2002
MODUL PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ANDINO MASELENO
1
BAB I
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
I.1 Pendahuluan
Sistem Informasi Geogarfis adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data spasial. Sistem ini diimplementasikan dengan hardware (perangkat
keras), Software (perangkat lunak) dan juga termasuk braiware(sumber daya manusia)
yang berfungsi untuk pengumpulan dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan
data, perubahan dan updating data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
pemanggilan dan presentasi data serta analisis data.
Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-
an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi pada kalangan pemerintah, militer,
akademis, maupun bisnis terutama dinegara-negara maju. Perkembangan teknologi
digital sangat besar peranannya dalam perkembangan penggunaan SIG didalam berbagai
bidang. Hal ini dikarenakan teknologi SIG banyak mendasarkan pada teknologi digital ini
sebagai alat analisa.
Seperti tergambar dari namanya, SIG merukan sebuah sistem yang saling
berangkaian satu sama lain. Bakosurtanal menggambarkan SIG sebagai kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil
yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua informasi yang berreferensi geografi. Dengan
demikian basis analisa dari SIG adalah data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh
melalui data satelit ataupun data lain terdigitasi. Analisa SIG memerlukan tenaga ahli
sebagai interpreter, perangkat keras komputer, dan software pendukung.
++=++ +
USER Software Tools
Software Tools Database
Result
Real
World
SIG
2
Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur baik manusia sebagai ahli dan
sekaligus operator, perangkat alat baik lunak maupun keras, serta objek permasalahan.
SIG adalah sebuah sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisa
spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak dari komputer untuk
melakukan pengolahan data sebagai berikut:
1. Perolehan dan verifikasi
2. Kompilasi
3. Penyimpanan
4. Pembaharuan dan perubahan
5. Manajemen dan pertukaran
6. Manipulasi
7. Penyajian
8. Analisa (Tor Bernhardsen, 1992: 3)
Menurut Projo Danoedoro (1996: 174) menekankan pemanfaatan SIG secara
terpadu dalam sistem penolahan citra digital, untuk memperbaiki hasil klasifikasi.
Dengan demikian peranan SIG dapat diterapkan pada operasionalisasi penginderaan jauh
satelit. Pengenbangan teknologi penginderaan jauh satelit dapat digambarkan dalam
diagran sebagai berikut:
Satelit
Sensor
Stasiun penerima
Pengolah Citra
Analisa Citra
Data
Pemakai
Ranah SIG
3
Mengingat sumber data sebagian besar berasal dari data penginderaan jauh baik
satelit maupun terestrial terdigitasi maka teknologi SIG erat hubungannya dengan
teknologi penginderaan jauh. Namun demikian penginderaan jauh bukanlah satu-satunya
ilmu pendukung bagi sistem ini.
Sumber data lain berasal dari hasil survei terestrial (uji lapangan) dan data-data
sekunder lain seperti sensus, catatan dan laporan yang terpercaya. Secara diagram hal itu
dapat digambarkan sebagai berikut:
Data spasial dari penginderaan jauh dan survei teristrial tersimpan dalam basis
data yang memanfaatkan teknologi komputer digital untuk pengelolaannya dan
pengambilan keputusannya.
Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta digital
yang tersimpan dalam basis data. Dalam SIG, dunia nyata dijabarkan dalam bentuk peta
digital, yang menggambarkan posisi dari ruang (space) dan klarifikasi, atribut data dan
hubungan antar item data. Kerincian dalam SIG ditentukan oleh besarnya satuan
pemetaan terkecil yang dihimpun dalam basis data. Dalam bahasa pemetaan kerincian itu
tergantung pada skala peta dan dasar acuan geografis yang disebut sebagai peta dasar
(Dr Ir. Paul Suharto, 1999: 4 )
Dari dunia nyata diambil tiga hal penting seperti diuraikan diatas yaitu posisi dan
klasifikasi, atribut serta hubungan antar item tersebut. Ketiga hal tyersebut diolah sebagai
dasar analisa sistem spasial dalam SIG.
Physical Reality
Real World Models
Data Models
Data Base
Maps/Reports
Surveys
Ranah SIG
4
I.2 Apa Yang Bisa Dilakukan Dengan SIG?
SIG berkembang dengan cepat dan diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu.
Karena itu untuk membangun suatu aplikasi SIG harus diperhatikan tujuan dan spefikasi
yang diinginkan oleh user. Berikut beberapa contoh aplikasi SIG.
1. Menentukan lokasi rawan kecelakaan.
2. Menentukan lokasi bisnis yang potensial.
3. Memprediksikan daerah rawan longsor.
4. Inventarisasi sumber daya (hutan, geothermal, sebaran zeolit, bahan
tambang,dll).
5. Manajemen data pertanahan.
6. Manajemen kota.
7. Pengembangan wilayah.
8. Manajemen utilitas dan customer service.
9. Penentuan rute terpendek (misalnya diterapkan untuk pemadam
kebakaran).
10. Evaluasi kesesuaian dan kemampuan lahan.
I.3 Perolehan Data SIG
Data Sistem Informasi Geografi berupa data digital yang berformat raster dan
vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian ordinat (x,y). titik
disimpan sebagai sepasang angka koordinat dan poligon sebagai rangkaian koordinat
yang membentuk garis tertutup. Resolusi dari data vektor tergantung dari jumlah titik
yang membentuk garis. Raster menyatakan data grafis dalam bentuk rangkaian bujur
sangkar yang disimpan sebagai pasangan angaka yang menyatakan baris dan kolon dalam
suatu matriks. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan sebagai
rangakaian grid-cell bersambungan disatu sisi, dan poligon dinyatakan sebagai grid-cell
yang bersambungan disemua sisi. Resolusi dari data ditentukan oleh ukuran grid-cell.
5
Sumber data digital dapat berupa citra sateli ataupun foto udara digital serta foto
udara yang terdigitasi (scanning). Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi. Citra
satelit yang berasal dari satelit Landsat TM merupakan contoh data citra digital dalam
format raster. Foto digital dan citra satelit digunakan secara saling melengkapi. Masing-
masing sumber data memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan
tersebut terutama terletak pada kerincian dan luasan data yang dapat diperoleh. Dengan
demikian pemanfaatan kedua jenis data secara saling melengkapi sangatlah
menguntungakan.
Metoda digitasi dapat dilakukan secara manual dengan alat digitizer ataupun
menggunakan perangkat lunak dengan teknik digitasi on screen. Perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk digitasi ini misalnya Auto CAD, R2V dan lain-lain.
Perangkat keras lain sebagai alat bantu digitasi adalah scanner. Scanner akan
mengubah gambar analog (gambar pada selembar kertas) menjadi data digital elektronik
yang dapat direkam pada media magnetik seperti disk, CD, dan lain-lain.
