16
A. PENGERTIAN Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000 gram. Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%. B. ETIOLOGI Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar / baby giant. Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya : 1. Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan, mereka cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan (plethonic) seperti bayi yang sedang mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita diabetes memperlihatkan insiden sindrom kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton. 2. Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi giant). 3. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar. C. TANDA DAN GEJALA Berat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahir Wajah menggembung, pletoris (wajah tomat) Besar untuk usia gestasi Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)

Word. Makrosomia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

A.PENGERTIANMakrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000 gram.Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Berat neonatus pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.B.ETIOLOGIBeberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar / baby giant.Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :1.Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan, mereka cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan (plethonic) seperti bayi yang sedang mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita diabetes memperlihatkan insiden sindrom kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton.2.Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi giant).3.Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar.C.TANDA DAN GEJALABerat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahirWajah menggembung, pletoris (wajah tomat)Besar untuk usia gestasiRiwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnionE.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darahHemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)F.KOMPLIKASIBayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efekibu. Yang walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis ibu.Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan persalinan pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio sesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat dilakukan persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil.

G.PENATALAKSANAAN MEDISPemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea efektif harus dilakukan kapan saja persalinan pervaginam.Pemantauan glukosa darah(Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa45 gr% dua kali berturut-turut.Pemantauan elektrolitPemberian glukosa parenteral sesuai indikasiBolus glukosa parenteral sesuai indikasiHidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak efektif.H.KONSEP ASUHAN KEPERAWATANI. Pengkajian1.Data SubyektifData subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan(Allen Carol V. 1993 : 28).Data subyektif terdiri dariBiodata atau identitas pasien:Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelaminOrangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat(TalbottLaura A, 1997 : 6).Riwayat kesehatanRiwayat antenatalyang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasusmakrosomiayaitu:Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi,pola makan, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.Riwayat persalinan sebelumnya dan juga riwayat dari keluarga.Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.Riwayat post natalYang perlu dikaji antara lain :Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untukaterm2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).Adakah kelainan congenital.Pola nutrisiYang perlu dikaji pada bayi denganmakrosomia merupakan pola makan dan nutrisi/pemenuhan nutrisi dan cairan, muntah aspirasi, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.Kebutuhan parenteralBayimakrosomiamenggunakan D10%Kebutuhan nutrisi enteralBB < 1250 gram = 24 kali per 24 jamBB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jamBB > 2000 gram = 8 kali per 24 jamKebutuhan minum pada neonatus :Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hariHari ke 2 = 90 cc/kg BB/hariHari ke 3 = 120 cc/kg BB/hariHari ke 4 = 150 cc/kg BB/hariDan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 200 cc/kg BB/hari(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)Pola eliminasiYang perlu dikaji pada neonatus adalahBAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.BAK : frekwensi, jumlahLatar belakang sosial budayaKebudayaan yang berpengaruh terhadapmakrosomia adalahketergantungan obat-obatan tertentu.Kebiasaan ibu mengkonsumsimakanan yang tinggi kandungan kalori dan lemak.Hubungan psikologisSebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya denganmakrosomiakarena memerlukan perawatan yang intensifdan monitoring.2.Data ObyektifData obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku(Effendi Nasrul, 1995)Keadaan umumPada neonatus denganmakrosomia, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.Tanda-tanda VitalNeonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh>37C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur(Potter Patricia A, 1996 : 87).Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan kesehatan pasien(Effendi Nasrul, 1995).KulitWarna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayimakrosomiaterdapat lanugo dan verniksdi lipatan-lipatan kulit.KepalaKemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.MataWarna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.HidungTidakterdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lendir.MulutBibir berwarnamerah, ada lendir atau tidak.TelingaPerhatikan kebersihannya dan adanya kelainanLeherPerhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendekThoraxBentuk simetris,tidakterdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.AbdomenBentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawaharcus costaaepada garis papilamamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi.UmbilikusTali pusatnormal, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada tali pusat.GenitaliaPada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.AnusPerhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.EkstremitasWarnamerah, gerakan lemah/kuat, akral dingin/hangat, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.II. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan

NoDiagnosa KeperawatanTujuan/KriteriaRencana Tindakan

1.Cedera berhubungan dengan trauma kelahiran sekunder terhadap makrosomiaCedera teridentifikasi dan teratasiKriteria :Bayi tidak mengalami cedera yang tak teridentifikasi /tak teratasi atau gejala sisa neurologisLaporkan gejala-gejala cedera kelahiran pada dokterDokumentasikan tujuan pengkajian pada catatan perawatan dan perbaiki pada setiap pergantian shiftUbah posisi dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 jamImplementasikan dan pertahankan bebat, popok khusus, dll sesuai pesanan

2.Resiko cedera berhubungan dengan perubahan glukosa darah, cairan dan elektrolitTidak terjadi cederaKriteria :Bayi mampu mempertahan-kan cairan dan elektrolit dalam rentang normalBayi mampu mencapai dan mempertahan-kan kadar glukosa darah normalLakukan pemantauan glukosa darah heelstik, setiap 1 jam 3 kali, laporkan nilai-nilai di bawah45 mg% dan lakukan tes glukosaserum segera sesuai pesananObservasi terhadap tanda dan gejala distres pernafasanPantau kadar elektrolit dan Ht sesuai pesananLakukan pemberian makanan pada 2 sampai 3 jam usia dengan formula atau air dextrose 5 % sampai 10 % sesuai pesanan, ikuti jadual pemberian makanKaji perubahantingkat kesadaran setiap 4 jamKaji tanda vital setiap 4 jamObservasi terhadap gejala perdarahan intrakranial dan kejangPertahankan pemberian glukosa parenteral sesuai pesananKolaborasi pemberian hidrokortison bila pemberian glukosa tidak efektifBerikan suhu lingkungan normalPertahankan suhu pada 36,5 CBerikan suplemen elektrolit sesuai pesanan

3.Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan bayi.Pengetahuan orang tua meningkatKriteria:Orang tua dan orang terdekat mampu mengungkapkan gejala buruk pada bayiOrang tua/orang terdekat mampu memenuhi kebutuhan khusus bayiDiskusikan dengan orang tua tentang tanda dan gejala hipoglikemia untuk dilaporkan kepada perawat atau dokterTekankan pentingnya pemberian makan teraturTekankan pentingnya perawatan prenatal dini dan baik untuk kehamilan selanjutnyaAjarkan pemberian obat-obatan bila diindikasikan termasuk nama, tujuan, dosis, waktu pemberian, dan efek samping

DAFTAR PUSTAKAArvin Behrman Kliegmen.1996,Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 volume I. Jakarta : EgcWiknjosastro. Hanifa. 2005.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Sectio Caesarea (SC)1.Definisi SCSectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005). Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998).2.EtilogiMenurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut :a.CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion)Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal (Kasdu, 2003).Setiap pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul, dapat menimbulkan distosia pada persalinan. Menurut Wiknjosastro (2002) ada beberapa kesempitan panggul, yaitu :1)Kesempitan pintu atas panggulPintu atas panggul biasanya dianggap menyempit jika konjugata vera yang merupakan ukuran paling pendek panjangnya kurang dari 10 cm atau jika diameter transversal yang merupakan ukuran paling lebar panjangnya kurang dari 12 cm, proses persalinannya jika kelainan panggul cukup menonjol dan menghalangi masuknya kepala dengan mudah ke dalam pintu atas panggul, proses persalinan akan memanjang dan kerap kali tidak pernah terjadi persalinan spontan yang efektif sehingga membawa akibat yang serius bagi ibu maupun janinnya.2)Kesempitan panggul tengahBidang obstetrik panggul tengah membentang dari margo inferior simfisis pubis, lewat spina iskiadika, dan mengenai sakrum di dekat sambungan tulang vertebra keempat dan kelima. Meskipun definisi kesempitan pintu atas panggul, namun panggul tengah mungkin sempit kalau jumlah diameter interspinarum dan diameter sagitalis posterior pelvis (normalnya 10,5 plus 5 cm atau 15,5 cm) mencapai 13,5 cm atau lebih kurang lagi.3)Kesempitan pintu bawah panggulKesempitan pintu bawah panggul biasanya diartikan sebagai keadaan dimana distansia tuberculum 8 cm atau lebih kecil lagi. Pintu bawah panggul yang sempit tidak banyak mengakibatkan distosia karena kesempitannya sendiri mengingat keadaan ini sering disertai pula dengan kesempitan panggul tengah.Dalam kasus CPD, jika kepala janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul pada ibu hamil cukup bulan, akan dilakukan operasi sectio caesarea karena resiko terhadap janin semakin besar kalau persalinan semakin maju (Jones, 2001).b.PEB (Pre-Eklamsi Berat)Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi (Mochtar, 1998).c.KPD (Ketuban Pecah Dini)Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2001). Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Pecahnya kantung ketuban pada kehamilan seringkali tidak disadari penyebabnya. Namun, biasanya hal ini terjadi sesudah trauma. Misalnya, setelah terjatuh, perut terbentur sesuatu, atau sesudah senggama. Dengan adanya hal ini dokter akan mempercepat persalinan karena khawatir akan terjadi infeksi pada ibu dan janinnya (Kasdu, 2003).d.Janin Besar (Makrosomia)Makrosomia atau janin besar adalah taksiran berat janin diatas 4.000 gram. Di negara berkembang, 5 % bayi memiliki berat badan lebih dari 4.000 gram pada saat lahir dan 0,5 % memiliki berat badan lebih dari 4.500 gram. Ada beberapa faktor ibu yang menyebabkan bayi besar, yaitu ibu dengan diabetes, kehamilan post-term, obesitas pada ibu, dan lain-lain. Untuk mencegah trauma lahir, maka bedah sesar elektif harus ditawarkan pada wanita penderita diabetes dengan taksiran berat janin lebih dari 4500 gram dan pada wanita nondiabetes dengan taksiran berat janin lebih dari 5000 gram (Glance, 2006).e.Kelainan Letak Janinf.Bayi kembarTidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normalFaktor hambatan jalan lahirAdanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas (Dini Kasdu, 2003).

