Upload
md-farid-ahmed
View
156
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
BAHAN DISKUSI
Tugas Mata Kuliah :Filsafat Sains
(PPN 501)
Oleh :Theresia Widiastuti
T62 130 2002
PROGRAM DOKTOR (S3) PENYULUHAN PEMBANGUNAN / PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNSApril 2013
0
PENGANTAR
Tulisan ini merupakan tugas pertama pada matakuliah Filsafat Sains (PPN
501). Isinya menjawab 39 pertanyaan dari Prof Dr. Joko Nurkamto, M.Pd
sebagai bahan diskusi, yang diambil dari materi perkuliahan, beberapa
pustaka terkait, serta artikel yang diperoleh melalui internet.
Surakarta, 15 April 2013
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halama
n
Halaman
Judul………………………………………
0
Pengantar…………………………………
…………..
1
Daftar
Isi……………………………………………
….
2
Pertanyaan
No.1……………………………………
3
Pertanyaan
No.2…………………………………..
5
Pertanyaan
No.3…………………………………..
7
Pertanyaan
No.4…………………………………..
8
Pertanyaan
No.5…………………………………..
9
Pertanyaan
No.6…………………………………..
10
Pertanyaan
No.7……………………………………
11
2
Pertanyaan
No.8…………………………………..
13
Bahan
Baca…………………………………………
..
14
1 a. Apa yang anda pahami tentang pengertian ilmu ?
Ilmu sama dengan pengetahuan; suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu di bidang
(pengetahuan) (KBBI, 1990:324).
Ilmu merupakan perwujudan kebudayaan manusia yang
mengacu pad aktivitas pemikiran atau riset, metode ilmiah dan
pengetahuan.
Science is Systematic study of anything that can be examined,
tested, and verified (materi kuliah Filsafat Ilmu, Senin 8 April
2013).
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara
konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
3
(Stefanus Supriyanto, 2013: 42)
Ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam
lingkup pengalaman manusia.
Bersifat objektif atau terukur, pragmatis atau tidak mencari
kebenaran yang absolute tetapi kebenaran yang bermanfaat
bagi manusia pada perkembangan tertentu, dan konsisten atau
penemuan yang satu didasarkan kepada penemuan-penemuan
sebelumnya.
b. Apa ciri-ciri ilmu ?
Empiris : hasil yang diperoleh berdasarkan fakta aktual yang
bisa ditangkat oleh indera (observasi, percobaan), dan rasional.
Sistematik : pengetahuan yang telah tersusun dan teratur,
serta ada hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya.
Obyektif dan universal : apa adanya tanpa ada unsur subyektif
dari penelaahnya, serta berlaku di banyak tempat.
Analisis : pengetahuan dapat diurai secara rinci → dapat
dipelejari sifat, hubungan, dan peranannya.
Verifikatif : dapat diteliti kembali kebenarannya dari hasil
penelitian sebelumnya.
Dapat dikomunikasikan atau didiskusikan.
c. Apakah anda setuju bahwa objek ilmu adalah segala sesuatu yang
bersifat fisikal, yang dapat diamati, diukur, dan diulangi ?
Ya setuju, sebab sumber informasi dalam ilmu adalah
berdasarkan indera rasa : mata, pendengaran, sentuhan, dan
seterusnya; yang dapat dilihat secara visualnya, dapat didengar
karena berupa suara, dapat diraba karena mempunyai massa,
dan seterusnya.
d. Apa yang membedakan ilmu dari agama dan seni dilihat dari
objeknya ?
Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang diorganisir secara
sistematis berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang
kemudian dihubungkan berdasarkan pemikiran yang cermat
dan teliti serta dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
4
metode tertentu. Ilmu membatasi diri pada pengkajian obyek
yang berada dalam lingkup pengalaman manusia.
Agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan
menyembah Ilahi (yang dipercayai dapat memberi keselamatan
serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia);
upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus (secara pribadi
dan bersama) yang ditujukan kepada Ilahi. Agama memasuki
daerah penjelajahan yang bersifat transendental yang berada
di luar pengalaman manusia.
Seni :
o Dalam KBBI memiliki pengertian kesanggupan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.
o Dalam Ensiklopedia Indonesia, seni adalah penciptaan
segala hal atau benda yang karena keindahannya orang
senang melihatnya atau mendengarnya.
o Menurut Aristoteles, seni adalah peniruan terhadap alam
tetapi sifatnya harus ideal.
o Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan
manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah
sehinga dapat menggerakkan jiwanya.
o Matius Ali dalam Estetika, Sebuah Pengantar Filsafat
Keindahan,
Seni adalah ungkapan emosi atau ungkapan perasaan
seniman.
