Upload
bagas-dipta
View
242
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pendidikan
Citation preview
PERILAKUKESEHA TANDAN PROSES PERUBAHANNY A
Oleh
Nugroho (Staf Lapangan YIS)
Arsad Rahim Ali (Staf Dinas Kesehatan Polewali mandar)
Konsep Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku
manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai
bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti
berpikir , persepsidan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara perangsang ( stimulus) dan respon. Ia
membedakan adanyadua stimulus :
1. Respondent responseataureflektife responseialah responyangditimbulkan olehrangsangan tertentu. Perangsang
semacam ini disebut elicting stimulikarenamenimbulkanrespon yangrelatiftetapmisalnyamakananlezat
menimbulkankeluarnyaair liur, cahayayangkuatmenyebabkanmata tertutup , menangiskarena sedih, muka
merahkarena marah danlain sebagainya.
2. Operant responseatau instrumental responseialahrespon yangtimbul dan berkembangnyadiikuti oleh
perangsangtertentu. Perangsangsemacam ini disebut reinforcingstimuliatau reinforcerkarenaperangsang
tersebut memperkuat responyangtelahdilakukanoleh organisme.Oleh sebab itu perangsangini mengikuti atau
memperkuatperilaku yangsudah dilakukan. Sebagaicontoh apabilaseoranganakbelajaratau sudahmelakukan
suatu perbuatan kemudiandiamemperolehhadiah makadiaakanlebih giatbelajaratau lebih baik lagi melakukan
perbuatan tersebut.Dengankata lain respon yangdiberikannyaakan lebih intensif dankuat.
Di dalamkehidupan sehari – harirespon yangpertamasangat terbatas keberadaanyahal ini disebabkanhubungan yangpasti
antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin.
Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk
memodifikasinyasangat besar .
Bentuk Perilaku
Secaraoperasional perilakudapat diartikansebagai respon organismeterhadap rangsangantertentu dariluar subyek. Respon
ini berbentukdua macam yaitu:
1. Bentuk pasifatau covert behaviouradalahrespon internal yangterjadidi dalam diri manusiadan tidak secara
langsungbisa dilihat oranglain, misalnyaberpikir,tanggapan,sikapatau pengetahuan.Misalnyaseorangibu yang
tahu bahwa membawa anakuntuk diimunisasi dapat mencegahpenyakit tertentu akan tetapi dia tidak membawa
anaknyake puskesmasatau posyandu.
2. Bentuk aktifatau overt behaviour, apabila perilakuini jelas bisadilihat. Misalnyapadacontoh di atas si ibu
membawaanaknyake posyanduatau puskesmasuntuk diimunisasi.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit,sistem pelayanankesehatan,makanan,sertalingkungan.Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :
1. Perilaku seseorang terhadap sakitdan penyakityaitubagaimanamanusia merespon baik secara pasif maupun
aktif sehubungandengansakit danpenyakit. Perilaku ini dengansendirinyaberhubungandengan tingkat
pencegahanpenyakit
• Perilaku sehubungandenganpeningkatan danpemeliharaan kesehatanmisalnyamakan makanan bergizi, dan
olahraga.
• Perilaku pencegahan penyakit misalnyamemakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian imunisasi.
T ermasukjugaperilakuuntuk tidak menularkan penyakitkepadaoranglain.
• Perilaku sehubungandenganpencarian pengobatan misalnyausaha mengobati penyakitnyasendiri, pengobatan di
fasilitaskesehatan ataupengobatanke fasilitas kesehatan tradisional.
• Perilaku sehubungandenganpemulihankesehatan setelahsembuh dari penyakitmisalnyamelakukan diet,
melakukananjuran dokterselamamasa pemulihan.
1. Perilaku terhadap sistempelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakuprespon terhadapfasilitaspelayanan,cara
pelayanan, petugaskesehatan dan obat– obat.
