29
VOLUME I, NOMOR 1, AGUSTUS 2012 JURNAL FARMASI UDAYANA VOLUME I NOMOR 1 HALAMAN 1 - 95 EDISI AGUSTUS 2012 PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN - BALI

JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL [email protected] INFORMASI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

VOLUME I, NOMOR 1, AGUSTUS 2012

JURNAL FARMASI UDAYANA

VOLUME I NOMOR 1 HALAMAN 1 - 95 EDISI AGUSTUS 2012

PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN - BALI

Page 2: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 i

JURNAL FARMASI UDAYANA INFORMASI BAGI PENULIS

DAFTAR ISI

Deskripsi Pembaca Editor Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif, original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi, farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat, teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman serta evaluasi klinik obat. PEMBACA Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika EDITOR Penanggungjawab : Dr.rer.nat. I M.A.G. Wirasuta, M.Si., Apt Ketua Dewan Redaksi : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm, M.Si., Apt Wakil Dewan Redaksi : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt Anggota Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc., Apt Ni Made Widi Astuti, S.Farm., M.Si. Mitra Bestari: Ketua : Drs. I N.K. Widjaja , M.Si., Apt Wakil Ketua : Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt Anggota:

a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi) b. Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Farm., M.Si., Apt (Teknologi Farmasi) c. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi) d. Rasmaya Niruri, S.Si., M.Farm.Klin., Apt (Biomedik dan Farmakologi) e. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)

EMAIL [email protected]

Page 3: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 ii

PETUNJUK PENULISAN PENDAHULUAN Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2) artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di jurnal lain atau media publikasi yang lain. Tipe artikel Artikel hasil penelitian Review article

Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata), pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih, daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan 1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus diberi halaman 1. FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN Conflict of interest

Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja, konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau sumber dana yang lain. Verifikasi Artikel Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari plagiarisme Konstribusi Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah, sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

Page 4: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 iii

Kepemilikan artikel Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui draf akhir yang akan dipublikasikan Perubahan penulis Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas Bahasa Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan. PERSIAPAN Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4. Struktur Artikel

Sub pokok bahasan-penomoran Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya. Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran. Pendahuluan Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci atau kesimpulan dari hasil penelitian Bahan dan metode Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka, hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan Hasil Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas Pembahasan Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan dari penelitian sebelumnya

Page 5: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 iv

Kesimpulan Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil Appendik Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya. Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1; Gambar. A.1 Informasi penting dalam struktur artikel

Judul Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan matematika dan singkatan Nama penulis dan institusi Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis Alamat korespondensi Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi. Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis Alamat penulis Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic Abstrak Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu sendiri Gambar Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan

Page 6: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 v

dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5 x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word Kata kunci Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya) Singkatan Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis. Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel. Ucapan terima kasih Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul, sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain sebagainya) Unit Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI Tabel Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain dari artikel Daftar pustaka Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan jurnal ini. Aturan penulisan pustaka Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama, maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit. Penulisan buku Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul. (Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit

Page 7: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 vi

Contoh: Buku dengan satu penulis Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin Buku dengan banyak penulis Dua-enam penulis Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.: Allen & Unwin Lebih dari 6 penulis Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk Buku yang memiliki editor Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London: Pluto Press Buku yang memiliki penulis dan editor Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard Bab yang terdapat di dalam buku Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul

buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit Artikel jurnal Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal, volume (issue), halaman Skipsi/Tesis/Disertasi Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi. Universitas, kota Sumber penulisan singkatan jurnal

Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html Submission checklist

Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir sebelum artikel dikaji oleh editor. Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:

alamat email kode pos nomor telepon atau fax

Semua file yang dibutuhkan telah diupload Kata kunci Gambar

Page 8: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 vii

Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki) Hal selanjutnya yang harus diperhatikan

Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian naskah

Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam

teks Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal

dari sumber lain (termasuk web) SETELAH ARTIKEL DITERIMA Perbaikan Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal. Naskah yang dipublikasikan Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan disertai dengan cover jurnal.

Page 9: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

INFORMASI UNTUK PENULIS Agustus 2012 viii

DAFTAR ISI hal

Halaman Judul ………………………………………………………………………….....

Deskripsi Jurnal Farmasi Udayana ....................................................................................

Petunjuk Penulisan ...........................................................................................................

