Click here to load reader
Upload
hanhi
View
220
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGKomunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri, paling tidak sejak seseorang dilahirkan sudah berkomunikasi dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis pertama saat seseorang dilahirkan adalah tanda komunikasi
(Widjaja, 1986).
Berbagai teknik komunikasi dapat dipergunakan dalam berkomunikasi. Tujuan dalam teknik
komunikasi adalah dalam rangka memperoleh hasil atau efek yang sebesar-besarnya dan
bersifat tahan lama. Selain itu, komunikasi dapat merubah perilaku kepercayaan dan sikap
seseorang dalam hal ini anak dan keluarga. Komunikasi yang baik dapat membantu proses
penyembuhan dalam dunia medis. Komunikasi merupakan keterampilan terpenting yang harus
dimiliki oleh perawat dalam merawat anak.
Untuk mengetahui cara yang baik terhadap komunikasi dan pengkajian kesehatan anak dan
keluarga, maka seseorang terutama perawat harus mengetahui secara tepat tentang
komunikasi verbal dan nonverbal, pedoman untuk komunikasi dan wawancara, cara
berkomunikasi dengan keluarga, cara berkomunikasi dengan anak, pengkajian riwayat
kesehatan, dan pengkajian struktur keluarga. Oleh karena itu, penulis perlu rasanya
menjelaskan tentang masalah diatas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi tentang Komunikasi: Komunikasi verbal, kekuatan kata (bahasa penghindaran,
bahasa pengalihan), Komunikasi non verbal (perilaku responsive dan tidak responsive)?
2. Apa saja pedoman untuk komunikasi dan wawancara, Menetapkan suatu ruang lingkup
untuk komunikasi dan wawancara (perkenalan yang tepat, peran klarifikasi dan penjelasan
pada wawancara, pendekatan awal, menjamin privasi dan kepercayaan, Privasi computer
dan aplikasi dalam keperawatan, Triase telpon dan konseling?
3. Apa definisi tentang Komunikasi dengan keluarga: Komunikasi dengan orang tua
(mendorong orangtua untuk berbicara, mengarahkan focus, mendengarkan dan kesadaran
budaya, menggunakan teknik diam, bersikap empati, mendefinisikan masalah,
menyelesaikan masalah, memberikan pedoman antisipasi, menghindari hambatan
komunikasi, berkomunikasi dengan keluarga melalui penterjemah?
4. Bagaimana Berkomunikasi dengan anak: Komunikasi yang berhubungan dengan
perkembangan proses berpikir, Teknik komunikasi (permainan).
1
5. Apa definisi tentang Pengkajian riwayat: Melakukan pengkajian riwayat kesehatan
(mengidentifikasi informasi, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, tinjauan system, riwayat pengobatan keluarga, riwayat psikososial, riwayat
seksual)?
6. Apa definisi tentang Pengkajian keluarga: Pengkajian struktur keluarga, pengkajian fungsi
keluarga, Asupan diet (pemeriksaan klinis, evaluasi pengkajian nutrisi)?
C. TUJUAN1. Tujuan Umum
Mampu berkomunikasi dengan baik pada sesama perawat,tenaga kesehatan lainnya, dank
lien serta keluarga klien.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan tentang Komunikasi: Komunikasi verbal, kekuatan kata (bahasa
penghindaran, bahasa pengalihan), Komunikasi non verbal (perilaku responsive dan
tidak responsive)?
b. Mampu menjelaskan tentang pedoman untuk komunikasi dan wawancara, Menetapkan
suatu ruang lingkup untuk komunikasi dan wawancara (perkenalan yang tepat, peran
klarifikasi dan penjelasan pada wawancara, pendekatan awal, menjamin privasi dan
kepercayaan, Privasi computer dan aplikasi dalam keperawatan, Triase telpon dan
konseling?
c. Mampu menjelaskan tentang Komunikasi dengan keluarga: Komunikasi dengan orang
tua (mendorong orangtua untuk berbicara, mengarahkan focus, mendengarkan dan
kesadaran budaya, menggunakan teknik diam, bersikap empati, mendefinisikan
masalah, menyelesaikan masalah, memberikan pedoman antisipasi, menghindari
hambatan komunikasi, berkomunikasi dengan keluarga melalui penterjemah?
d. Mampu menjelaskan tentang Berkomunikasi dengan anak: Komunikasi yang
berhubungan dengan perkembangan proses berpikir, Teknik komunikasi (permainan)?
e. Mampu menjelaskan tentang Pengkajian riwayat: Melakukan pengkajian riwayat
kesehatan (mengidentifikasi informasi, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, tinjauan system, riwayat pengobatan keluarga, riwayat
psikososial, riwayat seksual)?
f. Mampu menjelaskan tentang Pengkajian keluarga: Pengkajian struktur keluarga,
pengkajian fungsi keluarga, Asupan diet (pemeriksaan klinis, evaluasi pengkajian
nutrisi)?
