94
iii UNIVERSITAS UDAYANA APLIKASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DALAM ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA JURU PEMANTAU JENTIK (JUMANTIK) DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR COKORDA ISTRI VERA PURLEDI PEMBIMBING Dr.KETUT TANGKING WIDARSA, MPH PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016

UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

iii

UNIVERSITAS UDAYANA

APLIKASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DALAM ANALISIS

PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, DAN KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA JURU PEMANTAU JENTIK (JUMANTIK)

DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR

COKORDA ISTRI VERA PURLEDI

PEMBIMBING

Dr.KETUT TANGKING WIDARSA, MPH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmatNya penyusunan skripsi yang berjudul “Aplikasi Model Persamaan Struktural

dalam Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Jumantik di Kecamatan Denpasar Timur” dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai syarat untuk tugas akhir dalam

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana. Pada skripsi ini menguraikan tentang latar belakang,

tinjauan pustaka, kerangka konsep dan definisi operasional, metode yang digunakan

pada penelitian, hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan dan saran.

Dalam skripsi penelitian ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih dan penghargaan kepada :

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., PhD, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ;

2. dr. I Ketut Tangking Widarsa, MPH., selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan waktu, pikiran serta tenaga dalam membimbing serta mengarahkan

penulis selama penyusunan skripsi;

3. Seluruh dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan rekan-rekan

mahasiswa angkat 2012 yang telah membantu penulis selama penyusunan

skripsi ini;

Page 3: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

v

4. Kepada Orang Tua dan keluarga yang senantiasa menemani dan membantu serta

memberi dukungan kepada penulis agar tetap bersemangat;

5. Kepada Lucky Seven dan teman-teman IKM 12 yang senantiasa membantu dan

memberikan dukungankepeda penulis;

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Denpasar, 03 Juni 2016

Penulis

Page 4: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

vi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN

Skripsi, Juni 2016

Cokorda Istri Vera Purledi

APLIKASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL DALAM ANALISIS

PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA JUMANTIK DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR

ABSTRAK

Hasil rekapitulasi pemantauan jentik Gertak tahun 2015 menunjukkan bahwa

Kecamatan Denpasar Timur memiliki presentase ABJ paling rendah dibandingkan

kecamatan lainnya yaitu sebesar 91,01%. Rendahnya ABJ di Kecamatan Denpasar

Timur mengindikasikan bahwa kinerja jumantik dalam pelaksanaan pemberantasan

sarang nyamuk penyebab DBD masih belum maksimal. Oleh karena itu pada

penelitian ini diteliti kinerja jumantik dan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja

tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan

crossectinal. Sebanyak 100 jumantik di Kecamatan Denpasar Timur dijadikan sebagai

sampel penelitian. Data kompetensi, motivasi, kepemimpinan, dan kinerja

dikumpulkan dengan metode angket menggunakan kuesioner. Data kompetensi,

motivasi, kepemimpinan, dan kinerja dianalisis secara deskriptif, sedangkan hubungan

kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan terhadap kinerja dianalisis dengan

menggunakan metode Model Persamaan Struktural.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil 86% jumantik mempunyai kompetensi yang

baik, 66% memiliki motivasi yang kurang, dan 83% jumantik telah memiliki

koordinator yang dikategorikan baik. Dilihat dari kinerja, sebesar 56% jumantik

memiliki kinerja yang kurang. Berdasarkan analisis pengaruh, kompetensi

memberikan pengaruh total sebesar 0,68 dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

(p<0,001). Motivasi memberikan pengaruh langsung sebesar -0,43 namun tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja jumantik (p=0,67) karena indikator gaji

masih di bawah standar dan indikator kebutuhan penghargaan yang mendekati batas

standar pengukuran. Pengaruh total kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 0,30 dan

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja (p=0,01).

Dapat disimpulkan bahwa kinerja jumantik dipengaruhi secara positif oleh

kompetensi dan kepemimpinan, sedangkan dipengaruhi secara negatif oleh motivasi.

Ketiga variabel yang mempengaruhi kinerja perlu ditingkatkan terutama motivasi.

Diperlukan upaya perbaikan untuk mengubah pengaruh negatif motivasi dengan

memperbaiki indikator gaji dan kebutuhan penghargaan agar dapat meningkatkan

kinerja.

Kata Kunci : Jumantik, ABJ, kinerja

Page 5: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

vii

PUBLIC HEALTH DEPARTEMENT

MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY

Cokorda Istri Vera Purledi

The Aplication of Structural Equation Modelling In The Analysis Influence The

Competence, Motivation, and Leadership on The Performance Jumantik in The

District East of Denpasar.

ABSTRACT

Recapitulation of larva monitoring snapped in 2015 showed that the East

Denpasar District has the lowest percentage of ABJ compared to other districts in the

amount of 91.01%. The low ABJ in East Denpasar District indicates that the

performance in the implementation jumantik causes dengue mosquito eradication is

still not optimal. Therefore, this study examined the performance of jumantik and the

factors that affect the performance.

This research was observational analytic design crossectinal. A total of 100

jumantik in East Denpasar District serve as a sample. Data competence, motivation,

leadership, and performance were collected by questionnaire method using a

questionnaire. Data competence, motivation, leadership, and performance were

analyzed descriptively, whereas the relationship competence, motivation, and

leadership on performance was analyzed using Structural Equation Modelling.

In this study showed 86% jumantik have a good competence, 66% have less

motivation, and 83% have had coordinators jumantik categorized as either. Judging

from the performance, by 56% jumantik have poor performance. Based on the analysis

of the effect, the competency provides total effect of 0.68 and significant effect on

performance (p <0.001). Motivation gives direct effect of -0.43, but did not

significantly affect the performance of jumantik (p = 0.67) because the indicator is still

below standard wages and indicators of esteem needs are approaching the limit of

measurement standards. The net effect of leadership on the performance of 0.30 and

significantly influence the performance (p = 0.01).

It can be concluded that the performance jumantik positively influenced by the

competence and leadership, while negatively affected by motivation. These three

variables that affect the performance needs to be improved especially motivation.

Improvement efforts are needed to transform the negative influence of motivation to

improve indicators of wages and esteem needs in order to improve performance.

Keywords: Jumantik, ABJ, performance

Page 6: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................ Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR................................................................................................ iv

ABSTRAK.................................................................................................................. vi

ABSTRACT.............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ................................................................ xiii

BAB I PENDAHLULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................................. 3

1.4 Tujuan ........................................................................................................................... 3

1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................................... 3

1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 4

1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................................................................. 4

1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................... 4

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6

2.1 Jumantik ....................................................................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Jumantik ............................................................................................ 6

2.1.2 Peranan Jumantik ................................................................................................. 6

2.2 Kinerja .......................................................................................................................... 7

2.2.1 Pengertian Kinerja ............................................................................................... 7

2.2.2 Pengukuran Kinerja ............................................................................................. 7

2.2.3 Pengukuran Kinerja Juru Pemantau Jentik (Jumantik) ................................... 8

2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .................................................. 9

2.3 Kompetensi ................................................................................................................ 10

2.3.1 Pengertian Kompetensi ..................................................................................... 10

2.3.2 Pengukuran Kompetensi ................................................................................... 10

2.4 Motivasi ...................................................................................................................... 12

2.4.1 Pengertian Motivasi ........................................................................................... 12

2.4.2 Pengukuran Motivasi ......................................................................................... 12

Page 7: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

ix

2.5 Kepemimpinan .......................................................................................................... 15

2.5.1 Pengertian Kepemimpinan ............................................................................... 15

2.5.2 Pengukuran Kepemimpinan ............................................................................. 15

2.6 Metode Model Persamaan Struktural ..................................................................... 17

2.6.1 Pengertian Model Persamaan Struktural ........................................................ 17

2.6.2 Konsep Model Persamaan Struktural .............................................................. 17

2.6.3 Langkah Membuat Model Struktural Equation Modelling (SEM) ............. 19

2.6.4 Menentukan Derajat Bebas (Identify Model) ................................................ 19

2.6.5 Dasar Penilaian dan Estimasi Model ............................................................... 20

2.6.6 Uji Asumsi dan Persyaratan ............................................................................. 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...................... 23

3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................................... 23

3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 24

3.3 Variabel Penelitian .................................................................................................... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel ................................................................................. 24

3.5 Model Persamaan Struktural .................................................................................. 33

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 34

4.1 Desain Penelitian ....................................................................................................... 34

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 34

4.3 Populasi Penelitian .................................................................................................... 34

4.4 Sampel Penelitian ...................................................................................................... 34

4.4.1 Sampel ................................................................................................................ 34

4.4.2Cara Pengambilan Sampel ................................................................................. 35

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data ....................................................................... 35

4.5.1 Pengumpulan Data ............................................................................................. 35

4.5.2 Pengolahan Data ................................................................................................ 35

4.6 Analisis Data .............................................................................................................. 36

4.6.1 Analsis Data Deskriptif ..................................................................................... 36

4.6.2 Uji Asumsi dan Persyaratan ............................................................................. 36

4.6.3 Analisis Faktor Konfirmatori ........................................................................... 37

4.6.4 Analisis Hubungan Antar Faktor ..................................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 38

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian................................................................................... 38

5.2 Karakteristik Sampel ............................................................................................... 39

5.3 Gambaran Kompetensi, Motivasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Jumantik....... 40

5.3.1 Deskripsi Indikator Pengukuran Kompetensi ................................................ 43

Page 8: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

x

5.3.2 Deskripsi Indikator Pengukuran Motivasi ...................................................... 43

5.3.3 Deskripsi Indikator Pengukuran Kepemimpinan .......................................... 44

5.3.4 Deskripsi Indikator Pengukuran Kinerja ........................................................ 45

5.4 Analisis Model .......................................................................................................... 40

5.4.1 Model Persamaan Struktural ............................................................................ 40

5.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 41

5.4.3 Identifikasi Model ............................................................................................. 42

5.4.4 Penilaian Model ................................................................................................. 43

5.4.5 Analisis Pengaruh .............................................................................................. 45

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 47

6.1 Kompetensi, Motivasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Jumantik .......................... 47

6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ......................................................... 49

6.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 53

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 54

7.1 Simpulan .................................................................................................................... 54

7.2 Saran ........................................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Goodness of Fit Statistics...................................................................... 20

Tabel 5.1 Jumlah Anggota Jumantik di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas I

Denpasar Timur dan UPT. Puskesmas II Denpasar Timur Berdarkan

Desa/Kelurahan..................................................................................................... 38

Tabel 5.2 Karakteristik Sampel............................................................................. 39

Tabel 5.4 Hasil Uji Goodness of Fit...................................................................... 41

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas......................................... 41

Tabel 5.5 Standardized Direct, Indirect, dan Total Effect Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Jumantik di Kecamatan Denpasar Timur........................ 45

Page 10: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Skematis Teori Perilaku dan Kinerja...................................... 9

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 23

Gambar 3.2 Bagan Model Persamaan Struktural Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Jumantik......................................................................... 33

Gambar 5.1 Model Persamaan Struktural............................................................. 40

Gambar 5.2 Indikator Pengukuran Kompetensi.................................................... 43

Gambar 5.3 Indikator Pengukuran Motivasi......................................................... 44

Gambar 5.4 Indikator Pengukuran Kepemimpinan............................................... 44

Gambar 5.5 Indikator Pengukuran Kinerja........................................................... 45

Page 11: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

xiii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Daftar Singkatan

ABJ : Angka Bebas Jentik

CFR : Crude Fertitity Rate

IR : Incidence Rate

Jumantik : Juru Pemantau Jentik

LKMD : Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk

SEM : Structural Equation Modelling

Daftar Istilah

≥ : Sama dengan atau lebih besar

< : Lebih kecil

> : Lebih besar

ε : Epsilon

% : Persentase

db : Derajat kebebasan

p : Jumlah variabel indkator dari variabel endogen atau p value

q : Jumlah variabel indikator dari variabel eksogen

Page 12: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

1

BAB I

PENDAHLULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue. Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti,

aedes spp, dan aedes albopictus (Kemenkes RI, 2010). Menurut data Dinas Kesehatan

Provinsi Bali tahun 2015, DBD merupakan salah satu penyakit menular yang masih

terjadi di Provinsi Bali. DBD menduduki peringkat pertama dalam 10 besar penyakit

pada pasien rawat inap di RSUD di Provinsi Bali tahun 2014. Dilihat dari IR

(Incidence Rate) pada tahun 2014 sebesar 210,2 per 100.000 dan lebih tinggi

dibandingkan target nasional yang diharapkan kurang dari 51 per 100.000 penduduk.

CFR (Crude Fertitity Rate) tahun 2014 sebesar 0,2 per 100.000 penduduk, angka

tersebut lebih tinggi dari target nasional yang diharapkan hanya sebesar 0,01 per

100.000 penduduk.

Tingginya kasus DBD erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Selain faktor

perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik, faktor lingkungan juga dapat

mempengaruhi baik buruknya derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan

tersebut dapat terdiri dari kepadatan hunian rumah dan densitas larva (Kemenkes RI,

2010). Semakin tinggi kepadatan penduduk suatu daerah, semakin cepat

perkembangan suatu penyakit (Dinkes Provinsi Bali, 2015). Hasil penelitian Maria,

dkk (2013), menemukan bahwa densitas larva berpengaruh terhadap kejadian DBD

dengan odd ratio 17,44 yang artinya 17,44 kali lebih besar terhadap kejadian DBD.

