29
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah definisi dari Sistem Seluler? 2) Bagaimana sejarah dari Sistem Seluler? 3) Bagaimanakah multiple access dalam Sisttem Seluler? 4) Bagaimanakah prinsip keja Sistem Seluler? 5) Apa sajakah parameter – parameter dasar dari Sistem Seluler? 6) Bagaimanakah perkembangan Sistem Seluler saat ini? 1.3 Tujuan dan Manfaat A.Tujuan Tujuan daari makalah ini adalah 1) Dapat mengetahui dari definisi dari Sistem Seluler. 2) Dapat mengetahui sejarah dari Sistem Seluler. 3) Dapat mengetahui multiple access dalam Sisttem Seluler 4) Dapat mengetahui prinsip kerja dari Sistem Seluler.

Tugas seluler

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas seluler

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah definisi dari Sistem Seluler?

2) Bagaimana sejarah dari Sistem Seluler?

3) Bagaimanakah multiple access dalam Sisttem Seluler?

4) Bagaimanakah prinsip keja Sistem Seluler?

5) Apa sajakah parameter – parameter dasar dari Sistem Seluler?

6) Bagaimanakah perkembangan Sistem Seluler saat ini?

1.3 Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan

Tujuan daari makalah ini adalah

1) Dapat mengetahui dari definisi dari Sistem Seluler.

2) Dapat mengetahui sejarah dari Sistem Seluler.

3) Dapat mengetahui multiple access dalam Sisttem Seluler

4) Dapat mengetahui prinsip kerja dari Sistem Seluler.

5) Dapat mengetahui parameter – parameter dasar dari Sistem Seluler.

6) Dapat mengetahui perkembangan Sistem Seluler saat ini

B. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah

1) Mahasiswa mampu mendeskripsikan sistem seluler

Page 2: Tugas seluler

2) Mahasiswa mengetahui sejarah dan perkembangan sistem seluler

3) Mahasiswa mengetahui multiple access dalam Sisttem Seluler

4) Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja sistem seluler

5) Mahasiswa mengetahui parameter – parameter dalam sistem seluler

6) Mahasiswa mengetahui perkembangan Sistem Seluler saat ini.

Page 3: Tugas seluler

BAB 2. PEMBAHASAN

Dalam bab pembahsan ini akan dijelaskan tentang pengertian sistem

komunikasi seluler, sejarah komunikasi seluler, multiple access dari sistem

seluler, parameter-parameter dari sitem seluler serta perkembangan sistem seluler

saat ini.

2.1 Definisi Sistem Seluler

Sistem Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan layanan

jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi -

bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut Cell / sel. Pelanggan mampu

bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi

pemutusan hubungan. Sistem Seluler juga disebut sebagai PLMN (Public Land

Mobile Network) yaitu terdiri dari mobile station (MS) yang dihubungkan dengan

jaringan radio ke infrastruktur perangkat switching yang berinteraksi dengan

sistem lain seperti PSTN.

Sedangkan Cell / sel adalah area cakupan (coverage area) dari Radio Base

Station.

Gambar 1. Bentuk sel

2.2 Sejarah komunikasi seluler

2.2.1 Generasi Pertama (1G)

Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yang

diperkenalkan pada era 80- an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi

pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division

Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi

frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel

SEL IDEAL SEL REAL SEL MODEL

Page 4: Tugas seluler

tersebut, sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki

frekuensi sendiri. Contoh dari 1G ini adalah AMPS (Advance Mobile Phone

System), NMT (Nordic Mobile Telephony), TACS (Total Access Communications

System), dll. Kemampuan teknologi 1G adalah kemampuan teknologi 1G ini

hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja tidak dapat melayani

komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan besar. Kelemahan teknologi 1G

adalah penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak

keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan

yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi

yang boros karena satu pengguna menggunakan satu buah kanal frekuensi.

