TUGAS MAKALAH HISTOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medisch

Citation preview

TUGAS MAKALAH HISTOLOGIGaster ( Lambung )

Disusun oleh :

KELOMPOK 21. Bagus Novandy2. Bambang Satria3. Dandan Adi Nurhakim4. Hayatun Nufus5. M. Rizky Nugraha6. Nadia Indri 7. Nuramalah8. Tia GustianiFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI2011KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema Gaster (Lambung) dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang sistem pencernaan yang terfokus pada gaster atau lambung baik secara anatomi, histologi dan fisiologi.

Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas daripada mata kuliah histologi di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, juga untuk membantu teman-teman mahasiswa kedokteran lainnya untuk mempermudah memahami dari sistem pencernaan tersebut. Namun demikian tidak menutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

Dalam menyusun makalah ini penyusun banyak dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, dr. H. Affandi Sp.A.

2. Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, dr. Atik Sutisna, Sp An.

3. Dosen Mata Kuliah Histologi, dr. Isti 4. Semua pihak yang telah membantu dan terkait dalam kelancaran penulisan referat ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya dan dukungan moril serta doanya.

Cirebon, 1 Mei 2011DAFTAR ISIKATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

LATAR BELAKANG 1

TUJUAN 1

MANFAAT 1BAB IIPEMBAHASAN 2

ANATOMI 2

HISTOLOGI

FISIOLOGI

PATOLOGI

BAB IIIKESIMPULAN

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGGaster adalah bagian yang melebar dari saluran cerna, khusus untuk akumulasi makanan yang dipersiapkan secara kimiawi dan mekanik untuk pencernaan dan perjalanan ke dalam duodenum. Bentuk gaster menyerupai huruf J.Gaster berperan sebagai blender makanan dan reservoir. Fungsi utamanya adalah pencernaan enzimatik. Getah lambung secara bertahap mengubah massa makanan menjadi campuran setengah cair yang disebut chyme (g.juice). Gaster menghasilkan asam lambung (HCl), enzim pepsin, rennin dan gastric lipase dan hormon paracrine. Jadi gaster memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Selain itu, gaster memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Meneruskan pencernaan KH yang sudah dimulai dalam rongga mulut dengan bantuan asam lambung dan aktivitas otot mengubah bentuk bolus menjadi khimus.

b. Mengawali pencernaan protein melalui peranan enzim pepsin.

c. Lipase lambung dan lipase lingua.

2. TUJUAN

Untuk mengetahui seluk beluk tentang gaster atau lambung pada manusia baik dari segi anatomi, histologi, fisiologi dan patologi.

3. MANFAAT

Untuk membantu penyusun supaya memiliki wawasan yang luas dan lebih memahami tentang gaster. Dan untuk pembaca juga supaya menambah pengetahuan tentang gaster dan lebih paham tentang gaster.BAB IIPEMBAHASAN

1. ANATOMI

Gaster adalah bagian yang melebar dari saluran cerna, khusus untuk akumulasi makanan yang dipersiapkan secara kimiawi dan mekanik untuk pencernaan dan perjalanan ke dalam duodenum. Bentuk gaster menyerupai huruf J sejatinya bentuk dan posisi gaster bervariasi tergantung bentuk tubuh (bdily habitus), bahkan pada orang yang sama pun berubah-ubah sebagai akibat gerakan diaphragma selama respirasi, isi gaster dan posisi (berbaring atau berdiri). Gaster berperan sebagai blender makanan dan reservoir. Fungsi utamanya adalah pencernaan enzimatik. Getah lambung secara bertahap mengubah massa makanan menjadi campuran setengah cair yang disebut chyme (g.Juice). Kaliber gaster yang kosong hanya sedikit lebih besar daripada intestinum crassum, namun gaster mampu berekspansi dan dapat siisi 2-3 liter makanan.

Gaster terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :

a. Cardia : bagian di sekeliling ostium cardiacum

b. Fundus gastricus : bagian superior yang berdilatasi dan berhubungan dengan kubah kiri diaphragma, dibatasi di inferior oleh bidang horizontalis dari ostium cardiacum. Bagian superior fundus biasanya mencapai level spatium intercostale V kiri. Incisura cardialis berada di antara oesophagus dan fundus. Fundus dapat berdilatasi akibat gas, cairan, dan makanan.c. Corpus gastricum : bagian utama gaster diantara fundus dan antrum pyloricum.