Page 13: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan salah satu kebijakan

yang disesuaikan dengan 8 Porgram Pokok Kepmenkes No. 581 tahun 1992 dalam

upaya penanggulangan kasus DBD, yaitu melaksanakan pemantauan jentik berkala

(Pratamawati, 2012). Kebijakan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan peran serta

masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik

merupakan orang yang berasal dari masyarakat, yang diberikan pelatihan untuk

melaksanakan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus-menerus serta

menggerakan masyarakat dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD

(Depkes RI, 2004a). Keberhasilan dari program jumantik dapat diukur dengan melihat

kinerja jumantik. Penelitian yang dilakukan Sandhi (2014), menunjukkan sebesar

56,1% kinerja jumantik kurang baik di Kecamatan Denpasar Selatan. Kinerja jumantik

dapat dilihat dari pencapaian target Angka Bebas Jentik (ABJ) pada suatu wilayah.

Secara nasional ABJ ditargetkan lebih dari 95% (Ditjen PP&PL RI, 2005).

Dilihat dari kinerja jumantik di Kota Denpasar pada hasil pemantauan jentik

Gertak, Kecamatan Denpasar Timur memiliki presentase ABJ paling rendah

dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebesar 91,01% (Dinkes Kota Denpasar, 2015).

Rendahnya ABJ di Kecamatan Denpasar Timur mengindikasikan bahwa kinerja

jumantik dalam pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk penyebab DBD masih

belum maksimal. Oleh karena itu dipandang perlu adanya penelitian terkait kinerja

jumantik sehingga, peneliti ingin melihat bagaimana kinerja jumantik dan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut.

Page 14: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

3

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan Sandhi (2014) di Kecamatan Denpasar Selatan,

menunjukan sebesar 56,1% kinerja jumantik di kecamatan tersebut kurang baik.

Menurut Dinkes Provinsi Bali (2015), Kecamatan Denpasar Timur memiliki

persentase ABJ paling rendah pada hasil pemantauan Gertak diantara kecamatan di

Kota Denpasar lainnya yaitu sebesar 91,01%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

kinerja jumantik di Kecamatan Denpasar Timur masih belum maksimal dalam

pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk penyebab DBD, sehingga peneliti ingin

melihat bagaimana kinerja jumantik dan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja

tersebut.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan diatas, peneliti ingin melihat bagaimana analisis hubungan

kempetensi, motivasi, dan kepemimpinan terhadap kinerja jumantik di Kecamatan

Denpasar Timur.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja jumantik di Kecamatan Denpasar Timur.

Page 15: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

4

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui kinerja jumantik.

2. Untuk mengetahui kompetensi jumantik.

3. Untuk mengetahui motivasi jumantik.

4. Untuk mengetahui kepemimpinan koordinator jumantik.

5. Menganalisis hubungan kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan terhadap

kinerja jumantik.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah yang menyangkut

bidang kesehatan masyarakat mengenai pemanfaatan metode Model Persamaan

Struktural untuk mengananlisis pengaruh kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan

terhadap kinerja jumantik di Kecamatan Denpasar Timur.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan bukti empiris pengaruh kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan

terhadap kinerja jumantik.

2. Sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan dalam upaya perbaikan

kinerja jumantik oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

3. Sebagai masukan dalam meningkatkan kinerja jumantik.

Page 16: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

5

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan aplikasi Model Persamaan Struktural untuk

menganalisis hubungan kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan terhadap kinerja

jumantik di Kecamatan Denpasar Timur. Objek dalam penelitian ini adalah jumantik

di Kecamatan Denpasar Timur.

Page 17: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jumantik

2.1.1 Pengertian Jumantik

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) mendefinisikan jumantik

merupakan orang yang berasal dari masyarakat, yang diberikan pelatihan untuk

melaksanakan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus-menerus serta

menggerakan masyarakat dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.

Menurut Ditjen PP&PL RI (2005) kader jumantik merupakan kelompok kerja yang

dibentuk untuk pemberantasan penyakit DBD di tingkat desa dalam wadah Lembaga

Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

2.1.2 Peranan Jumantik

Dinkes Kota Denpasar (2013) menyebutkan peranan jumantik dalam

penanggulangan demam berdarah adalah mengajak masyarakat di sekitar tempat

tinggal untuk menjadi pemantau jentik sendiri (self jumantik) dan selalu melakukan

gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan dan rumah, mengadakan

pemeriksaan jentik berkala di lingkungan dan melakukan pencatatan pada form

pemantauan serta Kartu Rumah yang tergantung di depan masing-masing rumah

warga, memberikan pertolongan pertama dan menasehati keluarga untuk membawa ke

puskesmas atau rumah sakit bila muncul gejala lanjut saat menemukan warga dengan

gejala DBD, dan jumantik ikut melaksankan penyelidikan bila menemukan warga

yang positif menderita DBD.

Page 18: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

7

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja (performance) menurut Prawirosentono dalam Sugianto (2011)

merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang maupun kelompok dalam sebuah

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi tersebut secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai

dengan moral maupun etika. Teori yang dikemukakan Robbins dalam Rai (2008)

mendefinisikan kinerja sebagai hasil evaluasi terhadap perkerjaan yang telah

dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

2.2.2 Pengukuran Kinerja

Muljadi (2006) menjelaskan bahwa kinerja dapat diukur dengan cara sebagai

berikut.

1. Membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang telah direncanakan.

2. Membandingkan kinerja nyata dengan hasil yang diharapkan.

3. Membandingkan kinerja nyata dengan standar kinerja.

Menurut Mangkunegara (2009), pengukuran kinerja individu dilakukan melalui

beberapa dimensi kinerja antara lain.

1. Kuantitas diartikan sebagai seberapa lama seorang bekerja dalam satu hari.

Kuantitas dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap orang dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

2. Kualitas didefinisikan sebagai seberapa baik seseorang dalam mengerjakan

pekerjaanya. Kualitas dapat dilihat dari ketepatan atau kesesuaian dengan

prosedur atau aturan kerja.

Page 19: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

8

3. Pelaksanaan tugas diartikan sebagai seberapa jauh seseorang mampu

melaksanakan pekerjaannya dengan akurat atau tidak terdapat kesalahan.

4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan didefinisikan sebagai kesadaran atas

kewajiban pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

2.2.3 Pengukuran Kinerja Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

Kinerja jumantik dalam penanggulangan DBD dapat diukur dari nilai ABJ yang

diharapkan memenuhi target nasional yaitu lebih dari 95% (Ditjen PP&PL RI,2005).

Target tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut.

Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik

ABJ = x 100 %

Jumlah rumah diperiksa

Adapun tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh jumantik untuk

dapat memenuhi standar tersebut menurut Dinkes Kota Denpasar tahun 2013 yaitu.

1. Melaksanakan kunjungan rumah dan tempat-tempat umum yang ada di wilayah

kerja sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh koordinator jumantik.

2. Memberikan penyuluhan perorangan dan melaksanakan pemantauan jentik di

rumah atau bangunan 30 rumah/hari/orang.

3. Penggerak dan pengawas masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN).

4. Membuat catatan atau laporan pemeriksaan jentik setiap hari kerja.

5. Memotivasi masyarakat dalam memperhatikan tempat-tempat potensial

perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam PSN- DBD.

Page 20: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

9

2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Teori yang dikemukakan oleh Gibson dalam Notoatmodjo (2007) yang

mengemukakan bahwa, kinerja dipengaruhi oleh tiga variabel. Variabel yang pertama

adalah variabel individu yang meliputi kompetensi, latar belakang, dan demografis.

Dalam teori tersebut juga menyatakan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh variabel

psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel

ketiga yang mempengaruhi kinerja adalah variabel organisasi yang meliputi sumber

daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan.

VARIABEL

INDIVIDU

Kompetensi

Latar Belakang

Pengalaman

Demografi

PERILAKU

INDIVIDU

(apa yang

dikerjakan)

Kinerja

VARIABEL

PSIKOLOGI

Persepsi

Sikap

Kepribadian

Belajar

Motivasi

VARIABEL

ORGANISASI

Sumber Daya

Kepemimpinan

Imbalan

Struktur

Desain

Pekerjaan

Gambar 2.1 Bagan Skematis Teori Perilaku dan Kinerja

Gibson (1987) dalam Notoatmodjo (2007)

Page 21: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

10

2.3 Kompetensi

2.3.1 Pengertian Kompetensi

Menurut teori yang dikemukakan oleh Miller, dkk dalam Hutapea (2008)

mendefinisikan kompetensi sebagai gambaran mengenai suatu hal yang harus

diketahui atau dilakukan oleh seseorang untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan

baik. Sedangkan menurut Emmyah (2009) menyatakan kompetensi merupakan suatu

kemampuan dalam melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang

dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi juga diartikan sebagai keterampilan dan

kemampuan dalam hubungannya dengan kinerja (Rahmawati, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012), kompetensi

merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kinerja. Dalam penelitian yang

dilakukan (Safwan, dkk, 2014; Emmyah, 2009; Haskas, 2013) menyatakan bahwa

kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Listio (2010) terdapat korelasi yang signifikan antara

kompetensi dengan motivasi kerja.

2.3.2 Pengukuran Kompetensi

Menurut Purnadi dalam Naya (2009), kompetensi memiliki 5 karakteristik dasar

yang berpengaruh terhadap kinerja antara lain.

1. Motif merupakan niat dasar yang konstan dalam bertindak.

2. Pembawaan merupakan karakteristik fisik yang secara konsisten merespon

situasi atau informasi.

3. Konsep diri merupakan tingkah laku, nilai, dan citra diri.

Page 22: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

11

4. Pengetahuan merupakan informasi yang dimliki oleh seseorang sesuai dengan

kemampuannya.

5. Keterampilan merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya

baik secara fisik atau mental.

Menurut Moeheriono (2009) menyebutkan terdapat 5 dimensi kompetensi yang

harus dimiliki oleh semua individu yaitu.

1. Keterampilan mengelola tugas (Task management skills) merupakan

kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang berbeda dalam melaksanakan

suatu pekerjaan.

2. Keterampilan mengambil tindakan (Contingency management skills) merupakan

kemampuan dalam mengambil suatu tindakan dengan cepat dan tepat saat

muncul sebuah permasalahan dalam pekerjaan.

3. Keterampilan menjalankan tugas (Task-skills) merupakan kemampuan untuk

mengerjakan tugas-tugas rutin dan melaksanakan tugas sesuai dengan standar

di tempat kerja.

4. Keterampilan beradaptasi (Transfer skills) merupakan kemampuan beradaptasi

dengan lingkungan kerja yang baru.

5. Keterampilan bekerja sama (Job role environment skills) merupakan

kemampuan untuk bekerjasama dan memelihara kenyamanan dalam lingkungan

kerja.

Page 23: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

12

2.4 Motivasi

2.4.1 Pengertian Motivasi

Motivasi menurut teori yang dikemukakan oleh Robin dalam Brahmasari (2008)

merupakan sebuah keinginan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi yang

dikondisikan dengan kemampuan individu. Menurut teori yang di kemukakan oleh

Maslow dalam Notoatmodjo (2010), motivasi didasarkan pada kebutuhan manusia.

Kebutuhan tersebut dipaparkan dalam bentuk bertingkat-tingkat atau hierarki yang

sering disebut Hierarki Kebutuhan Malow.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Listio (2010) menunjukkan bahwa

motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Safwan, dkk, 2014; Sugianto, 2011; Wicaksono,

2014) juga menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.4.2 Pengukuran Motivasi

Dalam teori yang dikemukakan oleh Maslow dalam Notoatmodjo (2010),

menyebutkan bahwa motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor kebutuhan

diantaranya.

1. Kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan paling dasar bagi seseorang.

2. Kebutuhan akan adanya rasa aman yang tidak hanya keamanan fisik saja, tetapi

juga keamanan secara fsiologi misalnya bebas dari tekanan atau intimidasi dari

pihak lain.

3. Kebutuhan sosialisasi atau afiliasi dengan orang lain karena pada dasarnya

manusia merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berkelompok dan

bersosialisasi dengan orang lain.

Page 24: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

13

4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) seperti yang misalnya penghargaan

dalam sebuah organisasi terhadap anggota atau karyawan atas prestasi kerja yang

dimiliki.

5. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang muncul setelah keempat

kebutuhan diatas terpenuhi dan merupakan kebutuhan terakhir dalam teori

hierarki Maslow. Aktualisasi diri didefinisikan sebagai bagian dari pertumbuhan

individu, yang akan terus menerus berlangsung sejalan dengan meningkatnya

jenjang karier seorang individu.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg dalam Notoatmodjo

(2010) mengembangkan teori motivasi “Dua Faktor” (Herzberg’s Two Factors

Motivation Theory). Dalam teori ini Herzberg mengemukakan bahwa terdapat dua

faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya yaitu

1. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfier) atau faktor motivasional merupakan

faktor yang menyangkut psikologis seseorang. Apabila kepuasan dicapai dalam

pekerjaan, maka akan menggerakkan tingkat motivasi bagi seseorang untuk

bekerja dan akhirnya dapat menghasilkan kinerja yang tinggi. Faktor

motivasional (kepuasan) mencakup antara lain.

a. Prestasi (achievement) diartikan sebagai keberhasilan yang diraih oleh

seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.

b. Penghargaan (recognation) merupukan apresiasi yang diberikan oleh

seorang pemimpin atas keberhasilan yang diraih oleh bawahannya.

c. Tanggung jawab (responsibility) diartikan sebagai kepercayaan yang

diberikan seorang pemimpin agar tanggung jawab tersebut benar menjadi

Page 25: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

14

faktor motivasi bagi seseorang. Motivasi tersebut dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab terhadap pekerjaan.

d. Kesempatan untuk maju (posibility of growth) diartikan sebagai

pengembangan yang diberikan oleh seorang pemimpin agar bahawan

merasa termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan.

e. Pekerjaan itu sendiri (work) merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang

pemimpin meyakinkan bawahannya akan pentingnya pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahan tersebut.

2. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) atau faktor higiene yang

menyangkut faktor pemeliharaan atau maintenance. Hilangnya faktor ini akan

menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja. Faktor-faktor higienes yang

menyebabkan ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan antara lain.

a. Kondisi kerja fisik (physical environment), apabila kondisi lingkungan yang

baik tercipta, maka prestasi yang lebih tinggi dapat tercipta.

b. Hubungan interpersonal (interpersonal relationship), merupakan hubungan

yang tidak harmonis dapat mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Kebijakan dan administrasi perusahaan (company and administration

policy), merupakan kebijaksanaan yang dibuat dalam sebuah organisasi.

d. Pengawasan (supervision) merupakan pengawasan yang dilakukan oleh

pimpinan terhadap bawahan.

e. Gaji (salary) diartikan sebagai kompensasi yang diterima oleh seseorang

sesuai dengan jabatan.

f. Keamanan dan keselamatan kerja (job security) merupakan hal yang harus

diperhatikan untuk menigkatkan kualitas pekerjaan.

Page 26: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

15

2.5 Kepemimpinan

2.5.1 Pengertian Kepemimpinan

Menurut teori yang dikemukakan oleh Fiedler dalam Muninjaya (2012)

menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan interpersonal yang

memberikan kekuasaan dan pengaruh lebih besar kepada salah satu pihak

dibandingkan dengan pihak lain. Besar kecilnya kekuasaan dan pengaruh yang

dimiliki seorang pemimpin dipengaruhi oleh kondisi diri dari pemimpinnya. Dalam

teori Yulk dalam Usman (2006) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership

merupakan suatu proses dalam mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brahmasari (2008) menunjukkan bahwa

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian yang dilakukan (Sari, 2013; Sugianto, 2011; Wicaksono, 2014) juga

menunjukkan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang

dilakukan Pengaribuan (2008) menunjukkan terdapat pengaruh antar kepemimpinan

terhadap motivasi kerja pegawai. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rizqiah,dkk

(2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial gaya kepemimpinan

terhadap motivasi kerja karyawan.

2.5.2 Pengukuran Kepemimpinan

Menurut teori yang dikemukakan oleh Gibson dalam Paramita (2011), gaya

kepemimpinan dapat diukur dengan indikator sebagai berikut.

Page 27: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

16

1. Charisma

Adanya karisma dalam diri seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi

bawahannya untuk berperilaku dan berbuat sesuai dengan keinginan pemimpin

tersebut.

2. Ideal influence (pengaruh ideal)

Pemimpin yang baik harus dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap

bawahannya.

3. Inspiration

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjadi sumber inspirasi

bagi bawahannya, agar bawahan tersebut memiliki inisiatif untuk dapat

berkembang.

4. Intellectual simulation

Kemampuan intelektual seorang pemimpin dapat menuntun bawahannya untuk

lebih maju dan berkembang.

5. Individualized consideration (perhatian individu)

Perhatian yang diberikan oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi

bawahannya dalam mermberikan loyalita tinggi terhadap pimpinan tersebut.

Adapun indikator dalam menilai kepemimpinan menurut Warrick dalam

Setyawati (2014) yaitu.

1. Memperhatikan kebutuhan bawahan, dikaitkan dengan kebutuhan bawahan

dalam melakukan pekerjaan.

2. Menciptakan suasana saling percaya, merupakan hal yang harus diperhatikan

oleh seorang pemimpin yaitu memberikan kepercayan terhadap bawahan.

Page 28: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

17

3. Simpati terhadap bawahan dan menumbuhkan peran serta bawahan dalam

pembuatan keputusan.

2.6 Metode Model Persamaan Struktural

2.6.1 Pengertian Model Persamaan Struktural

Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) adalah

metode analisis multivariat generasi ke II, yang merupakan penggabungan dari dua

metode analisis yaitu antara analisis faktor dan model persamaan stimulan. Dalam

penelitian bidang kesehatan, model persamaan struktural banyak digunakan dalam uji

validitas dan reabilitas konstruk, analisis jalur, dan analisis model persamaan

struktural (Widarsa, 2015). Menurut Santoso (2007) mendeskripsikan SEM sebagai

suatu teknik statistik multivariat yang merupakan penggabungan antara analisis faktor

dan analisis regresi (korelasi) yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar

variabel yang ada pada sebuah model, baik antar indikator dengan konstraknya

maupun hubungan antar konstrak.

2.6.2 Konsep Model Persamaan Struktural

Menurut Widarsa (2015), variabel dalam konsep analisis SEM dibedakan

menjadi variabel laten (konstrak), variabel observed (indikator atau manifest), variable

endogen, dan variabel eksogen. Berikut adalah penjelasan dari variabel-variabel

tersebut.

1. Variabel Konstruk dan Variabel Indikator

Variabel konstruk atau variabel latent merupakan variabel yang ingin dilihat

hubungannya. Namun, variabel tersebut tidak dapat diukur secara langsung

Page 29: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

18

sehingga diperlukan indikator- indikator. Variabel konstrak atau variabel laten

dalam persamaan struktural digambarkan dengan sebuah elip.

2. Variabel indikator yang disebut juga obeserved variable atau variabel manifest

merupakan variabel yang dapat diukur secara langsung dan diguankan untuk

mengukur suatu konstrak. Dalam persamaan struktural, variabel indikator

digambarkan dengan kotak segi empat.

3. Variabel Endogen dan Variabel Eksogen

Dalam analisis SEM, variabel laten dibedakan menjadi variabel endogen dan

eksogen. Variabel endogen diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel laten juga disebut variabel tergantung atau variabel

antara. Variabel eksogen atau disebut juga variabel bebas merupakan variabel

yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain.

4. Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran atau measurement error hampir dapat dipastikan akan

terjadi pada setiap pengukuran. Oleh karena itu, pada model SEM, semua

variabel indikator diasumsikan memiliki kesalahan pengukuran. Kesalahan

pengukuran dalam analisis SEM dilambangkan dengan delta (δ).

5. Kesalahan Struktural

Kesalahan struktural atau structural error didefinisikan sebagai kesalahan yang

disebabkan oleh karena variasi dari variabel endogen tidak seluruhnya dapat

dijelaskan oleh variabel eksogen. Semua variabel endogen diasumsikan

mempunyai keslahan struktural. Kesalahan struktural dilambangkan dengan

epsilon (ε).

Page 30: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

19

2.6.3 Langkah Membuat Model Struktural Equation Modelling (SEM)

Adapun langkah-langkah dalam membuat model SEM yaitu sebagai berikut :

Langkah 1 : Tahap Konseptualisasi Model

Dalam konseptualisasi model harus didasarkan atau mengacu kepada teori yang terkini

dan relevan. Konseptualisasi model ini harus menjelaskan hubungan antara variabel

laten dan juga merefleksikan pengukuran variabel latent melalui beberapa variabel

indikator yang dapat diukur secara langsung. Variabel latent merupakan variabel yang

tidak dapat diukur secara langsung, sehingga diperlukan indikator dalam

pengukurannya.

Langkah 2 : Penyusunan Diagram Jalur dan Spesifikasi Model

Setelah konseptualisasi model, dari konsep tersebut dibuat diagram jalur hubungan

antar variabel penelitian. Selanjutnya memberikan nama yang unik kepada semua

variabel laten, indikator, dan error. Kemudian menentukan jumlah dan sifat parameter

yang diestimasi seperti error, loading factor, pengaruh variabel eksogen terhadap

variabel endogen, dan pengaruh variabel endogen terhadap variabel eksogen lainnya.

2.6.4 Menentukan Derajat Bebas (Identify Model)

Identifikasi model ditujukan untuk menentukan apakah model yang akan dibuat

teridentifikasi atau tidak. Identifikasi model dapat dilakukan dengan melihat degress

of freedom (derajat kebebasan). Degress of freedom pada analisis SEM dapat

ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

(p + q ) (p+ q + 1)

db =

2

Page 31: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

20

Keterangan :

db = derajat kebebasan

p = jumlah variabel indkator dari variabel endogen

q = jumlah variabel indikator dari variabel eksogen

Terdapat tiga kemungkinan hasil identifikasi, yaitu sebagai berikut.

1. Model under identified, dimana db < 0. Bila model tidak teridentifikasi, maka

model tersebut tidak dapat mengestimasi parameter model.

2. Model just identified, bila db = 0 dan disebuat saturated model. Bila model yang

dibuat merupakan model saturated, maka penilaian dan pengujian dari model

tidak perlu dilakukan.

3. Model over identified, bila db > 0. Bila model over identified, maka penilaian

dan pengujian model dapat dilakukan.

2.6.5 Dasar Penilaian dan Estimasi Model

2.6.5.1 Penilaian Model

Penilaian model ditujukan untuk menentukan apakah model tersebut fit dengan

data. Penilaian model dilakukan dengan Uji Goodness of Fit (Goodness of Fit Test) .

Terdapat beberapa jenis Uji Goodness of Fit yang umum dipakai pada analisis SEM

yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1 Goodness of Fit Statistics

No. Statistiks Kriterian ‘Fit’

1. Chi-square P > 0,05

2. RMSEA (Root Mean Square Error Approximation) < 0,08

3. GFI (Goodness of Fit Index) > 0,90

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) > 0,90

5. PGFI (Parsimonimus > 0,90

6. NFI (Normed Fit Index) > 0,90

Page 32: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

21

7. PNFI (parsimonimus Adjusted Normed Goodness of

Fit Index)

> 0,90

8. CFI (Comparative Fit Index) > 0,90

9. IFI (Incremental Fit Index) > 0,90

10. RFI (Relative Fit Index) > 0,90

2.6.5.2 Estimasi Model Pengukuran

Kualitas instrumen dapat diukur dengan validitas dan reliabilitas data. Validitas

dari masing-masing item pada konstrak ditentukan dengan melihat nilai loading factor

pada Standardized Regression Weight. Bila nilai loading factor dari masing-masing

item ≥ 0,5 maka dinyatakan vaild. Reliabilitas dari model pengukuran ditentukan

dengan melihat nilai covarrian error. Bila covarrian error dari masing-masing item <

0,5 maka item atau indikator pada model pengukuran sudah reliabel.

2.6.6 Uji Asumsi dan Persyaratan

Adapun uji asumsi dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam model SEM yaitu

sebagai berikut.

1. Ukuran Sampel

Rumus sampel untuk analsis yang menggunakan model SEM belum ada. Ukuran

besar sampel minimal yang disarankan untuk analisis SEM adalah 5 sampai 10

sampel untuk setiap parameter yang akan diestimasi.

2. Normalitas Data

Semua item data yang akan dianalisis SEM harus berdistribusi normal.

Normalitas dapat dilihat dari nilai p pada kemencengan (skewness) dan

keruncingan atau kurtosis distribusi. Apabila nilai p > 0,05 maka data tersebut

disebut berdistribusi normal.

Page 33: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

22

3. Outlier

Outlier ditentukan berdasarkan metode Mahalobis. Adanya data outlier dapat

menyebabkan distribusi data menjadi tidak normal. Apabila terdapat data yang

outlier, maka data tersebut dihilangkan dan tidak diikutkan dalam analasis.

Apabila setelah data outlier dihilangkan, model belum juga fit, maka dilakukan

modifikasi model dengan menghubungkan variabel yang memiliki nilai covarian

antar variabel yang tinggi sehingga model menjadi fit.

4. Multikolinieritas

Tidak boleh terdapat multikolinieritas antar variabel eksogen. Dua variabel

eksogen dinyatakan memiliki hubungan kuat (multikolinier) bila kedua variabel

tersebut memiliki korelasi yang kuat (r ≥ 0,7). Bila hal ini terjadi, sebaiknya

salah satu variabel tersebut dikeluarkan dari model atau variabel-variabel yang

membentuk multikolinieritas tersebut digabungkan menjadi satu ‘composit

variable’.

