19
MENDETEKSI KEBOHONGAN MELALUI BAHASA TUBUH Disusun untuk memenuhi tugas makalah Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia Mokhamad Syamsul Latief Imam Hidayat 210000027 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU REKAYASA UNIVERSITAS PARAMADINA TAHUN 2012

UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Paramadina.

Citation preview

Page 1: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

MENDETEKSI KEBOHONGAN MELALUI

BAHASA TUBUH

Disusun untuk memenuhi tugas makalah Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Mokhamad Syamsul Latief Imam Hidayat

210000027

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU REKAYASA

UNIVERSITAS PARAMADINA

TAHUN 2012

Page 2: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayahnya

sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul, Mendeteksi

Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Reny Budi Lestari selaku dosen pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia

di Universitas Paramadina yang telah memberikan bimbingan pada penulisan

makalah ini.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam

mengerjakan makalah ini.

3. Teman-teman rekan seperjuangan di Teknik Informatika Universitas

Paramadina yang telah ikut bersusah payah memberikan masukan untuk

makalah ini.

4. Pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, maka layaknya setiap karya yang terbit, tidaklah

mungkin akan terlepas dari cacat ataupun kesalahan. Karena itu penulis menerima

seluruh kritik, saran serta masukan yang berhubungan dengan makalah ini dengan

tangan terbuka dan ucapan terima kasih.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan

bagi pembaca.

Jakarta, 12 Januari 2012

Mokhamad Syamsul Latief Imam Hidayat

Page 3: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………………. iii

Daftar Gambar………………………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1

I.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1

I.2 Tujuan Penulisan………………………………………………….. 2

I.3 Ruang Lingkup…………………………………………………… 2

I.4 Landasan Teori…………………………………………………… 2

BAB II OBJEK PENELITIAN………………………………………… 3

II.1 Bahasa Tubuh……………………………………………………. 3

II.1.1 Ekspresi Wajah…………………………………………… 3

II.1.2 Gerakan dan Posisi Anggota Badan……………………… 3

II.1.3 Intonasi, Penekanan Suara dan Suara Non-verbal………... 3

II.1.4 Gerak Mata……………………………………………….. 4

BAB III ANALISIS………………………………………………………. 5

III.1 Komunikasi dan Bahasa Tubuh………………………………….. 5

III.2 Kebohongan dan Analisis Bahasa Verbal………………………... 6

III.3 Motif Kebohongan……………………………………………….. 7

III.4 Kebohongan dan Perilaku yang Mengiringinya………………….. 7

III.5 Bahasa Tubuh Gugup…………………………………………….. 8

III.5.1 Gugup Pada Perokok……………………………………... 8

III.5.2 Menutup Mulut…………………………………………… 8

III.5.3 Duduk Gelisah……………………………………………. 8

III.5.4 Berdehem…………………………………………………. 8

III.6 Arah Pandangan Mata dan Maknanya…………………………… 9

III.6.1 Pandangan Mata ke Kiri Atas…………………………….. 9

III.6.2 Pandangan Mata ke Kanan Atas………………………….. 9

III.6.3 Pandangan Mata ke Kiri………………………………….. 10

Page 4: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

iv

III.6.4 Pandangan Mata ke Kanan………………………………. 10

III.6.5 Pandangan Mata ke Kiri Bawah…………………………. 10

III.6.6 Pandangan Mata ke Kanan Bawah………………………. 10

III.7 Kebohongan dan Kontak Mata…………………………………… 10

III.8 Menggabungkan Keseluruhan Bahasa Tubuh untuk Mendeteksi

Kebohongan……………………………………………………… 11

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………… 12

IV.1 Kesimpulan………………………………………………………. 12

IV.2 Saran……………………………………………………………... 12

Daftar Pustaka………………………………………………………………... 14

Page 5: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wajah dan kemungkinan arah pandang mata, dilihat langsung dari

sisi orang yang berada di depannya………………………………. xx

Page 6: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setiap hari, manusia dan manusia lain saling berkomunikasi tiada henti dalam

berbagai suasana dan kondisi. Komunikasi yang dilakukan seolah terlihat

keseluruhannya adalah komunikasi verbal, yakni komunikasi yang menggunakan

kata-kata sebagai perantaranya. Namun sebenarnya, ketika manusia berkomunikasi

dengan manusia lainnya, selain menggunakan kata, manusia juga menampilkan

bahasa tubuh tertentu, yang dapat mewakili apa yang sedang mereka pikirkan, atau

perasaan yang sedang mereka rasakan.

