34
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Pada tahun 1963, Singapura adalah bagian dari aliansi politik dan ekonomi Federasi Malasia akan tetapi pada tahun 1965, Singapura lepas dari Federasi Malaysia untuk menjadi sebuah republik yang merdeka. Lebih dari 45 tahun, Singapura telah tanpa henti mengejar tujuan menjadi pusat Pra unggulan di Asia untuk pariwisata, perdagangan dan keuangan, dengan mengembangkan program pendidikan dan pelatihan teknis, strategi investasi, penerbangan dan kebijakan lingkungan. Singapura memisahkan diri dari Malaysia pada bulan Agustus 1965. Republik Singapura adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah sebuah kota dunia

Tugas Jepang Kelompok 8 (model pembangunan,ekonomi, dan industri Singapura).docx

  • Upload
    vanisha

  • View
    253

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.I Latar Belakang MasalahPada tahun 1963, Singapura adalah bagian dari aliansi politik dan ekonomi Federasi Malasia akan tetapi pada tahun 1965, Singapura lepas dari Federasi Malaysia untuk menjadi sebuah republik yang merdeka. Lebih dari 45 tahun, Singapura telah tanpa henti mengejar tujuan menjadi pusat Pra unggulan di Asia untuk pariwisata, perdagangan dan keuangan, dengan mengembangkan program pendidikan dan pelatihan teknis, strategi investasi, penerbangan dan kebijakan lingkungan.Singapura memisahkan diri dari Malaysia pada bulan Agustus 1965. Republik Singapura adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Penduduk Singapura yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari etnis Cina, Melayu, India, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah negara yang terpadat kedua di dunia setelah Monako.A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006. Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu. Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini.Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009. Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010.Singapura pasca lepas dari Malaysia sadar bahwa mereka memiliki Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya alam yang sangat terbatas namun kelemahan tersebut dapat diatasi dengan model developmental state Singapura.1.2 Rumusan Masalah Bagaimana model pembangunan industrialisasi dan ekonomi Singapura ?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 MODEL PEMBANGUNAN SINGAPURAKebangkitan ekonomi Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat dunia bahwa negara-negara di Asia Timur pada kenyataannya tidak tergantung kepada frontiernegara maju, terbukti negara-negara itu mulai memberikan perlawanan ekonomi kepada negara pusat atau negara maju.Di pelopori oleh Jepang yang berpendapat bahwa pembangunan yang lebih baik adalah pembangunan yang bersifat mempersiapkan yang berorientasi ekspor (outward looking) karena apabila hanya mengandalkan substitusi impor hanya akan mendatangkan permasalahan baru yaitu quota dan hambatan tarif. Developmental State menjadi model pembangunan ala Jepang yang banyak ditiru oleh negara-negara Asia Tenggara, antara lain Singapura, Laos, dan Malaysia. Singapura mempunyai ambisi besar untuk belajar dari Jepang dalam membangun negaranya, bahkan, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menempatkan Jepang sebagai salah satu guru bagi Singapura, untuk memperlihatkan sikap yang sangat pro dengan kebijakan pembangunan ala Jepang sebagai upaya memperkuat industri domestik dan percepatan pertumbuhan ekonominya.Keberhasilan Developmental State Jepang digambarkan dalam suatu formasi angsa terbang (flying geese), dimana Jepang berada pada posisi terdepan yang memimpin perekonomian Asia melalui pemberian modal, transfer pengetahuan teknologi dan managerial. Singapura merupakan salah satu anggota dari (flying geese).Hubungan Jepang dengan negara-negara Asia Tenggara berlangsung sejak lama. Setidaknya hubungan ini dapat dibagi menjadi empat fase. Pertama, fase perbaikan (reparations). Fase ini ditandai adanya upaya Jepang melakukan pendekatan diplomasi ekonomi dengan cara membayar kompensasi ke beberapa negara bekas jajahannya pada periode 1952 sampai 1964. Singapura merupakan salah satu jajahan dari Jepang (1942-1945).Kedua, fase pembangunan regional (regional development) yang berlangsung pada 1965-1975. Setelah melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Korea Selatan pada tahun 1965 dan China pada 1972, Jepang mulai menjalin