54
TUGAS PENGGANTI UTS Nama : Astri Fitriani Jurusan : KI – MP 7a(ngulang di IPS Semester 3) Nim : 108018200003 Materi : Fungsi Manajemen Pendidikan Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Dalam suatu manajemen pendidikan banyak fase dan pembahasan yang dapat di bahas di dalamnya seprti mengenai, pengertian, fungsi – fungsi , prinsip – prinsip, dan ciri manajemen pendidikan islam. Akan tetapi untuk pembahasan kali ini pemakalah berkesempatan membahas lebih mendalam mengenai fungsi – fungsi dalam manejemen pendidika islam. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1). Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 1

TUGAS Filsafat Akhir UAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS Filsafat Akhir UAS

TUGAS PENGGANTI UTS

Nama : Astri Fitriani

Jurusan : KI – MP 7a(ngulang di IPS Semester 3)

Nim : 108018200003

Materi : Fungsi Manajemen Pendidikan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Dalam suatu manajemen pendidikan banyak fase dan pembahasan

yang dapat di bahas di dalamnya seprti mengenai, pengertian, fungsi –

fungsi , prinsip – prinsip, dan ciri manajemen pendidikan islam. Akan tetapi

untuk pembahasan kali ini pemakalah berkesempatan membahas lebih

mendalam mengenai fungsi – fungsi dalam manejemen pendidika islam.

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara

rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.

Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1).

Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai

dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu

diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah

manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai

secara efisien dan efektif.

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk

yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar

yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi

terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan

berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut,

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 1

Page 2: TUGAS Filsafat Akhir UAS

dan Universitas. Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok

Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan

Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang

diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang diselenggarakan

oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang

sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang

pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit

dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur

oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya,

sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak

terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun

rapi”.

Mengenai fungsi manajemen itu sendiri yakni Fungsi manajemen

adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam

proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama

kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol

pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,

yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan

mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas

menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian.

Oleh karna itu pada kesempatan kali ini pemakalah akan mencoba

membaha pembahasan mengenai fungsi – fungsi manajemen pendidikan

islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka yang menjadi

bahan penulisan tugas ini dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Itu Fungsi Manajemen Pendidikan Islam ?

2. Pentingnya ( Urgensi ) Fungsi-Fungsi Manajemen.

3. Klasifikasi Fungsi Manajemen

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 2

Page 3: TUGAS Filsafat Akhir UAS

4. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam dalam Konsep pendidikan Islam.

5. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam Terhadap Pengelolaan Kelas

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Untuk membahas lebih mendalam mengenai fungsi dari manajemen

pendidikan islam.

2. Memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis dan teman – teman

lainnya mengenai fungsi manajemen pendidikan islam.

3. Memenuhi tugas pengganti UTS yang diberikan dosen.

D. Metode Penulisan

Penyusun mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan

materi ini dari buku-buku dan internet , serta mengunjungi perpustakaan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam pembuatan makalah ini, penulis

membagi menjadi tiga bab, yaitu :

Bab I :Pendahuluan.

Bab II :Pembahasan.

Bab III :Kesimpulan.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 3

Page 4: TUGAS Filsafat Akhir UAS

BAB II

PENBAHASAN

A. Apa Itu Fungsi Manajemen Pendidikan Islam ?

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai “fungsi manajemen

pendidikan islam”,terlebih dahulu kita mengetahui apa yang di maksud

dengan fungsi, apa itu arti fungsi baik secara umum maupun menurut

pandangan islam. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis

Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia

menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,

memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima

fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan

sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil

tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat

digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan

proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,

fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing.

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar

menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah

manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 4

Page 5: TUGAS Filsafat Akhir UAS

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang

harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas

tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,

pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk

mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai

sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha. Jadi

actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja

dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang

dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan

pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya

perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer

dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional

perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi

semakin besar.1

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara

rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.

Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan (Didin dan Hendri, 2003:1).

Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai

dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu

diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah

manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai

secara efisien dan efektif.

1 Makalah Manajemen – pengertian, Bagian dan Fungsi Manajemen, artikel ini diakses pada tanggal 20 Desember 2011, dari http://www.PurwantoYadi.blogspot.com

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 5

Page 6: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Pendidikan sebagai suatu team work yang saling berkaitan antara

komponen yang satu dengan yang lainnya, tentu membutuhkan pengelolaan

yang professional. Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi

semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan

sangat berpengaruh terhadap mutu atau output pendidikan. Dengan

melaksanakan proses manajemen secara professional diharapkan dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Dan yang perlu diketahui bahwa setiap

lembaga tak terkecuali lembaga pendidikan Islam tentunya mempunyai

tujuan dan target yang hendak dicapai melalui proses pendidikan sebab

tanpa adanya tujuan dan target yang jelas maka lembaga tersebut dalam

menjalankan proses kegiatannya mengalami kegagalan. Lalu apa sebenarnya

manfaat dari adanya target atau tujuan yang jelas tersebut tujuannya adalah

untuk memberi arah pada proses pendidikan yang sedang berlangsung serta

menjadi titik pangkal mencapai tujuan-tujuan yang lainnya.

Sebelum kita membahas manajemen dan seluk beluknya secara

mendalam, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu apa itu

manajemen dan urgensi dari fungsi-fungsinya, supaya pembahasan ini tidak

melebar kemana-mana. 2

Secara bahasa, kata "Manajemen" berasal dari bahasa Prancis kuno

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan

definisi manajemen secara istilah penulis mengutip definisi manajemen dari

beberapa pakar manajemen diantaranya adalah definisi manajemen menurut

Holt adalah “Management is the process of planning, organizing, leading, and

controlling that encompasses human, material, financial and information

resources is an organizational envirounment “. Senada dengan definisi yang

diungkapkan oleh Holt diatas, Stoner berpendapat bahwa manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap

usaha-usaha para anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya

organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2 Pengertian dan pentingnya fungsi manajemen pendidikan, artikel di akses pada tanggal 20 Desember 2011, dari http://www.ihsan.blogspot.com

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 6

Page 7: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa

terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan

Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-

fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah,

mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai

digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada

pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi

dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan,

mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi

bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas

kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu :

Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen

pendidikan Islam, maka kami (kelompok 1) akan menguraikan fungsi

manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh

Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim

yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan

pengawasan.3

B. Pentingnya ( Urgensi ) Fungsi-Fungsi Manajemen.

Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan

manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak sekali ahli

yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini.