Page 34: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

23

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

tersebut diatas, maka kerangka konsep penelitian pada gambar sebagai berikut.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

VARIABEL

INDIVIDU

Kompetensi

Latar Belakang

Pengalaman

Demografi

PERILAKU

INDIVIDU

(apa yang

dikerjakan)

Kinerja

VARIABEL

PSIKOLOGI

Persepsi

Sikap

Kepribadian

Belajar

Motivasi

VARIABEL

ORGANISASI

Sumber Daya

Kepemimpinan

Imbalan

Struktur

Desain Pekerjaan

Keterangan :

Tulisan yang di cetak tebal merupakan variabel yang diteliti.

Page 35: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

24

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada kerangka konsep diatas, dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut.

Hipotesis 1 : Kompetensi mempengaruhi kinerja secara langsung dan secara tidak

langsung melalui motivasi

Hipotesis 2 : Kepemimpinan mempengaruhi kinerja secara langsung dan secara

tidak langsung melalui motivasi

Hipotesis 3 : Motivasi mempengaruhi kinerja secara langsung

3.3 Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berkut.

1. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah kinerja dan motivasi.

2. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kompetensi dan kepemimpinan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Untuk membatasi adanya permasalahan dan menghindari terjadinya kesalahan

dalam melakukan penafsiaran dalam penelitian ini maka perlu dibuat definisi

operasional variabel sebagai berikut.

Page 36: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

25

Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Klasifikasi Alat Ukur Skala

Analisis

Umur Umur responden yang dihitung sejak lahir sampai

dilakukan penelitian.

1 = 17-30 tahun

(dewasa muda)

2 = 31-45 tahun

(dewasa)

3 = >45 tahun

(pralansia)

(Bleich, 2009)

- Kuesioner Ordinal

Jenis Kelamin Status gender yang dibawa responden sejak lahir. 1 = Laki-laki

2 = Perempuan

- Kuesioner Nominal

Page 37: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

26

Tingkat

Pendidikan

Tingkat pendidikan formal terakhir yang telah

diselesaikan oleh responden.

1 = Tidak

Sekolah

2 = SD

3 = SMP

4 = SMA

5 = Perguruan

Tinggi

1. Pendidikan

rendah (tidak

sekolah, SD,

dan SMP)

2. Pendidikan

tinggi (SMA,

Perguruan

tinggi)

Kuesioner Nominal

Status

Perkawinan

Status perkawinan yang dimiliki oleh responden. 1 = Belum

Menikah

2 = Menikah

3 = Bercerai

- Kuesioner Nominal

Page 38: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

27

Lama Bekerja Waktu bekerja yang dihitung dari awal bekerja sebagai

jumantik sampai penelitian dilakukan.

1 = <8 tahun

2 = ≥8 tahun

- Kuesioner Nominal

Pekerjaan

Sampingan

Pekerjaan lain yang dimiliki selain menjadi jumantik. 1 = Ada

2 = Tidak ada

- Kuesioner Nominal

Kinerja Variabel kinerja diukur dari empat indikator yaitu:

Pelaksanaan rencana kunjungan : melaksanakan

kunjungan rumah dan tempat-tempat umum yang ada

di wilayah kerja sesuai dengan jadwal yang dibuat

oleh koordinator jumantik.

Penyuluhan dan pemantauan jentik : memberikan

penyuluhan kepada perorangan dan melaksanakan

1 = Tidak

Pernah

2 = Jarang

3 = Sering

4 = Sangat

Sering

1. Kinerja

dikategorikan

baik, apabila

nilai total

≥85%

2. Kinerja

dikategorikan

kurang baik,

Kuesioner Nominal

Page 39: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

28

pemantauan jentik di rumah atau bangunan 30

rumah/hari/orang.

Penggerak dan pengawas masayarakat :

menggerakkan masyarakat melalui program-program

yang dibuat untuk PSN dan melakukan pengawasan

terhadap PSN dalam penggunaan abate disetiap

rumah.

Pemberian motivasi : memotivasi masyarakat dalam

memperhatikan tempat-tempat potensial

perkembangbiakan nyamuk penular DBD dan

pencegahan DBD melalui gerakan 3M (menguras,

mengubur, menutup).

apabila nilai

total <85%

(Mariam,

2016).

Kompetensi Variabel kompetensi diukur dari lima indikator yaitu: 1 = Tidak Setuju 1.Kompetensi

dikategorikan

Kuesioner Nominal

Page 40: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

29

Pengetahuan jumantik terhadap tugas pokok

jumantik.

Keterampilan dalam mengelola tugas : kemampuan

untuk mengerjakan tugas-tugas rutin dan

melaksanakan tugas sesuai dengan standar.

Keterampilan dalam mengambil tindakan :

kemampuan dalam mengambil suatu tindakan dengan

cepat dan tepat saat muncul sebuah permasalahan.

Keterampilan beradaptasi : kemampuan beradaptasi

dengan lingkungan yang baru.

Keterampilan dalam bekerjasama : merupakan

kemampuan untuk bekerjasama dengan rekan kerja.

2 = Kurang

Setuju

3 = Setuju

4 = Sangat

Setuju

baik, apabila

nilai total

≥75%

2.Kompetensi

dikategorikan

kurang baik,

apabila nilai

total <75%

(Suhartini,

2016).

Page 41: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

30

Motivasi Variabel motivasi diukur dari lima indikator yaitu:

Kebutuhan penghargaan : adanya penghargaan yang

diberikan oleh koordinator jumantik dan anggota

jumantik lainnya.

Kebutuhan sosialisasi : hubungan dengan rekan kerja

dan koordinator jumantik.

Kebutuhan aktualisasi diri : adanya kesempatan yang

diberikan untuk melakukan tindakan yang dianggap

baik demi tercapainya tujuan atau menunjang

pekerjaan dari koordinator jumantik dan anggota

jumantik.

Tanggung jawab: rasa tanggung jawab yang dimiliki

oleh jumantik.

1 = Tidak Setuju

2 = Kurang

Setuju

3 = Setuju

4 = Sangat

Setuju

1. Motivasi

dikategorikan

baik, apabila

nilai total

≥76%

2. Motivasi

dikategorikan

kurang baik,

apabila nilai

total <76%

(Fauzi,

2011).

Kuesioner Nominal

Page 42: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

31

Gaji : kompensasi yang diterima oleh jumantik.

Kepemimpinan Variabel kepemimpinan diukur dari lima indikator yaitu:

Adanya karisma yang dimiliki oleh pemimpin :

koordinator jumantik dapat mengarahkan atau dapat

mempengaruhi jumantik dalam melaksanakan

pekerjaan.

Pengaruh ideal yang dimiliki oleh seorang pemimpin

: koordinator jumantik dapat memberikan pengaruh

yang positif berupa motivasi dan solusi kepada

anggota jumantik.

Pemimpin memberikan inspirasi kepada bawahan :

koordinator jumantik memiliki kemampuan untuk

1 = Tidak

Pernah

2 = Jarang

3 = Sering

4 = Sangat

Sering

1.Kepemimpi-

nan

dikategorikan

baik, apabila

nilai total

≥76%

2.Kepemimpi-

nan

dikategorikan

kurang baik,

apabila nilai

Kuesioner Nominal

Page 43: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

32

menjadi sumber inspirasi bagi anggota jumantik baik

dari segi ide-ide, sikap, dan perilaku.

Pemimpin memberikan kepercayaan kepada

bawahan: koordinator jumantik memberikan

kebebasan kepada anggota jumantik dalam

berpendapat dan pengambilan keputusan.

Adanya simpati dari pimpinan terhadap bawahan :

koordinator jumantik memiliki sikap peduli terhadap

anggotanya.

total <76%

(Fauzi, 2011).

Page 44: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

33

3.5 Model Persamaan Struktural

Berdasarkan teori dalam penelitian maka model persamaan struktural yang

dapat dibuat adalah sebagai berikut.

Gambar 3.2 Bagan Model Persamaan Struktural

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Jumantik

Kepemimpinan

Karisma seorang

pemimpin

Pengaruh ideal

Menginspirasi

Saling Percaya

Simpati

Kebutuhan

penghargaan

Kebutuhan

sosialisasi

Kebutuhan

aktualisasi diri

Pemberian tanggung

jawab

Gaji

Motivasi Kinerja

Kompetensi

Pengetahuan

Keterampilan

mengelola tugas

Keterampilan

mengambil tindakan

Keterampilan

beradaptasi

Keterampilan

bekerjasama

Melaksanakan

rencana kunjungan

Penyuluhan dan

pemantauan jentik

Penggerak dan

pengawas

Pemberian motivasi

Page 45: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

34

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yang menggunakan

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain crossectinal yaitu

pengamatan subyek dalam kurun waktu tertentu ketika faktor risiko dan efek telah

terjadi pada masa waktu yang lalu.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah Puskesmas I dan II Denpasar Timur.

Waktu penelitian dihitung mulai dari penyusunan skripsi sampai dengan pembuatan

laporan penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2016.

4.3 Populasi Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah juru pemantau jentik (jumantik) di

Kecamatan Denpasar Timur.

4.4 Sampel Penelitian

4.4.1 Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah juru pemantau jentik (jumantik) di

Kecamatan Denpasar Timur. Penghitungan besar sampel menggunakan rumus besar

Page 46: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

35

sampel untuk analisis model persamaan struktural. Sebanyak 100 jumantik di

Kecamatan Denpasar Timur dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

4.4.2 Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan total

sampling yang dilakukan dengan mengambil semua populasi yang bersedia mengisi

kuesioner sebagai sampel penelitian.

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.5.1 Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi karakteristik

jumantik dan pertanyaan untuk pengukuran indikator. Pengukuran nilai masing-

masing pertanyaan menggunakan format skala Likert. Nilai 4 diberikan pada penilaian

jawaban dengan ungkapan Sangat Setuju atau Sangat Sering, nilai 3 diberikan pada

pilihan jawaban Setuju atau Sering, nilai 2 diberikan pada jawaban dengan ungkapan

Kurang Setuju atau Jarang, dan nilai 1 diberikan pada pilihan jawaban Tidak Setuju

atau Tidak Pernah.

4.5.2 Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data maka langkah selanjutnya dilakukan

pengolahan data yaitu sebagai berikut.

1. Editing Data, dilakukan untuk memastikan data yang diperoleh sudah terisi

lengkap, relevan, dan dapat terbaca dengan baik.

2. Coding Data, menterjemahkan data-data yang terkumpul dari kuesioner

kedalam kategori-kategori dengan cara memberi kode atau tanda berbentuk

Page 47: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

36

angka pada masing-masing jawaban sehingga lebih mudah untuk dibaca dan

diinterpretasikan untuk keperluan analisis.

3. Entry Data, data dimasukkan dan diolah menggunakan program komputer.

4. Cleaning Data, data yang telah di entry dicetak kembali untuk memastikan

bahwa tidak terdapat kesalahan dalam pengkodean maupun membaca kode,

dan data siap dianalisis.

4.6 Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data berdasarkan variabel

operasional yang telah ditetapkan. Adapun proses dalam analisis data sebagai berikut.

4.6.1 Analsis Data Deskriptif

Analisis deskriftif dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik

responden dan pengukuran setiap variabel. Dalam analisis deskriptif akan ditampilkan

melalui tabel karakteristik responden dan cluster bar. Tabel karakteristik responden

akan menampilakan frekuensi dan persentase dari umur, jenis kelamin, pendidikan,

status perkawinan, lama bekerja, dan pekerjaan sampingan. Cluster bar digunakan

untuk menampilkan pengukuran kinerja, kompetensi, motivasi dan kepemimpinan.

4.6.2 Uji Asumsi dan Persyaratan

Adapun uji asumsi dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam model SEM

yaitu sebagai berikut.

1. Normalitas

Page 48: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

37

Normalitas dapat dilihat dari nilai p pada kemencengan (skewness) dan

keruncingan atau kurtosis distribusi. Apabila nilai p > 0,05 maka data tersebut

disebut berdistribusi normal.

2. Multikolinieritas

Tidak boleh terdapat multikolinieritas antar variabel eksogen. Dua variabel

eksogen dinyatakan memiliki hubungan kuat (multikolinier) bila kedua variabel

tersebut memiliki korelasi yang kuat (r ≥ 0,7).

4.6.3 Analisis Faktor Konfirmatori

Analsisi faktor konfirmatori digunakan untuk membuktikan masing-masing

indikator valid dan reliabel dapat mengukur konstrak dalam penenlitian.

1. Validitas

Validitas dari masing-masing item pada konstrak ditentukan dengan melihat

nilai loading factor pada Standardized Regression Weight. Apabila nilai loading

dari masing-masing item ≥ 0,5, maka dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas dilihat dari nilai covarian error dan bila covarian error < 0,5, maka

item dinyatakan reliabel.

4.6.4 Analisis Hubungan Antar Faktor

Analisis hubungan antar faktor dilakukan dengan membuat diagram jalur untuk

mengetahui pengaruh langsung (direct effect), tidak langsung (indirect effect), dan

pengaruh total (total effect) dari masing-masing variabel. Diagram jalur terdapat

gambar panah-panah yang menunjukkan arah pengaruh variabel.

Page 49: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Sampel dalam penelitian ini merupakan anggota jumantik di Kecamatan

Denpasar Timur dan keberadaan jumantik di bawah garis koordinasi Puskesmas.

