8
FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA PERSALINAN DUKUN DI DESA SELEBUNG WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN LOMBOK TENGAH, PROVINSI NUSATENGGARA BARAT PREDISPOSITION FACTOR OF DELIVERY CARE BY TRADITIONAL HELPER AT SELEBUNG VILLAGE AIK DAREK HEALTH CENTER’ AREA DISTRIC OF LOMBOK TENGAH, WEST NUSATENGGARA PROVINCE Fachrudi Hanafi*, Mahayuni**, Rudi Eka Purwana*** Poltekkes Kemenkes Mataram Email : [email protected] Abstrak: Angka persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kabupaten Lombok Tengah masih tinggi yaitu dari 17.593 persalinan yang terjadi tahun 2013 sebanyak 8,04% (1.641) dilakukan oleh tenaga non kesehatan. Di Puskesmas Aik Darek cakupan persalinan oleh dukun juga masih tinggi yaitu sebanyak 8,67% dari 737 persalinan pada tahun 2013. Sedangkan Desa Selebung merupakan desa yang memegang angka tertinggi untuk cakupan pertolongan persalinan oleh dukun yaitu sebesar 19,20% dari 146 total persalinan tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi tingginya persalinan dukun di Desa Selebung wilayah kerja Puskesmas Aik Darek Kabupaten Lombok Tengah. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 30 orang yang diperoleh dari total populasi. Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner dan melalui proses focus group discussion (FGD) dengan anggota 10 orang, seluruh data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Diperoleh bahwa yang terbanyak melahirkan di dukun umur < 20 tahun (43,3%), pendidikan SD (36,7%), tidak bekerja (IRT) (60%), dan paritas 2-4 kali (70%). Hasil FGD didapatkan 73,3% karena kultur budaya, 56,7% bertempat tinggal jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, 63,3% pelayanan dukun lebih baik dari tenaga kesehatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa predisposisi banyaknya masyarakat yang bersalin ke dukun adalah karena pelayanan, kultur budaya, pendidikan rendah dan bertempat tinggal jauh. Keywords: factor predisposisi, persalinan dukun Abstract : Delivery rates by the traditional helper in Lombok Tengah District of West Nusa Tenggara in year 2013 was 8,04%. The delivery coverage by the traditional helper at Aik Darek health services in year 2013 was 8,67%. For Selebung village was one of highest delivery coverage by the traditional helper was 19,20% in year 2013. The objectives of this study were to find out predisposition factors the delivery care by traditional helper at Selebung Village Aik Darek health services areas. This study was a cross sectional study conducted at 30 delivery mothers of Selebung Village. Data collection used structural interview to respondents and focus group discussion with 10 delivery mothers. Results of study indicated that the highest percentage were mother’s age under 20 years old 43,3%),low education (36,7%), home mothers (60%), pregnant 2-4 times (70%), culture 73,3%, access to health services 56,7%, traditional helper better than health personal 63,3%. It is recommended that predisposition factors of the delivery care by the traditional helper at Selebung village were culture, low education, access to health services, delivery care by traditional helper better than health personal. Keywords: Predisposition factor, delivery care by the traditional helper PENDAHULUAN Sampai saat ini masih banyak pertolongan persalinan yang masih menggunakan tenaga dukun meskipun jumlahnya dari tahun ketahun semakin berkurang (SDKI, 2007). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan/nakes untuk nasional sebesar 82,2%, sementara cakupan pertolongan persalinan yang bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan sebesar 17,8%. Angka ini menunjukkan bahwa ternyata masih banyak pertolongan persalinan 156

WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

  • Upload
    ledat

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

Faktor Predisposisi Terjadinya Persalinan Dukun............. 156

FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA PERSALINAN DUKUN DI DESA SELEBUNGWILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN LOMBOK TENGAH,

PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

PREDISPOSITION FACTOR OF DELIVERY CARE BY TRADITIONAL HELPER ATSELEBUNG VILLAGE AIK DAREK HEALTH

CENTER’ AREA DISTRIC OF LOMBOK TENGAH,WEST NUSATENGGARA PROVINCE

Fachrudi Hanafi*, Mahayuni**, Rudi Eka Purwana***Poltekkes Kemenkes Mataram

Email : [email protected]

