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Banjir

banyak terjadi di daerah-daerah yang dilewati oleh sungai-sungai besar seperti Sungai

Brantas dan Bengawan Solo. Hal tersebut disebabkan karena aliran air sungai yang

sangat besar pada saat turun hujan sehingga tampungan sungai melebihi kapasitasnya,

maka air tersebut meluap dan menimbulkan banjir.

Setiap tahunnya permasalahan banjir terus terjadi di Indonesia bahkan

mengalami peningkatan, tidak terkecuali Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur merupakan

daerah yang dilewati oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan

Solo, sehingga tidak tabu jika Jawa Timur sering tertimpa bencana banjir. Ngawi,

Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik adalah beberapa daerah di Jawa

Timur yang sering mengalami bencana banjir.

Guna menanggulangi bencana tak terkecuali bencaa banjir, Pemerintah Provinsi

Jawa Timur berdasarkan Perda No. 3 tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana di

Provinsi Jawa Timur, pada pasal 13 (1) menyatakan bahwa fungsi BPPD adalah

Koordinasi, komando dan fungsi pelaksana dalam penyelengaraan penanggulangan

bencana di wilayah provinsi Jawa Timur. Dalam penanganan penanggulangan bencana

ditahap pasca bencana dilakukan kegiatan rehabilitas dan rekonstruksi. Pada tahap

rehabilitasi kegiatan yang dilakukan meliputi : a) Perbaikan lingkungan daerah bencana,

b) Perbaikan prasarana dan sarana umum, c) Pemberian bantuan perbaikan rumah

masyarakat, d) Pemulihan sosial psikologis, e) Pelayanan kesehatan, f) Rekonsiliasi dan

resolusi konflik, g) Pemulihan sosial ekonomi budaya, h) Pemulihan keamanan dan

ketertiban, i) Pemulihan fungsi pemerintah, j) Pemulihan fungsi pelayanan publik, dan

PENDAHULUAN

k) Ketentuan lain mengenai rehabilitasi diatur dengan peraturan pemerintah.

Sedangkan pada tahap rekonstruksi kegiatan pembangunan yang dilakukan, antara lain:

a) Pembangunan kembali sarana dan prasarana, b) Pembangunan kembali sarana sosial

masyarakat, c) Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat, d)

Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan

tahan bencana, e) Partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyarakatan,

dunia usaha dan masyarakat, f) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, g)

Peningkatan fungsi pelayanan publik, h) Peningkatan pelayanan utama dalam

masyarakat, dan i) Ketentuan lain mengenai rekonstruksi diatur dengan peraturan

pemerintah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pentinglah adanya panduan dalam

pelaksanaan pemenuhan kebutuhan guna pemulihan pasca banjir yang terjadi di

Provinsi Jawa Timur.

TUJUAN UMUM

Memberikan panduan dasar dalam menganalisa kebutuhan pasca bencana banjir

di Provinsi Jawa Timur.

Memberikan pemahaman dasar tentang program-program pemulihan pasca

bencana banjir di Provinsi Jawa Timur.

TUJUAN KHUSUS

Stake holder terkait dapat menganalisa kebutuhan dalam pemulihan sosial, dan

ekonomi produktif pasca bencana banjir di Provinsi Jawa Timur

Stake holder terkait dapat menerapkan program-program pemulihan pasca

bencana banjir di Provinsi Jawa Timur ke dalam lingkungan sekitar.

Menyediakan format panduan pelaksanaan dalam menganalisa kebutuhan pasca

banjir.

PENGGUNA MODUL

Pengguna modul ini adalah:

BPBD Provinsi Jawa Timur selaku badan yang dibentuk khusus untuk menangani

permasalahan bencana termasuk bencana banjir yang terjadi di Jawa Timur.

Dinas yang terkait dengan pelaksanaan pemulihan sosial dan ekonomi produktif

pasca bencana banjir.

METODOLOGI PEKERJAAN

Metodologi yang digunakan pada pekerjaan ini adalah:

1. Studi Literatur

2. Mengumpulkan Data primer kejadian banjir di Jawa Timur Khususnya wilayah

Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Tuban, lamongan dan Gresik.

3. Survei Lapangan yang merupakan data sekunder yang menguatkan data primer

yang ada.

4. Proses Pembuatan Modul Pemulihan Sosial dan Ekonomi Produktif Pasca Banjir

SILABUS

DIAGRAM ALIR ANALISA PEKERJAAN

METODOLOGI

IdentifikasiBanjir

Bandang ROB

IdentifikasiKerusakan

PemulihanPasca Banjir

PenguranganResiko

Fisik Sosial & Ekonomi Produktif

Fisik Sosial & Ekonomi Produktif

Selesai

Mulai

IDENTIFIKASI BANJIR

1.1. BANJIR

Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai

perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam

arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan

oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau

menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau atau

badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju

musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang

dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran

air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan

pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir

dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-

orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya

murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus

menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih

besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

Banjir merupakan bencana yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia

terutama pada musim hujan. Berdasarkan kondisi morfologinya, bencana banjir

disebabkan oleh relief bentang alam Indonesia yang sangat bervariasi dan banyaknya

sungai yang mengalir di antaranya. Banjir pada umumnya terjadi di wilayah Indonesia

bagian Barat yang menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah

Indonesia bagian Timur. Populasi penduduk Indonesia yang semakin padat yang

dengan sendirinya membutuhkan ruang yang memadai untuk kegiatan penunjang

hidup yang semakin meningkat secara tidak langsung merupakan salah satu faktor

pemicu terjadinya banjir. Penebangan hutan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

MATERI I

peningkatan aliran air permukaan yang tinggi dan tidak terkendali sehingga terjadi

kerusakan lingkungan di daerah satuan wilayah sungai. Penebangan hutan juga

menyebabkan peningkatan aliran air (run off) yang dapat menimbulkan banjir bandang

seperti yang terjadi di Kecamatan Bahorok dan Langkat (Sumatera Utara) pada tahun

2003, Kecamatan Ayah di Kabupaten Kebumen (Jawa Tengah) dan Aceh Tamiang pada

akhir tahun 2006 yang juga memakan banyak korban jiwa dan kerugian harta. Selama

tahun 2006 telah terjadi beberapa bencana besar seperti tanah longsor dan banjir

bandang di Jawa Timur di daerah Jember yang menyebabkan 92 orang meninggal dan

8.861 orang mengungsi serta daerah Trenggalek yang menyebabkan 18 orang

meninggal. Di Manado (Provinsi Sulawesi Utara) juga terjadi banjir disertai tanah

longsor yang menyebabkan 27 orang meningal dengan jumlah orang yang terpaksa

mengungsi mencapai 30.000 orang. Banjir disertai tanah longsor juga melanda Sulawesi

Selatan pada bulan Juni 2006 dengan korban lebih dari 200 orang meninggal dan

puluhan orang dinyatakan hilang (data BAKORNAS PB, 23 Juni 2006).

1.2. BANJIR BANDANG

Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung

hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan berintensitas tinggi

dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara

cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yang alirannya terhambat

oleh sampah.

1.3. BANJIR PANTAI (ROB)

Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang pasang air

laut. Banjir ini terjadi karena air dari laut meresap ke daratan di dekat pantai dan

mengalir ke daerah pemukiman atau karena pasang surut air laut. Banjir ini biasanya

terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai. Contoh daerah yang biasanya

terkena ROB adalah Semarang.

