35
PSIKOEDUKA Kebohongan Manusia Arti, ragam jenis, penyebab, dan konteks Achmanto Mendatu 2010 SINOPSIS: Bohong adalah fakta sosial dalam kehidupan manusia. Tidak ada masyarakat tanpa kebohongan. Meskipun demikian, apa dan bagaimana bohong tidak mendapatkan perhatian memadai. Sangat jarang perhatian diberikan pada fenomena satu ini. Nah, ebook ini mengetengahkan apa dan bagaimana bohong itu sesungguhnya. Anda akan mendapatkan pengetahuan tentang arti bohong, apa yang dibohongkan orang, siapakah yang berbohong, apa alasan orang-orang berbohong, apa-apa saja kebohongan yang ada di sekitar kita, dan bagaimana mendeteksi kebohongan. Pendek kata, berbagai hal tentang bohong akan Anda temukan dalam ebook ini.

Kebohongan Manusia

  • Upload
    mendatu

  • View
    148

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Apa dan bagaimana bohong dilakukan dalam kehidupan sosial manusia

Citation preview

Page 1: Kebohongan Manusia

PSIKOEDUKA

Kebohongan Manusia Arti, ragam jenis, penyebab, dan konteks

Achmanto Mendatu

2010

SINOPSIS: Bohong adalah fakta sosial dalam kehidupan manusia. Tidak ada masyarakat tanpa kebohongan. Meskipun demikian, apa dan bagaimana bohong tidak mendapatkan perhatian memadai. Sangat jarang perhatian diberikan pada fenomena satu ini. Nah, ebook ini mengetengahkan apa dan bagaimana bohong itu sesungguhnya. Anda akan mendapatkan pengetahuan tentang arti bohong, apa yang dibohongkan orang, siapakah yang berbohong, apa alasan orang-orang berbohong, apa-apa saja kebohongan yang ada di sekitar kita, dan bagaimana mendeteksi kebohongan. Pendek kata, berbagai hal tentang bohong akan Anda temukan dalam ebook ini.

Page 2: Kebohongan Manusia

@ 2007, Achmanto Mendatu Judul : Kebohongan Manusia: Arti, ragam jenis, penyebab, dan konteks Penulis : Achmanto Mendatu Penerbit : Psikoeduka (dipublikasikan bebas di Internet) Tahun : 2007, 2010

Perhatian: Tulisan dalam ebook ini tidak dimaksudkan sebagai bahan referensi tulisan ilmiah. Anda bebas menggunakan ebook ini untuk kepentingan apapun sepanjang bukan untuk kepentingan komersial, akan tetapi Anda tetap wajib mencantumkan sumber referensi ebook ini dan penulisnya.

Page 3: Kebohongan Manusia

Daftar Isi

Bab 1. Mengartikan bohong Adakah yang tidak pernah berbohong? Apakah arti bohong? Apa beda bohong, tipu, dusta, gombal, dan bual? Apakah perbedaan persepsi dianggap kebohongan? Apakah mispersepsi dianggap kebohongan? Kapan seseorang dinyatakan berbohong? Bagaimana kategori-kategori bohong? Kategori bohong berdasarkan sumbernya Kategori bohong berdasarkan pelaku dan korban kebohongan Kategori bohong berdasarkan motivasi Kategori bohong berdasarkan cara penyebarannya Kapan seseorang dinyatakan berbohong? Apakah bohong lawan dari jujur? Bohong besar dan bohong kecil, apa bedanya?

Bab 2. Taksonomi bohong

Apakah taksonomi bohong? Apakah isi kebohongan? Apakah tujuan melakukan kebohongan? Apakah tipe kebohongan? Apakah yang ditunjukkan dalam kebohongan?

Bab 3. Mengapa berbohong

Apakah berbohong harus punya alasan? Apa sebab orang berbohong? Faktor kepribadian penyebab kebohongan Faktor konteks sosial penyebab kebohongan Faktor kemanfaatan bagi pembohong Faktor kemanfaatan bagi orang lain

Bab 4. Siapa berbohong

Apakah wanita lebih banyak berbohong daripada pria? Benarkah anak-anak makhluk paling jujur di dunia? Kepribadian seperti apa yang cenderung menjadi pembohong? Apakah ada membohongi diri sendiri?

Bab 5. Mendeteksi kebohongan

Apa yang terjadi ketika berbohong? Apakah bisa mendeteksi kebohongan? Apakah detektor kebohongan itu? Apa saja situasi yang menimbulkan kebohongan?

Bab 6. Bohong dan kehidupan sosial

Apakah bohong merupakan fakta sosial dalam hidup sehari-hari? Apakah ada hubungan kebohongan dengan bentuk masyarakat tertentu? Apakah bohong bisa dibenarkan secara moral?

Page 4: Kebohongan Manusia

Bab 1

Mengartikan Bohong

Adakah yang tidak pernah berbohong? Apakah arti bohong

Apa beda bohong, tipu, dusta, gombal, dan curang? Apakah perbedaan persepsi dianggap kebohongan?

Apakah mispersepsi dianggap kebohongan? Kapan seseorang dinyatakan berbohong?

Bagaimana kategori-kategori bohong? Kategori bohong berdasarkan sumbernya

Kategori bohong berdasarkan pelaku dan korban kebohongan Kategori bohong berdasarkan motivasi

Kategori bohong berdasarkan cara penyebarannya Kapan seseorang dinyatakan berbohong?

Apakah bohong lawan dari jujur? Bohong besar dan bohong kecil, apa bedanya?

Adakah orang yang tidak pernah berbohong?

Mari mengajukan pertanyaan sederhana: Adakah seseorang yang tidak pernah berbohong selama hidupnya? Rasa-rasanya kita akan bersepakat dengan jawaban ‘tidak ada’. Saya hampir yakin bahwa semua orang pernah berbohong, minimal sekali dalam hidupnya. Dan jujur saja, saya pernah berbohong. Bagaimana dengan Anda? Maukah kali ini jujur menjawab pertanyaan saya? Apakah Anda pernah berbohong? Tidak... tidak saya tidak sedang mencoba ‘membongkar’ kepribadian Anda. Bukan juga bermaksud menyepelekan taraf moralitas Anda, tapi saya kok, 90% yakin kalau Anda pernah berbohong.

Apakah Anda pernah berniat membohongi seseorang untuk menghindari kesulitan yang datang pada Anda? Misalnya Anda mengatakan tidak memiliki uang pada saat seorang teman ingin meminjam uang. Anda tahu akan kesulitan menagihnya jika teman Anda itu dipinjami. Tapi mengapa harus berbohong mengatakan tidak memiliki uang, kenapa tidak jujur saja mengatakan keberatan meminjamkan uang karena tidak percaya padanya? Apakah Anda takut menyakiti perasaannya sehingga Anda berbohong tidak punya uang? Mungkin saja Anda sangat percaya bahwa teman Anda pasti akan mengembalikan uang yang dipinjam, tapi Anda hanya memiliki sedikit uang yang apabila dipinjamkan maka akan mengalami kesulitan. Apa yang akan Anda lakukan? Mengatakan sejujurnya bahwa memiliki uang tapi tidak bisa dipinjamkan atau mengatakan tidak memiliki uang? Mana pilihan Anda?

Apakah Anda pernah menjenguk orang sakit parah dan mengatakan, “Anda akan segera sembuh”, padahal Anda tahu si sakit akan lama sembuh. Jika ya, maka Anda telah berbohong. Rasanya kok jarang yang mau mengatakan, “Anda akan sembuh dalam jangka waktu amat lama.” Demi menenangkan hati si sakit maka diucapkanlah perkataan bohong itu.

Apakah Anda sering memuji seseorang? Nah, ingat-ingatlah apakah pujian Anda itu benar-benar berlandaskan fakta yang Anda yakini benar atau kebohongan demi menyenangkan seseorang? Anda mungkin akan mengatakan baju yang dipakai pacar Anda sangat bagus padahal Anda menilainya norak. Anda mungkin akan mengatakan teman Anda brilian, tapi dalam hati diam-diam Anda mengatakan ‘dongok’. Apabila diminta mengomentari cara berpakaian seseorang, calon mertua misalnya, apa yang akan Anda

Page 5: Kebohongan Manusia

katakan? Saya agak yakin kalau Anda akan mengatakan bagus meskipun Anda menilainya jelek.

Ingatlah hari-hari yang telah Anda lalui. Anda akan mengingat kebohongan yang telah Anda lakukan, mungkin malah cukup sering. Sebagian dari kebohongan itu membuat Anda merasa bersalah seperti berbohong tidak selingkuh padahal selingkuh. Sebagian yang lain membuat Anda merasa lega seperti berbohong mengatakan masakan pacar enak padahal asin minta ampun. Beberapa kebohongan malah tidak disadari seperti memberi semangat si sakit. Pendek kata, setiap hari kita dihadapkan pada situasi yang memberikan peluang untuk berbohong. Kaum muslim meyakini 100% bahwa nabi Muhammad adalah sejujur-jujurnya manusia. Namun toh beliau tahu bahwa kebohongan adalah bagian dari hidup manusia. Buktinya, meskipun mengutuk kebohongan, kelonggaran untuk berbohong tetap diberikan. Menurut Beliau, berbohong untuk kebaikan itu boleh dan sah. Hanya saja sejauh mungkin diupayakan untuk tidak berbohong. Ini artinya Beliau menyadari memang sungguh sulit untuk sama sekali tidak berbohong sepanjang hayat. Kiranya hanya orang-orang suci yang bisa melakukannya. Jadi ini menambah keyakinan saya untuk menyimpulkan nyaris tidak ada manusia yang tidak pernah berbohong dalam hidupnya. Oleh karena itu pertanyaan yang paling tepat untuk diajukan bukannya apakah Anda pernah berbohong, tapi kapan Anda berbohong dan apa kebohongan Anda. Apakah arti bohong?

Secara umum diyakini bahwa bohong artinya mengatakan sesuatu yang tidak ada dasar realitasnya. Misalnya saja mengatakan ada badai di laut padahal tidak ada, mengatakan turut berduka padahal tidak berduka, mengatakan memiliki pacar padahal tidak punya, atau menyatakan orang miskin di Indonesia hanya 15% padahal 50%. Kebohongan juga bisa diartikan sebaliknya, yakni mengatakan sesuatu yang tidak ada padahal ada dalam realitasnya. Misalnya saja mengatakan tidak memiliki uang padahal punya, mengatakan tidak cemburu padahal cemburu, mengatakan tidak apa-apa padahal apa-apa. Cukup biasa terjadi mengatakan baik-baik saja padahal merintih perih karena tangan tergores pisau. Biasa juga seorang cowok yang membonceng pacarnya naik sepeda onthel mengatakan tidak capek meskipun nafas sudah hampir putus dibuatnya.

Kebohongan yang mungkin terjadi bisa sebanyak fenomena yang mungkin terjadi di dunia. Setiap fenomena bisa dibuat versi bohongnya. Oleh sebab itu, berbohong luar biasa gampang karena tinggal men’tidak’kan apa yang ada saja. Misalnya, ada petir dibilang tidak ada, merasa rindu tapi bilang tidak rindu, bilang tidak punya uang ternyata punya. Pendeknya, merupakan bohong bila bilang tidak pada yang ada, dan bilang ada pada yang tidak ada.

Apa beda bohong, tipu, dusta, gombal, dan bual? Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki kemiripan arti dengan

bohong, misalnya tipu, dusta, gombal dan bual. Secara bergantian orang sering memakai kata-kata tersebut untuk hal yang sama. Misalnya ketika seorang pemuda berjanji akan datang membawakan bunga untuk gadis pujaannya namun tidak ditepati, maka cukup lazim jika si pemuda dikatakan ‘bohong’ atau ‘gombal’ atau ‘bual’. Kata ‘tipu’ dan ‘dusta’ sangat jarang digunakan.

Dalam kehidupan keseharian, kata tipu, biasa digunakan untuk seseorang yang mengatakan sesuatu tidak benar demi meraih keuntungan pribadi. Misalnya mengatakan jam yang dimiliki asli sehingga dijual dengan harga mahal. Padahal sesungguhnya jam tersebut merupakan barang palsu. Pada kasus semacam ini, meskipun kata bohong bisa dipakai, tapi yang paling lazim digunakan adalah tipu (kata kerjanya adalah menipu).

Page 6: Kebohongan Manusia

Artinya, jelas ada perbedaan di antara kata-kata tersebut meskipun semuanya mengandung makna adanya sesuatu yang tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau diharapkan.

Kata ‘bohong’ (kata kerjanya adalah berbohong) cenderung digunakan untuk kasus-kasus yang bernuansa netral dan biasa. Sebaliknya kata ‘tipu’ biasa digunakan pada kasus-kasus yang cenderung menimbulkan kerugian pihak yang dibohongi atau yang ditipu. Nuansanya cenderung lebih suram atau berbau kriminalitas daripada kata ‘bohong’. Kata ‘tipu’ juga cenderung menyatakan kasus dimana ada seseorang yang mengingkari kesepakatan atau perjanjian. Misalkan Ita mengatakan akan membayar tunai motor Supra X milik Bejo kurang dari 4 jam dengan nilai Rp. 5 juta. Setelah 4 jam ternyata Ita tidak muncul dan malah melarikan motor Bejo. Pada kasus ini, kata ‘tipu’ paling tepat digunakan.

Kata ‘dusta’ (kata kerjanya adalah berdusta) memiliki arti sedikit rumit. Kata ini sepertinya digunakan untuk bohong yang sangat berat jika ditimbang secara moral. Kata ‘dusta’ cenderung digunakan pada saat bohong dilakukan, sekaligus adanya pengingkaran terhadap sesuatu yang diyakini benar oleh umumnya masyarakat. Misalnya kalimat “ia mendustai agama”, dimaksudkan adanya pengingkaran kebenaran agama yang dianggap mutlak. Seseorang yang dikatakan berdusta seolah-olah telah melakukan tingkat penyimpangan lebih besar dari sekedar bohong biasa.

