Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA
PT ASABRI (Persero) JAKARTA TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga
FOUR RENJES
22140194
Program Studi Manajemen Administrasi
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jakarta
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana laporan Tugas Akhir ini peneliti
sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang
peneliti ambil, sebagai berikut: “Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan
Pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur”.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan program Diploma Tiga (D.III) ASM BSI. Sebagai bahan penulisan
diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi dan beberapa sumber literatur
yang mendukung penulisan ini. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, maka penulisan laporan Kuliah Kerja Praktik ini tidak
akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika.
2. Ketua Program Studi Manajemen Administrasi di Akademi Sekretari dan
Manajemen BSI Jakarta.
3. Bapak/ibu dosen Sekretaris ASM BSI yang telah memberikan penulis dengan
semua bahan yang diperlukan.
4. Ibu Nurhidayati,M.H selaku Dosen Penasehat Akademik.
5.Ibu Dahlia Sarkawi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
6.Sebuah terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua
orangtua, saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong,
menyarankan penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
ABSTRAK
Four Renjes (22140194), Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT
ASABRI (Persero) Jakarta Timur
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan proses perencanaan
pengarahan, pengendalian atas pengadaan tenaga kerja dengan sumber daya
manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat. Human
Resource Departement memegang peranan penting pada suatu organisasi atau
perusahaan untuk melakukan salah satu diantara wewenangnya yaitu penilian
kinerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan
penilaian kinerja dan kendala saat pelaksanaan kinerja karyawan pada PT
ASABRI (Persero). Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Pengisian Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pada hakekatnya adalah menilai pelaksanaan
pekerjaan dan perilaku Pegawai Badan Usaha Milik Negara pada tahun berjalan
agar diperoleh Pegawai Badan Usaha Milik Negara yang memiliki integiritas
moral, profesional, leadership, dan mampu bekerjasama dalam tim, melalui
pembinaan. Ada 6 (enam) indikator dalam pelaksanaan penilaian kinerja
karyawan yaitu: Kepemimpinan, Kerjasama Orientasi kepada tim, Disiplin,
Inisiatif, Kehadiran, dan Kemandirian dalam melaksanakan tugas. Waktu yang
dilaksanakan dalam proses penilaian kinerja pada PT ASABRI (Persero) adalah:
Untuk anggota staff seminggu sekali, untuk tingkat kepala bidang satu bulan
sekali, dan untuk tingkat kepala divisi tiga bulan sekali. Metode penilaian kinerja
yang digunakan pada PT ASABRI (Persero) adalah Rating Scale (Skala Rating).
Kata Kunci: Pelaksanaan Penilaian Kinerja
ABSTRACT
Four Renjes (22140194), Employee Performance Assessment at PT ASABRI
(Persero) East Jakarta
Human Resource Management (MSDM) is a process of planning direction,
controlling the procurement of labor with human resources to achieve the goals of
individuals, organizations and communities.Human Resource Department plays
an important role in an organization or company to perform one of the authority
of the employee performance.The purpose of this study to determine the
implementation of performance appraisal and constraints when the
implementation of employee performance at PT ASABRI (Persero). The method
used is observation, interview, and documentation.The completion of the List of
Job Implementation Assessment (DP3) is essentially to assess the performance of
the work and behavior of the State Owned Enterprise Employees in the current
year in order to obtain the Employees of State-Owned Enterprises with moral,
professional, leadership, and team-able integrity through coaching.There are six
indicators in the implementation of employee performance appraisal are:
Leadership, Cooperation Orientation to team, Discipline, Initiative, Attendance,
and Independence in performing task.The time spent in the performance appraisal
process at PT ASABRI (Persero) is: For staff members once a week, for the head
level once a month, and for the level of the head of the three-month division.
Performance appraisal method used in PT ASABRI (Persero) is Rating Scale.
Keywords: Performance Assesment
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir....................................................................................... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ............................................................. ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ....................................... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ................................................ iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir .............................................................................. v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................................. viii
Daftar Isi................................................................................................................... x
Daftar Gambar ....................................................................................................... xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
Daftar Simbol ......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 4
1.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup ......................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Penilaian Kinerja ...................................................... 7
2.2 Tujuan Penilaian Kinerja ............................................................ 7
2.3 Manfaat Penilaian Kinerja .......................................................... 9
2.4 Asas-Asas Penilaian Kinerja .................................................... 11
2.5 Jenis-jenis Penilaian Kinerja .................................................... 13
2.6 Faktor-faktor yang memengaruhi Penilaian Kinerja ................ 14
2.7 Faktor-faktor yang Dipengaruhi Penilaian Kinerja .................. 18
2.8 Metode Penilaian Kinerja ......................................................... 20
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................ 23
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Organisasi ............................... 24
3.1.3 Kegiatan Usaha .............................................................. 32
3.2 Hasil Penelitian
3.2.1 Prosedur Penilaian Kinerja Karyawan ........................... 33
3.2.2 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan ..................... 35
3.2.3 Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Penilaian............. 40
3.2.4 Cara Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Penilaian..40
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................. 41
4.2 Saran ...................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................43
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................44
SURAT KETERANGAN RISET/PKL .............................................................45
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur Organisasi Divisi Kinerja dan Pembinaan
Pada PT ASABRI (Persero) .......................................................25
Gambar III.2 Alur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan ............................38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1 Formulir Penilaian Kinerja Karyawan ...........................................35
Tabel III.2 Tabel Kriteria Predikat PT ASABRI (Persero) ................................39
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A.1 Struktur Organisasi PT ASABRI (Persero) ........................................................... 47
A.2 Daftar Wawancara ................................................................................................. 48
B.1 Formulir Penilaian Dimensi Perilaku Kerja .......................................................... 51
B.2 Kamus Kriteria Skoring Perilaku Kerja ................................................................ 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan proses
perencanaan pengarahan, pengendalian atas pengadaan tenaga kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat. Human Resource Departement memegang peranan penting pada
suatu organisasi atau perusahaan untuk melakukan salah satu diantara
wewenangnya yaitu penilian kinerja karyawan. Menyadari pentingnya sumber
daya manusia sebagai asset yang berharga bagi perusahaan, maka suatu
perusahaan melalui Human Resource Develpoment harus mengamati karyawan
yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidangnya sesuai dengan pendidikan
yang mereka dapat. Apabila kita kaji lebih jauh bahwa sumber daya manusia saat
ini memainkan peran yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja
organisasional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian sumber
daya manusia yang berkaitan dengan praktik manajemen dan sasarannya cukup
luas, tidak hanya terbatas karyawan operasional semata, namun juga meliputi
tingkatan manajerial.
Penilaian kinerja karyawan adalah proses oleh perusahaan untuk
mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Penilaian kinerja karyawan yang
dilaksanakan dengan baik dan tertib maka akan dapat meningkatkan loyalitas dan
motivasi karyawan di perusahaan tersebut. Dari penilaian kinerja tersebut paling
tidak karyawan akan mengetahui sampai dimana kinerja mereka yang dinilai oleh
atasan atau tim penilai.
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang bersifat sistematik terhadap
penampilan kinerja mereka sendiri dan potensi karyawan dalam upaya
mengembangkan diri untuk kepentingan perusahaan, jika hasil penilaian kinerja
sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan tersebut berhasil dikerjakan dengan baik.