2
BAB IIPEMBAHASAN
KOMUNIKASI DAN PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK DAN KELUARGA
A. KOMUNIKASIDalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari, komunikasi adalah bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak seseorang dilahirkan sudah berkomunikasi
dengan lingkungannya. Gerak dan tangis pertama saat seseorang dilahirkan adalah tanda
komunikasi (Widjaja, 1986).
Bentuk komunikasi dapat berupa: 1) komunikasi verbal dapat melibatkan bahasa dan ekspresi,
seperti: vokalisasi dalam bentuk tertawa, merintih, atau berteriak, 2) komunikasi nonverbal
sering disebut bahasa tubuh yang meliputi posisi tubuh, pergerakan, ekspresi wajah, postur
tubuh, dan reaksi, 3) komunikasi abstrak dapat berbentuk permainan, ekspresi artistik, simbol,
foto, dan pilihan pakaian. Komunikasi verbal merupakan indikator perasaan sebenarnya yang
kurang dapat diterima, terutama perasaan anak-anak karena komunikasi verbal
memungkinkan digunakannya kontrol kesadaran yang lebih besar. Isu penting dalam
komunikasi adalah membiarkan saluran tetap terbuka dan memeriksa persepsi dengan sering
untuk mengkaji kualitas pemahaman.
1. Komunikasi Verbal- Kekuatan KataKomunikasi ini melibatkan bahasa, artinya terdapat penggunaan kata. Kata-kata
membentuk realitas, sehingga mengandung kekuatan yang luar biasa, yaitu seseorang
dapat mengubah persepsi orang lain tentang realitas dengan pilihan kata. Seseorang dapat
belajar tentang cara mengubah persepsi dan berkomunikasi agar lebih efektif dengan
belajar mengenali bagaimana pasien dan professional kesehatan menggunakan bahasa
untuk memanipulasi kenyataan.
a. Bahasa PenghindaranMenunjukkan bahwa seseorang ingin menyembunyikan sesuatu, terutama perasaanya.
Akibatnya, sikap menerima seseorang menggunakan kalimat eufemisme hanya akan
membiarkan rasa takut tetap berlanjut tanpa membantu untuk menghadapinya.
Sebaliknya, penggunaan bahasa yang langsung, tepat, dan deskriptif mengadaptasikan
perspektif seseorang terhadap situasi dan memungkinkan mendiskusikan rasa
takutnya.
b. Bahasa pengalihanBahasa ini biasanya digunakan untuk melindungi diri dari kenyataan/situasi yang
menyakitkan. Salah satu bahaya dalam mendukung bahasa pengalihan adalah individu
dapat menolak secara efektif bahwa ia memiliki masalah. Penggunaan teknik orang
3
ketiga mungkin sangat terapeutik dalam memberi individu suatu kesempatan untuk
mendekati subjek secara tidak langsung dan menerima umpan balik tetapi tetap dalam
kontrol.
2. Komunikasi non verbalMerupakan komunikasi yang tampak nada suara, jeda, intonasi, kecepatan, volume, dan
penekanan dalam berbicara. Anak menjadi sangat ahli dalam memahami komunikasi ini;
jauh sebelum mereka mengetahui makna kata-kata, mereka merasakan kecemasan atau
ketakutan terhadap meningginya nada atau cepatnya suara orangtua.
Non verbal atau paralanguage merupakan petunjuk mengenai perasaan dan perhatian
seseorang. Jeda dapat menunjukkan adanya kebutuhan untuk memformulasikan pikiran,
mengingat informasi, atau menyusun suatu cerita. Jeda yang sering membuat pembicara
terkesan tidak yakin. Kecepatan bicara merupakan karakteristik yang memberikan pesan
yang tidak dapat diucapkan. Berbicara terlalu cepat biasanya membuat pembicara
terdengar fasih tetapi tidak sensitif. Berbicara yang lambat dengan tekanan yang kuat dan
jeda yang tepat menunjukkan kekuasaan, yang mana cara ini sangat tepat digunakan
dalam memberikan instruksi. Anak-anak tertentu berespons dengan penuh perhatian pada
suara yang lambat, sama, dan teratur.