2.2.2 Generasi Kedua (2G)

Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan

akan kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan teknologi

digital. Generasi ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access

(TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA) dalam teknik

komunikasinya. Contoh dari 2G adalah GSM (Groupe Special Mobile), dan

CDMA, PDC (Personal Digital Celluler), dll. Kemampuan teknologi 2G selain

digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS (Short Message Service

adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter),

voice mail, call waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps

(bit per second). Kecepatan sebesar itu cukup untuk mengirim SMS, download

gambar, atau ringtone MIDI. Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang

lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. suara yang dihasilkan menjadi

lebih jernih, karena berbasis digital, maka sebelum dikirim sinyal suara analog

diubah menjadi sinyal digital. Perubahan ini memungkinkan dapat diperbaikinya

kerusakan sinyal suara akibat gangguan noise atau interferensi frekuensi lain.

Perbaikan dilakukan di penerima, kemudian dikembalikan lagi dalam bentuk

sinyal analog, efisiensi spektrum/ frekuensi yang menjadi meningkat, serta

kemampuan optimasi sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan

coding data digital. Tenaga yang diperlukan untuk sinyal sedikit sehingga dapat

menghemat baterai , sehingga handset dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai

bisa lebih kecil. Kelemahan teknologi 2 G adalah kecepatan transfer data masih

Page 5: Tugas seluler

rendah. Tidak efisien untuk trafik rendah. Jangkauan jaringan masih terbatas dan

sangat tergantung oleh adanya BTS (cell Tower).

2.2.3 Generasi Dua Setengah (2.5G)

Teknologi 2.5G merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam

platform dasar GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi

data. Untuk yang berbasis GSM teknologi 2.5G di implementasikan dalam GPRS

(General Packet Radio Services) dan WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA

diimplementasikan dalam CDMA2000 1x. GPRS (General Packet Radio

Services) merupakan teknologi overlay yang disisipkan di atas jaringan GSM

untuk menangani komunikasi data pada jaringan. Dengan kata lain dengan

menggunakan handset GPRS, komunikasi data tetap berlangsung di atas jaringan

GSM dengan GSM masih menangani komunikasi suara dan transfer data

ditangani oleh GPRS. Pengembangan teknologi GPRS di atas GSM dapat

dilakukan secara efektif tanpa menghilangkan infrastruktur lama, yaitu dengan

penambahan beberapa hardware dan upgrade software baru pada terminal/station

dan server GSM. Kecepatan transfer data GPRS dapat mencapai hingga 160 kbps.

Teknologi GPRS memiliki 3 fitur keunggulan, yaitu:

a. Allways Online. GPRS menghilangkan mekanisme dial kepada pengguna pada

saat ingin mengakses data, sehingga dikatakan GPRS selalu online karena transfer

data dikirim berupa paket dan tidak bergantung pada waktu koneksi.

b. An Upgrade to existing networks (GSM dan TDMA). Adopsi sistem GPRS tidak

perlu menghilangkan sistem lama karena GPRS dijalankan di atas infrastruktur

yang telah ada.

c. An Integral part of EDGE and WCDMA. GPRS merupakan inti dari mekanisme

pengiriman paket data.

2.2.4 Generasi Ketiga (3G)

Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh

suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis

yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. ITU (Intenational

Page 6: Tugas seluler

Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation) sebagai teknologi

yang dapat unjuk kerja sebagai berikut :

1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100

km/jam.

2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan

kaki.

3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam

(stasioner).

Dari persyaratan diatas terhitung ada 5 teknologi untuk 3G, yaitu :

Gambar 2. Teknologi untuk 3G

Tetapi dari 5 teknologi yang ada dan berdasarkan kesepakatan 3G tertuang

dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan antara lain

memutuskan bahwa standar 3G akan bercabang menjadi 3 standar sistem yang

akan diberlakukan di dunia, yaitu :

1. Wideband-CDMA (WCDMA), di dukung oleh Europea Telecommunications

Standards Institute (ETSI) dan operator GSM di Eropa dan tempat lain. Diawal

tahun 1998, W-CDMA diikutsertakan dalam standar ETSI yaitu UMTS

(Universal Mobile Telecommunications System).

