Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI
SIPIL PADA KANTOR IMIGRASI KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
ICHAULLA MARIS
NIM : 22120976
Program Studi Manajemen Administrasi
Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan
dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir yang penulis ambil
sebagai berikut, “Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada
Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur”.
Tujuan penulisan tugas akhir dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
program Diploma Tiga (D.III) ASM BSI. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil wawancara, observasi dan beberapa sumber literatur yang
mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan
dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika Jakarta.
2. Ketua Program Studi Manajemen Administrasi Akademi Sekretari dan
Manajemen Bina Sarana Informatika.
3. Bapak Fahmi Kamal, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Ibu Maslaini, SH selaku Kepala Urusan Kepegawaian Kantor Imigrasi Kelas 1
Jakarta Timur.
5. Para pegawai Bagian Kepegawaian Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur.
6. Bapak/Ibu dosen Sekretari ASM BSI Jakarta.
vii
7. Ucapan terima kasih diajukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orangtua,
kedua adik, serta saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam
mendorong, menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Teman-teman kelas 22.6A.31 atas waktunya dalam memberikan saran kepada
penulis.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih
jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang besifat
membangun demi kesempuranaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 22 Juni 2016
Penulis
Ichaulla Maris
viii
ABSTRAK
Ichaulla Maris (22120976), Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh karena itu,
diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi karena keahlian
atau kompetensi dapat mendukung peningkatan kinerja karyawan. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode untuk
menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran
lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor
Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur dilaksanakan setahun sekali. Penilaian kinerja
pegawai ini, dilaksanakan oleh atasan (pejabat penilai) setiap akhir Desember pada
tahun yang bersangkutan dan paling lambat akhir Januari tahun berikutnya. Penilaian
prestasi kerja pegawai negeri sipil secara sistematik menggabungkan antara penilaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan penilaian perilaku kerja. Pada penilaian 2 orang
pegawai terdapat indikator penilaian yang tidak memenuhi target yaitu target kualitas.
Sehingga penilaian kedua orang pegawai tersebut tidak efektif. Untuk mengatasinya
perlu adanya pembinaan kepada pegawai, agar dapat meningkatkan prestasi kerjanya.
Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas adalah pengangkatan jabatan, kenaikan
pangkat, dan tunjangan kerja. Untuk mendapatkan hasil dari tindak lanjut ini, semua
unsur penilaian kinerja pegawai bernilai baik selama dua tahun terakhir. Pada
penilaian kedua pegawai yang tidak dapat memenuhi target kualitas, maka akan
menerima pemotongan tunjangan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kata Kunci: Penilaian Kinerja, Pegawai Negeri Sipil
ix
ABSTRACT
Ichaulla Maris (22120976), Performance Assessment of Civil Servant In Jakarta
Immigration Office Class 1 East
The quality of Human Resources (HR) is one of the factors to improve the
productivity performance of an organization or institution. Therefore, the necessary
human resources has high competence skill or competence can support increased
employee performance. In this study the author uses descriptive research method
qualitative methods to investigate objects that can not be measured by numbers or
other sizes. Data collection techniques used were interviews, observation and
documentation. Implementation of performance appraisal of Civil Servants at the
Immigration Office Class 1 East Jakarta held once a year. This employee
performance evaluation, carried out by the boss (official appraiser) each end of
December in the relevant year and no later than the end of January next year.
Performance appraisal of civil servants systematically combines ratings Employee
Work Goals (SKP) with behavioral assessment work. At 2 votes employees there are
indicators that do not meet the target of quality targets. So that both the employee
ratings ineffective. To overcome the need for guidance to employees, in order to
improve its performance. Follow-up of the results of the above ratings are
appointments, promotions and employment benefits. To get the results of this follow-
up, all elements of employee performance appraisal well worth it for the last two
years. At the second assessment of employees who can not meet the quality targets, it
will accept cuts in employment benefits in accordance with applicable regulations.
Keywords: Performance Appraisal, Civil Servants
x
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir ……………………………………………………... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ……………………………………... ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ……………………….. iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ……………………………... iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ………………………………………………... v
Kata Pengantar ………………………………………………………………….. vi
Abstrak ………………………………………………………………………….. viii
Daftar Isi ………………………………………………………………………... x
Daftar Gambar ………………………………………………………………….. xii
Daftar Tabel …………………………………………………………………….. xiii
Daftar Lampiran ………………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………… 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ………………………………………… 3
1.4. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 4
1.5. Ruang Lingkup ……………………………………………... 4
1.6. Sistematika Penulisan ……………………………………..... 5
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………...... 6
2.1. Penilaian Kinerja ……………………………………………. 6
2.1.1. Pengertian Kinerja ………………………………….. 6
2.1.2. Pengertian Penilaian Kinerja ……………………….. 7
2.1.3. Tujuan Penilaian Kinerja …………………………… 8
2.1.4. Manfaat Penilaian Kinerja ………………………….. 10
2.1.5. Metode Penilaian Kinerja …………………………... 12
2.1.6. Unsur-unsur Penilaian Prestasi Kerja ………………. 15
2.1.7. Pendekatan Dalam Menilai Prestasi Kerja …………. 17
2.1.8. Pihak-pihak Penilai ………………………………… 19
2.2. Pegawai Negeri Sipil ……………………………………….. 21
2.2.1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil …………………… 21
2.2.2. Jenis-jenis Pegawai Negeri Sipil …………………… 22
2.2.3. Golongan dan Ruang Pegawai Negeri Sipil ………... 23
2.2.4. Kewajiban dan Hak Pegawai Negeri Sipil …………. 24
2.2.5. Pembinaan & Pengawasan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil…………………………………………. 26
xi
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………… 28
3.1. Tinjauan Umum Organisasi ………………………………… 28
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi …………….. 28
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi ………………… 29
3.1.3. Kegiatan Organisasi ………………………………... 33
3.2. Hasil Penelitian ……………………………………………... 34
3.2.1. Flowchart Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil …………………………………………. 34
3.2.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil …………………………………………………. 35
3.2.3. Tata Cara Penilaian …………………………………. 44
3.2.4. Tindak Lanjut Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil …………………………………………………. 59
3.2.5. Hambatan & Solusi Penilaian Kinerja Pegawai ……. 60
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………... 61
4.1. Kesimpulan …………………………………………………. 61
4.2. Saran ………………………………………………………… 62
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………... 64
SURAT KETERANGAN PKL/RISET ………………………………………. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1. Struktur Organisasi …………………………………………… 29
Gambar III.2. Flowchart Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil …………... 34
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1. Formulir SKP Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd ………………… 40
Tabel III.2. Formulir SKP Pegawai Karyati …………………………………. 41
Tabel III.3. Kriteria Penilaian Berkualitas ………………………………....… 45
Tabel III.4. Pedoman Penilaian Tugas Tambahan ………………………........ 47
Tabel III.5. Pedoman Penilaian Kreativitas ………………………………….. 47
Tabel III.6. Penilaian SKP Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd ……………........ 48
Tabel III.7. Penilaian SKP Pegawai Karyati …………………………………. 51
Tabel III.8. Penilaian Perilaku Kerja Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd …........ 56
Tabel III.9. Penilaian Perilaku Kerja Pegawai Karyati ………………………. 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A1. Struktur Organisasi ……………………………………………………….. 66
B1. Daftar Pertanyaan ……………………………………………………….... 67
C1. Formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP) ………………….......................... 70
C2. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) …………………………………. 71
C3. Penilaian Prestasi Kerja …………………………………………………... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi
suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah
pendidikan bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau instansi. Oleh
karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi
karena keahlian atau kompetensi dapat mendukung peningkatan prestasi kerja
karyawan.
Karena adanya tantangan-tantangan baru untuk meningkatkan pelayanan
publik baik kualitas maupun kuantitasnya, maka merupakan suatu hal yang mendesak
bagi organisasi maupun perusahaan untuk melakukan peningkatan dan
pengembangan kemampuan, pengetahuan serta keterampilan sumber daya
manusianya, sehingga diharapkan akan bisa menghasilkan pegawai yang memiliki
tingkat kompetensi yang kompetitif.
Suatu sistem penilaian kinerja yang baik harus bisa menampung berbagai
tantangan eksternal yang dihadapi oleh para pegawai. Tidak dapat disangkal bahwa
berbagai situasi yang dihadapi oleh seseorang di luar pekerjaannya, seperti masalah
2
keluarga, keadaan keuangan, tanggung jawab sosial dan berbagai masalah pribadi
lainnya pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja seseorang.
Pada dasarnya penilaian kinerja tidak hanya untuk kepentingan perubahan
status dari karyawan percobaan/kontrak akan menjadi tetap atau untuk kenaikan
jabatan saja. Tetapi juga bisa untuk menentukan mutasi, demosi, kenaikan gaji
berkala, perhitungan insentif, bonus dan bentuk reward yang lain.
Pelaksanaan penilaian kinerja pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur
sudah berjalan cukup baik tetapi masih terdapat beberapa orang pegawai yang belum
memenuhi target penilaian yang ditentukan. Agar para pegawai dapat memenuhi
target penilaian yang ditentukan, perlu adanya pembinaan yang dilakukan oleh atasan
langsung maupun pejabat yang berwenang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal dan
internal dapat mempengaruhi penilaian kinerja pegawai. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengambil judul tugas akhir tentang “Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penulisan tugas akhir ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor
Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur ?
2. Bagaimana tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur ?
3
1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam melakukan
penelitian ini, antara lain:
1. Penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai
Negeri Sipil pada Kantor Imigrasi kelas 1 Jakarta Timur.
2. Penulis ingin mengetahui bagaimana tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja
Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Imigrasi kelas 1 Jakarta Timur.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini, penulis berharap hasil penelitian dapat
berguna:
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu dan wawasan penulis tentang pelaksanaan penilaian kinerja
Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur.