2. Perilaku terhadap makanan. Perilakuini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap danpraktekterhadapmakanan
sertaunsur – unsur yangterkandungdi dalamnya.,pengelolaan makanan danlain sebagainyasehubungandengan
tubuh kita.
3. Perilaku terhadap lingkungan sehatadalahrespon seseorangterhadap lingkungan sebagai salahsatu determinan
kesehatan manusia. Lingkup perilakuini seluaslingkup kesehatanlingkungan.itu sendiri.
FaktorPenentu ( Determinan )Perilaku
Perilaku kesehatan seperti halnya perilaku pada umumnya melibatkan banyak faktor . Menurut Lawrence Green ( 1980 )
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya
perilaku itu sendiridipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
• Faktorpembawa ( predisposing factor )didalamnyatermasukpengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai –
nilai danlain sebagainya
• Faktorpendukung( enabling factor) yangterwujut dalam lingkungan fisik, sumber daya,tersedia atautidak
tersedianyafasilitas dansarana kesehatan.
• Faktorpendorong( reinforcing factor)yangterwujut di dalam sikap danperilakupetugas kesehatan maupun
petugas lain , teman,tokoh yangsemuanyabisamenjadi kelompok referensidari perilakumasyarakat.
Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan
perilaku petugas kesehatanjugamendukungdanmemperkuat terbentuknyaperilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum tahu manfaat
imunisasi ( predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari rumahnya ( enabling factor )
sebab lain bisa jadi karenatokoh masyarakatdi wilayahnyatidak maumengimunisasikan anaknya( reinforcing factor)
Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum tergantung faktor intern ( dari dalam
individu ) dan faktor ekstern ( dari luar individu ) yang saling memperkuat . Maka sudah selayaknya kalau kita ingin
merubah perilakukitaharus memperhatikan faktor – faktor tersebutdi atas.
Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan
perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan
lainnya.Perubahanyangdimaksud bukan hanyasekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour .
Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan
diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian
1. Menggunakankekuatan/ kekuasaan ataudorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang
diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara
ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi
bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya
dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar
yangkurangterawat.
2. Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan
kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang
dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih
langgeng.
3. Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah
tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga
ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih
lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih
mantap danmendalam sehinggaperilaku merekajugaakanlebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari
masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan
yanglanggeng.
ProgramKesehatan T erpadu Bagi Golongan Rawan dan Proses T erjadinya Perubahan Perilaku
Sejak tahun 1998 YIS bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (dulu Polewali Mamasa disingkat
Polmas). Cq. Dinas Kesehatan untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, seperti juga
program kesehatan lainnya diharapkan program bisa mensupport terjadinya perubahan perilaku dengan kegiatan – kegiatan
program yang berbasis dan dilaksanakan oleh masyarakat. Pelatihan – pelatihan diharapkan membantu pembentukan
predisposing factor dengan adanya peningkatan pengetahuan maupun sikap masyarakat. Selain itu program juga
memberikan dukungan dengan adanya stimulan RF sanitasi yang dikelola oleh KSM ataupun dana pembuatan tepung M3
yang dikelola oleh posyandu. Dari uraian di atas nampak bahwa program sudah memberikan ruang bagi predisposing factor
dan enabling factorsebagaideterminanterjadinyaperubahanperilaku.
Meskipun pengetahuan mengenai penyakit dapat membantu perubahan perilaku, akan tetapi perubahan perilaku mungkin
kurang disukai oleh masyarakat karena terlalu sulit, butuh waktu, biaya atau karena sebab lain. Pengalaman pendampingan
Program Kesehatan T erpadu di Polmas menunjukkan hal ini, seringkali beberapa anggota masyarakat sudah mengetahui
tentang akibat yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan buang air besar sembarangan baik untuk dirinya sendiri ataupun
masyarakat lain akan tetapi pengetahuan itu belum cukup untuk merubah perilaku buang air besar mereka. Dalam kondisi
seperti ini kegiatan RF sanitasi oleh KSM menjadi enabling factors yang mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ,
hal ini terlihat dengan mulainya anggota masyarakat untuk membangun dan menggunakan jamban keluarga setelah sedikit
‘digelitik’ dengan kegiatan RF oleh kelompok yang pada dasarnya memang hanya sebagai rangsangan / stimulan.
