36
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat agar dapat membantu mahasiswa untuk memahami materi-materi tentang Pendidikan Kewarganegaraan khususnya tentang Nasionalisme. Penulis menyadari bahwa Makalah ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi gerbang awal dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Pancasila. Medan, Agustus 2014 Kelompok I

Tugas Pkn Kelompok Besar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfgg

Citation preview

Page 1: Tugas Pkn Kelompok Besar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan

untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat agar dapat membantu mahasiswa

untuk memahami materi-materi tentang Pendidikan Kewarganegaraan khususnya tentang

Nasionalisme.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk segala

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk

penyempurnaan makalah ini lebih lanjut.

Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi gerbang

awal dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Pancasila.

Medan, Agustus 2014

Kelompok I

Page 2: Tugas Pkn Kelompok Besar

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................1B. Tujuan Pembahasan ..................................................2C. Rumusan Masalah......................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pendidikan Kewarganegaraan....................................3B. Pengertian Nasionalisme............................................4C. Bentuk dan Jenis dari Nasionalisme............................6D. Karakteristik Nasionalisme di Indonesia.....................9E. Prinsip Nasionalisme Indonesia................................13

BAB III PEMBAHASAN A. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia................3B. Sejarah Lahirnya Nasionalisme..................................4C. Peranan Nasionalisme di Indonesia............................6D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nasionalisme............9E. Nasionalisme Indonesia Dewasa Ini..........................13F. Upaya Meningkatkan Nasionalisme di Indonesia......13G. Memperkuat Nasionalisme di Indonesia …………………13

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan dan Saran................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................16

Page 3: Tugas Pkn Kelompok Besar

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan dan memiliki nilai

kedudukan yang sangat strategis bagi nation and character building dalam arti seluas-luasnya.Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan telah disadari bangsa yang tercermin dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional. Pasal 39 ayat (2) ini mengamatkan bahwa isi kurikulum setiap jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.Namun dalam implementasinya masih terdapat berbagai kelemahan.Khususnya di tingkat Perguruan Tinggi dimana Pendidikan Kewarganegaraan lebih difokuskan kepada pendidikan kewiraan.Hasil analisis terhadap perkembangan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia ketika itu menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan yang mendasar pada tingkat paradigma, sehingga mengakibatkan ketidakjelasan, baik dalam tatanan konseptual maupun dalam tatanan praktis. Kelemahan-kelemahan tersebut paling tidak, terdiri atas empat kelemahan pokok, yaitu:

1. Kelemahan dalam konseptualisme pendidikan kewarganegaraan2. Penekanan yang sangat berlebihan pada proses pendidikan moral behaviorisitik,

terperangkap pada proses penanaman nilai yang cenderung indroktinatif3. Ketidakkonsistenan berbagai dimensi tujuan pendidikan kewarganegaraan ke dalam

kurikulum pedidikan kewarganegaraan4. Keterisolasian proses pembelajaran dari konteks disiplin keilmuan dan lingkungan social

budaya.Setelah reformasi UU No. 2/1989 diganti dengan UU No. 20/2003.Pasal 37 ayat (2)

menyebutkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pancasila dan bahasa. Amanat UU ini lebih di tegaskan melalui keputusan Dirjen Dikti No. 43 Tahun 2006 yang mengharuskan pendidikan Indonesia mencantumkan pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa Indonesia dalam mata kuliahnya.

Pada Undang –Undang dan keputusan Dirjen Dikti pendidikan kewarganegaraan di era reformasi mengarah pada pendidikan yang dapat menghilangkan masalah social diantaranya hancurnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat memudarnya kehidupan kewarganegaraan dan nilai-nilai komunitas serta melemahnya atau memudarnya nilai dalam keluarga terutama dalam kejujuran.

Menyadari kelemahan-kelemahan dalam pendidikan kewarganegaraan maka perlu pengembangan yang dilandasi konsepsi secara ilmiah dengan menggunakan pendekatan holistic, memiliki sandaran filosofi ilmiah yang kokoh, memiliki konsistensi antara tujuan idealnya dengan struktur program kulikulernya yang mengacu pada misi fungsi pembentukan kepribadian warga Negara yang mantap dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam Perjuangan Fisik merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan telah mengalami pasang surut sesuai dengan

Page 4: Tugas Pkn Kelompok Besar

dinamika kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara.Semangat perjuangan bangsa telh mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi.

Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, negar-negara maju yang ikut mengatur peraturan perpolitikan, perekonomian, social budaya serta pertahanan, dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antara Negara maju dan Negara berkembang antara Negara berkembang dan lembaga internasional, maupun antarnegara berkembang, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.

Globalisasi yang juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas Negara. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yaitu strktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.

Semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa Perjuangan Fisik. Sedangkan dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan, kita memerlukan Perjuangan Non Fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan mengutamakan persatuan serta kesatuan masing-masing bangsa dalam rangka bela Negara demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perjuangan Non Fisik sesuai bidang profesi masing-masing tersebut memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga Negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon cendikiawan pada khususnya, yatu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari perbuatan yang menciptakan hukum dan peraturan. Peraturan yang menciptakan hukum ini, memerlukan sebuah lembaga / tempat untuk menciptakan hal tersebut secara mendasar daerah inilah yang memerlukan hukum dan perbuatan hukum disisi lain suatu daerah memerlukan sebuah pengikat masyarakat dalam pemersatu kesatuan. Hal inilah yang membuat bagi daerah tersebut yang mempunyai hukum yang jelas, memerlukan sebuah alat pemersatu membuat bagi daerah tersebut agar tidak terjadi perpecahan. Daerah yang memerlukan hal ini adalah Negara, Sedangkan terhadap alat yang diperlukan untuk mempersatukan bangsa serta keutuhan Negara adalah Nasionalisme. Secara umum Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu alat pemersatu yang membuat bangsa serta negara lebih kuat dan solid dalam menghadapi tekanan serta penjajahan yang terjadi untuk memecah belah negara tersebut. Selain itu juga ada yang mengartikan nasionalisme adalah satu pahamyang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan suatu negara (Nation dalam bahasa inggris) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Page 5: Tugas Pkn Kelompok Besar

Nasionalisme bangsa Indonesia tidak luput dari perjuangan leluhur-leluhur kita dimasa lampau, namun yang terjadi saat ini banyak para pemuda yang melupakan bagaimana dulu sulitnya memperebutkan kemerdekaan dari para penjajah.

Sesuai zamannya nasionalisme berkembang dengan penguasa yang berbeda pula. Jika pada masa penjajahan bentuk nasionalisme kita adalah dengan mengangkat senjata mengusir penjajah, dan jika pasca kemerdekaan kita juga harus menghadapi konflik dalam negeri rasanasionalisme kita adalah dengan cara berpendapat, dengan cara memilih pemimpin yang baik dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemerdekaan kita, lalu nasionalisme sekarang ini juga berbeda pula.

Dewasa ini nasionalisme Indonesia tidak hanya di uji dari luar seperti masa colonial atau hanya konflik dalam negeri seperti pasca orde lama dan orde baru, namun serangan untuk melemahkan nasionalisme kita datang dari luar dan dari dalam negeri sendiri.Banyak yang beranggapan bahwa nasionalisme skarang ini semakin merosot, ditengah isu globalisasi, dmokrasi, dan liberalisme yang semakin menggila.

Masyarakat merupakan nasionalisme kebangsaan dan sibuk mengurusi diri dan kelompoknya sendiri tanpa peduli dengan asset-aset Negara yang harus dijaga.Hingga beberapa waktu lalu terjadi kasus yang secara tiba-tiba menyeruakkan rasa nasionalisme kita dengan menyerutkan slogan-slogan “Ganyang Malaysia”.dalam suatu decade terakhir ini muncul lagi “Nasionalisme” itu ketika “Rasa Sayang-Sayange” dan “Reog Ponorogo” di klaim sebagai budaya negri jiran itu.

Nasionalisme kita seakan muncul dengan paksaan yaitu ketika ada serangan atau ada ancaman dari pihak luar kita baru bersatu teguh mengganya Negara-negara bersangkutan, namun jika melihat kebelakang terjadinya saling klaim atas kebudayaan dan tradisi bangsa bukanlah suatu kejahatan internasional jika dari dalam tubuh itu sendiri tidak memiliki rasa cinta terhadap kekayaan bangsanya.