d. Pasr pylorica : berbentuk corong, bagian yang lebar disebut antrum pyloricum, berlanjut menjadi canalis pyloricus yang sempit. Pyloricus (G. Gatekeekeeper) ditandai penebalan lapisan sirkular otot polos, mengontrol pengeluaran isi gaster melalui ostium pyloricum ke dalam duodenum.Gaster juga mempunyai 2 curvatura, yaitu :a. Curvatura minor : membentuk tepi konkaf yang lebih pendek dari gaster. Incisura angularis adalah indentasi tajam pada kira-kira 2/3 jarak curvatura minor yang menunjukkan peralihan dari corpus gastricum menjadi pars pylorica.b. Curvatura major : membentuk tepi konvex yang lebih panjang.Pengosongan intermiten gaster terjadi bila tekanan intragastrik dapat mengatasi resistensi pylorus. Pylorus berkontraksi tonik sehingga ostium pyloricum menutup, kecuali ketika mengeluarkan chyme. Pada interval iregular, peristalsis gaster mendorong chyme melalui canalis dan ostium pyloricum menuju intestinum tenue.PERMUKAAN DALAM GASTERTunica mukosa gaster halus, berwarna coklat kemerahan kecuali pada pars pylorica yang berwarna merah muda. Lapisan mukosa melindungi gaster dari asam lambung yang disekresikan glandula gastrica. Ketika berkontraksi, tampak penonjolan longitudinalisyang disebut plicae gastricae atau rugae gastricae, paling jelas di sepanjang pars pylorica dan curvatura major. Canalis gastricus terbentuk diantara plicae gastricae pada sepanjang curvatura minor. Canalis gastricus terbentuk karena perlekatan kuat mukosa gaster terhadap lapisan otot yang tidak mempunyai lapisan oblique. Plicae gastricae akan berkurang bila gaster distensi.

VASA DAN SARAF GASTERAsal, perjalanan dan distribusi arteriae untuk gaster dilukiskan dalam tabel dibawah ini. Suplai darah berasal dari anastomosis yang terbentuk di sepanjang curvatura minor oleh arteria gastrica dextra dan arteria gastrica sinistra, dan di sepanjang curvatura major oleh arteria gastroomentalis dextra dan arteria gastroomentalis sinistra. Fundus dan corpus bagian atas menerima darah dari arteria gastrica brevis dan arteria gastrica posterior.Venar yang mengalirkan darah balik dari gaster berjalan paralel terhadap arterianya. Vena gastrica dextra dan sinistra bermuara ke vena porta hepatis, vena gastrica brevis dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke vena lienalis, yang bersama vena mesenterica superior membentuk vena portae hepatis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke vena mesenterica superior. Vena prepylorica naik melalui pylorus ke vena gastrica dextra. ARTERIAASALPERJALANANDISTRIBUSI

Truncus CoeliacusAorta abdominalis (dalam hiatus aorticus)Setelah perjalanan anteroinferior yang pendek, bifurkasi menjadi a. Lienalis dan a. Hepatika communisOesophagus, gaster, duodenum bagian proximalis, hepar / biliary aparatus, pancreas

Gastrica SinistraTruncus coeliacusNaik retroperitoneal hingga hiatus oesophagus, memberi rami oesophageales; kemudian turun sepanjang curvatura minor untuk beranastomosis dengan a. Gastrica dextraOesophagus pars abdominalis dan curvatura minor

LienalisBerjalan retroperitoneal di sepanjang tepi superior pancreas; menembus ligamentum lienorenale menuju hilum lienaleCorpus pancreatis, lien, curvatura major dan corpus gastricum posterior

Gastrica PosteriorArteria lienalis, posterior terhadap gasterNaik retroperitoneal di sepanjang dinding posterior dari bursa omentalis untuk memasuki ligamentum gastrophrenicumDinding posterior dan fundus gastricus

Gastroomentalis sinistra (gastroepiploica sinistra)Arteria lienalis dalam hilum lienaleBerjalan diantara lapisan ligamentum gastrolienale ke gaster, kemudian di sepanjang curvatura major dalam omentum majus untuk beranastomosis dengan a. Gastroomrntalis dextraBagian kiri curvatura major

Gastrica brevisBerjalan retroperitoneal untuk mencapai ligamentum gastrolienale ke fundus gastricusFundus gastricus

HepaticaTruncus coeliacusBerjalan retroperitoneal untuk mencapai ligamentum hepatoduodenaleHepar, vesica biliaris dan ductus biliaris, gaster, duodenum, pancreas dan lobus hepatis

CysticaArteria hepatica dextraMuncul di dalam ligamentum hepatoduodenale dalam trigonum cystohepaticum (triangle of calot)Vesica biliaris dan ductus cysticus

Gastrica DextraArteria hepaticaBerjalan sepanjang curvatura minor untuk beranastomosis dengan a. Gastrica sinistraVagian dextra curvatura minor

GastroduodenalisTurun retroperitoneal, posterior terhadap junctio gastroduodenalisGaster, pancreas, duodenum pars superior, bagian distalis ductus choledochus

Gastroomrntalis dextraArteria gastroduodenalisBerjalan diantara lapisan omentum majus sepanjang curvatura major untuk beranastomosis dengan a. Gastroomentalis sinistraBagian dextra curvatura major