2. Bagi tempat penelitian/perusahaan
Menjadi bahan masukan bagi Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur dalam
melaksanakan penilaian kinerja pegawai agar berjalan dengan lancar.
3. Bagi Pembaca
Menjadi tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian
dan atau penulisan tugas akhir yang berkaitan dengan judul ini.
4
1.4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara (Interview)
Melakukan wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten
dan relevan dengan penulisan ini, yaitu bagian Kepegawaian.
2. Pengamatan (Observation)
Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Metode
observasi yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan objek yang sebenarnya. Data
yang penulis peroleh melalui bagian Kepegawaian.
3. Studi Dokumentasi
Penulis mendapatkan informasi referensi melalui buku-buku yang terkait dengan
judul penulisan ini kemudian dijadikan sebagai landasan teori.
1.5. Ruang Lingkup
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan yang penulis susun. Tugas Akhir ini hanya membahas tentang
pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Imigrasi Kelas 1
Jakarta Timur, yang mencakup ketepatan waktu, kuantitas dan kualitas para pegawai.
Data yang penulis peroleh adalah data tahun 2015.
5
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari empat bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metode
Pengumpulan Data, Ruang Lingkup, serta Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori yang menjelaskan tentang pengertian
kinerja dan penilaian kinerja, tujuan penilaian kinerja, manfaat
penilaian kinerja, metode penilaian kinerja, unsur penilaian kinerja,
pendekatan dalam menilai prestasi kerja, pihak-pihak penilai serta
pengertian pegawai negeri sipil dan jenis-jenis pegawai negeri sipil.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan dalam penyusunan tugas akhir, yaitu:
sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan tata
kerja perusahaan, kegiatan perusahaan serta hasil penelitian.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penilaian Kinerja
2.1.1. Pengertian Kinerja
Pengertian Kinerja menurut Wibowo dalam Abdullah (2014:3), menyebutkan
bahwa “Kinerja itu berasal dari kata performance yang berarti hasil pekerjaan atau
prestasi kerja. Namun perlu pula dipahami bahwa kinerja itu bukan sekedar hasil
pekerjaan atau prestasi kerja, tetapi juga mencakup bagaimana proses pekerjaan itu
berlangsung”.
Menurut Tika (2014:121), mengemukakan bahwa “Kinerja adalah hasil-hasil
fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu.
Menurut Mahsum dalam Sembiring (2012:81), bahwa “Kinerja (performance)
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program,
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang
merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu institusi
7
yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu
baik pemerintah maupun perusahaan (bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.2. Pengertian Penilaian Kinerja
Menurut Fahmi (2013:65), mengatakan bahwa “Penilaian Kinerja adalah
suatu penilaian yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan baik para
karyawan maupun manajer yang selama ini melakukan pekerjaannya”.
Menurut Wibowo (2016:187), mengemukakan bahwa “Penilaian kinerja atau
performance appraisal adalah proses dengan mana kinerja individual diukur dan
dievaluasi”.
Sedangkan menurut pandangan Williams dalam Wibowo (2016:188), bahwa
“Penilaian kinerja tidak lebih dari merupakan sebuah kartu laporan yang diberikan
oleh atasan kepada bawahan, suatu keputusan tentang kecukupan atau kekurangan
profesional. Pada umunya menunjukkan apa kekurangan bawahan”.
Pengertian penilaian kinerja pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil. Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara
sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan
perilaku kerja PNS.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 bahwa performance appraisal atau
penilaian kinerja lebih diarahkan pada penilaian individual pekerja.
8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu
proses penilaian tentang seberapa baik pekerja telah melaksanakan tugasnya selama
periode waktu tertentu yang dilakukan oleh pejabat penilai atau atasan.
2.1.3. Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dari penilaian kinerja menurut Sedarmayanti dalam Widodo
(2015:138), sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan pegawai.
2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya penyempurnaan
kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal mungkin,
sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana kariernya, kenaikan pangkat dan
kenaikan jabatan.
4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan
bawahan.
5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kepegawaian
khususnya kinerja pegawai dalam bekerja.
6. Secara pribadi, pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat
memacu perkembangannya.
7. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi penelitian dan
pengembangan di bidang kepegawaian
9
Sedangkan menurut Yani (2012:119), tujuan penilaian kinerja antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.
2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk kenaikan gaji, gaji pokok,
kenaikan gaji istimewa, insentif uang.
3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
4. Untuk pembeda antar karyawan satu dengan yang lain.
5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam:
a. Penugasan kembali, seperti mutasi atau transfer, rotasi pekerjaan.
b. Promosi, kenaikan jabatan.
c. Training dan latihan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Meningkatkan etos kerja.
8. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi
tentang kemauan kerja mereka.
9. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki
desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.
10. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.
11. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan
keputusan perencanaan suksesi.
12. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk
mencapai hasil yang baik secara menyeluruh
10
13. Sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pribadi maupun pekerjaan.
14. Sebagai penyalur keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun
pekerjaan.
15. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.
16. Sebagai alat untuk membantu mendorong karyawan mengambil inisiatif dalam
rangka memperbaiki kinerja.
17. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen,
pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan
diantara fungsi-fungsi SDM.
18. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi
baik.
19. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan.
20. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.
2.1.4. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Yani (2012:121), manfaat penilaian kinerja, sebagai berikut:
1. Posisi tawar. Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang
objektif dan rasional dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan
karyawan
11
2. Perbaikan kinerja. Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi
karyawan, manajer dan spesialis personil dalam bentuk kegiatan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan.
3. Penyesuaian Kompensasi. Penilaian kinerja membantu pengambilan keputusan
dalam penyesuaian laba/rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan
upah/bonusnya atau kompensasi lainnya.
4. Keputusan Penempatan. Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, dan
pemindahan dan penurunan pangkat pada umunya didasarkan pada masa lampau
atau mengantisipasi kinerja. Sering promosi adalah penghargaan untuk kinerja
yang lalu.
5. Pelatihan dan pengembangan. Kinerja yang buruk mengindikasikan adanya suatu
kebutuhan untuk latihan.
6. Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik penilaian kinerja dapat
digunakan sebagai panduan dalam perencanaan dan pengembangan karier
karyawan, penyusunan program karier yang tepat dapat menyelaraskan antara
kebutuhan karyawan dengan kepentingan karyawan.
7. Evaluasi proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan
kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen SDM.
8. Definisi proses penempatan karyawan. Kinerja yang baik atau buruk
mengisyaratkan kekuatan atau kelemahan dalam prosedur penempatan karyawan
di Departemen SDM
12
9. Ketidak akuratan informasi. Kinerja lemah menandakan adanya kesalahan di
dalam informasi analisis pekerjaan, perencanaan, SDM atau sistem informasi
SDM.
10. Kesalahan dalam merancang pekerjaan. Kinerja lemah mungkin merupakan gejala
dari rancangan pekerjaan yang kurang tepat.
11. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian kinerja yang akurat terkait dengan
pekerjaan dapat memastikan bahwa keputusan penempatan internal tidak bersifat
diskriminasi.
12. Mengatasi tantangan-tantangan eksternal. Kadang-kadang kinerja dipengaruhi
oleh faktor di luar lingkaran kerja. Jika faktor ini tidak dapat diatasi karyawan
bersangkutan, departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuan.
13. Elemen-elemen pokok sistem penilaian kinerja. Departemen SDM biasanya
mengembangkan penilaian kinerja bagi karyawan di semua departemen. Elemen-
elemen pokok sistem penilaian ini mencakup kriteria yang ada hubungan dengan
pelaksanaan kerja dan ukuran-ukuran kriteria.
14. Umpan balik ke SDM. Kinerja baik atau buruk di seluruh perusahaan
mengindikasikan seberapa baik departemen SDM berfungsi.
2.1.5. Metode-metode Penilaian Kinerja
Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan
pendekatan yang berorientasi pada masa lalu dan masa depan menurut Nurjaman
(2014:175), yaitu
13
1. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu
Metode ini mempunyai kelebihan dalam hal prestasi kerja yang telah dilakukan
dan telah sampai batas tertentu, dapat diukur. Kelemahannya bahwa prestasi kerja
pada masa lalu tidak dapat diubah, tetapi dengan mengevaluasi prestasi kerja itu,
para karyawan mendapatkan bahan masukan mengenai upaya mereka untuk
memperbaiki prestasi kerja mereka. Teknik-teknik penilaian, sebagai berikut:
a. Rating Scale.
Metode rating scale dalam penyusunan administrasinya cukup murah, tidak
banyak latihan yang diperlukan oleh penilai, tidak memakan waktu dan dapat
digunakan terhadap jumlah karyawan yang besar. Akan tetapi, metode ini
memiliki kelemahan, yaitu sulit menentukan kriteria yang relevan terhadap
pelaksanaan kerja apabila formulir akan digunakan untuk semua pekerjaan.
Hasil yang diperoleh dari formulir dan prosedur yang distandarisasikan tidak
selalu berhubungan dengan pelaksanaan kerja.
b. Checklist.
Metode ini menggunakan kalimat atau kata-kata yang menggambarkan
prestasi kerja dan karakter karyawan sehingga penilai tinggal memilihnya.
Metode checklist dapat memberikan gambaran prestasi kerja secara akurat,
walaupun metode ini praktis dan terstandarisasikan, tetapi menggunakan
kalimat-kalimat yang umum sehingga hal ini dapat mengurangi
keterkaitannya dengan pekerjaan.
14
c. Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Method).
Metode ini merupakan metode penilaian yang didasarkan catatan-catatan
penilaian yang memperhatikan perilaku karyawan berkaitan dengan
kinerjanya. Semua perilaku karyawan pada saat terjadi peristiwa kritis dicatat,
kemudian peristiwa ini dibagi menjadi beberapa kategori, seperti
pengendalian bahaya keamanan, pengawasan sisa bahan atau pengembangan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Method).