Bagaimana batik, reog ponorogo, pulau Ambalat dan Ligitan yang sekarang menjadi milik Negara tetangga adalah salah kita sendiri sebagai pewaris kebudayaan yang tidak mampu menghargai dan melestarika kebudayaan sendiri. Nasioalisme bangsa Indonesia terjadi pasang surut akibat pengaruh global yang telah medarah dalam generasi Indonesia.Dalam kenyataan kini rasa “Nasionalisme Kulturan dan Politik” itu tidak ada dalam kehidupan keseharian kita. Fenomena yang membelit kita berkisar seputar rakyat susah mencari keadilan di negrinya sendiri, korupsi yang merajalela mulai dari hulu sampai hilir di segala bidang, dan pemberantasannya yang tebang pilih, pelanggaran HAM yang tidak bisa diselesaikan, kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan, tidak menghargai harkat dan martabat orang lain, suap menyuap, dll. Realita ini seakan menafikan cita-cita kebangsaan yang digaungkan se-abad yang lalu, itulah potret nasionalisme bangsa kita saat ini.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan kewarganegaraan.2. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya nasionalisme di Indonesia.3. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap Nasionalisme.

Page 6: Tugas Pkn Kelompok Besar

4. Mengetahui nasionalisme Indonesia dewasa ini.5. Mengetahui upaya meningkatkan nasionalisme Indonesia masa kini.6. Mengetahui cara memperkuat nasionalisme di Indonesia

1.3 Rumusan Masalah1. Bagaimana pendidikan kewarganegaraan di Indonesia saat ini ?2. Bagaimana latar belakang lahirnya nasionalisme di Indonesia ?3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap Nasionalisme di Indonesia ?4. Bagaimana nasionalime Indonesia dewasa ini ?5. Bagaimana upaya meningkatkan nasionalisme Indonesia masa kini ?6. Bagaimana memperkuat nasionalisme di Indonesia ?

Page 7: Tugas Pkn Kelompok Besar

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1 Pendidikan KewarganegaraanCivic education diartikan sebagai pendidikan kewargaan dan pendidikan

kewarganegaraan. Sumantri (2001) setelah membandingkan pendapat Mahony dan Jack Allen memberikan alasan civics aducation. Civic education ditandai dengan cirri-ciri :

1. Civic education adalah kegiatan meliputi seluruh program sekolah2. Civic education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan

hidup dan perilaku lebih baik dalam masyarakat demokratis.3. Civic education menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat-

syarat objektif untuk hidup bernegara.

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan Nusantara, serta Ketahanan Nasioanal dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan seni. Kualitas warga Negara akan ditentukan terutama oleh keyakinan dan sikap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di samping derajat penguasaan ilmu pengetahuan dan tekologi yang dipelajarinya.

Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :

1. Nilai-nilai cinta tanah air;2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;3. Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara;4. Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup;5. Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta6. Kemampuan awal bela negara.

2.2 Pengertian NasionalismeSecara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap

kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan (nation state) atau sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Pengertian nasionalisme menurut beberapa ahli, yaitu:

Page 8: Tugas Pkn Kelompok Besar

1. Menurut Ernest Renan,  Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara2. Menurut Otto Bauer, Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang

timbul karena perasaan senasib3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National

Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri

4. Menurut L. Stoddard, Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa

5. Menurut Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

Nasionalisme  dapat difenisikan dalam dua pengertian:a) Nasionalisme dalam arti sempit (Nasionalistis)  perasaan kebangsaan atau cinta terhadap

bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan serta memandang rendah bangsa lain. Hal ini sering disamakan dengan Jingoismedan Chauvinisme seperti yang dianut oleh bangsa Jerman pada masa pemerintahan Adolf  Hitler (1934-1945), yaitu Deutscland Uber Alles in der Wetf (Jerman di atas segala-galanya di dunia).

b) Nasionalisme dalam arti luar  perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya, namun tanpa memandang rendah bangsa/ Negara lainnya. Dalam mengadakan hubungan dengan bangsa lain selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsanya, serta menempatkan bangsa lain sederajat dengan bangsanya. Nasionalisme dalam arti luas inilah yang diapakai oleh bangsa Indonesia dalam memaknai nasionalisme.

Nasionalisme menjadi dasar pembentukan Negara kebangsaan.Negara kebangsaan adalah Negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan/ nasionalisme. Artinya, adanya tekad masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu Negara yang sama walaupun berbeda ras, agama, suku, etnis, atau golongannya. Rasa nasionalisme sudah dianggap muncul ketika suatu bangsa memiliki cita-cita yang sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan. Paham nasionalisme akan menjadikan kita memiliki kesadaran akan adanya bangsa dan Negara.