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi –

fungsi manajemen pendidikan islam beberapa diantaranya seperti:

3 Manajemen pendidikan islam,artikel ini di akses pada tanggal 19 Desember 2011, dari http://www.A.FarhanSyaddaddanAgusSalim,blogspot.com

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 7

Page 8: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Gambar : 1. Fungsi-Fungsi Manajemen

PARA AHLIFUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

1 2 3 4 5 6 7 8

Fayol X X X X

Gulick X X X X X X

Koontz & Dunrel X X X X X X

Deconzo X X X X

Siagian X X X X

Dessler X X X X X

Terry X X X X X

Kurtz & Louis X X X X

Stoner X X X X X

Keterangan: 1. Planning, 2. Organizing, 3. Statfing, 4. Directing,

                    5. Coordinating, 6. Leading, 7. Motivating, dan 8. Controlling

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 8

Page 9: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan fungsi-fungsi

manajemen menurut para ahli sebagai berikut :

a. Menurut Fayol, fungsi manajemen ada empat macam, yaitu

planning, organizing, coordinating, dan controlling.

b. Menurut Gulick, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, statfing, directing, coordinating, dan controlling.

c. Menurut Koontz & Dunrel, fungsi manajemen, yaitu planning,

organizing, statfing, directing, leading dan controlling.

d. Menurut Deconzo, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, leading, dan controlling.

e. Menurut Siagian, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, motivating, dan controlling.

f. Menurut Dessler, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, statfing, motivating,  dan controlling.

g. Menurut Terry, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, statfing, motivating,  dan controlling.

h. Menurut Kurtz & Louis, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing, directing, dan controlling.

i. Menurut Stoner, fungsi manajemen antara lain; planning,

organizing,  coordinating, leading, dan controlling.4

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, falsafah merupakan

pandangan tentang kebenaran yang dikembangkan secara praktis. Bagi

seorang manajer falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan

dengan lingkungan organisasi, nilai-nilai pekerjaan, dan tanggung jawab.

Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi-

asumsi tentang lingkungan organisasi dan nilai-nilai tugas yang ada. Dari

asumsi ini lahir suatu prinsip yang dihubungkan dengan garis besar untuk

bertindak sebagaimana teori-teori yang ada.

4 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 9

Page 10: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prinsip-prinsip, dan teori-teori

tentang manajemen merupakan landasan manajerial yang harus dipahami

dan dihayati oleh seorang manajer dalam memberdayakan sumber-sumber

daya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, relevansi, dan kreativitas.

C. Klasifikasi Fungsi Manajemen

Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2001:5)

menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari : perencanaan (planning),

Pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawasan

(controlling). Sedangkan menurut Nanang Fatah (2001:1) bahwa fungsi

manajemen tidak jauh berbeda, antara lain: perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan (leading), dan pengawasan. Namun kenyataannya manajer

melaksanakan fungsi lebih dari itu, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan program, kepemimpinan, kepengawasan,

sampai pada penilaian kinerja.

Fungsi Perencanaan (Planning)

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak

dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur

berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Menurut pendapat George R. Terry yang (1977:173) “Planning is

the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions

regarding the future in the visualizations of proposed activition believed

necessary to achive desired result.” Bahwa Perencanaan adalah memilih dan

menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi

mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan

merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

Bertitik tolak dari pernyataan tersebut, bahwa Perencanaan adalah

proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 10

Page 11: TUGAS Filsafat Akhir UAS

jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefesien dan

seefektif mungkin. Untuk itu, perencanaan membutuhkan data dan informasi

yang akurat, agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan

masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang.

Berdasarkan besarnya ruang lingkup perencanaan dalam pendidikan

dapat dibedakan menjadi tiga macam perencanaan, yaitu : (1) Perencanaan

Makro, (2) Perencanaan Meso, dan (3) Perencanaan Mikro.

Perencanaan Makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-

kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara

mencapai tujuan pada tingkat nasional. Perencanaan Meso merupakan

kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke

dalam program-program yang berskala kecil (departemen). Perencanaan

Mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat institusional, dan

merupakan penjabaran dari perencanaan meso, seperti kegiatan belajar

mengajar.

Setiap institusi atau organisasi selalu membuat perencanan dalam

menjalankan roda organisasi. Seorang perencana (planner) yang baik,

membuat perencanaan (planning) yang sistematis dan pragmatis,  hasilnya

menjadi rencana (plan), kemudian diimplementasikan menjadi pelaksanaan

(action plan).

Menurut tingkatannya, perencanaan dibedakan menjadi :

1. Perencanaan Strategik (renstra),

2. Perencanaan Koordinatif, dan

3. Perencanaan Operasional.

Perencanaan Strategik sering disamaartikan dengan perencanaan

jangka panjang artinya sebagai suatu konfigurasi tentang hasil yang

diharapkan dapat tercapai pada masa depan. Perencanaan strategik

digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang lebih general.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 11

Page 12: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Pendekatan sistem dalam perencanaan strategik (renstra) memberi dasar-

dasar konseptual dalam perencaaan pendidikan, diharapkan dapat

membantu dalam memecahkan masalah kependidikan yang kompleks.

Dengan perencanaan strategik, ada kecenderungan diperoleh suatu

perumusan program yang lebih jelas dan operasional, sehingga dapat

dilaksanakan dengan benar, sebagaimana program yang ditetapkan.

Adapun langkah-langkah penyusunan rencana strategik (renstra), antara

lain:

1. Menganalisis keadaan sekarang dan akan datang.

2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan institusi.

3. Mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap setiap sasaran.

4. Membuat langkah-langkah perumusan program secara sistematis

(action plan)

5. Mengimplementasikan action plan secara benar.

6. Mengevaluasi program

Perencanaan Koordinatif bertujuan untuk mengarahkan jalannya

pelaksanaan program, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan

secara efektif dan efesien.

Perencanaan Operasional lebih memusatkan perhatiannya pada

tingkat pelakanaan di lapangan. Kadang-kadang pelaksanaan di lapangan

tidak sesuai dengan renstra yang sudah diprogramkan, hal ini perlu dihindari

agar tidak menjadi kebiasaan jelek, meremehkan program, dan pada

akhirnya menyimpang jauh dari program.

Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang patut diketahui

oleh pada pengelola pendidikan, antara lain:

1) Model Perencanaan Komprehensif

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 12

Page 13: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Model ini digunakan terutama untuk menganalisis perubahan-perubahan

dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.

2) Model Target Setting

Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun

memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.

3) Model Costing (Pembiayaan dan Kefektifan Biaya)

Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam

kreteria efesien dan efektivitas ekonomis.

4) Model PPBS (planning, programming, budgeting, system)

Model ini bermakna bahwa sistem perencanaan, penyusunan program dan

penganggaran (SP4) dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan

satu sama lainnya.

Dari keempat model perencanaan pendidikan di atas, dapat

menggunakan salah satu model atau lebih atau bersifat situasional. Misalnya:

sistem manajemen pendidikan Islam menggunakan model perencanaan

PPBS. Model PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang

berusaha untuk mnetapkan tujuan, mengembangkan program-program

untuk dicapai, menemukan besarnya biaya, dan alternatif pelaksanaan dalam

program jangka pendek dan jangka panjang.