Pancreaticoduodenalis superiorArteria gastroduodenalisTerbagi menjadi arteria anterior dan posterior yang turun pada tiap sisi caput pancreatis, beranastomosis dengan cabang berupa dari arteria pancreaticoduodenalis inferiorBagian proximalis duodenum dan bagian superior capur pancreatis

Pancreaticoduodenalis inferiorArteria mesenterica superiorTerbagi menjadi arteria anterior dan posterior yang naik pada tiap sisi caput pancreatis, beranastomosis dengan cabang serupa dari arteria pancreaticoduodenalis superiorBagian distalis duodenum dan caput pancreatis

ALIRAN LIMF DARI GASTER

a. Limf dari 2/3 superior gaster mengalir ke nodi gastrici ; limf dari fundus dan bagian superior corpus juga mengalir ke nodi pancreaticolienales.b. Limf 2/3 dextra dari 1/3 inferior gaster mengalir ke nodi pylorici.

c. Limf dari 1/3 sinistra curvatura major mengalir ke nodi pancreaticoduodenales.

Suplai saraf parasimpatis gaster berasal dari truncus vagalis anterior dan posterior dengan cabang-cabangnya, yang memasuki abdomen melalui hiatus oesophagus. Truncus vagalis anterior berjalan menuju curvatura minor, memberi rami hepatici dan duodenalis (meninggalkan gaster dalam ligamentum hepatoduodenale), serta rami gastrici anteriores. Truncus vagalis posterior yang lebih besar akan mempersarafi pars anterior dan pars posterior gaster.

Serabut simpatis gaster berjalan melalui nervus splanchnicus major (T5-T9), serabut aferen visceral berjalan dalam nervus splanchnicus major yang berhubungan dengan T5 dan T6, nyeri dirujuk ke regio epigastrica. Persarafan parasimpatisnya oleh nervus vagus.

2. HISTOLOGI

Gaster merupakan kantung yang pada orang dewasa dapat menampung maksimal 1500 ml makanan dan cairan lambung (gastric juice). Bolus dalam oesophagus melewati gastroesophageal junction masuk ke gaster yang akan diolah menjadi chymus, berupa cairan kental, sebelum masuk ke dalam duodenum.Gaster menghasilkan asam lambung (HCl), enzim pepsin, rennin dan gastric lipase dan hormon paracrine. Jadi gaster memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Selain itu, gaster memiliki fungsi sebagai berikut :d. Meneruskan pencernaan KH yang sudah dimulai dalam rongga mulut dengan bantuan asam lambung dan aktivitas otot mengubah bentuk bolus menjadi khimus.

e. Mengawali pencernaan protein melalui peranan enzim pepsin.

f. Lipase lambung dan lipase lingua.Secara histologik, gaster dibagi menjadi 3 regio, yaitu cardia, fundus dan pylorus, karena struktur mikroskopik fundus dan corpus mirip.LAPISAN PADA GASTER

a. Tunika Mukosa

Epitel selapis silindris dengan mikrovili

Lamina propria : jaringan ikat longgar, terdiri dari serabut kolagen dan serabut retikuler halur, fibroblast, makrofag, mast cell, plasma sel, limfosit, sel otot polos, glandula gastrila, di bawah kelenjar terdapat nodulus limfatikus.

Lamuna muskularis mukosa : lapisan tipis otot polos, 2 atau 3 lapis, berjalan sirkulare (inner) dan lingitudinal (outer), bisa meluas sampai lamina propria. Kedua lapisan ini paling mudah terlihat, kadang-kadang terdapat lapisan ketiga yang berjalan sirkular (outermost circular), membatasi tunika mukosa dengan tunika submukosa.

Lapisan epitel mengadakan invaginasi ke dalam lamina propria, membentuk foveola gastrika (gastric pits). Paling dangkal pada cardia dan paling dalam pada pylorus. Ke dalam foveola gastrika bermuara glandula gastrika.b. Tunika Submukosa

Merupakan jaringan ikat padat kolagen irregular. Terdapat pembuluh limfe, pembuluh darah (kapiler, venula dan arteriol), plexus submucosal meissners (ganglion parasimpatis). Semua bagian gaster memiliki lipatan longitudinal mukosa dan submukosa yang disebut rugae, dibentuk selama kontraksi otot polos lamina muskularis mukosa, menghilang pada saat gaster terisi makanan atau mengembang. Rugae menyebabkan gaster dapat menampung makanan dan cairan lambung dalam jumlah besar.

c. Tunika Muskularis

Terdiri dari 3 lapisan otot polos : Lapisan otot berjalan oblique (inner)

Lapisan otot berjalan circular (middle)

Lapisan otot berjalan longitudinal (outer)Lapisan oblique sering tidak terlihat pada potongan dinding gaster, kecuali daerah cardia. Antara otot circular dan longitudinal terdapat plexus myentericus auerbachs (ganglion parasimpatis). Pada pylorus, lapisan otot circular menebal membentuk pyloric sphincter. Lapisan otot longitudinal jelas terlihat pada daerah cardia dan corpus, namun kurang berkembang pada pylorus. Kontraksi otot-otot pada tunika muskularis mengubah bentuk makanan dari blous menjadi chymus, suatu cairan kental.d. Tunika Serosa

Merupakan jaringan ikat yang dilapisi sel selapis gepeng, yatu mesothelium dari lapisan visceral peritoneum. Terdapat sel leman unilokular.

