Transcript
Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Peninjauan kembali pustaka – pustaka yang terkait (review of related

literature) mengenai iklim organisasi, stress kerja, komitmen organisasi, dan

kepuasan kerja karyawan. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka

berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan

sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik

dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang sering dan

berkaitan (collateral).

2.2 Iklim Organisasi

Menurut Davis and Newstrom (2001:25) memandang iklim organisasi

sebagai kepribadian sebuah organisasi yang membedakan dengan organisasi

lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang

organisasi.

Menurut Tagiuri dan Litwin (dalam Wirawan 2007) Iklim Organisasi

merupakan kualitas lingkungan Internal Organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan

dapat dilukiskan dalam penegrtian satu set karakteristik atau sifat organisasi.

10

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

11

Menurut Amundson (dalam Martini & Rostiana, 2003) bahwa iklim

organisasi mencerminkan kondisi internal suatu organisasi karena iklim hanya

dapat dirasakan oleh anggota organisasi tersebut, dan iklim dapat menjadi sarana

untuk mencari penyebab perilaku negatif yang muncul pada karyawan.

Menurut Umstot, Steers (1989) dalam Muhammad Idrus (2006)

memandang iklim organisasi sebagai suatu kepribadian organisasi seperti apa

yang dilihat para anggotanya. Dengan demikian menurut steers, iklim organisasi

tertentu adalah iklim yang dilihat para pegawai dalam organisasi tersebut.

Pendapat steers ini tampaknya diperkuat oleh jewell dan Siegall (1989) yang

menyatakan bahwa konsep iklim organisasi didasarkan pada persepsi pribadi.

Menurut Elvira Sari (2009) dalam Jurnal Iklim organisasi adalah suatu

sistem sosial yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun

eksternal. Iklim organisasi yang baik penting untuk diciptakan karena merupakan

persepsi seorang karyawan tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan

dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku karyawan selanjutnya. Pengertian

iklim organisasi atau suasana kerja dapat bersifat jelas secara fisik, tetapi dapat

pula bersifat tidak secara fisik atau emosional

Menurut Wirawan (2008:122) iklim organisasi adalah persepsi anggota

organisasi (secara individual atau kelompok) dan mereka yang secara tetap

berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi dilingkungan

internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi

dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

12

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi

adalah karakteristik organisasi yang dipersepsikan kondisi internal suatu

organisasi yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi untuk mencari penyebab

perilaku negative yang muncul pada organisasi.

2.2.1 Dimensi Iklim Organisasi

Dimensi iklim organisasi adalah unsur, faktor, sifat, atau karakteristik variable

iklim organisasi. Dimensi iklim organisasi terdiri atas beragam jenis dan beberapa

pada setiap organisasi.

Menurut Robert Stringer dalam Wirawan (2007:131-133) dimensi iklim

organisasi sebagai berikut :

1. Struktur (Structure)

Struktur organisasi merefleksikan perasaan diorganisasi secara baik dan

mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan

organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi merasa pekerjaan

mereka didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa

tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai

kewenangan mengambil keputusan.

2. Standar-standar (Standards)

Mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat

kebanggaan yamg dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan

pekerjaan dengan baik. Standar-standar yang tinggi artinya anggota

organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

13

standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk

kinerja.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “bos untuk diri

sendiri” dan tidak memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota

organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi menunjukan bahwa

anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan masalah

problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa

pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak

diharapkan.

4. Penghargaan (Recognition)

Mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka

dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan merupakan ukuran

penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas penyelesaian

pekerjaan. Penghargaan yang rendah artinya penyelesaian pekerjaan

dengan baik diberi imbalan secara tidak konsisten.

5. Dukungan (Support)

Perasaan percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung diantara

aggota kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa

bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa

memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam

menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa

terisolasi atau tersisih sendiri.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

14

6. Komitmen (commitment)

Perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan

terhadap pencapaian tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat

berasosiasi dengan loyalitas personal. Level rendah komitmen artinya

karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi

Robert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang

mempengaruhi terjadinya iklim suatu organisasi, yaitu Lingkungan eksternal,

strategi, praktik kepemimpinan, pengaturan organisasi, dan sejarah organisasi.

Masing-masing faktor ini sangat menentukan, oleh karena itu orang yang ingin

mengubah iklim suatu organisasi harus mengevaluasi masing-masing faktor

tersebut.

Sumber: Stringer (2002)

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Organisasi

1. Lingkungan eksternal

Praktik kepemimpinan

Lingkungan eksternal

Strategi organisasi

Iklim organisasi Sejarah organisasi

Pengaturan organisasi

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

15

Industry atau bisnis yang sama mempunyai iklim organisasi umum yang

sama. Misalnya, iklim organisasi umum perusahaan asuransi umumnya

sama, demikian juga dengan iklim organisasi pemerintah, sekolah dasar,

atau perusahaan industry minyak kelapa sawit di Indonesia, mempunyai

iklim umum yang sama. Kesamaan faktor umum tersebut disebabkan

pengaruh lingkungan eksternal organisasi.

