Upload
tri-wahyuni
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MID SEMESTERFILSAFAT SAIN
NAMA : Tri Wahyuni
NIM : 06101009007
DOSEN PENGASUH : Drs.Zainal Arifin, M.Si
Dr. Rahmi Susanti, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
Metode Pembelajaran Eksperimental ditinjau dari Aliran
Progresivisme Filsafat Ilmu
A. Pengertian metode eksperimen
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81)
metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena
metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi
kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Menurut Joseph Mbulu, 2001:58 Metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan)
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam
proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman
untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data
baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum
dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik
dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih
ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman
yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik
dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara
atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga
perilaku yang inovatif dan kreatif.
Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-
teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah N.K, 1993:1)
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa
untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa
belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh selama pembelajaran.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih siswa untuk berpikir yang ilmiah
(scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82)
meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
(1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
materi fisika yang akan dipelajari.
(2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
(3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
(4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya.
(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan
konsep yang telah dipelajari.
(6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa
untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam
kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok
bahasan .
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan metode eksperimen :
(a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
(b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
(b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
(c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
B. Pelaksanaan Metode Eksperimen
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu dijelaskan pula tentang alat-alat serta bahan-bahan yang
akan digunakan dalam percobaan, agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu
mengetahui variabel yang harus dikontrol ketat, siswa juga perlu
memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
c. Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikannya dikelas dan mengevalusi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang diharapkan, terdapat beberapa
langkah yang harus diperhatikan yaitu :
1. Persiapan Eksperimen
Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :
a. Menentapkan tujuan eksperimen
b. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan
c. Mempersiapkan tempat eksperimen
d. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya
tampung eksperimen
e. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa atau
secara bergiliran)
f. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindari risiko yang merugikan dan berbahagia.
g. Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapa-tahapan
yang harus dilakukan siswa, yang termasuk dilarang atau membahayakan.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru
mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan dan
bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga eksperimen
tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.
b. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara
keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera
terselesaikan.
3. Tindak lanjut Eksperimen
Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah sebagai
berikut:
a. Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
b. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen,
memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang
digunakan.
C. Pengertian aliran progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada
tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progravisme mempunyai
konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan
mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya
manusia itu sendiri.
Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen
progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan
kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi
ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. Progresivisme
berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada
yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang
terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai
yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi
taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan
memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”,
hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya. Aliran
progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat
ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada
anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara
berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam
dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena
itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.
Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan
pasif, sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas ruang kelas
difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan
pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip
pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak
itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak
mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai
harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.
D. Kaitan antara metode eksperimental dengan aliran progresivisme
Kita telah ketahui bahwa menurut aliran progresivisme kehidupan manusia
berkembang terus menurus dalam suatu arah yang positif. Apa yang dipandang
benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu,
peserta didik bukanlah dipersiapkan untuk menghadapi masa kini, melainkan
mereka harus dipersiapkan diri menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
Permasalahan hidup masa kini tidak akan sama dengan permasalahan hidup masa
yang akan datang. Untuk itu, peserta didik harus diperlengkapi dengan strategi-
strategi untuk menghidupi masa yang akan datang dan pemecahan masalah yang
memungkinkan mereka akan mengatasi permasalahan-permasalahan baru dalam
kehidupan.
Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus
memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan
lingkungan yang berada dalam proses perubahan secara terus menerus. Yang
dimaksud dengan alat-alat adalah keterampilan pemecahan masalah yang dapat
digunakkan individu untuk menentukan, menganalisis, dan memecahkan masalah.
Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan memecahkan
berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses
perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk
menjadi warga negara yang demokratis.
Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri. Tujuan
keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja,
bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan
sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar dapat bekerja siswa diharapkan
memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki pengalaman
problem solving.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik
penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyajian
pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen. Dengan
adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan di evaluasi oleh guru.
Tujuan utama pada pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-
konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,
serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari
kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta (Hadiat, 1996).
Pengajaran IPA adalah pengajaran yang tidak menuntut hafalan, tetapi
pengajaran yang banyak memberikan latihan untuk mengembangkan cara berfikir
yang sehat dan masuk akal berdasarkan kaidah-kaidah IPA. Guru hendaknya
menciptakan pembelajaran yang mengacu kearah pemecahan masalah aktual yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Agar proses belajar mengajar dapat
menciptakan suasana yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang
berkembang secara dinamis kearah positif. Maka diperlukan pemilihan metode
yang tepat, berbagai metode yang dapat digunakan dalam pengajaran IPA salah
satu metode yang sesuai dan dapat menunjang keterampilan proses adalah metode
eksperimen. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi
dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen
dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
melalui kegiatan-kegiatan :
a) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan
b) Berusaha mencari dasar teori yang relevan
c) Mengamati percobaan
d) Menganalisis dan menyajikan data
e) Menyimpulkan hasil percobaan
f) Mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan ).
Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya maka
ia melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat diselidiki
dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan siswa-siswa untuk
melakukan eksperimen sederhana, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Untuk
memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru
hendaknya menugaskan siswa-siswa untuk melakukan eksperimen. Sebuah
eksperimen dapat dilakukan siswa-siswa untuk menguji hipotesis suatu masalah
dan kemudian menarik kesimpulan.
Pada aliran progresivisme pendidikan lebih ditekankan pada siswa,
sehingga siswa akan memiliki pengalaman tersendiri dari pengajaran – pengajaran
yang di arahkan guru dan siswa akan mengeksplor sendiri kemampuan –
kemampuannya tersebut. Begitu juga dengan metode eksperimental yang lebih
mengarahkan siswa untuk mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. Dari
kemampuan-kamampuan yang di eksplor tersebut siswa akan memiliki
pengetahuan baru yang tidak di dapat pada pembelajaran- pembelajaran yang ada
pada sekolah.
Progresivisme dan metode eksperimental menghendaki pendidikan yang
pada hakikatnya progresif. Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai
rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar peserta didik dapat berbuat
sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan penyesuaian
kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan. Aliran progresivisme biasanya
lebih di hubungkan dengan pandangan hidup liberal (the liberal road to), dan
culture. Maksudnya adalah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut; fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu
doktrin tertentu), curios (ingin mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-
minded (mempunyai hati terbuka). Sedangkan eksperimental lebih
mengedepankan kemampuan siswa dalam memahami konsep pembelajaran yang
ada dan mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu aliran progresivisme dan
metode eksperimental sama –sama menekankan siswa mampu mengambil
keputusan sendiri dalam mengeksplor ataupun melakukan eksperimen dari
pengetahuan yang siswa miliki dan tidak terpaku pada ilmu yang diajarkan oleh
guru mata pelajaran tersebut.
Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :
Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan
kelancaran proses belajar sendiri siswa.
Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus
giat belajar sendiri.
Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi
sendiri masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap siswa. Dengan
demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang
karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa,
serta kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahmeza.blogspot.com/2012/04/aliran-filsafat-pendidikan.html.diakses
pada 25 November 2012
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-
progresivisme. diakses pada 26 November 2012
http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-eksperimen-dalam-
pembelajaran-ipa/. diakses pada 25 November2012-12-02
http://blog.umy.ac.id/sitirohana/2011/12/01/metode-eksperimen-dalam-proses-
pembelajaran/. Diakses pada 24 November 2012
http://guruidaman.blogspot.com/2010/10/pentingnya-landasan-filsafat-ilmu.html. diakses 23 November 2012
.