19
Tips Wawancara PPDS Hafid Algristian, dr., Sp.KJ., M.H. RSI Surabaya Jemursari | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Seri-3.

Tips Wawancara PPDS

  • Upload
    others

  • View
    55

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tips Wawancara PPDS

Tips Wawancara PPDS Hafid Algristian, dr., Sp.KJ., M.H.

RSI Surabaya Jemursari | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Seri-3.

Page 2: Tips Wawancara PPDS

Hafid Algristian, dr., SpKJ., M.H. Psikiater RS Islam Surabaya Jemursari Staf Pengajar FK Universitas NU Surabaya

[email protected] dokterhafid

S1 & Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran UNAIR Pendidikan Spesialis Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran UNAIR S2 Magister Hukum minat Kesehatan di Fakultas Hukum UHT Awardee LPDP PK 128 – Program S3 Doktor di Fakultas Kedokteran UNAIR

Page 3: Tips Wawancara PPDS

Pokok Diskusi

• Filosofi Wawancara

• Pertanyaan yang sering

• Hardskill & Softskill

• Diskusi

Page 4: Tips Wawancara PPDS

Filosofi Wawancara

• Pada dasarnya wawancara adalah proses saling mengenal.

– Tidak boleh muncul ego di sana, atau “wujud” orang lain akan kamu kenali sebagai proyeksi dari egomu.

– Kita bisa mengatur ego kita sendiri, dan Sayangnya kita tidak bisa mengatur ego pewawancara.

Page 5: Tips Wawancara PPDS

Pertanyaan yang Sering

• Dirangkum dari beberapa literatur dan pengalaman individu:

1. Apa membuatmu tertarik mendaftar di sini?

– Apa motivasimu mendaftar di sini?

2. Apa kelebihan/kekuranganmu? – Ceritakan tentang dirimu!

3. Mengapa kami harus menerimamu? – Apa keunikan dirimu?

Tips menjawab: [ premis-1 ] [ premis-2 ]

Page 6: Tips Wawancara PPDS

Pertanyaan yang Sering

• Dirangkum dari beberapa literatur dan pengalaman individu:

4. Ketika sudah diterima di sini, apa rencanamu?

– Apa rencanamu dalam 5-10 tahun ke depan?

5. Apa yang bikin kamu gagal jika sudah diterima? – Apa hambatanmu?

6. Apa yang bisa kamu berikan untuk departmen ini?

Tips menjawab: [ premis-1 ] [ premis-2 ]

Page 7: Tips Wawancara PPDS

Hardskill & Softskill

• Hardskill adalah teknik wawancara & cara menjawabnya yang kamu kuasai.

• Softskill adalah sikap/attitude-mu ketika menjalani proses wawancara.

• Hardskill 30% – Softskill 70% (aturan 30-70).

Page 8: Tips Wawancara PPDS

Hardskill & Softskill

• Jawaban yang diharapkan, adalah yang mencerminkan:

– Kerendahan hati untuk:

• Bagian dari solusi, bukan dari masalah.

• Kolaboratif, teamwork, tanpa menonjolkan kompetisi.

– Cara menjawab ini menggambarkan 30-70 tadi.

Page 9: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

• Dimulai dari:

1. Menyiapkan CV, yang concise, akurat, kredibel

2. Meriset departemen/universitas tempat melamar

3. Menyesuaikan jawaban dengan usia pewawancara

4. Tegaskan kita “bagian dari solusi, bukan masalah.”

5. Lepas dari “Jebakan Betmen” dengan Prinsip & Sikap

6. Jawab sesuai mau pewawancara, lapangkan hati

Page 10: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[1] Menyiapkan CV, yang concise, akurat, kredibel 1. Concise (ringkas, tidak bertele-tele, bisa dipahami < 3 menit)

2. Akurat, bisa dilengkapi dengan lampiran ijazah, sertifikat, dsb (bisa gunakan QR code generator, cloud drive dan bit.ly, shorten links, dsb)

3. Kredibel, dapat dipercaya karena “mewujud” dalam kepribadian & pembawaanmu.

– The Rule of Three, sebutkan tiga hal unggulan terupdate pada Education, Work & Volunteerism (Pekerjaan/kesibukan saat ini), Training & Course (Seminar & Pelatihan), Skill & Professionalism (Pengalaman Bekerja).

Page 11: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[2] Melakukan riset terhadap departemen/universitas tempat kamu melamar:

1. Pahami visi-misi departemen/universitas.

2. Pahami keunggulan departemen/universitas.

3. Pahami riset/kegiatan departemen/universitas.

4. Pahami kebutuhan-kebutuhan akademik departemen/universitas.

– Jangan tunjukkan kamu mem-browsing mereka!

– Jangan gunakan bahasa yang teknis (visi-misi-ranking), kecuali diminta (lihat situasi dulu, mostly “generasi baby boomers” tidak suka hal ini – dianggap mencontek).

– Kalau perlu: pahami konflik internal mereka, tanya senior “di dalam”.

Page 12: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[3] Menyesuaikan jawaban dengan usia pewawancara: 1. Generasi Y (1980-1990, usia 20-30 tahun) lebih suka dengan CV & bukti keras.

