21
i UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya maka tesis yang berjudul: Perbedaan kadar interleukin 2 pada bayi divaksinasi BCG yang terbentuk parut dan tidak terbentuk parut” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran, dorongan semangat dan bantuan lainnya yang sangat berharga dari semua pihak, tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas pada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Universitas Udayana. 2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Putu Astawa, Sp.OT (K), M.Kes, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas pada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I dan Program Magister Ilmu Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. Ketua Program Studi Ilmu Biomedik, Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc, Sp.GK, yang telah memberikan kesempatan yang telah diberikan pada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik . 4. Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr. I Wayan Sudana, M.Kes atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak dan melakukan penelitian di RSUP Sanglah Denpasar. 5. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, Sp.A(K) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti program pendidikan dokter

UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

i

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya maka tesis yang berjudul:

”Perbedaan kadar interleukin 2 pada bayi divaksinasi BCG yang terbentuk parut dan

tidak terbentuk parut” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran,

dorongan semangat dan bantuan lainnya yang sangat berharga dari semua pihak, tesis

ini tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas pada penulis untuk mengikuti

Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Universitas Udayana.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr Putu Astawa,

Sp.OT (K), M.Kes, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas pada

penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I dan Program

Magister Ilmu Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Ketua Program Studi Ilmu Biomedik, Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih,

MSc, Sp.GK, yang telah memberikan kesempatan yang telah diberikan pada

penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik .

4. Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr. I Wayan Sudana, M.Kes atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan di

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak dan melakukan penelitian di RSUP

Sanglah Denpasar.

5. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/RSUP Sanglah, dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, Sp.A(K) yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti program pendidikan dokter

Page 2: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

ii

spesialis I di bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah

dan telah memberikan dukungan, semangat serta masukan selama pembuatan

tesis.

6. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I (KPS PPDS-I)

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/RSUP Sanglah, dr. Ketut Suarta, Sp.A(K) yang telah memberikan

kesempatan, bimbingan dan dukungan sejak awal sampai akhir pendidikan

penulis. Terima kasih karena telah menjadi orang tua yang senantiasa

mengarahkan, membimbing dan memberikan dukungan selama penulis

menjalani pendidikan PPDS I IKA.

7. Dr. Ni Putu Siadi Purniti, Sp.A(K) selaku pembimbing pertama yang telah

banyak memberikan dorongan, semangat serta meluangkan waktu dan

pemikiran dalam penyusunan tesis ini sehingga dapat terselesaikan dengan

baik.

8. DR. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K) selaku pembimbing kedua atas

bimbingan dan saran selama penyusunan tesis ini.

9. Prof. dr. Soetjiningsih, Sp.A(K), dr. I Made Arimbawa, Sp.A(K), dan dr. I

Gusti Ngurah Sanjaya Putra, SH, SpA(K), selaku penguji yang telah

memberikan banyak masukan dalam penyusunan dan penulisan tesis ini.

10. Seluruh supervisor Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana/RSUP Sanglah atas segala bimbingan yang diberikan

selama penulis menempuh pendidikan.

11. Suami tercinta yang selalu setia mendampingi, senantiasa sabar, dan

memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang, tak lupa juga untuk putra

tercinta yang selalu menghadirkan tawa sebagai hiburan disaat lelah, yang rela

waktunya terbagi demi kesempurnaan penelitian ini.

12. Kedua orang tua dan mertua yang telah dengan penuh kasih sayang dan

mendukung sepenuhnya sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Page 3: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

iii

13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan

non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di sini, atas

seluruh dukungan dan bantuan yang telah diberikan selama penulis menjalani

pendidikan PPDS I IKA.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna. Dengan

segala kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan

tesis ini. Sekiranya, penulis tetap mohon petunjuk untuk perbaikan supaya hasil yang

tertuang dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu kedokteran dan pelayanan

kesehatan.