Bagaimana dengan kata bual? Terkesan kata ‘bual’, yang merupakan bohong juga, adalah versi lain kata ‘bohong’ untuk peristiwa yang sama sekali kurang penting atau tidak dianggap penting dan tidak pula dianggap serius. Seseorang yang mengaku-ngaku pernah bertamasya ke Antartika, padahal ke kota saja belum pernah, jarang akan dikatakan bohong, lebih mungkin jika dikatakan ‘bual’ sebab kebohongan itu tidak mempengaruhi apa-apa dan malah terdengar bodoh.

Kata ‘gombal’ (kata kerjanya adalah menggombal) memiliki makna agak menyimpang dari kata-kata yang lain. Kata ini cenderung digunakan untuk mengatakan sesuatu melebihi dari porsi sewajarnya dan juga adanya pengingkaran janji. Misalnya, Doni berjanji akan datang apel setiap malam Minggu, selalu membawakan cokelat terbaik, dan mengajak Tita, pacarnya, keliling kota. Kenyataannya tidak demikian. Doni selalu enggan apel apalagi keliling kota, dan boro-boro membawa cokelat. Dalam kasus cokelat ini, Doni dikatakan gombal.

Penggunaan kata-kata di atas, baik bohong, dusta, tipu, gombal maupun bual, sejatinya terserah selera pemakai. Namun demikian tampaknya ada kesepakatan khusus dimana kata tertentu lebih cocok diterapkan. Nuansa konotatif dari masing-masing kata tersebut tampaknya juga berlainan. Jika diurutkan dari yang berkonotasi kurang negatif sampai paling negatif berturut-turut adalah bual-bohong-dusta-tipu, sementara gombal bisa diletakkan sebelum atau sesudah bual.

Apakah perbedaan persepsi dianggap sebagai kebohongan? Teman Anda mengatakan baru saja makan di restoran yang sangat bersih dan enak. Sebagai teman, Anda percaya padanya. Lebih-lebih teman Anda memang penggemar kuliner dan biasa mencoba makan di berbagai restoran berbeda dengan menu berbeda. Atas referensi itu, beberapa hari kemudian Anda mengunjungi restoran tersebut. Ternyata apa yang Anda temui di restoran itu tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Lalat masih tampak beterbangan. Masakannya juga tidak terasa lezat di lidah. Anda lalu berkesimpulan bahwa teman Anda berbohong. Tapi bisa diterimakah klaim Anda itu? Mari kita analisa. Pertama, ketika mengatakan bersih dan enak, mungkin saja menurut teman Anda tempatnya memang lebih bersih dan makanannya lebih enak

Page 7: Kebohongan Manusia

dibandingkan rata-rata restoran di tempat lain. Jadi ia benar menyimpulkan demikian. Ia tidak berbohong. Ia hanya menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Kedua, bersih dan enak yang menjadi kesimpulan teman Anda berasal dari standarnya sendiri tentang rasa bersih dan enak. Mungkin teman Anda sudah cukup merasa bersih meski masih ada satu atau dua ekor lalat beterbangan. Demikian juga sudah merasa enak ketika ia bisa menghabiskan satu porsi. Artinya ia juga benar karena menyampaikan apa yang dipersepsinya. Kedua hal di atas menjadi kebohongan bagi Anda karena Anda mempersepsi secara berbeda. Pertama, dibandingkan rata-rata restoran yang Anda kunjungi kondisinya tidak lebih bersih dan makanannya tidak lebih enak. Padahal di sisi lain Anda sudah membayangkan bahwa tempatnya memang lebih bersih atau minimal sebersih tempat yang pernah Anda kunjungi sebelumnya. Makanannya juga tidak terasa lebih enak dibandingkan tempat yang sebelumnya dikunjungi. Kedua, standar Anda tentang kebersihan dan rasa enak lebih tinggi dibandingkan teman Anda. Jadi apa yang sudah bersih menurut teman Anda tidak cukup bersih bagi Anda. Demikian juga apa yang enak bagi teman Anda, tidak cukup enak bagi Anda. Perbedaan ini menimbulkan klaim bahwa teman Anda berbohong. Namun tentu saja teman Anda tidak berbohong. Adapun yang terjadi semata-mata perbedaan persepsi belaka. Banyak hal yang dianggap kebohongan sebenarnya merupakan perbedaan persepsi seperti di atas. Misalnya saja anggapan seseorang pintar. Oleh kelompok yang kurang pintar si A akan dianggap paling pintar karena nilai rata-ratanya paling tinggi dibandingkan yang lain dalam kelompok itu. Oleh anggota kelompok tersebut, si A digembor-gemborkan ke mana-mana sebagai orang pintar. Ternyata begitu berada dalam kelompok baru yang pintar-pintar, si A memiliki nilai rata-rata paling rendah. Oleh sebab itu si A dianggap tidak pintar oleh kelompok barunya. Kelompok barunya kemudian menganggap bohong gembor-gembor sebelumnya tentang si A yang pintar. Namun demikian adalah benar belaka bahwa si A pintar bagi kelompok kurang pintar karena A yang paling pintar di dalam kelompok tersebut. Apakah mispersepsi dianggap sebagai kebohongan? Adi merasa yakin melihat Tika, temannya sewaktu SMA sewaktu berada di bandara. Namun sayangnya Adi tidak sempat bertegur sapa karena buru-buru naik ke atas pesawat. Setelah sampai di rumah, Adi menceritakan pada teman-teman SMA-nya yang lain bahwa dirinya melihat Tika di bandara. Pada saat cerita, Adi merasa menceritakan kebenaran karena begitulah yang diyakininya. Namun setelah di kroscek dengan Tika via telepon, ternyata Tika tidak pernah pergi ke bandara manapun pada hari itu. Lalu apakah Adi dianggap berbohong? Adi jelas mengalami mispersepsi atau persepsi yang keliru. Seseorang yang dijumpai di bandara memiliki sosok fisik yang sangat mirip Tika sehingga tanpa ragu Adi menganggapnya sebagai Tika. Namun nyatanya Tika tidak pernah ke bandara. Secara riil Tika tidak ada di bandara. Pada kasus semacam ini, alangkah lebih baik jika Adi tidak dianggap berbohong karena Adi merasa menyampaikan suatu kebenaran yang dibuktikan dengan penglihatan matanya sendiri (meski kemudian terbukti keliru sehingga secara substansi adalah bohong).

Kasus kekeliruan dalam mempersepsi sering menjadi perdebatan di pengadilan antara saksi yang memberatkan terdakwa dan pengacara pembela terdakwa. Misalnya kasus pembunuhan dengan terdakwa Joko. Saksi merasa melihat seorang pembunuh yang dia identifikasi sebagai Joko. Lalu pengacara terdakwa Joko akan berusaha membuktikan bahwa saksi mengalami kekeliruan persepsi. Akan berusaha dibuktikan bahwa yang

Page 8: Kebohongan Manusia

dilihat oleh saksi bukan Joko melainkan orang lain. Jika pengacara tidak mampu membuktikan bahwa saksi mengalami mispersepsi, maka Joko akan ditetapkan bersalah. Sebaliknya jika bisa, maka Joko akan dibebaskan.

Bagaimana kategori-kategori bohong?

Kita tahu apa makna dari bohong, yakni menyatakan sesuatu yang tidak ada dalam realitas, baik realitas dunia nyata maupun realitas berupa keyakinan. Tapi apakah semua bohong sama saja? Kita semua tahu ada kasus dimana bohong-bohong yang dilakukan sama sekali berbeda. Misalnya bohong seorang anak pada orangtuanya, pasti berbeda dengan bohongnya presiden pada rakyatnya. Oleh sebab itu mesti ada kategori-kategori bohong yang bisa ditetapkan dari fenomena bohong.

Bohong bisa digolongkan menurut 2 cara, yakni berdasarkan perspektif eksternal (berdasarkan kategori di luar bohong itu sendiri) dan perspektif internal (berdasarkan struktur yang membangun bohong). Bab 1 hanya akan dibahas penggolongan berdasarkan perspektif eksternal untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan mengartikan bohong. Adapun perspektif internal atau berdasarkan struktur bohong itu sendiri akan dibahas dalam bab 2 yang berjudul taksonomi bohong.

Penggolongan bohong berdasarkan perspektif eksternal sekurangnya bisa dilakukan dalam 4 cara. Pertama, mengategorikan bohong berdasarkan sumbernya. Kedua mengategorikan bohong berdasarkan pelaku dan korban. Ketiga, mengategorikan bohong berdasarkan motivasinya. Keempat, mengategorikan bohong berdasarkan cara informasi bohong disebarkan. Pengategorian bohong seperti di atas, secara praktis akan memberikan kegunaan dalam hal mengidentifikasikan kebohongan yang ada di sekitar kita. Apa-apa saja sebenarnya bohong yang mungkin terjadi dan biasa dilakukan akan lebih mudah diidentifikasi.Ini berarti bisa menghindarkan kita untuk menjadi korban kebohongan. Kategori bohong berdasarkan sumbernya

Menilik sumber-sumber yang bisa menimbulkan kebohongan, maka ada 3 kategori yang bisa dibuat. Pertama, bohong yang sumbernya pada realitas dunia. Kedua, bohong yang sumbernya dari keyakinan atau persepsi tanpa realitas riil materi di dunia. Ketiga, bohong yang sumbernya dari cerita bohong. Bohong yang sumbernya realitas dunia artinya pada saat di cek realitas riil di dunia benar-benar seperti yang diceritakan atau tidak. Apabila tidak seperti yang dinyatakan, maka itulah kebohongan. Misalnya mengatakan memiliki pacar, ternyata realitasnya tidak memiliki pacar. Jelas itu merupakan kebohongan. Lalu mengatakan tidak ada uang padahal ada, maka ini pun kebohongan. Pada sisi lain, bohong yang sumbernya keyakinan atau persepsi tanpa realitas riil materi di dunia tidak bisa di cek pada realitas dunia. Misalkan Anda menyampaikan pada orang-orang bahwa Anda yakin kiamat masih jauh. Namun Anda waswas selalu bahwa kiamat sewaktu-waktu datang karena Anda yakin kiamat akan datang dalam waktu dekat. Demikian juga pada saat mengatakan tidak pernah mengalami mimpi buruk. Padahal setiap malam Anda mengalaminya. Begitu pun jika Anda mengaku melihat bidadari bersayap. Pengakuan Anda yang datang dari khayalan itu tentu tidak bisa diuji kebenarannya dan pastilah bohong. Sumber lain dari kebohongan adalah cerita bohong. Misalkan Anda menceritakan sebuah cerita yang tidak pernah benar-benar ada baik karangan Anda sendiri atau dari novel, dongeng dan beragam bentuk cerita lainnya. Menceritakan cerita kebohongan adalah bohong, kecuali disampaikan bahwa cerita yang disampaikan sebenarnya bohong.

Page 9: Kebohongan Manusia

Misalnya Anda menceritakan pada anak Anda dongeng si kancil dan si buaya. Jika Anda tidak mengatakan bahwa cerita fabel tersebut bohong belaka, maka Anda telah berbohong. Kategori bohong berdasarkan pelaku dan korban kebohongan

Berdasarkan pelaku dan korban kebohongan, bohong bisa digolongkan dalam 2 kategori. Pertama, bohong yang dilakukan secara personal dengan korban perseorangan juga maupun publik (publik diartikan terdiri dari banyak personal). Kedua, bohong yang dilakukan institusi publik (gabungan personal-personal dalam institusi) dengan korban personal maupun publik.

Bohong personal dengan korban personal merupakan bohong yang paling lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya Anda sebagai orangtua membohongi anak Anda. Untuk menyuruh mereka diam dari tangisnya, Anda berbohong mengatakan bahwa dulu Anda tidak pernah sekalipun menangis. Tentu saja Anda pernah menangis, minimal sekali pada mulai menghirup udara dunia. Sangat banyak contoh lain yang bisa diberikan untuk kategori bohong yang satu ini. Salah satunya berbohong pada pacar, istri atau suami. Sekarang coba Anda identifikasi kategori-kategori bohong personal ini berupa apa saja.

Kebohongan yang dilakukan secara personal untuk publik cukup lazim terjadi. Misalnya saat arisan, artinya ada beberapa orang di sana, Anda berbohong pernah pergi ke Bali. Padahal belum sekalipun Anda ke sana. Kebohongan Anda itu jelas telah disebarkan kepada publik. Artinya publik telah menjadi korban kebohongan Anda. Dulu ada kasus dimana presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, berbohong di depan pengadilan tidak mengakui telah melecehkan Monica Lewisnky. Barangkali itu merupakan salah satu kategori kebohongan ini yang paling terkenal karena disiarkan ke seluruh dunia.

Apakah Anda percaya kebenaran isi berita koran yang Anda baca? Apakah Anda percaya laporan tahunan keuangan negara? Apakah Anda percaya laporan pertanggungjawaban sebuah proyek pembangunan rumah? Apakah Anda percaya isi pernyataan berita di televisi meskipun ada gambar bukti? Anda percaya, kurang percaya ataupun tidak percaya sama sekali itu terserah Anda. Akan tetapi pasti dalam salah satu informasi-informasi yang disebarkan oleh institusi kepada publik bisa mengandung kebohongan.

Anda tentu masih ingat alasan pembenaran presiden Amerika Serikat, George Walker Bush, untuk memerintahkan penyerangan terhadap Irak adalah karena ditemukannya indikasi senjata pemusnah massal di Irak. Nyatanya, senjata itu tidak pernah ada. Itu artinya informasi yang diberikan presiden sama sekali salah, dan jelas sebagai bohong.

Bukan tidak mungkin, laporan pertanggung jawaban kenegaraan di negeri ini juga mengandung kebohongan seperti di atas. Misalnya kebohongan dalam angka kemiskinan. Mungkin saja angka-angka kemiskinan yang berhasil diturunkan merupakan rekayasa agar terlihat bahwa pemerintahan telah berhasil. Kemudian janji-janji bantuan pemerintah untuk korban bencana sering meleset jumlahnya dan waktu datangnya juga selalu terlambat. Hal tersebut juga merupakan kebohongan publik.

