Tugas Akhir PRK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Akhir PRK

Citation preview

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh Krisis Finansial Amerika Serikat dan Inggris terhadap Pasar Saham ASEAN-5 Periode 2007-2010

Tugas Teori Keuangan

FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI MANAJEMENKONSENTRASI KEUANGANDEPOK

Mei 2014

Statement of Authorship

Saya yang bertandatangan di bawah ini,Nama : NPM : Tanda Tangan:

menyatakan bahwa proposal skripsi dengan judul adalah murni hasil tulisan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan ataupun tulisan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan menggunakannya.

Tanggal :

DAFTAR ISI

Word did not find any entries for your table of contents.In your document, select the words to include in the table of contents, and then on the Home tab, under Styles, click a heading style. Repeat for each heading that you want to include, and then insert the table of contents in your document. To manually create a table of contents, on the Document Elements tab, under Table of Contents, point to a style and then click the down arrow button. Click one of the styles under Manual Table of Contents, and then type the entries manually.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Krisis finansial Amerika Serikat tahun 2007 yang berawal dari macetnya kredit perumahan, telah menjadi fenomena krisis ekonomi global terparah sejak Great Depression tahun 1927. Adanya suntikan paket stimulus fiskal dan moneter menjadi jalan untuk mencegah makin memburuknya perekonomian. Selain berdampak buruk pada wilayah Amerika Utara dan Uni Eropa, krisis tersebut memberikan tekanan yang besar pada negara emerging markets yang berujung pada anjloknya pasar saham serta tingkat pertumbuhan PDB (Bank Dunia, 2008). Hasil studi dari Simon Neaime (2012) menemukan bahwa krisis finansial Amerika Serikat berdampak signifikan terhadap kondisi pasar saham negara-negara Middle East & North Africa (MENA) akibat telah terintegrasinya pasar saham negara seperti Mesir, Maroko, Jordania, Tunisia, dan UEA dengan pasar saham dunia. Walaupun demikian, Simon Neaime mengungkapkan bahwa tingkat integrasi finansial global beberapa pasar saham negara MENA selain kelima negara di atas masih rendah dan integrasi finansial antar negara masih relatif lemah. Hal ini sejatinya telah mencegah dampak yang lebih buruk dari imbas krisis finansial global, namun Neaime berpendapat bahwa tingkat integrasi yang lebih tinggi justru dapat membantu MENA dalam menangkis dampak negatif dari krisis terhadap perekonomian.

Tabel 1.1 Foreign Direct Investment Inflow ASEAN-5FDI Inflow (Juta US$)200520062007200820092010

Indonesia 8,336 4,914 6,928 9,318 4,877 13,771

Malaysia 3,925 7,691 9,071 7,573 115 10,886

Singapore 18,090 36,700 46,972 12,200 24,939 53,623

Thailand 8,055 9,455 11,327 8,538 4,854 9,104

Philippines 1,664 2,707 3,245 1,436 2,712 1,635

Total 40,071 61,467 77,544 39,065 37,497 89,018

Sumber: Bank Dunia

Tabel 1.2 Kapitalisasi Pasar ASEAN-5Market Cap (Juta US$)200520062007200820092010