Abstrak: Angka persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) di Kabupaten Lombok Tengah masih tinggiyaitu dari 17.593 persalinan yang terjadi tahun 2013 sebanyak 8,04% (1.641) dilakukan oleh tenaga nonkesehatan. Di Puskesmas Aik Darek cakupan persalinan oleh dukun juga masih tinggi yaitu sebanyak8,67% dari 737 persalinan pada tahun 2013. Sedangkan Desa Selebung merupakan desa yang memegangangka tertinggi untuk cakupan pertolongan persalinan oleh dukun yaitu sebesar 19,20% dari 146 totalpersalinan tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi tingginyapersalinan dukun di Desa Selebung wilayah kerja Puskesmas Aik Darek Kabupaten Lombok Tengah.Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 30 orang yang diperolehdari total populasi. Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner dan melaluiproses focus group discussion (FGD) dengan anggota 10 orang, seluruh data yang terkumpul kemudiandianalisis secara deskriptif. Diperoleh bahwa yang terbanyak melahirkan di dukun umur < 20 tahun(43,3%), pendidikan SD (36,7%), tidak bekerja (IRT) (60%), dan paritas 2-4 kali (70%). Hasil FGDdidapatkan 73,3% karena kultur budaya, 56,7% bertempat tinggal jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan,63,3% pelayanan dukun lebih baik dari tenaga kesehatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa predisposisibanyaknya masyarakat yang bersalin ke dukun adalah karena pelayanan, kultur budaya, pendidikan rendahdan bertempat tinggal jauh.

Keywords: factor predisposisi, persalinan dukun

Abstract : Delivery rates by the traditional helper in Lombok Tengah District of West Nusa Tenggara inyear 2013 was 8,04%. The delivery coverage by the traditional helper at Aik Darek health services in year2013 was 8,67%. For Selebung village was one of highest delivery coverage by the traditional helper was19,20% in year 2013. The objectives of this study were to find out predisposition factors the delivery care bytraditional helper at Selebung Village Aik Darek health services areas. This study was a cross sectionalstudy conducted at 30 delivery mothers of Selebung Village. Data collection used structural interview torespondents and focus group discussion with 10 delivery mothers. Results of study indicated that the highestpercentage were mother’s age under 20 years old 43,3%),low education (36,7%), home mothers (60%),pregnant 2-4 times (70%), culture 73,3%, access to health services 56,7%, traditional helper better thanhealth personal 63,3%. It is recommended that predisposition factors of the delivery care by the traditionalhelper at Selebung village were culture, low education, access to health services, delivery care bytraditional helper better than health personal.

Keywords: Predisposition factor, delivery care by the traditional helper

PENDAHULUAN

Sampai saat ini masih banyak pertolongan

persalinan yang masih menggunakan tenaga

dukun meskipun jumlahnya dari tahun ketahun

semakin berkurang (SDKI, 2007). Menurut

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010),

angka pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan/nakes untuk nasional sebesar 82,2%,

sementara cakupan pertolongan persalinan

yang bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan

sebesar 17,8%. Angka ini menunjukkan bahwa

ternyata masih banyak pertolongan persalinan

156

Page 2: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

157 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 156 -163

yang dilakukan oleh tenaga non kesehatan

yang sebagian besar dilakukan oleh tenaga

yang disebut dukun beranak atau dukun bayi.

Hal ini terjadi terutama di daerah pedesaan

pada kelompok masyarakat dengan tingkat

sosial ekonomi rendah dan dengan tingkat

pendidikan yang juga rendah.

Di Kabupaten Lombok Tengah pada

tahun 2013, dari total persalinan 78,16%

pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga

kesehatan (15952) sementara yang dilakukan

oleh tenaga non kesehatan sebesar 8,04 %.

Untuk wilayah kerja Puskesmas Aik Darek

yang merupakan salah satu puskesmas yang

ada di Kabupaten Lombok Tengah cakupan

pertolongan persalinan oleh dukun mencapai

8,67% dari seluruh total persalinan, sementara

cakupan oleh nakes mencapai 80,12%. Dari 4

desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Aik

Darek, desa Selebung merupakan desa yang

memegang angka tertinggi untuk cakupan

pertolongan persalinan oleh dukun yaitu

sebesar 19,20% dari total persalinan,

sementara cakupan oleh nakes hanya 77,48%.