2. Strategi organisasi

Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi (apa yang diupayakan

untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan yang diperlukan oleh strategi, dan faktor-faktor lingkungan

penentu dari level organisasi yang berbeda. Strategi mempengaruhi iklim

organisasi secara tidak langsung.

a. Praktik kepemimpinan akan bervariasi, bergantung pada strategi

yang dilaksanakan

b. Pengarturan organisasi akan dikembangkan untuk memperkuat

strategi-strategi yang berbeda.

c. Strategi jangka panjang akan mempunyai dampak terhadap

kekuatan sejarah yang menentukan iklim organisasi.

3. Pengaturan organisasi

Pengaturan organisasi mempunyai pengaruh paling kuat terhadap iklim

organisasi.

4. Kekuatan sejarah

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

16

Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat pengaruh kekuatan

sejarahnya. Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan yang

membentuk harapan anggota organisasi dan mempunyai pengaruh

terhadapa iklim organisasinya.

5. Kepemimpinan

Perilaku pemimpin mempengaruhi iklim organisasi yang kemudian

mendorong motivasi karyawan. Motivasi karyawan merupakan pendorong

utama terjadinya kinerja.

2.3 Stres Kerja

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:303) dalam Peni

Tunjungsari (2011) Stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami

seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-

hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi

emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang

Menurut Hani, T Handoko (2011:200) stress adalah suatu kondisi

ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.

Sondang Siagian (2008:300) menyatakan bahwa stres merupakan kondisi

ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik

seseorang. Stres yang tidak bisa di atasi dengan baik biasanya berakibat pada

ketikmampuan orang beriteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam

lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

17

Mangkunegara (2005:28) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan

yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi

pekerjaan, Stres kerja ini dapat menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak

tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,

tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.

Menurut pendapat Veithzal Rivai dan Ella Jauvani dalam bukunya

“Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” (2009:1008) stress kerja

adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan

fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang

karyawan. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang

untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan

berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu pelaksanaan

kerja mereka.

Menurut Beehr dan Newman dalam Luthans (2006:441) Stres kerja

sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaannya, serta

dikarakterisasi oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk

menyimpang dari fungsi normal mereka.

Menurut Robbins (2001:563) Stres juga dapat diartikan sebagai suatu

kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu

kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau

penghalang.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

18

Dari berbagai definisi menganai stres di atas, dapat dikutip simpulan

bahwa stres adalah suatu kondisi ketegangan yang diakibatkan adanya tekanan-

tekanan sehingga menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang

mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan.

2.3.1 Dimensi Stres Kerja

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat dibuat simpulan mengenai

dimensi stress kerja, yaitu meliputi

Emosional :

Mudah emosi/marah, mudah tersinggung, depresi/tertekan,

bermusuhan dan sikap tidak bersahabat, cenderung menyalahkan

orang lain, cemas, merasa dirinya tidak berharga, dan

mencurigakan.

Proses Berfikir :

Keterbatasan seseorang dalam mengatasi masalahnya dalam

menyelesaikan tugas dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas

dirasakan tidak sesuai dengan tugas yang diberikan sehingga

memerlukan proses berpikir yang lebih keras.

Kondisi Fisik :

Meliputi tekanan darah tinggi, tensi otot meningkat, respirasi

meningkat atau denyut nadi meninggi, telapak tangan sering

berkeringat, tangan dan kaki dingin,sakit kepala, perut merasa

tidak

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

19

enak, suara serak meninggi, perubahan nafsu makan menurun,

sering buang air kecil, gelisah, dan sulit tidur.

Sikap/perilaku :

Meliputi menurunnya produktivitas, cenderung membuat

kekeliruan, suka lupa, kurang perhatian terhadap segala sesuatu,

melamun, suka menyendiri, tidak berkonsentrasi dalam

mengerjakan tugas, kreativitas berkurang, pengguna alcohol dan

obat-obat terlarang meningkat, absensi meningkat dan sakit-

sakitan, badan lemah, kehilangan kepentingan, dan cenderung

mengalami kecelakaan.

2.3.2 Faktor – Faktor Penyebab Stres Kerja

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors.

Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressor, biasanya karyawan

mengalami stress karena kombinasi stressor.

Menurut Beehr & Newman dalam Luthans (2006:442) membagi sumber

stress dalam lingkungan kerja sebagai berikut:

1. Stress yang bersumber dari lingkungan fisik

Sumber stress ini mengacu pada kondisi ini fisik dalam lingkungan dimana

pekerjaan harus beradaptasi untuk memelihara keseimbangan dirinya.