Metode ini dilakukan dengan cara menilai para karyawan secara langsung di
lapangan. Para penilai yang dtugaskan oleh atasan dalam perusahaan akan
memantau secara langsung karyawannya yang bekerja di lapangan biasanya di
luar kantor. Selain itu, para penilai mendapatkan informasi khusus dari atasan
langsung tentang prestasi kerja karyawan. Evaluasi dikirim kepada atasan
langsung untuk review perubahan, persetujuan, dan pembahasan dengan
karyawan yang dinilai.
e. Tes dan Observasi Prestasi Kerja.
Metode ini diterapkan berdasarkan tes pengetahuan dan keterampilan. Tes
yang dilakukan dapat berupa tes tertulis atau peragaan keterampilan untuk
karyawan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
f. Metode Evaluasi Kelompok.
Kegunaan penilaian kelompok adalah pengambilan keputusan kenaikan upah,
promosi, dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat
15
menghasilkan rangking karyawan dari yang terbaik hingga terjelek, dengan
membandingkan karyawan yang satu dan lainnya.
2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan.
Penilaian yang berorientasi masa depan dilakukan melalui penilaian potensi
karyawan untuk menentukan prestasi kerja pada waktu yang akan datang atau
penetapan sasaran prestasi kerja untuk masa mendatang. Metode yang digunakan
sebagai berikut:
a. Penilaian Diri (Self-Appraisal).
Metode penilaian ini digunakan untuk pengembangan diri. Apabila karyawan
menilai dirinya sendiri, perilaku defensif cenderung tidak akan terjadi
sehingga upaya untuk perbaikan cenderung dapat dilakukan.
b. Penilaian Psikologis (Psychological Appraisal).
Inti dari metode ini adalah setiap karyawan dan penilai menetapkan tujuan
atau sasaran pelaksanaan kerja pada waktu yang akan datang. Kemudian,
menggunakan sasaran tersebut sebagai penilaian kerja yang dilakukan secara
bersama.
2.1.6. Unsur-unsur Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Hasibuan (2007:95), unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian
prestasi kerja meliputi:
1. Kesetiaan.
Kesetiaan dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela
organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan
16
2. Kejujuran.
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada
para bawahannya.
3. Kedisiplinan.
Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada
mengajukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
4. Kreativitas.
Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas untuk
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga lebih berdaya guna.
5. Kerjasama.
Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan
karyawan lain, sehingga hasil pekerjaan akan lebih baik.
6. Kepemimpinan.
Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi, mempunyai
pribadi yang kuat, di hormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain atau
bawahannya untuk bekerja secara efektif.
7. Kepribadian.
Penilai menilai karyawan dari sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai,
memberikan kesan yang menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik dan
penampilan simpatik serta wajar dari karyawan tersebut
17
8. Prakarsa.
Penilai menilai kemampuan berpikir yang rasional dan berdasarkan inisiatif
sendiri untuk menganalisa, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapat
kesimpulan dari membuat keputusan, penyelesaian masalah yang dihadapinya.
9. Kecakapan.
Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan
kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen.
10. Tanggung jawab.
Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan
kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang
digunakannya serta hasil dari bawahannya.
2.1.7. Pendekatan Dalam Menilai Prestasi Kerja
Menurut As’ad dalam Widodo (2015:131), ada beberapa pendekatan yang
dilakukan dalam menilai prestasi kerja, yaitu:
1. Subjective Prosedure.
Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan-pertimbangan terhadap
kecakapan kerja yang dilakukan oleh superior (atasan), sub ordinates
(bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja, outside observer
18
(para observer dari luar) dan self (diri sendiri). Prosedur ini sangat bergantung
pada opini manusia, maka prosedur memiliki kesalahan-kesalahan disebabkan
oleh manusia (human error), yaitu:
a. Tipe Liniency, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang tinggi
kepada bawahannya.
b. Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai rendah
kepada bawahannya.
c. Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan memberikan
nilai yang tinggi kepada bawahannya.
d. Hallo Effect Error, kesalahan kesan umum dari si penilai karena pengaruh
pengalamannya sebelumnya.
e. Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangka-prasangka
baik kearah positif maupun ke arah negatif.
2. Direct Mesures.
Metode ini tidak seperti metode terdahulu di mana elevator diminta
pertimbangannya terhadap perilaku kerja pegawai dibawahnya.
Ada dua (2) tipe evaluasi ini, yaitu:
a. Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit yang diproduksi
dan kualitas produk.
b. Berhubungan dengan personal information (informasi individu), yaitu
meliputi absensi, ketepatan datang, keluhan-keluhan dari pegawai, waktu yang
dipergunakan untuk mempelajari pekerjaan dan sebagainya.
19
3. Profiency Testing.
Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan pegawai. Dalam hal
ini pegawai yang diuji diminta untuk memerankan pekerjaan seperti keadaan yang
sesungguhnya.
2.1.8. Pihak-pihak Penilai
Menurut Mondy (2008:262), mendefinisikan siapa yang bertanggung jawab
untuk penilaian kinerja antara lain:
1. Atasan Langsung.
Atasan langsung seorang karyawan biasanya merupakan pilihan paling umum
untuk menilai kinerja. Hal ini tetap dijalankan, dan ada beberapa alasan untuk
pendekatan ini. Pertama, atasan biasanya berada pada posisi yang sangat baik
untuk mengamati kinerja pekerjaan karyawan. Alasan lainnya adalah bahwa
atasan memiliki tanggung jawab untuk mengelola unit tertentu. Ketika orang lain
menjalankan tugas mengevaluasi bawahan, kewenangan atasan bisa melemah.
Terakhir, pelatihan dan pengembangan bawahan adalah unsur penting dalam
pekerjaan setiap manajer dan, sebagaimana telah disinggung sebelumnya,
program-program penilaian biasanya terkait erat dengan hal tersebut. Dari sisi
negatifnya, atasan langsung bisa menekan aspek-aspek tertentu dari kinerja
karyawan dan unsur-unsur lainnya. Disamping itu para manajer telah diketahui
bisa memanipulasi evaluasi untuk memperoleh alasan kenaikan bayaran dan
promosi
20
2. Bawahan.
Dulunya, budaya kita telah memandang evaluasi oleh bawahan secara negatif.
Beberapa perusahaan menyimpulkan bahwa evaluasi para manajer oleh para
bawahan layak dan diperlukan. Perusahaan-perusahaan tersebut beralasan bahwa
para bawahan ada pada posisi yang sangat bagus untuk melihat efektivitas
manajerial atasan mereka. Para pendukung pendekatan ini yakin bahwa para
atasan akan menjadi sangat sadar akan kebutuhan tim kerja dan akan menjalankan
manajemen lebih baik.
3. Rekan Kerja dan Anggota Tim.
Kekuatan utama menggunakan para rekan kerja untuk menilai kinerja adalah
bahwa mereka bekerja secara dekat dengan karyawan yang dievaluasi dan
mungkin memiliki perspektif yang tidak terdistori mengenai kinerja tertentu,
terutama dalam penugasan-penugasan tim. Berikut ini adalah alasan untuk
evaluasi yang dilakukan oleh para anggota tim:
a. Para anggota tim saling mengetahui kinerja satu sama lain lebih baik dari
siapapun dan dengan demikian bisa mengevaluasi kinerja secara lebih akurat.
b. Tekanan rekan kerja adalah motivator paling kuat bagi para anggota tim.
c. Para anggota yang menyadari bahwa rekan kerja dalam tim akan
mengevaluasi pekerjaan mereka akan menunjukkan peningkatan komitmen
dan produktifitas.
d. Penilaian rekan kerja melibatkan sejumlah opini dan tidak bergantung pada
satu orang.
21
4. Penilaian Diri Sendiri.
Jika karyawan memahami tujuan-tujuan mereka dan kriteria-kriteria yang
digunakan untuk evaluasi, mereka ada pada posisi yang baik untuk menilai
kinerja mereka sendiri. Jika mereka memiliki peluang, mereka akan mengkritisi
kinerja mereka sendiri secara objektif dan mengambil tindakan untuk
memperbaikinya. Disamping itu, pengembangan karyawan berupa pengembangan
diri sendiri (self-development) karyawan yang menilai kinerja mereka sendiri akan
menjadi jauh lebih termotivasi.
5. Penilaian Pelanggan.
Evaluasi kinerja formal biasanya dipersiapkan dalam interval-interval yang
spesifik. Meskipun tidak ada unsur magis mengenai periode peninjauan penilaian
sebagian besar organisasi penilaian tersebut dilaksanakan tahunan ataupun
setengah tahunan.
2.2. Pegawai Negeri Sipil
2.2.1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Menurut Supramono dan Damayanti (2010:51), mengemukakan bahwa
“Pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan pekerjaan berdasarkan suatu
perjanjian atau kesepakatan kerja, baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang
melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)”
22
Menurut UUD 1945 dalam Zen, Fajar Nursahid, Muslimin B. Putra dkk
(2006:35), menyebutkan bahwa “Pada prinsipnya pegawai negeri adalah pegawai
pada sebuah lembaga-lembaga negara yang gajinya dibebankan pada anggaran
keuangan negara dalam wujud APBN dan/atau APBD”.
Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1 Ayat
3 menyebutkan bahwa “Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan”.
Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
pembangunan. Pegawai Negeri Sipil harus netral dari pengaruh semua golongan dan
partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
2.2.2. Jenis-jenis Pegawai Negeri Sipil
Menurut undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 2 dalam Thoha (2014)
jenis-jenis Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagai berikut:
23
1. Pegawai Negeri Sipil Pusat.
Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga pemerintah non-
Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi Vertikal
di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan
untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah
Daerah, atau dipekerjakan di luar instansi induknya.
Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang
diperbantukan di luar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang
menerima perbantuan.