Indonesia 81,428 138,886 211,693 98,761 178,191 360,388

Malaysia 181,236 235,356 325,663 187,066 255,952 410,534

Singapore 316,658 276,329 353,489 180,021 310,766 370,091

Thailand 124,864 141,093 196,046 102,594 138,189 277,732

Philippines 40,153 68,382 103,224 52,101 80,132 157,321

Total 744,339 860,047 1,190,115 620,543 963,230 1,576,065

Sumber: Bank Dunia

Wilayah ASEAN juga tidak luput dari terjangan badai krisis finansial global. Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan dampak dari krisis finansial global terhadap kondisi pasar finansial dari lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Berdasarkan table 1, total Foreign Direct Investment (FDI) inflow dari lima negara anggota ASEAN mengalami penurunan pada tahun 2007-2008 akibat pengaruh dari krisis finansial global. Hanya Indonesia yang justru mengalami peningkatan FDI. Hal yang sama ditunjukkan oleh table 2 yakni angka kapitalisasi pasar yang merosot pada periode 2007-2008. Kelima negara mengalami penurunan kapitalisasi pasar yang signifikan yakni rata-rata mendekati 50%.Spillover effects dari krisis finansial global terhadap ASEAN-5 dan pengaruhnya terhadap pasar saham masing-masing negara bervariasi karena bergantung pada derajat integrasi finansial dengan pasar finansial yang lebih mature. Belum terdapat hasil studi empiris yang menjelaskan bagaimana sebenarnya pengaruh dari krisis finansial global terhadap pasar saham ASEAN-5 yang dikaitkan dengan tingkat integrasi finansial di region ASEAN-5.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Bagaimana hubungan antara pasar saham ASEAN-5 dengan Amerika Serikat dan Inggris selama periode 2007-2010?2. Bagaimana hubungan intra-regional pasar saham ASEAN-5 selama periode 2007-2010?3. Bagaimana pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan kondisi keuangan regional negara ASEAN-5 selama periode 2007-2010?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.3.1 Tujuan PenelitianBerdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah1. Mengetahui hubungan antara pasar keuangan ASEAN-5 dengan Amerika Serikat dan Inggris selama periode 2007-20102. Mengetahui hubungan intra-regional pasar keuangan ASEAN-5 selama periode 2007-20103. Mengetahui pengaruh dan signifikansi dari krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan kondisi keuangan regional negara ASEAN-5 selama periode 2007-2010.1.3.2 Manfaat PenelitianHasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat, diantaranya:1. Dapat memberikan informasi kepada pasar saham, terutama investor di lima negara Asia Tenggara mengenai hubungan antara pasar saham Amerika Serikat dan Inggris dengan ASEAN-5, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi2. Dapat menjadi masukan dan referensi bagi akademisi maupun peneliti lain yang ingin melakukan penelitian hubungan antara pasar saham di dunia

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Integrasi FinansialTerdapat banyak literatur keuangan yang membahas mengenasi integrasi finansial dari pasar saham utama dunia seperti Arshanapalli dan Doukas, 1993; Eun dan Shim, 1989; Joen dan Von Furstenberg, 1990; Kasa, 1992; Kim dan Wadhwani, 1990. Namun, belakangan ini terdapat pergeseran atensi ke emerging markets dari negara-negara berkembang (Bekaert dan Harvey, 1997; Chowdhury, 1994; Darat dan Hakim, 1997; De Santis dan Imrohoroglu, 1997; Hakim dan Neaime, 2000, 2009; Neaime, 2002,2005; Neaime dan Hakim, 2002). Fokus baru ini berakar dari fakta bahwa emerging markets memberikan kemungkinan baru bagi pengelola dana dan portfolio untuk meningkatkan dan mengoptimalkan portfolio mereka. Selain itu, emerging markets mungkin dapat memberikan tempat yang aman bagi investor internasional untuk menyimpan dananya, mengingat pasar saham mayor seperti Amerika Serikat dilanda krisis finansial.Lagoarde-Segot dan Lucey (2006) menggunakan fixed effect panel data model untuk menguji apakah pasar MENA (Middle East North Africa) yang terdiri dari Turki, Israel, Jordania, Lebanon, Tunisia, Maroko dan Mesir rentan terhadap common exogneous shocks. Bekaert (1993), dan Bekaert dan Harvey (1997) menemukan bahwa return dari pasar saham di emerging markets tinggi dan dapat diprediksi tetapi memiliki korelasi yang lemah dengan pasar mayor. Hal ini mengindikasikan bahwa jika krisis finansial muncul, pasar saham dari emerging markets tidak akan mengalami kerugian yang signifikan dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh pasar yang lebih dewasa, seperti yang terjadi pada krisis finansial global 2008. Sejalan dengan makin dewasanya emerging markets, mereka akan semakin sensitif terhadap volatilitas dari pasar saham lainnya. Meningkatnya derajat integrasi dengan pasar dunia akan menghilangkan kemampuan mereka untuk meningkatkan dan mendiversifikasikan portoflio internasional, sehingga akan membuat pasar saham mereka lebih rentan terhadap shock finansial eksternal melalui adanya potensi yang lebih besar dari financial contagion. Salah satu konsekuensi yang penting dari tingkat integrasi pasar saham ialah tingkat integrasi menentukan akses keuangan untuk perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham emerging market tersebut. Dalam jangka panjang, intergasi pasar akan memperlebar kesempatan diversifikasi bagi investor domestik maupun internasional, sehingga akan berpengaruh secara negatif terhadap expected return (Chari dan Henry, 2004; Stulz, 1999). Hubungan antara integrasi pasar dengan kerentanan terhadap shock telah secara formal dideskripsikan oleh Bekaert et al. (2005). Pendekatan mereka ialah mengembangkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) tradisional dari satu faktor menjadi dua faktor.