1.4. IDENTIFIKASI BANJIR

Identifikasi kerawanan banjir dipilah antara identifikasi daerah rawan

terkena banjir (kebanjiran) dan daerah pemasok air banjir atau potensi air banjir.

Hal ini penting untuk difahami agar memudahkan cara identifikasi sumber bencana

secara sistematis sehingga diperoleh teknik pengendalian yang efektif dan efisien.

Untuk membantu identifikasi banjir digunakan formula banjir dalam buku Sidik

Cepat Degradasi Sub DAS (Paimin, et al., 2006). Dalam formula banjir tersebut dipilah

antara faktor (parameter) alami (sulit dikelola), dan faktor manajemen (mudah

dikelola). Setiap parameter diberi bobot yang berbeda, sesuai dengan pertimbangan

perannya dalam proses banjir, kemudian diklasifikasi dalam 5 (lima) kategori dengan

diberi skor 1 – 5.

Tingkat kerawanan daerah yang terkena banjir (kebanjiran) diidentifikasi dari

karakter wilayahnya seperti bentuk lahan, lereng kiri-kanan sungai, meandering,

pebendungan alami, dan adanya bangunan pengendali banjir. Bentuk lahan (landform)

dari sistem lahan seperti dataran aluvial, lembah aluvial, kelokan sungai, dan rawa-

rawa merupakan daerah yang rentan terkena banjir karena merupakan daerah

rendah atau cekungan dengan lereng <2%. Data bentuk lahan dapat diperoleh pada peta

sistem lahan dari RePPProT (Regional Physical Planning Program for Transmigration).

Di lapangan, ciri-ciri daerah yang rentan kebanjiran adalah adanya bangunan tanggul di

kiri-kanan sungai sebagai manifestasi bentuk manajemen pengurangan banjir.

Keberadaan meandering atau sungai yang berkelok-kelok atau bentuk

seperti tapal kuda berpotensi untuk menghambat kecepatan aliran sungai sehingga

mengidentifikasikan daerah rentan kebanjiran. Tingkat meandering diukur dengan nilai

sinusitas (P) yakni nisbah panjang sungai sesuai kelokan dengan panjang sungai secara

horizontal yang berupa garis lurus dalam satuan peta. Pada daerah pertemuan dua

sungai bisa terjadi pertemuan aliran arus air yang mengakibatkan adanya

perlambatan atau penahanan aliran air sehingga elevasi air pada daerah pertemuan

tersebut bertambah melebihi tanggul palung sungainya sehingga menggenangi daerah

sekitar. Apabila sungai kecil bertemu dengan sungai yang lebih besar sering terjadi

penahanan aliran air oleh aliran air sungai besar atau bahkan aliran air sungai besar

masuk ke dalam sungai yang lebih kecil (back water) sehingga daya tampung palung

sungai kecil tidak muat dan mengakibatkan banjir di sekitarnya. Proses banjir juga

terjadi pada daerah muara sungai akibat aliran balik oleh adanya penahanan aliran air

sungai dari air laut pasang. Demikian juga pada tempat penyempitan palung sungai,

adanya aliran air yang terhambat menjadikan daerah hulu titik tersebut rawan

kebanjiran.

Besarnya pasokan air banjir diidentifikasi dari besarnya curah hujan (sebagai

masukan sistem DAS) dan karakteristik daerah tangkapan air (catchment area).

Tingkat ancaman hujan terhadap besarnya banjir tergantung dari hujan harian

maksimum yang merata terjadi pada daerah tangkapan air tersebut. Sedangkan

kerakteristik daerah tangkapan air dipilah antara parameter penyusun alami (relatif

sulit dikelola) dan penyusun manajemen (mudah dikelola). Parameter atau faktor alami

yang mempengaruhi air banjir dari daerah tangkapan air (DTA) adalah bentuk DAS,

gradien sungai, kerapatan drainase, dan lereng rata-rata DAS; sedangkan faktor

manajemen adalah penggunaan/penutupan lahan. Kondisi hutan merupakan salah satu

unsur dari manajemen penutupan lahan yang berpengaruh terhadap banjir.

Banjir besar terjadi apabila air hujan cukup tinggi dan jatuh tersebar

merata di seluruh daerah tangkapan air, kemudian berubah menjadi limpasan

permukaan yang terkumpul secara cepat pada suatu titik keluaran (outlet). Faktor

alami daerah tangkapan air merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan limpasan

permukaan dari seluruh daerah tangkapapan air untuk bisa terkumpul secara

bersama-sama di titik keluaran. Kategori parameter dan skor (skor 1 - 5) merupakan

cerminan dari tingkat kecepatan limpasan permukaan tersebut bisa terkumpul

(terakumulasi) secara kualitatif.

Teknik identifikasi tingkat kerawanan banjir DAS secara skematis diuraikan

pada Gambar 2.16. Kerawanan banjir dibedakan antara daerah rawan terkena banjir

(kebanjiran) dan daerah pemasok air banjir (DTA), sehingga identifikasi dimulai dari

daerah yang rawan kebanjiran, baru kemudian pada daerah tangkapan air pemasok air

banjirnya.

Diagram Alir Identifikasi Kerawanan Banjir

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PASCA BANJIR

2.1. DAMPAK BANJIR

a. Primer

Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk

jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan

kanal.

b. Sekunder

Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.

Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.

Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan

oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung

kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah

setempat.

Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa

bernapas.

Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan

darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.

c. Dampak tersier/jangka panjang

Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi

akibat banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan;

biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong

kenaikan harga, dll.

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala

kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah,

menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang

cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu

sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan

ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan

MATERI II

keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir menambahkan banyak nutrisi untuk

danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun

mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan

ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi).

Data Banjir Kabupaten Ngawi

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan02/03/2015 18:00 Dsn. Soco Ds. Soco Kec.

Jogorogo Kab. Ngawi Prov. Jawa Timur

2 orang anak hanyut sudah ditemukan dalam kondisi baik

1 jembatan putus antar Kec. Jogorogo dan Kec. Kendal, panjang 18 m, lebar 7 m

*Kronologis : Hujan di hulu atau gunung sehingga meluapnya kali andong*Upaya : a. BPBD dan warga setempat melakukan musyawarah untuk rencana membuat jembatan darurat motor dan orang. b. BPBD berkoordinasi dengan dinas PU untuk rencana pebuatan jembatan. c. BPBD menyiapkan dana siap pakai - Dinas PU sudah membuat atau palang larangan untuk melintasi jembatan

05/01/2014 10:00 Ds. Kendung Ds. Pojok Purwosari Ds. Simo Ds. Simo Mengko Kec. Kwadungan Ds. Pleset Ds. Waruk Tengah Ds. Pangkur Kec. Pangkur Kab. Ngawi Prov. Jawa Timur

Nihil Tanaman Padi umur 35 - 45 hari terendam air di persawahan Kec. Kwadungan sekitar ± 50 Ha dan di Kec. Pangkur ± 10 Ha

*Kronologis : Akibat hujan deras dan meluapnya sungai Bengawan Solo

*Upaya : BPBD setempat sudah menyiagakan posko, mendirikan posko dan melakukan pendataan

07/04/2013 08:00 Kec. Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Pitu, Ngawi, Geneng, Pangkur, Kwadungan, Padas, Karangjati, dan Bringin, Kab. Ngawi, Prov. Jawa Timur.

Nihil a. 4.313,49 Ha areal persawahan tergenang. b. 7.193 unit rumah terendam. c. 14,78 Ha lahan jagung terendam. d. 2,28 Ha sayuran terendam. e. 0,81 Ha lahan kacang terendam. f. 30 Ha tebu terendam. g. Jembatan penghubung di Desa Sumberbening roboh. h. 1.725 Ha akses jalan tergenang air setinggi antara 50–165 meter.

