30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kopi Arabika merupakan tanaman tahunan yang sangat penting, karena sebagian masyarakat memeanfaatkannya sebagai bahan minuman yang cukup digemari. Di samping itu, kopi juga merupakan komoditi ekspor. Tidak semua Negara di dunia sebagai produsen kopi yang dapat mengembangkan komoditi ini (Aksi Agraris Kanisius, 2000). Perolehan devisa dari ekspor kopi menempati urutan ke empat setelah kayu, karet, dan kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan dari tahum 1997, bahwa volume ekspor kopi mencapai 312.649 ton, dengan nilai US $ 10.730.000,- atau 1,2% dari pendapatan nasional. Kopi juga merupakan komoditi strategis dari masyarakat pedesaan di Indonesia, karena mampu memberikan penghidupan terhadap 1,7 juta kepala keluarga ± 9 juta jiwa (AKK,2000). Khusus untuk Sumatra Barat berdasarkan laporan Kanwil Departemen perdagangan dan Perindustrian Sumatra Barat tahun 1999 bahwa ekspor kopi telah mencapai 1.314.000 kg dengan nilai devisa sebesar 1.615.246,81 US$. Dalam rangka pengembangan kopi saat ini, upaya yang banyak dilakukan adalah menciptakan dan mengembangkan varietas dan klon kopi yang memiliki 1

UP_Kopi Arabika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UP_Kopi Arabika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kopi Arabika merupakan tanaman tahunan yang sangat

penting, karena sebagian masyarakat memeanfaatkannya sebagai bahan

minuman yang cukup digemari. Di samping itu, kopi juga merupakan komoditi

ekspor. Tidak semua Negara di dunia sebagai produsen kopi yang dapat

mengembangkan komoditi ini (Aksi Agraris Kanisius, 2000). Perolehan devisa

dari ekspor kopi menempati urutan ke empat setelah kayu, karet, dan kelapa

sawit. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan dari tahum 1997, bahwa volume

ekspor kopi mencapai 312.649 ton, dengan nilai US $ 10.730.000,- atau 1,2%

dari pendapatan nasional. Kopi juga merupakan komoditi strategis dari

masyarakat pedesaan di Indonesia, karena mampu memberikan penghidupan

terhadap 1,7 juta kepala keluarga ± 9 juta jiwa (AKK,2000). Khusus untuk

Sumatra Barat berdasarkan laporan Kanwil Departemen perdagangan dan

Perindustrian Sumatra Barat tahun 1999 bahwa ekspor kopi telah mencapai

1.314.000 kg dengan nilai devisa sebesar 1.615.246,81 US$.

Dalam rangka pengembangan kopi saat ini, upaya yang banyak

dilakukan adalah menciptakan dan mengembangkan varietas dan klon kopi

yang memiliki produktivitas tinggi. Salah satu diantaranya adalah kopi Arabika

rontas kartika dan Andong Sari, kedua jenis kopi ini tahan terhadap hama dan

penyakit, dan menghasilkan lebih cepat (± 24 bulan) sesudah tanam dengan

produktivitas 4,762 kg kopi/ha/th, dan dapat ditanam pada ketinggian 1200 m

dpl (Retno dan Mawardi, 1996).

Untuk memperluas areal tanam dan peremajaan kebun yang sudah ada

diperlukan bibit yang cukup banyak, sedangkan untuk mendapatkan bibit kopi

yang baik dan mampu berproduksi baik dan berkualitas dalam waktu yang

singkat sangat tergantung dengan bibit yang digunakan. Salah satu cara untuk

mendapatkan bibit yang baik adalah dengan menciptakan media tanam yang

cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit kopi.

1

Page 2: UP_Kopi Arabika

Untuk menciptakan media tanam yang cukup bagi pertumbuhan

dan perkembangan bibit kopi maka hal yang paling penting adalah berkaitan

dengan kondisi fisik dan kimia pada media tanam. Dimana diperlukan

kandungan unsure hara yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit

kopi terdebut. Namun keberadaan unsur hara pada tanah sangat terbatas, apalagi

setiap hari diserap oleh tanaman. Apabila tidak dimbangi dengan penambahan

unsur hara maka tanah akan menjadi miskin unsur hara. Pemupukan merupakan

salah satu cara untuk menjaga ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Pupuk digolongkan menjadi dua, berdasarkan sumber bahannya yakni

pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat

dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan

(dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan

pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk

kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi

kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut

rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk

tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase

kandungan hara yang tinggi.