Faktor penilaian yang obyektif memfokuskan pada fakta yang bersifat
nyata dan hasilnya dapat diukur, misalnya kualitas, kehadiran dan sebagainya.
Sedangkan faktor-faktor subyektif cenderung berupa opini seperti menyerupai
sikap, kepribadian, penyesuaian diri dan sebagainya. Faktor-faktor subyektif
seperti pendapat dinilai dengan menyakinkan bila didukung oleh kejadian-
kejadian yang terdokumentasi. Dengan faktor-faktor tersebut di atas maka dalam
penilaian kinerja perilaku yang mencerminkan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan. Penilaian kinerja yang obyektif akan meberikan feed back yang tepat
terhadap perusahaan.
Penilaian kinerja karyawaan dengan berbagai bentuk pada dasarnya
merupakan suatu sasaran dan proses sistematis untuk mengumpulkan,
menganalisa dan menggunakan informasi untuk menentukan mengambil
keputusan penindakkan lanjut untuk karyawan tersebut ataupun perusahaan itu
sendiri.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama perusahaan yang
sangat penting di samping faktor lain seperti modal, teknologi dan uang. Oleh
karena itu, SDM harus di kelola dengan baik untuk meningkatkan produktivitas
dan pengembangan karyawaan di tengah-tengah persaingan global saat ini.
Karyawan merupakan sumber daya manusia yang paling penting dalam suatu
perusahaan. Setelah karyawan diterima, ditempatkan dan dipekerjakan maka tugas
perusahaan selanjutnya melakukan agar produktivitas dan pengembangan
karyawan setiap periode semakin perlu meningkat perlu di adakan peninjauan
kinerja dengan cara melaksanakan penilaian kinerja.
Mengingat begitu pentingnya penilaian kinerja bagi kemajuan karyawan
maupun perusahaan. Berdasarkan hal di atas penulis akan mengambil judul
“Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT Asabri (Persero)
Jakarta Timur”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penulisan tugas akhir ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur penilaian kinerja karyawan pada PT Asabri (Persero)?
2. Bagaimana pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT Asabri
(Persero)?
3. Kendala dan Cara mengatasi kendala apa saja pada saat penilaian kinerja
karyawan yang dilakukan pada PT Asabri (Persero)?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tugas akhir yaitu:
1. Untuk mengetahui ketentuan dan unsur-unsur Penilaian kinerja karyawan pada
PT ASABRI (Persero).
2. Untuk mengetahui prosedur penilaian kinerja karyawan pada PT Asabri
(Persero).
3. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT Asabri
(Persero).
4. Untuk mengetahui kendala dan cara mengatasi kendala apa saja saat penilaian
kinerja karyawan pada PT Asabri (Persero).
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir antara lain:
1. Bagi penulis memahami mengenai pelaksanaan penilaian kinerja karyawan.
2. Bagi pembaca mengerti dan memahami pelaksanaan penilaian kinerja
karyawan.
3. Bagi Perusahaan diharapkan sebagai bahan masukan tentang pelaksanaan
penilaian kinerja karyawan pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk melakukan tugas akhir ini, penulis melakukan
beberapa metode yaitu:
1. Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung dengan riset pada PT
Asabri (Persero).
2. Metode Dokumentasi
Dalam metode penulis mengumpulkan data berdasarkan informasi yang
terdapat pada buku-buku dan referensi lainnya yang ada hubungannya dengan
tema penulis bahas dalam penulisan tugas akhir.
3. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan
untuk menanyakan hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan tugas akhir ini mengenai pelaksanaan
penilaian kinerja karyawan (Kepala Bidang) pada PT Asabri (Persero), yang
terdiri dari prosedur penilaian kinerja, waktu pelaksanaan penilaian, indikator
penilaian kinerja, penilai penilaian kinerja, metode penilaian kinerja, pelaksanaan
penilaian dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian kinerja
karyawan. Data yang digunakan adalah data periode Juni 2017.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk dapat mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan
tugas akhir ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk
mempermudah pembaca menelusuri dan memahami isi penulisan tugas akhir
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab satu ini, penulis menguraikan tentang gambaran
umum penulisan tugas akhir yang mencakup latar belakang
penulisan, menentukan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat dalam melakukan penelitian, metode yang
digunakan dalam pengumpulan data, ruang lingkup
pembahasan, serta sistematika penulisan secara
menyeluruh.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab kedua, penulis menjelaskan tentang teori-teori
yang berkaitan dengan pengertian penilaian kinerja, tujuan
penilaian kinerja karyawan, manfaat penilaian kinerja
karyawan, jenis-jenis penilaian kinerja, dan asas-asas
penilaian kinerja karyawan.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ketiga, penulis membahas tentang tinjauan umum
organisasi meliputi sejarah singkat organisasi, struktur
organisasi dan kegiatan organisasi serta hasil penelitian.
BAB IV PENUTUP
Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan yang
diambil dari isi pembahasan data penelitian dan
memberikan saran-saran dari hasil permasalahan yang telah
disimpulkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagimana mengerjakannya. Beberapa
pengertian penilaian kinerja yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Menurut Andrew F. Sikula dalam Yani (2012:117) “bahwa
mengemukakan, kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengealaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut Mondy dan Noe dalam Yani (2012:118) “bahwa mengemukakan,
penilaian kinerja adalah sebuah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan
mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang”.
2.2. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Sedarmayanti dalam Widodo (2015:138) mengemukakan bahwa,
tujuan dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan pegawai.
2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya penyempurnaan
kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.
3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal
mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana kariernya, kenaikan
pangkat dan kenaikan jabatan.
4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan
bawahan.
5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kepegawaian
khususnya kinerja pegawai dalam bekerja.
6. Secara pribadi, pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga
dapat memacu perkembangannya.
7. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi peneliti dan
pengembangan di bidang kepegawaian.
Sedangkan Menurut Dessler dalam Widodo (2015b:136) “mengemukakan
bahwa ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer” yaitu:
1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan
keluaran.
2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran kontribusi.
3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau
perbaikan.
4. Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat
dipercaya/diandalkan, dan media komunikasi
Penilaian kinerja dapat dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan
balik untuk pegawai dimasa mendatang, yang merupakan kunci pengembangan
bagi pegawai di masa mendatang. Di saat atasan mengidentifikasi kelemahan,
potensi dan kebutuhan pelatihan melalui umpan balik penilain kinerj, mereka
dapat memberitahukan pegawai mengenai kemajuan pegawai tersebut.
Menurut Hamali (2016:120) Penilaian kinerja dapat digunakan untuk:
1. Adminisrasi penggajian.
2. Umpan balik kinerja.
3. Identifikasi kekuatan dan kelemahan individu.
4. Mengodukementasi keputusan kekaryawan.
5. Penghargaan terhadap kinerja individu.
6. Mengindetifikasi kinerja buruk.
7. Membantu dalam mengindentifikasi tujuan.
8. Menetapkan keputusan promosi.
9. Pemberhentian karyawan.
10. Mengevaluasi pencapaian tujuan.
2.3. Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu alat yang manfaatnya tidak hanya untuk
mengevaluasi kinerja seorang pegawai akan tetapi juga mengembangkan serta
memotivasi pegawai. Penilaian tersebut juga akan memberikan dampak yang
positif dan semangat dalam diri pegawai untuk lebih berkualitas dan
menghasilkan kinerja yang optimal.