2. CDMA2000 (CDMA2000 1X EV-DO & CDMA2000 1X EV-DV) didukung

oleh komunitas CDMA Amerika Utara, dipimpin oleh CDMA Development

Group (CDG).

3. (TD-SCDMA) didukung oleh China.

Gambar 3. Migrasi 2G ke 3G

Page 7: Tugas seluler

2.2.5 Generasi Tiga Setengah (3.5)

Teknologi 3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari

teknologi 3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari

teknologi 3G (>2 Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti

akses internet dan video sharing. Yang termasuk dalam teknologi ini adalah High

Speed Downlink Packet Access (HSDPA). HSDPA merupakan Evolusi WCDMA

dari Ericsson. HSDPA merupakan protokol tambahan pada sistem WCDMA

(wideband CDMA) yang mampu mentransmisikan data berkecepatan tinggi.

HSDPA fase pertama berkapasitas 4,1 Mbps. Kemudian menyusul fase 2

berkapasitas 11 Mbps dan kapsitas maksimal downlink peak data rate hingga

mencapai 14 Mbit/s.Kecepatan jaringan HSDPA di lingkungan perumahan dapat

melakukan download data berkecepatan 3,7 Mbps. Seorang yang sedang

berkendaraan di jalan tol berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet

berkecepatan 1,2 Mbps. Sementara itu, pengguna di lingkungan perkantoran yang

padat tetap masih dapat menikmati streaming video meskipun hanya memperoleh

300 Kbps. Kelebihan HSDPA adalah mengurangi keterlambatan (delay) dan

memberikan respon yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi

interaktif seperti mobile office atau akses Internet kecepatan tinggi, yang dapat

disertai pula dengan fasilitas gaming atau download audio dan video. Kelebihan

lain HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum

frekuensi tambahan, sehingga pasti akan mengurangi biaya layanan mobile data

secara signifikan.

2.2.6 Generasi Keempat (4G)

Teknologi fourth generation (4G) adalah teknologi yang baru memasuki

tahap uji coba. Salah satunya oleh Jepang dimana pihak NTT DoCoMo,

perusahaan ponsel di Jepang, memanfaatkan tenaga hingga 900 orang insinyur

ahli untuk mewujudkan teknologi generasi ke 4. Contoh dari 4G ini adalah LTE

dan WiMax. Untuk teknologi 4G, kemungkinan teknologi yang diadaptasi adalah

MIMO-OFDM (Multi Input Multi Output – Orthogonal Frequency Modulation).

OFDM merupakan suatu teknik transmisi multi carrier (banyak frekuensi).

Page 8: Tugas seluler

Dimana tiap frekuensi adalah orthogonal satu sama lain, sehingga terjadinya

overlapping tidak akan menyebabkan interferensi. Dan di sisi lain teknik MIMO

dapat membuat kanal parallel independen dalam spatial domain untuk

mengirimkan data stream yang beragam. Teknik MIMO bisa memperbesar

kapasitas kanal tanpa mengurangi bandwidth yang ada. Jumlah antena yang

dipergunakan pada bagian pemancar 2 sedangkan pada bagian penerima 4. MIMO

dapat mencapai kecepatan transfer data sampai 59,52 Mb.

