28

Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan
Page 2: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

22222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

W a r t a K o n s e r v a s i L a h a n B a s a hWarta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan ataskerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan danKonservasi Alam (Ditjen. PHKA), Dephut dengan WetlandsInternational - Indonesia Programme (WI-IP), dalam rangkapengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah diIndonesia.

Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untukmeningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaatdan fungsi lahan basah, guna mendukung terwujudnya lahanbasah lestari melalui pola-pola pengelolaan dan pemanfaatan yangbijaksana serta berkelanjutan, bagi kepentingan generasisekarang dan yang akan datang.

Pendapat dan isi yang terdapat dalam WKLB adalah semata-mata pendapat para penulis yang bersangkutan.

DEWAN REDAKSI:

Penasehat: Direktur Jenderal PHKA;Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP;Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra;Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno

Ucapan Terima Kasih dan UndanganSecara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalamterselenggaranya majalah ini. Walaupun tanpa imbalan apapun, para penulisterus bersemangat berbagi informasi dan pengetahuannya demi perkembangandunia pengetahuan dan pelestarian lingkungan khususnya lahan basah direpublik tercinta ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untukmenyumbangkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambardan foto, untuk dimuat pada majalah ini. Tulisan diharapkan sudah dalam bentuksoft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknya tidak lebih dari 2halaman A4 (sudah berikut foto-foto).

Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:Triana - Divisi Publikasi dan InformasiWetlands International - Indonesia ProgrammeJl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002tel: (0251) 831-2189; fax./tel.: (0251) 832-5755e-mail: [email protected]

Foto sampul muka:Kegiatan peringatan hari lahanbasah di Pulau Dua, Banten(Foto: Yus Rusila Noor)

Page 3: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dari Redaksi

Fokus Lahan BasahINGGRESAU dan Keberadaan PENYU yang Terancam 4

Konservasi Lahan BasahPelestarian Sumberdaya Perairan 6

Berita KegiatanRingkasan Kegiatan Peringatan Hari Lahan Basah SeduniaAceh, 4-8 Februari 2009 - Pulau Dua, 15 Februari 2009 8Sekilas 3 Tahun Perjalanan Proyek Green Coast (2005 s/d 2008), di NAD dan NiasRekomendasi Beberapa Lokasi Contoh (demo sites) 10

Berita dari LapangMangrove Pulih - Masyarakat Nelayan Tersenyum Kembali 14Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFA Terancam ? 16Penentuan Daerah Konservasi Laut Daerah Berdasarkan Informasi Suhu Permukaan Laut(Pendekatan bagi Ekosistem Terumbu Karang di Papua) 18

Flora dan Fauna Lahan BasahKuntul Kerbau (Egretta ibis) di Kawasan Pesisir Pantai Amban Manokwari 22Menyingkap Kekayaan FLORA di Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar dan Danau Bawah,Siak, Propinsi Riau 24

Dokumentasi Perpustakaan 28

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daftar Isi

Kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang berjalan secara terus menerus di bumi pertiwi ini,tidaklah akan terarah optimal dan berkesinambungan bila anak-anak dan generasi muda sebagaipenerus para tua tidak ikut dilibatkan secara aktif. Kenyataannya, mereka adalah pewaris ‘lingkungan’dan juga penerus tongkat estafet pemelihara dan pengelola lingkungan di masa yang akan datang.

Wetlands International - IP (WIIP) sebagai salah satu wadah organisasi yang mengusung pelestarianlahan basah dan pemanfaatan yang bijak dan kontinyu, selalu mencoba melibatkan anak-anak sekolahsebagai bagian atau sasaran dari program pemberdayaan masyarakat dan Pendidikan Lingkungan yangdiembannya khususnya pada lokasi-lokasi kegiatan.

Hari Lahan Basah, yang diperingati setiap 2 Februari, merupakan moment penting bagi para mudauntuk menyatakan wujud kepedulian dan rasa sayang mereka terhadap lingkungan. Peringatan tahunini, WIIP telah memfasilitasi kegiatan penanaman mangrove di Aceh dan Pulau Dua, Banten, yangdilakukan langsung oleh siswa-siswi sekolah yang juga datang dari luar wilayah kegiatan. Simaklaporan singkatnya pada kolom Berita Kegiatan.

Informasi-informasi lain mengenai perlahanbasahan di Indonesia dapat juga Anda baca pada kolom-kolom yang tersedia pada warta ini. Selamat membaca.

Page 4: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

44444 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

INGGRESAU dan Keberadaan PENYUyang Terancam

Oleh:Ferawati Runtuboi*

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

B anyak orang mungkinterlupa akan keberada-annya !!!Pantai Inggresau

merupakan salah satu kawasanpantai yang terdapat di kawasanCagar Alam Yapen tepatnya disebelah utara Pulau Yapen.Sejenak, kita menyimak apa yangsebenarnya terjadi sehingga PantaiInggresau yang merupakan habitatpeneluran penyu di KabupatenKepulauan Yapen Papua sudahmulai Terancam .

Kawasan pantai tidak sajamemberikan keindahan alam yangmenakjubkan bagi penikmatnyatetapi juga sebagai habitat yangnyaman bagi beberapa jenis-jenis

tanaman dan hewan sepertikepiting, penyu, serangga dan jenislainnya. Apa jadinya ketika rumah/habitat kita dirusak dan tidak lagiberfungsi sebagai mana mestinya?

Pantai inggresau merupakan salahsatu pantai di Papua yang menjadihabitat bagi penyu untuk bertelur disamping pantai Jamursba Medidan Warmon Sorong. PantaiInggresau terbagi menjadi duabagian yaitu pantai Inggresaupeneluran dengan panjang 3.9 kmdan pantai Inggresau tebusandengan panjang 2.7 km. Pantai initelah menjadi tempat para aktivislingkungan hidup untuk melakukanriset, seperti yang dilakukan Jhon

Maturbongs dari WWF pada tahun1993 tentang Populasi Penyu.

Ketika 15 belas tahun berselang(1993-2008) terjadi banyakperubahan yang menyebabkandegradasi lingkungan baik darialam maupun aktivitas manusia.Banyak pendapat mengemukakanbahwa aktivitas manusiamenempati prosentase tertinggisebagai penyebab rusaknya pantaiInggresau yang diikuti oleh aktivitasalam. Tingginya aktivitas manusiaditunjukan lewat pembukaan lahanbaru untuk tempat pemukiman(terdapat 2 kk di pantai ini yanghidup menetap) dan tempat untukmencari (berkebun danmenangkap ikan), sumber comppres. Luasnya pembukaan lahandisekitar pantai menyebabkansering terjadinya erosi dan abrasidisekitar pantai Inggresau baik darisungai maupun laut. Ini terlihat dariperubahan topografi pantai darilandai membentuk tanggul,perubahan substrat yang awalnyahanya bersubstrat pasir halus kiniditemukan beberapa tempatterdapat pasir kerikil dan bebatuan.

Salah satu dampak atas kerusakanpantai ini adalah terganggunyahabitat bertelur bagi penyu,sehingga dapat diprediksikanjumlah penyu yang datang untukbertelur semakin menurun.Sebagai contoh jenis penyu yang

Page 5: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 55555

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

naik dan bertelur selama musimpeneluran (April-Agustus 2008)adalah 3 spesies penyu masing-masing penyu belimbing, penyusisik dan penyu hijau. Hasil inisangat rendah jika dibandingkandengan riset yang dilakukan tahun1993 ditemukan 32 ekor penyumasing2 penyu belimbing, penyusisik semu/lekang, penyu hijau danpenyu sisik.

Kenyataan ini membuktikan bahwakeberadaan penyu di pantaiInggresau dalam kondisi terancamyang disebabkan aktivitas manusiayang tidak hanya merusak habitatmereka (pantai inggresau, red),tetapi juga dengan melakukanpenangkapan dan pengambilaninduk penyu maupun telur-telurnyayang dilakukan secara kontinueselama musim peneluranberlangsung (April-Agustus). Tidak

sedikit jumlah penyu yangtertangkap oleh nelayan dan pelautlainnya. Ironis memang tapi itulahkenyataan yang berlangsung danakan terus berlangsung jika tidakada penanganan serius dalamupaya konservasi oleh para

pengambil kebijakan/stakeholderskhususnya di KabupatenKepulauan Yapen Papua.

Sumber:

Maturbongs J,A, Rumaikewi H,Rumaropen J, Sanggenafa, A, 1993,Report Of Population and EggsLaying Place Of Turtle Observa-tion at Inggeresau Beach regencyIn Irian Jaya.

Sineri M, Y, 2008, Kondisi Habitatdan Populasi Penyu Di PantaiInggresau Kabupaten KepulauanYapen Papua (Skripsi mahasiswaUnipa).

* Dosen Pada Jurusan Ilmu KelautanUniversitas Negeri Papua

E-mail: [email protected]

Page 6: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

66666 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

P erhatian dunia terhadap terjadinya erosisumber plasma nutfah perairan, baik di laut

maupun air tawar makin bertambah besar. Selain olehterjadinya tangkap lebih (overfishing) dan pencemaran,hal ini tampak dari jumlah jenis yang terancam (threat-ened speci-es) semakin bertambah, termasuk mamalialaut, reptilia (penyu, kura-kura, biawak), amfibia (katak),ikan bersirip (Pisces), cucut, pari dan hiu, moluska(kerang, siput), ubur-ubur dan juga tangkur atau kudalaut serta terumbu karang. Pemanfaatannya makinbertambah luas dan banyak variasinya sehingga rerludiatur pemanenannya secara lestari danpengembangbiakan secara exsitu. Yang penting jugaadalah melindungi populasi di alam dalam kawasankonservasi alam sebagai stok masa depan.

Undang Undang Konservasi Hayati 1990 melindungi,membatasi atau melarang pengambilan sumberdayaperairan yang status populasinya di alam telahterancam karena nyaris punah, jarang, endemik danpopulasinya mengalami penurunan yang tajam.

PERATURAN PERUNDANGAN YANG BARU

Usaha untuk melakukan pelestarian sumberdayaperairan, baik di daratan (perairan tawar) dan laut tidakcukup bila melandaskan pada Undang UndangKonservasi Hayati 1990 dengan peraturan-peraturanpemerintahnya sebagai pelaksanaannya, sehinggaPemerintah perlu mengeluarkan Peraturan PemerintahNo. 60 tahun 2007 tanggal 16 Nopember 2007 tentangKonservasi sumberdaya Ikan sebagai pelaksanaanUndang Undang No. 13 tahun 2007 tentang perikanan.

Yang diatur adalah upaya pengelolaan konservasiekosistem atau habitat ikan, termasuk di dalamnyapengembangan kawasan konservasi perairan (laut,rawa. dan air tawar) sebagai bagian dari ekosistem.Selain itu untuk menjamin kelangsungan hidup darijenis- jenis ikan serta terpeliharanya keanekaragamangenetik ikan.

Yang dimaksud dengan sumberdaya ikan dalam peraturanperundangan ini adalah segala jenis organisme yang seluruh atausebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkunganperairan. Tidak hanya ikan (Pisces), mamalia laut dan reptilia(buaya, penyu, ular, kura-kura, biawak), moluska (kerang, tiram,siput) tetapi juga amfibia (katak, kodok), kepiting, ubur-ubur, kudalaut, rumput laut (algae dan lamun).

Di dalam Pasal 51 Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2007tentang Konservasi sumberdaya Ikan, Departemen Kelautan danPerikanan ditetapkan sebagai Otoritas Pengelola (ManagementAuthority) konservasi sumberdaya ikan. Ini berartitanggungjawabnya bertambah besar, antara lain dalampengawasan lalu lintas perdagangan ekspor impor yang diaturCITES.

KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN

Konservasi sumberdaya ikan meliputi konservasi ekosistem,jenis dan genetika ikan termasuk di dalamnya pengertiankawasan konservasi sumberdaya ikan. Kawasan konservasiperikanan (ikan) dapat berupa taman nasional perairan, tamanwisata perikanan, suaka alam dan suaka perikanan. Dari hasilidentifikasi dan inventarisasi atas usulan calon kawasankonservasi perairan, maka menteri dan kepala daerahsetempat dapat menetapkan suatu kawasan sebagai kawasankonservasi perairan cadangan yang kemudian diusulkan untukpenetapannya sebagai kawasan konservasi definitif.

Pelestarian Sumberdaya Perairan

Oleh :Ismu Sutanto Suwelo1 dan Yuliadi Suparmo2

Page 7: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 77777

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

Pengelolaan konservasi sumberdayaikan dilakukan oleh satuan unitpengelolaan yang dapat melibatkanmasyarakat melalui kemitraan(collabotative management), yaitu :

a. perairan laut di luar 12 mil danperairan lintas propinsi olehpemerintah pusat;

b. kurang dari 12 mil dan perairanlintas kabupaten oleh gubernur;

c. sepertiga dari wilayahkewenangan propinsi denperairan payau dan/atau air tawaroleh pemda kabupaten/kota.