Stress yang bersumber dari lingkungan fisik ini, diantaranya adalah :

Kondisi penerangan ditempat kerja

Tingkat kebisingan

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

20

Keluasan wilayah kerja

2. Stress yang bersumber dari tingkatan individu

Yang dimaksud dengan sumber ini adalah stress yang berkaitan dengan

peran yang dimainkan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan

sehubungan dengan posisi seseorang dilingkungam kerjanya, yang

termasuk kedalam sumber stress ini adalah:

Konflik peran (role conflict)

Kombinasi dari harapan dan tuntutan yang diberikan kepada para

pegawai anggota lain dalam organisasi yang menimbulkan tekanan

disebut tekanan peran. Jika terdapat dua atau lebih tekanan peran,

maka timbullah konflik. Konflik peran ini dapat bersifat objektif

dan subjektif. Disebut objektif jika seseorang menghadapi dua atau

lebih tuntutan yang bertentangan. Diebut subjektif jika seseorang

menghadapi ketidaksesuaian antara keinginan ribadi dengan tujuan

serta nilai dirinya dengan tuntutan perannya.

Peran yang rancu / tidak jelas (role ambiguity)

Ketidakjelasan seseorang mengenai peran yang harus

dilaksanaknnya,baik yang berkaitan dengan tugas yang harus ia

lakukan maupun dengan tanggung jawab sehubungan dengan

posisinya. Hal ini juga pada saat individu mengalami

ketidakpastian mengenai tindakan apa untuk diambil dalam rangka

memenuhi suatu pekerjaan.

Beban kerja yang berlebihan (wok overload)

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

21

Beban kerja ini dapat bersifat kumulatif maupun kualitatif. Disebut

kuantitatif jika seseorang menghayati terlalu banyak pekerjaan

yang harus diselesaikan, atau karena keterbatasan waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Disebut kuantitatif jika

seseorang menghayati kurangnya kemampuan dirinya untuk

menyelesaikan pekerjaannya atau pekerjaan yang ia hadapi

menuntut keahlian yang melebihi kemampuannya. Tingkat stress

yang optimal menghadirkan keseimbangan akan tantangan,

tanggung jawab, dan reward. Tanda – tanda beban berlebih

diantaranya mudah tersinggung kelelahan fisik dan mental.

Tanggung jawab terhadap orang lain (responsibility)

Tanggung jawab disini dapat meliputi tanggung jawab terhadap

orang lain/hal- hal lain. Dalam banyak kasus, tanggung jawab

terhadap orang lain lebih potensial sebagai sumber stress. Karena

tanggung jawab ini akan berkaitan dengan tanggung jawab

pengambilan keputusan yang dapat memberikan kepuasan bagi

berbagai pihak. Lebih jauh lagi tanggung jawab ini dapat

mengakibatkan berlebihnya beban kerja, konflik peran atau

keracunan peran.

Kesempatan untuk mengembangkan karir (career development)

Yang dimaksud dengan stress ini adalah aspek-aspek sebagai hasil

dari interaksi antara individu dengan lingkungan organisasi yang

mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kualitas dari

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

22

pengembangan karirnya. Stress ini dapat terjadi jika kerja

merasakan kehilangan akan rasa aman terhadap pekerjaannya.

Promosi yang dirasakan tidak sesuai yang secara umum disebabkan

karena adanya ketidaksesuaian antara karir yang diharapkan

dengan apa yang diperoleh selama ini, atau juga tidak ada juga

kejelasan perkembangan karir. Terbatasnya peluang karir tidak

akan menimbulkan stres pada tenaga kerja yang yang tidak

memiliki aspirasi karir.

3. Stress yang bersumber dari kelompok dan organisasi

a. Stress yang bersumber dari kelompok

Stress ini bersumber dari hasil interaksi individu-individu dalam

suatu kelompok yang disebabkan perbedaan-perbedaan diantara

mereka, baik perbedaan sosial maupun psikologi. Stress yang

bersumber dari kelompo antara lain :

Hilangnya kekompakan kelompok (lack of cohesiveness)

Kecenderungan untuk bersatu diantara anggota kelompok

disebut sebagai kekompakan. Hilangnya kekompakan ini

dapat mengakibatkan rendahnya moril kerja, tampilan kerja

yang buruk, serta perubahan fisik seperti tekanan dara yang

meningkat.

Tidak adanya dukungan yang memadai (group support)

Yaitu dukungan dari sesame anggota kelompok, misalnya

dalam membagi masalah. Dukungan kelompok dapat

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

23

dipandang sebagai sumber yang dapat membatu seseorang

dalam menghadapi stress.

Konflik intra dan inter kelompok

Yang dimaksud dengan intragroup conflict adalah jika

terdapat ketidaksesuaian antara anggota kelompok tentang

bagaimana pemecahan suatu masalah. Konflik ini dapat

disebabkan oleh adanya persepsi, pengalaman, nilai atau

sumber, informasi yang berbeda diantara mereka.

interaction conflict timbul jika terdapat pertentangan

diantara anggota kelompok, sedangkan intergroup conflict

dapat terjadi apabila kurang adanya koordinasi yang baik

diantara beberapa kelompok, padahal kelompok-kelompok

tersebut didalam melaksanakan tugasnya tergantung dan

berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

b. Stress yang bersumber dari organisasi

Macam-macam stress yang bersumber dari organisasi adalah

Iklim organisasi

Interaksi diantara individu, struktur kebijaksanaan dan

tujuan organisasi secara umum disebut iklim organisasi

yang bersangkutan. Iklim dapat mempengaruhi tingkah

laku diantara individu-individunya atau diantara

kelompoknya dan juga interaksi diantara mereka.