*Kronologis : Hujan lebat selama 5 hari *Upaya : a. Dibantu makanan siap saji. b. Berkoordinasi dengan muspida c. Dibuatkan posko lapangan d. Dikirimi peralatan berupa (perahu, karet, jenset, tenda posko).

05/04/2012 01:00 Kec. Padas, Pangkur, dan Kwadung, Kab. Ngawi, Prov. Jawa Timur

Nihil Ratusan rumah terendam, 6 unit sekolah terendam banjir, 8 unit masjid terendam banjir, 19 musholah terendam banjir, 1 jembatan terendam banjir dan saat ini belum dapat dilalui oleh kendaraan, beberapa bronjong rusak akibat tanah yang tergerus genangan air

- Saat ini banjir berangsur surut. - Situasi saat di konfirmasi sudah mulai membaik.

Data banjir Kabupaten Madiun

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan19/02/2015 18:00 Ds. Mendak Kec. Kare Dsn

Sidodadi Ds. Padas Ds. Segulung Dsn. Mbalerong Ds. Ngelandung Ds. Njoho Kec. Dagangan Kab. Madiun Prov. Jawa Timur

2 orang nenek hanyut an. Badriyah (80th / P) dan Budiman (55 th / P)

*Ds. Segulung : 1 unit rumah (RB), 1 unit kandang sapi (RB), 16 ekor kambing hanyut, 2 unit jembatan (RB) *Ds. Ngelandung : 1 unit jembatan (RB), 44 unit rumah terendam air dg TMA 100 cm.

*Kronologis: Hujan deras mengakibatkan banjir *Upaya: - BPBD, TNI Polri dan masyarakat setempat melakukan kerja bakti dan mengevakuasi warga yang terancam - BPBD menyalurkan bantuan sembako, family kit, dan tenda darurat - Relawan gabungan saat ini tengah melakukan pencarian terhadap dua orang korban hanyut

15/04/2014 03:00 Kel. Rejomulyo Kel. Kelun Kec. Kartoharjo Kota Madiun Prov. Jatim

Nihil 2 kelurahan terdampak banjir dengan ketinggian 30 - 40 cm

*Kronologis: Akibat banjir kiriman dari Kab. Madiun *Upaya: BPBD bersama warga setempat bergotong royong membersihkan matrial banjir

01/03/2014 21:00 Ds. Buduran Ds. Ngadirejo Kec. Wonoasri Kab. Madiun Prov. Jawa Timur

nihil 300 unit rmh terendam air setinggi 40-60 cm

*Kronologis: - Hujan deras *Upaya: - BPBD setempat sdh kelokasi untuk membersihkan pohon-pohon yang tumbang di jalan dan melakukan pendataan

09/12/2013 00:00 Ds. Ngadirejo Kec. Wonoasri Ds. Kedungrejo Ds. Gading Ds. Balerejo Ds. Gelonggong Kec. Balerejo Ds. Dimong Ds. Tulungrejo Ds. Tanjungrejo Ds. Banjarsari Kec. Madiun Kab. Madiun Prov. Jawa Timur

Nihil -32 unit rumah tergenang air -Lahan pertanian 108 ha terendam air dengan usia tanam 1 – 10 hari -Lumbung padi 4,5 ton di Ds. Gelonggong terendam air

*Kronologis: Akibat hujan mulai jam 15:00 – 17:00 WIB sehingga menyebabkan sungai Jeroan, Sungai Piring, Sungai Sono meluap *Upaya: BPBD setempat dan beserta relawan menginventarisir kerugian dan akan membagikan sembako kepada para korban

30/05/2013 20:00 Kel. Kelun Kel. Rejomulyo Kel. Pilangbango Kec. Balerejo Kec. Wungu Kec. Madiun Kec. Kartoharjo Kota Madiun Kab. Madiun Prov. Jawa Timur

Nihil - 263 Rumah terendam - 200 Ha sawah terendam

*Kronologis: - Meluapnya tiga sungai di wilayah Kabupaten/Kota madiun yaitu Sungai Jeroan, Sungai Sono, dan Sungai Piring meluap akibat hujan lebat. - Hujan dengan intensitas lebat selama 5 jam menyebabkan air mulai menggenangi pemukiman warga. - Tiga Sungai di Wilayah Kabupaten/Kota Madiun yaitu Sungai Jeroan, Sungai Sono, dan Sungai Piring meluap hingga terpantau pada hari Jum’at, 31 Mei 2013 Pkl. 12.30 WIB. - Kondisi Cuaca Hujan Deras. *Upaya: BPBD Prov. Jawa Timur memberikan bantuan Sembako.

07/04/2013 Ds. Banjarsari, Sumberejo, dan Sendangrejo, Kec. Madiun, Kab. Madiun, Prov. Jawa Timur.

Nihil - ±30 Ha di Desa Banjarsari tergenang air. - ±65 Ha di Desa Sendangrejo tergenang air. - 6 unit rumah terendam air.

*Kronologis: - Akibat hujan deras pada tanggal 7 April 2013 jam 16.00 WIB hingga malam hari ±18.30 WIB dan mengakibatkan banjir di desa Banjarsari dan menggenangi persawahan, Desa Sendangrejo ±65 Ha tergenang air. Dan 6 rumah terendam air. *Upaya: - BPBD Kabupaten Magetan, meninjau ke lokasi dan mendata dampak bencana akibat longsoran.

03/03/2013 18:00 Desa Tempursari, Kec. Wungu, Kab. Madiun, Prov. Jawa Timur.

Nihil. - 25 unit rumah terendam.- Areal persawahan warga terendam.

*Kronologi: - hujan deras, banjir bervariasi antara 50–100 cm. *Upaya: - BPBD Kab. Madiun meninjau lokasi dan melakukan pendataan.

Data banjir Kabupaten Bojonegoro

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan02/02/2015 04:00 Ds. Konor Kec. Simbatan

Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

10 KK terdampak 10 unit rumah dan 80 ha padi terendam air setingi 20-80 cm

*Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat sedang melakukan pendataan dan meninggikan tanggul

02/02/2015 04:00 Ds. Simbatan Kec. Kanor Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

Nihil 10 unit rumah dan 80 ha padi usia 10 s/d 20 hari tergenang air 20 - 80 cm

*Kronologis : Hujan sangat deras di daerah hulu mengakibatkan meluapnya sungai Mekuris dan menyebabkan banjir dengan ketinggian air 20 s/d 80 cm. *Upaya : Kalaksa, anggota TRC BPBD Bojonegoro, TNI dan petugas pengairan melaksanakan kegiatan peninggian tanggul dengan Zak di isi pasir serta identifikasi korban di lokasi bencana dan selanjutnya melakukan koordinasi dengan instansi terkait

01/02/2015 20:15 Ds. Gondang Kec. Gondang Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

Nihil 46 unit rumah dan 5 ha sawah terendam air 80 cm

*Kronologis: Akibat hujan deras yang menyebabkan sungai Pacal meluap *Upaya: BPBD setempat sedang melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan instansi terkait

01/02/2015 17:30 Prov. Jawa Timur Kab. Bojonegoro Kec. Kedewan Ds. Beji

Nihil 1 Unit rumah roboh 65 Unit rumah terendam

*Kronologis: Akibat curahujan yang tinggi *Upaya: TRC BPBD Kab. Bojonegoro bersama Muspika