Ada sedikitnya lima metode perolehan data digital yang dikenal saat ini:
1. Digitasi peta-peta yang ada dengan menggunakan digitizer
2. scanning peta
3. Produksi peta digital
0 0 0 50 65 0 0
0 0 50 65 0 65 0
0 50 65 0 0 0 0
50 65 0 0 0 0 0
65 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Vektor Raster
Visual
6
4. Masukan manual dari koordinat terkomputasi dan perhitungan
5. Transfer dari sumber peta digital
Ketiga metode yang pertama, yang menghasilkan data digital dari peta dasar,
dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Penyiapan
2. Digitasi atau pelarikan (scanning)
3. Editing Data
I.4 Pengolahan Data
Prinsip Pengolahan Data dalam SIG secara sederhana dapat digambarkan dengan
sebuah cara overlay beberapa peta bewarna yang tergambar dalam pada kertas
transparansi diatas sebuah overhead proyektor (OHP). Dalam pengolahan digital SIG,
masing-masing satuan pemetaan memiliki bobot tertentu. Pembobotan ini dilakukan
dengan scoring.
Editing terhadap data raster sering kali diperlukan untuk menyempurnakan hasil
dan visualisasi. Editing dilakukan seperti pada pelurusan, penghalusan, pemotongan,
penambahan, pewarnaan dan lain-lain.
Perangkat lunak pengolah data ini bermacam-macam dengan berbagai kelebihan
dan kekurangannya. Software pengolah citra digital (PCD) seperti ER Mapper, ILWIS,
Envi, ERDAS dan lain-lain memiliki fasilitas pengolah digital seperti penajaman,
penghalusan, filter, perentangan kontras, dan klasifikasi. Software lain yang sangat
berperan dalam editing data digital berformat raster seperti Arc Info dan Arc View
memiliki kemampuan pengolahan digital dan editing serta lay out hasil olahan data
digital tersebut.
I.5 Bentuk Produk SIG
Hasil dari SIG secara umum mirip dengan peta yang merepresentasikan dunia
nyata (real world). Akan tetapi SIG memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang cukup
handal dari pada peta biasa. Dengan SIG, sebuah peta tematik baru dengan cepat bisa
dibuat dengan mengolah dan menganalisis data yang telah di-input/dimasukkan ke dalam
sistem basis data-nya. Dengan kata lain sebuah SIG harus mampu melakukan fungsi
7
analisis data, karena di sinilah letak fleksibilitas dan keluwesannya. Analisis ini dapat
dilakukan dengan beberapa fungsi/cara sesuai dengan tujuan yang diinginkan, misalnya
dengan melakukan operasi logika matematika, overlay, networking (analisis jaringan),
klasifikasi (penggolongan dengan kriteria tertentu) dan fungsi lainnya.
Selain menghasilkan peta tematik dengan cepat informasi yang diperoleh dari
hasil analisa dapat juga disajikan dalam bentuk tabel (tabularis), laporan dan kombinasi
dari ketiganya (peta tematik dalam bentuk digital maupaun hardcopy, informasi tabularis
dan laporan). Biasanya kombinasi dari ketiga produk di atas sering dilakukan untuk
membuat suatu sistem informasi. Misalnya sistem informasi pariwisata, jaringan telepon,
listrik, drainase, dan lain-lain.
8
BAB II
DIGITASI DATA
Untuk memperoleh peta tentatif yang berkaitan dengan tema-tema tertentu
didapatkan dengan melakukan interpretasi terhadap citra satelit, foto udara ataupun peta
dasar lainnya. Peta tentatif ini selanjutnya dijadikan sebagai peta dasar atau acuan untuk
memperoleh peta-peta tematik lain dengan nilai-nilai tertentu.
Dalam pengolahan data secara digital peta-peta tentatif ini harus diubah ke dalam
bentuk digital. Dalam pengubahan bentuk dari analog ke bentuk digital dilakukan dengan
mendigitasi atau scanning. Proses digitasi dilakukan dengan menggunakan alat digitizer.
Sedangkan proses scanning masih memerlukan digitasi secara on screen ( digitasi layar ).
Masing-masing metode digitasi tersebut memiliki kelebihan ataupun kekurangan masing-
masing.
Digitasi dengan menggunakan digitizer dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan software Arc Info yang nantinya sekaligus digunakan sebagai software pengolah
data digitalnya. Sedangkan digitasi on screen dapat dilakukan dengan mengguanakan
bantuan software auto Cad, seperti yang akan dilakukan dalam platihan ini.Selanjutnya
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software arc Info dan lay out hasil
menggunakan software Arc View.
II.1 Aktifasi Auto CAD
Mengingat digitasi yang akan dilakukan melalui layar ( on screen ), maka hal ini
dibutuhkan software bantu yaitu auto CAD. Sebenarnya tidak terlalu banyak rutin-rutin
dari Auto CAD yang dibutuhkan untuk melakukan digitasi ini. Pemanfaatan tool yang
sederhana sangat membantu, terutama bagi pemakai sistem Auto CAD pemula.
Pada dasarnya digitasi on screen sama seperti digitasi pada alat digitizer. Proses
digitasi sangatlah membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Adanya fasilitas zoom pada
sistem Auto CAD sangatlah membantu proses digitasi ini. Dengan zoom, yang lebih
besar akan meningkatkan ketelitian digitasi.
Untuk melakuakan proses digitasi terlebih dahulu aktifkan program Auto CAD
sebagai berikut :
- Klik Start
9
- Klik Program
- Klik Auto CAD
II.2 Penyisipan Image
Untuk melakukan digitasi maka citar atua image yang akan didigitasi tersebut
harus disisipkan pada Auto CAD. Penyisipan Image dilakuakn dengan menggunakan
menu Insert. Lakuakan langkah di bawah ini :
- Klik Insert
- Klik raster Image
- Pada model tab background akan muncul cross hair
- Tarik secara diagonal cross hair tersebut hingga membentuk kotak
- Klik satu kali untuk menyisipkan image ke dalam kotak tersebut
II.3 Pembuatan Layer
Setelah image yang akan didigitasi telah tersisipkan pada lembar model Auto
CAD, langkah selanjutnya adalah melakukan digitasi itu sendiri. Hasil digitasi pada
akhirnya dimasukkan pada lembar-lembar tersendiri yang transparan ( layer). Buatlah
layer terlebih dahulu dengan langkah berikut :
- Klik icon layer
- Auto Cad memunculkan window Layer properties manager
- Klik New
- Auto Cad membentuk sebuah layer baru dengan nama layer 1
- Ganti nama layer tersebut dengan nama yang sesuai dengan etema, misal
BL 1 ( bentuk lahan )
- Ganti warna layer dengan meng-klik pada kolom color.
- Klik current untuk mengaktifkan layer
- Pastikan pada bar Current layer telah menunjukkan layer baru ini aktif
- Klik OK
10
II.4 Digitasi
Pada layer yang aktif lakukan digitasi sesuai dengan tema layer tersebut. Digitasi
dilakuakn dengan memanfaatkan mode Paly line . Aktifkan ikon tersebut sehingga pada
lembar model muncul sebuah cross hair. Buatlah arc dengan mengikuti garis yang ada
pada image atau sesuaikan dengan interpretasi.
