10
TUGAS DISASTER PLAN TANAH LONGSOR KELURAHAN BOJONG KULUR KECAMATAN GUNUNG PUTRI KOTA BOGOR DISUSUN OLEH : Pandu satya widiarto, S.Ked 030.10.214 PEMBIMBING : Dr. Gita Tarigan, MPH KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE MEI-AGUSTUS 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA, 2015

Tugas Disaster Plan Pandu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS DISASTER PLAN MANAGEMENT, IKM JAKATRTATANAH LONGSOR

Citation preview

TUGAS DISASTER PLANTANAH LONGSOR KELURAHAN BOJONG KULUR KECAMATAN GUNUNG PUTRI KOTA BOGOR

DISUSUN OLEH :Pandu satya widiarto, S.Ked030.10.214PEMBIMBING :Dr. Gita Tarigan, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPERIODE MEI-AGUSTUS 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA, 2015

1. SKENARIO BENCANAHujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Kota Bogor dan sekitarnya membuat sejumlah rumah di kelurahan Bojong Kulur kecamatan Gunung Putri mengalami longsor. Berdasarkan pantauan, Selasa (30/6/2015), longsor di daerah tersebut tidak memakan korban jiwa namun dilaporkan sekitar 56 rumah dan 1 sarana ibadah warga mengalami kerusakan berat. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk membersihkan tumpukan tanah longsor dan batu. Terdapat sekitar 35 warga yang mengalami luka-luka ringan. Untuk sementara korban yang terkena longsor mengungsi ke rumah kerabat dan SD yang dijadikan penampungan sementara.

Gambar. Ilustrasi bencana tanah longsor

2. HAZARD MAPPINGKelurahan Bojong Kulur merupakan sebuah desa yang secara administrasi kepemerintahan masuk ke wilayah Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Negara Republik Indonesia. Desa-desa lain yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Gunung Putri adalah Karanggan, Gunung Putri, Tlajung Udik, Bojong Nangka, Cicadas, Wanaherang, Cikeas Udik, Nagrak dan Ciangsana.

2.1 Luas wilayahLuas wilayah Desa Bojong Kulur adalah 477,977 hA1). Jika dibandingkan dengan Luas wilayah Kabupaten Bogor yang 2.071,21 km2 (atau setara dengan 207.121,000 hA2)) maka luas wilayah desa Bojong Kulur hanyalah 0,231% dari total wilayah kabupaten Bogor.

2.2 Batas WilayahDesa Bojong Kulur secara geografis bersinggungan langsung dengan wilayah Kabupaten Bekasi, yakni : -Sebelah utara: Kecamatan Jatiasih, Bekasi - Sebalah timur: Kecamatan Bantar Gebang,Bekasi - Sebalah selatan: Desa Ciangsana, Gunung Putri, - Sebelah barat: Kecamatan Jatiasih, Bekasi

2.3 KependudukanSesuai dengan data sensus penduduk tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik, populasi penduduk di desa Bojong Kulur adalah berjumlah 53.401 jiwa3). Jika dibandingkan dengan sembilan desa lainnya di kecamatan Gunung Putri, desa Bojong Kulur adalah desa dengan jumlah penduduk terbanyak, disusul oleh desa Tlajung Udik dengan jumlah penduduk 48694 jiwa dan desa Cicadas dengan jumlah penduduk 41098 jiwa.

2.4 Kondisi GeografisKecamatan Gunung putri memiliki titik koordinat 618' 647'10 LS dan 10623'45- 107 13'30 BT

Gambar 1. Peta wilayah administrasi kota Bogor.

Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung. Disamping itu terdapat pula situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 132,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.

3. VULNERABILITY3.1 ASPEK FISIKKecamatan Gunung putri terdiri dari dataran tinggi perbukitan yang di kelilingi oleh sungai, berikut merupakan data fisik sebagian besar kecamatan gunung putri.KETINGGIAN ( m.dpl )MORFOLOGI WILAYAH

TIPE(%)

2000 2500Puncak pegunungan0,22

1000 2000Pegunungan tinggi8,35

500 1000Perbukitan19,34

100 500Dataran bergelombang42,62

50 100Dataran rendah29,28

Tabel 1. Morfologi wilayah kecamatan Gunung putriDari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar morfologi wilayah kecamatan Gunung Putri adalah dataran bergelombang .