Daftar Isi …………………………………………………………………………………..

i

i

ii

viii

1 Derivatisasi Morfin Menggunakan Dansil Klorida untuk Meningkatkan Kepekaan Deteksi Morfin pada Metode KLT-Spektrodensitometer ………………………………

1

2 Kajian Interaksi Obat pada Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Kronis Hipertensi di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar Tahun 2007 …………………….

9

3 Kajian Kelengkapan Resep Pediatri Rawat Jalan yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error di Rumah Sakit Ari Canti Mas Ubud Gianyar ……………………

16

4 Metode Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif LDL-C Menggunakan Elektroforesis Agorase Dapar TAE-Spektrofotodensitometri …………………………………………

22

5 Pengaruh Variasi Kepolaran Fase Gerak Aseton-Diklorometana: Metanol-Asam Asetat terhadap % Distribusi (+)-Katekin dari Gambir dengan Metode Kromatografi Cair Vakum ……………………………………………………………………………..

31

6 Pengaruh Konsentrasi Amilum Jagung Pregelatinasi sebagai Bahan Penghancur terhadap Sifat Fisik Tablet Vitamin E untuk Anjing …………………………………..

39

7 Pengaruh Rasio Amilum: Air dan Suhu Pemanasan terhadap Sifat Fisik Amilum Singkong Pregelatin yang Ditujukan sebagai Eksipien Tablet …………………………

43

8 Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan Lactobacilus acidophilus pada Berbagai Waktu Fermentasi …………………………..

61

9 Studi Pendahuluan Derivatisasi BEberapa Senyawa dengan Gugus Amin Menggunakan Dansil Klorida pada KLT-Densitofotometer ……………………………

69

10 Uji Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH Ekstrak Produk Teh Hitam (Camellia

sinensis(L.) O.K.) dan Gambir (Uncariagambir(Hunter) Roxb) serta Profil KLT-Densitometernya ………………………………………………………………………..

80

Page 10: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

67

SIFAT FISIK GRAN UL AMILUM JAGUNG YANG DIMODIF IKASI SECARA ENZIMATIS DENGAN Lactobacilus acidoph ilus PADA BERBAGAI WAKTU FERMENTA SI

Rissang Ba gus Sigit Pr iyanta, Cokorda Istr i Sri Ari santi, I G.N. Jemmy Anton P.

Ju rusan Farmasi Fak ultas Matemat ika dan Ilmu Pengetahu an Alam Universitas Udayana

ABSTRACT

Corn starch is the one type of starch that potential to be developed as an excipient in manufacture of pharmaceutical dosage forms. However, corn starch has the bad flow and compactibility properties. According to that matters, chemicaly modified corn starch using á amilase enzym which is produced by Lactobacillus acidophilus highly neccesesary. It is known that á-amylase enzyme is capable of changed the microscopic structure of starch then produced better flow rate and compactibility properties. This study was conducted to see the effect of variations in the concentration of bacteria Lactobacillus acidophilus producing á-amilase enzime on the granule physical properties of fermented corn starch. This research was done by fermentating the corn starch using the Lactobacillus acidophilus bacteria with a variations time of fermentation which is 0, 24, 48, 72, and 84. The effect of variations time of fermentation which used Lactobacillus acidophilus on physical properties of fermented corn starch is performed by flow rate and compressibility test. The data were analyzed using one-way ANOVA with 95% confidence level. Results showed that the concentration of the Lactobacillus acidophilus bacteria significantly influence the granule physical properties of fermented corn starch. Fermented corn starch for 72 hours had been produced the best physical properties in flow rate and compactibility properties. Key words : corn starch, Lactobacillus acidophilus, time of fermentation, physical properties. PENDAHULUAN Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan farmasi. Eksipien sangat bermanfaat untuk memperbaiki sifat zat aktif sehingga mempermudah dalam proses produksi sediaan farmasi. Eksipien yang digunakan memiliki sifat tidak toksik, inert secara farmakologis, stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif dan relatif murah. Eksipien meliputi bahan pengisi, pengikat, disintegran, dan lubrikan. Salah satu eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi adalah amilum.. Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83-80%) (Gunawan dan Mulyani, 2004). Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan makanan (Soebagio et al., 2009). Sifatnya yang inert dan dapat tercampurkan dengan sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien.

Amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu amilum alami dan amilum modifikasi. Amilum alami (native starch) adalah amilum yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian dan belum mengalami perubahan sifat fisika dan kimia atau diolah secara fisika-kimia. Jika amilum alami digunakan sebagai eksipien dalam tablet maka terdapat dua kekurangan yang berpengaruh terhadap sifat fisik granul yaitu mempunyai daya alir dan kompaktibilitas yang kurang baik (Soebagio et al., 2009). Hal ini terjadi karena amilum alami banyak mengandung amilosa sehingga bersifat kering, kurang lekat dan cenderung menyerap air lebih banyak (Hasibuan, 2009). Granul amilum alami mempunyai kompaktibilitas yang kurang baik karena bentuk granulnya oval polihedral sehingga strukturnya cenderung agak rapat (Soebagio et al., 2009). Amilum termodifikasi merupakan suatu amilum yang sudah diproses secara kimiawi maupun mekanis, sehingga diharapkan akan diperoleh amilum yang mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang lebih baik dari amilum asalnya sehingga dapat digunakan sebagai eksipien (Voight, 1995).

Page 11: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

68

Salah satu tanaman penghasil amilum adalah jagung. Jagung mempunyai beragam jenis amilum, mulai dari amilosa dan amilopektin rendah sampai tinggi. Berdasarkan kandungan amilosa dan amilopektin yang dimiliki, jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu jenis normal mengandung 74-76% amilopektin dan 24-26% amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis amilomaize mengandung 20% amilopektin dan 40-70% amilosa, dan jagung manis mengandung 22,8% amilosa saja (Singh et al., 2005). Dari empat jenis jagung tersebut, pada penelitian ini digunakan jagung normal karena mengandung amilosa dan amilopektin yang relatif besar. Teknologi fermentasi merupakan ilmu dan teknik terapan yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan amilum modifikasi. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi seperti bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, bakteri lipolitik pada substrat organik yang sesuai (Abdillah, 2010). Lactobacilus acidopillus merupakan salah satu kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL). Lactobacilus acidopillus selama proses fermentasi mampu menurunkan kadar amilosa dalam amilum akibat pengaruh enzim á-amilase. Berkurangnya kadar amilosa ini mengakibatkan amilum yang dihasilkan tidak higroskopis (Aini et al., 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sotomayor et al (1999), amilum lentil mengalami perubahan struktur mikroskopik dengan adanya proses fermentasi menggunakan bakteriLactobacillus. Studi mikroskopik menunjukkan bahwa amilum mengalami korosi dimulai dari bagian tengah granul sehingga membentuk lubang. Melalui terbentuknya lubang tersebut maka struktur mikroskopik amilum mengalami perubahan dari oval menjadi tidak beraturan sehingga sifat alir dan kompaktibilitasnya menjadi lebih baik. Perubahan struktur tersebut dapat terjadi akibat degradasi oleh enzim á-amilase dengan cara memecah ikatan á-1,4 glukosa pada amilosa dan amilopektin. Menurut penelitian Azmi (2010), waktu fermentasi sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Waktu optimum fermentasi untuk aktivitas enzim á-amilase pada amilum biji nangka adalah pada 72 jam. Pada waktu 0-12 jam merupakan fasa lag, selanjutnya dari waktu 24 sampai 72 jam merupakan fase eksponensial, dimana terjadi peningkatan yang besar terhadap jumlah

bakteri yang dihasilkan, begitu juga dengan aktivitas enzim á-amilase sehingga terjadi perubahan sifat fisik pada amilum tersebut. Namun setelah waktu 72 jam jumlah bakteri mulai menurun, dimana pertumbuhan telah memasuki fase stationer, dan pada waktu 84 jam merupakan fase kematian karena nutrisi yang digunakan sudah habis. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh waktu terhadap sifat fisik granul amilum jagung yang difermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus Acidophilus. Maka dari itu dilakukan pemeriksaan terhadap amilum jagung hasil fermentasi tersebut melalui parameter pengujian seperti uji organoleptik yang meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa serta dilakukan uji sifat fisik granul yang meliputi pengujian kelembaban granul, sifat alir, pengujian bobot jenis dan kompaktibilitas granul, serta penentuan distribusi ukuran partikel. METODE P ENEL ITIAN Alat Alat yang digunakan adalah sendok tanduk, timbangan analitik (Adam afp-360L), cawan porselen, mortir, stamper, termometer, alat-alat gelas PYREX Iwaki TE-3C, tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes, batang pengaduk, stirrer (SS 2), mikroskop (Yazumi xsp-12), desikator, gelas objek, oven, stopwatch (Stop Timer), heater (Corning PC-420D), seperangkat alat pengukur kecepatan alir dan sudut diam, alat uji distribusi ukuran partikel dengan mesh bertingkat no. 20, 40, 60, dan 80 (Electromagnetic Sieve Shaker EMS-8), alat uji kompaktibilitas (Electrolab Tap density tester EDT-1020). container chopper, blender, kain flanel, pengayak mesh no 20, 40, 60, 80 dan 100, pH meter (Oakton pH 510 series), dan oven (Binder-06). Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung normal varietas lokal yang diperoleh dari lahan petani jagung di desa Melaya, kabupaten Jembrana-Bali, kultur Lactobacilus acidophilus yang diperoleh dari Laboraturium Mikrobiologi FMIPA UGM, aquades, larutan iodium.