GLANDULA GASTRICA

Merupakan glandula tubular bercabang, terdapat glandula cardiaca, fundica dan pylorica, yang khas bagi masing-masing daerah lambung. Meluas sepanjang mukosa. Di bagian lebih dalam, glandula bercabang, sehingga terlihat potongan transversal atau oblique. Setiap kelenjar terdiri dari 3 regio, yaitu :a. Isthmus : menghubungkan foveola gastrika dengan glandula gastrika

b. Cervix (leher)

c. Basal.

Komposisi sel pada setiap regio glandula gastrika berbeda.Glandula gastrica memiliki beberapa jenis sel, yaitu :

1. Surface lining cells / surface mucous cells / sel mukosa permukaan

Sel selapis silindris melapisi permukaan epitel dan foveola gastrika. Dengan ciri histologisnya yaitu : Bentuk sel silindris tinggi (20-40 m)

Inti bulat atau lonjong, basal

Sitoplasma terwarna jernih, bagian apikal banyak granula sekretoris yang mengandung prekursor dari mukus.

Memiliki membrana basalis

M.E. : banyak mitokondria dan apparatus golgi. Antara surface lining cells di bagian lateral membran selnya dihubungkan oleh zonula occludens dan zonula adherens.Fungsinya : menghasilkan mukus bersifat alkalis mengandung ion bikarbonat, membentuk lapisan gel tebal, yang akan melindungi epitel dari efek asam kuat yang disekresi oleh glandula gastrika. HCl, pepsin, enzim lipase lingua dan gaster, dan asam empedu merupakan endogenous agressor pada lapisan epitel.2. Parietal cells (oxyntic)

Lokasi : diatas sampai pertengahan glandula gastrika, bagian perifer, jarang di daerah basal, terbanyak di isthmus glandula. Diameter 20-25 m.Fungsi : menghasilkan HCl dan gastric intrinsic factor. Aktifitas sekresi sel parietal dipengaruhi oleh akhiran saraf kolinergik (stimulasi parasimpatetik) dan histamin serta hormon gastrin (polipeptida). Gastrik intrinsik faktor, suatu glikoprotein yang diperlukan untuk absorpsi vitamin B12 di usus halus. Vitamin B12 perlu untuk erythropoesis (pembentukan sel eritrosit) dalam red bone marrow.Ciri histologis :

Sel besar, bentuk bulat atau piramidal

Inti satu, bulat, letak central. Beberapa sel piramidal memiliki inti 2.

Sitoplasma eosinofilik / acidofilik (karena kaya mitokondria) M.E. : banyak mitokondria, terdapat intracellular canaliculus dengan mikrovili, di dalam sitoplasma kanalikuli terdapat vesikel berbentuk bulat dan tubular yaitu tubulovesicular system. Selama sel aktif memproduksi HCl, mikrovili akan meningkat sedangkan tubulovesikular system menurun.3. Mucous neck cells

Lokasi : di daerah leher / cervix glandula, dibawah foveola gastrika, tersebar diantara sel parietal, berkelompok atau tunggal, memiliki granula sekretoris terbesar, banyak poliribosom.

Fungsi : menghasilkan mukus yang berbeda dengan sekresi mukus sel permukaan atau surface lining cells.

Ciri histologis : Bentuk sel irregular

Inti basal

Sitoplasma bagian apikal memiliki granula sekretoris

4. Enteroendocrin cells / diffuse neuroendocrine system (DNES) / amine precursor uptake and decarboxylation (APUD)

Terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernafasan dan pankreas bagian endokrin. Ada sekitar 13 tipe sel DNES. Pada fundus menghasilkan 5-hydroxy-tryptamine atau serotonin yang merupakan produk sekretoris utama dari fundus. Terdapat beberapa nama, yaitu :a. Argntaffin dan argyrophilic cells : karena terwarna dengan pewarnaan silver

b. APUD cells (amine precursor uptake and decarboxylation) karena dapat mengambil prekursor amine dan mendekarboksilasinya.