Pendekatan semacam ini cukup memberikan dampak lewat kesediaan beberapa anggota untuk memulai proses ini meskipun
di lingkungannya BAB ke jamban belum menjadi way of life . Dari sisi ini diharapkan akan muncul perubahan – perubahan
perilaku lainnyauntuk memutus mata rantaipenularanpenyakit yangbukan hanyatergantungdari faktor jamban semata.
Untuk itulah satu tahun terakhir dikembangkan kegiatanTim Kesehatan Masyarakat yang memfokuskan kegiatannya untuk
melakukan pendidikan kesehatan di tingkat masyarakat dengan mendorong peran mereka di dalam merencanakan,
mengorganisir dan memfasilitasi proses diskusi kelompok / penyuluhan bersama - sama dengan institusi posyandu, KSM
ataupuninstitusi lainnyadi tingkat masyarakat.
Hal diatas bisadilihatdari duadimensi. Dimensi pertama bahwa kegiatan pendidikankesehatanyang dilakukandiharapkan
bisa memberikan reinforcing stimuli kepada masyarakat yang sudah dirangsang dengan kegiatan RF sanitasi sehingga
respon mereka akan semakin kuat. Hal ini menjadi sangat penting karena tidak selamanya respon yang diberikan
masyarakat untuk membangun jamban berdasarkan alasan kesehatan. Dimensi kedua diharapkan dengan kegiatan
pendidikan kesehatan akan bisa memunculkan perubahan – perubahan perilaku kesehatan lainnya yang bisa memutus mata
rantai penyebarandan terjadinyasuatu penyakit.
Melihat perkembangan dan proses yang terjadi di dalam pelaksanaan program ada beberapa hal yang seharusnya menjadi
perhatian untuk lebih mendorongproses perubahanperilaku kesehatan.
1. T erkait dengan determinan – determinan perilakudi atas, perlu langkah – langkahuntuk lebih memperkuat
predisposing factor , enabling factordan reinforcing factor , karena faktor – faktor tersebutsaling mempengaruhi.
T antanganbagi dinas kesehatan danjajarannyasebagai reinforcingfactordi dalam proses perubahan perilaku
adalahbagaimanamereka mengimplementasikanparadigmasehat secara mikro denganmenekankan upaya
promotifdan preventif seperti tergambar di dalam Visidan Misi Indonesia Sehat2010 dengan actiondi tingkat
masyarakat. Halini menjadi sangatpentingkarena sudahterlihat adainisiatif dari masyarakat untuk melakukan
beberapaupayaperubahan perilakudenganmengorganisirpertemuankelompok ataupun penyuluhandenganniat
baik untuk memperbaiki derajat kesehatandan kondisi lingkungannya.Sangat disayangkankalauinisiatif – inisiatif
ini tidak bisa ‘ditangkap’ dan dimaksimalkan oleh pihak– pihakyangterkait demi terwujudnya kemandirian
masyarakat untukhidup sehat, sebagai salahsatu misi pembangunankesehatan.
2. Di tingkat masyarakat sendiri, diperlukankerelaan danniat baik dari semuapihak untuk lebih mendorong
terjadinyaperubahan perilaku.Hal ini menjadi sangat penting karenaadanyadanastimulan sebagai enabling factor
mempunyaidua dimensi yangpertama dalamarti positif, apa yangsekarangsudahada di tingkat masyarakat bisa
dimaksimalkanuntuk mendorongprosesterjadinyaperubahanperilaku.Dalam arti negatif adanyadana bisa
menyulut konflik danintrik yangtidakjarangjustru melibatkantokoh – tokoh kunci (pengurus kelompok, tokoh
masyarakat , aparatdesa )yangseharusnyamenjadi refferencepeopledi dalam proses perubahanperilaku.