Page 12: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

69

Prosed ur Pe nelitian 1. Deter minasi

Determinasi jagung dilakukan di Laboratoruim Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana.

2. Pengumpulan bahan Jagung yang digunakan adalah jagung siap panen yaitu 86-96 hari setelah umur panen. Buah jagung dibersihkan, dipipil hingga diperoleh biji jagung, kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir, dikeringkan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuat an Amilum J agung Bahan, pembuatan amilum, proses fermentasi, uji pendahuluan dan uji sifat fisik. Jagung yang dipakai dalam penelitian adalah jagung normal yang menghasilkan amilum sebanyak 9,38%. Amilum yang dihasilkan kemudian dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu (amilum alami, amilum terfermentasi dengan waktu 0, 24, 48, 72 dan dengan cara diangin-anginkan hingga tidak didapatkan lagi air yang tersisa, lalu dibungkus dan disimpan ditempat yang kering. 3. Pembuat an amilum jagung Biji jagung yang telah bersih dihancurkan menjadi butiran kasar dengan menggunakan cooper, kemudian ditimbang sebanyak 16 kg dan diblender sampai hancur dengan bantuan aquadest dengan perbandingan jagung : aquadest (2 : 1 b/v). Bahan kemudian disaring menggunakan kain flanel ke dalam suatu tempat kemudian ampas diperas sampai tidak mengeluarkan air perasan lagi. Suspensi atau filtrat yang dihasilkan kemudian didekantasi (diendapkan) selama 24 jam. Ambil endapan amilum, dicuci berulang-ulang dengan air hingga diperoleh amilum berwarna putih. Amilum dikeringkan dalam oven bersuhu 500C selama 24 jam. Kemudian pati diayak dengan ayakan mesh no. 20 (Soebagio et al., 2009). Dari amilum jagung yang didapat, kemudian dibuat amilum modifikasi dengan cara memfermentasi amilum alami menggunakan bakteri Lactobacilus acidophilus sebanyak 3% dengan variasi waktu sebesar 24, 48, 72 dan 84 jam. Pembuatan amilum modifikasi untuk masing -masing perlakuan, yaitu 24, 48, 72 dan 84 jam dikerjakan dengan metode aseptis didalam LAF (Laminar Air Flow). Amilum modifikasi di s haker dengan kecepatan 100 rpm serta dinkubasi pada suhu ruangan, setelah itu amilum disaring dengan kain

flannel dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 500C selama 24 jam sampai terbentuk slug (lembaran padatan) dari amilum jagung terfermentasi, kemudian dipecah-pecah dan diayak menggunakan ayakan mesh no. 20. 84 jam) dengan tiga kali pengulangan. Masing-masing kelompok perlakuan menggunakan sebanyak 250 gram amilum. Dari proses tersebut diperoleh sekitar 80% amilum terfermentasi. 2. Uji Pendahu luan Amilum

a. Iden tifikasi amilum

Hasil positif amilum ditunjukkan dengan timbulnya warna biru keunguan setelah amilum direaksikan dengan iodin. Terbentuknya warna tersebut disebabkan karena amilosa yang berikatan dengan iodin akan menghasilkan warna biru dan amilopektin yang berikatan dengan iodin memberikan warna violet kebiruan atau ungu (Depkes RI, 1995). Baik amilum alami dan amilum terfermentasi menghasilkan warna biru. Berikut ini merupakan gambar identifikasi amilum jagung alami dan amilum jagung fermentasi dengan variasi waktu 0 hingga 84 jam dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Identifikasi amilum jagung

dengan iodium Keterangan gambar :

A. Amilum jagung alami B. Amilum jagung terfermentasi selama 0

jam C. Amilum jagung terfermentasi selama 24

jam D. Amilum jagung terfermentasi selama 48

jam E. Amilum jagung terfermentasi selama 72

jam F. Amilum jagung terfermentasi selama 84

jam b. Uji org anoleptik

Hasil pengujian organoleptik yang dilakukan pada amilum jagung alami dan amilum jagung terfermentasi yaitu berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa. Hal ini sesuai dengan persyaratan amilum pada Farmakope Indonesia IV (1995).