2.2.3. Golongan Dan Ruang Pegawai Negeri Sipil
Menurut Thoha (2014:21), sistem kepegawaian di Indonesia dibedakan atas
empat golongan kepangkatan, dan masing-masing golongan kepangkatan tersebut
dibagi atas beberapa ruang. Empat golongan kepangkatan pegawai mulai dari yang
pangkat terendah sampai yang tertinggi, antara lain:
1. Golongan I dibagi atas ruang a, b, c, dan d.
2. Golongan II dibagi atas ruang a, b, c, dan d.
3. Golongan III dibagi atas ruang a, b, c, dan d
24
4. Golongan IV dibagi atas ruang a, b, c, d, dan e.
Sementara itu dikenal pula pegawai yang menduduki jabatan struktural
digolongkan melalui sistem eselonisasi. Ada empat eselon bagi pejabat struktural,
dahulu pernah ada hingga lima eselon, namun disempurnakan hanya empat eselon.
Klasifikasi eselon bagi pejabat struktural digunakan terbalik dengan golongan
kepangkatan. Sebagai contoh dapat disebutkan berikut ini:
1. Eselon I merupakan eselon tertinggi dijabat oleh pejabat struktural tertinggi di
dalam kepegawaian sipil, seperti jabatan sekretaris jenderal, direktorat jenderal,
inspektorat jenderal suatu departemen pemerintah.
2. Eselon II merupakan jabatan struktural yang berada di bawah eselon I, seperti
kepala biro, direktur, kepala pusat.
3. Eselon III merupakan jabatan struktural di bawah eselon II, seperti kepala bagian,
kepala bidang.
4. Eselon IV merupakan jabatan struktural yang terendah di bawah eselon III, seperti
kepala sub bagian, kepala sub bidang, kepala seksi.
2.2.4. Kewajiban Dan Hak Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sehingga berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 23 bahwa Pegawai Negeri
Sipil mempunyai kewajiban, sebagai berikut
25
1. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan menurut UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 21, Pegawai Negeri Sipil
mempunyai hak sebagai berikut:
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas.
2. Cuti.
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4. Perlindungan.
5. Pengembangan kompetensi.
26
2.2.5. Pembinaan Dan Pengawasan Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Menurut Thoha (2014:88), pembinaan dan pengawasan manajemen pegawai
negeri sipil daerah dikoordinasikan pada tingkat nasional oleh Menteri Dalam Negeri
dan pada tingkat daerah oleh Gubernur. Standar, norma, dan prosedur pembinaan dan
pengawasan manajemen pegawai negeri sipil daerah diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 khususnya
tentang kepegawaian daerah tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelemahan-kelemahan manajemen PNS yang diatur pada Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 dijadikan landasan pemerintah untuk melakukan
perubahan manajemen PNS melalui revisi menjadi Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004. Kewenangan yang sebelumnya di daerah lebih besar ditarik kembali
ke pemerintah pusat dan cenderung mengarah pada manajemen PNS yang
tersentralisasi seperti halnya pada pemberlakuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974.
2. Peranan gubernur yang sebelumnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 dirasakan kurang efektif membina dan mengawasi kepegawaian
daerah khususnya yang berada di kabupaten dan kota, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 ini mempunyai kewenangan yang jelas. Atas persetujuan
gubernur pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dari pejabat eselon II di
kabupaten dan kota
27
3. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ini
dimungkinkan perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi dan
antarprovinsi serta pemindahan ke departemen di pemerintah pusat dan
sebaliknya.
4. Dahulu menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 perpindahan atau
mobilisasi kepegawaian sulit dilaksanakan karena hambatan dana anggaran
melalui DAU (Dana Alokasi Umum). Sekarang melalui Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 ini penyesuaian besaran alokasi dasar akibat pengangkatan dan
pemindahan dilaksanakan setiap yang diatur dalam Unang-Undang tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. Dengan demikian
dana anggaran bukan lagi menjadi masalah mobilisasi dan promosi kepegawaian
antara daerah.
5. Dalam pelaksanaan manajemen PNS seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 ini tampaknya belum sepenuhnya diikuti dengan peraturan-
peraturan pemerintah ataupun pedoman pelaksanaannya sehingga pelaksanaan
manajemen PNS di daerah sesuai undang-undang ini belum sepenuhnya berjalan
dengan baik.
28
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi
Salah satu upaya Ditjen Imigrasi dalam optimalisasi terhadap masyarakat
adalah melakukan penambahan beberapa Kantor Imigrasi yang salah satunya adalah
pembentukan Kantor Imigrasi Jakarta Timur yang didirikan pada tanggal 2 Januari
1978 yang terletak di Jalan Mega Komplek Angkasa Halim Perdana Kusuma,
dibawah pimpinan Bapak Drs. Sugondo sebagai Kepala Kantor Pertama. Pada
tanggal 2 Mei 1989 Kantor Imigrasi Jakarta Timur pindah ke lokasi yang baru di
Jalan Bekasi Timur Raya No. 169 Jakarta Timur.
Kantor Imigrasi Jakarta Timur adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang
keimigrasian di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Hak Asasi Manusia
DKI Jakarta yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor
Wilayah. Kantor Imigrasi Jakarta Timur mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM RI di bidang keimigrasian di
wilayah yang bersangkutan.
Wilayah kerja Kantor Imigrasi Jakarta Timur mengenai pengawasan izin
keimigrasian meliputi kecamatan: Cakung; Cipayung; Ciracas; Duren Sawit;
Jatinegara; Kramat Jati; Makasar; Matraman; Pulo Gadung; dan Pasar Rebo
29
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi pada Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta
Timur bagian Tata Usaha.
Sumber : Bagian Kepegawaian
Gambar III.1. Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha
Adapun tata kerja dari struktur organisasi diatas, sebagai berikut:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
a. Membuat rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha sesuai dengan rencana
operasional Kantor Imigrasi Kelas 1 dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas Tata Usaha dan Rumah Tangga Kantor Imigrasi Kelas 1
kepada bawahan sesuai uraian tugas masing-masing untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
KEPALA SUB
BAGIAN TATA
USAHA
KEPALA
URUSAN
KEPEGAWAIAN
KEPALA
URUSAN
UMUM
KEPALA
URUSAN
KEUANGAN
30
c. Memberi petunjuk kepada bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha
sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar tercapai sasaran sesuai rencana;
e. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Tata Usaha
sesuai prosedur yang berlaku dan dilakukan setiap saat untuk mencapai target
kinerja yang diharapkan.
2. Kepala Urusan Kepegawaian.
a. Membuat rencana kegiatan Urusan Kepegawaian sesuai dengan rencana
operasional Kantor Imigrasi Kelas 1 dan petunjuk sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas urusan kepegawaian kepada bawahan sesuai uraian tugas
masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan di lingkungan Urusan Kepegawaian
sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Urusan Kepegawaian sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. Menyiapkan data Urusan Kepegawaian sesuai dengan hasil inventarisasi data
Urusan Kepegawaian pada waktu tertentu sebagai bahan analisis dan kajian
Urusan Kepegawaian;
31
f. Melakukan koordinasi dengan pejabat berwenang pada unit kerja/lembaga
terkait di bidang kepegawaian untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Urusan Kepegawaian dengan
cara membandingkan antara rencana dan kegiatan yang telah dilaksanakan
sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana yang akan datang;
h. Melaksanakan tugas di bidang kepegawaian meliputi mengusulkan Formasi,
Daftar Nominatif, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Cuti Pegawai,
Membuat DUK dan Bizetting, Menyiapkan Surat Perintah dan mengawasi
Daftar Absensi Pegawai sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku
agar tercipta persaingan yang sehat, kedisiplinan dan peningkatan kerja
pegawai.
3. Kepala Urusan Umum.
a. Membuat rencana kegiatan Urusan Umum sesuai dengan rencana operasional
Sub Bagian Tata Usaha dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
b. Membagi tugas surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga Kantor
Imigrasi Kelas 1 kepada bawahan sesuai uraian tugas masing-masing untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan di lingkungan Urusan Umum sesuai
peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan
tugas;
32
d. Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Urusan Umum sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. Menyiapkan data surat-menyurat, perlengkapan dan rumah tangga Kantor
Imigrasi kelas 1 sesuai dengan hasil inventarisasi surat-menyurat,
perlengkapan dan rumah tangga Kantor Imigrasi kelas 1 pada waktu tertentu
sebagai bahan analisis dan kajian surat-menyurat, perlengkapan dan rumah
tangga Kantor Imigrasi Kelas 1;
f. Melakukan koordinasi dengan pejabat berwenang pada unit kerja/lembaga
terkait di bidang surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga Kantor
Imigrasi Kelas 1 untuk kelancaran tugas.
4. Kepala Urusan Keuangan.
a. Membuat rencana kegiatan Urusan Keuangan sesuai dengan rencana
operasional Sub Bagian Tata Usaha dan petunjuk pimpinan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas urusan Keuangan Kantor Imigrasi Kelas 1 kepada bawahan
sesuai uraian tugas masing-masing untu kelancaran pelaksanaan tugas;
c. Memberi petunjuk kepada bawahan di lingkungan Urusan Keuangan sesuai
peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Urusan Keuangan sesuai
dengan peraturan dan prosedur yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
33
e. Menyiapkan data Urusan Keuangan Kantor Imigrasi Kelas 1 sesuai dengan
hasil inventarisasi data urusan keuangan Kantor Imigrasi Kelas;
f. Melakukan koordinasi dengan pejabat berwenang pada unit kerja/lembaga
terkait dibidang urusan keuangan untuk kelancaran tugas;
g. Mengelola dan mengawasi tugas pengelolaan keuangan meliputi pembuatan
Pra DIPA, mengelola Surat Perintah Membayar (SPM), mengawasi anggaran
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), melaksanakan SAKPA sesuai
anggaran, mengawasi pengeluaran DIPA berdasarkan prosedur peraturan yang
berlaku agar terdapat pertanggungjawaban dan terhindar dari penyalahgunaan
atas penggunaan keuangan negara;
h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Urusan Keuangan dengan cara
membandingkan antara rencana dan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai
bahan laporan kegiatan dan rencana yang akan datang.
