16
5 13 8 Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Visi dan Misi VISI MISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budi daya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuhkembanh- kan perusahaan. Mengembangkan usaha insdustri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) denghan menggunakan teknologi terbarukan. Melakukan pengembangan bisnis bedasarakan pootensi sumber daya yang dimiliki perusahaan. TABLOID BULANAN No. 120/SEPTEMBER 2016 S EREMONIAL serah terima jabatan komisaris PTPN VII, Rabu (14/9/16) pagi itu, selesai. Pemandu acara menyilakan jajaran direksi untuk memberikan ucapan selamat. Selamat datang kepada jajaran komisaris baru maupun selamat bertugas di tempat yang baru kepada komisaris yang digantikan. Ada jeda beberapa saat ketika Direktur Utama Andi Wibisono menyalami Komisaris Utama Agus Pakpahan. Mereka saling menatap seolah memberi sinyal kerja keras yang harus mereka hadapi. Komitmen saling mendukung itu kemudian bertemu saat keduanya menatap kamera sambil meneguhkan jempol sebagai simbol soliditas dalam setiap kebijakan. Hari itu bendera start manajemen baru dikibarkan. Melihat komitmennya saat memberi sambutan, juga track record yang dilacak dari berbagai sumber, tim baru di PTPN VII ini adalah tim spesialis krisis. Agak ekstrem, Ketua Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara 7 Vedy Pudiansyah menyebut komposisi direksi dan komisaris yang dipasang di PTPN VII ini sebagai perpanjangan tangan Tuhan. “Serius, saya bukan memuji, tetapi kami merasakan mereka adalah utusan Tuhan untuk menyelamatkan perusahaan ini,” kata dia berapi-api. Beberapa karyawan menyatakan dukungan penuh kepada kebijakan yang diambil manajemen walaupun secara finansial mereka dirugikan. Namun, melihat visi dari strategi berupa misi penyelamatan, mereka tampak legowo. “Saya pikir, ini saatnya kita berubah. Dengan kondisi yang kurang baik seperti ini, kita bisa tahu sesungguhnya yang menjadi masalah itu di bagian mana. Dan, saya setuju kebijakan direksi karena mereka mengeksekusi pada tempat yang tepat, meskipun kami masih belum tahu konsistensinya,” ujar Marhaedi salah seorang pekerja. Kepada yang hadir di acara pisah sambut Dewan Komisaris itu, dua personel pucuk lembaga strategis itu menyatakan siap mengubah haluan dan memperbaiki kondisi. Dengan diplomatis, Andi Wibisono mengatakan kunci dari keberhasilan ada pada integritas pekerja. Sementara Agus Pakpahan, dengan pendekatan ilmiah, menyebut prospek PTPN VII akan cerah jika prinsip-prinsip dasar manajemen agroindustri diterapkan. (HUMAS PTPN VII/LB) Duet Solid Andi-Agus untuk PTPN VII Hilangkan Insider Trading, Bangun Integritas! Komisaris Holding Motivasi Pekerja Warta Warta Wawancara Human Capital itu Integritas Ganefi Direktur Komersil PTPN VII

VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

  • Upload
    dangbao

  • View
    255

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

5 138

Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.

Visi dan MisiVISI

MISI

Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik.

Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budi daya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor.

Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuhkembanh-kan perusahaan.Mengembangkan usaha insdustri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) denghan menggunakan teknologi terbarukan.

Melakukan pengembangan bisnis bedasarakan pootensi sumber daya yang dimiliki perusahaan. TABLOID BULANANNo. 120/SEPTEMBER 2016

SEREMONIAL serah terima jabatan komisaris PTPN VII, Rabu (14/9/16) pagi itu, selesai. Pemandu acara menyilakan jajaran direksi untuk memberikan ucapan selamat. Selamat datang

kepada jajaran komisaris baru maupun selamat bertugas di tempat yang baru kepada komisaris yang digantikan.

Ada jeda beberapa saat ketika Direktur Utama Andi Wibisono menyalami Komisaris Utama Agus Pakpahan. Mereka saling menatap seolah memberi sinyal kerja keras yang harus mereka hadapi. Komitmen saling mendukung itu kemudian bertemu saat keduanya menatap kamera sambil meneguhkan jempol sebagai simbol soliditas dalam setiap kebijakan.

Hari itu bendera start manajemen baru dikibarkan. Melihat komitmennya saat memberi sambutan, juga track record yang dilacak dari berbagai sumber, tim baru di PTPN VII ini adalah tim spesialis krisis.

Agak ekstrem, Ketua Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara 7 Vedy Pudiansyah menyebut komposisi direksi dan komisaris yang dipasang di PTPN VII ini sebagai perpanjangan tangan Tuhan. “Serius, saya bukan memuji, tetapi kami merasakan mereka adalah utusan Tuhan untuk menyelamatkan perusahaan ini,” kata dia berapi-api.

Beberapa karyawan menyatakan dukungan penuh kepada kebijakan yang diambil manajemen walaupun secara finansial mereka dirugikan. Namun, melihat visi dari strategi berupa misi penyelamatan, mereka tampak legowo.

“Saya pikir, ini saatnya kita berubah. Dengan kondisi yang kurang baik seperti ini, kita bisa tahu sesungguhnya yang menjadi masalah itu di bagian mana. Dan, saya setuju kebijakan direksi karena mereka mengeksekusi pada tempat yang tepat, meskipun kami masih belum tahu konsistensinya,” ujar Marhaedi salah seorang pekerja.

Kepada yang hadir di acara pisah sambut Dewan Komisaris itu, dua personel pucuk lembaga strategis itu menyatakan siap mengubah haluan dan memperbaiki kondisi.

Dengan diplomatis, Andi Wibisono mengatakan kunci dari keberhasilan ada pada integritas pekerja. Sementara Agus Pakpahan, dengan pendekatan ilmiah, menyebut prospek PTPN VII akan cerah jika prinsip-prinsip dasar manajemen agroindustri diterapkan. (HUMAS PTPN VII/LB)

Duet SolidAndi-Agusuntuk PTPN VII

Hilangkan Insider Trading, Bangun Integritas!

Komisaris Holding Motivasi Pekerja

Warta WartaWawancara

Human Capital itu Integritas

GanefiDirektur Komersil PTPN VII

Page 2: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

2 JENDELA MEDIA AGRO 7

MEMANTAU setiap aktivitas manajemen selama kepemimpinan baru PT Perkebunan Nusantara VII, redaksi mencatat pesan terbanyak dari hampir semua kalangan.

Sejak pertama pidato di hadapan staf sehari setelah serah terima jabatan, Dirut Andi Wibisono menekankan pentingnya komitmen dan integritas pekerja. Di kesempatan lain, Direktur Operasional Sukarnoto terus memotivasi agar menjaga integritas. Demikian juga dengan Direktur Komersil Ganefi.

Jajaran komisaris baru yang masuk pada pertengahan September menomboki imbauan itu. Kepada manajemen dan jajaran, Komisaris Utama Agus Pakpahan menyatakan mendukung setiap kebijakan direksi dengan catatan bisa menjaga integritas. Lalu, pada akhir September, Dewan Komisaris dari PT Perkebunan Nusantara III Holding yang datang memantau juga memberi garansi bantuan jika bisa memelihara sikap profesional pekerja di semua lapisan.

Integritas bagi sebagian orang mungkin hanya lip services. Namun, sejarah perjalanan PT Perkebunan Nusantara VII mencatatkan kurang kuatnya integritas pada semua karyawan bisa menimbulkan gangguan usaha secara sistematis.

Ketika kondisi sudah akut, identifikasi terhadap simpul-simpul yang menyebabkan rugi itu terkuak. Dan, manajemen menemukan titik-titik lemah itu berada pada jiwa dan niat karyawan. Lebih tepatnya, beberapa oknum karyawan yang integritasnya buruk.

Pada edisi ini, Media Agro 7 memang terasa menjadi bacaan berat. Hampir seluruh tema mengacu kepada kondisi perusahaan yang sedang sakit dan langkah strategis mengembalikannya. Tidak lain, tema-tema serius ini sebagai sosialisasi mendesak atas kebijakan yang cukup krusial pada sesi aktual ini.

Namun, di tengah suasana emosional ini, kita masih menemukan kinerja terbaik dengan hasil yang cukup menjadi pelita menuju terang. Ada beberapa profil unit yang konsisten, bahkan menambah spirit ketika bendera kelabu sedang berkibar.

Ini adalah inspirasi yang harus menjadi motivasi semua insan PT Perkebunan Nusantara VII. Bahwa, cahaya gemilang itu masih ada, masih bisa dikejar, dan masih akan menjadi teman hidup kita dalam tempo yang kita yakini sampai. Pesan moral kita bersama hari ini: integritas!

Redaksi

Integritas

Foto sampul: Andi Wibisono (Direktur Utama) dan Agus Pakpahan (Komisaris Utma)

Alamat RedaksiKantor Direksi PTPN VII: Jalan Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandar Lampung, Telepon: (0721) 702233, Faksimile: (0721) 702775, E-mail: [email protected] dan [email protected], Twitter: @ptpn, Facebook: tabloid karyawan

PenerbitPT Perkebunan Nusantara VII

PembinaDireksi PT Perkebunan Nusantara VII

Pemimpin RedaksiYarnis Alisyahbana

Wakil Pemimpin RedaksiSofian Machmud

Sekretaris RedaksiAndi Firmansyah

Staf RedaksiSultan Mr.Sasmika D.S.Willy MulyawanBambang SutedjoAndrie NoviarEdi AgustarRisang PradanaR. Uliati SidabutarNurjanah

DistribusiJa’far

Biro-BiroKantor Direksi : Marhaidi EffendiWilayah Lampung : Agus TobationoDistrik Bungamayang : Jhon Iwan KurniawanDistrik Sumatera Selatan : Muhammad Akhiruddin Distrik Cinta Manis : Abdul Hamid H.R.Distrik Bengkulu : Risky K. Mahfud

AULA besar SMK 3 Kabupaten S e l uma p enuh s e s a k . Ratusan murid tumplak duduk ber lesehan. Untungnya,

struktur aula yang terbuka di ketiga sisinya mampu menyuplai hawa segar bagi mereka. Di depan ruangan, jejeran meja disusun apik memanjang. Sebagai latar, sebuah spanduk bertuliskan “BUMN Mengajar 2016” terpampang di depan aula.

Siang itu, Sabtu (27/8/2016), sekolah kejuruan tersebut kedatangan tamu istimewa. Jajaran PTPN VII Distrik Bengkulu turun gunung menindaklanjuti Surat Menteri BUMN No. S-275/D7.MBU/3/01/2016 tanggal 17 Juni 2016 perihal Program BUMN Mengajar Tahun 2016.

Rombongan memilih SMK 3 Seluma sebagai tempat mereka mentransfer pengetahuan bagi para penerus bangsa tersebut. Tidak tanggung-tanggung, General Manager Distrik Bengkulu Budi Firman terjun langsung dalam acara ini. Dia didampingi staf Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Bagian Umum Distrik Bengkulu.

Dari pihak sekolah, Kepala SMK 3 Seluma, dewan guru, dan 250 siswa-siswi hangat menyambut kedatangan jajaran perusahaan negara itu. Dalam sambutannya, Kepala SMK 3 Seluma Ahyar, M.Pd. menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada

PTPN VII yang telah menyempatkan diri untuk berbagi ilmu kepada siswa-siswinya. “Kami juga menghaturkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan pihak PTPN VII.”

Di sela kesibukannya sebagai Manager PTPN VII Distrik Bengkulu, Budi Firman dalam kesempatan ini menyempatkan diri untuk berbagi pengetahuan. Antara lain, pengenalan PTPN VII secara umum, visi-misi perusahaan, program-program perusahaan, serta memberikan ruang tanya-jawab kepada siswa-siswi.

Saat General Manager Distr ik Bengkulu memberi pembelajaran, siswa-siswi SMK 3 Seluma tampak serius mengikutinya. Apalagi, pada kegiatan belajar-mengajar kali ini, General Manager Distrik Bengkulu menyertainya dengan pembagian

doorprize kepada siswa siswi yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dan hafal membaca Pancasila serta Pembukaan UUD 1945 tanpa teks.

Dalam kesempatan BUMN Mengajar kali ini, PTPN VII Distrik Bengkulu melalui dana Program Bina Lingkungan Tahun 2016 memberikan bantuan satu unit LCD kepada SMK 3 Seluma.

