Transcript

Perjalanan Nervus IX dan Nervus X

Anatomi Perjalanan Nervus IX & XSugianto 01-110

Perjalanan Nervus IX dan Nervus XSaraf Glosofaringeus (IX)

Saraf glosofaringeus mempunyai banyak persamaan umum dengan saraf kranialis intermediate, vagus dan assesorius, sehingga disarankan untuk membicarakannya bersamaan dibawah judul sistem vagal untuk mencegah pengulangan yang tidak perlu. Saraf-saraf tersebut bercampur dan bersama-sama misalnya, nucleus ambiguus dan nucleus traktus solitarius.

Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan assesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen jugularis. Pada foramen tersebut, saraf IX mempunyai dua ganglion, ganglion intrakranialis superior dan ganglion ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Diantara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mensarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah. Saraf ini mempunyai cabang-cabang sebagai berikut:1. Saraf timpanikus: berasal dari ganglion ekstrakranialis inferior, melewati telinga tengah dan pleksus timpanikus (Jacobson), berlanjut melalui saraf petrosus minor dan ganglion otikum ke glandula parotis. Merupakan saraf sensorik untuk telinga tengah dan tuba eustachius.2. Cabang stilofaringeus: mensarafi otot stilofaringeus.3. Cabang faringeal: bersama dengan cabang saraf vagus membentuk pleksus faringeal. Semua mempersarafi otot-otot serat lintang dari faring.

4. Cabang sinus karotikus: semua menyertai arteri karotis unterna ke sinus karotikus dan ke glomus karotikus.5. Cabang lingualis: semua mengambil impuls pengecapan dari sepertiga posterior lidah.Kerusakan hanya pada saraf glosofaringeus jarang terjadi. Pada kebanyakan kasus, saraf vagus dan asesorius juga mengalami kerusakan. Penyebab gangguan saraf glosofaringeus adalah fraktur basis tengkorak, trombosis sinus cavernosus, tumor basis fossa posterior, aneurisma arteri vertebralis dan basilaris, meningitidis, neuritis, paralysis bulbar progresif dan siringobulbi.

Sindrom gangguan saraf glosofaringeus. Sindrom ini mencakup tanda-tanda gejala sebagai berikut ini:

Hilangnya rasa pengecapan (augesia) pada sepertiga posterior lidah Tidak adanya refleks muntah dan refleks palatal Anestesia dan analgesia pada bagian rostral faring, pada daerah tonsil dan pada basis lidah Gangguan menelan ringanNeuralgia glosofaringeal.

Neuralgia glosofaringeal adalah suatu kesatuan penyakit khusus. Serupa dengan neuralgia saraf trigeminus, nyerinya paroksismal dan sangat menusuk. Mula timbulnya mendadak dan biasanya berlangsung singkat. Nyeri paling sering dimulai pada basis lidah, pada daerah tonsil atau pada palatum molle dan menjalar ke dalam telinga. Nyeri paroksismal ini dapat dicetuskan karena menelan, mengunyah, batuk atau berbicara. Jika ada nyeri, harus dicurigai tumor ganas dari faring, karena bersama dengan neuralgia trigeminalis, juga mungkin nyeri dicetuskan oleh pembuluh darah yang menekan radiks saraf glosofaringeus proksimal yang tak bermielin. Relokasi bedah dari pembuluh darah dikatakan dapat menyembuhkan kondisi tersebut.Saraf Vagus(X)

Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion, ganglion superior atau jugularis dan ganglion inferior atau nodosum. Keduanya terletak pada daerah foramen jugularis.

Saraf vagus mewakili arkus brakhialis keempat dan selanjutnya. Kaudal dari ganglion inferior (nodosum), saraf ini ini berjalan turun sepanjang arteri carotis interna dan arteri carotis komunis dan tiba di mediastinum melalui apertura torakalis superior. Saraf kanan berjalan di atas arteri subklavia dan yang kiri berjalan di atas arkus aortikus dan dibelakang radiks paru. Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan melekat pada sisi posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Bersama-sama serat membentuk pleksus esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatika.