Temperatur : 24 33 derajat celcius Kelembaban rata-rata : 23 % Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th Kecepatan angin rata-rata : 15,5 knot Penyinaran matahari rata-rata : 45,8 % Jumlah curah hujan : 2984 m/th Jumlah hari hujan : 322 hari/tahun3.2 ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI Jumlah penduduk Kabupaten Bogor setiap tahunnya cenderung bertambah, kondisi ini dikarenakan dampak dari perkembangan wilayah di Kabupaten Bogor yang letaknya dalam lingkup Jabodetabekpunjur, yang mana pertumbuhan wilayahnya sangat pesat dan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk pada setiap wilayah yang terus bertambah.Berdasarkan data dan perkembangan jumlah penduduk pada tahun 2011 tercatat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bogor berjumlah 4.354.915 jiwa dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. Jumlah tertinggi terdapat di Kecamatan Cibinong dengan jumlah penduduk 253.292 Jiwa, menyusul Kecamatan Gunung Putri dengan jumlah penduduk 242.460 Jiwa dan Kecamatan Bojonggede dengan jumlah penduduk 207.375 Jiwa. Sedangkan untuk kecamatan yang jumlah penduduknya rendah yakni Kecamatan Cariu dengan jumlah penduduk 47.248 Jiwa. Sedangkan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciomas mencapai 81 jiwa/ha, kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tanjungsari mencapai 4 jiwa/ha. Dengan bertambahnya data kependudukan Kabupaten Bogor maka akan berdampak terhadap kebutuhan pemukiman, tata ruang yang baik dan sarana pendidikan serta kesehatan yang memadai, pada kasus ini di dapatkan bencana di kecamatan Gunung putri yang notabenenya merupakan jumlah kecamatan berpenduduk terbanyak kedua se-Kabupaten Bogor, menurut data POKJA pada kecamatan gunung putri memiliki sekitar 23037 rumah. Dan terdapat 2839 jiwa yang berada di garis kemiskinan.4. CAPACITYKapasitas yang dimiliki oleh penduduk Kelurahan Bojong kulur kecamatan Gunung putri kota Bogor adalah tingkat gotongroyong masyarakat tinggi dalam menghadapi bencana dan telah dilakukan penurapan atau memperkuat dinding saluran cabang irigasi. Serta pemahaman masyarakat tentang bagaimana mengatasi suatu bencana yang umum terjadi di daerahnya yaitu banjir dan tanah longsor.

Aspek Fasilitas KesehatanBerikut merupakan daftar puskesmas yang terdapat di Kecamatan Gunung putriNoPuskesmasKode PusekesmasAlamat PuskesmasJenis Puskesmas

1GUNUNG PUTRIP3201190101Jl. Wanaherang, Kec. Gunung PutriRawat Inap

2CIANGSANAP3201190202Kp. Cikeas Hilir Rt 5/3, Kec. Gunung PutriNon Rawat Inap

3KRANGGANP3201190203Jl. Raya Kranggan No. 148, Kec. Gunung PutriNon Rawat Inap

4BOJONG NANGKAP3201190204Jl. Golf River Side, Kec. Gunung PutriNon Rawat Inap

Dari data puskesmas diatas yang merupakan puskesmas terdekat dengan lokasi kejadian bencana adalah puskesmas Ciangsana yang memiliki tenaga medis terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 dokter gigi, 3 perawat dan 2 petugas apotik, 2 bidan tenaga medis dapat ditambah dari petugas kesehatan puskesma lebih besar yaitu puskesmas Gunung putri dan praktek dokter swasta (klinik) di kelurahan bojong kulur sekitar 3 klinik yang memiliki cadangan obat-obatan dan peralatan medis.Untuk Logistik makanan dan dapur umum saat menangani bencana nantinya akan berkoordinasi dengan ranting BNPB melalui petugas rt rw dan kelurahan serta dibantu organisasi kemasyarakatan.

5. MANAJEMEN PENANGANAN BENCANA5.1 Pre Bencana Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat (curah hujan). Waspadalah terhadap perubahan cuaca Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut : Langit gelap pertanda hujan akan datang Reruntuhan batu (rock fall) dan tanah (debris) pada jalan. Retakan baru pada lereng,jalan atau dinding penahan tanah. Material berupa tanah, batuan, pohon berjatuhan dari lereng.. Air mengalir dari lereng atau saluran air konstruksi penahan tanah berubah warnanyadari bening menjadi coklat. Air terkonsentrasi dan alirannya memotong badan jalan atau menuju wilayah yang lebih rendah. Konstruksi penahan tanah merusak akibat erosi. Saluran air rusak akibat derasnya saluran air. Air dibagian puncak tidak tertampung lagi dan mengalir deras kebadan jalan. Rembesan air semakin banyak dan terjadi tibatibai pada lereng atau konstruksi penahan air. Segera mengevakuasi atau memindahkan penduduk yang terancam tanah longsor atau setelah diketahui tanda-tanda tebing akan longsor ke tempat yang lebih amana. Pada saat ini kita sebagai tenaga kesehatan bisa berkoordinasi dengan petugas masyarakat seperti ketua camat atau kelurahan serta jajaran dibawahnya (RT/RW) untuk memberikan pengumuman terhadap masyarakat mengenai resiko yang akan terjadi, pada ilustrasi kasus ini ialah tanah longsor.b. Memastikan kepada pihak berwenang untuk menentukan dimana tempat penampungan sementara untuk para masyarakat yang terancam bencana tanah longor ( Sekolah, Balai desa atau tempat peribadatan)c. Segera menghubungi puskesmas yang ada di desa setempat (Puskesmas Ciangsana) memiliki 1 orang dokter umum dan 3 perawat , 2 petugas apotik memastikan peralatan dan obat-obatan dapat dipergunakan) dalam peristiwa tanah longsor lebih disiapkan alat-alat Hecting, Bidai maupun obat-obatan seperti analgetik.