Anda pernah menyaksikan angka-angka statistik hasil penelitian lapangan atau survei? Saya berikan contoh hasil survei yang bertitel Governance and Decentralization Survey (GDS), yang dilakukan tahun 2002 oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada terhadap pemerintahan kabupaten dan kota di Indonesia. Salah satu hasil surveinya adalah bahwa, aktor penerima suap paling besar berdasarkan frekuensinya adalah bupati atau walikota (25), kemudian berturut-turut Bappeda (17,98), DPRD (16,67) dan Sekwilda (14,45). Apakah Anda percaya dengan hasil di atas? Kebohongan institusi terhadap personal biasa dilakukan juga. Misalnya saat seorang anggota militer tewas di tempat tugas karena bunuh diri, maka mungkin sekali

Page 10: Kebohongan Manusia

berita yang disampaikan institusi militer kepada istri korban adalah karena kecelakaan dalam bertugas. Bentuk lain misalnya kebohongan yang dilakukan rumah sakit pada calon pasien. Kadang kita mendengar ada rumah sakit yang menolak calon pasien dari keluarga miskin dengan alasan kamar penuh, padahal masih ada kamar kosong. Kategori bohong berdasarkan motivasi Anda tahu bahwa seseorang dianggap berbohong bila memiliki motivasi untuk berbohong. Namun bohong bisa saja terjadi tanpa seseorang menyadari telah berbohong. Hanya bila seseorang memang ingin berbohong maka ia disebut berbohong. Jika tidak, meskipun bohong, bisa saja tidak dianggap berbohong. Berdasarkan hal tersebut, maka bohong bisa dibagi 2 yakni bohong dengan motivasi untuk berbohong dan bohong tanpa motivasi berbohong. Pertama, bohong dengan motivasi berbohong. Seseorang menyadari bahwa dirinya memang berbohong. Bohong dengan motivasi ini mencakup sekurang-kurangnya 3 kategori, yakni motivasi mendapatkan keuntungan, motivasi menghibur, dan motivasi menghindari kesulitan. Tipe bohong untuk mendapatkan keuntungan dilakukan pada orang lain atau publik dengan tujuan memperoleh keuntungan tertentu. Adapun keuntungan yang bisa dicapai di antaranya menaikkan citra dan reputasi seseorang, memperoleh keuntungan material, mencapai perdamaian, memperoleh kemudahan dan lain-lain. Misalnya Anda memiliki teman-teman yang sangat mengagumi klub sepakbola AC Milan, Italia. Pada saat Anda pergi ke Italia, Anda hanya pergi ke Roma, Namun Anda berbohong pergi juga ke markas AC Milan di kota Milan. Kebohongan yang Anda lakukan jelas menaikkan citra Anda. Termasuk dalam bohong dengan motivasi menghibur adalah lawakan, plesetan, joke atau humor, pernyataan keprihatinan pada orang yang terkena musibah, dan semacamnya yang mampu memberikan suasana menghibur. Sedangkan motivasi menghindari kesulitan adalah kebohongan yang dibuat agar terhindar dari kesulitan yang datang jika berkata jujur. Misalkan ditagih hutang sebanyak 5 juta yang jatuh tempo hari ini. Ternyata Anda belum mampu membayarnya. Anda bilang pada penagih bahwa barang Anda yang dijual baru akan dibayar 3 hari lagi. Oleh karena itu penagih dipersilakan datang 4 hari kemudian. Pada saat itu hutang pasti dibayar. Nah, padahal sebenarnya tidak ada pembeli yang akan membeli barang Anda. Anda berbohong supaya diberi kelonggaran waktu melunasi hutang Anda itu Kedua, bohong tanpa motivasi berbohong. Pada situasi ini seseorang menyadari bahwa dirinya berkata jujur bukan bohong, dia hanya tidak tahu bahwa apa yang disampaikannya merupakan bohong. Termasuk dalam kategori ini adalah karena memiliki kesalahan persepsi, memiliki keyakinan keliru, dan tidak tahu bahwa apa yang dinyatakan bohong. Misalnya Dodi tidak merasa berbohong pada saat mengatakan bahwa penemu benua Amerika pertama adalah Columbus karena begitulah pengetahuan yang didapatkan dan diyakininya benar Bohong berdasarkan cara penyebarannya

Menilik cara penyebaran kebohongan, maka bohong bisa digolongkan ke dalam 3 golongan, yakni melalui cara penyampaian personal, forum, dan media publik. Penyampaian personal artinya dilakukan antara dua orang. Satu orang berbohong sementara yang lain menjadi korbannya. Termasuk dalam kategori ini adalah gosip personal artinya ada satu atau beberapa orang menyampaikan gosip secara personal, dan secara terus menerus disampaikan ke orang berikutnya, mirip semacam bola salju atau snowball.

Page 11: Kebohongan Manusia

Penyampaian melalui forum artinya kebohongan yang dilakukan di hadapan lebih dari satu orang secara bersama-sama. Pada saat Anda kumpul-kumpul dengan teman-teman, lalu pada saat itu melakukan kebohongan, maka bohong Anda disampaikan melalui forum. Termasuk kebohongan kategori ini adalah bohongnya guru terhadap murid-muridnya di dalam kelas, saat acara talkshow, diskusi bersama, arisan, dan lain sebagainya.

Kebohongan yang disampaikan melalui media publik, bisa media cetak atau elektronik, sangat beragam. Media cetak terentang mulai dari poster, flyer, koran, majalah, catatan harian, lukisan, surat-surat sampai buku. Sedangkan penyebaran melalui media elektronik mencakup melalui handpphone, radio, televisi, internet, pengeras suara, rekaman kaset, dan berbagai macam yang lain. Penyebaran melalui internet merupakan penyebaran yang paling kompleks karena semua bentuk kebohongan bisa disebarkan melalui media ini. Bila Anda memiliki catatan harian, buku, lukisan, sampai lagu, semuanya bisa di publikasikan melalui internet. Kapan seseorang dinyatakan berbohong?

Ada pertanyaan mendasar yang harus tuntas sebelum membahas kebohongan lebih mendalam, yakni kapan seseorang dinyatakan berbohong. Jika bohong artinya menyatakan sesuatu yang tidak ada dasar realitanya, lalu apakah semua yang tidak benar yang dikatakan orang dianggap bohong dan penyampainya di cap pembohong? Ini pertanyaan yang jawabannya tidak mudah.

Apakah berbohong jika mengatakan sesuatu yang diyakini namun kemudian terbukti salah? Misalnya Isaac Newton, salah seorang ilmuwan peletak dasar-dasar fisika modern yang menemukan hukum gravitasi, mengatakan bahwa alam semesta statis. Ia meyakininya dan berupaya membuktikannya. Ternyata, pada tahun 1920-an dibuktikan oleh Edwin Hubble bahwa alam semesta tidak statis tetapi berkembang terus menerus. Apakah Isaac Newton berbohong? Secara substantif ia jelas berbohong karena alam semesta terbukti tidak statis. Namun ia tidak dapat dikatakan berbohong karena menyatakannya berdasarkan keyakinan yang diyakini. Ia tidak tahu bahwa dirinya telah menyatakan sesuatu yang tidak benar.

Apakah juga sebuah kebohongan jika mengatakan sesuatu yang diyakini banyak orang padahal itu tidak akurat? Misalnya mengatakan penemu pertama benua Amerika adalah seorang penjelajah Italia bernama Christopher Columbus. Buku-buku sejarah menyebutkan demikian. Hampir tidak ada yang mengatakan hal itu sebagai kebohongan. Padahal, benua Amerika sudah ada penghuninya, yakni orang Indian, jauh sebelum Columbus datang ke benua tersebut. Disinyalir orang-orang Cina, Viking dan orang-orang Kepulauan Pasifik juga jauh mendahului beberapa abad sampai di benua Amerika sebelum Columbus. Jadi, secara substantif, pernyataan bahwa Columbus penemu pertama benua Amerika jelas-jelas bohong karena tidak sesuai realitas. Namun karena Amerika dikenal di dunia melalui Columbus, maka Columbus diklaim sebagai penemunya. Lalu apakah hal itu harus tetap dianggap kebohongan? Mari kita menganggapnya sebagai kurang tepat. Meskipun bohong, bagaimanapun Columbus membuka benua Amerika bagi masyarakat dunia yang lebih luas. Jadi, bolehlah dia di anggap sebagai penemunya.

Bagaimana dengan seseorang penderita penyakit mental, misalnya penderita skizofrenia yang sering mengalami halusinasi, misalnya mengaku memiliki teman-teman yang selalu bermain bersamanya? Secara riil orang lain akan tahu bahwa si penderita tidak pernah secara nyata memiliki teman-teman bermain. Dia sendirian sepanjang waktu. Namun di benaknya memang benar-benar ada teman-temannya itu. Jadi ia pun menceritakan kalau memiliki teman-teman karena begitulah kenyataan yang diyakininya. Lalu apakah si penderita itu dianggap berbohong? Bagaimanapun, si penderita tidak merasa berbohong ketika menceritakannya karena begitulah realitas yang dialaminya.

Page 12: Kebohongan Manusia

Apakah seorang pendongeng akan dianggap berbohong ketika menceritakan sebuah dongeng? Kita tahu bahwa yang namanya dongeng adalah kejadian rekaan semata. Artinya, dongeng tidak ada dalam realita. Pendengar juga tahu bahwa yang diceritakan fiktif. Pada situasi demikian, sang pendongeng tidak bisa dianggap berbohong. Lain hal jika pendengar tidak tahu yang diceritakan adalah bohong belaka. Pendongeng juga mengklaim bahwa cerita dongeng itu adalah realitas. Pada situasi ini, seorang pendongeng boleh dianggap berbohong.

Beberapa paragraf di atas menunjukkan pada kita, bahwa meskipun sebuah pernyataan tidak benar dan tidak akurat (secara substansial berarti bohong), seseorang yang menyampaikannya tidak selalu dianggap berbohong. Rupa-rupanya berbohong atau tidak dilihat dari motivasinya. Jika seseorang memiliki motivasi untuk berbohong, maka ia berbohong. Jika tidak memiliki motivasi berbohong, meskipun realitasnya bohong, seseorang tidak selalu dianggap berbohong. Apakah Bohong Lawan dari Jujur? Banyak orang berpendapat bahwa apa-apa yang ada di dunia ini berpasangan, atau setidak-tidaknya berupaya dipasangkan dengan pihak lain yang berseberangan paling kontras. Laki-laki dilawankan dengan perempuan, karena perempuan adalah lawan paling kontras laki-laki. Tidak pernah laki-laki dilawankan dengan waria karena waria kurang kontras. Waria (laki-laki yang keperempuanan) akan dilawankan dengan paria (perempuan yang kelelakian) karena itulah yang paling kontras. Nah, lantas apa yang paling kontras untuk lawan bohong? Sebagian besar orang menyebutkan lawan yang paling kontras dari bohong adalah jujur. Gampangnya jujur berseberangan 180% dengan bohong. Artinya jika tidak jujur berarti bohong. Benarkah demikian? Jujur artinya menyampaikan sesuatu yang sesuai realitas. Jika marah dikatakan marah. Jika lapar dikatakan lapar. Jika sakit dikatakan sakit. Pendek kata jujur artinya menyampaikan apa yang diyakini benar. Namun apa yang diyakini benar memiliki 2 makna, yakni sungguh-sungguh benar sesuai realitas yang ada di dunia atau benar sesuai yang diyakini yang belum tentu benar-benar ada dalam realitas di dunia. Artinya, jujur bisa juga berarti bohong. Kok bisa? Misalkan pada kasus di atas, Joko yakin telah melihat Tika di bandara. Pada saat Joko menyampaikan informasi tersebut kepada teman-temannya, ia tidak bermaksud berbohong. Ia berkata jujur sesuai kebenaran yang diyakininya. Namun kemudian diketahui ternyata bukan Tika yang dilihatnya, sehingga informasi Joko pada teman-teman merupakan kebohongan. Tapi toh Joko tetap bisa dibilang berkata jujur. Bohong besar dan bohong kecil, apa bedanya? Berdasarkan tingkat dampaknya, bohong dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni bohong besar dan bohong kecil. Bohong besar adalah bohong yang menimbulkan dampak yang besar dan luas, serta sangat merugikan. Umumnya bohong besar tidak terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Misalnya kebohongan yang dilakukan oleh Presiden Amerika, George W. Bush, tentang adanya senjata pemusnah massal di Irak, sebagai alasan pembenaran melakukan serangan Irak, adalah termasuk bohong besar. Termasuk ke dalam bohong besar adalah berbagai kebohongan publik yang dikeluarkan oleh berbagai pihak untuk menipu orang banyak, yang memberikan dampak yang luas, dikategorikan sebagai bohong besar. Kita sering mendengar adanya produsen barang konsumsi tertentu yang membohongi konsumen mengenai kandungan jenis bahan dalam produk olahannya. Misalnya dikatakan tidak mengandung formalin, padahal mengandung formalin. Bohong kecil tidak memberikan pengaruh merugikan yang luas. Bohong kecil adalah bohong yang biasa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga

Page 13: Kebohongan Manusia

masyarakat. Biasa juga dipraktekkan di antara sesama teman. Pendek kata, bohong kecil adalah bohong yang kita alami dan mungkin kita lakukan dalam hidup sehari-hari. Bohong kecil inilah yang dibahas dalam buku ini.

Page 14: Kebohongan Manusia

Bab 2

Taksonomi Bohong

Apakah taksonomi bohong?

Apakah isi kebohongan?

Apakah tujuan melakukan kebohongan?

Apakah tipe kebohongan?

Apakah yang ditunjukkan dalam kebohongan?