2.2 Financial ContagionLiteratur keuangan membedakan financial contagion menjadi dua, yakni fundamental contagion dan shift contagion. Fundamental contagion terjadi akibat hasil dari integrasi finansial dan ekonomi yang lebih tinggi dan menyebar melalui perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral serta integrasi pasar saham secara independen saat terjadinya krisis finansial yang berujung pada pergerakan negatif secara simultan dalam fundamental ekonomi. Shock ini dapat secara riil atau finansial seperti anjloknya indeks pasar saham mayor, meningkatnya suku bunga dunia, turunnya permintaan internasional dan arus modal, atau fluktuasi tiba-tiba dalam nilai tukar mata uang mayor. Secara kontras, shift contagion merujuk pada perubahan dalam perilaku dan sentimen dari investor domestik maupun internasional, yang disebabkan oleh adanya pergeseran ekspektasi pasar setelah mengontrol efek dari fundamental. Pergeseran ekspektasi pasar tersebut merupakan akibat dari herding behavior yang berujung pada kerusakan struktural dalam market linkages. Mekanisme yang mendasari hal tersebut antara lain gangguan kognitif keuangan, shock likuiditas endogen, persepsi terhadap risiko politik (Forbes dan Rigobon, 2000), portfolio rebalancing (Kodres dan Pritsker, 2002), dan informational cascades (Calvo dan Mendoza, 2000). Faktor kompleks tersebut, yang mungkin akan terjadi secara simultan, akan secara berbeda mempengaruhi kelompok investor dan sangat bergantung pada skenario krisis.

2.3 Hubungan antara Return dengan VariansHubungan antara risiko dari aset finansial, yang diproksikan oleh variansnya, dengan return tidak hanya penting dalam penentuan harga aset finansial, tetapi juga penting untuk mengkuantifikasikan risiko contagion antar pasar finansial. Oleh karena itu, asset pricing models sepert Merton, 1973; Sharpe, 1964) menghubungkan return dari sebuah aset dengan variansnya. Akan tetapi, literatur keuangan masih memperdebatkan apakah hubungan tersebut seharusnya positif atau negatif (Bollerslev dan Zhou, 2006; Bouchaud et al., 2001; Campbell dan Hentschel, 1992; French et al., 1987; Pindyck, 1984). Walaupun sebagian besar asset pricing models menunjukkan hubungan yang positif antara expected return dari portofolio saham dengan risikonya (Baillie dan DeGennaro, 1990) dengan asumsi investor risk averse, tradisi panjang dari keuangan empiris menyatakan bahwa volatilitas dari return saham berkorelasi negatif dengan return saham (Cox dan Ross, 1976; Whitelaw, 2000).Hasil empiris dari studi sebelumnya mungkin kurang handal karena variance modelling yang digunakan dalam literatur tersebut tidak menggunakan data secara efisien (Bollerslev, 1990). Beberapa hasil studi empiris menemukan hubungan yang tidak signifikan dan tidak stabil antara return dengan varians kondisional dalam pasar saham internasional (Glosten et al., 1993; Turner et al., 1989). Selain itu, walaupun beberapa studi empiris menunjukkan adanya hubungan negatif (Nelson, 1991), studi lainnya menunjukkan adanya hubungan positif antara return pasar saham dengan varians kondisional dari return tersebut (Bae et al., 2007; Campbell dan Hentschel, 1992; French et al., 1987; Ghysels et al., 2005; Scruggs, 1998).