Adapun metode-metode perencanaan yang digunakan secara umum,

yang dapat diterapkan di bidang pendidikan, antara lain:

1. Metode mean-ways-ends analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)

2. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)

3. Metode econometric analysis (analisis ekonometrik)

4. Metode cause – effect diagram (diagram sebab – akibat)

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 13

Page 14: TUGAS Filsafat Akhir UAS

5. Metode delphi (metode untuk menentukan sejumlah alternatif

program)

6. Metode heuristik (untuk mengeksplorasi isu-isu / mengakomodasi

pandangan)

7. Metode life – cycle analysis (analisis siklus kehidupan)

8. Metode value added analysis (analisis nilai tambah)5

Tiga hal yang perlu dianalisis dalam metode ini, yaitu means yang

berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan. Ways yang berhubungan

dengan cara dan alternatif tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih, dan

ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek

tersebut dikaji secara sisitematis dan timbal baik.

Di samping itu, fungsi perencanaan ini, menentukan tujuan atau

kerangka yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dilakukan

dengan  mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan

kesempatan, memperhitungkan risiko dan ancaman, menentukan sasaran,

strategi, action plan, dan implementasi action plan (analisis SWOT). Semua

itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara objektif,

agar renstra yang dibuat, sudah dapat menggambarkan secara konkret

tentang pelaksanaan, efisiensi pembiayaan, dan hasil yang akan dicapai.

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan

pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan

yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya

dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang

benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan

Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah

kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam

akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan

Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk

5 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 14

Page 15: TUGAS Filsafat Akhir UAS

mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari,

sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :

�َه�ا ُّي� �اَأ ِذ�ُّيَن� ُّي �وا اَّل ُق�وا َء�اَم�ُن �ُنُظ�ْر� اَّللَه� اَّت �َت �ْف�ُُس�� َو�َّل �َغ�َّد! َماَق�َّدَم�ْت� َن ُق�وا َّل �َّن اَّللَه� َو�اَّت �يْر�� اَّللَه� ِإ ِب �َم�ا َخ� ِب

�وَّن� �ْع�َم�ل َّت

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam

tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus

jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi.

Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia

dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.

Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara

penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :

1. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan

2. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai

3. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung

jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan

tujuan yang hendak dicapai

4. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan

masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian

perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap

operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-

kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan

melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan

tujuan.

5. Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 15

Page 16: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa

dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :

1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif,

prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat

dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.

2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi

terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan

3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.

4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-

kelompok kerja.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk

menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas

lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh

karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui

kesuksesan yang memuaskan.

Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Istilah organisasi menunjukkan adanya kumpulan  orang dengan

sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Para manajer

bertanggung jawab untuk merancang struktur organisasi. Sebagaimana

pendapat Stephen P. Robbin (2001:2) “A consciously coordinated social unit,

composed of two or more people, that functions on a relatively continuous basis

to achieve a common goal or set of goals.” bahwa pengorganisasian,

menetapkan apa tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang harus

mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor

kepada siapa, dan di mana keputusan harus diambil. Pengorganisasian

sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil,

membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai kemampuannya,

dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 16

Page 17: TUGAS Filsafat Akhir UAS

rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi, sehingga tujuan organisasi

itu dapat tercapai secara efektif.

Fungsi Pengorganisasian ini,  sebagaimana diuraikan di atas dapat

meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-

tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf, dan fungsional. Hubungan

terdiri atas tanggung jawab dan wewenang. Sedangkan strukturnya dapat

horisontal dan vertikal. Semua itu memperlancar alokasi sumber daya

dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana.

Pada struktur organisasi tergambar jelas posisi kerja, pembagian

kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan,

kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran

komunikasi. Suatu struktur organisasi secara khusus menunjukkan

pembagian tugas dan fungsinya, mekanisme kerja,  serta menunjukkan

adanya wewenang organisasi.

Wewenang tidak sama dengan kekuasaan. Kekuasaan merupakan

bentuk upaya mengendalikan orang lain, sehingga orang lain sama sekali

tidak memiliki pilihan, karena tidak berdaya untuk menentukan pilihannya.

Ada beberapa macam jenis psikologis kekuasaan, antara lain :

1. Coercive Power (kekuasaan yang memaksa)

2. Reward Power (kekuasaan imbalan)

3. Legitimate Power (kekuasaan jabatan / sah)

4. Expert Power (kekuasaan ahli)

5. Referent Power (kekuasaan acuan)

6. Personality Power (kekuasaan pribadi)

Berbeda dengan istilah Wewenang (Authority), menurut Malayu SP.

Hasibuan (2000:4), bahwa Wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki

seseorang untuk bertindak dan memerintah orang lain. Dalam kelembagaan

atau organisasi tanpa adanya wewenang terhadap suatu pekerjaan,

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 17

Page 18: TUGAS Filsafat Akhir UAS

kelembagaan atau organisasi tidak akan bisa aberjalan. dengan demikian

wewenang adalah hak kelembagaan dalam menggunakan kekuasaan, sesuai

dengan aturan organisasi. Batasan wewenang dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu (1) sentralisasi wewenang dan (2) desentralisasi wewenang.

Sentralisasi wewenang adalah bila sebagian besar kekuasaan masih

tetap dipegang oleh pimpinan. Sedangkan desentralisasi wewenang adalah

apabila sebagian kecil kekuasaan dipegang pimpinan, sebagian besar

kekuasaannya didelegasikan kepada bawahannya. Pemimpin yang cakap

selalu bersikap desentralisasi wewenang, karena sifat delegasi wewenang

adalah du characteristic artinya pihak bawahan menerima wewenang dari

atasan.

Fungsi Kepemimpinan (Leading)

Pada hakikatnya  kepemimpinan adalah seseorang yang mempunyai

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya

dengan menggunakan kekuasaan. Adapun fungsi kepemimpinan, yang

diungkapkan Stephen P. Robbin (2001:2) “Includes motivating employees,

directing others, selecting the most effective communication channels, and

resolving conflicts.” Maksudnya mencakup hal memotivasi bawahan,

mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang paling

efektif, dan memecahkan konflik-konflik.

Menurut Ordway Tead (Wahjosumidjo,2001:45), ada sepuluh macam

sifat seorang pemimpin dalam menggunakan kekuasaannya, antara lain :

1. Energi jasmani dan rohani (physical and nervous energy)

2. Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of purpose and

direction)

3. Antusiasme atau perhatian yang besar (anthusiasm)

4. Ramah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati (friendlieness and

effectiveness)

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 18

Page 19: TUGAS Filsafat Akhir UAS

5. Integritas atau pribadi yang bulat (integrity)

6. Kecakapan teknis (technical mastery)

7. Mudah mengambil keputusan (decisioness)

8. Cerdas (intelligence)

9. Kecakapan mengajar (teaching skill)

10. Kesetiaan (faith)

Dari segi kepemimpinan, seorang pemimpin yang berhasil perlu

mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional, agar semua  potensi yang

ada dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinan transformasional dapat

didefisinikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian

kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada di sekolah.