Kecamatan Denpasar Timur memiliki luas wilayah 22,32 km2 atau 2.232 Ha dan

penggunaan tanah terbesar sebagai lahan untuk pekarangan yaitu 1.251 Ha. Penelitian

ini dilakukan di UPT. Puskesmas I Denpasar Timur dan UPT. Puskesmas II Denpasar

Timur. Jumlah anggota jumantik di wilayah kerja UPT. Puskesmas I Denpasar Timur

sebanyak 43 orang yang terdiri dari 6 Desa/Kelurahan dan jumlah anggota jumantik

di wilayah kerja UPT. Puskesmas II Denpasar Timur sebanyak 60 orang yang terdiri

dari 5 Desa/Kelurahan.

Tabel 5.1 Jumlah Anggota Jumantik di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas I Denpasar

Timur dan UPT. Puskesmas II Denpasar Timur Berdarkan Desa/Kelurahan

Nama Banjar/Kelurahan Berdasarkan

Wilayah Kerja Puskesmas

Jumlah Anggota Jumantik

UPT. Puskesmas I Denpasar Timur

Kelurahan Dangin Puri 8

Desa Dangin Puri Klod 6

Kelurahan Sumerta 7

Kelurahan Sumerta Klod 10

Desa Sumerta Kauh 6

Desa Sumerta Kaja 6

UPT. Puskesmas II Denpasar Timur

Kelurahan Penatih 10

Kelurahan Penatih Dangri 13

Kelurahan Kesiman 14

Desa Kesiman Petilan 11

Desa Kesiman Kertalangu 12

Total 103

Page 50: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

39

5.2 Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah jumantik di Kecamatan Denpasar Timur

yang berjumlah 100 orang. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini disajikan

dalam bentuk tabel karakteristik sampel sebagai berikut.

Tabel 5.2 Karakteristik Sampel (n=100)

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur

Dewasa muda (17-30 tahun) 11 11

Dewasa (31-45 tahun) 59 59

Pralansia (>45 tahun) 30 30

Jenis Kelamin

Laki-laki 16 16

Perempuan 84 84

Tingkat Pendidikan

Rendah (SD, SMP) 9 9

Tinggi (SMA, PT) 91 91

Status Perkawinan

Belum menikah 8 8

Menikah 87 87

Bercerai 5 5

Lama Bekerja

< 8 tahun 38 38

≥ 8 tahun 62 62

Pekerjaan Sampingan

Ada 17 17

Tidak ada 83 83

Sebagian besar sampel dalam penelitian ini berumur 31-45 tahun dan sebesar

84% berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan sebanyak 91%

anggota jumantik berpendidikan tinggi dan anggota jumantik dengan status

Page 51: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

40

perkawinan menikah sebesar 87%. Anggota jumantik dengan lama bekerja ≥8 tahun

sebesar 62% dan sebesar 83% tidak memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi

jumantik.

5.3 Analisis Model

5.3.1 Model Persamaan Struktural

Gambar 5.1 Model Persamaan Struktural Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kinerja Jumantik

Page 52: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

41

5.3.2 Penilaian Model

Tabel 5.3 Hasil Uji Goodness of Fit

Metode Nilai Ambang Nilai Tes Keterangan

RMSEA < 0,08 0,079 Fit

CFI > 0,9 0,939 Fit

Berdasarkan hasil Uji Goodness of Fit yang dilakukan dengan beberapa metode

di atas, dapat disimpulkan bahwa model persamaan struktural faktor yang

mempengaruhi kinerja Jumantik di Kecamatan Denpasar Timur fit dengan data. Hal

tersebut dapat dilihat dari nilai tes yang diperoleh dalam penggunaan metode RMSEA

sebesar 0,079 dan dengan metode CFI diperoleh nilai tes sebesar 0,939.

5.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas

Indikator Berdasarkan Variabel Loading Factor Covarian Error

Kompetensi

Keterampilan mengambil tindakan 0,69 0,07

Keterampilan berdaptasi 0,66 0,07

Motivasi

Kebutuhan penghargaan 0,66 0,06

Kebutuhan sosialisasi 0,68 0,06

Kebutuhan aktualisasi diri 0,77 0,05

Gaji 0,50 0,08

Kepemimpinan

Karisma seorang pemimpin 0,74 0,08

Menginspirasi 0,94 0,08

Kinerja

Pelaksanaan rencana kunjungan 0,69 0,06

Penyuluhan dan pemantauan jentik 0,75 0,06

Pemberian motivasi 0,69 0,06

Dalam pengukuran validitas dan reliabilitas, semua indikator yang digunakan

untuk mengukur konstrak dinyatakan valid dilihat dari nilai loading factor ≥ 0,5 dan

semua indikator diatas dinyatakan reliabel dilihat dari nilai covarian error < 0,05. Dari

Page 53: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

42

tabel di atas, dapat dilihat indikator keterampilan mengambil tindakan dan

keterampilan berdaptasi dinyatakan valid dan reliabel dalam mengukur variabel

kompetensi. Indikator kebutuhan penghargaan, kebutuhan sosialisasi, kebutuhan

aktualisasi diri, dan gaji dinyatakan valid dan reliabel dalam mengukur variabel

motivasi, serta indikator karisma seorang pemimpin dan menginspirasi dinyatakan

valid dan reliabel dalam mengukur variabel kepemimpinan. Dilihat dari indikator

pelaksanaan rencana kunjungan, penyuluhan dan pemantauan jentik, dan pemberian

motivasi juga valid dan reliabel dalam mengukur variabel kinerja. Sehingga dapat

disimpulkan semua indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel dalam

mengukur konstrak.

5.4.3 Identifikasi Model

Identifikasi model dapat dilakukan dengan melihat degress of freedom (derajat

kebebasan). Degress of freedom pada analisis Model Persamaan Struktural dapat

ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

(p + q ) (p+ q + 1)

db =

2

(7 + 4 ) (7+ 4 + 1)

db =

2

(11 ) (12)

db =

2

db = 66

Degress of freedom dalam penelitian ini sebesar 66 (db > 0). Hal ini menunjukkan

bahwa model over identified, maka penilaian dan pengujian model dapat dilakukan.

Page 54: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

43

5.4 Gambaran Kompetensi, Motivasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Jumantik

5.4.1 Deskripsi Indikator Pengukuran Kompetensi

Sebesar 86% jumantik dalam penelitian ini memiliki kompetensi yang baik.

Dilihat dari dua indikator pengukuran kompetensi memiliki rata-rata nilai yang di atas

standar nilai pengukuran. Adapun hasil pengukuran indikator kompetensi sebagai

berikut.

Gambar 5.2 Indikator Pengukuran Kompetensi

5.4.2 Deskripsi Indikator Pengukuran Motivasi

Sebagian besar jumantik dalam penelitian ini memiliki motivasi yang kurang

(66%). Variabel motivasi memiliki empat indikator dalam pengukurannya. Dalam

variabel motivasi terdapat tiga indikator yang sudah memenuhi standar nilai

pengukuran kategori baik dan terdapat satu indikator dalam variabel motivasi tidak

memenuhi standar nilai pengukuran kategori baik sehingga termasuk dalam kategori

kurang. Adapun hasil pengukuran indikator motivasi adalah sebagai berikut.

78.75 78.5

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Keterampilan mengambil

tindakan

Keterampilan beradaptasi

Indikator Pengukuran Kompetensi

75%

Page 55: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

44

Gambar 5.3 Indikator Pengukuran Motivasi

5.4.3 Deskripsi Indikator Pengukuran Kepemimpinan

Sebesar 83% jumantik telah memiliki koordinator yang dikategorikan kedalam

kepemimpinan yang baik. Dalam penelitian ini terdapat dua indikator dalam

pengukuran kepemimpinan. Semua indikator dalam pengukuran kepemimpinan

memiliki rata-rata nilai di atas standar nilai pengukuran sehingga semua indikator

tersebut dikategorikan baik. Adapun hasil pengukuran indikator kepemimpinan adalah

sebagai berikut.

Gambar 5.4 Indikator Pengukuran Kepemimpinan

76.5 80.25 7972.25

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kebutuhan

penghargaan

Kebutuhan

sosialisasi

Kebutuhan

aktualisasi diri

Gaji

Indikator Pengukuran Motivasi

78.75 76.75

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Karisma seorang pemimpin Menginspirasi

Indikator Pengukuran Kepemimpinan

76%

76%

Page 56: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

45

5.4.4 Deskripsi Indikator Pengukuran Kinerja

Sebesar 44% jumantik di Kecamatan Denpasar Timur memiliki kinerja yang

baik dan sebagian besar jumantik (56%) memiliki kinerja yang kurang. Dilihat dari

semua indikator untuk pengukuran kinerja, terdapat dua indikator yang memiliki rata-

rata nilai di bawah standar nilai pengukuran. Adapun hasil pengukuran indikator

kinerja adalah sebagai berikut.

Gambar 5.5 Indikator Pengukuran Kinerja

5.5 Analisis Pengaruh

Tabel 5.5 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Jumantik di Kecamatan Denpasar Timur

Jalur Pengaruh

Langsung

Pengaruh Tidak

Langsung

Pengaruh

Total p

Kompetensi – Kinerja 1,03 -0,35 0,68 <0,001

Motivasi – Kinerja -0,44 -0,44 0,67

Kepemimpinan - Kinerja 0,49 -0,19 0,30 0,01

Kompetensi - Motivasi 0,81 -0,35 0,81 <0,001

Kepemimpinan - Motivasi 0,44 0,44 <0,001

85.5 83 82.5

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pelaksanaan rencana

kunjungan

Penyuluhan dan

pemantauan jentik

Pemberian motivasi

Indikator Pengukuran Kinerja

85%

Page 57: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

46

Dari tabel di atas dapat dilihat kompetensi berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja (p<0,001) dan memiliki pengaruh total sebesar 0,8 dengan pengaruh

langsung 1,03 serta pengaruh tidak langsung melalui motivasi sebesar -0,35. Motivasi

memberikan pengaruh langsung sebesar -0,44 dan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja (p=0,67). Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja (p=0,01) dan memiliki pengaruh total sebesar 0,30 dengan pengaruh langsung

0,49 serta pengaruh tidak langsung melalui motivasi sebesar -0,19. Pengaruh total

kompetensi terhadap motivasi jumantik sebesar 0,81 dan dilihat dari nilai statistik

kompetensi berpengaruh terhadap motivasi (p<0,001). Pengaruh total kepemimpinan

terhadap motivasi jumantik sebesar 0,44 dan secara statistik kepemimpinan

berpengaruh terhadap motivasi (p<0,001).

Page 58: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

47

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Kompetensi, Motivasi, Kepemimpinan, dan Kinerja Jumantik

Dalam penelitian yang dilakukan di Kecamatan Denpasar Timur ditemukan hasil

bahwa sebesar 86% jumantik memiliki kompetensi yang baik. Pengukuran kompetensi

dalam penelitian ini menggunakan dua indikator yaitu keterampilan dalam mengambil

tindakan dan keterampilan dalam beradaptasi. Dilihat dari hasil pengukuran setiap

indikatornya, kedua indikator tersebut memiliki rata-rata nilai di atas standar nilai

pengukuran. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi jumantik perlu

adanya upaya-upaya yang dilakukan terutama untuk meningkatkan indikator

keterampilan dalam mengambil tindakan dan keterampilan dalam beradaptasi.

Sebagian besar jumantik dalam penelitian ini memiliki motivasi yang kurang

(66%). Hal tersebut berkaitan dengan indikator gaji yang memiliki rata-rata nilai di

bawah standar nilai pengukuran untuk dapat dikatakan sebagai motivasi yang baik.

Selain itu, kebutuhan akan penghargaan yang diberikan oleh koordinator jumantik

masih perlu ditingkatkan karena memiliki rata-rata nilai yang mendekati standar nilai

pengukuran.

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sebesar 83%

jumantik telah memiliki koordinator yang dikategorikan ke dalam kepemimpinan yang

baik. Hasil pengukuran masing-masing indikator kepemimpinan menunjukkan bahwa

semua indikator tersebut memiliki rata- rata nilai yang berada di atas standar nilai

Page 59: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

48

pengukuran sehingga dapat dikatakan semua indikator tersebut termasuk ke dalam

kepemimpinan yang baik. Dalam pengukuran indikator kepemimpinan, indikator

menginspirasi mendekati batas standar nilai pengukuran sehingga perlu dilakukan

peningkatan agar kepemimpinan dari koordinator jumantik menjadi lebih baik. Dalam

hal ini, indikator menginspirasi yang dimaksud adalah koordinator jumantik dapat

menjadi sumber inspirasi bagi anggota jumantik baik dari segi ide-ide, sikap, dan

perilaku. Selain itu, semua indikator yang sudah berada di atas standar nilai

pengukuran terus pertahankan dan harus ditingkatkan agar menjadi semakin baik.

Sebesar 44% jumantik di Kecamatan Denpasar Timur memiliki kinerja yang

baik dan sebagian besar jumantik (56%) masih memiliki kinerja yang kurang. Dilihat

dari tiga indikator dalam pengukuran kinerja, dua diantaranya memiliki rata-rata nilai

yang masih dibawah standar nilai pengukuran untuk dapat dikatakan sebagai kinerja

yang baik. Untuk mencapai kinerja yang baik dapat dilakukan dengan memperbaiki

indikator yang masih di bawah standar nilai pengukuran yaitu penyuluhan dan

pemantauan jentik, dan pemberian motivasi kepada masyarakat yang harus secara rutin

dilakukan. Selain itu, indikator pelaksanaan rencana kunjungan masih perlu

ditingkatkan karena memiliki rata-rata nilai yang mendekati standar nilai pengukuran.

