Upload
hoangdiep
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN STRATEGI PETA KONSEP PADA SDN-6 LANGKAI PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
OLEH MUHAMAT YUSUP
NPM. 10.23.11637
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD TAHUN 2014
2
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN STRATEGI PETA KONSEP PADA SDN-6 LANGKAI PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Ditulis memenuhi sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Serjana pendidikan
Program Studi PGSD
OLEH MUHAMAT YUSUP
NPM. 10.23.11637
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S-1 PGSD
TAHUN 2014
3
4
ABSTRAK
MUHAMAT YUSUP. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil IPS belajar dengan strategi Peta Konsep pada SDN – Langkai Palangka Raya. Skripsi. Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing: (I) Drs. M. Ramli, M.Pd. , (II) Aam Rifaldy khunaify, M.Pd
Kata Kunci: Strategi, peta konsep, hasilbelajar, IPS.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan peningkatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran IPS menggunakan strategi peta konsep, (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS peserta didik kelas VI di SDN- 6 Langkai Palangka Raya melalui penerapan strategi peta konsep.
Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang dengan subyek penelitian seluruh peserta didik Kelas VI SDN Langkai Palangka Raya yang berjumlah 20 orang. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis data presentase ketuntasan klasikal.
Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa: 1) Keaktifanpesertadidikdalam belajar IPS meningkat dengan rata-ratasiklus I yaitu 3,79 yang masukkategori baik danpadasiklus II 3,85 kategoribaik, 2) Penerapan strategi peta konsep meningkatkan hasilbelajarpesertadidikdari hasil pre tes rata-rata nilai 58,00 denganketuntasan 55%,Hasilpostessiklus I rata-rata nilai 62,50 denganketuntasan 60%, dan hasilpostessiklus II rata-rata nilai100denganketuntasan 100%.
i
5
ABSTRACT
MUHAMAT YUSUP. 2014. The Application of Concept Mapping Strategy to
Increase Social Studies Learning Result of SDN - 6 Palangkaraya.Thesis. PGSD
Study Program. Teaching and Education Faculty University of Muhammadiyah
Palangkaraya. Supervisor: (I) Drs. M. Ramli, M.Pd. , (II) Aam Rifaldy khunaif,
M.Pd
Key Words: Strategy, Concept mapping,learning result, social studies.
This research aimed: (1) to describe how increasing of active student on social studies lesson withconcept mapping strategy (2), to describe how increasing of social studies learning result of the student at class VI SDN - Langkai Palangka Raya by the application of concept mapping strategy.
The researcher method is using Class Action Research (CAR) that tries to solve or answer the problem that is faced in the right now by the research subject is students at class VI SDN - Langkai Palangka Raya which amount 20 students. The technique of data collection uses observation and test. Whereas in this research uses classical completeness precentage data analysis.
The research result showed that: (1) activeness the students in social studies has increased by an averageon the cycle I 3,79 in the category quite well, and on the cycle II 3,85 in the category well. (2) the application of concept mapping strategyincreased social studies learning result of students it was on pre test average result58,00 with 55,55% completeness, on the cycle I average result 62,50 with 60,60% completeness, and on the cycle II average result 100 with 100% completeness.
ii
6
HALAMAN PERSEMBAHAN
BELAJAR DARIKEGAGALAN UNTUK SUATU KEBERHASILAN
Karya ini ku persembahkan bagi :
1) Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan
dan do’a sehingga studi saya ini bisa terselesai kan
dengan lancar.
2) Kepada teman – teman yang selama ini telah banyak
membantu selama penyelesaian karya ini saya
ucapkan terimakasih.
3) Bagi keluarga dan kepada orang yang terdekat yang
sudah memberi saran serta semangat dan motivasi
supaya bisa menyelesaikan karya studi saya ini.
4) Bapak dosen pembimbing dengan penuh kesabaran
telah membimbing dan mengatakan ku dalam
penyusunan skripsi ini.
iii
7
iv
8
v
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan
tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Strategi Peta konsep Pada
SDN- Langkai Menteng Palangka Raya.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama peneliti studi. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staf, atas segala kebijaksaan, perhatian
dan dorongan sampai skripsi ini terwujud.
2. Drs. M.Ramli, M.Pd dan Aam Rifaldy khunaifi,M.Pd selaku dosen
pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan
memberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud.
3. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya yang
telah membantu dan memberikan kelancaran selama penlitian ini berlangsung.
4. Kepala SDN – Langkai Palangka Raya beserta guru dan staf, peserta didik
yang telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian
berlangsung.
5. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya dan bagi pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril sehingga
peneliti dapat menyelesaikan studi.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala
berlipat ganda dari allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermamfaat bagi
siapa saja yang membacanya amin,
Palangka Raya, 2014 Peneliti
Muhamat Yusup
vi
10
vii
11
viii
12
ix
13
x
14
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak hanya menghasilkan orang-orang yang sekedar
mengerti atau paham dan diharapkan mampu mengambil keputusan atau
memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Namun pendidikan
merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia. Selain itu, pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting
dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, karena pendidikan
merupakan sarana untuk membentuk seseorang menjadi individu yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah mata pelajaran
IPS.IPS merupakan mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan
pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga
mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya. Di masa yang akan
datang peserta didik akan mengalami dan menghadapi tantangan berat karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu,
perancangan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar hendaknya disusun untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat yang menghargai sejarah, budaya bangsa, dalam
memasuki kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan tersebut,
terutama dari segi gaya hidup.
1
2
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi 2 faktor utama yaitu
faktor dari lingkungan, faktor yang datang dari diri peserta didik terutama
dalam kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar
sekali pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti yang dikemukakan
oleh Clark (Rahmi, 2013:3) bahwa hasil belajar peserta didik disekolah 70
persen dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30 persen dipengaruhi
oleh lingkungan.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki peserta didik, juga ada
faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan,
ketekunan, sosial dan ekonomi. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para
ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa jauh sumbangan yang diberikan oleh
faktor tersebut terhadap hasil belajar peserta didik, merupakan hal logis dan
wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu
yang diniati dan disadarinya. Peserta didik harus merasakan adanya sesuatu
kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, ia harus berusaha mengerahkan
segala upaya untuk mencapainya.
Peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan
pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur,
mengarahkandan menciptakan suasana yang kondusif yang mendorong peserta
didik untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan hasil observasi di SDN-6 LangkaiPalangka Raya saat ini
guru belum menerapkan strategi yang bervariasi. Cara mengajar guru masih di
dominasi dengan penggunaan metode ceramah. Metode ceramah lebih
3
menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan
ilmu saja kepada peserta didik.Sedangkan peserta didik hanya sebagai
pendengar. Guru hanya menjelaskan materi secara lisan sehingga peserta didik
pasif, mengganggu temannya dan kurang memperhatikan penjelasan guru
serta pembelajaran kurang menarik perhatian. Hasil belajar IPS peserta didik
kelas III masih rendah.Dari 44 peserta didik. 18 peserta didik (40%) telah
mencapai KKM yaitu dengan nilai rata-rata 70 dan 26 peserta didik (60%)
masih dibawah nilai KKM yaitu nilai rata-rata 60, sedangkan nilai KKM yaitu
65.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan di SDN-6 Langkai
ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang tampak dari masalah
hasil belajar peserta didik serta kurangnya keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan terbentuknya pandangan umum dan
pandangan peserta didik bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang tidak
mudah untuk dipahami disebabkan materi-materi yang diajarkan adalah materi
yang bersifat hafalan dan hanya bisa digunakan dengan cara menghafal.
Permasalahan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan
meningkatnya kemampuan peserta didik, situasi, kondisi lingkungan yang ada
pengaruh informasi dan kebudayaan serta berkembangnya ilmu pengetahuan.
Apabila kita ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak akan terlepas
dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru harus lebih
bijaksana dalam menentukan model yang sesuai sehingga dapat menciptakan
situasi dan kondisi kelas yang kondusif, agar proses belajar mengajar dapat
4
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Inovasi menghadapi
perubahan paradigma terhadap KTSP adalah ditemukannya model-model
pembelajaran inovatif-progresif yang dengan tepat mampu mengembangkan
dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri.Model
inovatif-progresif menciptakan berbagai macam strategi salah satunya adalah
peta konsep.Peta konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk
membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas.Peta
konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu
mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari.
Dengan mempertimbangkan kedudukan dan peran penting IPS dalam
Ilmu Pengetahuan dengan tidak mengesampingkan mata pelajaran yang lain,
serta permasalahan yang ditemukan di SDN-6 Langkai Palangka Raya, maka
peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN-6 Langkai
Palangka Raya ini sebagai upaya untuk melakukan peningkatan pada hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan mengangkat judul
“Penerapan Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Peserta Didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran peserta didik hanya sebagai pendengar.
2. Peserta didik pasif selama proses pembelajaran IPS.
3. Peserta didik berbicara sendiri dan mengganggu temannya.
5
4. Hasil belajar IPS peserta didik masih rendah.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti
memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan strategi peta konsep.
2. Mata pelajaran yang digunakan adalah IPS Semester 1 dengan materi ....
SK = Mengenal Sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan
transportasi serta pengalaman menggunakanya.
3. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas di SDN 6 Langkai Palangka
Raya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai pertanyaan yakni:
1. Bagaimana aktivitas peserta didik di SDN-6 Langkai Palangka Raya dalam
pembelajaran IPSdengan menerapkan strategi peta konsep pada tahun
pelajaran 2014/2015 ?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPS peserta didik di SDN-6 Langkai
Palangka Raya setelah menerapkan strategi peta konsep Tahun pelajaran
2014/2015?