Pemakaian pupuk organik yang mulai ditinggalkan karena kehadiran

pupuk kimia kini mulai dikembangkan kembali. Kelangkaan pupuk, mahalnya

harga, serta efek negatif yang ditimbulkan pupuk kimia yang berlebihan

mendorong penggunaan kembali pupuk organik atau pupuk alami lainnya.

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak,

baik berupa padatan (feces) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing

(urine).  Walaupun demikian sepertinya orang-orang sepertinya enggan

membicarakan kotoran cair yang berupa urine ternak. Dalam hal ini

mengumpulkan kotoran padat memang jauh lebih praktis dibanding urin ternak.

Padahal dari segi kadar haranya, urine jauh lebih tinggi dibanding feces.

Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak

mempunyai sifat khas tersendiri.  Makanan masing-masing ternak berbeda-beda.

2

Page 3: UP_Kopi Arabika

Padahal makanan inilah yang menentukan kadar hara. Jika makanan yang

diberikan banyak mengandung hara N, P dan K maka kotorannyapun akan kaya

dengan zat tersebut.

Selain jenis makanan usia ternak juga menentukan kadar hara dalam

kotorannya. Ternak muda akan menghasilkan feses dan urine yang kadar

harannya rendah terutama N, karena ternak muda memerlukan sangat banyak

zat hara N dan beberapa macam mineral dalam pembentukan jaringan tubuhnya.

berikut komposisi unsur hara kotoran dari berbagai jenis ternak.

Pupuk kandang yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman adalah pupuk

kandang ayam. Berdasarkan penelitian Elisma (2001) bahwa pupuk kandang

ayam dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sehingga tanah menjadi

lebih gembur, memberikan kontribiusi hara yang mampu mencukupi

pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang kotoran ayam mengandung

hara yang lebih tinggi dari kotoran pupuk kandang hewan lainnya. Kandungan

kotoran ayam tiap tonnya 10 kg N, 8 kg P205, dan 4 kg K2O. (Linna, 1998).

Jumlah pemberian pupuk kandang rata-rata yang biasa diberikan di Indoneisa

berkisar 20-30 t/ha (Hakim, dkk, 1998). Di Indonesia sangat banyak jenis tanah

dengan tingkat kesuburan tanah yang berbeda-beda. Jenis tanah Andosol lebih

banyak berada di lereng pegunungan dan merupakan tanah yang cukup baik

dengan pH 5-7, kandungan bahan organic 10-30%, dan kandungan hara sedang

sampai tinggi (Hardjo Wigeno, 1987).

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dirasakan perlu untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran

ayam pada berbagai takaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit

Kopi Arabika (Coffea arabica ) varietas Kartika 1.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat pengaruh interaksi dari berbagai tatakaran pupuk

kandang kotoran ayam yang memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan Kopi Arabika (Coffea arabica ) varietas

Kartika 1.

3

Page 4: UP_Kopi Arabika

Takaran yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan

dan perkembangan Kopi Arabika (Coffea arabica ) varietas Kartika 1.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan takaran pupuk kandang

ayam yang terbaik bagi pertumbuhan bibit kopi Arabika.

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi para petani yang bisa meningkatkan hasil dan kualitas kopinya.

1.2 Kerangka Pemikiran

Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan

dan pertumbuhan tanaman. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak

terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu

berhenti melakukan aktifitas hidup. Faktor tersebut dibagi menjadi 2 yaitu faktor

internal dan eksternal. Factor internal meliputi factor intrasel (sifat

genetis/hereditas) dan intersel (hormonal dan enzim). Sedangkan factor

eksternal meliputi cahaya matahari, temperature, kelembaban, air, unsure hara,

dll.

