Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS KESAMAPTAAN JASMANI PRAJURIT
DI LINGKUNGAN AKADEMI MILITER MAGELANG
Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat sarjana S2/gelar program Magister Pada program Magister Manajemen
STIE WIDYA WIWAHA
Diajukan Oleh :
SAMBAS BURHANUDIN NIM: 161203201
Kepada
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA 2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
Tesis
ANALISIS KESAMAPTAAN JASMANI PRAJURIT
DI LINGKUNGAN AKADEMI MILITER MAGELANG
Diajukan Oleh :
SAMBAS BURHANUDIN NIM : 161203201
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal : 11 April 2018
Dosen Penguji I
Drs.John Suprihanto,MIM,Ph.D
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Dessy Isfianadewi, SE.,MM Drs. Muhammad Subkhan, MM
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Magister
Yogyakarta, April 2018
Mengetahui, PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis dengan judul :
ANALISIS KESAMAPTAAN JASMANI PRAJURIT
DILINGKUNGAN AKADEMI MILITER MAGELANG
Dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi Magister Manajemen pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta,sejauh yang saya
ketahui bukan merupakan tiruan atau berasal dari Tesis yang sudah dipublikasikan
dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan kesarjanaan di lingkungan STIE
Widya Wiwaha maupun diperguruan Tinggi manapun,kecuali bagian yang
bersumber informasi dicantumkan sebagai mana mestinya.
Yogyakarta, April 2018
SAMBAS BURHANUDIN NIM : 161203201
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga telah dapat diselesaikan tesis Magister Manajemen STIE
Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini, oleh karena itu diucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :
1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen STIE
Widya Wiwaha Yogyakarta
2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE., MM selaku pembimbing I yang telah
memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
3. Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah
memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Kadepjas Akademi Militer Magelang.
7. Seluruh prajurit Akademi Militer Magelang
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak diucapkan terima kasih dan saran
terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat diharapkan.
Yogyakarta, April 2018
SAMBAS BURHANUDIN NIM : 161203201
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
ABSTRAKSI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5
D. Tujuan penelitian ....................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................ 7
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 15
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 18
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
B. Definisi Operasional ................................................................. 18
C. Sumber Data .............................................................................. 20
D. Lokasi Penelitian ............................................................. 20
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 21
F. Metode Analisis Data ............................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 25
B. Pembahasan .............................................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Hasil Tes Kesamaptaan Jasmani Militer Periode 2 Tahun 2017 di
Akademi Militer Magelang .............................................................
3
Tabel 3.1. Definisi Operasional ....................................................................... 18
Tabel 4.1. Program latihan Kesegaran “A” (Lari) Prajurit di Akademi
Militer Magelang .............................................................
28
Tabel 4.2. Peningkatan Kesamaptaan Jasmani Prajurit dilingkungan Akmil
Magelang .........................................................................................
43
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 17
Gambar 3.1 Model Miles & Hubberman (1992) ............................................. 24
Gambar 4.1. Pelaksanaan Kesegaran A .......................................................... 27
Gambar 4.2. Pelaksanaan kesegaran B-1(Pull Up)......................................... 30
Gambar 4.3. Pelaksanaan kesegaran B-2 (Sit Up) ......................................... 31
Gambar 4.4. Pelaksanaan kesegaran B-3 (Push Up) ...................................... 32
Gambar 4.5. Pelaksanaan kesegaran B-4 (Sutle Run) .................................... 32
Gambar 4.6. Chinning ..................................................................................... 33
Gambar 4.7. Modifikasi Sit Ups...................................................................... 34
Gambar 4.8. Modifikasi Push Ups................................................................... 35
Gambar 4.9. Ketangkasan Renang.................................................................... 39
Gambar 4.10. Pemeriksaan Postur tubuh ......................................................... 41
Gambar 4.11. Peningkatan Kesegaran Jamani A /B ...................................... 44
Gambar 4.12.Peningkatanketangkasan Renang militer……………………… 45
Gambar 4.13. PeningkatanPostur Tubuh…………………………………….. 46
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
ABSTRAK
Kemampuan kesamaptaan jasmani bagi setiap prajurit merupakan faktor penting dan pendukung utama baik untuk karier maupun dalam pelaksanaan tugas. Untuk itu agar kemampuan fisik prajurit dapat ditingkatkan perlu dirumuskan atau dibuat program pembinaan jasmani yang benar dan terukur yang dapat dijadikan sebagai pedoman dasar prajurit TNI Angkatan Darat yang dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun satuan. Tujuan penelitian yang ingin diperoleh berkaitan dengan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesamaptaan jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang yang dilakukann oleh Departemen Jasmani dan untuk menganalisis upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Kesamaptaan Jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
Hasilnya kegiatan dalam meningkatkan kesamaptaan jasmani prajurit di lingkungan Akademi Militer dalam rangka mendukung tugas pokok dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan penyusunan program kegiatan selalu melibatkan Departemen Jasmani dan seluruh staf terkait dengan cara rapat sebelum penyelenggaraan, Pelatih turun langsung memberikan tauladan dan motivasi, anggota berupaya meningkatkan nilai kesamaptaan setelah mendapat contoh dari Komandan satuan yang memang nilai kesamaptaan jasmaninya baik sekali, Anggota yang tidak meningkat kemampuannya, dipisahkan kemudian diadakan pembinaan khusus, terutama bagi anggota yang memiliki badan overweight/kelebihan berat badan melaksanakan lari siang atau melaksanakan lari ponco, Departemen Jasmani menekankan pentingnya kesamaptaan jasmani untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok maupun untuk karir prajurit itu sendiri, Departemen Jasmani selalu mengevaluasi program yang dilaksanakan untuk perbaikan kedepan, Departemen Jasmani melibatkan seluruh satuan dalam mengawasi jalannya program tersebut. Upaya peningkatan kesamaptaan jasmani prajurit dilingkungan Akademi Militer adalah dengan latihan dan pembinaan kesamaptaan jasmani secara bertahap, bertingkat dan berlanjut dengan penerapan program latihan yang tepat sesuai kebutuhan tugas dan menghindarkan terjadinya Cedera, mengoptimalkan peran Depjas dalam membentuk Sikap Mental yang baik dimana seorang komandan satuan Akademi Militer Magelang harus dapat memberikan penjelasan kepada anggotanya tentang sikap dan perilaku prajurit sebagai pedoman untuk menumbuhkan motivasi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas.
Kata Kunci : Kesamaptaan Jasmani
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Darat sangat tergantung
dari kemampuan para prajurit sebagai unsur utama yang mengawaki organisasi
tersebut. Sebagai unsur utama, organisasi, setiap prajurit dituntut untuk memiliki
kemampuan kesegaran jasmani yang prima dalam mengemban tugas yang
dibebankan kepadanya. Seiring dengan perkembangan lingkungan strategis dan
tantangan tugas kedepan yang menuntut penyesuaian kualitas prajurit secara terus
menerus diperlukan berbagai upaya dalam pembinaan personel untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia TNI Angkatan Darat. Departemen
Jasmani Akademi Militer (AKMIL) Magelang merupakan salah satu fungsi
khusus TNI-AD. Departemen Jasmani Akademi Militer Magelang berperan dalam
penyelenggaraan pembinaan bagi prajurit TNI AD di lingkungan Akademi Militer
Magelang yang dilaksanakan melalui pembentukan, peningkatan, pemeliharaan
dan pengujian jasmani untuk digunakan pada masa damai, Operasi Militer untuk
Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). (Torawani, 2017: 4)
Pembinaan jasmani militer akan mencapai hasil yang baik apabila tujuan
dan sasaran memenuhi tuntutan tugas, oleh karena itu sasaran pembinaan jasmani
dalam pelaksanaanya dilakukan secara sistimatis, terpadu, bertahap, bertingkat
dan berlanjut yang meliputi pembinaan Postur tubuh, kesegaran dan ketangkasan
jasmani, sehingga dapat bermanfaat bagi prajurit perorangan maupun satuan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
Proses perencanaan suatu program latihan, haruslah mengacu kepada prosedur
yang terorganisasi dengan baik, yang metodis dan ilmiah, agar program tersebut
dapat membantu prajurit untuk mencapai tingkat kesamaptaan jasmani yang
setinggi- tingginya. (Giriwijoyo, 2012 : 32)
Perencanaan program atau training plan merupakan alat yang penting
bagi pelatih untuk bisa melaksanakan program secara baik. Tanpa kemahiran
pelatih dalam menyusun suatu program latihan, maka tidak mungkin bisa
melaksanakan training secara terorganisasi dengan baik sebab kalau
perencanaannya tidak bagus, hasilnya pun tak mungkin bagus. Sebaliknya kalau
perencanaannya bagus, hasilnya pun cenderung bagus dan prestasi prajurit akan
meningkat. (Bujuklap TNI-AD Ttg Bin samapta jasmani pers TNI-AD Skep:
884/IX/1986 :26 ).
Berdasarkan latar belakang diatas, kemampuan fisik bagi setiap prajurit
merupakan faktor penting dan pendukung utama dalam pelaksanaan tugas,
demikian pula terhadap kesiapan fisik personel TNI Angkatan Darat yang setiap
saat siap digerakkan untuk kepentingan tugas, untuk itu perlu adanya upaya
pembinaan jasmani yang benar dan terukur. Agar kemampuan fisik prajurit dapat
ditingkatkan perlu dirumuskan atau dibuat program yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dasar prajurit TNI Angkatan Darat yang dapat dilaksanakan baik secara
perorangan maupun satuan.
Pada studi pendahuluan di Akademi Militer merupakan badan pelaksana
pusat bidang pendidikan di tingkat Mabesad yang bertugas menyelenggarakan
pendidikan pertama Perwira Angkatan Darat tingkat Akademik, dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
meningkatkan dan mewujudkan hasil didik yang diharapkan perlu
ditempuh melalui pendidikan, latihan dan bimbingan pengasuhan pada
pembentukan kemampuan mental, kepribadian, intelektual dan jasmani yang
samapta. Dalam kesamaptaan Jasmani prajurit, peran Departemen Jasmani sangat
besar. Kesamaptaan Jasmani prajurit ini biasanya digunakan sebagai persyaratan
untuk usul kenaikan pangkat (UKP), seleksi pendidikan, dan tes kesemaptaan
rutin. Fenomena yang dihadapi di Akademi Militer Magelang berkaitan dengan
pentingnya kesamaptaan jasmani masih ada prajurit yang dinyatakan tidak lulus.
Tes kesamaptaan Jasmani bagi prajurit di Akademi Militer Magelang,
terdiri dari tes kesegaran jasmani “A” dan kesegaran jasmani “B”,Hasil Tes
Kesamaptaan Jasmani Militer Periode 2 Tahun 2017 di Akademi Militer
Magelang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Hasil Tes Kesamaptaan Jasmani Organik Miiter Akademi Militer
Periode 2 Tahun 2017 di Akademi Militer Magelang
No Pangkat Gar A/B Renang Postur Jumlah
A
Pamen
L TL
L TL
L TL
TOTAL
1 Kolonel 24 0 24 0 24 0 24 2 Letkol 49 16 61 4 36 29 65 3 Mayor 76 40 109 7 67 49 116 B. Pama 1 Kapten 150 44 184 10 120 74 194 2 Lettu 59 4 61 2 43 20 63 3 Letda 38 13 47 4 39 12 51
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
No Pangkat Gar A/B Renang Postur Jumlah
Bintara L TL L TL L T L 1 Peltu 8 16 22 2 11 13 24 2 Pelda 41 25 59 7 20 46 66 3 Serma 103 30 124 9 86 47 133 4 Serka 110 24 129 5 59 75 134 5 Sertu 159 19 167 11 130 48 178 6 Serda 67 43 101 9 37 73 110 D Tamtama 1 Kopka 65 62 121 6 115 12 127 2 Koptu 26 15 40 1 36 5 41 3 Kopda 33 4 22 15 18 19 37 4 Praka 154 11 154 11 150 15 165 5 Pratu 61 5 62 4 154 12 66 6 Prada 14 2 14 2 12 4 16 JML 1237 373 1501 109 1057 553 1610
Sumber data : Depjas Akademi Militer Tahun 2017
Dari data di atas terlihat bahwa masih ada prajurit yang belum lulus tes
kesamaptaan jasmani. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala
Tim tenaga pendidik Departemen Jasmani Akademi Militer penyebab kurangnya
nilai kesemaptaan jasmani dikarenakan sakit, berat badan / obesitas, padatnya
kegiatan atau ada kesibukan lain sehingga menghindari program ini, kemudian
ada pula yang berada di masa persiapan pensiun (MPP).
