Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KOMPLEKS
FUNGSI KOMPLEKS, ELEMENTER, DAN RASIONAL
Disusun Oleh :
Salim NIM 2014 121 082
Yulisa Aulia NIM 2014 121 090
Resti Juika NIM 2014 121 105
Siti Musarofah NIM 2014 121 111
Linda Yani NIM 2014 121 122
Kelas : 4C
Dosen Pengasuh : Eka Fitri Puspa Sari,M.Pd
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016
FUNGSI KOMPLEKS, ELEMENTER DAN RASIONAL
A. Fungsi Kompleks
1. Pengertian
Jika z = x + yi, z dipandang sebagai variabel, maka w = f(z) adalah fungsi z,
yang merupakan fungsi komplek.
Karena w = f(x) komplek, maka dapat dinyatakan w = u(x,y) + v(x,y).i yang
mana u(x,y) dan v(x,y) adalah fungsi-fungsi real dengan variabel-variabel real x
dan y, atau dengan variabel-variabel polar w = u(r,) + v(r,).i.
Misal:
1. w = f(z) = (x + y) + (x - 2y).i
untuk z = 3 - 4i maka
w = f(z)
w = f(x + yi) = f(3 - 4i)
w =-1 + 11i
2. w = f(z) = x2 - y2 + (x2 + y2).i
w = f(1 –√3 i) = -2 + 4i
3. w=f(z)=r2-2.i
untuk z = 1 +√3 i, w = ?
jawab
z = 1 + √3 i r = 2
θ=13
π
w= f (1+√3 i )= 43
π−23
π . i
A. Daerah Definisi Fungsi Komplek
a. Daerah terbatas
b. Daerah tak terbatas
c. Daerah tertutup
1
d. Daerah terbuka
Contoh:
Gambarlah daerah komplek
D = {z||z-2| 3}
Jawab
|z - 2| 3 |x + yi - 2|3
|x – 2 + yi|3
√ ( x−2 )2+y 2≤3 (x - 2)2 + y2 9
daerah tertutup. Daerah di dalam lingkaran dan lingkarannya ikut.
B. Kontinuitas f(z)
Def. f(z) kontinu di z = z0 jika dipenuhi:
1. f(zs) ada
2. z→ z0
limit f ( z ) ada
3. f ( zο ) = z→ z 0
lim it f ( z )
Contoh
Selidiki apakah f(z) = z2 – 4 kontinu di z=1+2i
Jawab:
f(1+2i)=(1+2i)2-4=-7+4i
Sama kontinu di
z=1+2iLimit (z2-4)=-7+4i z1+2i
2
B. Fungsi Elementer
Fungsi Elementer terdiri dari
1. Fungsi Eksponensial
2. Fungsi Logaritma
3. Fungsi Pangkat
4. Fungsi Trigonometri
1. FUNGSI EKSPONENESIAL
Sebelum mengetahui lebih lanjut ( bagian 13 ), disini kita definisikn fungsi
eksponensial ez dapat ditulis
( 1 ) ex=ex e iy ( z=x+iy )
Dimana rumus sebslumnya ( lihat bagian 6 )
( 2 ) e iy=cos y+isin y
Dan gunakan y untuk mendapatkan radians. Dari sini didapat definisi bahwa ez
mengurangi ke fungsi eksponensial yang biasa dalam kalkulus dimana y=0; dan
beberapa penjelasan di kalkulus, sering ditulis exp z untuk ez.
Catatan bahwa pada saat suku ke – n positif akar n√e dari e adalah untuk
menentukan ez dimana x=1n (n=2 ,3 , … ), pernyataan ( 1 ) menceritakan bahwa fungsi
eksponensial komplek ez adalah juga. n√e dimana x=1n (n=2 ,3 ,… ). Kecuali untuk
penjelasan ( bagian 8 ) bahwa biasanya mengharuskan untuk menggantikan e1n seperti
kumpulan dari suku ke – n akar dari e.