Untuk membentuk poligon yang tertutup atau garis ( arc ) gunakan mode nearest
untuk menyambungkan kedua arc tersebut. Untuk memanfaatkan mode nearest gunakan
tombol shift atau ctrl bersama-sama dengan klik kanan.
- Gunakan icon Pan : untuk menggeser gambar
- Icon Zoom digunakan untuk memperbesar tampilan image di layar. Dengan
fasilitas zooming ini, proses digitasi menjadi lebih rinci.
- Untuk mendigitasi tema lain hendaknya terlebih dahulu mengganti layer yang
aktif. Sesuaikan tema layer dengan tema digitasi dengan layer yang digunakan.
II.5 Penyimpanan
Hasil digitasi harus disimpan ke dalam media penyimpan seperti harddisk atau
disket. Penyimpanan hasil digitasi dari Auto CAD secar default akan bertipe .DWG.
mengingat proses pengolahan data selanjutnya menggunakan software Arc Info, maka
penyimpanan data harus menggunakan tipe yang dapat terbaca pada software tersebut.
Data Auto CAD yang dapat terbaca pada Arc info adalah tipe .DXF. Simpanlah data
tersebut dalam tipe.DXF.
Lakukan langkah berikut untuk menyimpan file
- Klik File
- Klik Save
- Isi baris File Name dengan nama file baru
- Ganti tipe file menekan tombol drop down pada File of Type
- Klik Save
11
BAB III
EDITING DATA ARC
III.1 Konversi Data
Hasil digitasi pada tahap terdahulu merupakan sebuah peta tentatif yang nantinya
akan menjadi sumber dat spatial dalam SIG. Peta tentatif hasil digitasi, masih terkumpul
dalam satu buah file dengan tipe.DXF. Dalam file tersebut data tersimpan dalam bentuk
layer-layer. Dalam proses konversi ke sistem Arc Info, data dalam layer-layer file.DXF
akan diubah masing-masing ke dalam satu buah folder Arc Info. Masing-masing folder
proyek tersebut berisi beberapa file yang berupa data spasial ataupun atribut.
Layer A
Layer B
Layer C
Digitasi
DXF File
Converting
File
A
File
B
File
C
Proses Konversi File Auto CAD – Arc Info
12
Konversi dilakuakn dalam Sistem Arc Info. Proses konversi adalah sebagai
berikut :
- Masukkan ke sistem Arc Info dengan pilih shortcut ArcW hingga di layar
muncul: ( C:\Windows\Desktop)[ARC]_
- Ketik perintah : DXFARC (nama file masukan) (nama file
baru )
Contoh : DXFARC Peta 1 BL
- Enter the 1st
layer and option : Tulis nama layer-
enter
- Enter the 2nd
layer and option : Tekan enter satu
kali
- Done entering layer names and option (Y/N)? Ketik
Y-Enter
- Do you wish to use the above layers and ptions (
Y/N )? Ketik Y-Enter
- Arc Info membentuk sebuah file baru
Setelah proses konversi selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan proses
pemotongan garis overshoot.
III.2 Proses Pemotongan
Garis bertumpang susun yang terjadi dalam digitasi dapat merupakan suatu titik
kesalahan yang harus dibuang. Kesalahan akibat tumpangsusun atau arc berlebih ini
disebut dengan kesalahan Overshoot. Sedangkan kesalahan akibat arc yang tidak
berhubungan atau membentuk poligon terbuka disebut dengan kesalahan Undershoot.
Overshoot
Undershoot
13
Penghapusan garis (arc ) yang bertumpangsusun harus terlebih dahulu dilakuakn
pemotongan. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan perintah Clean.
Clean (nama file)
Contoh : Clean BL
Lakukan perintah ini terhadap file baru hasil dari proses konversi sebelm editing
selanjutnya dilakuakan.
III.3 Menampilkan Arc
Editing dilakukan dalam sistem Arcedit. Lakukan langkah-langkah di bawah ini
untuk masuk ke dalam Arcedit dan selanjutnya menampilkan Arc di layar.
- Dari posisi [ ARC] tulis ARCEDIT –Enter
Contoh :
[ARC]Arcedit
- Pada layar muncul prompt dua ( :_ )
- Tulis Disp 4
- Monitor berubah ke mode grafis
- Tulis Edit (nama file) untuk membuka file yang akan diedit
Contoh :
: Edit BL
- Tulis Drawn all; draw untuk menampilkan arc di layar
Beberapa perintah yang dapat dilakukan setelah arc ditampilkan adala sebagai
berikut :
- Map def; draw : menampilkan arc dengan ukuran semula
- Map *;draw : menampilkan arc pada lokasi yang dipilih
- Map Zoom 0.5;draw : melakukan zoom sebesar 0.5 kali besar tampilan semula
- Drawen node da;draw : Menampilkan titik kesalahan arc ( dangel)
- Drawen arrc ids;draw : Menampilkan arc beserta ID-nya
14
III.4 Hapus Arc
Untuk menghapus Arc harus terlebih dahulu dilakukan pemilihan terhadap arc
yang akan dihapus tersebut. Pemilihan dilakuakan dengan pengaktifan feature dengan
perintah edit feature arc. Sintak dari edit feature tersebut adalah :
Ef Arc
Setelah edit feature diaktifkan atau perintah tersebut dimasukkan, pemilihan
terhadap arc dapat dilakuakan. Pemilihan arc dilakuakn dengan perintah :
: Sel : Pilih satu arc
: Sel Many : Pilih beberapa arc
: Sel Box : Pilih arc dalam box / kotak
Pilih arc dengan menempatkan titik silang pada arc yang dimaksud, dan tekan /
klik kiri mouse. Arc yang etrpilih akan ditampilkan dengan warna yang berbeda dengan
arc lain ( biasanya berwarna kuning ). Jika perintah yang dimasukkan adalah sel many,
beberapa arc dapat sekaligus dipilih. Untuk menghapus arc yang terpilih tulis :
Delete
Penghapusan arc dilakuakn terhadap kesalahan pada garis berlebih ( overshoot).
Jika pada arc yang bertampilan ini belum dilakukan proses clean, pemotongan terhadap
arc ini tidak dapat dikerjakan.
III.5 Ubah Posisi Arc
Pengubahan posisi suatu arc sebenarnya dilakukan dengan mengubah posisi dari
titik sendi ( vertek ) dalam arc tersebut.
Posisi vertek berada pada tiap ruas garis. Posisi vertek ini dapat dilihat dengan
cara menampilkan node pada arc tersebut. Node ditandai dengan sebuah titik berwarna
ungu. Pemindhan vertek dilakukan dengan perintah :
:Ef Arc : aktifkan feature arc
:Sel : memilih arc yang akan diubah
:V Move : pindah vertek
node
15
jika pengubahan posisi vertek menyilang atau bertampalan dengan arc lain, maka
perlu dilakukan proses clean ulang, yang selanjutnya arc berlebih tersebut perlu dipotong.