c. DNES cella (diffuse neuroendocrine system)d. Enteroendocrine cells, karena menghasilkan hormon dan letak sel dalam saluran pencernaan (enteric).Fungsi : membuat hormon endocrine, paracrine dan neurocrine. Beberapa produk sekresi dari sek DNES mirip dengan neurosekresi yang dihasilkan pada system saraf pusat. Memiliki efek paracrine bila target sel dekat sekitar jaringan ikat dan efek endocrine target sel jauh dan harus melewati sirkulasi. Pada M.E. : sel memiliki mikrovili, sitoplasma terdapat RER yang sangat berkembang, apparatus Golgi, banyak mitokondria, granula sekretoris.5. Regenerative cells / stem cellsLokasi terutama di daerah cervix glandula, tersebar diantara sel mukosa leher. Fungsinya untuk regenerasi atau proliferasi sel-sel pada glandula fundica, foveola gastrica dan epitel permukaan. Surface lining cells, sel DNES dan sel mukosa leher diganti setiap 5-7 hari. Sel regeneratif memiliki kecepatan proliferasi yang tinggi.Ciri histologis :

Bentuk sel silindris

Inti oval, basal, memiliki heterokromatin, nukleolus besar M.E. : sedikit organela, tapi kaya ribosom

Sel ini jelas terlihat dan tampak jelas gambaran mitosis pada kerusakan mukosa gaster, misal gastritis.

6. Chief / zymogenic / peptic cells (sel tambahan hanya pada fundus)Pada basal glandula fundika, chief cells merupakan sel terbanyak. Merupakan pepsin secreting cells. Fungsinya untuk produksi enzim pepsinogen, rennin dan gastric lipase.

Ciri histologis :

Bentuk sel silindris, mikrovilli pendek

Inti basal

Sitoplasma basofilik (karena kaya ribosom, kara RER), apikal banyak granula sekretoris

M.E. : kata RER, apparatus golgi, banyak granula sekretoris yang mengandung proenzin pepsinogen, beberapa lisosom

Eksositosis pepsinogen dipengaruhi oleh :

Rangsangan neural oleh nervus vagus (dominan) Rangsangan hormonal oleh ikatan hormon secretin ke reseptor yang ada pada plasmalemma dari chief cell.

HISTOFISIOLOGI GASTER

Kelenjar gaster menghasilkan 2-3 liter / hari gastric juices. Komposisi gaster juice adalah :

1. Air, asal : cairan ekstrasellular dalam jaringan ikat interstitial, diangkut melalui sel parietal.2. HCl dan gastric intrinsic factor (sel parietal)

3. Enzim pepsinogen, rennin dan gastric lipase (chief sel)

4. Mukus (visible mucus), suatu glikoprotein untuk proteksi (surface lining cell atau sel epitel)

5. Mukus (soluble mucus, oleh sel mukosa leher)CARDIARegio gaster yang berhubungan dengan oesophagus. Lebar 1,5 3 cm. Pada lamina propria terdapat glandula cardiaca, tubular simpel atau tubular kompleks pada foveola gastrika yang dangkal. Bagian terminal glandula sangat bergelung (coiled), lumen besar, banyak granula sekretoris yang menghasilkan mukus dan lisosim. Sedikit sel parietal yang menghasilkan HCl. Glandula cardiaca gaster mirip glandula oesophagea cardiaca pada bagian terminal oesophagus. Foveola gastrika pada cardiaca paling dangkal .FUNDUS DAN CORPUS

Pada lamina propria terdapat 15 juta glandula fundica, merupakan kelenjar tubular bercabang, meluas dari lamina muskularis mukosasampai ke basal foveola gastrica. Beberapa kelenjar terbuka ke dalam dasar foveola gastrika. Foveola gastrika sampai ketebalan tunika mukosa.Distribusi sel-sel pada glandula fundica tidak seragam, yaitu :

a. Isthmus : terdapat surface lining cells, sel DNES dan sel parietal.

b. Cervix : terdapat sel mukosa leher (terutama), sel regeneratif atau stem sel, sel parietal, sel DNESc. Basal atau fundus : terdapat chief sell / zymogenic cells, sel parietal (jarang), sel DNES basal adalah bagian terpanjang.

Sel utama pada fundus adalah chief cells

PYLORUS

Pada lamina propria terdapat glandula pylorica, merupakan kelenjar tubular bercabang dan bergelung (coiled). Foveola gastrika samai > ketebalan tunika mukosa. Bila dibandingkan dengan cardia, foveola gastrika lebih panjang, namun kelenjar bergelung pendek (shorter coiled) pars sekretorisnya.

Glandula pylorica mengandung sel yang sama dengan glandula cardiaca, terutama sel-sel yang menghasilkan mukus dan enzim lisosim (enzim penghancur bakteri). Sel enteroendokrin tipe G atau gastrin cells dan sel D.