Apakah taksonomi bohong? Segala sesuatu bisa digolong-golongkan berdasarkan tipenya. Begitu kata ahli taksonomi. Misalnya penggolongan manusia. Anda tahu bahwa manusia adalah spesies yang diberi nama ilmiah Homo Sapiens. Spesies manusia tergolong kelompok lebih besar yang diberi nama primata. Termasuk ke dalam kelas primata adalah orangutan, gorila, simpanse, dan semacamnya. Kaum primata lalu digolongkan ke dalam kelompok mamalia. Termasuk dalam kelas mamalia adalah semua makhluk hidup yang menyusui, seperti kambing, sapi, unta, sampai paus. Mamalia tergolong kelompok lebih besar yakni makhluk hidup bertulang belakang (vertebrata). Termasuk dalam vertebrata adalah ikan-ikanan, burung, dan reptil. Pada akhirnya, terdapat kelompok yang mewadahi semua makhluk hidup, yakni kelompok makhluk hidup itu sendiri. Lantas apa hubungannya dengan bohong? Begini, jika diandaikan bohong itu kambing. Maka ada jenis-jenis bohong sebagaimana ada tipe-tipe kambing. Bohong bisa dipecah-pecah ke dalam jenis-jenis tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Bohong pun bisa dikategorikan dalam kelompok yang lebih besar. Bohong merupakan bagian dari perilaku sosial manusia. Perilaku sosial merupakan bagian dari perilaku manusia. Begitulah, bohong hanya merupakan bagian dari sesuatu (perilaku sosial) dan bisa dibagi ke dalam beberapa jenis (berdasarkan kriteria tertentu).

Pada bab 1 di atas, kita telah membahas penggolongan perilaku bohong berdasarkan perspektif eksternal yaitu penggolongan berdasarkan perspektif di luar dirinya. Ibarat mobil, kategorinya berdasarkan sesuatu di luar mobil itu sendiri. Misalnya berdasarkan tahun pembuatan, negara asalnya, perusahaan pabrikannya dan semacamnya. Kategori internal mestinya adalah jenis-jenis mobil berdasarkan bentuk, misalnya bus, truk, traktor, sedan dan semacamnya, atau berdasarkan struktur penyusun mobil, misalnya mesinnya, rangkanya, dan lain-lain. Terkait dengan bohong, setidaknya terdapat empat penggolongan yang bisa dilakukan, yakni mengategorikan bohong berdasarkan sumbernya, berdasarkan pelaku dan korban, berdasarkan motivasinya, dan berdasarkan cara informasi bohong disebarkan. Bagaimana dengan klasifikasi bohong berdasarkan keadaan internal? Inilah yang disebut taksonomi bohong, yakni menggolongkan bohong ke dalam ciri internal bohong itu sendiri. Bohong memiliki ciri-ciri, dan ciri-cirinya inilah yang dijadikan dasar dalam menggolong-golongkan bohong. Dalam hal ini bohong bisa dikategorikan berdasarkan isi kebohongan, alasan melakukan kebohongan, tipe bohong, dan rujukan (referent) dari kebohongan. Apakah isi kebohongan? Apakah yang biasa dibohongkan orang? Jawaban pertanyaan itu adalah mengenai ragam jenis isi kebohongan. Terdapat bermacam-macam jenis isi kebohongan yang mencakup bohong mengenai perasaan, pencapaian dan pengetahuan, aksi serta rencana-

Page 15: Kebohongan Manusia

rencana dan keberadaan, penjelasan dan alasan, fakta dan kepemilikan. Paling sering orang berbohong mengenai perasaan; tindakan, rencana dan tempat berada; serta pencapaian da pengetahuan. Berikut penjelasannya masing-masing dan contoh-contohnya. Coba Anda cermati, kebohongan mana yang sering Anda lakukan. 1. Bohong mengenai perasaan

Bohong perasaan artinya berbohong atas apa yang Anda rasakan. Termasuk bohong perasaan adalah mengenai afeksi, emosi, pendapat, evaluasi terhadap orang objek, atau kejadian. Selain itu termasuk juga menyatakan sesuatu di luar porsi sewajarnya, atau melebih-lebihkan, baik lebih positif atau lebih negatif. Berikut beberapa contoh kebohongan yang tercakup dalam jenis ini : a. Bohong mengenai afeksi :

- Aku tidak takut kehilanganmu (padahal sangat takut kehilangan) - Aku merasa baik-baik saja bercerai dengannya (padahal hancur berantakan)

b. Bohong mengenai emosi - Aku tidak terkejut (padahal terkejut) - Katakan padanya aku benci dia (padahal cinta) c. Bohong mengenai pendapat - Caranya bermain musik sangat luar biasa (padahal biasa-biasa saja) - Kebun ini dipelihara dengan baik (padahal dalam hati berkata sebaliknya) d. Bohong mengenai evaluasi terhadap orang, objek atau kejadian tertentu - Dia tidak sekuat yang saya kira (padahal mengakuinya luar biasa) - Upacaranya megah sekali (padahal hanya menilai biasa-biasa saja) e. Bohong menyatakan sesuatu lebih positif atau lebih negatif

- Pengalaman yang luar biasa (padahal biasa-biasa saja) - Buruk sekali suaranya (padahal masih terdengar merdu juga)

2. Bohong mengenai pencapaian atau pengetahuan Pernahkah Anda mendengar ada yang membual melakukan sesuatu yang hebat?

Jika pernah, maka kebohongannya termasuk jenis ini. Termasuk didalamnya adalah bohong tentang pencapaian sesuatu atau prestasi, upaya pemenuhan sesuatu, kegagalan, kekurangan, pengetahuan dan kurangnya pengetahuan. Berikut beberapa contoh kebohongan dalam jenis ini : a. Bohong mengenai prestasi - Aku pernah memiliki perut bersegi enam sebelum buncit (padahal tidak pernah) - Aku pernah mencapai jabatan manajer (padahal asisten manajer) b. Bohong mengenai pemenuhan sesuatu - Dulu aku bisa menghabiskan 12 jam tanpa tidur (padahal tidak pernah) - Aku sudah menghabiskan bir 10 botol (padahal baru 8 botol) c. Bohong mengenai kegagalan - Aku berhasil dalam ujian (padahal gagal) - Aku belum bisa membayarmu karena harus bayar listrik dulu (padahal bangkrut) d. Bohong mengenai kekurangan - Saya sedang berhemat agar bisa menabung (padahal tidak punya uang) - Bukan tak ada uang, tapi belum butuh barang itu (padahal tidak ada biaya) e. Bohong mengenai pengetahuan atau kurangnya pengetahuan - Saya tahu betul apa itu perhitungan trigonometri (padahal tidak bisa) - Saya kira Merapi ada di Jawa Timur (padahal di Jawa Barat)

Page 16: Kebohongan Manusia

3. Bohong mengenai tindakan, rencana dan tempat berada Termasuk bohong dalam kategori ini adalah bohong tentang apa yang telah

dilakukan, yang sedang dilakukan atau yang akan dilakukan. Demikian juga yang berkait degan tempat di mana dulu berada, saat ini berada, atau nantinya berada. Berikut beberapa contoh bohong dalam jenis ini : a. Bohong mengenai apa yang telah dilakukan - Dulu aku pernah membaca suratnya (padahal belum pernah) - Aku pernah ke museum Affandi (padahal belum pernah) b. Bohong mengenai apa yang sedang dilakukan - Sekarang aku hanya sedang bertamasya (padahal mau bekerja) - Saya sedang dalam perjalanan (padahal masih di rumah) c. Bohong mengenai apa yang akan dilakukan - Minggu depan aku akan pergi ke Bali (padahal tidak) - Nanti jam 8 malam mau makan bersama teman (padahal tidak) d. Bohong mengenai tempat di mana dulu berada - Lebaran tahun kemarin aku hanya di Jogja (padahal pergi juga ke solo) - Semalam aku bersama teman menonton bola (padahal bersama pacar baru) e. Bohong mengenai tempat di mana saat ini sedang berada - Katakan padanya saat ini saya sedang di luar kota (padahal di dalam kota) - Saya sedang berada di kantor (padahal lagi di hotel) f. Bohong mengenai tempat di mana akan berada - Malam nanti aku mau pergi ke alun-alun. - Nanti siang akan makan siang di restoran cinta 4. Bohong mengenai penjelasan atau alasan

Jika Anda telat datang apel ke rumah pacar Anda karena harus menemui dahulu pacar yang lain, apa alasan yang akan Anda sampaikan? Sangat mungkin Anda akan berbohong tentang alasan Anda datang terlambat; mungkin beralasan terjebak hujan, ban motor bocor, kehabisan bensin, ada teman jauh datang, atau yang lain. Nah, pada saat seperti itu, maka isi bohong Anda adalah penjelasan atau alasan. Banyak sekali kebohongan yang isinya semacam ini. Misalnya seorang koruptor yang akan disidangkan berbohong sedang sakit sehingga tidak bisa datang ke pengadilan. Berikut beberapa contoh lain :

- Saya datang ke sini untuk melihat-lihat adakah peluang usaha di tempat ini (padahal hanya sedang melarikan diri)

- Saya melakukannya agar kamu tidak marah (padahal tidak terpikir sebelumnya ia melakukan itu agar seseorang tidak marah)

- Saya melakukannya karena dijebak (padahal karena mau sendiri) - Saya mendirikan yayasan ini untuk membantu orang (padahal untuk mencari

uang) 5. Bohong mengenai fakta

Isi kebohongannya adalah mengenai fakta yang terkait dengan objek tertentu, kejadian, orang, atau mengenai kepemilikan. Berikut beberapa contohnya : a. Bohong mengenai fakta objek

- Rumahnya di Jogja besar sekali (padahal mungil) - Jalannya aspal (padahal tanah)

b. Bohong mengenai fakta kejadian - Dulu pernah ada tabrakan besar di jalan ini (padahal tidak pernah ada) - Kemarin istriku minta lagi setelah aku minum jamu kuat (padahal tidak)

Page 17: Kebohongan Manusia

c. Bohong mengenai fakta orang - Teman kantor yang tadi telepon (padahal selingkuhan) - Orangnya putih, kurus dan tinggi (padahal hitam, gemuk dan pendek) d. Bohong mengenai fakta kepemilikan - Saya yang memiliki buku ini (padahal buku pinjaman) - Ini rumah saya (padahal kontrakan) Apakah tujuan melakukan kebohongan? Berdasarkan tujuan yang dibuat untuk melakukan kebohongan, maka ada 3 kelompok besar yang bisa dibuat. Pertama, kebohongan yang orientasinya diri sendiri. Artinya semua kebohongan yang dilakukan ditujukan hanya untuk kepentingan sendiri. Misalnya untuk menghindari kesulitan. Kedua, kebohongan yang orientasinya orang lain. Kebohongan yang dibuat ditujukan untuk kepentingan di luar diri si pembohong. Misalnya untuk membantu teman, untuk menjaga reputasi teman atau karena alasan lainnya. Ketiga, kebohongan yang tidak berorientasi siapa-siapa atau tidak memiliki orientasi. Sebuah penelitian yang menganalisa lebih dari 300 kebohongan ditemukan bahwa 75,8 % menguntungkan bagi si pembohong, 21,7 % menguntungkan yang berada dalam interaksi yang di dalamnya terdapat kebohongan, dan hanya 2,5% yang menguntungkan pihak ketiga. Artinya, kebanyakan bohong memang ditujukan untuk menguntungkan diri si pembohong. 1. Bohong yang orientasinya diri sendiri

Bohong yang berorientasi pada diri sendiri atau ditujukan lebih kepada kepentingan diri si pembohong terdiri dari beberapa alasan sebagai berikut, yakni : a. Melindungi atau meningkatkan keadaan pembohong secara psikologis b. Melindungi atau menguntungkan kepentingan pembohong c. Menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan pembohong d. Melindungi pembohong dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk e. Melindungi pembohong dari ketidaksetujuan atau luka hati, f. Melindungi pembohong dari kekhawatiran, konflik, dan ketidaknyamanan g. Melindungi privasi pembohong h. Membuat pembohong terlihat lebih baik dari yang sebenarnya i. Membuat pembohong tampak berbeda dari sebenarnya j. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki pembohong k. Mendapatkan keuntungan personal bagi pembohong l. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi pembohong m. Membantu pembohong mendapatkan informasi yang diinginkan n. Membantu pembohong mendapatkan apa yang diinginkan o. Melindungi pembohong dari hukuman fisik p. Melindungi aset, properti atau harta pembohong q. Melindungi keamanan pembohong r. Melindungi pembohong dari kehilangan status atau posisi tertentu s. Melindungi pembohong dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan 2. Bohong yang orientasinya orang lain

Bohong yang orientasinya di luar dari diri pembohong, misalnya teman, saudara, atasan atau siapapun, sebenarnya sama dengan bohong berorientasi diri sendiri, bedanya hanya ditujukan untuk orang lain. Bohong berorientasi orang lain terdiri dari beberapa tujuan berikut : a. Melindungi atau meningkatkan keadaan orang lain secara psikologis b. Melindungi atau menguntungkan kepentingan orang lain

Page 18: Kebohongan Manusia

c. Melindungi orang lain dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk d. Melindungi orang lain dari ketidaksetujuan atau luka hati, e. Melindungi orang lain dari kekhawatiran, konflik dan ketidaknyamanan f. Melindungi privasi orang lain g. Membuat orang lain terlihat lebih baik dari yang sebenarnya h. Membuat orang lain tampak berbeda dari sebenarnya i. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki orang lain j. Mendapatkan keuntungan personal bagi orang lain k. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi orang lain l. Membantu orang lain mendapatkan informasi yang diinginkan m. Membantu orang lain mendapatkan apa yang diinginkan n. Melindungi orang lain dari hukuman fisik o. Melindungi aset, properti atau harta orang lain p. Melindungi keamanan orang lain q. Melindungi orang lain dari kehilangan status atau posisi tertentu r. Melindungi orang lain dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan 3. Bohong tanpa orientasi

Bohong tanpa orientasi tidak memiliki akibat apapun dan dilakukan tanpa tendensi apapun. Tidak banyak bohong tanpa orientasi. Pada umumnya bohong memiliki orientasi, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Adapun bohong tanpa orientasi memiliki beberapa alasan turunan a. Mengontrol berjalannya sebuah interaksi b. Menciptakan efek tertentu, misalnya menghibur c. Mematuhi kesepakatan bersama d. Menyederhanakan respon

Apakah tipe kebohongan? Bohong berdasarkan tipe manipulasi artinya adalah bagaimana sebuah realitas dimanipulasi untuk menimbulkan sebuah kebohongan. Terdapat 3 kelompok kebohongan yang bisa dibuat, yakni pengingkaran, melebih-lebihkan, dan pemalsuan/penyembunyian. Masing-masing melakukan manipulasi berbeda terhadap realitas. 1. Bohong berupa pengingkaran.