Dapat disimpulkan seni adalah suatu penciptaan
berdasarkan pengalaman yang berujung pada
keindahan, yang dapat ditangkap oleh indera.
Seni adalah kenikmatan hidup, Agama berarti kasih sayang.
Ilmu berarti kebenaran dan akal. Manusia membutuhkan
ketiganya, karena manusia terlahir dengan dari kasih sayang
dan dianugerahi akal dan budi.
2 a. Bagaimana anda memetakan perkembangan ilmu dari masa purba
hingga masa kini ?
5
Dalam buku Filsafat Ilmu, perkembangan ilmu pengetahuan
dikelompokkan atas 5 zaman, yaitu: purba, penyelidikan,
pertengahan, modern, kontemporer (2013:3).
b. Apa yang menjadi ciri utama dari setiap masa atau periode
perkembangan ilmu ?
Zaman purba pengetahuan dari apa yang dilihat.
Zaman penyelidikan dialog dan logika.
Zaman pertengahan teologi.
Zaman modern metode berpikir.
Zaman kontemporer relativisme.
c. Siapa tokoh-tokoh ilmuwan pada setiap masa atau periode
perkembangan ilmu ?
Zaman purba dibagi menjadi zaman pra-sejarah dan zaman
sejarah → belum ada tokoh pada zaman ini.
o Prasejarah → ditandai dengan pengetahuan apa dan
bagaimana melalui kemampuan : mengamati, membeda-
bedakan, memilih, melakukan percobaan berdasarkan
prinsip trial and error.
o Sejarah (15.000 – 600 SM) → mulai memiliki kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung.
Zaman penyelidikan (600 dan 200 SM → di zaman ini dikenal
filsuf-filsuf Yunani yang satu dengan lainnya memiliki
hubungan, yaitu Socrates (470 – 399 SM) dengan metode
dialektis atau dialog; merupakan guru dari Plato (427 – 347 SM)
yang menumpukan ajarannya tentang ‘ide’; dan Aristoteles
(382 – 322 SM) yang merupakan murid Plato, dikenal sebagai
pelopor logika deduktif yang menitikberatkan pada rasionalitas.
Zaman pertengahan atau zaman Renaissance (14 – 17 SM)
yang ditandai dengan tampilnya theolog di lapangan ilmu
pengetahuan → para ilmuwan terkait dengan aktivitas
keagamaan → bangkitnya kembali pemikiran bebas dari
dogma-dogma agama.
Zaman Modern (17 – 9M) dengan tokohnya Rene Descartes
6
(1598-1650) dan Isaac Newton (1643-1727) → yang
mewariskan suatu metode berpikir yang menjadi landasan
berpikir ilmu pengetahuan modern, yaitu :
o Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali
memang diyakini sendiri bahwa memang benar.
o Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil
untuk mempermudah penyelesaian (analisis).
o Berpikir runtut mulai dari yang paling sederhana sampai
yang paling rumit.
o Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh
diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan.
Zaman Kontemporer (abad 20 dan seterusnya), dengan tokoh
Albert Einstain seorang ahli fisika yang menyatakan bahwa
alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas. Ia disebut
sebagai tokoh relativisme.
d. Apa kontribusi yang menonjol dari tokoh-tokoh ilmuwan tersebut di
masanya ?
Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang
asal mula terjadinya alam semesta dianggap sebagai perintis
filsafat alam (natural philosophy).
Socrates dikenal dengan dialognya.
Plato dikenal dengan pemikiran etika dan metafisika.
Aristoteles memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya
hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak
terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.
Socrates, Plato, dan Aristoteles mencari kebenaran melalui
diskusi, dialog berdasarkan nalar.
Rene Descartes bapak Filsafat Modern semuanya tidak ada
yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir.
Galileo Galilei hukum gerak matahari mengitari bumi.
Immanuel Kant filsuf Jerman yang mengeksplorasi tentang
dunia pengalaman.
e. Apakah perkembangan ilmu memiliki percepatan yang sama dalam
7
periode ?
Tidak, percepatan perkembangan setiap ilmu tergantung pada
bidang keilmuannya.
3 a. Dengan cara apa ilmu dikembangkan ?
Ilmu dikembangkan melalui cara penelitian ilmiah dengan
menggunakan berbagai pendekatan, strategi, dan model
penelitian.
b. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah ?
Metode ilmiah merupakan perpaduan metode kuantitatif,
kualitatif, dan verifikatif, sehingga dikenal sebagai metode
logiko-hipotetiko-verifikatif (Penggabungan atau pemaduan dua
penalaran dengan jembatan hipotesis).