Menurut Wibowo dalam Widodo (2015:138), menyatakan “Penilaian
kinerja seharusnya menciptakan gambaran akurat dari kinerja perorangan.
Penilaian tidak dilakukan hanya untuk mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang
baik dan dapat diterima harus data diidentifikasikan sehingga dapat dipakai
sebagai dasar penilaian hal lainnya. Untuk mecapai tujuan ini, sistem penilaian
hendaknya terkait dengan pekerjaan dan praktis, termasuk standar, dan
menggunakan ukuran-ukuran yang terukur”.
Menurut Werther dan Davis dalam Suwatno dan Priansa (2016:197),
penilaian kinerja mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan
karyawan yang dinilai , antara lain:
a. Performane Improvement. Memungkinkan karyawan dan manajer untuk
mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatkan kinerja.
b. Compensation Adjustment. Membantu para pengambilan keputusan untuk
menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
c. Placement Decision. Menentukan promosi,transfer, dan demotion.
d. Training and Development Needs. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan agar kinerja mereka lebih optimal.
e. Carrer Planning and Development. Memandu untuk menentukan jenis karier
dan potensi karier yang dapat dicapai.
f. Staffing Process Deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan karyawan.
g. Informational Inaccuracies and Job-Design Errors. Membantu menjelaskan
apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia
terutama di bidang informasi job analycis, job design, dan sistem informasi
manajemen sumber daya manusia.
h. Equal Employment Opportunity. Menunjukan bahwa placement decision
tidak diskriminatif
i. External Challenges. Kadang-kadang kinerja karyawaan dipengaruhi oleh
faktor eksternal seperti keluarga,keuangan pribadi, kesehatan, dan lainnya.
j. Feddback. Memberikan umpan balik bagi urusan kekaryawanan maupun bagi
karyawan itu sendiri.
2.4. Asas-Asas Penilaian Kinerja
Menurut Kasmir (2016:201) Seluruh karyawan diharapkan mampu untuk
meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu. Artinya harus dilakukan
perubahan terhadap kesalahan-kesalahan yang telah dibuat sebelumnya dan
diharapkan kesalahan ini tidak berulang di kemudian hari. Demikian pula bagi
mereka yang telah memiliki kinerja yang baik, maka tugasnya adalah
mempertahankan kinerjanya sehingga contoh bagi karyawan lainnya.
Dalam praktiknya asas-asas penilaian untuk melakukan penilaian kinerja
harus dilakukan:
1. Secara Objektif
Objektif artinya melakukan penilaian harus dilakukan apa adanya sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Artinya penilai dalam menilai jangan
terpengaruh oleh hal-hal di luar yang telah ditentukan. Untuk melakukan
penilain yang dilakukan secara objektif biasanya dilakukan secara:
a. Realistis, artinya menilai apa adanya sesuai dengan yang telah dilakukan.
b. Terukur, artinya setiap pekerjaan dapat menggunakan standar tertentu
sebagai alat ukur pencapaian kinerjanya.
c. Menantang, artinya pekerjaan yang diberikan dapat memberikan motivasi
bagi karyawan untuk mengerjakan.
d. Berdasarkan skala prioritas, artinya dalam mengerjakan suatu pekerjaan
dibuatkan lebih dulu mana yang harus dikerjakan yang pertama dan yang
selanjutnya.
2. Secara Adil
Adil merupakan salah satu asas yang penting, mengingat tanpa
memberikan rasa keadilan tentu akan memberikan dampak yang buruk
terhadap penilaian. Sikap atasan dalam menilai yang berdasarkan keadilan
tentu akan memberikan hasil yang baik. Adapun keadilan dapat dilakukan
berdasarkan:
a. Pembagian tugas diseseuaikan tugas dengan posisi dan kompetensi
yang dimiliki.
b. Penilaian disesuaikan dengan kontribusi karyawan terhadap
keberhasilan unit kerja atau organisasi
c. Penilaian dilakukan secara objektif dengan didukung data dan
informasi yang ada.
d. Pemberian balas jasa didasarkan kepada kontribusi dan kompetensi
yang berlaku.
3. Secara Transparan
Di samping objektif dan adil dalam melakukan penilaian, juga perlu
diperhatikan adalah faktor transparansi. Artinya dalam melakukan
penilaian harus dengan adanya keterbukaan, baik dalam proses menilai
serta memberikan hasil penilaian. Transparan dalam melakukan penilaian
kinerja karyawan artinya dalam hal:
a. Adanya parameter untuk mengukur kinerja serta sumber data yang
digunakan, misalkan kategori penilaian, bobot dan yang memberikan
nilai.
b. Mengumumkan hasil penilaian secara terbuka, jangan sampai ada yang
disembunyikan.
c. Pemberian balas jasa atas kinerja yang dihasilan harus jelas, sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan.
2.5. Jenis-jenis Penilaian Kinerja
Menurut Yani (2012:120) menjelaskan bahwa jenis-jenis penilaian kinerja
adalah sebagai berikut:
1. Penilaian hanya oleh atasan
a. cepat dan langsung
b. dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan-pertimbangan pribadi.
2. Penilaian oleh kelompok lini. Atasan dan atasannya lagi bersama-sama
membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai
3. Penilai oleh kelompok staf. Atasan meminta satu atau lebih individu untuk
bermusyawarah dengan atasan langsung yang membuat keputusan akhir.
4. Penilaian melalui keputusan komite. Sama seperti pada pola sebelumnya
kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan
akhir, hasil didasarkan pada pilihan mayoritas.
5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan. Sama seperti kelompok staf,
namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen Sumber
Daya Manusia yang bertindak sebagai peninjau independen.
6. Penilaian yang dilakukan oleh bawahan dan sejawat.
2.6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja
Menurut Kasmir (2016:189-193) mengemukakan bahwa, dalam
praktiknya tidak selamanya bahwa kinerja karyawan dalam kondisi seperti yang di
inginkan baik oleh karyawan itu sendiri ataupun organisasi. Banyak kendala yang
memengaruhi kinerja baik kinerja baik kinerja organisasi maupun kinerja
individu. Sekalipun karyawan bekerja pada tempat yang sama, namun
produktivitas mereka tidaklah selalu sama.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kinerja baik hasil maupun
perilaku kerja adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka akan
dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar, sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Artinya karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang
lebih baik, maka akan memberikan kinerja baik pula, demikian pula
sebaliknya bagin karyawan yang tidak memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaannya secara benar, maka akan memberikan hasil
yang kurang baik pula.
2. Pengetahuan
Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan
yang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya dengan mengetahui
pengetahuan tentang pekerjaan akan memudahkan seseorang untuk
melakukan pekerjaannya, demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak atau
kurang memiliki pengetahuan tentang pekerjaannya, maka pasti akan
mengurangi hasil atau kualitas pekerjaannya yang pada akhirnya akan
memengerahui kinerjanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
tentang pekerjaan akan memengaruhi kinerja.
3. Rancangan Kerja
Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan karyawan dalam
mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki rancangan yang
baik, maka akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut secara
tepat dan benar.
4. Kepribadian
Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang. Setiap
orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama lainnya.
Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang memiliki kepribadian atau
karakter yang buruk, akan bekerja secara tidak sungguh-sungguh dan kurang
bertanggung jawab dan pada akhirnya hasil pekerjaannya pun tidak atau
kurang baik dan tentu saja hal ini akan memengaruhi kinerja yang ikut buruk
pula. Artinya bahwa kepribadian atau karakter akan memengaruhi kinerja.
5. Motivasi Kerja
Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau
dorongan dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), maka karyawan
akan terangsang atau terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Makin
termotivasi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan maka kinerjanya
akan meningkat, demikian pula sebaliknya makin tidak termotivasi seseorang
untuk melakukan pekerjaannya, maka kinerjanya akan turun.
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin dalam
mengatur,mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan sesuatu
tugas dan tanggung jawab yang diberikannya. Sebagai contoh perilaku
pemimpin yang menyenangkan, mengayomi, mendidik dan membimbing dan
membimbing tentu akan membuat karyawan senang dengan mengikuti apa
yang diperintahkan oleh atasannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan memengaruhi kinerja.
7. Gaya Kepemimpinan
Merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin dalam menghadapi atau
memerintahkan bawahannya. Sebagai contoh gaya atau sikap seorang
pemimpin yang demokratis tentu berbeda dengan gaya pemimpin yang
otoriter. Gaya kepemimpinan atau sikap pemimpin ini dapat memengaruhi
kinerja karyawan.
8. Budaya Organisasi
Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimiliki
oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasan-kebiassaan atau norma-
norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum serta
harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan atau organisasi.
Demikian pula jika tidak mematuhi kebiasaan atau norma-norma makan akan
menurunkan kinerja. Dengan demikian budaya organisasi memengaruhi
kinerja karyawan.
9. Kepuasan Kerja
Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka seseorang
sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa
senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaannya pun
akan berhasil baik. Demikian pula jika seseorang tidak senang atau gembira
dan tidak suka atas pekerjaannya, maka akan ikut memengaruhi hasil kerja
karyawan. Jadi dengan demikian kepuasan kerja dapat memengaruhi kinerja.
10. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dapat berupa ruangan,layout,sarana dan prasarana,serta
hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat
membuat suasana nyaman dan memberikan ketenagan maka akan membuat
suasana kerja menjadi kondusif, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja
seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja memengaruhi kinerja
seseorang.
11. Loyalitas.
Karyawan yang setia juga dapat dikatakan karyawan tidak membocorkan apa
yang menjadi rahasia perusahaannya kepada pihak lain. Karyawan yang setia
atau loyal tentu akan dapat mempertahankan ritme kerja, tanpa terganggu
oleh godaan dari pihak pesaing. Loyalitas akan terus membangun agar terus
berkarya menjadi lebih baik dengan merasa bahwa perusahaan seperti
miliknya sendiri. Pada akhirnya loyalitas akan memengaruhi kinerja
karyawan.
12. Komitmen
Komitmen juga diartikan kepatuhan karyawan kepada janji-janji yang telah
dibuatnya. Atau dengan kata lain komitmen merupakan keputuhan untuk
menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Pada akhirya kepatuhannya
untuk melaksanakan janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya akan
memengaruhi kinerjanya. Jadi komitmen dapat memengaruhi kinerja
seseorang.
13. Displin Kerja
Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas kerjanya secara
sungguh-sungguh. Displin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu, misalnya
masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian displin dalam mengerjakan apa
yang diperintahkan yang harus dikerjakan. Karyawan yang disiplin akan
memengaruhi kinerja.
2.7. Faktor-faktor yang Dipengaruhi Kinerja
Menurut Kasmir (2016:195-196) mengemukakan bahwa, “Selain faktor-
faktor yang memengaruhi kinerja seperti yang telah dijelaskan diatas, kinerja juga
dapat memengaruhi variabel lain”. Artinya dengan memperoleh kinerja yang baik,
maka akan memengaruhi variabel lain, demikian pula sebaliknya kinerja
dipengaruhi oleh variabel lain.
Berikut ini berapa faktor yang dipengaruhi kinerja baik secara langsung
maupun tidak langsung sebagai berikut:
1. Kompensasi
Karyawan yang memiliki kinerja yang baik tentu akan memperoleh balas jasa
misalnya dengan kenaikan gaji, atau tunjangan lainnya. Demikian pula
sebaliknya jika kinerja tidak baik, akan dapat menurunkan gaji atau tunjangan
yang diperolehnya tentu disesuaikan dengan peraturan perusahaan. Dengan
demikian artinya kinerja akan memengaruhi kompensasi karyawannya.
2. Jenjang Karier
Karyawan yang memiliki prestasi atau kinerja yang baik tentu akan diberikan
peningkatan karier. Demikian pula sebaliknya jika kinerjanya turun atau
buruk, maka akan ada sanksi berupa penurunan karier atau tidak memperoleh
kenaikan karier. Kenaikan karier dapat berupa kenaikan jabatan atau kenaikan
kepangkatan. Oleh karena itu, kinerja karyawan akan memengaruhi karier
karyawan.
3. Citra Karyawan
Artinya dengan memiliki kinerja yang baik, seseorang akan diberikan
penghargaan dan tentu saja orang-orang akan memandangnya dengan pujian
dan menjadi suri teladan. Demikian pula yang terjadi sebaliknya, jika
kinerjanya buruk, ikut membuat citranya seseorang atau karyawan menjadi
tidak baik, bahkan mendapatkan cemoohan dari pihak lain.
2.8. Metode Penilaian Kinerja
Menurut Suwatno dan Priansa (2016:204) berikut metode-metode
penilaian kinerja:
1. Rating Scale
Dalam metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap kinerja
karyawan dengan skala waktu tertentu dari rendah sampat tinggi, dan
evaluasi hanya di dasarkan pada pendapat penilai, di mana penilai
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria)
yang dianggap penting terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Biasanya
formulir penilaian diisi oleh atasan langsung dengan menandai tanggapan
yang paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksanaan kerja. Tanggapan-
tanggapan penilai bias diberikan dengan nilai-nilai numeric agar
memungkinkan skor rata-rata dihitung, kemudian diperbandingkan di antara
para karyawan.
Kelebihan metode ini ialah dalam penyusunan dan administrasinya tidak
mahal, latihan yang diperlukan penilai hanya sedikit, tidak yang besar.
Kelemahannya antara lain:
a. Kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan terhadap pelaksanaan
kerja, dan apabila kalau formulir akan digunakan untuk semua pekerja.
b. Adakalanya suatu kriteria adalah penting bagi pekerja tertentu, tetapi
mungkin tidak tercangkup dalam formulir penilaian.
c. Apabila kriteria prestasi kerja tertentu sulit untuk didentifinisikan, maka
formulir isian bias jadi berisi variabel-variabel kepribadian-kepribadian
yang tidak relevan, juga dapat dapat mengurangi arti penilaian.