“Pada masa yang akan datang, program kegiatan ini dirasakan sangatlah baik untuk dilaksanakan secara berkala di sekolah-sekolah yang ada di lingkungan perusahaan. Tentunya, dengan diadakannya program ini, diharapkan dapat menjaga hubungan yang lebih baik antara perusahaan dan lingkungan masyarakat di sekitarnya,” pungkas Manager Distrik Bengkulu Budi Firman. (HUMAS PTPN VII/LB)

BUMN Mengajar di Distrik Bengkulu

Siswa SMK 3 Seluma mendengarkan penjelasan dari jajaran PTPN VII Distrik Bengkulu.

Page 3: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

3WARTA UTAMAMEDIA AGRO 7

RAUT wajah sesisi ruangan terlihat serius mencermati saksama penjelasan yang dipaparkan pembicara. Di dua barisan depan, jajaran teras perusahaan yang

berpakaian batik tampak antusias menyambut nada optimistis yang dilontarkan. Sementara di bagian belakang didominasi karyawan yang mengenakan seragam biru terang. Mereka memenuhi semua kursi yang ada di ruangan.

“Saya sangat setuju dengan kebijakan perusahaan menerapkan turnaround strategy. Kondisi perusahaan yang sedang mengalami tantangan finansial mesti disikapi dengan manajemen krisis pula!”

Suara itu terdengar lantang dari seorang pria paruh baya yang tampak berapi-api di atas podium. Lelaki yang mengenakan batik cokelat berlurik kuning gading itu adalah Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara VII yang baru Agus Pakpahan. Hari itu adalah mimbar pertama Agus di hadapan manajemen PT Perkebunan Nusantara VII.

Pernyataan Guru Besar Riset Ekonomi Pertanian IPB ini disampaikan usai serah terima jabatan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII, Rabu (14/9), di Kantor Direksi, Bandar Lampung.

Agus menerima tongkat estafet jabatan itu dari Ahmad Ansori Mattjik. Pakar biologi penemu teknologi pengurai limbah dengan larva lalat hitam itu didampingi dua komisaris, yakni R. Juniono Soehartjahjono S. sebagai komisaris independen dan Dodi Iskandar sebagai anggota komisaris.

Pemaparan kondisi perusahaan oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII Andi Wibisono sebelumnya mengundang perhatian

Restrukturisasi di tubuh PT Perkebunan Nusantara VII dinilai sebagai komposisi ideal. Dirut yang berasal

dari praktisi dan komisaris yang berlatar birokrat saintis akan mengangkat BUMN ini dari keterpurukan.

Manajemen Solid, Pengawasan Rigid

Agus PakpahanKomisaris Utama PT Perkebunan Nusantara VII

Page 4: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

4 WARTA UTAMA MEDIA AGRO 7

Agus Pakpahan. Agus mengatakan masalah yang pelik ini harus dicarikan solusi dengan cara yang luar biasa juga.

“Prediksi kondisi BUMN perkebunan ini sudah saya tulis dalam buku saya pada 1999. Dan, ini benar-benar terjadi. Maka, kita harus menyelesaikan ini dengan strategi yang berani dan dengan visi masa depan pula. Maka, saya sangat setuju dengan apa yang telah dilakukan direksi yang mengambil kebijakan titik balik (turnaround strategy),” kata profesor berdarah Batak dan Sunda ini.

Acara ini dihadiri Direktur Operasional Sukarnoto, Direktur Komersil Ganefi, para komisaris yang digantikan, dan para pejabat utama PTPN VII. Kelengkapan unsur top management yang hadir dimanfaatkan Andi Wibisono dan Agus Pakpahan untuk

menyatukan visi gerakan jangka pendek manajemen menghadapi tantangan finansial.

Peran KomisarisPergantian komisaris per 5 September

2016 yang dilantik Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Elia Massa Manik di Jakarta adalah sebagai tindak lanjut program restrukturisasi PTPN. Posisi Dewan Komisaris, menurut Dirut Andi Wibisono, diyakini akan menjadi tim pengawas yang efektif untuk memperbaiki manajemen perusahaan.

“Dukungan Dewan Komisaris sangat diperlukan untuk mengawasi dan menegur langsung manajemen demi tujuan perbaikan. Apalagi, sudah diperkuat dengan komisaris independen yang lebih netral, lebih berani, dan apa adanya,” tambah Andi.

Kepada para komisaris yang digantikan, Andi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perannya dalam membangun perusahaan. “Saya tahu, Pak Ahmad Ansori Mattjik selalu turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi riilnya. Komisaris juga telah berperan penting dalam mengawal pelaksanaan good corporate governance (GCG), whistleblowing system (WBS), dan sistem manajemen terpadu Nusantara 7 (SMTN7). Terima kasih,” kata dia.

Ahmad Ansori Mattjik dalam sambutan mengapresiasi pihak manajemen. Dia menyatakan percaya kondisi yang kurang menguntungkan ini harus dibenahi dengan langkah cepat dan tepat. Pria dengan rambut putih ini melempar canda dengan beberapa bait pantun yang mencairkan suasana.

Sosok pengganti Ansori Ansori Mattjik, yakni Agus Pakpahan, adalah pakar perkebunan yang pernah menjabat Deputi Kementerian BUMN yang membidangi agroindustri, kehutanan, kertas, percetakan, dan penerbitan; Dirjen Perkebunan pada 1998—2003; juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (2003 hingga sekarang) dan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (2010 sampai sekarang).

Terapkan EfisiensiPada kesempatan ini, Andi Wibisono

juga meyakinkan kepada seluruh karyawan bahwa tidak akan ada kebijakan fatal seperti PHK. Semua kewajiban perusahaan kepada setiap tenaga kerja yang ada tetap diberikan, tetapi dengan berbagai upaya efisiensi ketat dan terukur.

“Kita punya land to man ratio (lahan berbanding orang) lebih tinggi dari kompetitor atau swasta. Kita juga punya tarif berbagai alat dan bahan produksi terlalu tinggi dibanding best practice (pembanding, perusahaan swasta). Itu adalah indikator kita belum efisien. Artinya, ke depan kita harus bisa lebih efisien dan tepat sasaran,” tegas Andi. (HUMAS PTPN VII/LB)

Dirut PTPN VII Andi Wibisono memberikan cendera mata kepada mantan Komisaris Utama Ahmad Ansori Mattjik.

Penandatanganan naskah serah terima jabatan dari Ahmad Ansori Mattjik kepada Agus Pakpahan.

Page 5: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

5WARTAMEDIA AGRO 7

TIM Crisis Center yang dibentuk D ireks i te lah mengeluarkan rekomendasi mendasar. Dalam kajiannya, dari sisi budi daya

dan produksi tidak ada masalah. Pokok persoalannya ada pada masih adanya orang dalam yang mengambil keuntungan pribadi dari perusahaan. Integritas seluruh insan PTPN VII harus diperbaiki.

Tim Crisis Center menohok kepada integritas karena menemukan berbagai rangkaian fakta di lapangan. Meskipun bukan berbentuk pelanggaran pidana, praktik insider trading dinilai sangat

mengganggu proses produksi yang fair di lapangan. Ini menjadi salah satu concern tim untuk menjadi perhatian direksi dan manajemen agar bisa segera bangkit lagi.

“Harapannya masih sangat bagus, tetapi dengan catatan,” kata Ketua Tim Crisis Center PTPN VII Musyafak, ketika menyampaikan presentasi kepada direksi dan manajemen, Selasa (20/9/16), di Kantor Direksi, Bandar Lampung.

Statement opt imist is t im menjadi energi tambahan bagi insan PTPN VII. Argumentasinya, krisis yang dialami PTPN VII kebetulan bersamaan dengan masa praproduksi akibat replanting tanaman yang cukup luas. “Krisis kita saat ini karena produksi sedikit karena baru replanting, sementara harga pasar dunia juga anjlok.

Ditambah lagi pengaruh alam akibat El Nino juga mengurangi produktivitas,” kata dia.

Meski demikian, Tim Crisis Center juga memberi catatan khusus jika ingin segera bangkit. “Alasan kebetulan replanting, harga anjlok, dan El Nino itu hanya satu faktor. Faktor utamanya adalah komitmen kita sebagai human capital dalam perusahaan ini. Maka, kunci utamanya adalah jika SDM kita bekerja semangat, jujur, tulus, dan ikhlas. Insider trading itu adalah bagian dari ketidakjujuran dan ketidakikhlasan sebagai pekerja atau insan PTPN VII. Tanpa integritas itu, kita akan sulit,” kata dia.

OptimistisPada sosialisasi bersama pengurus Pusat

Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPPN) VII Pusat itu, disampaikan berbagai program efisiensi. Direktur Utama Andi Wibisono dan dua direktur yang hadir bersama general manager, kepala bagian, manajer unit, dan jajaran menanggapi rekomendasi Tim Crisis Center dengan optimistis. Dalam sambutannya, Dirut menyampaikan kepada semua pimpinan unit agar menjalankan rekomendasi Tim Crisis Center.

Andi mengapresiasi sambutan Ketua SPPN VII Vedy Pudiansyah yang sangat mengerti dengan kondisi perusahaan saat ini. Menurutnya, seluruh karyawan PTPN VII harus mengetahui permasalahan

yang dihadapi perusahaan. Jika sudah mengetahui, baru akan mengerti apa yang harus dilakukan. “PTPN VII masih memiliki prospek bagus dari empat komoditas yang dimiliki, yakni kelapa sawit, karet, gula, dan teh,” kata Andi.

Komoditas kelapa sawit meskipun berada di lahan kelas S3, jika dilakukan penanganan dengan benar, bisa menghasilkan produksi 20 ton per hektare. Angka ini bukan hal yang mustahil tercapai. Begitu juga komoditas tanaman tebu Distrik Cintamanis dan Bungamayang yang memiliki luasan areal mencapai 19.520 ha. Bila dilakukan penanaman dan pemeliharaan sesuai dengan SOP, pasti bisa menghasilkan produksi tinggi jika kita melihat best practice Jawa Timur dan Jawa Tengah yang mengandalkan tebu rakyat.

Komoditas karet saat ini didominasi tanaman muda (4—10 tahun) dengan komposisi tanaman sebesar 75%. Selain itu, masih memilik i tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan luas areal 10.302 ha. Pada Oktober 2016, akan buka sadap 3.000 ha dan pada 2017 diharapkan lahan sadap akan bertambah dengan tidak menambah karyawan, dengan menerapkan rasio land to man (lahan berbanding dengan tenaga kerja) yang lebih produktif. Dan, yang terakhir komoditas teh. Pada semester I ini produktivitasnya tertinggi, tetapi kita masih memiliki permasalahan di mutu teh.

Permasalahan yang ada di perusahaan ini salah satunya harga pokok produksi (HPP) masih t inggi. Ini yang harus dibenahi. Sumber HPP tinggi ini yakni harga pembelian, pengadaan barang, tarif angkutan, dan lembur yang belum efektif.

Untuk itu, kita harus mengambil langkah-

langkah seperti restrukturisasi finansial, restrukturisasi SDM, dan restrukturisasi organisasi dalam upaya kita melaksanakan perusahaan dengan good corporate governance (GCG).

“Insya Allah, kita bisa keluar dari kesulitan ini. Seluruhnya harus dibayar oleh produktivitas dan HPP yang baik. Selain itu, pemasaran harus dilakukan seba ik-ba iknya . Mar i k i t a benah i perusahaan ini agar cepat keluar dari kesulitan,” tegasnya.

Ketua Umum SPPN VII Vedy Pudiansyah mengatakan secara finansial, perusahaan sampai dengan Agustus 2016 masih belum mencetak laba. “Sebab, banyak faktor seperti penurunan harga jual komoditas yang signifikan dari asumsi harga jual dalam RKAP,” terang Vedy.

Mengetahui kondisi perusahaan ini, pengurus SPPN V I I duduk bersama mana jemen membahas apa yang harus dilakukan untuk keluar dari krisis perusahaan. SPPN sepakat harus bersama manajemen menyelesaikan permasalahan yang ada di PTPN VII dan sepakat untuk bergerak secepat.

Menurutnya, kondisi yang dialami PTPN VII juga dialami oleh PTPN lain, termasuk PTPN III sebagai induk holding, harus menyelesaikan anak perusahaan yang bermasalah.

“Kita harus secepatnya keluar dari krisis. Bersama manajemen, membangun perusahaan agar keluar dari krisis. Semua insan PTPN VII harus bergerak bersama untuk keluar dari masa krisis. PTPN VII harus melakukan bisnis murni. Semua berkewajiban untuk mengawalnya agar secepatnya perusahaan ini pulih kembali,” kata Vedy. (HUMAS PTPN VII/LB)

TIM KRISIS CENTER

Hilangkan Insider Trading, Bangun Integritas!