Struktur organisasi

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

24

Stress yang timbul oleh bentuk struktur organisasi yang

berlaku pada lembaga yang bersangkutan. Apabila bentuk

dan struktur organisasi kurang jelas dan dalam jangka

waktu yang lama tidak ada perubahan atau pembaharuan,

amak hal tersebut dapat menjadi sumber stress. Posisi

individu dalam struktur organisasi dapat juga

menggambarkan bagaimana stress dialami.

Territorial organisasi

Menggambarkan ruang pribadi atau arena kegiatan

seseorang, tempat dimana mereka bekerja, berfikir atau

bergurau. Setiap orang menggembangkan rasa memiliki

terhadap ruang pribadi mereka, antara lain ruang kerja,

territorial organisasi ini berkaitan dengan bagian-bagian

dirasakan akrab, diluar itu sebagai wilayah yang asing.

Sehubung dengan teritori organisasi ini dapat dikatakan

bahwa perubahan pada pola keakraban dapat menjadi

pemicu bagi timbulnya stress pada seseorang.

Teknologi

Sumber daya yang digunakan organisasi untuk mengubah

sumber input menjadi output yang diinginkan dapat melalui

individu yaitu kemampuan atau pengetahuan teknis yang

dimiliki atau melaui peralatan yang tersedia, dimana

nantinya akan mengahsilkan output yang diinginkan oleh

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

25

lembaga. Jika peralan yang diperlukan tersebut kurang

menunjang pekerjaaan maka hal tersebut bisa menimbulkan

stress.

Pengaruh pimpinan

Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas pekerjaan,

iklim dan kelompok adalah bagaimana pimpinannya.

Seringkali pimpinan mempunyai pengaruh yang lebih kuat

dibandingkan dengan aspek-aspek lain dalam pekerjaan,

salah satu nya bersumber dari tingkat kewenangan dan

kekuasaan. Berkaitan dengan kewenangan yang dimilikinya

entah itu dalam memberikan reward atupun punishment

yang dilakukan pimpinan terhadap bawahannya, pada

dasarnya setiap pimpinan dibentuk sama.

2.3.3 Gejala Stres yang ada di Tempat Kerja

Sweeney dan Mcfarlin (2002:253) menyebutkan beberapa gejala stress

yang ada ditempat kerja, antara lain adalah :

1. Kepuasan kerja yang rendah

2. Kinerja yang menurun

3. Semangat dan energi menjadi hilang

4. Komunikasi yang tidak lancar

5. Pengambilan keputusan jelek

6. Kreatifitas dan inovasi kurang

7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

26

Terry Beehr dan John Newman (dalam rice,1999) mengkaji ulang

beberapa kasus stress pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stress pada

individu, yaitu:

1. Gejala individu

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada

hasil penelitian mengenai stress pekerjaan :

Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah

tersinggung

Perusahaan frustasi, rasa marah, dan dendan (kebencian)

Sensitif dan hyperreactivity

Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

Komunikasi yang tidak efektif

Perasaan terkucil dan terasing

Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

Kelemahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan

kehilangan konsentrasi

Kehilangan spontanitas dan kreativitas

Menurunnya rasa percaya diri

2. Gejala fisiologis

Gejala – gejala utama dari fisiologis dalam stress kerja adalah

Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan

kecenderunganmengalami penyakit kardiovaskular

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

27

Meningkatnya sekresi dari hormone stess (contoh : adrenalin

dan nonadrenalin)

Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)

Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan

Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom

kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)

Gangguan pernafasan, termasuk gangguan dari kondisi yang

ada

Gangguan pada kulit

Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan

otot

Gangguan tidur

Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk resiko tinggi

kemungkinan terkena kanker

3. Gejala perilaku

Gejala-gejala perilakuyang utama dari stress kerja adalah

Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan

Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

Meningkatnya gangguan minuman keras dan obat-obatan

Perilaku sabotase dalam pekerjaan

Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebgai bentuk

penarikan diri dan kehilangan berat badan secra tiba-tiba,

kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

28

Meningkatnya kecenderungan perilaku yang beresiko tinggi,

seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi

Meningkatnya agresivitas, vandalism, dan kriminalitas

Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga

dan teman

Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai

pelampiasan, mengarah ke obesitas

2.3.4 Dampak Stres Kerja

Menurut Luthans (2006:456) berdasarkan penelitian diindikasi tingkat

kesulitan, sifat tugas yang dikerjakan, disposisi psikologis dan neurotisme

mungkin mepengaruhi hubungan anatara stress dan kinreja . masalah karena

tingkat stress yang tinggi dapat ditunjukan secara fisik, psikologis, dan atau

perilaku individu.

Stress kerja pada umumnya lebih banyak merugikan diri dari karaywan itu

sendiri maupun merugikan karyawan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut

dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi, dan

sebagainya. Konsekuensi pada karyawan tidak hanya berhubungan dengan

aktifitas kerja karyawan saja, tetapi dapat juga meluas ke aktivitas diluar

pekerjaan, seperti tidak dapat tidur dengan tenang, dan kurang mampu untuk

berkonsentrasi.