Nasionalisme telah menjadi persyaratan mutlah yang harus dipenuhi bagi kehidupan sebuah bangsa.Paham nasionalisme membentuk kesadaran para pemeluknya bahwa loyalitas tidak lagi diberika pada golongan atau kelompok kecil, seperti agama, ras, etnis, budaya (ikatan primordial), namun ditujukan pada komunitas yang dianggap lebih tinggi yaitu bangsa dan negara.Ditinjau dari segi historis (sejarah), perkembangan nasionalisme di Indonesia dilandasi oleh adanya factor:

1. Persamaan nasib, penjajahan selama 350 tahun memberikan derita panjang bagi bangsan ini, sehingga lahir persamaan nasib diantara rakyat pribumi

2. Kesatuan tempat tinggal, seluruh wilayah nusantara yang membentang dari Sabang hingga Merauke

Page 9: Tugas Pkn Kelompok Besar

3. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, penderitaan panjang akibat penjajahan melahirkan keinginan bersama untuk merdeka melepaskan diri dari belenggu penjajahan

4. Cita-cita bersama untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan sebagai suatu Negara.Adapun spirit kebangsaan (nasionalisme) pada bangsa Indonesia diakomodasi dalam Pancasila sila ketiga yakni “Persatuan Indonesia”, dan ditandai dengan adaya ciri-ciri:

1. Memiliki rasa cinta pada tanah air (patriotisme)2. Bangga manjadi bagian dari bangsa dan masyarakat Indonesia3. Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi ataupun golongan4. Mengakui dan menghargai sepenuhnya keanekaragaman yang ada pada bangsa Indonesia5. Bersedia mempertahankan dan turut memajukan Negara serta menjaga nama baik

bangsanya6. Membangun rasa persaudaraan, solidaritas, perdamaian, dan anti kekerasan antar

kelompok masyarakat dengan semangat persatuan dan kesatuan7. Memiliki kesadaran bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat dunia, sehingga

bersedia untuk menciptakan perdamaian dunia dan menciptakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan

2.3 Bentuk dan Jenis Nasionalisme

Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkansebahagian atau semua elemen tersebut.

Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.

Page 10: Tugas Pkn Kelompok Besar

Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.

Nasionalisme Kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.

Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.Di Indonesia menganut prinsip Nasionalisme Pancasila. Pada prinsipnya Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:1. Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara

diatas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara.3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri.

Page 11: Tugas Pkn Kelompok Besar

4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa.

5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.7. Tidak semena-mena terhadap orang lain.8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.9. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.10. Berani membela kebenaran dan keadilan.11. Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.12. Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa

lain.

Snyder membedakan empat jenis nasionalisme, yaitu:1. Nasionalisme revolusioner, (terjadi di Perancis pada akhir abad ke18).

Untuk negeri yang dikatakan memiliki nasionalisme revolusioner, ketika elite politik sangat berkeinginan untuk melakukan demokratisasi, tapi lembaga perwakilan yang ada jauh dari memadai untuk mengimbanginya.

2. Nasionalisme kontrarevolusioner, (terjadi di Jerman sebelum Perang Dunia I). Negeri yang bernasionalisme kontrarevolusioner, para elite politiknya menganggap diri selalu benar dan untuk itu lewat lembaga perwakilan yang ada, mereka menyerang pihak yang mereka anggap sebagai musuh atau melawan kepentingan mereka.

3. Nasionalisme sipil, (merujuk pada perkembangan di wilayah Britania dan Amerika hingga sekarang). Suatu negeri dikatakan memiliki nasionalisme sipil ketika ia memiliki lembaga perwakilan yang kuat, dan juga para elite politiknya memiliki kelenturan dalam berdemokrasi.

4. Nasionalisme SARA (diterjemahkan dari kata ethnic nationalism) (terjadi di Yugoslavia atau Rwanda). SARA di sini merujuk pada akronim zaman Orde Baru, yakni suku, agama, ras, dan antar golongan, yang sering kali justru ditabukan untuk dibicarakan dalam negeri yang sangat plural ini.Dapat dikatakan nasionalisme SARA jika para elite politik negara tersebut tidak menganut paham demokrasi, dan mengekspresikan kepentingannya hanya untuk membela satu kelompok tertentu lewat lembaga-lembaga perwakilan yang ada. Snyder memilah empat jenis nasionalisme tersebut dan Ia membedakannya dari interseksi kuat atau lemahnya lembaga perwakilan politik, dan lentur atau tidak lenturnya kepentingan elite politik terhadap demokrasi.