Pemupukan merupakan upaya memasok unsur hara essensial bagi

tanaman sehingga mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Upaya pemupukan lebih efektif dibandingkan dengan sarana pertanian

lainnya, sehingga penting untuk meningkatkan produksi tanaman (Egelstad,

1997). Pemupukan yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman yaitu

dengan memadukan penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik, karena

disatu sisi lain dapat mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik.

Pupuk memberikan peranan penting untuk memacu pertumbuhan

tanaman. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda tergantung dari jenis

tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan bagian yang akan dipanen.

Pertumbuhan dari bibit kopi selain dipengaruhi oleh kondisi tanah, juga sangat

tergantung dari pemupukan.

Pemberian pupuk organic ke dalam tanah lebih ditujukan untuk

mempertahankan kesuburan tanah, antara lain : 1) Memperbaiki sifat fisik tanah

(menahan air, meningkatkan gradasi agregat dan menurunkan kohesi tanah serta

sifat-sifat buruk dari liar: 2) mempengaruhi9 sifat kimia seperti meningkatkan

4

Page 5: UP_Kopi Arabika

daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK) dan dapat menaikkan pH tanah; 3)

dapat mempengaruhi sifat biologis tanah sepertijumlah aktivitas metabolic

organism tanah akan meningkat(Hakim,dkk, 1981).

Penggunaan pupuk organik dapat berupa padat maupun cair yang

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pupuk kandang (pukan)

padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan

maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman.

Keunggulan dari pupuk organik padat secara umum adalah dapat merangsang

aktivitas mikroorganisme sehingga kondisi kimia, fisik dan biologi tanah lebih

baik.

Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih

besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas

tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine

selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan,

pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas

pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Beberapa hasil penelitian

aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada

musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat

terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan

dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Widowati et al., 2005).

Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang

diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin

seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka

kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis

yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada

tanaman (Suwandi & Nurtika, 1987).

Dari uraian di atas dapat diduga bahwa penggunaan pupuk kandang

kotoran ayam dalam beberapa takaran memberikan respon terhadap

pertumbuhan dan perkembangan bibit Kopi Arabika (Coffea arabica ) varietas

Kartika 1.

5

Page 6: UP_Kopi Arabika

1.5. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran, dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan respon pertumbuhan dari bibit Kopi Arabika (Coffea

arabica ) varietas Kartika 1 pada beberapa takaran pupuk kandang

kotoran ayam

2. Salah satu takaran pupuk kandang kotoran ayam akan memberikan

pengaruh paling baik terhadap terhadap pertumbuhan dan perkembangan

bibit Kopi Arabika (Coffea arabica ) varietas Kartika 1.

6

Page 7: UP_Kopi Arabika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tanaman Kopi

Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti

kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi

tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang

berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam

bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat

dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika

sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang

hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang

dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun

1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari

orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh

kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah

salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun

1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk

dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan

negara jajahan Kolonial Belanda.

Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima

sumbangan pohon kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di

Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes. Pada saat yang sama, serorang

angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari

pohon tersebut untuk dibawa ke Martinique. Akan tetapi, hal tersebut ditolak

oleh Louis XIV dan sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk

menyelinap masuk ke dalam Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi.

Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke

Martinik merupakan suatu pencapaian yang sangat besar. Hal ini dikarenakan

7

Page 8: UP_Kopi Arabika

budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. Hanya dalam kurun waktu 50 tahun,

telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi dengan varietas yang beragam.

Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan jenis kopi di

dunia.

Sejarah perkembangan kopi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

masa penjajahan Belanda. Pemerintah Belanda pada awalnya menanam kopi di

daerah sekitar Batavia(Jakarta), Sukabumi, Bogor, dan akhirnya menyebar ke

berbagai daerah seperti Jawa timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra,

Sulawesi. Sekitar abad ke-20, semua perkebunan kopi di Indonesia terserang

hama yang mengakibatkan musnahnya hampir semua tanaman kopi. Untuk

menanggulangi masalah tersebut, akhirnya pemerintah Belanda mencoba

menanam kopi Liberika. Akan tetapi, varietas ini ternyata tidak begitu populer

dan pada akhirnya juga terserang hama. Saat ini, kopi Liberika masih dapat

ditemui di pulau Jawa, meskipun jarang ditanam sebagai bahan produksi

komersial.