hubungan formalnya dengan organisasi negara-negara Asia Tenggara Association ofSoutheast Asian Nations (ASEAN) pada 1973. Sebagai era baru hubungan Jepang dengan negara-negara tetangganya, Jepang kemudian menunjukkan partisipasinya melalui pembangunan ekonomi regional dengan membentuk AsianDevelopment Bank (ADB), the Ministerial Conference for the EconomicDevelopment Southeast Asia, dan the Asian and Pasific Council (ASPAC).Berakhirnya perang Dingin menciptakan suatu lingkungan baru hubungan Jepang dengan negara-negara ASEAN. Partisipasi Jepang di ASEAN semakin besar dan Jepang semakin meningkatkan integrasi regional. Hubungan keduanya juga mengalami perkembangan signifikan dari bidang ekonomi dan politik. Di bidang ekonomi, hubungan keduanya menjadi saling ketergantungan satu sama lain (economic interdependence). Sedangkan dalam bidang politik, keduanya saling berkolaborasi untuk menjadi penyeimbang dari ancaman kemunculan kekuatan ekonomi baru China.Periode paska Perang Dingin juga ditandai dengan kejadian krisis Asia 1998. Krisis finansial yang menyerang sebagian besar negara-negara ASEAN dan beberapa negara Asia Timur ini ditanggapi dengan serius oleh Jepang. Karena krisis Asia tidak saja menjadi ancaman bagi negara-negara Asia yang terkena dampak krisis secara langsung, tetapi juga mengancam stabilitas finansial bagi kawasan Asia. Kerjasama finansial regional yang diusulkan Jepang pertama kali adalah proposal Asian Monetary Fund (AMF) pada September 1997. Konsep AMF merupakan suatu institusi regional yang memberikan bantuan kepada negaranegara yang kesulitan likuiditas jangka pendek. Dalam AMF, Jepang akan menjadi penyedia dana utama untuk membantu negara-negara ASEAN yang terkena dampak krisis Asia 1998 dengan syarat-syarat yang jauh lebih ringan dibandingkan IMF.Periode paska Perang Dingin juga ditandai dengan kejadian krisis Asia 1998. Krisis finansial yang menyerang sebagian besar negara-negara ASEAN dan beberapa negara Asia Timur ini ditanggapi dengan serius oleh Jepang. Karena krisis Asia tidak saja menjadi ancaman bagi negara-negara Asia yang terkena dampak krisis secara langsung, tetapi juga mengancam stabilitas finansial bagi kawasan Asia. Kerjasama finansial regional yang diusulkan Jepang pertama kali adalah proposal Asian Monetary Fund (AMF) pada September 1997. Konsep AMF merupakan suatu institusi regional yang memberikan bantuan kepada negaranegara yang kesulitan likuiditas jangka pendek. Dalam AMF, Jepang akan menjadi penyedia dana utama untuk membantu negara-negara ASEAN yang terkena dampak krisis Asia 1998 dengan syarat-syarat yang jauh lebih ringan dibandingkan IMFKawasan Asia Tenggara selama ini telah dipersiapkan Jepang sebagai kawasan tujuan ekspor, tujuan investasi, dan sumber bahan baku bagi industri Jepang. Semua aspek-aspek tersebut, mendasari Jepang untuk lebih meningkatkan peran ekonominya dalam perdagangan, bantuan pembangunan pemerintah (Official Development Assistance /ODA), dan sumber investasi langsung (Foreign Direct Investment /FDI). Ketiga elemen diatas, telah membawa Jepang menjadi salah satu mitra dagang utama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Singapura menjalankan Free Trade Area (FTA) setelah masuk menjadi anggota ASEAN. Awal industri Singapura dimulai pada tahun 1960-an. Sebelum Singapura dan Malaysia berpisah, Kebijakan industri yang digunakan Singapura awalnya fokus pada subtitusi impor, namun kebijakan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang pendek. Setelah Singapura merdeka kebijakan industrinya berubah ke arah orientasi ekspor (manufaktur).Industrialisasi bagi Singapura adalah simbol modernisasi, kemerdekaan ekonomi, dan alat penyeimbang ekonomi negaranya. Manfaat industrialisasi adalah terbukanya lapangan kerja yang baru. Berikut adalah hal hal yang mempengaruhi industrialisasi Singapura, yaitu :1. Ukuran pasar dalam negeri yang kecil. Sesuai dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Singapura yang sangat sedikit.2. Sumber daya alam yang terbatas.Faktor tersebut membuat Singapura mengeksplor letaknya yang strategis sehingga arah kebijakan nya menjadi fokus pada sektor transportasi, jasa pelabuhan, dan pengolahan bahan impor.3. Faktor sejarah, Singapura yang merupakan daerah jajahan inggris (1826-1867), kemudian Singapura dijajah oleh Jepang (1942-1945), lalu proses melepas dirinya Singapura dari Federasi Malaysia pada tahun 1965.4. Tingkat