Berdasarkan latar belakang di atas, kemampuan kesamaptaan jasmani bagi
setiap prajurit merupakan faktor penting dan pendukung utama baik untuk karier
maupun dalam pelaksanaan tugas. Untuk itu agar kemampuan fisik prajurit dapat
ditingkatkan perlu dirumuskan atau dibuat program pembinaan jasmani yang
benar dan terukur yang dapat dijadikan sebagai pedoman dasar prajurit TNI
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
Angkatan Darat yang dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun satuan.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk dilakukan penelitian berjudul
“Analisis Kesamaptaan Jasmani Prajurit di Lingkungan Akademi Militer
Magelang”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas diidentifikasi permasalahan
kemampuan Kesamaptaan Jasmani Prajurit di Akademi Militer Magelang, masih
belum optimal hal ini disebabkan dikarenakan sakit, berat badan / obesitas,
padatnya kegiatan atau ada kesibukan lain sehingga menghindari program ini,
kemudian ada pula yang berada di masa persiapan pensiun (MPP), adanya nilai
kesamapataan jasmani masih kurang sehingga masih perlu ditingkatkan dalam
rangka mendukung pencapaian tugas pokok maupun karir militer prajurit baik
dalam menjaga kebugaran, seleksi pendidikan/sekolah, kursus, maupun kenaikan
pangkat.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Mengapa kesamaptaan jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang belum
maksimal ?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kesamaptaan jasmani
Prajurit Akademi Militer Magelang ?
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin diperoleh berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kesamaptaan jasmani Prajurit Akademi Militer
Magelang yang dilakukann oleh Departemen Jasmani.
2. Untuk menganalisis upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Kesamaptaan
Jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
a. Sebagai informasi mengenai peningkatan Kesamaptaan jasmani Prajurit
Akademi Militer Magelang.
b. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti
lain yang bermaksud melakukan penelitian yang relevan dengan hasil
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk bahan informasi bagi pihak
Satuan Akademi Militer Magelang berkaitan upaya meningkatkan
kemampuan kesamaptaan jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang .
b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji dan menilai
kebijakan masa lalu serta bahan untuk menentukan kebijakan dimasa
mendatang yang berkaitan dengan kesamaptaan jasmani prajurit dalam
rangka mendukung tugas pokok maupun pencapaian karir prajurit.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesamaptaan
Dalam pola kebijakan dan pemerintahan di bawah Kementrian Hukum dan
Ham, istilah kesamaptaan tidaklah suatu yang asing didengar. Istilah ini digunakan
oleh setiap individu dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan penuh
kesiapsiagaan dalam kondisi apapun. Istilah kesamaptaan juga sering
digunakan oleh TNI dan POLRI, dalam perspektif mereka bahwa kesamaptaan
secara garis besar adalah kesiapsiagaan terhadap adanya ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG). Sehingga seluruh personil ataupun prajurit TNI
dan POLRI wajib memiliki dan memelihara kesamaptaan. Menurut asal katanya
kesamaptaan berasal dari kata:
Samapta, yang artinya siap siaga.
Kesamaptaan, yang artinya kesiapsiagaan.
Berdasarkan asal kata tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kesamaptaan
merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara
fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam,
istilah lainnya adalah “siap siaga dalam segala kondisi”. (Sujarwo, 2011:4)
Kesamaptaan yang hendaknya dimiliki oleh setiap pengemban tugas
dalam Kemenkumham dilatarbelakangi oleh adanya berbagai permasalahan yang
sering terjadi di lingkungan kemenkumham, baik permasalahan yang sifatnya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
internal maupun eksternal. Selain permasalahan tersebut kesiapsiagaan juga
dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang kondusif dan makin majunya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sesuai dengan perkembangan zaman.
Sehingga kesamaptaan mutlak dimiliki dan dipelihara oleh seluruh pengemban
tugas di Kemenkumham. (Sujarwo, 2011: 5)
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya kesamaptaan pengemban tugas
atau personil dalam bidang lain, adalah untuk meminimalisir terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan terkait dengan kinerja yang dilaksanakan. Dengan memiliki
kesiapsiagaan yang baik maka pengemban tugas maupun prajurit akan mampu
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari dalam
maupun dari luar. Sebaliknya jika kesamaptaan yang dimiliki oleh pengemban
tugas negara akan mudah sulit mengatasi adanya ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan (ATHG) di atas. Oleh karena itu kesamaptaan ini merupakan hal
yang mutlak harus dimiliki dan dipelihara oleh petugas pengemban amanah
negara. (Sujarwo, 2011: 5)
2. Kesamaptaan Jasmani
Menurut Buku Petunjuk Lapangan TNI AD tentang Pembinaan
Kesamaptaan Jasmani Personel TNI AD (Skep: 884/IX/1986) Kesamaptaan
Jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas
atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Salah satu seleksi dalam
penerimaan prajurit adalah kesamaptaan jasmani.
Banyak calon Prajurit mengalami kegagalan dalam tes kesamaptaan
jasmani karena tidak mengerti gerakan yang benar dan aturan yang harus
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
dilaksanakan. Akibatnya jumlah poin yang seharusnya dikumpulkan untuk
memperoleh bobot yang tinggi tidak tercapai.
Untuk itu perlu bagi calon prajurit melaksanakan latihan yang benar,
terarah, intensif dan berkesinambungan. Tidak cukup hanya dengan modal
semangat yang menggebu-gebu dan prestasi akademis yang tinggi. Latihan yang
salah juga dapat menimbulkan berbagai kerawanan terhadap kesehatan dan fisik
tubuh. Tetapi lebih rawan lagi bila tidak melakukan persiapan dan tidak mengerti
apa yang harus dipersiapkan. (Skep: 884/IX/1986 : 5)
Materi dalam Kesamaptaan Jasmani terdiri atas :
1) Kesegaran A = Lari sejauh 3200 m, dilakukan dengan waktu
secepatnya.
2) Kesegaran B = Terdiri dari Pull Up,Sit Up, Push Up (pelaksanaan
selama 1 menit), dan Shuttle Run (6 x 10 meter)
3) Berenang = Renang Militer berjarak 50 M.
4) Pemeriksaan Postur Tubuh = Perbandingan Tinggi dan Berat badan
serta struktur anatomi tubuh. (Perkasad/22-2/XII/2012 tgl 26 Des
2012)
Kesamaptaan Jasmani ini dilakukan untuk mengukur kemampuan fisik
setiap Prajurit. Hal ini menjadi penting karena selama menjalani tugas pokok
militer akan banyak terdapat kegiatan yang membutuhkan fisik yang prima,
sehingga hanya prajurit yang memiliki kemampuan fisik baguslah yang mampu
menjalankan tugas dengan baik. (Skep: 884/IX/1986)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Tentang Pemberlakuan Norma
Kesamaptaan jasmani dalam rangka Werving,Seldik,UKP,Uji kompetensi dan Tes
Periodik Prajurit TNI AD (Keputusan Kasad Nomor : KEP/107/IV/2013 Tanggal
3 April 2013) sebagai berikut :
1) Kategori Lulus (L).
Apabila masing-masing komponen, sub komponen dan sub-sub
komponen memenuhi nilai norma batas lulus.
2) Kategori Tidak Lulus (TL).
Apabila terdapat salah satu komponen, sub komponen atau sub-sub
komponen terdapat nilai di bawah nilai minimal.
3) Kategori Nilai Kesamaptaan Jasmani (kesegaran Jasmani + ketangkasan
Jasmani Renang Militer dasar), sbb :
a) Pria.
(1) Satpur/Banpur
(a) Lulus : Nilai 70 ke atas.
(b) Tidak lulus: Nilai 69,99 ke bawah.
(2) Non Satpur/Banpur
(a) Lulus : 65 keatas
(b) Tidak lulus: 64,99 kebawah
b) Wanita.
(1) Lulus : 65 keatas.
(2) Tidak lulus : 64,99 kebawah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
3. Kesegaran Jasmani
a. Pengertian Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani berkaitan dengan kesehatan ketika aktivitas fisik
dapat dilakukan tanpa kelelahan berarti. Menurut pusat pengembangan kualitas
jasmani Departemen Pendidikan Nasional (2002) kesegaran jasmani
didefinisikan sebagai kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. (Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 12)
Dari segi fisiologi kerja fisik unsur kesegaran jasmani dapat dibagi
menjadi dua yaitu: (1) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
fisik, dan (2) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
olahraga. Unsur kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
meliputi: daya tahan paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan,
komposisi tubuh.Unsur kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan meliputi: kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan,
koordinasi, dan kecepatan reaksi. Kesegaran jasmani sangat penting bagi
prajurit di satuan. Karena merupakan sasaran yang strategis dalam upaya
meningkatkan kualitas kesehatan dan vitalitas prajurit. (Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 13)
Pada dasarnya kesegaran jasmani sama dengan kebugaran jasmani,
dalam bahasa inggris physical fitnes yang meliputi tiga istilah yaitu kesegaran
jasmani, kebugaran jasmani dan kesemaptaan jasmani. definisi kesegaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
jasmani secara tepat merupakan hal yang rumit dan kompleks.(Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 13)
Menurut Giriwijoyo (2012:31) menyatakan kesegaran jasmani adalah
derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk
dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan. Kesegaran jasmani adalah
taraf kemampuan dan ketahanan kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas
dalam waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Kesegaran jasmani berfungsi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Kesegaran jasmani dapat berfungsi sebagai pengembangan kesanggupan kerja
bagi siapapun, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik tanpa kelelahan
berarti.
Kesegaran jasmani mempunyai fungsi berarti bagi seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas hidupnya, juga kesegaran jasmani berfungsi bagi
seseorang dalam pengabdiannya kepada masyarakat, khususnya bagi pelajar
dalam menyelesaikan studinya. Fungsi kesegaran jasmani menjadi jelas, karena
sukar mencapai prestasi yang baik, tanpa disertai jasmani yang segar dalam
semua mata pelajaran akan mewujudkan suatu hasil akhir yang memuaskan.
(Giriwijoyo, 2012 : 32)
b. Evaluasi Kesegaran Jasmani
Menurut Buku Petunjuk Lapangan TNI AD tentang Pembinaan
Kesamaptaan Jasmani Personel TNI AD (Skep: 884/IX/1986), Di lingkungan
Akademi TNI, kesegaran jasmani merupakan suatu hal yang dituntut untuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
selalu prima. Hal ini salah satunya adalah ditunjukkan dengan pelaksanaan
evaluasi aspek jasmani yang dilakukan secara rutin/berkala.
Evaluasi Aspek Jasmani adalah untuk mengukur tingkat kemampuan
jasmani sebagai bagian dari pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan. (Skep: 884/IX/1986)
1) Unsur yang Dievaluasi.
Unsur-unsur yang dijadikan sebagai bahan evaluasi berkaitan dengan
kesegaran jasmani adalah sebagai berikut:
a) Postur Tubuh
Postur tubuh Prajurit, yaitu postur yang menunjukkan sikap, gerak dan
bentuk tubuh yang harmonis, tegap dan kokoh, sehingga menunjukkan
wibawa lahiriah sebagai Taruna/Taruni. Unsur-unsurnya adalah sikap,
gerak, bentuk tubuh dan struktur anatomi.
b) Kesegaran Jasmani.
Menunjukkan tingkat kemampuan jasmani dalam mengatasi dan
menyelesaikan tugas-tugas fisik dengan balk tanpa mengakibatkan
kelelahan yang berarti. Unsur-unsurnya adalah kekuatan, daya/ tenaga,
kecepatan, daya tahan, kelincahan, ketepatan, koordinasi, keseimbangan
dan kelenturan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
c) Evaluasi Fisik
Evaluasi fisik yaitu kegiatan mengukur dan menilai yang menunjukkan
tingkat keadaan dan kesanggupan serta kemampuan Prajurit dengan
semua organnya dalam mengatur sikap dan gerak dalam mengatasi dan
menyelesaikan pekerjaan jasmani. Unsur-unsurnya adalah kondisi daya
kemampuan gerak, kondisi kemampuan perkembangan gerak yang
dimiliki dan kondisi daya penyesuaian terhadap gerakan yang telah
diajarkan.
d) Ketangkasan Jasmani
Ketangkasan jasmani yaitu menunjukkan kecakapan dalam mengatur
gerak untuk menguasai macam dan bentuk gerakan baik yang bersifat
umum, maupun yang khusus dengan cepat dan tepat. Unsur-unsurnya
adalah daya kemampuan gerak, perkembangan kemampuan gerak yang
dimiliki, daya penyesuaian terhadap gerakan yang baru dilihat/diajarkan
dan Kecakapan khusus.