Charlie Chaplin, beberapa dekade silam, dengan film bisunya dapat membuat

orang tertawa hanya dengan memeragakan sesuatu yang ia ingin sampaikan tanpa

kata-kata (pantomime). Komedi tersebut laris mengundang tawa, padahal tidak

menggunakan kata-kata sama sekali. Namun setiap orang yang menontonnya

mengerti arti yang ingin disampaikan oleh si pelaku komedi ini.

Arti dari bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal yang ada pada manusia

hampir seluruhnya memiliki kesamaan. Walaupun ada individu-individu tertentu

yang memiliki bahasa tubuh tersendiri saat merasakan atau menyampaikan sesuatu,

sebagian besar bahasa tubuh bersifat universal.

Pengetahuan tentang bahasa non-verbal ini bermanfaat untuk membaca situasi

saat melakukan diskusi atau diplomasi. Dalam pengembangannya, pengetahuan ini

juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kebohongan seseorang saat

menyampaikan sesuatu. Makalah ini membahas tentang mendeteksi kebohongan

seseorang lewat bahasa tubuh yang mereka tampakkan.

Page 7: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

2

I.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan

kepada pembaca agar pembaca dapat mendeteksi kebohongan lewat kata-kata

seseorang lewat bahasa tubuh yang tampak pada dirinya.

I.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini adalah manusia dewasa dalam

interaksi sosial pada umumnya. Makalah ini tidak membahas populasi tertentu, umur

tertentu ataupun kriteria tertentu, namun secara khusus membahas tentang bahasa

tubuh yang timbul pada seseorang ketika ia berkomunikasi secara langsung (tatap

muka).

Bahasa tubuh yang dibahas pada makalah ini terkonsentrasi untuk dijadikan

dasar dari suatu tindakan investigasi untuk mendeteksi kebohongan seseorang ketika

menyampaikan sesuatu.

I.4 Landasan Teori

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan teori yang terdapat pada

buku dan artikel-artikel online, serta beberapa modul-modul pembelajaran psikologi

dan komunikasi.

Page 8: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

3

BAB II

OBJEK PENELITIAN

II.1 Bahasa Tubuh

Pada makalah ini, penulis menjadikan bahasa tubuh sebagai objek utama

penelitian dalam merumuskan metode untuk mendeteksi kebohongan. Bahasa tubuh

sendiri terdiri dari beberapa elemen. Tentang hal ini, dalam bukunya, Ribbens dan

Thompson menjelaskan, “…by means of physical posture, gestures, facial expression,

tone and strength of voice, and nonverbal sounds.”1

II.1.1 Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah tergambar pada kontraksi otot yang terjadi di wajah

seseorang. Ekspresi yang ditunjukkan dapat berupa senyuman, marah dan

lainnya. Ekspresi wajah adalah hal yang paling mudah terlihat saat bertatap

mata dengan lawan bicara.

II.1.2 Gerakan dan Posisi Anggota Badan

Gerakan anggota badan yang diperhatikan di sini adalah pergerakan baik

signifikan ataupun tidak dari anggota tubuh yang tampak, seperti gerakan

tangan, kepala dan kaki. Posisi dari anggota tubuh ini juga merupakan sesuatu

yang diperhatikan dalam makalah ini.

II.1.3 Intonasi, Penekanan Suara dan Suara Non-verbal

1 Ribbens dan Thompson, Understanding Body Language, Great Britain: Hodder & Stoughton

International. 2001:3.