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

29

Dan bagi perusahaan, konsekuensi yang akan timbul adalah dan bersifat

tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat

produktifitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi,

memicu perasaan teralienasi, hingga turnover.

2.3.5 Pendekatan Stres Kerja

Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani (2009:1008-1009) terdapat dua

pendekatan pada stress kerja yaitu pendekatan individu dan perusahaan. Bagi

individu penting dilakukan pendekatan karena stress dapat mempengaruhi

kehidupan , kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Bagi perusahaan bukan

saja hanya karena alasan kemanusiaan, tetapi juga karena pengaruhnya terhadap

prestasi semua aspek dan efektivitas dari perusahaan secara keseluruhan.

Perbedaan pendekatan individu dengan pendekatan perusahaan tidak

dibedakan secra tegas, pengurangan stress dapat dilakukan pada tingkat individu,

organisasi maupun kedua-duannya.

a) Pendekatan individu

Meningkatkan keimanan

Melakukan meditasi dan pernafasan

Melakukan kegiatan olah raga

Melakukan relaksasi

Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga

Menghindari kegiatan rutin yang membosankan

b) Pendekatan perusahaan

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

30

Melakukan perbaikan iklim organisasi

Melakukan perbaikan terhadap terhadap lingkungan fisik

Menyediakan sarana olahraga

Melakukan analisis dan kejelasan tugas

Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan

keputusan

Melakukan restrukturisasi tugas

Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran

2.4 Komitmen Organisasi

Menurut Barlett & McKinney (2004) komitmen organisasi adalah sikap

ditempat kerja yang menggambarkan ikatan psikologis antara individu karyawan

dan organisasi yang mempekerjakannya.

Menurut Luthans (2006:249) komitmen organisasi merupakan sikap yang

merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan

dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiaannya terhadap organisasi

dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.

Menurut Robbins & Timothy A. Judge (2008:100) adalah tingkat sampai

mana seseorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi

keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu

seorang individu, sementara komitmen organisasi yang tinggi berarti memihak

organisasi yang merekrut individu tersebut.

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

31

Menurut Beverly Metcalf and Gavin Dick (2001:399-419) Komitmen

Organisasi merupakan tingkat kekerapan identifikasi dan keterkaitan individu

terhadap organisasi yang dimasukinya, dimana karekteristik komitmen organisasi

antara lain adalah :

Kesesuaian antara tujuan seseorang dengan tujuan organisasi (goal

congruence)

Kemauan untuk melakukan usaha atas nama organisasi (loyalitas)

Keinginan untuk menjadi anggota organisasi.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi

merupakan tingkat sampai mana seorang karyawan dan keterlibatan seorang

karyawan memihak sebuah organisasi dengan tujuan-tujuan dan keinginan untuk

mempertahankan dirinya dalam organisasi tersebut.

2.4.1 Dimensi Komitmen Organisasi

Menurut Meyer dan Allen dalam Luthans (2006:249) ada tiga dimensi

komitmen organisasi adalah

1) Komitmen efektif (effective commitment)

Keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan karyawan

dalam organisasi. Keterikatan emosional ini terbentuk karena karyawan

setuju dengan tujuan dasar dan nilai-nilai organisasi tersebut, serta

mengerti untuk apa organisasi tersebut berdiri. Karyawan dengan tingkat

komitmen afektif yang tinggi akan memilih untuk tetap tinggal dalam

organisasi untuk menyokong organisasi dalam mencapai misinya.

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

32

2) Komitmen keberlanjutan (continuence commitment)

Komitmen berdasarkan kerugian berhubungan dengan keluarnya karyawan

dari organisasi. Semakin lama seseorang tinggal dalam sebuah organisasi,

ia akan semakin tidak rela kehilangan apa yang telah mereka investasikan

di organisasi tersebut selama bertahun-tahun, misalnya senioritas,

kesempatan, promosi, rencana pensiun, hubungan persahabatan dengan

rekan kerja. Karyawan dengan tingkat komitmen kelanjutan yang tinggi

akan memilih untuk tetap tinggal dalam organisasi hanya karena tidak

ingin mengambil resiko kehilangan hal-hal tersebut.

3) Komitmen normative (normative commitement)

Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus

begitu, tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang harus dilakukan.

Keharusan untuk tetap tinggal dalam organisasi disebabkan karena tekanan

dari orang atau pihak lain. Karyawan dengan tingkat komitmen normative

yang tinggi sangat peduli pada apa yang akan dipikirkan orang lain bila ia

keluar dari organisasi tempatnya bekrja. Karyawan ini akan merasa enggan

untuk menegcewakan majikannya dan khawatir akan dicap buruk oleh

rekan sekerjanya bila ia keluar dari pekerjaan tersebut.

2.4.2 Manfaat Komitmen Organisasi

Seseorang yang memiliki suatu komitmen dalam hidupnya akan melihat

diri mereka sebagai anggota organisasi yang berdedikasi, mereka akan

mengabaikan sumber ketidakpuasan kerja dan memiliki masa jabatan yang

panjang dengan organisasi. Sedangkan seseorang yang tidak memiliki komitmen

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

33

dalam hidupnya akan mengekspresikan hal-hal tentang ketidakpuasannya dengan

lebih terbuka, dan akan memiliki masa pendek dengan organisasi.