Sebagai proses untuk kegiatan penelitian (aktivitas/kegiatan
ilmiah) yang menggunakan pendekatan deduktif-induktif-
verifikatif.
c. Bagaimana metode ilmiah teraplikasikan dalam penelitian ilmiah ?
Metode ilmiah teraplikasikan dalam penelitian ilmiah melalui
langkah-langkah yang merupakan proses penelitian, dimulai
dengan identifikasi masalah, perumusan masalah, menetapkan
tujuan, dan seterusnya. Proses tersebut bergantung pada
metode apa yang digunakan, yakni kuantitatif, kualitatif, atau
gabungan dari keduanya.
d. Apa yang Anda pahami tentang pengertian penelitian?
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan
intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat
dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar
memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan
dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem
melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali
dengan cara yang sama dan hasil sama.
e. Apa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ?
8
Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan sedangkan penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas,
dan berakhir dengan suatu “teori”.
4 a. Apa yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah ?
Kebenaran Ilmiah adalah kebenaran terbuka atau dengan kata
lain setiap individu berhak menguji melalui proses penelitian
yang ilmiah. Kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian
ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan
untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa
metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu.
b. Apakah ada kebenaran-kebenaran lain selain kebenaran ilmiah?
Ada. Menurut Wallace dalam artikel Rochmadi pada
library.um.ac.id ada beberapa jenis kebenaran lainnya yaitu
kebenaran otorita atau kebenaran pengetahuan yang berasal
dari pernyataan tokoh yang sedang berkuasa; kebenaran logika
atau rasional, yaitu kebenaran pengetahuan yang
diperoleh/berasal dari kaidah dan logika formal atau pola pikir
(rasional) manusia yang kadang tidak perlu dibuktikan;
kebenaran mistik yaitu kebenaran pengetahuan yang diperoleh
atau berasal dari pernyataan yang terkait dengan kepercayaan,
dengan hal-hal gaib seperti kepercayaan terhadap para dewa,
kepercayaan akan adanya roh halus, kepercayaan bahwa ada
hantu, dan sebagainya.
c. Apa perbedaan antara kebenaran ilmiah dan kebenaran religius
dilihat dari sifatnya?
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan
obyeknya. Para filosof menguji kebenaran dengan teori-teori :
koresponden (persamaan dengan fakta), teori koherensi
(konsistensi), dan teori pragmatis ; dan hasilnya tidak absolut.
Kebenaran Ilmiah.adalah suatu kebenaran yang diperoleh
secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran
9
logika ilmiah. Persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya
itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus
yang dengan aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan
benar adalah pengetahuan obyektif.
Kebenaran ilmiah yaitu suatu kebenaran yang berasal bukti-
bukti atau data-data yang diperoleh dan diuji melalui prosedur
atau metode ilmiah, baik deduktif maupun induktif.
Kebenaran religi adalah kebenaran yang diperoleh dari Yang
Maha Pencipta melalui wahyu yang diturunkan kepada
manusia.
d. Mana yang lebih Anda percayai: kebenaran ilmiah atau kebenaran
religius?
Keduanya. Kebenaran ilmiah, pengalaman-pengalaman yang
didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio.
Kebenaran religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari
Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan
integritas dengan iman dan kepercayaan.
e. Bagaimana Anda memposisikan kebenaran ilmiah di antara
kebenaran-kebenaran lainnya ?
Kebenaran ilmiah bisa disebut milik manusia hasil kerja
“ilmiah” dan melahirkan kebenaran “ilmiah” yang dapat
berkembang pesat tidak mutlak benar. Kebenaran ilmiah
dapat membuktikan kebenaran Illahi dalam banyak kejadian,
seperti contohnya hasil penelitian ilmiah bahan piramida yang
membuktikan kebenaran Al Qur’an
(http://feehas.wordpress.com/2012/10/02/hasil-penelitian-ilmiah-bahan-
piramida-buktikan-kebenaran-al-quran).
5 a. Apa manfaat ilmu bagi kehidupan manusia?
Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak
Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah
mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia
pun menjadi lebih dinamis dan berwarna. Dengan ilmu,
manusia senantiasa: (1). mencari tahu dan menelaah
10
bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, (2).
menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya,
(3). menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu
dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
b. Apa perbedaan antara manfaat ilmu dan manfaat agama ?
Manusia sebagai makhluk hidup Tuhan yang paling tinggi
dikaruniai akal budi sehingga memiliki hati dan pikiran. sebagai
pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupan di dunia
dan agama berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia
sehinggatercapainya kebahagian ketika di dunia dan di akhirat
kelak ketika manusia telah kembali pada- Nya.