Bencana alam, perang Dunia II ,dan perjuangan kemerdekaan, semuanya

mempunyai peranan penting bagi perkembangan kopi di Indonesia. Awal abad

ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Di

bawah pemerintahan Belanda ini Infrastruktur dikembangkan untuk

mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II, di Jawa Tengah

terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula,

merica, teh dan tembakau menuju Semarang untuk kemudian diangkut dengan

kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika.

Kopi Arabika juga banyak diproduksi di kebun – kebun seperti (Kayumas,

Blawan, Kalisat/Jampit) di Bondowoso, Jawa Timur. Sedangkan kopi robusta

banyak diproduksi di Jawa Timur seperti Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan

(Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi). Sedangkan di daerah

pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi

Arabika dan Robusta.

Setelah kemerdekaan banyak perkebunan kopi yang diambil alih oleh

pemerintah yang baru atau ditinggalkan. Saat ini sekitar 92% produksi kopi

berada di bawah petani-petani kecil atau koperasi.

8

Page 9: UP_Kopi Arabika

Perkembangan kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat

peringkat keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan

memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia

diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi.

Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi

kopi.

2.2 Botani Tanaman Kopi

Klasifikasi tanaman kopi arabika adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)

Genus : Coffea

Spesies : Coffea arabica L.

Coffea arabica adalah spesies asli yang berasal dari Ethiopia. Tumbuh di

Afrika barat, India barat, Brazil dan Jawa. Tanaman ini termasuk dalam familia

Rubiaceae (kopi-kopian) dan genus Coffea. Coffea arabica merupakan tanaman

perdu tahunan yang memiliki akar tunggang. Tingginya antara 7-12 m dan

mempunyai cabang. Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang

primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah.

Panjang cabang primer rata-rata mencapai   123 cm sedangkan  ruas cabangnya

pendek-pendek. Batang tanaman Coffea arabica berkayu, keras dan tegak

dengan warna putih keabu-abuan.

Pada ruas-ruas cabang tanaman terdapat daun yang lebat. Daun tersebut

tunggal dan berbentuk bulat telur. Tepi daun rata dengan ujung yang runcing.

Namun, pada bagian pangkal terlihat tumpul. Daun tanaman Coffea arabica ini

mempunyai panjang kira-kira 5-15 cm dan lebar 4-6,5 cm. Secara keseluruhan,

daun tampak mengkilat dengan bentuk pertulangan daun menyirip. Daun yang

9

Page 10: UP_Kopi Arabika

sudah tua berwarna hijau tua, sedangkan daun yang masih muda (flush)

berwarna coklat kemerahan. Apabila tanaman Coffea arabica ditanam tanpa

penaung, tepi daun menjadi bergelombang dan helaian mengatup ke atas. Oleh

karena itu, sepintas bentuk daun tampak oval meruncing ramping. Dalam

kondisi normal ada penaung, daun berbentuk oval datar memanjang dan

berwarna hijau sangat tua.

Bunga tanaman Coffea arabica merupakan bunga majemuk (muncul

secara berkelompok). Bunga ini tumbuh di ketiak daun dengan bentuk

menyerupai payung. Mahkota bunga berbentuk bintang dan berwarna putih.

Masing-masing bunga mempunyai diameter sekitar 1-1,5 cm. Tanaman kopi

umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini

keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi.

Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang

menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman

yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak

daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup

sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga.

Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan

bergerombol.

Tidak berbeda dengan bunganya, buah tanaman ini juga tumbuh

berkelompok atau bergerombol. Walaupun ukuran buah cukup besar, dompolan

buah kurang rapat. Buah yang masih muda berwarna hijau bersih, sedangkan

buah yang sudah masak berwarna merah cerah. Bentuk buah adalah bulat telur

dengan diameter lebih kurang 10-15 mm. Di dalamnya terdapat biji yang

berjumlah dua berbentuk bulat panjang. Berat 100 buah masak merah rata-rata

196 gram.

