3
TUGAS PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA Azzahra Khaira Annisa 1271042016 Kelas C Pengertian intelegensi Intelegensi didefinisikan secara luas dalam berbagai keterampilan dan pengetahuan. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam hidup dalam hal standar pribadi seseorang dalam satu sosial budaya. Intelegensi mengacu pada sejumlah kemampuan, bakat, dan pengetahuan yang secara umum merujuk pada kemampuan- kemampuan mental atau kognitif. Dimana perlu dipahami bahwa sukses kecerdasan dalam memahami tentang intelegnsi bukan hanya sebagai sebuah prediktor akademik kerja, dalam tradisi kerja Binet dan Simon (1916), tetapi juga sebagai prediktor keberhasilan dalam hidup. Yang mana dalam teori ini mendefinisikan sukses sebagai keterampilan dan pengetahuan dibutuhkan untuk sukses dalam hidup, sesuai dengan definisi sendiri keberhasilan dalam konteks sosial budaya seseorang. Hubungan intelegensi dengan budaya Hubungan tersebut dapat kita kaji dalam tulisan sternberg dkk “intelegence and culture”, bagaimana budaya membentuk pengertian-pengertian intelegensi dan mengimplementasikan terhadap suatu ilmu. Tujuan utama penulisan ini memberikan pesan bahwa intelegensi tidak dapat sepenuhnya atau bahkan diartikan sepenuhnya dengan pemahaman diluar konteks budaya. Ini berarti budaya mendefinisikan intelegensi, dan intelegensi selalu ditampilkan dalam konteks budaya. Pengaruh budaya dan intelegensi Beberapa peneliti telah menyadari pentingnya konteks budayanya. Sebagai contoh berry (1974) mereview konsep intelegensi lintas beragam konteks budaya. Beragam studi mempelajari sekelompok anak-anak diantaranya intelegensi sebagai adaptasi terhadap lingkungan adalah sangat relevan. Selain itu garner (1983-1990) meneliti 8 kecerdasan majemuk atau 150 kemampuan intelektual (guilforf, 1982). Demikian

Tugas Psikologi Lintas Budaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Psikologi Lintas Budaya

TUGAS PSIKOLOGI LINTAS BUDAYAAzzahra Khaira Annisa1271042016Kelas C

Pengertian intelegensi Intelegensi didefinisikan secara luas dalam berbagai keterampilan dan pengetahuan. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam hidup dalam hal standar pribadi seseorang dalam satu sosial budaya. Intelegensi mengacu pada sejumlah kemampuan, bakat, dan pengetahuan yang secara umum merujuk pada kemampuan-kemampuan mental atau kognitif. Dimana perlu dipahami bahwa sukses kecerdasan dalam memahami tentang intelegnsi bukan hanya sebagai sebuah prediktor akademik kerja, dalam tradisi kerja Binet dan Simon (1916), tetapi juga sebagai prediktor keberhasilan dalam hidup. Yang mana dalam teori ini mendefinisikan sukses sebagai keterampilan dan pengetahuan dibutuhkan untuk sukses dalam hidup, sesuai dengan definisi sendiri keberhasilan dalam konteks sosial budaya seseorang.Hubungan intelegensi dengan budaya Hubungan tersebut dapat kita kaji dalam tulisan sternberg dkk “intelegence and culture”, bagaimana budaya membentuk pengertian-pengertian intelegensi dan mengimplementasikan terhadap suatu ilmu. Tujuan utama penulisan ini memberikan pesan bahwa intelegensi tidak dapat sepenuhnya atau bahkan diartikan sepenuhnya dengan pemahaman diluar konteks budaya. Ini berarti budaya mendefinisikan intelegensi, dan intelegensi selalu ditampilkan dalam konteks budaya. Pengaruh budaya dan intelegensi Beberapa peneliti telah menyadari pentingnya konteks budayanya. Sebagai contoh berry (1974) mereview konsep intelegensi lintas beragam konteks budaya. Beragam studi mempelajari sekelompok anak-anak diantaranya intelegensi sebagai adaptasi terhadap lingkungan adalah sangat relevan. Selain itu garner (1983-1990) meneliti 8 kecerdasan majemuk atau 150 kemampuan intelektual (guilforf, 1982). Demikian cara memandang kecerdasan mungkin berguna dalam membangun seperangkat keterampilan yang akan dites. Teori kecerdasan menyatakan bahwa suatu keseimbangan kemampuan harus dicapai sehingga untuk beradaptasi dengan membentuk dan memilih lingkungan yang lebih sesuai. Definisi intelegensi tradisional menekankan peran adaptasi terhadap lingkungan, tetapi intelegensi tidak hanya melibatkan modifikasi diri sendiri agar sesuai dengan lingkungan (adaptasi), tetapi juga memodifikasi lingkungan. Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk beradaptasi dengan membentuk dan memilih lingkungan. Umumnya orang-orang dengan status sosial ekonomi yang tinggi, cenderung memiliki kesempatan lebih banyak dibanding dengan orang dengan status ekonomi rendah. Situasi ekonomi dan politik dari suatu masyarakat dapat juga menjadi faktor-faktor yang berpengaruh. Variabel lain yang dapat berpengaruh seperti pendidikan (khususnya melek huruf, partai politik, ras, agama dsb). Misalnya seseorang dengan pendidikan perguruan tinggi, biasanya memiliki memiliki banyak pilihan daripada seseorang yang mengalami dropout dari perguruan tinggi, untuk menunjang kelulusannya. Jadi bagaimana dan seberapa baik individu menyesuaian dengan bentuk dan memilih lingkungan harus selalu dilihat dari segi peluang yang tersedia bagi mereka.