III.6 Pemberian ID Arc
Pada saat digitasi dilakukan, ID tiap Arc selalu berubah. Hal ini terjadi jika pada
tahap awal digitasi, auto Increment arc tidak dimatikan.Tiap arc memiliki ID berbeda.
Arc hendaknya diberi nilai ID yang seragam disesuaikan dengan tema arc tersebut.
Sebagai contoh, semua arc batas kecamatan diberi ID 2, senua arc batas kabupaten diberi
ID 3, dan seterusnya.Pemberian Id ini dimaksudkan untuk memberikan feature yang
sama pada saat lay out serta memudahkan editing selanjutnya.
Langkah pemberian ID adalah sebgai berikut :
:Af Arc : aktifkan feature arc
:Sel many : pilih arc yang akan diubah
:Calc $ID= (nilai ID ) :mengubah nilai ID arc menjadi ID baru
III.7 Pemberian Label
Pada bentukan poligon dari arc perlu diberi label agar tiap poligon dapat
dilakukanproses skoring. Pembrian label dilakukan dengan cara sebagai berikut :
:Ef Label : aktifkn feature label
:Add : tambahkan label
tentukan posisi koordinat cross hair mouse pada suatu poligon dan klik pada tempat
tersebut hingga pada tempat tersebut terdapat tanda silang berwarna hijau.
Seperti dalam arc, setiap poligon yang memiliki tema sama endaknya diberi ID
label yang sama. Pada saat pemberian label, jika auto increment tidak dimatikan maka ID
+
16
label tersebut akan selalu bertambah. Lakukan langkah berikaut untuk mematikan auto
increment :
:Ef label
:Add
:8 ( digitizing option )
:3 ( autoincrement off )
Untuk penentuan ID lakukan langkah berikut :
:Ef Label
:Add
:8 ( digitizing option )
:1 ( New User _ID )
:New User_ID : ( ketik nomor ID dimaksud )
Penyimpanan data Arc Info dilakukan dengan mengetikan perintah
Save
III.8 Membangun Topologi
Saat editing terhadap Arc dan poligon selesai, dilanjutkan pada langkah
pemnbangunan topologi. Pembangunan topologi ini menggunakan perintah BUILD yang
ada diluar dari Arcedit. Untuk itu pemberian perintah ini harus terlebih dahulu keluar dari
Arcedit dengan mengetikan Q pada Command line arcEdit.
Perintah BUILD menghasilkan dua jenis topologi yaitu poligon dan garis. Secar
default perintah BUILD adalah poligon. Secara sintaksis perintah dariBUILD adalah
sebagai berikut :
[ARC]BUILD (nama file) POLY LINE
Pada coverage yang membentuk spasial, seperti wilayah administrasi, bentuk
lahan, penggunaan lahan, dan lain-lain, harus diberi perintah BUILD dengan akhiran
poly. Sedangkan coverage yang membentuk garis seperti jalan, sungai, dan lain-lain
harus diberi perintah dengan akhiran LINE.
17
BAB IV
DATA ATRIBUT
IV.1 Penambahan Atribut
Sebuah file data arc yang dibuat pada tahap terdahulu merupakan kumpulan data
base yang berupa arc dan poligon. Berbagai keterangan deskriptif perlu ditambahkan
pada data tersebut agar dapat dianalisa lebih lanjut. Dengan kemampuan ini SIG
memungkinkan penambahan berbagai data seperti laporan, hasil sensus, dan lain-lain.
Atribut ini merupakan hal yang penting dalam metode pembobotan, dimana
metode ini banyak digunakan dalam sebuah evaluasi data spasial. Pembobotan ini sering
disebut dengan skoring atau pengharkatan area. Adapun sistem pembobotan atau
pengharkatan tersebut disesuaikan dengan aplikasi tertentu yang digunakan.
Pemberian atribut ini memanfaatkan perintah TABLES dari Arc Info. Jika file
data deskriptif belum ada maka perlu dibuat terlebih dahulu yang kemudian dihubungkan
dengan berbagai file data lain. Namun jika data deskriptif akan dijadikan satu dengan
data arc atau poligon ysng ada, maka hanya perlu penambahan item saja pada file
tersebut.
Langakah penambahan atribut tersebut adalah sebagai berikut:
- [ARC] Tables : tuliskan perintah ini pada command line Arc info
- Enter Command :
Jika file data belum ada berikan perintah DEFINE untuk membuat file data
tersebut. Sintak dari perintah tersebut adalah:
DEFINE (nama file).DAT
Contoh:
Enter Command : Define Keterangan.DAT
Arc Info merespon dengan menanyakan nama item yang akan dibuat.
Item name :
18
Jika data atribut akan dimasukkan dalam file yang sudah ada maka pilih terlebih
dahulu file yang akan ditambah dari posisi Enter Command :,
Perintah pemilihan file tersebut adalah select (nama file . ekstensi). Contoh :
Enter Command: Sel pl.dat : Tulis perintah Sel
Enter Command: Additem : Tulis perintah Additem untuk menambah item
Item name :
Setelah Arc Info menanyakan nama item yang akan ditambah langkah selanjutnya
akan sama dengan saat pembuatan file baru diatas. Sebagai contoh sebuah file berisi data
sebagai berikut:
Nama File : PL.DAT
PL_ID PL_Ket PL_Skor
100 Urban 10
200 Lahan Pertanian 20
300 Padang Rumput 30
400 Hutan 40
500 Tubuh Air 50
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nama file adalah PL.DAT. file tersebut
berisi tiga field (item) yaitu PL_ID, PL_Ket, PL_Skor. Dalam setiap item memiliki
atribut item yang melingkupi nama item, nama item, jenis item, lebar item dan jumlah
digit/desimal dibelakang koma. Sebagai contoh PL_ID memiliki atribut sebagai berikut:
Nama item : PL_ID
Lebar item : 3 digit
Jenis item : Numerik (angka)
Digit belakang koma : Kosong (0)
Sedangkan untuk item PL_Ket, atrbut item adalah sebagai berikut:
Nama item : PL_Ket
Lebar item : 25 Digit
Jenis item : C (Karakter)
Digit belakang koma : kosong (0)
19
Untuk menambah item atau membuat item tersebut pada file baru ikuti langkah
berikut:
Enter Command: Additem
Item Name : PL_ID
Item Width : 3
Item Type : N
Item Decimal Place : 0
Start Item (default = last item) : tekan enter
Item Name : tekan enter
Lanjutkan untuk pembuatan item PL_Ket. Untuk melihat daftar item dari file
tersebut tulis :
Enter Command : LIST
Nampak file tersebut hanya memiliki judul-judul item. File belum memiliki isi.
$RECNO PL_ID PL_Ket PL_Skor
Untuk mengisi data dari item-item tersebut, tuliskan perintah ADD
Enter Command : ADD
1
PL_ID: 100
PL_Ket: Urban
PL_Skor: 10
2
PL_ID: 200
PL_Ket: Lahan_Pertanian
PL_Skor: 20
Lanjutkan pada atribut yang lain.