Krisis kita saat ini karena produksi sedikit karena baru replanting, sementara harga pasar dunia juga anjlok. Ditambah lagi, pengaruh alam akibat El Nino juga mengurangi produktivitas

Jajaran Direksi bersama Tim Crisis Center memaparkan kondisi perusahaan.

Page 6: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

6 WARTA MEDIA AGRO 7

DARI kendaraan yang parkir di lobi direksi, Ganefi tidak langsung menuju lift yang biasa mengantarnya ke ruang kerja. Perempuan yang menjabat

Direktur Komersil PT Perkebunan Nusantara VII sejak 27 Juli 2016 itu memilih berbincang dengan staf beberapa saat. Lalu, mantan petinggi BRI itu menuju lobi umum dan menemui beberapa karyawan. “Saya mau ke sekretariat,” kata ibu berhijab ini singkat, Kamis (15/9).

Langkah direksi perempuan pertama di PTPN VII menuju ruang Bagian Sekretariat Perusahaan itu terlihat ringan. Saat itu sedang berlangsung kegiatan doa dan briefing pagi sebelum melaksanakan aktivitas rutin. Menyapa setiap karyawan dengan ramah, ia membuka perbincangan santai dengan sapaan, “Apa kabar?”

Berikutnya, berbagai pertanyaan meluncur bersama perhatiannya yang serius menyerap jawaban karyawan. Lalu, dengan wawasannya yang luas, perempuan yang aktif di Baitul Mal BRI itu menyampaikan pesan-pesannya.

“Bekerja itu adalah ibadah. Jadi, yang pertama ditanamkan bagi setiap orang yang bekerja adalah niatnya. Jika kita niatnya ibadah, seharusnya tidak ada ibadah yang punya pamrih agar dilihat orang. Sejatinya, kita ibadah itu kan agar dilihat Alloh, bukan dilihat siapa pun,” kata dia.

Dia menekankan agar setiap karyawan PTPN VII bekerja dengan jujur, tulus,

dan ikhlas. Terlebih, lanjut Ganefi, kondisi perusahaan yang sedang

kurang menguntungkan adalah ladang amal yang sangat

besar pahalanya jika kita bisa menyelamatkan.

“ K i t a h a r u s menyadari apa

yang terjadi di pe-

ru sahaan ini. Kita harus melakukan perbaikan sikap, dengan lebih semangat kerja, bekerja dengan ketelitian dan ketepatan, bekerja cepat, dan jangan buang-buang waktu,” katanya.

Direksi EgaliterSeperti kompak, gaya tanpa sekat (egaliter) itu

juga ditunjukkan Direktur Operasional Sukarnoto. Pada Kamis (27/9) pagi, dia tampak masuk dan memberikan briefing kepada karyawan Bagian Sekretariat. Ia menyapa hampir semua staf yang sedang beraktivitas dan berinteraksi hangat.

“Terima kasih telah menjalankan tugas rutin dengan baik. Saya hanya ingin menyampaikan beberapa hal terkait kebijakan perusahaan yang sedang dalam kondisi kurang baik. Tetapi, jangan khawatir, karena kebijakan-kebijakan mendasar telah diambil agar kita tetap bisa tegak berdiri. Pesan saya, Bapak dan Ibu bisa meningkatkan kinerja lebih produktif. Itu semua untuk kita juga,” kata mantan Sekretaris Perusahaan dan GM Pabrik Gula Bungamayang PTPN VII itu.

Dalam arahannya, Sukarnoto meminta kepada semua karyawan untuk menjaga kekompakan. Dalam kondisi perusahaan saat ini, kata dia, yang dibutuhkan adalah kekompakan (supertim) semua karyawan di semua bagian. “Saya yakin dengan kekompakan, kita akan bisa mengatasi semua permasalahan yang dihadapi perusahaan ini."

Ia mengajak semua karyawan untuk bekerja mandiri dan berusaha sadar dalam mengerjakan yang menjadi tanggung jawabnya. “Seperti di Bagian Sekretariat ini bekerjanya tidak sendiri, banyak berhubungan dengan orang lain, bahkan dengan pihak luar.”

Menurutnya, ada dua tipe manusia dalam melakukan pekerjaan. Pertama orang yang mencintai pekerjaan dan kedua orang yang tidak mencintai pekerjaan. Yang pertama menganggap pekerjaan itu sebagai rahmat, sehingga akan bekerja dengan lebih baik dan menjadikan pekerjaan sebagai amanah.

“Bila kita sadar pekerjaan itu amanah,

kita akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Kita keluarkan seluruh kemampuan kita, sehingga kita bisa keluar dari masa sulit ini. Mari perlihatkan perjuangan kita untuk mendorong perusahaan ini lebih maju," kata dia.

Team WorkSoal integritas dan kerja sama, Direktur Komersil

Ganefi meminta semua karyawan turn back (putar balik) sampai 360 derajat untuk melakukan kebaikan. Dalam Islam juga dikenal dengan istilah tawaf yang mengandung makna bahwa gerak hidup setiap manusia bukanlah sekadar untuk hidup itu sendiri, melainkan segala gerak hidup itu terjadi dan menuju kepada Alloh swt

“Mari kita kembali ke titik awal, memperbaiki diri dan introspeksi diri dan seluruh insan dengan sungguh-sungguh menyadari situasi perusahaan sedang sulit. Mari kita bekerja dengan baik dari detik ke detik. Kita harus bersemangat kerja menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini. Hanya manusia yang merugi bila hari-harinya tidak diisi dengan kebaikan,” imbau Ganefi.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, tambah dia, kerja sama dari seluruh karyawan yang ada di PTPN VII ini sangat diperlukan. “Bila kita bekerja dengan team work, insya Allah kita akan dapat melewati masa-masa sulit ini.”

Menurutnya, karena saling membutuhkan, setiap orang tidak bisa bekerja sendiri. Dengan team work yang solid, segala kendala dapat dibicarakan dan dicarikan solusi. Perusahan besar akan berhasil karena team work yang solid. “Setiap karyawan wajib memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan harus terus berkarya. Jangan berhenti sampai di sini. Banyak rekan kita juga yang merasakan situasi seperti ini,” tambah dia.

Ganefi menekankan karyawan untuk tidak menuntut lebih dalam mengembalikan perusahan ini. “Bila perusahaan terpuruk, kita semua akan terpuruk. Mari kita kerja keras agar perusahaan yang kita cintai ini dapat bangkit dan jaya kembali.” (HUMAS PTPN VII/LB)

Direksi Berbaur, Karyawan Terhibur

Direktur Komersil PTPN VII Ganefi menyambangi ruang Bagian Sekretariat Kantor Direksi.

Page 7: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

7WARTAMEDIA AGRO 7

GELIAT perusahan untuk merangsek keluar dari zona krisis terus disiasati oleh perusahaan di bawah komando Direktur Utama

PTPN VII Andi Wibisono. Menindaklanjuti hasil rembuk dengan Tim Crisis Center, dihasi lkan suatu kebi jakan dengan mengambil langkah reposisi pejabat.

Se la in ben tuk penge jawantahan turnaround strategy, perlunya budaya kerja yang efisien, kondusif, dan “segar” dalam lingkungan perusahaan menjadi pijakan bagi Andi untuk merealisasikan strategi ini.

“Kita sudah membentuk tim manajemen krisis. Dan, kejadian hari ini adalah salah satu langkah strategis yang dianggap penting untuk dilakukan, yakni reposisi tugas dan jabatan. Kita butuh suasana kerja yang kondusif untuk mengambil keputusan krusial dalam situasi krisis,” ujar Dirut PTPN VII.

A lhasi l, sebanyak 16 jabatan top management di PT Perkebunan Nusantara VII direposisi, Rabu (7/9). Mereka terdiri dari 3 general manager distrik, 7 manajer unit, dan 6 kepala bagian yang bertugas d i w i layah Lampung, Sumsel, dan Bengkulu.

Pengukuhan ditandai dengan penan-datanganan naskah serah terima jabatan disaksikan Dirut Andi Wibisono dilanjutkan dengan serah terima jabatan.

Para pejabat itu adalah General Manager Distrik Sumatera Selatan Budi Firman, General Manager Distrik Bengkulu Robert Simanjuntak, General Manager Distrik Lampung Vedy Pudiansyah, Kepala Bagian Tanaman Sufri Gunawan, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan Sutarna.

Lalu, Pjs. Kepala Bagian Logistik dan Pemasaran Andri, Kepala Bagian SDM Sumardi, Pjs. Kepala Bagian Pengembangan Strategis dan Teknologi Informasi Yessi

Plofesi, Pjs. Manajer Unit Senabing Burhanudin, Pjs. Manajer Unit Padang Pelawi Ganif Hidayoko.

Kemudian, Manajer Kebun Distr ik Bungamayang Rozi Harmawan, Unit Kebun Karet Way Lima Agus Yanarto, Manajer Unit Kebun Kelapa Sawit Padangratu Tantan Roswana, dan Pjs. Manajer Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah Nur Kholis, sedangkan Sekretaris Perusahaan dipercayakan kepada Yarnis Alisyahbana.

Dalam acara yang juga dihadiri Direktur Operasional Sukarnoto, Direktur Komersil Ganefi, dan general manager distrik pejabat utama perusahaan ini, Andi meminta semua pejabat yang baru dilantik agar dapat menjalankan tugas dengan tanggung jawab.

Sebagai perusahaan di bawah holding PTPN III, Andi mengingatkan rencana strategis global yang sedang ditempuh. Saat ini, kata dia, seluruh perusahaan di bawah holding menjalankan turnaround corporate leadership management. Penerjemahan bebas dari itu adalah melakukan restrukturisasi dan mengambil kebijakan terukur untuk keluar dari posisi sekarang.

Di dalam manajemen, kata Andi, langkah krusial yang diambil jajaran direksi telah mengubah indikator makro perusahaan. Setiap bagian sudah membuat analisis detail untuk membuat efisiensi. “Ada perubahan mendasar dalam beberapa hari ini, termasuk suasana dan budaya kerja yang lebih efisien. Kita harus hidup sederhana. Ini harus dilakukan untuk meraih yang lebih besar lagi,” kata dia.

Kondisi aktual PTPN VII, ucap dia, m e m b u t u h k a n k o m i t m e n s e m u a jajaran untuk bekerja keras. Beberapa elemen eksternal berupa pelemahan per tumbuhan ekonomi g loba l dan dan fak tor alam sedang merundung perusahaan yang core business-nya berupa tanaman industri.

Meskipun demikian, Andi yang mengawali kerja di PTPN IV Sumatera Utara itu menyatakan optimistis bisa membangkitkan kinerja. Keyakinannya didukung kebesaran hati seluruh jajaran pimpinan yang punya komitmen kuat.

“Seluruh sumber daya kita kerahkan untuk membangun kinerja perusahaan yang lebih baik. Sebulan lebih saya di sini, sudah teridentifikasi masalahnya. Kita punya hard skill yang besar, tetapi kita lebih butuh soft skill lebih besar lagi. Soft skill itu adalah komitmen yang baik untuk kemaslahatan bersama,” kata pria kelahiran Cianjur, 1 November 1960, ini. (HUMAS PTPN VII/LB)

Strategi Akselerasi dengan Reposisi

Pejabat PTPN VII saat proses serah terima jabatan, disaksikan jajaran Direksi.

Page 8: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

8 WAWANCARAMEDIA AGRO 7

E B I J A K A N p e m e r i n t a h menggabungkan BUMN perkebunan da lam sa t u ho ld ing s anga t menguntungkan dalam memberi asistensi. Ketika salah satu anak

usaha menemui masalah, sebelum berlabuh ke Menteri BUMN, induk perusahaan bisa memberi solusi. Ini dibuktikan ketika PT Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu yang mengalami stagnasi bahkan kemunduran yang tak kunjung terurai.

Dengan beban biaya rutin yang tak dapat ditunda, ditambah cicilan kredit investasi sangat tinggi, BUMN yang berkantor pusat di Lampung ini limbung. Tak menunggu akut, holding menerjunkan tiga direksi dari praktisi berpengalaman.

Andi Wibisono, Dirut Utama, digeser dari PTPN IV yang sebelumnya menjabat Direktur SDM dan Umum. Sukarnoto, Direktur Operasional, dinilai paham peta dan situasi karena sebelumnya adalah Sekretaris Perusahaan PTPN VII. Sedangkan Ganefi, bankir yang sudah 28 tahun malang melintang di dalam tubuh BRI, ditunjuk sebagai Direktur Komersil.