2) Teknik dan Bentuk Evaluasi.
a) Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi
aspek jasmani, adalah sebagai berikut:
(1) Teknik non tes untuk evaluasi postur tubuh.
(2) Teknik tes untuk evaluasi kesegaran jasmani, evaluasi fisik dan
ketangkasan jasmani.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
b) Bentuk Evaluasi.
(1) Evaluasi Postur Tubuh.
Evaluasi postur tubuh dilaksanakan dengan teknik non tes dalam
bentuk observasi dengan menggunakan ceklis„ dimana hasil
penilaiannya digunakan sebagai bahan penilaian postur secara
keseluruhan dan tidak dalam bentuk nilai yang diperhitungkan
sebagai prestasi hasil belajar. Ceklis evaluasi postur menyesuaikan
dengan Bujuknik tentang Binjas TNI.
(2) Evaluasi Kesegaran Jasmani.
Evaluasi kesegaran jasmani dilaksanakan dengan teknik tes dalam
bentuk tes kesegaran 'A' dan tes kesegaran 'B' yang pelaksanaannya
berdasarkan ketentuan yang diberlakukan, nilai tes kesegaran
jasmani ini merupakan nilai murni kesegaran jasmani. Daftar
penilaian menyesuaikan dengan Bujuknik tentang Binjas TNI.
(3) Evaluasi Fisik.
Evaluasi fisik dilaksanakan dengan teknik tes dalam bentuk
ketangkasan dengan materi-materi: berenang, kecakapan mengatasi
halang rintang (beberapa rintangan wanita tidak melaksanakan),
ketahanan mars dan kecepatan mars.
(4) Evaluasi Ketangkasan Jasmani.
Evaluasi ketangkasan jasmani dilaksanakan dengan teknik tes
dalam bentuk tes ketangkasan dengan materi-materi pelajaran
ketangkasan jasmani.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
B. Penelitian Terdahulu
Torawani, 2017, Dalam penelitian ini diketahui bahwa peran Danton untuk
meningkatkan pembinaan jasmani peletonnya dalam rangka mendukung tugas
pokok dapat disimpulkan yaitu, Satuan Peleton Infanteri merupakan unsur
terdepan bagi Batalyon Infanteri dalam mengatasi berbagai konflik didaerah untuk
pengamanan dan tugas-tugas di daerah Operasi, sehingga untuk mengatasi dan
mengantisipasi tugas yang datang secara mendadak maka harus didukung oleh
kemampuan fisik yang baik. Pembinaan kemampuan jasmani harus dilaksanakan
secara terus menerus dan tidak boleh berhenti karena kesemaptaan jasmani
mempunyai sifat tidak tetap artinya apabila dilatih akan mengalami peningkatan
tetapi apabila tidak dilatih akan mengalami penurunan. Kesiapan dan kemampuan
jasmani yang baik hanya dapat diperoleh dengan latihan dan pembinaan
kesemaptaan jasmani secara bertingkat, bertahap dan berlanjut dengan penerapan
program latihan yang tepat sesuai kebutuhan tugas dan menghindarkan terjadinya
cidera yang fatal bagi prajurit itu sendiri.”
Subagyo, 2012, Penelitian ini memberikan wawasan bahwa dalam
meningkatkan kemampuan fisik prajurit TNI Angkatan Darat diperlukan program
yang efektif dan efisien, sehingga setiap satuan di jajaran TNI Angkatan Darat
bisa melaksanakan pembinaan fisik secara terprogram. Pembinaan jasmani
militer akan mencapai hasil yang baik apabila tujuan dan sasaran memenuhi
tuntutan tugas, oleh karena itu sasaran pembinaan jasmani dalam pelaksanaanya
dilakukan secara sistimatis, terpadu, bertahap, bertingkat dan berlanjut yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
meliputi pembinaan Postur tubuh, kesegaran dan ketangkasan jasmani, sehingga
dapat bermanfaat bagi prajurit perorangan maupun satuan. Proses perencanaan
suatu program latihan, haruslah mengacu kepada prosedur yang terorganisasi
dengan baik, yang metodis dan ilmiah, agar program tersebut dapat membantu
prajurit untuk mencapai tingkat kesamaptaan jasmani yang setinggi- tingginya.
Tanpa kemahiran pelatih dalam menyusun suatu program latihan, maka tidak
mungkin bisa melaksanakan training secara terorganisasi dengan baik sebab kalau
perencanaannya tidak bagus, hasilnya pun tak mungkin bagus.
C. Kerangka Konsep
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan Kesamaptaan
Jasmani Prajurit di Akademi Militer Magelang, yang mana kondisi kesamaptaan
jasmani anggotanya masih belum optimal. Sehingga dapat dirumuskan suatu
upaya peningkatan kesamaptaan jasmani dalam rangka mendukung pencapaian
tugas pokok maupun karir militer prajurit baik dalam menjaga kebugaran, seleksi
pendidikan/sekolah, kursus, maupun kenaikan pangkat.
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran
Sumber : Buku Petunjuk Lapangan TNI AD (Skep: 884/IX/1986)
Kondisi kesamaptaan prajurit blm optimal
Padatnya giat satuan Lat blm terukur & terarah
Kesamaptaan Jasmani
Kemampuan Prajurit
Meningkat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data yang
dibutuhkan dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode ilmiah berarti suatu
kegiatan yang dilakukan dan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris dan sistematis. (Sugiyono, 2008 : 213)
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengkaji perspektif
partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian
kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut
pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif
tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci. (Sugiyono, 2008 : 213)
Tabel 3.1.
Daftar Pertanyaan
Variabel Indikator Item Pertanyaan Kesamaptaan Jasmani
Kesamaptaan Jasmani ini dilakukan untuk mengukur kemampuan fisik setiap Prajurit. Hal ini menjadi penting karena selama menjalani tugas pokok militer akan banyak terdapat kegiatan yang membutuhkan fisik yang prima, sehingga hanya
1. Dalam rangka meningkatkan kemampuan kesamaptaan jasmani anggota program/ metode apa yang telah Departemen Jasmani laksanakan selama ini?
2. Apakah dalam perencanaan kesamaptaan jasmani melibatkan seluruh staf dan komandan satuan bawahan?
3. Sejauhmana program tersebut
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
Variabel Indikator Item Pertanyaan prajurit yang memiliki kemampuan fisik baguslah yang mampu menjalankan tugas dengan baik. (Skep: 884/IX/1986) Metodenya:
dapat dijalankan? Dan bagaimana respon saudara? Apakah saudara ikut melaksanakan program tersebut secara sungguh sungguh?
4. Setelah program tersebut dilaksanakan apakah ada peningkatan yang signifikant terhadap kemampuan samapta jasmani saudara?
5. Dalam pelaksanaan program tersebut apakah departemen jasmani mendampingi langsung sambil mengawasi pelaksanaannya atau hanya mempercayakan kepada staf /komandan satuan bawah?
6. Apa yang Departemen Jasmani terapkan terhadap anggota yang mengalami kenaikan kemampuan maupun terhadap anggota yang tidak naik kemampuan kesemaptaan jasmaninya?
7. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer Magelang ?
Kesegaran A = Lari sejauh 3200 m, dilakukan dengan waktu secepatnya.
Kesegaran B = Terdiri dari Pull Up, Sit Up, Push Up (pelaksanaan selama 1 menit), dan Shuttle Run (6 x 10 meter) Berenang = Renang Militer berjarak 50 M Pemeriksaan Postur Tubuh = Perbandingan Tinggi dan Berat badan serta struktur anatomi tubuh
Sumber : (Skep: 884/IX/1986 : 5)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
B. Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sumbernya adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
dan dalam bentuk mentah (belum jadi), sehingga memerlukan pengolahan
untuk menarik kesimpulannya. Data primer dalam penelitian ini sumbernya
adalah dari responden yang diteliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, sehingga
siap untuk digunakan. Dalam penelitian ini, data sekunder adalah data berupa
informasi dari pihak prajurit di Akademi Militer Magelang yang terkait dengan
penelitian ini.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Militer Magelang. Subyek
penelitian ini adalah 1 orang Perwira Menengah, 2 orang Perwira Pertama,dan
2 orang bintara dan 2 orang berpangkat tamtama, jadi total sejumlah 7 orang di
Akademi Militer Magelang.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini maka digunakan metode
sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap
objek penelitian. Teknik yang digunakan adalah:
a. FGD (Focus Group Discussion)
FGD merupakan suatu teknik pengumpulan data dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna
intersubjektif yang sulit dimaknakan sendiri oleh peneliti karena
dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti. Fokus dalam FGD adalah
fenomena yang dirasakan banyak orang, atau pemunculannya dilakukan
oleh banyak orang, dan melibatkan banyak orang serta fenomenanya
berlangsung diantara banyak orang (Bungin, 2012).
Pelaksanaan FGD kepada sejumlah 7 orang narasumber dalam hal ini
adalah prajurit di Akademi Militer Magelang yang terdiri dari :
1) 1 orang Perwira Menengah
2) 2 orang perwira pertama
3) 2 orang prajurit berpangkat bintara
4) 2 orang prajurit berpangkat Tamtama.
b. Observasi dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan kesamaptaan
jasmani anggota.
c. Dokumentasi yaitu mendapatkan data tertulis yang dibutuhkan, yang
berasal dari dokumen dan catatan-catatan prajurit di Akademi Militer
Magelang yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
E. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan, sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2008 : 214)
Analisis data penelitian merupakan bagian penting dalam proses
penelitian, karena dengan analisis data yang ada akan terlihat manfaat penelitian
terutama dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian.
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami dan kesimpulan dapat diambil
secara tepat dan sistematis.
Informasi atau data yang berhasil dikumpulkan dari responden
merupakan pertanyaan berupa kalimat atau data kualitatif. Pada umumnya analisis
kualitatif terhadap data dapat dilakukan dengan tahap-tahap: menyeleksi,
menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan
gejala secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesimpulan makna
hasil analisis.
Dalam melakukan penelitian mengenai Analisis kesamaptaan jasmani
prajurit di lingkungan Akademi Militer Magelang dilakukan dengan metode
analisis data kualitatif. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles
& Hubberman (1992) yang meliputi :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan
berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan
sebagainya.
2. Reduksi data
Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan
dan membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari
penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini
merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan, membuat
dan sekaligus dapat dibuktikan.
3. Penyajian data
Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan
tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang
terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan
pemahaman.
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi
makna yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara
mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,
konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat melalui
hukum-hukum empiris.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
Gambar 3.1
Model Miles & Hubberman (1992)
Sumber : Model Miles & Hubberman (1992)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Keberhasilan pelaksanaan tugas TNI Angkatan Darat, prajurit Akademi
Militer Magelang sangat tergantung dari kemampuan para prajurit sebagai unsur
utama yang mengawaki organisasi tersebut. Sebagai unsur utama, organisasi,
setiap prajurit dituntut untuk memiliki kemampuan kesegaran jasmani yang prima
dalam mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Seiring dengan
perkembangan lingkungan strategis dan tantangan tugas kedepan yang menuntut
penyesuaian kualitas prajurit secara terus menerus diperlukan berbagai upaya
dalam pembinaan personel untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
TNI Angkatan Darat.
Berikut ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai peningkatan
kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer Magelang:
1. Kegiatan Kesegaran “A” Bagi Prajurit Akademi Militer Magelang
Kegiatan kesegaran “A” bagi Prajurit Akademi Militer Magelang
berdasarkan Bujuknis tentang pembinaan kesamaptaan jasmani personel TNI-
AD (Skep:884/IX/1986) meliputi kegiatan :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
a. Perencanaan :
Kesegaran “A” adalah baterai test yang materinya berupa lari dengan
menempuh jarak sejauh 3200 m, dengan tempuhan waktu secepat cepatnya.
Ketentuan :
1) Sebelum kegiatan lari dilaksanakan,supaya tidak terjadi hal- hal yang tidak
diinginkan para peserta lari wajib diadakan pengecekan Tensi darah oleh
petugas medis,agar masing-masing peserta lari diketahui kondisi kesehatan
tubuhnya masing-masing saat itu.jika ternyata dari peserta ada yang
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk mengikuti kegiatan, maka
pihak testor tidak akan melaksanakan pengetesan terhadap yang
bersangkutan.