Denpasar, 5 Januari 2017

Alissya Rachman

Page 4: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

iv

ABSTRAK

PERBEDAAN KADAR INTERLEUKIN 2 PADA BAYI YANG DIVAKSINASI

BACILLUS OF CALMETTE-GUERIN (BCG) YANG TERBENTUK PARUT

DAN TIDAK TERBENTUK PARUT.

Vaksinasi Bacillus Of Calmette And Guerin (BCG) adalah upaya untuk mencegah

berkembangnya penyakit TB dan TB berat pada anak. Kegagalan vaksinasi BCG

akan berimplikasi terhadap peningkatan kasus penyakit TB pada anak. Tujuan

penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan kadar IL-2 antara bayi yang

terbentuk dan tidak terbentuk parut setelah divaksinasi BCG.

Sebanyak 94 subjek direkrut secara konsekutif di poliklinik anak RSUP

Sanglah Denpasar, 11 puskesmas se-wilayah kotamadya Denpasar, dan 6 puskesmas

se-wilayah kabupaten Jembrana, sejak September sampai Nopember 2016. Penelitian

dikerjakan secara observasional analitik dengan desain potong lintang. Pada subjek

dilakukan pemeriksaan timbulnya parut BCG dan kadar IL-2. Normalitas distribusi

data diuji dengan uji Kolmogorov-Sminov. Dilakukan uji Mann-Whitney untuk

menilai perbedaan kadar IL-2 pada yang terbentuk dan tidak terbentuk parut. Uji

korelasi Spearman untuk menilai korelasi antara kadar IL-2 dan ukuran parut BCG.

Nilai P < 0,05 adalah signifikan.

Terdapat 80 subjek yang terdiri dari 50 bayi dengan parut dan 30 tanpa parut

diperiksa kadar IL-2. Median kadar IL-2 setelah vaksinasi BCG adalah 0,505 pg/ml.

Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IL-2 antara bayi dengan parut BCG dan

bayi tanpa parut BCG (masing-masing dengan median 0,508 (minimum 0,367,

maksimum 0,720) dan median 0,493 (minimum 0,415, maksimum 0,664), pg/ml,

P=0,33). Terdapat korelasi negatif lemah dan tidak bermakna antara kadar IL-2 dan

ukuran parut BCG (r=-0,151; p=0,296).

Tidak terdapat perbedaan kadar IL-2 antara bayi yang terbentuk dan tidak

terbentuk parut BCG setelah divaksinasi BCG. Keberhasilan vaksinasi BCG adalah

sama antara yang terbentuk parut dan tidak terbentuk parut.

Kata kunci: vaksinasi, Bacillus of Calmette-Guerin, parut, interleukin 2.

Page 5: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

v

ABSTRACT

DIFFERENCE LEVEL OF INTERLEUKIN 2 IN BACILLUS OF CALMETTE-

GUERIN (BCG)-VACCINATED INFANTS WITH POSITIVE AND

NEGATIVE SCAR

Vaccination Of Bacillus Calmette-Guerin (BCG) is a way to prevent the development

of tuberculosis (TB) and severe TB disease in children. If BCG vaccination fail, it

will implicates increament TB disease case in children. The aim of this study was to

prove the difference level of IL-2 in infants with positive and negative BCG scar that

reflected the success of BCG vaccination.

The study was done in an analytic observational with cross-sectional design.

Ninety four subjects were consecutively recruited in the outpatient clinic of Sanglah

Hospital, primary health cares throughout the city of Denpasar and Jembrana, from

September 2016 to November 2016. The data distribution was evaluated by

Kolmogorov-Sminov test. Mann-Whitney test was done to assess the difference level

of IL-2. Spearman test was performed to assess the correlation between levels of IL-2

and size of BCG scar. The P value <0.05 was considered significant.