Adapun zonasi kawasan konservasiperairan terdiri atas zona inti, zonaperikanan berkelanjutan, zonapemanfaatan, den zona-zona lainnya.

Pemanfaatan jenis ikan untukperdagangan terhadap jenis yangdilindungi adalah hasilpengembangbiakan generasi kedua(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor,re-ekspor, harus melalui tindakanka-rantina (karantina ikan). Masihditunggu ketetapan LIPI bahwa yangbertindak sebagai Otoritas Ilmiah(Scientific Authority) masalahkonservasi ikan apakah PuslitOseanografi, Limnologi ataukah PuslitBiologi seperti yang selama iniberlaku dalam kaitannya denganpelaksanaan CITES (Convention onInternational Trade in EndangeredSpecies of Wild Fauna and Flora).

Pemberlakuan Undang Undang No.13 tahun 2007 tentang Perikanan daripasal 13 melalui PP No. 60 tahun2007 tentang KonservasiSumberdaya Ikan diharapkan selarasdengan Undang Undang No. 5 tahun1990 tentang Konservasi Hayatimelalui PP No. 7 tahun 1999 tentangPengawetan Jenis Tumbuhan danSatwa serta PP No. 8 tahun 1999tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhandan Satwa Liar. Keduanya berfungsisebagai payung hukum dalam rangkamelestarikan keanekaragamansumberdaya alam hayati di Indonesia,daratan maupun perairan.

Pasal 13 dari PP No. 60 tahun 2007tentang Konservasi Sumber dayaIkan tertera :

1. Dalam rangka pengelolaansumberdaya ikan dilakukan upayakonservasi ekosistem, konservasijenis ikan, dan konservasi genetikaikan.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenaikonservasi ekosistem, konservasijenis ikan dan konservasi genetikaikan sebagaimana dimaksud padaayat (1), diatur dengan PeraturanPemerintah.

Menurut Ditjen PHKA Dephut,rencana penetapan kawasanpelestarian alam (KPA) dan kawasansuaka alam (KSA) di Indonesia yangmeliputi daratan dan perairan adalahseluas 23juta Ha, terdiri atas 450lokasi. Sedangkan target untukmemperluas wilayah perairan lautyang dilindungi hingga tahun 2010diharapkan mencapai 10 juta Ha dan20 juta Ha hingga tahun 2020. Namunsaat ini yang baru terealisir sekitar 5,2juta Ha (43 lokasi), terdiri dari 6 lokasitaman nasional (murni), 3 lokasitaman nasional (perluasan ke arahlaut), 19 lokasi taman wisata alam laut(murni dan perluasan), 16 lokasicagar alam laut dan 9 lokasi suakamarga satwa laut. Program ini kini“diambil alih” oleh DepartemenKelautan dan Perikanan.

BAGAIMANA DENGAN PERAIRANDARATAN

Perairan daratan dalam wujudnyaterdiri dari sungai, danau, rawa,embung, gua, lahan gambut.Bersamaan dengan pesisir, delta,perairan pantai dan laut dangkal adalahmerupakan lingkungan alam.Sedangkan waduk, reservoir, situ,empang, kanal, bendungan, sawahdan tambak adalah lingkungan binaan(buatan), dimodifikasi denganmengubah tata air oleh adanya tuntutanpembangunan di bidang pertanian,

perhutanan, perkebunan dan industri.Juga sebagai sumber tenaga, danprasarana perhubungan; banyak yangdireklamasi dari lingkungan alamsehingga luas perairan daratan alamsemakin menyusut.

Menurut Departemen Kelautan danPerikanan, perairan daratan Indonesiadihuni lebih dari 1.000 jenis biota, baikikan konsumsi maupun ikan hias.Jumlah jenis akan bertambah karenamasih banyak yang belumteridentifikasi, terutama, jenis-jenis ikanasli (indigeneus species).

Saat ini banyak perairan umum yangtelah mencapai eksploitasi berlebihandan lingkungannya rusak, terjadilahpenurunan keanekaragaman;beberapa jenis sumberdaya perikanandaratan yang langka menjadi terancamkeberadaannya. Bahkan menjuruskepada kepunahan. Banyak jenis yangasli kalah persaingan dengan ikanintroduksi, sementara habitat atauperwakilan ekosistem (habitat) nyayang kritis tidak diamankan denganpendekatan konservasi alam (ekologis)melalui cara-cara berikut (PPA, 1980):

1. melindungi dan menyatakan daerahtertentu habitat ikan yang langka danyang terancam punah untukdiadakan pelarangan terhadappengambilan secara bebas;

2. pencegahan pencemaran atas zonayang dilindungi;

3. pencegahan pembangunan saluranpada zona yang dilindungi atauapabila bendungan, kanal sertasaluran perlu dibangun, haruslahmemasukkan keberadaansumberdaya perikanan yang langkadan yang terancam punah dalamstudi Amdalnya;

4. perlindungan perairan yang menjaditempat berbiak/memijah;

5. pembatasan terhadap eksploitasibenih dari sumberdaya di sungai-sungai;

.....bersambung ke hal 20

Page 8: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

88888 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Ringkasan KegiatanPeringatan Hari Lahan Basah Sedunia

Aceh, 4-8 Februari 2009 - Pulau Dua, 15 Februari 2009

Setiap tahun tema peringatanHari Lahan Basah Seduniaberbeda-beda

menyesuaikan isu yang sedangterjadi pada ekosistem lahan basah.Tahun 2009 tema Hari Lahan BasahSedunia adalah Up Stream DownStream, Wetlands connect us, allDari Hulu Ke Hilir Lahan BasahMenyatukan Kita. WetlandsInternational Indonesia Programme(WIIP) telah menyelenggrakanperingatan Hari Lahan BasahSedunia pada tanggal 4-8 Februari2009 di Aceh dan pada tanggal 15Februari 2009 di Pulau Dua Banten.Peringatan Hari Lahan BasahSedunia oleh WIIP tersebut jugadisosialisasikan oleh Bpk. Yus Rusilamelalui wawancara dengan GreenRadio Jakarta.

PERINGATAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA DI ACEH,4-8 FEBRUARI 2009

KONVENSI RAMSAR

Pada tanggal 2 Februari 1971 di kota Ramsar, Iran, telah disepakati dan ditandatangani suatu KonvensiInternasional (Perjanjian Internasional) dimana para peserta mengesyahkan: Convention on Wetlands of Interna-tional Importance, especially as Waterfowl Habitat, yang kemudian kita kenal sebagai: Konvensi Ramsar (1971).

Konvensi yang pada awalnya lebih berfokus pada masalah burung air dan burung migran, selanjutnya berkembangkepada kesadaran keutuhan lingkungan dan konservasi, termasuk keanekaragaman hayatinya, bahkan kesadarantersebut saat ini lebih bermulti fokus menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Lahan basah sebagai suatuekosistem berperan dalam memberikan peluang kehidupan bagi seluruh mahluk bahkan berperan dalam mewarnaibudaya manusia pada wilayahnya masing-masing.

Indonesia masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 th 1991yang merupakan Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia. Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuanpara anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia, yangdiharapkan para anggota memperingatinya di negara masing-masing. Hari Lahan Basah Sedunia dirayakan untukpertama kalinya pada tahun 1997. Instansi-instansi pemerintah, LSM, kelompok-kelompok masyarakat dariberbagai kalangan turut berpartisipasi dalam mendukung setiap kegiatan dalam rangka meningkatkan penghargaanmasyarakat akan arti penting lahan basah dan manfaatnya secara umum.

kelompok agar tetap terjalin meskiGreen Coast Project telah selesai.Kegiatan cross visit juga diisidengan Sosialisasi hasilpembelajaran dari seluruh proseskegiatan Green Coast 1 dan 2oleh Ita Sualia yang bertujuanuntuk memperoleh masukanakhir sebelum dokumenpembelajaran (Lesson Learned)dicetak. Kegiatan ini juga dihadirioleh Hester Smidt PerwakilanOxfam Banda Aceh selaku donordari Green Coast Project, AparatDesa dan Tokoh Msyarakat dariAceh Besar dan Aceh Jaya,Anggota Advisorry Comittee.Total peserta kegiatan cross visitadalah 83 orang.

Rangkaian kegiatan yang telahdilakukan :

1. Tanggal 4 dan 7 Februari 2009 :Kunjungan antar kelompokrehabilitasi dari Kabupaten AcehJaya (Desa Ceunamprong,Krueng Tunong, Keude Unga danGle Jong) ke Kabupaten AcehBesar (Desa Lam Ujong, Kajhu,Gampong Baro) dan sebaliknya.Cross visit ini bertujuan untuksaling tukar pengalaman secaralangsung antara kelompok dariAceh Jaya dengan dari AcehBesar dalam pelaksanaanrehabilitasi ekosistem dan kegiatanpengembangan mata pencaharian.Disamping itu kegiatan ini jugauntuk memupuk silahturahmi antar

Page 9: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 99999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

2. Tanggal 5 Februari 2009 :Outbond pelajar SD dan guru-gurudari Kabupaten Aceh Jaya (DesaCeunamprong, Krueng Tunong,Keude Unga dan Gle Jong) diLokasi Rute PendidikanLingkunngan (Repling) DesaGampong Baro Aceh Besar pada.Tujuan kegiatan ini untuk memupukkecintaan dan peningkatankepedulian pelestarian lingkungansejak usia dini, juga untuk membinakeakraban antar sekolah.

3. Tanggal 8 Februari 2009 : LombaCerdas Cermat Lingkungan tingkatSD yang bertempat di SDCeunamprong Kabupaten AcehJaya. Peserta lomba terdiri dari 2regu dari Kabupaten Aceh Besar

dan 2 regu dari Kabupaten AcehJaya. Peserta lomba tersebutsebelumnya telah diseleksi melaluites tertulis dan penilaian tingkatkeaktifan saat outbond di LokasiRepling. Total pelajar yang terlibatdalam kegiatan lomba CerdasCermat Lingkungan dan Outbondadalah 45 siswa.

Peliputan oleh Media Lokal

Acara peringatan hari lahan basahsedunia di Aceh telah diliput oleh mediacetak dari Serambi yang terbit padatanggal 5 Februari 2009 dan oleh AcehTV yang disiarkan pada tanggal 5Februari 2009 jam 19.30 WIB. Pesanyang disampaikan oleh Eko Budi

(representative WIIP Aceh Nias)mengharapkan agar kegiatan yang telahdilakukan oleh Wetlands bisa dilanjutkanoleh instansi terkait yang ada di Aceh.

Harapan Masyarakat

• Kegiatan serupa dengan GreenCoast Project di Aceh semoga bisadiperpanjang karena masih banyaklokasi yang perlu direhab danmasyarakat masih membutuhkandampingan atau bantuan penguatanmodal ekonomi

• Kelompok Green Coast bertekadkedepan bisa mengurangi upahtanam tanaman rehabilitasi danmenggulirkan pengelolaan modalusaha.

PERINGATAN HARI LAHAN BASAH SEDUNIA DI PULAU DUA BANTEN, 15 FEBRUARI 2009

Kegiatan Peringatan hari lahan basah sedunia di Pulau DuaBanten dilakukan dengan kunjungan staff WIIP bersamakeluarga ke salah satu lokasi kegitan rehabilitasi ekosistempesisir yang terdekat, dalam hal ini adalah Pulau DuaBanten. Total peserta yang hadir 39 orang, terdiri dari staffWIIP bersama keluarga, anggota kelompok rehabilitasiPulau Dua, petambak dan beberapa warga sekitar.Kegiatan dimulai dengan keberangkatan keluarga WIIP dariBogor pukul 07.00, tiba di Pulau Dua sekitar pukul 10.00dan tiba kembali di Bogor sekitar pukul 19.00 WIB.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat langsung (sitevisit) perkembangan kegiatan rehabilitasi ekosistem pesisiryang dikelola oleh WIIP; mupuk kecintaan dan peningkatankepedulian pelestarian lingkungan kepada anak-anak sejakusia dini, dan tak kalah penting adalah memupuksilahturahmi antar warga Desa Sawah Luhur kelompokrehabilitasi Pulau Dua dengan keluarga WIIP.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di areal tambak milikkelompok yang dikembangkan dengan dukungan danapemberdaaan ekonomi (livelihood) dari WIIP melalui donorde Kootje. Kegiatan diawali dengan penjelasan dari RezaLubis mengenai latar belakang diperingatainya Hari LahanBasah Sedunia serta arahan bagaimana mengelolaekosistem pesisir yang lestari, dilanjutkan dengan sambutandari Bpk. H.Madsahi mewakili Kepala Resor CA Pulau Duaserta penjelasan sejarah penetapan Pulau Dua menjadiCagar Alam. Acara dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitupenanaman mangrove oleh peserta di sepanjang pematang

tambak dan alur sungai. Kegiatan ini disambutsangat antusias oleh peserta terutama anak-anak.Jumlah mangrove yang tertanam pada acara iniadalah sekitar 100 bibit. Sebagai penutupan acarayaitu makan siang bersama.