Kebijakan menyeluruh memang menjadi hak prerogatif Dirut. Namun, Ganefi tampaknya mendapat tugas khusus membangun shortcut, menolong cashflow perusahaan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Berikut wawancara Tim Media Agro 7 dengan Direktur Komersil PTPN VII Ganefi di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Karier Anda moncer di BRI dalam bidang SDM. Lalu, Anda dikirim ke sini. Apakah ini indikasi di sini ada masalah di SDM?

Saya kira tidak spesifik seperti itu. Yang pasti, suatu masalah di perusahaan sehingga institusi itu mengalami problem serius, itu pasti kompleks masalahnya. Saya pastikan, bukan hanya satu aspek.

Anda sudah hampir tiga bulan. Apa hasil identifikasi masalah di sini?

Hipotesis saya benar. Dan, masalah bukan sekadar di sumber daya manusia, tetapi lebih kompleks dari dugaan sementara saya. Awalnya sempat shocked juga, tetapi saya berusaha

memahami. Kompleksitas masalah ada pada seluruh lini.

Saya pahami, PTPN VII ini adalah perusahaan agroindustri yang aspeknya begitu kompleks. Dia begitu banyak melibatkan tenaga kerja dengan skill yang sphere-nya berbeda. Juga dengan teknologinya. Lebih dari itu, bisnis ini sangat bergantung kepada kondisi alam, di mana itu adalah otoritas Tuhan.

Tetapi, secara umum, tidak ada

masalah yang bisa diselesaikan. Setelah mengetahui masalah dasarnya, saya mulai memahami dan dengan cepat kami direksi dan jajaran, berkoordinasi dengan komisaris dan holding bisa segera mengambil kebijakan-kebijakan strategis.

Apa kebijakan itu?Mungkin orang, maksud saya seluruh

karyawan, kaget dengan treatment yang kami ambil. Sebab, ini kebijakan kurang bahkan tidak populis, yakni efisiensi.

Untuk Anda ketahui, berbagai aspek dan level dilakukan efisiensi cukup dramatis. Dalam bulan pertama kami di sini, kami melakukan pengetatan lembur karyawan. Lembur hanya boleh maksimal 30 jam per bulan dari sebelumnya ada yang sampai 150 jam. Sampai-sampai katering kami cut.

Lalu, kami meninjau lapangan dan menemukan ada inefisiensi dari sektor biaya operasional, seperti ongkos angkut dan sejenisnya. Kami juga melakukan cutting atau pemotongan gaji karyawan sesuai level. Hasilnya, dalam dua bulan terakhir, kami bisa saving hampir Rp80 miliar.

Kebijakan yang cukup riskan karena menyentuh hajat hidup karyawan. Anda mengambil risiko?

Ini opsi yang sesungguhnya juga membuat saya menangis dalam hati. Saya juga merasa sakit, bukan secara pribadi, tetapi merasakan betapa kebijakan ini cukup dirasakan karyawan. Tetapi, jika ini tidak kita ambil, justru malapetaka yang bisa hadir dalam memberangus kita semua.

Tetapi, kebijakan ini tidak serta-merta. Kami sudah komunikasikan secara persuasif dengan jajaran sampai lapisan terbawah. Kami juga sabar menunggu respons dari akumulasi pendapat semua lapisan. Dan, alhamdulillah, responsnya cukup menggembirakan.

Sempat ada penolakan?Untuk mengambil opsi ini, kami rapat dengan

SPPN (serikat pekerja), dan semua elemen yang menjadi simpul suara. SPPN sempat mempertanyakan secara detail kebijakan ini, tetapi kemudian paham dan mendukung.

Apa yang sesungguhnya terjadi dengan perusahaan ini?

Seperti saya katakan tadi, ini kompleks. Kompleksitasnya bukan seperti benang kusut, tetapi kait-mengaitnya sangat banyak. Salah satu contoh konkretnya, cashflow yang sangat jomplang ini karena kita sebelumnya melakukan investasi sangat besar dengan asumsi yang kelewat optimistis.

Investasi itu adalah replanting (penanaman tanaman baru), pembangunan pabrik, dan

proyek infrastruktur lain. Nilainya sangat besar. Sisi yang kurang menguntungkan di bisnis ini karena investasi besar tidak bisa langsung menghasilkan. Lha, tanaman karet dan sawit baru bisa panen enam tahun kemudian.

Satu hal yang mengunci kita adalah prediksi harga komoditas yang meleset dari asumsi. Hitungan manajemen saat itu, dengan harga karet yang saat itu lebih Rp30 ribu per kilo, saat ini kita masih bisa tenang cashflow-nya. Nah, badai harga itu datang. Tiba-tiba karet di bawah Rp15 ribu. Kalang kabut kita.

Lalu, apa yang dilakukan?Ya, itu pertama dan jarak pendek, efisiensi.

Kedua, sambil mengatur napas, kita gerak cepat dengan melakukan restrukturisasi. Ada empat bidang utama yang kita restrukturisasi. Pertama, restrukturisasi finansial. Kita butuh setidaknya Rp900 miliar dalam waktu dekat ini untuk mempertahankan operasional perusahan tetap jalan normal.

Sudah ada yang menyanggupi untuk menalangi dana sebesar itu?

Ya, kami melakukan pendekatan kembali kepada sindikasi bank yang selama ini memberi kredit kepada kami. Ada tiga bank BUMN dan satu lembaga keuangan yang sedang kami negosiasi kembali.

Pengajuan kita masih dianggap visibel?Ya, masih. Tetapi, memang kami harus

meyakinkan pihak sindikasi bank dengan argumentasi tambahan, bukan sekadar data neraca keuangan. Maksudnya, kami menunjukkan data pendukung menyangkut prospek yang bisa menutupi cicilan kredit dimaksud. Misalnya, kami segera buka sadap karet sebanyak 2.000 hektare pada 2017. Demikian juga dengan kelapa sawit dan tebu.

Apakah Anda merasa dikirim ke sini agar proses restrukturisasi finansial lancar karena Anda dari salah satu bank sindikasi?

Bisa iya, bisa tidak. Sebab, dalam prinsip perbankan, segala keputusan ditentukan secara objektif. Siapa pun dia seorang debitur, betapa pun rapi dan lengkapnya administratif, jika secara kelayakan dinilai tidak visibel, maka akan ditolak. Sebaliknya, siapa pun dia, jika dari usaha yang dijalankan itu dinilai punya prospek berkembang dengan baik, dia akan menjadi prioritas.

Prinsip itu tidak bisa main-main di perbankan. Sebab, ekses ke belakangnya jika mengabaikan prinsip-prinsip dasar itu, yang rugi kedua pihak. Pihak tentu rugi karena kreditnya berpotensi macet, debitur juga bakal kalang kabut karena kesulitan mengembalikan kredit dan usahanya juga tidak lancar.

Prinsipnya, saya ditugaskan di sini adalah untuk membantu menfasilitasi semua insan PTP Nusantara VII untuk bangkit kembali dari keterpurukan ini. Kami para direksi hanya memfasili tasi, sedangkan mesin sesungguhnya adalah seluruh karyawan. Jadi, kunci sesungguhnya ada pada karyawan.

Apakah itu artinya selama ini unsur karyawan atau SDM yang bermasalah?

Bermasalah di mananya dulu. Kalau dari kapasitas dan kompetensi orang per orang, saya yakin tidak. Sebab, saya tahu proses seleksi di perusahaan ini, sebagai mana perusahaan-perusahaan BUMN lainnya; sangat ketat. Mereka terpilih dari ribuan calon tenaga kerja yang kompetensinya tinggi, bahkan banyak bergelar panjang.

Kalau saya tertarik membahas ini, justru dari kaca mata software atau kompetensi di dalam hati. Yang saya maksud adalah integritas. Ini penting karena sesungguhnya kompetensi hardware berupa kepandaian atau intelektualitas fisik manusia itu digerakkan oleh software, yakni hati. Di situlah bersemayam apa yang disebut niat, komitmen, integritas, attitude, dan sebutan lainnya.

Ada apa dengan integritas?Ya, ini memang soal integritas. Dalam kondisi

seperti ini, kita sangat membutuhkan komitmen dari seluruh insan PT Perkebunan Nusantara VII dan mitra kerja atau rekanan. Dan, untuk membangun komitmen itu adalah adanya kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan. Makanya kita punya slogan yang harus dipegang teguh, terutama di internal perusahaan. Yakni, jujur, tulus, dan ikhlas atau JTI. Di situlah kita menemukan makna sesungguhnya dari integritas.

Salah satu yang terus kita imbau adalah, jangan ada insider trading. Sebab, efek dari insider trading ini bukan cuma kerugian materiel, tetapi mengganggu hubungan antarkaryawan.

Jika semua syarat terpenuhi, kenapa tidak boleh?

Setiap orang berhak untuk mendapat rezeki dari jalan mana pun, termasuk dalam kasus seperti ini. Tetapi, sifat manusia yang cenderung tidak ada puasnya sangat menggoda untuk melakukan tambahan dari nilai keuntungan yang seharusnya didapat.

Yang terjadi berikutnya, mereka bekerja tidak fair. Dari dalam harga dinaikkan dengan dalih tertentu. Kinerjanya yang kurang baik, tetapi tidak mendapatkan sanksi. Monopoli, nepotisme, dan korupsi.

Intinya, insider trading seperti itu kami haramkan saat ini di PTP Nusantara VII. Sebab, lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya.

Sebab, ini sangat memengaruhi psikologi di dalam dan memengaruhi kinerja yang lain karena muncul kecemburuan.

Itu artinya benar Anda mendapat tugas khusus untuk memperbaiki SDM?

Tidak tugas khusus, tetapi bersama-sama. Ini penting karena hanya dengan integritas yang baik, niat yang tulus perusahaan ini bisa bangkit kembali.

Kami menyebut para pekerja ini tidak lagi dengan istilah SDM, tetapi human capital. Kami ingin menempatkan manusia pekerja di PTPN VII ini sebagai aset utama dalam menggerakkan roda usaha. Dengan prinsip bahwa setiap pekerja mempunyai peran penting untuk mengisi setiap fungsi perusahaan, kita harus memperlakukan sama pentingnya.

Integritas ini kunci utama. Jangan dikira seorang yang bekerja pada level terendah mungkin dianggap sebagai pelengkap. Sesungguhnya, dia punya peran sangat vital. Kantor ini kalau tidak ada yang menyapu, kebun karet itu kalau tidak ada yang mau menyadap, atau apa lagi. Jika itu terjadi, perusahaan sebesar ini bisa berhenti.

Anda optimistis. strategi ini akan berhasil?Ya, saya optimistis sekali. Itu bisa kami

rasakan pada berbagai kesempatan bertemu dengan semua pekerja dari berbagai level. Mereka sesungguhnya punya spirit yang kuat untuk keluar dari kondisi ini secepatnya. Mereka juga menunjukkan semangat perubahan, walaupun harus mengencangkan ikat pinggang sekarang.

Apa yang membuat mereka bersemangat?Saya pikir, itu tidak terlepas dari semangat

kami para direksi untuk melakukan perubahan. Harus kami akui, sesungguhnya beberapa kebijakan yang diambil mengundang risiko. Misalnya, soal tidak memberi toleransi terhadap insider trading. Ini ada risiko karena ternyata begitu banyak oknum yang selama ini menikmati keuntungan pribadi dari permainan ini.

Kebijakan lainnya juga t idak populis. Soal membatasi lembur dan premi hingga pemotongan gaji karyawan. Ini kebijakan yang baru pertama kali dalam sejarah PTPN VII. Ini wilayah sensitif, tetapi kami harus ambil karena risikonya jauh lebih besar dari pada tidak dilakukan.

Kepada karyawan, apa harapan Anda?Jaga integritas sebagai insan PTP Nusantara

VII. Luruskan niat untuk membangun masa depan dengan bekerja jujur, tulus, ikhlas. Alloh swt, Tuhan Yang Maha Esa, tidak akan menyia-nyiakan orang yang berlaku adil. Dan, yakinkan diri bahwa kita segera bangkit. n

KHuman Capital itu Integritas

GanefiDirektur Komersil PTP Nusantara VII

Di antara seluruh BUMN dalam holding Perkebunan, PTPN VII menjadi salah satu yang

mengalami masalah serius. Misi

penyelamatan dilakukan

holding dengan mengirim tim direksi mumpuni. Tim baru ini menyebut modal

selamatnya adalah integritas.