2. Generasi X (1960-1970, usia 35-50 tahun) lebih suka sudut pandang kreatif.

3. Generasi Baby Boomers (1940-1950, usia 50-70 tahun), lebih suka kerja keras.

4. Silent Generations (1920-1930, usia 70-90an tahun), lebih suka loyalitas.

– Mostly pewawancara suka pada empat hal di atas: CV & bukti keras, kreativitas, kerja keras, loyalitas. Tunjukkan keempatnya, namun dengan proporsi berbeda sesuai usia.

Page 13: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[4] Tegaskan kita “bagian dari solusi, bukan masalah”: 1. Kita bisa mengajukan solusi, kalau tahu masalah.

2. Kebanyakan solusi, terkesan besar kepala & besar mulut.

3. Kebanyakan masalah, tidak menarik, membosankan, dan penuh ancaman.

4. Ungkapkan masalah tanpa menjelekkan orang lain, ungkapkan solusi tanpa meninggikan diri sendiri.

– [ frasa empati ] [ ungkapkan masalah ] [ ungkapkan solusi ] [ frasa empati ]

– Contoh: “Kamu kan pengalaman kerja di daerah. Apa masukanmu untuk perbaikan sistem di sana?”, “Prodi kita ini sempat hampir kolaps karena ada satu PPDS yang morbiditas, apa saranmu?”

Page 14: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[5] Lepas dari “Jebakan Betmen” dengan Prinsip & Sikap: 1. Kadang antar pewawancara “bertarung” di depan kita, berebut pengaruh.

2. Kadang juga ada pertanyaan “iseng” yang menjebak kita dalam dilema moral.

3. Tidak pernah ada jawaban “benar” yang bisa memuaskan ego pewawancara.

4. Lagi-lagi, ini soal ego, bukan soal kemampuanmu.

5. Jadi jika ada kekurangan, itu bukan salah dirimu, karena mereka tidak menilai performa, hanya mencari “orang-orang yang sejenis” dengan mereka.

– [ jelaskan prinsip universal ] [ jelaskan sikapmu yang fleksibel & realistis ]

– Contoh: “Apa pendapatmu tentang TWK KPK?”, “Apa pendapatmu tentang petugas Pemilu yang banyak wafat?”, “Apa pendapatmu tentang LGBT?”

Page 15: Tips Wawancara PPDS

Hardskill

[6] Jawab sesuai mau pewawancara, lapangkan hati 1. Kalau ditanya tentang kelebihan diri, ya jawab kelebihan dirimu.

2. Kalau ditanya tentang kekurangan diri, ya jawab kekurangan dirimu.

3. Kalau ditanya pengalaman yang paling berkesan, ya jawab saja.

4. Kalau ditanya apa kontribusimu, ya jawab jujur apa kontribusimu.

– Humble, tunjukkan sikap persetujuan, “agreeing” anything they said/asked.

– Cukup jawab satu-dua, kecuali diminta lebih banyak, tidak perlu membuat drama atau “ngeles” menghindar.

Page 16: Tips Wawancara PPDS

Sofskill • Dimulai dari:

1. Berpakaian rapi, dandan terbaik, pilih warna soft (hitam, abu, putih, biru dongker, oranye gelap, coklat muda/gelap)

2. Online: Jaringan stabil, suara & visual stabil, siap 30 menit sebelumnya, atur jarak kamera sehingga tampak bahu, siapkan sisir kecil jika perlu.

3. Niat / mindset terbaik, untuk memperkenalkan dirimu & menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

• Lalu:

3. Kuasai sikap, pelajari frasa empati, terbuka terhadap perbedaan, dan siap kolaborasi

4. Terbuka dan jujur, you can trick your paper, not your attitude.

Page 17: Tips Wawancara PPDS

Sofskill

[3] Kuasai sikap, pelajari frasa empati, terbuka terhadap perbedaan, dan siap kolaborasi

1. Posisi tubuh terbuka, squareness & lean forward (menghadap penuh dan sedikit menunduk ke depan).

2. Menyimak kata demi kata, “tirukan” postur pewawancara (mirroring), mengangguk pelan tanda paham, mengangkat alis tanda terkejut, kagum, atau memberi penekanan pada pendapat tertentu.

3. Mengekspresikan perbedaan pendapat – “Betul, Prof / Setuju, Prof, […ulangi/parafrase kata-kata beliau sebagai tanda bahwa kita mengerti, lalu ungkapkan pendapat…] dan ada pandangan lain, Prof, bahwa [sebutkan satu kalimat saja…]

Page 18: Tips Wawancara PPDS

Sofskill [4] Terbuka dan jujur, you can trick your paper but not your attitude.

1. Pewawancara bisa merasakan kandidat yang kurang pengalaman.

2. Pewawancara juga bisa merasakan kandidat yang bagus bicaranya tapi minim wawasan/pengalaman.

– Subyektivitas ini kadang kuat, terlebih jika kamu berada di antrian wawancara yang sangat padat, atau waktu pewawancara yang sibuk.

– Subyektivitas ini dapat diatasi dengan pembicaraan yang to the point, teknis tanpa gangguan, jujur, terbuka, dan selaras antara CV dan dialog saat wawancara.

Page 19: Tips Wawancara PPDS

Tips Wawancara PPDS Hafid Algristian, dr., Sp.KJ., M.H.

RSI Surabaya Jemursari | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Seri-3.