Eighty subjects were examined IL-2 level that consisted of 50 positive and 30

negative BCG scar infants. Median levels of IL-2 after BCG vaccination is 0.505

pg/ml. There were no significant difference of IL-2 level between positive and

negative BCG scar infants with median 0.508 (minimum 0,367-maximum 0.720) and

0.493 (minimum 0,415-maximum 0.664), pg/ml, respectively, P = 0.33. There was

not significant negative-weak correlation between IL-2 level and size of BCG scar (r

= -0.151; p = 0.296).

There was no difference of IL-2 level in infant with positive and negative scar

who received BCG vaccination. The successful of BCG vaccination was equal

between positive and negative BCG scar infants.

Keywords: vaccination, Bacillus of Calmette-guerin, scar, interleukin 2.

Page 6: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

vi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM……………………………………………………………… i

PRASYARAT GELAR………………………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN...……………………………………………………. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI …………………………………………….. iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………………………………………. v

UCAPAN TERIMAKASIH …………………………………………………… vi

ABSTRAK………………………………………………………………………. ix

ABSTRACT ……………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xiv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG…….....…………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. xviii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………… 6

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………. 8

2.1 Tuberkulosis…………………………………………………………… 8

2.1.1 Epidemiologi……………………………………………………. 8

2.1.2 Etiologi………………………………………………………….. 10

2.1.3 Patogenesis……………………………………………………… 14

Page 7: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

vii

2.1.4 Imunopatogenesis………………………………………………. 16

2.2 Vaksinasi BCG (Bacillus of Calmette and Guerin)…………………… 20

2.2.1 Karakteristik Vaksin BCG…………………………………….... 20

2.2.2 Respon Imun terhadap Vaksinasi BCG………………………… 23

2.2.3 Interleukin 2 ……………………………………………………. 25

2.2.4 Efektivitas Vaksinasi BCG……………………………………... 28

2.2.5 Cara Pemberian ………………………………………………… 33

2.2.7 Parut pada Vaksinasi BCG……………………………………… 36

2.3 Interleukin 2 dan Parut BCG ………………………………………….. 41

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 42

3.1 Kerangka Berpikir …………………………………………………….. 42

3.2 Kerangka Konsep……………………………………………………… 45

3.3 Hipotesis Penelitian ……………………………………………............ 45

BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………………… 46

4.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………. 46

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………… 46

4.3 Penentuan Sumber Data ………………………………………………. 46

4.3.1 Populasi Penelitian……………………………………………… 46

4.3.2 Sampel Penelitian ………………………………………………. 47

4.4 Variabel Penelitian ……………………………………………………. 48

4.5 Definisi Operasional Variabel ………………………………………… 48

4.6 Instrumen Penelitian…………………………………………………… 51

4.7 Prosedur Penelitian……………………………………………………. 52

4.8 Alur Penelitian ………………………………………………………... 56

4.9 Analisis Data...………………………………………………………… 57

4.10 Etika Penelitian………………………………………………………. 58

BAB V HASIL PENELITIAN ….……….……………………………………… 59

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian………..………………………………. 59

5.2 Perbedaan Kadar IL-2 antara Bayi yang Terbentuk dan Tidak

Page 8: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

viii

Terbentuk Parut Setelah divaksinasi BCG……………………………... 61

5.3 Korelasi Kadar IL-2 dengan Ukuran Parut BCG..…………….………. 63

BAB VI PEMBAHASAN……….………………………….…………………… 64

6.1 Karakteristik Subjek………….………..………………………………. 64

6.2 Perbedaan Kadar IL-2 antara Bayi yang Terbentuk dan Tidak

Terbentuk Parut setelah divaksinasi BCG……..………………………. 66

6.3 Korelasi Kadar IL-2 dengan Ukuran Parut BCG..…………….………. 70

6.4 Keterbatasan Penelitian………………………………………………... 71

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN..….…………………….….……………… 72

7.1 Simpulan……………………..………..………………………………. 72

7.2 Saran…………………………………………………….………....…... 72

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………… 85

Page 9: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur dinding sel mikobakterium ……………………………….. 11