Sesuai dengan definisi ( 1 ), ex e iy=ex+iy ; dan titik – titik keluar di bagian 13,
definisi ini mengingatkan dari penyebab sifat
ex1 ex2=ex1+x2
ex adalah merupakan perluasan dari sifat di kalkulus,
( 3 ) z1=x1+ iy1 dan z2=x2+ iy2
Maka
ez 1ez 2=(ex1 eiy 1 ) (ex2 eiy 2 )=( ex1 ex2 ) (e iy1 eiy 2 )
3
Tetapi x1 dan x2 keduanya real, dan kita mengetahuinya dari bagian 7, bahwa
e iy1 e iy2=ei ( y1+ y2)
Dari sini
ez 1ez 2=e ( x1+x2 )e i ( y1+ y2) ;
Dan didapat
( x1+x2 )+i ( y1+ y2 )=( x1+i y1 )+( x1+iy2 )=z1+z2
The right – hand terakhir karena dari pernyataan ez 1+z 2 . sifat ( 3 ) tidak dapat di
tegakkan.
Bagaimana melihat sifat ( 3 ) memungkinkan untuk menulis ez 1−z2 ez2=ez1 , atau
( 4 ) ez1
ez2=ez1−z2
Dari sini dinyatakan fakta bahwa e0=1 , ini mengikuti bahwa 1ez =e− z
.
Ada suatu bilangan dari sifat sebelumnya bahwa ez yang diharapkan. Sesuai
dengan contoh 1 bagian 21, untuk contoh,
( 5 ) ddz
ez=ez
Masing – masing dimana pada bidang z. Catatan bahwa perbedaan dari ez untuk
semua z menceritakan bahwa ez adalah seluruhnya ( bagian 23 ). Itu benar juga bahwa
( 6 ) ez ≠ 0 untuk sembarang bilangan komplek z
Ini jelas ditulis pada definisi ( 1 ) di bentuk
ez=0 e i∅ dimana 0=ex dan ∅= y
Yang mana menceritakan bahwa
( 7 ) |e z|=ex dan arg (ez )= y+2 nπ (n=0 , ±1 , ±2 , . .. )
Pernyataan ( 6 ) maka mengikuti pengamatan dari bagian |e z| adalah selalu positif.
Sementara sifat dari ez ini, bagaimanapun, tidak diharapkan. Untuk contoh,
dimisalkan
ez+2πi=ez e2 πi dan e2πi=1
Kita tentukan bahwa ez adalah berkala, dengan teory periode imajiner 2 πi :
( 8 ) ez+2πi=ez
Menurut contoh illustrasi lainnya sifat dari ez bahwa ex tidak mempunyai .
yaitu , saat ex tidak pernah negative, maka nilai dari ez ada.
4
Contoh. Nilai di z ada, dari contoh, tunjukkan bahwa
( 9 ) ez=−1
Untuk menentukan , kita tulis persamaan ( 9 ) ex e iy=1 e iπ. Maka , pandanglah dari
pernyataan dalam yang bercetak miring diawal bagian 8 mengenai persamaan dua
bilangan komplek nonzero dalam bilangan eksponensial ,
ex=1 dan y=π+2 nπ (n=0 , ±1 , ±2 , . .. )
Jadi ¿0 , dan kita tentukan bahwa
( 10 ) z=(2n+1 ) πi (n=0 , ±1 , ±2 , … ).
2. FUNGSI LOGARITMA
Alasan untuk definisi dari fungsi logaritma adalah dasar memecahkan
persamaan
ew=z (1)
Untuk w , dimana z adalah bilangan kompleks tidak nol, dengan ini dicatat dimana
z dan w dapat ditulis z=r e iθ (−π<θ ≤ π ) dan w=u+iv , persamaan (1) menjadi :
eu eiv=r e iθ
Pada pernyataan Italy di bagian 8 memiliki persamaan pada dua bilangan kompleks
yang tepat pada bentuk eksponen :
eu=r dan v=θ+2nπ
Dimana n adalah integer, dari persamaan ru=r adalah sama pada u=ln r, itu
mengikuti persamaan (1) adalah sesuai jika hanya jika w bernilai 1.
w=lnr+ (θ+2nπ ) n=(0 , ±1 , ±2 , … )
Sehingga dapat ditulis
log z= lnr+ (θ+2 nπ ) n=(0 , ±1 , ±2 , … ) (2)
Memiliki hubungan sederhana,
e log z=z z≠ 0 (3)
Dengan alasan yang sesuai pada persamaan (2) pada definisi (multiple-value) fungsi
logaritma dari bilangan kompleks tidak nol z=r e iθ.