Desa Selebung sendiri mempunyai dukun

sebanyak 14 orang, 6 diantaranya merupakan

dukun tidak terlatih.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk

mengatasi masalah tersebut dimana upaya

tersebut ditujukan untuk bisa meningkatkan

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, akan tetapi semua upaya tersebut

belum bisa memberikan hasil yang maksimal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

observasional deskriptif yaitu mengkaji faktor

predisposisi terjadinya persalinan dukun di

Desa Selebung. Lokasi penelitian dilakukan di

desa Selebung yang merupakan wilayah kerja

puskesmas Aik Darek Kabupaten Lombok

Tengah. Populasi penelitian ini adalah semua

ibu-ibu yang pernah melahirkan di desa

Selebung selama tahun 2013. Besar sampel

adalah semua ibu-ibu yang pernah melahirkan

di dukun yang ada di desa Selebung selama

tahun 2013 yaitu 30 orang. Variabel yang

diteliti meliputi karakteristik ibu melahirkan

(umur, pendidikan, pendapatan, paritas,

pekerjaan), kultur budaya, geografis, dan

pelayanan oleh dukun. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara dan diskusi

kelompok terarah terhadap ibu yang pernah

melahirkan di dukun.

HASIL PENELITIAN

Umur, Pendidikan, Pekerjaan danParitasDari hasil penelitian didapatkan sebagian

besar ibu yang melahirkan di dukun berumur <

20 tahun (43,3%), berpendidikan tamat SD

(36,7%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga

(60%) dan paritas 2-4 kali (70%), Secara rinci

hasil ini bias dilihat pada table-tabel berikut.

Page 3: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

Faktor Predisposisi Terjadinya Persalinan Dukun............. 158

Tabel 1. Distribusi Ibu Melahirkan menurut Umur

No Umur N %

1 <20 tahun 13 43,32 20-35 tahun 7 23,33 >35 tahun 10 33,3

Total 30 100.0

Tabel 2. Distribusi Ibu Melahirkan menurut Paritas

No Paritas N %

1 <2 kali 5 16,72 2-4 kali 21 70,03 > 4 kali 4 13,3

Total 30 100.0

Tabel 3. Distribusi Ibu Melahirkan menurut Pendidikan

No Tingkat Pendidikan n %

1 SD 11 36,72 SMP 8 26,73 SMA 9 30,04 Perguruan Tinggi 2 6,7

Total 30 100.0

Tabel 4. Distribusi Ibu Melahirkan menurut Pekerjaan

No Pekerjaan n %

1 Ibu Rumah Tangga 18 60,02 Petani 10 33,33 Wiraswasta 2 6,7

Total 30 100.0

Kultur Budaya

Berdasarkan faktor kultur budaya sebagai

besar menunjukkan 73,3% mengatakan bahwa

faktor kultur budaya adalah sebagai penyebab

tingginya persalinan oleh dukun di Desa

Selebung.

Geografis

Berdasarkan faktor geografis sebagai

besar menunjukkan 56,7% mengatakan bahwa

faktor daerah tempat tinggal yang jauh (> 2

km) dari tempat pelayanan kesehatan.sebagai

penyebab tingginya persalinan oleh dukun di

Desa Selebung.

Pelayanan Dukun

Berdasarkan faktor pelayanan dukun

sebagai besar menunjukkan 63,3%

mengatakan bahwa faktor pelayanan dukun

yang baik adalah sebagai penyebab tingginya

persalinan oleh dukun di Desa Selebung.