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang menentukan virulensi M.tb ……………………. 13

Gambar 2.3 Respon imunitas seluler terhadap M.tb…………………………….. 16

Gambar 2.4 Penyuntikan vaksin BCG secara intrakutan………………………… 33

Gambar 3.1 Bagan kerangka berpikir……………………………………………. 44

Gambar 3.2 Bagan kerangka konsep ……………………………………………. 45

Gambar 4.1 Kurva ELISA IL-2 …………………………………………………. 55

Gambar 4.2 Alur penelitian……………………………………………………… 56

Gambar 5.1 Profil penelitian…………………………………………………….. 60

Gambar 5.2 Scatterplot dari kadar IL-2 dan ukuran parut BCG………………… 63

Page 10: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Karakteristik subjek…………………………………………………… 61

Tabel 5.2 Perbedaan Kadar IL-2 antara yang terbentuk parut dan tidak terbentuk

parut …………………..……………………………………………… 62

Tabel 5.3 Control by analysis faktor-faktor yang terkait dengan terbentuknya

parut BCG…………………………………………………………….. 62

Tabel 5.4 Korelasi antara kadar IL-2 dan ukuran parut BCG....………………… 63

Page 11: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

AG : Arabinogalactan

Ara : Arabinan

BCG : Bacillus of Calmette and Guerin

BTA : Basil Tahan Asam

CFP-10 : Culture Filtrate Protein 10 kDa

CMI : Cell Mediated Immunity

CR : Complement

DC-SIGN : DC-specific-intracellular-adhesion-molecule-3-grabbing-non-integrin

ESAT-6 : Early Secretory Antigen target 6 kDa

HBHA : Heparin-binding Haemagglutinin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IFN- : Interferon Gamma

IL : Interleukin

LAM : Lipoarabinomannan

LMI : Leucocyte Migration Inhibition

MA : Asam Mikolat (Mycolic Acid)

M. Bovis : Mycobacterium Bovis

MDGs : Millennium Development Goals

MDR : Multi Drug Resistant

mm : Milimeter

M.Tb : Mycobacterium Tuberculosis

MR : Mannose Receptors

Page 12: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xii

n : Jumlah

NK : Natural Killer

NO : Nitrogen Oxide

MNT : Mikobakterium Non Tuberkulosis

PDIMs : Phthiocerol Dimycocerosates

PG : Peptidoglycan

PGLs : Phenolic Glycolipids

pg/ml : Picogram per mililiter

PPI : Program Pengembangan Imunisasi

PRRRs : Pattern recognition receptors

OAT : Obat anti tuberkulosis

RD-1 : Region of Difference-1

RNAp : RNA polymerase

RNI : Reactive Nitrogen Intermediates

ROI : Reactive Oxygen Intermediates

SB : Simpang Baku

TB : Tuberkulosis

TLR : Toll-like Receptors

TNF- : Tumor Necrosis Factor

UNICEF : The United Nations Children’s Emergency Fund

WHO : World Health Organization

T : Sel T Gamma Delta

LAMBANG

= : sama dengan

< : kurang dari

> : lebih dari

: lebih dari sama dengan

Page 13: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xiii

: kurang dari sama dengan

% : persen

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Persetujuan setelah Penjelasan……………………………………… 85

Lampiran 2 Kuesioner…………………………………………………………… 90

Lampiran 3 Amandemen Perubahan Judul Penelitan……………………………. 93

Lampiran 4 Ethical Clearence…………………………………………………… 94

Lampiran 5 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian…………………………………. 95

Lampiran 6 Hasil Analisis Data SPSS …………………………………………... 100

Lampiran 7 Hasil Pemeriksaan IL-2 …………………………………………….. 112

Page 14: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Vaksinasi Bacillus Of Calmette And Guerin (BCG) adalah upaya untuk

mencegah infeksi tuberkulosis (TB) berkembang menjadi penyakit TB dan TB berat

pada anak. Penyakit TB pada anak sampai saat ini masih menjadi penyebab kematian

tersering terkait infeksi. Terdapat asumsi bahwa keberhasilan vaksinasi BCG ditandai

dengan terbentuknya parut BCG dan kadar interleukin 2 (IL-2). Apabila vaksinasi

BCG gagal, berimplikasi terhadap peningkatan kasus TB pada anak.