Perilaku Responsif dan Tidak ResponsifIndividu berespons satu sama lain melalui perilaku responsif, seperti menganggukkan
kepala, menggunakan kontak mata langsung, mengulangi atau meminta klarifikasi, dan
mengeluarkan komentar yang sesuai, atau perilaku tidak responsif, seperti mengetuk-
ngetukkan jari atau kaki, berbalik dari pembicara, menghindari kontak mata, dan
menginterupsi. Perawat perlu menggunakan perilaku responsif untuk mendapatkan
konfirmasi.
B. PEDOMAN UNTUK KOMUNIKASI DAN WAWANCARAMetode komunikasi dengan orangtua berdasarkan profesionalisme yang paling banyak
digunakan adalah proses wawancara, yaitu merupakan bentuk spesifik komunikasi yang
mengarah pada tujuan. Ketika perawat berbicara dengan anak-anak dan orang dewasa,
mereka berfokus pada individu untuk menentukan orang seperti apa mereka, model
penyelesaian masalah yang biasa mereka gunakan, apakah bantuan diperlukan, dan cara
mereka bereaksi terhadap konseling.
1. Menetapkan Suatu Ruang Lingkup untuk komunikasi dan wawancaraa. Perkenalan yang Tepat
Perkenalan diri anda dan tanyakan nama setiap anggota keluarga yang hadir.
Sebutkan orangtua atau orang dewasa lain dengan sebutan yang sesuai atau yang
4
mereka sukai. Hal ini menunjukkan penghormatan dan penghargaan untuk orangtua
atau pemberi perawatan lain serta menghargai peran penting mereka dalam kehidupan
anak mereka.
Pada permulaan kunjungan, libatkan anak dalam interaksi, karena interaksi ini
merupakan informasi yang sangat penting , yaitu anak sebagai pasien.
b. Peran Klarifikasi dan Penjelasan pada WawancaraKlarifikasi dan penjelasan pada wawancara sangat penting. Orangtua cenderung untuk
membuka informasi pribadi tentang anak dan keluarganya jika relevansi dan
kepentingan untuk melakukan wawancara telah ditekankan. Juga penting untuk
mengklarifikasi alasan setiap wawancara. Alasan lain untuk klarifikasi peran adalah
pendidikan konsumen kesehatan.
c. Pendekatan AwalAwali wawancara dengan beberapa percakapan umum untuk hubungan saling percaya.
Pernyataan pembuka harus umum tetapi tetap informatif untuk memberikan
kesempatan pada orangtua atau anak mengekspresikan perhatian utama. Hal ini
menunjukkan keresponsifan informan terhadap pertanyaan. Dalam percakapan lebih
baik gunakan pernyataan terbuka untuk membawa orangtua ke dalam diskusi yang
rinci. Arahkan pertanyaan langsung ke jawaban spesifik untuk menghindari komentar
yang tidak relevan.
d. Menjamin Privasi dan KepercayaanLingkungan fisik tempat wawancara harus semaksimal mungkin menunjang privasi,
dengan tetap meminimalkan distraksi seperti interupsi, kebisingan, atau aktivitas lain
yang terlihat. Lingkungan juga harus memiliki beberapa alat permainan bagi anak agar
anak sibuk bermain tanpa mengganggu wawancara orangtua-perawat.
Kerahasiaan juga menjadi komponen penting pada fase awal wawancara. Pastikan
untuk menginformasikan keluarga tentang batasan yang berhubungan dengan
kerahasiaan. Jika terdapat kekhawatiran yang berkaitan dengan kerahasiaan dalam
suatu situasi, seperti berbicara pada orangtua yang dicurigai menganiaya anaknya atau
pada anak remaja yang mencoba bunuh diri, hadapi hal ini secara langsung dan
informasikan bahwa kerahasiaan tentang kondisi tersebut tidak dapat dijamin. Walau
demikian, perawat harus memiliki kepekaan yang baik untuk melindungi informasi yang
bersifat rahasia.
2. Privasi Komputer dan Aplikasi dalam KeperawatanOrganisasi data kesehatan (health data organization,HDO) harus menetapkan unit
perlindungan data untuk mengembangkan kebijakan privasi dan praktik keamanan untuk
sistem pemrosesan data manual dan otomatis.Komputer dan aplikasi informasi dalam
5
keperawatan (informatika keperawatan) digunakan oleh 75% perawat untuk mencatat
asuhan, mengakses informasi, dan mendapatkan sumber-sumber kepustakaan. Perawat
dapat menggunakan aplikasi komputer ini untuk membuat intervensi unik yang
berkontribusi terhadap asuhan keperawatan keluarga.