Page 9: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

9WAWANCARA MEDIA AGRO 7

E B I J A K A N p e m e r i n t a h menggabungkan BUMN perkebunan da lam sa t u ho ld ing s anga t menguntungkan dalam memberi asistensi. Ketika salah satu anak

usaha menemui masalah, sebelum berlabuh ke Menteri BUMN, induk perusahaan bisa memberi solusi. Ini dibuktikan ketika PT Perkebunan Nusantara VII sebagai salah satu yang mengalami stagnasi bahkan kemunduran yang tak kunjung terurai.

Dengan beban biaya rutin yang tak dapat ditunda, ditambah cicilan kredit investasi sangat tinggi, BUMN yang berkantor pusat di Lampung ini limbung. Tak menunggu akut, holding menerjunkan tiga direksi dari praktisi berpengalaman.

Andi Wibisono, Dirut Utama, digeser dari PTPN IV yang sebelumnya menjabat Direktur SDM dan Umum. Sukarnoto, Direktur Operasional, dinilai paham peta dan situasi karena sebelumnya adalah Sekretaris Perusahaan PTPN VII. Sedangkan Ganefi, bankir yang sudah 28 tahun malang melintang di dalam tubuh BRI, ditunjuk sebagai Direktur Komersil.

Kebijakan menyeluruh memang menjadi hak prerogatif Dirut. Namun, Ganefi tampaknya mendapat tugas khusus membangun shortcut, menolong cashflow perusahaan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Berikut wawancara Tim Media Agro 7 dengan Direktur Komersil PTPN VII Ganefi di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Karier Anda moncer di BRI dalam bidang SDM. Lalu, Anda dikirim ke sini. Apakah ini indikasi di sini ada masalah di SDM?

Saya kira tidak spesifik seperti itu. Yang pasti, suatu masalah di perusahaan sehingga institusi itu mengalami problem serius, itu pasti kompleks masalahnya. Saya pastikan, bukan hanya satu aspek.

Anda sudah hampir tiga bulan. Apa hasil identifikasi masalah di sini?

Hipotesis saya benar. Dan, masalah bukan sekadar di sumber daya manusia, tetapi lebih kompleks dari dugaan sementara saya. Awalnya sempat shocked juga, tetapi saya berusaha

memahami. Kompleksitas masalah ada pada seluruh lini.

Saya pahami, PTPN VII ini adalah perusahaan agroindustri yang aspeknya begitu kompleks. Dia begitu banyak melibatkan tenaga kerja dengan skill yang sphere-nya berbeda. Juga dengan teknologinya. Lebih dari itu, bisnis ini sangat bergantung kepada kondisi alam, di mana itu adalah otoritas Tuhan.

Tetapi, secara umum, tidak ada

masalah yang bisa diselesaikan. Setelah mengetahui masalah dasarnya, saya mulai memahami dan dengan cepat kami direksi dan jajaran, berkoordinasi dengan komisaris dan holding bisa segera mengambil kebijakan-kebijakan strategis.

Apa kebijakan itu?Mungkin orang, maksud saya seluruh

karyawan, kaget dengan treatment yang kami ambil. Sebab, ini kebijakan kurang bahkan tidak populis, yakni efisiensi.

Untuk Anda ketahui, berbagai aspek dan level dilakukan efisiensi cukup dramatis. Dalam bulan pertama kami di sini, kami melakukan pengetatan lembur karyawan. Lembur hanya boleh maksimal 30 jam per bulan dari sebelumnya ada yang sampai 150 jam. Sampai-sampai katering kami cut.

Lalu, kami meninjau lapangan dan menemukan ada inefisiensi dari sektor biaya operasional, seperti ongkos angkut dan sejenisnya. Kami juga melakukan cutting atau pemotongan gaji karyawan sesuai level. Hasilnya, dalam dua bulan terakhir, kami bisa saving hampir Rp80 miliar.

Kebijakan yang cukup riskan karena menyentuh hajat hidup karyawan. Anda mengambil risiko?

Ini opsi yang sesungguhnya juga membuat saya menangis dalam hati. Saya juga merasa sakit, bukan secara pribadi, tetapi merasakan betapa kebijakan ini cukup dirasakan karyawan. Tetapi, jika ini tidak kita ambil, justru malapetaka yang bisa hadir dalam memberangus kita semua.

Tetapi, kebijakan ini tidak serta-merta. Kami sudah komunikasikan secara persuasif dengan jajaran sampai lapisan terbawah. Kami juga sabar menunggu respons dari akumulasi pendapat semua lapisan. Dan, alhamdulillah, responsnya cukup menggembirakan.

Sempat ada penolakan?Untuk mengambil opsi ini, kami rapat dengan

SPPN (serikat pekerja), dan semua elemen yang menjadi simpul suara. SPPN sempat mempertanyakan secara detail kebijakan ini, tetapi kemudian paham dan mendukung.

Apa yang sesungguhnya terjadi dengan perusahaan ini?

Seperti saya katakan tadi, ini kompleks. Kompleksitasnya bukan seperti benang kusut, tetapi kait-mengaitnya sangat banyak. Salah satu contoh konkretnya, cashflow yang sangat jomplang ini karena kita sebelumnya melakukan investasi sangat besar dengan asumsi yang kelewat optimistis.

Investasi itu adalah replanting (penanaman tanaman baru), pembangunan pabrik, dan

proyek infrastruktur lain. Nilainya sangat besar. Sisi yang kurang menguntungkan di bisnis ini karena investasi besar tidak bisa langsung menghasilkan. Lha, tanaman karet dan sawit baru bisa panen enam tahun kemudian.

Satu hal yang mengunci kita adalah prediksi harga komoditas yang meleset dari asumsi. Hitungan manajemen saat itu, dengan harga karet yang saat itu lebih Rp30 ribu per kilo, saat ini kita masih bisa tenang cashflow-nya. Nah, badai harga itu datang. Tiba-tiba karet di bawah Rp15 ribu. Kalang kabut kita.

Lalu, apa yang dilakukan?Ya, itu pertama dan jarak pendek, efisiensi.

Kedua, sambil mengatur napas, kita gerak cepat dengan melakukan restrukturisasi. Ada empat bidang utama yang kita restrukturisasi. Pertama, restrukturisasi finansial. Kita butuh setidaknya Rp900 miliar dalam waktu dekat ini untuk mempertahankan operasional perusahan tetap jalan normal.

Sudah ada yang menyanggupi untuk menalangi dana sebesar itu?

Ya, kami melakukan pendekatan kembali kepada sindikasi bank yang selama ini memberi kredit kepada kami. Ada tiga bank BUMN dan satu lembaga keuangan yang sedang kami negosiasi kembali.

Pengajuan kita masih dianggap visibel?Ya, masih. Tetapi, memang kami harus

meyakinkan pihak sindikasi bank dengan argumentasi tambahan, bukan sekadar data neraca keuangan. Maksudnya, kami menunjukkan data pendukung menyangkut prospek yang bisa menutupi cicilan kredit dimaksud. Misalnya, kami segera buka sadap karet sebanyak 2.000 hektare pada 2017. Demikian juga dengan kelapa sawit dan tebu.

Apakah Anda merasa dikirim ke sini agar proses restrukturisasi finansial lancar karena Anda dari salah satu bank sindikasi?

Bisa iya, bisa tidak. Sebab, dalam prinsip perbankan, segala keputusan ditentukan secara objektif. Siapa pun dia seorang debitur, betapa pun rapi dan lengkapnya administratif, jika secara kelayakan dinilai tidak visibel, maka akan ditolak. Sebaliknya, siapa pun dia, jika dari usaha yang dijalankan itu dinilai punya prospek berkembang dengan baik, dia akan menjadi prioritas.

Prinsip itu tidak bisa main-main di perbankan. Sebab, ekses ke belakangnya jika mengabaikan prinsip-prinsip dasar itu, yang rugi kedua pihak. Pihak tentu rugi karena kreditnya berpotensi macet, debitur juga bakal kalang kabut karena kesulitan mengembalikan kredit dan usahanya juga tidak lancar.

Prinsipnya, saya ditugaskan di sini adalah untuk membantu menfasilitasi semua insan PTP Nusantara VII untuk bangkit kembali dari keterpurukan ini. Kami para direksi hanya memfasili tasi, sedangkan mesin sesungguhnya adalah seluruh karyawan. Jadi, kunci sesungguhnya ada pada karyawan.

Apakah itu artinya selama ini unsur karyawan atau SDM yang bermasalah?

Bermasalah di mananya dulu. Kalau dari kapasitas dan kompetensi orang per orang, saya yakin tidak. Sebab, saya tahu proses seleksi di perusahaan ini, sebagai mana perusahaan-perusahaan BUMN lainnya; sangat ketat. Mereka terpilih dari ribuan calon tenaga kerja yang kompetensinya tinggi, bahkan banyak bergelar panjang.

Kalau saya tertarik membahas ini, justru dari kaca mata software atau kompetensi di dalam hati. Yang saya maksud adalah integritas. Ini penting karena sesungguhnya kompetensi hardware berupa kepandaian atau intelektualitas fisik manusia itu digerakkan oleh software, yakni hati. Di situlah bersemayam apa yang disebut niat, komitmen, integritas, attitude, dan sebutan lainnya.

Ada apa dengan integritas?Ya, ini memang soal integritas. Dalam kondisi

seperti ini, kita sangat membutuhkan komitmen dari seluruh insan PT Perkebunan Nusantara VII dan mitra kerja atau rekanan. Dan, untuk membangun komitmen itu adalah adanya kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan. Makanya kita punya slogan yang harus dipegang teguh, terutama di internal perusahaan. Yakni, jujur, tulus, dan ikhlas atau JTI. Di situlah kita menemukan makna sesungguhnya dari integritas.

Salah satu yang terus kita imbau adalah, jangan ada insider trading. Sebab, efek dari insider trading ini bukan cuma kerugian materiel, tetapi mengganggu hubungan antarkaryawan.

Jika semua syarat terpenuhi, kenapa tidak boleh?

Setiap orang berhak untuk mendapat rezeki dari jalan mana pun, termasuk dalam kasus seperti ini. Tetapi, sifat manusia yang cenderung tidak ada puasnya sangat menggoda untuk melakukan tambahan dari nilai keuntungan yang seharusnya didapat.

Yang terjadi berikutnya, mereka bekerja tidak fair. Dari dalam harga dinaikkan dengan dalih tertentu. Kinerjanya yang kurang baik, tetapi tidak mendapatkan sanksi. Monopoli, nepotisme, dan korupsi.

Intinya, insider trading seperti itu kami haramkan saat ini di PTP Nusantara VII. Sebab, lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya.

Sebab, ini sangat memengaruhi psikologi di dalam dan memengaruhi kinerja yang lain karena muncul kecemburuan.

Itu artinya benar Anda mendapat tugas khusus untuk memperbaiki SDM?

Tidak tugas khusus, tetapi bersama-sama. Ini penting karena hanya dengan integritas yang baik, niat yang tulus perusahaan ini bisa bangkit kembali.

Kami menyebut para pekerja ini tidak lagi dengan istilah SDM, tetapi human capital. Kami ingin menempatkan manusia pekerja di PTPN VII ini sebagai aset utama dalam menggerakkan roda usaha. Dengan prinsip bahwa setiap pekerja mempunyai peran penting untuk mengisi setiap fungsi perusahaan, kita harus memperlakukan sama pentingnya.

Integritas ini kunci utama. Jangan dikira seorang yang bekerja pada level terendah mungkin dianggap sebagai pelengkap. Sesungguhnya, dia punya peran sangat vital. Kantor ini kalau tidak ada yang menyapu, kebun karet itu kalau tidak ada yang mau menyadap, atau apa lagi. Jika itu terjadi, perusahaan sebesar ini bisa berhenti.

Anda optimistis. strategi ini akan berhasil?Ya, saya optimistis sekali. Itu bisa kami

rasakan pada berbagai kesempatan bertemu dengan semua pekerja dari berbagai level. Mereka sesungguhnya punya spirit yang kuat untuk keluar dari kondisi ini secepatnya. Mereka juga menunjukkan semangat perubahan, walaupun harus mengencangkan ikat pinggang sekarang.

Apa yang membuat mereka bersemangat?Saya pikir, itu tidak terlepas dari semangat

kami para direksi untuk melakukan perubahan. Harus kami akui, sesungguhnya beberapa kebijakan yang diambil mengundang risiko. Misalnya, soal tidak memberi toleransi terhadap insider trading. Ini ada risiko karena ternyata begitu banyak oknum yang selama ini menikmati keuntungan pribadi dari permainan ini.