Ciri seorang yang telah berhasil  menerapkan gaya kepemimpinan

transformasional adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan (pembaharuan)

2. Memiliki sifat pemberani.

3. Mempercayai orang lain.

4. Bertindak atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan

individu atau atas dasar kepentingan dan desakan kroninya).

5. Meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.

6. Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak

jelas, dan tidak menentu, serta

7. Memiliki visi dan misi.6

Selanjutnya, hasil ajaran Likert merupakan penyempurnaan

Leadership Continuum. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Likert dan teman-temannya, ada empat macam karakter gaya kepemimpinan

seseorang, yaitu

6 Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada tanggal 16 Desember 2011, dari http://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com. Suyanto, diambil pada tanggal 23 Maret 2002, dari Internet: http:/www.kompas-cetak/0102/23/dikbud/fou09.htm

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 19

Page 20: TUGAS Filsafat Akhir UAS

1. Sistem I (Explosive atau Authoritative). Umumnya berkarakter

Otoriter.

2. Sistem II (Benevolent Authoritative). Umumnya berkarakter Otoriter

yg bijaksana.

3. Sistem III (Consultative). Umumnya berkarakter Konsultatif.

4. Sistem IV (Participative Management). Umumnya berkarakter

Partisipatif.

Di samping itu, beberapa Tipe kepemimpinan yang pernah dilakukan oleh

para Nabi, yakni  :

1. Shiddiq (jujur dan adil)

2. Amanah (dapat dipercaya)

3. Tabligh (memberi informasi dan terbuka)

4. Fathonah (cerdas dan selektif).

Fungsi Pengawasan (Controlling)

Fungsi terakhir yang dijalankan oleh manajer “ Monitoring activities to

ensure they are being accomplished as planned and correcting any significant

deviations.” (Robbin,2001:3) adalah memantau kegiatan-kegiatan untuk

memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan

mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dengan demikian,

Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan

bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri

dari tiga tahap, yaitu (1) Menetapkan standar pelaksanaan, (2) Pengukuran

pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) Menentukan

kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Di dalam dunia pendidikan, konsep pengawasan yang efektif mengacu

pada pengawasan mutu terpadu atau Total Quality Control (TQC).  Setiap

tingkatan pendidikan seharusnya mempunyai keterpaduan, kerja sama yang

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 20

Page 21: TUGAS Filsafat Akhir UAS

baik antara kelompok kerja (guru) dan pemimpin dalam melakukan

pengawasan mutu.

Untuk mengenal Total Quality Control perlu mengetahui sekilas

sejarah tentang perkembangan Total Quality Control (TQC), secara

kronologis, sebagai berikut :

1. Tahun 1920-1940    : Pengendalian mutu (quality control) mulai dilakukan

di   Amerika Serikat terbatas pada produk pabrik.

2. Tahun 1940-1950    : Penerapan pengendalian mutu dengan statistik  dan

penelitian  secara kelompok untuk mengendalikan mutu.

3,. Tahun 1950-1955   : Pengembangan pengendalian mutu dengan

menekankan pengendalian manajemen.

4. Tahun 1955-1960    : Manajemen yang menekankan pada hasil atau MBO

(Management by Objective = MBS) dikembangkan untuk menggarisbawahi

perencanaan strategis (strategic planning) dan pengembangan manajemen.

5. Tahun 1960-1965    : Mulai diperkenalkan Quality Control Circles (QCC )

atau GKM  (Gugus Kendali Mutu) sebagai penggalakan pemeriksaan dengan

pengendalian mutu.

6. Tahun 1965-1978    : QCC gaya Jepang lebih dikenal dengan nama TQC 

yang menekankan  PDCA (paln-Do-Check-Action).

Penerapan suatu sistem manajemen selalu mengakibatkan

terganggunya keseimbangan. Timbul dua pihak yang pro dan kontra,

menerima TQC dan menolak TQC. Penolakan TQC karena ada perubahan

dalam manajemen, yaitu menyangkut nilai-nilai yang sudah mapan. Jika

dibandingkan nilai-nilai budaya Indonesia dengan TQC akan tampak sebagai

berikut:

Nilai-Nilai Budaya Indonesia Nilai-Nilai TQC

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 21

Page 22: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Asas kekeluargaan

Gotong royong

Tut wuri handayani

Bhinneka tunggal ika

Kerja sama

Total partisipasi

Menghargai sesama

Menghargai keunikan &

kreativitas

Mengapa orang enggan menerima perubahan sistem manajemen ?. hal

ini karena menyangkut ketidakpastian hasil, kesulitan melaksanakan,

kebiasaan yang sudah ada, dan ancaman terhadap dirinya sendiri.

Di dalam dunia pendidikan QTC akan dapat efektif, jika pada setiap

tingkatan pendidikan mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara

kelompok kerja (guru) dan pimpinan dalam melakukan pengawasan mutu.

Partisipasi penuh setiap tingkatan atau kelompok dalam dalam melakukan

pengawasan mutu biasanya disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang

bertujuan menjamin keberhasilan pengendalian mutu terpadu.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi pengawasan meliputi

penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan atau pelaksanaan

terhadap standar dan sekaligus memberikan keyakinan bahwa tujuan

organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat hubungannya dengan

perencanaan yang dibuat, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen

dapat diukur.

Beberapa kondisi yang harus diperhatikan jika pengawasan dapat

berfungsi efektif, antara lain :

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 22

Page 23: TUGAS Filsafat Akhir UAS

1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang

dipergunakan dalam sistem pendidikan.

2. Harus menentukan standar yang harus dicapai.

3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

institusi/lembaga.

4. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control) tanpa

mengorbankan otonomi.

5. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, dan

prosedur pemisahan masalah.

Lembaga pendidikan Islam sebagaimana lembaga-lembaga yang

lainnya juga mempunyai tujuan ataupun target yang hendak dicapai. Untuk

memuluskan dan mempermudah bagi pencapaiannya maka sebuah lembaga

pendidikan Islam membutuhkan sebuah alat yang diharapkan mampu

membantu dalam pencapaian tujuan atau target yang diinginkan alat

tersebut adalah manajemen yang didefinisikan sebagai Suatu metode / teknik

atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik dan

efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Adapun langkah-langkah yang termaktub dalam fungsi-fungsi

manajemen adalah sebagai berikut: planning, organizing, leading, actuating,

controlling dan staffing.

Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua

sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya)

baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui

kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk

mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.

Banyak sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan

tentang fungsi-fungsi manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 23

Page 24: TUGAS Filsafat Akhir UAS

mengatakan bahwa fungsi manajemen itu di antaranya adalah Fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

Bila Para Manajer dalam pendidikan Islam telah bisa melaksanakan

tugasnya dengan tepat seuai dengan fungsi manajemen di atas, terhindar dari

semua ungkupan sumir yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan Islam

dikelola dengan manajemen yang asal-asalan tanpa tujuan yang tepat. Maka

tidak akan ada lagi lembaga pendidikan Islam yang ketinggalan Zaman, tidak

teroganisir dengan rapi, dan tidak memiliki sisten kontrol yang sesuai.

D. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam dalam Konsep pendidikan

Islam.

Jika sebelumnya kita sudah membahas berbagai macam pengertian

baik dari segi umum dan pandangan islam mengenai manajemen

pendidikan , urgensi dari fungsi pendidikan islam untuk kali ini saya akan

mencoba menggambarkan bagai mana sebuah fungsi dalam sebuah

manajemen pendidikan islam di terapkan dalam lembaga pendidikan.

Madrasah merupakan salah satu bentuk kelembagaan pendidikan

Islam yang memiliki sejarah panjang. Muncul dan berkembangnya

pendidikan Islam seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri, yaitu berawal

dari pendidikan yang bersifat informal berupa dakwah Islamiyah untuk

menyebarkan Islam, terutama dalam hal yang berkaitan aqidah. Pada masa

ini berlangsung pendidikan Islam yang diselenggarakan di rumah-rumah,

seiring dengan perkembangan Islam dan terbentuknya masyarakat Islam,

pendidikan Islam diselenggarakan di masjid-masjid yang dikenal dalam

bentuk Halaqah. Kebangkitan madrasah merupakan awal dari bentuk

pelembagaan pendidikan Islam secara formal.

Dalam khasanah pendidikan Islam terdapat sejumlah istilah yang

merujuk pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti taklim,

tarbiyah, dan lain-lain. Menurut pandangan Abd. Al-Fatah Jalal dalam

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 24

Page 25: TUGAS Filsafat Akhir UAS

bukunya Min Usul al-Tarbiyah fi al-Islam (Mukhtar, 2001:18) Istilah Taklim

merupakan suatu proses memberi pengetahuan, pemahaman, pengertian,

tanggung jawab, dan penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan diri

(tazkiyah) dari segala kotoran dan menjadikan dirinya dalam kondisi siap

untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala sesuatu yang belum

diketahuinya dan berguna bagi dirinya. Sedangkan para penulis kontemporer

dari kalangan Muslim Arab kebanyakan menggunakan istilah Tarbiyah untuk

istilah pendidikan (Islam). Tidak sedikit buku yang dikarang untuk

menjelaskan teori-teori pendidikan Islam dengan menggunakan judul Al-

Tarbiyah al-Islamiyah.

Teori-teori pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia secara

umum membedakan pendidikan Islam dalam dua tataran, yaitu idealis dan

pragmatis. Pada tataran idealis pendidikan Islam diandaikan sebagai satu

sistem yang independen (eksklusif) dengan sejumlah kriterianya yang serba

Islam. Sedangkan pada tataran pragmatis, pendidikan Islam ditempatkan

sebagai identitas (ciri khusus) yang tetap berada dalam konteks pendidikan

nasional.

Kita fahami dan sama – sama kita ketahui bahwasanya adanya sebuah

manajemen dalam suatu lembaga pendidikan itu adalah bertujuan untuk

menata dam memanage semua unsure yang ada dalam satu lembaga

pendidikan tersebutua agar tertata dan terorganisir dengan rapi sehingganya

pendiidkan yang di jalan kan dapat berjalan dengan lancer sama halnya

dengan lembaga pendidikan yang ber begrown di latarbelakangi dengan

pendidikan islam,jika kita bandingkan dan kita pelajari daru kedua fungsi

yang di terapkan pada lembaga pendidikan tersebut jelaslah berbeda kita

ambil contoh saja misalkan dalam lembaga pendidikan umum manajemen

yang di gunakan lebih bertujuan untuk kemajuan sekolah dan tingkat

pengetahuan yang ingin di capai oleh siswa siswinya adalah maju dalam

bidang science tanpa mengutamakan pendidikan agama, lain halnya jika kita

bandingkan dengan lembaga pendidikan yang begrownnya pendidikan yang

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 25

Page 26: TUGAS Filsafat Akhir UAS

di latarbelakangi dengan pendidikan islam bukan hanya saja dalam hal

pengetahuan saja yang juga sangat mengutamakan pendidikan agama akan

tetapi manajeman yang digunakan pun berbeda seperti dalam pelaksanaan

pengorganisasiannya selalu mempertimbangkan ajaran – ajaran, dan kaidah

kaidah keislaman.

Pada dasarnya fungsi utama dari adanya lembaga pendidikan atau

manajeman yang berbasis islam itu adalah bertujuan untuk menanamkan

nilai – nilai moral yang diajarkan oleh agama namun faktanya fungsi dari

manajemen peidikan islam yang ada pada saat ini malah menujukan

sebaliknya, karna banyak ketimpangan – ketimpangan yang terjadi dalam

manajemen pendidikan islam karna hal kecil contohnya saja ada beberapa

fakta yang menujukan bahwa lembaga pendidikan islam dalam penerapan

mamajemen pendidika islam tidak adanya transparansi pendanaan yang ada

dalam lembaga tersebut sehingga terkesan pada lembaga pendidikan islam

lebih terlihat sebagai usaha keluarga untuk bisnis pribadi dan mengisi

kantong sendiri.

Sistem manajemen pendidikan Islam  (Madrasah ) idealnya harus ada

kegiatan administrasi dan mekanisme manajemen yang benar, karena tanpa

keduanya akan sukar memperoleh hasil yang maksimal. Madrasah  sebagai

lembaga pendidikan Islam dalam pengelolaannya memerlukan koordinasi

kegiatan yang sistematis, seperti perencanaan, mengorganisasikan,

kepemimpinan, dan pengawasan, serta upaya pengembangan yang terus

menerus.

Panggilan Islam kepada umatnya untuk berhidmat di bidang

pendidikan, ilmu pengetahuan dan dakwah sangat kuat. Hal ini dapat dilihat

dari nash-nash al-Qur’an, Hadis, maupun tindakan Rasulullah dan generasi

sesudahnya sampai abad ke 13 Masehi. Kepedulian umat Islam terhadap

pendidikan, ilmu pengetahuan dan dakwah seiring sejalan dengan kemajuan

peradaban umat dan pesatnya perkembangan Islam di berbagai penjuru

dunia. Pendidikan adalah media yang paling strategis bagi umat Islam untuk

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 26

Page 27: TUGAS Filsafat Akhir UAS

mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai pemeran utama

pengembangan  peradaban dunia yang didasari oleh nilai-nilai akhlakul

karimah. Pasca abad ke 13 Masehi sampai pertengahan abad ke 20

kepedulian umat Islam di bidang pendidikan terus merosot.

Pasca penjajahan bangsa-bangsa Barat, semangat umat mendirikan

lembaga pendidikan Islam dalam berbagai jenis dan jenjangnya secara

kuantitas mulai bangkit. Akan tetapi semangat itu pada umumnya tidak

disertai dengan kapasitas (kekuatan) dan kapabilitas (kecakapan) yang

memadai baik wawasan, pendanaan maupun manajemennya. Akibatnya

sebagian besar lembaga pendidikan Islam itu menghadapi berbagai

persoalan (kualitas, relevansi)  dan  siklus negatif (vicious circle). Pendidikan

Islam yang diibaratkan baru tumbuh (masa infatil) itu sekarang menghadapi

ujian berat yaitu globalisasi, dengan segala kekuatan, kecanggihan, karakusan

dan ketamaannya siap menggilas pendidikan negara-negara sedang

berkembang termasuk pendidikan Islam.