Pendapat Ibu Melahirkan

Pendapat ibu melahirkan yang melahirkan

di dukun didapatkan dari hasil diskusi

kelompok terarah/FGD. Pendapat yang

diangkat pada proses FGD ini meliputi isu

strategis yang meliputi kultur budaya

masyarakat, akses mendapatkan pelayanan dan

Page 4: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

159 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 156 -163

pelayanan oleh dukun. Hasil pendapat tersebut ditunjukkan pada table 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Focus Group Discussion di Desa Selebung

No Isu Strategis Hasil Diskusi Rekomendasi Hasil Diskusi

1 Faktor kultur budayamasyarakat melakukanpersalinan pada dukun

Penyebabnya:a. Pola pengambilan keputusan

yang lebih didominasi olehorang tua /mertua

b. Adanya tradisi turun temurundalam keluarga yang melakukanpersalinan di dukun

Tenaga kesehatan diharapkanlebih proaktif dalam melakukanpendekatan kepada orangtua/mertua ataupun kepada paratokoh masyarakat

2 Masih banyaknyamasyarakat Desaselebung yang jaraktempat tinggalnya jauhdari pelayanan kesehatan

Penyebab :Lokasi tempat tinggal ibu-ibu yangjauh dari pasilitas pelayanankesehatan serta akses jalan antardusun yang masih kurang sehinggaibu-ibu yang akan melahirkansering kali terlambat sampai kefasilitas kesehatan

Perlu lebih diaktifkannyajejaring-jejaring yang sudah adaseperti jajaring ambulan desayang sudah ada di masing-masing dusun sehingga ibu-ibuyang akan melahirkan dengancepat bisa diantar ke pasilitaskesehatan

3 Pelayanan yangdiberikan oleh dukunlebih baik dari pelayananyang diberikan olehtenaga kesehatan

Penyebab:a. Pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan khususnyabidan masih jauh dari harapanmasyarakat, ongkos yangditetapkan cenderung lebihmahal dibanding dukun,ketelatenan dalam merawat ibu-ibu yang melahirkan masihdianggap kurang jikabibandingkan dengan dukun

Perlu adanya peningkatan mutupelayanan yang harus diberikanoleh tenaga kesehatankhususnya bidan, kepuasanmasyarakat harus menjadiprioriatas utama supayamasyarakat lambat laun akansemakin percaya kepada tenagakesehatan, juga perlu lebihditingkatkan kemitraan antarabidan dengan dukun bayi

PEMBAHASAN

Banyaknya ibu-ibu yang berumur kurang

dari 20 tahun yang melahirkan di dukun erat

kaitannya dengan ketidakmampuan si ibu

dalam menentukan rencana pemilihan tempat

bersalin, apalagi disini juga didukung dengan

tingkat pendidikan ibu yang rendah

(didominasi berpendidikan SD dan SMP).

Disamping itu lebih dominannya peran orang

tua/mertua dalam mengambil keputusan dan

adanya tradisi turun menurun dalam keluarga

sangat menentukan juga dalam mencari

penolong persalinan ke dukun. Hal ini

dinyatakan saat ibu diwawancara dan

diperkuat juga saat dimintai pendapatnya pada

proses FGD. Hasil penelitian ini sesuai dengan

data yang dikeluarkan oleh SDKI yang

menyebutkan bahwa ibu-ibu yang berumur

kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun akan

cenderung lebih memilih dukun sebagai

penolong persalinannya.(4)

Hasil penelitian menunjukkan yang

paling banyak melakukan persalinan di dukun

adalah yang memiliki paritas antara 2-4 kali

sebanyak 70,0%. Dari hasil tersebut

digambarkan bahwa responden yang ada di

Desa Selebung rata-rata sudah memiliki

pengalaman dalam melakukan persalinan di

dukun sebelumnya karena sudah melahirkan

lebih dari 1 kali (multigravida). Pengalaman

Page 5: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

Faktor Predisposisi Terjadinya Persalinan Dukun............. 160

persalinan sebelumnya akan sangat

mempengaruhi rencana penolong persalinan

berikutnya. Data dari SDKI menunjukkan

bahwa ibu dengan urutan kelahiran 1-3

tertinggi melahirkan di tenaga kesehatan,

sementara ibu dengan urutan melahirkan 4 kali

dan seterusnya cenderung untuk melahirkan di

tenaga non kesehatan (dukun bayi).(4)