PatofisPenatalaksanaan SCPenatalaksanaan medisCairan IV sesuai indikasi.Anestesia; regional atau general. Perjanjian dari orang terdekat untuk tujuan sectio caesaria.Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi.Pemberian oksitosin sesuai indikasi.Tanda vital per protokol ruangan pemulihanPersiapan kulit pembedahan abdomenPersetujuan ditandatangani.Pemasangan kateter foley

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajiana.Identitas klien dan penanggung jawabMeliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.b.Keluhan utamac.Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multiparad.Data Riwayat penyakit1)Riwayat kesehatan sekarang.Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.2)Riwayat Kesehatan DahuluMeliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).3)Riwayat Kesehatan KeluargaMeliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.e.Keadaan klien meliputi :1)SirkulasiHipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL2)Integritas egoDapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita. Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.3)Makanan dan cairanAbdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).4)NeurosensoriKerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.5)Nyeri / ketidaknyamananMungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.6)PernapasanBunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.7)Keamanan8)Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.9)SeksualitasFundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.2.Diagnosa Keperawatana.Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea) .b.Intoleransi aktivitas b/d tindakan anestesi, kelemahan, penurunan sirkulasic.Gangguan Integritas Kulit b.d tindakan pembedahand.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka kering bekas operasi.e.Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi.f.Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan pembedahan3.Rencana Kperawatana.Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (histamin, prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri klien berkurang / terkontrol dengan kriteria hasil :Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurangSkala nyeri 0-1 ( dari 0 10 )TTV dalam batas normal ;Suhu : 36-370C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menitWajah tidak tampak meringisKlien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai kemampuan

Intervensi :Lakukan pengkajian secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi.Observasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya wajah meringis) terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif.Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: beraktivitas, tidur, istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan hubungan sosial).Ajarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi, latihan napas dalam,, sentuhan terapeutik, distraksi.).Kontrol faktor - faktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya, dan suara).Kolaborasi untuk penggunaan kontrol analgetik, jika perlu.b.Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasiTujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasiKriteria Hasil : klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiriIntervensi :Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitasKaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umumBantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan /kondisi klienEvaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas

DAFTAR PUSTAKADoengoes, M E, 2000, Rencana Askep pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta : EGC.Manuaba, Ida Bagus Gde, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC. Jakarta.Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawiroharjo,(1999)., Ilmu Kebidanan, Edisi 2 Cetakan II Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Diposkan olehRumi Putridi01.36