2) bagi peserta yang dinyatakan memenuhi syarat untuk melaksanakan
kegiatan, selanjutnya melaksanakan pemanasan.
b. Pelaksanaan
Peran Departemen Jasmani sangat penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Akademi Militer Magelang khususnya. Depjas
Akademi Militer Magelang merupakan salah satu fungsi khusus yang berperan
dalam penyelenggaraan pembinaan bagi kesamaptaan jasmani prajurit Akademi
Militer Magelang yang dilaksanakan melalui pembentukan, peningkatan,
pemeliharaan dan pengujian jasmani untuk digunakan pada masa damai,
Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang
(OMSP).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
Narasumber Perwira Akademi Militer Magelang sebagai narasumber
dalam kesempatan wawancara bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan
kesegaran “A” bagi anggota, program/metode apa yang telah di laksanakan
selama ini, beliau menyampaikan :
“Dalam rangka meningkatkan kemampuan kesamaptaan jasmani ,khususnya materi kesegaran”A” yaitu lari, Depjas telah membuat program lari untuk meningkatkan kemampuan daya tahan dan kecepatan.”
Prajurit Tamtama juga menambahkan seperti cuplikan wawancara dibawah
ini:
“Program lari yang dilaksanakan secara bertahap 5 km, 7 km, 10 km tiap hari selasa, kamis dan jumat dan juga dilaksanakan Program lari interval yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari”.
Dalam wawancara tersebut disampaikan bahwa program Kesegaran “A” yaitu
Lari sejauh 3200 m, dilaksanakan seminggu sekali setiap hari sabtu dalam
rangka pengambilan data waktu untuk mengetahui peningkatan kemampuan
larinya.
Gambar 4.1.
Pelaksanaan Kesegaran A
Sumber : Data Primer, 2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
c. Pengawasan :
Pengawasan kegiatan program latihan Kesegaran “A” (Lari) Prajurit di
Akademi Militer Magelang, dilakukan dengan standar penilaian sebagai
berikut :
Tabel 4.1.
Program latihan Kesegaran “A” (Lari) Prajurit
di Akademi Militer Magelang
MINGGU
LARI WAKTU
(MENIT)
FREKWENSI/
MINGGU JARAK/ LARI/JALAN
I 3220 LARI 16:30 3 II 4025 LARI 25:00 3
III 4025 LARI 23:00 3 IV 4025 LARI 20:00 3 V 4830 LARI 29:00 3
VI 4830 LARI 25:00 3 VII 4830 LARI 22:00 3 VIII 5635 LARI 30:00 3
IX 5635 LARI 25:00 3 X 5635 LARI 22:00 3
Sumber : Data diolah, 2018
Latihan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki akan menghasilkan
peningkatan kemampuan, apabila dilakukan secara teratur dan kontinyu.
Sebaliknya apabila dilakukan dengan tidak teratur tidak menjamin akan
keberhasilan. Untuk mendapatkan kontinyuitas dan keteraturan diperlukan
ulangan latihan dalam sirkulasi waktu tertentu yang disebut frekwensi ulang
latihan. Selanjutnya aplikasi dalam melaksanakan latihan jasmani perlu
dikenal jenis latihan yang akan dilakukan dan diukur berat ringannya
(intensitas) yang digunakan untuk disesuaikan, kemudian berapa kali
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
dilakukan dalam 1 minggu atau 1 bulan untuk jenis dan dosis materi latihan
yang bersangkutan.
2. Kegiatan Kesegaran “ B” Bagi Prajurit Akademi Militer Magelang
a. Perencanaan Kegiatan
Kegiatan kesegaran “B” bagi Prajurit Akademi Militer Magelang
meliputi kegiatan :
1) Bagi Pria
Baterai test kesegaran “B” terdiri dari :
a) Pull up selama 1 menit, dengan capaian hasil gerakan sebanyak
banyaknya, gerakannya adalah :
(1) Sikap awal menggantung pada palang dengan sikap telapak
tangan menghadap kedepan, ibu jari dibawah palang.
(2) Badan, kedua kaki dan siku lurus
(3) mengangkat tubuh dengan kekuatan lengan sampai dagu
melewati palang.
(4) Gerakan selanjutnya turun menggantung seperti sikap awal.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
Gambar 4.2.
Pelaksanaan kesegaran B-1(Pull Up)
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
b) Sit ups selama 1 menit, dengan capaian hasil gerakan sebanyak
banyaknya. Gerakannya adalah:
(1) Sikap awal berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk 90
derajat telapak kaki merapat ke matras dan lutut berjarak
kurang lebih 20 cm
(2) Kedua tangan diletakkan dibelakang kepala dengan jari dianyam
(3) Kedua kaki testee diletakkan dibawah palang dengan posisi
pergelangan kaki mengait pada palang.
(4) Mengangkat badan hingga duduk dan membungkuk sampai
hidung menyentuh lutut kanan atau kiri, salah satu siku diantara
kedua lutut.
(5) Kemudian dengan cepat turun berbaring terlentar kembali ke
posisi awal
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
Gambar 4.3.
Pelaksanaan kesegaran B-2 (Sit Up)
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
c) Push ups selama 1 menit, dengan capaian hasil sebanyak banyaknya.
Gerakannya adalah:
(1) Sikap awal tiarap kedua tangan dibawah,kedua lengan tangan
dibengkokan disamping badan.
(2) Jarak antara kedua tangan selebar bahu, jari-jari tangan rapat
menghadap kedepan.
(3) Kedua lutut lurus dengan jari-jari bertumpu dimeja
(4) Kepala dimiringkan kekiri atau kekanan
(5) Mengangkat badan dengan meluruskan lengan,sehingga tubuh
terangkat dengan posisi kaki dan badan lurus.
(6) Gerakan selanjutnya turunkan badan dengan membengkokan
lengan sehingga tubuh turun, dada menyentuh meja, kepala
dipalingkan kekiri atau kekanan.
20 cm
90º
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
Gambar 4.4.
Pelaksanaan kesegaran B-3 (Push Up)
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
d) Sutle run
(1) Berlari menuju tonggak yang beada didepannya kemudian
berbalik ketonggak semula.
(2) Setiap melalui tonggak selalu arah silang (membuat angka 8)
(3) Gerakan lari danberbalik dilakukan secepat-cepatnya.
(4) Jumlah jarak yang ditempuh adalah 6 x 10 meter
Gambar 4.5.
Pelaksanaan kesegaran B-4 (Sutle Run)
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
10 m
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
2) Untuk wanita
a) Chinning
(1) Tinggi palang disesuaikan dengan badan testee
(2) Tangan memegang palang,telapak tangan menghadap kebelakang
(kearah badan)
(3) Kedua ibu jari ada dibelakang palang
(4) Kedua tangan lurus
(5) Sudut lengan badan sebesar 90 derajat pengukurannya disesuaikan
dengan tinggi palang
(6) Kedua kaki lurus menumpu pada lantai dengan membentuk sudut 45
derajat
(7) Menarik badan,sehingga dada menyentuh palang dagu melewati
palang.
(8) Gerakan selanjutnya rebahkan badan sehingga kembali kesikap
permulaan
Gambar 4.6.
Chinning
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
b) Modifikasi Sit Ups.
(1) Duduk kedua lutut ditekuk,telapak kaki mengait kepalang.
(2) Kedua lengan memeluk sekeliling lutut,pergelangan kaki testee
diletakan dibawah palang
(3) Melepaskan lengan,rebahkan badan sampai punggung menyentuh
matras lengan lurus disamping
(4) Gerakan selanjutnya testee mengangkat badan dengan posisi seperti
sikap permulaan
Gambar 4.7.
Modifikasi Sit Ups.
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
c) Modifikasi Push Ups.
(1) Bertumpu dengan tangan dan lutut
(2) Kedua lengan lurus,telapak tangan menekan dimeja selebar bahu dan
jari tangan mengarah kedepan untuk menahan berat badan
(3) Kedua lutut ditekuk keatas membentuk sudut 90 derajat
(4) Badan condong kedepan
(5) Paha dan badan membentuk satu garis
(6) Menekuk kedua siku lengan sehingga dagu menyentuh pada meja
kedua tungkai membentuk sudut 90 derajat.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
(7) Gerakan selanjutnya luruskan lengan sehingga badan terangkat
seperti sikap permulaan.
Gambar 4.8.
Modifikasi Push Ups.
Sumber : Data Depjas Akademi Militer, 2017
a) Sutle Run.
(1) berlari menuju tonggak yang beada didepannya kemudian berbalik
ketonggak semula.
(2) Setiap melalui tonggak selalu arah silang (membuat angka 8)
(3) Gerakan lari danberbalik dilakukan secepat-cepatnya.
(4) Jumlah jarak yang ditempuh adalah 6 x 10 meter
( gerakan sama dengan laki-laki)
Proses perencanaan suatu program latihan kesegaran B, haruslah
mengacu kepada prosedur yang terorganisasi dengan baik (well organized),
yang metodis dan ilmiah, agar program tersebut dapat membantu prajurit untuk
mencapai tingkat kesamaptaan jasmani yang setinggi-tingginya. Perencanaan
program atau training plan merupakan alat yang penting bagi pelatih untuk
bisa melaksanakan program secara “Well Organized “. Tanpa kemahiran
pelatih dalam menyusun suatu program latihan, maka tidak mungkin bisa
melaksanakan training secara terorganisasi dengan baik sebab kalau
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
perencanaannya tidak bagus, hasilnya pun tak mungkin bagus. Sebaliknya
kalau perencanaannya bagus, hasilnya pun cenderung bagus dan prestasi
prajurit akan meningkat.
Didalam merencanakan program tersebut apakah Departemen Jasmani
melibatkan seluruh staf dan komandan satuan bawahan, seperti yang
disampaikan oleh Perwira, berikut ini:
“Iya, melibatkan seluruh staf (staf terkait) dengan cara rapat koordinasi sebelum penyelenggaraan dengan seluruh staf”
b. Pelaksanaan
Prajurit Tamtama menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan
pelaksanaan kesegaran “B” dalam rangka meningkatkan kemampuan
kesamaptaan jasmani anggota khusus materi kesegaran “B”,program/ metode
apa yang telah di laksanakan selama ini sebagai berikut:
“Dengan melaksanakan program one day one training yaitu : program untuk meningkatkan kemampuan kesegaran “B” ,maka kami setiap hari melaksanakan materi kesegaran B dan dicatat dalam lembar one day one training dan ditambah dengan latihan fitness.”
Disampaikam program kesegaran jasmani “ B” terdiri dari Pull Up,Sit
Up, Push Up kemudian untuk memantaunya dilakukan program one day one
training yaitu program untuk meningkatkan kemampuan kesegaran “B”setiap
hari melaksanakan kegiatan tersebut dan dicatat dalam lembar one day one
training.
Hal senada juga disampaikan oleh Prajurit Tamtama 1 berikut ini :
“Depjas selalu koordinasi dengan staf dalam melaksanakan program meningkatkan kemampuan kesamaptaan anggota.”
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
Hal ini menunjukkan bahwa Departemen Jasmani selalu koordinasi
dengan staf dalam melaksanakan program meningkatkan kemampuan
kesamaptaan anggota untuk mendapatkan program kesemaptaan jasmani yang
baik, selain itu dengan melibatkan anggota dalam penyusunan perencanaan
program kesamaptaan jasmani ini membuat anggota menjadi sportif
menjalankan dengan sungguh-sungguh.
c. Pengawasan
Dalam membuat pengawasan program latihan kesamaptaan jasmani
prajurit di Akademi Militer Magelang perlu adanya suatu pedoman yang dapat
dijadikan dasar dari suatu latihan, sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Program latihan pembinaan kesamaptaan jasmani militer dirancang untuk
jangka waktu satu tahun (annual plan). Dalam menyusun suatu program
latihan tahunan dirancang sedemikian rupa sehingga kemampuan fisik, postur
dan ketangkasan prajurit menunjukkan perkembangan yang progresif.
Karakteristik aspek-aspek latihan di setiap tahun umumnya sama.
Selama kegiatan peningkatan kesamaptaan jasmani prajurit Peran
Departemen Jasmani sangat baik dalam memberikan contoh dan motivasi bagi
prajurit, seperti hasil wawancara kepada Perwira sebagai berikut :
“Departemen Jasmani memberikan pembelajaran dan pelatihnya memberikan contoh langsung terhadap anggota dalam melaksanakan program pembinaan untuk mengingkatkan kemampuan kesemaptaan jasmani”.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh salah satu prajurit Tamtama sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
“Kemampuan kesemaptaan jasmani para pelatih di Depjas sangat bagus dengan nilai diatas rata-rata, sehingga dapat memotivasi para anggota untuk berlatih lebih giat lagi, dengan hasil nilai Garjas yang tinggi, memotivasi para anggota akan berlomba-lomba mendapatkan hasil yang maksimal sesuai batas kemampuan’.