04/01/2015 20:00 Ds. Kedungsumber Kec. Temayang Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

Pengungsi (masih dalam pendataan)

Nihil *Kronologis: Akibat hujan deras yang mengakibatkan 2 tanggul jebol *Upaya : BPBD setempat sudah melakukan pendataan, evakuasi, dan membenahi tangguk bersama masyarakat setempat

27/12/2014 17:30 Ds. Dender Ds. Sendangrejo Kec. Dander Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

Masih dalam pendataan

Ds. Dender : 211 unit rumah , 5 Ha sawah, 1 unit SD, 1 unit mushola terendam. Ds. Sendangrejo : 125 unit rumah, 15 ha sawah, 2 unit SD, dan 1 unit mushola terendam

*Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat saat ini sudah ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan

27/04/2014 17:00 Ds. Drokilo Kec. Kedung Adem Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur

Nihil 1 Unit jembatan putus (RB) *Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BBBD setempat bersama warga melakukan kerja bakti untuk memperbaiaki jembatan

19/12/2013 10:00 (9 Desa) Kec. Balen (13 Desa) Kec. Trucuk (10 Desa) Kec. Kapas (3 Desa) Kec. Dander (16 Desa) Kec. Bojonegoro (3 Desa) Kec. Kanor (18 Desa) Kec. Kanor (18desa) Kec. Baureno (14 Desa) Kec. Kalitidu (17 Desa) Kec. Malo (10 Desa) Kec. Padangan (1 Desa) Kec. Purwosari (3 Desa) Kec. Kasiman (7 Desa) Kec. Gayam (1 Desa) Kec. Sumuragung (6 Desa) Kec. Ngraho Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur.

Korban Jiwa: - 3 Orang MD * Reva Mariska/8Thn/P * Maharani Putri/18bln/P * Riza Efendi/10Thn/L - 1,675 Jiwa Mengunsi

Kerugian Materil: - 11,188 Unit Rumah Tergenang. - 1,006 Unit Rumah RR. - 1,630 Unit Rumah RS. - 6,250 Ha Sawah terendam. - 565 Ha Polowijo terendam. - 609 Ha Pekarangan terendam. - 26 Unit Gedung Sekolah TK - 34 Unit Gedung Sekolah SD - 5 Unit Gedung Sekolah SMP - 2 Unit Gedung Sekolah SMA - 17 Unit Gedung Sekolah Masjid - 116 Unit Gedung Sekolah Musholla

*Kronologis: - Hujan deras dan luapan Sungai Bengawan Solo. *Upaya: - BPBD Telah mengirimkan bantuan berupa Bears, Mie Instan, untuk disulai di Dapur Umum yang tersebar di sepuluh titik pengungsian.

15/12/2013 03:00 Kec.Balen Kec.Trucuk Kec.Kapas Kec.Bojonegoro Kec.Kanor Kec.Pandangan Kec.Gayam Kab.Bojonegoro Prov.Jawa Timur

Nihil -Kec.Baien (7 Desa 25 KK dan 368 Ha Sawah) terendam -Kec.Trucuk (12 Desa 175 KK dan 564 Ha Sawah) terendam -Kec.Kapas (1 Desa 1 KK dan 67 Ha Sawah) terendam -Kec.Bojonegoro (3 Desa 585 KK dan 28 Ha Sawah) terendam -Kec.Kanor (4 Desa 90 KK dan 250 Ha Sawah) terendam -Kec.Padangan (9 Desa 823 KK dan 250 Ha Sawah) terendam -Kec.Gayam (4 Desa 6 KK dan 200 Ha Sawah) terendam

*Kronologis: -Hujan lebat disertai meluapnya sungai bengawan solo, sehingga tidak bisa menampung debit air lagi *Upaya: -BPBD mengevakuasi penduduk yang rumahnya terendam -BPBD setempat memberikan bantuan makanan siap saji -BPBD setempat melakukan pendataan jumlah dampak yang ditimbulkan akibat banjir

15/12/2013 03:00 Kec. Balen, Kec. Trucuk, Kec. Kapas, Kec. Bojonegoro, Kec. Kanor, Kec. Pandangan, Kec. Gayam, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur

Korban Jiwa : Nihil Kerugian Materil : • Kec. Baien (7 Desa 25 KK dan 368 Ha Sawah) terendam • Kec. Trucuk (12 Desa 175 KK dan 564 Ha Sawah) terendam • Kec. Kapas (1 Desa 1 KK dan 67 Ha Sawah) terendam • Kec. Bojonegoro (3 Desa 585 KK dan 28 Ha Sawah) terendam • Kec. Kanor (4 Desa 90 KK dan 250 Ha Sawah) terendam • Kec. Padangan (9 Desa 823 KK dan 250 Ha Sawah) terendam • Kec. Gayam (4 Desa 6 KK dan 200 Ha Sawah) terendam

*Kronologis: Hujan lebat disertai meluapnya sungai bengawan solo, sehingga tidak bisa menampung debit air lagi *Upaya: - BPBD mengevakuasi penduduk yang rumahnya terendam - BPBD setempat memberikan bantuan makanan siap saji- BPBD setempat melakukan pendataan jumlah dampak yang ditimbulkan akibat banjir

07/04/2013 Kec. Kapas, Kasiman, Kanor, Margumulyo, Ngerano, Malo, Padangan, Dander, Bojonegoro, Baureno, Baden, Trucuk dan Gayam, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur.

- 4 orang meninggal dunia.

- 11.942 unit rumah tergenang air. - 3.828 Ha tanaman padi tergenang air. - 40 unit sarana sekolah dan 80 unit sarana ibadah terendam air. - 25 jembatan hanyut.

*Upaya: - Camat Kanor mendistribusikan Paket Sembako dan Nasi Bungkus dari BPBD Bojonegoro bersama TAGANA dan juga instansi terkait. - BPBD Sudah mendirikan tenda, dapur umum. - BPBD berkoordinasi dengan pihak TNI, Muspika, Muspida, Pemerintahan setempat serta masyarakat bersama-sama memperbaiki tanggul yang jebol. - BPBD sudah melakukan Evakuasi pada penduduk yang terkena musibah banjir. - BPBD sudah siap bila mana terjadi banjir susulan, dengan menyiapkan, 4 perahu karet dan 1 mobil ambulance.

05/04/2013 16:00 Ds. Sengaten, Kec. Gondang, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur.

Nihil. Memutuskan jembatan akses jalan poros kecamatan yang menghubungkan 3 desa (desa sengaten, jari dan pagelan)

*Kronologis : - Hujan lebat selama kurang lebih 2 jam mengakibatkan banjir bandang. *Upaya : - BPBD Kabupaten Bojonegoro dan instansi terkait melakukan identifikasi akibat banjir bandang.

17/03/2013 17:45 Ds. Kedungsumber, Kec. Temayang, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur

Nihil - Akses jalan jurusan bojonegoro Nganjuk putus tergenang air - Rmh tergenang 4 Rt & 250 KK dgn ketinggian 1 M - Sawah/padi tergenang sebanyak ±5 Ha

*Kronologi: Hujan deras yang mengakibatkan kali gedong jebol 2 titik masing-masing 25 M, dengan ketinggian 1,5 M, akses jalan jurusan Bojonegoro Nganjuk putus tergenang air. Pkl 20.15 ketinggian genangan air mulai surut dan arus lalu lintas sudah mulai normal. *Upaya : - Evakuasi korban ke tempat lebih aman, di tetangga, & keluarganya. - BPBD bersama Muspika masih mendata, memonitor, evaluasi, meng-assesment kerusakan, kerugian dan kebutuhan dasar pangan dan sandang

16/03/2013 19:00 Ds. Pohwates, Ds. Sumbergede, Ds. Sugih Waras, Ds. Tlogorejo, Kec. Bubulan, Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur.