6
E. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti berusaha untuk mencari solusi
yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini
alternatifnya dengan menerapkan beberapa strategi, antara lain:
1. Strategi Peta Konsep, strategi yang menggunakan gambaran pemetaan
yang berisi konsep-konsep pelajaran.
2. Strategi Make a Match, strategi dimana guru menuliskan pertanyaan dan
jawaban dikartu berbeda.
3. Strategi Cooperatif Script, strategi dimana peserta didik bekerja
berpasangan dan bergantian secara lisan menjelaskan materi.
Dari beberapa alternatif tersebut, peneliti menerapkan strategi peta konsep
dalam kegiatan pembelajaran IPS. Untuk menumbuhkan minat peserta didik
agar aktif selama proses pembelajaran, serta untuk mempermudah dan
membantu peserta didik agar hasil belajar peserta didik kelas III di SDN-6
Langkai Palangka Raya mengalami peningkatan.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagaiberikut:
1. Untuk mendeskripsikan aktivitas peserta didik di SDN-6 Langkai
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran IPS
dengan menerapkan strategi peta konsep.
7
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS peserta didik di
SDN-6 Langkai Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015setelah
menerapkan strategi peta konsep.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan bahan pembinaan dalam
meningkatkan kinerja guru.
2. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi meningkatkan
kreatifitas dan pengetahuan dalam memilih strategi pembelajaran sehingga
peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan.
3. Bagi peneliti selanjuitnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
bagi peneliti selanjutnya.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Analisis Teoretis
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar dalam kegiatan pendidikan di sekolah
merupakan dua bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan walaupun
satu sama lain memiliki makna yang bebeda. Menurut Sudjana
(2011:38) “hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki seorang peserta didik setelah ia menerima prilaku atau
menerima pengalaman belajarnya dari pengajar (guru)”.
Adapun Hamalik (2006:30) mengatakan bahwa “hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti”. Pendapat serupa dikemukakan oleh
Patmonodewo (2005:102) bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman
belajarnya, dan hasil peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan
tingkah laku”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang didapat setelah mengikuti proses belajar oleh
peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
guru setelah selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok
8
9
bahasan. Hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi.Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau
rendahnya hasil belajar peserta didik. Hasil belajar merupakan prestasi
yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang dimana akan
menimbulkan suatu perbahan-perubahan pada diri individu.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.Faktor-
faktor tersebut terbagi menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
Menurut Wasliman (Susanto, 2013:10) “hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.” Secara
perinci, uraian yang mengenai faktor internal dan faktor eksternal yaitu
sebagai berikut :
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
10
Adapun Sudjana dalam Susanto (2013: 15) mengungkapkan
bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yakni faktor dalam diri peserta didik dan faktor yang
datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan”. Menurut
Sudjana dalam Susanto (2013: 15) faktor yang datang dari diri peserta
didik terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan
peserta didik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta
didik.faktor-faktor yang datang dari dalam diri peserta didik dan dari
luar diri peserta didik yaitu sebagai berikut:
1) Kecerdasan anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat atau lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
2) Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini
sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut.
3) Bakat anak
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu.
11
4) Kemauan belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk
belajar. Kemauan belajar yang tinggi serta rasa tanggung jawab
yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
diraih oleh peserta didik. Karena kemauan belajar menjadi salah
satu penentuan dalam mencapai keberhasilan belajar.
5) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu,
seorang peserta didik yang menaruh minat pada suatu materi
pelajaran dia akan memusatkan perhatiannya pada suatu materi
pelajaran tersebut, karena pemusatan atau perhatiannya yang
intensif pada materi pelajaran tersebut maka akan memungkinkan
peserta didik tersebut akan belajar lebih giat lagi dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkannya.
6) Model penyajian materi pelajaran
Model materi pelajaran yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para peserta
didik tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan
belajar.
12
7) Pribadi dan sikap guru
Peserta didik, begitu juga manusia pada umumnya dalam
melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru
saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap,
tingkah laku, dan perbuatan.Kepribadian dan sikap guru yang
kreatif dan penuh inovatif dalam prilakunya, maka peserta didik
akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini.
8) Suasana pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadi dialog yang kritis
antara peserta didik dengan guru, dan akan menumbuhkan suasana
yang aktif di antara peserta didik tentunya akan memberikan nilai
lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan peserta didik
dalam belajar dapat meningkat secara maksimal.
9) Kompetensi guru
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten
dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang
tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
Keberhasilan peserta didik belajar akan banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru yang profesional tersebut.
13
10) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan, oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyakat
pun mempengaruhi kepribadian peserta didik.
2. Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS mulai dikenal sejak
tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan
secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional
dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS
merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya.
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara
manusia dengan lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana anak
didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi
dilingkungan sekitarnya.Pendidikan IPS berusaha membantu peserta
didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan
14
menjadikannya semakin mengerti da memahami lingkungan sosial
masyarakatnya.
Menurut Somantri (Sapriya, 2012) “Pendidikan IPS adalah
penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar menusia yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan pedagogi/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Adapun
Cahyani (2010:82) mengemukakan bahwa “Pembelajaran IPS di
sekolah dasar pada prinsipnya untuk membuat peserta didik mampu
memahami, berpartisipasi dan membuat penilaian tepat terhadap
lingkungan hidup dan berkehidupan disekitar mereka”.
Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi pelajaran IPS
menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran
dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada aspek kehidupan nyata
peserta didik sesuai dengan karakteristik usia,tingkat perkembangan
berpikir dan kebiasaan bersikap dan perilakunya.
Mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat
peristiwa,fakta,konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi
geografi,sejarah,sosiologi,dan ekonomi. Dari ketentuan ini maka
secara konseptual,materi pelajaran IPS di SD belum mencakup dan
mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun, ada ketentuan
bahwa melalui mata pelajaran IPS,peserta didik diarah kan untuk dapat
15
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis,dan bertanggung
jawab,serta warga dunia yang cinta damai.
Arah mata pelajaran IPS ini dilator belakangi oleh pertimbangan
bahwa di masa yang akan dating peserta didik akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami
perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional dan global.
Dalam kurikulum IPS-SD (2006) Tujuan pembelajaran IPS
adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan
16
keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya
sehari-hari.
Solihatin dan Raharjo (2009:15) menjelaskan tentang tujuan Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai berikut:
Dasar tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan member bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS adalah
memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar bagi peserta didik
yang akan menjadi bekal dalam kehidupan sosialnya di masa yang
akan datang.
c. Fungsi IPS di sekolah Dasar
Menurut Udin (2009:8.10) fungsi mata pelajaran IPS sebagai ilmu
pendidikan adalah:
1) Memberi bekal pengaturan dasar,baik untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-
konsep IPS.
3) Menanamkan sikap ilmiah dan melatih peserta didik dalam
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
17
4) Menyadarkan peserta didik akan kekuatan alam dan segala
keindahanya sehingga peserta didik terdorong untuk mencintai
dan mengagungkan penciptanya.
5) Memupuk daya kreataif dan inovatif peserta didik.
6) Membantu peserta didik memahami gagasan atau informasi baru
dalam bidang IPTEK.
7) Memupuk diri serta mengembangkan minat peserta didik
terhadap IPS.
d. Ruang lingkup IPS
Menurut Susanto (2013:160) ruang lingkup mata pelajaran IPS
SD/MI meliputi aspek sebagai berikut:
1) Manusia,tempat,dan lingkungan.
2) Waktu,keberlanjutan,dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan sosial
Berdasarkan uraian di atas,menyatakan pengajaran IPS pada
tingkat MI/SD harus sesuai dengan permasalahan yang dibatasi dalam
kehidupan sehari –hari peserta didik baik mencakup
lingkungan,budaya,prilaku ekonomi,dan sosial.
e. Materi Pembelajaran IPS
Adapun materi pembelajaran IPS kelas IV semester 2 dalam
buku terbitan ARCARYA MEDIA UTAMA yang di gunakan di SDN-
6 LANGKAI Palangka Raya adalah sebagai berikut :
18
1) Keanekaragaman Suku bangsa dan Budaya.
2) Sumber Daya Alam dan kegiatan Ekonomi
3) Perkembangan Teknologi untuk Produksi,Komunikasi,dan
transportasai.
4) Pasar
5) Kepahlawanan dan Patriolisme.
Dari beberapa materi tersebut maka materi yang menjadi bahan
penelitian adalah :
Perkembangan Teknologi untuk Produksi, Komunikasi,
dan Transportasi
A. Perkembangan Teknologi Produksi
1. Jenis Teknologi untuk Berproduksi Masa Lalu dan Masa Kini
Kemanapun manusia makin lama makin berkembang, seiring
dengan perkembangan itu, banyak diperlukan berbagai alat untuk
mempermudah kehidupan manusia. Alat untuk mempermudah
kehidupan manusia ini di sebut teknologi
Teknologi produksi adalag alat atau barang yang di sebut untuk
mempermudah manusia menghasilkan suatu.
a. Teknologi Produksi di Masa Lalu
Pada zaman dahulu, segala sesuatu dikerjakan tanpa
mempergunakan mesin karena memang belum ada mesin – mesin
produksi
19
Untuk membuat sehelai kain, orang harus menenunnya
dengan tangan selama berhari – hari. Mereka memintal kapas
menjadi benang dengan menggunakan alat sederhana yang
diputar menggunakan tangan.
Bisa dibayangkan sebagaimana sulitnya memintal kapas
menjadi benang pada zaman itu dan hasilnya tidak begitu baik.