Gambar 4. Perkembangan komunikasi seluler 1G-4G

2.3 Multiple Access Dalam Komunikasi Seluler

2.3.1 Frequency Division Multiple Access (FDMA).

Telah di ketahui bahwa pada generasi pertama (1G) sistem yang di

gunakan adalah FDMA. Sistem pengkanalan dengan pita 30 kHz setiap kanalnya,

sistem ini dikenal dengan sistem FDMA. Untuk memeaksimalkan kapasitas,

sistem seluler FDMA menggunakan antena berarah dan sistem reuse frequency

yang rumit. Pada teknik FDMA, lebar pita frekuensi yang dialokasikan dibagi

menjadi bagian – bagian kecil spektrum frekuensi. Kemudian setiap user diberi

alokasi pita frekuensi tersebut selama melakukan proses percakapan, sehingga

dalam waktu yang sama hanya satu user yang dapat menggunakan frekuensi

tersebut. Gambar 5 menunjukkan ilustrasi FDMA

Page 9: Tugas seluler

Gambar 5. Ilustrasi FDMA

2.3.4 Time Division Multiple Access (TDMA)

Untuk lebih meningkatkan kpasitas, digunakan sistem akses jamak digital

yang disebut TDMA. Sistem ini menggunakan pengkanalan dan reuse frequency

yang sama dengan sistem FDMA dengan tambahan elemen time sharing. Setiap

kanal dipakai bersama oleh setiap user menurut slot waktunya masing – masing.

Karena itu aliran informasi pada TDMAtidak kontinyu atau terpotong – potong

pada setiap time slotnya. TDM di bagi menjadi dua yaitu Wideband TDMA yang

sistemnya menggunakan seluruh frekuensi yang tersedia dan membagikannya ke

dalam slot – slot waktu. Narrowband TDMA yang merupakan gabungan FDMA

dan WTDMA. Ilustrasi dari TDMA seperti gambar 6.

Gambar 6. Ilustrasi TDMA

2.3.5 Code Division Multiple Access (CDMA)

Cdma adalah teknik akses jamak berdasarkan teknik komunikasi spektrum

tersebar, pada kanal frekuensi yang sama dan dalma waktu yang sama digunakan

Page 10: Tugas seluler

kode – kode yang unik untuk mengidentifikasi masing – masing user. Gambar 2.7

merupakan Ilustrasi dari CDMA. Sedangkan gambar 8 merupakan perbandingan

antara FDMA, TDMA dan CDMA.

Gambar 7. Ilustrasi CDMA

Gambar 8. Perbedaan FDMA, TDMA, CDMA

Page 11: Tugas seluler

2.4 Prinsip Kerja Sistem Seluler

2.4.1 Prinsip Kerja Sistem Seluler

Gambar 9 menunjukkan arsitektur sederhana dari suatu teknologi seluler

untuk 2G GSM. Dikatakan sederhana karena gambar tersebut hanya menampilkan

elemen – elemen yang terlibat pada penyaluran trafik wicara saja.

Gambar 9. arsitektur sederhana 2G

Secara garis besar, jaringan dapat dipilah menjadi jaringan asup (Access

Network, AN) dan jaringan teras (Core Network, CN). Jaringan asup tersusun atas

BTS (Base Tranceiver Station) dan pengendalinya stasiun basis (Base Station

Controller, BSC). Setiap BSC mengendalikan beberapa BTS. Di jaringan teras

terdapat sejumlah pusat penyambungan (Mobile Switching Center, MSC). Setiap

MSC menangani beberapa BSC. Untuk komunikasi dengan PSTN diperlukan

GMSC (Gateway MSC)

Setiap BTS meliputi kawasan kecil tertentu, misalnya dalam radius ratusan

meter atau beberapa kilometer. Maka untuk meliputi kawasan yang luas

dibutuhkan banyak sekali BTS. Kawasan kecil ini disebut sel. Jika satu MS telah

memulai komunikasi di suatu sel kemuian MS tersebut bergerak hingga masuk ke

sel lain, maka fungsi komunikasinya tidak terputus karena pelayanannya ditangani

oleh BTS di sel baru itu. Kenyataanya bahwa meskipun pindah kawasan liputan

BTS tidak perlu mengulang inisiasi pembentukan hubungan komunikasi inilah

yang menyebabkan sistemnya disebut seluler. Secara fisis, MS hanya

berhubungan dengan BTS. BTS meneruskan ke BSC dan selanjutnya ke CN. CN

inilah yang meneruskan trafik MS itu ke tujuannya.