2. Checklist
Metode penilaian checklist biasanya penilai adalah atasan langsung, dan
pada metode ini menggunakan kalimat-kalimat atau kata-kata yang
menggambarkan prestasi kerja dan karakter-katakter karyawan, sehingga
penilai tinggal memilihnya. Pada checklist ini, terdapat item-item yang
msing-masing diberi robot, dan pemberian bobot ini memungkinkan penilai
dapat dikuantifikasikan sehingga skor total dapat ditentukan. Metode
checklist dapat memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat,
walaupun metode ini praktis dan terstendardisasi, tetapi di dalam
penggunaan kalimat-kalimat yang umum, sehingga hal ini dapat mengurangi
keterkaitannya dengan pekerjaan.
3. Metode Peristiwa Kristis (Critial Incident Methode)
Metode ini merupakan metode penilaian yang berdarsakan pada catatan-
catatan penilaian yang memperhatikan perilaku karyawan yang
memperhatikan perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat jelek di
dalam hal pada saat pelaksanaan kerja. Berbagai peristiwa tersebut dicatat
selama selama peristiwa evaluasi kerja, Berbagai peristiwa tersebut dicatat
sekama peristiwa evaluasi terhadap setiap karyawan. Kemudian peristiwa ini
dibagi menjadi beberapa kategori, seperti: pengendalian bahaya keamanan,
pengawasan sisa bahan atau pengembangan karywan. Metode ini sangat
berguna untuk bahan masukan karyawan, sehingga dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Kelemahannya, bahwa para
atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa atau cenderung
mengada-ada, dan bersifat subyektif.
4. Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Methode)
Pada metode ini, dimana tenaga ahli dari personalia mendapatkan informasi
khusus dari atasan langsung tentang presentasi tenaga kerja karyawan.
Kemudian tenaga ahli ini mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi
tersebut. Evaluasi dikirim kepada si atasan langsung untuk review,
perubahan, persetujuan dan pembahasan dengan karyawan yang dinilai.
Tenaga ahli personalia dapat mencatat penilaian pada tipe formulir penilaian
apapun yang digunakan perusahaan.
5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja
Metode ini, didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes yang
dilakukan dapat berupa tes tertulis atau peragaan keterampilan.
6. Metode Evaluasi Kelompok
Pada metode penilaian ini biasaya dilakukan oleh atasan langsung. Kegunaan
dari pada penilaian kelompok ini untuk pengambilan keputusan kenaikan
upah, promosi dan berbagi bentuk penghargaan organisasional karena dapat
menghasilkan rangking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek , dengan
membandingkan karyawan yang satu dengan yang lainnya.
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Semula prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Dephan/Polri menjadi peserta
Taspen (Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri) yang didirikan pada tanggal 17
April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963.Namun
dalam perjalanannya, keikutsertaan prajurit TNI dan anggota Polri dalam Taspen
mempengaruhi penyelenggaraan Program Taspen karena Batas Usia Pensiun
(BUP) bagi prajurit TNI, anggota Polri yang berdasarkan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1966 Pasal 1 dengan PNS yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1969 Pasal 9 Sifat khas prajurit TNI dan Polri memiliki risiko tinggi
banyak yang berhenti karena Gugur atau tewas dalam menjalankan tugas.
Adanya kebijaksanaan Pemerintah untuk mengurangi jumlah prajurit
secara besar. Besaran dalam rangka peremajaan yang dimulai pertengahan tahun
1971 Jumlah iuran yang terkumpul pada waktu itu tidak sebanding dengan
perkiraan klaim yang akan diajukan oleh para Peserta. Untuk menindaklanjuti hal-
hal tersebut dan meningkatkan kesejahteraan Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS
Dephan/Polri, maka Dephankam (saat itu) berprakarsa untuk mengelola premi
sendiri dengan membentuk Lembaga asuransi yang lebih sesuai, yaitu Perusahaan
Umum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Perum
ASABRI) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1971 pada tanggal 1 Agustus 1971, dan selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Jadi
ASABRI. Dalam perkembangannya untuk meningkatkan gerak usaha, maka
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991 bentuk usaha ASABRI
dari Perusahaan Umum (Perum) dialihkan menjadi Perseroan Terbatas (PT),
sehingga menjadi PT ASABRI (Persero).
Visi PT ASABARI (Persero) Menjadi perusahaan asuransi sosial
nasional yang profesional dengan melakukan transformasi bisnis dan budaya
perusahaan sampai dengan tahun 2021. Sedangkan Misi PT ASABARI (Persero)
Meningkatkan kesejahteraan Peserta ASABRI melalui pengembangan sistem
pelayanan dan Nilai Manfaat Asuransi Sosial secara berkelanjutan.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.
Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai
pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi
adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Struktur organisasi adalah sekumpulan variabel yang masing-masing dapat
berbeda tipe, dan dikelompokkan ke dalam satu nama (menurut Pascal, struktur
juga dikenal sebagai record). Struktur membantu mengatur data-data yang rumit,
khususnya dalam program yang besar, karena struktur membiarkan sekelompok
variabel diperlakukan sebagai satu unit daripada sebagai entity yang terpisah.
Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada
dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu
komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan
tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian
maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat
menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu
dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan
fungsi dibatasi.
Sumber : PT ASABRI (Persero)
Gambar III.1.
Struktur Organisasi Divisi Kinerja dan Pembinaan Tata Kerja Organisasi
PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur
Berikut adalah struktur dan tata kerja organisasi perusahaan yang terdiri
dari beberapa divisi dibagian Kinerja dan Pembinaan pada PT ASABRI (Persero)
Jakarta timur.
1. Kepala Divisi Personalia
JobDesk:
a. Mengoordinasikan dan mengendalikan penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran unit kerjanya.
b. Mengoordinasikan dan mengendalikan realisasi Rencana Kerja dan
Anggaran unit kerjanya.
c. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan operasional unit kerjanya.
d. Merencanakan dan mengusulkan pengembangan pengetahuan, ketrampilan
dan karir bagi karyawan (pegawai tetap, tenaga honor dan tenaga kontrak)
di unit kerjanya.
e. Mengoordinasikan dan mengendalikan standard operating procedure
(SOP) sesuai standar sistem manajemen mutu.
2. Sekretaris
JobDesk:
a. Menyeleksi, membuat resume dan mengadministrasikan surat, memo,
disposisi yang masuk ke unit kerja.
b. Melaksanakan pendistribusian disposisi Kepala Unit Kerja.
c. Memantau penyelesaian disposisi Kepala Unit Kerja oleh Kepala Bidang.
d. Membuat konsep jawaban baik memo intern maupun surat keluar yang
sifatnya umum, yang akan ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja.
e. Membuat atau mempersiapkan bahan presentasi atau meeting sheet Kepala
Unit Kerja dengan pihak Internal maupun eksternal.
3. Kepala Bidang Kinerja dan Pembinaan
JobDesk:
a. Membantu mengoordinasikan dan mengendalikan penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran unit kerjanya.
b. Membantu mengoordinasikan dan mengendalikan realisasi Rencana Kerja
dan Anggaran unit kerjanya.
c. Membantu menyusun dan mengevaluasi kebijakan unit kerjanya.
d. Membantu mengoordinasikan dan mengendalikan standard operating
procedure (SOP) sesuai standar sistem manajemen mutu.
e. Membantu merencanakan dan mengusulkan pengembangan, ketrampilan,
dan karir bagi karyawan di unit kerjanya.