Tanaman ini termasuk dalam golongan tanaman C3 karena fiksasi

karbon organik pertama ialah senyawa berkarbon tiga, 3-fofogliserat. Tumbuhan

C3 yaitu tumbuhan yang fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisco, enzim

siklus Calvin yang menambahkan CO2  pada ribulosa bifosfat. Tumbuhan ini

memproduksi sedikit makanan apabila stomata tertutup pada hari yang panas

dan kering.

10

Page 11: UP_Kopi Arabika

           Kandungan yang ada yaitu Kafein 1-2 %, tanin, asam klorogenat

(kafeotanat), lemak, gula & pentosan.

II.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi

Iklim dan Tanah

Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang

terletak di antara 20o LU dan 20o LS. Berdasarkan data yang ada,

Indonesia terletak di antara 5o LU dan 10o LS. Hal ini berarti sangat

ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi.

Selain itu, kopi hanya dapat menghasilkan dengan baik apabila

ditanam pada tanah yang sesuai, yaitu tanah dengan kedalaman efektif

yang cukup dalam (> 100 cm), gembur, berdrainase baik, serta cukup

tersedia air, unsur hara terutama kalium (K), harus cukup tersedia bahan

organik (> 3 %). Derajat kemasaman (pH) yang ideal untuk

pertumbuhan tanaman kopi berkisar antara 5,3 – 6,5. Jenis tanah latosol

dan vulkanis cocok untuk tanaman kopi. Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah Optimal dan Kopi Arabika

IklimTinggi Tempat (m dpl) 700 – 1.400Suhu Udara Harian (o C) 15 – 24Curah Hujan Rata-rata (mm/th) 2.000 – 4.000Jumlah Bulan Kering (bl/th) 1 – 3TanahDerajat Kemasaman (pH) 5,3 – 6,0Kandungan B.O (%) > 3Kedalaman Efektif (cm) > 100Kemiringan Maksimum (%) 40

Bibit

Bibit yang baik adalah bibit yang tumbuhnya normal dan

ukurannya seragam. Tidak terserang hama/penyakit, batang dan daunnya

bersih dan kelihatan segar. Mempunyai akar tunggang yang lurus. Bibit

yang akan ditanam harus berasal dari klon/varietas unggul yang

dianjurkan. Bibit yang dianjurkan adalah bibit vegetatif, terutama bibit

sambungan dan setek, karena: Cepat berbuah, terutama bibit stek.

Mempunyai sifat sama dengan induk. Bibit sambungan merupakan

11

Page 12: UP_Kopi Arabika

gabungan dari 2 jenis kopi yang bersifat unggul. Bibit semai yang dapat

digunakan adalah hasil silangan pertama (hibrida) yang diperoleh

langsung dari penangkar-penangkar benih.

Media Tanam

Media pembibitan yang dianjurkan adalah media tanah, pasir dan

pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:1. Pemberian pupuk kandang

pada pembibitan di samping sebagai sumber hara juga memperbaiki

struktur tanah dan menjadikan tanah gembur serta sangat baik bagi

pertumbuhan akar bibit tanaman kopi (Dinas Hutbun Kota Bukittinggi,

1995).

2.4 Pupuk Kandang Kotoran Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak,

baik berupa padatan (feces) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing

(urine).  Walaupun demikian sepertinya orang-orang sepertinya enggan

membicarakan kotoran cair yang berupa urine ternak. Dalam hal ini

mengumpulkan kotoran padat memang jauh lebih praktis dibanding urin ternak.

Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak

mempunyai sifat khas tersendiri.  Makanan masing-masing ternak berbeda-beda.

Padahal makanan inilah yang menentukan kadar hara. Jika makanan yang

diberikan banyal mengandung hara N, P dan K maka kotorannyapun akan kaya

dengan zat tersebut.