3. Triase Telepon dan KonselingTanggung jawab perawat semakin meningkat untuk mengkaji gejala-gejala dan penilaian
klinis anak guna asuhan medis lebih lanjut (triase) via laporan telepon. Manajemen asuhan
triase via telepon telah meningkatkan akses pada pelayanan perawatan kesehatan yang
berkualitas, dan kepuasan pasien telah meningkat secara signifikan. Masalah hukum dapat
terjadi akibat kesalahan dalam penatalaksanaan asuhan triase via telepon. Selalu anjurkan
agar anak harus diamati jika terdapat keraguan yang mengarah pada keseriusan
penyakitnya.
C. KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA1. Komunikasi dengan Orangtua
a. Mendorong Orangtua untuk BerbicaraMewawancarai orang tua tidak hanya menawarkan kesempatan untuk menentukan
status kesehatan dan perkembangan anak, tetapi juga menawarkan informasi tentang
faktor yang mempengaruhi kehidupan anak. Apa pun yang dilihat oleh orang tua
sebagai masalah harus menjadi perhatian perawat. Teknik yang sering digunakan
untuk tetap membuat orang tua berbicara adalah mengangguk atau mengatakan ”ya”
atau ”hmm”.
b. Mengarahkan FokusPendekatan yang digunakan dalam mengarahkan fokus adalah menggunakan
pertanyaan terbuka atau luas, diikuti dengan pernyataan yang mengarah pada fokus
pertanyaan.
c. Mendengarkan dan Kesadaran BudayaMendengarkan adalah komponen terpenting dari komunikasi yang efektif. Sering kali
persepsi perawat terhadap perilaku orang tua dipengaruhi oleh persepsi, prasangka,
dan asumsi mereka sendiri, yang dapat melibatkan stereotip ras, agama, dan budaya.
Penilaian mengenai ”mendengarkan” dan interaksi verbal, perlu dilakukan dengan
menghargai perbedaan budaya. Mendengarkan cermat dapat memudahkan
penggunaan petunjuk, bahasa verbal, atau sinyal-sinyal dari orang yang diwawancarai
untuk melanjutkan wawancara.
d. Menggunakan Teknik Diam
6
Teknik diam menuntut rasa percaya diri dan kenyamanan pewawancara untuk memberi
kesempatan pada orang yang diwawancarai agar dapat berpikir tanpa interupsi. Diam
memungkinkan orang yang diwawancarai menyeleksi pemikiran dan perasaan dan
mencari respons-respons terhadap pertanyaan.
e. Bersikap EmpatiEmpati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dialami oleh orang lain dalam
kerangka acuan orang tersebut; kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan
yang dialami orang lain. Inti dari interaksi empati merupakan pemahaman terhadap
perasaan orang lain secara akurat.
f. Mendefinisikan MasalahUntuk sampai pada penyelesaian masalah, perawat dan orang tua harus sepakat
bahwa memang ada suatu masalah. Kadang-kadang orang tua percaya bahwa
terdapat masalah yang tidak dapat dilihat perawat. Terkadang perawat juga
mengidentifikasi masalah yang ditolak keberadaannya oleh orang tua.
g. Menyelesaikan MasalahBegitu masalah telah teridentifikasi dan ditetapkan, masalah dapat mulai diselesaikan.
Orangtua yang dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah cenderung untuk terus
mengikuti berbagai tindakan yang dilakukan.
h. Memberikan Pedoman AntisipasiTindakan untuk mencegah suatu situasi agar tidak menjadi masalah adalah pedoman
antisipasi. Secara tradisional, pedoman antisipasi telah difokuskan pada penyediaan
informasi untuk keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan normal, juga praktik
pemeliharaan anak. Untuk mencapai tingkat antisipasi ini, perawat harus :
Melandasi intervensi dengan kebutuhan yang diidentifikasi oleh keluarga, bukan
oleh tenaga professional.
Memandang keluarga sebagai orang yang kompeten atau memiliki kemampuan
untuk kompeten.
Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mencapai kompetensi.
i. Menghindari Hambatan KomunikasiHambatan Berkomunikasi
Sosialisasi, yaitu: (1) Memberikan saran yang tidak terbatas dan kadang-kadang tidak
ditanyakan, (2) Menawarkan jaminan yang premature dan tidak tepat, (3) Memberikan
dukungan yang berlebihan, (4) Mempertahankan situasi atau pendapat, (5)
Menggunakan komentar yang streotipe atau klise, (6) Menginterupsi kalimat seseorang.