Dalam konteks internal masing-masing negara, pendidikan Islam juga

menghadapi masalah:

1. Ketidakjelasan konsep pendidikan Islam itu sendiri sehingga menimbulkan

dualisme pendidikan, yaitu pendidikan umum (sekolah) dan pendidikan

Islam (madrasah dan pesantren)

2. Tradisi  oposisi umat terhadap pemerintah masing-masing. Hal ini

berdampak pada kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan

Islam. Pendidikan Islam seringkali dijadikan basis gerakan dan memproduksi

paham oposisi terhadap pemerintah sehingga pemerintah merasa kurang

berkepentingan untuk mengebangkannya dan bahkan kalau perlu dikooptasi

atau dimatikan. Di Indonesia misalnya, madrasah dan pesantren selama

pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan sebagai  sebagai forgotten

community (komunitas terlupakan) dan peripheral community (komunitas

pinggiran).

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 27

Page 28: TUGAS Filsafat Akhir UAS

3. Pendidikan Islam lebih banyak berfugsi sebagai cagar budaya dan bahkan

polarisasi budaya dan sosial dari friksi-friksi pemahaman dan faksi-faksi

gerakan Islam yang ada.

4. Dalam tradisi pembelajaran, masih kuatnya sistem pembelajaran yang

konvensional dan tidak berorientasi pada bidang keahlian yang spesifik, 

dualisme ilmu umum-ilmu agama, masih adanya paham yang tidak

diperbolehkannya atau malu-malu untuk memungut bayaran untuk kegiatan

pembelajaran (tidak menghargai profesi guru), dan masih adanya anggapan

bahwa menuntut ilmu agama hukumnya fardlu a’in dan fardlu kifayah untuk

ilmu umum

5. kondisi fisik dan fasilitas pada umumnya sangat terbatas sehingga tidak

melahirkan kenyamanan dan tidak menarik, tidak didukug oleh SDM yang

memadai

Di bidang manajemen kelembagaan, problem yang dihadapi

pendidikan Islam antara lain:

1. Visi dan misi biasanya belum terumuskan dengan jelas, belum

tersosialisasikan dan belum menjadi acuan kerja

2. Sebagian besar pendidikan Islam terutama pesantren dan madrasah

adalah milik perorangan sehingga menghambat partsisipasi publik untuk

memajukannya

3. Sebagian besar belum memiliki badan hukum, sehingga rawan konflik dan

perpecahan

4. Komponen-komponen dalam sistem pendidikannya kurang memiliki

kelayakan (appropriateness) dan kecukupan ( adequacy).

5. Kepemimpinan pada umumnya bersifat tradisional dan sangat tergantung

pada person (central figure).

6. Sistem administrasi pada umumnya sangat lemah

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 28

Page 29: TUGAS Filsafat Akhir UAS

7. Budaya mutu pada umumnya masih sangat rendah

E. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam Terhadap Pengelolaan Kelas

Lembaga Pendidikan yang lazimnya disebut dengan sekolah

merupakan organisasi kerja yang terdiri dari atas beberapa kelas, baik itu

yang bersifat paralel ataupun yang menunjukkan penjenjangaii. Di mana

setiap kelas merupakan unit kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan

sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai suatu

totalitas sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu

kesatuan organisasi, sangat tergantung pada peyelenggaraan dan

pengelolaan kelas, baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja

yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu

dengan kelas yang lain.

Oleh karena itu, maka setiap guru kelas atau wali kelas sebagai

pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati

posisi dan peranan yang penting, karena memikul tanggung jawab untuk

mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh

pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Setiap murid

dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus

didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas

menjadi bagian yang penting dan dinamis di dalam organisasi sekolah. Beban

kerja kelas perlu dibagi dan aktivitas untuk mewujudkan beban kerja

tersebut perlu diorganisir dan dikoordinasikan agar tercipta kerja sama

antara murid dengan murid, guru dengan murid, guru dengan guru, murid

dan guru dengan orang tua, kelas dengan kelas, kelas dengan lembaga-

lembaga sosial dan sebagainya. Dengan demikian, setiap personal kelas harus

berfungsi, baik itu untuk kepentingan dirinya sendiri, kepentingan kelas,

kepentingan sekolah maupun untuk kepentingan masyarakat lingkungan

sekitar.

Berdasarkan paparan di atas, maka jelas bahwa program kelas akan

berkembang bilamana guru atau wali kelas dapat mendayagunakan secara

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 29

Page 30: TUGAS Filsafat Akhir UAS

maksimal potensi kelas yang terdiri dari beberapa unsur yaitu : kurikulum,

bangunan dan sarana, guru, murid dan proses atau dinamika kelas. Usaha

tersebut inilah yang merupakan kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas.

Dalam perspektif tersebut dalam tulisan ini, penulis akan terfokus

untuk membahas dan mengulas satu persatu dari kelima unsur di atas yang

ada dalam lembaga pendidikan (baik umum maupun Islam) yang masing-

masing tidak dapat dilepas pisahkan, artinya satu dengan lainnya saling

berkaitan.

Pengertian Manajemen Kelas

Sedangkan kelas menurut Dr. H. Hadari Nawawi memberikan

pengertiannya menjadi dua bila dilihat dari sudut pandangnya, yakni :

1. Kelas dalam arti sempit adalah ruangan yang dibatasi oleh empat

bidang, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses

belajar mengajar.

2. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan

bagian dari masyarakat sekolah, sebagai satu kesatuan yang

diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu

tujuan.

Dari pengertian antara manajemen dan kelas di atas, maka dapat

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan manajemen kelas di sini adalah

usaha atau kegiatan yang direncanakan, dipimpin, dikontrol yang dikelola

oleh guru atau wali kelas terhadap semua aktifitas yang terjadi di dalam

ruangan kelas yang merupakan tempat berlangsungnya proses belajar

mengajar oleh siswa.

Sekolah  dan kelas  diadakan  untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dalam mendidik anak-anak, yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek

intelektualnya saja, melainkan dalam seluruh aspek kepribadiannya. Olehnya

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 30

Page 31: TUGAS Filsafat Akhir UAS

itu bagi setiap jenjang dan jenis sekolah sangat diperlukan yang namanya

kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan sangat

besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan Proses

Belajar Mengajar (PBM) yang berdaya guna bagi pembentukkan pribadi

siswa. Dengan kata lain bahwa aktivitas suatu kelas sangat dipengaruhi oleh

kurikulum yang digunakan, dimana kelas akan mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat apabila kurikulum yang ada di sekolah dirancang sesuai dengan

dinamika masyarakat yang berkembang.

Tabrani Rusyan el. al. berpendapat bahwa kurikulum dalam arti yang

luas adalah yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah.

Kurikulum sekolah dapat dipandang sebagai bagian dari kehidupan. Oleh

karena itu, kurikulum berpengaruh sekali kepada maju mundumya

pendidikan. Kurikulum itu tidak statis, melainkan dinamis dan senantiasa

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang

mendasarinya.

Dengan begitu, jika kita ingin mengadakan pembaharuan dalam

pendidikan, maka kita harus memperhatikan kurikulum yang telah

dirumuskan. Kalau memang jadi untuk diperbaharui, maka secara otomatis

atau langsung kurikulumnya juga harus dirubah, karena pembaharuan tidak

akan mungkin terjadi tanpa disertai dengan pembaharuan dalam bidang

kurikulum.

Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita sekarang ini

(umum dan yang bercirikan Islam) memiliki organisasi yang terdiri dari

komponen-komponen, sebagai berikut:

I.   Prinsip-Prinsip Dasar

Kurikulum disusun dan dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-

prinsip yang berorientasi pada tujuan, relevansi pendidikan, efisiensi dan

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 31

Page 32: TUGAS Filsafat Akhir UAS

efektivitas, keluwesan, berkesinambungan, dan pendidikan seumur hidup.

Prinsip berorientasi pada tujuan merupakan prinsip utama dan pertama

dalam kerangka kurikulum, karena pentingnya fungsi dan peranan sekolah

dalam pembinaan para siswa, namun waktu belajar yang terbatas, sedangkan

bahan pelajaran begitu banyak yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan

tekologi, maka penyusunan program harus benar-benar terarah pada

pencapaian tujuan kurikulum dan pengajaran.

Prinsip relevansi pendidikan merujuk pada dasar pikiran bahwa

pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan

pekerjaan di lapangan, perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan

tingkat perkembangan anak-anak. Prinsip efisiensi dan efektivitas menunjuk

kepada keharusan penggunaan dana, kekuatan dan waktu yang ada secara

maksimal untuk mencapai hasil yang optimal.

Prinsip keluwesan atau fleksibilitas program berdasarkan

pertimbangan ekosistem dan pengadaan fasilitas belajar yang ada di sekolah.

Ekosistem berkaitan dengan kondisi lingkungan di sekolah, masyarakat dan

keluarga, sistem nilai dan kebutuhan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

Fasilitas berkenaan dengan ruangan, peralatan, perlengkapan dan

sebagainya. Prinsip berkesinambungan berkenaan dengan penyusunan

urutan program dan pemakaian hasil lulusan. Sedangkan prinsip pendidikan

seumur hidup berlandaskan pada pemikiran, bahwa pendidikan tidak cukup

hanya dilaksanakan di sekolah saja, melainkan juga harus dilanjutkan dalam

kehidupan bermasyarakat.

2.   Dasar dan Tujuan Pendidikan.

Kurikulum semua lembaga pendidikan di Indonesia berdasarkan

sesuai dengan Dasar Pendidikan Nasional, yakni Falsafah Negara Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana digariskan dalam GBHN.

Tujuan umum Pendidikan Nasional adalah ...untuk meningkatkan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 32

Page 33: TUGAS Filsafat Akhir UAS

budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang

dapat membangun dirinya sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab

atas pembangunan bangsa... (TAP MPR No. IV/MPR/1978). 3.    Tujuan

Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Institusioanal

Setiap Lembaga Pendidikan (umum maupun yang bercirikan Islam)

mulai dari TK sampai perguruan tinggi, mempunyai tujuan yang disebut

dengan tujuan institusional yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepada ke pembentukkan

warga negara yang baik, penguasaan hasil pendidikan umum, ketepatgunaan

dengan lapangan kerja, pemberian bekal untuk hidup di tengah masyarakat.

Sedang tujuan khusus mengarah kepengembangan aspek-aspek

pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Baik tujuan umum maupun

khusus pada masing-masing lembaga menunjukkan perbedaan tertentu,

tergantung dari pada ciri khas lembaga pendidikan tersebut.

3.    Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pendidikan Institusioanal

Setiap Lembaga Pendidikan (umum maupun yang bercirikan Islam)

mulai dari TK sampai perguruan tinggi, mempunyai tujuan yang disebut

dengan tujuan institusional yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum kelembagaan mengarah kepada ke pembentukkan

warga negara yang baik, penguasaan hasil pendidikan umum, ketepatgunaan

dengan lapangan kerja, pemberian bekal untuk hidup di tengah masyarakat.

Sedang tujuan khusus mengarah kepengembangan aspek-aspek

pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan. Baik tujuan umum maupun

khusus pada masing-masing lembaga menunjukkan perbedaan tertentu,

tergantung dari pada ciri khas lembaga pendidikan tersebut.

Dinamika Kelas

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 33

Page 34: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Dinamika kelas pada dasarnya adalah kondisi kelas yang diliputi

dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas

dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi oleh

cara guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan

pendidikan serta menggunakan pendekatan Manajemen/pengelolaan kelas.

Penerapan kegiatan tersebut antara lain, sebagai berikut:

1. Kegiatan Administratif Manajemen

Kelas pada dasarnya merupakan unit kerja yang di dalamya bekerja

sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Olehnya itu, pegelolaan kelas

memerlukan tindakan-tindakan berupa perencanaan, pengorganisasian,

koordinasi dan kontrol sebagai langkah-langkah kegiatan manajemen

administratif.

Pengorganisasian kelas

Aspek yang paling penting dalam pegorganisasian ini adalah usaha

utuk menempatkan personal yang tepat pada tempatnya (proporsional)

dengan memperhatikan ability-nya, tingkat pendidikannya, masa kerjanya

dan sebagainya. Olehnya itu, harus diupayakan agar setiap personal kelas

termasuk para siswa untuk mengetahui posisinya masing-masing dalam

struktur organisasi kelas yang disusun berdasarkan pembagian tugas.

Koordinasi kelas.

Koordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang

didasari oleh saling pengertian akan tugas dan peranan masing-masing. Maka

koordinasi yang efektif memungkinkan setiap personal menyampaikan saran

dan pendapat, baik dalam bidang kerjanya maupun bidang kerja patnernya

terutama yang berhubungan dengan bidang tugas yang menjadi tanggung

jawab yang bersangkutan. Dengan koordinasi yang efektif tidak akan terjadi

(meminimalisir) tabrakan atau kesimpangsiuran dalam penggunaan waktu

dan fasilitas kelas.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 34

Page 35: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Kontrol kelas

Selama dan setelah program kegiatan kelas dilaksanakan, maka perlu

kegiatan kontrol dari guru/wali kelas, dimana kontrol tersebut harus

mengacu kepada program yang disusun dengan maksud untuk menilai

sampai dimana tujuan telah dicapai dan apa yang menjadi hambatannya (jika

ada), atau dengan kata lain kegiatan kontrol kelas dilakukan untuk

mengetahui kebaikan-kebaikan yang diraih dan kekurangan-kekurangannya.