4. Penata Kinerja
JobDesk:
a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain dalam rangka penilaian
kinerja karyawan.
b. Melakukan verifikasi indikator kinerja masing-masing karyawan pada
setiap unit kerja.
c. Melakukan evaluasi, analisa dan membuat rekapitulasi karyawan yang
berhak mendapat reward.
d. Menyusun laporan kegiatan secara benar dan tepat waktu.
5. Administrator Kinerja I
JobDesk:
a. Melakukan evaluasi, analisa dan membuat rekapitulasi karyawan yang
berhak mendapat reward.
b. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain dalam rangka penilaian
kinerja karyawan.
c. Membantu tugas Penata Kinerja lainnya.
d. Membuat laporan hasil rapat pankar dan konsep nota dinas laporan ke
Direksi.
e. Menyiapkan laporan nominatif bulanan pegawai.
6. Administrator II
JobDesk:
a. Melakukan proses pencatatan surat masuk.
b. Melakukan proses pencatatan surat keluar.
c. Melakukan proses administrasi pengiriman surat.
d. Melakukan permintaan ATK dan Alsintor.
7. Penata Pembinaan
JobDesk:
a. Melakukan telaahan guna memberikan usulan atas laporan Biro
Pengawasan Internal, kantor Wilayah dan Unit Kerja kantor pusat atas
pelanggaran yang dilakukan karyawan.
b. Melakukan evaluasi, analisa dan saran tindak lanjutnya atas disiplin
karyawan yang meliputi absensi, kepatuhan terhadap Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) untuk karyawan Kantor Pusat dan Cabang.
c. Memberikan usulan jenis hukuman atas pelanggaran yang dilakukan
karyawan.
d. Membuat pemberitahuan, melakukan rekapitulasi dan proses administrasi
usulan cuti beserta jadwal penyusunannya.
e. Membuat surat ijin meninggalkan pekerjaan karena sakit/menikah/ibadah
haji dan lain-lain.
8. Administrator Pembinaan Pegawai
JobDesk:
a. Memelihara database karyawan dengan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan data.
b. Melakukan koordinasi dengan Unit Kerja terkait dalam rangka
pemeliharaan aplikasi karyawan.
c. Melakukan pemutakhiran data serta melakukan monitoring perkembangan
dan perubahan status karyawan.
d. Menyajikan informasi data karyawan untuk kepentingan
promosi,mutasi,dan demosi.
e. Menghimpun dan mengadministrasikan surat lamaran calon karyawan.
9. Administrator Pembinaan Karier
JobDesk:
a. Melakukan evaluasi, analisa dan membuat rekapitulasi karyawan yang
berhak mendapt reward.
b. Melakukan rujukan untuk karyawan yang membutuhkan konsultasi kepada
Konselor.
c. Membantu pelaksana tugas Penata Kinerja dan Penata Pembinaan, Penata
rekrutmen dan karir lainnya.
d. Menyusun laporan kegiatan secara benar dan tepat waktu.
e. Membantu pengetikan naskah Sprin (Surat Perintah), Nota Dinas, dan
SKep (Surat Keputusan).
10. Petugas Pembinaan Jasmani
JobDesk:
a. Melakukan latihan rutin dalam rangka mempersiapkan pertandingan olah
raga.
b. Mengikuti pertandingan-pertandingan olah raga yang ditugaskan
kepadanya dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan jasmani di lingkungan PT ASABRI
(Persero).
d. Melaksanakan kegiatan rekreasi.
e. Membantu pelaksanaan event-event hari besar nasional.
11. Petugas Bimbingan Rohani
JobDesk:
a. Melakukan perumusan dan penetapan sasaran program dan kegiatan
bimbingan rohani.
b. Melakukan pelayanan dan bimbingan rohani di lingkungan PT ASABRI
(Persero).
c. Melakukan pengumpulan pengelohan serta pelaporan data.
d. Membantu pelaksanaan tugas Penata Kinerja dan Penata Pembinaan,
Penata Rekrutmen dan karier lainnya.
e. Menyusun laporan kegiatan secara benar dan tepat waktu.
12. Penata Rekrutmen
JobDesk:
a. Melakukan analisa kebutuhan karyawan atas permintaan unit kerja terkait.
b. Melakukan rekrutmen sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik melalui
media masa, berhubungan langsung dengan lembaga pendidikan atau
lembaga/institusi Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Melakukan kerja sama untuk pembuatan materi test dengan unit kerja
terkait untuk pelaksanaan test potensi akademik dan teknis pelaksanaan.
d. Melakukan koordinasi dan menentukan psikogram dalam rangka kerja
sama dengan lembaga Psikologi untuk memperoleh calon karyawan
(pegawai tetap, tenaga honor dan tenaga kontrak) yang berpotensi
(pemeriksaan Psikologis).
e. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan seleksi
yang dimulai dari seleksi administrasi (lamaran), test pengetahuan
akademik, psikotest dan wawancara.
13. Administrator Rekrutmen
JobDesk:
a. Menerima dan menyimpan Surat Lamaran, memilah dan merekap
berdasarkan tingkat pendidikan dan penjurusannya.
b. Mengkoordinasi berkas yang sudah masuk dengan Penata Rekrutmen.
c. Membantu pelaksanaan rekrutmen pegawai.
d. Menyiapkan bahan rapat administrasi rekrutmen, pengangkatan, kenaikan
pengkat, promosi dan mutasi pegawai (karir).
e. Membuat konsep keputusan-keputusan rekrutmen dan karier pegawai
(termasuk pemberhentian).
3.1.3. Kegiatan Usaha
Kegiatan Usaha di PT ASABRI (Persero), bergerak di bidang Sosial.
Dimana pesertanya terdiri dari prajurit TNI, anggota POLRI, serta PNS
Kementrian Pertahanan dan juga termasuk PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Janjia Kerja) dilingkungan kementrian pertahanan dan POLRI. Berdasarkan dari
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 102 tahun 2015. ASABRI sebagai pengelola
program tabungan hari tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM), dan Pensiun. Di dalam masing-masing program tersebut ada
manfaat-manfaat yang diberikan total manfaat berjumlah 18. Sebernarnya
sebelum PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 102 tahun 2015 kegiatan asabri itu
mengacu pada PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 67 tahun 1991, namun persatu
Juli tahun 2015 di undangkan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 102 tahun 2015,
pada tanggal 28 Desember 2015. Dimana ASABRI sudah harus melaksanakan
THT (Tunjangan Hari Tua), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), JKM (Jaminan
Kematian), dan Pensiun. Perbedaan PP Nomor 102 tahun 2015 dengan PP Nomor
67 tahun 1991, Asabri hanya melakukan 9 program manfaat, Manfaat PP Nomor
67 tahun 1991 adalah :
1. Manfaat Santuanan Asuransi (SA)
2. Manfaat Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA)
3. Manfaaat Santunan Risiko Kematian (SRK)
4. Manfaat Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK)
5. Manfaat Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD)
6. Manfaat Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCBKD)
7. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman (SBP)
8. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman Suami/Istri (SBPI/S)
9. Manfaat Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA)
Untuk THT rinciannya itu ada preminya tersendiri, preminya sebesar
3,25%, Untuk JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) preminya sebesar 0,41%, untuk
JKM (Jaminan Kematian) preminya sebesar 0,67%, dan Pensiun preminya sebesar
4,75%. Artinya masing-masing sudah memiliki preminya tersendiri berbeda
dengan yang sebelumnya hanya 1 Premi yaitu sebesar 3,25% untuk seluruh
program.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Prosedur Penilaian Kinerja Karyawaan
Prosedur merupakan urutan langkah-langkah yang bersangkutan dengan
penilaian kinerja karyawan. Pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur
mempunyai prosedur dalam pelaksanaan penilaian kinerja karyawan.