Selain alat tenun, pada zaman dulu dikenal dengan beberapa
jenis alat produksi lain seperti beriku ini:
1. Lesung
Lesung adalah alat untuk menumbuk padi menjadi beras.Untuk
menumbuk nya digunakan alat penumbuk yang dinamakan alu.
2. Tungku
Yaitu alat untuk memasak yang terbuat dari tanah
lempung.Tungku adalah sejenis kompor kalau pada masa
sekarang.
3. Cobek
Yait alat untuk menghaluskan cabe dan bumbu – bumbu. Alat
ini terbuat dari batu
b. Teknologi produksi masa kini
Sekarang teknologi sudah sangat maju. Banyak yang
dilakukan dengan mesin dan serba komputer.
Seperti untuk pembuatan kain.Sekarang dipakai mesin tenun
yang digerakkan secara otomatis.Tidak diperlukan tenaga
20
manusia yang banyak.Hanya dibutuhkan seorang operator yang
menguasai mesin tersebut.
Kapanpun dipintal menggunakan mesin. Sistem pewarnaan
menggunakan pewarna buatan, sehingga warna yang didapat
menjadi lebih banyak. Untuk motif atau corak kain yang akan di
buat, sekarang sudah menggunakan komputer, sehingga tidak
perlu digambar dengan tangan
Dahulu orang menumbuk padi dengan lesung, saat ini
digunakan mesin penumbuk padi (heuler).Demikian pula untuk
menghaluskan cabe dan bumbu masakan lainnya, sekarang orang
menggunakan blender. Sedangkan untuk menanak nasi atau
memasak lainnya, sekarang digunakan kompor, baik kompor
minyak maupun kompor gas bahkan kompor plastik.
Contohnya
- Mesin heuler
- Blender
- Kompor minyak dan gas
2. Bahan Baku yang dapat Diolah Menjadi Beberapa Barang
Produksi
Di alam ini banyak bahan – bahan alam yang dapat diolah
menjadi bahan produksi. Contohnya ialah tanah liat, batu, bumbu,
kayu,, hasil – hasil pertanian, peternakan,perikanan, perkebunan, dan
pertambangan.
21
Tanah liat dapat digunakan untuk membuat tungku dan gerabah
serta patung. Batu digunakan untuk membuat cobek, dan
sebagainya.Bambu digunakan untuk membuat alat tenun dan alat –
alat rumah tangga.Kayu dibuat alat menenun, alat angkutan, dan
bangunan rumah.
B. Perkembangan Teknologi komunikasi
1. Produksi Komunikasi di Masa Lalu
Teknologi komunikasi di masa lalu yang digunakan masih
sangat sederhana. Karena pada saat itu manusia saling berjauhan,
maka dibutuhkan alat untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain.
Alat komunikasi yang tertua yang pernah dilakukan
manusia adalah isyarat. Isyarat yang digunakan biasanya asap
atau suara – suara yang sengaja diciptakan untuk menyampaikan
suatu pesan.
Orang – orang indian kuno di pedalaman amerika
menggunakan isyarat asap untuk menyampaikan pesan kepada
sesama mereka. Tiap bentuk asam yang muncul ada atinya
masing –masing. Bila ada suku yang muncul yang melihat tanda
asap di angkasa, maka dia sampaikan oleh orang yang tinggal
berjauhan dengan mereka.
Tetapi penyampaian pesan menggunakan asap ini sangat
tergantung pada cuaca. Bila cuaca sedang cerah, asap akan
22
terlihat dengan jelas. Tapu bila cuaca sedang buruk, penyampaian
pasan sangat sukar dilaksanakan.
Akhirnya ditemukan alat baru, yaitu dengan cara menulis
pesan dan mengirimnya dengan menggunakan burung merpati.
Lalu surat – surat itu diantarkan dengan berlari dan berkuda.
Komunikasi secara lisan dilakukan dengan percakapan
antara yang satu dengan yang lainnya. Bilamana jarak satu sama
lain jauh, percakapan dilakukan dengan berteriak atau menjerit
Pada masa itu ditemukan pos teriak, yaitu tempat berita
disampaikan dengan berteriak. Teriakan ini diteruskan dengan
teriakan pula kepada yang lainnya, sehingga berita menganai
suatu peristiwa biasa menyebar secara luas.
2. Teknologi Komunikasi di Masa Kini
Saat ini perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat.
Berbagai media komunikasi memudahkan kita untuk menerima
pesan apapun yang dikirimkan dari berbagi tempat. Kita
mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan bumi hampir pada
saat yang bersamaan.
23
Contoh media komunikasi saat ini
a. Media cetak
1. Surat
Pengirim surat pada saat ini sangat mudah dan
cepat. Dengan pelayanan khusus, surat yang kita
kirimkan hari ini dapat diterima keesokan harinya.
Mengirim pesan melalui suray mempunyai
keuntungan tersendiri. Kita dapat menuliskan pesan –
pesan secara lengkap dan terperinci. Kita memerlukan
perangko untuk mengirimkannya.
2. Koran, majalah, tabloid, dan buku - buku
Koran majalah, dan buku – buku memberikan
pengetahuan kepada kita tentang segala peristiwa yang
terjadi diseluruh dunia secara tertulis. Tetpi berita di
koran biasanya terlambat satu hari karena surat kabar
harus melalui proses cetak dan edar.
Surat kabar atau koran biasanya terbit tiap hari,
majalah biasanya terbit 1 bulan sekali dan tabloid
biasanya terbit satu minggu sekali.
b. Media Elektronik
Yang termasuk media elektronik antara lain televisi,
radio, telepon.
1) Televisi
24
Televisi ditemukan oleh seorang skotlandia bernama
John logie Baird pada tahun 1925.Saat pertama kali
dibuat, televisi hanya Berwarna hitam dan putih. Sesuai
pekembangan zaman, televisi sekarang sudah berwarna.
Siaran televisi dipancarkan dari stasiun pusat melalui
satelit, lalu diterima oleh stasiunreley dan satelit agar
bisa diterima di rumah.
2) Radio
Siaran radio dipancarkan dari stasiun pemancar
radio ke satelit lalu dari satelit ke rumah – rumah
penduduk.Ada radio yang menggunakan listrik, ada pula
yang menggunakan tenaga batere.
Siaran radio dapat menyebarkan informasi tentang
suatu peristiwa saat itu juga.Seorang penyiar radio dapat
melakukan siaran di manapun dia berada.Di Indonesia
ada radio pemerintah dan ada radio swasta. Ada yang
beroperasi di frekuensi AM ada juga yang di frekuensi
FM.
C. Perkembangan teknologi Transportasi
1. Teknologi transportasi masa Lalu
Di masa lalu, ketika mesin belum di temukan,transportasi
Dilakukan dengan kendaraan tampa mesin pertama kali
menggunakan tenaga manusia, untuk bepergian, manusia hanya
25
berjalan kaki, begitu juga untuk mengangkut barang, manusia
membawa nya dengan berjalan kaki untuk pergi kesuatu tempat
yang dipisahkan oleh lautan, manusia mengunakan perahu atau
rakit yang digerakan oleh angin.
- Perahu/rakit
- Hewan (kuda/sapi)
- Berjalan kaki
2. Perkembangan Teknologi transportasi modern
- Sepeda
- Sepeda motor
- Kapal
- Pesawat
3. trategi Peta Konsep
a. Pengertian Strategi
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya
upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.
Djamarah, dkk (2002:5) mengemukakan bahwa “strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan”.
26
Menurut Sabri (2005:2) “strategi mengajar pada dasarnya adalah
tindakan nyatadari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan
pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien”.
Sedangkan menurut Sudjana ( Rohani, 2004)
Strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang tela ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah cara yang dilakukan seorang guru untuk mempengaruhi peserta
didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara
efektif dan efisien.
b. Macam-macam Strategi
Macam-macam strategi belajar mengajar menurut Gulo (2002), yaitu:
1. Strategi Kerja Kelompok, strategi kerja kelompok adalah suatu
cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh peserta didik
(setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu
untuk mencapai tujuan pengajaran. Mereka bekerja sama dalam
memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
2. Strategi Penemuan (Discovery), strategi penemuan merupakan
peruses mental dimana peserta didik mampu mengasimilasikan
suatu proses atau prinsip-prinsip.
27
3. Strategi Examples Non Examples, strategi pemberian contoh yabg
diambil dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi
Dasar.
4. Strategi Cooverative Script, strategi belajar dimana peserta didik
bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
5. Strategi Mind Mapping, sangat baik digunakan untuk pengetahuan
awal peserta didik atau menemukan altenatif jawaban.
6. Strategi Peta Konsep, strategi yang berupa gambaran yang disusun
secara hierarki, konsep yang lebih ekslusif diletakkan dipuncak
peta, makin kebawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep
yang kurang inklusif.
7. Strategi Make a Match, strategi dmana guru menuliskan pertanyaan
dan jawaban dikartu yang berbeda. Kemudian peserta didik yang
memegang kartu pertanyaan harus mencari kartu jawaban yang
dipegang temannya yang sesuai dengan pertanyaannya.
28
c. Pengertian Peta Konsep
Trianto (2010:158) mengemukakan bahwa “peta konsep adalah
gambaran yang disusun secara hierarki, konsep yang lebih ekslusif
diletakkan dipuncak peta, makin kebawah konsep-konsep diurutkan
menjadi konsep yang kurang inklusif”.