Contoh 1.
Jika z=−1−√3 i ,makar=2 danθ=−2π3
oleh karena itu,
5
log (−1−√3 i )=ln 2+ i(−2 π3
+2nπ ) ¿ ln 2+2(n−1
3 )πi
n=(0 , ±1 , ±2 , … )
Jika diperjelas lebih lanjut hal itu adalah tidak benar pada ruas kanan dari
persamaan (3) dengan urutan dari eksponen dan fungsi logaritma mereduksi z, sangat
jelas dipersamaan (2) bisa ditulis :
log z= ln|z|+ iarg z
|e z|=ex dan arg (ez )= y+2 nπ n=(0 , ±1 , ±2 , … )
Dimana z=x+iy diketahui bahwa
log (e z ) ln|ez|+i arg (ez )=ln (e x)+i ( y+2 nπ )=( x+iy )+2nπi
[n=(0 , ±1 , ±2 , … ) ]
Lalu,
log (e z )=z+2nπi n=(0 , ±1 , ±2 , … ) (4)
Dengan nilai utama dari log z adalah nilai yang diperoleh dari persaman (2)
saat n=0 ada dan ditandai dengan log z. Sehingga
log z , lalu,log z= lnr+ iθ (5)
Dengan catatan log z terdefinisi dengan baik dan single – value (nilai tunggal) dimana
z≠ 0 dan kemudian,
log z= log z+2 nπi n=(0 , ±1 , ±2 , … ) (6)
Hal ini mengulang kembali sifat logaritma pada kalkulus dimana z adalah bilangan
real positif z=r dapat dilihat ini satu – satunya yang ditulis z=r e iθ yang mana dari
persamaan (5) menjadi
log z= lnr , kemudian log r=ln r
Contoh 2.
Dari pernyataan (2), ditemukan
log 1=ln1+i (0+2 nπ )
¿2nπi n=(0 , ±1 , ±2 , … )
Yng mana, log 1=0
6
Pada contoh terakhir ini mengingatkan kembali, walaupun tidak digunakan
untuk menemukan logaritma bilangan real negative pada kalkulus, kita dapat
menggunakannya saat ini.
Contoh 3
Diamati bahwa,
log (−1 )= ln 1+ i ( π+2nπ )
¿ (2n+1 ) πi n=(0 , ±1 , ±2 ,…)
Dan
log (−1 )=πi
3. Fungsi Trigonometri
Persamaan menjelaskan bahwa
e ix=cos x+i sin x dan e−ix=cos x−isin x
Pada setiap bilangan rill x, dan diikuti dari pertanyaan bahwa
e ix−e−ix=2 isin x dan e ix+e−ix=2cos x
Sehingga,
sin x= e ix−e−ix
2 i dancos x= e ix+e−ix
2
Oleh karena itu, secara alamiah untuk menetapkan sinus itu dan fugsi cosinus dari
suatu variabel kompleks z seperti berikut :
(1) sin z= e iz−e−iz
2i , cos z= e iz−e−iz
2
Fungsi itu adalah keseluruhan saat menggabungkan garis-garis lurus (latihan 3,
bagian.24) dari keseluruhan fungsi eiz
dan e−iz
. Diketahui turunannya dari fugsi
eksponensial itu, ditemukan dari pertanyaan (1) bahwa
(2)
ddz
sin z=cos z ,
ddz
cos z=−sin z .
Itu adalah mudah dengan melihat dari defenisi (1) bahwa
(3) −sin(−z )=−sin z dan cos (−z )=cos z
7
Dan suatu variasi identitas yang lain dari trigonometri adalah benar pada variabel
kompleks.