Sel G terdapat diantara sel mukosa, menghasilkan hormon gastrin, merangsang sekresi HCl oleh sel parietal dan memiliki efek trophic pada mukosa gaster, yaitu merangsang pertumbuhan. Sel D menghasilkan hormon somastostatin, bekerja menghambat pelepasan beberapa hormon termasuk gastrin. Tunika muskularis bagian otot circular menebal membentuk sphincter pylorica.

3. FISIOLOGI

Fungsi motorik lambung ada 3, yaitu :a. Penyimpanan sejumlah besar makanan (storage)b. Pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut chymus (mixing)c. Pengosongan lambung, makanan yang telah tercampur dengan getah lambung disebut chyme dan selanjutnya terdorong masuk ke dalam usus halus, intensitasi anthrum peristaltik akan menentukan kecepatan pengosongan.Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal dari lambung dan duodenum. Mungkin kontrol pengosongan lambung yang lebih penting adalah impuls umpan balik dari duodenum baik enterogastrik refleks maupun hormonal. Impuls umpan balik ini akan memperlambat kecepatan pengosongan lambung seperti pada keadaan :a. Usus halus telah terisi penuh oleh chymusb. Chyme usus halus terlalu asam, bersifat hypotonik atau hypertonik, mengandung banyak hasil pemecahan protein atau lemak.

Interaksi antara pleksus myenterikus auerbachs dan pleksus submukosa meisnerrs memelihara tekanan konstan intraluminal, berapapun derajat distensi gaster. Koordinasi dari kontraksi otot-otot tunika muskularis dan saat relaksasi sfingter pylorus, akan mengosongkan isi gaster. Kecepatan gaster melepaskan chymus ke dalam duodenum adalah fungsi dari keasaman, kandungan lemak, kalori dan osmilalitas chymus. Faktor yang membantu pengosongan gaster, yaitu : Derajat distensi gaster

Gastrin, hormon yang menyebabkan kontraksi otot dan relaksasi sfingter pylorus.Faktor yang menghambat pengosongan gaster, yaitu :

Distensi duodenum

Kandungan berlebihan dari lemak, protein atau karbohidrat

Peningkatan osmolaritas dan keasaman yang berlebihan dari chymus dalam duodenum

Faktor-faktor diatas akan mengaktifasi feedback mechanism neural untuk merangsang pelepasan hormon cholecystokinin, yang bekerja berlawanan dengan hormon gastrin dan pelepasan gastric inhibitory peptide, juga menghambat kontraksi gaster. Jadi kontraksi otot-otot gaster dihambat oleh Hormon cholecystokinin dan gastric inhibitory peptide.Gaster pun memproduksi HCl yang berfungsi untuk :

Memecah bahan makanan

Aktivasi proenzim pepsinogen menjadi pepsin (enzim proteolitik)

Lingkungan asam membantu kerja enzim pepsin (pH 1-2)4. PATOLOGI

Berbagai keadaan patologis gaster seperti kelainan kongenital antara lain stenosis pylori, inflamasi gastritis, ulkus peptikum, tumor jinak dan ganas. Ulkus gaster ditemukan lebih dari 10% populasi di negara-negara industri di barat. H. Pylori gaster merupakan penyebab infeksi kronis terbanyak pada mukosa gaster. Keganasan gaster tetap merupakan penyebab kematian tertinggi.STENOSIS PYLORYC CONGENITAL

Penyempitan lumen pylorus, ditemukan pada anak-anak. Masa yang teraba di daerah pylorus atau lebih distal gaster karena adanya hipertrophy dan kemungkinan disertai hyperplasia muskularis propria pylorus. Edem dan inflamasi mukosa dan submukosa akan menambah penyempitan lumen.GASTRITIS

Yaitu inflamasi mukosa gaster. Pada gastritis akuta infiltrasi neutrofil, sedangkan pada gastritis kronis, sel-sel lymphosit dan atau sel plasma tampak lebih menonjol dan berhubungan dengan metaplasia intestinal dan atrofi. Gastritis memiliki 2 tingkatan, yaitu akut dan kronik.Gastritis Akut yaitu suatu proses inflamasi akut mukosa lambung yang bersifat sementara dan dapat sembuh sendiri. Inflamasi dapat diikuti perdarahan ke dalam mukosa, kadang-kadang diikuti dengan erosi permukaan mukosa, sehingga terjadi suatu acute erosive atau acute hemorragic erosive gastritis yang berat dapat menimbulkan perdarahan gastrointestinal akut.

Etiologi daripada gastritis akut ini adalah Helicobacter pylori merupakan kausa yang amat penting. Di negara berkembang, prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksinya lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi saat balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi pada anak-anak rendah dan pada orang dewasa meningkat. Selain kuman tersebut, ada juga yg dapat menyebabkan gastritis akut, yaitu : Penggunaan NSAIDs berlebihan terutama aspirin Penggunaan alkohol kronis

Perokok berat

Obat-obatan chemoterapi untuk anti kanker

Uremia

Infeksi sistemis bakteri atau virus (salmmonellosis)

Stress berat (trauma, luka bakar, operasi)

Ischemia dan shock

Usaha bunuh diri dengan asam dan basa

Iradiasi

Trauma mekanis (intubasi nasogastrik)

Gastrektomi distal.