Kemudian kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah One day one
training yaitu pengecekan setiap hari kemampuaan kesamaptaan jasmani
anggota secara terus menerus.
3. Kegiatan Renang Bagi Prajurit Akademi Militer Magelang
a. Perencanaan
Renang yang digunakan adalah Renang militer,yang merupakan salah satu
materi ketangkasan yang harus dikuasai oleh seorang prajurit dalam rangka
mendukung tugas pokoknya, maka tiap prajurit perlu melaksanakan latihan
secara terencana dan terprogram yang dilakukan secara bertahap, bertingkat
dan berlanjut untuk membentuk,meningkatkan dan memelihara kemampuan
renang militer.
Agar diperoleh hasil optimal sesuai standar yang telah ditetapkan maka
pelaksanaan latihan/pembinaan renang harus mengacu pada suatu program
latihan dan prosedur yang terorganisasi
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan Kesamaptaan Jasmani renang
dilakukan di kolam renang Akademi Militer Magelang dan Kolam renang
soekotjo/pisangan magelang. Mengikuti siklus pembinaan kesamaptaan
jasmani renang di Akademi Militer Magelang dengan sasaran dari latihan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
renang militer dengan harapan tercapainya kemampuan renang dasar gaya dada
50 meter dan renang militer dasar dengan menggunakan pakaian PDL dengan
jarak 50 meter.
Gambar 4.9.
Ketangkasan Renang
Sumber : Data Primer, 2017
c. Pengawasan
Pada kalender kegiatan, program ketangkasan renang yang harus
dilaksanakan oleh satuan dimana masing-masing satuan melaksanakan tes
kesamaptaan jasmani periodik yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun
anggaran, dari data yang diterima oleh Departemen Jasmani Akademi Militer
Magelang bahwa laporan pelaksanaan tes kesegaran jasmani renang bagi
prajurit masih ditemukan hasil kemampuan fisiknya dibawah nilai standard
yang diberikan oleh Departemen Jasmani Akademi Militer Magelang, begitu
juga dari data hasil seleksi suatu pendidikan dari tingkat bintara hingga tingkat
perwira masih ditemukan kemampuan fisik prajurit yang tidak bisa memenuhi
syarat minimal yang telah ditentukan oleh karena itu dalam kesempatan ini
akan diuraikan tentang program latihan jasmani yang dapat di laksanakan oleh
seluruh satuan di Akademi Militer Magelang.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
Kegiatan diatas diikuti oleh anggota secara sungguh-sungguh seperti
pernyataan Perwira Akmil berikut ini :
“Program Renang dapat dilaksanakan sesuai jadwal pembinaan fisik yang telah diatur oleh satuan yaitu dalam 1 minggu dua kali dikolam renangtendean dan soekotjo,dengan program tekhnik dasar renang militer,ketahanan dan renang cepat. Respon anggota sangat antusias karena mereka sadar bahwa giat ini sangat mendukung peningkatan kemampuan anggota.”
Kesungguhan prajurit menjadi modal dalam rangka meningkatkan
kesamaptaan jasmani prajurit Akmil. Akademi Militer Magelang sangat
diperlukan suatu program yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
sehingga masing-masing satuan di jajaran Akademi militer bisa melaksanakan
pembinaan fisik prajurit terutama renang secara terprogram, sehingga dapat
mendukung tugas pokok yang semakin kedepan semakin berat, begitu juga
dihadapkan kepada tuntutan kemampuan fisik Prajurit yang samapta dapat
dipenuhi sesuai standar TNI Angkatan Darat.
4. Pemeriksaan postur tubuh.
a. Perencanaan
Pemeriksaan postur tubuh adalah pemeriksaan yang terdiri dari beberapa
item yaitu pengukuran tinggi dan berat badan, tipe tubuh, pemeriksaan kelainan
struktur anatomi, pengamatan sikap, gerak dan penampilan. Penyelenggaraan
pemeriksaan postur tubuh harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian baik
secara teknis maupun secara administrasi agar hasilnya tidak menimbulkan
kesalahan dalam penilaian dan dapat dipertanggung jawabkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
b. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan 6 bulan sekali, seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.10.
Pemeriksaan Postur tubuh
Sumber : Data primer, 2017
Prajurit TNI tidak hanya dituntut untuk mahir dalam perang atau
memiliki fisik yang kuat, tetapi juga harus mempuyai postur tubuh yang ideal.
Mengingat pentingnya postur tubuh TNI tersebut. Pemeriksaan postur tubuh
untuk prajurit Akademi Militer Magelang meliputi pengukuran tinggi badan
serta berat badan.Adapun untuk pengamatan struktur anatomi tubuh digunakan
bagi calon yang mau masuk prajurit ataupun prajurit yang sedang menjalani
seleksi untuk jenjang karier. Kegiatan tersebut merupakan jadwal dari program
kesamaptaan jasmani yang dilaksanakan bersamaan dengan test kesegaran
jasmani kegiatan pemeriksaan postur tubuh ini diadakan sebelum ataupun
sesudah pelaksanaan kegiatan test kesegaran jasmani” A” maupun “B”.Adapun
program latihan yang dilaksanakan dalam mendukung terpeliharanya postur
tubuh anggota prajurit sudah tertuang dalam program latihan peningkatan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
kesegaran “A” dan kesegaran “B”,seperti yang dikatakan perwira Departemen
jasmani yaitu :
“Dalam program pembinaan pemeliharaan postur tubuh prajurit dilingkungan Akademi militer sudah tertuang dalam program latihan peningkatan kesegaran ”A”dan“B”,didalam program peningkatan kesegaran A prajurit akan memperoleh penurunan berat badan yang tadinya over weight menjadi normal,bagi prajurit yang semula badannya kurang berotot akan menjadi berotot karena dilatihkan program latihan penguatan otot di program latihan kesegaran jasmani“B”.
c. Pengawasan
Dalam membuat pengawasan program latihan kesamaptaan jasmani
prajurit di Akademi Militer Magelang perlu adanya suatu pedoman yang dapat
dijadikan dasar dari suatu latihan dan pemeriksaan postur tubuh, sehingga
memperoleh hasil yang maksimal. Program latihan pembinaan kesamaptaan
jasmani militer dirancang untuk jangka waktu satu tahun (annual plan). Dalam
menyusun suatu program latihan tahunan dirancang sedemikian rupa sehingga
kemampuan fisik, postur dan ketangkasan prajurit menunjukkan perkembangan
yang progresif. Karakteristik aspek-aspek latihan di setiap tahun umumnya
sama.
Selama kegiatan peningkatan kesamaptaan jasmani prajurit Peran
Departemen Jasmani sangat baik dalam memberikan contoh dan motivasi bagi
prajurit, seperti hasil wawancara kepada Perwira sebagai berikut :
“Departemen Jasmani memberikan pembelajaran dan pelatihnya memberikan contoh langsung terhadap anggota dalam melaksanakan program pembinaan untuk mengingkatkan kemampuan kesamaptaan jasmani dan pemeriksaan postur tubuh”.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
Hal tersebut juga ditegaskan oleh salah satu prajurit Tamtama sebagai berikut :
“Kemampuan kesamaptaan jasmani para pelatih di Depjas sangat bagus dengan nilai diatas rata-rata, sehingga dapat memotivasi para anggota untuk berlatih lebih giat lagi, Dengan hasil nilai Garjas yang tinggi,memiliki postur tubuh yang bagus sehingga memotivasi para anggota lainnya”.
Kemudian kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah One day one
training yaitu pengecekan setiap hari kemampuaan kesamaptaan jasmani
anggota secara terus menerus, yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2.
Data Peningkatan kemampuan kesamaptaan jasmani prajurit di lingkungan
Akademi Militer setelah pembinaan.
No Pangkat Kondisi Awal Setelah Pembinaan
Gar A/B Renang Postur Gar A/B
Renang Postur
A Perwira Menengah
L TL L TL L TL L TL L TL L TL
1 Kolonel 24 0 24 0 24 0 24 0 24 0 24 0 2 Letkol 49 16 61 4 36 29 62 3 65 0 48 17 3 Mayor 76 40 109 7 67 49 111 5 115 1 97 19 B. Perwira
Pertama
1 Kapten 150 44 184 10 120 74 192 2 194 0 170 24 2 Lettu 59 4 61 2 43 20 63 0 63 0 58 5 3 Letda 38 13 47 4 39 12 51 0 51 0 48 3 C Bintara
1 Peltu 8 16 22 2 11 13 19 5 24 0 21 3 2 Pelda 41 25 59 7 20 46 58 8 64 2 51 15 3 Serma 103 30 124 9 86 47 128 5 131 2 119 14 4 Serka 110 24 129 5 59 75 134 0 134 0 97 37
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
No Pangkat Kondisi Awal Setelah Pembinaan
Gar A/B Renang Postur Gar A/B
Renang Postur
5
Sertu
L TL 159 19
L TL 167 11
L TL 130 48
L TL 178 0
L TL 178 0
L TL 170 8
6 Serda 67 43 101 9 37 73 110 0 104 6 87 23 D Tamtama 1 Kopka 65 62 121 6 115 12 105 22 127 0 125 2 2 Koptu 26 15 40 1 36 5 38 3 41 0 41 0
3 Kopda 33 4 22 15 18 19 37 0 37 0 37 0 4 Praka 154 11 154 11 150 15 165 0 165 0 165 0 4 Pratu 61 5 62 4 154 12 66 0 66 0 66 0 5 Prada 14 2 14 2 12 4 16 0 16 0 16 0
Jumlah Personil 1237 373 1501 109 1057 553 1557 53 1599 11 1440 170 Sumber data : Depjas Akademi Militer 2018
Dalam tabel tersebut terlihat bahwa hasil nilai One day one training yang
dilakukan kepada 1610 orang prajurit Akademi Militer Magelang oleh
Departemen Jasmani pada bulan Februari 2018 dengan standart nilai samampta
jasmani adalah minimal 70, telah terjadi peningkatan kesamaptaan jasmani
prajurit lebih baik lagi, namun masih ada anggota yang belum mendapatkan nilai
yang baik atau belum lulus, seperti gambar dibawah ini :
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
0
500
1000
1500
2000
Kondisi Awal SetelahPembinaan
12371557
373
53
Gambar 4.11.Peningkatan Kesegaran "A" dan "B"
Lulus Tdk Lulus
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa pada periode awal masih ada 373
orang prajurit Akademi Militer Magelang yang belum memenuhi nilai standar
kesamaptaan jasmani, namun setelah dilakukan giat program pembinaan
kesamaptaan jasmani di lingkungan Akademi Militer Magelang hasilnya
meningkat,demikian halnya dengan materi ketangkasan dan postur tubuh
mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan program latihan
kesamaptaan jasmani,seperti gambar dibawah ini :
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Dalam gambar diatas terlihat bahwa pada periode awal masih ada 109 orang
prajurit Akademi Militer Magelang yang belum memenuhi nilai standar Renang
militernya, namun setelah dilakukan giat program pembinaan ketangkasan renang
di lingkungan Akademi Militer Magelang hasilnya meningkat
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Kondisi Awal Setelah Pembinaan
Gambar 4.12. Peningkatan Ketangkasan Renang Militer
Lulus Tdk Lulus1501
109
1559
11
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Gambar tersebut diatas menunjukan peningkatan dari aspek postur tubuh
prajurit,setelah dilakukan program latihan dalam rangka pembentukan postur
secara bertahap,bertingkat dan berlanjut.
Departemen Jasmani sangat berperan dalam peningkatan kesamaptaan di
Akademi Militer Magelang baik dalam perencanaan penyusunan program
kegiatan selalu melibatkan seluruh staf terkait, kemudian dalam pelaksanaan,
maka terjadi peningkatan nilai kesemaptaan jasmani walaupun kenyataannya
menurut hasil observasi dilapangan, setelah program ini dilaksanakan terdapat
sejumlah kendala yaitu :
1) Pada awal program dilaksanakan banyak anggota yang sakit (mungkin
penyesuaian dengan ritme kegiatan program tersebut)
2) Bagi yang mengikuti mendapatkan manfaat yang baik dan rata-rata
kemampuan kesamaptaan naik secara significant
3) Masih ada anggota yang mencari kesibukan lain dengan tujuan untuk
menghindari mengikuti program tersebut.
1057
1440
553
170
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
KONDISI AWAL SETELAH PEMBINAAN
Gambar 4.13.Peningkatan Postur Tubuh
LULUS TDK LULUS
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
4) Ada beberapa anggota yang merasa program tersebut terlalu berat dan tidak
diimbangi dengan istirahat maupun asupan gizi yang masuk (tidak ada ekstra
fooding maupun dukungan minum setelah pelaksanaan program tersebut)
5) Bagi yang tidak mengikuti program nilai samapta cenderung turun.