Menurut Martin (Trianto, 2010:157) “peta konsep merupakan
inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan
pembelajaran bermakna dalam kelas”.Peta konsep menyediakan
bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi
sebelum informasi tersebut dipelajari.Adapun meurut Dahar
(2011:106) “peta konsep dikembangkan untuk menggali ke dalam
struktur kognitif pelajar dan untuk mengetahui, baik bagi pelajar
maupun guru, melihat apa yang telah diketahui pelajar”.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi
peta konsep adalah strategi yang berupa gambaran suatu konsep yang
memuat konsep-konsep lainnya.
d. Tujuan Strategi Peta Konsep
Menurut Dahar (2011:110) dalam pendidikan, peta konsep dapat
diterapkan untuk berbagai tujuan, yaitu:
1. Menyelidiki apa yang telah diketahui peserta didik. Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan yang baru dengan konsep-konseprelevan yang telah mereka miliki. Degan kata lain, guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki peserta didik waktu pelajaran baru akan dimulai, sedangkan peserta didik diharapkan dapat menunjukkan
29
dimana mereka berada atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru itu.
2. Mempelajari cara belajar dengan melatih peserta didik membuat konsep untuk mengambil sari dari apa yang mereka baca, berarti guru meminta mereka untuk membaca dengan seksama. Peserta didik tidak dapat lagi dikatakan tidak berpikir.
3. Mengungkapkan Miskonsepsi. Dari peta konsep yang dibuat oleh peserta didik, ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang terjadi dan dikaitkannya dua konsep atau lebih yang membentuk proposisi yang salah.
e. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Peta Konsep
Adapun kelebihan pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep yang dinyatakan Novak dan Gowin ( Anggelianingrum,
2014:31) adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru
- Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.
- Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi peserta didik dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan.
- Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak.
- Membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektitifitas pengajarannya.
b. Bagi Peserta didik
- Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman peserta didik dan daya ingatnya.
- Dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas berfikir peserta didik, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada peserta didik.
- Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik yang akan memudahkan dalam belajar.
30
- Dapat membantu peserta didik melihat makna materi pelajaran secara lebih komperehensif dalam setiap komponen-komponen konsep dan mengenali hubungan.
Adapun kelemahan pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep adalah:
- Perlunya waktu yang cukup lama dalam menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia dikelas sangat terbatas.
- Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari.
- Sulit menentukan untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain.
f. Langkah-langkah Strategi Peta Konsep
Posner dkk (Trianto, 2010:160) mengemukakan bahwa “peta
konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada
hubungan anta ide-ide, bukan hubungan antar tempat”.
Untuk membuat suatu peta konsep, peserta didik dilatih untuk
mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topic
dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.
Arends (Trianto, 2010) memberikan langkah-langkah dalam
membuat peta konsep sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
3. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
4. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
31
Langkah-langkah penerapan strategi peta konsep dalam penelitian
adalah:
1. Peneliti menjelaskan garis besar/ide utama materi yang akan
diajarkan.
2. Peneliti menggambarkan peta konsep yang berisi rincian atau ide
pokok materi di papan tulis.
3. Peneliti mengajak peserta didik untuk memhami isi materi dan
bersama-sama menambahkan ide-ide sekunder didalam peta
konsep yang tergambar dipapan tulis.
g. Karakteristik Strategi Peta Konsep
Karakteristik peta konsep menurut Dahar (Trianto, 2010:159)
adalah sebagai berikut:
1. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi. Dengan menggunakan peta konsep, peserta didik dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
2. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi. Cirri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep.
3. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain.
4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
32
B. Penelitian yang Relevan
Adapun hasil-hasil penelitian tedahulu adalah sebagai berikut:
1. Herlin Nopariza, dengan judul “Penerapan Strategi Peta Konsep untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik kelas IV SD Negri 151
Pekanbaru”
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata nilai peserta didik pada
siklus I adalah 70 dan pada siklus II meningkat menjadi 90, sehingga
simpulan dari penelitian ini adalah jika digunakan peta konsep dapat
meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas IV SDN 151 Pekanbaru
dapat diterima.
2. Riris Lailiyah, dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Peta Konsep pada Peserta Didik kelas V
MI Roudlotul Banat Sladi Kejayan Pasuruan”.
Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran peta
konsep menunjukkan peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil siklus I rata-
rata skor belajar peserta didik yakni 58,33 sedangkan pada siklus II rata-
rata skor meningkat menjadi 75,33. Selain itu keaktifan peserta didik juga
mengalami peningkatan yakni memperoleh nilai rta-rata 40,81 pada siklus
I menjadi 57,49 pada siklus II.
33
C. Kerangka Berpikir
Peran guru dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
sangatlah penting. Guru harus mempunyai pengatahuan tentang strategi
mengajar dan bisa menerapkannya dalam pembelajaran yang sesuai dengan
materi. Sehingga peserta didik dapat aktif, tidak cepat bosan, dan hasil
belajarnya meningkat.
IPS merupakan mata pelajaran yang bersifat terpadu, yang terdiri dari
sejumlah mata pelajaran.Ada banyak materi yang harus dikuasai peserta didik
yang memuat ilmu geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi dan ilmu sosial
lainnya. Materi tersebut cukup padat dan memerlukan pemahaman
konsep.Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga tujuan belajar peserta didik
dapat tercapai secara efektif.Peserta didik perlu mengembangkan sikap dan
kemampuannya dalam belajar.
Untuk memudahkan pemahaman konsep dalam mata pelajaran IPS
dapat digunakan strategi peta konsep, dimana strategi ini berupa bantuan
visual konkret yang berbentuk pemetaan dan dapat membantu
mengorganisasikan informasi pelajaran sehingga peserta didik dapat melihat
materi lebih jelas dan lebih bermakna.
34
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Suwandi (2004:43) “hipotesis adalah dugaan atau jawaban
sementara terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi yang kebenarannya
harus masih di uji secara Empiris”.
Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian, hipotesis merupakan
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari
penelaahan kepustakaanHipotesis merupakan jawaban terhadap masalah
HASIL BELAJAR RENDAH
STRATEGI PEMBELAJARAN
KURANG BERVARIASI PESERTA DIDIK PASIF
PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP
AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENINGKAT
HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK MENINGKAT
35
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya.
Berdasarkan uraian, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Aktivitas peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya tahun
pelajaran 2014/2015 semakin bersemangat dan lebih aktif dengan
menerapkan strategi peta konsep.
2. Ada peningkatan hasil belajar IPS pada peserta didik kelas III SDN-6
Langkai Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 setelah menerapkan
strategi peta konsep.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan
bulan Desember 2014 semester I tahun pelajaran 2014/2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN-6 Langkai Palangka pada
peserta didik kelas III tahunpelajaran 2014/2015. Pemilihan tempat ini
karena peneliti melihat ada masalah pada proses pembelajaran IPS.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Susilo, dkk (2012:1) “penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan
nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan
menyelesaikan masalah”. Sementara itu, Kunandar (2012:42) mengatakan
bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan
(action research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada
umumnya”.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas (PTK) dikategorikan penelitian yang berusaha untuk memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi pada situasi tertentu. Penelitian ini merupakan
penelitian yang dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk mengatasi
36
37
berbagai masalah yang terjadi di kelas.Penelitian tindakan kelas ini dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti didalam kelas refleksi dan diamati
oleh dua orang observer. Dalam penerapannya melalui beberapa proses atau
tahapan untuk melihat tingkatan keberhasilan pembelajaran yang diharapkan.
C. Kehadiran dan Peran Peneliti
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), maka kehadiran dan peran peneliti dalam
penelitian ini adalah melakukan penelitian dengan berkolaborasi bersama
dengan seorang guru kelas guna memperbaiki proses belajar mengajar agar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peneliti merupakan perencana,
pengajar, pengamat, pelaksana pengumpulan data, penganalisis data dan
pelapor hasil penelitian. Kehadiran peneliti didalam penelitian secara (hampir)
terus menerus dalam waktu yang cukup panjang sangat penting artinya agar
dapat menghayati apa yang sebenarnya terjadi dilapangan.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III SDN-6
Langkai Palangka Raya pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 1 Subjek Penelitian
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. III 8 Orang 12 orang 20 orang Sumber data : Wali kelas IIISD-6 Langkai Palangka Raya
38
E. Rancangan Penelitian
-
Gambar 2 Bagan Rancangan Penelitian
(Sumber: Buku Pedoman Skripsi, 2013:58)
Pelaksanaan
Tindakan
SIKLUS I
Observasi
Perencanaan
Refleksi
PelaksanaanTinda
kan
SIKLUS II Refleksi
Observasi
Berhasil
Berhenti
Belum Berhasil
SIKLUSn
Perencanaan
39
Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan: pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja
peserta didik dan menyiapkan sumber belajar, lembar wawancara dan
observasi aktivitas pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan: melaksanakan tindakan sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi peta
konsepdan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik.
c. Observasi: melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamat
yaitu guru dan mahapeserta didik pada saat pembelajaran berlangsung
pada peserta didik, kemudian melaksanakan evaluasi untuk
mengetahui hasil tindakan atau pelaksana.
d. Refleksi:mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, dan
membuat perbaikan kepada pelaksanaan atau tindakan pada siklus
berikutnya.
2. Siklus 2 a. Perencanaan: mempelajari hasil refleksi tindakan pertama dan
menggunakan sebagai masukan pada siklus kedua.
b. Pelaksanaan Tindakan:melaksanakan tindakan sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan strategi peta
konsep dan melakukan tes pembelajaran pada peserta didik.
c. Observasi:melakukan pengamatan, dilakukan dua orang pengamat
yaitu guru dan mahapeserta didik pada saat pembelajaran berlangsung
40
pada peserta didik dan melaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil
tindakan atau pelaksanaan.
d. Refleksi:mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan
membuat perbaikan serta pertemuan untuk membahas hasil.