Bohong ini artinya secara mutlak mengabaikan atau menghindari kebenaran yang ada, atau penghindaran 180% terhadap yang ada. Bohong berupa pengingkaran realitas sangat mudah ditemui. Misalnya Anda pernah ke Jogja, namun Anda mengatakan belum pernah ke Jogja. Anda ingin makan sate tapi Anda mengingkari dan mengatakan tidak ingin sate. Sangat banyak contoh untuk hal ini. Pengingkaran artinya menyatakan tidak ada pada yang ada, dan menyatakan ada pada yang tidak ada. Anda membaca buku ini? Jika Anda berkata tidak, maka Anda berbohong berupa pengingkaran.

Mengaku-ngaku termasuk bohong pengingkaran karena mengingkari yang tidak ada. Misalnya Toni mengaku pernah kuliah di Singapura, padahal ia sama sekali tidak pernah ke luar negeri. Iwan mengaku memiliki pacar, padahal ia tidak punya pacar. Idang mengaku pernah melakukan hubungan seksual dengan perempuan, padahal bersentuhan dengan perempuan saja tidak pernah. Pendek kata, kalau Anda mengaku-aku yang tidak ada, maka Anda bohong pengingkaran. Beberapa contoh :

- Saya tidak pernah merokok (padahal pernah merokok) - Saya pernah ke Jakarta (padahal belum pernah) - Saya menyukai film tadi (padahal tidak suka)

Page 19: Kebohongan Manusia

- Saya tidak kecewa kok (padahal kecewa)

2. Bohong berupa melebih-lebihkan Bohong yang dilakukan dimana pembohong melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya atau memberi kesan lebih benar. Misalnya Joko hanya memiliki kebun salak seluas 1 hektar, tapi dikatakan sangat luas sehingga kesannya puluhan hektar. Beberapa contoh lain :

- Berdasarkan buku yang saya baca, rambut panjang itu yang paling indah (padahal tidak ada buku yang mengatakan demikian)

- Maafkan kesalahan saya yang tak terampuni, telah terlambat 5 menit (padahal biasa kan?!)

- Tempat ini membuatku muntah, sangat mengecewakan (padahal biasa saja) 3. Bohong berupa pemalsuan & penyembunyian Maksud bohong pemalsuan atau penyembunyian adalah penghindaran atau penghilangan detail yang relevan dan disampaikan seolah-olah sebagai kebenaran harfiah, padahal telah didesain untuk menyesatkan. Jika Anda berupaya menyembunyikan apa yang Anda lakukan agar tidak diketahui orang lain maka itu termasuk bohong kategori ini. Misalnya Anda pergi ke toko sepatu karena Anda ingin membeli sepatu bola dengan membawa uang 100 ribu. Begitu sampai, Anda berkeliling melihat berbagai macam jenis sepatu bola. Ternyata semua harganya di atas 150 ribu. Pada saat Anda ditanya pelayan apakah sedang mencari sepatu bola. Anda menjawab lihat-lihat saja dulu. Artinya tersirat Anda ingin membeli tapi hasrat itu Anda sembunyikan karena Anda memiliki uang kurang. Lalu misalnya pada saat ada lowongan kerja yang membutuhkan lulusan SMA, Anda mengaku tamat SMA, padahal Anda sebenarnya juga lulus perguruan tinggi. Anda berbohong menyembunyikan fakta bahwa Anda tamat perguruan tinggi, tapi Anda benar menyampaikan bahwa Anda tamat SMA. Jadi ada fakta yang disamarkan untuk disembunyikan.

Salah satu bentuk bohong penyembunyian yang paling umum dilakukan adalah mengutip tulisan orang lain tanpa mencantumkan orang yang dikutip. Pembaca bisa saja mengira bahwa hal tersebut merupakan hasil tulisan sendiri. Padahal sebenarnya hanya merupakan kutipan. Dalam kondisi ini maka seorang penulis bisa dianggap berbohong. Termasuk dalam tipe bohong penyembunyian adalah pemberian suap. Tidak ada suap yang diberikan dengan dikatakan sebagai suap, biasanya dikatakan sebagai hadiah karena memang berupa hadiah atau fasilitas. Maksud sebenarnya dari pemberian, yakni suap, disembunyikan. Bohong berupa pemalsuan biasa terjadi dalam bentuk plagiarisme. Mereproduksi hasil karya orang lain adalah salah satu bentuk kebohongan jika tidak diberi keterangan apa-apa mengenai reproduksi itu. Hal ini disebabkan karena tanpa keterangan seseorang bisa menganggap karya tersebut asli. Jadi, jika Anda mereproduksi lukisan karya Joko Pekik yang berjudul ‘babi’, maka cantumkanlah keterangan ‘reproduksi karya Joko Pekik, yang berjudul ‘babi’, oleh Joko Bodo (jika nama Anda Joko Bodo). Bentuk paling umum bohong pemalsuan berupa karangan nonfiksi, baik novel, cerpen atau yang lain. Secara realitas, tidak pernah ada bentuk cerita seperti yang diceritakan. Begitu juga cerita film. Realitas sesungguhnya di dunia nyata tidak ada. Adapun yang ada adalah realitas aktor-aktor bermain peran. Apakah yang ditunjukkan dalam kebohongan? Setiap kebohongan memiliki sesuatu yang ditunjukkan atau yang dijadikan semacam referensi. Bisa jadi yang menjadi referensi adalah diri si pembohong sendiri,

Page 20: Kebohongan Manusia

target yang dibohongi, orang lain, atau objek tertentu. Misalnya Anda berbohong pada teman Anda, bahwa tetangga Anda setiap hari ribut dengan tetangganya yang lain. Siapa dalam bohong itu yang ditunjukkan? Tentu saja tetangga Anda. Teman Anda adalah korban kebohongan. 1. Pembohong sebagai penunjuk Bohong yang diungkapkan menunjuk sesuatu tentang diri pembohong, misalnya apa yang telah dilakukan atau dirasakan. Contoh :

- Saya mengatakan padanya bahwa saya dulunya adalah seorang atlet (diri sendiri sebagai referensi)

- Saya bertemu seorang gadis dan membuatnya percaya kalau saya bujangan (diri sendiri sebagai referensi)

2. Target kebohongan Bohong yang diungkapkan menunjuk sesuatu tentang sasaran kebohongan. Jadi, yang dijadikan referensi adalah sasaran atau target kebohongan itu sendiri. Contoh : - Kamu kan’ pernah bilang kalau kamu sudah makan (referensinya adalah target) - Ingat tidak, barang ini adalah milikmu saat kecil dulu (padahal itu barang baru) 3. Orang lain Bohong yang diungkapkan menunjuk sesuatu mengenai seseorang di luar diri si pembohong dan sasaran kebohongan. Contoh :

- Orang ini bilang kalau ia menyukai Vina pada saat Vina membencinya (padahal tidak ada orang yang bilang suka Vina)

- Seseorang di bus memiliki warna rambut yang indah, tidak sepertimu (padahal tidak ada orang di bus yang demikian)

4. Objek atau kejadian Bohong yang diungkapkan menunjuk sesuatu tentang objek, kejadian atau tempat tertentu. Contoh :

- Rumahnya dipenuhi hantu - Motornya masih sangat bagus

Page 21: Kebohongan Manusia

Bab 3

Mengapa Berbohong?

Apakah berbohong harus punya alasan?

Apa sebab orang berbohong?

Faktor kepribadian penyebab kebohongan

Faktor konteks sosial penyebab kebohongan

Faktor kemanfaatan bagi pembohong

Faktor kemanfaatan bagi orang lain

Apakah berbohong harus punya alasan? Pada saat Anda melakukan kebohongan, apakah Anda menyadari mengapa Anda melakukannya? Jika Anda menyadari, maka itulah alasan Anda berbohong. Menurut sebagian ahli, sebagian besar kebohongan yang dilakukan manusia memiliki alasan. Artinya, kebohongan adalah perilaku yang memang sudah diatur sedemikian rupa oleh pelakunya. Walaupun begitu, ada beberapa kebohongan yang mengalir begitu saja tanpa pelakunya sadar sebelumnya. Tahu-tahu sudah berbohong begitu saja. Baru disadari berbohong setelah melakukannya.

Coba Anda ingat-ingat apakah Anda pernah berbohong dengan spontan? Dalam situasi apa Anda mengalaminya? Bohong spontan boleh dibilang muncul karena kebiasaan. Mereka yang sering melakukan kebohongan secara spontan, biasanya memang sudah terbiasa untuk berbohong. Kita tahu bahwa berbohong dianggap berbohong bila pelaku memiliki motivasi untuk berbohong. Pada bohong yang spontan, pelaku memiliki motivasi berbohong namun karena telah terlatih sedemikian rupa, maka kemunculan bohongnya seolah-olah tanpa sebab.

Berbohong itu seperti seni atau keterampilan. Semakin sering diasah maka akan semakin piawai dalam berbohong. Pada awal mulai kebohongan, seorang amatir akan mudah ditebak kalau sedang berbohong. Namun setelah beberapa waktu, ia akan makin mahir sehingga semakin sulit dideteksi. Pembohong sendiri akan semakin spontan dalam berbohong sehingga seolah-olah tanpa motivasi berbohong. Pendek kata, setiap berbohong pasti ada sebabnya, baik sebab itu disadari atau tidak. Bagaimana bohong dilakukan tapi tanpa tahu bahwa yang dilakukannya merupakan kebohongan? Tentu saja itu bukan berbohong meskipun cerita bohong yang disampaikan. Apa sebab orang berbohong?

Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NIMH (National Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong terhadap 30% orang lain dalam komunitas. Mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang yang mereka bohongi. Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi. Luar biasa bukan?! Apabila kebohongan memang sangat masif dilakukan, tentunya ada alasan mengapa bohong menjadi penting dilakukan. Tidak ada sesuatu tanpa sebab bukan?! Nah, apa yang menyebabkan timbulnya kebohongan? Sekurang-kurangnya terdapat 4 faktor penyebab orang berbohong, yaitu : 1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk

selalu berbohong

Page 22: Kebohongan Manusia

2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.

3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.

4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Faktor kepribadian penyebab kebohongan Apakah Anda menemui orang di sekitar Anda yang sering melakukan kebohongan? Jika iya, apa pendapat Anda? Sangat mungkin Anda menuduhnya memiliki kepribadian tertentu yang membuat orang tersebut menjadi lebih pembohong. Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.

Menurut banyak ilmuwan psikologi, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan patologis atau ketidakberesan mental. Ada jenis kepribadian tertentu yang normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Kepribadian yang seperti apakah yang cenderung untuk lebih mudah berbohong itu? Mereka yang cenderung melakukan kebohongan adalah mereka yang cenderung memiliki kepribadian manipulatif (lebih suka memanipulasi segala sesuatu), lebih memperhatikan penampilan diri (baik secara psikis maupun fisik) dan lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Coba Anda perhatikan di sekitar Anda, jika ada orang yang semacam itu maka ia lebih mungkin untuk melakukan kebohongan, meskipun tentu saja Anda tidak bisa menuduhnya. (untuk keterangan lebih lengkap mengenai faktor kepribadian yang mempengaruhi berbohong, baca bab siapa berbohong) Faktor konteks sosial penyebab kebohongan Coba Anda ingat, pernahkah Anda berada dalam situasi dimana Anda mau tidak mau harus berbohong? Apakah Anda akan mengatakan yang sesungguhnya pada mertua Anda bahwa Anda disakiti oleh anaknya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak kepadanya. Pada saat calon mertua Anda menanyai Anda apakah Anda masih bujang asli. Maka apa jawaban Anda? Jika Anda menjawab sudah tidak lagi, Anda akan kehilangan muka, plus kehilangan anaknya. Jika menjawab masih, itu bohong namanya. Nah, apa yang Anda pilih? Bagaimana sikap Anda terhadap pejabat tinggi negara di Jakarta dengan petani penggarap lahan di Bantul? Sudah tentu berbeda. Apakah Anda akan mengatakan ‘jelek’, gaya berpakaian sang pejabat jika Anda diminta menilainya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak jelek, meskipun sebenarnya Anda menilainya jelek. Seperti kata Emha Ainun Nadjib, “Di depan pak Menteri, bola tenis itu tahu”. Lha jelas, masa’, main tenis lawan pak menteri habis-habisan. Itu artinya tidak tahu diri. Jadi, terang ada situasi-situasi di mana seseorang didorong untuk berbohong. Terdapat banyak situasi di mana seseorang didorong untuk berbohong. Misalnya pada situasi kerusuhan, maka kebohongan lebih banyak beredar. Apakah Anda akan

Page 23: Kebohongan Manusia

mengaku warga kampung A pada warga kampung B yang menyerang kampung A, meski Anda warga kampung A? Anda mati konyol kalau mengaku warga kampung A.

Berbohong juga biasa dilakukan pada saat menghadapi pihak yang lebih berkuasa dan otoritatif, seperti pada saat menghadapi mertua di atas. Pada saat menghadapi harapan sosial, biasanya seseorang juga cenderung berbohong ketika tidak bisa memenuhinya. Misalnya Anda seorang sarjana komputer, maka diharapkan Anda bisa memperbaiki komputer rusak. Nah, padahal Anda sudah lupa sama sekali soal komputer karena telah lama tidak mengutak-utik komputer. Jika Anda menjawab tidak bisa, itu artinya menentang harapan sosial yang ditujukan pada Anda sebagai seorang sarjana sosial. Jika menjawab bisa, Anda toh masih bisa membawanya ke bengkel reparasi.

Pada situasi yang membutuhkan penghiburan, bukankah seseorang juga didorong untuk berbohong? Apakah Anda akan mengatakan pada teman Anda bahwa kanker yang dideritanya akan membunuhnya dalam 1 bulan? Lha sangat mungkin Anda hanya akan mengatakan baik-baik saja padanya. Itu bohong bukan?!

Faktor kemanfaatan bagi pembohong Mengapa Anda mau berbohong? Salah satunya adalah karena bohong memberikan manfaat kepada Anda, baik secara langsung maupun tidak. Jikalau berbohong merugikan Anda, kira-kira apakah Anda mau berbohong? Terdapat beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan kebohongan. Kemanfaatan bagi diri si pembohong bisa berupa kemanfaatan psikis maupun fisik dan material. Mungkin Anda hanya bisa mendapatkan satu manfaat dari satu kebohongan. Akan tetapi mungkin juga beberapa manfaat bisa sekaligus Anda dapatkan dari satu kebohongan.