Kendala itu dapat diatasi dengan tidak henti-hentinya Departemen Jasmani
melakukan motivasi bahwa nilai kesemaptaan yang baik sangat penting bagi
peningkatan karir prajurit Akademi Militer Magelang, sehingga akhirnya
berdasarkan penilaian jumlah prajurit yang belum memenuhi syarat nilai dapat
berkurang.
Dalam upaya mengatasi jasmani dengan mengingat kesamaptaan jasmani
merupakan salah satu faktor yang mutlak sebagai penunjang terhadap tugas-tugas
prajurit Akademi Militer Magelang yang professional, maka perlu diupayakan
suatu cara untuk meningkatkan pembinaannya sehingga dapat mendukung tugas
pokok yang diharapkan. Akan tetapi dalam meningkatkan kesemptaan jasmani
khsususnya prajurit di Akademi Militer Magelang sering banyak mengalami
hambatan dan kendala yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pembinaannya,
padahal kondisi kesegaran jasmani bersifat dinamis.
Dibawah ini akan disajikan kondisi prajurit yang berhubungan dengan
kesamaptaan jasmani, sebagai berikut :
1) Kesamaptaan Jasmani.
Kesamaptaan Jasmani merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki
oleh setiap prajurit. Berbagai manfaat yang dapat ditimbulkan oleh kondisi
fisik yang segar antara lain manusia dapat berproduksi apabila fisiknya segar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
dan sehat. Pada tahap dasar pembinaan, pada mulanya setiap personil
melakukan kegiatan jasmani dengan perasaan kurang senang tetapi dengan
melaksanakan secara bertahap dan sistimatis serta pemberian motivasi dan
sasaran prestasi yang menarik sehingga akan menyenangkan dan merasakan
efek positifnya.
2) Bimbingan Latihan.
Bimbingan dalam latihan ini membutuhkan pelatih yang paham betul tentang
disiplin ilmu pembinaan jasmani dengan segala aspeknya. Dengan didukung
postur tubuh yang baik, kesegaran yang tinggi serta ketangkasan yang tinggi
banyak mendukung tugas dalam mengatasi rintangan sehingga akan dapat
mendukung pula tugas pokok yang dihadapi seseorang sebagai seorang
prajurit.
3) Tingkat kesadaran.
Belum adanya kesadaran dan rasa tanggung jawab pada diri setiap prajurit
dalam melaksanakan pembinaan jasmani secara tersendiri, hanya dengan
latihan yang keras dan rutin kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh setiap
prajurit akan dapat disalurkan dan dikembangkan.
4) Kemauan dan Keterampilan .
Tingkat kemampuan dan keterampilan yang masih rendah karena tidak
dikembangkan sehingga timbul rasa kurang percaya diri dan merasa bahwa
kemampuannya tidak berkembang lagi, program latihan dirasakan cukup
berat baginya sehingga cenderung untuk selalu menghindar dari latihan yang
telah diprogramkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
5) Motivasi.
Motivasi dalam melaksanakan latihan terlihat sangat kurang sungguh-
sungguh sehingga upaya untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan
jasmani tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
6) Sumber Daya Manusia.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap prajurit masih rendah
sehingga dalam melaksanakan program latihan kurang berjalan secara
maksimal, karena dengan sumber daya yang terbatas memerlukan waktu
dalam memahami materi latihan jasmani yang diberikan serta mentransfer
gerakan yang sangat lamban, sehingga dalam pembinaannya perlu banyak
latihan.
7) Tidak lepas juga mengenai faktor kesehatan dalam diri setiap prajurit harus
tetap terjaga.
2. Upaya Meningkatkan Kesamaptaan Jasmani Akademi Militer Magelang
Upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan kesamaptaan jasmani yaitu
berdasarkan narasumber adalah sebagai berikut :
Perwira :
“Departemen Jasmani mengupayakan kesiapan dan kemampuan jasmani prajurit Akademi militer dengan latihan dan pembinaan kesamaptaan jasmani secara bertahap, bertingkat dan berlanjut dengan penerapan program latihan yang tepat sesuai kebutuhan tugas dan menghindarkan terjadinya Cedera”
Kemudian ditambahkan kembali oleh seorang bintara mengenai upaya yang
dilakukan sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
“Upayanya pelatih depjas Akademi Militer Magelang harus dapat memberikan penjelasan kepada anggotanya tentang sikap dan perilaku prajurit sebagai pedoman untuk menumbuhkan motivasi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas”
Narasumber di atas menerangkan bahwa upaya yang dilaksanakan dalam
meningkatkan kesamaptaan jasmani adalah :
a. Departemen Jasmani mengupayakan kesiapan dan kemampuan jasmani
prajurit di lingkungan Akademi militer dengan latihan dan pembinaan
kesamaptaan jasmani secara bertahap,bertingkat dan berlanjut dengan
penerapan program latihan yang tepat sesuai kebutuhan tugas dan
menghindarkan terjadinya Cedera, sehingga Departemen Jasmani perlu
mengarahkan latihan pembinaan kesamaptaan jasmani agar mencapai sasaran
yang tepat sesuai dengan tugas dan kewajiban prajurit. Agar kemampuan
kesamaptaan jasmani prajurit meningkat sehingga sewaktu-waktu
diperintahkan kedaerah penugasan selalu dalam keadaan siap.
b. Departemen Jasmani mengoptimalkan peran dalam membentuk Sikap Mental
yang Baik dimana seorang pelatih depjas Akademi Militer Magelang harus
dapat memberikan penjelasan kepada anggotanya tentang sikap dan perilaku
prajurit sebagai pedoman untuk menumbuhkan motivasi dan dedikasi dalam
melaksanakan tugas.
B. Pembahasan
Upaya dalam pembinaan personel untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia TNI Angkatan Darat terutama dalam terpenuhinya kemampuan
kesamaptaan jasmani perlu mendapatkan perhatian karena kesamaptaan jasmani
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
ini dapat sebagai syarat utama prajurit menjaga keamanan negara dan kenaikan
jenjang karirnya.
Latihan Peningkatan Kesamaptaan Jasmani di Akademi Militer Magelang
dapat dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3.
Pelaksanaan Pelatihan Kesamaptaan Jasmani Prajurit
di Akademi Militer Magelang
PROGLAT ACARA LATIHAN WAKTU Senam pagi Dilakukan pagi hari
Selasa, kamis, jumat
Kesamaptaan B Pull Up, Push Up, Sit Up pada jam dinas berlangsung
Lari Ketahanan
Sejauh 5-7 Km dilanjutkan kesegaran B Selasa : - Pull Up 3 x Seri - Sit Up - Push Up
3 x seminggu
Rabu : - Pull Up - Sit Up 3 x Seri - Push Up Kamis : - Pull Up - Sit Up - Push Up 3 xSeri
Lari ketahanan sejauh 10 km setiap hari Sabtu
Giat renang Secara bergantian di kolam soekotjo dan Tendean
seminggu dua kali bergantian tiap kelompok
Sumber : Data Primer, 2018
Dalam kegiatan kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer Magelang
penting untuk diperhatikan baik kepada pelatih maupun anggota yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
melaksanakan program latihan diatas harus dapat melaksanakan latihan sesuai
program secara serius dan maksimal, sehingga apa yang diinginkan dari
program latihan tersebut dapat tercapai.
Pada kalender kegiatan yang diturunkan oleh pimpinan Akademi militer dan
program yang harus dilaksanakan oleh satuan dimana masing-masing satuan
melaksanakan tes kesamaptaan jasmani periodik yang dilaksanakan 2 kali dalam
satu tahun anggaran, dari data yang diterima oleh Departemen Jasmani Akademi
Militer Magelang bahwa laporan pelaksanaan tes kesegaran jasmani prajurit
masih ditemukan hasil kemampuan fisiknya dibawah nilai standard yang
diberikan oleh Departemen Jasmani Akademi Militer Magelang, begitu juga dari
data hasil seleksi suatu pendidikan dari tingkat bintara hingga tingkat perwira
masih ditemukan kemampuan fisik prajurit yang tidak bisa memenuhi syarat
minimal yang telah ditentukan oleh karena itu dalam kesempatan ini akan
diuraikan tentang program latihan jasmani yang dapat di laksanakan oleh seluruh
satuan di Akademi Militer Magelang.
Kegiatan diatas diikuti oleh anggota secara sungguh-sungguh seperti
pernyataan Perwira Akmil berikut ini :
“Program dapat dilaksanakan sesuai jadwal pembinaan fisik satuan. Respon anggota sangat antusias karena mereka sadar bahwa giat ini sangat mendukung peningkatan kemampuan anggota Sangat sungguh-sungguh”.
Kesungguhan prajurit menjadi modal dalam rangka meningkatkan kesamaptaan
jasmani prajurit Akademi Militer Magelang. Akademi Militer Magelang sangat
diperlukan suatu program yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
sehingga masing-masing satuan di jajaran Akademi militer bisa melaksanakan
pembinaan fisik prajurit secara terprogram, sehingga dapat mendukung tugas
pokok yang semakin kedepan semakin berat, begitu juga dihadapkan kepada
tuntutan kemampuan fisik Prajurit yang samapta dapat dipenuhi sesuai standar
TNI Angkatan Darat.
Berikut ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai Peran Departemen
Jasmani dalam meningkatkan kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer
Magelang:
1. Kegiatan Kesamaptaan Jasmani Prajurit Akademi Militer Magelang
a. Perencanaan Kesamaptaan Jasmani
Pembinaan kesamaptaan jasmani militer akan mencapai hasil yang
baik apabila perencanaan kegiatan kesamaptaan jasmani dilakukan dengan baik
sesuai dengan tujuan dan sasaran. Oleh karena itu sasaran pembinaan jasmani
dalam pelaksanaanya dilakukan secara sistimatis, terpadu, bertahap, bertingkat
dan berlanjut sehingga dapat bermanfaat bagi prajurit perorangan maupun
satuan.
Kemudian berdasarkan hasil observasi juga diketahui bahwa materi dalam
Kesamaptaan Jasmani prajurit Akademi Militer Magelang terdiri atas
kesegaran A = Lari sejauh 3200 m, dilakukan dengan waktu secepatnya,
kesegaran B = Terdiri dari Pull Up,Sit Up,Push Up ( pelaksanaan selama 1
menit), dan Shuttle Run (lari speed dengan lintasan berbentuk angka 8) dan
Berenang = Renang Militer berjarak 50 M dan Departemen Jasmani selalu
koordinasi dengan staf dalam melaksanakan program meningkatkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
kemampuan kesamaptaan anggota untuk mendapatkan program kesamaptaan
jasmani yang baik, selain itu dengan melibatkan anggota dalam penyusunan
perencanaan program kesamaptaan jasmani ini membuat anggota menjadi
sportif menjalankan dengan sungguh-sungguh.
Kemampuan fisik bagi setiap prajurit Akademi Militer Magelang
merupakan faktor penting dan pendukung utama dalam pelaksanaan tugas,
demikian pula terhadap kesiapan fisik personel Akmil yang setiap saat siap
digerakkan untuk kepentingan tugas, untuk itu perlu adanya upaya
pembinaan jasmani yang benar dan terukur. Agar kemampuan fisik prajurit
Akademi Militer Magelang dapat ditingkatkan perlu dirumuskan atau dibuat
program yang dapat dijadikan sebagai pedoman dasar prajurit Akademi Militer
yang dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun satuan.
Dasar penerapan Perencanaan Program adalah keberhasilan
penyelenggaraan pembinaan jasmani sangat ditentukan oleh beberapa faktor
antara Komandan satuan (fungsi komando), kemampuan pelatih dalam
mengoperasionalkan program latihan dan sarana prasarana yang tersedia
serta kondisi daerah setempat yang meliputi keadaan geografi, demografi dan
kondisi sosial prajurit.
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka
meningkatkan kemampuan kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer
Magelang sangat diperlukan perencanaan suatu program yang dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga masing-masing satuan di
jajaran Akademi Militer Magelang bisa melaksanakan pembinaan fisik prajurit
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
55
secara terprogram, sehingga dapat mendukung tugas pokok yang semakin
kedepan semakin berat, begitu juga dihadapkan kepada tuntutan kemampuan
fisik Prajurit yang samapta dapat dipenuhi sesuai standar TNI Angkatan Darat.
b. Pelaksanaan Kesamaptaan Jasmani
Menurut Matveyev (1981) menambahkan satu siklus lagi diantara siklus
makro dan mikro yang disebutnya siklus meso (meso– cycle), yang menurut dia
merupakan jembatan antara makro dan mikro. Program latihan kesamaptaan
jasmani siklus latihannya pada dasarnya dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu :
Tahap pembentukan atau pemula (Starter program periode), Tahap
peningkatan (Conditioning program period), dan Tahap pemeliharaan
(Maintenance program period).