perkembangan ekonomi.Sejak, kemerdekaannya Singapura telah berhasil lolos dari belenggu hegemoni dan standar hidup mereka telah meningkat secara drastis. Masalah atau hambatan awal pembentukan Industri Singapura:1. Modal yang terbatas.Masalah tersebut dapat diatasi dengan adanya Investasi Asing dari AS, Inggris, Jepang, dan Cina.2. Teknologi yang terbatas.Masalah tersebut dapat diatasi dengan dijalinnya kerjasama antara Singapura dan Jepang di bidang teknologi industrialisasi sesuai dengan teori angsa terbang bahwa Jepang akan menjadi leader untuk Singapura dalam hal industrialisasi.3. Terbatasnya jumlah tenaga kerja yang terampil.Masalah tersebut dapat diatasi dengan kebijakan pemerintah Singapura dalam bidang pendidikan yang membentuk berbagai kegiatan untuk membentuk keterampilan para pekerja dengan kualitas yang sangat baik.4. Terbatasnya jumlah prasarana fisik dan kelembagaan.Masalah tersebut dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara Pemerintah Singapura (birokrat) dengan para Teknokrat.Kemajuan Singapura tidak dapat dipisahkan oleh peran besar sosok Lee Kuan Yew. Ia telah menjadi Perdana Menteri sejak tahun 1959, sebelum bergabung dengan Malaysia. Sebagai elite People Action Party (PAP), ia juga dikenal sebagai pemimpin yang otoriter dan mampu mempertahankan kekuasaan tujuh periode berturut-turut (1963, 1968, 1972. 1976, 1980, 1984, dan 1988)Saat berpisah dengan Malaysia, Singapura merupakan negara kecil yang keadaan ekonominya masih setara dengan Chile, Argentina, dan Mexico. Tapi sekarang dalam perkembangannya, pendapatan perkapita Singapura telah lima kali lebih banyak dari negara-negara tersebut.Walau dengan keadaan negara yang serba kekurangan pada saat itu, Lee Kuan Yew tetap optimis mampu membangun negaranya. Menurut Lee Kuan Yew, kunci keberhasilan Singapura dalam menjadi negara maju adalah karena tekad dan kerja keras dari rakyatnya. Lee Kuan Yew memimpin negaranya seperti memimpin sebuah perusahaan, yang membutuhkan tekad, kerja keras, dan displin tinggi. Jadi tidak heran kalau ia menerapkan sistem pemerintahan yang otoriter demi mencapai tujuan-tujuan negaranya.Strategi pembangunan yang digunakan oleh Lee Kuan Yew adalah bina bangsa (nation building) dan orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi. Ia memilih proses bina bangsa karena Singapura merupakan negara kecil yang multietnis yang selalu rawan konflik. Dengan melakukan bina bangsa, ia menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi terhadap rakyatnya. Jika rasa nasionalisme benar-benar tertanam secara kuat dalam tiap individu, niscaya tidak akan ada konflik-konflik karena perbedaan etnis, agama, ataupun bahasa, sehingga diharapkan rakyat akan tetap terintegrasi dan memunculkan kestabilan untuk mendukung pemerintah.Kemudian yang kedua adalah orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi. Dengan orientasi pembangunan seperti ini maka pemerintahnya akan menerapkan kebijakan publik yang rasional dan selalu memikirkan efisiensi dan efektivitasnya.Hal pertama yang dilakukan oleh pemerintah Singapura adalah menutup saluran demokrasi, karena demokrasi dianggap sebagai penghambat pembangunan. Apalagi dengan komposisi negara yang multietnis dan dikhawatirkan akan memunculkan konflik sosial. Karena itu pemerintah Singapura tersentralisasi demi mencapai efisiensi dan juga menetapkan aturan-aturan yang keras dan tegas. Misalnya aturan-aturan untuk menekan kelompok oposisi dan pembatasan hak berpendapat bagi rakyat. Hukuman akan selalu didapat apabila ada orang-orang yang menentang kebijakan pemerintah. Penerapan sistem otoritarian tersebut ternyata berhasil untuk mewujudkan ketertiban dalam negara Singapura, melaksanakan pasar ekonomi terbuka, dan pemerintahan yang bebas korupsi.Mengapa rakyat Singapura tetap bertahan dengan otoriterisme yang diterapkan pemerintah Singapura saat itu? Apakah rakyat tidak melakukan perlawanan? Dapat kita lihat dari contoh, di Indonesia terjadi peristiwa Mei 1998 berupa demonstrasi besar-besaran yang akhirnya mampu menggulingkan pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan memunculkan era reformasi.Hal itu terjadi karena apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Singapura semata-mata demi memajukan dan menyejahterakan rakyat Singapura itu sendiri, walaupun harus dengan jalan antidemokrasi dan otoriter. Dengan pemerintahan yang otoriter tersebut pemerintah Singapura