Morphology daripada gastritis akut adalah pada lamina propria menunjukkan oedem sedang dan hyperemia ringan. Epitel permukaan utuh, neutrofil tersebar diantara sel-sel epitel permukaan atau dalam lapisan epitel dan di lumen kelenjar mukosa. Pada keadaan lebih berat terjadi erosi mukosa dan perdarahan. Infiltrat inflamasi lebih banyak, didalam lumen tampak eksudat purulen yang mengandung fibrin. Keadaan ini disebut acute erossive hemorragic gastritis. Dapat ditemukan daerah tanpa mukosa gaster, tapi biasanya hanya superfisial dan jarang mengenai seluruh lapisan mukosa.Gastritis Kronik yaitu reaksi inflamasi kronik mukosa yang diikuti atrofi mukosa dan metaplasia intestinal, biasanya tidak ada erosi. Perubahan sel menunjukkan dysplasia dan merupakan awal perkembangan carcinoma. Keadaan yang berhubungan dengan gastritis kronis, yaitu : Infeksi kronis H. Pylori Imunologis (autoimun)

Alkohol, rokok

Post-operasi (antrectomy) Radiasi

Granulomatous

Amyloidosis

Morfologi : dapat mengenai berbagai regio di lambung dan menunjukkan berbagai tingkat kerusakan mukosa. Gastritis auotimun khas dengan kerusakan mukosa difuse di mukosa fundus dan korpus, tanpa atau dengan kerusakan ringan bagian anthral. Gastritis yang disebabkan oleh faktor lingkungan (termasuk infeksi H.pylori), mengenai mukosa anthral atau mukosa antral dan corpus-fundus. Mukosa merah dan bertekstur kasar, infiltrat inflamatori mengakibatkan penebalan lipatan rugae, menyerupai awal lesi infiltratif. Pada penyakit atrofik yang berlangsung lama, mukosa menipis dan datar. Gambaran histologi tampak infiltrasi sel limfosit dan sel plasma di dalam lamina propria. Gambaran histologis tambahan lainnya perubahan regeneratif, metaplasia, atrofi dan dysplasia.ULKUS PEPTIKUM

Ulkus peptikum dapat terjadi dimana pun sepanjang saluran pencernaan, tapi terbanyak ditemukan di duodenum dan gaster. Ulcus gaster akut terjadi akibat stres sistemik yang berat atau penggunaan NSAID. Ulkus peptikum berjalan kronik, kebanyakan soliter berukuran kurang dari 4 cm, lesi terjadi pada bagian dari traktus gastrointestinalis akibat kontak dengan cairan asam peptik. Lokasi ulkus peptikum dengan frekuensi yang menurun tampak pada : 1/3 proksimal duodenum

Gaster, terutama anthrum

Gastroesofageal junction

Pinggir gastrojejunotomy

Duodenum, gaster dan atau jejunum pada penderita sindroma zollinger-ellison Dalam atau di dekat divertikulum meckel yang mengandung mukosa gaster ektopik.

Patogenesisnya yaitu terjadi akibat ketidakseimbangan antara mekanisme pertahanan mukosa gastroduodenal dan kekuatan yang merusak khususnya asam lambung dan pepsin. Akan tetapi hipersiditas bukanlah suatu prasyarat untuk terjadinya ulkus. Hiperasiditas ditemukan hanya pada sebagian kecil penderita ulkus duodeni maupun ulkus lambung. Ulkus lambung lebih diakibatkan oleh gangguan pertahanan mukosa karena kurangnya aliran darah mukosa, keterlambatan pengosongan lambung atau lambatnya proses perbaikan epitel. Penyebab utama ulkus peptikum yaitu infeksi Helicobacter pylori ditemukan pada hampir semua penderita ulkus duodeni dan sekitar 70% penderita ulkus gaster.