Sumber : PT ASABRI (Persero)
Gambar III.2. Alur Proses Penilaian Kinerja Pada PT ASABRI (Persero)
Berikut alur proses Penilaian Kinerja Pegawai:
1. Pengelola kinerja (Direksi, Kadiv stk, Kabid stk) menerima jadwal
penilaian kinerja karyawaan yang tertuang dalam Kep/Juklak/SE tentang
Sistem Manajemen Kinerja Pegawai (SMKP).
2. Pengelola kinerja melakukan penilaian kinerja karyawan sesuai jabatan
dan periodenya dengan tahapan sesuai instruksi kerja.
3. Penata kinerja Divpers menerima input penilaian kinerja karyawan sesuai
jabatan dan periodenya dari pengelola kinerja melalui Aplikasi SMKP.
4. Penata kinerja Divpers melakukan proses merata-ratakan (menjumlahkan
nilai kinerja dan membaginya dengan jumlah periode penilaian) nilai
kinerja sesuai jabatan dan periode penilaian.
5. Kepala Unit Kerja terkait melakukan persetujuan atas rata-rata nilai kinerja
karyawan. Bila Ya, maka lanjutnya ke server/proses 7. Bila Tidak, maka
lakukan edit/ubah ke proses 6.
6. Kadiv setingkat melakukan editing/perubahan atas rata-rata nilai kinerja
pejabat staf stk dan menyimpan data yang telah diedit dengan tahapan
sesuai instruksi kerja.
7. Rata-rata nilai yang diedit Kadiv maupun yang tidak diedit tersimpan
dalam server SMKP yang tersimpan di Divsisfo.
8. Direksi melakukan persetujuan atas rata-rata nilai kinerja karyawan. Bila
Ya, maka lanjutnya ke server/proses 5.2.8. bila Tidak, maka lakukan
edit/ubah ke proses 5.2.7.
9. Direksi melakukan editing/perubahan atas rata-rata nilai kinerja pejabat
staf dan atau kabid stk dan menyimpan data yang telah diedit dengan
tahapan sesuai instruksi kerja.
10. Kepala unit kerja terkait menyimpan rata-rata nilai yang diedit Direksi
maupun yang tidak diedit dalam server SMKP yang tersimpan di Divsisfo.
11. Pelaksana Kinerja (Kadiv stk, kabid stk, Staf stk) memberikan pendapat
atas penilaian yang diperoleh dalam Aplikasi SMKP dengan periode per
semester.
12. Pengelola kinerja memberikan/input evaluasi dan rekomendasi dalam
Aplikasi SMKP dengan periode per semester dan tahapan sesuai instruksi
kerja.
13. Pengelola kinerja melakukan pencetakan buku manajemen kinerja per
semester yang telah terisi (rata-rata nilai kinerja dan catatan Evaluasi dan
rekomendasi).
14. Pelaksana, pengelola, dan Pengesah kinerja menandatangani Buku
Manajemen Kinerja yang telah dicetak dan mengirimkan kepada
Kadivpers.
15. Kadivpers Menerima Buku Manajemen Kinerja yang telah ditandatangani
dan mendokumentasikannya.
3.2.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawaan
A. Ketentuan dan Unsur-Unsur Penilaian
Pengisian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pada
hakekatnya adalah menilai pelaksanaan pekerjaan dan perilaku Pegawai Badan
Usaha Milik Negara pada tahun berjalan agar diperoleh Pegawai Badan Usaha
Milik Negara yang memiliki integiritas moral, profesional, leadership, dan mampu
bekerjasama dalam tim, melalui pembinaan. Pegawai Badan Usaha Milik Negara
atas dasar sistem prestasi kerja dan karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi
kerja. Setiap pegawai Badan Usaha Milik Negara mempunyai hak dan memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan nilai maksimum dari setiap unsur DP3
sesuai dengan tingkat kinerjanya.
Tujuan pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah untuk
digunakan sebagai bahan pertimbangan obyektif dalam melaksanakan pembinaan
pegawai Badan Usaha Milik Negara, antara lain pertimbangan dalam rangka
kenaikan pangkat, kenaikan jabatan, periotas mendapatkan fasilitas dalam rangka
kesejahteraan dan penetapan hukuman disiplin.
B. Indikator Penilaian Kinerja Karyawaan
Indikator yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan
pekerjaan pada Divisi Kinerja dan Pembinaan di PT Asabari (Persero) Jakarta
timur adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai Badan Usaha Milik
Negara untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara
maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian kepemimpinan
hanya yang memangku jabatan.
2. Kerjasama dan Orientasi kepada tim
Kerjasama adalah kemampuan seorang pegawai Badan Usaha Milik
Negara untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas sehingga mencapai daya guna dan hasil guna.
3. Disiplin
Rincian yang dinilai meliputi, tepat waktu kehadiran absensi, kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku, penerapan sistem prosedur kerja yang
berlaku diperusahaan, efisiensi dan efektifitas dalam bekerja.
4. Inisiatif
Kemampuan seorang karyawan dalam melakukan suatu tugas atau
pekerjaan tanpa menunggu perintah terlebih dahulu dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan yang maksimal juga
menciptakan peluang baru untuk menghindari timbulnya masalah dari
perusahaan.
5. Kehadiran Kerja
Keberadaan karyawaan ditempat kerja/unit kerja yang dibuktikan dengan
absensi kehadiran karyawaan yang bersangkutan baik secara manual atau
elektronik.
6. Kemandirian dalam melaksanakan tugas.
Suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas,
melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan bantuan dari orang lain.
Tabel III.1
Contoh Formulir Penilaian Kinerja PT ASABRI (Persero)
Sumber : PT ASABRI (Persero)
C. Waktu Penilaian Kinerja
Pada dasarnya menentukan waktu pelaksanaan sangat berpengaruh
kapan akan dilaksanakannya penilaian kinerja. Penentuan waktu yang
dilaksanakan PT ASABRI (Persero) ada 3 (tiga) bagian yaitu, Untuk
anggota staff seminggu sekali, untuk tingkat kepala bidang sebulan sekali,
dan untuk kepala divisi 3 (tiga) bulan sekali.
D. Penilai Penilaian Kinerja
Dalam melakukan peran sebagai penilai sangatlah penting karena
penilai merupakan salah satu faktor yang sangat terkait atau terlibat dalam
sebuah penilaian, tanpa adanya penilaian kinerja tidak akan berjalan
dengan efektif dan efisien di PT ASABRI (Persero). Penilaian dilakukan
oleh atasan langsung, yaitu bapak Agus Purnomo.
E. Metode Penilaian Kinerja
Dalam penilaian kinerja karyawan ada beberapa metode yang
dipergunakan pada setiap perusahaan. Metode yang digunakan pada PT
ASABRI (Persero) adalah metode Rating Scale ( Skala Rating). Yaitu
metode yang menggunakan penilaian hasil kerja karyawan dalam skala-
skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Pada umumnya penilai diberi formulir yang berisi sejumlah sifat dan ciri-
ciri hasil kerja yang harus diisi, seperti kualitas kerja, kepedulian,
kerjasama, disiplin, dan komitmen.