2. Kepemimpinan Guru/Wali Kelas

Dinamika kelas dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan

guru/wali kelas, kedudukannya sebagai pemimpin formal yakni sebagai

orang yang ditunjuk memimpin manajemen/pegelolaan kelas sekalipun tidak

dengan surat keputusan.. Oleh karena itu dalam aktivitas sebagai pemimpin

kelas, seorang guru/ wali kelas akan lebih berfungsi manakala mampu

mewujudkan kepemimpinan informal.

Ada tiga bentuk kepemimpinan yang mungkin diwujudkan guru/wali

kelas dalam usaha menggerakkan personal di lingkungan kelas masing-

masing,yakni :

Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat otoriter

Dalam   kepemimpinan   otoriter  seorang  guru/wali   kelas  memiliki  

kecenderungan   untuk mengambil keputusan sendiri tanpa

mengikutsertakan pihak yang, dipimpinnya. Keputusan itu disampaikan

sebagai perintah yang tidak boleh dibantah dan harus dilaksanakan secara

tepat.

Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat Laissezfaire

Kepemimpian ini sebagai kebalikan dari kepemimpinan otoriter,

dimana menempatkan seorang wali kelas sebagai simbol belaka. Guru kelas

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 35

Page 36: TUGAS Filsafat Akhir UAS

tidak mempunyai peranan dalam mengambil keputusan karena memberikan

kebebasan sepenuhnya kepada guru dan murid-murid untuk mengambil

keputusan sendiri-sendiri. Akhirnya suasana kelas menjadi kacau balau dan

tidak terarah, karena tidak merasa memiliki dan bertanggung jawab

terhadap kelas yang merupakan satu kesatuan.

Guru/wali kelas sebagai pemimpin yang bersifat demokratis

Guru/wali kelas yang demokratis selalu menghargai kemampuan para

guru dan murid yang dipimpinnya, makanya dalam mengambil keputusan

selalu berusaha menyalurkan pendapat dan aspirasi personal yang

dipimpinnya, baik secara forma] maupun diskusi informal disaat istirahat

atau sedang berkunjung di rumah dan sebagainya.

Seorang guru/wali kelas yang melaksanakan kepemimpinan demokratis

di lingkungan kelasnya masing-masing pada umumnya lebih berhasil dalam

menciptakan dinamika kelas yang positif.

3. Disiplin Kelas

Disiplin juga merupakan bagian terpenting dalam dinamika kelas.

Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-

pelanggaran terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama dalam

melaksanakan kegiatan kelas, agar pemberian hukuman dapat dihindari.

Dengan demikian dapat disampaikan bahwa disiplin yang berdaya

guna untuk menumbuhkan dinamika kelas bukanlah disiplin yang kaku dan

statis, bukanlah disiplin sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar guru

dan murid melaksanakan tata tertib kelas yang ditetapkan. Namun yang

dimaksud disiplin adalah usaha untuk membina secara terus menerus

kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik, dalam artian setiap orang

menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 36

Page 37: TUGAS Filsafat Akhir UAS

Seirama dengan penguraian di atas, disiplin kelas juga dapat dipahami

sebagai suasana tertib dan teratur, namun penuh dengan dinamika dalam

melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan Proses Belajar

Mengajar (PBM). Kondisi seperti itu hanya akan terwujud apabila masing-

masing individu mengetahui posisi dan fungsinya di dalam kelas dalam

rangka melaksanakan berbagai kegiatan.

Berdasarkan paparan yang telah penulis kemukakan tersebut di atas,

maka ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai konklusi dan bisa

dijadikan acuan dalam memahami tulisan ini, yakni antara lain :

1. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara

manajemen/pengelolaan kelas pada lembaga pendidikan umum dan

lembaga pendidikan Islam, hanya persoalan nama dan tujuan akhir

saja yang membedakannya, maksudnya pendidikan umum hanya

berorientasi pada keduniawian sementara pendidikan Islam

berorientasi pada dunia dan akhirat.

2. Dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang baik di dalam

sekolah atau kelas, maka ada lima unsur yang harus diperhatikan oleh

seorang kepala sekolah/guru yang bertindak selaku pengelola, yakni

kelima unsur tersebut adalah : kurikulum, bangunan dan sarana, guru,

murid dan dinamika kelas.

3. Di samping itu, seorang pendidik atau guru/wali kelas dalam

melakukan tugasnya sebagai seorang pendidik bagi siswa-siswinya

harus menyadari betul bahwa tugasnya merupakan amanah dari

orang tua murid yang mesti dijaga, dididik, diarahkan dengan baik

agar mereka dapat menjadi penerus yang berguna bagi agama, bangsa

dan negara. Oleh karena itu, pada mulanya para guru harus

mengetahui kemampuan siswanya, baik kemampuan fisik maupun

mental spiritualnya, termasuk mengetahui keadaan psikologis

mereka.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 37

Page 38: TUGAS Filsafat Akhir UAS

4. Juga yang harus menjadi perhatian guru/wali kelas selaku pengelola

kelas adalah dalam melakukan praktek manajerialnya tidak boleh

bertindak sebagai leader yang sifatnya otoriter atau kebalikannya

yakni laisserfaire, tapi bertindaklah sebagai leader yang demokratis.

5. Kegiatan administratif manajemen yang meliputi; perencanaan kelas,

pengorganisasian kelas, koordinasi kelas, kontrol kelas, kemudian

kepemimpinan guru/wali kelas dan disiplin kelas adalah merupakan

bagian-bagian pengelolaan kelas yang harus diperhatikan di dalam

menciptakan kelas yang dinamis dan kondusif, penuh dengan

semangat kebersamaan dan saling pengertian dalam menjalankan

tugas dan fungsiya masing-masing.

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 38

Page 39: TUGAS Filsafat Akhir UAS

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Manajemen – pengertian, Bagian dan Fungsi Manajemen,

artikel ini diakses pada tanggal 20 Desember 2011, dari

http://www.PurwantoYadi.blogspot.com

Pengertian dan pentingnya fungsi manajemen pendidikan, artikel di

aksespadatanggal20Desember2011,dar

ihttp://www.ihsan.blogspot.com

Manajemen pendidikan islam,artikel ini di akses pada tanggal 19

Desember2011,dar

ihttp://www.A.FarhanSyaddaddanAgusSalim,blogspot.com

Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada

tanggal16Desember2011,dar

ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com

Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada

tanggal16Desember2011,dar

ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com

Wawasan Manajemen pendidikan islam, artikel ini di akses pada

tanggal16Desember2011,dar

ihttp://www.Drs.IslachuddinYahya,M.Pd,blogspot.com. Suyanto,

diambil pada tanggal 23 Maret 2002, dari Internet:

http:/www.kompas-cetak/0102/23/dikbud/fou09.htm

Tugas Pengganti UTS Filsafat PendidikanPage 39