A B C D E F

Page 13: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

70

c. Uji mikr oskopik Pengamatan mikroskopik amilum jagung alami, susunan amilumnya terlihat bergerombol, hilus ada ditengah, lamela tidak ada, butir amilum ada yang berbentuk sferis dan ada pula yang berbentuk polihedral. Pada amilum jagung alami ini dijumpai lebih banyak butir amilum yang berbentuk polihedral dibandingkan dengan yang berbentuk sferis. Pada pengamatan mikroskopik amilum jagung terfermentasi, terlihat perbedaan hasil yang terjadi antara amilum jagung alami dengan amilum jagung yang difermentasi selama 24, 48, 72 dan 84 jam. Pada amilum jagung yang difermentasi selama 0 jam, terlihat bahwa hasil mikroskopiknya hampir sama dengan amilum jagung alami yaitu butir amilum yang berbentuk polihedral lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan bentuk sferis. Perubahan bentuk mikroskopik terjadi pada amilum yang terfermentasi selama 24, 48, 72 dan 84 jam. Pada waktu fermentasi amilum selama 24 jam terlihat bahwa bentuk sferis lebih banyak dibandingkan dengan amilum jagung alami. Pada amilum yang terfermentasi selama 48 jam bentuk sferis dijumpai lebih banyak dibandingkan pada amilum yang terfermentasi selama 24 jam, namun bentuk tidak beraturan masih ditemukan. Pada amilum yang terfermentasi selama 72 dan 84 jam, terlihat bahwa hampir semua amilum berbentuk sferis. Menurut penelitian Sotomayor et al (1999) dan Xia Li et al (2011) enzim á-amilase mampu mengubah struktur amilum melalui dua tahap yaitu dengan mengikis permukaan bagian dalam dari amilum (endocorrosion) akibat pecahnya ikatan á-1,4 D-glukosa, kemudian dilanjutkan dengan terkikisnya bagian luar amilum (exocorrosion). Pada penelitian ini digunakan konsentrasi bakteri sebesar 3 %, dan variasi waktu fermentasi yang digunakan adalah 0, 24, 48, 72, dan 84 jam. Aktifitas dari enzim á-amilase mulai terlihat pada waktu fermentasi selama 24 jam. Pada saat itu enzim á-amilase bekerja dengan cara memutus ikatan á-1,4 D-glukosa sehingga mengakibatkan permukaan bagian dalam amilum terkikis seluruhnya, kemudian dilanjutkan dengan pengikisan bagian luar amilum dalam jumlah kecil. Pada waktu 48 jam enzim á-amilase yang dihasilkan oleh bakteri telah mengikis seluruh bagian dalam amilum dan mengikis bagian luar amilum tidak terlalu dalam, sehingga

menghasilkan bentuk sferis yang lebih banyak dibandingkan dengan amilum terfermentasi selama 24 jam. Sedangkan pada amilum yang terfermentasi selama 72 dan 84 jam, enzim á-amilase yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus acidophilus lebih banyak mengikis bagian luar sehingga lebih banyak yang berbentuk sferis. Pada waktu 72 jam terjadi fase eksponensial akhir, yang kemudian dilanjutkan dengan memasuki fase stationer dan fase kematian pada waktu fermentasi 84 jam, sehingga hasil yang ditunjukkan pada kedua waktu tersebut tidak jauh berbeda. Perbedaan mikroskopik amilum jagung alami dan amilum jagung terfermentasi dapat dilihat pada gambar 2.

Keterangan gambar :

A. Amilum jagung alami B. Amilum jagung terfermentasi selama 0

jam C. Amilum jagung terfermentasi selama 24

jam D. Amilum jagung terfermentasi selama 48

jam E. Amilum jagung terfermentasi selama 72

jam F. Amilum jagung terfermentasi selama 84

jam

d. Uji makros kopik Hasil pengujian makroskopik

ditampilkan pada tabel 1. Dari Tabel 1, amilum jagung alami secara makroskopik tergolong serbuk sangat halus (Very fine powder), karena amilum jagung alami mampu terayak seluruhnya pada ayakan mesh no. 80.