7
Tanda-Tanda informasi yang berlebihan, yaitu: (1) Periode diam yang panjang, (2)
Membuat gerakan yang menunjukan kegelisahan, (3) Kebiasaan gugup, (4) Gangguan
tiba-tiba, seperti bermain dengan rambut, (5) Menarik napas panjang.
j. Berkomunikasi dengan Keluarga melalui PenerjemahDiperlukan ketika keluarga menggunakan bahasa yang berbeda. Dalam kasus ini
penting untuk mendapatkan informasi dari pihak ketiga, yaitu penerjemah. Penerjemah
menggunakan pedoman wawancara yang sama.
2. Berkomunikasi dengan Anak Berikan kesempatan pada anak untuk merasa nyaman.
Hindari posisi maju tiba-tiba dan cepat, tersenyum lebar, kontak mata yang lama,
gerakan tubuh yang mengancam.
Bicara dengan orang tua jika awalnya anak merasa malu.
Jujur pada anak.
Gunakan teknik komunikasi.
Komunikasi yang Berhubungan dengan Perkembangan Proses PikirPerkembangan bahasa dan pikiran yang normal merupakan suatu kerangka acuan untuk
mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan anak. Perkembangan awal komunikasi
sosial anak dibagi atas: (1) Tahap perlocutionary, perilaku komunikasi yang tidak terarah;
(2) Tahap illocutionary, tujuan sudah benar dan upaya komunikasi sudah terarah; (3)
Tahap locutionary, perilaku komunikasi yang terarah dengan menggunakan symbol-simbol.
Masa bayi. Bayi berkomunikasi menggunakan bahasa non verbal dan vokalisasi yang
diinterpretasikan oleh individu yang berada disekitarnya.
Masa kanak-kanak. Anak pada masa ini cenderung bersifat egosentris. Mereka melihat
sesuatu yang hanya berhubungan dengan mereka dan berasal dari sudut pandang mereka
sendiri.
Masa sekolah. Anak usia sekolah lebih mengandalkan apa yang mereka ketahui ketika
menghadapi suatu persoalan yang baru. Mereka biasanya tertarik pada aspek fungsional
meliputi prosedur, objek dan aktivitas. Pada anak usia sekolah juga terdapat kekhawatiran
terhadap integritas tubuhnya, sehingga anak menjadi sangat sensitive terhadap segala
sesuatu yang mereka anggap mengancam tubuhnya.
Masa remaja. Pemikiran dan perilaku mereka berfluktuasi antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Mereka tumbuh dewasa dengan cepat dan menuju kearah kematangan.
Remaja memiliki suatu bahasa dan budaya sendiri dalam berkomunikasi yang secara
karakteristik membuat mereka berbeda dari yang lain.
3. Teknik Komunikasi
8
Teknik yang biasa digunakan, seperti wawancara konvensional, pendekatan yang bersifat
proyektif, teknik verbal (permainan kata-kata), dan teknik non verbal.
PermainanMerupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan efektif. Permainan
terapeutik sering digunakan untuk mengurangi trauma penyakit dan hospitalisasi dan
menyiapkan anak untuk prosedur-prosedur terapeutik.
Bayi berespons terhadap permainan sederhana. Permainan lama seperti “cilukbaa”
merupakan alat yang mengagumkan dalam memulai komunikasi dengan bayi sambil
mempertahankan jarak yang “aman” dan tidak mengancam. Setelah kontak mata
intermiten ini, perawat tidak lagi dipandang sebagai orang asing tetapi sebagai seorang
teman.
Melalui permainan, anak-anak mengungkapkan persepsi mereka tentang hubungan
interpersonal dengan keluarga, teman, atau personal rumah sakit. Anak dapat juga
mengungkapkan luasnya pengetahuan yang mereka peroleh dari mendengarkan orang lain
di sekitar mereka. Sesi permainan tidak hanya menjadi alat untuk menentukan kesadaran
dan persepsi anak tentang penyakitnya, tetapi juga merupakan metode intervensi dan
evaluasi.
D. PENGKAJIAN RIWAYAT1. Melakukan Pengkajian Riwayat Kesehatan
Format yang dapat digunakan, yaitu (1) langsung- perawat menanyakan informasi melalui
wawancara langsung dengan informan, (2) tidak langsung- informan memberi informasi
dengan mengisi beberapa jenis kuesioner.
a. Mengidentifikasi InformasiInforman adalah individu atau beberapa orang yang menyediakan informasi. Catat (1)
siapa orang tersebut, (2) kesan reliabilitas dan kesediaan untuk berkomunikasi, (3)
adanya kondisi khusus seperti adanya penggunaan penerjemah.
b. Keluhan utamaMerupakan alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau RS. Keluhan
tersebut dapat dipandang sebagai topik dari penyakit saat ini sebagai deskripsi
masalah. Keluhan utama diperoleh dengan menanyakan pertanyaan terbuka yang
netral seperti “Apa yang tampaknya menjadi masalah?” atau “Bagaimana saya dapat
membantu?”.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
9
Terdapat 4 komponen utama yaitu (1) rincian awitan, (2) riwayat interval yang lengkap,
(3) status saat ini, (4) alasan mencari bantuan saat ini. Fokus penyakit sekarang adalah
pada semua faktor yang relevan terhadap masalah utama.