Kebijakan lainnya juga t idak populis. Soal membatasi lembur dan premi hingga pemotongan gaji karyawan. Ini kebijakan yang baru pertama kali dalam sejarah PTPN VII. Ini wilayah sensitif, tetapi kami harus ambil karena risikonya jauh lebih besar dari pada tidak dilakukan.

Kepada karyawan, apa harapan Anda?Jaga integritas sebagai insan PTP Nusantara

VII. Luruskan niat untuk membangun masa depan dengan bekerja jujur, tulus, ikhlas. Alloh swt, Tuhan Yang Maha Esa, tidak akan menyia-nyiakan orang yang berlaku adil. Dan, yakinkan diri bahwa kita segera bangkit. n

Human Capital itu Integritas

Page 10: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

10 WARTA MEDIA AGRO 7

UNTUK menyosialisasikan program-program penyelamatan perusahaan, Direk tur U tama Andi Wibisono melakukan kunjungan kerja ke unit

kebun. Tanggal 3 Oktober 2016 lalu, Direktur Utama Andi Wibisono melakukan kunjungan kerja ke Distrik Bengkulu, dilanjutkan kunjungan ke Unit Kebun Padang Pelawi, Talopino, dan Pagaralam.

Tanggal 3 Oktober 2016, Senin malam, Komisaris Independen R. Juniono Soehartjahjono

S., didampingi Direktur Utama, memberikan pengarahan kepada unsur pimpinan dan staf karyawan di ruang rapat di Distrik Bengkulu.

Di hari kedua kunjungan, Direktur Utama Andi Wibisono melanjutkan kunjungan ke Unit Kebun Karet Padang Pelawi dan Unit Kebun Sawit Talopino.

Selama kunjungan ke unit, Andi Wibisono memberikan pengarahan kepada seluruh pekerja. Dia menjelaskan kondisi perusahaan dan baga imana cara menye lamatkan peruaahaan dari situasi sulit ini.

Ia juga menyosialisasikan program yang akan dilaksanakan direksi, terutama program efisiensi yang telah dilaksanakan.

Di har i ket iga kunjungan kerja, Andi melanjutkan kunjungan ke Unit Kebun Pagaralam. Di sini Dirut melaksanakan rapat dengan tim ad hoc dari holding. Dilanjutkan pengarahan kepada para pekerja.

Bagian SDM dan Umum Risky mengatakan para pekerja di seluruh unit di Distrik Bengkulu mendukung sepenuhnya seluruh kebijakan Direksi, terutama untuk menyelamatkan perusahaan. "Kami pekerja akan ikut program Direksi untuk menyelamatkan perusahaan,” ujar Risky. (HUMAS PTPN VII/LB)

Dirut Kunjungan ke Padang Pelawi

“Kami SPPN 7 menjadi garda terdepan untuk mendukung kebijakan direksi

saat ini. Kami melihat langkahnya berani dan punya data kuat sebagai argumentasi. Kita memang sedang butuh komposisi direksi yang seperti sekarang!”

Kalimat itu disampaikan berapi-api oleh Vedi Pudiansyah. Ketua Ser ikat Peker ja Perkebunan Nusantara 7 (SPPN 7), didampingi Sekretaris Jenderal Puji Supriyanto, ini menyatakan optimistis kondisi perusahaan segera bangkit dengan langkah tidak populis direksi.

Vedy mengaku mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang mengkhawatirkan saat ini belum lama. Ia menyebut manajemen terdahulu mengalami stagnasi akibat rencana bisnis (bussines plan) yang di luar perkiraan.

“Kami t idak menyalahkan manajemen terdahulu karena memang bukan kesalahan yang disengaja. Ada faktor eksternal

yang sangat berpengaruh kepada bisnis industri agro saat ini. Tetapi, kita memang ada masalah dengan praktik tidak fair dari oknum-oknum yang mengambil keuntungan dengan bisnis sampingannya,” kata dia.

Sebagai mitra perusahaan, Vedy mengaku banyak ditinggalkan dalam mengambil kebijakan pada periode lalu. Namun, karena

organisasinya lebih fokus kepada menjaga kepentingan karyawan, ia tidak begitu detail mengikuti setiap kebijakan makro. Sebab, kata dia, selama ini kepentingan pekerja hampir tidak pernah terganggu.

“Ini adalah kebijakan pertama dari manajemen yang berani menyentuh kepentingan pekerja. Apakah kami protes dan berjuang untuk tidak menyentuh pekerja?

Ya, tentu. Tetapi, setelah dibuka semua data dan fakta yang ada, kami sadari jika tidak dilakukan justru bencana bagi semuanya,” kata dia.

Prinsip SPPN sebagai mana tertuang dalam AD/ART, lanjut Vedy, adalah menjadi mit ra perusahaan dalam menjalankan manajemen. Lebih spesifik, SPPN berada di sisi pekerja untuk

mengadvokasi jika ada sengketa maupun masalah.

“Kami bersyukur manajemen saat ini selalu melibatkan SPPN untuk membahas kebijakan yang akan diambil. Kami juga dilibatkan dalam Tim Crisis Center untuk mencari masalah dan memberi rekomendasi. Lebih dari itu, konsep bipartit yang diamanatkan undang-undang dijalankan dengan baik.”

Sekjen SPPN Puji Supriyanto menambahkan secara khusus dia telah menyelidiki track record tiga direksi dan komisaris yang saat ini duduk. Dia mengapresiasi dan opt imis t is d i reks i b isa menyelesaikan masalah dengan baik.

“Bukan sombong, saya punya jaringan di level atas cukup banyak. Setelah saya telisik, nama mereka cukup bagus. Saya tidak keberatan jika Pak Ketua (Vedy Pudiansyah) menyebut direksi ini adalah tangan Tuhan yang dikirim untuk membenahi PTPN VII. Saya optimistis,” kata dia. (HUMAS PTPN VII/LB)

Ketua SPPN7: Direksi ini “Utusan Tuhan”

Page 11: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

11WARTAMEDIA AGRO 7

DI gubuk sederhana, di tengah kebun karet Afdeling IV Way Berulu, di kaki Gunung Pesawaran, angin sepoi menggesek-gesekkan dedaunan.

Suara gesekannya menjadi latar cengkerama dua lusin pekerja yang sedang mengaso. Mereka sengaja datang tengah hari karena diundang Siswanto, sinder kebun Afdeling III Unit Way Berulu, yang berulang tahun.

Sepaket menu makan siang masakan kampung sudah tersedia di bangku panjang dalam gubuk. Canda dan cengkerama mewarnai pertemuan informal itu. Meski demikian, tema kondisi tanaman, hasil sadapan, kebersihan kebun, ketepatan waktu sadap, hingga perhitungan premi selalu menyelinap.

“Wah, ini motor baru dari bonus kemarin, ya. Hahaha…, celoteh seorang pekerja kepada

rekannya yang datang dengan sepeda motor mulus. Itu adalah satu dari sekian joke yang muncul untuk mencairkan suasana.

Tidak ada protokol. Acara dibuka H. Jamhur, salah satu karyawan yang dituakan karena pemahaman agamanya. Dalam mukadimahnya, ustaz ini mengatakan kenduri sederhana ini sebagai ajang membangun kekerabatan antarkaryawan agar lebih barokah. Lalu, ia mengimami doa dengan khusyuk di keheningan kaki bukit yang sejuk.

Sepotong poin doa yang dia lafalkan, “Allohumma ya Alloh, selamatkan perusahaan kami yang merupakan sumber penghidupan kami dari kemunduran. Kuatkan pemimpin kami agar bisa membawa kami kepada kesejahteraan. Rapatkan barisan kami para pekerja agar senantiasa istikamah

dengan kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan bekerja.”

Udara sejuk dan hening membuat suasana tambah khusyuk. Tampak, Manajer Unit Way Berulu Agus Pahroni, Asisten Kepala Heru Purwito, Asisten SDM Agus Tobationo, para sinder afdeling, dan beberapa pekerja. Kondisi keprihatinan perusahaan seolah menayang di hadapannya.

Makan bersama di kebun itu menjadi tradisi baru di Unit Way Berulu. Itu menjadi salah satu media untuk berkomunikasi secara egaliter dan mengurangi sekat antarelemen. “Kami selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kondisi perusahaan yang sedang kurang baik kami gunakan untuk instrospeksi diri. Alhamdulillah, kami semua kompak untuk bangkit dengan bergerak bersama secara ikhlas,” kata Agus Pahroni.

Manajer yang baru lima bulan bertugas itu mengaku salut dan memberi apresiasi t inggi kepada seluruh pekerja. Ketika mendapat mandat untuk menyampaikan kondisi perusahaan kepada karyawan, ia meminta sumbang saran dari semua pekerja. “Kami berkumpul untuk membahas itu. Makanya, kegiatan selanjutnya sangat beragam. Dari yang kegiatan fisik secara swadaya sampai upaya keagamaan,” tambah dia.

Hasilnya luar biasa. Semua karyawan bergerak bahu-membahu menyumbangkan apa yang bisa. “Sekarang, kita bisa lihat lingkungan pabrik bersih. Area kerja teratur, suasana kerja nyaman, dan interaksi lebih akrab. Kami

rutin mengadakan salat hajat dan salat tasbih setiap Jumat. Kami juga ada doa bersama untuk keselamatan perusahaan.”

Sentuhan dengan melibatkan religiositas terbukti ampuh menggalang dukungan. Asisten Kepala Heru Purwanto mengatakan produktivitas karyawan beranjak naik. Se la in karena in tens i t as ker ja yang semakin baik, pekerja menyakini ada kekuatan dari Tuhan yang menguatkan langkah tulus mereka.

“Alhamdulillah, hitung-hitungan bisnis di Way Berulu masih kompetitif. Kami masih bisa berproduksi dengan produktivitas yang baik. Ini kami yakini sebagai hasil dari apa yang kami lakukan,” kata Heru.

Senada, Agus Tobationo menyatakan terima kasih kepada karyawan yang memahami kondisi dengan turut berempati. Banyak terobosan dan prakarsa karyawan di afdeling maupun di kebun untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman.

“Hampir semua kegiatan di luar produksi di sini dilakukan secara swadaya. Untuk kebersihan pabrik, misalnya, kami adalah gotong royong setiap Sabtu. Kami semua turun semua, tidak ada yang hanya nunjuk-nunjuk. Tak terkecuali manajer atau siapa pun. Sebab, yang sedang kami bangun adalah keteladanan,” kata Agus.

Agus menginformasikan Unit Way Berulu mendapat kehormatan dari kantor pusat. Dalam sebulan terakhir, tambah dia, Unit Way Berulu dikunjungi banyak tim. Dari direksi, komisaris, komisaris holding, Tim Crisis Center, sampai yang tim-tim teknis. “Itu artinya kami diperhatikan,” ujarnya. (HUMAS PTPN VII/LB)

Spirit Bangkit dari Way Berulu

SUMIATI, ibu tiga anak itu, sudah terjaga sebelum marbut masjid bangkit dari mimpinya. Istri Tentrem (49), pekerja sadap di PTP Nusantara VII Unit Way Berulu, itu sudah harus menyiapkan bekal untuk suaminya. Sudah lazim, di Dusun Adimulyo, Desa Kalirejo, Negeri Katon, Pesawaran, itu setiap dini hari dibangunkan aroma ikan asin goreng atau harum terasi bakar.

Tak ada dialog lagi, rutinitas itu seperti sudah otomatis. Ketika bangun, Tentrem langsung menuju kamar mandi dan bersiap menunaikan kewajiban. Di Honda Revo kesayanganny sudah tercantel tas ransel berisi sajadah, alat sadap, dan bontot.

“Kulo lebih sering budal sak derenge subuh. Dados solate teng kebon. Mulane kulo mbeto sejadah (Saya lebih sering berangkat sebelum subuh. Makanya saya bawa sajadah),” kata dia.

Suara knalpot sepeda motornya cukup menjadi tanda bagi dua anaknya yang masih mendengkur. Lampu sepeda motornya yang sudah melemah terbantu oleh belor, senter bertenaga baterai charger yang dipasang di helmnya.

Di pinggir kebun milik perusahaan, ia mulai menghitung rezeki. Dimulai dengan bismillah, ia terus mengabsen setiap batang karet dengan alat

sadap yang menjadi tanggungannya. “Kulo damel zikir mawon. Saben sak uwit, kulo moco bismillah (Saya pakai zikir saja. Setiap batang saya bacakan bismillah),” kata bapak tiga anak yang mengaku diberi tanggung jawab 600 pohon setiap hari itu.