Segera hubungi pihak yang memiliki wewenang untuk menangani tanah longsor. Dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor agar mencari tempat aman/mulai evakuasi diri dan begitu hujan deras dalam jangka waktu lama turun.

5.2 Saat Bencana Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan yang telah disiapkan. Jika berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang harus dilakukan adalah segera pergi ketempat yang aman ( pengungsian ) dan lakukan pemindahan korban dengan hati-hati. Bila tidak memungkinkan untuk mencari tempat perlindungan, maka lingkarkan tubuh anda seperti bola dengan kuat dan lindungi kepala anda. Posisi ini akan memberikan perlindungan terbaik untuk badan anda.5.3 Post Bencana Hindari daerah longsor, karena tidak menutup kemungkinan longsor susulan akan terjadi. Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah longsor. Bantu arahkan SAR ke lokasi longsor. Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor. Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang. Periksa keadaan pondasi rumah dan tanah di sekitar lokasi longsor. Rehabilitasi : membuat tempat pengungsian sementara selama rumah penduduk belum aman dari tanah longsor. Rekonstruksi : pembangunan kembali bangunan atau infrastruktur yang rusak akibat tanah longsor.

6. HEALTHCARE DISASTER PLANPenanggulangan kesehatan bencana di Puskesmas pada tanah longsor : Memastikan puskesmas aman sebagai sentra pelayanan kesehatan pasca bencana Menentukan tempat yang aman untuk pengungsian, misalnya balai desa, sekolah, masjid ( tempat ibadah ). Menunjuk command leader di puskesmas yaitu salah satu dokter puskesmas. Membuat jalur dan lokasi evakuasi bencana. Mengumpulkan obat - obatan dan alat-alat medis penunjang. Meminta bantuan dinas kesehatan setempat bila ada obat - obatan atau alat penunjang yang kurang. Mengumpulkan obat-obatan dan alat-alat medis penunjang serta bahan sandang dan pangan bagi warga pengungsian. Meminta bantuan dari mantri - mantri desa dan bidan - bidan desa untuk membantu puskesmas ataupun tempat pengungsian. Bekerjasama dengan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mahasiswa kedokteran, tim medis, warga, maupun relawan untuk mengevakuasi korban - korban bencana. Menentukan triase, memilah - milah korban berdasarkan tingkat keparahan atau kegawatdaruratannya. Membagi ruangan/tempat khusus di puskesmas untuk pasien berdasarkan triase tersebut Membuat traffic flow dari pintu masuk puskesmas ke ruang - ruang yang sudah ditentukan sesuai dengan keadaan korban, sampai pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk awal. Membangun WC umum bagi warga pengungsian dilengkapi dengan air bersih guna mencegah terjadinya penyakit yang dapat terjadi di tempat pengungsian. Membuat papan informasi di depan puskesmas berisi tentang data korban yang berada di puskesmas sebagai sumber informasi untuk keluarga / masyarakat. Membuat daftar RS yang dekat dengan lokasi bencana untuk merujuk pasien yang tidak dapat ditangani di puskesmas.Pengendalian penyakit pasca bencanaBiasanya dalam menangani kasus tanah longsor didapati korban yang cedera mulai dari patah tulang, luka robek atau bisa juga terdapat penyakit lain seperti gangguan saluran pernapasan (akibat tinggal di posko bencana) dan bahkan beberapa bisa memiliki masalah psikis akibat harta bendanya yang rata dengan tanah. Perlu ditinjau aspek-aspek berikut yang bisa dilakukan tenaga medis dalam menangani kasus-kasus pasca bencana. Konseling kejiwaan bisa dilakukan untuk anak-anak dan orang tua, dilakukan oleh tenaga medis atau berkomunikasi dengan psikolog yang bisa didatangkan dengan bekerjasama dengan BNPB. Perawatan korban patah tulang dengan merujuk ke RS terdekat ( RSUD ) dan melakukan pendataan serta mengurus rujukan. Pengobatan ISPA di pengungsian dengan sistematis dan memberikan masker kepada penderita. Perawatan Vulnus Laceratum setelah dilakukan penjahitan kita pantau jahitan dan jaga kebersihan bekas luka serta aff hecting.