3.1.3. Kegiatan Organisasi
Kegiatan organisasi yang dilakukan pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta
Timur adalah memberikan pelayanan keimigrasian yang meliputi pemberian: Paspor
RI, Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap, Izin Masuk
Kembali (Re-Entry Permit), Surat Keterangan Keimigrasian, Exit Permit Only
(EPO), Pendaftaran Orang Asing, Informasi dan Data Keimigrasian, Penyidikan dan
Pendaftaran Keimigrasian, serta Tempat Pemeriksaan Imigrasi Halim PK
34
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Flowchart Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Berikut ini adalah flowchart dari penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Timur.
PNS YANG DINILAI ATASAN LANGSUNG
(PEJABAT PENILAI)
ATASAN
PEJABAT PENILAI
Tidak
Ya
Ya
Sumber: Telah diolah.
Gambar III.2. Flowchart Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Awal Tahun
Berdasarkan Tugas
Jabatan Menyusun SKP
Hasil
Keputusan
Tanda Tangan Tanda Tangan
Akhir Tahun
Melakukan Penilaian
SKP dan Perilaku Kerja
Tanda Tangan
Tanda Tangan
TandaTangan
Kesepakatan:
Kegiatan Tugas Jabatan,
Angka Kredit, dan Target
35
Keterangan:
a. Pada awal tahun pegawai yang dinilai menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
b. Membuat kesepakatan dengan pejabat penilai (atasan langsung) tentang kegiatan
tugas jabatan, angka kredit dan target.
c. Jika atasan tidak menyetujui kesepakatan maka pegawai yang dinilai menyusun
kembali SKP tersebut. Jika atasan menerima SKP, proses berlanjut.
d. SKP yang telah disetujui oleh pejabat penilai, selanjutnya di tandatangani oleh
pejabat penilai dan pegawai yang dinilai.
e. Pada akhir tahun, pejabat penilai melakukan penilaian terhadap Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
f. Hasil penilaian yang telah selesai, kemudian di tandatangani oleh pegawai yang
dinilai, pejabat penilai dan atasan pejabat penilai.
3.2.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis
yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja
PNS. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan
PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang
dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil dilakukan berdasarkan prinsip, sebagai berikut
36
1. Objektif. Penilaian terhadap pencapaian prestasi kerja sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau penilaian subjektif
pribadi dari pejabat penilai.
2. Terukur. Penilaian prestasi kerja yang dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif.
3. Akuntabel. Seluruh proses penilaian prestasi kerja dengan melibatkan secara aktif
antara pejabat yang berwenang.
4. Partisipatif. Seluruh proses penilaian prestasi kerja dengan melibatkan secara aktif
antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai.
5. Transparan. Seluruh proses dan hasil penilaian prestasi kerja bersifat terbuka dan
tidak bersifat rahasia.
Penilaian kinerja PNS secara sistematik menggabungkan antara penilaian
Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan Penilaian Perilaku Kerja. Berikut ini
adalah dua unsur yang terdapat pada penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil:
1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang disusun dan disepakati bersama
antara pegawai dengan atasan pegawai. Setiap PNS wajib menyusun SKP
berdasarkan rencana kerja tahunan instansi. PNS yang tidak menyusun SKP
dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai disiplin PNS. Di dalam SKP terdapat beberapa unsur
penilaian, sebagai berikut
37
a. Kegiatan Tugas Jabatan.
Setiap Kegiatan Tugas Jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan pada
rincian tugas, tanggung jawab dan wewenang jabatan, yang secara umum
telah ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi. Kegiatan Tugas
Jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada rencana kerja tahunan
organisasi, sebagai implementasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus berorientasi pada hasil
(end result) secara nyata dan terukur.
b. Angka Kredit (AK).
Angka kredit (AK) adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang PNS yang
mempunyai jabatan fungsional dalam rangka pembinaan karier yang
bersangkutan ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan dicapai. Oleh
sebab itu pejabat fungsional tertentu harus menetapkan target angka kredit
yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun.
c. Target.
Setiap pelaksanaan Kegiatan Tugas Jabatan harus ditetapkan target yang akan
diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran penilaian prestasi kerja. Target
merupakan jumlah beban kerja yang akan dicapai oleh setiap PNS dalam
kurun waktu tertentu. Target bukan merupakan standar prestasi kerja yang
ideal, bukan merupakan ukuran minimal atau maksimal, tetapi merupakan
ukuran atau tolok ukur prestasi kerja yang realistis tetapi penuh tantangan.
38
Oleh karena itu dalam menetapkan target prestasi kerja harus
mempertimbangkan 4 (empat) aspek yaitu:
1) Aspek Kuantitas/Target Output (TO).
Aspek kuantitas adalah ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja yang
dicapai. Dalam menentukan target kuantitas/output (TO) dapat berupa
dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, laporan dan sebagainya.
2) Aspek Kualitas/Target Kualitas (TK).
Aspek kualitas adalah ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai. Dalam
menetapkan target kualitas (TK) harus memprediksi pada mutu hasil kerja
yang terbaik, dalam hal ini nilai yang diberikan adalah 100 dengan sebutan
Sangat Baik, misalnya target kualitas harus 100.
3) Aspek Waktu/Target Waktu (TW).
Aspek waktu adalah ukuran lamanya proses setiap hasil kerja yang
dicapai. Dalam menetapkan target waktu (TW) harus memperhitungkan
berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,
misalnya satu bulan, triwulan, caturwulan, semester, 1 (satu tahun) dan
lain-lain.
4) Aspek Biaya/Target Biaya (TB).
Aspek biaya adalah besaran jumlah anggaran yang digunakan setiap hasil
kerja. Dalam menetapkan target biaya (TB) harus memperhitungkan
berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam
1 (satu) tahun, misalnya jutaan, ratusan juta, milyaran dan lain-lain
39
Penyusunan target SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan
waktu sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masing-
masing unit kerja. Apabila kegiatan tugas jabatan tersebut dibiayai/
dianggarkan, maka dapat disertai aspek biaya dalam penyusunan SKP.
d. Tugas Tambahan.
Selain melakukan kegiatan tugas jabatan apabila ada tugas tambahan terkait
dengan jabatan dapat ditetapkan menjadi tugas tambahan. PNS yang
melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan/pejabat penilai
yang berkaitan dengan tugas jabatan, hasil dinilai sebagai bagian dari capaian
SKP.
e. Kreatifitas.
PNS yang telah menunjukkan kreatifitas yang bermanfaat bagi organisasi
dalam melaksanakan tugas jabatan, hasil dinilai sebagai bagian dari capaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Berdasarkan penelitian, pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur terdapat
104 orang pegawai. Pegawai tersebut sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sedangkan pada Bagian Kepegawaian ada 2 orang pegawai negeri sipil dan 2
pegawai yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT). Dalam penelitian ini penulis
mengambil sample dari 2 orang pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap 2 orang pegawai pada
Bagian Kepegawaian periode penilaian 2015 diperoleh hasil sebagai berikut
40
Tabel III.1.
Formulir SKP Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd.
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d 31 Desember 2015
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama MEKAR SARI DEWI, S.Pd.
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 198904052012122001
3. Pangkat/
Gol. Ruang Penata Tk.I (III/d) 3.
Pangkat/
Gol. Ruang Penata Muda (III/a)
4. Jabatan Kepala Urusan Kepegawaian 4. Jabatan Pengelola Arsip Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
NO III. KEGIATAN TUGAS
JABATAN AK
TARGET
KUANTITAS/
OUTPUT
KUALITAS/
MUTU WAKTU BIAYA
1.
Mengumpulkan, membuat,
mendistribusikan dan menata arsip
surat dinas urusan kepegawaian
240 Surat 100 12 Bulan -
2.
Mengumpulkan SKP dan
capaiannya dari seluruh pegawai
Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta
Timur
224 Berkas 100 12 Bulan -
3. Mengumpulkan dan membuat
laporan absensi sidik jari harian.
264 Laporan 100 12 Bulan -
4.
Mengumpulkan dan membuat
laporan rekapitulasi daftar absensi
pegawai Kantor Imigrasi Jakarta
Timur
24 Laporan 100 12 Bulan -
5.
Mengumpulkan dan
memperbaharui (up date) data
pegawai ke dalam aplikasi
kepegawaian Dirjen Imigrasi (SSO)
dan Kantor Imigrasi Wilayah
(SIMPEG).
12 Data 100 12 Bulan -
6.
Mengumpulkan dokumen pegawai
untuk pembuatan DUK dan
Bezzetting.
12 Laporan 100 12 Bulan -
7.
Mengumpulkan dan membuat
usulan pemberian penghargaan
tanda kehormatan pegawai.
20 Berkas 100 12 Bulan -
8.
Membuat, mendistribusikan dan
mengarsipkan surat izin cuti
pegawai Kantor Imigrasi Jakarta
Timur.
112 Berkas 100 12 Bulan -
9. Membuat Laporan Bulanan urusan
kepegawaian
12 Laporan 100 12 Bulan -
Sumber: Bagian Kepegawaian.
41
Tabel III.2.
Formulir SKP Pegawai Karyati
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d 31 Desember 2015
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama KARYATI
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 196306121985032001
3. Pangkat/
Gol. Ruang Penata Tk.I (III/d) 3.
Pangkat/
Gol. Ruang Penata Muda Tk.I (III/b)
4. Jabatan Kepala Urusan Kepegawaian 4. Jabatan Pengelola Data Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
NO III. KEGIATAN TUGAS
JABATAN AK
TARGET
KUANTITAS/
OUTPUT
KUALITAS/
MUTU WAKTU BIAYA
1. Mengumpulkan dan membuat
usulan Kenaikan Gaji Berkala. 12 Laporan 100 12 Bulan -
2. Mengumpulkan dan membuat
usulan kenaikan pangkat pegawai. 2 Berkas 100 6 Bulan -
3.