Ditanya tentang kondisi perusahaan yang sedang kelelahan membiayai operasional, Tentrem mengaku mengetahui dari mandornya. “Nek kulo nggih manut mawon. Rezeki niku sampun diatur Ingkang Kuwaos, kulo nerimo (Kalau saya ikut saja. Soal rezeki, Tuhan yang mengatur),” imbuh pria yang sudah 20 tahun lebih jadi buruh sadap.

Dari kerja ikhlasnya yang tak pernah putus, ia bisa membiayai sekolah tiga anaknya. Satu anaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Anak nomor dua sudah lulus SMK. Dan si bungsu masih kelas tiga SMP.

Tak berbeda, Suprayitno, penyadap di Afdeling IV ini, juga menjalani rutinitas yang sama. Setiap hari, ia bersama rekan seprofesi bergantung dari tetes-tetes getah yang dikumpulkannya. “Saya bersyukur bisa bekerja dan mendapat penghasilan dari sini. Kalau disyukuri, tidak ada yang kurang dalam hidup kita,” kata bapak dua anak berusia 37 tahun ini. (HUMAS PTPN VII/LB)

Zikir Pohon untuk Ketenteraman Tentrem

Manajer Unit Way Berulu Agus Pahroni berdiskusi dengan karyawan.

Tentrem memeragakan menyadap karet di Afdeling IV Way Berulu.

Page 12: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

12 WARTA MEDIA AGRO 7

Di ruang pertemuan PTPN VII Distrik Sumatera Selatan (DSSL), suasana kekeluargaan menyeruak, Selasa (13/9/2016) malam. Para pekerja dengan pakaian bebas tampak didampingi istri, bahkan anak-anaknya hadir. Hari itu, pisah sambut jabatan General Manager Distrik Sumatera Selatan dilaksanakan dengan konsep setengah resmi. Jadilah, agenda formal selesai dan keakraban antarpekerja tercipta.

Di depan podium, di ruang berdekorasi ornamen Palembang itu, sepasang suami-istri berdiri. Dari samping, ibu paruh baya berkebaya biru membawa cendera mata yang beralaskan baki. Sejurus kemudian, H. Lipsupran, perwakilan dari DSSL, mengambil tanda mata itu untuk diserahkan kepada Robert Simanjuntak dan istri. Tepuk tangan pun seketika bergemuruh, menggema dalam ruangan.

Reposisi jabatan itu adalah tukar posisi Robert Simanjuntak dengan Budi Firman. Sebelumnya, Robert memangku jabatan GM Sumatera Selatan, sedangkan Budi Firman adalah GM Distrik Bengkulu. Reposisi ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan perusahaan dalam penerapan turnaround strategy.

Sebagai gantinya, Budi Firman, S.St. siap melanjutkan prestasi dan kerja keras yang diwariskan oleh Robert Simanjuntak untuk

mencapai efisiensi. Acara ini dihadiri seluruh manajer unit, kabid, serta karyawan yang mengikutsertakan istri dan anak mereka.

Kegiatan yang dirangkai dengan arisan karyawan DSSL ini juga tandai dengan pemberian kenang-kenangan kepada Ir. H. Burhanudin Mansyur berserta istri yang naik jabatan dari Kabid Tanaman DSSL menjadi Manajer Unit Snabing.

Robert Simanjuntak saat menyampaikan sambutannya mengatakan selama sekitar 11 bulan bertugas di Distrik Sumatera Selatan (DSSL), dia merasa senang dan enjoy.

”Di sini ini rasa kekeluargannya sangat tinggi. Ini membuat saya senang dan betah. Walaupun saya sering marah, teman-teman tidak memasukkannya dalam hati. Karena, teman-teman sangat tahu dan menyadari

bahwa saya marah berkaitan dengan tugas perusahaan yang harus dicapai. Jadi, saya dan teman-teman di DSSL ini bisa membedakan antara tugas kedinasan dan hubungan pribadi kekeluargaan,” kata Robert yang saat ini menjabat GM Distrik Bengkulu menggantikan Budi Firman.

Dalam kesempatan itu, Rober t juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan dukungan seluruh karyawan DSSL. Dia juga meminta maaf terhadap semua kesalahan dan kekhilafan selama memimpin DSSL.

“Terima kasih kepada semua teman-teman karyawan di sini yang sudah bersama-sama membantu tugas-tugas saya dalam upaya meningkatkan kinerja dan produksi kita. Dan, khususnya kepada para manajer unit yang telah mencurahkan kemampuan masing-

masing secara maksimal, mencapai apa yang menjadi tujuan dan misi perusahaan. Terima kasih,” katanya. (TIM/LB)

Selain itu, GM Distrik Bengkulu yang didampingi istrinya itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu-ibu IKI DSSL yang telah bekerja dan melakukan berbagai kegiatan dalam upaya membantu suami masing-masing meningkatkan semangat bekerja di situasi yang seperti ini.

“Peran istri kita ini sangat penting sekali dalam memberikan dorongan semangat meningkatkan kinerja kita di tengah kondisi perusahaan yang seperti ini,” pungkas Robert. (TIM/LB)

Tingkatkan KinerjaSementara itu, GM DSSL yang baru, Budi

Fiman, dalam sambutannya, menyampaikan dia akan melanjutkan dan meningkatkan apa yang sudah dicapai GM sebelumnya.

”Apa yang sudah dikerjakan dan dicapai Pak Robert akan kita teruskan dan tingkatkan. Untuk itu, saya mengajak teman-teman untuk sama-sama kita meningkatkan kinerja dan produksi kita melalui proses yang kita sama-sama laksanakan. Kalau semua proses kita jalani dengan baik dan benar, hasilnya akan baik juga. Insya Allah, pada akhirnya Distrik Sumatera Selatan akan menjadi distrik yang memberikan kontribusi besar se-PTPN VII,” kata Budi Firman. (HUMAS PTPN VII/LB)

Robert dan Budi Tukar PosisiSERAH TERIMA GENERAL MANAGER DISTRIK SUMSEL

"Sebagai istr i, mari k i ta ber i semangat para suami agar kinerjanya lebih baik lagi dan dapat memajukan perusahaan."

Kalimat persuasif ini disampaikan lembut oleh Ketua Umum Ikatan Keluarga Istri (IKI) PTPN VII Ny. Euis Andi Wibisono.

Motivasi bernada imbauan dan ajakan terus ia syiarkan kepada para istri karyawan agar mereka mampu menciptkan mood yang baik bagi suami mereka. Bukan tanpa alasan, karena bagi Euis sosok istri memiliki pengaruh yang teramat besar bagi sang suami.

Usai saling saling sapa bertanya kabar, beramah-tamah, bersenda gurau, hingga ber-selfie ria, para ibu Ikatan Keluarga Istri PTPN VII ini mulai khidmat mengikuti rangkaian acara.

Pertemuan rutin guna mengeratkan silaturahmi ini tampak spesial. Pergelaran kuliner khas Lampung seruit dan pertunjukan musik dari barang bekas diagendakan dalam arisan tiga bulanan ini. Gedung Pertemuan PTPN VII pada hari itu, Selasa (6/9/2016), pun jadi hidup dan lebih berwarna oleh beragam aktivitas mereka.

Dalam sambutannya, Ny. Euis Andi Wibisono mengatakan, “Kegiatan arisan ini merupakan pertemuan rutin untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota dan pengurus.”

Bersama Ny. Yayuk Sukarnoto, Euis yang mulai mengemban amanah untuk melanjutkan kelangsungan IKI PTPN VII sejak 23 Juli 2016 ini siap menjadikan IKI sebagai organisasi yang menopang kehidupan perusahaan PTPN VII

Sesuai tujuannya, lanjut Euis, keberadaan IKI ini mewujudkan kesejahteraan keluarga para anggotanya dan menjalin kerja sama dengan semua pihak melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta menjalin hubungan

kerja sama untuk kepedulian sosial serta turut melestarikan budaya bangsa.

Ny Yayuk Sukarnoto menambahkan IKI harus mampu memberi eksistensi untuk kemajuan perusahaan. Pihaknya akan terus melanjutkan program-program IKI yang telah diagendakan setiap tahunnya.

“Namun, itu semua akan dilakukan dengan melihat kondis i keuangan perusahaan. B i la keuangan perusahaan belum bisa mememungkinkan untuk mendukung program-program yang IKI laksanakan, kita juga tidak bisa memaksakan kehendak,” tegas Yayuk.

Untuk i tu, Euis melanjutkan, program yang akan dilaksanakan yakni pembenahan intern organisasi. “Jadi, kita akan melakukan pembenahan pada pengurus pusat, juga melakukan pembenahan program yang akan dilaksanakan. Seperti yang telah diketahui, banyak program kerja yang dimiliki IKI PTPN VII, di antaranya di bidang pendidikan, seni budaya, sosial dan ekonomi,” ucap Euis.

Di bidang pendidikan, IKI melaksanakan pemberian bantuan beasiswa kepada siswa berprestasi anak-anak karyawan golongan I dan II. (HUMAS PTPN VII/LB)

PERTEMUAN RUTIN IKI

Ayo, Dukung Suami Berprestasi!

Kegiatan arisan ini merupakan

pertemuan rutin untuk

mempererat tali silaturahmi antaranggota

dan pengurus.

Robert Simanjuntak Budi Firman

Page 13: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

13WARTAMEDIA AGRO 7

ME M I K U L t anggung jawab pengawasan, Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara I I I Holding mengunjungi PT

Perkebunan Nusantara VII selama tiga hari sejak Senin (27/9). Disambut Direktur Utama Andi Wibisono, Direktur Operasional Sukarnoto, dan Direktur Komersil Ganefi, mereka langsung menggelar rapat di Kantor Direksi, Bandar Lampung.

Usai rapat, rombongan yang terdiri dari Joefly J Bahroeny (Komisaris Utama) didampingi tiga komisaris anggota, Dahlan

Harahap, S. Budhi Santoso, dan E. Sitorus, langsung meninjau kebun dan pabrik.

Hari pertama mereka menyambangi Unit Usaha Way Berulu (kebun dan pabrik karet), Unit Usaha Rejosari, dan Unit Usaha Bekri (kebun dan pabrik kelapa sawit). Pada hari kedua, Selasa (28/9), mereka berkunjung ke kebun tebu dan pabrik gula Distrik Bunga Mayang.

Didampingi Direktur Operasional Sukarnoto, rombongan singgah di kebun karet Afdeling I Way Berulu. Di kebun seluas 61 hektare dengan tanaman berumur tujuh tahun dan

mulai disadap pada 2014 itu, Dewan Komisaris berbincang dengan beberapa pekerja dan mandor sadap.

“Dari keterangan pekerja dan data yang ada, tidak ada yang salah dalam pengelolaan kebun karet ini. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk 1 kilogram karet juga masih kompetitif, relatif sama dengan kebun swasta atau kebun PTPN yang sehat lainnya. Jadi, saya kira ini hanya soal waktu. Maksudnya, ini kan tanaman muda, produksinya belum maksimal. Kedua, harga internasional juga belum kondusif. Nanti, kalau cuaca bagus, pasti produksi dan kualitasnya juga bagus,” kata Joefly kepada Media Agro7 usai peninjauan.

Kepada pekerja, ia mengingatkan agar tetap konsisten memperlakukan tanaman. Sebab, ujar dia, tumbuhan hidup dan menghasilkan sesuatu berdasarkan perawatannya.

“Saya pesan kepada Pak Siswanto dan kawan-kawan semua pekerja, tetap bekerja dengan baik. Kalau kita rawat dan baik kepada tanaman, tanaman juga akan menghasilkan lebih baik. Enggak usah ikut mikir kondisi perusahaan. Yang penting, hak-hak normatif pekerja tetap terpenuhi,” kata Joefly kepada Siswanto, salah satu pekerja yang ditemui.

Di pabrik karet Way Berulu, rombongan juga menyaksikan proses pengolahan dari getah sampai siap ekspor. Dahlan Harahap, salah satu komisaris, mengapresiasi kebersihan dan standar operasional pabrik. “Ini pabriknya bersih, prosesnya juga bagus. Dan, saya lihat hasilnya juga bagus sampai pengemasannya,” kata pria bergelar profesor berusia 67 tahun itu.

Dari Way Berulu dalam guyuran hujan deras, tim menuju Unit Usaha Rejosari. Karena hujan, tim hanya mendengarkan presentasi Manajer Unit Ricky Tjahyono tentang kondisi manajemen, budi daya, teknologi, produksi, dan produktivitas.

Para komisaris yang juga berlatar belakang mantan pejabat di beberapa PTPN yang mengelola kelapa sawit i tu mengaku

optimistis PTPN VII bisa segera bangkit. Satu catatan mereka, seluruh pekerja harus konsisten dan berkomitmen.