Sebagian peserta WWD

Penanaman mangrove oleh anak-anak di sepanjangtanggul tambak

Dilaporkan oleh: Ita Sualia

Page 10: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

1010101010 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Sejak bulan Oktober 2005,melalui proyek Green Coast(didanai oleh Oxfam-Novib),

Wetlands International IndonesiaProgramme (WIIP) bekerjasama denganWWF Indonesia telah memfasilitasi 31LSM lokal dan 29 Kelompok SwadayaMasyarakat dalam melakukan upayarehabilitasi ekosistem pesisir pascatsunami di Aceh-Nias. Sampai Agustus2008 tercatat tak kurang dari 1000hektar lahan pesisir telah direhabilitasi(dengan jumlah tanaman hidup rata-ratasekitar 83% atau 1,54 Juta dari 1,85juta yang ditanam) melalui penanamanmangrove dan tanaman pantai di Acehdan Nias. Selain itu, kami juga telahmemfasilitasi berbagai upayaperlindungan terumbu karang,khususnya di Sabang.

Pilar kegiatan Green Coast meliputi 4kegiatan besar, yaitu: (1) Rehabilitasiekosistem pesisir; (2) Pengembanganalternatif mata pencaharian ramahlingkungan; (3) Pembuatan peraturandesa yang mendukung upayarehabilitasi eksositem pesisir dan (4)Kampanye pendidikan lingkungan.

Mekanisme yang digunakan dalammelaksanakan kegiatan-kegiatan diatas(khususnya untuk butir 1 dan 2) adalahdengan menyediakan “pinjaman” modaltanpa bunga dan tanpa agunan bagikelompok masyarakat yang bersediamelakukan kegiatan rehabilitasiekosistem pesisir (difasilitasi oleh LSMlokal). Apabila kegiatan rehabilitasitersebut berhasil, biasanya dihitungberdasarkan jumlah pohon yang hidup(mencapai 75%) setelah 1 tahun, makapinjaman tersebut menjadi hibah grantkepada masyarakat. Jika pohon yanghidup < 75% maka pinjaman tersebutharus dikembalikan berdasarkanpersentase pohon yang berhasil hidup.Terbukti kegiatan ini lebih menjaminpertumbuhan tanaman rehabilitasi

sekaligusmeningkatkan rasatanggung jawabmasyarakat terhadapkegiatan rehabilitasi yangdilakukannya.

Secara keseluruhan kegiatan proyekGreen Coast telah dilakukan di 70lokasi pesisir, dimana pada Phase I(Oktober 2005 s/d Maret 2007)dilakukan di 54 lokasi sedangkanpada Phase II (April 2008 s/d Maret2009) dilanjutkan di 16 lokasi. Lokasi-lokasi ini, masing-masing memilikikeunikan tersendiri, baik dari sisi jenisdan karakter ekosistemnya maupundari sisi mata pencaharianmasyarakatnya. Dari kajian-kajianbio-fisik dan sosial ekonomi yang telahdilakukan WIIP terhadap lokasi-lokasidi atas, teridentifikasi adanyabeberapa lokasi yang memiliki nilai-nilai ekologis dan ekonomis pentinguntuk dikelola masyarakat bersamapara pemangku kepentingan (stake-holders) lainnya sebagai LokasiPercontohan /Demo sites yangberkelanjutan. Selain itu, beberapalokasi bahkan memiliki potensi sebagaiobjek tujuan wisata alam danpendidikan lingkungan yang perludipromosikan lebih lanjut kepadapihak-pihak lain.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas,WIIP telah mengusulkan kepadaPemerintah Daerah NAD agarbeberapa lokasi hasil kegiatan GreenCoast, terutama yang memiliki nilai-nilaiekologis dan ekonomis penting bagimasyarakat, dijadikan sebagai daerahpercontohan (demo sites).

Rekomendasi dan keputusan tertulisdari Pemerintah Daerah NAD dan Niasyang diumumkan secara luas tentangnilai penting dan manfaat keberadaanlokasi-lokasi percontohan tersebut, akanmenjadi langkah strategis bagi upaya-upaya pelestarian dan pengembanganlokasi secara bijaksana danberkesinambungan. Apabilamemungkinkan didukung pengalokasiandana, misal melalui APBD.

Harapan ke depan, manfaat-manfaatekologi, ekonomi serta edukasi dapatberjalan secara sinergis dan dapatdirasakan langsung oleh segenaplapisan masyarakat termasuk aparatpemerintah.

Sekilas 3 tahun Perjalanan Proyek Green Coast, di NAD dan Nias2005 s/d 2008

Rekomendasi Beberapa Lokasi Contoh (demo sites)*

Page 11: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 1111111111

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Berikut daftar 11 lokasi yang direkomendasikan menjadi kawasan percontohan di NAD dan Nias.

3

4

• Mengintegrasikan hasilkegiatan proyek kedalam tata ruangkabupaten untukmelindungi kawasanhasil kegiatan proyeksebagai sabuk hijau.

• Melanjutkan perawatandan memperluaskegiatan rehabilitasi dikawasan ini.

• Mengakui aturanpengelolaan pesisiryang telahdikembangkanmasyarakat.

• Mengintegrasikanpotensi wisata alamKrueng Tunong dengankegiatan wisata tebingdi Grute

• s.d.a.• Perlu adanya

pengawasan terhadappengambilan telurpenyu

• s.d.a

• s.d.a. dan• Melarang pengambilan

pasir di kawasan ini.• Perlindungan terhadap

flora dan fauna alamiyang ada

2

Desa Krueng TunongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 6' 43.56" (LU)95° 18' 43.27" (BT)

Desa CeunamprongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

4° 58' 38.24" (LU)95° 22' 38.42" (BT)

Desa Keude UngahKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 0' 34.52" (LU)95° 22' 8.04" (BT)

Desa Gle JongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 4' 47.53" (LU)95° 19' 17.51" (BT)

Pantai berpasir,muara sungai,tambak, daerahperbukitan (bukitTemega)

Pantai berpasir,kawasan berlumpur,rawa air payau,bekas tambak

Muara sungai,kawasan berlumpurdan rawa air payau-asin (yang dahulunyapersawahan)

Pantai berpasir, rawaair payau danperbukitan

• Sekitar 200 m pantai hilang(ambelas) setelah gempa dantsunami, abrasi sangat kuatpadahal pemukiman baru telahdibangun di belakang pantai.

• Penghijauan pantai, melindungipertambakan dan pemukimandan penghijauan bukit Temega,akan mencegah longsor.

• Bentuk lansekap yang indahsehingga mendukung kegiatanpariwisata pantai.

• Air dari rawa-rawa dan lagunaKrueng Tunong menyuplaikebutuhan air bagi pertambakanyang menjadi salah satu matapencaharian penting masyarakat.

• Memiliki potensi wisata alamberupa keindahan alam yangmenawan

• Abrasi pantai• Dulu merupakan habitat penyu

bertelur• Rehabilitasi pantai kemunglkinan

akan membantu restorasi habitatpenyu bertelur

• Pemukiman yang dibangun diareal bekas sawah yang diurugperlu dilindungi dari abrasi danintrusi air laut

• Merupakan salah satu contohkombinasi perbaikan ekosistempesisir yang berlangsung secaraalami (single spesies,sonneratia) dan secara buatan(multispesies, berbagai jenismangrove).

• Perlunya melindungi kawasanpesisir yang saat ini sekitar 100truk pasir (600 m3) diambilsetiap hari dari kawasan inipadahal di dekatnya terdapatpemukiman dan makambersejarah Sultan Ala’addinRiayatsyah.

• Kawasan ini juga menunjukkanadanya pemulihan vegetasi danfauna alami paska tsunami yangcukup baik.

• Rehabilitasi 90 ha pesisirdengan 121,000 mangrove ditambak dan muara sungai,12,000 tanaman pantai dan12.500 tanaman buah-buahandi bukit Temega

• Menyalurkan dana hibah untukusaha kecil kebun sayurandan tambak tumpang sari

• Menyusun Rencana StrategyPengelolaan kawasan pesisir(termasuk aturan penangkapanikan dan pengelolaan pesisir)

• Melakukan kajian bio-fisik dansocial ekonomi

Peningkatan kapasitas kelompokdan kelembagaan masyarakat·• Pendidikan lingkungan bagi

masyarakat (termasuk anaksekolah)

• Menanam 71.000 mangrove,1.650 tanaman pantai dan 350tanaman pekarangan

• Menyalurkan dana hibah untukusaha kecil

• Menyusun Rencana StrategyPengelolaan kawasan pesisir(termasuk aturan penangkapanikan dan pengelolaan pesisir)

• Melakukan kajian bio-fisik dansosial ekonomi

• Pendidikan lingkungan bagimasyarakat (termasuk anaksekolah)

• Menanam 70.000 mangrove,9650 tanaman pantai dantanaman pekarangan (350).

• Menyalurkan dana hibah untukusaha beternak, pembuatantempe yang kini sangatberhasil

• Melakukan kajian bio-fisik dansocial ekonomi

• Pendidikan lingkungan bagimasyarakat (termasuk anaksekolah)

• Menanam 70.000 mangrove,2000 tanaman pantai dan 950tanaman pekarangan

• Menyalurkan dana hibah untukusaha beternak dan belisampan

• Melakukan kajian bio-fisik dansocial ekonomi

• Pendidikan lingkungan bagimasyarakat (termasuk anaksekolah)

1

Nama lokasi &kordinat

Karakteristikekosistem

Kegiatan yang telah dikerjakan(untuk rehabilitasi, tingkat

keberhasilan > 85%)Alasan sebagai lokasi

demositeNo. Saran kepadapemerintah

Kabupaten Aceh Jaya – NAD

Page 12: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

1212121212 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

3

4

• Mengangkat danmengembangkan secararesmi kawasan ini menjadi“Arboretum pesisir” danSebagai kawasan SabukHijau (greeen belt)

• Memasukkan ke dalam tataruang Kabupaten sebagaikawasan perlindunganpantai.

• Mempromosikan kawasanini kepada instansi dansekolah lainnya di Acehsebagai sarana pendidikanlingkungan masyarakat dansebagai lokasi ekowisata

• Memasukkan ke dalam tataruang Kabupaten sebagaikawasan perlindunganpantai dan kesatuan greenbelt (dari Kajhu sampaiGampoeng Baroe)

• PemKab Aceh Besarmenjadikan danmempromosikan lokasi inisebagai contoh TambakTumpang Sari yangberwawasan lingkungan

• Membuat kebijakanditingkat Propinsi (terutamadi pantai timur Aceh) akanpentingnya tambaktumpang sari, meng-antisipasi perubahan iklim

• Mempertahankan danmerawat fasilitas yangtelah dibangun (termasukPuskesmas)

• Memfasilitasi perawatantanaman yang telahtumbuh dengan baik ditebing laguna dan tepiperairan)

• Mencegah alih fungsiperbukitan sekitar lagunamenjadi perladangan

• Mengoptimalkan kawasanlaguna sebagai objekwisata alam & pendidikan

• Menata pembangunan disekitar lokasi mata airtawar dll

2

Desa Kajhu Kec.Baitussalam,Kabupaten AcehBesar5° 36’ 23.22" (LU)95° 22’ 16.03" (BT)

Desa GampongBaroe KecamatanMesjid Raya,Kabupaten AcehBesar5° 37' 46.30" (LU)95° 23' 51.29" (BT)

Desa LhamUjong,Kec.Baitussalam,Kabupaten AcehBesar5° 37’ 13.01" (LU)95° 24’ 17.57" (BT)

Desa Pulot, Kec.Leupung, KabupatenAceh Besar5° 21' 51.91" (LU)95° 14' 59.68" (BT)

Pantai berpasir dengangundukan pasir sertamuara sungai

Pantai berpasir dengangundukan pasir,pertambakan sertamuara sungai

Pertambakan dansungai. Pada tahun1960-an sekitar 900 hakawasan ini adalahhutan mangrove, laludibuka menjadipertambakan danpemukiman. Hilangnyamangrove didugamemperparah dampaktsunami

Laguna air payau –hingga asin (sekitar15 ha) yang terbentuksetelah tsunami. Mulutlaguna kadang tertutuppasir, kadang terbuka.Di bukit dekat lagunadijumpai Lutung, Keraekor panjang, Beruk,Siamang dan beberapajenis burung rangkong.Di dalam lagunadijumpai berbagai jenisikan laut yang bernilaiekonomi penting(seperti: Kakap/Serakap, Tengoh,Tanda, Merah mata,Bayam/Kerape dsb.