Periodesasi latihan secara Sistimatika latihan atau sering disebut juga
urutan latihan sangatlah penting untuk diketahui oleh setiap prajurit yang akan
melaksanakan latihan. Menurut Dr. Mitcheli jika ingin memiliki susunan
latihan yang sempurna yang akan mencegah cidera lakukanlah urutan
(sistimatika) latihan secara benar terbagi dalam 5 (lima) langkah yaitu;
1) Pemanasan dilakukan secara aktif dengan sifat gerakan ritmis dengan
memulai aktifitas yang ringan selama 5 menit dengan aktifitas jalan, joging
sepeda stationer dengan tujuan untuk meningkatkan aliran darah ke otot
dan minimal menaikan suhu tubuh 1 derajat.
2) Peregangan dengan melakukan macam gerakan stretching dari anggota
tubuh bagian atas dan bawah selama 5 menit.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
3) Latihan inti sesuai program latihan yang dipilih dengan waktu yang
dibutuhkan antara 25 – 45 menit.
4) Pendinginan dengan melakukan aktifitas ringan seperti jalan, memutar
lengan dan mengatur nafas, jangan sekali-kali langsung berhenti
mendadak lakukan selama 5 menit dengan tujuan secara bertahap
membawa tubuh pada keadaan istirahat normal.
5) Peregangan dengan melakukan macam gerakan stretching dari anggota
tubuh bagian bawah dan atas selama 5 menit akan membantu mencegah
kekakuan dan nyeri otot serta membantu tubuh tetap lentur.
Menurut hasil observasi dan wawancara, pelaksanaan kegiatan
Kesamaptaan Jasmani prajurit Akademi Militer Magelang yang terjadi selama
dilakukan penelitian adalah One day one training yaitu pengecekan setiap hari
kemampuaan kesamaptaan jasmani anggota secara terus menerus, materi
kesegaran B ( pull up,Sit Up,Push Up dan Sutle Run), Lari ketahanan
seminggu 3 x (selasa, kamis,jumat) sejauh 5-7km, Lari interval setiap hari
setelah istirahat siang, Lari ketahanan 10 km setiap hari Sabtu, Giat renang
seminggu dua kali,bergantian tiap kelompok satuan dan Pengecekan
kemampuan samapta secara keseluruhan setiap sebulan sekali, dengan harapan
kesamaptaan jasmani prajurit Akademi Militer Magelang terlaksana latihan
sesuai program secara serius dan maksimal, sehingga apa yang diinginkan
dari program latihan tersebut dapat tercapai.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
57
c. Pengawasan Kesamaptaan Jasmani
Pengawasan program latihan kesamaptaan jasmani prajurit di Akademi
Militer Magelang perlu adanya suatu pedoman yang dapat dijadikan dasar dari
suatu latihan, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Program latihan
pembinaan kesamaptaan jasmani militer dirancang untuk jangka waktu satu
tahun (annual plan). Dalam menyusun suatu program latihan tahunan
dirancang sedemikian rupa sehingga kemampuan fisik, postur dan ketangkasan
prajurit menunjukkan perkembangan yang progresif. Karakteristik aspek-aspek
latihan di setiap tahun umumnya sama.
Hasil observasi terlihat bahwa pada periode awal masih ada 373 orang
prajurit Akademi Militer Magelang yang belum memenuhi nilai standar
kesamaptaan jasmani, namun setelah dilakukan giat kesemaptaan jasmani di
lingkungan Akademi Militer Magelang dan Departemen Jasmani sangat
berperan dalam peningkatan kesamaptaan di Akademi Militer Magelang baik
dalam perencanaan penyusunan program kegiatan selalu melibatkan seluruh
staf terkait, kemudian dalam pelaksanaan, maka terjadi peningkatan nilai
kesamaptaan jasmani walaupun kenyataannya menurut hasil observasi
dilapangan, setelah program ini dilaksanakan terdapat sejumlah kendala yaitu :
1) Pada awal program dilaksanakan banyak anggota yang sakit (mungkin
penyesuaian dengan ritme kegiatan program tersebut)
2) Bagi yang mengikuti mendapatkan manfaat yang baik dan rata-rata
kemampuan kesamaptaan naik secara significant
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
58
3) Masih ada anggota yang mencari kesibukan lain dengan tujuan untuk
menghindari mengikuti program tersebut.
4) Ada beberapa anggota yang merasa program tersebut terlalu berat dan tidak
diimbangi dengan istirahat maupun asupan gizi yang masuk (tidak ada
ekstra fooding maupun dukungan minum setelah pelaksanaan program
tersebut)
5) Bagi yang tidak mengikuti program nilai kesamaptaannya cenderung turun.
Kendala itu dapat diatasi dengan tidak henti-hentinya Departemen
Jasmani melakukan motivasi bahwa nilai kesamaptaan yang baik sangat
penting bagi peningkatan karir prajurit Akademi Militer Magelang, sehingga
akhirnya berdasarkan penilaian jumlah prajurit yang belum memenuhi syarat
nilai dapat berkurang.
Dalam upaya mengatasi jasmani dengan mengingat kesamaptaan
jasmani merupakan salah satu faktor yang mutlak sebagai penunjang terhadap
tugas-tugas prajurit Akademi Militer Magelang yang professional, maka perlu
diupayakan suatu cara untuk meningkatkan pembinaannya sehingga dapat
mendukung tugas pokok yang diharapkan. Akan tetapi dalam meningkatkan
kesamaptaan jasmani khsususnya prajurit di Akademi Militer Magelang
sering banyak mengalami hambatan dan kendala yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembinaannya, padahal kondisi kesegaran jasmani bersifat
dinamis.
Kendala yang dihadapi prajurit yang berhubungan dengan
kesamaptaan jasmani, sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
59
1) Kesejahteraan.
Tingkat kesejahteraan yang kurang diperhitungkan akan berpengaruh
dengan menurunnya motivasi dan gairah dalam melaksanakan latihan.
2) Lingkungan.
Selain itu lingkungan atau tempat dimana seorang prajurit itu tinggal
dapat mendorong terbentuknya suatu kepribadian karena setiap saat
selalu berhadapan dengan lingkungan tersebut. Apabila dalam
lingkungan tersebut peduli terhadap segala bentuk kegiatan maka akan
membantu kearah yang positif tetapi sebaliknya apabila lingkungan
tersebut kurang peduli maka akan menurunkan motivasi dalam
melaksanakan latihan.
3) Sarana dan Prasarana.
Sarana dan prasarana latihan yang terbatas akan menghambat
pengembangan potensi dan kemampuan karena program latihan akan
dapat dipertanggung jawabkan bila didukung sarana prasarana yang
memadai.
4) Kondisi Anggota
Kendala ditinjau dari kondisi Anggota / prajurit Akademi Militer
Magelang :
a) Pada awal program dilaksanakan banyak anggota yang sakit
(mungkin penyesuaian dengan ritme kegiatan program tersebut)
b) Masih ada anggota yang mencari kesibukan lain dengan tujuan untuk
menghindari mengikuti program tersebut.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
60
c) Ada beberapa anggota yang merasa program tersebut terlalu berat
dan tidak diimbangi dengan istirahat maupun asupan gizi yang masuk
(tidak ada ekstra fooding maupun dukungan minum setelah
pelaksanaan program tersebut)
d) Bagi yang tidak mengikuti program nilai kesamaptaannya cenderung
turun.
Tujuan pembinaan kesamaptaan jasmani adalah agar para unsur
Komandan satuan memperhatikan tehnik dan metode pembinaan jasmani
sehingga prajurit selalu dalam kondisi samapta dan siap melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya. Selanjutnya kondisi tersebut agar dipertahankan
guna mendukung tugas pokok satuan Akademi Militer Magelang tidak ada
jalan lain kecuali dengan melakukana pembinaan kesiapan dan kemantapan
jasmani yang berbentuk latihan secara terus menerus, teratur, terarah dan
terkendali.
Sasaran yang akan dicapai adalah terbentuknya kondisi kesamaptaan
jasmani prajurit di Akademi Militer Magelang mencapai nilai “ Baik” yaitu
minimal nilai 70 dan postur tubuh yang mencapai klasifikasi harmonis
sehingga prajurit siap mendukung pelaksanaan tugas-tugas satuan yang
senantiasa menuntut adanya kesiapan fisik dan dapat beraksi secara cepat dan
tepat serta memiliki daya tahan yang maksimal.
Methode yang digunakan untuk meningkatkan pembinaan jasmani
ditingkat peleton yaitu dengan :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
1) Latihan.
Untuk meningkatkan pembinaan jasmani harus dibuat program latihan
yang disusun sedemikian rupa secara terprogram, bertahap, bertingkat dan
berlanjut sehingga tercapai target pencapaian nilai 70 (minimal) untuk
prajurit di Satuan tempur/Banpur.
2) Praktek.
Dengan melaksanakan program latihan yang sudah disusun dan diterapkan
dalam praktek maka akan diketahui sejauh mana pencapaian dari program
tersebut, tanpa dipraktekkan maka program latihan tidak akan bisa
berjalan dan tidak terlihat hasil atau sasarannya.
3) Demonstrasi.
Yaitu dengan memberikan contoh gerakan yang baik dan benar agar dalam
pelaksanaannya sesuai dengan tehnik dan gerakan yang benar.
4) Sarana dan Prasarana.
Sarana dan prasarana dalam upaya pembinaan latihan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada disatuan. Jangan dijadikan hambatan
apabila sarana yang ada dalam satuan sangat terbatas dalam mendukung
setiap kegiatan latihan.
2. Upaya Peningkatan Kesamaptaan Jasmani Akademi Militer Magelang
Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesamaptaan
jasmani yaitu :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
a. Mengoptimalkan Perannya Dalam Penyelenggaraan Latihan.
1) Akademi Militer Magelang yang terdiri dari satuan-satuan yang walaupun
tugas pokoknya secara umum sama tetapi prakteknya terdapat klasifikasi
tugas yang didasarkan pada jenis dan bentuk satuannya. Pembagian
latihan dibuat dengan tujuan :
a) Mengarahkan latihan pembinaan kesamaptaan jasmani agar mencapai
sasaran yang tepat sesuai dengan tugas dan kewajiban prajurit.
b) Latihan dapat dipertanggung jawabkan sehingga mendukung
kepentingan satuan.
c) Agar kemampuan kesamaptaan jasmani prajurit meningkat sehingga
sewaktu-waktu diperintahkan melaksanakan selalu dalam keadaan siap.
2) Prinsip pembinaan dan sistimatika latihan.
a) Prinsip pembinaan kesamaptaan jasmani dan pembinaan jasmani
haruslah berpegang teguh pada 3 (tiga) prinsip pokok dengan landasan
sebagai berikut :
(1) Dengan landasan falsafah bahwa manusia merupakan perpaduan
antara unsur fisik dan psykhis yang merupakan suatu totalitas,
sehingga satu sama lain tidak dipisah-pisahkan. Dengan landasan
ini ditemukan prinsip meningkatkan kemampuan biologis dan
psykhis.
(2) Dalam meningkatkan kemampuan secara biologis tidak perlu
adanya pengorbanan secara psykologis, demikian pula dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
meningkatkan kemampuan secara psykologis tidak perlu
mengorbankan secara biologis.
(3) Dalam meningkatkan kemampuan jasmani selalu tunduk pada
aturan yang berlaku, atas dasar pengetahuan dan prinsip-prinsip
inilah pembinaan jasmani disusun dalam sistim latihan dan
methode untuk dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan.
b) Sistimatika latihan Jasmani.
Dalam melaksanakan latihan harus sesuai dengan prosedur untuk
menghindari terjadinya cidera. Urutan dalam melaksanakan latihan
tersebut antara lain :
(1) Sebelum pelaksanaan latihan terlebih dahulu dilakukan cek denyut
nadi awal sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah yang
bersangkutan dalam keadaan siap.
(2) Melakukan pemanasan baik dengan senam peregangan maupun
senam dinamis dilakukan untuk penyesuaian suhu tubuh maupun
pelemasan otot agar tidak terjadi cedera.
(3) Pemanasan dilakukan lebih kurang 10 s/d 15 menit.
(4) Memulai latihan dengan perlahan dan bertahap dari yang ringan
menuju ke yang berat agar tujuan latihan tercapai.