Hasil penelitian diperoleh data bahwa ibu

yang paling banyak melahirkan di dukun

adalah ibu-ibu yang tingkat pendidikannya

Sekolah Dasar (SD) sebanyak 36,7%. Dari

hasil penelitian tersebut dapat digambarkan

bahwa di Desa Selebung tingkat pendidikan

yang rendah akan mempengaruhi terjadinya

persalinan oleh dukun. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.12) Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik

dari orang lain maupun dari media masa,

semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat termasuk juga tentang kesehatan, dan

akan berpengaruh juga pada tingkah laku

tentang kesehatan yang akan diterapkan dalam

kehidapan sehari-hari.(8) Pendidikan juga akan

berpengaruh pada rencana pemilihan penolong

persalinan. Ibu yang pendidikannya tinggi

akan memilih penolong persalinannya oleh

tenaga kesehatan, sementara ibu dengan

tingkat pendidikan rendah akan cenderung

memilih persalinan ditolong oleh dukun. Ibu-

ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah

apalagi ditunjang dengan kemiskinan akan

mengalami keterbatasan kekuasaan dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

proses kehamilan dan persalinannya.(12)

Selanjutnya diperoleh data bahwa ibu

yang paling banyak melahirkan di dukun

adalah ibu-ibu yang tidak bekerja atau ibu

rumah tangga (IRT) yang didapat sebanyak

60,0%. Karena banyaknya ibu yang tidak

bekerja sehingga secara langsung akan

mempengaruhi tingkat penghasilannya setiap

bulan. Pekerjaan akan berpengaruh langsung

terhadap penghasilan keluarga setiap bulan,

rendahnya pendapatan keluarga setiap

bulannya serta tingginya biaya persalinan oleh

tenaga kesehatan menyebabkan kebanyakan

ibu-ibu yang akan melahirkan memilih dukun

sebagai penolong persalinannya. Biaya

pelayanan yang diberikan oleh bidan desa

untuk membantu persalinan lebih besar dari

pada penghasilan ibu rumah tangga miskin

dalam satu bulan. Disamping itu, biaya

tersebut harus dibayar tunai, sebaliknya

pembayaran secara uang tunai terhadap dukun

lebih rendah dan selain itu bisa diganti dengan

barang.(2)

Pendapat ibu yang mengatakan bahwa

faktor kultur budaya merupakan penyebab ibu

melakukan persalinan di dukun dan hasilnya

diperoleh sebanyak 73,3%. Adanya tradisi

turun temurun dalam keluarga yang biasa

melahirkan di dukun menjadi alasan utama, di

samping itu pola pengambilan keputusan

dalam keluarga yang cenderung di dominasi

oleh orang tua/mertua ikut menunjang

Page 6: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

161 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 156 -163

terjadinya persalinan dukun. Keadaan ini erat

kaitannya dengan karakteristik yang dimiliki

oleh responden seperti tingkat pendidikan

yang relatif masih rendah, pekerjaan yang

dominan tidak bekerja serta penghasilan yang

masih rata-rata rendah, hal ini menyebabkan

para ibu tersebut mengalami keterbatasan

kekuasaan dalam menentukan keputusannya

termasuk yang berkaitan dengan proses

kehamilan dan persalinan. Pasangan-pasangan

suami istri yang menikah muda yang masih

menggantungkan hidup kepada orang tuanya,

akan cenderung menyerahkan urusan

kehamilan dan persalinan. tersebut kepada

orang tua yang dianggap lebih berpengalaman

dalam hal tersebut. Di samping hal-hal yang

telah diuraikan di atas, kehidupan beragama

yang masih kuat terutama di daerah pedesaan

melarang/tidak membenarkan pemeriksaan

kandungan apalagi pertolongan persalinan

dilakukan oleh dokter atau paramedis laki-laki,

keadaan ini menyebabkan masyarakat lebih

memilih dukun sebagai penolong persalinan

mereka. Rasa takut untuk masuk rumah sakit

juga masih melekat pada kebayakan kaum

perempuan sehingga mereka tetap memilih

dukun sebagai penolong persalinan meskipun

dengan resiko yang sangat tinggi, mereka

beranggapan kalaupun terjadi kematian pada

anak maupun ibu ketika melakukan persalinan

mereka terima sebagai musibah yang

ditentukan oleh Tuhan.(1,2)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

data sebanyak 56,7% memiliki lokasi tempat

tinggal yang jauh/terpencil dari fasilitas

pelayanan kesehatan baik Poskesdes ataupun

Puskesmas. Lokasi tempat tinggal yang berada

di tengah persawahan atau di tengah

perkebunan menyebabkan sulitnya mengakses

ke jalan raya, ditambah lagi dengan kondisi

jalan masuk antar dusun dan jalan menuju ke

pusat desa yang rusak membuat ibu-ibu yang

akan melahirkan sering kali terlambat

mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.

