23
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular ahir-ahir ini merupakan suatu penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara-negara berkembang termasuk indonesia menurut WHO (2004) proposi kematian di dunia yang disebabkan penyakitbtidak menular sebesar 60% dan proposi kesakitan sebasar 47% dan diperkirakan tahun 2020 proposi kematian akan meningkat sekitar 73% dan proposi kesakitan meningkat 60% untuk negara SEARO (South Eart Asian Rrgional Offic) pada tahun 2020 akan menigkat poroposi kematian dan kesakitan sekitar 50% dan 42%. Di indonesia menurut studi morbiditas pada survai kesehatan rumah tangga prevasi penyakit tidak menular meningkat dari 15% pada tahun 1995 meningkat 18% tahun 2001 Perkembangan teknologi dan industri telah membawa prilaku gaya hidup masarakat serta situwasi linkungan seperti pola mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang kurangnya aktifitas fisik menigkatnya polusi lingkungan peningkatan tersebut telah memberi pengaruh terhadap menigkatnya penyakit-penyakit tidak menular Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia adalah masalah yang paling umum ditemukan, kondisi ini dilaporkan dialami sekitar 25% (13%-40%) populasi didunia setiap tahun namun penderita banyak yang tidak melapor ketenaga kesehatan. Meskipun demikian, dispepsia bertangung jawab atas tangung jawat atas besarnya biaya kesehatan (perawatan dan diagnosa) dan hilangnya waktu kerja.

TUGAS DISPEPSIA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS DISPEPSIA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular ahir-ahir ini merupakan suatu penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara-negara berkembang termasuk indonesia menurut WHO (2004) proposi kematian di dunia yang disebabkan penyakitbtidak menular sebesar 60% dan proposi kesakitan sebasar 47% dan diperkirakan tahun 2020 proposi kematian akan meningkat sekitar 73% dan proposi kesakitan meningkat 60% untuk negara SEARO (South Eart Asian Rrgional Offic) pada tahun 2020 akan menigkat poroposi kematian dan kesakitan sekitar 50% dan 42%. Di indonesia menurut studi morbiditas pada survai kesehatan rumah tangga prevasi penyakit tidak menular meningkat dari 15% pada tahun 1995 meningkat 18% tahun 2001

Perkembangan teknologi dan industri telah membawa prilaku gaya hidup masarakat serta situwasi linkungan seperti pola mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang kurangnya aktifitas fisik menigkatnya polusi lingkungan peningkatan tersebut telah memberi pengaruh terhadap menigkatnya penyakit-penyakit tidak menular

Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia adalah masalah yang paling umum ditemukan, kondisi ini dilaporkan dialami sekitar 25% (13%-40%) populasi didunia setiap tahun namun penderita banyak yang tidak melapor ketenaga kesehatan.

Meskipun demikian, dispepsia bertangung jawab atas tangung jawat atas besarnya biaya kesehatan (perawatan dan diagnosa) dan hilangnya waktu kerja.

Gejala dispepsia bervasiasi baik dalam jenis gejala maupun itensitas gejala terssebut dari waktu kewaktu gejala yang sering di rasakan penderita nyeri ulu hati, perut kembung, mual, muntah, napsu makan berkurang, sering sendawa, dan rasa cepat kenyang.

Di asia spesifik pada tahun 1994 secara umum prevalensi dispepsia bervariasi dari 10%-20% di wilayah cape town afrika selatan pada tahun 1993 proposi dispepsia yang terjadi pada klinik GASTROERERNOLOGI sebesar 71 %dalam waktu tiga bulan ditemukan bahwa 54% masarakat swedia mengalami dispepsia.

Survai yang dilakukan Ari F syam dari FKUI (2001) menemukan bahwa dari 93 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dispepsia. Survai yang dilakuakan pada masarakat jakarta pada tahun 2006 oleh departemen ilmu penyakit dalam FKUI yang melibatkan 1645 responden pasien dengan dispepsia mencapai 60%.

Page 2: TUGAS DISPEPSIA.docx

Di Indonesia pada tahun 2010 untuk kategori 10 penyakit terbesar pada unit rawat jalan,

dyspepsia berada pada urutan ke-6 dengan jumlah pasien sebanyak 220.357 jiwa, untuk provinsi

Bengkulu jumlah pasien dyspepsia berdasarkan data dari dinas kesehatan ada 893 pasien pada

tahun 2011 (dinas kesehatan Bengkulu 2011).

RUMUSAN MASALAH

Page 3: TUGAS DISPEPSIA.docx

BAB II

KONSEP TEORI

PENGERTIAN

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit , dan (Pepse), berarti pencernaan.Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika, 2001). Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta mual-mual.

Dyspepsia merupakan penyakit yang banyak diderita manusia berdasarkan penelitian pada

populasi umum didapatkan bahwa 15 – 30 orang dewasa pernah mengalami dyspepsia dalam

beberapa hari, dyspepsia merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi tidak hanya

di indonesia, tetapi juga didunia. Kasus dyspepsia didunia mencapai 13 – 40 % dari total

populasi setiap tahun. Hasil study menunjukkan bahwa di Eropa, Amerika Serikat dan Oseania,

prevalensi dyspepsia bervariasi antara 5% hingga 43 % (WHO, 2010).

Dyspepsia adalah merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak

enak / sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dyspepsia

Page 4: TUGAS DISPEPSIA.docx

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain menelan udara, regurgitasi (alir balik) asam dari

lambung, iritasi lambung (gastritis), kanker lambung, peradangan kandung empedu,

ketidakmampuan mencerna susu dan produknya dan kecemasan atau deprepsi, jika dalam jangka

waktu yang lama pasien yang menderita dyspepsia komplikasi yang mungkin muncul yaitu

pendarahan gastro intestinal, stenosis, pylorus dan perforasi (Corwin, 2000 ).

Peran keluarga juga merupakan faktor penyebab dari kekambuhan dyspepsia. Kelurga

sangat berperan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, karena keluarga merupakan orang

yang terdekat yang berperan dalam menindak lanjuti tindakan yang akan dilakukan pada anggota

keluaraga yang menderita dyspepsia. Ketidak pedulian keluarga terhadap salah satu anggota

keluarganya yang sakit seperti tidak adanya tindak lanjut keluarga ataupun proteksi keluarga

terhadap makanan-makanan yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh penderita dyspesia akan

menyebabkan sering kambuhnya penyakit dyspepsia. Keluarga merupakan tempat dirawatnya

anggota keluarga yang sakit untuk mendapatkan kenyamanan dan menciptakan suasana nyaman

pada penderita dyspepsia (Olypia C, 2013).

ETIOLOGI

Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita.Sekitar

satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu Seringnya,dispepsia

disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memilikipenyakit acid

reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulomembranosa yang

membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri didada. Beberapa

Page 5: TUGAS DISPEPSIA.docx

obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.  Terkadang

penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

a.       Menelan udara (aerofagi),

b.      Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung,

c.       Iritasi lambung (gastritis),

d.      Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis,

e.       Kanker lambung,

f.       Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

g.      Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya,

h.      Kelainan gerakan usus

i.        Stress psikologis,kecemasan, atau depresi

j.        Infeksi Helicobacter pylory

Dyspepsia disebabkan oleh beragam hal yang dapat ditelusuri berdasarkan kategorinya.

a.       Non-ulcer dyspepsia adalah dyspepsia yang tidak diketahui penyebabnya karena –

biladiendoskopi – bagian kerongkongan, perut, atau duodenum terlihat normal,

tidak menunjukkan borok sama sekali. Diperkirakan 6 dari 10 penderita dyspesia

tergolongdalam kategori ini,

b.      Duodenal and stomach (gastric) ulcers yakni dyspesia yang disebabkan oleh borok diusus

duabelas jari atau lambung. Jenis ini kerap dinamai peptic ulcer,

c.       Duodenitis and gastritis atau radang di usus duabelas jari dan/atau lambung. Radangtersebut

bisa saja ringan atau parah, tergantung luksnya. Gastritis akut dapatdisebabkan oleh karena

stres, zat kimiam isalnya obat-obatan dan alkohol, makananyang pedas, panas maupunasam.

Page 6: TUGAS DISPEPSIA.docx

Pada para yang mengalami stres akan terjadiperangsangan sarafsimpatis NV (Nervus vagus)

yang akan meningkatkan produksiasamklorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang

berada di dalam lambungakan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia

maupun makananyang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi

untuk  menghasilkan mukus,mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya

untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambungkarena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel

mukosagaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama

daerahfundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan

produksiHCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri

iniditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa

lambungakibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi

selmukosa gaster akan mengakibatkan erosipada sel mukosa. Hilangnya sel mukosaakibat

erosi memicu timbulnya perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancamhidup

penderita, namundapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi,

sehinggaerosimenghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.   Helicobacter

pylorimerupakan bakteri gram negatif. Organisme inimenyerang sel permukaan

gaster,memperberat timbulnya desquamasi seldan muncullah respon radang kronis

padagaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia

d.      Acid reflux, oesophagitis and GERD. Acid reflux terjadi ketika zat asam keluar darilambung

dan naik ke kerongkongan.Acid reflux bisa menyebabkan esofagitis (radangkerongkongan)

atau gastro-oesophageal reflux disease (GERD – acid reflux, denganatau tanpa esofagitis).

Page 7: TUGAS DISPEPSIA.docx

Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang tipikal(esofagus) dan gejala atipikal

(ekstraesofagus). Gejala GERD 70% merupakan tipikal,yaitu :

1)      Heart burn. Heart burn adalah sensasi terbakar di daerah retrosternal. Gejalaheart burn

adalah gejala yang tersering,

2)      Regurgitasi. Regurgitasi adalah kondisi di mana material lambung terasa dipharing.

Kemudian mulut terasa asam dan pahit. Kejadian ini dapatmenyebabkan komplikasi paru-

paru,

3)      Disfagia. Disfagia biasanya terjadi oleh karena komplikasi berupa striktur.

Gejala atipikal (ekstraesofagus) seperti batuk kronik dan kadang wheezing, suara serak,

pneumonia asmpirasi, fibrosis paru, bronkiektasis, dan nyeri dada nonkardiak.Data yang ada

kejadian suara serak 14,8%, bronkhitis 14%, disfagia 13,5%, dispepsia10,6%, dan asma

9,3%. Kadang-kadang gejala GERD tumpang tindih dengan gejala klinis dispepsia sehigga

keluhan GERD yang tipikal tidak mudah ditemukan. Spektrum klinik GERD bervariasi mulai

gejala refluks berupa heart burn, regurgitasi, dispepsia tipe ulkus atau motilitas. Terdapat dua

kelompok GERD yaitu GERD padapemeriksaan endoskopi terdapat kelainan esofagitis erosif

yang ditandai denganmucosal break dan yang tidak terdapat mucosal break yang disebut Non

Erosive Reflux Disease (NERD). Manifestasi klinis GERD dapat menyerupai manifestasi

klinis dispepsia berdasarkan gejala yang paling dominan adalah :

1)      Manifestasi klinis mirip refluks yaitu bila gejala yang dominan adalah rasapanas di dada

seperti terbakar,

2)      Manifestasi klinis mirip ulkus yaitu bila gejala yang dominan adalah nyeri uluhati,

3)      Manifestasi klinis dismotilitas yaitu gejala yang dominan adalah kembung,mual, dan cepat

kenyang,

Page 8: TUGAS DISPEPSIA.docx

4)      Manifestasi klinis campuran atau nonspesifik.

e.       Hiatus hernia atau lambung bagian atas menekan dada bagian bawah melalui bagian

diafragma yang bermasalah. Biasanya hiatus hernia hanya menyebabkan GORD

f.       Infeksi bakteri H. Pylori,

g.      Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat-obatan anti peradangan atau obat-obatan

lain (misalnya antibiotik dan steroid). Obat bisa menyebabkan keluhan diperut bagian atas

seperti NSAID, alendronate,orlistat, besi atau suplement potassium,digitalis, theophylin, dan

antibiotik oral. Pengurangan dosis atau penghentian dosisbiasanya bisa mengurangi gejala

dispepsia.

Page 9: TUGAS DISPEPSIA.docx

KONSEP ASKEP

Identitas

a.  Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan,

alamat.b.  Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat

1.      PengkajianPengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu :

Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer, 2000).

Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:a.    Biodata1)   Identitas Pasien  : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan,

alamat.2)   Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan dengan

pasien, alamat.b.   Keluhan Utama

Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang

c.    Riwayat Kesehatan Masa LaluSering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat minum-minuman beralkohol

d.   Riwayat Kesehatan KeluargaAdakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran  pencernaan

e.    Pola aktivitasPola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan yang merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.

f.     Aspek PsikososialKeadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal yang bisa menyebabkan stress

g.    Aspek EkonomiJenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan

h.   Pemeriksaan Fisik1)      Inspeksi

Klien tampak kesakitan, berat badan menurun, kelemahan dan cemas,2)      Palpasi

Nyeri tekan daerah epigastrium, turgor kulit menurun karena pasien sering muntah3)      Auskultasi

Peristaltik sangat lambat dan hampir tidak terdengar (<5x/menit)

Page 10: TUGAS DISPEPSIA.docx

4)      PerkusiPekak karena meningkatnya produksi HCl lambung dan perdarahan akibat perlukaan

a. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lain-

lain.

b. Data sistemik

o   Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu, peraba, dan lain-lain

o   Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak mata,

konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan lain-lain.

o   Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan lain-lain.

o   Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan, pengisian kapiler,

edema, dan lain-lain.

o   Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat, orientasi orang, dan

lain-lain.

o   Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual dan tenggorokan,

kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-

lain.

o   Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan, kemampuan memenuhi

aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.

o   Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lain-lain.

o   Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat, payudara, dan lain-lain.

o   Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika urinaria.

c. Data penunjang

d. Terapi yang diberikan

e. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual

o   Psikologi

       Perasaan klien setelah mengalami masalah ini

         Cara mengatasi perasaan tersebut

         Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan

         Jika rencana ini tidak terselesaikan

         Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang ada

o   Sosial

         Aktivitas atau peran klien di masyarakat

         Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai

         Cara mengatasinya

         Pandangan klien tentang aktivitas sosial di lingkungannya

o   Budaya

         Budaya yang diikuti oleh klien

         Aktivitas budaya tersebut

Page 11: TUGAS DISPEPSIA.docx

         Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut

         Cara mengatasi keberatan tersebut

o   Spiritual

         Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari

         Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan

         Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat dilaksanakan

         Perasaaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut

         Upaya klien mengatasi perasaan tersebut

         Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami

Page 12: TUGAS DISPEPSIA.docx

ASUHAN KEPERAWATAN

Tangal pengkajian : tangal masuk :

Ruang : nomer rigister :

Diagnosa medis :

A. IDENTITAS KLIENNama klien :Jenis kelamin :Usia :Status perkawinan :Agama :Suku babgsa :Pendidikan :Bahasa yang digunakan :Perkerjaan :Alamat :

B. RIWAYAT KEPERAAWATAN1. Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama ;b. Kronologis keluhan:

Faktor pencetus : Timbulnya keluhan : Lamanya :

Upaya mengatasi :

2. Riwayat kesehatan masa lalua. Riwayat alergi ;b. Riwayat kecelakaan :c. Riwayat dirawat dirumah sakit :d. Riwayat pemakaian obat :

3. Riwayat keselamatan keluarga :4. Penyakit yang pernah didierita angota keluarga :5. Riwayat piskososial dan spiritual :

a. Adakah orang terdekat dengan pasien :b. Interaksi dalam keluarga :

Pola komunikasi : Pembuatan keputusan : Kegiatan kemasarakatan :

c. Dampak penyakit dalam keluarga :

Page 13: TUGAS DISPEPSIA.docx

d. Masalah yang mempengaruhi pasien :e. Mekanisme koping terhadap stress :f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :

Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Harapan setelah menjalani perawatan : Perubahan yang telah dirasakan setelah sakit :

g. Sistim nilai kepercayaan : Nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Aktifitas agama/kepercayaan :

6. Kondisi lingkungan rumah :7. Pola kebiasaan :

Hal yang dikaji Sebellum sakit Di rimah salita. Pla nutrisi

Frekuwnsi makan Napsu makan Porsi makanan yang dihabiskan Makan yang tidak disukai Makan yang membuat alergi Makanan pantangan Makanan diit Pengunaan obat sebelum makan Pengunaan alat bantu

b. Pola eliminasi1. B.a. k

Frekuwensi Warna Keluhan Pengunaan alat bantu

2. B . a. B Frekuwensi Waktu Kosistensi Warna Keluhan

c. Pola persona hygine1. Mandi

Frekuwnnsi Waktu

2. Oral hygine Frekuwensi Waktu

3. Cuci rambut frekuwensi

Page 14: TUGAS DISPEPSIA.docx

d. pola istirahat dan tidur

lama tidur siang lama tidur malam kebiasaan sebelum tidur

e. pola aktifitas latihan waktu berkerja Olah raga Jenis olahraga Frekuwensi Keluhan dalam aktifitas

f. Kebiasan yang mempengaruhi kesehatan1. Merokok

Frekuwensi Jumplah Lama pemakaian

2. Minuman keras Frekuwensi Lamanya jumplah

C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan fisik umum ;

a. Berat badan :b. Tinggi badan :c. Tekanan darah :d. Nadi ;e. Suhu ;f. Keadaan umum :g. Pembesaraan :

2. Sistim pengelihatan a. Posisi mata :b. Posisi mata ;c. Perggerakan bola mata :d. Konjungtiva :e. Kornea :f. Sclera :g. Pupil :h. Otot-otot mata :i. Fungsi pengelihatan :j. Tanda-tanda radang :

Page 15: TUGAS DISPEPSIA.docx

k. Pemakaian kaca mata :l. Fungsi penglihatan ;m. Reaksi terhadap cahaya :

3. Fistim pendengarana. Daun telinga :b. Kondisi telinga tengah :c. Cairan dari telinga :d. Perasaan penuh di telinga :e. Tinnitus :f. Fungsi pendengaran ;g. Ganguan keseimbangan :h. Pemakaian alat bantu :

4. Sistim wicara :5. Sistim pernapasan

a. Jalan napas :b. Pernapasan ;c. Pengunaan otot bantu :d. Frekuwensi :e. Irama ;f. Jenis pernapasan ;g. Kedalaman :h. Batuk :i. Sputum :j. Terdapat darah :k. Suara napas :

6. Sistim kardiovaskulera. Sirkulasi perifer

Frekuwensi nadi : Irama ; Tekanan darah : Kekuwatan : Distensi vena jugularis : Teremeratur kulit : Warna kulit ; Edema : Rapirally refill :

b. Sirkulasi jantung Kecepatan denyut apical ; Bunyi jantung : Irama ; Sakit dada :

Page 16: TUGAS DISPEPSIA.docx

7. Sistim hematologi : Pucat : Pendarahan :

8. Fungsi pencernaan :a. Keadaan mulut :

Gigi : Gigi palsu ; Stomatitis : Lidah kotor ; Sicilia :

b. Muntah :c. Nyeri daerah perut :d. Bising usus ;e. Konsistensi feces :f. Konstipasi :g. Hepar :h. Abdomen :

9. Sistim saraf pusat a. Keluhan sakit kepala :b. Tingkat kecerdasan :c. Gasglow coma scale :d. Tanda-tanda peningkatan TIK :e. Ganguan sistim persarafan :f. Pemerksaan refleks

Refleks fisiologis : Reflek patologis :

g. Pemeriksaan nervus I-XII :10. Sistim endokrin

a. Pembesaran kelenjar teroid :b. Nafas bau keton ;c. Luka gangeren :

11. Sistim urogenitala. Perubahan pola kemih :b. B.a.kc. Distensi kandung kemih :d. Sakit pingang ;e. Skala nyeri :

12. Sistim integumen :a. Tugor kulit :b. Warna kulit :c. Keadan kulit :

Page 17: TUGAS DISPEPSIA.docx

d. Luka , lokasi :e. Insisi op :f. Kondisi :g. Gatal-gatal :h. Kelainan pigmen :i. Dekubitus :j. Kelainan kulit :k. Kulit dengan pemasangan infus :l. Keadan rambut

Tekstur : Kebersihan :

13. Sistim muskuloskeletal :a. Kesulitan dalam pergerakan :b. Sakit pada tulang , semdi ,kulit :c. Fraktur :d. Keadaan tonus otot :e. Kekuatan otot :