Selain itu komitmen memiliki manfaat lainya. Karyawan yang memiliki

komitmen cenderung memiliki catatan kehadiran yang lebih baik dan masa kerja

yang lebih lama dari karyawan yang kurang memiliki komitmen. (Ivancevich,

Konopaske, & Matteson, 2007:169)

Komitmen organisasional yang kuat ditandai dengan :

a. Sebuah dukungan dan penerimaan tujuan dan nilai organisasi.

b. Sebuah keinginan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama

organisasi

c. Sebuah keinginan untuk tetap dengan organisasi

2.4.3 Meningkatkan Komitmen Organisasi

Menurut Dessler dalam Luthans (2006:250) memberikan pedoman khusus

untuk mengimplementasikan sistem manajemen yang mungkin membantu

memecahkan masalah dan meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan

:

1. Berkomitmen pada nilai utama manusia : membuat aturan tertulis,

mempekerjakan manajer yang baikdan tepat, dan mempertahankan

komunikasi.

2. Memperjelas dan megkomunikasikan misi anda : memperjelas misi dan

ideology; berkharisma; menggunakan praktik perekrutan berdasarkan

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

34

nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan, membentuk

tradisi.

3. Menjamin keadilan sosial : memiliki prosedur penyampaian keluhan yang

komprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif.

4. Menciptakan rasa komunitas : membangun homogenitas berdasarkan nilai;

keadilan, menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja tim,

berkumpul bersama.

5. Mendukung perkembangan karyawan : melakukan aktualisasi,

memberikan pekerjaan menantang pada tahun pertama, memajukan dan

memberdayakan, mempromosikan dari dalam, menyediakan aktivitas

perkembangan, meyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.

2.5 Kepuasan Kerja Karyawan

Menurut Luthans (2006:243), kepuasan kerja adalah keadaan emosional

yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang.

Menurut pendapat Robbins dan Judge (2007) mengatakan bahwa kepuasan

kerja adalah suatu sikap umum individu terhadap pekerjaanya dimana dalam

pekerjaan tersebut seseorang dituntut untuk berinteraksi dengan rekan kerja dan

atasan, mengikuti aturan dan kebijaksanaan organisasi memenuhi standar kinerja.

Hasibuan (2007:202) menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan adalah

sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini

dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja.

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

35

Gibson dalam Wibowo (2007:501) kepuasan kerja sebagai sikap yang

dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. hal tersebut merupakan hasil dari

persepsi mereka tentang pekerjaan.

Menurut Wibowo (2008:299) kepuasan kerja merupakan sikap positif atau

negative yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.

Menurut Robbins (2003) dalam Wibowo (2007:75) Kepuasan kerja adalah

sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antar

jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini

seharusnya mereka terima.

Menurut Handoko (1992:193) dalam soedjono (2005) Kepuasan kerja atau

job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaanya. Kepuasan

kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadapa pekerjaannya. Hal ini

tampak dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan

lingkungannya. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas akan bersikap negative

terhadap pekerjaan dan bentuk yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang mengenai pekerjaan yang

dihasilkan dari persepsi mereka terhadap pekerjaannya dan merupakan keadaan

emosional yang dirasakan oleh seseorang terhadap hasil yang telah dia rasakan

dalam melakukan pekerjaan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

36

2.5.1 Teori Kepuasan Kerja

Menurut Wibowo (2007:503-504) :

1) Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang

menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasan) dan dissatisfaction

(ketidakpuasan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda,

yaitu motivators dan hygiene factors.

Pada umumnya orang mengharapkan bahwa faktor tertentu

memberikan kepuasan apabila tersedia dan menimbulkan ketidakpuasan

apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan

kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan,

kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya

dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negative,

dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors.

Sebaliknya, kepuasan kerja ditarik dari faktor yang terkait dengan

pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya, seperti sifat

pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan

untuk mengembangkan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan

dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dinamakan motivators.

2) Value Theory

Menurut konsep teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan

dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin

banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Semakin dikit mereka

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

37

menerima hasil, akan kurang puas. Value theory memfokuskan pada hasil

mana pun yang menilai orang tanpa memperhatikan siapa mereka. kunci

menuju kepuasan dalam pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek

pekerjaan yang di miliki dan di inginkan seseorang. Semakin besar

perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.

Implikasi teori ini mengundang perhatian pada aspek pekerjaan

yang perlu diubah untuk mendapatkan kepuasan kerja. Secara khusus teori

ini menganjurkan bahwa aspek tersebut tidak harus sama berlaku untuk

semua orang, tetapi mungkin aspek niali dari pekerjaan tentang orang-

orang yang merasakan adanya pertentangan serius.

Dengan menekankan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan

bahwa kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu,

cara yang efektif untuk memuaskan pekerjaan adalah dengan menemukan

apa yang mereka inginkan dan apabila mungkin memberikannya.

