6
 TUGAS KULIAH TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN “Limpasan Permukaan OLEH:  Nama : Candra A yu Febriana  NIM : 1250402011 11 028 Kelas : A !O"!AM #$%&I A"!OEKO$EKNOLO"I FAK%L$A# E!$ANIAN %NI'E !#I$A# (!A)I*A+ A MALAN" 2014 C,n-,. /asus:

Tugas Teknologi Konservasi Sumber Daya Lahan

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHANLimpasan Permukaan

OLEH:Nama: Candra Ayu FebrianaNIM: 125040201111028Kelas: A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

Contoh kasus:Suatu lahan jika terjadi hujan maka:1. Tidak terjadi limpasan permukaan2. Terjadi limpasan permukaan jernih3. Terjadi limpasan permukaan keruh

FaktorTidak terjadi limpasan permukaanLimpasan permukaan jernihLimpasan permukaan keruh

Infiltrasi CepatLambatLambat

Kelerengan DatarLandaiCuram

Porositas TinggiSedang-rendahSedang-rendah

AgregatMantapAgak mantapJarang

Vegetasi RapatAgak rapatJarang

Pengelolaan tanahTidak pernahLapisan aas padatLapisan atas gembur

BOTTinggiSedangSedikit

AnalisisLimpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah. Terdapat 3 contoh kasus yang menunjukan tingkat limpasan permukaan yang terjadi. Jika intensitas hujan dianggap sama maka saat terjadinya hujan pada contoh kasus yang pertama tidak ada limpasan permukaan, contoh kasus kedua air limpasan permukaan berwarna jernih dan contoh kasus ketiga setelah hujan turun terjadi limpasan permukaan dengan air yang berwarna keruh. Masing-masing contoh kasus tersebut terjadi dikarenakan banyak faktor penyebab.seperti faktor infiltrasi, kelerengan, porositas, agregat tanah, vegetasi, pengelolaan tanah, 1. Kasus 1 : Tidak adanya limpasan permukaan.Infiltrasi yaitu proses masuknya air hujan kedalam lapisan tanah. Infiltrasi terjadi apabila curah hujan telah melebihi batas maksimum laju infiltrasi tanah dan curah hujan telah melebihi kapasitas tanah dalam menyimpan air (jumlah ruang pori tanah) (Khasanah,2004). Pada kasus pertama yang mana pada saat terjadi hujan tidak ada limpasan permukaan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena tingkat infiltrasi pada lahan tersebut tergolong cepat sehingga air hujan yang jatuh ke tanah langsung masuk ke dalam tanah tanpa mengalami run off (limpasan permukaan). Laju infiltrasi tanah sangat dipengaruhi oleh macam penggunaan lahan atau kerapatan vegetasi penutup tanah yang berhubungan dengan ketebalan lapisan seresah tanah, intensitas hujan, intersepsi hujan oleh canopi tanaman dan dinamika struktur tanah (Khasanah,2004). Dengan kelerengan yang datar maka air hujan yang turun akan masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi tersebut, jika kapasitas tanah sudah tidak mampu untuk menampung air hujan maka terjadi penggenangan di lahan tersebut atau bisa dikatakan tidak ada limpasan permukaan.Selain keadaan lerengnya, faktor yang menyebaban tidak adanya limpasan pemukaan yaitu porositas tanah, jika porositas tanah tersebut baik maka air akan memenuhi ruang pori tanah tersebut. Jika tanah tersebut porositasnya tinggi maka agregasi tanah dapat dikatakan mantap. Agregasi merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan terbentuknya agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan air. Agregasi yang mantap maka dapat diduga bahwa tanah pada lahan tersebut sangat jarang sekali di lakukan pengolahan tanah. Tanah-tanah yang tidak pernah dilakukan pengolahan tanah biasanya ada di daerah hutan atau memang lahan perkebunan tanaman tahunan. Pada hutan yang memang memiliki vegetasi atau tutupan lahan yang rapat yang biasanya terdiri dari tanaman tahunan dan semak-semak atau tanaman dari berbagai strata tanaman maka air hujan yang turun tidak langsung mengenai tanah. Dengan banyaknya tanaman maka seresah yang berada pada tempat tersebut juga banyak sehingga kandungan bahan organik juga tinggi. menurut bahan organik sangat berperan pada proses pembentukan dan pengikatan serta menstabilkan agregat tanah. Pengikatan dan penstabilan agregat tanah oleh bahan organik dapat dilakukan melalui pengikatan secara fisik butir-butir primer tanah oleh mycelia jamur, actionmycetes, dan/atau akar-akar halus tanaman; dan pengikatan secara kimia, yaitu dengan menggunakan gugus-gugus aktif dari bahan panjang, atau gugusan positif ( gugus amine, amide, atau amino) pada senyawa organik berbentuk rantai (polymer).