Page 9: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

4

Intonasi dan penekanan suara juga merupakan elemen bahasa tubuh, yang

membantu untuk menegaskan kata-kata. Sifatnya seperti tanda baca pada

paragraf. Karena dengan adanya tanda baca, terdapat penekanan dan penegasan

serta tambahan makna. Seperti itu pula bahasa tubuh secara keseluruhan.2

II.1.4 Gerak Mata

Gerak mata tergambar dari gerakan bola hitam pada mata yang juga bisa

berupa kerlingan, kedipan dan lainnya. Setiap isyarat mata memiliki kaitan

dengan bayangan yang terkonstruksi pada otak.

2 Ribbens dan Thompson, Understanding Body Language, Great Britain: Hodder & Stoughton

International. 2001:3.

Page 10: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

5

BAB III

ANALISIS

III.1 Komunikasi dan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh merupakan salah satu faktor komunikasi yang memegang

persentase ketersampaian informasi hingga 55% dibanding dengan nada suara yang

memegang persentase 38% dan kata-kata yang bahkan hanya memegang persentase

7%.3

Lebih lanjut tentang bahasa tubuh, dalam bukunya Putra mengatakan

Tubuh sesungguhnya adalah sebuah 'benda' yang sangat unik karena

seluruh gerakannya merupakan sebuah aplikasi dari semua yang kita

pikirkan. Pada saat tidak mengucapkan sepatah kata pun, tubuh tetap

saja akan memunculkan gerakan sesuai dengan apa yang ada dalam

pikiran. Semua ucapan yang keluar dari mulut, secara otomatis didukung

oleh respons alamiah tubuh berikut nada suaranya. (2010:20-21)

Dari hal tersebut, bahasa tubuh dapat dijadikan suatu parameter yang bisa

diperhatikan untuk menentukan maksud sebenarnya dari seseorang ketika

menyampaikan sesuatu.

Tentang kebohongan dikatakan lebih lanjut, “Gerakan paling menonjol dapat

kita lihat saat seseorang berbohong. Bahasa tubuh yang terjadi adalah timbulnya

suatu ketidakselarasan antara perkataan dengan apa yang dipikirkan.” (Putra,

2010:21)

3 Putra. Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh. Jakarta: PT. Mizan Publika. 2010:18-19.

Page 11: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

6

Berangkat dari gagasan ini, bahasa tubuh merupakan parameter yang paling

tepat untuk menentukan apakah seseorang menyampaikan kebenaran atau tidak

(dalam kasus deteksi kebohongan) karena bahasa tubuh tidak dapat direkayasa,

karena dihasilkan secara alami dari pikiran.

III.2 Kebohongan dan Analisis Bahasa Verbal

Deteksi kebohongan yang dimaksud dalam makalah ini menekankan pada

pengecekan keselarasan antara perkataan seseorang tentang sesuatu dengan peristiwa

asli yang sebenarnya terjadi. Tentunya, analisis awal dari deteksi kebohongan ini

berangkat terlebih dahulu dari kata-kata yang disampaikan oleh lawan bicara yang

ingin dideteksi kebenaran perkataannya.

Untuk dapat mendeteksinya, dibutuhkan analisis logika terlebih dahulu

terhadap permasalahan yang disampaikan. Hal ini merupakan pengetahuan dasar

yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin mengetahui kebohongan seseorang

sebelum melanjutkan analisisnya ke bahasa tubuh.

Secara alami, seseorang yang menyampaikan kebenaran akan menyampaikan

kata-katanya dengan penekanan-penekanan tertentu dan jelas. Sedangkan, seorang

yang berbohong lebih bertele-tele dalam menyampaikan argumennya.

Untuk menjebak pelaku kebohongan juga perlu dilakukan modifikasi dan

melakukan rekayasa pada pertanyaan-pertanyaan tertentu. Salah satu hal yang bisa

diandalkan dalam hal ini adalah menjebak pelaku kebohongan untuk membahas

sesuatu yang lebih detail, sehingga membuat pelaku kebohongan harus mengarang

lebih jauh. Pada tahap ini, kecemasan si pelaku akan melonjak drastis dan akan lebih

mudah menguji kebenaran kata-katanya.