World Health Organization (WHO) memperkirakan paling sedikit 550 ribu anak

menjadi sakit TB setiap tahunnya. Sebanyak 75% dari semua kasus TB pada anak

terdapat di negara sedang berkembang (WHO, 2016a). Indonesia termasuk dalam 22

negara dengan prevalens TB yang tinggi. Proporsi kasus TB anak diantara semua

kasus TB dari tahun 2007-2013 berkisar antara 7,9%-12%, dengan penemuan kasus

baru TB tertinggi di Provinsi Papua yaitu 9.511 kasus (302 kasus/100.000 penduduk)

pada tahun 2014 (Pusdatin, 2015).

Angka kematian TB anak masih sangat tinggi dan menjadi penyebab utama

kematian pada anak terkait infeksi hampir di seluruh negara. World Health

Organization melaporkan sebanyak 80.000 anak meninggal karena TB setiap

tahunnya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan

pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka

1

Page 15: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xv

kematian anak 2/3-nya pada tahun 2015 (WHO, 2016b). Penyakit TB pada anak di

Indonesia merupakan penyebab ketiga dari 10 besar penyakit menular penyebab

kematian setelah pnemonia dan diare, dengan angka kematian sebesar 3,9% pada

anak dibawah 5 tahun (UNICEF, 2009).

Tuberkulosis pada anak memiliki sifat progresivitas tinggi, yaitu dapat

berkembang cepat dari infeksi TB menjadi penyakit TB. Risiko menjadi penyakit TB

tergantung dari beberapa faktor, seperti usia saat terpapar, status nutrisi, status

imunitas, genetik, dan virulensi mikobakterium. Anak-anak usia kurang dari 2 tahun

lebih sering berkembang menjadi sakit TB dalam 12 bulan pertama. Usia muda dan

infeksi HIV adalah faktor risiko utama untuk penyakit TB berat atau disseminata

(Nelson dan Wells, 2004).

Salah satu upaya yang terbukti efektif untuk mencegah penyakit TB adalah

dengan melakukan vaksinasi BCG. World Health Organization merekomendasikan

pemberian vaksinasi BCG pada semua bayi di hari-hari pertama kehidupan di seluruh

dunia, terutama pada negara-negara dengan angka kejadian TB tinggi (WHO, 2006).

Indonesia memasukkan vaksinasi BCG dalam program vaksinasi nasional yaitu

mewajibkan pemberian vaksinasi BCG pada semua bayi baru lahir sampai usia 2

bulan (Hadinegoro, 2008).

Vaksin BCG pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh Calmette and Guerin

di Pasteur Institute, Prancis, yang diperoleh dari strain Mycobacterium bovis

(M.bovis). Mycobacterium bovis memberikan imunitas tanpa menimbulkan efek

patologis seperti pada Mycobacterium tuberculosis (M.tb) (Smith dkk., 2008).

Page 16: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xvi

Vaksinasi BCG memberikan perlindungan kepada bayi dan anak terhadap penyakit

TB berat seperti meningitis TB dan TB milier dengan perkiraan efikasi sebesar 80%,

sedangkan efikasi vaksin untuk mencegah TB paru sebesar 0-80% (Soares dkk.,

2008). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi variasi efikasi vaksin BCG

dalam melawan TB yaitu usia saat diberikan, genetik, strain vaksin BCG, dosis

vaksin, dan cara pemberian (Kagina dkk., 2009).