2.5.2 Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2007:504-505) terdapat

lima faktor yang memengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.

a. Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan

karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu

untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Disprepancies (perbedaan)

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

38

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil

memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan

antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari

pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada apa yang diterima,

orang akan tidak puas. Sebaliknya diperkirakan individu akan puas

apabila mereka menerima manfaat atas harapan.

c. Value attainment (pencapaian nilai)

Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil

dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja

individual yang penting.

d. Equity (keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan kerja merupakan

fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan ditempat kerja.

Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa

perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relative lebih

menguntungkan dibangdingkan dengan perbandingan antara

keseluaran dan masukknya pekerjaan lainnya.

e. Dispositional/genetic components (komponen genetic)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puasn terhadap variasai

lingkungan kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model

ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian

merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model ini

menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti penting

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

39

untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

lingkungan pekerjaan.

Menurut Luthans (2006:243) ada beberapa faktor penentu kepuasan kerja

karyawan dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Pekerjaan itu sendiri (The Work it self)

Kepuasan terhadap kepuasan itu sendiri merupakan sumber utama

kepuasan, dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik,

kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung

jawab. Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu

sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar atau tidaknya suatu

pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan

dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau

mengurangi kepuasan kerja.

2. Atasan (supervisor)

Atasan yang senantiasa memberiakn perintah atau petunjuk dalam

pelaksanaan kerja. Dengan cara-cara atasan dalam memperlakukan

bawahannya dapat menjadi menyenangkan atau tidak menyenangkan

bagi bawahannya tersebut. Dan hal ini mempengaruhi kepuasan kerja

kepemimpinan yang kosisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah

tenggang rasa. Hubungan fungsional sejauh mana atasan membantu

tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi

tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada keterkaitan antar

pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa.

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

40

Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika

kedua hubungan positif.

3. Rekan Kerja (workers)

Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul karena mereka

dalam jumlah tertentu, berada dalam suatu ruangan kerja, sehingga

mereka dapat saling berbicara (kebutuhan social terpenuhi). Sifat alami

dari kelompok atau tim kerja akan mempengaruhi kepuasan kerja.

Pada umumnya, rekan kerja atau anggota tim kerja akan

mempengaruhi kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan

secara individu.

4. Promosi (promotion)

Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan

untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja. Menyangkut

kemungkinan seseorang untuk maju dalam organisasi dan dapat

berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan

adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, serta

proses kenaikan jabatan terbuka atau kurang terbuka. Ini juga dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

5. Gaji (pay)

Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang

diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga

kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Disamping memenuhi kebutuhan

tingkat rendah (sandang,pangan,dan papan), uang dapat merupakan

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

41

symbol,dari pencapaian (achievement), keberhasilan, dan pengakuan

atau penghargaan. Jumlah uang yang diperoleh dapat secara nyata

mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan.

6. Kondisi kerja (working conditions)

Bekerja dalam ruangan yang sempit, panas, yang cahaya lampunya

menyilaukan mata, kondisi kerja yang tidak mengenakan akan

menimbulkan keengnana untuk bekerja. Orang akan mencari alasan

untuk sering-sering keluar ruangan kerjanya. Dalam hal ini perusahaan

perlu menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk, dengan peralatan

kerja yang nyaman untuk digunakan, dalam kondisi yang baik maka

kebutuhan-kebutuhan fisik yang terpenuhi akan memuaskan tenaga

kerja.

2.5.3 Korelasi Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2007:505) terdapat

hubungan antar kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau

negative. Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat.

Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa manajer dapat memengaruhin dengan

signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja.

Beberapa korelasi kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

a. Organizational commitment (komitmen organisasi)

Komitmen organisasional mencerminkan tingkatan dimana individu

mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

42

tujuannya. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan

dan kuat antara komitmen organisasi dan kepuasan. Manajer disarankan

meningkatkan kepuasan kerja dengan maksud untuk menimbulkan tingkat

komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya, komitmen yang lebih tinggi

dapat memfasilitasi produktifitas lebih tinggi.

b. Absenteeism (kemangkiran)

Kemangkiran merupakan hal mahal dan manajer secara tetap mencari cara

untuk menguranginya. Satu rekomendasi telah meningkatkan kepuasan

kerja. Apabila rekomendasinya sah, akan terdapat korelasi negative yang

kuat antara kepuasan dan kemangkiran. Dengan kata lain, apabila

kepuasan meningkat, kemangkiran akan turun. Penelitian yang pernah

dilakukan menunjukkan terdapat hubungan negatif yang lemah antara

kepuasan dan kemangkiran. Oleh karena itu, manajer akan menyadari

setiap penurunan signifikan dalam kemangkiran akan meningkatkan

kepuasan kerja.

c. Turnover (perputaran)

Perputaran sangat penting bagi manajer karena mengganggu kontinuitas

organisasi dan sangat mahal. Penelitian menunjukan bahwa terdapat

hubungan negatif moderat antara kepuasan dan perputaran. Dengan

kekuatan hubungan tertentu, manajer disarankan untuk mengurangi

perputaran dengan meningkatkan kepuasan kerja pekerja.