20
IV.2 Perubahan Data
Perubahan data sering kali dilakukan. Hal ini terutama jika data dalam item
sebuah file mengalami kesalahan pengisian. Perubahan dapat dilakukan terhadap semua
data dalam item. Arc Info akan menanyakan semua record yag akan diubah. Perintah
perubahan data tersebut adalah UPDATE dari posisi Enter Command.
Enter Command: Update
Enter Record Number:
Masukkan nomor record yang akan diubah, misal record 1 diubah menjadi PL_ID
= 150.
1
PL_ID =1
PL_Ket =Urban
PL_Skor = 10
Edit? PL_ID = 150
Enter Record Number: tekan enter
Enter Command: List
Untuk keluar dari tabel ini tuliskan:
Enter Command: Q
21
BAB V
ANALISIS SPASIAL
V.1 Pendahuluan
Pada prinsipnya pengertian analisis spasial telah dikembangkan sebelum adanya
pemanfaatan teknologi SIG. bentuk analisis sebelum SIG ini dikatakan masih
konvesional, yakni dengan menggunakan media kenampakan beberapa transparan yang
merupakan salinan berbagai objek peta tematik. Cara analisisnya adalah dengan cara
menumpangsusunkan transparan tersebut dan hasilnya dianalisis secara virtual.
Adanya teknologi SIG, analisis akan semakin lebih mudah dengan cakupan yang
lebih luas serta operasi analisis yang lebih rumit pun dapat dengan cepat diselesaikan.
Proses ini dikenal dengan analisis spasial digital.
Pengolahan data spasial dan atribut dalam SIG berdasarkan konsep layer
memberikan kemudahan pemahaman dan analisis data sesuai dengan tujuan analisis.
Modifikasi kandungan informasi dan peninjauan antara tema terkait dapat dilakuakn
secara mudah. Analisis spasial akan menghasilkan peta tematik turunan, dimana data
spasial dan atribut turunan akan dikelola dalam layer-layer tersendiri.
Analisis dan manipulasi data spasial dalam SIG dapat dilaksanakan karena adanya
hubungan antar feature (kenampakan obyek) yang digambarkan dalam bentuk hubungan
topologi. Adanya hubungan topologi dalam basis data spasial SIG, memungkinkan kita
untuk dapat melakukan koreksi dan manajemen data, serta analisis spasial.
Prinsip dibangunnya hubungan topologi didalam SIG adlah terbangunnya aturan,
seperti :
a. Setiap arc (garis) hanya mempunyai satu node awal dan satu node akhir.
b. Setiap node merupakan awal atau akhir dari suatu garis atau keduanya, garis-garis
terhubung pada node-node (connectivity), node awal dan node akhir menunjukan
suatu arah.
c. Setiap poligon disusun dari satu atau lebih garis
d. Setiap garis mempunyai sisi kanan atau sisi kiri (contiguity), sehingga pligon
merupakan luasan kiri atau luasan kanan.
22
V.2 Konsep Analisis Spasial Digital
Dalam analisis spasial digital dengan operasional menggunakan Sistem Informasi
Geografis, dikenal istilah-istilah sebagai berikut:
1. Query : Pemanggilan data atribut tanpa merubah data yang ada dengan operasi
aritmatik dan logical.
2. Reklasifikasi : Pengkelasan kembali data atribut dengan memecah bagian dari
boundary dan menyatukannya dalam poligon baru yang telah direklasifikasi.
3. Rebuilding coverage : Pembangunan kembali data spasial dan topologi dengan
“update, erase, clips, split, join atau append”.
4. Overlay : Menumpangsusunkan dua layer atau lebih termasuk juga pembentukan
kembali topologi dari titik-titik yang digabungkan, garis dan poligon, dan opersi
pada atribut yang digabungkan untuk studi kesuaian, prakiraan, dan evaluasi suatu
potensi.
5. Analisi connectivity : Analisis connectity antara titik, garis dan poligon dalam
istilah jarak, area, waktu tempuh, jalur optimum dan sebagainya. Termasuk
didalamnya adalah analisis dengan pendekatan buffering, analisis pencarian dari
jalur optimum, analisis jaringan, dan sebagainya.
A. Query
Query adalah proses penelusuran data untuk memanggil data atribut, tanpa
merubah data yang ada berdasarkan spesifikasi yang diberikan operator. Spesifikasi ini
meliputi tiga item yang biasanya diberikab dalam Standar Query Language ( SQL ).
Beberapa erintah yang lazim digunakan :
Select : Nama atribut
From : tabel
Where : pernyataan kondisi
Pernyataan kondisi disajikan oleh tiga jenis operator, berikut :
Relational : >, <, =,>=,<=
23
Aritmatik : +, - , x, :
Logikal(Boolean ) : AND, OR, NOT, XOR
B. Reklasifikasi
Reklasifikasi digunakan untuk menentukan kembali nilai tema baru atau kode
unit dari feature spasial, yang akan menghasilkan dalam penggabungan poligon.
Serangkaian “ atribut yang direklasifakasi, disolve boundary, penggabungan poligon “
seringkali digunakan dalam pengumpulan area obyek.
C. Rebuilding Coverage
Rebuilding Coverageadalah operasi boundary untuk membuat coverage baru yang
diidentifikasi dan dipilih oleh pemakai. Operasi boundary meliputi enam perintah, yaitu :
1. Klip : untuk identifikasi dan mempertahankan feature dalam boundary yang
diinginkan yang ditentukan oleh pemakai.
2. Erase : untuk menghapus feature dalam boundary, sedangkan feature di luar
boundary tetap dipertahankan.
3. Update : untuk menggantikan feature dalam boundary dengan membuang poligon
yang ada dan digantikan dalam poligon yang diupdate.
4. Split : utnuk membuat coverage baru dengan mengklip feature geografik
dengna sisi yang dibagi
5. Append : untuk menggabungkan kelas feature titik dan garis yang sama dari
coverage yang berbatasan.
6. MapJoin : untuk menggabungkan feature poligon yangbberbatasan kedalam
coverage tunggal dan pembentukan kembali topologi.
D. Analisis Connectivity
Analisis connectivity adalah untuk menganalisis hubungan antar titik. Garis dan
area dalam istilah jarak, luasan, waktu tempuh, jalur optimum dan sebaginya.
Analisis ini terdiri dari unsur :
24
1. Analisis Proximity :
Analisis proximity adalah pengukuran jarak dari titik, garis dan boundary poligon.
Salah satu analisis ini yang popular adalah covering, dimana buffer dapat dibuat
disekeliling titik, garis dan luasan dengna jarak yang diberikan.
2. Analisis Network :
Analisis Network termasuk menentukan jalur yang optimum dengan
menggunakan keputusan yang spesifik. Keputusan ini lazimnya menggunakan waktu atau
jarak minimum, korelasinya atau kapasitas maksimumnya.
E. Penghubungan Data Atribut Ke Tabel Atribut Feature
Penghubungan atribut ke atribut feature adalah proses penambahan dan
menyatukan data atribut mrngenai feature coverage yang melibatkan penyatuan informasi
baru mengenai setiap suatu feature dengan record yang ada di PAT dan AAT. Pada
Arc/Info perintah ini menggunakan perintah JOINITEM pada modul sistem TABLES.
Sebagai contoh adalah menyatukan atribut coverage kelerengan tanah yang berisi
tabel atribut feature spasialnya dengan tabel atribut hasil skoring dengan menggunakan
item ID yang terdapat pada PAT dan data atribut yang akan digabungkan. Cara
penggabungannya adalah:
C>[ARC] JOINITEM Klereng.PAT Klereng.PAT Klerend_ID
Klereng_ID
Misalnya isi tabel 1: Atribut feature Klereng (PAT)
AREA PERIMETER KLERENG KLERENG_ID
Misal isi tabel 2: Data atributnya
KLERENG_ID SKOR
25
Hasil penggabungannya adalah:
AREA PERIMETER KLERENG KLERENG_ID SKOR
F. Proses Edgematching
Edgematching adalah proses penyatuan atau penyambungan dua coverage yang
bersambungan. Perintahnya adalah
C>[ARC]EDGEMATC Cov_kiri Cov_Kanan
Setelah proses edgematching dan topologi untuk coverage yang dimacth, maka
proses selanjutnya adalah menggabungkan ke dua coverage itu dan membangun dan
membangun kembali topologi coverage topolgi yang dibuat. Perintah untuk
penggabungan adalah MAPJOIN (pada modul PC Overlay) atau Append (pada modul PC
Arc/Info Starter Kit).
Contoh:
Perintah APPEND jika anda menggunakan modul PC Arc/Info Starter Kit dengan pilihan
NET serta coverage gabungan tersebut akan diberi nama Join_Cov. Perintahnya:
C> APPEND Join_Cov NET
Akan muncul
…………………………
Enter the 1st coverage : Cov_kiri
Enter the 2nd coverage : Cov_kanan
Enter the 3rd coverage : END
APPENDING files……………
Saat ini coverage baru Join_Cov sudah dibuat, selanjutnya tampilkan hasilnya dengan
edit plot untuk menggambarkan arc dari Join_Cov dilayar monitor.
26
Perintah MAPJOIN jika menggunakan modul PC Overlay
C>MAPJOIN Join_Cov POLY
Akan muncul
…………………………
Enter the 1st coverage : Cov_kiri
Enter the 2nd coverage : Cov_kanan
Enter the 3rd coverage : END
Hasilnya adalah coverage baru Join_Cov, Tampilkan hasilnya dengan ARCPLOT.
Contoh perintah menampilkan gambar hasil coverage gabungan dengan EDITPLOT
adalah:
C>[ARC]EDITPLOT
Maka akan muncul permintaan nama coverage yaitu:
Enter name of coverage (Push enter to quit) Join_Cov
Enter Coverage units per inch (1.0 = default, 0.0 =
automatic) (tekan enter)
Enter legend text : (tekan enter)
Plot Tics (N or Y) ? (tekan enter)
Plot Only Polygon with label errors (N or Y) ? (tekan
enter)
Tentukan Bahwa arc digambarkan:
Plot Arcs (N or Y) ? Y
Plot Arc ids (N or Y) ? (tekan enter)
27
Plot dangle node errors (N or Y) ? (tekan Enter)
Plot pseudo node errors (N or Y) ? (tekan enter)
Window plot (N or Y) ? (tekan enter)
Show on screen (N or Y) ? Y
Hasil dari perintah ini akan ditampilkan coverage Join_Cov di layar monitor.
G. Pembuatan Zone Buffer
Pembuatan zona buffer merupakan operasi spasial yang digunakan untuk
mengidentifikasikan area di sekeliling feature. Operasi yang dilakukan menggunakan
perintah buffer yang akan menghasilkan satu atau lebih poligon. Poligon ini disebut zone
buffer.
Contoh perintah buffer dengan menggunakan PC Arc/Info
C> [ARC] BUFFER [in_cover] [out_cover] {buffer_item} {buffer_table} {buffer_distance}
{fuzzy_tolerance} {LINE / POLY / POINT}
Misalnya anda punya coverage jalan (jenis feature : LINE) akan di buffer dengan jarak
buffer 50 meter dan hasilnya diberi nama jal_buf, maka perintah yang digunakan:
C>[ARC]BUFFER jalan jal_buf # # 50 # LINE
Hasilnya dapat dilihat dengan perintah Edit Plot.
28
BAB VI
OVERLAY
Overlay merupakan salah satu teknik pengambilan kesimpulan dalam SIG. Teknik
pada dasarnya melakukan penilaian digital atas skor atau pengharkatan pada suatu
poligon. Setiapa poligon memiliki nilai unik yang sesuai dengan bobot pada kasus
tertentu. Misal, tanah regosol akan memiliki nilai yang lain sumbangannya terhadap
kasus banjir jika dibandingkan dengan kasus kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman x.
Teknik overlay banyak dimanfaatkan dalam evaluasi spasial. Semua atribut yang
terrelasi akan masuk ke dalam file yang baru dan menjadi data baru pada file tersebut.
Karena metode overlay menggunakan skor-skor dalam poligon, maka sebelum overlay
dilakukan harus terlebih dahulu dilakukan skoring terhadap polligon-poligon tersebut.
VI.1 Skoring Poligon
Skoring poligon dilakukan dengan cara menambahkan item skor pada file.
Langkah pemberian item skor serta isi dari skor tersebut sama dengan langkah
penambahan item pada bab terdahulu.
Jika pada file yang akan dioverlay belum memiliki item skor maka tambahkan
item skor pada file tersebut.
Enter Command : Sel PL.PAT
Enter Command : Additem
Item Name : PL_Skor
Item Width : 3
Item Type : N
Item decimal place : 0
Start Item ( default = last item ): tekan enter
Item Name : tekan enter
Sebagai contoh tabel PL>PAT akan dijadikan sebagai file pertama, dan sebuah
file baru akan dioverlay. File beru tersebut adalah sebagai berikut :
29
Nama File : PL.PAT
BL_ID BL_Ket BL_Skor
100 Dataran
200 Perbukitan
300 Pegunungan
Buat file tersebut dengan CREATE (Nama file)
[ARC]CREATE BL
[ARC]TABLES
Enter Command : Dir
Enter Command : Sel BL.PAT
Enter Command : Additem
Item Name : BL_Skor
Item Width : 3
Item Type : N
Item decimal places : 0
Start Item ( default = last item ): tekan enter
Item Name : tekan enter
Enter Command : Resel BL_ID = 100 : Pilih ulang item dengan
ID=100
Enter Command : Calc BL_Skor = 10 : BL_Skor diberi
nilai 10
Enter Command : Asel : Tutup item dengan
ID =100
Enter Command : Resel Bl_ID =200
Enter Command : Calc Skor_ID =20
Enter Command : Asel
30
VI.2 Overlay
Setelah skoring dilakukan, dua buah file dapat dioverlaykan. Overlay merupakan
proses tumpangnsusun. Secara digital overlay dapat dilakukan dengan penambahan silai
digital dari poligon yang dalam contoh ini adalah PL_Skor dan BL_Skor. Proses overlay
ini akan menghasilkan sebuah file baru dengan item yang sama dengan kedua buah file
yang dioverlay.