telah terbukti mampu membangun negaranya menjadi negara maju dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi rakyat Singapura untuk tidak mendukung pemerintahnya. Demokrasi dinilai layak dijalankan pada sebuah negara dengan kehidupan ekonomi dan politik yang stabil dan kondisi warga negaranya yang sudah berpendidikan.Sadar akan pentingnya pengetahuan sebagai penentu kesuksesan masa depan, pendidikan kemudian menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintah Singapura. Sistem pendidikan yang diterapkannya pun berorientasi pada minat dan bakat siswa sehingga mampu mengembangkan potensi para siswanya.Keunikan pendidikan di Singapura yang maju adalah karena bahasa pengantarnya yang multibahasa (bahasa Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil) karena warga negaranya yang multietnis pula. Selain itu kurikulum pendidikan di Singapura juga sangat berorientasi pasa semangat wirausaha yang sangat mementingkan adanya inovasi, kreasi, juga kemampuan berkompetisi para siswanya. Silabus dan kurikulum yang ada selalu dievaluasi oleh Departemen Pendidikan. Mereka selalu menyisipkan hal-hal baru ke dalam silabusnya agar pendidikan dan pengetahuan siswanya di sana selalu up to date. Setelah lulus dan memasuki dunia kerja pemerintah memberikan banyak pelatihan kerja yang profesional hingga mampu mengembangkan keterampilan siswa-siswanya.Walaupun Singapura merupakan negara maju yang rata-rata penduduknya sudah mampu, pemerintah tidak lantas menyamaratakan semua dengan menetapkan biaya pendidikan yang mahal, tapi tetap memberikan keringanan bagi warganya yang tidak mampu dengan memberikan beasiswa. Biaya sekolah di sana pada dasarnya cukup murah, hanya saja diperlukan sedikit tambahan biaya untuk sarana penunjangnya seperti buku, atau transportasi.Hal yang mendukung kemajuan pendidikan Singapura adalah kualitas tenaga pengajar dan perhatian pemerintahnya terhadap guru. Pemerintah memberikan gaji yang memadai bagi guru dan dosen sehingga minat warganya untuk menjadi guru sangat besar. Bahkan yang berminat menjadi guru di sana tidak hanya berasal dari dalam negeri sendiri tapi juga dari luar negeri.Dari ulasan tadi, dapat dilihat bahwa terdapat dua pandangan yang telah berhasil dipatahkan oleh Lee Kuan Yew, yaitu semakin lama berkuasa, akan semakin korup, dan seorang diktator tidak akan mampu menyejahterakan rakyat. Selama ini image seorang diktator adalah berkuasa demi kepentingan pribadi dan kelompok semata, yang cenderung korup dan rakyat menderita karenanya. Namun Lee Kuan Yew berhasil membuktikan bahwa suatu negara juga bisa maju dan sejahtera walaupun tanpa demokrasi dan pemerintahan yang otoriter.Setelah negaranya menjadi maju, Lee Kuan Yew sebagai pemimpin tidak lantas lupa diri. Ia tetap menjadi sosok yang sederhana, bersih, jujur dan bebas korupsi. Ia rela memotong gajinya sendiri dan menaikkan gaji para pejabat yang lain.Sebenarnya gaya kepemimpinan Lee Kuan Yew tidak jauh berbeda dengan Soeharto, yaitu pemimpin yang otoriter. Mereka berdua pun mampu membawa negaranya ke arah kemajuan pada masa itu, namun ada satu kekurangan yang luput dari perhatian Soeharto, yaitu melakukan regenerasi kepemimpinan. Setelah Lee Kuan Yew tidak lagi menjabat, ia menyerahkan kepemimpinan pada orang kepercayaannya, yaitu Goh Chok Tong. Sementara Lee Kuan Yew menjabat sebagai Menteri Senior sehingga secara tidak langsung ia masih mengendalikan negara melalui Goh Chok Tong.Sebenarnya dibalik itu, ia juga telah menyiapkan masa depan Singapura dengan melakukan regenerasi kepemimpinan kepada anaknya, Lee Hsie Long yang dikenal sebagai Big Lee. Regenerasi yang dilakukan Lee Kuan Yew terhadap anaknya sendiri bukan semata-mata nepotisme belaka, namun karena kemampuan dan kerja keras anaknya sendiri. Tidak heran jika dunia mengakui bahwa Big Lee lebih hebat daripada ayahnya. Ia pun berhasil mempertahankan kemajuan yang telah diperoleh Singapura yang berjuang dari nol hingga seperti sekarang ini. Ada satu petikan dari Lee Kuan Yew Kuan Yew yang menurut saya sangat berkesan dan merupakan kunci dari keberhasilan Singapura mencapai kemajuan. Pada New York Times, Lee Kuan Yew pernah berkata,If I had oil and gas Id have a different people, with different motivations and expectations, its because we dont have oil and gas and they know that we dont have, and they know that this progress comes from their efforts, so please do it and do it well.