Mekanisme kerja vaksin BCG melawan TB adalah melalui mekanisme imunitas

seluler yang dimulai dengan aktivasi makrofag untuk memfagositosis M.bovis yang

telah bereplikasi secara lokal. Makrofag bersama dengan sel dendrit mengantarkan

M.bovis menuju kelenjar limfe regional dan mempresentasikannya kepada sel T. Sel

T selanjutnya berdiferensiasi dan bermigrasi ke jaringan yang terinfeksi yaitu pada

tempat penyuntikan vaksin dan memroduksi berbagai sitokin proinflamasi seperti

interferon-γ (IFN-γ), interleukin 2 (IL-2) dan tumor necrosis factor-α (TNF-α) dan

sitokin antiinflamasi seperti interleukin 4, 5, 10, 17, 21, 22 (IL-4, IL-5, IL-10, IL-17,

IL-21, IL-22) (Faridi dkk., 2009). Interferon-γ adalah sitokin utama dalam

mengontrol infeksi TB yang memiliki kemampuan mangaktivasi sifat antimikroba

dari makrofag yaitu dengan memroduksi sitokin proinflamasi TNF-α, IL-1, IL-6, dan

IL-12 yang terlibat dalam pembentukan granuloma. Sel-sel tambahan lain yang

berperan dalam imunitas antimikroba yaitu sel natural killer (sel NK) dan sel-sel

sitolitik T gamma/delta (T). Sel-sel tersebut mensekresi sejumlah sitokin terutama

IFN- (Raja, 2004; Kulchavenya, 2013).

Page 17: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xvii

Efektivitas vaksinasi BCG ditandai dengan dihasilkannya imunitas memori yang

apabila dirangsang memberikan respon imunitas seluler. Respon imunitas seluler

untuk melawan TB tergantung juga dari jumlah sel T CD4 dan CD8 (Kulchavenya,

2013). Penurunan kadar CD4 dan CD8 seperti yang terjadi pada infeksi human

immunodeficiency virus (HIV) memungkinkan perkembangan infeksi TB menjadi

progresif (Havlir dan Barnes, 1999; Scanga dkk., 2000).

Penelitian terakhir menyebutkan bahwa IL-2 merupakan faktor terpenting dalam

proses respon imunitas seluler karena IL-2 dihasilkan oleh sel-sel CD4. Interleukin 2

meningkatkan proliferasi dan survival sel T serta diferensiasi in-vitro menjadi sel-sel

efektor dan sel-sel memori (Malek, 2003; Bachmann dan Oxenius, 2007). Penelitian

oleh Soares dkk. (2008) menyebutkan bahwa IL-2 berhubungan kuat dengan memori

sentral. Pembentukan sel T memori ini memungkinkan untuk melakukan ekspansi

ketika berhadapan kembali dengan antigen. Interleukin 2 dapat pula menekan

replikasi dari mikobakterium dan merangsang perkembangan respon imun menjadi

tipe Th1 yang berperan penting dalam melawan TB serta mengaktifkan sel NK dan

sel T untuk memroduksi IFN- (Young dkk., 2002).

Kondisi-kondisi yang menurunkan kadar CD4 seperti imunodefisiensi,

keganasan (leukemia), mendapat kemoterapi, mendapat terapi imunosupresif dan

infeksi M.tb maupun mikobakterium non tuberkulosis (MNT) akan menurunkan

kadar IL-2. Infeksi seperti sepsis, pneumonia, influenza atau virus lainnya dapat

menurunkan sementara kadar CD4 (Kamphuis dkk., 2006; Al-Aska dkk., 2011).