Mengumpulkan dan mebuat
usulan prajabatan, pengujian
kesehatan CPNS dan
pengangkatan CPNS.
1 Laporan 100 1 Bulan -
4.
Mengumpulkan dan membuat
usulan pemberhentian dan
pensiun pegawai.
2 Berkas 100 1 Bulan -
5. Membuat usulan Karpeg, Taspen,
Askes pegawai. 4 Berkas 100 2 Bulan -
6.
Mengumpulkan dan menyiapkan
data untuk pelaksanaan
Pelantikan Pejabat Struktural.
3 Berkas 100 4 Bulan -
7.
Mengumpulkan dan menyiapkan
data peserta untuk mengikuti
Bimtek, Sosialisasi, Diklat.
35 Data 100 12 Bulan -
8.
Mengumpulkan dan membuat
usulan mutasi Intern pegawai di
Kantor Imigrasi Jakarta Timur.
2 Laporan 100 6 Bulan -
9.
Mengumpulkan, membuat,
mendistribusikan dan
mengarsipkan surat dinas urusan
kepegawaian.
240 Surat 100 12 Bulan -
10.
Mengumpulkan dan membuat
usulan rencana kerja urusan
kepegawaian tahun 2016.
1 Laporan 100 1 Bulan -
Sumber: Bagian Kepegawaian.
42
Dari data diatas, Sasaran Kerja Pegawai (SKP) periode 2015 yang diperoleh
pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd. mempunyai kegiatan tugas jabatan sebanyak 9
kegiatan tugas jabatan dengan target kuantitas mencapai 240 surat, 224 berkas, 264
laporan, 24 laporan, 12 data, 12 laporan, 20 berkas, 112 berkas dan 12 laporan. Target
kualitas mencapai 100 dengan target waktu 12 bulan.
Sedangkan SKP yang diperoleh oleh pegawai Karyati mempunyai kegiatan
tugas jabatan sebanyak 10 kegiatan tugas jabatan dengan target kuantitas mencapai 12
laporan, 2 berkas, 1 laporan, 2 berkas, 4 berkas, 3 berkas, 35 data, 2 laporan, 240
surat, dan 1 laporan. Target kualitas mencapai 100 serta target waktu berkisaran
antara 1-12 bulan.
Pada aspek Angka Kredit (AK) kedua pegawai tidak diisi, karena angka
kredit hanya untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan fungsional tertentu
seperti guru. Pada aspek biaya kedua pegawai juga tidak diisi, karena kegiatan tugas
jabatan yang dilakukan pegawai tidak mengeluarkan biaya.
2. Perilaku Kerja
Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
PNS atau tidak melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan dengan ketentuan-
ketentuan perundang-undangan. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
a. Orientasi Pelayanan. Sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat,
atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
b. Integritas. Kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika
dalam organisasi
43
c. Komitmen. Kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan
tindakan PNS untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan
kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau
golongan.
d. Disiplin. Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
e. Kerjasama. Kemauan dan kemampuan PNS untuk bekerja sama dengan rekan
sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam
menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga
mencapai daya guna yang sebesar-besarnya.
f. Kepemimpinan. Kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan
mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang
tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi.
Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian
SKP dengan penilaian perilaku kerja. Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh
persen) dan perilaku kerja 40% (empat puluh persen). Penilaian prestasi kerja PNS
dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun yang dilakukan setiap
akhir Desember pada tahun yang bersangkutan dan paling lambat akhir Januari tahun
berikutnya.
44
3.2.3. Tata Cara Penilaian
1. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Dalam penilaian sasaran kerja pegawai negeri sipil terdapat tata cara penilaian
standar nilai prestasi kerja dari Badan Kepegawaian Negara, yaitu sebagai
berikut:
a. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan keterangan sebagai berikut:
1) 91 – ke atas : Sangat Baik
2) 76 – 90 : Baik
3) 61 – 75 : Cukup
4) 51 – 60 : Kurang
5) 50 – ke bawah : Buruk
b. Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan diukur dengan
4 aspek, yaitu:
1) Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek kuantitas.
Penilaian SKP diukur dari aspek kuantitas dilakukan dengan
membandingkan antara Realisasi Output (RO) dengan Target Output (TO)
dikalikan 100 (seratus). Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi realisasi output dari target output yang direncanakan,
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik atau sebaliknya
semakin rendah realisasi output dari target output yang direncanakan,
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk.
45
2) Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek kualitas.
Penilaian SKP diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan
membandingkan antara Realisasi Kualitas (RK) dengan Target Kualitas
(TK) dikalikan 100 (seratus). Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan
bahwa semakin tinggi realisasi kualitas dari target kualitas yang
direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin baik, atau
sebaliknya semakin rendah realisasi kualitas dari target kualitas yang
direncanakan menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk.
Untuk menilai apakah output berkualitas atau tidak dengan menggunakan
pedoman sebagai berikut:
Tabel III.3.
Kriteria Penilaian Berkualitas
Kriteria Nilai Keterangan
91 – 100
Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan pelayanan
di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.
76 – 90
Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan
dan lain-lain.
61 – 75
Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak
ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yang
ditentukan dan lain-lain.
51 – 60
Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar,
revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan
lain-lain.
50 ke bawah
Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada
kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar
yang ditentukan dan lain-lain.
Sumber: Panduan Penyusunan dan Penilaian SKP
46
3) Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek waktu.
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek waktu dihitung dari nilai
tertimbang (NT=1,76) dikalikan dengan Target Waktu (TW) dikurangi
Realisasi Waktu (RW) dibagi Target Waktu (TW) dikalikan 100 (seratus).
Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin lama realisasi
waktu yang dipergunakan dari target waktu yang direncanakan,
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk atau sebaliknya
semakin cepat realisasi waktu (maksimal efisiensi waktu sampai 24%) dari
target waktu yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang
semakin baik atau sangat baik.
4) Penghitungan capaian SKP berdasarkan aspek biaya.
Penilaian capaian SKP diukur dari aspek biaya dihitung dari nilai
tertimbang (NT=1,76) dikalikan dengan Target Biaya (TB) dikurangi
Realisasi Biaya (RB) dibagi Target Biaya (TB) dikalikan 100 (seratus).
Hasil dari penghitungan ini dapat diartikan bahwa semakin besar realisasi
biaya yang dipergunakan dari target Biaya yang direncanakan,
menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk atau sebaliknya
semakin kecil realisasi biaya (maksimal efisiensi biaya sampai 24%) dari
target biaya yang direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang
semakin baik atau sangat baik.
47
c. Penilaian Tugas Tambahan.
Tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung dan dibuktikan dengan
surat keterangan, maka pada akhir tahun yang bersangkutan dapat diberikan
nilai tugas tambahan paling rendah 1 (satu) dan paling tinggi 3 (tiga) dengan
menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel III.4.
Pedoman Penilaian Tugas Tambahan
1. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 1
(satu) sampai 3 (tiga) diberikan nilai. 1
2. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 4
(empat) sampai 6 (enam) diberikan nilai. 2
3. Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun sebanyak 7
(tujuh) atau lebih diberikan nilai. 3
Sumber: Panduan Penyusunan dan Penilaian SKP.
d. Penilaian Kreativitas.
PNS yang menemukan sesuatu yang baru dan berkaitan dengan tugas
pokoknya serta dibuktikan dengan surat keterangan, maka pada akhir tahun
yang bersangkutan dapat diberikan nilai kreativitas paling rendah 5 (lima) dan
paling tinggi 15 (lima belas) dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:
Tabel III.5.
Pedoman Penilaian Kreativitas
1. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi unit kerjanya dan dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh kepala unit kerja atau pejabat
eselon II diberikan nilai
3
48
2. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi organisasinya serta dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh pejabat eselon I atau pimpinan
instansi yang setingkat diberikan nilai.
6
3. Apabila hasil yang ditemukan merupakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat bagi Negara serta dibuktikan dengan surat keterangan
yang ditandatangani oleh pimpinan instansi yang tertinggi diberikan
nilai
12
Sumber: Panduan Penyusunan dan Penilaian SKP.
Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dilakukan dengan cara
membandingkan antara realisasi kerja dengan target. Dalam hal ini realisasi kerja
melebihi dari target maka penilaian SKP capaiannya dapat lebih dari 100 (seratus).
Dari hasil penelitian terhadap 2 orang pegawai diperoleh hasil penilaian,
sebagai berikut:
Tabel III.6.
Penilaian SKP Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd.
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2015
No I. PEJABAT PENILAI No II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama MEKAR SARI DEWI, S.Pd.
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 198904052012122001
3.
Pangkat/Gol
.
Ruang
Penata Tk.I ( III/d) 3.
Pangkat/Gol
.
Ruang
Penata Muda ( III/a )
4. Jabatan Kaur Kepegawaian 4. Jabatan Pengelola Arsip Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
No
I. KEGIATAN
TUGAS
JABATAN
AK
REALISASI
Total
Penghitungan
Nilai
Capaian
SKP Kuantitas/
Output
Kualitas/
Mutu Waktu Biaya
1.
Mengumpulkan,
membuat,
mendistribusikan
dan menata arsip
surat dinas urusan
kepegawaian.
240 Surat 90 12
Bulan - 266,00 88,67
49
2.
Mengumpulkan
SKP dan
capaiannya dari
seluruh pegawai
Kantor Imigrasi
Jakarta Timur.
224
Berkas 90
12
Bulan - 266,00 88,67
3.
Mengumpulkan dan
membuat laporan
absensi sidik jari
harian.
264
Laporan 90
12
Bulan - 266,00 88,67
4.
Mengumpulkan dan
membuat laporan
rekapitulasi daftar
absensi pegawai
Kantor Imigrasi
Jakarta Timur.
24
Laporan 90
12
Bulan - 266,00 88,67
5.