2.2 KEBIJAKAN EKONOMI SINGAPURAPerekonomian Singapura secara tradisional terbuka. Ekonomi Pasar yang Kapitalistik, berlandaskan Perencanaan Ekonomi Indikatif, terdapat peran penting Pemerintah dalam Pembangunan Singapura berdasarkan kerangka kerja perekonomian Terbuka (Perdagangan dan Investasi Modal Luar Negeri). Dasar ekonomi Singapura didukung oleh ekspor dan pengolahan barang impor. Perusahaan-perusahaan asing mendominasi sektor manufaktur, yang memproduksi 70% output, dan mempekerjakan 50% dari tenaga kerja, membuat 80% dari investasi modal baru, dan akuntansi 90% dari ekspor (1980). Ekonomi Singapura tidak mengalami distorsi. Campur tangan pemerintah Singapura untuk menghilangkan efek dalam struktur pasar seperti monopoli, perilaku ekonomi, dan eksternal ekonomi. Campur tangan pemerintah Singapura sangat luas terhadap perekonomian. Camput tangan tersebut berupa peraturan ekonomi bersifat kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi alokatif. Berikut adalah efek campur tangan pemerintah adalah :1. Penetapan harga.2. Pemberian insentif fiskal terhadap efisiensi industri dengan tujuan mencegah mekanisme pasar.3. Dan, pemilikan industri nasional.

2.3 KEBIJAKAN INDUSTRI SINGAPURAPada tahun 1060-an Industri Singapura mengalami tahapan subtitusi impor yang sangat pendek dan terbatas. Singapura menggunakan strategi industrialisasi pengganti impor yang kemudian beralih menjadi industri yang menopang ekspor (orientasi ekspor). Fokus Singapura pada perdagangan jasa, sektor manufaktur, dan pelabuhan. Industrialisasi yang dilakukan oleh Singapura merupakan simbol modernisasi dan kemerdekaan ekonomi Singapura. Strategi Industrialisasi Singapura dengan Teori Modernisasi Singapura mengalami perubahan strategi perekonomiannya dari industri subtistusi impor menjadi industri yang berorientasi ekspor. Perubahan strategi perekonomiannya itu berawal dari gagalnya merger antara Singapura dengan Malaysia, yang dimana penggabungan tersebut dilakukan oleh kedua negara pada tahun 1963 dalam suatu wadah Federasi Malaysia. Mengingat luas wilayah Singapura dan sumber daya alam yang terbatas, maka Singapura merubah arah strategi perekonomiannya. Langkah awal perjalanan ekonomi Singapura pasca keluar dari Federasi Malaysia, Pemerintah mengubah arah kebijakan Singapura menjadi negara Industri yang berorientasi ekspor dan memanfaatkan letak geografisnya yang strategis menjadi tempat perdagangan dan jasa internasional dengan mengajak perusahaan-perusahaan internasional untuk mendirikan kantor cabangnya di Singapura.Strategi industrialisasi yang dilakukan Singapura diikuti dengan strategi menarik investor sebanyak-banyaknya ke Singapura, mengingat modal pembangunan yang sangat terbatas dan terbatasnya pula sumber daya manusia yang berkualitas pada saat itu. Serta pemanfaatan Selat Malaka secara optimal sebagai pelabuhan internasional dan jasa internasional yang dimana selat jalur laut yang sangat strategis dan padat yang menghubungkan antara benua Eropa dengan kawasan di Asia TenggaraModernisasi merupakan suatu proses bertahap (Suwarsono-So, 1991: 21). Jelas bahwa untuk mencapai segala sesuatu pun harus melalui proses yang ada. Rostow memaparkan berbagai fase pertumbuhan ekonomi yang hendak dilalui masyarakat. Dimulai dengan fase masyarakat tradisional, kemudian masuk kedalam fase prakondisi tinggal landas, diikuti dengan tahapan tinggal landas, kemudian