Menganalisis suatu gejala. Nyeri digunakan sebagai suatu contoh analisis suatu gejala.
d. Riwayat Kesehatan DahuluBerisi informasi yang berhubungan dengan semua aspek status kesehatan anak
sebelumnya dan memfokuskan pada beberapa area yang umumnya dihilangkan dalam
pengkajian riwayat orang dewasa.
Riwayat Kelahiran . Meliputi semua data yang berhubungan dengan (1) kesehatan ibu
selama kehamilan, (2) proses persalinan dan kelahiran, dan (3) kondisi bayi segera
setelah lahir.
Riwayat diet
Penyakit, cedera, dan pembedahan sebelumnya . Ketika menanyakan tentang penyakit
sebelumnya, mulai dengan pernyataan yang lebih umum seperti “Apa penyakit lain
yang diderita anak anda?”. Selain penyakit tanyakan tentang cedera yang memerlukan
intervensi medis, pembedahan, dan alas an lain untuk hospitalisasi, termasuk tanggal
setiap insiden.
Alergi. Tanyakan tentang gangguan alergi yang diketahui secara umum seperti hay
fever (demam karena serbuk tumbuhan) dan asma, juga reaksi yang tidak biasa
terhadap obat-obataan, makanan, atau produk-produk lateks.
Pengobatan saat ini. Telusuri obat-obatan yang dikonsumsi saat ini. Catat semua
pengobatan, termasuk nama, dosis, jadwal, durasi, dan alas an pemberian.
Imunisasi. Semua imunisasi dan “booster” ditulis, meliputi (1) nama penyakit spesifik,
(2) jumlah suntikan, (3) dosis, (4) usia ketika diberikan, dan (5) setiap reaksi setelah
imunisasi.
Pertumbuhan dan perkembangan. Pola pertumbuhan sebelumnya yang perlu dicatat
adalah (1) perkiraan berat badan pada usia 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 5 tahun; (2)
perkiraan tinggi badan pada usia 1 dan 4 tahun; dan (3) pertumbuhan gigi, termasuk
usia mulai tumbuh gigi, jumlah gigi, dan gejala-gejala selama tumbuh gigi.
Perkembangan yang penting meliputi: (1) usia menahan kepala secara stabil; (2) usia
duduk sendiri tanpa bantuan; (3) usia berjalan tanpa bantuan; (4) usia mengatakan
kata-kata pertama yang bermakna; (5) kelas di sekolah saai ini; (6) peringkat di kelas;
dan (7) interaksi dengan anak lain, teman sebaya, dan orang dewasa.
Kebiasaan. Kebiasaan merupakan area penting untuk dieksplorasi. Dorong orang tua
untuk memberi masukan dengan mengatakan “Jelaskan pada saya kekhawatiran Anda
10
terhadap kebiasaan, aktivitas, atau perkembangan anak anda”. Selidiki lebih lanjut
setiap kekhawatiran yang diungkapkan.
e. Tinjauan SistemMerupakan tinjauan setiap sistem tubuh secara spesifik, hampir sama dengan urutan
pemeriksaan fisik. Dapat dimulai dengan pertanyaan yang umum seperti “Bagaimana
kondisi kesehatan anak Anda secara umum?” atau “Apakah anak Anda pernah memiliki
masalah dengan matanya?”
f. Riwayat Pengobatan KeluargaDigunakan terutama untuk keperluan mengungkapkan kemungkinan adanya penyakit
herediter atau penyakit keturunan pada orang tua dan anak.
g. Riwayat PsikososialMelalui observasi, kaji bagaimana anak menangani kepercayaan diri mereka sendiri
dalam menghadapi orang lain, kemampuan menjawab pertanyaan, koping terhadap
situasi baru, dan hubungan orangtua-anak.
h. Riwayat SeksualMerupakan komponen penting dari pengkajian kesehatan remaja. Satu pendekatan
untuk memulai pembicaraan tentang persoalan seksual dimulai dengan suatu riwayat
interaksi teman sebaya. Pertanyaan terbuka seperti “Ceritakan pada saya tentang
kehidupan sosialmu,” atau “Siapakah teman terdekatmu?” umumnya dapat
mengarahkan ke dalam suatu diskusi tentang berkencan dan isu-isu seksual.