Mengumpulkan dan
memperbaharui (up
date) data pegawai
ke dalam aplikasi
kepegawaian Dirjen
Imigrasi (SSO) dan
Kantor Wilayah
(SIMPEG).
12 Data 90 12
Bulan - 266,00 88,67
6.
Mengumpulkan
dokumen pegawai
untuk pembuatan
DUK dan Bezzeting
12
Laporan 90
12
Bulan - 266,00 88,67
7.
Mengumpulkan dan
membuat usulan
pemberian
penghargaan tanda
kehormatan
pegawai.
20
Berkas 90
12
Bulan - 266,00 88,67
8.
Membuat,
mendistribusikan
dan mengarsipkan
surat izin cuti
pegawai Kantor
Imigrasi Jakarta
Timur.
112
Berkas 90
12
Bulan - 266,00 88,67
9.
Membuat Laporan
Bulanan urusan
kepegawaian.
12
Laporan 90
12
Bulan - 266,00 88,67
II. TUGAS
TAMBAHAN
DAN
KREATIVITAS/
UNSUR
50
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
NILAI CAPAIAN SKP 88,67
(Baik)
Sumber : Bagian Kepegawaian.
Berdasarkan data diatas, diperoleh hasil penghitungan sebagai berikut:
Nilai Capaian
Aspek Kuantitas/Output =
Realisasi Output (RO) x 100
Target Output (TO)
=
240 x 100
240
= 100
Nilai Capaian
Aspek Kualitas =
Realisasi Kualitas (RK) x 100
Target Kualitas (TK)
=
90 x 100
100
= 90
Nilai Capaian
Aspek Waktu =
1,76 x TW – RW x 100
TW
=
1,76 x 12 – 12 x 100
12
= 9,12 x 100
12
= 76
Keterangan :
TW : Target Waktu
RW : Realisasi Waktu
51
Nilai Capaian
Aspek Biaya = –
Total Penghitungan = 100 + 90 + 76
= 266,00
Nilai Capaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) =
266,00
3
= 88,67
Dari penghitungan pegawai diatas dapat dijelaskan bahwa nilai capaian aspek
kuantitas/output didapatkan dari realisasi output yang diperoleh sebanyak 240
dibagi dengan target output sebesar 240 kemudian dikalikan 100 menghasilkan
nilai 100. Nilai capaian aspek kualitas diperoleh dari realisasi kualitas sebesar 90
dibagi target kualitas sebesar 100 dikalikan 100 menghasilkan nilai 90.
Sedangkan nilai capaian aspek waktu diperoleh dari nilai tertimbang yang sudah
ditetapkan sebesar 1,76 dikalikan target waktu sebesar 12 dikurangi realisasi
waktu sebesar 12 dikalikan 100 kemudian dibagi target waktu sebesar 12
menghasilkan nilai 76. Hasil penghitungan ketiga aspek (kuantitas/output,
kualitas, dan waktu) tersebut dijumlahkan dan menghasilkan total penghitungan
sebesar 266,00. Total penghitungan tersebut dibagi dengan ketiga aspek diatas,
sehingga nilai capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tahun 2015 mendapatkan
nilai 88,67 dengan keterangan baik.
Tabel III.7.
Penilaian SKP Pegawai Karyati
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d 31 Desember 2015
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama KARYATI
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 196306121985032001
52
3. Pangkat/
Gol. Ruang Penata Tk.I ( III/d) 3.
Pangkat/
Gol. Ruang Penata Muda Tk.I ( III/b )
4. Jabatan Kaur Kepegawaian 4. Jabatan Pengelola Data Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
NO I. KEGIATAN TUGAS
JABATAN
A
K
REALISASI Total
Penghitungan
Nilai
Capaian
SKP Kuantitas/
Waktu
Kualitas/
Mutu Waktu Biaya
1.
Mengumpulkan dan
membuat usulan
Kenaikan Gaji Berkala.
12
Laporan 90
12
Bulan - 266,00 88,67
2.
Mengumpulkan dan
membuat usulan kenaikan
pangkat pegawai.
2 Berkas 90 6 Bulan - 266,00 88,67
3.
Mengumpulkan dan
mebuat usulan prajabatan,
pengujian kesehatan
CPNS dan pengangkatan
CPNS.
1 Laporan 90 1 Bulan - 266,00 88,67
4.
Mengumpulkan dan
membuat usulan
pemberhentian dan
pensiun pegawai.
2 Berkas 90 1 Bulan - 266,00 88,67
5. Membuat usulan Karpeg,
Taspen, Askes pegawai. 4 Berkas 90 2 Bulan - 266,00 88,67
6.
Mengumpulkan dan
menyiapkan data untuk
pelaksanaan Pelantikan
Pejabat Struktural.
3 Berkas 90 4 Bulan - 266,00 88,67
7.
Mengumpulkan dan
menyiapkan data peserta
untuk mengikuti Bimtek,
Sosialisasi, Diklat.
35 Data 90 12
Bulan - 266,00 88,67
8.
Mengumpulkan dan
membuat usulan mutasi
Intern pegawai di Kantor
Imigrasi Jakarta Timur.
2 Laporan 90 6 Bulan - 266,00 88,67
9.
Mengumpulkan dan
membuat surat dinas
kepegawaian.
240 Surat 90 12
Bulan - 266,00 88,67
10.
Mengumpulkan dan
membuat usulan rencana
kerja urusan kepegawaian
tahun 2015.
1 Laporan 90 1 Bulan - 266,00 88,67
II. TUGAS
TAMBAHAN
DAN KREATIVITAS/
UNSUR
53
a. Tugas Tambahan
b. Kreativitas
NILAI CAPAIAN SKP 88,67
(Baik)
Sumber: Bagian Kepegawaian.
Berdasarkan data diatas, diperoleh hasil penghitungan sebagai berikut:
Nilai Capaian
Aspek Kuantitas/Output =
Realisasi Output (RO) x 100
Target Output (TO)
=
12 x 100
12
= 100
Nilai Capaian
Aspek Kualitas =
Realisasi Kualitas (RK) x 100
Target Kualitas (TK)
=
90 x 100
100
= 90
Nilai Capaian
Aspek Waktu =
1,76 x TW – RW x 100
TW
=
1,76 x 12 – 12 x 100
12
= 9,12 x 100
12
= 76
Keterangan :
TW : Target Waktu
RW : Realisasi Waktu
54
Nilai Capaian
Aspek Biaya = –
Total Penghitungan = 100 + 90 + 76
= 266,00
Nilai Capaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) =
266,00
3
= 88,67
Dari penghitungan pegawai diatas dapat dijelaskan bahwa nilai capaian aspek
kuantitas/output didapatkan dari realisasi output yang diperoleh sebanyak 12
dibagi dengan target output sebesar 12 kemudian dikalikan 100 menghasilkan
nilai 100. Nilai capaian aspek kualitas diperoleh dari realisasi kualitas sebesar 90
dibagi target kualitas sebesar 100 dikalikan 100 menghasilkan nilai 90.
Sedangkan nilai capaian aspek waktu diperoleh dari nilai tertimbang yang sudah
ditetapkan sebesar 1,76 dikalikan target waktu sebesar 12 dikurangi realisasi
waktu sebesar 12 dikalikan 100 kemudian dibagi target waktu sebesar 12
menghasilkan nilai 76. Hasil penghitungan ketiga aspek (kuantitas/output,
kualitas, dan waktu) tersebut dijumlahkan dan menghasilkan total penghitungan
sebesar 266,00. Total penghitungan tersebut dibagi dengan ketiga aspek diatas,
sehingga nilai capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tahun 2015 mendapatkan
nilai 88,67 dengan keterangan baik.
Berdasarkan hasil penghitungan kedua pegawai diatas, pada aspek kualitas kedua
pegawai hanya mendapatkan nilai 90. Hal ini tidak sesuai dengan target yang
telah disepakati bersama atasan. Tetapi pada aspek kuantitas/output dan target
55
waktu kedua pegawai bisa memenuhi target. Tidak tercapainya aspek kualitas
kedua pegawai terjadi karena kuantitas yang diperoleh pegawai Mekar Sari Dewi,
S.Pd. cukup banyak dari masing-masing kegiatan tugas jabatan. Sedangkan pada
pegawai Karyati dari kegiatan tugas jabatan yang diperoleh waktu yang
dibutuhkan cukup singkat. Sehingga kedua pegawai tidak dapat memenuhi target
kualitas yang mencapai 100. Walaupun demikian nilai capaian Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) kedua pegawai mendapatkan keterangan baik dengan nilai 88,67.
2. Penilaian Perilaku Kerja
Penilaian perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai
terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai kriteria yang ditentukan. Pejabat
penilai yang melakukan penilaian perilaku kerja PNS dapat mempertimbangkan
masukan dari pejabat penilai lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-
masing. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus). Nilai
perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka dan keterangan sebagai berikut:
1. 91 – ke atas : Sangat Baik.
2. 76 – 90 : Baik.
3. 61 – 75 : Cukup.
4. 51 – 60 : Kurang.
5. 50 – ke bawah : Buruk.
Dari hasil penelitian terhadap 2 orang pegawai diperoleh hasil akhir sebagai
berikut:
56
Tabel III.8.
Penilaian Perilaku Kerja Pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd.
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2015
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama MEKAR SARI DEWI, S.Pd.
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 198904052012122001
3. Pangkat/
Gol. Ruang Penata Tk.I ( III/d) 3.
Pangkat/
Gol. Ruang Penata Muda ( III/a )
4. Jabatan Kepala Urusan Kepegawaian 4. Jabatan Pengelola Arsip Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
4. UNSUR YANG DINILAI JUMLAH
a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)/
Nilai Prestasi Akademik 88,67 x 60% 53,20
b. Perilaku
Kerja
1. Orientasi Pelayanan 80,50 Baik
2. Integritas 80,00 Baik
3. Komitmen 91,00 Sangat Baik
4. Disiplin 80,00 Baik
5. Kerjasama 80,00 Baik
6. Kepemimpinan - -
Jumlah 411,50
Nilai rata-rata 82,30 Baik
Nilai Perilaku Kerja 82,30 x 40% 32,92
NILAI PRESTASI KERJA 86,12
(Baik)
Sumber: Bagian Kepegawaian.