• Abrasi pantai sangat kuatpadahal di belakang pantai telahdibangun ratusan pemukimanbaru, sekolahan dan mesjid

• Secara geografis, lokasi inimerupakan benteng pelindungalami 3 desa dari deburan ombakSamudera Hindia dan SelatMalaka yang dapat merusakpenghidupan masyarakat.

• Tipe ekosistemnya yangbervariasi dan bentuknya yangmenyerupai pulau kecilmenyebabkan lokasi ini cocoksebagai sarana pendidikansekaligus sarana rekreasi.

• Lahan pesisir yang duluproduktif sekarang ditinggalkanakibat kerusakan Tsunami.

• Lahan pertanian tertutup pasirdan garam, tambak hancur, jalurtransportasi terputus

• Hancurnya pertambakan (jugapemukiman) akibat tsunamidisebabkan hilangnya hutanmangrove sebagai bentengalami. Untuk itu tambak perludihijaukan dengan menanambakau sebagian di dalam tambakdan sekitarnya (model tambaktumpang sari/ silvo-fishery).

• Terdapat Puskesmas mewah(terletak di tepi laguna) yangdibangun atas bantuan BulanSabit Merah Arab Saudi.

• Tebing laguna mengalamilongsor, kini telah ditanggul

• Laguna berperan sebagaisumber perikanan dan benihikan alami

• Laguna berperan sebagaipenyangga banjir

• Memiliki potensi wisata alampantai dan perbukitan (dekatakses jalan raya Banda Aceh-Meulabeh)

• Terdapat sumber mata air tawardi balik bukit

• Menanam 30.000 bibit mangrove (ada 7jenis) dan 15.000 bibit tanaman pantai(23 jenis, termasuk cemara laut yangkini mencapai tinggi 8 meter). Kinibanyak tirom (sejenis kerang)bermunculan di lokasi penanamanmangrove dan menjadi sumber nafkahnelayan.

• Memfasilitasi pengembangan usahamasyarakat melalui pinjaman berguliryang dikelola oleh kelompok (saat inikelompok sudah memiliki buku rekeningbank sendiri dan 6 sampan).

• Menanam 64.000 mangrove (di tambakdan pinggir sungai) dan 7000 tanamanpantai (di pinggir pantai)

• Membangun dan mengelola Pusat KajianEkosistem Pesisir di Kajhu danGampoeng Baroe

• Membangun fasilitas out-bonds (flyingfox and tracking)

• Menyelenggarakan pendidikanlingkungan pesisir untuk SD-SMP Kab.Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

• Melakukan penghijauan sekolah danpengelolaan sampah sekolah

• Pemberian modal usaha kecil untukkegiatan berkebun sayuran dan beternak

• Melakukan kajian bio-fisik dan sosialekonomi

• Menanam 185,000 mangrove disepanjang sungai yang memisahkanDesa Lam Ujong dengan Desa LhamNgah, di saluran dan dalam tambak.

• Memberikan dana usaha kecil danmelatih anggota masyarakat Lham Ujongdi Pemalang Jawa Tengah untukmengembangkan alternatifmatapencaharian

• Melakukan kajian bio-fisik dan sosialekonomi

• Penanaman 42,000 mangroves di tepiperairan laguna, 9000 lainnya (kelapa,cemara laut, jambu keling dan ketapang)

• Pelatihan terhadap kelompok masyarakatPulot tentang tehnik menyiapkan bibitdan menanam mangrove

• Membuat taman di bekang Puskesmas(ditanam cemara, sebagai pencegahabrasi dan membatasi terpaan anginlaut)

• Membangun pusat informasi laguna(merangkap kios)

• Membuat peraturan pemanfaatan Krueng/Laguna

• Membangun tempat sampah• Memberikan pelatihan budidaya kepiting

dll

1

Nama lokasi &kordinat

Karakteristikekosistem

Kegiatan yang telah dikerjakan(untuk rehabilitasi, tingkat

keberhasilan > 85%)Alasan sebagai lokasi

demositeNo. Saran kepadapemerintah

Kabupaten Aceh Besar – NAD (kawasan Kuala Gigeng)

Page 13: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 1313131313

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

1

• Agar PemKo Sabangmengeluarkan SuratKeputusan (SK) yangmerekomendasikan DPLLhok Anoi Itam kepadaDepartemen Kelautan danPerikanan untukmenetapkan DPL LhokAnoi Itam sebagaiKawasan Konservasi LautDaerah (KKLD)

• Melanjutkan pembiayaanperawatan danpenambahanpembangunan pelampungpenambat dan tanamanmangrove

• Menata berlabuhnyaperahu-perahu Yacht yangmampir di lokasi ini

• Memfasilitasi perluasankegiatan transplantasiterumbu karang yang saatini dilakukan ACC.

2

Kelurahan Anoi ItamKecamatanSukajaya,Kota Sabang5° 50’ 32.96" (LU)95° 22’ 22.87" (BT)

Pinueng Cabeng,Kelurahan Iboih,KecamatanSukakarya,Kota Sabang5° 52’ 23.48" (LU)95° 15’ 23.33" (BT)

Terumbu karang,pantai berpasir, pantaicadas, perbukitan.

Pantai berpasir putihindah dan bersih.Berdamnpingan denganTaman Wisata LautPulau Weh di SelatRubiah(dengan luasterumbu karang 2600ha)

• Berdasarkan hasil kajianWCS, wilayah Anoi Itamadalah salah satu ekosistemterumbu karang yang masihrelatif baik kondisinya.

• Saat ini, Anoi Itam danperairan sekitarnya yaitu IeMeulee telah ditetapkan olehmasyarakat setempat sebagaidaerah perlindungan laut(DPL), satu-satunya DPLberbasis masyarakat diProvinsi NAD.

• Terumbu karang terancamjangkar perahu nelayan danjangkar perahu Yacht wisatamanca negara. Pantaiterangkat saat gempa/tsunamidan mangrove matikekeringan.

• Wilayah ini merupakan contohkawasan ekosistem terumbukarang yang dilindungi untukmendukung kegiatan wisataair yang merupakan sumbermatapencaharian penduduk.

• Terbentuknya Daerah PerlindunganLaut/DPL berbasis masyarakatseluas 20ha dan Badan PengelolaDPL serta Lembaga KeuanganMikro

• Pengadaan boat patroli untukPanglima Laot

• Penanaman 3.000 vegetasi pantai• Membangun balai pertemuan

serba guna• Menempatkan 10 tempat sampah

di lokasi wisata Lhok Anoi Itam• Melakukan kajian bio-fisik dan

social ekonomi

• Pembuatan 8 buah PelampungPenambat (mooring buoy) olehACC dan penanaman 50,000mangrove oleh YPS.

• Melakukan kajian bio-fisik dansosial ekonomi

• Melakukan transplantasi terumbukarang atas inisiatif ACC (AcehCoral Conservation).

1

Nama lokasi &kordinat

Karakteristikekosistem

Kegiatan yang telah dikerjakan(untuk rehabilitasi, tingkat

keberhasilan > 85%)Alasan sebagai lokasi

demositeNo. Saran kepadapemerintah

Kabupaten Sabang – NAD

Kabupaten Nias – Sumatera Utara

• Mengkaji kembali upayapembangunan TPI

• Menyetujui RencanaStrategy PengelolaanLaguna yangberwawasan lingkungan

• Mengalokasikan danauntuk pengelolaannya

• Melakukan pengawasanketat terhadap alih fungsihutan mangrove disekeliling Laguna

Luaha Talu, LagunaDesa Teluk BelukarKecamatan GunungSitoli Utara, Kab.Nias

1° 23’ 5.35" (LU)97° 32’ 25.66" (BT)

Sebuah laguna pesisir(luas 47 ha) yangdikelilingi hutanmangrove (luas 66hadengan 20 jenismangroves).Morfologi Lagunaberbentuk ikan pari,sangat kaya dengankeanekaragamanhayati daratan maupunakuatik.Kelestarian Lagunaakan mendukungkeberlanjutankehidupan nelayan,mencegah intrusi airlaut, pendukung eko-wisata dan berperandalam mitigasi danadaptasi perubahanIklim global.

Laguna terancam oleh:• Pembangunan pelabuhan

perikanan dan tempatpelelangan ikan (TPI).

• Pembuatan infrastuktur TPItermasuk jalan menuju TPIdengan menebang sebagianhutan mangrove sebagaibahan baku pembangunan

• Pembangunan fasilitaswisata di sekitar laguna

• Pengkaplingan kawasanmangrove untuk berbagaikepentingan yang berpotensimerusak kawasan mangrove

• Melakukan kajian bio-fisik dansosial ekonomi

• Melakukan kampanye lingkungantentang nilai penting laguna

• Membuat booklet tentang lagunaTeluk Belukar

• Memfasilitasi pembuatan draftRencana Strategy PengelolaanLaguna

• Membina LSM Lokal (WahanaLestari) untuk mengkampanyekanpelestarian Laguna dan Hutanmangrove di sekitar laguna

Catatan : Nilai Penting sebagai demo site didasarkan atas : peran dalam melindungi pantai, pemukiman, sarana dan prasarana publik ; pendukungkeanekaragaman hayati dan matapencaharian penduduk ; mencegah intrusi air laut ; mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim ;serta sarana pendidikan lingkungan bagi masyarakat luas.

Selain didukung oleh Gren Coast (dengan pendanaan dari Oxfam Novib), untuk kegiatan di Pulot & Lham Uiong juga didukungpendanaan dari UNEP, sedangkan untuk kegiatan di Krueng Tunong juga didukung Force of Nature (FoN) Malaysia

* Surat rekomendasi secara lengkap bisa diperoleh di WIIP

Page 14: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

1414141414 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Kisah ini diawali olehkeprihatinan akan semakinsulitnya nelayan untuk

menangkap ikan, udang, kepiting danhasil perikanan pantai lainnya di sekitarhutan mangrove Suaka MargasatwaKarang Gading Langkat Timur Laut(SM KGLTL), Sumatera Utara sejaksatu dekade yang lalu. Ketika industriarang kayu mangrove banyak tersebardi daerah pantai Langkat tahun 1990-an, kondisi hutan mangrove, baik didalam maupun di luar kawasan SMKGLTL semakin menurun.

Hasil penelitian penulis tahun 2002yang dibiayai oleh Direktorat JenderalPendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI)Depdiknas menunjukkan bahwa sangatsulit mendapatkan pohon mangroveberdiameter di atas 5 cm. Mengapademikian? Industri arang kayu bakausangat menyukai bahan baku daripohon kelompok Rhizophora (bakau)dan Bruguiera (tancang dan matabuaya) berdiamater 5 cm untuk dibuatarang karena menghasilkan arangbermutu baik dibandingkan pohonberdiamater lebih dari 5 cm.Sementara kayu dari jenis lain,misalnya kelompok Xylocarpus (nyiri),Avicennia (api-apai), Sonneratia(berembang) digunakan sebagai bahanbakar tungku industri arang tersebut.

Kondisi ini terekam dengan baik dalampenelitian spasial menggunakan citrasatelit yang membandingkan kondisipenutupan lahan tahun 1989 dengan2004 (Siahaan, 2006). Berdasarkanhasil penelitian spasial tersebutdiketahui bahwa proporsi hutanmangrove primer sebesar 82,24%

tahun 1989 menurun jauh sehinggahanya tersisa 18,02% pada tahun2004 atau berkurang sebesar64,27% dalam kurun waktu 15tahun, sedangkan hutan mangrovesekunder meningkat tajam dari4,91% tahun 1989 menjadi 58,95%tahun 2004 atau meningkat sebesar54,04% dalam periode yang sama.Selain itu, luasan tambak,permukiman, lahan kosong danbadan air juga meningkat selamaperiode tersebut. Perubahan kondisipenutupan lahan hutan mangrovesecara keseluruhan di SM KGLTLdalam kurun waktu 1989-2004disajikan pada Gambar 1.

Potret yang tersaji pada Gambar 1menunjukkan bahwa dalam kurunwaktu tersebut penebangan hutan

mangrove di dalam kawasan SMKGLTterjadi dengan sangat masif, apalagihutan mangrove di luar kawasanSMGLTL yang bukan berupa kawasankonservasi diyakini luasan hutanmangrove primer menurun lebih besar.Kondisi serupa juga terjadi di kawasanmangrove lainnya di Sumatera Utara(Onrizal & Kusmana, 2008).Menurunnya kuantitas (luas) dankualitas hutan mangrove berdampakpada penurunan volume dankeragaman jenis ikan yang ditangkap.Hasil penelitian di KecamatanSecanggang yang merupakan daerahdi sekitar SM KGLTL (Purwoko, 2005)dibandingkan dengan satu dekadesebelumnya menunjukkan bahwasekitar 56,32% jenis ikan menjadilangka/sulit didapat, dan 35,36% jenisikan menjadi hilang/tidak pernah lagi

Mangrove Pulih -Masyarakat Nelayan Tersenyum Kembali

Oleh:Onrizal*

Gambar 1. Perubahan luasan hutan mangrove di kawasan Suaka Margasatwa KarangGading dan Langkat Timur Laut, Sumatera Utara. Dalam kurun waktu 15 tahun (1989-

2004) luasan hutan mangrove primer berkurang drastis menjadi hutan mangrovesekunder akibat penebangan, terutama untuk bahan baku industri arang kayu mangrove.