Cabang saraf vagus pada perjalanannya dari ganglion superior ke rongga abdomen, saraf vagus memberikan cabang-cabang berikut:1. Cabang dura: cabang ini berasal dari ganglion superior, kembali melalui foramen jugularis dan mensarafi dura dari fossa posterior.2. Cabang auricularis: berjalan turun dari ganglion superior, cabang ini mensarafi kulit sisi posterior dari telinga dan dinding posterior meatus auditorius eksterna. Hanya cabang dari saraf vagus yang mensarafi kulit.3. Cabang faringeal: bersama dengan serat saraf faringeus dan rantai simpatik servikal, serat-serat ini memasuki pleksus faringeal dan memberikan persarafan motorik ke otot-otot faring serta palatum mole.4. Cabang laryngeal superior: saraf ini berjalan dari ganglion inferior ke laring. Cabang eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot krikotiroid. Cabang eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot kirikotiroid. Cabang sensorik internanya membawa impuls dari mukosa laring ke bawah ke pita suara dan mukosa epiglottis. Saraf ini juga membawa serat pengecapan dari epiglottis dan serat parasimpatik untuk kelenjar mukosa.

5. Cabang laringal rekuren: pada sisi kanan, loop cabang rekuren melingkari arteri subklavia dan pada sisi kiri melingkari arkus aorta. Kemudian dua cabang tersebut berjalan naik di antara trakea dan esophagus, sampai mencapai laring. Cabang-cabang ini memberikan persarafan motorik ke seluruh otot-otot laring, kecuali otot krikotiroideus. Bagian sensoriknya bertanggung jawab untuk mukosa laring di bawah tingkat pita suara.

6. Cabang-cabang kardiak servikal superior dan cabang-cabang kardiak torakalis: cabang-cabang ini berjalan bersama serat simpatik melalui pleksus kardiak ke jantung.

7. Cabang-cabang brankial: cabang-cabang ini membentuk pleksus pulmoner pada dinding bronki.

8. Cabang-cabang gastrikus anterior dan posterior, hepatikus dan renalis: semua cabang ini bergabung dengan pleksus mesenterikus superior dan soalikus.

9. Cabang anterior dan posterior bersama dengan serat simpatik mensarafi visera kavum abdomen (lambung, hati, pankreas, limpa, ginjal dan adrenal, juga usus kecil serta bagian pertama dari kolon). Cabang-cabang dari kedua saraf vagus ini bercampur-baur dengan serat sistem saraf simpatik dalam rongga abdomen dan tidak dapat dibedakan secara jelas dengan serat saraf simpatik.

Sindrom gangguan saraf vagus

Penyebab gangguan saraf vagus dapat intrakranial dan perifer. Penyebab intracranial mencakup tumor, hematoma, trombosis, sklerosis multiple, sifilis, amiotrofik sclerosis lateralis sclerosis, siringo-bulbi, meningitis dan aneurisma. Penyebab perifer adalah neuritis (dari alcohol, difteria, timah hitam arsenic), tumor, penyakit kelenjar, trauma dan aneurisma aorta.

Paralisis lengkap bilateral dari saraf vagus dengan cepat menimbulkan kematian. Gangguan lengkap unilateral dari saraf mrnyebabkan sindrom ini: palatum mole ipsilateral turun ke bawah dan pasien berbicara dengan hidung. Karena otot konstriktor faringeal mengalami paralysis, palatum durum tertarik ke sisi yang sehat selama fonasi. Paralisis pita suara menyebabkan serak. Sebagai tambahan, mungkin terdapat disfagia dan kadang-kadang takikardia dan aritmia.

Kerusakan saraf laringeus dengan paralysis otot laryngeal, kecuali otot krikotiroideus tidaklah jarang dan menyebabkan serak sementara (aneurisma aorta). Paralisis bilateral memperberat kesulitan pernafasan.ANATOMI PERJALANAN

NERVUS IX, X

Pembimbing :

dr. Tumpal Siagian, SpS

Disusun oleh:

Sugianto 01-110

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2009PAGE 2Kepaniteraan Neurologi

Universitas Kristen Indonesia


Recommended