3. Siklus (n): Jika pada siklus 2 belum dicapai hasil belajar yang diharapkan
maka akan disusun lagi rencana untuk dilaksanakan pada tindakan
selanjutnya (n).
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan tekhnik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Hadi (Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa “observasi
merupakan suatu proses yang kompleks. Suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Adapun menurut
Sukmadinata (2012:216) “observasi merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung”. Kegiatan tersebut berkenaan
dengan cara guru mengajar, peserta didik belajar, kepala sekolah yang
sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang
sedang rapat dan sebagainya.
41
Jadi dapat diketahui bahwa observasi merupakan serentetan
kegiatan melihat, mendengarkan, dan mencatat terhadap gejala-gejala
yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil pengamatan peneliti.
b. Tes
Tes umumnya bersifat mengukur , alat pengukur biasanya berupa
pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik
untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk. Tes akan
digunakan untuk mengukur kemampuan belajar Bahasa Indonesia
dengan menerapkan strategi peta konsep.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah observasi dan tes.
Tabel 2 Kisi-Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Guru
No.
Aktivitas yang Diamati
Skor 1 2 3 4
A. Kegiatan Pendahuluan 1. Apersepsi 2. Memotivasi 3. Menginformasikan deskripsi singkat materi
pelajaran
B. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi pelajaran 2. Membimbing peserta didik 3. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran 4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya 5. Penggunaan metode atau media pembelajaran
yang bervariasi 6. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
42
C. Kegiatan Penutup 1. Menyimpulkan materi pelajaran 2. Menutup pembelajaran
Jumlah Rata-Rata Kategori
Keterangan Angka Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Tabel 3 Kisi-Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik
No.
Aspek yang diobservasi
Skor 1 2 3 4
A. Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik mengucapkan salam 2. Peserta didik menyiapkan peralatan tulis
untuk belajar. 3. Peserta didik siap untuk mengikuti proses
pembelajaran
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan materi
lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru
2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep
3. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran
4. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru
6. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran
7. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
8. Peserta didik memahami tentang strategi
43
peta konsep 9. Peserta didik mengerjakan apa yang
diarahkan guru
10. Peserta didik mengerjakan lembar kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep
11. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan.
12. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
pelajaran 2. Peserta didik mengucapkan salam
Jumlah Rata-Rata Kategori
Keterangan skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Tabel 4
Kisi-Kisi Pra Tindakan dan Kisi-Kisi Post Test
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Nomor Soal
Jumlah Soal
Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan transportasi serta pengalaman menggunakanya
- Kemajuan teknologi masa kini dan masa lalu
- Mamfaat teknologi
1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
10
Sumber : Buku Paket IPS kelas IV PT. Acarya Media Utama
44
3. Uji Coba Instrumen
Pada penelitian ini digunakan dua uji instrumen berupa soal-soal
dengan harapan data yang terkumpul benar-benar valid. Instrumen yang
diuji coba dalam penelitian ini uji validitas isi.Menurut Sukardi (2007:123)
“validitas isi ialah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi
yang ingin diukur”.Validitas isi menunjukan pada sejauh mana instrumen
tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki.
Validitas suatu tes harus diusahakan agar mencakup semua pokok
atau sub-pokok bahasan yang hendak diukur.Dari hasil uji validitas dosen
ahli, item tes dianggap valid semua dan dapat digunakan untuk
penelitian.Untuk memperoleh validitas isi instrumen peneliti berkonsultasi
dengan kedua dosen pembimbing dan dengan dua orang validator yang
kompeten dalam bidangnya.Dua orang validator tersebut yaitu dosen.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah, data yang dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.Data yang
diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya diolah
menjadi dua jenis data yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Penggabungan kedua jenis data ini biasa disebut triangulasi. Menurut
Jick (http://aahifis29.blogspot.in/2012/05/menggabungkan-bentuk-bentuk-
kualitatif.html?m=1: 23 september 2014)
45
Konsep triangulasi berdasarkan pada asumsi bahwa adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian khususnya dalam sumber-sumber data, peneliti dan metode yang seharusnya bersifat netral ketika tambahan-tambahan sumber data dan metode lain digunakan. Untuk mencegah hal tersebut maka disarankan untuk menggabungkan metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti
menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada setiap
akhir siklus kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar peserta didik dengan menerapkan strategi peta konsep dilihat
dari hasil tes peserta didik, untuk menghitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata (Mean) dengan rumus :
1
11
f
xfx
Keterangan :
x = Nilai rata-rata hitung
11 xf = Total nilai interval kelas
1f = Frekuensi Interval Kelas
b. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal
dimana indikator ketuntasan belajar yang digunakan yakni 85%
dengan rumus :
46
%10065
xn
sTB
Keterangan :
65s = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari
atau sama dengan 65
N = Banyaknya peserta didik
100% = Bilangan genap Sumber: Sukardi R. (Pina, 2013:47) Kriteria tingkat penguasaan peserta didik yang dikemukakan oleh
Santyasa (Farid, 2013:53) adalah:
80% - 100% = Sangat tercapai
70% - 79,9% = tercapai
50% - 69,9% = Cukup tercapai
0% - 49,9% = sangat kurang tercapai
c. N-Gain
Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan
rumus menurut Meltzer adalah sebagai berikut:
� =���������� − ����������
������������ − ����������
Keterangan:
Spost = Skor postes
47
Spre = Skor pretes
Smaks = Skor maksimum
Tabel 5
Klasifikasi Interpretasi N-Gain
Besar Persentase Interpretasi g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
2. Kualitatif
Pendekatan kualitatif menurut Musfiqon (dalam Farid, 2013:49) yaitu
“prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”.Analisis
kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang menunjukkan aktivitas
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut
diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru.
Tabel 6 Kriteria Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Kriteria Skor Keterangan
1 Kurang Baik 2 Cukup Baik 3 Baik 4 Sangat Baik
48
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penerapan strategi peta konsepdapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan hasil belajar peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya
dengan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut:
1. Penilaian hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik kelas III SDN-6
Langkai Palangka Raya dalam proses pembelajaran IPS dengan
menerapkan strategi peta konsepberjalan dengan lancar dan aktif. Hal ini,
dapat dilihat dari jumlah skor observasi peserta didik yang diperoleh dari
17 poin penilaian dikali dengan rata-rata skor 3 sama dengan 51. Jadi,
aktivitas peserta didik mendapatkan penilaian baik/sangat baik apabila
mendapatkan skor ≥ 51.
2. Hasil belajar peserta didik kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya
mengalami peningkatan dengan menerapkan strategi peta konsep, yakni
peserta didik mendapatkan nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM mata pelajaran
IPS. Selain itu, juga dapat dilihat dari ketuntasan klasikal hasil belajar
peserta didik minimal 85%.
49
I. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A. Tahap Persiapan 1. Observasi √ √ 2. Penyusunan
Proposal √ √ √ √
3. Seminar Proposal √ 4. Revisi Proposal √ √ B. Pelaksanaan
Penelitian
1. Konsultasi Bimbingan
√ √ √ √
2. Pelaksanaan Penelitian
√ √ √ √ √ √
3. Menganalisis Data √ √ C. Pelaporan Hasil
Penelitian
1. Penyusunan Skripsi √ √ √ 2. Ujian Skripsi √ 3. Revisi Skripsi √ √
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Pra Tindakan
Deskripsi data pra tindakan merupakan hasil belajar yang diperoleh
dari nilai pre test. Nilai pra tindakan disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 8 Hasil Belajar IPS Pra Tindakan
No. Kode Siswa Nilai Pencapaian
Tuntas Tidak Tuntas
1. A 40
2. B 50
3. C 50
4. D 40
5. E 30
6. F 50
7. G 100
8. H 80
9. I 60
10. J 70
11. K 50
12. L 50
13. M 70
14. N 80
15. O 40
16. P 60
17. Q 80
18. R 70
19. S 50
20. T 40
Jumlah 1160 9 11
50
51
Nilai rata-rata peserta didik :
�� =∑�
�
�� =1160
20
�� = 58,00
Ketuntasan belajar klasikal :
TB = ∑����
� x 100%
TB = ��
�� x 100%
TB = 55%
Nilai Ketuntasan belajar IPS yang ditetapkan di sekolah yaitu 60.
Berdasarkan tabel nilai pra tindakan diketahui bahwa 11 orang peserta didik
( 55 % ) tuntas belajar IPS, sedangkan 9 orang ( 45% ) tidak tuntas belajar
IPS, dengan skor rata-rata 58,00.
Ketuntasan Belajar klasikal belum mencapai hasil yang diharapkan,
yakni 85% sehingga peneliti menerapkan strategi peta konsep untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam belajar,
khususnya mata pelajaran IPS.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana
menerapkan strategi peta konsep dalam pelajaran IPS. Persiapan yang
dilakukan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu :
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan
52
menggunakan strategi peta konsep. SK/KD yang akan disampaikan
adalah :
SK = Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan
transportasi serta pengalaman menggunakanya
2) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Mata
pelajaran IPS kelas IV.
3) Peneliti menyiapkan sumber pembelajaran yang diperlukan untuk
memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran yang
akan diajarkan. Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran
adalah IPS kelas IV penerbit PT. Arcaya Media Utama .
4) Peneliti membuat soal posttest dan pretest yang terdiri dari 10 soal
dan telah melalui proses validasi.