Kurangnya kinerja jumantik di Kecamatan Denpasar Timur sesuai dengan tingkat

penacapaian ABJ di kecamatan tersebut yang masih dibawah target nasional yaitu

91,01%. Jika dikaitkan dengan sosiodemografi Kecamatan Denpasar Timur memiliki

luas wilayah yang paling kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota

Denpasar (Camat Denpasar Timur, 2014). Hal tersebut menandakan bahwa jumlah

jumantik di Kecamatan Denpasar Timur sudah ideal dengan luas wilayah di kecamatan

tersebut. Penelitian serupa terkait kinerja jumantik yang dilakukan oleh Sandhi (2014)

Page 60: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

49

menunjukkan bahwa sebesar 56,1% jumantik di Kecamatan Denpasar Selatan

memiliki kinerja kurang baik.

6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang dikaitkan dalam faktor yang

mempengaruhi kinerja jumantik menurut teori yang dikemukan oleh Gibson dalam

Notoatmodjo (2010) yaitu kompetensi, motivasi, dan kepemimpinan. Dari hasil

analisis menggunakan metode Model Persamaan Struktural didapatkan bahwa

kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja jumantik (p<0,001).

Penelitian serupa mengenai analisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja yang

dilakukan oleh Safwan, dkk (2014) menyatakan bahwa kompetensi memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pengelola keuangan daerah pada

Pemerintah Daerah Kabepaten Pidie Jaya. Penelitian lain yang juga dilakukan

Emmyah (2009) dan Haskas (2013) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Dilihat dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, kompetensi

memberikan pengaruh langsung sebesar 1,03 terhadap kinerja dan memberikan

sebesar -0,35 pengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui motivasi. Dari hasil

pengaruh langsung kompetensi terhadap kinerja pada penelitian ini didapatkan bahwa

kompetensi memberikan pengaruh paling besar terhadap kinerja jumantik. Penelitian

serupa yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) menyatakan bahwa kompetensi

merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kinerja. Dalam hal ini diperlukan

upaya-upaya untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, sehingga

secara langsung dapat meningkatkan kinerja jumantik. Upaya yang dilakukan dapat

Page 61: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

50

berupa upaya pelatihan dan pengembangan (Handoko, 2008). Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto, dkk (2011) yaitu upaya pelatihan

dapat meningkatkan kompetensi kerja karyawan sebesar 62%. Penelitan sejenis yang

dilakukan oleh Rahmadhani (2014) menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh

signifikan terhadap kompetensi guru. Dilihat dari pengaruh tidak langsung yang

diberikan kompetensi terhadap kinerja melalui motivasi menunjukkan adanya

pengaruh negatif dari motivasi sehingga dapat menurunkan kinerja jumantik. Hal

tersebut menyebakan pengaruh total yang diberikan kompetensi terhadap kinerja

melalui motivasi menurun menjadi 0,68.

Dalam analisis pengaruh tidak langsung, kompetensi dapat memberikan

pengaruh langsung terhadap motivasi sebesar 0,81. Dilihat dari nilai statistik,

kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi (p<0,001). Hal tersebut

menyatakan bahwa kompetensi yang baik dapat meningkatkan motivasi jumantik

sebesar 0,81. Hasil penelitian serupa mengenai analisis pengaruh kompetensi terhadap

motivasi menurut Listio (2010) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan

antara kompetensi dengan motivasi kerja.

Motivasi berpengaruh negatif terhadap kinerja (-0.44), namun pengaruh tersebut

tidak bermakna secara statistik (p=0,67). Hasil tersebut dapat dikaitkan dengan

kurangnya motivasi yang dimiliki oleh jumantik terutama berkaitan dengan gaji dan

kebutuhan akan pengahrgaan yang diberikan oleh koordinator jumantik sehingga hal

tersebut dapat menurunkan kinerja. Menurut teori yang dikemukakan oleh Frederick

Herzberg dalam Notoatmodjo (2010) motivasi merupakan faktor yang menyangkut

psikologis seseorang. Apabila kepuasan dicapai dalam pekerjaan, maka akan

Page 62: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

51

menggerakkan tingkat motivasi bagi seseorang untuk bekerja dan akhirnya dapat

menghasilkan kinerja yang tinggi.

Secara teori motivasi yang baik dapat meningkatkan kinerja seseorang

(Prihantoro, 2012). Dilihat dari hasil tabulasi silang, dapat diketahui sebesar 68,18%

jumantik dengan motivasi kurang memiliki kinerja yang kurang. Hasil tersebut

dibandingkan dengan jumantik yang memiliki motivasi baik dengan kinerja kurang

yaitu sebesar 32,35%. Secara statistik hasil tersebut berpengaruh secara signifikan

(p=0,001), sehingga hal tersebut menandakan bahwa motivasi yang kurang dapat

mengakibatkan kinerja yang kurang. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat

meningkatkan motivasi terutama perbaikan pada indikator gaji yang memiliki rata-rata

nilai di bawah standar nilai pengukuran. Selain itu, kebutuhan akan penghargaan yang

mendekati batas standar nilai pengukuran membuat indikator ini masih perlu untuk

ditingkatkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulansari, dkk (2014)

pemberian gaji yang sesuai dapat meningkatkan motivasi kerja. Dalam penelitian

tersebut juga menjelaskan pemeberian penghargaan dari atasan juga dapat

meningkatkan motivasi kerja seseorang. Teori yang dikemukakan oleh Maslow dalam

Notoadmodjo (2010) juga menyebutkan bahwa penghargaan dapat mempengaruhi

tingkat motivasi seseorang. Pemberian penghargaan atas kinerja jumantik dapat

berupa piagam penghargaan dari walikota, seragam jumantik, dan tunjangan kesehatan

sehingga jumantik merasa dihargai dan nantinya dapat meningkatkan motivasi dalam

melaksanakan tugasnya (Rezania, 2015).

Hasil analisis mengenai kepemimpinan terhadap kinerja jumantik dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara statistik

terhadap kinerja jumantik (p=0,01). Hasil penelitian serupa mengenai analisis

Page 63: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

52

pengaruh kompetensi terhadap kinerja yang dilakukan oleh Brahmasari (2008)

menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan (Sari, 2013; Sugianto, 2011;

Wicaksono, 2014) juga menunjukkan kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Pengaruh langsung yang diberikan kepememimpinan terhadap kinerja jumantik

yaitu sebesar 0,49. Hasil tersebut menyatakan bahwa kepemimpinan yang baik dari

koordinator jumantik akan meningkatkan kinerja secara langsung sebesar 0,49.

Kepemimpinan yang baik dapat terlaksana apabila adanya keyakinan atau kepercayaan

dari angota jumantik terhadap koordinator jumantik, sehingga saat membuat

keputusan dapat sesuai dengan keinginan dari anggota jumantik. Hal tersebut sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Muninjaya (2012) bahwa kepemimpinan

dinyatakan baik bila terdapat kepercayaan dari yang dipimpin terhadap pimpinannya,

sehingga keputusan yang dibuat sesuai dengan harapan bawahannya.

Dilihat dari pengaruh tidak langsung yang diberikan kepemimpinan terhadap

kinerja melalui motivasi yaitu sebesar -0,19. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

adanya pengaruh negatif dari motivasi yang menurunkan kinerja, sehingga

menyebakan pengaruh total yang diberikan kepemimpinan terhadap kinerja melalui

motivasi menurun menjadi 0,30. Dalam analisis pengaruh tidak langsung tersebut,

kepemimpinan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap motivasi sebesar 0,44.

Dari hasil pengolahan secara statistik menyatakan bahwa kepemimpinan secara

signifikan mempengaruhi motivasi (p=0,001). Hal tersebut menunjukkan bahwa

kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan motivasi sebesar 0,44. Penelitian sejenis

yang dilakukan Pengaribuan (2008) mengenai analisis pengaruh kepemimpinan

Page 64: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

53

terhadap motivasi menunjukkan terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap

motivasi kerja pegawai. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rizqiah, dkk (2013)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial gaya kepemimpinan terhadap

motivasi kerja karyawan.

6.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator yang tidak berdistribusi normal.

Namun, model akhir dalam penelitian ini sudah fit dianalisis dengan Model Persamaan

Struktural. Dilihat dari jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian ini lebih

sedikit dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan

menggunakan metode Model Persamaan Struktural. Hal tersebut dikarenakan

indikator yang dapat masuk ke dalam model Analisis Persamaan Struktural harus dapat

memenuhi persyaratan agar model tersebut fit dengan data. Sehingga memungkinkan

indikator tersebut tidak dapat mewakili pengukuran variabel laten secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sehingga peneliti tidak

dapat memperoleh informasi yang mendalam mengenai setiap indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel laten. Kelebihan dalam penelitian ini mampu

mengukur variabel laten dan dapat mengukur pengaruh langsung, pengaruh tidak

langsung, serta pengaruh total.

Page 65: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

54

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada uarain sebelumnya, maka

simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebesar 56% jumantik memiliki kinerja yang kurang baik. Dilihat dari

kompetensi, sebesar 86% jumantik memiliki kompetensi yang baik. Sebagian

besar jumantik memiliki memiliki motivasi yang kurang (66%) dan sebesar 83%

sudah memiliki telah memiliki koordinator yang dikategorikan kedalam

kepemimpinan yang baik.

2. Kinerja jumantik dipengaruhi secara positif oleh kompetensi dan kepemimpinan,

sedangkan dipengaruhi secara negatif oleh motivasi. Motivasi menurunkan

pengaruh total kompetensi dan kepemimpinan terhadap kinerja secara tidak

langsung.

7.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan pada uraian sebelumnya adalah sebagai berikut.

1. Prioritas perbaikan pada kinerja jumantik dalam penelitian ini adalah motivasi.

Adanya pengaruh negatif motivasi terhadap kinerja berdampak pada penurunan

pengaruh total dari kompetensi dan kepemimpinan jumantik terhadap kinerja.

Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan untuk mengubah pengaruh negatif

Page 66: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

55

motivasi menjadi pengaruh yang positif agar dapat meningkatkan kinerja.

Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki indikator-indikator

dalam pengukuran motivasi terutama pada gaji dan kebutuhan akan penghargaan

yang diberikan oleh koordinator jumantik.

2. Kompetensi dan kepemimpinan koordinator jumantik dalam penelitian ini sudah

termasuk dalam kategori baik sehingga perlu dipertahankan dan harus

ditingkatkan. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan upaya pelatihan

dan pengembangan, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kinerja.

Untuk mencapai kepemimpinan yang baik maka diperlukan adanya kepercayaan

dari anggota jumantik terhadap koordinitaor jumantik, sehingga keputusan yang

dibuat sesuai dengan harapan dari anggota jumantik.

Page 67: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

DAFTAR PUSTAKA

Bleich, S. (2009). How Does Satisfaction With The Health-Care System Relate to

Patient Experience? Bulletin of the World Health Organization, 87(4):21-278.

Diunduh pada http://www.who.int/bulletin/volume/87/4/07-050401.pdf

(Diakses pada : 20 Januari 2016).

Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Suprayetno. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan

Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus Surabaya. 10(2).

Dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2013). Buku Pedoman Jumantik Dinas Kesehatan

Kota Denpasar Tentang Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Menular Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pencegahan Dan Pemberantasan Demam

Berdarah Dengue Di Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2004a). Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Emmyah. (2009). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Politeknik

Negeri Ujung Pandang. Tesis, Program Magister Ilmu Administrasi Sekolah

Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.

Fauzi, Imam. (2011). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja

Karyawan pada Unit SKT BRAK BL 53 PT. Djarum Kudus. Skripsi, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Handoko, Hani. (2008). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE

Page 68: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Haskas, Yasir. (2013). Pengaruh Kompetensi Terhadap Motivasi Prestasi,

Penghargaan dan Kepuasan Kerja Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Makassar. 3(1).

Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. (2008). Kompetensi Plus. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi. 2.

Listio, Ronald. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Allianz Life Indonesia Wilayah Jawa Barat. Tesis, Program

Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Maria, Ita, dkk. (2013). Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Kota Makassar. Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanudin.

Mariam, Ayu Mentari. (2016). Pengaruh Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Ghalia

Indonesia.

Muljadi, Arif. (2006). Pokok-Pokok dan Ikthisar Manajemen Stratejik Perencanaan

dan Manajemen Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Muninjaya, A.A. Gde. (2012). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Naya, I Gusti Agung Alit. (2013). Hubungan Kompetensi, Kerjasama, dan

Pengembangan Karier dengan Mutu Pelayanan pada Petugas Paramedis Unit

Rawat Jalan di Puskesmas Mengwi I Kabupaten Badung. Tesis, Program

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas

Udayana.

Page 69: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pangaribuan, Lastiar. (2008). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi

Kerja Pegawai pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.

Skripsi, Program Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Paramita, Patricia Dhiana. (2011). Gaya Kepemimpinan (Style of Leadership) yang

Efektif dalam Suatu Organisasi. Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran.