akan dicapai tahap kematangan pertumbuhan, serta yang akan dicapai masyarakat dengan konsumsi massa yang tinggi. Fase-fase yang dipaparkan oleh Rostow ini juga dapat diterapkan dalam tahapan pertumbuhan ekonomi di Singapura. Diawali masyarakat tradisional yang hanya sedikit sekali mengalami perubahan sosial. Kemudian secara lambat laun memasuki tahap pra tinggal landas dimana sudah terdapat perubahan karena adanya kaum usahawan ataupun sudah mulai adanya industrialisasi. Walaupun sudah ada perubahan tetapi Rostow memandangnya hanya sebagai prakondisi untuk mencapai tahap tinggal landas. Investasi menjadi hal yang cukup penting dalam perubahan ke fase tinggal landas ini. Bahkan Rostow menjelaskan bahwa faktor penentu untuk mencapai tahap tinggal landas dan pertumbuhan ekonomi yang otonom dan berkelanjutan adalah pemilikan kemampuan untuk melakukan investasi 10% dari pendapatan nasional (Suwarsono-So, 1991: 17). Dan ini memang terbukti, Singapura dapat tinggal landas karena menerapkan peluang berinvestasi yang cukup besar kepada pihak asing.Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang otonom dan berkelanjutan Rostow juga memaparkan, maka selanjutnya akan tercapai tahap kematangan pertumbuhan dengan diikuti oleh pesatnya perluasan kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan Nasional, peningkatan permintaan konsumen, dan pembentukan pasar domestik yang tangguh. Rostow memberikan label tahapan akhir ini sebagai masyarakat dengan konsumsi massa tinggi (Suwarsono-So, 1991:17).Perekonomian yang baik tentunya ditunjang pula oleh suasana politik yang stabil pula. Itulah salah satunya yang dipertahankan oleh Singapura, mereka berupaya untuk menjaga suasana politik yang stabil dan ditunjang oleh terjaminnya keamanan dan pertahanan. Karena mereka sadar dengan keadaan bahwa mereka hanya memiliki wilayah yang sempit dengan miskinnya sumber daya alam yang dimiliki tetapi mereka sadar pula akan strategisnya posisi mereka. Dengan begitu pelabuhan di Singapura ini merupakan pelabuhan yang cukup ramai bahkan menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di dunia. Dengan stabilnya politik maka kebijakan untuk membuka investasi asing mendapat respon yang baik dari para investor asing untuk berinvestasi di Singapura. Segala ketakutan-ketakuatan menjadi hilang karena kestabilan politiknya dengan ditunjang oleh keamanan dan pertahanan.Selain itu, dukungan rakyat sangat menentukan. Pemerintah harus memastikan persetujuan rakyatnya sendiri untuk politik luar negeri maupun nonpolitik dalam negerinya yang dirancang untuk mengarahkan unsur-unsur kekuatan nasional supaya dapat mendukung keduanya. Dalam kasus di Singapura yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dukungan rakyat mempunyai pengaruh yang cukup penting didalam menunjang pemerintahnya untuk melaksanakan program-program pembangunan yang telah dibuatnya. Apabila kita mencermati salah satu ciri pokok manusia modern seperti yang disebutkan oleh Inkeles bahwa manusia modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan kemampuannya untuk menundukan alam semesta. Itulah yang dilakukan oleh penduduk Singapura dengan wilayahnya yang sempit tapi mereka dapat menundukan alam dengan cara memanfaatkan alamnya yang sempit tetapi dapat dijadikan menjadi tempat transito yang cukup ramai bahkan salah satu yang tersibuk di dunia. Mereka juga aktif dalam