3. Penyuluhanbukan sesuatu yangbaru,sebagaiupayauntuk merubah perilaku hal ini sudah seringkali dilakukan
akantetapi seringkali pula perubahanperilaku yangdiharapkan belum muncul. Salah satu sebab darikurang
berhasilnyapenyuluhan adalah karenaia bersifat top – down, seringkali masyarakat dianggap sebagai tong kosong
yangbisa diisi dengan ‘ide– ide ‘ baru denganmenafikanide , pengalaman ataupemahaman mereka tentangsatu
masalah kesehatan.Untuk sekedar membentuk perilaku pasif ( covert behaviour)cara ini mungkin cukupmanjur
akantetapi untuk membentukperilaku aktif ( overt behaviour) caradiatas kurangefektifkarena mengubah
perilaku kesehatanitu lebih darisekedar menambahpengetahuan kesehatanmasyarakat. Seringkali yangterjadi
adalahbahwamasyarakat menganggap ada nilai nilai lain yanglebih pentingseperti perjuanganuntuk bertahan
hidup ( survival), status, prestise, keindahan fisik danlain sebagainya. Adadua dimensi yangbisa ditangkapdari
uraiandiatas yaitu:
• Untuk mendorongperubahanperilakuyanglebih efektif di perlukaninteraksi padasaat kegiatanpenyuluhan
denganmelakukan diskusi partisipatif, memadukanapa yangdiketahui oleh masyarakatdengan nilai – nilai
kesehatan. Untuk melakukanhal ini tentunyadiperlukanketrampilan memfasilitasi secarapartisipatip, sehinggahal
ini perlu menjadi perhatian bagi semua stake holderbaik di tingkat dinas dan puskesmasmaupun di tingkat
masyarakat.
• Contentmateripadasaat penyuluhan/diskusi bisalebih dikembangkan untuk lebih memotivasi terjadinya
perubahan perilaku denganmengkombinasikan pendekatan kesehatandenganaspek – aspek yanglain, misalnya
aspekreligius, estetika,kenyamanan, penghargaan diri , budayadanlain sebagainya..
Pada akhirnya kita memang harus menyadari bahwa untuk mewujutkan terjadinya proses perubahan perilaku ( kesehatan )
perlu keterlibatan , pengorbanan dan niat baik dari semua komponen di atas, sehingga diperlukan kerjasama yang harmonis,
efektif dan efisien dalam mewujutkannya, karena meskipun upaya kesehatansudahdilakukansecara maksimal, peningkatan
derajat kesehatantidakakan optimal jikaperilaku danlingkunganbelumlahsehat.
Hal ini sejalan dengan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu , adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatanyangsetinggi-tingginya.
Seperti sebuah kalimat bijak " Kamu bisa mengubah dunia, jika kamu punya mimpi". Mimpi mungkin bisa disamakan
dengan cita – cita. Visi Indonesia Sehat 2010 yang diaplikasikan di dalam misi pembangunan kesehatan merupakan mimpi
dan cita – cita kita bersama. Satu hal untuk bisa mewujutkan mimpi ke alam nyata, kita harus bangun dari tidur sehingga
semuanyabukanhanyasekedarmimpi.
DaftarPustaka
1. Anonim ,Paradigma Sehat menuju Indonesia Sehat 2010, Departemen Kesehatan RI, 1999
2. Anonim, Pengelolaan Yang Berkesinambungan Dalam Program Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi, IRC/Unicef/ Yayasan Dian Desa.