Page 12: Tugas seluler

2.4.2 Perkembangan jaringan sistem seluler

Pada gambar 10 memperlihatkan arsitektur jaringan 2G yang

dikembangkan hanya untuk layanan wicara saja dengan menerapkan sambungan

untai (circuit – switch. CS) pada jaringan teras

Gambar 10. Jaringan 2G

Untuk memberikan layanan data, jaringan 2G di kembangkan ke 2.5G atau

yang lazim di sebut GPRS (Genaral Packet Radio Service) dengan arsitektur

seperti gambar 11. teras penyambung paket (packet-circuit core, PS) tersusun atas

GGSN dan SGSN. Komunikasi wicara dilewakan CS, sedangkan trafik data

dilewatkan ke PS.

Gamber 11. Jaringan 2.5G

Perkembangan teknologi seluler ke 3G terutama untuk meningkatkan

kemampuan pelayanan data. Gambar 12 menunjukkan jaringan 3G

UMTS/WCDMA tahap awal yang masih bekerja dengan sistem 2G. Namun,

istilah BTS dan BSC pada 2G menjadi node B dan RNC

Page 13: Tugas seluler

Gambar 12. Jaringan 3G

Jaringan teras senantiasa mengalami evolusi perkembangan, khususnya

pada CS yang secara berangsur menjadi PS yang lazim disebut soft – switch

seperti pada gambar 13. MSC dan GSMC masing – masing tersusun atas bagian

sercer dam MGW (media gateway)sehingga beroperasi pada ragam

penyambungan paket. Perkembangan berikutknya pada jaringan teras adalah

lahirnya layanan multimedia dengan jaringan IP (IP multimedia subsytem, IMS)

seperti pada gambar 14, koneksi ke PSTN juga di mungkinkan melalui ranah IMS

ini.

Gambar 13. Soft switch

Gambar 14. Jaringan 3.5G

Page 14: Tugas seluler

Tuntutan terhadap pesan bit tinggi sehingga bersifat broad-band

melahirkan 4G dengan akses radio OFDMA/SC-FDMA. Gambar 15

memperlihatkan jaringan 4G LTE.

Gambar 15. Jaringan 4G

2.5 Parameter – Parameter Dasar Dari Sistem Seluler

2.5.1 Hand – Over

Ditinjau dari gambar 16. MS yang akan bergerak di sel kiri di tangani oleh

BS kiri juga. Kemudian MS itu bergerak ke kanan hingga semakin jauh dari BS

kiri sembari mendekat ke BS kanan. Pengalihan penanganan antar BS seperti ini

disebut Hand-Over (alih tangan, HO).

Gambar 16. MS yang berada didua area sel yang berbeda

Ditinjau jika MS bergeraknyabukan ke kanan melainkan ke kiri, padahal

di seelah kirinya sudah tidak ada BS lagi. Karena MS bergerak menjauhi BS,

isyarat yang diterima MS ataupun BS semakin melemah hingga di bawah batas

ambang yang diperlukan. Dalam hal demikian, BS terpaksa melepas

penanganannya, sehingga terjadi lepas tangan atau Hand-off.

Page 15: Tugas seluler

Setiap BS pada ahirnya terhubung kesuatu perangkat penyambungan

(switching) yakni MSC. Setiap MSC meliputi wilayah tertentu. Secara

administratif, seiap MS terdaftar sebagai pelanggan disalah satu MSC tertentu.

Jika suatu saat MS tersebut meninggalkan MSC tempat terdaftar dan berpindah ke

wilayah yang lain maka dapat dikatakan bahwa MS itu melakukan roaming.

Ilustrasi tersebut seperti gambar 17.

Gambar 17. Hand over antar MSC

2.5.2 Frequency Reuse (Pemakaian Ulang Frekuensi)

Penggunaan kembali frekuensi yang sama pada area yang berbeda di luar

jangkauan batas bebas interferensinya. Kumpulan sel yang memiliki kelompok

frekuensi operasi yang berbeda disebut kluster. Kelompok frekuensi itu, nantinya

diulang lagi pada kluster yang lain. Gambar 18 menunjukkan ilustrasi dari

Frequncy Reuse

Gambar 18. Frequency re-use pada kluster dengan n=3

Page 16: Tugas seluler

2.6 Teknologi Seluler Saat Ini

Dalam teknologi seluler saat ini adalah memasuki era teknologi 4G.

contoh dari 4G adalah WiMax dan LTE (Long Term Evolution). Dalam makalah

ini yang akan dibahas adalah LTE saja.

2.6.1 LTE Secara Umum

Layanan mobile broadband terus berkembang seiring dengan meningkatnya

mobilitas masyarakat dalam beraktivitas serta kebutuhan layanan internet.

Berbagai teknologi seluler terus dikembangkan mulai dari GSM/GPRS/EDGE

(2G), UMTS/HSPA (3G), dan teknologi LTE. LTE adalah standar terbaru dalam

teknologi jaringan seluler dibandingkan GSM/EDGE and UMTS/HSPA. LTE

adalah sebuah nama baru dari layanan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam

sistem komunikasi bergerak yang merupakan langkah menuju generasi ke-4 (4G)

dari teknologi radio yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan

jaringan telepon mobile. LTE adalah suatu proyek dalam third generation

partnership project (3GPP). Adapun tujuan pengembangan teknologi pada 3GPP

adalah sebagai berikut:

1. kebutuhan akan pengembangan jaringan 3G dalam waktu yang akan

datang.

2. kebutuhan pelanggan akan kecepatan data yang tinggi dan quality of

service (QOS).

3. pengembangan teknologi packet switching.

4. mengurangi biaya operasional karena arsitektur jaringan yang sederhana.

LTE menawarkan beberapa keunggulan dan keuntungan bagi pelanggan dan pihak

operator jaringan, yaitu :

1. Efisiensi spektrum dan throughput yang tinggi, LTE menggunakan OFDM

pada arah downlink, dimana teknik ini tahan terhadap interferensi akibat

lintasan jamak dan menggunakan single-carrier- FDMA (SC-FDMA)

pada arah uplink yang memiliki peak average power ratio (PAPR) rendah.

Page 17: Tugas seluler

Selain itu LTE juga mendukung antena multiple input multiple output

(MIMO) yang dapat meningkatkan BER dan bit rate [1, 2].

2. latency yang rendah, jaringan LTE memiliki setup time dan transfer delay

yang sangat rendah, serta waktu handover yang rendah [3].

3. Mendukung bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20

MHz.

4. Memiliki arsitektur jaringan yang sederhana, hanya ada eNodeB pada

evolved UMTS terrestrial radio access (E-UTRAN).

5. Kompatibel dengan teknologi 3GPP sebelumnya dan teknologi lainnya.

6. Mendukung frequency division duplex (FDD) dan time division duplex

(TDD).

2.6.2 Arsitektur Long Term Evolution

Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet

switching dengan mobilitas tinggi, quality of service (QOS), dan latency yang

kecil. Pendekatan packet switching ini memperbolehkan semua layanan termasuk

layanan voice menggunakan koneksi paket. Oleh karena itu pada arsitektur

jaringan LTE dirancang sesederhana mungkin, yaitu hanya terdiri dari dua node

yaitu eNodeB dan mobility management entity/gateway (MME/GW). Hal ini

sangat berbeda dengan arsitektur teknologi GSM dan UMTS yang memiliki

struktur lebih kompleks dengan adanya radio network controller (RNC).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan hanya adanya single node

pada jaringan akses adalah pengurangan latency dan distribusi beban proses RNC

untuk beberapa eNodeB. Pengeliminasian RNC pada jaringan akses

memungkinkan karena LTE tidak mendukung soft handover. Arsitektur dasar

jaringan LTE dapat dilihat pada Gambar 19.