percaturan politik tetapi disiplin sehingga dapat dilihat bahwa tingkat korupsi di negara Singapura cukup rendah. Itu juga sedikit banyaknya diakibatkan oleh faktor agama yaitu konfusianisme seperti yang dinyatakan oleh Bellah dalam contoh kasusnya di Jepang. Seperti di Cina, Konfusianisme menekankan pentingnya faktor efisiensi, harmoni, dan sekaligus integrasi dari berbagai bagian yang berbeda dari masyarakat dalam usaha produksi (Suwarsono-So, 1991: 38). Konfusianisme yang tertanam pada diri masyarakat etnis Cina di Singapura membentuk suatu karakter sosial yang positif terhadap bangsa Singapura sebagai bangsa yang tertib, bersih, teratur, nyaman. Hampir 70% warga Singapura berasal dari Cina dan beragama Konfusianisme sehingga nilai-nilai konfusianisme yang berkembang di Singapura juga turut mengkontribusi pada pembentukan kualitas pemerintah.Pola perubahan dalam perekonomian di Singapura setelah berpisah dari Malaya berubah dari pola tradisional menjadi modern dengan menggalakan industialisasi di negaranya. Bahkan membuka peluang investasi asing selebar-lebarnya seperti dipaparkan diatas menjadi sesuai dengan apa yang disebutkan dalam persfektif teori modernisasi memandang pertumbuhan ekonomi dalam sutu negara. Karena selain bertahap, modernisasi juga merupakan proses sistemik dimana didalamnya ada proses industrialisasi. Karena sifatnya yang sistemik dan transformatif maka prosesnya akan berjalan terus-menerus. Teori ini berusaha untuk mengentaskan kemiskinan bahkan mengajak negara dunia ketiga untuk meninggalkan keterbelakangan. Berbeda dengan Indonesia sudah berusaha untuk berubah meninggalkan keterbelakangan tetapi apa boleh buat mentalitasnya yang masih belum kuat untuk menerima itu semua, Singapura dapat berubah kearah yang progresif karena didukung oleh mentalitas setiap penduduknya. Setiap kebijakan pemerintahnya didukung pula oleh setiap warga masyarakatnya.Sukses ekonomi Singapura dinilai tak bisa dilepaskan dari etika Konfusianisme yang menekankan pada kerajinan, inovasi, disiplin, kesetiaan pada keluarga, penghormatan pada orang tua dan otoritas, selalu mencari harmoni, dan sifat-sifat baik lainnya yang mendukung sukses. Bila dilihat dari teori Modernisasi Baru, sebenarnya konfusianisme yang bersifat tradisional dapat bergandengan dengan hal-hal modern. Awalnya tradisi itu dianggap sebagai penghalang pembangunan dalam teori modernisasi tapi dalam kajian modernisasi baru, justru tradisi seperti konfusianisme itu menjadi faktor positif yang dapat mendukung pembangunan. Itu semua terbukti dalam proses pembangunan di Singapura dimana hal-hal tradisional itu justru dapat mendorong bahkan mendukung pembangunan di Singapura.Selain faktor-faktor di atas, kesuksesan Singapura tidak terlepas dari peran tokoh Lee Kuan Yew. Sebagai Perdana Menteri pertama dari tahun 1965 sampai 1990, Lee merancang ekonomi Singapura dengan keunggulan sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme (Soepriyatno,2008). Dari sisi kapitalisme, Singapura membuka selebar-lebarnya peluang investasi asing atau swasta sedangkan dari sisi sosialisme, sektor usaha strategis seperti telekomunikasi, pembangunan infrastruktur seperti bandara, jalan raya, dan lain-lain dikuasai Pemerintah. Infrastuktur yang handal pun akan mengundang warga asing untuk berlibur dan tentu saja membelanjakan uang mereka di Singapura sehingga menjadi penghasilan bagi negara.