BAB 3METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan stabilitas keuangan di negara ASEAN-5. Bab ini secara khusus menjelaskan tentang metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.3.1 Tahapan Alur PenelitianDalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, meliputi:1. Proses pengumpulan data yang akan dijadikan sample. Semua data diperoleh dari Datastream2. Melakukan identifikasi dan verifikasi seluruh variable yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dari hal ini adalah untuk menyesuaikan data pada periode pengujian, yakni 2007 hingga 2010, sehingga tidak terjadi kesalahan input data.3. Setelah kedua tahap tersebut selesai, data yang telah diverifikasi disusun secara sistematis pada Microsoft Excel. Selanjutnya, data diolah menggunakan software statistika Eviews 6 dengan tipe data panel.4. Selanjutnya, dilakukan deskriptif data, plot grafik antar variable bebas dengan terikat, melihat korelasi antar variable, serta melakukan pengujian pada model untuk karakteristik variabel-variabel penelitian yang digunakan. Setelah itu, dilakukan juga pengujian terhadap asumsi-asumsi yang ada agar didapatkan model yang baik.5. Terakhir, hasil yang diperoleh dari tahap keempat diinterpretasikan dan diambil kesimpulan mengenai bagaimana hubungan dan pengaruh dari krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan stabilitas keuangan di negara ASEAN-5 pada periode 2007-2010.3.2 Jenis PenelitianPenelitian ini bersifat explanatory research, dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat melalui pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan sebuah proses untuk menjelaskan hubungan tertentu antar variable dan variasi dalam variable terikat (Sekaran, 2010). Jenis pengujian hipotesis juga berusaha untuk mengidentifikasi pergerakan variable bebas yang mempengaruhi variable terikat, dan melakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi pergerakan variable terikat.3.3 Objek PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian, objek dalam penelitian ini adalah index nasional 7 negara, meliputi Amerika Serikat dan Inggris sebagai representasi pasar yang mengalami keterpurukan saat krisis berlangsung, serta index nasional 5 negara ASEAN yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, serta Thailand, dengan periode penelitian sejak 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2010.3.2 Data Penelitian1.2.1 Jenis DataData yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel. Selain itu, data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data untuk masing-masing proxy dari variable dependen dan independen berupa observasi harian dari index nasional 7 negara, yakni Amerika Serikat (S&P 500), Inggris (FTSE 100), serta 5 negara ASEAN, yakni Indonesia (JKSE), Filipina (PSEI), Malaysia (KLSE), Singapura (STI), dan Thailand (SETI), untuk periode 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2010. 1.2.2 Sumber DataPenelitian ini seluruhnya menggunakan data sekunder berupa index nasional 7 negara sample penelitian, dengan observasi harian dalam periode 2007-2010. Keseluruhan data tersebut dapat diperoleh dari Datastream.1.2.3 Metode Pengolahan DataMetode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data panel. Hal ini karena obejek penelitian ini terdiri dari 7 negara dengan observasi nilai index harian. Untuk memenuhi proses ini, penulis menggunakan software statistik seperti Eviews 6 dan Microsoft Excel. Data panel merupakan data yang terdiri dari kumpulan beberapa variable yang memiliki periode waktu yang cukup lama. Data panel memiliki beberapa kelebihan, yaitu ukuran data lebih besar karena memiliki banyak time series dan cross section identifier. Selain itu, dengan menggunakan data panel, dapat dilihat perubahan berdasarkan waktu ataupun subjek.3.3 Model PenelitianModel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada Neaime dan Simon (2011). Neaime dan Simon menggunakan model serupa dalam menguji pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi keuangan regional negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan menggunakan uji causality-in-variance (Cheung dan Ng, 1996), hubungan kausal dari varians antara pasar modal tiap negara tersebut dapat dideteksi dan dilihat bentuknya. Aplikasi dari model tersebut dalam penelitian ini dapat diterapkan dalam dua tahapan. Tahap pertama berupa penghitungan spesifikasi GARCH untuk return dari tiap-tiap index pasar, yang meliputi spesifikasi GARCH, TARCH atau Threshold ARCH, serta ARCH-in-Mean. Tahap selanjutnya berupa mengindentifikasi cross-correlations dari conditional variances dari data GARCH yang telah diestimasi. Untuk langkah pertama, model yang digunakan adalah:(1)dimana rt merepresentasikan return pada periode t dan spesifikasi varians dijelaskan dalam model:(2)

dimana dt = 1 jika < 0, dan dt = 0 jika sebaliknya. Batasan pada parameter 0, pada model (2) akan membawa pada model selanjutnya, yakni:(3)dimana model tersebut menandakan kasus spesial.Model (3) merupakan model standar GARCH (1,1) (Bollerslev, 1986), yang mengesampingkan masalah asimetri. Model ARCH (1,1) standar untuk kasus spesial (Engle, 1982) adalah:(4)Spesifikasi paling sederhana, model (4), konsisten dengan volatility clustering yang biasa dijumpai dalam data return keuangan, dimana perubahan yang besar dalam return biasanya diikuti oleh perubahan besar lanjutan. 3.4 Variabel PenelitianModel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada Neaime dan Simon (2011). Neaime dan Simon menggunakan model serupa dalam menguji pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi keuangan regional negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:1. Variabel Terikat (Dependent Variable)Variabel terikat adalah variable yang keberadaannya dipengaruhi oleh variable bebas. Dalam estimasi model (1), variable terikatnya adalah return, dimana return diperoleh dari membandingkan harga index hari ini dengan harga index hari sebelumnya. 2. Variabel Bebas (Independent Variables)Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variable terikat. Dalam estimasi model diatas, variable bebasnya antara lain varians dan volatilitas. Pengukuran pengaruh dari krisis keuangan global akan diukur berdasarkan mata uang lokal tiap-tiap negara.3.5 Hipotesis PenelitianBerdasarkan beberapa studi literature, penelitian ini ingin melihat pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi pasar regional dan kondisi keuangan regional pada negara ASEAN-5, dengan menggunakan perbandingan dua negara yang dipercaya terkena dampak buruk krisis keuangan global, yakni Amerika Serikat dan Inggris, selama periode 2007-2010. Oleh karena itu, dapat dibentuk hipotesis penelitian seperti dijelaskan dibawah ini.