Selain itu, hutan mangrove primer juga dikonversi menjadi permukiman dan tambakmeskipun konversi tersebut tidak dibenarkan menurut peraturan.

-70

-50

-30

-10

10

30

50

70

90

MangrovePrimer

MangroveSekunder

Permukiman Tambak Lahan Kosong Badan Air

Prop

orsi

luas

an (%

)

1989 2004 Perubahan

Page 15: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 1515151515

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

tertangkap. Kondisi ini disertai denganpenurunan pendapatan sebesar33,89%, dimana kelompok yang palingbesar terkena dampak adalah nelayandan sekitar 85,4% masyarakatkesulitan dalam berusaha danmendapatkan pekerjaan dibandingkansebelum kerusakan mangrove.Konversi hutan mangrove di pantaiNapabalano, Sulawesi Tenggara jugamenyebabkan berkurangnya secaranyata populasi kepiting bakau (Scyllaserrata) (Amala, 2004). Pada skalaglobal, hasil ulasan Walters et al.(2008) menunjukkan bahwa 80%species biota laut yang komersialdiduga sangat tergantung padakawasan mangrove di kawasanFlorida, USA, 67% spesies hasiltangkapan perikanan komersial dibagian timur Australia, dan hampir100% udang yang ditangkap padakawasan ASEAN.

INISIASI AWAL

Di awal tahun 2000, bapak HM Matin,mantan Kepala Desa (Kades) KarangGading, Kec. Secanggang, Kab.Langkat mulai mengajak masyarakatdesa secara swadaya untuk memulaimenanam areal mangrove pada arealyang berbatasan dengan SM KGLT.Pada awalnya hanya sedikitmasyarakat yang mengikuti ajakantersebut. Namun demikian, Bapak HMMatin yang juga merupakan pimpinanpesantren di desanya besertakelompoknya tidak pernah menyerah.Mereka mulai secara otodidak belajarmenyeleksi benih mangrove yangmatang, membibitkan tumbuhanmangrove, dan mencobamenanamnya pada lahan mangroveyang kosong.

Seiring dengan keberhasilannya, padatahun 2004 pihak pemerintah melaluiDinas Kehutanan dan Perkebunan(Dishutbun) Kabupaten Langkatmengajak Bapak HM Matin dankelompoknya untuk terlibat dalamkegiatan Gerakan Rehablitasi Lahandan Hutan (GERHAN). Pada tahun

tersebut, kelompok Bapak HM Matindipercaya untuk merehabilitasi 40 hakawasan mangrove yang berbatasandengan SM KGLT. Tahun-tahunberikutnya, Bapak HM Matin dankelompokanya terus mendapatkepercayaan pemerintah dengan

luasan areal rehabilitasi mencapairatusan hektar.

Kini Bapak HM Matin telah menjadipenyedia bibit mangrove dengankualitas baik dengan keuntunganekonomi yang tinggi. Pihak DishutbunKabupaten Langkat melalui KepalaDinasnya Bapak Tarigan mengakuibahwa hasil rehabilitasi oleh Bapak HMMatin dan kelompoknya merupakankegiatan GERHAN yang paling berhasildi Kabupaten Langkat. Selain itu,Bapak HM Matin dipercaya oleh pihakDishutbun Kabupaten Langkat sebagaipengelola Sentra PenyuluhanKehutanan Pedesaan (SPKP) DesaKarang Gading, Kec. Secanggang,Kabupaten Langkat.

IKAN, UDANG DAN KEPITINGKEMBALI HADIR

Seiring dengan tumbuhnya mangrovehasil rehabilitasi oleh Bapak HM Matindan kelompoknya, hasil tangkapnelayan kembali membaik. Ikan,udang, dan kepiting yang dulu sulitdidapat, kini kembali hadir di sekitarkawasan mangrove yang direhabilitasi.Beberapa nelayan yang dijumpaipenulis saat survey pada awalNovember 2008 menyatakankegembiraannya mengingat hasiltangkapan mereka yang terusbertambah dan tidak lagi harus pergijauh ke tengah laut. Mereka menyakini,hal ini terjadi seiring dengan mangrovekembali tumbuh dengan baik, sebagaitempai berlindung, mencari makan bagiberbagai biota air.

Hasil pengamatan penulis menunjukkanbahwa mangrove yang direhablitasitahun 2004 kini telah tumbuh lebatdengan tajuk yang rapat. Pohonmangrove yang ditanam tersebut telahmencapai tinggi sekitar 4 m atau lebih.Selain biota air, seperti ikan, kepitingdan udang, berbagai satwa liar lainnyaseperti monyet (Macaca sp.) danburung air, seperti burung kuntul

.....bersambung ke hal 21

Gambar 2. Atas: Areal mangrove berupasemak belukar yang didominasi oleh pakis

Acrosticum aureum (piai) sebelumdirehabilitasi.

Bawah: Bapak HM Matin (berpeci) saatmengantarkan staf Dishutbun Langkat

melihat mangrove yang direhabilitasi bersamakelompoknya (Onrizal; Januari 2006)

Gambar 3. Mangrove hasil rehabilitasiberumur 1 tahun. Mangrove tersebut

ditanam pada akhir tahun 2004 dengan bibitdari program GERHAN. Sebelum ditanam,

semak piai dibersihkan terlebih dahulu.(Onrizal; Januari 2006)

Page 16: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

1616161616 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFATerancam ?

Oleh:Agustina Y.S. Arobaya1 & Freddy Pattiselanno2

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

KEINDAHAN ALAM TELUK YOTEFA

Letaknyaa yang melingkari sisi timur kota Jayapura dandiapit hutan bakau/mangrove menjadikan Teluk Yotefasebagai tempat berkembang-biota air seperti kepiting danudang serta memberikan panorama yang memukau dikawasan perairan Jayapura (Gambar 1). Di sisi lain, hutanbakau di Teluk Yotefa menjadi kawasan penyangga abrasisungai dan abrasi laut yang mengancam penduduk dikawasan Kampung Tobati dan Kampung Enggros sertaNafri yang merupakan kampung asli masyarakat setempatyang berdiam di sepanjang teluk ini (Gambar 2).

Kawasan Teluk Yotefa yang terkenal karena panorama sertasumberdaya lautnya kemudian ditetapkan oleh PemerintahIndonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.372/Kpts/UM/6/1978 tertanggal 9 Juni 1978 dengan tujuanutamanya untuk menjaga kelestarian alamnya. Memilikiluas kawasan 1.659ha atau 165km2 kawasan ini banyakmemberikan harapan karena memiliki ekosistem mangrove,lamun, terumbu karang yang berfungsi sebagai habitat ikandan organisme laut lainnya, dan yang paling penting sebagaikawasan wisata laut di Jayapura. Salah satu kawasanwisata laut yang cukup menarik adalah Wisata PantaiHamadi tetapi dari pengamatan penulis, pamanfaatannyabelum optimal karena terkendala berbagai faktor, misalnyasiapa yang bertanggung jawab terhadap pengelolaankawasan, karena areal tersebut merupakan hak ulayatmasyarakat setempat (Gambar 3).

POTENSI EKOSISTEM MANGROVE YOTEFA

Pada garis pantai yang masih terlindung, potensimangrove yang masih berada dalam kondisi baikkurang lebih sekitar 200m ketebalannya dari garispantai dan sedikitnya terdapat tujuh jenis mangroveseperti yang ditunjukan pada Tabel 1.

Pengamatan singkat yang dilakukan menunjukanbahwa selain merupakan habitat biota air, arealmangrove di Teluk Yotefa juga merupakan habitatbagi jenis burung tertentu, khususnya yangmenyenangi areal lahan basah. Jenis burungyang terpantau pada saat pengamatan dapat dilihatpada Tabel 2.

Tabel 1. Jenis mangrove di Teluk Yotefa

Famili Spesies Nama LokalArecaceae Nypa fruticans NipaRhizoporaceae Rhizopora apiculata Mangi-mangi

R. mucronata Mangi-mangiCeriops tagal Lolaro

Sonneratiaceae Sonneratia alba LolaroS. caseolaris LolaroS. ovata Lolaro

Gambar 1. Teluk Yotefa (Foto: F. Pattiselanno) Gambar 2. Areal mangrove Teluk Yotefa(Foto: A. Arobaya)

Gambar 3. Daerah Wisata Pantai Hamadi(Foto: F. Pattiselanno)

Page 17: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 1717171717

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

DAMPAK PEMBANGUNANTERHADAP KELESTARIANYOTEFA

Pengembangan wilayah Papua yangberjalan sangat cepat tanpa disadarimemberikan konsekuensi yang tidakpernah dibayangkan sebelumnya.Kawasan bakau yang tadinyamempunyai multifungsi semakinberkurang terlihat seiring semakinmerebaknya berbagai aktivitaspembangunan seperti perumahan,gudang barang, supermarket, tempathiburan, restoran, hotel dan rumahsewa (Gambar 4 dan 5). Hutanbakau di daerah Entrop yangtermasuk dalam kawasan TamanWisata Teluk Yotefa mulai berangsur-angsur hilang tahun 1983 ketikaGubernur Irian Jaya (Papua-Red)Izaac Hindom menetapkan Entropmenjadi areal Pasar dan TerminalInduk Kota Jayapura.

Pada tahun 2004 Bapedalda KotaJayapura melakukan surveyterhadap parameter kualitas air lautdi Teluk Yotefa pada tiga lokasi yaitudaerah Abe Pantai, kawasanrekreasi Pantai Tobati dan Enggros.Hasil survey menunjukan bahwabeberapa parameter yang diukurtelah menunjukan kondisi yangcukup menguatirkan. Di kawasanAbe Pantai misalnya kadar minyakdan lemak mencapai 8,19 mg/lt(standar 5mg/lt). Selain itu jugaterdeteksinya keberadaan kandunganlogam berat Chrom (Cr) yang telahmencapai 0,01 mg/lt, Timbal (Pb)telah mencapai angka 0,03 mg/ltserta kadar Merkuri (Hg) sebesar0,02 mg/lt yang seharusnya tidakboleh ada dalam air denganpersyaratan kualitas air sehat.

Keberadaan ketiga jenis logam beratini diduga akibat akumulasi dalam

kurun waktu tertentu sebagai akibataktivitas berbagai usaha industri yangberkembang akhir-akhir ini diJayapura khususnya di sekitarperairan Teluk Yotefa (Hamadi,Entrop, Kotaraja, Abepura danJayapura), misalnya perbengkelankendaraan bermotor misalnyamerebak dengan pesatnya disepanjang jalur Jayapura – Abepura– Abe Pantai. Penanganan limbahbengkel, sisa olie, minyak dan cairanberbahaya lainnya yang kurang baiktanpa disadari terbawa saluran air,sungai kecil yang semuanyabermuara di Teluk Yotefa. Akibatlimpahan sampah industri dan rumahtangga lainnya telah membuatpermukaan Teluk Yotefa di bagian-bagian tertentu kelihatan sepertiberminyak. Kondisi ini semakindiperburuk dengan pembuanganlimbah dari Rumah Sakit UmumDaerah (RSUD) Abepura, RSBhayangkara di Kotaraja dan RS TNIAL di Distrik Jayapura Selatan yangkesemuanya bermuara di TelukYotefa.

Keadaan yang semakin kompleksinilah yang menyebabkan masyarakatKampung Tobati dan Enggros diDistrik Jayapura Selatan Jayapura,pernah meminta para ahli untukmeneliti dugaan pencemaran diperairan Teluk Yotefa yang disinyalirtelah memunahkan biota laut yangselama ini dibutuhkan warga didaerah itu. Di sisi lain dugaanpencemaran semakin kuat dibuktikandengan semakin banyaknyamasyarakat setempat yangbelakangan menderita penyakitpenyakit kulit dan gatal-gatal.