Proses overlay dilakukan dengan memberikan perintah IDENTITY. Sintaksis dari
perintah IDENTITY adalah :
IDENTITY (File 1) (File 2) (File Baru )Poly #
Contoh :
[ARC]IDENTITY PL BL HASIL POLY
31
BAB VII
LAYOUT PETA
VII.1 Membuat Sebuah Layout Baru
Untuk membuat sebuah layout baru dari sebuah view, dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
Tampilkan (aktifkan) view berikut themes yang terdapat di dalamnya yang akan
di layout.
Gambar 1 : Contoh tampilan view yang akan dibuat layoutnya
Gunakan menu pulldown “View | Layout” hingga muncul kotak dialog
“Template Manager”. Kemudian pilih template yang akan digunakan.
Klik OK dan keluar.
Gambar 2: Contoh tampilan kotak dialog “Template Manager”
32
Gambar 3: Contoh tampilan layout default
VII.2 Membuat Layout Kosong
Jika kita ingin merancang sendiri isi layout sejak awal, sehingga tampilannya
agak berbeda dengan tampilan defaultnya, maka sebaiknnya terlebih dahulu dibuatkan
sebuah layout baru yang kosong. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Aktifkan window project.
Kemudian klik icon “Layouts” dan tekan button “New” .
Atau jika kurang puas dengan template yang polos ini. Kita dapat memilih salah
satu template yang tersedia. Pemilihan template ini dapat dilakukan dengan
menggunakan menu pulldown “Layout | Use Template”.
33
Gambar 4: Contoh tampilan window project untuk membuat layout
Gambar 5: Contoh tampilan layout baru yang masih kosong
34
Gambar 6: Contoh tampilan layout baru menggunakan template yang msih kosong
VII.3 Menentukan Halaman Layout
Sebelum bekerja lebih jauh dengan layout yang baru saja dibuat, sebaiknya
ditentukan dulu ukuran kertas dimana layout tersebut akan dicetak kemudian. Langkah-
langkah adalah sebagai berikut.
Gunakan menu pulldoen “Layout | Page Setup” hingga muncul kotak dialog
“Page Setup”.
Pilih ukuran kertas yang akan digunakan.
judul
orientasi
skala legenda
gambar
35
Gambar 7: Contoh tampilan kotak dialog “Page Setup”
VII.4 Menentukan Grid Layout
Secara default sebuah layout yang baru selalu ditaburi dengan titik-titik yang
merepresentasikan grid. Titik-titik grid ini akan digunakan secara otomatis untuk men-
snapkan (memposisikan) komponen-komponen yang akan ditampilkan dalan layout.
Dengan demikian grid-grid ini akan sangat membantu untuk menempatkan, meletakkan,
atau meluruskan berbagai komponen yang terdapat dalam layout, yang akan sangat
bergantung pada spasi (jarak) antar grid yang bersangkutan. Untuk mengubah spasi grid,
dapat digunakan menu pull down “Layout | Properties” kemudian ubahlah parameter-
parameter horizontal maupun vertikalnya sesuai dengan keinginan.. Untuk men-disable-
kan fungsi snap terhadap grid-gridnya nonaktifkan checkbox “Snap to Grid”.
Gambar 8: Contoh tampilan kotak dialog “Layout Properties”
36
VII.5 Menetukan Tampilan View Di Dalam Layout
Sebuah view di dalam layout ditampilkan dalam sebuah view frame. Frame ini
mirip dengan sebuah container yang memuat representasi view tertentu yang terdapat di
dalam project yang aktif. Pengguna dapat memiliki dan kemudian menempatkan
beberapa view frame dalam sebuah layout. Selain itu pengguna dapat mengubah ukuran
frame tersebut dan memindahkan ke tempat yang diinginkan. Untuk mengubah ukuran
dan mengendalikan bagaimana view akan ditampilkan di dalam frame, dapat dilakukan
melalui properties frame-nya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Aktifkan tool pointer.
Double klik kursor mouse di dalam view frame (milik layout) hingga muncul
kotak dialognya.
Live Link. Secara default, ArcView akan mempertahankan hubungan live-link
antara view frame yang berdangkutan dengan sebuah view yang terkait.
Artinya perubahan apapun yang terjadi dalam view-nya akan tercermin di
dalam layout,
Scale. ArcView akan menyekalakan komponen yang terdapat di dalam view
frame, dengan demikian jika ukuran view frame yang terdapat di dalam suatu
layout, maka komponen-komponen yang terdapat dalam view frame yang
bersangkutan akan diskalakan secara proporsional.
Extent. Secara defalut, jika isi window view frame-nya lebih kecil dari frame
view, maka ArcView akan berusaha mengisi view frame dengan data yang
berasal dari view. Hal ini terjadi pada kondisi di mana sebagian data akan
muncul di dalam layout, tetapi tidak ditampilkan di dalam Layour.
Display. Secara default, ArcView hanya akan menampilkan isi view frame di
dalam layout, ketika layout yang bersangkutan aktif. Ketika layout tersebut
non aktif, isi view frame tidak akan digambarkan kembali hingga layout
kembali diaktifkan.
Quality. Jika view frame-nya mengandung sejumlah besar unsur-unsur, maka
dapat dilakukan efesiensi waktu dan biaya dengan cara menggunakan pilihan
“Draft” pada list “Quality” sebagai pengganti pilihan default “Presentation”.
Dengan cara ini, isi view frame tidak akan digambarkan secara penuh baik
37
pada layar monitor maupub pada hardcopy ketika dicetak. Tetapi ketika layout
yang bersangkutan telah selesai dirancang sebaiknya gunakan kembali pilihan
default.
Gambar 9: Contoh tampilan kotak dialog “View FrameProperties”
VII.6 Menambah Komponen Ke Dalam Layout
Setiap komponen yang ditambahkan ke dalam layout akan ditampilkan di dalam
frame komponen yang bersangkutan, Untuk menambahkan komponen baru harus
digunakan salah satu tools frame yang tersedia di dalam dropdown palette yang diakses
dengan cara mengklik tool view frame.
Gambar 10: Contoh tampilan layout dengan beberapa tool frame
38
VII.7 Menambahkan View Ke Dalam Layout
Untuk menambahkan sebuah view ke dalam layout, dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
Klik view frame hingga aktif.
Pindahkan posisi kursor mouse (yang telah berubah mnejadi tanda
silang) ke titik sudut di mana view frame akan dimulai. Kemudian drag
kursor mouse ke suatu titik sudut yang lain sehingga membentuk kotak
dari titik sudut yang pertama. Kemudian lepaskan button mouse hingga
muncul kotak dialog “View Frame Properties”.
Pada kotak dialog yang baru muncul ini, kliklah salah satu nama view
yang ingin ditampilkan di dalam view yang bersngkutan. Setelah itu,
tentukan properties yang lainnya dan pilh button OK.
Gambar11: Contoh tampilan layout dengan view frame utama dan tambahan
Frame utama
Frame
tambahan
39
VII.8 Menambahkan Simbol Skala Ke Dalam Layout
Skala batang yang biasanya terdapat di dalam layout memperlihatkan skal
komponen view frame yang terkait. Jika skala suatu frame dirubah maka simbol skala
secara otomatis akan menyesuaikan.
Untuk menyisipkan skala batang ke dalam layout, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
Klik tool “Scale Bar Frame”.
Gunakan kursor mouse untuk menentukan lokasi skala batang yang
diinginkan. Setelah posisinya ditentukan, maka akan muncul kotak dialog
“Scale Bar Properties”. Pada kotak dialog ini aturlah beberapa setting
yang dinginkan.
Gambar 12: Contoh tampilan skala batang
Gambar13: Contoh tampilan kotak dialog “Scale Bar Properties”
40
VII.9 Menambah Legenda Ke Dalam Layout
Seperti skala batang, legenda yang terdapat di dalam layout juga terkait dengan
salah satu view frame yang terdapat di dalam layout yang aktif. Jika isi view yang
dipresentasikan oleh view frame-nya berubah, maka keterangan legenda yang
bersangkutan secara otomatis akan berubah. Berikut contoh langkah-langkah yang
ditempuh untuk menyisipkan legenda baru ke dalam layout:
Klik icon legend frame yang terdapat di dalam tools frame.
Gunakan kursor mouse untuk menentukan posisi legenda di dalam layout-nya.
Setelah posisi ditentukan maka akan muncul kotak dialog “Legend Frame
Properties”. Aturlah setting yang diinginkan dan tekan button OK untuk keluar.
Gambar 14: Contoh tampilan kotak dialog “Legend Frame Properties”
VII.10 Menambahkan Simbol Arah Utara Ke Dalam Layout
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Klik icon “North Arrow Frame” yang terdapat di dalam tools frame.
Gunakan kursor mouse (klik dan drag) untuk menentukan posisi di mana arah
utara akan diletakkan. Setelah itu akan muncul kotak dialog “ North Arrow
Manager”. Pilihlah salah satu simbol arah utara yang digunakan.
41
Gambar 15: Contoh tampilan kotak dialog “North Arrow manager”
VII.11 Menambah Chart Ke Dalam Layout
Untuk menambahkan sebuah chart yang baru ke dalam layout, pengguna dapat
menempuh langkah-langkah berikut:
Aktifkan chart yang akan dimasukkan ke dalam layout.
Pada tool frame, pilihlah (klik) chart frame.
Gunakan kursor mouse (klik dan drag) untuk menentukan poisisi di mana chart
frame akan diletakkan. Setelah itu akan muncul kotak dialog “Chart Dialog
Properties”. Pilihlah nama chart yang terdapat di dalam project dan tekan button
OK.
Gambar 16: Contoh tampilan kotak dialog “Chart Frame Properties”
42
VII.12 Menambahkan Tabel, Gambar, Dan Teks Ke Dalam Layout
Dengan cara yang hampir sama dengan di atas, kita dapat menampilkan sebauh
tabel, gambar, dan teks ke dalam layout dengan menggunakan table frame tool dan
picture frame tool. Untuk menyisipkan sebuah tabel ke dalam layout, gunakan kotak
dialog “Table frame Properties”. Pilihlah tabel yang akan digunakan dan tekan button
OK. Untuk menyisipkan sebuah gambar ke dalam layout, gunakan kotak dialog “Picture
frame Properties”. Pilihlah gambar yang akan disisipkan dan tekan button OK.
Sementara itu untuk untuk menambahkan teks, berikut elemen-elemen grafik
seperti garis tepi, bujur sangkar, segi empat, poligon, lingkaran, tanda panah dan
sebagainya, gunakanlah drawing tools yang telah tersedia.
Gambar 17: Contoh tampilan kotak dialog “Table Frame Properties”
Gambar 18: Contoh tampilan kotak dialog “Picture Frame Properties”
43
Gambar 19: Contoh tampilan layout dengan sebuah grafik dan tabel di dalamnya
Sebagai catatan, setelah semua komponen layoutnya dianggap sudah
selesai dan lengkap, maka sebagai sentuhan akhir perbaikilah ukuran
dan posisi-posisi setiap komponen ini dengan mengatur ukuran dan
meletakkannya secara akurat di dalam layout-nya. Perbaikan ini
dapat dilakukan dengan cara mengklik komponen yang bersangkutan,
dan gunakan menu pulldown “Graphics | Size and Positon” hingga
muncul kotak dialog “Graphics Size and Position”. Pada kotak dialog
ini, editlah parameter-parameter ukuran dan posisi komponen yang
bersangkutan.
VII.13 Mencetak Layout
Untuk mencetak layout dapat ditempuh langkah-langkah berikut;
Aktifkan layout yang bersangkutan.
Gunakan menu pulldown “File | Print” hingga muncul kotak dialog “Print”.
Pada kotak dialog yang baru muncul pilih nama layout yang akan dicetak.
44
Gambar 20: Contoh tampilan kotak dialog “Print (layout)”
VII.14 Mengeksport Layout
Sebuah layout dapat juga dikonversikan atau dieksport ke dalam format file grafik
yang lain. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Aktifkan layout yang bersangkuta.
Gunakan menu pulldown “File | Export” hingga muncul kotak dialog
“Export”.
Pada kotak dialog yang baru muncul pilihlah tipe format di mana layout
yang bersangkutan akan dieksport, pilih direktori untuk tempat
penyimpananya. Klik “Options” untuk mengatur resolusi file hasil
eksport.
Gambar 21: Contoh tampilan kotak dialog “Eksport (layout)”
45
VII.15 Menyimpan Layout Sebagai Template
Jika pengguna sangat puas dengan hasil rancangan layout yang telah dilakukan
dan ingin membuat beberapa lain yang serupa, maka sebaiknya pengguna menympan
layout ini sebagai template layout. Untuk membuat template layout tersebut, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Aktifkan layout yang bersangkutan.
Gunakan menu puldown “Layout | Store as Template” hingga muncul
kotak dialog “Template Properties”.
Pada kotak dialog yang baru mncul, ketikkan nama template yang yang
akan dibuat.
Gambar 22: Contoh tampilan kotak dialog “Template Properties (layout)”
Suatu saat jika template tersebut ingin digunakan kembali, maka:
Aktifkan view yang akan dilayout.
Gunakan menu pulldown “View | Layout” hingga muncul kotak dialog
“Template Manager”.
Pada kotak dialog yang baru muncul, pilihlah nama template yang telah
dibuat.
Atau pada saat layoutnya aktif, gunakan menu pulldown “Layout | Use
Template” hingga muncul kotak dialog “Template Manager”. Dan, pada
kotak dialog yang baru muncul ini kliklah icon atau nama template yang
telah dibuat dan tekan button OK.
46
Gambar 23: Contoh tampilan kotak dialog “Template Manager (layout)