Tim lalu menuju Unit Bekri. Di perkebunan sawit yang telah ada sejak zaman Belanda itu mereka mempertanyakan keberadaan kebun tebu yang berada di bagian depan.

Kepada tim, Manajer Unit Bekri Ricky menjelaskan sebab ditanamnya tebu. Menurutnya, lima tahun lalu, tanaman sawit di Afdeling I seluas sekira 500 hektare terserang jamur genoderma.

Akibatnya, banyak pohon yang layu dan mati. Dan, itu menular ke pohon lainnya. “Tanaman sawit kami bongkar dan untuk memutus mata rantai jamur genoderma itu, kami selingi dengan tenaman tebu,” kata dia.

Di Bekri, tim juga melihat langsung proses produksi crude palm oil (CPO) di PKS Bekri. Dalam arahannya, mereka meminta manajemen terus mendorong upaya-upaya perbaikan teknologi tepat guna agar produktivitas bisa lebih meningkat dengan kualitas standar yang baik.

Di Pabrik Gula Bunga Mayang yang berjarak sekira 150 kilometer dari Bandar Lampung, rombongan juga memberikan pengarahan dan memotivasi pekerja. “Saya yakin, jika ini dijalankan dengan konsisten, dalam dua tahun PTPN VII bisa berjalan normal kembali,” kata Joefly. (HUMAS PTPN VII/LB)

Komisaris Holding Motivasi Pekerja

Komisaris Utama PTPN III Joefly J Bahroeny bersama jajarannya melakukan kunjungan kerja.

Page 14: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

14 WARTA MEDIA AGRO 7

GEBRAKAN Dirut PTPN VII Andi Wibisono untuk menerapkan efisiensi membuahkan hasil. Dia memperoleh temuan terkait masalah harga

pembelian bahan baku bokar dan tandan buah segar (TBS). Menurut dia, “Pembelian bahan baku itu harus menguntungkan. Tidak ada cerita pembelian bahan baku ini justru merugi.”

Coffee morning yang lazimnya menjadi momen mengobrol santai bersama itu kali ini tampak terlihat serius. Masalah inefisiensi jadi pemicunya. Di tengah kondisi perusahaaan yang tengah sakit, bagi Dirut masalah ini mestinya tidak berlarut.

Dalam cof fee morning pada Senin (19/9/2016) itu, di Kantor Direksi, ruang rapat lantai I, trio direksi, Andi Wibisono, Direktur Komersil Ganefi, dan Direktur Operasional Suk a r no to , t ampak concern menyoroti setiap materi obrolan.

D i h a d a p a n m e r e k a ,

tampak peserta yang berseragam putih, mulai dari kepala bagian hingga kepala urusan, nimbrung pada kursi yang disusun melingkar sembari mengudap penganan sambil menyeruput kopi.

U sa i j eda se jenak , D i ru t kemba l i merembukkan permasalahan tadi. “Maka, kita harus me-review kembali harga pembelian bokar dan TBS yang ada di PTPN VII. Bila kita melakukan dengan standard operating precedure (SOP), saya yakin bisa dikerjakan dengan semaksimal mungkin,” kata Andi.

Selama ini, lanjut dia, pembelian bahan baku di kebun PTPN masih bagus dibandingkan lingkungan pabrik sekitar. “Dari sisi timbangan,

PTPN VII cukup bagus. Bila selisih harga bokar hanya Rp700,

pemasok masih memilih menjua l d i pabr ik P T P N V I I k a rena timbangannya bagus. Inilah yang dijadikan

modal kepercayaan kepada pemasok.”

Menanggapi temuan itu, jajaran manajemen akan merevisi aturan-aturan

yang tidak mendukung, seper t i penentuan harga bokar berdasarkan harga pembelian tertinggi.

Buang Kepentingan PribadiPada kesempatan yang sama, Direktur

Komersil PTPN VII Ganefi mengatakan ada tiga bagian terpenting dalam perusahaan, yakni Bagian SDM, TNP, dan Tanaman.

Dia beranalogi bahwa Bagian SDM itu seperti aliran darah yang bisa menyelinap di semua aktivitas perusahaan. Bagian strategis ini bukanlah administratif dan personalia yang hanya mengurusi kenaikan golongan. Bagian SDM juga, ucapnya, mesti meningkatkan produksi perusahaan. ”Bagus-buruknya produksi tergantung dari SDM-nya. Bagaimana orang-orang di dalamnya menggerakkan bisnis ini,” papar Ganefi.

Menyikapi masalah harga pembelian bahan baku, ibu yang berpenampilan low profile ini meminta kepada karyawan agar mengerti kondisi perusahaan saat ini. Dia mengimbau untuk bekerja sesuai prosedur. “Bila kita menjalankan perusahaan tanpa kepentingan pribadi, pasti bisa menjadikan perusahaan lebih baik lagi. Mari kita sama-sama mengawal produksi dan hasil penjualan produksi agar bisa mencapai produksi lebih baik,” katanya.

Dengan keterbatasan dana, PTPN VII akan mengaplikasikan sistem pembelian dengan CNS, pembayaran dilakukan langsung melalui transfer ke rekening pemasok. Jadi, tidak ada lagi permainan antara pemasok dan oknum. “Saya berharap pembayaran secara transparan ini bisa berjalan natural

dan tidak ada lagi kepentingan perorangan di dalamnya.”

Saling PantauSementara itu, Direktur Operasional PTPN

VII Sukarnoto menjelaskan hasil kunjungan ke kebun-kebun yang sudah dia laksanakan. “Banyak hal yang menarik dalam kunjungan yang telah dilaksanakan selama ini. Ada kebun yang cepat merespons, tapi ada juga yang masih santai,” kata Sukarnoto.

Menurutnya, semua karyawan yang ada di Kantor Direksi ini ada kaitannya dengan hasil produksi, seperti Bagian Tanaman dan TNP. Produksi adalah sumber utama perusahaan ini agar bisa hidup.

Masih banyak hal yang dapat diperbuat untuk melakukan penggalian produksi. Di PTPN VII, ujarnya, peluang untuk menggali produksi cukup besar, seperti produksi karet. “Yang penting mengikuti ketentuan SOP, produksi bisa terus dinaikan. Bila kita melakukan perawatan dengan benar-benar sesuai SOP, produksi yang dicapai akan makin baik.”

Selanjutnya, dilakukan pengamanan produksi dengan menjaga semua aset tanaman yang ada di PTPN VII. Seperti kasus di Padangratu, pencuri saat ini sudah masuk ke pengadilan. “Mari teman-teman yang ada di Kantor Direksi juga memantau dan bekerja sama dengan rekan-rekan yang di unit. Jangan sampai teman-teman unit bekerja sendiri,” pungkas Sukarnoto. (HUMAS PTPN VII/LB)

Kaji Ulang Harga Pembelian Bokar dan TBSJajaran Direksi memberi pemaparan dalam coffee morning.

Page 15: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

15SINTESAMEDIA AGRO 7

Abdurrahman Wahid (Gus Dur, 1940—2009). Presiden ke-4 RI (20 Oktober 1999—23 Juli 2001) ini dikenal sebagai

intelektual, cendekiawan muslim yang genius. Ia begitu disegani karena pemikirannya yang cerdas, bahkan banyak yang menyebut melampaui zamannya. Khalayak mengenal pikiran beliau dari tulisan-tulisan analisisnya di sejumlah media terkemuka.

Tahun 1985, penyakit glukoma yang mampir ke tubuhnya membuat beliau kehilangan kemampuan melihat. Netra kirinya buta permanen, sedangkan yang kanan tidak lagi seterang sebelumnya. Sejalan dengan itu, kemampuan fisiknya juga mulai menurun.

Kehilangan kemampuan melihat dengan mata, beliau lebih banyak menggunakan mata hati. Dengan hati dan sedikit sisa penglihatan dari mata kanan, ia tetap berproses di dunia pemikiran dengan terus menulis dan menyampaikan ceramah.

Tak heran, meskipun secara fisik kurang sempurna, pemikirannya terus memiliki pengaruh kuat di pusaran politik, sosial, budaya,

keagamaan, kemasyarakatan, bahkan olahraga dan seni praktis.

Saya mengutip Gus Dur sebagai referensi tentang bagaimana manusia “hidup” terus meskipun dengan keterbatasan. Sudah menjadi takdir, Tuhan akan menarik fungsi dari setiap organ tubuh manusia secara perlahan. Yang paling cepat adalah fungsi fisik yang menyangkut gerak. Sedangkan fungsi fisik yang menggerakkan unsur nonfisik berupa pikiran dan hati, umumnya ditarik belakangan.

Kondisi itu tergambar dari Gus Dur. Beliau terus menurun kesehatannya, tetapi pikirannya tetap menyala. Bahkan, kebijakan dan langkah besar justru tercapai saat putra K.H. Hasyim Asy’ari itu pergerakan fisiknya sudah sangat tertatih-tatih.

Menarik benang merah dari itu adalah bagaimana menggunakan waktu yang berharga dan mengisi kesempatan bisa berbuat lebih baik. Gus Dur mewakafkan diri sepenuh hati ketika negara dalam kondisi genting. Dan, beliau berani mengambil risiko yang amat besar, bahkan mendobrak tabu untuk kepentingan yang lebih besar.

Ini identik dengan kondisi perusahaan kita saat ini. Ketika masalah yang membelit begitu rupa, adalah langkah berani dan terukur yang dibutuhkan. Rutinitas tanpa mengubah strategi, akselerasi, dan inovasi adalah kebiasaan yang hanya akan menambah dalam keterbenaman.

Banyak analis menyatakan Gus Dur membuat keputusan-keputusan krusial dan cenderung kontroversial karena berada dalam atmosfer tidak ideal. Lebih lugasnya, beliau begitu karena dalam tekanan. Namun, faktanya keputusan-keputusan itu justru memberi catatan revolusional tentang keberagaman, hak asasi manusia, dan lainnya.

Sama, kita saat ini juga dalam kondisi kurang ideal. Maka, saatnya kita membuat langkah-langkah besar yang akan mencatatkan prestasi dan keluar dari kondisi stagnan seperti saat ini. Yang dibutuhkan saat ini adalah kecerdasan memanfaatkan peluang yang masih ada dengan bekerja secara jujur, tulus, dan ikhlas.

Ini adalah saat mengadu program. Sebab, dalam kondisi seperti ini, semua mata tertuju kepada

apa, siapa, dan bagaimana orang melakukan perbaikan yang memberi kontribusi kepada penyelamatan.

Telinga setiap orang juga terus mendengar apa yang kita katakan dan apa yang dikatakan orang tentang langkah kita. Lalu, pikiran orang juga terus mendikte langkah kita. Demikian juga hati semua orang akan meraba, seperti apa yang kita lakukan dan sumbangsihnya untuk perusahaan.

Mata, telinga, pikiran, dan hati orang adalah satu kesatuan yang kemudian membuat kesimpulan tentang apa yang kita kerjakan. Dan, itu adalah vonis tanpa palu yang menghukum kita di dalam kesan. Mari, kita catatkan prestasi untuk menyelamatkan perusahaan dan membangun reputasi nama agar tetap baik. Baik di mata Tuhan, di mata keluarga, di mata sesama karyawan, dan di mata khalayak ramai. n

Prestasi dalam Keterbatasan

Andi Wibisono

Kunjungan Kerja Direksi

Dengan belatar belakang Gunung Dempo, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII Andi Wibisono (lima dari kanan) berfoto bersama para karyawan Unit Pagar Alam saat kunjungan, Selasa (4/10).

Page 16: VISI Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan ... · PDF fileVisi dan Misi VISI MISI Menjadi ... ULA besar SMK 3 Kabupaten Seluma penuh sesak. Ratusan murid tumplak duduk

16 FOTO MEDIA AGRO 7

CEGAH PELANGGARAN KODE ETIK, CIPTAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN BERSIHWHISTLE BLOWING SYSTEM (SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN)

Jalan Teuku Umar, No. 300, Bandar Lampung c.q. Tim Pengelola laporan dan perlindungan pelapor

[email protected] http://wbs.ptpn7.comSMS: 081271801687 081271801907 081271801957

Faks: (0721) 774433

Idul Adha 1437 H“Allohuakbar” takbir, tahlil, dan tahmid bergema menandai hadirnya hari raya Idul Adha 1437 H. Segenap keluarga besar PTPN VII dan lingkungan Kantor Direksi mengisi dengan ibadah salat id di lapangan kompleks PTPN VII, Senin (12/9). Agenda dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban yang dibagikan kepada masyarakat sekitar.