Pratamawati, Diana Andriyani. (2012). Peran Juru Pantau Jentik dalam Sistem

Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional. 6(6).

Prihantoro, Agung. (2012). Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui

Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah di

Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati). Jurnal Ilmiah

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Semarang. 8(2).

Rahmadhani, Reni. (2014). Pengaruh Pelatihan, Pengembangan, dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kompetensi Guru. Jurnal Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia Surabaya. 3(6).

Rahmawati, Putri. (2012). Analisis Kinerja Pegawai Kantor Dinas Kesehatan

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012. Tesis, Program

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Rai, I Gusti Agung. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik, Konsep (Praktik, dan

Studi Kasus). Jakarta: Penerbit Selemba Empat.

Rezania, Nurul dan. (2015). Hubungan Karakteristik Individu dengan Praktik Kader

Jumantik Dalam PSN DBD Di Kelurahan Sampangan. Unnes Journal of Public

Health. 4(1).

Page 70: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Rizqiah, Ika Ainun, dkk. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi

Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Temprina Media Grafika

Surabaya). Skripsi, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Sandhi, Desy Ary dan Ketut Martini. (2014). Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap

Kinerja Juru Pemantau Jentik dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang

Nyamuk di Kecamatan Denpasar Selatan Tahun 2013. Journal Community

Health. 2(1).

Safwan, dkk. (2014). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja

Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya.

Jurnal Akuntasi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 3(1).

Sari, Floriana. (2013). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Galeri Ciumbuleuit Hotel dan Apartemen Bandung. Skripsi, Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

Setyawati, Ni Made Ria. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja yang Berdampak Pada Kinerja Keuangan.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 6(1).

Sugianto, Frana Agus. (2011). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Madubaru Yogyakarta). Skripsi, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Suhartini, Yati. (2006). Pengaruh Faktor-Faktor Kompetensi Sumber Daya Manusia

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Sales Supervisor Pertokoan

Sepanjang Malioboro Yogyakarta. Diunduh pada

http://upy.ac.id/ekonomi/file/pengaruh%20faktor-faktor%20kompetensi%20su

mber%20daya%20manusia%20karyawan%20_yati%20suhartini_.pdf (Diakses

pada : 29 Januari 2016).

Susanto, Singgih. (2007). Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan

AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Usman, H. (2006). Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Page 71: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Wicaksono, Achmad Affandy. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Karyawan pada Pegawai Badan Pusat Statistik (Studi pada Badan Pusat Statistik

di Kabupaten Mojokerto). Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Widarsa, Tangking, dkk. (2015). Modul Pelatihan Analisis Multivariat dan

Pemodelan Persamaan Struktural. Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Wijayanto, Aris, dkk. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kerja

Karyawan. Jurnal Manajemen IKM Institut Pertanian Bogor. 6(2).

Wulansari, Puspita, dkk. (2014). Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan

di Departemen Sumberdaya PLN Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten. Jurnal

Manajemen Indonesia. 14(2).

Page 72: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Lampiran 1

Rencana Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Persiapan dan

Pembuatan

Proposal

2. Ujian Proposal

3. Perbaikan dan

Pengumpulan

Proposal

4. Pengumpulan

Data (Penelitian)

5. Pengolahan Data

6. Penulisan Hasil

Penelitian

7. Ujian Skripsi

Page 73: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Lampiran 2

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

_______________________________________________________

Lembar Persetujuan Responden

Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang

masih sering terjadi di Bali. Tingginya angka kejadian DBD sangat erat kaitannya

dengan keberadaan jentik di lingkungan sekitar. Peranan jumantik dalam pencegahan

dan penanggulangan penyakit DBD sangat diperlukan. Oleh karena itu, peneliti ingin

melihat bagaimana kinerja jumantik dan faktor yang mempengaruhinya.

Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti tentang tujuan penelitian dengan

Judul ”Aplikasi Model Persamaan Struktural dalam Analisis Pengaruh

Kompetensi, Motivasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Juru Pemantau

Jentik (Jumantik) di Kecamatan Denpasar Timur”, maka Bapak/Ibu/Sdr bersedia

untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kenyataan di lapangan. Semua responden

diberikan jaminan kerahasiaan identitas dan jawaban.

Atas persetujuan dan waktu yang Bapak/Ibu/Sdr luangkan untuk mengisi

kuesioner ini, peneliti ucapkan terimakasih.

Denpasar,……………........…..

Responden Peneliti

(Cokorda Istri Vera Purledi)

Page 74: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

A. Petunjuk Pengisian Jawaban

a. Berilah jawaban yang sesuai pada pertanyaan karakteristik responden.

b. Belikah tanda centang (√) pada kolom daftar pernyataan sesuai dengan jawaban

anda.

B. Karakteristik Responden

Umur :

Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

Pendidikan terakhir :

Status Perkawinan : a. Belum Menikah b. Menikah c. Janda/Duda

Lama bekerja : tahun

Memiliki pekerjaan sampingan : a. Ya. Sebutkan ...............................................

b. Tidak

C. Daftar Pertnyaan

KINERJA JUMANTIK

No Pertanyaan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1. Saya melaksanakan kunjungan

rumah sesuai dengan jadwal yang

telah dibuat oleh koordinator

jumantik

2. Saya melaksanakan kunjungan

tempat-tempat umum sesuai dengan

jadwal yang telah dibuat oleh

koordinator jumantik

3. Saya melaksanakan penyuluhan

kepada perorangan

4. Saya melakukan pemantauan jentik

di rumah atau bangunan 30

rumah/hari/orang

Page 75: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

5. Saya memastikan penggunaan abate

disetiap rumah

6. Saya mensosialisasikan kegiatan

pemberantasan sarang nyamuk dalam

berbagai acara seperti gotong royong,

arisan, rapat/pertemuan Banjar/Desa

7. Saya memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk memperhatikan

tempat-tempat potensial

perkembangbiakan nyamuk penular

DBD

8. Saya memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk melakukan

pencegahan DBD melalui gerakan

3M (menguras, mengubur, menutup)

KOMPETENSI

No Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

1. Tugas jumantik adalah

melaksanakan pemantauan jentik di

rumah atau bangunan 30

rumah/hari/orang

2. Jumantik harus membuat catatan

atau laporan hasil pemeriksaan jentik

setiap hari kerja

3. Saya mampu mengerjakan tugas-

tugas rutin

4. Saya mampu melaksanakan tugas

sesuai dengan standar

Page 76: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

5. Saya mampu memberikan solusi bila

terjadi permsalahan di lingkungan

kerja

6. Saya mampu memberikan

memberikan jawaban bila ada

pertanyaan dari warga terkait DBD

dan penanggulangannya

7. Saya mampu beradaptasi dengan

mudah bila ada warga baru di

lingkungan kerja saya

8. Saya mampu beradaptasi dengan

mudah bila ada tambahan anggota

jumantik baru diwilayah kerja saya

9. Ketika ada pekerjaan yang sulit, saya

dan rekan kerja bekerjasama untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut

10. Rekan kerja saya selalu

mengingatkan saya, bila saya lupa

mengerjakan tugas

MOTIVASI

No Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

1. Koordinator jumantik memberikan

apresiasi atau pujian atas prestasi

yang saya raih

2. Pujian dari koordinator jumantik dan

anggota jumantik lainnya membuat

saya semakin giat untuk bekerja

Page 77: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

3. Saya memiliki hubungan yang

harmonis dengan rekan kerja saya

4. Saya memiliki hubungan yang

harmonis dengan koordinator

jumantik

5. Koordinator jumantik memberikan

saya kesempatan untuk melakukan

hal yang menurut saya penting demi

keberhasilan program jumantik

6. Anggota jumantik lainnya

memberikan saya kesempatan untuk

melakukan hal yang menurut saya

penting demi keberhasilan program

jumantik

7. Saya merasa bertanggung jawab

terhadap pekerjaan yang saya

kerjakan

8. Saya merasa sedih bila pekerjaan

yang saya kerjakan tidak sesuai

dengan target

9. Gaji yang saya terima sesuai dengan

pekerjaan yang saya lakukan

10. Gaji yang saya terima harus sama

dengan rekan kerja saya

Page 78: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

KEPEMIMPINAN

No Pertanyaan Sangat

Sering

Sering Jarang Tidak

Pernah

1. Pendapat koordinator jumantik

didengarkan oleh anggota jumantik

2. Koordinator jumantik mampu

mengarahkan anggota jumantik

3. Koordinator jumantik memberikan

motivasi kepada anggota jumantik

4. Koordinator jumantik memberikan

solusi bila terjadi permasalahan

5. Koordinator jumantik memberikan

ide-ide kreatif untuk program

jumantik

6. Koordinator jumantik bersikap jujur

dan adil terhadap anggota jumantik

7. Koordinator jumantik memberikan

kesempatan bagi anggota jumantik

untuk berpendapat dalam

mengambil keputusan dalam rapat

8. Koordinator jumantik meminta

pendapat dari anggota jumantik

9. Koordinator jumantik mau

mendengarkan keluhan anggota

jumantik

10. Koordinator jumantik menanyakan

kendala dalam melaksanakan

pekerjaan

Page 79: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Lampiran 3

1. Normalitas Data

Bekerjasama 100 0.99581 0.346 -2.357 0.99078

Beradaptasi 100 0.97625 1.961 1.494 0.06761

Pengambila~n 100 0.97369 2.172 1.721 0.04265

Mengelola_~s 100 0.96990 2.485 2.019 0.02174

Pengetahuan 100 0.99552 0.370 -2.205 0.98628

Variable Obs W V z Prob>z

Shapiro-Wilk W test for normal data

> jasama

. swilk Pengetahuan Mengelola_tugas Pengambilan_tindakan Beradaptasi Beker

Pemberian_~i 100 0.97376 2.167 1.715 0.04314

Penggerak_~s 100 0.99762 0.197 -3.608 0.99985

Penyuluhan~n 100 0.98649 1.116 0.243 0.40397

Pelaksanaa~k 100 0.99533 0.386 -2.113 0.98269

Variable Obs W V z Prob>z

Shapiro-Wilk W test for normal data

Gaji 100 0.99265 0.607 -1.109 0.86629

Tanggung_j~b 100 0.97732 1.873 1.392 0.08198

Aktualisas~i 100 0.90036 8.226 4.675 0.00000

Sosialisasi 100 0.94099 4.872 3.513 0.00022

Penghargaan 100 0.94887 4.221 3.195 0.00070

Variable Obs W V z Prob>z

Shapiro-Wilk W test for normal data

. swilk Penghargaan Sosialisasi Aktualisasi_diri Tanggung_jawab Gaji

Page 80: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

2. Multikolinieritas

Simpati 100 0.97260 2.262 1.811 0.03508

Saling_per~a 100 0.98399 1.322 0.618 0.26815

Menginspir~i 100 0.98234 1.458 0.837 0.20139

Pengaruh_i~l 100 0.94969 4.154 3.159 0.00079

Karisma 100 0.85637 11.858 5.486 0.00000

Variable Obs W V z Prob>z

Shapiro-Wilk W test for normal data

. swilk Karisma Pengaruh_ideal Menginspirasi Saling_percaya Simpati

0.0000 0.0000

Pemberian_~i 0.5415 0.5017 1.0000

0.0000

Penyuluhan~n 0.5721 1.0000

Pelaksanaa~k 1.0000

Pelaks~k Penyul~n Pember~i

. pwcorr Pelaksanaan_rk Penyuluhan_pemantauan Pemberian_motivasi, sig

0.0000

Beradaptasi 0.4592 1.0000

Pengambila~n 1.0000

Pengam~n Berada~i

. pwcorr Pengambilan_tindakan Beradaptasi, sig

Page 81: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

3. Karakteristik Sampel

0.0024 0.0001 0.0001

Gaji 0.3003 0.3706 0.3885 1.0000

0.0000 0.0000

Aktualisas~i 0.5493 0.5691 1.0000

0.0000

Sosialisasi 0.5385 1.0000

Penghargaan 1.0000

Pengha~n Sosial~i Aktual~i Gaji

. pwcorr Penghargaan Sosialisasi Aktualisasi_diri Gaji, sig

0.0000

Menginspir~i 0.7034 1.0000

Karisma 1.0000

Karisma Mengin~i

. pwcorr Karisma Menginspirasi, sig

Total 100 100.00

pralansia 30 30.00 100.00

dewasa 59 59.00 70.00

dewasa muda 11 11.00 11.00

umur Freq. Percent Cum.

RECODE of

. ta kelompok_umur

Page 82: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Total 100 100.00

>8 tahun 62 62.00 100.00

<8 tahun 38 38.00 38.00

a Freq. Percent Cum.

lama_bekerj

RECODE of

. ta kelompok_lamakerja

Total 100 100.00

tinggi 91 91.00 100.00

rendah 9 9.00 9.00

pendidikan Freq. Percent Cum.