2.4 Karakteristik NasionalismeKarakteristik Nasionalisme yang melambangkan kekuatan suatu negara dan aspirasi yang

berkelanjutan, kemakmuran, pemeliharaan rasa hormat dan penghargaan untuk hukum.Nasionalisme tidak berdasarkan pada beberapa bentuk atau komposisi pada pemerintahan tetapi seluruh badan negara, hal ini lebih ditekankan pada berbagi cerita oleh rakyat atau hal yang

Page 12: Tugas Pkn Kelompok Besar

lazim, kebudayaan atau lokasi geografi tetapi rakyat berkumpul bersama dibawah suatu gelar rakyat dengan konstitusi yang sama.

1. Membanggakan pribadi bangsa dan sejarah kepahlawanan pada suatu Negara.2. Pembelaan dari kaum patriot dalam melawan pihak asing.3. Kebangkitan pada tradisi masa lalu sebagai bagian mengagungkan tradisi lama karena

nasionalisme memiliki hubungan kepercayaan dengan kebiasaan kuno. Seperti nasionalisme orang mesir bahwa kaum patriot harus memiliki pengetahuan tentang kebudayaan mesir yang tua dan hebat untuk menjaga kelangsungan dari sejarah.

4. Suatu negara cenderung mengubah fakta sejarah untuk kemuliaan dan kehebatan negaranya.

5. Ada spesial lambang nasionalisme yang diberikan untuk sebuah kesucian. Bendera, lambang nasionalisme dan lagu nasionalisme merupakan hal yang suci untuk semua umat manusia sebagai kewajiban untuk pengorbanan pribadi.

2.5 Prinsip Nasionalisme IndonesiaPrinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar

bangsa Indonesia senantiasa:1. Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di

atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara

3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri

4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa

5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia

6. Mengembangkan sikap tenggang rasa

7. Tidak semena-mena terhadap orang lain

8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

9. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

10. Berani membela kebenaran dan keadilan

11. Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

12. Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Page 13: Tugas Pkn Kelompok Besar

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

3.2 Sejarah lahirnya NasionalismeKebanyakan teori menyebutkan bahwa nasionalisme dan nilai-nilainya berasal dari

Eropa. Sebelum abad ke-17, belum terbentuk satu negara nasional pun di Eropa. Yang ada pada periode itu adalah kekuasaan kekaisaran-kekaisaran yang meliputi wilayah yang luas, misalnya kekuasaan kekaisaran Romawi Kuno atau Kekaisaran Jerman di bawah pimpinan Karolus Agung. Yang jelas, kekuasaan bergandengan tangan dengan gereja Katolik, sehingga masyarakat menerima dan menaati pengu-asa yang mereka anggap sebagai titisan Tuhan di dunia.

 Karena itu, kesadaran akan suatu wilayah (territory) sebagai miliksuku atau etnis tertentu belum terbentuk di Eropa sebelum abad ke-17. Di awal abad ke-17 terjadi perang besar-besaran selama kurang lebih tiga puluh tahun antara suku bangsa-suku bangsa di Eropa. Misalnya, perang Perancis melawan Spanyol, Prancis melawan Belanda, Swiss melawan Jerman, dan Spanyol melawan Belanda, dan sebagainya. Untuk mengakhiri perang ini suku bangsa yang terlibat dalam perang akhirnya sepakat untuk duduk bersama dalam sebuah perjanjian yang diadakan di kota Westphalia di sebelah barat daya Jerman. Pada tahun 1648 disepakati Perjanjian Westphalia yang mengatur pembagian teritori dan daerah-daerah kekuasaan negara-negara Eropa yang umumnya masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun demikian, negara-bangsa (nation-states) baru lahir pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Negara bangsa adalah negara-negara yang lahir karena semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme yang pertama muncul di Eropa adalah nasionalisme romantis (romantic nationalisme) yang kemudian dipercepat oleh munculnya revolusi Prancis dan penaklukan daerah-daerah selama era Napoleon Bonaparte.

Beberapa gerakan nasionalisme pada waktu ini bersifat separatis, karena kesadaran nasionalisme mendorong gerakan untuk melepaskan diri dari kekaisaran atau kerajaan tertentu. Misalnya, setelah kejatuhan Napoleon Bo-naparte, Kongres Wina (1814–1815) memutuskan bahwa Belgia yang sebelumnya dikuasai Prancis menjadi milik  Belanda, dan lilma belas tahun kemudian menjadi negara nasional yang merdeka. Atau, Revolusi Yunani tahun 1821–1829 di mana Yunani ingin melepaskan diri dari belenggu kekuasaan Kekaiseran Ottoman dari Turki.

Sementara di belahan Eropa lain, nasionalisme muncul sebagai kesadaran untuk menyatukan wilayah atau daerah yang terpecah-belah. Misalnya, Italia di bawah pimpinan Giuseppe Mazzini, Camillo Cavour, dan Giusepe Garibaldi, mempersatukan dan membentuk Italia menjadi sebuah negara-kebangsaan tahun 1848. Di Jerman sendiri, kelompok-kelompok negara kecil akhirnya membentuk sebuah negara kesatuan Jerman dengan nama Prusia tahun 1871 di bawah Otto von Bismarck. Banyak negara kecil di bawah kekuasaan kekaiseran Austria

Page 14: Tugas Pkn Kelompok Besar

pun membentuk negara bangsa sejak awal abad 19 sampai masa setelah Perang Dunia I. Sementara itu, Revolusi 1917 di Rusia telah melahirkan negara-bangsa Rusia.

Semangat nasionalisme menyebar ke seantero dunia dan mendorong negara-negara Asia–Afrika memperjuangkan kemerdekaannya. Ini terjadi setelah Perang Dunia I dan selama Perang Dunia II. Hanya dalam dua puluh lima tahun pasca Perang Dunia II, ada sekitar 66 negara-bangsa yang lahir. Indonesia termasuk salah satu dari negara bangsa yang baru lahir pasca Perang Dunia II ini.

Di abad ini, semangat nasionalisme telah mendorong negara-negara di bawah bekas Yugoslavia dan bekas Uni Soviet lahir sebagai negara-negara bangsa. Dapat dipastikan bahwa ke depan, nasionalisme akan terus menjadi ideologi yang menginspirasi dan mendorong gerakan pembentukan komunitas bersama berdasarkan karakteristik etnis, kultur, atau pun politik.

3.3 Peranan Nasionalisme di Indonesia

Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.

Golongan Terpelajar

Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.

Page 15: Tugas Pkn Kelompok Besar

Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan memperoleh kemerdekaan.

Golongan Profesional

Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan dokter. Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.

a) Peran Guru

1. Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.

2. Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.

3. Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.

4. Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.5. Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam

memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.6. Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-

organisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.

Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.

Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :

Page 16: Tugas Pkn Kelompok Besar

1. Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara2. Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan

Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.

b) Peran Dokter

1. Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.

2. Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.

3. Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo.

1. Golongan Pers

Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu. Peran media :

1. Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.

2. Melalui Surat kabar/majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.

3. Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.

Page 17: Tugas Pkn Kelompok Besar

4. Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.

5. Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri, seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru). Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.

Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak Budi Utomo berdiri organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.

3.4 Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme

            Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Pengaruh positif

Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan

Page 18: Tugas Pkn Kelompok Besar

positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.  Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan membuka peluang besar kerja sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya hal tersebut akan semakin meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan nasional bangsa dan Negara.

Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik. Seperti membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pada akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif

Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti Mc Donald, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.

Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita.  Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

3.5 Nasionalisme Indonesia Dewasa Ini

Page 19: Tugas Pkn Kelompok Besar

Nasionalisme kebangsaan lahir dari pemikiran dari rasa cinta dari suatu individu terhadap bangsanya secara tuluts dan ikhlas tanpa adanya suatu paksaan dari pihak manapun, nasionalisme sebagai manifestasi kesadaran bernegara tumbuh di Negara merdeka. Nasionalisme itu sesuatu yang dinamis, nasionalisme pada zaman colonial dengan zaman sekarang jelas angkat jauh berbeda.

Sampai seberapa jauh nasionalisme itu berkembang tergantung pada begaimana penerapan cara berpikir nasional warga negaranya. Apa yang dimaksud berpikir nasional adalah sikap seseorang terhadap kesadaran bernegara. Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncaknya setelah perang dunia II, yaitu dengan diproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang berarti bahwa pembentukan nation Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang.

Namun ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945 perjuangan rakyat Indonesia ternyata belum selesai ketika terjadi agresi belanda 2 pada tahun 1945-1949. Nasionaisme Indonesia saat itu betul-betul diuji di tengah gejolak politik dan politik divide et impera Belanda. Setelah itu pada tahun-tahun berikutnya konflik-konflik nasional tidak terjadi dari luar namun sikap nasionalisme bangsa kembai dihadapkan pada tantangan baru dengan munculnya gerakan separatis di berbagai wilayah tanah air hingga akhirnya pada masa Demokrasi Terpimpin, masalah nasinalisme diambil alih oleh Negara. Nasionalisme politik pun digeser kembal ke nasionalisme diambil alih oleh Negara. Nasionalisme politik pun digeser kembali ke nasionalisme plitik sekaligus cultural. Dan, berakhir pula situasi ini dengan terjadinya tragedy nasional 30 September 1965. Dimana dalam kasus ini kita seakan melihat pembataian didalam tubuh sendiri.

Sesuai zaman nasionalisme berkembang dengan penguasa yang berbeda pula. Jika pada masa penjajahan bentuk nasionalisme kita adalah dengan mengangkat senjata mengusir penjajah, dan jika pasca kemerdekaan kita juga harus menghadapi konflik dalam negeri rasa nasionalisme kita adalah dengan cara berpendapat, dengan cara memilih pemimpin yang baik dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemerdekaan kita, lalu nasionalisme sekarang ini juga berbeda pula.

Dewasa ini nasionalisme Indonesia tidak hanya di uji dari luar sepeti masa colonial atau hanya konflik dalam negeri seperti pasca orde lama dan orde baru, namun serangan untuk melemahkan nasionalisme kita dating dari luar dan dari dalam negeri sendiri. Tahun 1998 terjadi Reformasi yang memporak-porandakan stabilitas semu yang dibangun Orde Baru. Masa ini pun diikuti dengan masa krisis berkepanjangan hingga berganti empat orang presiden. Potret nasionalisme itu pun kemudian meemudar. Banyak yang beranggapan bahwa nasionalisme sekarang ini semakin merosot, ditengah isu globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi yang semakin menggila.

Page 20: Tugas Pkn Kelompok Besar

Masyarakat melupakan nasionalme kebangsaan, dan sibuk mengurusi diri dan kelompoknya sendiri tanpa peduli dengan aset-aset Negara yang harusnya dijaga. Hingga beberapa waktu lalu terjadi kasus yang secara tiba-tiba menyeruakkan raasa nasionalisme kita, dengan menyerukan slogan “Ganyang Malaysia!”. Dalam satu decade terakhir ini, muncul lagi “nasionalisme” itu, ketika lagu Rsa Sayang-Sayange” dan Reog Ponorogo” dikalim sebagai budaya negeri jiran. Semangat “nasionalisme kulturan dan politik” seakan uncul. Seluruh elemen masyarakat bersatu mengahadapi “ancaman” dari luar. Namun anehnya, perasaan atau paham itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa itu terjadi.

Nasionalisme kita seakan muncul dengan paksaan yaitu ketika ada serangan atau ada ancaman dari pihak luar kita baru teguh mengganya Negara-negara bersangkutan, namun jika melihat kebelakang terjadi saling klaim atas kebudayaan dan tradisi bangsa bukanlah suatu kejahatan internasional jika dari dalam tubuh itu sendiri tidak memiliki rasa cinta terhadap kekayaan bangsanya.

Bagaimana batik, reog ponorogo, pulau Ambalat dan ligitan yang sekarang menjadi milik Negara tetangga adalah salah kita sendiri sebagai pewaris kebudayaan yang tidak mampu menghargai dan melestarikan kebudayaan sendiri. Nasionalisme bangsa Indonesia terjadi pasang surut akibat pengaruh global yang telah mendarah dalam generasi Indonesia. Dalam kenyataannya kini, rasa “nasionalisme cultural dan politik” itu tidak ada dalam kehidupan keseharian kita. Fenomena yang membelit kita berkisar seputar rakyat susah mencari keadilan di negerinya sendiri, korupsi yang merajalela mulai daru hulu sampai hilir di segala bidang, dan pemberantasannya yang tebang pilih, pelanggaran HAM yang tidak bisa diselesaikan, kemiskinan, ketidak merataan ekonomi, penyalahgunaan kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, suap-suap dan lain-lain. Realita ini seakan menafikan cita-cita kebangsaan yang digaungkan seabad yang lalu. Itulah potret nasionalisme bangsa kita saat ini.

Nasionalisme sendiri memiliki cirri khusus, berupa norma objektif, mengutamakan kepentingan kehidupan nasional. Tindakan yang menguntungkan kepentingan daerah tanpa merugikan kepentingan nasional perlu dilakukan. Meskipun demikian jika perbuatan itu merugikan kehidupan nasional, wajib ditinggalkan.

Saat ini, ribuan kasus pertikaian komunal yang dilator-belakangi oleh ketidakmampuan dalam menerima perbedaan agama dan etnisitas serta ketidakkonsistenan terhadap penegakan hoku positif merupakan penodaan terhadap semangat Nasionalisme Kebangsaan Indonesia, jargon-jargon “nasionalisme” sering kali dipakai oleh kelompok “juragan-politis” sebagai alat untuk memojokan segolongan warga bangsa dan membantu melancarkan kepentingan pribadinya.

Pada dasarnya pembentukan nasionalisme didasari oleh tiga teori. Pertama, yaitu teori kebudayaan (culture) yang menyebut suatu bangsa itu adalah sekelompok manusia dengan persamaan kebudayaan. Kedua, teori Negara (state) yang menentukan terbentuknya suatu Negara

Page 21: Tugas Pkn Kelompok Besar

lebig dahulu adalah penduduk yang ada didalamnya disebut bangsa, dan ketiga teeori kemauan (will), yang mengatakan bahwa syarat mutlak yaitu adanya kemauan bersama dari sekelomok manusia untuk hidup bersama dalam ikatan suatu bangsa, tanpa memandang perbedaan kebudayaan, suku, dan agama.

Sayang sekali nasionalisme Indonesia tidak sejalan dengan teori tersebut. Indonesia mengalami berbagai akulturasi budaya akibat globalisasi yang justru melemahkan nasionalisme dan melunturkan rasa cinta tanah air. Contohnya saja peringatan sumpah pemuda yang rutin diperingati tiap tahun sekarang hanya dianggap sebagai hari sumpah pemuda saja tanpa memahami arti dan nilai yang harusnya ditanamkan sampai sekarang. Kecenderungan menganggap sejarah sebagai sesuatu yang lalu dan tidsk perlu dibahas lagi membuat bangsa kita menjadi bangsa yang lemah. Generasi muda justru lebih bangga menggunakan istilah asing yang sekarang sedang marak digunakan dan biasa disebut dengan bahasa “gaul” atau bahasa “alay” merupakan salah satu bentuk latahnya bangsa kita ketika sesuatu yang asing muncul dan langsung menjadi sebuah trend sedangkan sesuatu yang seharusnya dilestarikan malah dianggap kuno .

Selain persoalan bahasa, munculnya budaya popular asing menjadi bahan pembicaraan disetiap negra turut mewarnai dan mempengaruhi kehidupan generasi muda Indonesia. Banyak anak-anak muda yang belomba-lomba mempelajari budaya asing namun sanagt acuh terhadap budayanya sendiri. Hal ini memang tidak lepas dari pengaruh globalisasi dan teknologi namun nasionalisme bangsa seharusnya tidak meluntur dengan alasan-alasan tersebut.

Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk walnya seabad yang lalu. Baik dalam merdeka maupun dalam penjajahan, nasionalis adalah etika kehidupan tiap nasionalis, meletakkan nilai pengabdiannya terhada bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan di atas, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup, toleran, menghargai dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan Negara dari kehancuran total.

3.6 Upaya Meningkatkan Nasionalisme

Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:

Page 22: Tugas Pkn Kelompok Besar

1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh: Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.

2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat  yang tinggal di wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis

3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.

4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional.

Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain.

3.7 Memperkuat Nasionalisme Indonesia

Kesadaran sebagai bangsa adalah hasil konstruksi atau bentukan mengandung kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme baru.

Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Misalnya, keberhasilan para siswa kita dalam olimpiade Fisika, Kimia, Biologi atau Matematika di Tingkat Regional dan Internasional, keberhasilan atlet menjadi juara dunia (tinju), prestasi pemimpin kita menjadi Menteri Ekonomi terbaik di Asia (Dr. Sri Mulyani Indrawati) dan seterusnya. Sebaliknya, pengalaman dicemoh dan direndahkan sebagai bangsa terkorup, sarang teroris atau bangsa pengekspor asap terbesar seharusnya memicu kita untuk berubah dan tampil sebagai bangsa terpandang.

Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka. Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama-termasuk kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah, persamaan dihadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.

Page 23: Tugas Pkn Kelompok Besar

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini. Karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang, dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa lebih maju lagi. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia.

Page 24: Tugas Pkn Kelompok Besar

DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Pradnya Paramita

Pasaribu, Payerly. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Revisi. Medan : UNIMED Press

Sumarsono, S. 2008. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Tim Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan : UNIMED

Anonym. 2012. http://historyvsme.blogspot.com/2012/10/makalah-nasionalisme-dan.html diakses pada tanggal 28 Agustus 2014.