Selain jenis makanan usia ternak juga menentukan kadar hara dalam

kotorannya. Ternak muda akan menghasilkan feses dan urine yang kadar

harannya rendah terutama N, karena ternak muda memerlukan sangat banyak

zat hara N dan beberapa macam mineral dalam pembentukan jaringan tubuhnya.

berikut komposisi unsur hara kotoran dari berbagai jenis ternak.

Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih

besar daripada jenis ternak lain khususnya kadar hara P. Penyebabnya adalah

kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya,

kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat

seperti kompos. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa

makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan

12

Page 13: UP_Kopi Arabika

tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran. Sebelum digunakan, pupuk

kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk

kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk kandang

adalah sebagai berikut.

-    Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah

seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat

mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.

-    Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari

pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.

-    Pada beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada

lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.

-    Pada media tanam dalam pot perbandingan pupuk kandang dan tanah

yang ideal adalah 1:3.

-    Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna

(rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk

organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu

dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada

tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.

BAB III

13

Page 14: UP_Kopi Arabika

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kenagarian Batipuh, Kabupaten Tanah

Datar, dengan ketinggian tempat 1200 m dpl dengan jenis tanah Andosol, pH

6,5. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2001 hingga Februari 2002.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : bibit kopi Arabika

varietas Kartika 1 pada stadium kepelan, kantong polybag dengan ukuran 30x20

cm dengan diameter 12,5 cm. tanah Andosol, pasir, pupuk kandang kotoran

ayam kayu bamboo, atap daun kelapa, dan insektisida Miothirin 50ES, serta

Curater 3G, Fungisida Dithane M45.

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : cangkul, tugal,

emrat, tali rapia, meteran, kored, pisau, kawat, paku, timbangan, jangka sorong,

mistar, label, alat tulis, dan buku untuk pencatatan data.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6

perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 petak penelitian. Setiap satuan

penelitian terdapat 10 tanaman dan diukur 5 sampel tanaman dari setiap masing-

masing perlakuan. Dengan demikian bibit yang dibutuhkan sebanyak 6

perlakuan x 4 ulangan x 10 tanaman = 240 bibit tanaman tembakau. Adapun

sebagai perlakuan adalah pupuk kandang kotoran ayam, yaitu : 0 g, 100g, 200g,

300g, 400g, dan 500g.

Data hasil penelitian dihitung dalam model linier rancangan acak

kelompok sebagai berikut :

14

Page 15: UP_Kopi Arabika

Dari model linier tersebut dapat disusun tabel sidik ragam

Rancangan Acak Kelompok seperti terlihat pada Tabel 1. Data yang

diperoleh dianalisis dengan uji-F untuk menentukan beda nyata atau tidak

berbeda nyata.

Tabel sidik ragam RAL

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kwadrat

Kwadrat tengah

F hitung F tabel *)

5 % 1 %

Hormon

Galat

v1 = h – 1

v2 = (rh-1)

– (h-1)

JKH

JKG

JKH / v1

JKG / v2

(KTH) / (KTG)

F(v1,v2)

Total rh - 1 JKT

Keterangan *) : Bila F hitung < F 5 % tidak ada perbedaan nyata = non-significant different; H0 diterima pada taraf uji 5 %.

Bila F hitung > F 5 % ada perbedaan nyata = significant different; H1 diterima pada taraf uji 5 %.

Bila F hitung > F 1 % ada perbedaan sangat nyata = highly significant Different. H1 diterima pada taraf uji 1 %

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian direncanakan melalui 4 tahap , yaitu : 1) persiapan lahan ; 2)

persiapan media pembibitan ; 3) pemeliharaan bibit ; dan 4) pengamatan

15

Page 16: UP_Kopi Arabika

3.4.1 Persiapan lahan

- Persiapan lahan diawali dengan pembuatan petakan dengan ukuran 212,5

x 85 cm.

- Petakan tanah kemudian diratakan untuk menyusun polybag yang telah

diisi dengan media. Pada penelitian ini diperlukan 24 petak, dimana

masing-masing petak terdapat 10 bibit kopi.