H1: Terdapat korelasi yang positif antara pasar saham ASEAN-5 dengan Amerika Serikat dan Inggris selama periode 1 Januari 2007 31 Desember 2010H2: Terdapat korelasi intra-regional yang positif antar pasar saham ASEAN-5 selama periode 1 Januari 2007 31 Desember 2010H3: Terdapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan kondisi keuangan regional negara ASEAN-5 selama periode 1 Januari 2007 31 Desember 20103.6 Metode PenelitianPenelitian ini mengacu pada penelitian Neaime dan Simon et al. (2011) dimana penelitian ini menganalisis pengaruh krisis keuangan global terhadap kondisi pasar dan kondisi keuangan regional negara ASEAN-5 dengan menggunakan dua tahapan. Tahap pertama bertujuan untuk mengukur spesifikasi GARCH yang paling tepat dalam mengukur data market return. Dalam penelitian ini, tahap pertama dilakukan dengan estimasi panel data untuk melihat karakteristik individual negara. Hasil dari estimasi pada tahap pertama, didapatkan nilai 0 atau konstanta pada model pertama. Konstanta pada estimasi model pertama merepresentasikan nilai return. Nilai ini selanjutnya digunakan pada estimasi tahap kedua. Hasil yang diperoleh dari tahap pertama akan digunakan untuk mengidentifikasi cross-relations dari conditional variance dari estimasi GARCH yang didapat. Sama seperti pada tahap pertama, estimasi tahap kedua menggunakan estimasi data panel. Penggunaan data panel pada two step approach penelitian ini disebabkan data panel memiliki beberapa keunggulan seperti yang dijelaskan oleh Gujaratti (2009) yaitu 1. Karena data cross section terdiri dari banyak individu, terdapat heterogenitas dalam unit tersebut. Teknik estimasi data panel dapat mengontrol heterogenitas dengan adanya variabel individual-specific. 2. Dengan mengkombinasikan observasi time series dan cross section, data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom, dan lebih efisien. 3. Data panel lebih baik dalam mempelajari dinamika perubahan. 4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek-efek yang tidak dapat diobservasi dalam data time series maupun cross section yang murni. 5. Data panel dapat menyediakan model yang lebih kompleks. 6. Dengan ketersediaan data yang mencapai ribuan unit, data panel dapat mengurangi bias yang terjadi saat mengagregatkan individu menjadi agregat yang luas.

BAB IVANALISIS DAN DISKUSI

Bab ini menjelaskan mengenai hasil dari tes yang telah diuji kepada model. Dalam bab ini juga dibahas lebih lanjut mengenai analisa dari hasil tes pengujian tersebut. Hasil analisa dari pengujian pada model akan digunakan selanjutnya sebagai bahan dasar pengambilan kesimpulan di bab berikutnya.

1.4 Gambaran UmumKrisis Keuangan Global 2008 yang berawal di Amerika Serikat menyebabkan kondisi perekonomian negara-negara di dunia mengalami tekanan. Tidak terkecuali di kawasan Asia Tenggara, dampak dari Krisis Keuangan Global 2008 dapat dirasakan di hampir semua negara. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan signifikansi pengaruh Krisis Keuangan Global yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris terhadap perekonomian 5 negara di Asia Tenggara.Penelitian ini dilakukan terhadap return index saham 5 negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand, dengan melakukan perbandingan terhadap Inggris dan Amerika Serikat, selama periode 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2010. Data yang digunakan merupakan data harian, dengan jumlah observasi sebanyak 1043 setiap negara.