Page 2: Tugas Psikologi Lintas Budaya

Dalam teori keberhasilan kecerdasan (intelegensi), konseptualisasi intelegensi ditentukan secara individu, tetapi selalu terjadi dalam konteks sosial budaya.Dalam studi grigorenko dan sternberg (2001) di lakukan tes pada 511 anak sekolah dirusia. (usia 8-17 tahun) serta 490 ibu dan 328 ayah dari anak-anak tersebut. Mereka menggunakan pengukuran yang berbeda analisis, kreatif dan kecerdasan praktis. Kecerdasan analisis diukur dengan subtest dari suatu tes kecerdasan non verbal. Test “G” adalah suatu test budaya yang fair, tingkat II (cottell & cotell, 1973). Adalah test kecerdasan yang dirancang untuk mengurangi sebanyak mungkin, pengaruh budaya verbal, budaya dan tingkat pendidikan, meskipun tidak ada test yang benar-benar menghilangkan pengaruh tersebut. Dalam subtest seri pertama individu yang disiapkan dengan lengkap, adalah ‘seri’ gambar (angka). tugas peserta adalah untuk memilih apa yang telah disiapkan, jawaban yang terbaik dapat melanjutkan pada seri selanjutnya pada subtest ‘Matriks’. Tugasnya adalah menyelesaikan matriks yang telah disiapkan disebelah kiri pada setiap baris. Test kecerdasan kristalisasi diadopsi dari test kecerdasan kristalisasi tradisional yang ada analogi serta sinonim yang digunakan dirusia. Bagian pertama dari test adalah 20 verbal analogi (konsistensi keandalan-internal:0,83). Contohnya adalah lingkaran, persgi panjang, padat, kubus bagian kedua termasuk 30 pasang kata , dan tugas dari peserta adalah untuk menentukan apakah pasangan kata-kata adalah sinonim atau antonim . (konsistensikan dalam internal: 0,74).Intelegensi mungkin hal yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Konsep filosofi, china tentang intelegensi lebih menekankan prespektif karakteristik kebajikan dan melakukan apa yang benar. Dinegara barat gagasan orang cerdas mengeluarkan lebih banyak usaha dalam belajar, senang belajar dan tetap belajar seumur hidup. Dalam tradisi tao, sebaliknya, menekankan pentingnya kerendahan hati, pembebasan dari penghakiman standar konvensioal dan mengetahui kemampuan diri sendri serta kondisi eksternal. Perbedaan konsepsi timur dan barat tentang intelegensi tetap bertahan bahkan sampai hari ini.Perbedaan kognisis dan intelegensi (kecerdasan) Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh proses mental yang mengubah masukan-masukan dari indera menjadi pengetahuan. Proses-proses ini mencakup presepsi, pemikiran rasional, ingatan, pemecahan masalah, tanggapan, reproduksi, asosiasi, fantasi dan intelegensi (kecerdasan).ini berarti Kecerdasan itu adalah salah satu aspek dari kognisi). Menurut williem stren bahwa intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan menggunakan akal. Jadi semacam proses adjustment (penyesuaian diri). Ringkasnya, kognisi adalah keterampilan berfikir, sedangkan intelegensi adalah keterampilan menyesuaikan diri. Orang yang cerdas adalah orang yang responnya merupakan respon yang lebih baik terhadap stimulus yang diterima.

Catatan: tugas ini menggunakan artikel 1 (culture and intelligency) dan artikel 2 (Intelligence and culture: how culture shapes what intelligence means, and the implications for a science of well-being).