5) Peneliti mengembangkan format observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan. Peneliti melaksanakan Pra tindakan pemberian
soal pre test pada Jum’at, 24 Oktober 2014. Penelitian siklus I
dilaksanakan pada Selasa, 28 Oktober 2014. Pada tahap ini peneliti
menerapkan rencana dan strategi pembelajaran yang telah disusun dan
dibuat tersebut pada proses pembelajaran IPS. Pelaksanaan
tindakansebagai berikut :
- Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
- Guru menggambarkan peta konsep di papan tulis
53
- Guru membagikan kertas kosong dan mengajak peserta didik untuk
membuat peta konsep.
- Guru menjelaskan materi yang telah tersusun di peta konsep kepada
peserta didik.
- Peserta didik bertanya tentang materi yang belum dimengerti
- Guru membagikan soal post test peserta didik.
c. Observasi. Pada tahap ini pengamat mengobservasiaktivitas peneliti,
aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta.
1) Aktivitas Guru siklus I
Tabel 9 Lembar Pengamatan Peneliti Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan
Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS I )
No Aspek yang Diamati P1 P2 R Keterangan
A. Kegiatan Pendahuluan 4. Apersepsi 5. Memotivasi 6. Menginformasikan deskripsi singkat materi
pelajaran
4 4 4
4 3 4
4 3,5 4
Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali
B. Kegiatan Inti 7. Menjelaskan materi pelajaran 8. Membimbing peserta didik 9. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam
proses pembelajaran 10. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya 11. Penggunaan metode atau media pembelajaran
yang bervariasi 12. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
4 3 3 4 4 3
4 4 3 4 4 4
4 3,5 3 4 4 3,5
C. Kegiatan Penutup 3. Menyimpulkan materi pelajaran 4. Menutup pembelajaran
4 4
4 4
4 4
Jumlah 41 42 42,5
Rata-Rata 3,72 3,81 3,86
54
Keterangan : A = 4,0 = Baik Sekali P1 = Pengamat Satu B = 3,0 – 3,9 = Baik P2 = Pengamat Dua C = 2,0 – 2,9 = Cukup Baik P1 = Nunun P. Baddak, S.Pd D = 1,0 – 1,9 = Kurang Baik P2 = Rusnitae
Berdasarkan keterangan dari tabel 9, dapat diketahui bahwa keaktifan guru masuk
kategori baik dengan skor rata-rata 3,86.
2) Aktivitas Peserta didik siklus I
Tabel 10 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS
Menggunakan Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS I )
No. Aspek yang diamati P1 P2 R keterangan
C.
Kegiatan Pendahuluan 4. Peserta didik mengucapkan salam 5. Peserta didik menyiapkan peralatan
tulis untuk belajar. 6. Peserta didik siap untuk mengikuti
proses pembelajaran Kegiatan Inti 13. Peserta didik memperhatikan materi
lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru
14. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep
15. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran
16. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti
17. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru
18. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran
19. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
20. Peserta didik memahami tentang strategi peta konsep
7. Peserta didik mengerjakan apa yang
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3,5 3,5 3,5 4 4 3,5
Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik
55
diarahkan guru 21. Peserta didik mengerjakan lembar
kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep
22. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan.
11. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus Kegiatan Penutup 4. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan pelajaran
2. Peserta didik mengucapkan salam
3 4 4 3 4 4
4 4 4 3 4 4
3,5 4 4 3 4 4
Baik Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik sekali
Jumlah 62 67 64,5 Rata-rata 3,64 3,94 3,79
Keterangan : A = 4,0 = Baik Sekali P-1 = Pengamat Satu B = 3,0 – 3,9 = Baik P-2 = Pengamat Dua C = 2,0 – 2,9 = Cukup Baik P-1 = Nunun P. Baddak, S.Pd D = 1,0 – 1,9 = Kurang Baik P-2 = Rusnitae Pada siklus I peserta didik belum berperan aktif dalam membuat peta konsep
dengan skor rata-rata 3,79 kategori baik.
56
3) Hasil belajar peserta didik siklus I
Hasil belajarsiklus I disajikan pada tabel berikut.
Tabel 11 Hasil Belajar IPS Pos Tes Siklus I
No. Kode
Siswa Nilai Pencapaian
Tuntas Tidak Tuntas
1. A 70 2. B 50
3. C 90 4. D 40
5. E 30
6. F 50
7. G 100 8. H 80 9. I 60 10. J 70 11. K 50
12. L 50
13. M 70 14. N 80 15. O 40
16. P 60 17. Q 80 18. R 70 19. S 50
20. T 60 Jumlah 1250 12 8
1. Nilai rata-rata peserta didik :
�� =∑�
�
�� =1250
20
�� = 62,50
57
2. Ketuntasan belajar klasikal :
TB = ��
�� x 100%
TB = 60 %
3. Peningkatan hasil belajar klasikal
� =���������� − ����������
������������ − ����������
� =62,50 − 58,00
100 − 58,00
� =4,50
42,00
� = 0,11 (rendah)
Berdasarkan tabel nilai siklus I diketahui bahwa 12 peserta didik
(60% ) tuntas belajar IPS dan 8 peserta didik (40%)tidak tuntas dalam
belajar IPS. Nilai rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah 62,50.
Peningkatan yang terjadi pada siklus I hanya mencapai skor 0,11 yang
menurut klasifikasi N-gain masuk kategori rendah.
58
Peningkatan hasil belajar secara individu dijelaskan pada tabel
berikut :
Tabel 12 Peningkatan Hasil Belajar Individu Siklus I
No. Kode
Siswa Nilai
Pre Test Nilai
Post Test Siklus I
Skor N- Gain
Keterangan
1. A 50 70 0,40 Sedang 2. B 50 50 0 Tetap 3. C 50 90 0,80 Tinggi 4. D 40 40 0 Tetap 5. E 30 30 0 Tetap 6. F 50 50 0 Tetap 7. G 100 100 0 Tetap 8. H 60 80 0,50 Sedang 9. I 60 60 0 Tetap 10. J 70 70 0 Tetap 11. K 50 50 0 Tetap 12. L 50 50 0 Tetap 13. M 70 70 0 Tetap 14. N 70 80 0,33 Sedang 15. O 40 40 0 Tetap 16. P 60 60 0 Tetap 17. Q 80 80 0 Tetap 18. R 70 70 0 Tetap 19. S 50 50 0 Tetap 20. T 40 60 0,33 Sedang
Jumlah 1160 1250
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada peningkatan hasil
belajar, terdapat 1 peserta didik masuk kategori tinggi, 4 peserta didik
yang masuk kategori sedang, 15 peserta didik tidak mengalami
peningkatan.
59
d. Refleksi
Belum berhasilnya penelitian pada siklus I disebabkan karena :
1. Peneliti masih belum bijak dalam memanfaatkan papan tulis sebagai
media pembelajaran untuk strategi peta konsep. Pelaksanaan
pembelajaran menjadi terlalu lama karena peneliti menggambarkan
peta konsep di papan tulis. Hal itu juga menyebabkan celah bagi
peserta didik untuk mengobrol saat peneliti menuliskan materi di
papan tulis.
2. Peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan strategi peta konsep.
3. Tingkat ketuntasan klasikal masih belum mencapai hasil yang
diharapkan yakni 85%.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perbaikan yang
dilakukan untuk pelaksanaan siklus II adalah :
1. Menggambarkan peta konsep terlebih dahulu dengan menggunakan
kertas karton, dengan mengosongkan sebagian kotak untuk di isi oleh
peserta didik. Diharapkan dapat lebih efektif dalam penggunaan jam
pembelajaran.
2. Lebih mengaktifkan peserta didik dengan meminta beberapa peserta
didik maju ke depan untuk mengisi peta konsep yang masih belum
terisi di kertas karton.
3. Memotivasi peserta didik untuk mengerjakan soal dengan teliti,
sehingga dapat memilih jawaban yang benar.
60
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi bagaimana
menerapkan strategi peta konsep dalam pelajaran IPS. Persiapan yang
dilakukan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu :
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan
menggunakan strategi peta konsep. SK/KD yang akan disampaikan
adalah :
SK = Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi,dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
KD = Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi,dan
transportasi serta pengalaman menggunakanya
2) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Mata
pelajaran IPS kelas IV.
3) Peneliti menyiapkan sumber pembelajaran yang diperlukan untuk
memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran yang
akan diajarkan. Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran
adalah IPS kelas IV penerbit PT. Arcaya Media Utama.
4) Peneliti menggambarkan peta konsep di kertas karton, dan
mengosongkan beberapa bagian untuk diisi oleh peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan. Penelitian siklus II dilaksanakan pada jumat 31
oktober 2014. Pada tahap ini peneliti menerapkan rencana dan strategi
61
pembelajaran yang telah disusun dan dibuat tersebut pada proses
pembelajaran IPS. Pelaksanaan tindakansebagai berikut :
1. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari yaitu Pergerakan
Nasional dan Sumpah Pemuda.
2. Guru menjelaskan garis besar materi yang akan diajarkan.
3. Guru menjelaskan isi materi dengan menggambarkan peta konsep di
papan tulis.
4. Guru meminta peserta didik untuk ikut mengisi peta konsep di karton
secara bergantian.
5. Guru membagikan soal post test peserta didik
6. Peserta didik mengerjakan soal post test.
c. Observasi. Pada tahap ini pengamat mengobservasi hasil dari tindakan
yang dilakukan pada siklus II yang terdiri dari aktivitas peneliti, aktivitas
peserta didik dan hasil belajar peserta.