Dari data diatas, penilaian sasaran kerja Pegawai Negeri Sipil menggabungkan
antara 60% nilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan 40% nilai perilaku kerja. Nilai
SKP yang diperoleh sebesar 88,67 dikalikan 60% menghasilkan nilai 53,20.
Sedangkan nilai perilaku kerja mencapai 80,50; 80,00; 91,00; 80,00; dan 80,00
57
dengan total nilai 411,50. Nilai rata-rata sebesar 82,30 kemudian dikalikan 40%
menghasilkan nilai perilaku kerja 32,92. Dari hasil penggabungan nilai SKP dan
nilai perilaku kerja ini diperoleh nilai prestasi kerja sebesar 86,12 dengan
keterangan baik.
Tabel III.9.
Penilaian Perilaku Kerja Pegawai Karyati
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2015
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL
YANG DINILAI
1. Nama MASLAINI, S.H. 1. Nama KARYATI
2. NIP 196908021991032001 2. NIP 196306121985032001
3. Pangkat/
Gol. Ruang Penata Tk.I ( III/d) 3.
Pangkat/
Gol. Ruang Penata Muda Tk.I (III/b)
4. Jabatan Kepala Urusan
Kepegawaian 4. Jabatan
Pengelola Data
Kepegawaian
5. Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur 5. Unit Kerja
Kantor Imigrasi Kelas I
Jakarta Timur
4. UNSUR YANG DINILAI JUMLAH
a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)/
Nilai Prestasi Akademik 88,67 x 60% 53,20
b. Perilaku
Kerja
1. Orientasi Pelayanan 88,00 Baik
2. Integritas 86,50 Baik
3. Komitmen 93,00 Sangat Baik
4. Disiplin 87,00 Baik
5. Kerjasama 88,00 Baik
6. Kepemimpinan - -
Jumlah 442,50
Nilai rata-rata 88,50 Baik
Nilai Perilaku Kerja 88,50 x 40% 35,40
NILAI PRESTASI KERJA 88,60
(Baik)
Sumber: Bagian Kepegawaian.
58
Dari data diatas, penilaian sasaran kerja Pegawai Negeri Sipil menggabungkan
antara 60% nilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan 40% nilai perilaku kerja. Nilai
SKP yang diperoleh sebesar 88,67 dikalikan 60% menghasilkan nilai 53,20.
Sedangkan nilai perilaku kerja mencapai 88,00; 86,50; 93,00; 87,00; dan 88,00
dengan total nilai 442,50. Nilai rata-rata sebesar 88,50 kemudian dikalikan 40%
menghasilkan nilai perilaku kerja 35,40. Dari hasil penggabungan nilai SKP dan
nilai perilaku kerja ini diperoleh nilai prestasi kerja sebesar 88,60 dengan
keterangan baik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada penilaian SKP tahun
2015 kedua pegawai tidak dapat memenuhi target kualitas yang mencapai 100.
Target kualitas yang diperoleh kedua pegawai hanya 90. Walaupun demikian
penilaian kedua pegawai bisa dikatakan baik. Nilai SKP yang diperoleh kedua
pegawai sebesar 88,67. Nilai rata-rata perilaku kerja pegawai Karyati sebesar
88,50 lebih tinggi dari nilai rata-rata perilaku kerja yang diperoleh pegawai Mekar
Sari Dewi, S.Pd. yang mencapai 82,30. Dengan demikian penilaian kinerja
pegawai negeri sipil tahun 2015 yang diperoleh pegawai Karyati lebih tinggi dari
pegawai Mekar Sari Dewi, S.Pd. Dengan masing-masing nilai 88,60 dan 86,12
serta mendapatkan keterangan baik.
59
3.2.4. Tindak Lanjut Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Tindak lanjut penilaian kinerja adalah hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang
sudah kita selesaikan dengan baik serta perilaku selama berada di tempat kerja.
Tindak lanjut dari penilaian kinerja pegawai negeri sipil diatas adalah:
1. Pengangkatan Jabatan.
Pengangkatan jabatan dilaksanakan dengan syarat memiliki kualifikasi dan tingkat
pendidikan yang ditentukan, semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik
dalam dua tahun terakhir, memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, serta
sehat jasmani dan rohani.
2. Kenaikan Pangkat.
Kenaikan pangkat yang berhubungan dengan penilaian prestasi kinerja pegawai ini
adalah kenaikan pangkat pilihan. Kenaikan pangkat ini dapat dilakukan dengan
syarat pegawai menunjukkan prestasi kerja luar biasa, menemukan penemuan baru
yang bermanfaat bagi negara, dan setiap unsur Sasaran Kerja Pegawai sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
3. Tunjangan Kerja.
Tunjangan kerja diukur dari hasil capaian kinerja PNS yang sebagai dasarnya
adalah berdasarkan ketertiban absensi. Setiap PNS yang terlambat masuk kantor
atau pulang sebelum waktunya akan diberi sanksi berupa pemotongan tunjangan
kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Namun, penentuan tunjangan kerja tidak
hanya ditentukan berdasarkan absensi, tetapi juga dilihat dari penilaian kinerja
PNS atas tugas pokok. Penilaian kinerja menjadikan tunjangan kerja yang
60
diperoleh masing-masing pegawai nantinya akan berbeda besarannya. Tunjangan
kerja dapat meningkat atau menurun sejalan dengan peningkatan atau penurunan
kinerja yang diukur berdasarkan indikator kinerja utama instansi.
3.2.5. Hambatan dan Solusi Penilaian Kinerja Pegawai
Dari penelitian yang dilakukan penulis pada Bagian Kepegawaian masih
terdapat beberapa hambatan yang ditemukan dalam penilaian kinerja pegawai,
sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran pegawai terhadap tanggung jawab yang diperolehnya.
Seperti datang terlambat, padahal jam kerja sudah ditetapkan dengan jelas.
2. Masih ada pegawai yang belum memahami tata cara penilaian prestasi kerja
pegawai sehingga tidak sesuai dengan yang tercantum dalam Perka BKN Nomor
1 Tahun 2013 dan PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
Dari hambatan diatas terdapat beberapa solusi antara lain:
1. Melakukan pembinaan melalui sosialisasi, apel pagi, pengarahan dari atasan dan
peringatan dari atasan.
2. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai sampai para pegawai benar-benar
memahami tata cara penilaian tersebut. Sehingga proses penilaian bisa berjalan
dengan lancar
61
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian prestasi kerja PNS secara sistematik menggabungkan antara dua unsur,
yaitu Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Perilaku Kerja.
Bobot nilai unsur SKP 60% dan perilaku kerja 40%.
2. Di dalam unsur penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) terdapat beberapa aspek,
yaitu Kegiatan Tugas Jabatan, Angka Kredit, Target, Tugas Tambahan, dan
Kreativitas. Sedangkan penilaian Perilaku Kerja meliputi aspek Orientasi
Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan Kepemimpinan.
3. Pada penilaian dua orang pegawai periode 2015, Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
kedua pegawai pada aspek kualitas kurang memenuhi target. Hal ini terjadi
karena kegiatan tugas jabatan kedua pegawai cukup banyak sedangkan waktu
yang dibutuhkan cukup singkat. Namun hasil nilai prestasi kerja kedua pegawai
mendapatkan keterangan baik.
4. Hasil penilaian kinerja pegawai negeri sipil dapat digunakan untuk pengangkatan
jabatan, kenaikan pangkat, dan tunjangan kerja. Untuk mendapatkan hasil dari
tindak lanjut ini, semua unsur penilaian kinerja pegawai bernilai baik dalam dua
tahun terakhir.
62
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran dalam Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi kelas 1 Jakarta Timur,
sebagai berikut:
1. Pemerintah sebaiknya lebih melakukan sosialisasi secara langsung kepada
Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentang bagaimana tata cara penyusunan Sasaran
Kerja Pegawai (SKP), agar proses penilaian tetap berjalan dengan lancar. Karena
masih terdapat PNS yang belum memahami tata cara penyusunan SKP tersebut.
2. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan 1 tahun sekali membuat penilaian tersebut
kurang efektif. Untuk mengatasi masalah ini jurnal harian sangat diperlukan
karena jurnal harian mencatat aktivitas pegawai sehari-hari dalam bekerja.
Sehingga atasan mengetahui sudah sejauh mana pekerjaan yang diselesaikan
pegawai.
3. Perlu adanya pegawai yang menangani penyimpanan arsip penilaian. Arsip
penilaian 2 tahun terakhir yang masih dibutuhkan untuk kenaikan pangkat perlu
ditangani dengan baik. Karena masih terdapat beberapa arsip penilaian yang
belum terarsipkan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Kinerja Teori & Aplikasi. Edisi Ketiga. Bandung:
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Hasibuan, Malayu S P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT Bumi
Aksara.
Mondy, R Wayne. 2008. Manjemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Nurjaman, Kadar. 2014. Manajemen Personalia. Bandung: Pustaka Setia.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja Organisasi. Bandung: Fokusmedia.
Supramono, dan Damayanti. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Thoha, Miftah. 2014. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta:
Prenadamedia.
Tika, Moh Pabundu. 2014. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Edisi Kelima. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Zen, A Patra M, Fajar Nursahid, Muslimin B Putra dkk. 2006. Menuju Reformasi
Birokrasi. Depok: Piramedia.
65
66
Lampiran A1. Struktur Organisasi
67
Lampiran B1. Daftar Pertanyaan
68
69
70
Lampiran C1. Formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
71
Lampiran C2. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai
72
Lampiran C3. Penilaian Prestasi Kerja