Tabel III.2
Klafisikasi Tabel Kriteria Predikat PT ASABRI (Persero)
Sumber : PT ASABRI (Persero)
Total Nilai Kinerja
Pegawai Predikat
476-500 Jauh diatas standar A
451-475 Jauh diatas standar B
413-450 Diatas Standar A
376-412 Diatas standar B
338-375 Sesuai standar A
300-337 Sesuai standar B
263-299 Dibawah standar A
226-262 Dibawah standar B
163-225 Jauh dibawah standar A
100-162 Jauh dibawah standar B
3.2.3. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Kinerja Karyawan
Demikian halnya dengan pelaksanaan penilaian kinerja karyawaan. Untuk
dapat memberikan penilaian secara adil, jujur, dan objektif tentu tidaklah mudah.
Berikut kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kinerja karyawaan pada
PT ASABRI (Persero) adalah:
Kurangnya sosialisasi dan jadwal atau info penginputan penilaian pada
setiap karyawaan terhadap sistem kinerja yang ada didalam PT ASABRI (Persero)
yang mengakibatkan sering terjadinya keterambatan pengisian dan penilaian
kinerja oleh pejabat divisi yang memiliki kewenangan terhadap penilaian kinerja
tersebut.
3.2.4. Cara Mengatasi Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Penilaian
Kinerja
Berdasarkan hasil riset, untuk mengatasi kendala-kendala dalam suatu
pekerjaan diperlukan suatu cara untuk pemecahannya, sehingga diharapkan dapat
membantu kelancaraan pekerjaan. Cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa kembali hasil kinerja karyawaan dengan mengadakan
pertemuan antara atasan dan karyawaan. Agar penilaian sesuai dengan
prestasi kerja yang dimilikinya.
2. Sering dilakukan sosialisasi terus menerus kepada seluruh karyawaan
tentang pentingnya sistem kinerja karyawaan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan pelaksanaan penilaian kinerja karyawan
pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penilaian kinerja di PT ASABRI (Persero) terdapat 3 (tiga)
periode yaitu: 1) Seminggu sekali untuk pelaksanaan golongan anggota
staff, 2) Sebulan sekali untuk pelaksanaan golongan kepala bidang, 3) Tiga
bulan sekali untuk pelaksanaan golongan kepala divisi.
2. Metode yang digunakan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) yaitu metode rating scale atau angka berdasarkan pendapat dan
pengamatan dari atasan yang menilai.
3. Kendala dalam pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT ASABRI
(Persero) adalah Kurangnya sosialisasi dan jadwal atau info penginputan
penilaian pada setiap karyawaan terhadap sistem kinerja yang ada didalam
PT ASABRI (Persero) yang mengakibatkan sering terjadinya
keterambatan pengisian dan penilaian kinerja oleh pejabat divisi yang
memiliki kewenangan terhadap penilaian kinerja tersebut. Cara mengatasi
kendala dalam pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT ASABRI
(Persero) yaitu:
a. Memeriksa kembali hasil kinerja karyawaan dengan mengadakan
pertemuan antara atasan dan karyawaan. Agar penilaian sesuai dengan
prestasi kerja yang dimilikinya.
b. Sering dilakukan sosialisasi terus menerus kepada seluruh karyawaan
tentang pentingnya sistem kinerja karyawaan.
4.2. Saran
Saran yang diberikan dari penulis untuk pelaksanaan penilaian kinerja
karyawan pada PT ASABRI (Persero) yaitu: Penilaian kinerja karyawan pada PT
ASABRI (Persero) sudah berjalan dengan baik, tetapi masih subyektif. Sebaiknya
penilaian dilakukan seobyektif mungkin supaya dihasilkan penilaian kinerja yang
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Center for Academic Publishing Service (CAPS).
Kasmir, 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwatno, dan Doni Juni Priansa. 2016. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Yani, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Lampiran A.1.
Lampiran A.2.
DAFTAR WAWANCARA
Narasumber : Bapak M.Syaiful Panigoro,S.T
Jabatan : Pjs. Penata Kinerja
1. Bagaimana pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT ASABRI
(Persero) Jakarta Timur?
Jawaban : Dalam buku Sistem Manajemen Kinerja Pegawai diatur dalam
keputusan direksi Kep/87-AS/XII/2012 pada tanggal 4 Desember 2012,
ada 3 (tiga) pelaksanaan penilaian kinerja yaitu:
1. Pengelola Kinerja
2. Pelaksana Kinerja
3. Pengesah Kinerja
2. Metode apa yang digunakan pada penilaian kinerja karyawan pada PT
ASABRI (Persero) Jakarta Timur?
Jawaban : Sistem Penilaian Kinerja pada PT ASABRI (Persero)
menggunakan aplikasi berbasis web yang sudah ada semua sistem
penilaian kinerja kinerja karyawaan.
3. Apakah penilaian kinerja mempunyai standarisasi sebagai dasar-dasar
penilaian di PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur?
Jawaban : Dalam Petunjuk pelaksanaan tentang sistem manajemen kinerja
pegawai No. Juklak 01-AS/11/2013, dan standar itu tercantum dalam
bentuk kamus keriteria skoring penilaian kinerja.
4. Aspek-aspek apa saja yang di nilai saat penilaian kinerja karyawan pada
PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur?
Jawaban : Ada 6 (enam) aspek-aspek yang dinilai saat penilaian kinerja
karyawaan yaitu, kuantitas hasil kerja, kualitas hasil, ketepatan waktu,
Inisiatif, Kepemimpinan, kerjasama dan orientasi TIM, kemandirian
melaksanakan tugas, kehadiran kerja, dan disiplin kerja.
5. Bagaimana prosedur penilaian kinerja pada PT ASABRI (Persero) Jakarta
Timur?
Jawaban: Dalam pelaksanaan mengisi Key Result Area (KRA) sesuai
dengan KPI perusahaan, setelah itu pelaksanaan kinerja mengisi uraian
tugas dan target pekerjaan yang dilakukan. Pengelola kinerja bertugas dan
menvalidasi KRA pelaksana kinerja.
6. Apakah ada kendala saat proses penilaian kinerja karyawan pada PT
ASABRI (Persero) Jakarta Timur?
Jawaban: Kurangnya kesadaran pada setiap karyawaan terhadap sistem
kinerja yang ada didalam PT ASABRI (Persero) yang mengakibatkan
sering terjadinya keterambatan pengisian dan penilaian kinerja oleh
pejabat divisi yang memiliki kewenangan terhadap penilaian kinerja
tersebut.
7. Reward apa saja yang diberikan pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur
jika penilaian mencapai standar ?
Jawaban: Diberikan kenaikan gaji jika karyawaan itu sudah mecapai nilai
diatas rata-rata yang sudah ditetapkan dari PT ASABRI (Persero).
8. Bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan penilaian
kinerja karyawan pada PT ASABRI (Persero) Jakarta Timur?
Jawaban: Sering dilakukan sosialisasi terus menerus kepada seluruh
karyawaan tentang pentingnya sistem kinerja karyawaan.
Lampiran B.1.
Lampiran B.2.