Contoh. Tunjukkan bahwa
(4) 2 sin z1 cos z2=sin (z1+ z2)+sin (z1+ z2) ,
Gunakan defenisi (1) dan baik dari fungsi ekspoesial, pertama ditulis
2 sin z1 cos z2=2( eiz1−e−iz1
2 i)( eiz 2−e−iz 2
2)
Kemudian dilakukan perkalian untuk menghilangkan di sebelah kanan
( ei( z 1+z 2)−e−i ( z 1+z 2)
2 i+ ei( z 1−z 2)−e−i( z1−iz2 )
2 i
Atau
sin( z1+z2 )+sin( z1+z2 );
Dan identik (4) yang tidak bisa dipungkiri
Idetik (4) dipelajari pada identitas (lihat latihan 3 dan 4)
(5) sin( z1+z2 )=sin z1 cos z2+cos z1 sin z2 ,
(6) cos ( z1+z2)=cos z1cos z2−sin z1sin z2 ,
Dan dari persamaan diatas ditujukkan bahwa
(7) sin2 z+cos2 z=1 ,
(8)sin 2 z=2 sin z cos z , cos2 z=cos2 z−sin2 z ,
(9) sin( z+ π
2)=cos z , sin( z− π
2)=−cos z .
Ketika y adalah suatu bilangan rill, pertama dapat digiakan defenisi (1) dan fungsi
hiperbola
sinh y= e y−e− y
2 dan cosh y= e y−e− y
2
Pada kalkulus dituliskan
(10) sin( iy )=i sinh y dan cos ( iy )=cosh y
Merupakan rill dan bagian imajiner dari sin z dan cos z kemudian diperlihatkan
dengan mudah degan menulis z1= x dan z2=iy pada identitas (5) dan (6):
(11) sin z=sin x cosh y+i cos x sinh y ,
8
(12) cos z=cos xcosh y−i sin x sinh y ,
Dimana z=x+iy .
Suatu bilangan dibutuhkan benar dari sin z dan cos z dengan mendekati dari ekspresi
(11) dan (12).sifat berkala dari fungsi itu, sebagai contoh, adalah jelas :
(13) sin( z+2 π )=sin z , sin( z+π )=−sin z ,
(14) cos ( z+2 π )=cos z , cos ( z+π )=−cos z .
Juga (lihat latihan 9)
(15) |sin z|2=sin2 x+sinh2 y ,(16) |cos z|2=cos2 x+sinh2 y
Karena sinh y tak terbatas, ini benar dari dua persamaan sin z dan cos z
adalah tidak berbatas pada bidang kompleks, di mana nilai mutlak dari sin x dan cos x
adalah kecil atau sama dengan semua nilai pada x.(lihat definisi dari batas pada akhir
bagian 17).
Nilai nol pada sebuah fungsi f ( z )merupakan nilai dari z0 sedemikian sehingga
f ( z0 )=0.karen a sin z merupakan fungsi sinus biasa dalam kalkulus di mana z adalah
real, diketahui bahwa nilai real z=nπ (n=0 ,± 1 ,± 2 , …) semuaqnya bernilai nol pada
sin z. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada nilai nol yang lain, diasumsikan bahwa
sin z=0 dan caranya mengikuti dari persamaan (15) bahwa
sin2 x+sinh2 y=0
Jadi,
sin x=0 dan sinh y=0
Dengan jelas, dimana x=nπ (n=0 ,± 1 ,± 2 , …) dan y=0, sehingga
(17) sin z=0 jika dan hanya jika z=nπ (n=0 ,± 1 ,± 2 ,…)
Karena
cos z=−sin(z− π2 )
Berdasarkan identitas (9) yang ke 2
(18) cos z=0 jika dan hanya jika z=π2+nπ (n=0 ,± 1 ,± 2 , …)
Jadi, ini merupakan keadaan yang sebenarnya dengan sin z, nilai nol pada
cos z semuanya real.