Berikut adalah manfaat-manfaat yang mungkin bisa didapat dari melakukan kebohongan dan menjadi sebab seseorang melakukan kebohongan. Coba Anda ingat-ingat mana yang paling sering Anda lakukan. 1. Melindungi kepentingan 2. Menguntungkan kepentingan 3. Menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan 4. Melindungi dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk 5. Melindungi dari ketidaksetujuan 6. Melindungi dari rasa terluka 7. Melindungi dari kekhawatiran 8. Melindungi dari konflik 9. Melindungi dari ketidaknyamanan 10. Melindungi privasi 11. Membuat terlihat lebih baik dari yang sebenarnya 12. Membuat tampak berbeda dari sebenarnya 13. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki 14. Mendapatkan keuntungan personal bagi 15. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman 16. Membantu mendapatkan informasi yang diinginkan 17. Membantu mendapatkan apa yang diinginkan 18. Melindungi dari hukuman fisik 19. Melindungi aset, properti atau harta 20. Melindungi keamanan 21. Melindungi dari kehilangan status atau posisi tertentu 22. Melindungi dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Page 24: Kebohongan Manusia

Faktor kemanfaatan bagi orang lain Mungkin Anda berbohong bukan untuk diri Anda tapi untuk orang lain. Misalnya pada saat Anda diminta teman Anda untuk membohongi pacarnya kalau teman Anda itu sedang bersama Anda, padahal teman Anda sedang bersama selingkuhannya. Demikian juga saat kakak Anda dicari-cari preman yang mau menghajar, tentu saja Anda akan lebih suka berbohong kakak tidak di rumah daripada kakak Anda kena hajar.

Secara rinci, berikut beberapa alasan yang mungkin membuat Anda berbohong demi orang lain. 1. Melindungi atau meningkatkan keadaan orang lain secara psikologis 2. Melindungi atau menguntungkan kepentingan orang lain 3. Melindungi orang lain dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk 4. Melindungi orang lain dari ketidaksetujuan atau luka hati, 5. Melindungi orang lain dari kekhawatiran 6. Melindungi orang lain dari konflik 7. Melindungi orang lain dari ketidaknyamanan 8. Melindungi privasi orang lain 9. Membuat orang lain terlihat lebih baik dari yang sebenarnya 10. Membuat orang lain tampak berbeda dari sebenarnya 11. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki orang lain 12. Mendapatkan keuntungan personal bagi orang lain 13. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi orang lain 14. Membantu orang lain mendapatkan informasi yang diinginkan 15. Membantu orang lain mendapatkan apa yang diinginkan 16. Melindungi orang lain dari hukuman fisik 17. Melindungi aset, properti atau harta orang lain 18. Melindungi keamanan orang lain 19. Melindungi orang lain dari kehilangan status atau posisi tertentu 20. Melindungi orang lain dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Page 25: Kebohongan Manusia

Bab 4

Siapa Berbohong?

Apakah wanita lebih banyak berbohong daripada pria?

Benarkah anak-anak makhluk paling jujur di dunia?

Kepribadian seperti apa yang cenderung menjadi pembohong?

Apakah ada membohongi diri sendiri?

Apakah wanita lebih banyak berbohong daripada pria? Pada umumnya orang mengira kalau wanita lebih banyak melakukan kebohongan

daripada laki-laki. Sering dikatakan kalau ibu-ibu jauh lebih banyak berbohong ketimbang bapak-bapak. Di mana-mana pada saat bertemu teman, dalam forum arisan, kondangan, atau apapun, wanita selalu menebar kebohongan. Begitu mitos yang beredar. Banyak orang mengakuinya. Jadi, anggapan bahwa ciri laki-laki adalah pembohong sebenarnya tidak sejalan dengan dugaan bahwa wanita lebih banyak melakukan kebohongan. Tapi benarkah kalau wanita lebih banyak berbohong?

Tingkat keseringan berbohong harus diukur tidak hanya dari jumlah kebohongan yang dilakukan, tapi juga dari jumlah interaksi yang memungkinkan terjadi kebohongan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa dari sisi jumlah, wanita memang lebih banyak melakukan kebohongan daripada pria. Namun harus dicatat bahwasanya wanita juga melakukan interaksi yang memungkinkan kebohongan lebih banyak. Gampangnya, jika pria berbohong 5 kali sebulan dan wanita 10 kali sebulan, tidak bisa serta-merta mengatakan wanita lebih pembohong jika interaksi yang dilakukan wanita 2 kali lipat dibandingkan pria. Keduanya harus dilihat sama sering melakukan kebohongan. Jika misalnya dalam sehari pria hanya melakukan 2 interaksi tapi berbohong 6 kali, sedangkan wanita melakukan 5 interaksi dalam sehari dan berbohong 10 kali, maka tentu saja pria lebih sering berbohong daripada wanita. Karena dalam 1 interaksi, pria berbohong 3 kali sedangkan wanita berbohong hanya 2 kali setiap interaksi.

Seperti kita ketahui, wanita melakukan hubungan sosial dengan orang lain secara lebih akrab ketimbang yang dilakukan pria. Mereka juga membuka diri lebih banyak dan memberikan dukungan sosial, terutama dukungan emosional lebih banyak pada orang lain. Lihat saja, bagaimana akrabnya relasi yang dijalin dalam pertemanan sesama perempuan. Arisan pun bisa menjelma ajang persaudaraan. Jika ada seseorang yang menderita kesusahan, dukungan emosional lebih banyak datang dari kaum wanita daripada kaum pria. Siapa yang menghibur seorang yang ditinggal mati pasangan hidupnya? Lebih banyak wanita melakukannya.

Pada umumnya diakui bahwasanya wanita lebih hangat bahasa tubuhnya. Mereka tersenyum lebih banyak, lebih memperhatikan pendengarnya ketika berbicara, mendekati orang lain lebih dekat dan melakukan sentuhan pada orang lain lebih banyak. Lihat saja, pada saat bertemu temannya, mereka biasanya langsung mengambil posisi dimana tubuh bersentuhan, sementara pria malah berusaha menghindari persentuhan fisik. Biasa bukan jika antar sahabat wanita saat bertemu saling mencium atau menyentuhkan pipi. Pernahkah itu dilakukan kaum pria? Sangat jarang kaum pria melakukannya.

Kenyataan diatas dimungkinkan menyebabkan kaum wanita berbohong lebih banyak pada jenis-jenis kebohongan yang berorientasi orang lain daripada yang berorientasi diri sendiri. Banyak kebohongan dilakukan kaum wanita untuk menunjukkan dukungan sosial kepada orang lain dan untuk menjaga perasaan orang lain.

Page 26: Kebohongan Manusia

Pada saat terjadi interaksi yang hanya melibatkan wanita, kebanyakan kebohongan yang dibuat adalah kebohongan mengenai orang lain di luar diri si pembohong maupun yang dibohongi. Jadi ada pihak ketiga yang dijadikan sumber kebohongan. Bergosip adalah kata yang tepat ini. Menggosipkan tetangga, menggosipkan artis sampai menggosipkan guru di sekolah anaknya.

Apakah wanita berbohong lebih banyak tetap masih perlu diperdebatkan. Kenyataannya, jumlah waktu yang dihabiskan kaum wanita untuk melakukan interaksi sosial memang lebih banyak dibandingkan pria. Selain itu mereka juga memikirkan orang lain lebih sering dan mengenang orang lain lebih kuat. Oleh karena itu mungkin saja kaum wanita membuat kebohongan lebih banyak.

Benarkah anak-anak makhluk paling jujur di dunia?

Dengarlah perkataan anak-anak, merekalah satu-satunya yang dapat dipercaya karena hanya mereka yang pasti menyampaikan kebenaran. Tidak ada kebohongan pada diri anak-anak. Semua yang dikatakannya jujur semata. Benarkah?

Pada saat masih sangat muda, sekitar umur 3 tahunan, seorang anak berbohong karena tidak bisa membedakan mana yang fantasi dan mana yang berupa kebenaran. Pada umur itu, anak-anak juga biasa melupakan apa yang telah dilakukan. Sekitar umur 5 atau 6 tahunan, anak-anak mulai bisa membedakan mana yang merupakan fantasi dan mana yang kenyataan sesungguhnya. Pada umur ini, anak mulai belajar apa yang disetujui dan apa yang tidak disetujui orangtuanya. Selain itu seorang anak juga mulai membangun rasa bersalah jika melakukan tindakan yang tidak semestinya. Pada saat inilah dimungkinkan bohong dilakukan seorang anak untuk menghindari ketidaksetujuan orangtua atau hukuman. Misalnya karena orangtuanya selalu memarahi bila merusak sesuatu, maka ketika memecahkan gelas sang anak berbohong. Jika mengakui memecahkan gelas, sang anak khawatir bakal mendapatkan kesulitan. Umur 5-6 tahunan juga merupakan umur dimana seorang anak ingin mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya. Oleh karena itu salah satu strategi untuk menarik perhatian adalah dengan berbohong.

Sekitar umur 7-8 tahunan, kebanyakan anak telah belajar membedakan yang kenyataan dan yang berupa fantasi. Umumnya alasan berbohong pada umur ini adalah untuk menghindari hukuman jika berkata jujur atau untuk menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan. Pada umur ini, seorang anak juga mulai belajar tentang kesopanan. Mereka mulai bisa berpura-pura menyukai sesuatu yang tidak disukainya. Misalnya ada tetangga memberikan kue, maka akan dibilang sangat enak meskipun tidak menyukai kue itu. Salah satu yang paling menarik mengenai bohong anak-anak pada usia ini adalah bohong menangis untuk membantu temannya yang diganggu teman yang lain. Tangisan membuat kejadian itu diperhatikan orang. Ini artinya bohong digunakan untuk membantu.

Pada saat beranjak remaja, kebohongan biasanya dilakukan untuk melindungi privasi, membangun independensi, dan menghindari kebingungan. Selain itu bisa jadi bohong dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan jika mengatakan kebenaran. Misalnya meminta uang untuk membeli mainan tidak akan diberi, tapi meminta uang untuk membeli buku akan diberi. Oleh sebab itu mereka meminta uang pada orangtua untuk membeli mainan meski sebenarnya untuk membeli buku.

Berbohong pada anak-anak sebenarnya bukan sesuatu yang sangat serius kecuali jika menjadi kebiasaan atau kompulsif (berulang terus menerus). Namun jika dibiarkan maka anak akan kesulitan ketika bergaul dengan teman-temannya di sekolah ataupun di lingkungan permainan, yang selanjutnya akan menimbulkan masalah lebih parah pada saat tumbuh dewasa. Oleh karena itu sejak dini orangtua harus memberikan pelajaran kejujuran pada anak.

Page 27: Kebohongan Manusia

Memberikan hukuman atas kebohongan yang dilakukan anak cenderung malah merugikan karena sang anak berbohong untuk menghindari hukuman. Sehingga malah mungkin meningkatkan kebohongan yang dilakukan pada masa mendatang ketimbang menurunkannya, karena anak belajar bahwa akan dihukum bila ketahuan tapi tidak akan dihukum bila tidak ketahuan. Akibatnya anak akan lebih berusaha agar tidak ketahuan berbohong. Lebih baik membicarakan dari hati ke hati apa akibat-akibat apabila tidak jujur. Diharapkan itu akan menekan ketidakjujuran anak.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk melatih kejujuran anak : 1. Selalu menerangkan dan meminta maaf jika tidak menepati janji 2. Jika kedapatan berbohong di muka anak, akuilah, dan jelaskan alasannya 3. Jangan mengatakan kebohongan untuk mendapatkan persetujuan anak 4. Jangan memberikan terlalu banyak aturan pada anak 5. Jangan terlalu sering memberikan hukuman pada anak 6. Jangan langsung marah jika anak melakukan kebohongan, tanyakan dulu mengapa Kepribadian seperti apa yang cenderung menjadi pembohong? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam seminggu orang-orang melakukan kebohongan dari 0 kali sampai 46 kali. Artinya ada yang rata-rata melakukannya lebih dari 6 kebohongan setiap hari. Siapakah mereka itu? Seperti telah dibahas secara singkat dalam bab1, terdapat kecenderungan pemilik kepribadian tertentu untuk lebih banyak melakukan kebohongan dibandingkan yang lain. Apa-apa saja tipe kepribadian itu? Berikut beberapa tipe kepribadian itu dan keterangannya. 1. Pribadi manipulatif

Bohong dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan interaksi sosial. Misalnya untuk mendapatkan teman atau mempengaruhi orang lain. Ini artinya bohong memang bisa dimanipulasi sesuai kehendak untuk menggapai tujuan tertentu. Orang-orang yang manipulatif adalah mereka yang bisa memanfaatkan bohong secara maksimal.

Ada tipe kepribadian yang orangnya sangat manipulatif, yakni tipe kepribadian machiavellianisme. Mereka biasanya sinis terhadap orang lain, menunjukkan sedikit hormat pada moralitas konvensional, dan secara terbuka mengakui bahwa mereka akan berbohong, menipu dan memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka ini orang yang menghalalkan segala cara dalam kehidupan. Meski begitu, mereka tidak mengeksploitasi orang yang mungkin bisa membalas dendam. Jadi mereka hanya mengeksploitasi orang yang tidak memiliki potensi membalas dendam. Pemilik kepribadian machiavellianisme mudah dikenali. Mereka biasanya ambisius dan mendominasi tetapi mereka juga terlihat santai, penuh talenta dan percaya diri.

Orang yang manipulatif lainnya adalah yang memiliki tipe kepribadian social androitness, yakni tipe pribadi yang cenderung memanipulasi hubungan dengan orang lain, tapi dalam konotasi yang tidak negatif.

Mereka yang manipulatif, biasanya menyadari manipulasi atau kebohongan yang dilakukan. Ketimbang orang lain, mereka lebih tahu kalau dirinya berbohong. Selain itu mereka juga lebih percaya diri akan keterampilan berbohong yang dimiliki. Mereka lebih yakin kalau orang lain berhasil dibohongi. Apa yang menarik dari pribadi manipulatif adalah di saat bersamaan dengan kebohongan yang dibuat dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka tetap mengontrol diri agar dikagumi dan disukai.