Manfaat Ilmu adalah untuk membantu manusia untuk dapat
menjalani kehidupan ini dengan lebih baik, tidak saja untuk
dirinya tetapi juga untuk sekitarnya, sedangkan agama
bermanfaat untuk membersihkan hati dan jiwa
manusiasehingga menjasi manusia yang berbudi karena agama
mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Dengan demikian
manusia dapat menggunakan karunia terindahnya dalam
bentuk akal dan budi.
c. Bagaimana prinsip-prinsip pemanfaatan ilmu ?
Pada dasarnya ilmu telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia pada prinsipnya ilmu ada
untuk kebaikan, kesejahteraan, kemudahan, dan seterusnya.
d. Apa yang terjadi apabila prinsip-prinsip tersebut tidak diindahkan ?
Jika prinsip tersebut dilanggar, maka ilmu justru akan menjadi
malapetaka bagi manusia sendiri.
e. Menurut pandangan Anda, apakah pemanfaatan ilmu saat ini sudah
sepenuhnya mampu mewujudkan kesejahteraan hidup umat manusia
?
Belum.
6 a. Apakah ilmu bersifat bebas atau terikat nilai (value) ?
Ilmu pengetahuan tidak bersifat bebas, sebab ilmu tersebut
tercipta dengan adanya pengaruh nilai di luar ilmu itu sendiri,
11
seperti nilai agama, sosial, moral, politik, ekonomi, dan
sebagainya. Sehingga dapat mengakibatkan munculnya
masalah ketika diterapkan.
Jika terjadi masalah maka penyebabnya adalah karena ilmu
pengetahuan tidak disusun sungguh-sungguh berdasarkan
kebenaran ilmiah.
b. Pada dimensi apa kegiatan keilmuan bebas atau terikat nilai:
ontologi, epistemologi, aksiologi, atau ketiga-tiganya ?
Dimensi ontology obyek ilmu batas-batas kajian ilmu yang
membedakan ilmu yang satu dengan lainnya; dimensi
epistimologi 0byek pengembangan ilmu ; aksiologi
pemanfaatan keilmuan; dengan kata lain keilmuan bebas atau
terikat nilai adalah pada kegiatan ketiganya.
c. Apa yang dimaksud dengan nilai ?
Nilai mencakup hal-hal yang dianggap baik dan hal-hal yang
dianggap buruk. Di dalam keilmuan nilai adalah suatu
penetapan atas suatu kualitas objek yang menyangkut suatu
jenis apresiasi atau minat.
d. Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai landasan atau framework
dalam kegiatan keilmuan ?
Nilai Illahi (nilai yang berasal dari Allah), nilai insani (nilai yang
tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan
berkembang dari peradaban manusia yang bersifat dinamis),
dan nilai etika (apa yang baik dan buruk).
e. Kendala atau masalah apa yang muncul ketika kita menggunakan
nilai-nilai tersebut dalam kegiatan keilmuan ?
Masalah muncul ketika ilmu pengetahuan tidak disusun
sungguh-sungguh berdasarkan kebenaran ilmiah, yakni
kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan
proses penelitian dan penalaran logika ilmiah.
7 a. Bagaimana pendapat Anda tentang hubungan antara ilmu dan
agama?
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
12
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
b. Apa kontribusi agama terhadap ilmu dan apa kontribusi ilmu
terhadap agama ?
Idealnya ilmu dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia, sedangkan agama adalah pembentuk
karakteristik dan mental manusia agar berbudi luhur. Ilmu
merupakan kebutuhan dan kewajiban yang harus dilaksanakan
untuk menjaga keharmonisan kehidupan. Sementara manusia
pun memerlukan agama agar dijauhkan dari berbagai
penyimpangan yang merugikannya, termasuk penyimpangan
melalui ilmu.
c. Apakah orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas serta
merta menjadi orang yang alim (berperilaku mulia) ?
Belum tentu atau tidak selalu.
d. Mengapa produk-produk keilmuan sering tidak selaras dengan ajaran-
ajaran agama ?
Publikasi Ilmiah merupakan salah satu produk utama aktivitas
penelitian ilmiah di samping potensi aplikasi pengetahuan
ilmiah yang dihasilkan dalam bentuk teknologi. Oleh karena itu,
aktivitas penelitian dapat dipandang sebagai ujung tombak
yang bermata dua yang di satu sisi menghasilkan pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) mengenai fenomena alam
(discovery) sedangkan di sisi lain pengetahuan tersebut dapat
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi teknologi
(invention) yang mampu menghasilkan produk dan atau jasa
(goods & service).