Page 14: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

71

Amilum jagung terfermentasi dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, tergolong kedalam serbuk kasar karena amilum jagung terfermentasi seluruhnya terayak pada ayakan mesh no. 20.

Tabel 1 Ukuran Partikel amilum

e. Uji Kada r ai r

Hasil pengujian kadar air pada amilum jagung alami dan amilum jagung terfermentasi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Kadar Air Amilum Jagung Alami dan Amilum Jagung Terfermentasi.

Hasil kadar air pada tabel di atas,

menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi amilum, kadar air yang dihasilkan semakin kecil. Menurut Fitriyah (2003) semakin tinggi proses hidrolisis maka semakin banyak air yang diperlukan seiring dengan meningkatnya aktivitas enzim untuk menghidrolisis amilum tersebut menjadi bentuk gula-gula sederhana sehingga setiap pemutusan ikatan glikosidik oleh enzim á-amilase akan menarik air ke dalam molekul gula sederhana dan air yang semula bebas akan terikat dan ikut menjadi bahan kering sehingga kadar air dapat berkurang. Setelah diuji dengan LSD, kadar air amilum pada waktu fermentasi 72 jam ternyata menunjukkan hasil berbeda bermakna dengan waktu 84 jam. Hal ini disebabkan karena

semakin lama waktu fermentasi, kadar air yang dihasilkan akan semakin meningkat, sedangkan enzim membutuhkan air dalam jumlah tetap sehingga kadar air naik (Fitriyah, 2003). f. Pengukuran pH

Dilakukan pengukuran pH terhadap amilum jagung alami dan amilum terfermentasi, data pengukuran pH dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil Uji pH Amilum Jagung Alami

dan Amilum Jagung Terfermentasi

Dari hasil pengukuran pH pada tabel 3,

waktu fermentasi yang semakin lama dapat mengakibatkan pH yang dihasilkan semakin asam, dan pada penelitian ini terlihat bahwa fermentasi dengan lama waktu 84 jam menghasilkan pH yang paling asam yaitu sebesar 4,63. Aini et al (2009) menyatakan bahwa semakin lama waktu fermentasi maka jumlah enzim yang dihasilkan akan semakin banyak yang menyebabkan kadar asam menjadi tinggi sehingga pH menjadi menurun. 3. Uji Sifat Fi sik Granul Amilum

a. Uji kelembaban amilum

Berikut adalah nilai rata-rata kelembaban amilum. Tabel 4 Nilai Rata-rata Kelembaban Amilum

Amilum jagung alami dan amilum jagung terfermentasi dengan variasi waktu 0, 24, 48, 72, dan 84 jam memenuhi persyaratan kandungan lembab atau kelembaban yang baik. Syarat kelembaban yang baik adalah

Page 15: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

72

1%-5% (Lachman et al., 2008). Berdasarkan data kelembaban pada Tabel 4, semakin lama waktu fermentasi, kelembaban yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena kandungan glukosa dalam amilum yang semakin tinggi, dan monomer-monomer tersebut dapat menyerap serta mengikat banyak air sehingga menyebabkan kadar air menurun (Fitriyah, 2003). b. Distribu si ukuran par tikel Berikut ini adalah nila rata-rata amilum jagung terfermentasi selama 24, 48, 72, dan 84 jam yang tertambat pada masing-masing ayakan.

Tabel 5. Hasil Uji Distribusi Ukuran

Partikel Amilum Jagung Alami & Amilum Jagung Terfermentasi dengan Variasi Waktu 0, 24, 48, 72, dan 84 Jam

Keterangan: - : Tidak terdapat amilum yang tertambat A : Amilum jagung alami B : Amilum jagung terfermentasi selama 0 jam C : Amilum jagung terfermentasi selama 24 jam D : Amilum jagung terfermentasi selama 48 jam E : Amilum jagung terfermentasi selama 72 jam