3. Boot,Marieke T, Aduk Saja Dengan Lembut , IRC, Delft, Netherlands, 1991
4. Curtis, Valerie & BernadetteKanki, Bersih, Sehat Dan Sejahtera :Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene, Unicef/WHO/Y ayasan Dian Desa
5. Notoatmodjo, Soekidjo, Pengantar Perilaku Kesehatan, FKM-UI, Jakarta, 1990
MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen
adalah sistem yang berlangsung (Notoatmodjo (2007).
Manajemen pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip-prinsip manajemen
dalam pealayan kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat
berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur, teratur, menempatkan orang-orang yang
terbaik pada bidang-bidang pekerjaannya, efisien, dan yang lebih penting lagi adalah dapat
menyenangkan konsumsi atau membuat konsumen puas terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan.
Manajemen layanan kesehatan tidak bisa berjalan sendiri, namun harus berjalan dan
didukung oleh berbagai komponen yang lain. Secara garis besar sifat interrelationships ini
dapat dikelompok menjadi dua kelompok besar yaitu organ manajemen dan fungsi
manajemen.
Organ manajemen pelayanan kesehatan diantaranya teridiri dari para pimpinan
(manajer), manajer lini bawah, sarana manajemen (dana, material, permesinan dan
peralatan laboratorium, tenaga paramedis, tenaga administrasi, tenaga pendukung dan
tenaga riset dan pengembangan), unsur pemerintah dan tenaga pendukung yang lain.
Sedangkan fungsi manajemen pelayanan kesehatan tidak melepaskan fungsi-fungsi
manajemen secara umum yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan dan
pembinaan staf yang sesuai, sistem penganggaran, sistem pelaksanaan, pengendalian,
monitoring dan evaluasi.
Dalam suatu perangkat yang diterapkan pada suatu rumah sakit, saat ini terjadi
perubahan sistem evaluasi mutu pelayanan suatu rumah sakit, dimana kepuasan konsumen
/ pasien manjadi titik tolak utama. Sedikitnya ada 5 kriteria dalam melakukan evaluasi
rumah sakit kaitannya dengan tingkat kepuasan pelayanan yaitu bukti langsung (sarana,
prasarana, kelengkapan laboratorium, dll), kehandalan (yang menyangkut mutu
sumberdaya manusia pelaku pelayanan kesehatan), respon (daya tanggap para pelaku
pelayanan dan kecepatan waktu pelayanan), empati (sikap, perilaku, keramahan,
kesopanan) dan budjet (besaran dana yang harus dikeluarkan oleh pasien dibandingkan
dengan mutu pelayanan yang diterima). Input data untuk evaluasi diperoleh dari para
pelanggan/ pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit /
puskesmas, baik rawat jalan maupun rawat inap. Penelitian lebih mendalam dalam hal ini
masih dibutuhkan dengan membandingkan beberapa
Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle)
Usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan dari dalam diri (the inner self driven) yang mengatur arah perilaku, dan dorongan dari lingkungan yang mungkin dapat menambah, atau menghambat arah dorongan dari dalam tadi. Dari dua dorongan itu, yang terpenting adalah dorongan dalam diri (inner self) itu. Bahwa karena peranan dalam diri ini, suatu peristiwa yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh dua orang manusia yang mengalaminya. Dengan adanya dorongan dalam diri ini, manusia dapat menafsirkan kekuatan-kekuatan di luar dirinya, bahkan memiliki kapasitas untuk menghindari atau menyerangnya. Bagi Adler, manusia mempunyai kekuatan yang cukup, sekalipun tidak sepenuhnya bebas, untuk mengatur kehidupannya sendiri secara wajar. Jadi dalam hal ini Adler tidak menerima pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah produk dari lingkungan sepenuhnya. Menurut Adler, justru jauh lebih banyak hal-hal yang muncul dan berkembang dalam diri manusia yang mempengaruhi gaya hidupnya. Gaya hidup manusia tidak ada yang identik sama, sekalipun pada orang kembar. Sekurang-kurangnya ada dua kekuatan yang dituntut untuk menunjukkan gaya hidup seseorang yang unik, yakni kekuatan dari dalam diri yang dibawa sejak lahir dan kekuatan yang datang dari lingkungan yang dimasuki individu tersebut. Dengan adanya perbedaan lingkungan dan pembawaan, maka tidak ada manusia yang berperilaku dalam cara yang sama.