9
Empat fungsi trigonometri lainnya menegaskan hubungan dari fungsi sinus
dan cosinus dengan hubungan-hubungan:
(19) tan z= sin zcos z
,cot z=¿ cos zsin z
¿
(20) sec z= 1cos z
,csc z= 1sin z
Selidiki bahwa persamaan tan z dan sec z adalah analitik di mana-mana
kecuali pada keistimewaan (bagian 23)
z= π2+nπ (n=0 ,± 1 ,± 2 , …)
Di mana nilai nol pada cos z. Demikian juga, cot z dan csc z mempunyai
keistimewaan pada nol dari sin z, yakni
z=nπ (n=0 , ±1 , ± 2, … )
Dengan menurunkan persamaan sebelah kanan (19) dan (20), didapatkan
rumus turunan
(21) ddz
tan z=sec2 z , ddz
cot z=−csc2 z
(22) ddz
sec z=sec z tan z , ddz
csc z=−csc z cot z
Kadangkala tiap fungsi trigonometri ditegaskan dengan persamaan (19) dan
(20) ikut dijelaskan dari persamaan (13) dan (14). Untuk contoh:
(23) tan ( z+π )=tan z
Pemetaan properties dari transformasi w=sin z adalah sangat penting untuk
aplikasi selanjutnya. Saat belajar memilih properties cukup dengan membaca bagian
89 (chap 8), di mana pemetaan tersebut didiskusikan.
C. Fungsi Rasional
1. SUKU BANYAK
Sebelum membicarakan fungsi rasional ada baiknya kita ketahui terlebih
dahulu mengenai apa yang disebut dengan suku banyak. Suku banyak disebut pula
polinomial. Pada paket ini hanya dibicarakan suku banyak dalam satu peubah.
Bentuk umum dari suku banyak adalah sebagai berikut:
an xn+an−1 xn−1+an−2 xn−2+. ..+a1 x+a0 denganan≠0
10
Bilangan n disebut derajat suku banyak. Bilangan-bilangan
an , an−1 , an−2 ,. . ., a1 , ao disebut koefisien suku banyak. Jika koefisien-koefisien suku
banyak merupakan bilangan-bilangan nyata, maka suku banyaknya disebut suku
banyak nyata (real polynomials). Jika koefisien-koefisien suku banyak merupakan
bilangan-bilangan rasional, maka suku banyaknya disebut suku banyak rasional
(rational polynomials). Dalam paket ini yang dibicarakan adalah suku banyak
rasional. Mirip dengan fungsi, suku banyak sering dinyatakan dengan P(x), Q(x),
dan sebagainya.
2. DEFINISI FUNGSI RASIONAL
Fungsi adalah relasi yang menghubungkan elemen himpunan pertama (domain)
secara tunggal pada elemen himpunan yang lain (kodomain). Artinya fungsi tidak
akan pernah memiliki dua pasangan yang terdiri dari elemen pertama yang sama.
Penulisan fungsi dilambangkan dengan
f : x → y
dibaca “ f adalah fungsi dari x ke y”. Anggota y yang menjadi pasangan x oleh f
disebut bayangan x dan ditulis
y=f ( x )
dibaca “ f dari x”.sedangkanekspresi rasional adalah ekspresi yang dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan
ab
,b≠0.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi rasional kadang-kadang juga
disebut sebagai fungsi pecah adalah fungsi yang dirumuskan oleh
f ( x )=P( x )Q( x )
, P( x ) ,Q (x ) merupakan polinmomial dalam x dan Q( x )≠0 pada
domainnya.
Contoh-contoh fungsi pecah adalah sebagai berikut
f ( x )= 5x
, f ( x )=2 x−3x+2
, f ( x )= x2+4 x+3x−5
, f (x )= x2+4 x+3x2+3 x−5
3. MENGEVALUASI FUNGSI RASIONAL
Konsep fungsi dalam matematikan umumnya diartikan sebagai pemetaan
yang menghubungkan dua himpunan yang terpisah, yaitu daerah asal (domain) dan
11
daerah hasil (range). Persamaan atau kesamaan akan terjadi apabila jumlah anggota
himpunan yang berhubungan adalah sama, sehingga satu anggota daerah asal
berhubungan hanya dengan satu anggota daerah hasil, Edward (Dahlan,2004).