62
1) Aktivitas Guru siklus II
Tabel 13 Lembar Pengamatan Peneliti Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan
Strategi Peta konsep oleh observer ( SIKLUS II )
No. Aspek yang diamati P1 P2 R Keterangan A. Kegiatan Pendahuluan
1. Apersepsi 2. Memotivasi 3. Menginformasikan deskripsi singkat
materi pelajaran
4 4 4
4 4 4
4 4 4
Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Baik Sekali Baik Sekali
B. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi pelajaran
2. Membimbing peserta didik 3. Usaha mengaktifkan peserta didik dalam
proses pembelajaran 4. Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya 5. Penggunaan metode atau media
pembelajaran yang bervariasi 6. Ketepatan penerapan strategi peta konsep
4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4
4 4 3,5 4 4 3,5
C. Kegiatan Penutup 1. Menyimpulkan materi pelajaran
2. Menutup pembelajaran
4 4
4 4
4 4
Jumlah 42 44 43 Rata-Rata 3,81 4,0 3,90 Keterangan : A = 4,0 = Baik Sekali P-1 = Pengamat Satu B = 3,0 – 3,9 = Baik P-2 = Pengamat Dua C = 2,0 – 2,9 = Cukup Baik P-1 = Nunun P. Baddak, S.Pd D = 1,0 – 1,9 = Kurang Baik P-2 = Rusnitae Berdasarkan keterangan dari tabel, dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan guru
sudah memenuhi kriteria posisi pendidik (guru) dalam pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep selama pembelajaran berlangsung dengan skor
rata-rata 3,90 dengan kategori baik.
63
2) Aktivitas Peserta didik siklus II
Tabel 14 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Dalam KBMoleh observer
( SIKLUS II )
Aspek yang diamati P1 P2 R Kategori
Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik mengucapkan salam 2. Peserta didik menyiapkan peralatan
tulis untuk belajar. 3. Peserta didik siap untuk mengikuti
proses pembelajaran Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan materi
lingkungan alam dan buatan yang disampaikan guru
2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang materi lingkungan alam dan buatandengan menerapkan strategi peta konsep
3. Peserta didik berkonsertasi terhadap proses pembelajaran
4. Peserta didik bertanya mengenai materi pembelajaran yang kurang dimengerti
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan guru
6. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran
7. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran
8. Peserta didik memahami tentang strategi peta konsep
4. Peserta didik mengerjakan apa yang diarahkan guru
9. Peserta didik mengerjakan lembar kerja tentang lingkungan alam dan buatan dengan menerapkan strategi peta konsep
10. Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang sudah selesai dikerjakan.
11. Peserta didik memperoleh nilai yang bagus Kegiatan Penutup 1. Peserta didik bersama guru
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3,5 3,5 3,5 4 4 3,5 4 4 4
64
menyimpulkan pelajaran 1. Peserta didik mengucapkan salam
4 4 4
3 4 4
3,5 4 4
Jumlah 64 67 65,5 Rata-rata 3,76 3,94 3,85 Baik
Keterangan : A = 4,0 = Baik Sekali P-1 = Pengamat Satu B = 3,0 – 3,9 = Baik P-2 = Pengamat Dua C = 2,0 – 2,9 = Cukup Baik P-1 = Nunun P. Baddak, S.Pd D = 1,0 – 1,9 = Kurang Baik P-2 = Rusnitae Pada siklus II peserta didik dapat berperan aktif dalam membuat peta konsep
dengan skor rata-rata 3,85 kategori baik. Kegiatan pembelajaran siklus II ini
berhasil dilaksanakan sampai pembelajaran berakhir.
65
3) Hasil belajar peserta didik siklus II
Deskripsi data siklus II merupakan hasil belajar yang diperoleh
dari nilai pos tes. Nilai siklus II disajikan pada tabel berikut.
Tabel 15 Hasil Belajar IPS Pos Tes Siklus II
No.
Kode Siswa
Nilai Pencapaian Tuntas Tidak Tuntas
1. A 100
2. B 100
3. C 100
4. D 100
5. E 100
6. F 100
7. G 100
8. H 100
9. I 100
10. J 100
11. K 100
12. L 100
13. M 100
14. N 100
15. O 100
16. P 100
17. Q 100
18. R 100
19. S 100
20. T 100
Jumlah 2000 20
1. Nilai rata-rata peserta didik :
�� =∑�
�
�� =2000
20
�� = 100
66
2. Ketuntasan belajar klasikal :
TB = ∑����
� x 100%
TB = ��
�� x 100%
TB = 100%
3. Peningkatan hasil belajar
� =���������� − ����������
������������ − ����������
� =100 − 58,00
100 − 58,00
� =42,00
42,00
� = 1 (Tinggi)
Berdasarkan tabel nilai siklus II diketahui bahwa 20 orang peserta
didik ( 100% ) tuntas belajar IPS, dengan nilai rata-rata 100. Peningkatan
yang terjadi pada siklus II mencapai skor 1 yang menurut klasifikasi N-
gain masuk kategori tinggi.
67
Peningkatan hasil belajar secara individu dijelaskan pada tabel
berikut :
Tabel 16 Peningkatan Hasil Belajar Individu
No.
Kode Siswa
Nilai Pre Test
Nilai Post Test Siklus II
Skor N- Gain
Keterangan
1. A 40 100 1 Tinggi 2. B 50 100 1 Tinggi 3. C 50 100 1 Tinggi 4. D 40 100 1 Tinggi 5. E 30 100 1 Tinggi 6. F 50 100 1 Tinggi 7. G 100 100 1 Tinggi 8. H 80 100 1 Tinggi 9. I 60 100 1 Tinggi 10. J 70 100 1 Tinggi 11. K 50 100 1 Tinggi 12. L 50 100 1 Tinggi 13. M 70 100 1 Tinggi 14. N 80 100 1 Tinggi 15. O 40 100 1 Tinggi 16. P 60 100 1 Tinggi 17. Q 80 100 1 Tinggi 18. R 70 100 1 Tinggi 19. S 50 100 1 Tinggi 20. T 40 100 1 Tinggi
Jumlah 1160 2000
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada peningkatan hasil
belajar, 20 peserta didik masuk kategori tinggi.
68
Untuk mengambil kesimpulan dari penelitian ini maka peneliti
membandingkan hasil pre test sebelum tindakan dan post test pada siklus
I dan hasil post test pada siklus II, selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 17 Perolehan Skor Peserta Didik Dari Hasil Pretest, Posttest Siklus I dan
Posttest Siklus II No Kode
peserta didik
Skor pretest
Skor posttest siklus I
Skor posttest siklus
II
S2-S1 Keterangan T TT
2. A 40 70 100 30 Meningkat √
3. B 50 50 100 50 Meningkat √ 4. C 50 90 100 10 Meningkat √ 5. D 40 40 100 60 Meningkat √ 6. E 30 30 100 70 Meningkat √ 7. F 50 50 100 50 Meningkat √ 8. G 100 100 100 0 Tetap √ 9. H 80 80 100 20 Meningkat √ 10. I 60 60 100 40 Meningkat √ 11. J 70 70 100 30 Meningkat √ 12. K 50 50 100 50 Meningkat √ 13. L 50 50 100 50 Meningkat √ 14. M 70 70 100 30 Meningkat √ 15. N 80 80 100 20 Meningkat √ 16. O 40 40 100 60 Meningkat √ 17. P 60 60 100 40 Meningkat √ 18. Q 80 80 100 20 Meningkat √ 19. R 70 70 100 30 Meningkat √ 20. S 50 50 100 50 Meningkat √ 21. T 40 60 100 40 Meningkat √
Jumlah 1160 1250 2000 Persentase 55% 60% 100% Rata-rata 58,00 62,50 100 Positif
Dari tabel diatas sebelum dilakukan tindakan persentase hasil
belajarnya 55%. Pada siklus I persentase hasil belajarnya sebesar 60%
69
dan persentase hasil belajar pada siklus II adalah sebesar 100% yang
berarti telah mencapai KKM. Sehingga ada peningkatan hasil belajar
peserta didik dari sebelum adanya perlakuan sampai pada siklus II.
Peningkatan keaktifan guru pada siklus I ke siklus II dapat dilihat
pada grafik berikut.
Skor
Siklus I 3,86
Siklus II 3,90
Gambar 2. Grafik peningkatan keaktifan guru
Peningkatan keaktifan peserta didik pada siklus I ke siklus II dapat
dilihat pada grafik berikut.
3.84
3.85
3.86
3.87
3.88
3.89
3.9
3.91
Siklus I Siklus II
3.76
3.77
3.78
3.79
3.8
3.81
3.82
3.83
3.84
3.85
3.86
Siklus I Siklus II
70
Skor
Siklus I 3,79
Siklus II 3,85
Gambar 3. Grafik peningkatan keaktifan peserta didik
Dari grafiktersebutdianalisis bahwa hasil kualitatif dari penelitian
ini adalah :
1. Post tes siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan ketika diberi perlakuan pada post
tes siklus 1 , peneliti mendapat jumlah skor 41 dari pengamat 1, dan
42 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-rata 42,5, sehingga mendapat
skor rata-rata 3,86. Hasil pengamatan terhadap peserta didik mendapat
skor 62 dari pengamat 1 dan 67 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-
rata 64,5 sehingga mendapat skor rata-rata 3,79. Hasil ini sudah
mencapai ketuntasan yang diharapkan pada indikator kualitatif yaitu
aktivitas peserta didik mendapat skor diatas 51.