2. Pribadi yang sangat memperhatikan kesan di mata orang lain

Kita tahu bahwa bohong biasa digunakan dalam manajemen kesan. Misalnya agar seorang gadis terkesan pada Anda, maka Anda berbohong telah melakukan banyak hal

Page 28: Kebohongan Manusia

hebat dalam hidup Anda. Nah, mereka yang sangat memperhatikan kesan mereka di mata orang lain adalah mereka yang cenderung untuk berbohong. Tidak lain ya untuk memanajemen kesan itu. Biasanya kebohongan yang dilakukan adalah yang berorientasi diri sendiri.

Sekurangnya ada dua tipe kepribadian yang sangat memperhatikan kesan di mata orang lain, yaitu tipe kepribadian kesadaran diri publik (public self-consciousness) dan tipe kepribadian mengarah ke orang lain (other directedness). Tipe kesadaran diri publik maupun tipe kepribadian mengarah pada orang lain sangat memperhatikan perhatian yang diberikan orang dan apa yang mereka pikirkan. Misalnya Anda ribut takut pendapat orang mengenai pakaian yang Anda kenakan akan negatif, sehingga berjam-jam mematut diri untuk memastikan orang akan menganggap Anda sempurna. Mereka yang memiliki tipe kepribadian itu biasanya juga sangat memperhatikan orang lain, namun bukan karena sungguh-sungguh memperhatikan. Mereka melakukannya untuk meningkatkan kesan baik pada dirinya. Menolong bukan karena kasihan, tapi agar dinilai orang baik hati. Orang-orang yang suka pamer tergolong dalam tipe kepribadian ini. Di mana-mana mereka menyombongkan apa yang dimilikinya, tujuannya ya agar orang terkesan. Nah, mereka yang seperti ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk berbohong. 3. Pribadi yang memiliki percaya diri rendah

Mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah biasanya tidak cukup percaya diri untuk berbeda dari yang lain. Mereka tidak berani tampil beda. Nah, mereka yang rendah percaya dirinya juga tidak cukup berani untuk menampilkan diri seperti aslinya. Misalnya mereka ingin tampak lebih baik, lebih bijak, lebih bermoral, lebih bertalenta dan lainnya. Itu berarti melakukan kebohongan. Biasanya, orang dengan rasa percaya diri rendah selalu melakukan apa yang orang lain inginkan meskipun dirinya sendiri tidak setuju. Misalnya Ana tidak setuju untuk pergi ke pantai, tapi karena tidak percaya diri maka ia bilang setuju ketika ditanya pendapatnya.

Mereka yang memiliki kecemasan sosial yang tinggi juga mengalami hal demikian. Oleh karena cemas tidak diterima secara sosial maka melakukan banyak persetujuan dengan lingkungan sosial meskipun dirinya sendiri tidak menyepakatinya. Akibatnya banyak kebohongan dibuat.

4. Pribadi yang mudah bersosialisasi

Pribadi ekstrovert atau mereka yang mudah menjalin interaksi dengan orang lain disinyalir mudah berbohong. Hal ini bukan sekedar karena mereka memiliki interaksi sosial lebih banyak sehingga memiliki kesempatan melakukan kebohongan yang lebih besar. Selain itu adalah karena mereka terbiasa terlibat dalam cerita-cerita bohong, maka mereka pun lebih terbiasa untuk melakukan kebohongan. Karena terbiasa maka mereka lebih mudah dan lebih sukses dalam berbohong. Jadi, mereka yang kerap berkumpul dengan teman-temannya untuk begadang, arisan atau jalan-jalan dimungkinkan lebih banyak melakukan kebohongan. Setidaknya mereka akan lebih lihai dalam melakukannya ketimbang mereka yang hanya diam di rumah. Apakah ada membohongi diri sendiri? “Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya peringatan yang diberikan kepada seseorang untuk jujur pada dirinya sendiri. Tapi apa sebenarnya bohong terhadap diri sendiri itu? Bohong kepada diri sendiri sebenarnya konsep yang masih kabur. Menurut sebagian pihak, artinya mengingkari apa yang menjadi kehendak hatinya yang

Page 29: Kebohongan Manusia

paling dalam. Tapi kehendak hati yang paling dalam itu apa maksudnya? Sekali lagi, ini adalah konsep yang kabur.

Biasanya seseorang dikatakan berbohong pada diri sendiri jika menyatakan kepada diri sendiri berbeda dari yang dirasakan sendiri. Misalnya Anda merasa bahwa Anda masih mencintai seseorang bernama Rika, namun Anda mengatakan kepada diri Anda sendiri, bahwa Anda sudah tidak mencintainya lagi. “Aku sudah tidak mencintai Rika lagi, sudah tidak lagi!”

Pada saat Anda mengatakan pada orang lain bahwa Anda sudah tidak mencintai Rika, maka pada saat itu sudah berubah menjadi bohong kepada orang lain. Nah, jadi bedanya hanya soal siapa yang menjadi korban kebohongan. Pertanyaannya, apa mungkin membohongi diri sendiri karena diri sendiri tentunya cukup sadar dengan apa yang dirasakan. Artinya tahu fakta apa adanya. Anda tahu fakta bahwa Anda masih mencintai Rika, tapi Anda berusaha menyingkirkan pikiran itu dari diri Anda sehingga Anda mengingkarinya. Jika semacam itu dianggap bohong terhadap diri sendiri, lalu apa bedanya dengan lamunan atau khayalan? Misalnya pada saat berkhayal, Anda membayangkan menjadi pemain sepakbola hebat yang bermain di klub terkenal di dunia. Di sisi lain Anda hanyalah penggemar sepakbola yang skill bermain Anda hanya cukup untuk tim RT. Anda tahu faktanya, dan Anda mengingkarinya. Apakah itu yang dimaksud kebohongan terhadap diri sendiri?

Kebohongan bisa membentuk lingkaran setan dan terus bertumpuk. Sekali kebohongan dilakukan, biasanya kebohongan akan abadi karena harus terus melakukan kebohongan agar tidak dianggap berbohong. Misalnya Anda berbohong pernah ke kota Milan, bukankah Anda akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan itu? Pada saat ada yang bertanya tentang kota Milan, bukankah Anda akan dijadikan rujukan? Maka Anda harus berbohong tentang Milan. Ini artinya, hanya orang-orang cerdas yang mampu berbohong dengan sempurna, sebab selalu tahu celah untuk menghindari terbongkarnya kebohongan.

Page 30: Kebohongan Manusia

Bab 5

Mendeteksi Kebohongan

Apa yang terjadi ketika berbohong?

Apakah bisa mendeteksi kebohongan?

Apakah detektor kebohongan itu?

Apa saja situasi yang menimbulkan kebohongan?

Apa yang terjadi ketika berbohong? Apa yang Anda rasakan saat Anda berbohong? Apakah Anda merasakan munculnya perasaan bersalah? Atau munculnya rasa was-was? Degup jantung lebih kencang sehingga dada berdebar-debar? Bulu kuduk merinding? Atau Anda tidak merasakan apa-apa? Sebagian orang melaporkan munculnya perasaan bersalah setelah berbohong. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa tekanan yang dialami seseorang ketika berbohong akan terus meningkat dari sebelum berbohong, saat berbohong, dan yang tertinggi pada beberapa saat sesudah berbohong. Namun demikian, kebanyakan yang berbohong menyatakan bahwa kebohongan yang dilakukannya bukan sesuatu yang serius. Bahkan 70% orang yang berbohong mengatakan akan berbohong lagi jika menemui situasi yang sama.

Pada umumnya orang merasa bahwa kebohongan yang dilakukannya bertujuan melindungi yang dibohongi ataupun melindungi diri sendiri. Sangat jarang orang mengaku berbohong untuk mendapatkan keuntungan personal, seperti misalnya mendapatkan harta benda. Mereka beralasan bahwa akan tidak nyaman bagi pembohong maupun yang dibohongi jika harus mengatakan yang sebenarnya. Oleh karena itu berbohong digunakan sebagai cara agar semuanya merasa nyaman. Begitu pengakuan dari yang melakukan kebohongan. Pada umumnya pembohong juga mengaku melakukan kebohongan yang lebih sedikit daripada orang lain. Mereka biasanya juga mengaku cukup sukses dalam berbohong.

Interaksi sosial yang terdapat kebohongan biasanya berjalan menjadi kurang nyaman dan kurang intim. Pastinya tidak akan senyaman jika interaksi yang dilakukan penuh kejujuran. Mungkin orang yang berbohong akan merasa risih atau malu untuk berada lebih dekat dengan orang lain setelah menyampaikan kebohongan. Boleh jadi, setelah berbohong, seseorang akan berupaya menjauh dari pihak yang dibohongi, atau sekurangnya menjaga jarak. Jadi, kalau setelah bercerita pada Anda seseorang tidak berusaha lebih dekat, maka mungkin dia menceritakan cerita bohong.

Mereka yang berbohong biasanya kemudian cenderung memberikan tekanan berlebih pada apa yang dibohongkan. Cenderung lebih emosional, lebih dalam tekanan suaranya dalam menyampaikan, dan lebih memperhatikan. Kadang tidak terdapat kesesuaian antara kondisi yang diceritakan dengan apa yang ditampilkan. Misalkan menceritakan tentang musibah yang menimpa teman, tapi si dia menceritakan dengan nada datar-datar saja. Seorang pembohong terkadang merasakan cemas, tegang dan gugup. Kadang nada suaranya lebih tinggi pada orang yang sedang berbohong. Pada saat ditanya, pembohong biasanya memberikan jawaban yang lebih singkat. Mereka juga menunda jawaban lebih lama, sering mengalami kekeliruan ucapan, jawaban yang diberikan kurang serius atau terkesan main-main. Terkadang dalam jawaban itu juga mengandung kegugupan.

Pada umumnya orang berusaha melihat seseorang berbohong atau tidak berdasarkan ekspresi wajah. Jika Anda merasa ada yang kurang beres dengan apa yang

Page 31: Kebohongan Manusia

diucapkan oleh lawan bicara, maka Anda akan cenderung melihat ke wajahnya untuk memastikan apakah lawan bicara Anda itu serius atau tidak. Jika dinilai serius maka dianggap tidak berbohong. Sebaliknya jika dianggap kurang serius maka akan dinilai berbohong. Hal itu ada benarnya karena pada saat berbohong biasanya secara spontan terjadi perubahan ekspresi wajah. Nah, para pembohong biasanya berupaya menutupi satu ekspresi wajah dengan perilaku atau ekspresi lainnya yang tidak asli. Hal itu dilakukan untuk menimbulkan ekspresi yang mendukung cerita bohong.

Apakah bisa mendeteksi kebohongan?

Ada sebuah hasil penelitian yang sangat menarik, yakni bahwa mereka yang melakukan kebohongan percaya bahwa dari empat kebohongan yang dilakukannya, sekurang-kurangnya ada satu yang bisa dideteksi orang lain. Itu artinya meskipun mereka merasa cukup sukses dalam berbohong, mereka juga mengakui bahwa orang lain cukup mampu mendeteksi kebohongan yang dilakukan. Tapi meskipun diakui demikian oleh si pembohong, kenyataannya tingkat keberhasilan orang untuk mendeteksi kebohongan orang lain sangat rendah. Sangat sedikit orang yang mampu melakukannya dengan baik. Menurut banyak ahli mendeteksi kebohongan orang lain sangat mungkin dilakukan. Anda sendiri tentu bisa mendeteksi kebohongan yang telah Anda buat. Meskipun demikian kemampuan mendeteksi kebohongan diri sendiri sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemampuan mendeteksi kebohongan orang lain. Keduanya sama sekali berbeda. Secara empiris kita mungkin pernah beberapa kali berhasil mendeteksi kebohongan orang lain. Misalnya kita tahu pada saat seorang anak berbohong atau saat penjual berbohong. Sampai sejauh ini tidak terbukti terdapat perbedaan signifikan antara mereka yang kerjanya mendeteksi kebohongan, misalnya polisi, interviewer, hakim, atau pengacara dibandingkan dengan orang biasa-biasa saja. Semuanya seperti memiliki kemampuan relatif sama. Tidak ada bedanya antara kemampuan seorang polisi dengan dokter gigi. Namun demikian ada orang-orang tertentu yang mampu mendeteksi kebohongan lebih baik dibandingkan yang lain. Tampaknya keterampilan mendeteksi kebohongan memang sebuah keterampilan khusus yang hanya dimiliki orang-orang tertentu. Sepertinya mereka diberkahi bakat untuk itu. Tapi memang mungkin untuk memperbesar kemungkinan mendeteksi kebohongan melalui belajar secara terus menerus. Kita tahu bahwa kebohongan adalah tindakan verbal karena mengucapkan kata-kata. Namun demikian kebohongan juga memiliki aspek nonverbal. Biasanya aspek nonverbal inilah yang paling membantu dalam mendeteksi kebohongan. Mengapa? Karena aspek verbal, dalam hal ini kata-kata, sangat mudah dimanipulasi. Sedangkan aspek nonverbal jauh lebih sulit dimanipulasi. Mereka yang bisa menyampaikan cerita kebohongan dengan runtut, logis dan tenang sangat sulit ditebak berbohong hanya dari kata-kata yang diucapkan. Namun mereka biasanya tidak mampu memanipulasi perubahan spontan pada ekspresi wajah dan tekanan suara. Ada beberapa pedoman yang bisa digunakan mendeteksi kebohongan. Semuanya mendasarkan pada apa yang terjadi saat seseorang berbohong. Pedoman bisa memperbesar peluang benar dalam deteksi kebohongan. Namun bukan berarti bahwa mereka yang memenuhi ciri-ciri seperti dalam pedoman pasti melakukan kebohongan. Kita harus tetap sangat berhati-hati dalam menyimpulkan seseorang berbohong atau tidak. Berikut beberapa pedoman yang mungkin berguna dalam mendeteksi kebohongan secara lebih akurat. 1. Biasanya pembohong menjadi lebih tertarik dan lebih memperhatikan cerita yang

dibohongkan. Mereka tiba-tiba lebih ingin orang memperhatikan cerita itu. Jika

Page 32: Kebohongan Manusia

biasanya bercerita datar-datar saja maka tiba-tiba bisa bersemangat dan menggunakan kata penegas, seperti “ini benar!”, “aku yakin!”, “tidak salah lagi!”, dan semacamnya.