d. Perceived stress (perasaan stress)

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

43

Stres dapat berpengaruh negatif terhadap perilaku organisasi dan kesehata

individu. Stres secara positif berhubungan dengan kemangkiran,

perputaran, sakit jantung koroner, dan pemeriksaan virus. Penelitian

menunjukkan adanya hubungan negatif kuat antara perasaan stres dengan

kepuasan kerja. Diharapkan manajer berusaha mengurangi dampak negatif

stres dengan memperbaiki kepuasan kerja.

e. Job performance (prestasi kerja)

Kontroversi terbesar dalam penelitian organisasi adalah tentang hubungan

antara kepuasan atau prestasi kerja atau kinerja. ada yang menyatakan

bahwa kepuasan memengaruhi prestasi kerja sangat tinggi, sedangkan

lainnya berpendapat bahwa prestasi kerja memengaruhi kepuasan.

Penelitian untuk menghapuskan kontroversi tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan kinerja.

2.5.4 Meningkatkan Kepuasan Kerja

Menurut Greenberg dan Baron (2003:159) ada beberapa cara yang

dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya yaitu :

1. Make jobs fun

Orang akan merasa lebih puas dengan pekerjaan yang mereka nikmati

daripada yang membosankan. Walaupun beberapa pekerjaan memang

bersifat membosankan, tetap ada cara untuk menyuntikan beberapa

level keasyikan ke dalam hamper setiap pekerjaan.

2. Pay People Fairly

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

44

Ketika orang merasa dibayar atau diberi imbalan secara adil, maka

kepuasan kerja mereka cenderung akan meningkat.

3. Match people to jobs that fit their interests

Semakin orang merasa bahwa mereka mampu memenuhi kesenangan

atau minat mereka saat bekerja, semakin mereka akan mendapatkan

kepuasan dari pekerjaan tersebut.

4. Avoid boring, repetitive jobs

Orang jauh lebih merasa puas terhadap pekerjaan yang memungkinkan

mereka untuk mencapai keberhasilan dengan control secara bebas

tentang bagaimana mereka melakukan tugas-tugas mereka.

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

45

2.2 Kerangka Pemikiran

Sumber : Penulis

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Menurut Uma, Sekaran (2006:135) hipotesis bisa didefinisikan sebagai

hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variable yang

diungkapkan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diuji. Hubungan tersebut dapat

diperkirakan berdasarkan jaringan sosisalisasi yang dapat ditetapkan dalam

kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian.

Iklim Organisasi (X1)

- Struktur- Standar-standar- Tanggung jawab- Penghargaan- Dukungan - Komitmen Komitmen Organisasi

(Y)

- Komitmen efektif- Komitmen

berkelanjutan- Komitmen

normatif

Stress Kerja Karyawan (X2)

- Emosional- Proses Berfikir- Kondisi Fisik- Sikap/Perilaku

Kepuasan Kerja Karyawan (Z)

- Pekerjaan itu sendiri

- Atasan- Teman sekerja- Promosi- Gaji - Kondisi kerja

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

46

Adapun hipotesis yang peneliti rancang adalah hipotesis yang bersifat asosiatif

yang menjelaskan bagaimana hubungan dan pengaruh antar variabelnya.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada bab 1 dan kerangka pemikiran diatas,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Untuk T-1 :

1. Hipotesis 1

Ho : Variabel iklim organisasi dan stres kerja tidak memiliki pengaruh

yang signifikan secara simultan terhadap variabel komitmen organisasi.

Ha : Variabel iklim organisasi dan stress kerja memiliki kontribusi yang

signifikan secara simultan terhadap variabel komitmen organisasi.

2. Hipotesis 2

Ho : Variabel iklim organisasi tidak berkontribusi secara parsial dan

signifikan terhadap variabel komitmen organisasi.

Ha : Variabel iklim organisasi berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel komitmen organisasi.

3. Hipotesis 3

Ho : Variabel Stres Kerja tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel komitmen organisasi.

Ha : Variabel Stres Kerja berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel komitmen organisasi.

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewRobert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim

47

Untuk T-2 :

4. Hipotesis 4

Ho : Variabel iklim organisasi, stress kerja, dan komitmen organisasi tidak

memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel

kepuasan kerja karyawan.

Ha : Variabel iklim organisasi, stress kerja, dan komitmen organisasi

memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel

kepuasan kerja karyawan.

5. Hipotesis 5

Ho : Variabel iklim organisasi tidak berkontribusi secara parsial dan

signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.

Ha : Variabel iklim organisasi berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.

6. Hipotesis 6

Ho : Variabel stress kerja tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.

Ha : Variabel stress kerja berkontribusi secara parsial dan signifikan

terhadap variabel kepuasan kerja karyawan

7. Hipotesis 7

Ho : Variabel komitmen organisasi tidak berkontribusi secara parsial dan

signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.

Ha : Variabel komitmen organisasi berkontribusi secara parsial dan

signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.


Recommended