Melalui ajaran agama manusia atau umat beragama mengenal
13
Ilahi sesuai dengan sikonnya sehari-hari; sekaligus mempunyai
hubungan yang baik dengan sesama serta lingkungan hidup
dan kehidupannya.
Produk keilmuan bersifat sekuler atau bersifat duniawi atau
kebendaan, sedangkan agama bersifat kerohanian.
e. Mungkinkah ilmu “disatukan” dengan agama ?
Pada prinsipnya ilmu dan agama tidak dapat disatukan, karena
ada yang mengatakan bahwa ilmu dan agama berbeda
pandangan sejak lama, dan di sisi lain keduanya hidup
berdampingan untuk saling mengisi.
Ilmu pengetahuan tak dapat menggantikan peran agama,
karena agama memberikan kasih sayang, Agama haras
dipahami dengan memperhatikan ilmu pengetahuan, sehingga
tidak terjadi pembauran agama dengan mitos. Agama tanpa
ilmu pengetahuan berakhir dengan kemandekan dan prasangka
buta, dan tak dapat mencapai tujuan.
Melalui ilmu pengetahuan kita dapat mengenal alam, kita dapat
mengetahui hukum alam, dan kita pun dapat mengenal siapa
diri kita sendiri. Kalau tak ada ilmu pengetahuan, agama
menjadi alat bagi orang-orang pandai yang munafik. Ilmu
pengetahuan dapat menunaikan tugasnya sendiri, yaitu mem-
bentuk dunia dan juga tugas agama, yaitu membentuk
manusia.
8 a. Siapa yang dimaksud dengan ilmuwan?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmuwan adalah orang
yg ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu;
orang yg berkecimpung dl ilmu pengetahuan.
Ilmuwan ialah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh- sungguh. Macam-
macam ilmuwan berdasarkan bidangnya
b. Bagaimana posisi ilmuwan di suatu negara ?
Peran dan tugas kaum intelektual:Mengembangkan ilmu
pengetahuan: dari yang paling dasar dan nyata (fisika) sampai
14
yang paling tinggi dan abstrak (agama). Mengembangkan
inovasi: teknologi, manajemen dan ahlak yang lebih
baikMenyampaikan atau menyalurkan ilmu pengetahuan dan
inovasi agar masuk kebijakan dan politik pembangunan yang
lebih baik Membangun masyarakat berbasis ilmu pengetahuan,
“knowledge based society”.
c. Apa tanggung jawab ilmuwan dalam pembangunan nasional ?
Tanggungjawab ilmuwan dalam pembangunan nasional adalah
menyampaikan hasil produk keilmuannya yang berdimensi
religius atau etis (tidak melanggar kepatutan yang dituntut
darinya berdasarkan etika umum dan keilmuan) dan sosial,
kepada masyarakat luas agar dapat dimanfaatkan.
d. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran ilmuwan dalam
pembangunan ?
Faktor utama adalah kebijakan pemerintah yang seringkali
tidak berpihak pada para ilmuwan .
Faktor lain adalah masalah Sumber Daya Manusia dengan
segala permasalahannya.
e. Mengapa di negara kita ilmuwan sering “berubah” sikap dan
perilakunya setelah menjadi politisi atau birokrat?
Seorang birokrat sebagai pelaksana pemerintahan seharusnya
menjadi pelayan bagi masyarakat. Kenyataan yang terjadi di
Indonesia pemerintahan saat ini justru lebih ‘melayani
kepentingan sendiri atau golongannya’.
Kondisi seperti ini menyebabkan siapapun termasuk ilmuwan
yang terlibat dalam urusan pemerintahan, mau tidak mau turut
terimbas dalam lingkaran kepentingan diri di kalangan birokrat
tanpa memikirkan tugas utama sebagai abdi negara.
BAHAN BACABertens (penterjemah). 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta : PT Gramedia
15
Hamersma, Harry. 1983. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta : PT Gramedia.
Kuswanjono, Arqom. 2011. Integrasi Ilmu dan Agama. Makalah pada Sadra International Institute online.
Lubis, Solly. 2012. Filsafat Ilmu dan Penelitian. Medan : PT Softmedia.
Moeliono, Anton (Penyunting Penyelia), 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Supriyanto, Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher.
Materi Mata Kuliah Filsafat Sains.
Makalah Landasan Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Dalam Filsafat Ilmu : Landasan Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Dalam Filsafat Ilmu Oleh Husnan Sulaiman, S. Pd. & Munasir, S.Pd.
http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/tokoh-pra-socrates- pythagoras-dan.html. diakses 5 April 2013.
h ttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
http://library.um.ac.id
16