2. Biasanya pembohong enggan mendekat secara fisik kepada yang dibohongi, mereka cenderung menjaga kontak fisik agar tidak terlalu dekat.

3. Biasanya ada ketidaksesuaian antara cerita yang disampaikan dengan emosi yang muncul. Misalnya menyampaikan ibunya meninggal tapi dengan tertawa.

4. Menunda jawaban sedikit lebih lama pada saat ditanya 5. Kadang terjadi kekeliruan ucapan dalam bercerita 6. Pada saat ditanya, jawaban yang diberikan sangat singkat. 7. Pada saat menjawab kurang menunjukkan keseriusan. 8. Biasanya pada saat berbohong dan sesudahnya, sekitar kira-kira 10 detik, terjadi

perubahan ekspresi wajah secara spontan. 9. Tekanan suaranya berubah menjadi lebih berat atau tinggi. 10. Menghindari terjadinya kontak mata 11. Melakukan gerakan-gerakan tidak biasa saat berbohong, seperti memilin-milin rambut,

meremas-remas baju, dan lainnya. Apakah detektor kebohongan itu? Anda tentu sering mendengar mengenai detektor kebohongan atau lie detector. Diyakini bahwa jika seseorang diuji menggunakan alat itu maka akan diketahui dia berbohong atau tidak. Tetapi apakah benar seperti itu? Jika benar, seperti apa cara kerjanya? Detektor kebohongan adalah sebuah poligraph yang mengukur perubahan fisiologis tubuh pada saat menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ atas beberapa pertanyaan yang diajukan. Alat tersebut mengukur pola pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, perubahan elektrolit pada kulit yang menunjukkan adanya keringat atau tidak, dan perubahan nada suara. Asumsinya, jika seseorang berbohong maka ia akan mengalami beberapa perubahan fisiologis. Jika tidak berbohong maka juga tidak terjadi perubahan fisiologis. Pemakaian detektor pernah digunakan secara masif pada tahun 80-an sampai 90-an tapi kini penggunaannya sangat dibatasi. Mengapa? Karena detektor kebohongan ternyata menimbulkan masalah. Mereka yang gugup pada saat menghadapi detektor kebohongan, meskipun berkata jujur, akan tetap dikatakan sebagai pembohong oleh mesin tersebut, sebab tekanan denyut jantung, nada suara, serta tekanan darahnya meningkat akibat kegugupan. Sebaliknya mereka yang terlatih berbohong atau aktor-aktor yang handal akan selalu lolos dikatakan sebagai orang jujur karena piawai dalam mengatur perubahan fisiologis yang terjadi, bahkan meskipun menceritakan kebohongan yang sangat besar. Apa saja situasi yang menimbulkan kebohongan? Salah satu cara mendeteksi kebohongan adalah dengan mengetahui situasi-situasi apa saja yang paling sering menimbulkan kebohongan. Dengan mengetahui situasi-situasi itu, maka kita bisa lebih kritis terhadap informasi yang datangnya dari situasi tersebut. Berikut beberapa situasi interaksi yang memungkinkan munculnya kebohongan, 1. Situasi di mana hubungan yang terjalin kurang hangat dan akrab 2. Situasi ketika hubungan antara pelaku interaksi tidak setara, misalnya atasan-bawahan 3. Situasi ketika dukungan sosial sangat diharapkan (pada saat ada musibah) 4. Situasi ketika interaksi sosial yang menunjukkan ada pihak yang mendominasi 5. Situasi interaksi ketika salah satu pihak berpotensi mendapatkan tekanan dari pihak

lain

Page 33: Kebohongan Manusia

Bab 6

Bohong dan Kehidupan Sosial

Apakah bohong merupakan fakta sosial dalam hidup sehari-hari?

Apakah ada hubungan kebohongan dengan bentuk masyarakat tertentu?

Apakah bohong bisa dibenarkan secara moral?

Apakah kebohongan merupakan fakta sosial dalam hidup sehari-hari? Maaf kepada Anda yang moralis dan percaya bahwa kebohongan adalah penyimpangan berat dalam hidup manusia, karena ternyata kebohongan adalah bagian dari hidup manusia sehari-hari. Bohong sama sekali bukan peristiwa yang luar biasa atau langka. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwasanya dalam seminggu seseorang melakukan kebohongan antara 0 atau tidak sama sekali, sampai 46 kali kebohongan. Artinya ada orang yang melakukan kebohongan rata-rata sampai 6 kali dalam sehari. Penelitian itu juga menemukan bahwa masyarakat umumnya melakukan kebohongan minimal 1 kali dalam satu hari interaksi dengan orang lain. Mahasiswa melakukan rata-rata 2 kebohongan setiap hari. Mereka berbohong 1 kali dalam setiap 3 kali interaksi. Artinya sepertiga interaksi yang dilakukan mengandung kebohongan. Luar biasa bukan?! Tentunya ada alasan mengapa bohong secara masif dilakukan, bahkan oleh semua kelompok umur. Satu yang pasti adalah karena bohong menguntungkan, baik bagi pelakunya maupun bagi kehidupan sosial. Keuntungan bagi pelaku kebohongan sangat jelas, entah itu untuk keuntungan psikis maupun keuntungan material. Dalam interaksi sosial, bohong menjadi sarana bagi seseorang untuk melakukan manajemen kesan, mengatur emosi, dan memberikan dukungan sosial. Lalu apa keuntungan bagi kehidupan sosial? Kebohongan dalam masyarakat rupa-rupanya menjaga terciptanya lingkungan sosial yang erat. Bohong merupakan perantara bagi banyak orang untuk menunjukkan dukungan sosial kepada yang lainnya. Pada saat kesusahan, berbagai basa basi menunjukkan perhatian dan keprihatinan, yang tentunya banyak mengandung kebohongan, diucapkan. Tidak lain untuk menunjukkan adanya saling dukung dalam masyarakat. Dan semua orang mahfum belaka adanya kebohongan itu.

Bohong juga dilakukan untuk menciptakan keteraturan dan menjamin bahwa tata krama dalam masyarakat diterapkan. Bayangkan, jika seseorang selalu mengatakan apa adanya pendapat pribadinya pada orang lain, maka yang ada hanyalah geger sosial. Apa mungkin Anda mengatakan jelek anak tetangga Anda yang memang jelek, di depan orangtuanya? Lha, kalau mengatakan begitu Anda bakal tidak punya teman. Semua tetangga bakal menghindari Anda.

Keramahtamahan jangan-jangan juga sering dihiasi ketidakjujuran. Mempersilakan mampir seseorang, padahal hati tidak ingin orang itu mampir, hal biasa bukan? Tapi toh setiap orang telah mahfum, bahwa ramah-tamah semacam itu, tidaklah bermaksud sungguhan, sehingga ya menolak. Jikalau menerima tawaran untuk mampir, malah mungkin dianggap kurang ajar. Apakah ada hubungan kebohongan dengan bentuk masyarakat tertentu? Tidak ada masyarakat yang pernah diketahui, yang sama sekali terbebas dari bohong. Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua bentuk masyarakat yang ada di dunia ini, terdapat perilaku bohong di antara anggota-anggotanya. Mengapa demikian?

Page 34: Kebohongan Manusia

Pertama, bohong tumbuh pada masyarakat yang memiliki perbedaan kelas-kelas sosial. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang menjadi atasan, ada yang menjadi bawahan. Ada yang berkuasa ada yang tidak, dan seterusnya. Selama ada kelas-kelas sosial tersebut, adalah muskil untuk meniadakan kebohongan. Kelas sosial berimplikasi pada munculnya beragam tata krama untuk menyesuaikan perilaku dengan kelas-kelas sosial yang ada. Seseorang dari kelas sosial rendah diharapkan berbeda dalam bersikap dan berperilaku menghadapi kelas sosial yang setara maupun yang lebih tinggi. Seorang bawahan diharapkan akan berbeda cara dalam menghadapi sesama bawahan dengan menghadapi atasan. Persetujuan lebih sering diberikan kepada atasan.

Perbedaan kelas sosial menunjukkan adanya hirarki. Seseorang yang lebih baik dari segi apapun, baik itu harta, pengetahuan, penampilan atau lainnya, tentu akan menempati hirarki lebih tinggi dibandingkan yang lain. Nah, agar seseorang menempati posisi lebih tinggi dalam hirarki maka orang-orang berupaya melakukan manajemen kesan supaya terlihat lebih baik.

Kedua, bohong tumbuh pada masyarakat yang relasi sosialnya terdapat dominasi. Seseorang tentu akan menghadapi yang lebih berkuasa dengan cara berbeda dengan ketika menghadapi yang kurang berkuasa. Jika Anda selalu membangkang yang berkuasa, bukankah Anda akan mendapat kesulitan? Pada saat seorang anak berbohong pada orangtuanya, tidak lain karena orangtua mempunyai dominasi kekuasaan. Sang anak khawatir akan mendapatkan hukuman dari orangtua jika mengatakan kebenaran, dan oleh karena itu diungkapkanlah kebohongan. Pada saat Anda berbohong pada penagih hutang, bukankah karena dalam hubungan itu, si penagih hutang adalah pihak yang dominan? Ketiga, bohong tumbuh pada masyarakat yang mengajarkan kepatuhan. Setiap kepatuhan diharapkan maka juga melahirkan kebohongan. Pada masyarakat dimana tata aturan norma sangat berat dan dimana pelanggaran dijatuhi hukuman berat, bukankah menjadi wajar jika melakukan kebohongan untuk menghindari kesulitan? Adakah bentuk masyarakat tanpa kebohongan? Pertanyaannya justru adakah masyarakat yang benar-benar setara, dimana tidak ada kelas sosial, tidak ada relasi yang mendominasi, tidak ada tata aturan norma yang mengikat kepatuhan? Sebab hanya masyarakat yang setara yang bisa menghindarkan terjadinya kebohongan. Terdapat satu lagi bentuk masyarakat yang memungkinkan memunculkan perilaku bohong lebih sering, yakni masyarakat yang mengharapkan anggota-anggotanya menunjukkan perhatian lebih besar dalam bentuk dukungan sosial, dukungan emosional atau kepedulian. Pada bentuk masyarakat yang mengajarkan moral demikian itu, maka anggota-anggotanya akan berusaha sedapat mungkin mewujudkannya meskipun dalam bentuk kebohongan. Bukankah Anda akan disebut kurang ajar jika pada saat ada kematian tetangga, Anda menyetel musik keras-keras?! Bahkan meskipun Anda tidak turut berduka, Anda toh tetap harus menunjukkan perilaku berduka.

Budaya masyarakat Indonesia yang banyak menempatkan sopan santun dan unggah-ungguh atau tata krama dalam pergaulan memberikan pengaruh terhadap perilaku bohong. Misalnya budaya jawa yang melarang anak mengatakan tidak pada orangtuanya meskipun tidak menjalankan apa yang diperintahkan, jelas mendorong terjadinya perilaku bohong. Pada saat atasan Anda meminta Anda mencoba masakan buatannya, apakah Anda akan mengatakan tidak enak, meskipun Anda merasakannya tidak enak? Anda hanya diharuskan untuk mengatakan enak, meski toh sang atasan cukup menyadari bahwa masakannya memang tidak enak. Jadi, sebenarnya tidak ada ruginya mengatakan apa adanya. Tapi ya itu, demi tata krama, maka bohong mengatakan enak adalah yang paling lazim dilakukan.

Page 35: Kebohongan Manusia

Apakah bohong bisa dibenarkan secara moral? Nyaris semua panduan moral, baik yang berasal dari ajaran agama, adat maupun konvensi bersama, menyebutkan bahwa kebohongan sebagai perilaku tidak bermoral. Tidak ada yang menganjurkan kebohongan. Bentuk masyarakat yang dicita-citakan setiap agama adalah bentuk masyarakat yang dipenuhi kejujuran. Akan tetapi jika kebohongan memang tidak bermoral, mengapa kebohongan sedemikian luas dilakukan? Jawaban yang bisa diberikan barangkali karena berbohong memang memberikan banyak manfaat kepada pelakunya. Panduan agama, dalam hal ini saya mengambil contoh Islam, tidak secara tegas melarang semua bentuk kebohongan. Ada kebohongan yang sama sekali dilarang, namun ada juga kebohongan yang diperbolehkan. Ini berarti meskipun kebohongan dinilai tidak memenuhi nilai moral, tapi ia sudah merupakan fakta sosial sehari-hari, yang oleh karenanya tidak mutlak dilarang. Islam bahkan memberikan panduan mengenai bohong-bohong apa saja yang diperbolehkan. Artinya pula, seseorang dianggap berbohong akan sangat tergantung situasi etiknya. Hanya ada dua kategori kebohongan yang tidak ditoleransi dalam Islam, yakni berbohong mengingkari Allah SWT dan berbohong mengingkari Nabi Muhammad SAW. Selebihnya bisa ditoleransi tergantung konteksnya. Beberapa jenis kebohongan yang diijinkan dalam Islam adalah : 1. Menyelamatkan seseorang 2. Memberi efek terhadap perdamaian atau rekonsiliasi konflik 3. Dalam situasi melakukan perjalanan dimana jika jujur akan membahayakan

perjalanan. Permakluman yang diberikan kepada perilaku bohong sangat beragam tergantung

konteksnya. Membohongi seribu rupiah pada orang kaya akan lebih dimaklumi ketimbang membohongi 1000 rupiah pada anak yatim. Masyarakat akan sangat mengecam mereka yang membohongi anak yatim, tapi justru bisa jadi malah memuji mereka yang berhasil membohongi orang kaya. Bohongnya anak-anak biasanya juga jauh lebih dimaklumi daripada bohongnya orang dewasa. Jadi, kebohongan sebetulnya sesuatu yang sangat liat. Kadang dimaklumi, kadang dikecam tergantung konteksnya. Selamat berbohong!