Pengujian lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah topik pembicaraan

secara tiba-tiba. Orang yang berbohong secara langsung akan mengikuti perubahan

topik, dan akan terlihat (banyak atau sedikit) menunjukkan ekspresi lega karena

pergantian topik tersebut. Sedangkan orang yang tidak berbohong akan merasa

terganggu dengan bergantinya topik secara tiba-tiba tersebut.

Page 12: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

7

III.3 Motif Kebohongan

Tentang motif kebohongan sendiri, Feldman seorang psikolog mengatakan,

“We find that as soon as people feel that their self-esteem is threatened, they

immediately begin to lie at higher levels.”4

Penting bagi penganalisa yang ingin mendeteksi kebohongan untuk mengetahui

motif kebohongannya, untuk lebih memastikan tentang penyebab kebohongan yang

terjadi. Dengan mengetahui motif ini, akan terlihat lebih jelas di mana letak

kebohongannya.

III.4 Kebohongan dan Perilaku yang Mengiringinya

Saat menceritakan suatu kebohongan, terdapat beberapa perilaku tertentu yang

mengiringinya. Pelaku kebohongan menunjukkan perasaan bersalah dan gugup saat

menyampaikannya. Orang-orang tertentu yang yakin dengan kebohongannya atau

dengan kata lain memiliki kesiapan khusus sebelum berbohong pun tidak akan

terlepas dari perasaan-perasaan ini. Mereka mungkin memiliki perasaan yakin tentang

kebohongan yang telah mereka susun, namun perasaan yakin yang mereka miliki

adalah perasaan yakin yang dibuat-buat.

Saat mendeteksi kebohongan seseorang, secara umum dibutuhkan pengamatan

khusus terhadap pembicaraan dan kata-kata yang digunakan. Selain itu, juga

dibutuhkan pengamatan yang baik terkait perilaku, gerak-gerik dan tatapan matanya

saat menyampaikan hal tersebut. Mendeteksi kebohongan bisa merupakan sesuatu

yang kompleks jika tidak terbiasa melakukan pengamatan terhadap hal-hal tersebut.

Seseorang yang sedang menyampaikan kebohongan menampakkan beberapa

perilaku saat bicara yaitu menghindari kontak mata dengan penanya, menutup mulut

atau daerah sekitar wajah dan menyentuh belakang telinga.

Dalam pengamatan tertentu, seseorang yang berbohong cenderung memiliki

gerak anggota badan yang kaku saat bicara, serta memiliki ekspresi yang dipaksakan.

Saat tersenyum misalnya, terdapat perbedaan antara senyum alami dan senyum yang

dipaksakan. Selain itu, ekspresi reaksi seseorang yang tengah berbohong biasanya

4 http://www.blifaloo.com/info/lying-why.php

Page 13: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

8

tertunda selama beberapa waktu (tidak langsung seperti seharusnya), durasinya lebih

lama dari biasanya dan pada akhirnya berhenti tiba-tiba.5

III.5 Bahasa Tubuh Gugup

Ada banyak penanda perasaan gugup dari seseorang yang ditunjukkan lewat

bahasa tubuh. Karena beragamnya situasi yang mungkin terjadi, berikut adalah

beberapa penanda adanya perasaan gugup pada seseorang.

III.5.1 Gugup Pada Perokok

Pada situasi yang membuat gugup, seorang perokok sering menunjukkan

perilaku-perilaku tertentu. Pada beberapa hasil observasi, seorang perokok yang

gugup cenderung untuk tidak merokok. Jika terdapat rokok ditangannya, rokok

tersebut hanya dibiarkan menyala tanpa dihisap.6 Dalam beberapa situasi lain,

perokok yang gugup juga bisa meletakkan rokok di asbak tanpa mematikannya.

III.5.2 Menutup Mulut

Bahasa tubuh menutup mulut saat bicara menunjukkan perasaan gugup

atau perasaan takut karena menceritakan sesuatu yang salah. Bahasa tubuh ini

mirip dengan situasi di mana seseorang ingin menghentikan kata-kata yang

telah terucap namun tidak dapat menghentikannya.

III.5.3 Duduk Gelisah

Seseorang yang gugup dalam posisi duduk biasanya tidak dapat duduk

tenang dan diam. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gerakan kecil yang

mengesankan ketidaknyamanan posisi duduknya, atau gerakan seperti

memperbaiki celana.

III.5.4 Berdehem

5 http://www.blifaloo.com/info/lies.php

6 Nierenberg, Membaca Bahasa Tubuh Seperti Membaca Buku. Jakarta: Gramedia. 2010: 115.

Page 14: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

9

Perilaku berdehem juga menunjukkan rasa gugup. Walau ada

kemungkinan lain yang bisa terjadi, namun hal ini juga dapat menjadi pengenal

ketika terdapat rasa gugup. Terkadang berdehem dilakukan ketika ingin

mengucapkan kata-kata tertentu, dan hal tersebut mengisyaratkan kegugupan

dari sang pembicara saat ingin mengucapkannya.

III.6 Arah Pandangan Mata dan Maknanya

Pandangan mata merupakan elemen dalam komunikasi yang dilakukan saat

berhadapan muka. Kenyataannya, arah pandangan mata saat berbicara menyiratkan

arti tertentu.

Gambar 1. Wajah dan kemungkinan arah pandang mata, dilihat langsung dari sisi

orang yang berada di depannya.7

III.6.1 Pandangan Mata ke Kiri Atas

Arah pandangan mata ke arah kiri atas menunjukkan konstruksi citra

secara visual (Visually constructed image atau Vc pada gambar). Jika seseorang

ditanya, “bayangkan seekor sapi dengan warna pink”, maka kemungkinan besar

arah pandang matanya akan menuju ke arah tersebut.

III.6.2 Pandangan Mata ke Kanan Atas

7 http://www.blifaloo.com/images/eye_cues.gif

Page 15: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

10

Arah pandangan mata ke arah kanan atas menunjukkan konstruksi ingatan

terhadap suatu citra (Visually remembered image atau Vr pada gambar). Jika

seseorang ditanya, “Apa warna rumah Anda?” maka kemungkinan ke arah

tersebutlah pandangan mata akan tertuju.

III.6.3 Pandangan Mata ke Kiri

Arah pandangan mata ke arah kiri menunjukkan konstruksi suara

(Auditory constructed atau Ac pada gambar). Mata lawan bicara kemungkinan

akan mengarah ke titik tersebut jika diminta untuk membayangkan suatu suara

di dalam otaknya.

III.6.4 Pandangan Mata ke Kanan

Arah pandangan mata ke arah kanan menunjukkan konstruksi ingatan

terhadap suatu suara (Auditory remembered atau Ar pada gambar). Mata lawan

bicara kemungkinan akan mengarah ke titik tersebut jika diminta untuk

mengingat suatu suara.

III.6.5 Pandangan Mata ke Kiri Bawah

Arah pandangan mata ke arah kiri bawah menunjukkan suatu konstruksi

perasaan atau kinestetik terhadap suatu hal. Arah pandangan mata kemungkinan

akan mengarah tersebut jika lawan bicara diminta untuk membayangkan suatu

bau, perasaan, atau rasa.

III.6.6 Pandangan Mata ke Kanan Bawah

Arah pandangan mata ke arah kanan bawah mengindikasikan bahwa

lawan bicara sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

III.7 Kebohongan dan Kontak Mata

Mendeteksi kemungkinan terjadinya kebohongan melalui kontak mata

membutuhkan pengetahuan tentang maksud arah pandangan mata seperti yang

Page 16: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

11

dibahas sebelumnya. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah mencocokkan

pertanyaan yang diajukan kepada lawan bicara yang ingin dideteksi kemungkinan

kebohongannya dan mencocokkan arah pandangan matanya tersebut.