Perkembangan kota Jayapuramenjadi kota jasa, perdagangan, danpariwisata sudah tentu harus didukungoleh fasilitas pelabuhan bongkar muatbarang dan penumpang yang layakdan memenuhi syarat. Konsekuensidari pertumbuhan arus bongkar muat

Tabel 2. Jenis burung di Teluk Yotefa

Famili Spesies Nama LokalAccipitridae Pandion haliaetus Elang tiramAlcedinidae Alcedo azurea Raja udang biru langit

A. atthis Raja udang erasiaArdeidae Egretta garzetta Kuntul kecil

E. sacra Kuntul karangLaridae Gygis alba Dara laut putihParadisaeidae Paradisaea apoda Cenderawasih besarPsittacidae Eclectus roratus Nuri bayan

Lorius lorry Kasturi kepala hitamSulidae Sula leucogaster Angsa batu coklat

.....bersambung ke hal 20

Gambar 4. Kawasan Perdagangan Barang &Jasa di Entrop (Foto: F. Pattiselanno)

Gambar 5. Penimbunan kawasan mangroveuntuk pembangunan (Foto: F. Pattiselanno)

Page 18: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

1818181818 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Terumbu karang adalah salah satuekosistem penting di wilayah pesisir. Ancamankepunahan skala besar yang disebabkan oleh

pemanasan suhu global menambah kecemasansetelah kerusakan yang dilakukan manusia. Suhusebagai syarat hidup utama karang, kenaikannyaakan menyebabkan pemutihan yang pada akhirnyaakan mati karena ketidakmampuan karang untukberadaptasi. Menurut laporan NOAA Coral ReefWatch (CRW), khusus di Perairan Papua bagianutara, di tahun 1998 yang merupakan tahun terkuatfenomena ELNINO, kenaikan suhu di sekitar KepalaBurung mencapai 20C dan Teluk Cendrawasih 10C(http://coralreefwatch.noaa.gov/satellite). Apabilapeningkatan 1°C saja bertahan selama 10 mingguatau lebih, maka pemutihan pasti terjadi.

Maka dari itu diperlukan upaya untuk melindungiekosistem ini dengan tindakan pengelolaan yangtepat. Upaya penetapan Kawasan Konservasi LautDaerah (KKLD) dapat membantu mempercepatregenerasi karang atau menjaga dan menjaminterumbu yang sehat agar dilindungi dengan ketat.Diharapkan bila lokasi ini ditetapkan untuk dibatasi dari

segala kegiatan manusia maka peran ekologis,lingkungan, bahkan ekonomis dapat dirasakan secaramaksimal.

PENENTUAN KKLD

Penentuan KKLD harus mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi, yakni kondisi terumbu karangyang baik dengan keanekaragaman yang tinggi.Idealnya lokasi tersebut memiliki 50% tutupan karanghidup. Akan tetapi penghancuran global melaluikenaikan SPL membuka lebar segala kemungkinanuntuk punahnya suatu kawasan terumbu dalamjangka waktu yang singkat. Karenanya diperlukanlokasi yang tepat, dimana karang dapat bertahanuntuk tetap hidup sehat walaupun suhu bertambahpanas. Dua hal yang harus diperhatikan dalampenentuan KKLD berdasarkan informasi SPL, yakni :

Kondisi KarangPemilihan lokasi harus mempertimbangkan kehadirankarang sehat. Kriteria ini juga merupakan kriteriayang lazim dalam pertimbangan penentuan KKLD.

Penentuan Daerah Konservasi Laut DaerahBerdasarkan Informasi Suhu Permukaan Laut(Pendekatan bagi Ekosistem Terumbu Karang di Papua)

Oleh:Gandi Y.S. Purba*

Page 19: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 1919191919

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Akan tetapi lokasi yang dipilih adalah kehadiran karangsehat di suatu lokasi yang memiliki variabilitas SPL yangtinggi. Atau karang sehat di lokasi yang series SPL-nyamenunjukkan kecederungan naik dari waktu ke waktu.

Kondisi OseanografiKondisi oseanografi adalah pertimbangan berikutnya untukpenentuan KKLD. Dengan anggapan kehadirannya akanmenciptakan suatu kondisi yang stabil bagi karang untukhidup dengan baik. Misalnya, daerah “terpencil” ataurataaan yang memiliki pasang yang rendah, sirkulasiterbatas dan daerah upwelling (air naik). Lokasi-lokasi inimemiliki kemampuan untuk menetralisir air hangat daripanasnya siang dengan air dingin malam hari ataupundengan air dingin yang naik dari kedalaman ke permukaanlewat proses upwelling. Demikian juga lokasi dimanamenjadi tempat yang dilewati secara terus menerus oleharus dingin. Arus ini berperan meredam hangatnya airyang mengalami proses pemanasan sinar matahari.

PEREKAM SUHU

Variabilitas SPL didapatkan dengan adanya kerja perekamsuhu yang secara terus menerus merekam kondisi suhuperairan setempat. Dari berbagai kegiatan pemantauanpemutihan karang di dunia ataupun untuk kepentingankelautan yang lain, sering digunakan perekam suhutemperatur logger seperti yang ditampilkan pada Gambar1. Interval suhu yang direkam disesuaikan dengan objekyang ingin dikaji. Tentunya interval waktu yang sempit (15atau 20 menit) akan lebih baik. Karena dengan demikiankita dapat mengetahui fluktuasi SPL yang dibangkitkan olehupwelling, lintasan arus, ataupun fenomena-fenomena yanglain yang terjadi dengan jangka waktu yang singkat.

Perekam suhu ini dibenamkan pada kedalaman 3m(kedalaman ideal karang), 10m, ataupun 20m. Apabilapada satu lokasi dibenamkan dua perekam dengankedalaman berbeda, maka fenomena upwelling dapat lebihditegaskan. Setiap 6 sampai dengan 12 bulan perekamdata di-download untuk selanjutkan diintrepetasikan tampilangrafik datanya.

KKLD DI RAJA AMPAT PAPUABERDASARKAN INFORMASI SPL

Erdmann (2008) mengemukakan, dari beberapaperekam suhu yang di pasang di lokasi daerahupwelling di Raja Ampat, dapat disimpulkan kalaukarang di daerah tersebut dapat hidup pada variasisuhu hingga mendekati 17°C (19.33-36.04°C).Daerah terumbu yang memiliki variasi suhu harianyang tinggi ini umumnya memiliki sirkulasi air yangterbatas, mengalami kondisi pemanasan yangsangat hebat selama siang hari, dan pendinginanyang dramatis pada malam hari. Sebagai contoh,laguna dangkal di Pulau Walo, Kofiau, yangmemiliki sedikitnya 20 spesies karang batu yangtumbuh subur di tempat itu, mengalami suatukisaran suhu yang luar biasa hampir 13°C ( 23.18-36.04°C). Kisaran ini sering terjadi dalam periodesatu kali 24 jam. Selain itu Teluk Mayalibit, TelukSorong, daerah mangrove berair jernih di sebelahSelatan Pulau Gam (wilayah Selat Dampier) danPulau Nampale di sebelah Barat Laut Misool,wilayah Selatan Raja Ampat.

Hasil-hasil ini menujukkan bahwa karang batu yangberada di daerah-daerah terumbu di Raja Ampat (danalga simbiotik zooxanthellaenya) memiliki suatukisaran toleransi suhu yang luas, yang dapatmemberikan ketahanan maksimum untukmenghadapi perubahan iklim global. Teridentifikasi 15daerah terumbu karang yang pantas menerima“perlindungan maksimum” dari kegiatanpenangkapan ikan yang berlebihan dan tekanan lain.Karena terumbu-terumbu inilah yang mungkin dapatbertahan di lautan-lautan yang lebih hangat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2008. NOAA Coral Reef Watch. Methodol-ogy, Product Description, and data Availability ofNOAA Coral Reef Watch (CRW) Operational andExperimental Satellite Coral Bleaching MonitoringProduct. Last update : 17 September 2008. Online pada http://coralreefwatch.noaa.gov/satellite.

Mark Erdmann. 2008. Oseanografi Bentang LautKepala Burung Tanah Papua; Kajian TerhadapSuhu Permukaan Laut. Conservation InternationalIndonesia

*Dosen pada Jurusan Ilmu KelautanUniversitas Negeri Papua Manokwari

E-mail: [email protected] Perekam suhu : (a)Tidbit dan (b) HOBO WaterTemp

Pro loggers

A B

Page 20: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

2020202020 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

kontainer yang begitu pesat yaitu perbaikanfasilitas penunjang yang memadai, diantaranyapembangunan dermaga kontainer dan lapanganpenumpukan peti kemas, karena fasilitas yangada sudah tidak mendukung disamping fasilitasdermaga yang sudah tua sehingga perlupengembangan areal pelabuhan (Gambar 6).Dikuatirkan dampak dari perluasan saranapelabuhan ini yaitu konversi kawasan pesisirtermasuk areal mangrove yang tersisa untukpenataan fasilitas pelabuhan yang akan dibangun.

..... Sambungan dari halaman 17

Kelestarian Mangrove Teluk YOTEFA ...........

6. konservasi exsitu dengan teknologipenyimpanan sumber genetika.

Terjadinya erosi sumber plasma nutfah, baikflora maupun fauna akhir-akhir inimemperlihatkan gejala peningkatan. Sementaraitu jenis ikan daratan yang telah dilindungiUndang Undang Konservasi Hayati 1990 hanya5 taksa ikan air tawar dan 6 kura-kura/labi-labikarena minimnya informasi.

dikembangkan tidak sesuai denganperuntukan lahan dan tanpa melaluiAMDAL, “karena kontribusinya cukupsignifikan terhadap pertumbuhanekonomi daerah,” akan memberikandampak terhadap lingkungan alam disekitarnya seperti perubahan fisikbentang alam dan penangangan limbahyang dapat mengancam kehidupanmahluk hidup lainnya. Kerjasama antarinstansi perlu dipertegas melaluipendekatan pengelolaan kolaborasiberbasis pemberdayaan masyarakat.Usaha penyadaran terhadap masyarakatmelalui tindakan advokasi perluditingkatkan, serta penegakan hukumyang serius harus lebih dinyatakan gunamengantisipasi tragedi lingkungan diTeluk Yotefa. Memulai sesuatu yangbelum pernah dicoba memang terasaberat, tapi kalau tidak diupayakan, kapanangan-angan akan terwujud?

1Peneliti pada Pusat PenelitianKeanekaragaman Hayati Universitas Negeri

Papua, ManokwariEmail: [email protected]

2Dosen Program Studi Produksi TernakFakultas Peternakan Perikanan & Ilmu

Kelautan Universitas Negeri Papua,Manokwari

Email: [email protected]

..... Sambungan dari halaman 7

Pelestarian Sumberdaya Perairan ...........

USAHA MEMPERTAHANKAN KONDISIKAWASAN

Keindahan pesona alam Teluk Yotefa pernahdigambarkan lewat syair lagu Kelompok MusikMambesak dari Universitas Cenderawasih yang

sempat populer di tahun 80-an.Sejalan dengan pengembangan kotaJayapura yang semakin pesat,sepertinya pesona teluk Yotefasemakin memudar.

Pada peringatan Hari LingkunganSedunia, 5 Juni 2007, PemkabJayapura melakukan penanaman2000 ribu bibit pohon bakau dalamkawasan Teluk Yotefa agar menjadipenyangga abrasi sungai dan abrasilaut karena abrasi laut semakinmasuk ke dalam areal hutan bakautersisa. Kegiatan ini diharapkandapat mengantisipasi kemungkinanbencana alam banjir dan abrasi lautdan arus gelombang pasang sepertiyang dialami oleh Negara tetanggaPNG pada tahun 2005 lalu.

Kondisi topografi kota Jayapuramemang agak unik karena daerahyang tinggi (pegunungan) ditemukanpada bagian belakang sedangkanhamparan lahan datar dan laut dibagian depannya, sehingga tidak adapilihan lain Pemkot Jayapura haruslebih proaktif untuk memikirkanpenanganan limbah cair supaya tidakmencemari laut. Dalam era sekarangini, jika penataan tata ruang kota yang

Dalam buku 1990 IUCN Red List ofThreatened Animals tercantum 28jenis dari 6 suku ikan daratan dan 17jenis dari 5 suku kura-kura / labi-labiIndonesia, banyak yang dari perairansungai dan danau-danau di Sulawesi(ikan) dan Papua (kura-kura) telahterancam keberadaannya di alam,diantaranya, bersifat endemis.

Jenis-jenis biota perairan yang dinyatakantelah terancam keberadaangya di habitatalaminya sudah didaftar di appendiksCITES untuk dibatasi pemanfaatan/perdagangannya.

* Pecinta AlamKomplek Kehutanan Wanamulya

Jl. Raya Tajur 328A Ciawi BOGOR 16720

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

Gambar 6. Pelabuhan Jayapura(Foto: F. Pattiselanno)

Page 21: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 2121212121

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

(Egreta sp.) yang dulu susah dijumpaikini kembali mudah ditemukan.Kelompok Bapak HM Matinberkeinginan untuk menjadi arealrehabilitasi mereka untuk kawasanwisata mangrove dengan menyediakanpondok-pondok pemancingan dantempat pengamatan satwa. Adakahyang ingin mensponsori?