Nihil Kerugian materiil : • Lalu lintas Baureno Kepohbaru beralih lewat ds. Bayemgede-Ngemplak. Penyebabnya air di Hulu masih tinggi, aliran lambat, di beberapa titik karena Sungai Kerjo menyempit. • 150 rumah tergenang air beserta sawah 190 Ha tanaman padi. • Jalan hampir putus akibat erosi dengan panjang 80 meter. • Jembatan penghubung Desa Clebung dengan Desa Maur Kecamatan Bubulan longsor.

*Kronologis : • Telah terjadi hujan lebat pada jam ± 13.00 WIB yang mengakibatkan kali afour powates, meluber kejalan raya hingga ketinggian maksimal 55 cm di Kec. Kepohbaru • Hujan deras di Kec. Bubulan pada malam hari pada tanggal 13 maret 2013 yang mengakibatkan banjir di daerah Kec. Bubulan Kab. Bojonegoro. *Upaya : • Peninjauan dan penanganan di lakukan oleh BPBD Kab. Bojonegoro dan Muspida. • BPBD Kab. Bojonegoro masih melakukan pendataan.

02/01/2013 12:00 Ds. Pilanggede, Sarirejo, Kedungdowo, Kedungbondo, Sekaran, Mulyoagung, dan Mulyorejo, Kec. Balen; Ds. Siwalan, Kec. Sugihwaras; Ds. Kandangan, Sumbangtimun, Trucuk, dan Mori, Kec. Trucuk; serta Kec. Bojonegoro, Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur

ratusan KK terdampak 10 rumah rusak berat, 1824 ruamh terendam, 4212 Ha sawah terendam, 365 Ha palawija terendam

*Kronologis: Banjir diakibatkan oleh hujan deras dan meluapnya air sungai bengawan solo. *Upaya: - Tim BNPB (Deputi I, Dir. Kesiapsiagaan & Dir TD beserta Tim BPBD Kab. Bojonegoro meninjau lokasi bencana. - BNPB mengirimkan bantuan berupa DSP sebesar 150 Juta keapa Kab. Bojonegoro. - BPBD Kab. Bojonegoro berkoordinasi dengan aparat setempat melakukan penanganan darurat. - BPBD mengirimkan bantuan logistik kepada para korban.

Data Banjir Kabupaten Tuban

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan01/03/2015 17:33 Dsn. Panjetan Dsn. Kali

Gayam Ds. Prungahan Kulon Dsn. Trowulan Ds. Bektiharjo Kec. Semanding Kab. Tuban Prov. Jawa Timur

Nihil - Dsn. Trowulan 15 rumah tergenang 40-60 cm - Dsn. Panjetan 25 rumah tergenang 30-50 cm - Dsn Kali Gayam 25 rumah tergenang 40-60 cm

*Kronologis : Hujan dengan intensitas lebat dan air tidak dapat tertampung pada aliran drainase sehingga meluber ke jalan *Upaya : - BPBD Kab. Tuban memberikan bantuan glasing sebanyak 500 lembar - Kalaksa bersama TRC serta muspika turun ke lokasi kejadian - TRC melakukan penangan daurat dan validasi data terdampak *Kondisi Mutakhir: Air berangsur surut dengan redanya hujan tepatnya pada pkl. 17.00 WIB

28/02/2015 15:30 Ds. Tahulu Ds. Mandirejo Ds. Kapu Kec. Merakurak Ds. Sumurgung Kec. Tuban Kab. Tuban Prov. Jawa Timur

2.581 kk/7.232 jiwa terdampak

- Kec. Tuban: Jalan raya Ds. Sumurgung 200 m tergenang 15 cm, lahan pertanian 25 ha tegenang 30-40 cm , dan - Kec. Merakurak 100 ha lahan pertanian tergenang dengan ketingggian 30-40

*Kronologis : Akibat tanggul sungai Avour Jambon jebol meluap mengenangi jalan dan lahan pertanian *Upaya : BPBD Kab Tuban melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan member bantuan 1000 Glasing untuk penanganan darurat

03/02/2015 21:00 Ds. Karangtinoto Kec. Rengel Kab. Tuban Prov. Jawa Timur

Nihil 31 unit rumah tergenang, 7 ha tanaman padi terendam

*Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat sedang pendataan dan membersihkan jalan desa yang berlumpur*Kondisi Mutakhir : Banjir sudah surut

05/12/2014 18:00 Ds. Gua Terus Kec. Montong Kab. Tuban Prov. Jawa Timur

Nihil 1 Unit rumah (RB) dan 10 unit rumah (RS)

*Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat bersama intansi terkait sudah ke lokasi kejadian untuk melakukan kajian cepat, pendataan dan evakuasi

14/12/2013 18:00 Ds.Mulyo Agung Kec.Singgahan Ds.Suciharjo Ds.Margorejo Ds.Brangkal Ds.Selogabus Kec.Parengan Ds.Kenongo Sari Ds.Menilo Kec.Suko Ds.Sambung Rejo Ds.Genah Harjo Dsn.Maren Krajan Dsn.Genting Dsn.Maren Wetan Ds.Genah Harjo Kec.Semanding Kab.Tuban Prov.Jawa Timur

Nihil -Dsn.Maren Wetan 78 Unit rumah terendam -Dsn.Genting 150 Unit rumah terendam -Dsn. Maren Krajan 200 Unit rumah terendam -Ds.Sambung Rejo 800 Unit rumah terendam -Ds.Menilo 50 KK -Ds.Kenongo Sari 20 KK dengan ketinggian air mencapai ±50 cm -Ds.Selogabus 144 KK,Brangkal 200 KK, Margorejo 572 KK,Suciharjo 35 KK -Panjang longsoran di Ds.Mulyo Agung,Kec. Singgahan 15 meter dan ketinggian 8 meter

*Kronologis: -Hujan lebat dan terjadi banjir bandang sehingga sungai tidak menampung debit air *Upaya: -BPBD mengevakuasi penduduk yang rumahnya terendam -BPBD setempat memberikan bantuan makanan siap saji -BPBD setempat melakukan pendataan jumlah dampak yang ditimbulkan akibat banjir

10/12/2013 22:00 Perumahan Perbon Kel. Perbon Kec. Tuban Kab. Tuban Prov. Jatim

Nihil Nihil *Kronologis : Banjir disebabkan oleh hujan dengan debit tinggi sehingga saluran air tidak dapat menampung. *Upaya : BPBD setempat sudah melakukan penyedotan air menggunakan mesin pompa

14/04/2013 10:00 Ds. Kanorejo, Kec. Rengel, Kab. Tuban, Prov. Jawa Timur

Nihil Tanggul longsor sepanjang 300 meter dan tinggi 3 meter

*Uraian : Longsor terjadi di tanggul sungai bengawan solo akibat tergerus air yang mulai surut.*Upaya : Warga desa tersebut langsung melakukan perbaiakn dengan bergotong royong secara darurat melakukan pengerukan menggunakan karung yang berisikan tanah.

08/04/2013 06:00 Kec. Soko, Rengel, Plumpang, Widang, dan Parengan, Kab. Tuban, Prov. Jawa Timur.

1 orang meninggal.

- 5.601 unit rumah tergenang air. - 2.200 Ha sawah terendam. - 28 sarana sekolah tergenang air. - 40 sarana ibadah tergenang air.

*Kronologis : - Meluapnya sungai avor jabon yang mengenangi rumah penduduk, Persawahan, jalan desa dan jalan kabupaten. - Genangan karena meluapnya sungai bengawan solo pada tanggal 11 April 2013. *Upaya : - Berkoordinasi dengan Camat dan Muspika setempat agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya bencana banjir karena kondisi tinggi muka air di wilayah Kabupaten Tuban masih akan terus meningkat. - Mendistribusikan bantuan sembako di Kecamatan Soko dan Kecamatan Parerangan. - Melakukan perbaikan darurat di lokasi tanggul kritis yang berada di Desa Banjararum Kecamatan Rengel.

07/04/2013 16:00 Ds. Bogorejo, Kapu, Mandirejo, dan Kahulu, Kec. Montong, Tobang, dan Merakurak, Kab. Tuban, Prov. Jawa Timur.

- 1 orang meninggal dunia.

- 5 unit rumah terendam. *Kronologis : - Meluapnya sungai avor jabon yang mengenangi rumah penduduk, Persawahan, jalan desa dan jalan kabupaten. *Upaya : - Koordinasi pihak kecamatan dan Muspika setempat. - Melakukan Penanggulangan. - Melakukan distribusi bantuan sembako. - Dropping alat – alat bahan banjiran.

19/02/2013 08:00 Ds. Menilo, Simo, Kendal Rejo, Mojoagung, Pandan Wangi, Kenongosari, Sanding Rowo, Glagah Sari, Kec. Soko; Ds. Ngadirejo, Karangtinoto, Kanorejo, Sawahan, Bulurejo, Ds. Tambak Rejo, Kec. Rengel, Kec. Plumpang, Kec. Widang, Kab. Tuban, Prov. Jawa Timur.

Nihil 1. Kecamatan Soko : 8 Desa, 878 KK (3.532 jiwa), jalan poros 4.700 m, 2 jembatan rusak, 5 sekolah, 1 masjid, 1 mushola, 601 Ha sawah, dan 82 ha tegalan; 2. Kecamatan Rangel : 429 rumah, 380 m jalan Kab., 9.000 m jalan Provinsi, 56 KK, 6 jembatan, 1575 ha lahan pertanian; 3. Kecamatan Plumpang : sawah dan jalan tergenang air; 4. Kecamatan Widang : perumahan tergenang air.

*Kronologis : Update luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Tuban akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Tuban salah satu anak Sungai Bengawan Solo yang melintas serta air kiriman dari hulu sejak senin pagi. *Upaya : BPBD Kabupaten dan instasi terkait turun ke lapangan untuk mendistribusikan bantuan sembako bagi warga yang rumahnya tergenang.

01/03/2015 17:33 Dsn. Panjetan Dsn. Kali Gayam Ds. Prungahan Kulon Dsn. Trowulan Ds. Bektiharjo Kec.

Nihil - Dsn. Trowulan 15 rumah tergenang 40-60 cm - Dsn. Panjetan 25 rumah tergenang 30-50 cm - Dsn Kali Gayam 25 rumah tergenang 40-60 cm

*Kronologis : Hujan dengan intensitas lebat dan air tidak dapat tertampung pada aliran drainase sehingga meluber ke jalan *Upaya : - BPBD Kab. Tuban memberikan bantuan

Semanding Kab. Tuban Prov. Jawa Timur

glasing sebanyak 500 lembar - Kalaksa bersama TRC serta muspika turun ke lokasi kejadian - TRC melakukan penangan daurat dan validasi data terdampak *Kondisi Mutakhir: Air berangsur surut dengan redanya hujan tepatnya pada pkl. 17.00 WIB

Data Banjir Kabupaten Lamongan

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan

02/02/2015 20:00 Ds. Bedaham Ds. Plaosan Kel. Banaran Kel. Babat Kec. Babat Kab. Lamongan Prov. Jawa Timur

Nihil Masih dalam pendataan *Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat sedang melakukan pendataan dan pemantauan *Kondisi Mutakhir : Banjir sudah surut

29/11/2014 15:30 Dsn. Bujel Dsn. Jedang Dsn. Guman Dsn. Tapas Ds. Sendangrejo Kec. Ngimbang Kab. Lamongan Prov. Jawa Timur

55 kk terdampak 55 rumah terendam, 5 mobil terendam & Beberapa ternak ayam hilang

*Kronologis : Hujan deras mengakibatkan meluapnya kali Bujel pada Pkl. 15.30 sampai 17.30 WIB . *Upaya : - BPBD mulai melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan muspika, pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan - Melakukan tindakan pembersihan dengan gotong royong - Memberikan bantuan sembako - Menginventaris kerugian

06/04/2014 06:00 Ds. Tebet Ds. Plosowayu Kec. Lamongan Kab. Lamongan Prov. Jatim

Nihil 400 unit rumah terendam air setinggi 15-20 cm

*Kronologis : Hujan deras *Upaya : BPBD setempat masih di lokasi untuk melakukan pendataan, evakuasi dan menyalurkan bantuan logistik

18/12/2013 17:00 Ds. Truni Kec. Babat Ds. Dunkulon Kec. Laren Ds. Gedangan Ds. Parengan Kec. Maduran Kab. Lamongan Prov. Jawa Timur

Nihil - Kec. Babat : Kel. Babat 125 unit rumah, Kel. Banaran 262 unit, Ds. Bedahan 15 unit rumah, Ds. Truni 6 unit. Total : 608 unit rumah - Kec. Laren : Ds. Durikolon 38 unit, Centini 15 unit, Keduyung 47 unit, Pesanggarahan 147 unit, Mojoasem 17 unit, Siser 59 unit, Bulutigo 47 unit, Plangwot 194 unit, Laren 67 unit. Total : 621 unit rumah - Kec. Maduran : Ds. Gedengan 26 unit, Ds. Parengan 19 unit. Total : 45 unit rumah

*Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya: BPBD setempat dan Instansi terkait lainnya sudah ke lokasi untuk membantu warga

17/04/2013 19:00 Ds. Datinawong, Kec. Babat, Kab. Lamongan

Nihil 475 rumah tergenang, 450 Ha sawah terendam, 15 kamar di pondok pesantren tergenang, Jalan Babat - Surabaya terendam

*Kronologis : Tanggul jebol lagi yang sdh diperbaiki, akibat hujan dan debit air yang meninggi pada tanggal 16-17 April 2013 *Upaya : - BPBD memberikan bantuan sembako, material buat perbaikan tanggul - Sudah berkoordinasi dengan instansi terkait - Sudah mendirikan posko bencana Update (19 April 2013): Kondisi air sudah mulai surut, namun 50 unit rumah masih tergenang banjir.

14/04/2013 10:00 Ds. Sumur Benuk, Kec. Babat, Kab. Lamongan, Prov. Jawa Timur

Nihil 325 rumah tergenang, sebagian pondok pesantren tergenang, jalan sepanjang 1,5 km terendam, 1 sekolah tergenang

*Kronologis : - Air kiriman dari kecamatan kedomping mengalir ke wilayah kecamatan babat, ada tanggul di desa sumur genuk, karena tanggul tidak bisa menampung debit air yang melebihi kapasitas, akibat dari air kiriman kecamatan kedomping sehingga tanggul tersebut jebol. *Upaya : - BPBD Kab. Lamongan mengirimkan material berupa glansing sebanyak 2000 unit, gedek sebanyak 20 unit, bongkotan sebanyak 50 unit. - Mengirim sembako sebanyak 325 paket. - Tidak ada penduduk yang meninggalkan rumahnya masing – masing. Kebutuhan *Mendesak : - Perbaikan tanggul. - Material buat perbaikan tanggul.

20/02/2013 19:00 Dusun Kleco, Desa Watang Panjang, Kec. Karang Binangun, Kab. Lamongan, Prov. Jawa Timur.

Nihil 195 KK mengungsi dan 28 Ha lahan terendam.

*Kronologis : Tinggi Muka Air (TMA) 10-20 cm. *Upaya : - Situasi aman terkendali. - Sudah disiapkan tenda dan logistik.

19/02/2013 12:00 Ds. Truni, Ds. Babat, Ds. Banaran, Kec. Babat; Ds. Maduran, Kec. Maduran; Ds. Godong, Ds. Sisir, Ds. Bulutiga, Ds. Pelangwot, Ds. Mojo Asem, Ds. Pesanggerahan, Ds. Keduyung, Ds. Centini, Ds. Duri Kulon, Kec. Laren-Kab. Lamongan, Prov. Jawa Timur.

Nihil Banjir melanda 3 Kecamatan, 13 Desa, merendam 873 rumah dan 2.268 jiwa rumahnya tergenang dengan rincian : -Kec. Babat : Ds. Truni 194 rumah, Kel. Babat dan Banaran 165 rumah. -Kec. Maduran : 2 rumah. -Kec. Laren : Ds. Godong 470 rumah, 196 jiwa, Ds. Sier 53 rumah, 232 jiwa, Ds. Bulutigo 27 rumah, 118 jiwa, 470 palangwot, 194 jiwa, 749, Ds. Mojo Asem 17 rumah 83 jiwa, Pesanggrahan 92 rumah, 384 jiwa, Ds. Keduyung 35 rumah 156 jiwa, Centini 18 rumah 80 jiwa, Ds. Duri Kulon 31 rumah 134 jiwa; kerugian Rp 1.500.000.000,-

*Kronologis : Update luapan Sungai Bengawan Solo yang melintas di Kec. Babat Maduran, Kec. Laren, meluap sehingga menimbulkan genangan air akibat hujan deras dan kiriman dari Kab. Bojonegoro sampai saat ini ketinggian air terus meningkat. *Upaya : Warga mengevakuasi barang ke tempat yang lebih tinggi.

16/01/2012 08:00 Kec. Karangbinangun, Kalitengah, Glagah, Deket, dan Laren, Kab. Lamongan, Prov. Jawa Timur

Nihil Ratusan rumah terendam

Data Banjir Kabupaten Gresik

Tanggal Jam Lokasi Korban Kerugian Keterangan03/03/2015 00:00 Ds. Sedapur Klagen

Ds. Munggugianti Ds. Kedung Rukem Ds. Bulurejo Kec. Benjeng Kab. Gresik Prov. Jawa Timur

Nihil 50 unit rumah terendam dengan ketinggian 20-30 cm

*Kronologis : Hujan disertai banjir kiriman *Upaya : - BPBD Kab. Gresik telah mendirikan posko pengungsian untuk antisipasi apabila ada pengungsi - BPBD Kab. Gresiki telah memberikan paket sembako untuk warga yang terdampak

05/02/2015 01:00 Kec. Menganti Kec. Cerme Kec. Benjeng Kab. Gresik Prov. Jawa Timur

Kec. Benjeng : 1520 KK / 4432 Jiwa terdampak. Kec. Cerme : 1880 KK / 5145 Jiwa terdampak. 3 orang (MD) an. Sutrisno (L/16 th). Toni (L/17 th), Heni (L/17 th)

Kec. Benjeng : 1245 unit rumah terendam dengan TMA 30-60 cm. Kec. Cerme : 655 unit rumah terendam dengan TMA 30-120. Kec. Menganti : 581 unit rumah terendam dengan TMA 30-100 cm

*Kronologis : Akibat hujan deras dan meluapnya Kali Lamong *Upaya : BPBD bersama Muspika setempat sudah melakukan evakuasi, pemantauan, pendataan dan mendidrikan Dapur Umum

11/12/2014 15:00 Ds. Sawahmulya Ds. Kotakusuma Kec. Tambak Kab. Gresik Prov. Jawa Timur

Nihil Masih dalam pendataan *Kronologis : Akibat hujan deras *Upaya : BPBD setempat melakukan koordinasi dengan pemerinta setempat dan telah memberikan bantuan logistik dan pendataan

18/12/2013 0.05 Ds. Madu Mulyo Ds. Jerembeng Ds. Irem Enggal Kec. Dukun Kab. Gresik Prov. Jawa Timur

Korban Jiwa : - Nihil Kerugian Materil : - 15 Unit rumah terendam (RR) Kondisi Mutakhir : - TMA mencapai 100 -150 cm

*Kronologis : - Akibat hujan secara terus-menerus sehingga air sungai Bengawan Solo meluap *Upaya : - BPBD telah mendirikan tenda untuk mengevakuasi korban banjir - BPBD telah mendistribusikan sembako dan peralatan masak/dapur - Polri bersama Dinas Kelautan, TNI maupun relawan bergeser ke sungai Bengawan Solo untuk memperbaiki tanggul yang jebol. - Beberapa Perusahaan yang memiliki dana CSR membantu berupa sembako untuk korban terdampak Kebutuhan *Mendesak : - Perahu karet - Dana untuk petugas posko BPBD Kab. Gresik

14/12/2013 18:00 Kec.Bejeng Kec.Cermai Kec.Balong Pandang Kec.Mangali Kab.Gresik Prov.Jawa Timur

-1 Orang hanyut akibat arus jembatan ngempis Ds. Kelompok Kec.Benjeng

± 900 Unit rumah terendam

*Kronologis: -Hujan deras sehingga meluapanya kali lamong *Upaya: -BPBD,Disnaker,Dinsos,Dinas Pertanian meninjau lokasi dan meminimalisir dampak kebencanaan -BPBD menyalurkan makanan siap saji dan mendirikan dapur umum di Kec.Benjeng -BPBD Kab.Gresik bersama Bupati dan Wakil Bupati Kab.Gresik mengunjungi lokasi dan memberikan bantuan,selain itu arus lalu lintas dialihkan melalui jalan Raya Metatu untuk mengurai kemacetan

11/04/2013 00:00 Kec. Dukun dan Bunga, Kab. Gresik, Prov. Jawa Timur.

1 orang meninggal dunia.

- 572 unit rumah terendam. - 195 Ha sawah terendam. - 41 Ha tambak terendam banjir.

*Kronologis: - Banjir terjadi akibat hujan deras dengan intensitas yang cukup tinggi din daerah hilir sehingga mengakibatkan Sungai Bengawan Solo meluap. Kondisi per tanggal 12 April 2013 : Genangan air luapan Sungai Bengawan Solo mulai menurun. *Upaya: BPBD kab. Gersik, TAGANA, dan insatansi terkait melakukan identifikasi

18/03/2013 11:00 Kec. Kebomas dan Bejeng, Kab. Gresik, Prov. Jawa Timur

Nihil 3 desa terendam (Sedapur Kelagen, Bulang Kulon, dan Delik Sumber)

*Kronologi : - Kejadian akibat meluapnya Kali Lamong sebagai imbas hujan yang turun beberapa hari terakhir - Beberapa tanggul di sepanjang kali mulai dari Blogpanggang hingga Kec. Kebomas masih belum dilakukan perbaikan *Upaya : - Peninjauan dan penanganan dilakukan oleh BPBD Kab. Gresik dan Muspida - Dilakukan pembagian sembako sejumlah 100 paket pada hari Selasa, 19 Maret 2013

03/03/2013 06:30:00 WIB

Ds. Lebaniwaras, Kec. Wringinanom, Kab. Gresik, Prov. Jawa Timur.