2.4 INDUSTRI MEDIA SINGAPURA ( Studi Kasus)Sekitar 40.000 orang bekerja di sektor media Singapura. Industri media Singapura meliputi bidang penerbitan, percetakan, penyiaran, film, musik, digital, dan teknologi informasi (TI). Industri Media berkontribusi 1,56% terhadap GDP di Singapura dan perluasan dari industri media memainkan peran penting di Singapura dan dapat memperluas Singapura sebagai pusat media utama di wilayah ASEAN. Pemerintah Singapura berusaha untuk meningkatkan pembangunan media untuk mendirikan Singapura sebagai pusat media. Media lokal secara langsung di bawah kontrol pemerintah melalui proses berbagi saham dan investasi di sektor media. Percetakan Media ditangani oleh Singapore Press Holdings. 16 koran disirkulasikan secara aktif dalam bahasa seperti Inggris, Cina, Tamil dan Melayu. Sebagian besar surat kabar tersebut adalah surat kabar Business Times, Today , The NewPaper dan Straits Times juga merilis berita harian online. Majalah populer seperti 88 days, Her World, Men Health dan FHM Singapura juga menarik banyak pembaca.

KESIMPULAN

Singapura pada masa awal berdirinya bukanlah sebuah negara maju. Ia hanya sebuah negara kecil yang pernah dijajah oleh Inggris dan dijadikan pusat perdagangan dan pangkalan militer. Singapura memiliki wilayah yang sangat sempit dan sumber daya alam yang tidak melimpah. Kemajuan Singapura tidak dapat dipisahkan oleh peran sosok Lee Kuan Yew sebagai seorang founding fathers Singapura. Ia menerapkan pemerintahan yang otoriter untuk menciptakan kestabilan sosial politik di negaranya yang terdiri dari berbagai etnis yang rawan konflik, demi kelangsungan pembangunan Singapura itu sendiri. Selain hal tersebut, Lee Kuan Yew juga sangat memperhatikan pendidikan warga negaranya. Kualitas pendidikan di Singapura memang sangat bermutu, terbukti dari keunggulan para lulusannya. Pemerintah Singapura juga sangat memperhatikan kesejahteraan guru sehingga mereka mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas. Dibalik itu semua, kunci keberhasilan Singapura pada dasarnya adalah tekad dan kerja keras para rakyatnya di tengah segala keterbatasan yang ada, mereka mempunyai disiplin yang tinggi dan penuh semangat untuk mencapai kesejateraan dan memajukan negaranya. Singapura membuat berbagai produk barang dan jasa yang padat modal dan padat keterampilan (teknologi ). Kebijakan ekonomi singapura sangat bergantunga pada ekspor dan pengolahan barang impor. Singapura merupakan salah satu Negara yang sudah sukses dalam proses industrialisasi dan hal tersebut terbukti dari berbagai pencapaian yang telah dicapai Singapura, yaitu :1. Singapura memiliki pelabuhan tersibuk di dunia.1. Singapura merupakan tempat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia, setelah London, New York, dan Tokyo.1. Bank Dunia (World Bank) menempatkan Singapura pada peringkat teratas di dunia untuk hubungan logistik.1. Ekonomi Singapura merupakan 10 Negara yang paling terbuka, kompetitif, dan inovatif di dunia.1. Singapura merupakan Negara yang paling ramah bisnis di dunia, dimana terdapat ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura dan ratusan ribu pekerja manual asing bekerja di berbagai perusahaan MNC.1. Produksi barang dan jasa yang terdepan dihasilkan oleh Singapura, contohnya : Singapore Airlines, Bandara Changi, berbagai destinasi wisata skala internasional, system tranportasi yang efektif, dan manajemen lalu lintas yang sangat ketat.1. Singapura merupakan pusat keuangan terbaik keempat di dunia.1. Singapura menempati posisi cadangan devisa terbesar ke Sembilan di dunia.1. Singapura merupakan salah satu anggota macan asia. (Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, dan Singapura) Negara-negara tersebut mengatur pasar di Asia.1. Economist Intelligence Unit dalam indeks kualitas hidup menempatkan Singapura pada peringkat 1 di Asia dan ke 11 di dunia.1. Singapura menduduki peringkat 10 sebagai kota paling mahal untuk hidup di dunia.

DAFTAR PUSTAKA BukuC.P.F. Luhulima. (2010). Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015. Yogyakarta : Pustaka PelajarHaryono. Andreas. (2012). Lee Kuan Yew Legenda Hidup Asia. Jakarta : Majalah LiderAriff, M : Hill, H. (1988). Industrialisasi di ASEAN. Jakarta : LP3ESInformation Division, Ministry of Communications and Information. 1985. Singapore Facts and Pictures 1985. Singapore: Ministry of Communications and InformationTeori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta, InsistPress bekerjasama dengan Pustaka Pelajar; 2001; halaman 139

Website http://www.aseannewsnetwork.com/singapore/economy-indonesian.html