Gaya hidup seseorang sering menentukan kualitas tafsiran yang bersifat tunggal atas semua pengalaman yang dijumpai manusia. Misalnya, individu yang gaya hidupnya berkisar pada perasaan diabaikan (feeling of neglect) dan perasaan tak disenangi (being unloved) menafsirkan semua pengalamannya dari cara pandang tersebut. Misalnya ia merasa bahwa semua orang yang ingin mengadakan kontak komunikasi dipandangnya sebagai usaha untuk menggantikan perasaan tak disayangi tersebut. Gaya hidup seseorang telah terbentuk pada usia tiga sampai lima tahun. Gaya hidup yang sudah terbentuk tak dapat diubah lagi, meskipun cara pengekspresiannya dapat berubah. Jadi gaya hidup itu tetap atau konstan dalam diri manusia. Apa yang berubah hanya cara untuk mencapai tujuan dan kriteria tafsiran yang digunakan untuk memuaskan gaya hidup. Misalnya, bagi anak yang merasa memiliki gaya hidup tidak disayangi, adalah lebih baik praktis untuk membentuk tujuan semu bahwa kasih sayang baginya tidak begitu penting dibandingkan dengan usaha meyakinkan bahwa tidak dicintai pada masa lalu tidak penting baginya, dan bahwa meyakinkan kemungkinan untuk dicintai pada masa yang akan datang diharapkan dapat memperbaiki peristiwa masa lampau. Perubahan gaya hidup meskipun mungkin dapat dilakukan, akan tetapi kemungkinannya sangat sukar, karena beberapa pertimbangan emosi, energi, dan pertumbuhan gaya hidup itu sendiri yang mungkin keliru. Karenannya jauh lebih mudah melanjutkan gaya hidup yang telah ada dari pada mengubahnya.
11 Penyakit akibat gaya hidup tak sehat
Tinggalkan Balasan
1. Obesitas
Kebiasaan makan yang kurang sehat, makan terlalu banyak, jarang berolahraga, dan gaya hidup menetap bisa menyebabkan obesitas. Tak hanya itu, orang yang mengalami kelebihan berat badan juga bisa mengalami banyak masalah lain seperti kesulitan bernapas, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan lainnya
2. Diabetes tipe 2
Obesitas menjadi penyebab penyakit lain seperti diabetes tipe II yang tidak bergantung pada insulin dan biasa terjadi pada orang dewasa.
The International Diabetes Federation menunjukkan bahwa saat ini negara yang penduduknya paling banyak mengalami diabetes tipe II adalah India, yaitu sekitar 40,9 juta orang.
3. Arteriosclerosis
Ini adalah penyakit yang terjadi ketika dinding pembuluh darah menebal dan menjadi tidak elastis.
Atherosclerosis disebabkan oleh lemak yang menempel di dinding arteri dan menyebabkan kelainan pada aliran darah. Penyakit ini biasanya diikuti dengan sakit pada dada dan serangan jantung. Tak hanya itu, atherosclerosis juga dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi
4. Penyakit jantung
Gaya hidup yang tak sehat bisa mempengaruhi otot jantung dan dinding pembuluh darah. Faktor penyebab utamanya adalah kebiasaan merokok, diabetes, dan kolesterol tinggi.
5. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi disebabkan oleh banyak hal, termasuk stres, obesitas, faktor genetik, konsumsi garam yang berlebihan pada diet, dan faktor usia.
6. Swimmer ear
Swimmer ear adalah sebutan untuk penyakit telinga akibat peradangan, iritasi, dan infeksi pada bagian luar telinga dan kanal dalam. Gejalanya termasuk telinga yang berdenging dan kesulitan untuk mengerti pembicaraan.