Perhatikan bahasa yang digunakan baik ketika mengumpulkan atau menyampaikan
informasi seksual. Misalnya,hindari menanyakan apakah remaja tersebut “aktif secara
seksual,” karena istilah ini dapat diartikan secara luas.
E. PENGKAJIAN KELUARGAPengkajian keluarga merupakan pengumpulan data tentang komposisi keluarga dan hubungan
di antara anggota keluarga. Dapat dan sering kali bersifat terapeutik.
1. Pengkajian Struktur KeluargaStruktur keluarga merujuk pada komposisi keluarga, yang tinggal dalam rumah dan memiliki
karakteristik sosial, budaya, agama, dan ekonomi yang memengaruhi kesehatan
psikobiologis anak dan keluarga secara keseluruhan. Karena informasi yang diperoleh
sering merupakan bagian yang paling pribadi dan rahasia, lakukan pengkajian ini pada akhir
wawancara ketika rasa saling percaya telah terbina.
2. Pengkajian Fungsi KeluargaFungsi keluarga berkaitan dengan cara keluarga berperilaku satu sama lain dan dengan
kualitas hubungan. Pengkajian mengenai fungsi tubuh lebih memerlukan keterampilan
11
pewawancara daripada pengkajian struktur tubuh, dan lebih baik dilakukan setelah
pengkajian struktur tubuh.
Selain observasi dan wawancara, dalam mengkaji fungsi keluarga terdapat beberapa
metode lain dan dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk mencapai pengkajian yang
komprehensif. Beberapa instrument terpilih yang dapat dipercaya dan valid tetapi hanya
memerlukan sedikit atau bahkan tidak memerlukan latihan formal dan pelaksanaannya
hanya memerlukan waktu minimal.
APGAR Keluarga (family APGAR, FAPGAR) adalah kuesioner skrining singkat yang
dirancang untuk merefleksikan kepuasan anggota keluarga terhadap status fungsional
keluarga. Singkatan APGAR adalah Adaptasi, Partnership, Growth, Afeksi (kasih sayang),
dan Resolve/Penyelesaain (komitmen). APGAR ini tidak berkaitan dengan sistem penilaian
APGAR untuk bayi baru lahir. Wawancara dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit, dapat
digunakan oleh keluarga dengan gaya hidup tradisional maupun alternatif serta dari budaya
yang berbeda, dan sesuai untuk anak berusia 10 tahun atau lebih. APGAR keluarga tidak
dianjurkan untuk digunakan pada individu dari keluarga yang terjerat masalah (tertutup
secara berlebihan) atau “psikosomatik”.
Survei Fungsi Keluarga Feetham memberikan informasi tentang persepsi anggota keluarga
mengenai hubungan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh fungsi keluarga. Survei ini
dapat digunakan secara klinis tanpa memberi nilai pada item-itemnya untuk mengidentifikasi
area yang mungkin menjadi perhatian keluarga. Survey tersebut terdiri dari 25 skala fungsi
keluarga dan dua pertanyaan terbuka. Penyelesaian survey tersebut memerlukan waktu
kurang dari 10 menit dan dapat digunakan dalam keluarga dengan orang tua tunggal atau
dua orang tua.
Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan terkaya untuk mengobservasi perkembangan dan
interaksi anak dengan anggota keluarga adalah rumah. Dua alat yang dapat digunakan
untuk mengkaji lingkungan rumah anak adalah Home Observation for Management of the
Environment, (HOME)* Inventory (Caldwell dan Bradley, 1984) dan Home Screening
Questionnaire (HSQ) (Frankenburg dan Coons, 1986).
3. Asupan DietPengetahuan tentang asupan diet anak merupakan komponen yang berguna dan praktis
dari suatu pengkajian nutrisi, namun paling sulit dikaji. Tanpa memerhatikan format yang
digunakan dalam mencatat asupan makanan, setiap pengkajian nutrisi harus dimulai
dengan riwayat diet. Secara umum, semakin kecil anak, semakin spesifik dan semakin rinci
riwayat tersebut.