Page 18: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xviii

Penyuntikan vaksin BCG intrakutan menyebabkan reaksi lokal berupa

peninggian kulit yang akan menghilang dalam waktu ½ sampai 2 jam tergantung

pada status hidrasi jaringan kulit, kemudian akan memberikan tanda kemerahan

dengan ukuran 5-10 mm. Selanjutnya terbentuk pustul dalam waktu 3-10 hari setelah

vaksin disuntikkan yang kemudian akan pecah 2-5 hari setelah terbentuk pustul dan

menjadi ulkus berukuran 4-8 mm. Ulkus akan menyembuh dalam waktu 4-6 minggu,

yang diawali dengan terbentuknya krusta yang menutupi ulkus dan berakhir dengan

terbentuknya parut BCG dengan batas tidak tegas. Parut terbentuk sempurna 8-12

minggu setelah penyuntikan vaksin BCG. Hal ini menandai berakhirnya respon imun

seluler lokal terhadap vaksinasi BCG (Faridi dkk., 2009; Said dan Boediman, 2010).

Parut BCG adalah suatu tanda keberhasilan vaksinasi. Sejumlah peneliti

menyebutkan bahwa parut BCG dapat membedakan antara individu yang mendapat

vaksinasi dan tidak mendapat vaksinasi. Kegagalan pembentukan parut BCG dapat

terjadi pada 10% anak yang mendapat vaksinasi BCG (Rani dkk., 1998). Penelitian

oleh Srisaravanapavananthan dkk. (2008) melaporkan kegagalan terbentuknya parut

BCG sebesar 11%. Kegagalan terbentuknya parut BCG dipikirkan sebagai cerminan

dari kegagalan terbentuknya respon imun seluler. Allami dkk. (2011) menyebutkan

terdapat hubungan signifikan antara parut BCG dan respon imun seluler melalui

reaktivitas dengan uji tuberkulin, namun penelitian lain menyebutkan kegagalan

pembentukan parut BCG tidak mencerminkan kegagalan vaksinasi karena

terdeteksinya leukocyte migration inhibition (LMI) yang positif sebagai salah satu

penanda respon imun seluler terhadap BCG (Rani dkk., 1998).

Page 19: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xix

Secara in vitro, keberhasilan vaksinasi BCG yang ditunjukkan oleh respon

imunitas seluler dapat dievaluasi melalui pemeriksaan kadar CD4, CD8, atau sitokin-

sitokin yang dihasilkan dalam proses respon imunitas seluler (Vijayalakshmi dkk.,

2006). Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengevaluasi kadar IL-2 untuk

menilai keberhasilan vaksinasi BCG pada bayi yang terbentuk parut BCG dan pada

bayi yang tidak terbentuk parut BCG dan membandingkan antara keduanya, sehingga

menimbulkan pertanyaan apakah terdapat perbedaan kadar IL-2 pada bayi yang

divaksinasi BCG yang terbentuk parut dan tidak terbentuk parut.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Apakah terdapat perbedaan kadar IL-2 pada bayi yang divaksinasi BCG yang

terbentuk parut dan tidak terbentuk parut?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk membuktikan perbedaan kadar IL-2 yang mengindikasikan keberhasilan

vaksinasi BCG pada bayi yang divaksinasi BCG yang terbentuk parut dan tidak

terbentuk parut.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rerata kadar IL-2 pada bayi yang divaksinasi BCG.

Page 20: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xx

2. Untuk mengetahui kadar IL-2 pada bayi yang divaksinasi BCG yang

terbentuk parut dan tidak terbentuk parut.

3. Untuk membuktikan korelasi antara kadar IL-2 dengan ukuran parut BCG.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

1. Memberikan bukti ilmiah tentang kadar IL-2 pada bayi setelah vaksinasi BCG

pada yang terbentuk parut dan tidak terbentuk parut.

2. Memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang keberhasilan

vaksinasi BCG untuk mencegah penyakit TB berat pada bayi dan anak.

1.4.2. Manfaat Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terbentuk atau tidak terbentuk parut BCG dapat

menunjukkan keberhasilan vaksinasi BCG.

Page 21: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · PDF fileiii 13. Kepada semua pihak, keluarga, sahabat, rekan PPDS, rekan paramedis dan non paramedis yang tidak bisa penulis sebutkan satu

xxi