Mengevaluasi fungsi rasional dapat dilakukan dengan cara subtitusi suatu
nilai x atau suatu nilai y yang diinginkan untuk mendapatkan hubungan, dimana x
merupakan domain dan y adalah range.
Contoh 1 :
Evaluasi fungsi rasional r ( x )= x2+2 x−24
x2−7 x+12,untuk x = -5
Untuk menjawab soal seperti ini, cukup dengan mengganti atau subtitusi nilai 5
untuk setiap x pada fungsi lalu disederhanakan.
r (−5 )=(−5)2+2(−5 )−24(−5)2−7 (−5 )+12
=25−10−2425+35+12
=−972
=−18
4. OPERASI PADA FUNGSI RASIONAL
Mengoperasikan fungsi rasional tidak jauh berbeda dengan cara
mengoperasikan pecahan, yang membedakan fungsi ini menggunakan polinomial
pada pembilang dan penyebutnya, sehingga dibutuhkan banyak ketelitian.
Untuk mempermudah pengoperasiannya, akan lebih baik jika polinomialnya
di sederhanakan terlebih dahulu dengan menggunakan faktor (jika bisa), namun
ketika polinomialnya tidak bisa difaktorkan denga cara yang biasa, maka tak perlu
memaksakan untuk menggunakan metode lain karena akan terlihat lebih rumit,
cukup mengerjakan tanpa mengubahnya.
Bentuk umum beberapa pengoperasian fungsi rasional, jika diketahui
g( x )=P( x )Q( x ) dan
h( x )=R (x )S (x )
1.
(h±g )( x )=R( x )S( x )
±P (x )Q( x )
=R ( x )Q (x )±P( x )S ( x )
S( x )Q( x )
2.
(h⋅g )( x )=R( x )S( x )
⋅P( x )Q(x )
=R( x )⋅P ( x )S ( x )⋅Q( x )
3.
(h÷g )( x )=R( x )S( x )
÷P (x )Q( x )
=R ( x )S ( x )
⋅Q( x )P( x )
=R( x )⋅Q( x )S (x )⋅P( x )
12
5. NILAI NOL FUNGSI RASIONAL
Jika diketahui fungsi f ( x )=
P( x )Q( x )
,maka nilai (nilai-nilai) x yang
menyebabkan f(x) = 0 disebut nilai nol dari fungsi f(x). Nilai nol disebut juga
pembuat nol atau harga nol. Dapat dibuktikan bahwa jika f(x) = 0, maka juga P(x)
= 0. Jadi, untuk mencari nilai nol fungsi f ( x )=
P( x )Q( x )
,cukup dengan mencari nilai
(nilai-nilai) yang menyebabkan P(x) = 0.
Namun perlu diingat bahwa nilai x yang menyebabkan P(x) = 0 belum tentu
merupakan nilai nol fungsi f(x). Ini terjadi kalau nilai x tersebut ternyata juga
membuat Q(x) = 0. Untuk x yang bersama-sama membuat P(x) dan Q(x) bernilai
nol menyebabkan f(x) mempunyai nilai tak tentu. Misalnya, pada
f ( x )= x2+x−2x2+2x−3
, nilai x = 1 bukan nilai nol (pembuat nol) dari fungsi f(x)
sekalipun untukP( x )=x2+ x−2 berlaku P(1) = 0. Ini karena juga berlaku Q(1) =
0, sehingga f(1) bernilai tak tentu. Tidak setiap fungsi pecah mempunyai nilai nol.
Ini terjadi kalau P(x) tidak mungkin bernilai nol.
Seperti diketahui, nilai nol suatu fungsi berkaitan dengan koordinat titik
potong grafik dengan sumbu X. Jadi, kalau x = a adalah nilai nol dari fungsi f(x),
maka (a, 0) adalah koordinat titik potong grafik dengan sumbu X.