PENUTUP: SEBUAH IRONI YANGHARUS SEGERA DIATASI

Keberhasilan Bapak HM Matin dankelompoknya belum mampumenginspirasi sebagian besarmasyarakat pantai di KabupatenLangkat. Sangat banyak tambakterbuka yang tersebar luas dandiusahakan di kawasan mangroveLangkat kini tidak produktif lagi karenaterkena serangan penyakit. Lahan-lahan tambak tersebut merupakanlahan milik masyarakat maupun arealhutan yang dikonversi secara ilegal.Sebagian besar areal tersebut malahdibiarkan begitu saja dan sebagian lagidikonversi menjadi sawit karena tergiuroleh harga sawit yang melambungtinggi di kuartal kedua tahun 2008.Tambak-tambak yang sebelumnyasudah tidak produktif, kemudiandikeringkan dan selanjutnya ditanamisawit. Namun saat harga sawit jatuhpada kuartal ketiga tahun 2008, kinimereka kembali dirundung derita.Berharap hasil sawit pada lima tahun

lagi, kini mereka dihadapkan olehkenyataan bahwa harga bukanmereka yang menentukan sementaraikan, udang, kepiting dan biota lainnyayang bisa sebagai sumber nafkahbagi mereka telah menghilang darilahan mereka.

Oleh karena itu, perlu pendekatanyang menyeluruh dan tidak parsial,kemudian melibatkan para pihakterkait serta konsistensi kebijakanpemerintah dan aparatnya. Saat ini,aparat pemerintah yang sering disebutoknum diduga oleh masyarakat terlibatdalam memuluskan upaya konversi

..... Sambungan dari halaman 15

Mangrove Pulih, ...........

hutan mangrove menjadi lahan sawit.Promosi keberhasilan kelompok tanidalam merehabilitasi mangrove danmanfaat ekonomi yang merekadapatkan harus selalu digencarkan.Selain itu, adopsi dan modifikasirehabilitasi mangrove dengan programpengidupan (livelihood) pentingdipertimbangkan dalam programGERHAN di kawasan mangrove. Danayang biasa dibayarkan untukpengadaan bibit dan upah tanamdialihkan kepada programmenumbuhkan sumber pendapatankeluarga berbasiskan sumbedara alamdan lokan yang ada sebagai imbalankegiatan rehabilitasi yang dilakukanoleh masyarakat, baik pada lahan milikmaupun kawasan hutan. Akankah kitamenjadi bagian dari perbaikan itu?Insya Allah.

*Dosen dan Peneliti-Dep. Kehutanan FP USUKetua Umum ASASI Daerah Sumatera Utara

Jl Tri Dharma Ujung No 1 Kampus USUMedan 20155

Email: [email protected];webblog: http://onrizal.wordpress.com

Gambar 4. Mangrove hasil rehabilitasiberumur 4 tahun dengan tegakan yang rapat.

Pada paluh-paluh di kawasan mangrovetersebut kini kembali mudah dijumpai berbagaijenis ikan, udang dan kepiting. Pada areal ini,

bapak HM matin dan kelompoknyaberkeinginan menjadikan kawasan wisata

mangrove dengan membangun pondok-pondokpemancingan dan pengamatan satwa liar,

seperti burung air dan monyet.(Onrizal; 13 November 2008)

Gambar 5. Burung air, seperti burungkuntul (Egreta sp.) (sebelah atas), dan

kawanan monyet (sebelah bawah,dalam lingkaran) kembali mudah

dijumpai di kawasan mangrove hasilrehabilitasi.

(Onrizal; 13 November 2008)

Gambar 6. Areal tambak di Kecamatan Secanggang yang sebelumnya berupa hutanmangrove, kini dikonversi lagi menjadi kebun kelapa sawit. Sawit tersebut ditanam

sekitar bulan April 2008. (Onrizal; 13 November 2008)

Page 22: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

2222222222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

Cangak dan kuntul merupakan kelompok burungyang termasuk dalam famili Ardeidae. Beehler,dkk (2001) melaporkan bahwa 15 jenis burung

dari famili Ardeidae terdapat di Papua. Lebih lanjutdilaporkan juga bahwa kelompok kuntul terdapat 5 jenisyang memiliki karakteristik umumnya seluruh tubuhnyaberwarna putih, berleher panjang, kadang dalamkelompok besar, kebanyakan di habitat perairan tawar(kecuali kuntul karang).

Salah satu jenis burung dari kelompok kuntul adalahkuntul kerbau (Egretta ibis). Jenis ini memiliki daerahpenyebaran yang cukup luas. Selama 15 tahun terakhir,jumlah populasi kuntul kerbau meningkat di Papua,sebagai bagian dari meluasnya persebaran di seluruhdunia (Beehler, dkk, 2001).

Kawasan pesisir Pantai Amban merupakan salah satudaerah persebaran kuntul kerbau. Pantai Ambanmerupakan salah satu kawasan pesisir yangberhubungan langsung dengan Samudera Pasifik dikawasan pantai utara (pantura) Manokwari.Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa burungkuntul kerbau di kawasan ini terdapat dalam kawanankelompok dengan jumlah yang sangat sedikit berkisarantara 8 – 10 ekor. Bagi para ornitologis atau pengamat

Kuntul Kerbau (Egretta ibis)di Kawasan Pesisir Pantai Amban Manokwari

Oleh:Petrus I. Bumbut *

burung, ukuran populasi burung tersebut bukanmerupakan suatu indikator utama dalam mengamatisatwa tersebut. Namun keberadaan kelompok avifaunatersebut merupakan suatu hal yang sangat menarikuntuk dikaji baik aktivitas, habitat, tingkah laku, dan lain-lain.

Salah satu komponen yang sangat menarik adalahhabitat. Menurut Alikodra (1990), satwa liar (termasukkuntul kerbau) hidup pada lingkungan yang memenuhipersyaratan, yaitu adanya tempat untuk berlindung danberkembang biak, tersedianya makanan dan air, dandapat bergerak dengan bebas. Kawasan pesisir PantaiAmban merupakan habitat yang cukup ideal bagikawanan kuntul kerbau tersebut. Berdasarkanpengamatan di lapangan, habitat kuntul kerbau dapatdikelompokan menjadi 5 habitat, yaitu :

• Daerah muara sungai, pada kawasan pesisir PantaiAmban terdapat beberapa sungai kecil (salahsatunya adalah Sungai Pami) yang digunakansebagai habitat mencari makan.

• Daerah rawa, pada kawasan pesisir Pantai Ambanterdapat juga daerah yang berawa dimana kawasanini digunakan sebagai habitat mencari makan.

Gambar 1. Kawanan Kuntul Kerbau (Egretta ibis)

Page 23: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 2323232323

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

• Padang rumput, pada kawasan pesisir ini terdapat jugadaerah-daerah terbuka berupa padang rumput dimanakawasan ini digunakan secara bersama dengankawanan sapi yang digembalakan sebagai habitatmencari makan.

• Perkebunan kelapa, merupakan kebun koleksi milikUPT Kebun Percobaan Unipa Manokwari. Kawasan inidigunakan sebagai habitat mencari makan secarabersama dengan kawanan sapi yang digembalakan.Selain itu, kuntul kerbau juga menggunakan pepohonankelapa sebagai tempat untuk bertengger/bersembunyibila ada tanda/bunyi yang mengancam serta sebagaitempat istirahat pada siang hari setelah mencari makandi bawah pepohonan kelapa tersebut.

• Hutan alam, kawasan ini digunakan sebagai tempatuntuk istirahat pada malam hari.

Selain habitat, aktivitas kuntul kerbaumerupakan salah satu komponen yang sangatmenarik juga untuk diamati. Pergerakan satwaini cenderung bergerak mengikuti kawanansapi yang digembalakan di kawasan pesisirPantai Amban. Hal ini terlihat dalam aktivitasmencari makan, satwa ini cenderung untukberdampingan secara harmonis dengankawanan sapi. Kuntul kerbau memanfaatkankawanan sapi sebagai pelindung dansekaligus sebagai pemberi sinyal bahaya(biological alarm warning). Bila ada manusiayang mendekati kawanan sapi maka sapitersebut akan mengeluarkan alarm atauwarning dengan mengeluarkan suara yangmemberi isyarat bagi sikuntul bahwa adabahaya yang mengancam.

Keberadaan kuntul kerbau pada masamendatang di kawasan pesisir Pantai Ambanmerupakan tanggung jawab semua stake-holder. Pelajaran berharga dari kawanan sangsapi yang berdampingan secara harmonisdengan sikuntul perlu disikapi oleh kita juga.Pada masa mendatang habitat kuntul kerbauakan terkena dampak aktivitas manusia olehpenggunaan lahan atau pengalihfungsian lahansehingga perlu ada upaya konservasiterhadap kelompok avifauna tersebut denganmenjaga keberadaan habitatnya.

PUSTAKA

Beehler Bruce M., Thane K. Pratt, & Dale A.Zimmerman. 2001 Burung-burung DiKawasan Papua. PT. Ghalia Indonesia.Bogor.

Alikodra. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

* Fakultas KehutananUniversitas Negeri Papua Manokwari

Email: [email protected]

Gambar 2. Beberapa Habitat Kuntul Kerbau (Egretta ibis)

Page 24: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

2424242424 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

P otensi Sumber Daya Hayati,baik flora dan fauna diIndonesia dikenal sangat

melimpah dan beraneka ragam, yaitusekitar 400.000 jenis. Potensi yangsangat besar ini merupakan salahsatu modal bagi pembangunanNasional. Banyak jenis-jenis hayatiyang telah dimanfaatkan secara lestariuntuk kepentingan perdagangan,namun banyak pula yang belumdikembangkan dan dikelolapemanfaatannya secara optimal.

Wilayah Propinsi Riau memilikikekayaan sumber daya alam yangtak terkira nilainya baik flora maupunfaunanya. Jika potensi jenis floratidak ada yang membudidayakanatau dikembangbiakkan, lambat launkekayaan jenis hayati ini akan cepatpunah. Berdasarkan keadaantersebut, peranan kawasankonservasi baik in-situ maupun ex-situ menjadi lebih penting di masakini maupun mendatang. DalamAgenda 21 telah ditegaskan perlunyaupaya peningkatan konservasi

tumbuhan secara ex-situ dalambentuk kebun raya. Melalui kegiataneksplorasi flora ke berbagai kawasanhutan di Indonesia, diharapkankelestarian spesies tumbuhan yangpenting bagi pengembangan danpemuliaan akan terjamin.

Salah satu lokasi kegiatan eksplorasiflora adalah kawasan SM. DanauPulau Besar dan Danau Bawah atauyang lebih dikenal dengan namaDanau Zamrud, Kabupaten Siak,yang merupakan salah satu tempatperlindungan beberapa spesiestumbuhan dan hewan.

Tujuan kegiatan eksplorasi floraadalah :

a. Melakukan inventarisasi ulangkeberadaan spesies-spesiestumbuhan yang tergolong dalamkategori endemik di SumateraBarat.

b. Mengumpulkan material hidupspesies-spesies anggrek dan nonanggrek terpilih, baik berupa biji,anakan, umbi maupun stek.

c. Mengumpulkan datakeanekaragaman spesies-spesies tumbuhan antara lain darisuku Araceae, Clusiaceae,Piperaceae, Zingiberaceae,Orchidaceae dan lain-lain.

Hasil yang diharapkan dari kegiataneksplorasi dan penelitian flora adalah :

a. Bertambahnya koleksi baru dankoleksi ulangan untuk KebunRaya Bogor.

b. Tumbuhan yang mendapatprioritas utama untuk dikoleksiadalah spesies langka, endemik;dan memiliki potensi ekonomiuntuk dikembangkan.

c. Informasi keanekaragamantumbuhan di kawasan SM.Danau Pulau Besar dan DanauBawah, Siak, Riau.

Kegiatan pengkoleksian danpenelitian dilakukan di areal denganketinggian sekitar 0 – 20 m dpl. yaitukawasan hutan yang mengalamigangguan karena SM. Danau PulauBesar dan Danau Bawah

Menyingkap Kekayaan FLORAdi Suaka Margasatwa Danau Pulau Besardan Danau Bawah, Siak, Propinsi Riau

Oleh :Esti Munawaroh*

Page 25: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 2525252525

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

merupakan kawasan yang terdapatkegiatan eksplorasi penambanaganminyak bumi PT. Bumi Siak Pusakoyang sebelumnya PT. Caltex PacificIndonesia dengan jumlah sumurminyak lebih kurang 122 sumur.

Jenis pohon yang dominan dikawasan hutan tersebut antara laianjenis Elaiocarpus spp., Horsfieldiaspp., Pandanus spp., Shore spp.,Cyrtotachys lakka dll.