F : Amilum jagung terfermentasi selama 84 jam

Berdasarkan jumlah amilum yang

melewati ayakan mesh 40 diperoleh persentase fines pada waktu fermentasi 24, 48, 72, dan 84 jam berturut-turut adalah 17,98%; 15,88%; 15,14%; dan 15,37%. Terlihat bahwa semakin lama waktu fermentasi, persentase fines semakin menurun. Persentase fines yang diperbolehkan adalah berkisar antara 10%-20% (Jenkins, 1957). Dari data di atas terlihat bahwa waktu fermentasi selama 48, 72 dan 84 jam memiliki distribusi yang sempit karena

lebih dari 50% partikel tertambat pada mesh 40. Akan tetapi persentase tertambat waktu 72 jam adalah yang paling besar (82,64%) sedangkan finesnya paling rendah (15,37%).

c. Uji Sifat alir 1. Uji waktu alir dan Sudut di am Berikut adalah tabel 6 nilai rata-rata waktu alir dan sudut diam. Tabel 6 Rata-rata Waktu Alir Amilum dan Sudut Diam

Dari hasil uji ANOVA diketahui bahwa

variasi waktu fermentasi berpengaruh signifikan terhadap waktu alir dan sudut diam amilum hasil fermentasi (p<0,05). Amilum jagung alami tidak mampu mengalir, karena amilum jagung alami memiliki ukuran partikel yang kecil yaitu <180 µm, kohesifitas antarpartikelnya meningkat sehingga sulit untuk mengalir (Voigt, 1995). Selain ukuran partikel dan granul amilum yang berbentuk sferis, hal lain yang dapat mempengaruhi waktu alir adalah kelembaban. Sesuai dengan hasil uji kelembaban, amilum jagung terfermentasi selama 72 dan 84 jam memiliki kelembaban yang paling rendah sehingga laju alirnya baik.

d. Uji kompakt ibilitas

Berikut adalah nilai rata-rata kompaktibilitas amilum.

Tabel 7 Rata-rata Kompaktibilitas Amilum

Page 16: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

73

Dari hasil pengujian dengan uji ANOVA diketahui bahwa variasi konsentrasi bakteri berpengaruh signifikan terhadap kompaktibilitas amilum hasil fermentasi (p<0,05). Dari data pada Tabel 7, terlihat bahwa waktu fermentasi 48 jam sampai dengan 84 jam menghasilkan nilai rata-rata kompaktibilitas yang sangat baik (5-12) dengan jumlah fines yang lebih kecil dibandingkan dengan waktu fermentasi 0 dan 24 jam. Nilai kompaktibilitas dipengaruhi jumlah fines yang ada pada amilum. Campuran dengan jumlah fines yang lebih banyak akan memiliki kompaktibilitas yang lebih besar (Siregar, 2008). Semakin besar kompaktibilitas amilum, maka sifat alir yang dihasilkan akan semakin buruk karena jika amilum sangat rapat (kompaktibilitas tinggi) maka amilum akan sulit mengalir sehingga laju alirnya semakin buruk.

KESIMPULAN

1. Variasi waktu fermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus acidhopilus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik granul amilum jagung dilihat dari parameter daya alir dan kompaktibilitas. Semakin lama waktu fermentasi, mengakibatkan laju alir dan kompaktibilitas amilum hasil fermentasi semakin baik

2. Waktu fermentasi selama 72 jam

menghasilkan laju alir dan kompaktibilitas amilum jagung yang paling baik.

Daftar Pust aka

Aini, N., Purwiyanto H., Tien R.M., dan Nuri A. 2009. Hubungan Sifat dan Rheologi Tepung Jagung Putih dengan Fermentasi Spontan Butiran jagung. Forum Pascasarjana, Vol. 32:33-43

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi

IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: 107-109, 1043

Fitriyah, D. F., 2003. Pembuatan Sirup

Fruktosa dari Umbi Gembili secara Hidrolisis Enzimatis, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya

Gunawan, D. dan Sri M. 2004. Ilmu Obat

Alam (Farmakognosi), Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal: 38-40.

Jenkins. 1957. Scoville’s The Art Of Compounding 9th Edition. London: The Blankiston Division MC Graw Hiill Book Company.

Lachman, L., Herbert A. L., Joseph L. K.

2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press. Hal: 101.

Li, Xia, W. Gao, Y. Wang, Q. Jiang and L.

Huang. 2011. Granule Structural, Crystalline, and Thermal Changes in Native Chinese Yam Starch After Hydrolysis with Two Different Enzymes-á-amylase and Gluco-amylase. Starch/star ke, 63: 75-82

Singh, N., K. S. Sandhu, and M. Kaur, 2005. Physicochemical Properties Including Granular Morphology, Amylose Content, Swelling and Solubility, Thermal and Pasting Properties of Starches from Normal, Waxy, High Amylose and Sugary Corn. Progress in Food Biopolymer Research, Vol 1: 43-55.