Morfologinya adalah ulkus bundar atau oval, pinggir tajam, pinggir tidak atau sedikit menonjol dari permukaan sekitar. Kedalaman bervariasi dari lesi superfisial yang meliputi mukosa dan muskularis mukosa sampai mencapai muskularis propria. Bila mengenai seluruh dinding, maka dasar ulkus dapat melengket ke pankreas, lemak omentum atau hati. Dapat juga terjadi perforasi ke kavum peritoneal.Dasar ulkus rata dan bersih, dapat ditemukan eksudat. Kadang-kadang pembuluh darah atau trombosisi pada dasar ulkus. Jaringan parut dapat meliputi seluruh lapisan dinding, mukosa sekitar mengkerut, kadang-kadang membentuk lipatan. Mukosa sekitar kadang-kadang edema dan kemerahan.Histologis, bervariasi dari nekrosis aktif, inflamasi kronik dan parut, sampai penyembuhan. Pada ulkus aktif dengan nekrosis menunjukkan 4 zona, yaitu : Lapisan tipis debri nekrotik fibrinoid

Infiltrat inflamasi non spesifik dengan sel-sel netrofil yang dominan Jaringan granulasi dengan infiltrasi sel lekosit mononuklear

Jaringan granulasi, jaringan fibrous padat atau parut kolagen. Dinding pembuluh darah di daerah parut menebal karena inflamasi sekitar dan kadang-kadang trombosis.

TUMOR

Memiliki 2 kategori, yaitu tumor jinak (adenoma) dan tumor ganas (karshinoma). Tumor jinak dan polyp biasanya terjadi pada gaster. Adenoma lambung jarang terjadi, tapi berpotensi untuk menjadi ganas. Pada leiomyoma, biasanya berukuran kurang dari 4 cm di submukosa dengan ulserasi mukosa diatasnya. Polyp yaitu modul atau masa yang menonjol, lebih tinggi dari permukaan mukosa sekitarnya. Kebanyakan polyp gaster bersifat non neoplastik dan bersifat hyperplastik.Tumor ganas (karsinoma) merupakan tumor maligna lambung terpenting dan tersering, diikuti lymphoma, carcinoid dan tumor mesenchym, yang meliputi tumor stroma, leiomyosarcoma, schwannoma.

Banyak faktor yang berhubungan dengan peningkatan insidensi dari karsinoma gaster, seperti faktor lingkungan, faktor dari host sendiri dan faktor genetik. Faktor lingkungan antara lain infeksi H.pylori yang banyak ditemukan pada type intestinal, faktor diet seperti nitrat dari nitrat pada makanan diawetkan atau air yang tercemar, diasap atau diasin, kurang mengonsumsi buah dan sayur, status ekonomi rendah dan perokok.

Penderita dengan gastritis kronik, gastrectomy partialis dan oesofagus barret juga dapat mengalami karsinoma gaster. Faktor-faktor genetik yang meningkatkan insidensi, seperti pada golongan darah A ada peningkatan resiko untuk menderita karsinoma gaster. Keadaan lain seperti riwayat keluarga.

Patogenesis : infeksi H.pylori menyebabkan gastritis kronik yang diikuti atrophy, metaplasia intestinal, dysplasia dan karsinoma.

Morfologi : lokasi tersering dari tumor ganas lambung yaitu curvatura minor pada regio anthropyloric. Klasifikasi karsinoma gaster berdasarkan pada kedalaman invasi, pola pertumbuhan makroskopis dan subtype histologis. Lesi pada karsinoma dini terbatas pada mukosa dan submukosa, ada atau tanpa metastase ke kelenjar limf perigastrik. Tumor dapat berdiameter 10 cm tanpa menginvasi dinding muskuler. Pada karsinoma gaster lanjut terjadi perluasan neoplasma, menembus submukosa dan mencapai dinding muskularis atau lebih jauh lagi. Pola pertumbuhan secara makroskopis tampak pada awal maupun stadium lanjut yaitu : Bentuk exophytic, penonjolan masa tumor ke dalam lumen

Flat atau depressed, tumor tidak tampak nyata pada mukosa Excavated berbentuk lekuk atau lubang erosi yang dalam pada dinding lambung.

TUKAK GASTER

Adalah suatu gammbaran bulat atau semi bulat atau oval, ukuran > 5 mm kedalaman sub mukosal pada mukosa lambung akibat terputusnya kontinuitas atau intergritas mukosa lambung. Tukak gaster merupakan luka terbuka dengan pinggir oedema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi debris.Epidemiologi : tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung pada tingkat sosial ekonomi, demografi, dujumpai lebih banyak pada pria meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada dekade keenam. Insidensi dan kekambuhan atau rekurensi saat ini menurun sejak ditemukan kuman H.pylori.DAFTAR PUSTAKA1. Junquiera L.C., Carneiro J. 2003. Basic Histology, 10th ed. Lange, New York2. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Dasar ed. 6. EGC : Jakarta3. Sobotta. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta ed.22 jilid 2. EGC : Jakarta4. Eroschenko V.P. 2003. di Fiores Atlas of Histology ed. 9. EGC : Jakarta5. Robbins, Kumar C. 2007. Buku Ajar Patologi ed.7 vol.2. EGC : Jakarta6. Sudoyo, Aru W.; Setiyohadi, Bambang ; Alwi, Idrus ; Sidharta, Marcellus ; Setiati, Siti. 2006. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 ed. IV. FKUI : Jakarta7. Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.11. EGC : Jakarta