Penyakit ini disebabkan seringnya mendengarkan musik atau suara yang keras serta terlalu sering menggunakan headphone
7. Kanker
Kanker disebabkan adanya pertumbuhan sel yang tak biasa dan membahayakan kesehatan. Beberapa tipe kanker disebabkan oleh gaya hidup dan kebiasaan buruk seperti merokok, terlalu banyak di bawah matahari, dan konsumsi makanan yang mengandung karsinogen
8. Stroke
Stroke terjadi ketika pembuluh darah ke otak terhalang, sehingga menyebabkan kurangnya oksigen pada beberapa bagian otak.
9. Penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD)
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) disebabkan oleh kerusakan permanen pada alat pernapasan. Penyakit ini bisa terjadi karena faktor seperti merokok dan polusi udara
10. Cirrhosis
Cirrhosis adalah penyakit yang terjadi pada lever. Konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu penyebabnya. Selain itu, hepatitis kronis juga bisa memicu terjadinya penyakit cirrhosis.
11. Nephritis
Nephritis adalah penyakit ginjal yang ditengarai dengan membengkaknya ginjal. Selain itu, Nephritis juga diikuti dengan hilangnya fungsi ginjal.
About Contact/Advertise
Home Nutrisi Diet Kebugaran Gaya Hidup Weight Loss Penyakit Pengobatan Kesehatan Mental Wanita & Kecantikan Daftar Isi
Home » Gaya Hidup » Kebiasaan dan Gaya Hidup Penyebab Penyakit
Search...
Kebiasaan dan Gaya Hidup Penyebab Penyakit
Written by: Erma in Gaya Hidup
Banyak sekali tempat berolahraga (fitness center) yang menjamur di Indonesia; belum lagi pusat-pusat layanan kesehatan yang kini dapat ditemui hampir di setiap sudut kota, mengikuti program yang disarankan oleh WHO. Ketersediaan informasi mengenai kesehatan dan kebugaran tubuh dapat di akses di manapun dan dari manapun, semua gratis! Pengetahuan mengenai bagaimana cara hidup sehat seperti jenis makanan yang baik dan buruk, olahraga, pola makan, pola kerja, penyakit, pengobatan dan berbagai informasi lainnya hadir di berbagai media, baik cetak, elektronik, maupun internet.
Tapi, penelitian menyebutkan bahwa penyakit kronis lebih sering disebabkan oleh satu hal yang kadang luput dari perhatian kita: Gaya Hidup. Perkiraan sekitar 80% penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2, dan 40% penyakit kanker sebenarnya bisa dihindari apabila faktor-faktor riskan yang disebabkan oleh gaya hidup dieliminasi sedemikian rupa. Akan tetapi, sebagian besar dari kita masih dan terus mengalami penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup tersebut. Ini artinya, masih ada yang salah dengan kualitas, pola, dan gaya hidup kita. Berikut di antaranya:
Poin Konten [Buka]
Pola Makan dan Jenis Makanan
Banyak orang sekarang menjalani gaya hidup tidak sehat. Untuk menghemat waktu, kita cenderung menyukai makanan siap saji atau instan. Makanan siap saji juga identik dengan waktu makan yang cepat, untuk menghemat proses masak sekaligus proses makan. Yah, Kita bisa bilang, “kerja untuk hidup” atau “waktu adalah uang”. Sebagai bangsa Asia, kita dimanjakan oleh berbagai jenis makanan yang kemudian memiliki kemasan modern sebagai “makanan siap saji”, sebut saja mi instan, dan sekarang ada pula “bubur instan”. Belum lagi jenis-jenis makanan lain yang mengandung kalori tinggi berasal dari lemak hewani, daging, dan roti-rotian. Makanan berlemak tinggi dan bervitamin rendah justru “menginjeksikan”
racun ke dalam tubuh kita, dan bukannya nutrisi yang semestinya sangat dibutuhkan. Pada akhirnya kita cenderung rentan dan mudah sekali mengalami serangan jantung, obesitas, hipertensi, diabetes, dan kanker.