Tidak tersediannya sarana transportasi

semakin mempersulit keadaan, apalagi bila

proses persalinan tersebut terjadi pada malam

hari akibatnya ibu-ibu yang akan melahirkan

mau tidak mau harus menggunakan dukun

sebagai penolongnya dimana keberadaan

dukun tersebut berada di tengah-tengah

mereka.(12) Salah satu penyebab keterlambatan

ibu bersalin mendapatkan pelayanan yang

tepat adalah akibat jarak tempat tinggal yang

tidak terjangkau dan jauh dari pusat kesehatan,

kurangnya sarana transportasi menyebabkan

ibu hamil memilih persalinannya di rumah

dengan dibantu oleh dukun.(2)

Diperoleh data sebesar 63,3% yang

menyatakan pelayanan yang diberikan oleh

dukun lebih baik jika dibandingkan dengan

pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan. Hal tersebut secara langsung akan

berpengaruh pada tingginya angka pertolongan

persalinan yang dilakukan oleh dukun.

Ketelatenan yang diberikan oleh dukun

dalam merawat ibu mulai dari ngidam sampai

ia melahirkan lebih mempererat ikatan batin

antara si ibu dengan dukun, dukun juga

Page 7: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

Faktor Predisposisi Terjadinya Persalinan Dukun............. 162

dianggap lebih sabar dalam menunggu si ibu

melalui proses persalinan, sentuhan tangan

dukun dapat mengurangi rasa nyeri yang

dialami akibat proses pembukaan servik.

Perawatan yang diberikan oleh dukun terhadap

ibu tidak hanya terbatas pada saat hamil dan

melahirkan saja tapi juga berlanjut terus

sampai 7-10 hari pasca persalinan (sampai tali

pusat terlepas). Selama proses persalinan

berlangsung dukun menunggui si ibu dengan

sabar, setelah persalinan selesai dukun

membantu membersihkan ibu dan bayinya,

membersihkan ari-ari, bahkan menemani ibu

dan anggota keluarga yang lain untuk

beristirahat dan memulihkan diri setelah

proses persallinan yang melelahkan. Selain itu

dukun juga mempunyai berbagai mantra yang

biasanya digunakan untuk melindungi si ibu

dan bayinya dari gangguan baik yang bersifat

fisik maupun non fisik.

Keadaan ini berbanding terbalik dengan

pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan, bidan biasanya hanya memberikan

pelayanan pada saat ibu masih berada di

pasilitas kesehatan, selanjutnya petugas

kesehatan tidak bersedia memberikan

pelayanan setelah ibu meninggalkan fasilitas

pelayanan bahkan tidak mau datang meskipun

dia dipanggil.(1) Tingginya angka persalinan

ditolong oleh dukun disebabkan juga karena

langkah antipati masyarakat khususnya ibu

hamil karena kurang baiknya pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan terutama

bidan, keadaan ini disebabkan oleh beberapa

factor antara lain (2)

a. Bidan desa usianya terlalu muda dan

kebanyakan belum menikah sehingga

berpengaruh pada kurang baiknya praktek

kebidanan yang diberikan

b. Pendidikan kota memberikan dampak

bahwa bidan desa lebih menyenangi

kehidupan di Kota dari pada tempat

terpencil seperti desa. Keadan ini

menyebabkan ketidak harmonisan

hubungan antara masyarakat dengan bidan

desa, maupun dukun bayi dengan bidan

sebagai pendatang baru

Hasil FGD yang telah dilaksanakan pada

penelitian ini diperoleh bahwa tingginya

persalinan dukun yang terjadi di Desa

Selebung dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah karena faktor kultur

budaya, lokasi daerah tempat tinggal serta

pelayanan dukun yang dianggap masih lebih

baik di banding pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan/bidan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan Umur ibu yang terbanyak

kurang dari 20 tahun, pendidikan yang paling

banyak berpendidikan SD, pekerjaan paling

banyak tidak bekerja (IRT) dan jumlah paritas

paling banyak adalah 2-4 kali. Kebanyakan ibu

berpendapat bahwa kultur budaya

mempengaruhi terjadinya persalinan di dukun.