Tabel 4.1 Sampel PenelitianKodeNegara

IHSGIndonesia

PSEIFilipina

KLCIMalaysia

FTSE WSingapura

SET 100Thailand

FTSE 100Inggris

S&P 500Amerika Serikat

Sumber : Datastream

1.5 Analisis Karakteristik Data dan Statistik Deskriptif4.2.1 Analisis ReturnUntuk melihat karakter data, diperlukan pengujian statistik deskriptif terhadap return dari tiap-tiap sample. Untuk mendapatkan nilai return, dilakukan pengolahan terhadap index saham harian tiap-tiap negara dalam sampel menggunakan kalkulasi geometri. Diolah dengan software Eviews 6.0, berikut adalah tabel yang menunjukan karakteristik data dan statistik deskriptif dari return tiap-tiap negara dalam sampel.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Return Mean Maximum Minimum Std. Dev.

Indonesia0.07%7.62%-10.95%1.71%

Malaysia0.03%4.26%-9.98%0.97%

Filipina0.03%9.37%-13.09%1.56%

Singapura0.01%6.94%-9.39%1.60%

Thailand0.04%8.75%-12.69%1.72%

Inggris-0.01%9.38%-9.27%1.57%

Amerika Serikat-0.01%10.96%-9.47%1.70%

Sumber : Eviews yang telah diolah

Kolom mean pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa diantara negara-negara dalam sampel, Indonesia memiliki nilai rata-rata return tertinggi, diikuti Thailand dan Malaysia serta Filipina. Namun demikian, standard deviasi dari Indonesia dan Thailand sama-sama yang tertinggi. Hal ini berarti, meski returnnya tinggi, Indonesia dan Thailand memiliki risiko yang lebih tinggi juga, relatif dibandingkan dengan negara-negara dalam sampel lainnya.Selain itu, baik Inggris maupun Amerika Serikat sama-sama menunjukkan rata-rata return negatif dengan standard deviasi yang tinggi, membuktikan bahwa pada periode tersebut, krisis benar-benar sedang melanda kedua negara tersebut.Tahap selanjutnya untuk mengamati karakteristik return index saham tiap negara dalam sampel adalah dengan mengamati korelasi antar returnnya. Dalam tabel 4.3 berikut digambarkan hubungan atau korelasi antar return tiap negara dalam sampel.

Tabel 4.3 Tabel Korelasi ReturnNegaraIndonesiaMalaysiaFilipinaSingapuraThailandInggrisAmerika Serikat

Indonesia100.00%56.16%45.20%64.98%52.73%35.70%15.29%

Malaysia100.00%48.10%59.96%45.16%34.95%12.88%

Filipina100.00%39.51%36.70%24.84%3.53%

Singapura100.00%59.85%48.79%29.10%

Thailand100.00%39.53%26.89%

Inggris100.00%57.12%

Amerika Serikat100.00%

Sumber : Eviews yang telah diolah

Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa terdapat korelasi positif antar return tiap negara ASEAN dalam sampel dengan Inggris dan Amerika Serikat. Korelasi antar return tertinggi dengan Inggris dan Amerika Serikat terjadi di pasar saham Singapura dan Thailand, dan korelasi terendah dengan kedua negara tersebut terjadi di pasar saham Filipina. Dengan hasil tersebut, asumsi yang dapat dibuat adalah saat Krisis Keuangan Global 2008 melanda Amerika Serikat dan Inggris, Singapura dan Thailand adalah dua negara ASEAN yang mendapat pengaruh paling besar dari krisis tersebut. Selain itu, jika ditinjau dari sisi hubungan intra regional, terdapat korelasi positif dan kuat antar pasar saham ASEAN-5, dengan rata-rata korelasi mencapai 51%. Hal ini mencermikan adanya integrasi pasar saham yang kuat di antara negara-negara ASEAN-5. Namun demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode GARCH (1,1), TARCH (1,1) ARCH-in-Mean seperti telah dijelaskan di bab 3 penelitian.

Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Model GARCH, TARCH, dan ARCH-in-MeanNegaraGARCHTARCHARCH-in-Mean

InggrisAmerika Serikat

Indonesia0.00000.00000.76540.0000

Malaysia0.00000.00700.60840.0026

Filipina0.00000.01990.69850.0000

Singapura0.00000.00120.54240.0001

Thailand0.00000.00000.00600.0000

Sumber : Eviews yang telah diolah

Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Pengaruh Bad News terhadap ASEAN-5RESID(-1)^2*(RESID(-1)