- 1 orang meninggal dunia. - 1 orang terluka.

- puluhan rumah rusak ringan.

*Upaya : BPBD Kab. Gresik meninjau lokasi dan melakukan evakuasi.

19/02/2013 17:00 Desa Tire Menggal, Kec. Dukun, Kab. Gresik, Prov. Jawa Timur.

Nihil 32 rumah terendam air. *Kronologis : Naiknya TMA di sepanjang Sungai Bengawan Solo terjadinya luberan air di sepanjag bantaran di Desa Tire Menggal 24 rumah , 32 KK mengungsi, dan mendapat bantuan sembako dari BPBD Gresik. *Upaya : Muspida dan BPBD Gresik telah mengungsikan korban ke Balai Desa dan mendirikan tenda pengungsian , BPBD Gresik telah membagikan paket sembako, proses pengungsian dilakukan pada pukul 19.00 WIB

2.2. SEKTOR KERUSAKAN

Berdasarkan data banjir diatas, banjir membawa kerugian bagi masyarakat dan

pemerintah setempat. Kerugian yang dialami berupa sarana prasarana umum yang ada

dan juga rumah serta harta benda yang terhanyut oleh banjir. Selain kerugian materi,

mental masyarakat yang terkena bencana banjir juga terganggu terutama anak kecil,

trauma rasa takut akan banjir. Berikut adalah sektor yang mengalami kerusakan akibat

bencana banjir:

a. Saran Prasaran Umum

- Jembatan penghubung yang menghubungkan 2 wilayah

- Akses jalan yang rusak, berlubang karena terkena banjir

- Saluran air (selokan) rusak

- Tempat Beribadah

- Sekolah

- Pasar Tradisional

b. Milik Pribadi

- Rumah

- Harta Benda (barang-barang rumah tangga)

- Kendaraan pribadi

- Sawah/ladang (hasil pertanian)

- Dll

c. Sosial dan Ekonomi

- Psikologi masyarakat

- Mata pencaharian

Dari uraian kerugian diatas tidak hanya kerugian secara fisik (materi) yang

dialami oleh masyarakat pasca bencana banjir tapi secara sosial dan ekonomi pun

masyarakat banyak mengalami dampaknya.

2.3. DAMPAK BANJIR SECARA FISIK

Dampak fisik pasca bencana banjir tidaklah sedikit, dampak fisik ini

berhubungan dengan kelangsungan kehidupan masyarakat diwilayah tersebut. Ketika

terjadi kerusakan disektor ini maka perlu adanya penanganan cepat dari pemerintah

setempat sehingga kesejahteraan masyarakat cepat kembali normal. Beberapa cara

yang harus dilakukan pasca bencana banjir adalah:

Ketika banjir melanda suatu wilayah maka pemerintah setempat harus sesegera

mungkin turun tangan meninjau lokasi banjir, membantu para warga yang pasti

membutuhkan bantuan.

Pemerintah harus bertindak cepat jika banjir menggenangi rumah-rumah

warga.

Pemerintah harus menyiapkan tempat penampungan sementara untuk warga

yang tempat tinggalnya tergenang banjir.

Tidak hanya itu saja, pemerintah harus tetep mengawasi dan meninjau langsung

sampai banjir surut dan kesejahteraan warga kembali normal setahap demi

setahap.

Pemerintah yang memang berkewajiban menangani bencana banjir adalah

melakukan survei atau peninjauan ke lokasi untuk melihat, merekam dan

mencatat kerusakan dan kerugian-kerugian yang dialami pasca banjir.

Kerusakan secara fisik pasti banyak terjadi, pemerintah yang berwenang harus

bisa memprioritaskan kerusakan yang butuh penangan cepat dan tidak.

Sarana prasarana umum yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat

seperti jembatan sebagai akses kewilayah tersebut, sekolah-sekolah yang

mengalami kerusakan demi kesejahteraan calon pemimpin bangsa, pasar

tradisional, serta saluran-saluran yang rusak akibat banjir untuk menjaga ketika

banjir datang kembali menimpa wilayah tersebut.

Dari semua permasalahan tersebut pemerintah dapat memikirkan dan

menetukan solusi terbaik.

Kerusakan fisik pasca banjir memang perlu penanganan cepat, karena yang

paling banyak mengalami kerusakan adalah fisik, dan kerusakan fisik pula yang

membutuhkan anggaran yang lumayan besar serta waktu untuk memperbaiki seperti

sediakala.

IDENTIFIKASI PEMULIHAN PASCA BANJIR

3.1. PEMULIHAN PASCA BANJIR

Pemulihan dilakukan terhadap sarana dan prasarana sumber daya air serta

lingkungan akibat bencana banjir kepada fungsi semula, melalui:

a. Inventarisasi dan dokumentasi kerusakan sarana dan prasarana sumber daya

air, kerusakan lingkungan, korban jiwa, dan perkiraan kerugian yang

ditimbulkan;

b. Merencanakan dan melaksanakan program pemulihan, berupa: rehabilitasi,

rekonstruksi atau pembangunan baru sarana dan prasarana sumberdaya air; dan

c. Penataan kembali kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkena bencana

banjir.

3.2. PEMULIHAN SECARA FISIK PASCA BANJIR

Banyak pekerjaan fisik yang harus dilakukan pasca bencana banjir. Berikut

adalah diagram yang bisa menjadi acuan dalam pemulihan pasca banjir:

Diagram diatas merupakan solusi pemulihan pasca banjir gar diperoleh hasil

yang maksimal serta meminimalisir anggaran, karena pemulihan tidak hanya disektor

fisik saja tp juga sosial dan ekonomi yang juga membutuhkan anggran. Disamping itu

Solusi Pemulihan Pasca Banjir

Relokasi(Solusi Awal)

Perbaikan(Solusi untuk

kerusakan ringan)

Pembangunan(Solusi jika rusak

berat)

MATERI III

perlulah kelihaian pemerintah agar semua rencana pemulihan berjalan dengan efektif

dan efisien sehingga bisa memulihkan kesejahteraan masyarakat kembali.

IDENTIFIKASI PENGURANGAN RESIKO PASCA BANJIR

4.1. PENGURANGAN RESIKO PASCA BANJIR

Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja

atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk

menghindarkan Indonesia dari banjir besar.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:

Normalisasi sungai;

Pengerukan sungai;

Turap

Membuat lubang-lubang serapan air;

Normalisasi Saluran

Memperbanyak ruang terbuka hijau;

Pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran

banjir.

Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita

ketika banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang

mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkannya.

Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan

terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat

sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran

serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan

secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir, dan

pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan

penanggulangan banjir yang berkesinambungan. Kegiatan penanggulangan banjir

MATERI IV

mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya

sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali.

Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti yang

telah disebutkan diatas dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan

sampai sistem peringatan dini bencana banjir dan mengubah perilaku masyarakat

untuk tidak menjadikan sungai dan saluran pembuangan air sebagai tempat sampah

raksasa. Kegiatan fisik maupun non-fisik harus beriringan agar bencana banjir dapat

cegah, bukan untuk siapa, tapi untuk diri kita dan generasi kita kedepannya.

RANGKUMAN


Recommended