Tradisi dalam keluarga yang biasa melakukan

persalinan di dukun serta pola pengambilan

keputusan dalam keluarga yang lebih

didominasi oleh orang tua/mertua menjadi

salah satu alasannya. Ibu yang melahirkan ke

Page 8: WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIK DAREK KABUPATEN …nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-AeZBXPWaDT6tiC7T.pdf · Data primer diperoleh melalui proses wawancara menggunakan kuesioner

163 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 156 -163

dukun lebih banyak memiliki daerah tempat

tinggal yang jauh sehingga sering terlambat

mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Ibu

lebih banyak menyatakan bahwa pelayanan

dukun lebih baik dibanding pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan sebagai

penyebab tingginya persalinan oleh dukun.

Hasil FGD didapatkan gambaran bahwa

beberapa penyebab terjadinya persalinan di

dukun di Desa Selebung diantaranya adalah

karena faktor kultur budaya dimana tradisi

turun temurun dalam keluarga yang biasa

melahirkan di dukun, pola pengambilan

keputusan dalam keluarga, serta agama

menjadi alasannya. Disamping itu lokasi

tempat tinggal yang jauh dari fasilitas

pelayanan kesehatan, serta pelayanan dukun

yang dianggap lebih baik dari pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan.

SARAN

Tenaga kesehatan khususnya bidan desa

hendaknya lebih pro aktif dan lebih gencar

dalam melakukan pendekatan kepada

masyarakat termasuk juga dengan tokoh

agama, tokoh masyarakat termasuk juga

dengan dukun beranak. Kemitraan antara

dukun dengan bidan perlu ditingkatkan lagi

sehingga dengan demikian lambat laun

tingginya persalinan dukun yang terjadi di

desa Selebung bisa diturunkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Bersama ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada semua pihak yang

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini

mulai dari saat persiapan sampai selesainya

penelitian ini, khususnya kepada ibu bidan

desa dan Puskesmas Aik Darek. Kepada

pihak-pihak lain yang juga turut membantu

dalam penelitian ini penulis juga mengucapkan

terimakasih. Semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kita semua khususnya

Puskesmas Aik Darek, sehingga bisa menjadi

bahan rujukan untuk pelaksanaan program di

Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA :1. Depkes RI, 2007. Hasil Survei Dasar

Kesehatan Indonesia/SDKI. Jakarta2. Depkes RI, 2010. Hasil Riset Keshatan

Dasar/Riskesdas. Jakarta3. Dikes Lombok Tengah, 2013. Laporan PWS

KIA4. Dikes NTB, 2008. Pedoman Pelaksanaan

Kelas Ibu5. Depkes RI, 1992. Pedoman Supervisi Dukun

Bayi, Dinas Kesehatan NTB.6. Pemda Loteng, 2010. Profil Desa, Dinas

Pemberdayaan Masyarakat Desa(PMD) Lombok Tengah

7. Manuaba,1998. Penyakit KB dan Kandunganuntuk Pendidikan Bidan. EGC Jakarta.

8. Sugiarto A, 2003. Pengaruh TingkatPendidikan Ibu terhadap RencanaPemilihan Penolong Persalinan.Program Studi Kedokteran UniversitasSebelas Maret Surakarta.

9. Haerani, 2009. Hubungan TingkatPengetahuan Ibu Tentang PenolongPersalinan Tenaga Kesehatan danNon Tenaga Kesehatan. Skripsi

10. Anggorodi, R. Dukun Bayi dalamPersalinan Masyarakat Indonesia

11. Agustini, 2009. Hubungan KemitraanDukun Dengan Peningkatan CakupanPersalinan, Skripsi

12. Engender Health, 2002. COPE forMaternal Health Service. A Processand Tools for Improving Quality ofMaternal Health Service. New York

13. Hartono D, dkk, 1999. Akses terhadapPelayanan Kesehatan Reproduksi.Jakarta.: Marinalon