Metode terumum dan mungkin termudah dalam mengkaji asupan makanan harian adalah
ingatan 24 jam yang merupakan metode yang paling menguntungkan jika hal tersebut
12
mewakili asupan yang khas setiap harinya. Untuk meningkatkan reliabilitas ingatan harian,
keluarga dapat melengkapi catatan harian makanan dengan mencatat setiap makanan dan
cairan yang dikonsumsi selama beberapa hari tertentu. Keluarga harus mencatat jenis-jenis
makanan segera setelah memakannya.
Kuesioner atau catatan frekuensi makanan memberikan informasi tentang jumlah waktu
dalam sehari, seminggu, atau sebulan anak mengonsumsi beberapa item dari kelompok
makanan yang berbeda. Hal tersebut terutama dapat sangat berguna ketika memverifikasi
riwayat atau catatan harian makanan.
a. Pemeriksaan KlinisJumlah informasi yang signifikan tentang kekurangan nutrisi diperoleh dari pemeriksaan
klinis, terutama dari pengkajian kulit, rambut, gigi, gusi, bibir, lidah, dan mata. Secara
umum, pemeriksaan klinis tidak mengungkapkan anak yang berada pada risiko
defisiensi atau kelebihan nutrisi.
Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar
lengan pada anak yang lebih kecil.
Tersedia banyak tes biokimia tersedia untuk mengkaji status nutrisi dan meliputi analisis
plasma, sel-sel darah, urine, atau jaringan hati, tulang, rambut, dan kuku jari.
b. Evaluasi Pengkajian NutrisiDilakukan untuk merencanakan konseling yang tepat. Berdasarkan data dikaji apakah
anak (1) malnutrisi, (2) berisiko mengalami malnutrisi, (3) atau memiliki status nutrisi
yang baik dengan cadangan yang cukup.
Analisis catatan harian makanan untuk variasi dan jumlah makanan yang dianjurkan
dalam Piramida Petunjuk Makanan. Selain itu, lakukan evaluasi terhadap informasi ini
dalam konteks praktik etnis keluarga dan sumber financial. Bandingkan hasil
pemeriksaan klinis dan antropometri dengan data yang diperoleh dari asupan diet. Rujuk
hasil temuan yang mencurigakan untuk evaluasi lebih lanjut.
13
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANKomunikasi, keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh perawat dalam merawat anak,
memiliki komponen verbal, nonverbal, dan komponen abstrak. Untuk secara efektif
menciptakan suatu lingkungan komunikasi, perawat harus membuat perkenalan yang tepat,
mengklarifikasi peran mereka dan tujuan wawancara, dan menjamin privasi serta kerahasiaan.
Ketika berkomunikasi dengan orang tua, perawat perlu mendukung keterlibatan orang tua,
mendengarkan secara cermat, menggunakan teknik diam, dan bersikap empati. Komunikasi
dengan anak harus merefleksikan tahapan perkembangan mereka. Teknik komonikasi verbal
yang telah terbukti efektif termasuk teknik orang ketiga, berespon secara fasilitatif, bercerita,
biblioterapi, penggunaan pertanyaan “bagaimana jika”, dan permainan kata lainnya. Komunikasi
nonverbal dengan anak dapat berbentuk tulisan, menggambar, permainan sulap, dan
permainan lain.
Tujuan melakukan pengkajian riwayat kesehatan adalah untuk mengidentifikasi informasi yang
penting, menentukan keluhan utama, menganalisis penyakit saat ini, memastikan riwayat masa
lalu, meninjau ulang system biologis, dan mencatat riwayat pengobatan keluarga dan riwayat
psikososial dan seksual anak.
Pengkajian keluarga adalah pengumpulan data tentang komposisi keluarga dan hubungan
diantara anggota keluarga. Wawancara fugsi keluarga memeriksa interaksi dan peran,
kekuatan, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, komunikasi, dan ekspresi perasaan
serta individualitas. Pengkajian nutrisi dilakukan dengan menentukan asupan diet, pemeriksaan
klinis, dan analisis biokimia.
B. SARAN1. Dibutuhkan perbanyakan literature dalam penulisan makalah.
2. Bagi pustakawan yang lain, semoga makalah ini dapat dijadikan referensi dan masukan
untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan dilembaga masing-masing.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. “Komunikasi Nonverbal”. Http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal///.
Diakses pada tanggal 17 Februari 2010.
Anonim. 2005 “Makalah Teknik Komunikasi”. Http://bandono.web.id/files/makalah-
komunikasi.pdf///. Diakses pada tanggal 18 Febriari 2010.
Hidayat, Aziz Alilmul. 2005. Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya: Departeman Kesehatan.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, L Donna dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi Ke 4. Jakarta: EGC.
Wong, L Donna dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi Ke 6. Jakarta: EGC.
15