(5) Latihan inti sesuai dengan program.
(6) Cek denyut nadi latihan untuk mengetahui bahwa latihan A
Maksimal atau belum sesuai dengan kemampuan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
64
3) Penenangan yaitu kegiatan menuju penghentian latihan.
Proses Pembinaan.
a) Proses istilah pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan.
(1) Dalam bentuk latihan. Istilah ini digunakan untuk membedakan
bentuk latihan yaitu latihan pembentukan, peningkatan dan
pemeliharaan.
(2) Dalam pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan dapat pula
disebut fungsi pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan.
(3) Dalam pelaksanaan pembinaan, istilah pembentukan, peningkatan
dan pemeliharaan merupakan fase-fase pembinaan.
b) Fase-fase Pembinaan.
(1) Fase pembentukan. Merupakan suatu proses pengisian yang
belum nyata hingga menjadi dasar yang terwujud dan dapat
digunakan untuk memelihara dan menjalankan apa yang
dibebankan pada fase ini adalah pembentukan yang bertujuan
untuk memperoleh dan membangun sikap dan gerak yang sebaik
mungkin guna dapat menjalankan kegiatan selanjutnya.
(2) Fase peningkatan. Merupakan proses pembinaan kedua yaitu
penyempurnaan apa yang telah dimiliki sehingga berkembang
semaksimal mungkin. Dalam fase ini bertujuan mengembangkan
kesanggupan fungsi organis semaksimal mungkin didasari dengan
sikap dan gerak secara otomatis. Kesanggupan organis dapat
berkembang dengan baik bila adanya latihan-latihan yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
65
dilakukan sampai dimana kesanggupan yang akan dicapai sebagai
sasaran adalah tergantung pada tugas dan kewajiban yang
dibebankan kepadanya. Yang jelas semakin tinggi tingkat
jasmani semakin mudah ia mengerjakan dan menyelesaikan
sesuatu dengan baik.
(3) Fase pemeliharaan. Yaitu proses untuk memperbaiki dan
mempertahankan terhadap apa yang telah dimiliki agar selalu
dalam keadaan siap apabila diperlukan. Oleh karena itu latihan
yang dilakukan berakibat tidak saja mempertahankan apa yang
dimiliki tetapi juga dapat memperbaiki yang berarti ada
peningkatan. Proses peningkatan dapat terjadi setelah adanya
pembentukan dan proses pemeliharaan dapat terjadi setelah
adanya fase peningkatan.
c) Pelaksanaan Pembinaan. Agar dapat dicapai hasil sesuai yang
diharapkan dan minimal nilai “ 70 “ maka dalam pelaksanaan
pendidikan harus didukung dengan latihan secara maksimal dengan
memperbaiki hal-hal sebagai berikut :
(1) Adakan test awal untuk dapat mengetahui dan mengukur
kemampuan awal sebagai acuan dalam menyusun program
latihan.
(2) Buat klasifikasi berdasarkan kemampuan fisik pada test awal.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
66
(3) Buat program pembinaan dan target yang harus dicapai secara
bertahap, bertingkat dan berlanjut hingga dapat mencapai nilai
minimal.
(4) Pelaksanaan latihan minimal tiga (3) kali seminggu.
(5) Setelah program latihan sudah berjalan setengahnya dari
program yang dibuat, adakan test untuk mengetahui kemajuan
yang telah dicapai apakah ada peningkatan atau tidak.
(6) Kemudian adakan pengelompokkan sesuai dengan kategori usia
dan hasil nilai, guna peningkatan pembinaan selanjutnya.
(7) Setelah akhir pembinaan dilaksanakan test akhir, kemudian yang
masih belum mencapai nilai minimal diberi porsi latihan
tersendiri.
(8) Fase pemeliharaan, setelah nilai minimal telah dicapai tetap
terpelihara dan perlu dapat ditingkatkan.
(9) Untuk menjaga postur tubuh agar tidak over weight harus tetap
melaksanakan minimal tiga (3) kali dalam seminggu sehingga
tetap ideal dan harmonis.
b. Membentuk Sikap Mental Prajurit yang Baik.
1) Teori.
Secara teori seorang pelatih Akademi Militer Magelang harus dapat
memberikan penjelasan kepada anggotanya tentang sikap dan perilaku
prajurit sebagai pedoman untuk menumbuhkan motivasi dan dedikasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
67
dalam melaksanakan tugas. Adapun hal-hal yang perlu diberikan pada
anggota meliputi :
a) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa hal ini sangat perlu sekali
ditanamkan pada diri anggota agar anggota dalam melaksanakan tugas
senantiasa menyadari akan kebesaran Tuhannya dan dapat dijadikan
sumber kekuatan dalam setiap saat melaksanakan tugas.
b) Pancasila memberikan pemahaman tentang Idiologi Pancasila yang
juga merupakan pengejewantahan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit
agar setiap anggota menyadari akan nilai-nilai- luhur Pancasila yang
tercermin pada Sapta Marga untuk selanjutnya memedomani dan
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam latihan
maupun dalam tugas operasi.
c) Kesadaran hukum.
Komandan satuan memberikan penjelasan tentang hukum dan
Perundang-undangan yang brelaku dinegara kita baik yang berlaku
dimiliter maupun dimasyarakat sipil serta Hukum Humaniter dan
HAM dengan pemahaman bahwa sebagai anggota TNI harus
senantiasa mematuhi semua hukum yang berlaku.
d) Jati diri Prajurit.
Jati diri prajurit senantiasa dijelaskan oleh Dansat Akademi Militer
Magelang kepada anggotanya hal ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan mental kejuangan pada diri prajurit.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
68
2) Praktek.
Pada saatnya mengaplikasikan materi-materi yang ada pelaksanaan
kegiatan sehari-hari maka seorang Komandan satuan bersama-sama
anggotanya untuk melakukan hal-hal yang positif dalam rangka
menumbuhkan sikap mental prajurit.
3) Methode penyuluhan-penyuluhan tentang sikap mental kejuangan
dalam rangka memlihara dan memantapkan sikap mental prajurit agar
senantiasa melaksanakan kegiatan/tugas dengan berpedoman norma-
norma kehidupan prajurit biasanya dilaksanakan secara terpadu yang
telah dijadwalkan Departemen Jasmani, dengan demikian diharapkan
pada saatnya ada jadwal Bintal terpadu agar para Komandan satuan
mengikut sertakan dan mengadakan pengecekan dari pelaksanaan
penyuluhan tersebut guna sampai sejauh mana anggota dapat menyerap
materi yang diberikan semua kegiatan seperti yang terurai diatas
diharapkan dapat berdampak positif pada sikap mental prajurit dalam
pelaksanaan tugas satuan serta dapat meningkatkan disiplin anggota.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
1. Kegiatan dalam meningkatkan kesamaptaan jasmani prajurit di lingkungan
Akademi Militer dalam rangka mendukung tugas pokok dapat disimpulkan
bahwa dalam perencanaan penyusunan program kegiatan selalu melibatkan
Departemen Jasmani dan seluruh staf terkait dengan cara rapat sebelum
penyelenggaraan, Pelatih turun langsung memberikan tauladan dan motivasi,
anggota berupaya meningkatkan nilai kesamaptaan setelah mendapat contoh
dari Komandan satuan yang memang nilai kesamaptaan jasmaninya baik
sekali, Anggota yang tidak meningkat kemampuannya, dipisahkan kemudian
diadakan pembinaan khusus, terutama bagi anggota yang memiliki badan
overweight/kelebihan berat badan melaksanakan lari siang atau melaksanakan
lari ponco, Departemen Jasmani menekankan pentingnya kesamaptaan
jasmani untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok maupun untuk karir
prajurit itu sendiri, Departemen Jasmani selalu mengevaluasi program yang
dilaksanakan untuk perbaikan kedepan, Departemen Jasmani melibatkan
seluruh satuan dalam mengawasi jalannya program tersebut.
2. Upaya peningkatan kesamaptaan jasmani prajurit dilingkungan Akademi
Militer adalah dengan :
a. Departemen Jasmani mengupayakan kesiapan dan kemampuan jasmani
prajurit dilingkungan Akademi Militer dengan latihan dan pembinaan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
70
kesamaptaan jasmani secara bertahap, bertingkat dan berlanjut dengan
penerapan program latihan yang tepat sesuai kebutuhan tugas dan
menghindarkan terjadinya Cedera, sehingga komandan satuan perlu
mengarahkan latihan pembinaan kesamaptaan jasmani agar mencapai
sasaran yang tepat sesuai dengan tugas dan kewajiban prajurit. Agar
kemampuan kesamaptaan jasmani prajurit meningkat sehingga sewaktu-
waktu diperintahkan kedaerah penugasan selalu dalam keadaan siap.
Adapun program yang harus dilaksanakan adalah sesuai dengan jenis
kegiatan yang akan ditingkatkan,yaitu :
1) Program latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani “A”
a) Dalam rangka meningkatkan kemampuan kesamaptaan jasmani,
khususnya materi kesegaran”A” yaitu lari, Depjas telah membuat
program lari untuk meningkatkan kemampuan daya tahan dan
kecepatan.
b) Program lari yang dilaksanakan secara bertahap 5 km, 7 km, 10
km tiap hari selasa, kamis dan jumat dan juga dilaksanakan
Program lari interval yang bertujuan untuk meningkatkan
kecepatan lari.
2) Program latihan meningkatkan kesegaran jasmani “B” dengan
melaksanakan program one day one training yaitu : program untuk
meningkatkan kemampuan kesegaran “B” ,dimana prajurit setiap hari
melaksanakan materi kesegaran”B” yaitu Pull Up ,Sit Up, Push Up
kemudian dicatat dalam lembar one day one training sebagai data
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
71
perorangan dan ditambah dengan latihan fitness untuk penguatan
otot.
3) Program latihan meningkatkan kemampuan renang militer.
Program Renang dilaksanakan sesuai jadwal pembinaan fisik
yang telah diatur oleh satuan yaitu dalam 1 minggu dua kali dikolam
renang Tendean dan Soekotjo,dengan program tekhnik dasar renang
militer, ketahanan dan renang cepat.
4) Program latihan peningkatan Postur tubuh.
Dalam program pembinaan pemeliharaan postur tubuh prajurit
kesegaran ”A”dan “B”,didalam program peningkatan kesegaran A
prajurit akan memperoleh penurunan berat badan yang tadinya over
weight menjadi normal, dilingkungan Akademi militer sudah
tertuang dalam program latihan peningkatan bagi prajurit yang
semula badannya kurang berotot akan menjadi berotot karena
dilatihkan program latihan penguatan otot di program latihan
kesegaran “B”.
b. Departemen Jasmani mengoptimalkan peran dalam membentuk Sikap
Mental yang baik dimana seorang komandan satuan Akademi Militer
Magelang harus dapat memberikan penjelasan kepada anggotanya
tentang sikap dan perilaku prajurit sebagai pedoman untuk
menumbuhkan motivasi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
72
B. Saran.
Agar upaya Departemen Jasmani dalam meningkatkan kesamaptaan
jasmani prajurit dilingkungan Akademi Militer berhasil dengan baik maka perlu
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peran dan kepedulian para unsur Komandan satuan/pimpinan/Kepala badan
pelaksana di lingkungan Akademi Militer sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kesamaptaan jasmani satuannya.
2. Dalam pelaksanaan latihan harus memperhatikan faktor-faktor keselamatan
dan keamanan sehingga harus berpedoman pada prinsip latihan secara
bertahap, bertingkat dan berlanjut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan latihan maka sarana dan prasarana,
fasilitas latihan harus dipenuhi dan ditingkatkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR PUSTAKA
Bungin. Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo. Persada
Buku Petunjuk Lapangan TNI AD tentang Pembinaan Kesamaptaan Jasmani
Personel TNI AD (Skep: 884/IX/1986) David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba
Empat. Giriwijoyo, Santosa. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung:
FPOK UPI. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Tentang Pemberlakuan Norma
Kesamaptaan jasmani dalam rangka Werving,Seldik,UKP,Uji kompetensi dan Tes Periodik Prajurit TNI AD (Keputusan Kasad Nomor : KEP/107/IV/2013 Tanggal 3 April 2013)
Miles, Matthew & Huberman, A. Michael 1992, Analisis Data Kualitatif
terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press. Munandar, Ashar Sunyoto 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press). Peraturan kasad nomer perkasad/22-02/XII/Tgl 26 Desember 2012 Bujuknik
Tentang tes kesamaptaan jasmani. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional, 2002,
Kesegaran Jasmani, Jakarta : Depdikbud Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Veithzal, Rivai, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Raja. Grafindo
Persada
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at