2. Kasus 2 : Limpasan permukaan jernihLimpasan permukaan seperti yang sudah dijelaskan akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas hujan. Seiring dengan waktu dan terjadinya proses penjenuhan tanah, intensitas hujan yang konstan juga dapat meningkatkan limpasan permukaan. Namun dalam hal ini diasumsikan bahwa intensitas hujan ketiga kasus ini adalah sama, sehingga faktor-faktor selain hujan sangat mempengaruhi limpasan permukaan. Dengan diketahui adanya limpasan permukaan yang terjadi dan air limpasan permukaan tersebut masih jernih ini menunjukkan bahwa lahan tersebut berada di daerah yang landai dengan tingkat infiltrasi yang masih lambat. Laju infiltrasi tanah menurun sehingga air hujan banyak yang menjadi limpasan permukaan. Menurunnya laju infiltrasi dapat disebakan pula karena porositas tanah yang memiliki nilai sedang hingga rendah, hal ini berarti pori-pori tanah sudah menurun sehingga pori yang sebelumnya mampu menanpung air hujan yang jatuh tidak mampu lagi menampungnya. Kapasitas pori yang sudah tidak bisa menampung air hujan yang jatuh ini dapat pula disebakan karena tanah yang agregasinya tidak mantap sehingga air yang seharusnya masuk ke dalam pori-pori tanah tidak masuk secara maksimal dan akhirnya terjadilah run off. Tidak adanya sedimentasi atau bahan-bahan yang terbawa akibat limpasan permukaan ini menunjukan bahwa tanah atau lahan tersebut masih berada di lahan hutan atau kebun tanaman tahunan yang masih agak rapat sehingga adanya seresah-seresah yang berada di permukaan tanah. Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi. Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: (a) intersepsi hujan oleh tajuk tanaman; (b) mempengaruhi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air; (c) pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan pertumbuhan vegetatif dan pengaruhnya terhadap porositas tanah; (d) transpirasi yang mengakibatkan keringnya tanah (Arsyad, 1983). Hutan atau padang rumput yang tebal merupakan pelindung tanah yang efektif terhadap bahaya erosi. Tanaman yang tinggi biasanya menyebabkan erosi yang lebih besar dibandingkan tanaman yang rendah, karena air yang tertahan oleh tanaman masih dapat merusak tanah pada saat jatuh di permukaan tanah. Selain mengurangi pukulan butir-butir air hujan pada tanah, tanaman juga berpengaruh dalam menurunkan kecepatan aliran permukaan dan mengurangi kandungan air tanah melalui transpirasi (Rachman, 1991). sehingga walaupun masih terjadi limpasan permukaan namun air limpasan permukaan tidak keruh atau bisa dikatakan tidak ada butran atau material tanah yang ikut terbawa oleh limpasan permukaan tersebut karena terlindungi oleh vegetasi.

3. Kasus 3 : Limpasan permukaan keruhLimpasan permukaan dengan air keruh ini menunjukan adanya erosi yang disebabkan oleh air hujan. Partikel-partikel tanah ikut terbawa oleh aliran air karena tidak adanya penghalang. limpasan permukaan ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya juga sangat dipengaruhi oleh keadaan lereng. Selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curamnya lereng juga memperbesar energi angkut air. Jika kemiringan lereng semakin besar, maka jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke bawah oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak. Berikut ini diagram alur faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan dan kehilangan tanah dalam model WaNuLCAS (Khasanah et al., 2004).

Infiltrasi yang lambat juga merupakan faktor tejadinya limpasan permukaan, jika tanah tersebut porositasnya rendah maka air tidak akan tertampung ke dalam pori tersebut ditambah lagi dengan kelerengan yang curam. Pada tanah-tanah yang sering dilakukan pengolahan tanah yang biasanya dilakukan di top soil mengakibatkan tanah enjadi gembur dan agreggat tanah menjadi tidak mantap. sehingga jika terjadi hujan air hujan akan langsung mengenai tanah dan memecah agregat tanah tersebut, apalagi jika pada lahan tersebut merupakan lahan pertanian yang mayoritas tanaman ditanam dengan jarak tertentu atau jarang.Hal yang demikian mengakibatkan tanah terbawa aliran air ke bawah sehingga mengakibatkan air limpasan menjadi keruh. Faktor vegetasi atau tutupan lahan juga mempengaruhi limpasan permukaan menurut Najmi (2010) vegetasi jagung yang hidup masih kecil dan belum terdapat rerumputan dan semak belukar yang hidup dibawah tanaman jagung dan kandungan konsistensi tanahnya rendah apabila kandungan konsistensi tanah akan memperlambat kemampuan tanah dalam meresapkan air sehinganya air hujan yang jatuh tidak dapat ditahan atau diserap oleh tanah dengan baik dan menyebebkan limpasan permukaanya besar dan membawa partikel-partikel tanah sangat besar. Tanah yang langsung terkena butiran air hujan lebih mudah terpecah butirannya dibandingkan tanah yang berda di bagian bwah seresah, karena seresah ini mampu memecah air hujan dan mampu bersifat sebagai Holding Capacity. Sehingga tekanan air hujan dapat lebih rendah energinya. Besarnya kehilangan tanah selain dipengaruhi oleh besarnya limpasan permukaan juga ditentukan oleh mudah tidaknya tanah terbawa oleh limpasan permukaan salah satu faktor yang lain yaitu ada tidaknya bahan organik dalam tanah tersebut, jika tanah tersebut memilki bahan organik yang memadai maka tanah tersebut dapat merekat satu sama lainnya atau dengan kata lain memiliki agregat yang baik sehingga tanah tidak mudah hancur terkena air hujan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ketiga kasus tersebut peran vegetasi dan kelerengan serta sifat fisik tanah tersebut sangat mempengaruhi besarnya limpasan permukaan serta erosi atau besar kecilnya material tanah yang terbawa aliran limpasan permukaan ersebut.

Daftar PustakaKhasanah et al., 2004. Simulasi Limpasan Permukaan Dan Kehilangan Tanah Pada Berbagai Umur Kebun Kopi . AGRIVITA VOL. 26 NO.1 ISSN : 0126 0537.Najmi, et al., 2010. Pengaruh Limpasan Permukaan Terhadap Erosi pada Lahan Pertanian Jagung di Desa Ulanta Kacamatan Suwawa. Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo