7
TUGAS PATOFISIOLOGI Avian Influenza (H5N1) Disusun oleh : Putri Andini NPM 10060310139 GIA ASPRILIA NPM 100603111

Tugas Patofisiologi Avian Influenza

Embed Size (px)

DESCRIPTION

patofisiologi penyakit flu burung materi kuliah pato

Citation preview

Page 1: Tugas Patofisiologi Avian Influenza

TUGAS PATOFISIOLOGI Avian Influenza (H5N1)

Disusun oleh :

Putri Andini NPM 10060310139 GIA ASPRILIA NPM 100603111

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Bandung1434 H / 2013 M

Page 2: Tugas Patofisiologi Avian Influenza

AVIAN INFLUENZA (H5N1)

PENYEBAB

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A, termasuk kedalam family

Orthomyxoviridae yang dapat berubah-ubah bentuk. Virus influenza tipe A terdiri dari

Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode

sub tipe flu burung yang banyak jenisnya.

SIFAT VIRUS

Dalam air virus tahan hidup selama 4 hari pada suhu 220 C dan 30 hari pada suhu 00 C.

Virus akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit dan dengan detergent,

desinfektan misalnya formalin 2-5 % serta cairan yang mengandung iodine.

Di kandang ayam virus AI bertahan selama 2 minggu setelah depopulasi ayam.

Virus di feces dalam keadaan basah bertahan selama 32 hari.

GEJALA

Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas,

menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat

menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi.

Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan

tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta

pemilik unggas peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang

terkena flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :

1. Menderita ISPA

2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)

3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba

4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot

5. Sakit kepala

6. Lemas mendadak

7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan

tepat dapat menyebabkan kematian

Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan

flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung

turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Page 3: Tugas Patofisiologi Avian Influenza

Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung

dimana penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu

burung, atau bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau

berkontak dengan unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang

terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A,

atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung

dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita

adalah positif jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar

4 kalinya.

Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus

seorang anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti

dengan koma panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu

pemeriksaan secara medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala

penyakit yang tidak wajar.

PENULARAN

Cara Penularan Flu Burung / Avian Influenza (H5N1) :

1. Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber penyakit

akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit flu burung.

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama penyakit ini adalah

unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau produk dari unggas sakit

tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang dilakukan hanya bisa dilakukan

dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan tetapi, metode pembakaran yang

digunakan harus tepat guna mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain.

Material-material tersebut masih memiliki potensi menularkan virus H5N1. Cara yang

dianggap lebih efektif adalah dengan mengubur bangkai ternak tersebut dalam-dalam.

2. Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan sekitar. Jika

Anda tinggal di sekitar kandang ternak unggas, atau memiliki burung peliharaan yang

tiba-tiba mati, waspadalah. Udara sekitar kandang sangat mengandung berbagai material

yang ada dalam kotoran ternak. Jika unggas terjangkit virus H5N1, bisa dipastikan bahwa

udara sekitar sudah mengandung virus flu burung tersebut. Udara dan peralatan yang

Page 4: Tugas Patofisiologi Avian Influenza

tercemar kotoran ternak unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1

yang sangat baik.

3. Penularan flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia. Akan tetapi, disinyalir

penularan lewat manusia merupakan media yang sangat tidak efektif. Kasus penularan

lewat manusia sangat jarang terjadi. Virus H5N1 berbeda karakter dengan virus H1N1

penyebab flu babi yang sangat efektif ditularkan lewat manusia. Meski begitu, tetaplah

waspada jika Anda berada didekat pasien flu burung.

4. Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak unggas. Sebagian

orang memilih mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna. Fillet

ayam, telur mentah dan beragam produk mentah unggas dapat menjadi media menularkan

virus H5N1 pada pengkonsumsinya. Virus flu burung ini akan mati apabila produk

unggas tersebut dimasak secara sempurna (benar-benar matang).Mengkonsumsi daging

setengah matang dan telur setengah matang masih berpeluang terjangkit virus flu burung

ini jika unggas yang dipotong sudah terjangkiti oleh virus ini. Untuk itu, jika Anda akan

mengkonsumsi unggas yang berasal dari daerah yang dicurigai terjangkiti virus H5N1,

pastikan daging atau telur unggas tersebut dimasak hingga benar-benar matang hingga

aman untuk dikonsumsi.

PENCEGAHAN

Pada Unggas

1. Peningkatan Biosekuriti

-    Desinfeksi alat dan fasilitas peternakan

2. Depopulasi (pemusnahan selektif) dilakukan terhadap unggas sehat yang sekandang

dengan unggas sakit di peternakan tertular.

3. Disposal

Dilakukan dengan cara pembakaran dan penguburan terhadap unggas mati, kotoran,

alas kandang, pakan ternak yang tercemar.

4. Vaksinasi

Vaksinasi dapat dilakukan terhadap unggas yang sehat di daerah tertular sebagai

berikut

Ayam pedaging divaksin umur 4-7 hari dosis 0,2 ml pemberian di bawah kulit pada

pangkal leher.

Ayam petelur dan pembibitan divaksin pada :

Page 5: Tugas Patofisiologi Avian Influenza

Umur 4-7 hari dosis 0,2 ml pemberian di bawah kulit pada pangkal leher.

Umur 4-7 minggu, dosis 0,5 ml pemberian dibawah kulit pada pangkal leher.

Umur 12 minggu, dosis 0,5 ml pemberian dibawah kulit pada pangkal leher atau

pada otot dada.

Pada Manusia

1) Kelompok Beresiko Tinggi (peternak dan pedagang).

a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.

b. Menghindari kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.

c. Menggunakan pelindung diri (masker dan pakaian kerja)

d. Membersihkan kotoran unggas setiap hari

e. Imunisasi

2) Masyarakat Umum

a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memkan makanan bergizi dan istirahat yang

cukup.

b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :

-          Pilih unggas yang sehat

-          Memasak daging ayam sampai suhu + 800 C selama 1 menit dan pada telur

sampai suhu 640 C selama 4,5 menit.