Aktivitas Harian
Penelitian menunjukkan sekitar 14% sampai 20% kanker yang menyebabkan kematian berkaitan dengan kelebihan berat badan dan obesitas, yang biasanya diakibatkan oleh kurangnya aktivitas tubuh. Kita harus tetap aktif untuk membakar lemak dan kalori, meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Sekarang ini, banyak orang cenderung menghabiskan waktu dengan bermain game atau browsing, bertelepon, menonton tv dan film dibanding berolahraga atau aktivitas lain yang membutuhkan gerak tubuh maksimal. Tingkat aktivitas tubuh yang rendah ditambah dengan konsumsi kalori yang tinggi menyebabkan berbagai resiko kesehatan kompleks seperti berat badan berlebih, resiko penyakit kardiovaskular, hingga kematian prematur (termasuk di antaranya karena penyakit jantung, diabetes, dan kanker). Studi juga menyebutkan gaya hidup dan rutinitas yang buruk dapat mempercepat proses penuaan (penuaan dini).
Stress Akut
Sekarang, stress dikenal sebagai pemicu kematian. Jumlah orang-orang yang menderita tekanan (stress) psikologis baik dari kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa meningkat. Perlu diketahui pula bahwa stress merupakan salah satu penyebab penyakit Alzheimer, penuaan dini, darah tinggi, penyalahgunaan obat-obatan, serta gangguan pola tidur dan makan. Seseorang yang mengalami stress akut cenderung rentan terhadap penyakit, sebab stress akut menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Itulah mengapa gaya hidup yang sehat, pola hubungan dengan orang sekitar yang baik, menghindari alkohol dan drugs, mendekatkan diri pada Tuhan dan mempertebal iman adalah jalan utama menghindari stress akut yang dapat merenggut kesehatan anda dan membawa pada penyakit jangka panjang serta kematian dini. Menciptakan kebahagiaan lahir dan batin menghindarkan anda dari berbagai stress.
Kebiasaan Berbahaya
Beberapa orang mencoba “membunuh rasa sakit” yang mereka derita dengan mengkonsumsi tembakau (rokok), alkohol, dan bahkan obat-obatan terlarang (narkoba). Akibatnya? Bukan hal yang ringan atau main-main. Merokok menyebabkan sekurang-kurangnya 15 jenis kanker, di antaranya kanker pada nasopharynx, rongga hidung, rongga mulut, paru-paru, pankreas, ginjal, dan organ-organ lainnya, bahkan dapat menyebabkan leukemia myeloid akut. Sementara itu, alkohol meningkatkan resiko kanker mulut, larynx, pharynx, oesofagus, payudara, dan hati. Seorang pria yang yang minum lebih dari dua botol minuman beralkohol dan seorang wanita yang minum lebih dari satu botol minuman beralkohol memiliki resiko sama tingginya untuk mengidap penyakit-penyakit tersebut. Jelas, berarti wanita lebih mudah mengalami penyakit kanker karena alkohol.
Ada banyak penelitian di Amerika dan beberapa negara lain menyebutkan bahwa 1/3 kematian karena kanker disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas tubuh. Bahkan ada penelitian yang menyimpulkan bahwa jumlah penderita diabetes yang berkisar 5,6% di tahun 2006 akan bertambah menjadi dua kali lipat, sekitar 12%, di tahun 2050. WHO memperkirakan jumlah orang yang memiliki berat badan berlebih akan
bertambah sekitar 2.3 milliar di tahun 2015, dan jumlah penderita obesitas sekurang-kurangnya adalah 700 juta.
© copyright 2013 - 2015; published only for www.kolomsehat.com.