RECODE of

. ta tingkat_pendidikan

Total 100 100.00

tidak ada 83 83.00 100.00

ada 17 17.00 17.00

ampingan Freq. Percent Cum.

pekerjaan_s

. ta pekerjaan_sampingan

Total 100 100.00

perempuan 84 84.00 100.00

laki laki 16 16.00 16.00

in Freq. Percent Cum.

jenis_kelam

. ta jenis_kelamin

Page 83: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

4. Validasi dan Reliabilitas Data

_cons 6.201044 .4362352 14.21 0.000 5.346039 7.05605

Motivasi .4843554 .0806142 6.01 0.000 .3263545 .6423562

Gaji <-

_cons 10.79168 .7100276 15.20 0.000 9.400052 12.18331

Motivasi .7784576 .0535621 14.53 0.000 .6734778 .8834374

Aktualisas~i <-

_cons 7.626118 .5160151 14.78 0.000 6.614747 8.637489

Motivasi .6818465 .0619017 11.01 0.000 .5605214 .8031716

Sosialisasi <-

_cons 5.380395 .3722386 14.45 0.000 4.650821 6.109969

Motivasi .6629144 .0640961 10.34 0.000 .5372884 .7885404

Penghargaan <-

_cons 9.04933 .647651 13.97 0.000 7.779957 10.3187

Kompetensi .6647695 .0787729 8.44 0.000 .5103774 .8191615

Beradaptasi <-

_cons 7.274613 .5240229 13.88 0.000 6.247547 8.301679

Kompetensi .6908187 .0779132 8.87 0.000 .5381117 .8435257

Pengambila~n <-

Measurement

Kepemimpinan .4922433 .4744656 1.04 0.300 -.4376922 1.422179

Kompetensi 1.030581 .9308356 1.11 0.268 -.7938236 2.854985

Motivasi -.4351265 1.042795 -0.42 0.676 -2.478968 1.608715

Kinerja <-

Kepemimpinan .4438795 .1060943 4.18 0.000 .2359386 .6518205

Kompetensi .8110008 .0976436 8.31 0.000 .619623 1.002379

Motivasi <-

Structural

Standardized Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

OIM

( 5) [cov(Kompetensi,Kepemimpinan)]_cons = 0

( 4) [Karisma]Kepemimpinan = 1

( 3) [Pengambilan_tindakan]Kompetensi = 1

( 2) [Pelaksanaan_rk]Kinerja = 1

( 1) [Penghargaan]Motivasi = 1

Log likelihood = -446.5689

Estimation method = ml

Structural equation model Number of obs = 100

Page 84: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

LR test of model vs. saturated: chi2(39) = 63.64, Prob > chi2 = 0.0076

Kepemimpinan 0 (constrained)

Kompetensi

Covariance

Kepemimpinan 1 . . .

Kompetensi 1 . . .

e.Kinerja .4237713 .2189573 .1539311 1.166639

e.Motivasi .1452486 .1378681 .0226028 .9333863

e.Pemberian_m~i .519326 .0955499 .3621003 .7448198

e.Penyuluhan_~n .4231267 .095713 .2715971 .6591979

e.Pelaksanaan~k .5131956 .0942519 .3580584 .7355497

e.Menginspirasi .1116051 .1683308 .0058055 2.145492

e.Karisma .4430667 .1238348 .2561904 .7662588

e.Gaji .7653999 .0780918 .6266751 .9348336

e.Aktualisasi~i .3940037 .0833917 .2602207 .5965665

e.Sosialisasi .5350854 .0844149 .3927695 .7289679

e.Penghargaan .5605445 .0849804 .4164521 .7544927

e.Beradaptasi .5580815 .1047317 .3863296 .8061898

e.Pengambilan~n .5227695 .1076477 .3491664 .782687

Variance

_cons 7.890695 .5485294 14.39 0.000 6.815598 8.965793

Kinerja .6933066 .0689089 10.06 0.000 .5582477 .8283655

Pemberian_~i <-

_cons 7.793415 .5391195 14.46 0.000 6.73676 8.85007

Kinerja .7595218 .0630088 12.05 0.000 .6360269 .8830167

Penyuluhan~n <-

_cons 7.395845 .514668 14.37 0.000 6.387115 8.404576

Kinerja .6977137 .0675434 10.33 0.000 .565331 .8300964

Pelaksanaa~k <-

_cons 7.23405 .5212076 13.88 0.000 6.212502 8.255598

Kepemimpinan .942547 .0892957 10.56 0.000 .7675307 1.117563

Menginspir~i <-

_cons 6.396681 .463236 13.81 0.000 5.488755 7.304607

Kepemimpinan .7462796 .0829681 8.99 0.000 .5836651 .9088941

Karisma <-

Page 85: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

5. Uji Goodness of Fit

CD 0.990 Coefficient of determination

SRMR 0.120 Standardized root mean squared residual

Size of residuals

TLI 0.914 Tucker-Lewis index

CFI 0.939 Comparative fit index

Baseline comparison

BIC 1068.134 Bayesian information criterion

AIC 969.138 Akaike's information criterion

Information criteria

pclose 0.092 Probability RMSEA <= 0.05

upper bound 0.114

90% CI, lower bound 0.041

RMSEA 0.079 Root mean squared error of approximation

Population error

p > chi2 0.000

chi2_bs(55) 460.151 baseline vs. saturated

p > chi2 0.008

chi2_ms(39) 63.642 model vs. saturated

Likelihood ratio

Fit statistic Value Description

. estat gof, stat (all)

Page 86: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

6. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Motivasi .5987893 .1318182 4.54 0.000 .4843554

Gaji <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Motivasi .6036138 .0902152 6.69 0.000 .7784576

Aktualisas~i <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Motivasi .7600014 .1205356 6.31 0.000 .6818465

Sosialisasi <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Motivasi 1 (constrained) .6629144

Penghargaan <-

Kompetensi .7711158 .1497707 5.15 0.000 .6647695

Beradaptasi <-

Kompetensi 1 (constrained) .6908187

Pengambila~n <-

Measurement

Coef. Std. Err. z P>|z| Std. Coef.

OIM

Direct effects

. estat teffects, standardized

Page 87: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Kepemimpinan .4321534 .4118237 1.05 0.294 .4922433

Kompetensi 1.11156 1.060144 1.05 0.294 1.030581

Motivasi -.3717554 .8930655 -0.42 0.677 -.4351265

Kinerja <-

Kepemimpinan .4561224 .1202678 3.79 0.000 .4438795

Kompetensi 1.023836 .2282624 4.49 0.000 .8110008

Motivasi <-

Structural

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Kinerja .9014103 .149626 6.02 0.000 .6933066

Motivasi 0 (no path) 0

Pemberian_~i <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Kinerja 1.004358 .1588542 6.32 0.000 .7595218

Motivasi 0 (no path) 0

Penyuluhan~n <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Kinerja 1 (constrained) .6977137

Motivasi 0 (no path) 0

Pelaksanaa~k <-

Kepemimpinan 1.088435 .2271498 4.79 0.000 .942547

Menginspir~i <-

Kepemimpinan 1 (constrained) .7462796

Karisma <-

Page 88: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Kepemimpinan .2731213 .0788884 3.46 0.001 .2149954

Kompetensi .613062 .1691286 3.62 0.000 .3928126

Motivasi 0 (no path) 0

Gaji <-

Kepemimpinan .2753218 .064568 4.26 0.000 .3455414

Kompetensi .6180015 .1365541 4.53 0.000 .6313298

Motivasi 0 (no path) 0

Aktualisas~i <-

Kepemimpinan .3466537 .0881648 3.93 0.000 .3026577

Kompetensi .7781167 .1743508 4.46 0.000 .5529781

Motivasi 0 (no path) 0

Sosialisasi <-

Kepemimpinan .4561224 .1202678 3.79 0.000 .2942541

Kompetensi 1.023836 .2282624 4.49 0.000 .5376242

Motivasi 0 (no path) 0

Penghargaan <-

Kompetensi 0 (no path) 0

Beradaptasi <-

Kompetensi 0 (no path) 0

Pengambila~n <-

Measurement

Coef. Std. Err. z P>|z| Std. Coef.

OIM

Indirect effects

Page 89: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Kepemimpinan -.169566 .4073291 -0.42 0.677 -.1931437

Kompetensi -.3806165 .957706 -0.40 0.691 -.352888

Motivasi 0 (no path) 0

Kinerja <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Kompetensi 0 (no path) 0

Motivasi <-

Structural

Kepemimpinan .236699 .0947719 2.50 0.013 .2073677

Kompetensi .6588797 .1799619 3.66 0.000 .4698489

Kinerja 0 (no path) 0

Motivasi -.3351041 .8050184 -0.42 0.677 -.3016761

Pemberian_~i <-

Kepemimpinan .2637318 .1037295 2.54 0.011 .2271726

Kompetensi .7341287 .1943824 3.78 0.000 .5147224

Kinerja 0 (no path) 0

Motivasi -.3733755 .8969575 -0.42 0.677 -.3304881

Penyuluhan~n <-

Kepemimpinan .2625874 .1044105 2.51 0.012 .2086859

Kompetensi .7309432 .1904552 3.84 0.000 .4728355

Kinerja 0 (no path) 0

Motivasi -.3717554 .8930655 -0.42 0.677 -.3035937

Pelaksanaa~k <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Menginspir~i <-

Kepemimpinan 0 (no path) 0

Karisma <-

Page 90: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Kepemimpinan .2731213 .0788884 3.46 0.001 .2149954

Kompetensi .613062 .1691286 3.62 0.000 .3928126

Motivasi .5987893 .1318182 4.54 0.000 .4843554

Gaji <-

Kepemimpinan .2753218 .064568 4.26 0.000 .3455414

Kompetensi .6180015 .1365541 4.53 0.000 .6313298

Motivasi .6036138 .0902152 6.69 0.000 .7784576

Aktualisas~i <-

Kepemimpinan .3466537 .0881648 3.93 0.000 .3026577

Kompetensi .7781167 .1743508 4.46 0.000 .5529781

Motivasi .7600014 .1205356 6.31 0.000 .6818465

Sosialisasi <-

Kepemimpinan .4561224 .1202678 3.79 0.000 .2942541

Kompetensi 1.023836 .2282624 4.49 0.000 .5376242

Motivasi 1 (constrained) .6629144

Penghargaan <-

Kompetensi .7711158 .1497707 5.15 0.000 .6647695

Beradaptasi <-

Kompetensi 1 (constrained) .6908187

Pengambila~n <-

Measurement

Coef. Std. Err. z P>|z| Std. Coef.

OIM

Total effects

Page 91: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Kepemimpinan .2625874 .1044105 2.51 0.012 .2990996

Kompetensi .7309432 .1904552 3.84 0.000 .6776928

Motivasi -.3717554 .8930655 -0.42 0.677 -.4351265

Kinerja <-

Kepemimpinan .4561224 .1202678 3.79 0.000 .4438795

Kompetensi 1.023836 .2282624 4.49 0.000 .8110008

Motivasi <-

Structural

Kepemimpinan .236699 .0947719 2.50 0.013 .2073677

Kompetensi .6588797 .1799619 3.66 0.000 .4698489

Kinerja .9014103 .149626 6.02 0.000 .6933066

Motivasi -.3351041 .8050184 -0.42 0.677 -.3016761

Pemberian_~i <-

Kepemimpinan .2637318 .1037295 2.54 0.011 .2271726

Kompetensi .7341287 .1943824 3.78 0.000 .5147224

Kinerja 1.004358 .1588542 6.32 0.000 .7595218

Motivasi -.3733755 .8969575 -0.42 0.677 -.3304881

Penyuluhan~n <-

Kepemimpinan .2625874 .1044105 2.51 0.012 .2086859

Kompetensi .7309432 .1904552 3.84 0.000 .4728355

Kinerja 1 (constrained) .6977137

Motivasi -.3717554 .8930655 -0.42 0.677 -.3035937

Pelaksanaa~k <-

Kepemimpinan 1.088435 .2271498 4.79 0.000 .942547

Menginspir~i <-

Kepemimpinan 1 (constrained) .7462796

Karisma <-

Page 92: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

6. Persentase Kategori Baik dan Kurang Baik

Total 100 100.00

baik 44 44.00 100.00

kurang 56 56.00 56.00

kinerja Freq. Percent Cum.

RECODE of

. ta tk_kinerja

Total 100 100.00

baik 86 86.00 100.00

kurang 14 14.00 14.00

kompetensi Freq. Percent Cum.

RECODE of

. ta komp

Total 100 100.00

baik 34 34.00 100.00

kurang 66 66.00 66.00

motivasi Freq. Percent Cum.

RECODE of

. ta tk_motivasi

Total 100 100.00

baik 83 83.00 100.00

kurang 17 17.00 17.00

n Freq. Percent Cum.

kepemimpina

RECODE of

. ta kelompok_kepemimpinan

Page 93: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

7. Tabulasi Silang

Pearson chi2(1) = 11.6909 Pr = 0.001

56.00 44.00 100.00

Total 56 44 100

32.35 67.65 100.00

baik 11 23 34

68.18 31.82 100.00

kurang 45 21 66

motivasi kurang baik Total

RECODE of RECODE of kinerja

row percentage

frequency

Key

. ta tk_motivasi tk_kinerja, ro chi

Page 94: UNIVERSITAS UDAYANAerepo.unud.ac.id/id/eprint/10948/1/12f25f3f8b2afe06f733c... · 2020. 7. 21. · masyarakat melalui pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Jumantik merupakan

Lampiran 5