Jenis-jenis tumbuhan yang berhasildikoleksi dari kawasan SM. DanauPulau Besar dan Danau Bawahantara lain sebagai berikut:

1. Jenis Elaiocarpus sp.(Elaiocarpaceae)

Jenis Melicope latifolia merupakantumbuhan perdu, tinggi dapatmencapai 5 m, diameter batangkurang lebih 12 cm, batang tua

berwarna abu-abu kekuningan,batang muda hijau pucatkeputihan. Daun majemuktunggal, bentuk lanset, bagianatas hijau mengkilat, bagianbawah hijau pucat dan kasar.Bunga malai tumbuh di ketiakdaun, warna bunga putih. Buahsaling berhadapan, buah mudawarna hijau, tua berwarna coklat.Biji yang tua berwarna hitam.

Tumbuhan tersebut banyakdiketemukan di kanan-kiri jalanmenuju kawasan Danau Besar.Berasosiasi dengan jenis Uncariaglabrata, Ipomea triloba, Lygodiumcicrophyllum dan Passiflora foetida.Menurut penduduk setempat pucukdaun dapat dimakan untuk lalab danakar tumbuhan tersebut dapatdigunakan untuk obat demam.

3. Jenis Syzygium sexangulata(Miq.) Amsh. (Myristicaceae)

Jenis Syzygium sexangulata tumbuhdi kawasan gambut yang cukupdalam, tumbuhan tersebut banyakdiketemukan ditempat yang terbukadan berasosiasi dengan jenisPandanus spp, Acasia sp, dan Ficussp. Jenis ini tumbuh pada pH 5,5 danketinggian 20 m dpl. Kayunya sangatkuat dan dipakai untuk tiang pondokyang dibuat diatas kawasan gambut.Rasa buahnya manis, disenangimonyet sehingga tidak sampaimatang sudah habis dipohon.

Jenis Syzygium sexangulatamerupakan pohon yang agak besardengan tinggi mencapai 15 m,diameter 20 cm. Kulit batang merah,mengelupas bila kulit luar mengering,kulit dalam hijau muda bau harum.Daun, besar berbentuk lanset,panjang 30-63 cm x 17-24,5 cm,permukaan atas daun berwarna hijaumengkilat, bagian bawah hijau pucat,pangkal daun melekuk kedalam,ujung daun meruncing, tangkai daunsangat pendek, tulang daun sekunderdan primer bagian bawah menonjol,helaian daun tebal.

Tumbuhan perdu tinggi mencapai5m. Batang tua berwarna coklatkekuningan, permukaan kulit batangmerekah, batang muda hijau beruratputih. Daun tunggal, warna hijaupucat, tepi daun bergerigi, pangkalmenjorok kedalam, ujung daunmeruncing, panjang 7-18 cm x 2,4-7,1 cm. Panjang tangkai daun 3,5-6cm. Bunga tumbuh di ketiak daun.Buah hijau muda, panjang buahmuda 0,5-1 cm x 0,5-0,8 cm.,panjang tangkai buah 2-2,5 cm.

Tumbuh ditempat yang tidak begitukering dengan pH 6, dan ketinggian40 dpl, dimana kawasan tersebut dikelilingi air pembatas antara kawasansatu dan yang lainnya, yang jugasebagai pengamanan kawasan agarhutan tersebut tetap terjagakelestariannya. Buahnya banyakdimakan burung.

2. Jenis Melicope latifolia (DC.)T.G. Hartley

Foto Buah Melicope latifolia,a. Buah muda, b. Buah tua

Foto BuahElaiocarpus sp.

Foto Kawasan tempattumbuhnya Elaiocarpus sp.

Foto Kawasan tumbuhnya S. asexangulata

Foto a. Daun , b. PohonS. Asexangulata

Page 26: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

2626262626 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

Pohon ini dijumpai dimana-manaterutama di kawasan gambut yangsubur, dan merupakan tumbuhanyang dominan di kawasan tersebut.Buahnya lebat dan menjadi makananbagi burung atau hewan lainnya.

Tinggi pohon bisa mencapai 10 mdengan diameter kurang lebih 20cm. Daun berbentuk bulat telurmenyempit ke pangkal, kedudukandaun memutar, bagian atas daunhijau, bagian bawah hijau kemerahandan berbulu seperti beludru, pangkaldaun rata, ujung daun melekukkedalam, panjang daun 48-55 cm x19,5-23 cm., panjang tangkai daun8-9,5 cm, jumlah tulang daun primer27-31 buah. Buah malai tumbuh diketiak daun, dalam satu malai 1-4buah, berbentuk bulat-lanset,berdaging dan berair, panjang buah1,1-1,3 cm x 1-1,1 cm., panjangtangkai buah 0,5-1,7 cm., buahmuda putih pucat, tua hitam.

Jenis ini tumbuh mendominasikawasan gambut. Tumbuhanpandan yang kami jumpai dikawasan SM. Danau Pulau Besardan Danau Bawah sudah tumbuhbertahun-tahun, dengan ketinggianmelebihi pandan yang biasa tumbuhditempat kering. Tingginya bisamencapai 4 m, diameter 4-7 cm,batang tua hitam, bulat, bekas daunterlihat jelas, batang ditumbuhi duribersisik seperti sisik salak. Daun;pertumbuhan daun membentuksegitiga, daun rata-rata bagianpucuknya mematah ataumelengkung kebawah, beralurdangkal, tepi daun berduri hitam.Buah; tunggal menjuntai, panjang 13-15 cm x 7,5-13 cm, permukaanbuah berduri kuning, panjang duri0,3-0,6 cm, bila buah tua duriterlepas, bentuk buah oblong(seperti

buah nangka), buah bagian dalamseperti buah sukun, berwarna putihdan lunak. Panjang tangkai buah 32cm x 1,5 cm.

6. Jenis Pandanus gladiator B.C.Stone (Pandanaceae)

4. Jenis Campnospermamacrophylla Hook.F. (Moraceae)

5. Jenis Pandanus helicopusKurz. (Pandanaceae)

Foto Kawasan tempat tumbuhnya JenisCampnosperma macrophylla

Foto Buah Campnosperma macrophylla

Foto Kawasan tempat tumbuhnya JenisPandanus helicopus

Foto Batang Jenis P. Helicopus

Foto Buah Jenis P. Helicopus

Foto Kawasan tempat tumbuh JenisPandanus gladiator

Foto Pohon muda Foto Pohon tua

Foto Buah P. gladiator

Foto Buah P. gladiator di pohon

Page 27: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009Edisi April, 2009 2727272727

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

Jenis Pandanus gladiator tinggidapat mencapai tinggi sampai 25 m,diameter 10 – 20 cm, batang bulat,berduri jarang, batang bercabang.Daun, tumbuh spiral, bagian atasberwarna hijau, bagian bawah hijaupucat, mempunyai alur dangkal, tepidaun bergerigi atau berduri, bentukduri menyerupai paruh, panjang duri0,2 - 0,5 cm, tulang daun begiantengah berduri sampai ujung daun,ujung daun runcing, panjang daun 6- 22,9 cm x 5-5,5 cm. Buah,panjang 9-13 cm x 6,5-7,5 cm,bentuk bulat telur, berduri keras,warna pangkal buah coklat tua,dalam satu tandan terdapat antara 3-8 buah, panjang malai kurang lebih50 x 4 cm

Daunnya sering digunakanmasyarakat untuk membuat tikar danuntuk atap pondok.

7. Jenis Hibiscus sabdarifa L.

Jenis H. Sabdarifa merupakantumbuhan perdu, tinggi 1-2 m.,diameter 1,5 cm. Batang bulat,beralur sejajar dengan tangkai daun,bila sudah tua merah bercorak hijau.Daun majemuk 3-5 helai, tepi daunbergerigi, warna daun hijau tua,bagian bawah hijau pucat, panjang 6-15,1 cm x 1,5-3,1 cm., bentuklanset, tangkai daun panjang 1,5-7,2cm., berbulu haus, berwarna hijaubercak merah. Buah terbungkus kulitkeras, warna merah strobery,panjang buah 1,5-1,2 cm x 1,6-1,7cm., beralur lima bentuk kubah. Bijitua berwarna coklat hitam.

8. Jenis Arcangelisia flava (L.)Merr (Menispermaceae)

Jenis Arcangelisia flavamerupakan tumbuhan merambatberkayu, tinggi mencapai 20 m,memulir kekiri. Batang tebal dankuat, bagian luar batang berwarnacoklat dan bagian dalam kuning.Perbungaan malai, berumah dua,bunga muncul dibagian batang,warna putih sampai kuning. Buah,tandan terdapat 1-3 buah dalamsatu malai, jumlah buah mencapai26-30 buah, buah muda berwarnahijau, tua berwarna orangemengkilat, bentuk buah bulat,panjang 2-2,5 cm x 1,8-2,1 cm.,berdaging tebal warna putihberlendir. Biji putih keras dankecil. Jenis Arcangelisia flavatumbuh dikawasan SM Danaubawah-Jamrut 18 ditempat yangkering pada ketinggian 20 m dpl.Jenis tersebut diketemukan dihutan yang cukup lebat. Tanamanyang berasosiasi adalah jenisSorea sp, Pandanus sp, Knemasp dan Syzygium sp.Pemanfaatan tanaman tersebutoleh masyarakat setempatbiasanya untuk obat sakit liveratau badan pegal-pegal.

Dari semua jenis yang telah kamikoleksi selama melakukaneksplorasi telah kami tumbuhkembangkan di Kebun RayaBogor. Kami menghimbau untukmasyarakat ikut melestarikan danmenjaga alam kita untuk nantinyabisa dinikmati anak cucu dangenerasi penerus bangsa.

* Pusat Konservasi Tumbuhan KebunRaya Bogor

E-mail:[email protected] atau

[email protected] Jenis Hibiscus sabdarifa

Foto Batang Arcangelisia flava

Foto Buah Arcangelisia flava

Page 28: Warta Konservasi Lahan Basah(F2 dan seterusnya). Ekspor/impor, Edisi April, 2009 7zzz 77 Konservasi Lahan Basah Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dilakukan oleh satuan unit pengelolaan

2828282828 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dokumentasi Perpustakaan

Berkes, F., R.mahon, P.

McConney, R.Pollnac, dan R.

Pomeroy. 2008.Mengelola Perikanan

Skala Kecil: Arah danMetode Alternatif.. IDRC,

xxiv + 426.

Eijk, P.V. and R. Kumar. 2009. Bio-Rights in Theory and Practice : AFinancing Mechanism for LinkingPoverty Alleviation and Environmen-tal Conservation. Wetlands Interna-tional, 132.

Kaat, A., M. Silvius, S. Tol, and Y.R. Noor. 2008. Questions andAnswers: Facts about peatlanddegradation in Southeast Asia in aglobal perspective. The CentralKalimantan Peatlands Project(CKPP) Consortium, vi + 74.

Rinaldi, Y., Tim P3MN, D.Suhendra, Cut Desyana, and R.Setiyaningrum. 2008. The Documentof Analysis on Policies for theManagement of Fishery and MarineResources of Nias District of NorthSumatera Province. Green CoastProject Consortium, 78.

Rinaldi, Y., D.Suhendra, CutDesyana, and R.Setiyaningrum.2008. TheDocument ofAnalysis onPolicies for theManagement ofFishery andMarine Resources of NanggroeAceh Darussalam Province. GreenCoast Project Consortium, 78.

Note: daftar buku yang tercantum diatas semata-mata menunjukkanperbendaharaan perpustakaan WIIP.Tidak selalu merupakan terbitan WIIP,dan juga tidak selalu menunjukkanketersediaan buku (copy only)

MUG ‘Kekayaan Alamadalah Amanah - Bijakdan Berhematlah’

Biaya donasi: Rp. 25.000,-

MUG ‘We are the younggeneration-Give us thehealthy wetlands’

Biaya donasi: Rp. 25.000,-

Ransel Berlogo WIUkuran sedang

Biaya donasi: Rp. 75.000,-

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dan usulan kepada kami tentang ketersediaan souvenir/bahan-bahan promosi WIIP, kami mencoba mewujudkan harapan-harapan tsb. Sebagai langkah awal, kami telahmemproduksi: tas ukuran sedang berlogo organisasi, dan 2 jenis MUG berpesan moral.

Mengingat langkah-langkah pelestarian lingkungan dan penguatan/pemberdayaan masyarakat masihterbentang panjang, dengan hormat kami kenakan biaya pengganti (donasi) untuk setiap produk-produktersebut. Sebagian dana yang terkumpul, akan dimanfaatkan untuk mendukung program PendidikanLingkungan & Informasi, seperti pengadaan leaflet, poster, komik dll.

Mari kawan !!

Lingkungan, menanti

partisipasi Anda

semua

Rusila Noor, Y., A. Kaat, M. Silvius,S. Tol, dan W. Widyastuti. 2008.Tanya & Jawab Seputar Gambut diAsia Tenggara, Khususnya diIndonesia. Konsorsium CentralKalimantanPeatlands Project(CKPP), viii + 84.

Contact person: DodyWetlands International - IPJl. A. Yani No. 53 Bogor - Tel. 0251 8312189