Page 18: Tugas seluler

Gambar 19. Arsitektur dasar jaringan LTE

Semua interface jaringan pada LTE adalah berbasis internet protocol (IP).

eNodeB saling terkoneksi dengan interface X2 dan terhubung dengan MME/SGW

melalui interface S1 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Pada LTE

terdapat 2logical gateway, yaitu serving gateway (S-GW) dan packet data

network gateway (P-GW). S-GW bertugas untuk melanjutkan dan menerima paket

ke dan dari eNodeB yang melayani user equipment (UE). P-GW menyediakan

interface dengan jaringan packet data network (PDN), seperti internet dan IMS.

Selain itu P-GW juga melakukan beberapa fungsi lainnya, seperti alokasi alamat,

packet filtering, dan routing.

2.6.3 Teknik Akses

Pada LTE teknik akses yang digunakan pada transmisi dalam arah

downlink dan uplink berbeda. Arah downlink adalah arah komunikasi dari eNodeB

ke UE, sementara arah uplink adalah arah dari UE menuju eNodeB seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 20. Pada arah downlink teknik akses yang digunakan

adalah orthogonal frequency division modulation access (OFDMA) dan pada arah

uplink teknik akses yang digunakan adalah single carrier frequency division

multiple access (SC-FDMA). OFDMA adalah variasi dari orthogonal frequency

division modulation (OFDM).

Page 19: Tugas seluler

Gambar 20. Arah transmisi downlink dan uplink

Pada teknik OFDM setiap subcarrier adalah orthogonal sehingga akan

menghemat spektrum frekuensi dan setiap subcarrier tidak akan saling

mempengaruhi. Akan tetapi salah satu kelemahan teknik akses ini adalah

tingginya peak average power ratio (PAPR) yang dibutuhkan. Tingginya PAPR

dalam OFDM membuat para ahli melihat skema teknik akses yang berbeda pada

arah uplink karena akan sangat mempengaruhi konsumsi daya pada UE sehingga

pada arah uplink LTE menggunakan teknik SC-FDMA. SC-FDMA dipilih karena

teknik ini mengkombinasikan keunggulan PAPR yang rendah dengan daya tahan

terhadap gangguan lintasan jamak dan alokasi frekuensi yang fleksibel dari

OFDMA.

Page 20: Tugas seluler

BAB 3. KESIMPULAN

Dari makalah ini dapaat disimpulkan.

1) Sistem Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan layanan

jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya

dibagi -bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut Cell / sel

2) Sedangkan Cell / sel adalah area cakupan (coverage area) dari Radio Base

Station.

3) Sistem Selurer berkembang dari 1G, 2G, 3G dan 4G yang tiap generasi

mempunyai sistem yang berbeda – beda.

4) Secara garis besar, jaringan dapat dipilah menjadi jaringan asup (access

network, AN) dan jaringan teras (core network, CN). Jaringan asup

tersusun atas BTS (Base Tranceiver Station) dan pengendalinya stasiun

basis (Base Station Controller, BSC). Setiap BSC mengendalikan

beberapa BTS. Di jaringan teras terdapat sejumlah pusat penyambungan

(Mobile Switching Center, MSC). Setiap MSC menangani beberapa BSC.

Untuk komunikasi dengan PSTn diperlukan GMSC (gateway MSC)

5) Parameter dasar dari sitem seluler adalah hand-over dan frequency reuse

Page 21: Tugas seluler

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Uke., Prihatmo, G., Kusuma, D., Dedi, S.P. 2012. Fundamental

Teknologi Seluler LTE. Bandung : Rekayasa Sains

Santoso, Gatot. 2006. Sistem Celuler WCDMA. Yogyakarta, Graha Ilmu

Saydam, Gouzali, Drs. 2006. Sistem Telekomunikasi Di Indonesia. Bandung,

Alfabeta

Setianto, Budi. 2010. Dasar – Dasar Telekomunikasi. Yogyakarta, Sakti

Smale, PH. 1996. Sistem Telekomunikasi 2nd Ed. Jakarta, Erlangga