- Selanjutnya naungan dibuat dengan tinggi 1,75 m, dengan atap daun

kelapa. Intensitas cahaya diusahakan ± 60%.

3.4.2 Persiapan media pembibitan

- Persiapan media pembibitan terdiri dari tanah Andosol dan pasir dengan

perbandingan 2:1.

- Untuk menghilangkan mikroorganisme parasit maka diberi Curater 3G

sebanyak 4 g/kg media, kemudian diinkubasi selama 15 hari, setelah itu

baru dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 1,8 kg/polybag

- Perlakuan pemberian kotoran ayam dilaksanakan 3 hari sebelum bibit

ditanam di polybag dengan cara mencampur sebagian media bagian atas

yang ada dalam polybag.

-

3.4.3 Penanaman bibit

- Bibit yang ditanam dalam polybag adalah bibit stadium kepelan dengan

dua helai daun atau telah berumur enam minggu di pendederan.

- Sebelum bibit ditanam, tanah disiram dengan air dan dibuat lubang

tanam dengan menggunakan tugal. Bibit dimasukkan kedalam lubang

tanam lalu ditutup dengan tanah kembali. Pananaman dilakukan pada

pagi hari.

3.4.4 Pemeliharaan bibit

- Pemeliharaan bibit yang akan dilakukan meliputi penyiraman,

penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.

- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

16

Page 17: UP_Kopi Arabika

- Penyiangan dilakukan dengan mengendalikan gulma secara mekanis.

3.4.5 Pengambilan sample dan pengamatan

- Pengambilan sample dilakukan secara random dengan mengambil 5

sampel pada masing- masing petak.

- Pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 16 MST, dimana

pengamatan meliputi tinggi bibit, jumlah daun, total luas daun, lingkar

batang, diameter batang, panjang akar tunggang, jumlah akar cabang

primer, berat segar bibit, berat brangkasan segar, berat segar akar, berat

kering bibit, berat kering akar dan berat brangkasan kering.

3.5 Pengamatan

1. Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi bibit dilakukan bersamaan dengan pengukuran

diameter batang, Pengukuran tinggi bibit dilakukan dari pangkal

batang sampai ujung pucuk daun tertinggi.

2. Jumlah daun per tanaman (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan bersamaan dengan

pengukuran diameter batang dan tinggi tanaman.

3. Luas daun (cm2)

Luas daun dihitung dengan metode pola turunan daun, yaitu

dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada

sehelai kertas, yang menghasilkan replica daun. Replika daun itu

kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya telah

diketahui sebelumnya. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan

perbandingan replica daun dengan berat total kertas sebagai

berikut:

LD=WrWt

× Lk Dimana: LD = Luas Daun

Wt = Berat Total Kertas Sampel

Wr = Berat Kertas Replika Daun

17

Page 18: UP_Kopi Arabika

LK = Luas Total Kertas

4. Lingkar batang dan Diameter batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan pada jarak sekitar 5 cm

dari pangkal batang, untuk mendapatkan letak pengukuran

diameter batang yang konstan.

18

Page 19: UP_Kopi Arabika

DAFTAR PUSTAKA

http://adripolin.blogspot.com/2010/10/manfaat-pupuk-organik.html

http://alinurdin-wongkitogalo.blogspot.com/2009/11/sejarah-

perkembangan-tanaman-kopi-di_19.html

http://berontoseno.com/?p=3

http://binaukm.com/2010/05/karakteristik-tanaman-kopi-dalam-usaha-

budidaya-tanaman-kopi/

http://eone87.wordpress.com/2010/04/03/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-

aplikasinya/

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/8309467472.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi

http://ikanlaut.tripod.com/xdesign.pdf

http://kopigayo.blogspot.com/2006/07/tanaman-kopi-caffea.html

http://organisasi.org/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-dan-

pertumbuhan-tumbuhan-tanaman-teori-biologi

http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/04/25/kandungan-hara-pupuk-

kandang/

http://toiusd.multiply.com/journal/item/122/Coffea_arabica

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html

19

Page 20: UP_Kopi Arabika

http://www.plantamor.com/index.php?plant=368

20