Misalnya, saat menanyakan tentang ingatan terhadap suatu tempat atau sesuatu

yang sifatnya visual seperti warna dan lainnya, seharusnya arah pandangan lawan

bicara adalah ke arah kanan atas, yang menunjukkan terjadinya konstruksi ingatan

terhadap suatu citra di dalam otak. Jika ternyata tidak, maka hal tersebut dapat

dijadikan catatan untuk menduga kemungkinan terjadinya kebohongan.

Dalam hal ini elemen kontak mata saja tidak dapat dijadikan landasan yang

kuat dalam menduga apakah seseorang itu berbohong atau tidak. Untuk itu,

dibutuhkan pengetahuan lain, terkait dengan bahasa tubuh yang dinampakkan orang

tersebut saat menunjukkan model kontak mata tersebut.

III.8 Menggabungkan Keseluruhan Bahasa Tubuh untuk Mendeteksi

Terjadinya Kebohongan

Dari beberapa kajian pada subbab sebelumnya, maka dapat dirumuskan suatu

metode gabungan untuk melakukan deteksi kebohongan pada seseorang. Pengamat

harus memiliki pengamatan dan penangkapan informasi yang baik saat ingin menguji

kebenaran pernyataan seseorang ditinjau dari bahasa tubuhnya.

Page 17: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

12

BAB IV

KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan

Untuk melakukan deteksi kebohongan pada seseorang, pengamat harus

memperhatikan seluruh elemen komunikasi pada lawan bicara yang ingin dideteksi

kebenaran pernyataannya.

Elemen komunikasi yang harus diperhatikan antara lain adalah kata-katanya,

gerak dan posisi tubuh, intonasi, serta tatapan matanya. Seseorang yang

menyampaikan kebohongan seringnya diiringi dengan rasa gugup dan cemas, tatapan

mata yang tidak sesuai maknanya dengan pembicaraannya, serta pembicaraannya

yang tidak langsung pada intinya.

Pengamat harus mengkolaborasikan kemampuan dalam mengamati bahasa

tubuh ini, dan mengamati dengan teliti untuk menyimpulkan apakah seseorang

sedang membicarakan kebohongan atau tidak. Hal ini merupakan sesuatu yang harus

dilakukan secara hati-hati karena rawan terhadap penafsiran ganda atau salah

penafsiran yang dapat berakhir pada tuduhan yang tidak tepat.

IV.2 Saran

Tinjauan terhadap hal yang dibahas dalam karya tulis ini masih dalam konteks

yang sangat luas. Dalam praktik nyatanya, terdapat banyak faktor lain yang

mempengaruhi pola bahasa tubuh seseorang seperti etnis, letak geografis, anomali

kepribadian tertentu dan hal lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap analisis

yang ada pada makalah ini.

Page 18: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

13

Untuk hal itu, dibutuhkan tinjauan yang lebih dalam, serta pemahaman tertentu

terhadap lawan bicara yang diamati seperti latar belakang psikologis dan

kepribadiannya. Orang yang ingin mendeteksi kebohongan menggunakan analisis

yang ada pada tulisan ini harus menyadari bahwa metode deteksi seperti ini rentan

terhadap salah penafsiran dan pengamatan yang salah jika dilakukan tanpa

pengetahuan yang cukup.

Page 19: UAS Bahasa Indonesia - Mendeteksi Kebohongan Melalui Bahasa Tubuh

14

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Nierenberg, Gerald I.

2008. Membaca Bahasa Tubuh Seperti Membaca Buku. Jakarta: Ragam Media.

Putra, Dianata Eka

2010. Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh. Jakarta: PT. Mizan

Publika.

Ribbens, Geoff dan Richard Thompson

2001. Understanding Body Language. Great Britain: Hodder & Stoughton

International.

Artikel Internet

How to Detect Lies.

http://www.blifaloo.com/info/lies.php (diakses 30 Oktober 2011, 23:01)

Mengungkap Arti Bahasa Tubuh.

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/22/07365969/Mengungkap.Arti.Bah

asa.Tubuh-14 (diakses 20 Oktober 2011, 13:04)

Why People Lie - and The Psychology of Lying

http://www.blifaloo.com/info/lying-why.php (diakses 11 Januari 2011, 22:01)