Contoh 2 :
Diketahui fungsi f ( x )= x2+4 x+3
3x−5,Nilai nol dari fungsi tersebut dapat
diketahui dengan cara sebagai berikut:
x2+4 x+3=0⇔( x+1 )( x+3 )=0⇔ x=−1∨x=−3Jadi, nilai nol dari fungsi tersebut adalah x = -1 dan x = -3 dan grafik fungsi
f(x) memotong sumbu X di titik (-1,0) dan (-3,0). Jika pada fungsi f ( x )=
P( x )Q( x )
,
P(x) adalah suku banyak berderajat dua dalam bentuk ax + bx + c, maka nilai nol
fungsi f(x) dicari dari persamaan kuadrat P(x) = 0 atau persamaan kuadrat ax + bx +
c = 0. Ini berarti ada atau tidaknya nilai nol fungsi f(x) tergantung kepada
13
diskriminan dari persamaan kuadrat. Jika D<0 maka f(x) tidak mempunyai nilai
nol. Jika D=0 , maka f(x) hanya mempunyai satu nilai nol. D>0 maka fungsi f(x)
mempunyai dua nilai nol. Ingat kembali bahwa yang dimaksud diskriminan dari
persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 adalah D=b2−4 ac
6. NILAI KUTUB FUNGSI RASIONAL
Selain dikenal adanya nilai nol, dikenal pula adanya nilai kutub (pole) suatu
fungsi pecah. Jika diketahui fungsi f ( x )=
P( x )Q( x )
, maka nilai (nilai-nilai) x yang
menyebabkan Q(x) = 0 disebut nilai kutub dari fungsi f(x). Nilai kutub fungsi f(x),
misalnya x = a, menyebabkan f(x) tidak mempunyai nilai (tidak terdefinisi) pada x
= a tersebut. Andaikan mempunyai nilai, maka nilai tersebut merupakan nilai tak
tentu yang berasal dari pembagian nol dengan nol. Nilai tak tentu ini diperoleh jika
nilai kutub fungsi juga sekaligus merupakan nilai nol fungsi.
Karena alasan di atas tersebut, nilai kutub tidak menjadi anggota daerah asal
suatu fungsi. Hal ini supaya definisi fungsi yang mengharuskan setiap anggota di
daerah asal dikawankan dengan anggota di daerah kawan dapat dipenuhi. Ini berarti,
pada pembicaraan mengenai fungsi pecah ini diperjanjikan bahwa daerah asal fungsi
adalah himpunan bilangan nyata (real) dikurangi dengan titik-titik kutub fungsinya.
Contoh 3 :
Diketahui fungsi f ( x )= x2+4 x+3
x−5. Nilai kutub dari fungsi tersebut dapat
dicari sebagai berikut,
x−5=0⇔ x=5
Jadi, nilai kutub dari f ( x )= x2+4 x+3
x−5 adalah x = 5. Ini berarti bahwa f(x) tidak
mempunyai nilaiuntuk x = 5, sebab f (5)=
52+4 (5)+35−5
=430
=takterdefinisi
Perhatikan bahwa daerah asal fungsi pada Contoh 2 adalah{x|x∈ R ;x≠5}.
Oleh karena itu, penulisan yang tepat rumus fungsi tersebut adalah
f ( x )= x2+4 x+3x−5
; x≠5. Namun biasanya, keterangan bahwa x≠5 tidak ditulis.
Pembaca diharapkan dapat memahami hal ini, sebab kadang-kadang suatu soal
14
meminta untuk mencari nilai kutubnya. Kalau nilai kutubnya sudah ditulis, soal
tersebut menjadi tidak berarti lagi. Nilai nol dan nilai kutub suatu fungsi pecah
dapat dipakai untuk menentukan pada interval mana f(x) berharga positif atau
berharga negatif. Cara mencarinya menggunakan prinsip penyelesaian
pertidaksamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Habilih.2011.Fungsi Rasional. (online).
https://habilih.wordpress.com/2011/01/10/fungsi-rasional/ (diakses pada 11
April 2016 pukul 14.49)
.
15
16