Siregar, C. J. P. 2008. Teknologi Farmasi

Sediaan Tablet. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal: 256-262.

Page 17: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

Sifat Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A., Jemmy A.P.)

74

Soebagio, B., Sriwododo, Adhika A. S. 2009. Uji Sifat Fisikokimia Pati Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Alami Dan Modifikasi Secara Hidrolisis Asam. Bandung: Universitas Padjajaran.

Sotomayor, C., J.F. Madrid, J. Fornal, J.

Sadowska, Olsztyn, G. Urbano, Granada, and C. Vidal-Varvede.

1999. Lentil Starch Content and its Microscopical Structure as Influenced by Natural Fermentation. Starch/Stärke, 5: 152-156

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi

Farmasi. 159-160, 169-170, 205-209. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Page 18: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

SIFAT FISIK GRANUL AMILUMJAGUNG YANG DIMODIFIKASISECARA ENZIMATIS DENGANLactobacilus acidophilus PADA

BERBAGAI WAKTUFERMENTASIby I G N Jemmy Anton Prasetia

FILE

TIME SUBMITTED 20-APR-2016 01:52PM

SUBMISSION ID 662362648

WORD COUNT 3428

CHARACTER COUNT 20748

5192-8201-1-SM.PDF (601.34K)

Page 19: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 20: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 21: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 22: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 23: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 24: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 25: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 26: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI
Page 27: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

17%SIMILARITY INDEX

16%INTERNET SOURCES

1%PUBLICATIONS

1%STUDENT PAPERS

1 4%

2 2%

3 2%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

SIFAT FISIK GRANUL AMILUM JAGUNG YANGDIMODIFIKASI SECARA ENZIMATIS DENGAN Lactobacilusacidophilus PADA BERBAGAI WAKTU FERMENTASIORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

thebookee.netInternet Source

www.slideshare.netInternet Source

mointi.wordpress.comInternet Source

eprints.upnjatim.ac.idInternet Source

pustaka.unpad.ac.idInternet Source

www.farmasi.unud.ac.idInternet Source

Wani, Idrees Ahmed, Dalbir Singh Sogi, AliAbas Wani, and Balmeet Singh Gill. "Physico-chemical and functional properties of f loursfrom Indian kidney bean (Phaseolus vulgarisL.) cultivars", LWT - Food Science andTechnology, 2013.Publicat ion

Page 28: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

8 1%

9 <1%

10 <1%

11 <1%

12 <1%

13 <1%

14 <1%

15 <1%

16 <1%

17 <1%

18 <1%

19 <1%

20

www.idpenghancur.comInternet Source

journal.ubaya.ac.idInternet Source

jurnalmakalahfarmasi.blogspot.comInternet Source

bapendik.unsoed.ac.idInternet Source

eprints.unipa.ac.idInternet Source

Submitted to iGroupStudent Paper

usmanpharmazone.blogspot.comInternet Source

digilib.unpas.ac.idInternet Source

jurnalilmiahfarmasi.blogspot.comInternet Source

f isika.mipa.unsri.ac.idInternet Source

jurnal-online.um.ac.idInternet Source

machiato.blog.unissula.ac.idInternet Source

jurnal.unpand.ac.id

Page 29: JURNAL FARMASI UDAYANAerepo.unud.ac.id/.../1/91282a19036fac85b6d1bfc7bfbae44c.pdfNi Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi) EMAIL jurnalfarmasiudayana@gmail.com INFORMASI

<1%

21 <1%

22 <1%

23 <1%

EXCLUDE QUOTES ON

EXCLUDEBIBLIOGRAPHY

ON

EXCLUDE MATCHES OFF

Internet Source

eprints.uns.ac.idInternet Source

Naguleswaran, Sabaratnam, ThavaVasanthan, Ratnajothi Hoover, and DavidBressler. "The susceptibility of large andsmall granules of waxy, normal and high-amylose genotypes of barley and cornstarches toward amylolysis at sub-gelatinization temperatures", Food ResearchInternational, 2013.Publicat ion

Plant Respiration Inclusive Fermentationsand Acid Metabolism / PflanzenatmungEinschliesslich Gärungen undSäurestoffwechsel, 1960.Publicat ion