2. Post tes Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan ketika diberi perlakuan pada post
tes siklus 2 , peneliti mendapat jumlah skor 42 dari pengamat 1, dan
44 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-rata 43, sehingga mendapat
skor rata-rata 3,90. Hasil pengamatan terhadap peserta didik mendapat
skor 64 dari pengamat 1 dan 67 dari pengamat 2, dengan jumlah rata-
rata 65,5 sehingga mendapat skor rata-rata 3,85. Hasil ini juga
mencapai ketuntasan yang diharapkan pada indikator kualitatif yaitu
aktivitas peserta didik mendapat skor diatas 51.
71
Peningkatan ketuntasan belajar pre test pada pra tindakan dan hasil
post tes pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut.
Persentase Ketuntasan
Pra Tindakan 55 %
Siklus I 60 %
Siklus II 100 %
Gambar 4. Grafik peningkatan ketuntasan belajar
Dari grafiktersebutdianalisis bahwa hasil kuantitatif dari penelitian
ini adalah :
1. Pra Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian pratindakan dengan nilai rata-rata
58,00 dan persentase 55% peserta didik yang tuntas hasil belajar IPS,
sehingga belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang
ditentukan yaitu 85%.
2. Post tes Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan pada post
test siklus 1 dengan nilai rata-rata 62,50 dan persentase 60% peserta
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
72
didik yang tuntas hasil belajar IPS, hasil yang dicapai ini sudah
mendekati ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%.
3. Post tes Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi perlakuan pada post
test siklus 2 dengan nilai rata-rata 100 dan persentase 100% peserta
didik yang tuntas hasil belajar IPS, hasil ni sudah mencapai ketuntasan
belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%.
d. Refleksi
Keberhasilan yang telah diperoleh dalam siklus II adalah sebagai
berikut :
1) Aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran telah
mengarah ke pembelajaran menggunakan strategi peta konsep.
2) Peserta didik dapat beradaptasi dan aktif dalam pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep.
3) Persentase ketuntasan peserta didik pada siklus II meningkat
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II peserta didik
melaksanakan post tes dengan rata-rata kelas mencapai nilai 100 dan
ketuntasan klasikal 100%. Kriteria penilaian sudah tercapai sehingga
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil pada siklus II.
B. Pengujian Hipotesis
Hasil pengamatan aktivitas pendidik pada siklus I didapatkan nilai rata-rata
3,86 dengan kategori baik. Pada pelaksanaan siklus II aktivitas pendidik
meningkat hingga 3,90 dengan kategori baik.
73
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I masuk kategori baik
dengan skor 3,79. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 3,85 yang masuk
kategori baik. Hipotesis yang menyatakan bahwa peserta didik aktif dalam
pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep dinyatakan benar.
Hasil belajar peserta didik pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dengan menerapkan strategi peta konsep siklus I, diperoleh skor rata-rata 62,50
dengan ketuntasan klasikal 60%. Dari hasil siklus II terjadi peningkatan nilai
rata-rata menjadi yaitu 100 dengan ketuntasan klasikal 100%. Secara
kuantitatif disimpulkan ada peningkatan kemampuan hasil belajar IPS peserta
didik dibandingkan dengan hasil belajar pra tindakan, hal ini diperkuat oleh
persentase ketuntasan klasikal peserta didik yang mencapai 100%.
Jadi Penerapan strategi peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS
peserta didik kelas IV di SDN 6 Langkai Palangka Raya dari nilai rata-rata
yang semula 62,50 menjadi 100 dengan ketuntasan klasikal yang meningkat
60% menjadi 100%.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian di SDN 6 Langkai Palangka Rayatentang
penerapan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPSyang dilihat
berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kegiatan peneliti saat proses
pembelajaran mendapatkan skor rata-rata siklus I 3,86 dengan kategori
baik.dan siklus II skor rata-rata 3,90 dengan kategori baik.
Kegiatan peserta didik saat proses pembelajaran mendapatkan skor rata-
rata siklus I 3,79 masuk kategori baik. Pada siklus II terjadi peningkatan
74
menjadi 3,85 yang masuk kategori baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang terdahulu yang juga menggunakan peta konsep yaitu penelitian yang
dilakukan Lailiyah (2011) menyimpulkanbahwa terdapat peningkatan keaktifan
peserta didik melalui penerapan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPS.
Pada hasil belajar siklus I menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai
pra tindakan dari soal pre test yang hanya 55% peserta didik tuntas dalam mata
pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 58,00. Setelah diterapkan strategi peta
konsep pada siklus I diperoleh data 60% dengan nilai rata-rata 62,50,
Penelitian siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga peneliti
melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada penelitian di
siklus I. Setelah itu penelitian dilanjutkan pada siklus II yang berhasil
mencapai ketuntasan 100% dengan nilai rata-rata 100. Hal ini menunjukkan
bahwa strategi peta konsep efektif untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Adapun hasil penelitian terdahulu yang juga menggunakan peta
konsep yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nopariza (2012), menyimpulkan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan
strategi peta konsep pada mata pelajaran IPS, hasil penelitiannya menunjukan
bahwa penggunaan strategi peta konsep dapat melatih peserta didik untuk
berfikir dengan cepat dan dengan penggunaan peta konsep ini peserta didik
dapat termotivasi, aktif dalam mengikuti pembelajaran serta berhasil dalam
belajar.
Penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya, karena hasil
yang didapatkan sudah mencapai tujuan yaitu :
75
1. Keaktifan peserta didik telah mencapai lebih dari 3,00, dengan skor 3,85
pada siklus II.
2. Hasil belajar peserta didik telah mencapai lebih dari 60, dengan nilai rata-
rata 100 pada siklus II. Ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 85%,
pada siklus II mencapai 100% peserta didik yang tuntas dalam mata
pelajaran IPS
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa penerapan strategi peta konsep sangat membantu peserta didik dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPS , ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailiyah (2011), dan Nopariza
(2012).
76
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Aktivitas peserta didik cukup aktif pada saat proses pemebelajaran IPS
dengan menggunakan strategi peta konsep. Hal ini dibuktikan dari hasil
persentas pada siklus I yaitu 3,79 yang masuk kategori baik. Meningkat
pada siklus II menjadi 3,85 kategori baik. Peningkatan yang dicapai
sebanyak 0,06.
2. Ada peningkatan pada hasil belajar IPS peserta didik setelah diajarkan
dengan menggunakan strategi peta konsep. Dengan rician sebagai berikut :
a. Hasil pos tes siklus I rata-rata nilai 62,50 dengan ketuntasan 60% atau 12
peserta didik yang tuntas mata pelajaran IPS. Peningkatan hasil belajar
peserta didik secara klasikal yang dihitung dari membandingkan dengan
skor pre test adalah 0,11 yang menurut klasifikasi N-Gain masuk kategori
rendah.
b. Hasil pos tes siklus II rata-rata nilai 100 dengan ketuntasan 100% atau 20
peserta didik yang tuntas mata pelajaran IPS. Peningkatan hasil belajar
peserta didik secara klasikal yang dihitung dari membandingkan dengan
skor pre test adalah 1 yang menurut klasifikasi N-Gain masuk kategori
tinggi.
76
77
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang
dibuat dapat dibuktikan yaitu strategi peta konsep dapat meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan belajar IPS materi organisasi pergerakan nasional pada
peserta didik kelas IV di SDN 6 Langkai Palangka Raya.
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diberikan
rekomendasi sebagai berikut :
1. Secara Teoretis
a. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian memberikan sumbangan teoritis
tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi peta
konsep sehingga dapat memberikan gambaran nyata bagi para pendidik
agar dapat menerapkan strategi yang lebih memudahkan peserta didik
dalam menguasai materi pelajaran.
b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi
peneliti selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi pihak sekolah, penelitian ini menjadi referensi dalam meningkatkan
kreatifitas dan pengetahuan dalam memilih strategi pembelajaran
sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan oleh pendidik.
b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran kelak, sehingga peneliti dapat mengelola suatu
pembelajaran menjadi menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik.
78
c. Bagi peneliti selanjut nya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
bagi peneliti selanjut nya.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anggelianingrum, Aprilisa. 2014. Penerapan Strategi Peta Konsep dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik di MIS Miftahul Huda 1 Palangka Raya.Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Cahyani, Riana. 2010. Pembelajaran IPS Kreatif. Jakarta: Balai Pustaka Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Erlangga Djamarah, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Farid, Miftah (2013). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN-1 Pahandut Sebrang Kota Palangkaraya dengan Menggunakan Media Gambar. Skripsi: Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Lailiyah, Riris. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Peta Konsep pada Peserta didik Kelas V MI
Roudlotul Banat Sladi Kejayaan Pasuruan. Skripsi. Universitas Negri
Malang
Nopariza, Herlin. 2012. Penerapan Strategi Peta Konsep untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas IV SDN 151 Pekanbaru.Skripsi.
Universitas Riau
Patmonodewo. 2005. Pendidikan Anak. Jakarta: Rineka Cipta
Pina. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Media
Turso pada SDN-10 Palangka Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Rahmi, Emi Maulida. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Take And Give pada Kelas III SDN-9
Menteng Palangkaraya. Palangka Raya. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya
Rohani, A. 2004.Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta
79
80
Sabri, A. 2005.Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: PT.
Ciputat Press
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Solihatin, Etin & Raharjo. 2009. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algasindo
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta, CV
Sukardi. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih.(2012), Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Susanto,Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Susilo, Herawati, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan CalonGuru. Malang: Banyumedia Publishing.
Suwandi, Hariwijaya. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Bogor Selatan. Penerbit Ghalia
Indonesia
Tim Penyusun. 2013.Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Palangka Raya: FKIP Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan,dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana