27
1 Transformasi Desa Indonesia 2003-2025 1 Ivanovich Agusta 2 Abstrak Transformasi desa lebih relevan didorong oleh pemerintah. Pembangunan desa tersebut diarahkan pada kesejahteraan masyarakat. Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa, tingkat pembangunan desa, dan laju pembangunan desa. Tipologi desa tergolong tetap, kecuali desa persawahan menurun, meskipun tipe tersebut tetap dominan. Sementara desa peternakan, pertambangan, serta perindustrian dan jasa berubah menjadi tipe lain. Tingkat pembangunan desa tertinggi terdapat di Jawa dan pada tipe desa persawahan. Pemisahan tipe dan peringkat pembangunan desa dapat meningkatkan efektivitas pembangunan desa. Adapun laju pembangunan desa mengambil pola kurva S, di mana desa tertinggal dan maju memiliki laju rendah, sebaliknya desa-desa transisi memiliki laju pembangunan tercepat. Program untuk wilayah tertinggal dan wilayah maju perlu lebih selektif, sementara desa transisi lebih mampu menyerap bantuan pembangunan dari pihak luar desa. Kata kunci: pembangunan desa, tipologi desa, tingkat pembangunan desa, laju pembangunan desa Relevansi Pembangunan Desa Pembahasan terhadap transformasi desa di masa datang semakin relevan dengan diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa. 3 Di samping dorongan politis dari pemerintahan baru periode 2015-2019, teks dalam undang-undang itu sendiri mencantumkan transformasi dalam aspek pemerintahan desa, percepatan pembangunan, kelembagaan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Memang dorongan transformasi desa dapat berasal dari warga sendiri atau dari pihak luar. Namun dengan memperhatikan pola keuangan pemerintahan desa (Tabel 1), dorongan dari pemerintah sangat dominan (76%). Era dorongan dari dalam desa sudah berlalu sejak awal 1980-an, sebagai konsekuensi dari berlakunya UU 5/1979. Pembangunan dapat dimaknai sebagai transformasi yang dikehendaki (intended social change). Hasil akhir yang diinginkan dari perubahan tersebut dimaknai sebagai visi pembangunan desa. Visi tersebut bisa pula disebut sebagai model atau dampak pembangunan. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tertulis bahwa pembentukan pemerintahan ialah untuk menciptakan kesejahteraan umum. Dalam kaitan ini, amandemen IV terhadap UUD tersebut telah menyatupadukan perekonomian nasional dengan kesejahteraan sosial, sebagaimana tersaji pada Bab XIV. Dalam UU 6/2014 tentang desa serta PP 73/2005 tentang kelurahan, pembentukan desa dan kelurahan sama-sama diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. 1 Makalah disampaikan pada acara Apresiasi kepada Bapak Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro atas Dedikasinya sebagai Bapak Pendiri Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, di Bogor, 24 Oktober 2014 2 Sosiolog Pedesaan IPB Bogor, email [email protected]. 3 Relevansi juga meningkat dengan peluang pendirian Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

1

Transformasi Desa Indonesia 2003-20251

Ivanovich Agusta2

Abstrak

Transformasi desa lebih relevan didorong oleh pemerintah.

Pembangunan desa tersebut diarahkan pada kesejahteraan masyarakat.

Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa, tingkat

pembangunan desa, dan laju pembangunan desa. Tipologi desa tergolong

tetap, kecuali desa persawahan menurun, meskipun tipe tersebut tetap

dominan. Sementara desa peternakan, pertambangan, serta perindustrian

dan jasa berubah menjadi tipe lain. Tingkat pembangunan desa tertinggi

terdapat di Jawa dan pada tipe desa persawahan. Pemisahan tipe dan

peringkat pembangunan desa dapat meningkatkan efektivitas pembangunan

desa. Adapun laju pembangunan desa mengambil pola kurva S, di mana

desa tertinggal dan maju memiliki laju rendah, sebaliknya desa-desa

transisi memiliki laju pembangunan tercepat. Program untuk wilayah

tertinggal dan wilayah maju perlu lebih selektif, sementara desa transisi

lebih mampu menyerap bantuan pembangunan dari pihak luar desa.

Kata kunci: pembangunan desa, tipologi desa, tingkat pembangunan desa,

laju pembangunan desa

Relevansi Pembangunan Desa

Pembahasan terhadap transformasi desa di masa datang semakin relevan dengan

diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3 Di samping dorongan politis dari pemerintahan baru

periode 2015-2019, teks dalam undang-undang itu sendiri mencantumkan transformasi dalam

aspek pemerintahan desa, percepatan pembangunan, kelembagaan sosial, dan pemberdayaan

masyarakat.

Memang dorongan transformasi desa dapat berasal dari warga sendiri atau dari pihak

luar. Namun dengan memperhatikan pola keuangan pemerintahan desa (Tabel 1), dorongan

dari pemerintah sangat dominan (76%). Era dorongan dari dalam desa sudah berlalu sejak

awal 1980-an, sebagai konsekuensi dari berlakunya UU 5/1979.

Pembangunan dapat dimaknai sebagai transformasi yang dikehendaki (intended social

change). Hasil akhir yang diinginkan dari perubahan tersebut dimaknai sebagai visi

pembangunan desa. Visi tersebut bisa pula disebut sebagai model atau dampak

pembangunan.

Dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tertulis bahwa pembentukan

pemerintahan ialah untuk menciptakan kesejahteraan umum. Dalam kaitan ini, amandemen

IV terhadap UUD tersebut telah menyatupadukan perekonomian nasional dengan

kesejahteraan sosial, sebagaimana tersaji pada Bab XIV.

Dalam UU 6/2014 tentang desa serta PP 73/2005 tentang kelurahan, pembentukan

desa dan kelurahan sama-sama diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

1 Makalah disampaikan pada acara Apresiasi kepada Bapak Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro atas

Dedikasinya sebagai Bapak Pendiri Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, di Bogor, 24 Oktober 2014 2 Sosiolog Pedesaan IPB Bogor, email [email protected]. 3 Relevansi juga meningkat dengan peluang pendirian Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Page 2: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

2

Dalam era otonomi daerah, UU 23/2014 tentang pemerintahan daerah menyebutkan bahwa

otonomi dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan

daya saing daerah. UU ini diturunkan menjadi PP 72/2005 tentang desa dan PP 73/2005

tentang kelurahan.

Tabel 1. Sumber, Jumlah dan Persentase Penerimaan Desa di Indonesia, 2011

Sumber Penerimaan Total Penerimaan (Rp x

1.000) Persentase

PAD 3.210.863 18,13

Bantuan Pemerintah Kab/Kota 7.387.140 41,70

Bantuan Pemerintah Provinsi 2.238.359 12,64

Bantuan Pemerintah Pusat 3.824.530 21,59

Bantuan Luar Negeri 195.769 1,11

Bantuan Swasta 234.746 1,33

Lainnya 622.423 3,51

Total 17.713.830 100,00

Sumber: Potensi Desa 2011

Kebijakan pembangunan desa Indonesia tersaji dalam dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional periode 2005-2025. Berkaitan dengan

serangkaian kondisi umum dan tantangan pembangunan yang ada, visi pembangunan

nasional jangka panjang ditetapkan, yaitu menuju Indonesia yang mandiri, maju, adil dan

makmur. Terdapat serangkaian misi untuk mencapai visi pembangunan nasional tersebut.

Misi nomor dua dan lima berkaitan dengan pembangunan perdesaan. Dalam misi kedua

ditunjukkan untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Adapun dalam misi kelima

disampaikan kehendak mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.

Dalam UU 6/2014 beserta turunannya pada PP 43/2014 dan PP 60/2014, secara

khusus ditekankan percepatan pembangunan desa dan wilayah perdesaan (Lampiran 1).

Pemerintahan desa maupun kegiatan pemberdayaan warga desa mungkin semakin menguat.

Detil arahan tersebut mencakup penataan desa, kewenangan dalam pemilihan pemerintahan

desa, mengurus kesekretariatan, melaksanakan teknis pemerintahan dan pembangunan,

legislasi tingkat desa, keuangan dan aset desa, musyawarah desa, pengembangan lembaga

kemasyarakatan dan lembaga adat, hingga kerjasama antar desa.

Berbagai kebijakan pembangunan desa dioperasionalkan dalam bentuk program dan

kegiatan di lapangan. Ironisnya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2010-2014 hanya mencantumkan alokasi kepada sekitar 12.500 desa, dari sekitar 78 ribu desa

saat itu.

Adapun jangkauan program yang lebih luas ke desa ditangani oleh Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pada tahun 2011 tercatat 54% desa (42 ribu) menjadi

lokasi PNPM (Gambar 1). Selain menjadi program terbesar yang memasuki desa,

penangannya dilaksanakan secara detil melalui konsultan swasta yang berperan sebagai

fasilitator dari tingkat nasional (membantu substansi dan administrasi pemerintah pusat),

provinsi, kabupaten dan kecamatan (membantu pemerintah daerah), hingga desa (membantu

kelompok masyarakat). Peran konsultan pendamping yang tinggi terekam dalam biaya

pedampingan yang mencapai 17% dari keseluruhan biaya PNPM Mandiri Perdesaan (Tabel

2). Lebih terang lagi terlihat dalam komposisi utang dari donor, di mana pendampingan

mendominasi utang sejumlah 69%.

Pendekatan pembangunan desa dapat diinterpretasikan sebagai upaya meningkatkan

rasionalisasi organisasi kemasyarakatan. Rasionalisasi organisasi dilakukan terhadap

pemerintah desa maupun kelompok-kelompok masyarakat. Dalam konteks inilah pemikiran

Tjondronegoro (1984) menjadi relevan, karena di dalamnya dijelaskan hubungan pihak luar

Page 3: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

3

yang ingin merasionalkan (menjadi masyarakat berpola solidaritas organik) dan komunitas

yang turut berubah. Kekuatan komunitas terletak pada sodaliti, yang didasarkan pada

solidaritas mekanik menurut pola hubungan intim warga penghuninya (Gambar 2).

Gambar 1. Jumlah dan Persentasi Lokasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, 2011

Tabel 2. Biaya dan Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan 2012-2015 (US$ Million)

Component Project

cost IBRD*

% IBRD/ Project

Cost

% Project

Cost

% IBRD

1. Kecamatan Grants 3.723,77 200,00 5% 83% 31%

2. Community Empowerment and Facilitation 496,21 356,39 72% 11% 55%

3. Implementation Support and Technical Assistance 280,03 93,61 33% 6% 14%

Total project cost 4.500,00 650,00 14% 100% 100%

Interest during implementation

Front-end fees** 1,63 0%

Total Financing Required 4.500,00 650,00 14% 100% 100% Note:

*The Bank will finance each respective project component in parallel and at 100%.

** The front-end fee of the 0.25% is excluded from the project costs.

Sumber: Project Appraisal Document Report No 71180-ID

Gambar 2. Pengembangan Model Hubungan Organisasi Luar dan Sodality

Ketika program pembangunan desa berhenti pada pengorganisasian di tingkat desa,

sejak masa reformasi konsep sodaliti dipraktekkan dalam bentuk musyawarah tingkat dusun

Page 4: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

4

(musdus). Pengguna konsep sodaliti tidak lembaga swadaya masyarakat (dipraktekkan di

Sulawesi dan Papua), namun juga melebar pada donor, konsultan swasta dan pemerintah

(dalam PNPM).

Agar lebih mampu menjelaskan pengorganisasian desa dalam pembangunan masa

kini, ada baiknya aspek kekuasaan lebih ditekankan dalam model tersebut (Gambar 2). UU

5/79 yang berlaku hingga tahun 1999 telah menguatkan pemerintah di atas desa. Kuasa yang

kuat juga tercermin pada kekuasaan pemerintah desa (yang lebih tepat dilihat sebagai

operator kekuasaan pemerintah.

Selama masa reformasi, kekuasaan diambil alih golongan perantara (dikenal sebagai

konsultan swasta sebagai fasilitator). Di samping memiliki kekuasaan dalam aspek finansial

pada PNPM, konsultan pendamping mampu mempengaruhi musyawarah warga (dengan

istilah populer "mengkondisikan warga") hingga membereskan administrasi program

(kemampuan administratif ini menjadikan konsultan swasta mampu menggeser lembaga

swadaya masyarakat sejak akhir dekade 1990-an).

Di masa depan, pengaruh UU 6/2014 tentang desa berikut kelembagaannya

kemungkinan besar menguatkan posisi pemerintah desa. Pada saat yang bersamaan, peluang

pemberdayaan warga desa juga menguat. Fasilitas finansial dan wewenang pengorganisasian

program di tingkat desa tersebut diperkirakan mampu menguatkan posisi sodality ketika

berhadapan dengan organisasi dari atas desa.

Prediksi konseptual melalui pengembangan konsep sodality tersebut dapat digunakan

sebagai basis analisis desa masa kini dan prediksi pembangunan desa di masa mendatang.

Pada bagian berikut hendak disampaikan kondisi desa masa lalu, kini dan masa depan.

Selanjutnya setelah diterangkan tiga dimensi pembangunan desa, dianalisis berbagai aspek

pembangunan desa lebih mendalam. Pada bagian akhir disajikan kesimpulan terhadap pola

pembangunan desa dan rekomendasi untuk mencapai visi kesejahteraan warga.

Desa Kontemporer, Dekade Lalu, dan Masa Depan

Jumlah desa dan penduduknya terus bertambah (Lampiran 2). Pada tahun 2003

jumlah desa hanya sekitar 61 ribu, dan meningkat menjadi 70 ribu pada tahun 2011. Jika

dibandingkan dengan kelurahan, persentase desa meningkat dari 89% pada tahun 2003

menjadi 90% pada tahun 2011. Jumlah penduduk di desa meningkat dari 154 juta pada tahun

2003 menjadi 172 juta pada tahun 2011. Jika dibandingkan dengan kelurahan, persentase

penduduk di desa menurun dari 74% pada tahun 2003 menjadi 71% pada tahun 2011.

Bersamaan dengan itu jumlah kepala keluar meningkat dari 38 juta KK pada tahun 2003

menjadi 48 juta KK pada tahun 2011. Jika dibandingkan dengan kelurahan, persentase kepala

keluarga di desa menurun dari 76% pada tahun 2003 menjadi 73% pada tahun 2011.

Di pihak lain, dimensi kelurahan juga meningkat. Jumlah kelurahan meningkat dari 7

ribu pada tahun 2003 menjadi 8 ribu pada tahun 2011. Jumlah penduduk di kelurahan

meningkat dari 54 juta pada tahun 2003 menjadi 71 juta pada tahun 2011. Kepala keluarga di

kelurahan meningkat dari 12 juta pada tahun 2003 menjadi 18 juta pada tahun 2011.

Sesuai dengan perkembangan selama satu dekade terakhir, diperkirakan jumlah desa

selalu meningkat. Dari statistika desa dapat diramalkan tahun 2015 terdapat lebih dari 79 ribu

desa dan hampir 9 ribu kelurahan. Jumlah tersebut meningkat setiap tahun, menjadi lebih dari

87 ribu desa dan lebih dari 9 ribu kelurahan pada tahun 2019.

Dari data Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, terlihat lonjakan

muncul pada tahun 2012. Ini konsekuensi dari kebijakan kemudahan pembentukan wilayah

desa dan kelurahan baru.

Page 5: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

5

Undang-undang 6/2014 tentang desa bahkan lebih memudahkan pembentukan dan

peralihan desa, desa adat serta kelurahan. Jika peluang ini digunakan warga desa mungkin

jumlah desa melonjak lebih tinggi daripada prediksi statistika.

Kelurahan yang masih berciri pedesaan cenderung berbalik arah menjadi desa

kembali (misalnya di pinggiran Kota Batam). Jika alokasi dana desa benar-benar mengucur

Rp 1 miliar per desa, lebih banyak lagi kelurahan yang beralih desa. Ribuan masyarakat yang

memiliki tanah ulayat dan hutan desa mungkin juga mendirikan desa adat.

Bersamaan dengan peningkatan wilayah, perlu juga diperhatikan lonjakan jumlah

penduduk. Analisis berikutnya menggunakan periode antara 2015, 2019 dan 2025.

Penduduk desa semula lebih dari 176 juta jiwa dan meningkat pesat menjadi lebih

dari 190 juta jiwa, lalu 214 juta jiwa. Di kelurahan, penduduk juga meningkat dari 80 juta

jiwa menjadi 92 juta jiwa, lalu 108 juta jiwa.

Pertumbuhan wilayah dan penduduk akhirnya tidak mengubah jumlah penghuni.

Rata-rata satu desa dihuni 2.225 ribu jiwa lalu sedikit menurun menjadi 2.179 jiwa, lalu 2.112

jiwa. Penambahan penghuni meningkat di kelurahan, dari 9.223 jiwa menjadi 9.870 jiwa, lalu

10.709 jiwa.

Konsekuensinya layanan dokter dan bidan di desa meningkat, namun di kelurahan

menurun. Semula seorang dokter di desa melayani hampir 7.814 penduduk, lalu kian terfokus

kepada 7.353 penduduk, kemudian 6.917 penduduk. Layanan bidan lebih terfokus lagi, mula-

mula untuk 1.751 penduduk lalu untuk 1.678 penduduk, kemudian 1.610 penduduk.

Di kelurahan memang dokter melayani lebih sedikit penduduk, namun bebannya

cenderung meningkat. Mula-mula seorang dokter melayani 2.626 penduduk, dan layanan

meningkat menjadi untuk 2.843 penduduk, lalu 3.177 penduduk. Bidan kurang populer

dibanding di desa, semula melayani 2.362 penduduk lalu 2.299 penduduk, kemudian 2.233

penduduk.

Berkebalikan dengan pola layanan kesehatan, untuk layanan pendidikan tekanan lebih

tertuju di kelurahan. Di desa pembangunan sekolah dasar (SD) semakin menurun, digantikan

pembangunan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Sedangkan pembangunan SLTP di

kelurahan justru tertinggal jauh.

Sebuah SD di desa dibangun di antara 1.284 penduduk, lalu meningkat menjadi untuk

1.378 penduduk, kemudian untuk 1.531 penduduk. Adapun SLTP dibangun mula-mula untuk

3.944 penduduk lalu menurun menjadi untuk 3.830 penduduk, lalu naik menjadi 3.859

penduduk.

Sementara di kelurahan sebuah SD dibangun mula-mula di antara 2.522 penduduk

lalu untuk 2.821 penduduk, lalu 3.252 penduduk. Adapun SLTP dibangun bagi 11.301

penduduk lalu menjadi 14.762 penduduk, kemudian meningkat menjadi 20.380 penduduk.

Kabar menggembirakan bersumber dari akses listrik yang diperkirakan telah

maksimal sejak 2015. Sayang infrastruktur lainnya cenderung menurun di kelurahan,

meskipun relatif tetap atau meningkat di desa.

Pasar permanen masih sedikit melayani desa, yaitu tetap pada angka penyediaan

untuk 18-19 persen desa. Sementara itu, pasar hanya tersedia untuk 16 persen kelurahan dan

terus menurun menjadi 12 persen, alu 9 persen.

Jalan aspal atau beton baru mencapai 72 persen desa, sayang diprediksi relatif tetap

(menjadi 73 persen lalu 71 persen). Di kelurahan bahkan mengenaskan, pada awalnya hanya

39 persen lalu menurun menjadi 28 persen lalu 19 persen.

Sinyal telepon seluler tersedia pada 76 persen desa dan relatif tetap menjadi 78

persen, lalu 76 persen. Kembali di kelurahan fasilitas telekomunikasi juga rendah dan kian

rendah, semula 29 persen lalu menjadi hanya 11 persen.

Page 6: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

6

Tiga Dimensi: Tipologi, Tingkat, Kecepatan

Dimaknai sebagai perubahan sosial yang diharapkan, dimensi pembangunan meliputi

adanya kondisi awal, terdapat kondisi akhir yang diinginkan, serta dimensi waktu di mana

perubahan berlangsung di antara dua titik waktu tersebut (Gambar 3). Kondisi awal yang

diukur ialah kumulasi potensi atau tingkat pembangunan desa saat ini. Hal ini ditunjukkan

oleh berbagai indikator eksisting desa yang berkaitan dengan potensi sosial, ekonomi, dan

pemerntahan. Kondisi akhir yang diinginkan ialah visi pembangunan desa sebagaimana

tercantum dalam berbagai peraturan perundangan dan kebijakan di Indonesia. Visi tersebut

ialah untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Gambar 3. Konsep Pengukuran Pembangunan Desa

Dimensi waktu diukur menurut dua sub dimensi. Pertama, mengukur tingkat

pembangunan baru sebagai hasil dari investasi pembangunan. Ukuran tingkat pembangunan

ini diorientasikan kepada kesejahteraan masyarakat. Kedua, mengukur kecepatan atau laju

pembangunan desa. Ukuran laju ini merujuk pada perubahan ukuran pembangunan dari

waktu ke waktu. Di samping itu, konteks pembangunan desa ditunjukkan oleh berbagai tipe

desa.

Tipologi desa dan kelurahan adalah karakteristik desa dan kelurahan berdasarkan

potensi sumber daya alam dan interaksi dengan kegiatan sosial ekonomi masyarakat (pola

nafkah). Tipologi desa dan kelurahan mempertemukan konsep sumber daya alam, konsep

pemberdayaan masyarakat, dan pola nafkah, dan aspek kewilayahan.

Acuan dalam menentukan tipologi desa dan kelurahan adalah berdasarkan pada

karakteristik desa yang secara alami tidak akan berubah atau jika mengalami perubahan

membutuhkan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, berdasarkan sensus Potensi Desa

(Podes), data karakteristik desa yang memenuhi kriteria tersebut diatas dan dapat digunakan

sebagai dasar pembentukan tipologi adalah sebagai berikut :

1. letak geografis

2. lokasi desa terhadap hutan

3. peruntukan lahan

4. pola nafkah

Analisis data yang digunakan untuk menyusun tingkat pembangunan desa

menggunakan skor terhadap indikator-indikator desa (Lampiran 3). Untuk mengadaptasi

penghitungan skor ke dalam perhitungan indeks, maka nilai skor dinormalisasi ke dalam

indeks 0 sampai 1. Klasifikasi indeks berdasarkan Permendagri 12/2007 yang selama ini

Page 7: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

7

digunakan sebagai basis pengukuran pembangunan desa, yaitu swadaya, swakarya dan

swasembada. Komponen pembangunan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, kelembagaan

sosial, dan pemerintahan desa/kelurahan.

Tahap awal adalah melakukan pengkajian terhadap jenis indikator yang akan

digunakan untuk pengklasifikasian desa. Indikator-indikator yang sudah terpilih kemudian

dikelompokkan menjadi tujuh variabel sesuai dengan relevansi data indikator terhadap

variabel, yaitu pemerintahan desa, modal sosial, sosial budaya, ekonomi, kesehatan,

pendidikan, dan infrastruktur. Kemudian setiap indikator diberikan skor sesuai dengan kaidah

pada Lampiran 3.

Dari skor (S) yang telah diperoleh untuk masing-masing indikator kemudian

dilakukan konversi nilai menjadi 0 – 1 atau nilai indeks indikator (I) dengan menggunakan

persamaan :

Ii =Si

max(Si)

Dimana S = Skor Indikator

I = Nilai Indeks Indikator

i = 1, 2, ……. jumlah indikator

Setelah mendapatkan nilai indeks masing-masing indikator, tahap selanjutnya adalah

melakukan perhitungan nilai indeks variabel (V). Nilai indeks untuk masing-masing variabel

dihitung dengan menggunakan persamaan :

Vj = Ii∈jmi=1

m

Dimana V = Nilai Indeks Variabel

I = Nilai Indeks Indikator

i = 1, 2, …, m - jumlah indikator dalam kelompok variabel

j = 1, 2, …, 7

Indeks Desa merupakan nilai representasi tingkat kemajuan suatu desa dan merupakan

nilai komposit dari nilai indeks variabel. Persamaan untuk menghitung indeks desa adalah :

D = Vjnj=1

n

Dimana D = Nilai Indeks Desa

V = Nilai Indeks Variabel

j = 1, 2, …….n - jumlah variabel

Tahapan terkahir adalah dengan menetapkan nilai treshold untuk tiap klasifikasi desa.

Nilai treshold yang digunakan dalam kajian ini adalah :

Swadaya : D < 0,6

Swakarya : 0,6 <= D < 0,8

Swasembada : D >= 0,8

Transformasi Tipe Desa

Dari 78.603 desa di Indonesia pada tahun 2011, sebanyak 33% (25.940 desa) terletak

di wilayah Pulau Jawa dan Bali, dan sebanyak 31% (24.210 desa) menghuni wilayah Pulau

Page 8: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

8

Sumatera (Gambar 4). Dalam posisi yang lebih rendah, sebanyak 13% (9.980 desa) terdapat

di wilayah Pulau Sulawesi, kemudian sebanyak 9% (6.960 desa) di wilayah Pulau

Kalimantan. Jumlah yang lebih rendah terdapat di wilayah Pulau Papua sebanyak 7% (5.363

desa), wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sebanyak 5% (4.047 desa), dan wilayah Kepulauan

Maluku sebanyak 2% (2.103 desa).

Gambar 4. Sebaran Desa menurut Wilayah Pulau Besar di Indonesia, 2011

Gambar 5. Sebaran Desa menurut Tipologi di Indonesia 2011

Desa-desa di Indonesia bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh tipologi desa-desa

persawahan, perladangan, perkebunan, perhutanan, pesisir, peternakan, pertambangan, serta

perindustrian dan jasa (Gambar 5 dan Gambar 6). Di antara variasi tipologi tersebut, ternyata

saat ini tipe desa persawahan mendominasi, dengan jumlah desa-desa persawahan sebanyak

31.791 desa atau 40%. Meskipun jauh di bawahnya, tipe lain yang tergolong banyak ialah

desa-desa perkebunan (13.861 desa atau 18%), pesisir (11.884 desa atau 15%), perladangan

Page 9: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

9

(10.157 desa atau 13%), dan perindustrian dan jasa (7.665 desa atau 10%). Berikutnya ialah

desa-desa perhutanan mencapai 2.673 desa atau 3%. Adapun tipe desa yang jarang dijumpai

meliputi desa-desa pertambangan (350 desa) dan peternakan (228 desa).

Gambar 6. Lokasi Desa menurut Tipologi di Indonesia, 2011

Penurunan desa-desa pangan (desa persawahan dan desa perladangan) berlangsung

secara konsisten selama hampir satu dekade terakhir. Jumlah desa-desa persawahan telah

turun dari 70 persen pada tahun 2003 menjadi 40 persen pada tahun 2011 (Gambar 7).

Penurunan jumlah desa persawahan sebanyak hampir separuhnya menunjukkan turunnya

peluang pengelolaan komunitas berbasis ekologi sawah. Penurunan pengelolaan komunitas

sekaligus mengindikasikan menurunnya peran yang bisa dimainkan oleh desa-desa

persawahan.

Gambar 6. Perkembangan Tipologi Desa dan Kelurahan di Indonesia 2003-2011

Page 10: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

10

Gambar 7. Alur Perubahan Tipologi Desa di Indonesia, 2003-2009

Gambar 8. Pembangunan Desa Multilinear di Indonesia

Secara lebih jelas, tipe desa yang lebih mudah berubah ekologis ialah desa-desa

perladangan/lahan kering, desa peternakan dan desa pertambangan (Gambar 7). Sejak 2006

desa perhutanan juga lebih mudah berubah bentuk ekologis. Tipe desa lainnya umumnya

tidak mengalami perubahan bentuk ekonomi dalam jangka panjang.

Dari hasil penyusunan tipologi desa, dapat dinyatakan bahwa pembangunan desa di

Indonesia bersifat multilinear (Gambar 8). Masing-masing tipe desa memiliki alur

pembangunan untuk mencapai skor pembangunan tertinggi. Dengan kata lain, tipe desa

persawahan, perladangan, perkebunan, perhutanan, peternakan, pesisir, pertambangan,

perindustrian dan jasa sama-sama memiliki alur menuju kemajuan. Tidak ada hierarki

kemajuan di antara tipe desa.

Page 11: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

11

Transformasi Tingkat Pembangunan Desa

Tingkat pembangunan desa dapat diklasifikasikan menurut kelas swadaya, swakarya

dan yang tertinggi ialah swasembada. Pada tahun 2011 terlihat klasifikasi desa swadaya

dominan dalam jumlah desa dan luas areal desa, masing-masing sebesar 73% (57.557 desa)

dan 80% (503.452.820 Ha) (Gambar 9 dan Tabel 3). Hal ini menunjukkan luasan wilayah dan

pemerintahan desa yang strategis pada desa swadaya. Adapun dalam aspek jumlah penduduk,

sebarannya terdapat pada 54% desa swakarya (sebanyak 129.535.547 jiwa), sedikit di atas

desa swadaya sebesar 40% atau 95.917.021 jiwa.

Di desa swadaya ternyata tipologi persawahan mendominasi dalam aspek jumlah desa

(29% atau 22.523 desa), luas wilayah (25% atau 157.087.950 Ha) dan jumlah penduduk

(18% atau 43.672.608 jiwa) (Tabel 4). Tipologi persawahan juga masih mendominasi aspek

jumlah desa (12% atau 9.177 desa) dan luas desa (8% atau 48.508.960 Ha) pada klasifikasi

swakarya, namun kalah dalam jumlah penduduk pada desa perindustrian dan jasa (24% atau

56.796.911 jiwa). Hal ini menunjukkan arah perubahan dari tipe persawahan menuju

perindustrian dan jasa.

Gambar 9. Peta Lokasi Tingkat Pembangunan Desa di Indonesia, 2011

Transformasi desa yang didorong oleh tingkat pembangunan menunjukkan pola

transisional sejak tahun 2005 (Gambar 10). Hal ini ditunjukkan mula-mula oleh pengurangan

desa-desa swadaya yang diikuti dengan penambahan desa-desa swakarya. Akan tetapi

perubahan tingkat perkembangan ini belum mencapai bentuk akhir dan berulang-ulang di

antara keduanya. Sementara itu, dsa swa sembada tidak mengalami peningkatan pesat.

Transformasi Laju Pembangunan Desa

Sebagai disampaikan di muka, konsep yang dicatat dalam UU 6/2014 tentang desa

bukan sekedar pembangunan namun berupa percepatan pembangunan. Konsep percepatan

membutuhkan informasi tentang laju pembangunan desa.

Dari hasil pengukuran selisih indeks pembangunan antar periode, yang dimaknai

sebagai kecepatan, dapat disusun suatu bentuk percepatan pembangunan desa. Ternyata laju

pembangunan desa di Indonesia memiliki bentuk kurva huruf S (Gambar 11).

Page 12: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

12

Tabel 3. Jumlah Desa di Indonesia menurut Tingkat Perkembangan dan Tipologi, 2011

Tabel 4. Persentase Desa di Indonesia menurut Tingkat Perkembangan dan Tipologi, 2011

Page 13: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

13

Gambar 10. Transformasi Tingkat Pembangunan Desa di Indonesia, 2003-2011

Gambar 11. Laju Pembangunan Desa di Indonesia, 2003-2011

Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan pembangunan pada desa-desa dengan indeks

pembangunan rendah maupun tinggi sama-sama lambat. Adapun desa dengan indeks

pembangunan di tengah-tengah justru memiliki laju yang lebih tinggi. Kurva S dapat

menjelaskan meningkatnya desa swakarya dan dinamika desa-desa tersebut menjadi swadaya

kembali atau sebaliknya. Fenomena tersebut berlangsung pada nilai-nilai indeks di tengah

atau transisi.

Laju pembangunan desa dapat ditingkatkan ketika masukan pembangunan

disesuaikan dengan tingkat pembangunan desa tersebut. Jika dibandingkan dengan upaya

melaksanakan pembangunan desa secara seragam secara nasional, ternyata pemberian

Page 14: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

14

masukan kegiatan sesuai klasifikasi desa mampu meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan

hingga sekitar 2 kali lipat (pada desa swadaya dan swakarya) sampai 5 kali lipat (pada desa

swasembada) (Gambar 12).

Gambar 12. Laju Pembangunan Desa Swadaya, Swakarya, Swasembada dan Pembangunan

Seragam secara Nasional

Upaya peningkatan laju pembangunan desa secara lebih detil tertuju pada pilihan

kegiatan atau program pembangunan (Gambar 13). Untuk setiap tahapan atau indeks

pembangunan yang berbeda, ternyata dibutuhkan kegiatan pengungkit yang berbeda pula.

Memang terdapat pula kegiatan yang muncul pada setiap tahapan, yaitu kesehatan,

transportasi, pemerintah desa dan pemberdayaan.

Ketimpangan Rumah Tangga Petani dan Buruh Tani

Sebagaimana ditunjukkan oleh pengembangan konsep sodality dari Tjondronegoro

(1984), transformasi desa di masa depan berkaitan dengan upaya penguatan solidaritas di

kalangan warga desa sendiri (sodality). Cerminan hal ini ditunjukkan dari hasil Survei

Pendapatan Rumah Tangga Petani tahun 2014 (Lampiran 4).

Rata-rata pendapatan rumah tangga petani ialah Rp 26,5 juta per tahun. Beda

pendapatan antara rumah tangga petani dan buruh tani rata-rata Rp 10,5 juta per tahun. Rata-

rata rasio pendapatan petani dari lahan pertanian mencapai 7 kali lipat daripada buruh tani.

Ketika bekerja di luar pertanian, perbedaan tersebut hanya 0,7 kali lipat.

Dengan membandingkan rata-rata pendapatan rumah tangga petani dan buruh tani

dari nilai rata-rata nasional, terlihat bahwa wilayah yang nyaman bagi rumah tangga petani

meliputi Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali,

Kalteng, Kaltim, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua Barat. Wilayah yang nyaman bagi

rumah tangga buruh tani terdapat di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara.

Adapun permasalahan ketimpangan antara petani dan buruh tani dapat dilihat dari

nilai absolut dan ketimpangan relatif, baik untuk pendapatan dari pertanian maupun non

pertanian. Sayang ketimpangan justru banyak muncul di wilayah Timur Indonesia, yang

Page 15: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

15

selama ini terabaikan dari pembangunan. Ketimpangan yang akut terutama terjadi di

Gorontalo dan Sulawesi Barat.

Gambar 13. Prioritas Kegiatan menurut Tahapan Pembangunan Desa di Indonesia

Kesimpulan

Pembahasan di atas menunjukkan bahwa pembangunan desa menjadi penggerak

utama transformasi desa di Indonesia. Transformasi tersebut tidak bisa diarahkan pada

evolusi desa pertanian menuju industri lalu jasa, melainkan setiap tipe desa dapat

melaksanakan pembangunan secara bersama-sama.

Kecepatan pembangunan setiap tipe desa dipengaruhi posisi awalnya pada peringkat

rendah atau tinggi (kecepatan pembangunan rendah) atau di tengah (kecepatan pembangunan

tinggi). Setiap tahapan pembangunan membutuhkan kegiatan atau program yang khas.Namun

demikian terdapat penggerak yang selalu muncul dalam pembangunan desa, yaitu kesehatan,

transportasi, pemerintah desa dan pemberdayaan.

UU 6/2014 diperkirakan memperkuat sodality ketika berhubungan dengan organisasi

pembangunan dari atas desa. Namun demikian masih terdapat wilayah dengan ketimpangan

petani dan buruh tani yang tinggi, terutama di Gorontalo dan Sulawesi Barat. Hal ini

menunjukkan lokasi-lokasi yang perlu penanganan lebih mendalam agar sodality lebih

mampu menggerakkan pembangunan.

Page 16: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

16

Daftar Pustaka

Tjondronegoro, SMP. 1984. Social Organization and Planned Development in Rural Java: A

Study of the Organizational Phenomenon in Kecamatan Cibadak, West Java and

Kecamatan Kendal, Central Java, Singapore: Oxford University Press.

BPS. 2003. Data Potensi Desa 2003. Jakarta: BPS

BPS. 2005. Data Potensi Desa 2005. Jakarta: BPS

BPS. 2008. Data Potensi Desa 2008. Jakarta: BPS

BPS. 2011. Data Potensi Desa 2011. Jakarta: BPS

BPS. 2014. Sensus Pertanian: Survei Rumah Tangga Petani 2014. Jakarta: BPS

Page 17: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

17

Lampiran 1.

Bab dalam UU 6/2014

Bab dalam PP 43/2014

Substansi PP 60/2014

Amanat PP dari UU Desa Amanat Permen dari PP 43/2014 Amanat

Permen dari PP 60/2014

Permendagri Saat Ini

Kedudukan dan Jenis Desa

Penataan desa Penataan Desa Penataan desa Permendagri 27/2006 Permendagri 28/2006 Permendagri 30/2006 Permendagri 31/2006

Kewenangan desa Kewenangan Kewenangan desa

Tata cara perubahan status desa menjadi desa adat

Penyelenggaraan pemerintahan desa

Pemerintahan Desa Pemilihan kepala desa Pemilihan kepala desa Permendagri 8/2001

Perangkat desa Bidang urusan sekretariat desa Permendagri 14/1999 Permendagri 18/1993 Pelaksana Teknis

Pakaian dan atribut kepala desa dan perangkat desa

Permendagri 11/2008

Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa

Permendagri 35/2007 Permendagri 32/2006 Permendagri 14/1999 Permendagri 67/2007 Permendagri 23/1996 Permendagri 45/1998

Perangkat Desa berstatus PNS

Permendagri 21/2008

Pemberhentian kepala desa Pemberhentian kepala desa

Pemberhentian perangkat desa

Pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

Tupoksi, pengisian anggota dan pemberhentian BPD

Hak dan Kewajiban Desa dan Masyarakat Desa

Peraturan desa Tata cara penyusunan peraturan desa

Peraturan di desa Permendagri 29/2006 Permendagri 126/2003

Keuangan desa dan Keuangan dan Penganggaran, Keuangan Desa Pengelolaan keuangan desa Permendagri 37/2007

Page 18: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

18

Bab dalam UU 6/2014

Bab dalam PP 43/2014

Substansi PP 60/2014

Amanat PP dari UU Desa Amanat Permen dari PP 43/2014 Amanat

Permen dari PP 60/2014

Permendagri Saat Ini

aset desa kekayaan desa pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pelaporan,

Tata cara penyaluran ADD Dana Desa Pengelolaan kekayaan desa

Pengelolaan kekayaan desa Permendagri 4/2007 Permendagri 22/1996

Penghasilan pemerintah desa

Pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan

Pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan

RPJM Desa, RKP Desa, APB Desa

Musyawarah desa Tata tertib dan pengambilan keputusan dalam Musdes

Permendagri 66/2007

Kerja sama desa Kerja sama desa Tata cara kerjasama desa Permendagri 38/2007

Lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga adat desa

Lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga adat desa

Lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat

Permendagri 5/2007

Badan Usaha Milik Desa

Badan Usaha Milik Desa

Pendirian, pengurusan, pengelolaan dan pembubaran BUM Desa

Permendagri 39/2010

Page 19: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

19

Lampiran 2. Desa di Indonesia 2003 2025

Tahun Desa Penduduk Keluarga Dokter Bidan Posyandu SD SLTP Desa dengan Jalan Aspal/

Beton

Desa Terdapat Sinyal HP

Keluarga Pengguna

Listrik

2003 68.816 208.122.141 50.152.320 258.274.461 466.396.602 1.915.738.728 3.106.806.393 5.022.545.121 11.236.157.907 3.573.244.634 724.671.063

2005 69.957 216.122.506 53.890.224 270.012.730 486.135.236 1.998.431.168 3.240.714.370 5.239.145.538 11.720.574.278 3.727.216.821 756.147.966

2008 75.403 231.637.800 60.565.988 292.203.788 523.841.588 2.155.932.340 3.495.819.304 5.651.751.644 12.643.390.252 4.020.222.561 816.045.376

2010 78.603 242.275.265 66.294.074 308.569.339 550.844.604 2.269.672.490 3.679.931.037 5.949.603.527 13.309.465.601 4.231.279.807 859.413.943

2011 80.335 233.650.719 61.755.654 295.406.373 529.057.091 2.177.984.019 3.531.504.573 5.709.488.592 12.772.497.739 4.060.833.007 824.463.464

2012 82.250 239.601.014 64.866.687 304.467.701 544.068.715 2.241.141.547 3.633.746.678 5.874.888.225 13.142.381.581 4.177.878.655 848.536.416

2013 84.210 245.612.418 68.147.155 313.759.573 559.371.991 2.305.635.118 3.738.138.673 6.043.773.791 13.520.051.137 4.297.609.094 873.131.564

2014 86.215 251.686.110 71.607.032 323.293.142 574.979.251 2.371.524.037 3.844.775.681 6.216.299.718 13.905.851.079 4.419.832.413 898.272.393

2015 88.265 257.823.293 75.256.917 333.080.209 590.903.502 2.438.870.926 3.953.758.140 6.392.629.066 14.300.145.346 4.544.661.642 923.983.712

2016 90.363 264.025.193 79.108.078 343.133.272 607.158.465 2.507.741.939 4.065.192.140 6.572.934.079 14.703.318.360 4.672.350.605 950.291.737

2017 92.509 270.293.061 83.172.499 353.465.560 623.758.621 2.578.206.983 4.179.189.785 6.757.396.769 15.115.776.339 4.802.948.407 977.224.181

2018 94.704 276.628.170 87.462.920 364.091.091 640.719.261 2.650.339.964 4.295.869.576 6.946.209.540 15.537.948.692 4.936.588.837 1.004.810.351

2019 96.950 283.031.819 91.992.897 375.024.716 658.056.535 2.724.219.037 4.415.356.822 7.139.575.859 15.970.289.503 5.073.413.357 1.033.081.251

2020 99.248 289.505.331 96.776.847 386.282.178 675.787.509 2.799.926.884 4.537.784.081 7.337.710.966 16.413.279.129 5.213.571.591 1.062.069.688

2021 101.600 296.050.056 101.830.113 397.880.169 693.930.224 2.877.551.010 4.663.291.627 7.540.842.637 16.867.425.892 5.357.221.852 1.091.810.393

2022 104.006 302.667.368 107.169.021 409.836.389 712.503.757 2.957.184.048 4.792.027.951 7.749.211.999 17.333.267.901 5.504.531.708 1.122.340.146

2023 106.467 309.358.670 112.810.948 422.169.618 731.528.288 3.038.924.101 4.924.150.295 7.963.074.396 17.811.374.987 5.655.678.584 1.153.697.906

2024 108.986 316.125.390 118.774.394 434.899.785 751.025.175 3.122.875.093 5.059.825.228 8.182.700.321 18.302.350.776 5.810.850.402 1.185.924.959

2025 111.564 322.968.985 125.079.055 448.048.040 771.017.026 3.209.147.157 5.199.229.248 8.408.376.405 18.806.834.902 5.970.246.274 1.219.065.066

Keterangan Data dasar diambil dari Potensi Desa 2003, 2005, 2008, 20011

Page 20: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

20

Lampiran 2 (Lanjutan). Desa di Indonesia 2003 2025

Tahun IndustriKecil/

RumahTangga Kulit

Industri Kecil/ Rumah Tangga

Kayu

Industri Kecil/ Rumah Tangga

Logam

Industri Kecil/ Rumah Tangga

Anyaman/ Gerabah

Industri Kecil/ Rumah Tangga

Tenun

Industri Kecil/ Rumah Tangga

Makanan-Minuman

Industri Kecil/ Rumah Tangga Lainnya

2003 1.191.109.304 1.915.750.944 3.106.806.393 5.022.545.121 2.382.135.330 3.831.477.456 6.213.612.786

2005 1.242.650.417 1.998.675.440 3.240.714.370 5.239.145.538 2.484.566.404 3.996.862.336 6.481.428.740

2008 1.340.448.633 2.156.152.510 3.495.819.304 5.651.751.644 2.679.773.928 4.311.864.680 6.991.638.608

2010 1.410.762.713 2.269.840.760 3.679.931.037 5.949.603.527 2.820.517.094 4.539.344.980 7.359.862.074

2011 1.353.791.897 2.178.181.658 3.531.504.573 5.709.488.592 2.707.041.110 4.355.968.037 7.063.009.147

2012 1.392.668.393 2.241.161.330 3.633.746.678 5.874.888.225 2.785.210.262 4.482.283.094 7.267.493.356

2013 1.432.601.985 2.305.660.907 3.738.138.673 6.043.773.791 2.865.007.109 4.611.270.237 7.476.277.346

2014 1.473.329.125 2.371.539.980 3.844.775.681 6.216.299.718 2.946.503.288 4.743.048.074 7.689.551.362

2015 1.514.887.214 2.438.870.926 3.953.758.140 6.392.629.066 3.029.774.428 4.877.741.852 7.907.516.280

2016 1.557.450.202 2.507.741.939 4.065.192.140 6.572.934.079 3.114.900.404 5.015.483.877 8.130.384.281

2017 1.600.982.802 2.578.206.983 4.179.189.785 6.757.396.769 3.201.965.604 5.156.413.966 8.358.379.571

2018 1.645.529.612 2.650.339.964 4.295.869.576 6.946.209.540 3.291.059.225 5.300.679.928 8.591.739.152

2019 1.691.137.786 2.724.219.037 4.415.356.822 7.139.575.859 3.382.275.571 5.448.438.073 8.830.713.644

2020 1.737.857.197 2.799.926.884 4.537.784.081 7.337.710.966 3.475.714.394 5.599.853.769 9.075.568.163

2021 1.785.740.617 2.877.551.010 4.663.291.627 7.540.842.637 3.571.481.234 5.755.102.020 9.326.583.255

2022 1.834.843.903 2.957.184.048 4.792.027.951 7.749.211.999 3.669.687.805 5.914.368.097 9.584.055.902

2023 1.885.226.195 3.038.924.101 4.924.150.295 7.963.074.396 3.770.452.389 6.077.848.202 9.848.300.591

2024 1.936.950.134 3.122.875.093 5.059.825.228 8.182.700.321 3.873.900.268 6.245.750.187 10.119.650.455

2025 1.990.082.091 3.209.147.157 5.199.229.248 8.408.376.405 3.980.164.183 6.418.294.314 10.398.458.497

Keterangan Data dasar diambil dari Potensi Desa 2003, 2005, 2008, 20011

Page 21: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

21

Lampiran 2 (Lanjutan). Desa di Indonesia 2003 2025 Tahun Pasar Permanen Koperasi Toko Rumah Makan Hotel

2003 6.938.283.849 1.191.067.665 2.382.135.330 3.831.477.456 6.213.612.786

2005 7.237.576.706 1.242.283.202 2.484.566.404 3.996.862.336 6.481.428.740

2008 7.807.683.984 1.339.886.964 2.679.773.928 4.311.864.680 6.991.638.608

2010 8.219.276.017 1.410.258.547 2.820.517.094 4.539.344.980 7.359.862.074

2011 7.887.472.611 1.353.520.555 2.707.041.110 4.355.968.037 7.063.009.147

2012 8.116.029.772 1.392.605.131 2.785.210.262 4.482.283.094 7.267.493.356

2013 8.349.408.909 1.432.503.554 2.865.007.109 4.611.270.237 7.476.277.346

2014 8.587.823.755 1.473.251.644 2.946.503.288 4.743.048.074 7.689.551.362

2015 8.831.499.992 1.514.887.214 3.029.774.428 4.877.741.852 7.907.516.280

2016 9.080.676.018 1.557.450.202 3.114.900.404 5.015.483.877 8.130.384.281

2017 9.335.603.752 1.600.982.802 3.201.965.604 5.156.413.966 8.358.379.571

2018 9.596.549.504 1.645.529.612 3.291.059.225 5.300.679.928 8.591.739.152

2019 9.863.794.895 1.691.137.786 3.382.275.571 5.448.438.073 8.830.713.644

2020 10.137.637.850 1.737.857.197 3.475.714.394 5.599.853.769 9.075.568.163

2021 10.418.393.647 1.785.740.617 3.571.481.234 5.755.102.020 9.326.583.255

2022 10.706.396.048 1.834.843.903 3.669.687.805 5.914.368.097 9.584.055.902

2023 11.001.998.497 1.885.226.195 3.770.452.389 6.077.848.202 9.848.300.591

2024 11.305.575.414 1.936.950.134 3.873.900.268 6.245.750.187 10.119.650.455

2025 11.617.523.562 1.990.082.091 3.980.164.183 6.418.294.314 10.398.458.497

Keterangan Data dasar diambil dari Potensi Desa 2003, 2005, 2008, 20011

Page 22: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

22

Lampiran 3. Variabel dan Indikator Tingkat Perkembangan Desa Konsep Konstruk Variabel Kode Indikator Kelas Data

Pemerintahan desa

Pemerintahan desa Administrasi pemerintah desa

1 Status Pemerintahan Desa 1 = Lainnya

10 = desa/kelurahan

Keuangan Desa APB Desa 2 Proporsi PAD Dalam Sumber Penerimaan APB Desa

0 = tidak ada

2 = 0,01-0,02

5 = 0,03-0,15

8 = 0,16-0,5

10 = > 0,5

Kantor pemerintahan Bangunan pemerintahan desa/kelurahan

3 Keberadaan dan Lokasi Kantor Kepala Desa/Kelurahan

1 = tidak ada

5 = ada, di luar wliayah desa/kelurahan

10 = ada, di dalam wilayah desa/kelurahan Pendidikan Aparat Desa Pendidikan tertinggi yang

ditamatkan 4 Pendidikan tertinggi kepala desa/lurah 1 = tidak bersekolah

2 = tidak tamat SD

3 = tamat SD

5 = tamat SLTP

8 = tamat SLTA

9 = DIII/Akademi

10 = Perguruan tinggi

Pendidikan tertinggi kepala sekretaris desa/lurah

1 = tidak bersekolah

2 = tidak tamat SD 3 = tamat SD

5 = tamat SLTP

8 = tamat SLTA

9 = DIII/Akademi

10 = Perguruan tinggi

Lembaga kemasyarakatan

Sosial Budaya Lembaga kemasyarakatan 5 Jumlah Jenis Lembaga Non Profit Yang Aktif

0 = tidak ada

3 = 1 lembaga aktif

7 = 2 lembaga aktif

10 = >2 lembaga aktif

Olah raga 6 Jumlah Jenis Kelompok Olah Raga 0 = tidak ada 2 = 1

5 = 3

8 = 5

10 = > 5

Adat dan kebudayaan 7 Jumlah Jenis Tempat Ibadah 0 = tidak ada

10 = ada

Page 23: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

23

Konsep Konstruk Variabel Kode Indikator Kelas Data

8 Akses Ke Gedung Bioskop/Pub/Diskotik/ Tempat Karaoke

1 = > 5 km

5 = 1-5 km

10 = < 1 km atau ada

Peran serta masyarakat

Modal sosial Kerukunan dan keikutsertaan

9 Warga Desa Berasal Lebih Dari Satu Suku/Etnis

0 = tidak

10 = ya 10 Kegiatan Warga Untuk Menjaga

Lingkungan Selama Setahun Terakhir 0 = tidak ada

10 = ada

Pemberdayaan dan tindakan politis

11 Jumlah Jenis Program/Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Selama 3 Tahun Terakhir

0 = tidak ada

2 = 1

5 = 3

8 = 5

10 = > 5

Kedaulatan politik masyarakat

Badan Permusyawaratan desa

Keberadaan BPD 12 Keberadaan BPD 0 = tidak ada

10 = ada

Kesehatan masyarakat

Kesehatan Akses prasarana kesehatan

13 Akses Ke Poliklinik/Balai Pengobatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Tempat Praktek Dokter

1 = sangat sulit

3 = sulit

7 = mudah

10 = sangat mudah

14 Akses Ke Tempat Praktek Bidan, Poskesdes, Polindes

1 = sangat sulit

3 = sulit

7 = mudah 10 = sangat mudah

15 Sumber Air Untuk Minum Dan Memasak Sebagian Besar Keluarga

1 = lainnya

2 = air hujan

5 = mata air, sungai/danau/kolam

8 = pompa listrik/tangan, sumur

10 = air kemasan, PDAM

Pengalaman kesakitan 16 Wabah Penyakit Menular 1 = di atas 3

2 = 3

5 = 2

8 = 1 10 = tidak ada

Gizi 17 Proporsi Penderita Gizi Buruk 1 = > 0,07

2 = 0,06-0,07

5 = 0,04-0,05

Page 24: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

24

Konsep Konstruk Variabel Kode Indikator Kelas Data

8 = 0,02-0,03

10 = 0-0 - 01

Pendidikan masyarakat

Pendidikan Pendidikan formal 18 SD 0 = tidak ada

10 = ada

19 SLTP 0 = tidak ada 10 = ada

20 SLTA 0 = tidak ada

10 = ada

Pelatihan masyarakat 21 Jumlah Jenis Pendidikan Ketrampilan 0 =

10 =

Perpustakaan 22 Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat 0 = tidak ada

10 = ada

Ekonomi masyarakat

Ekonomi Usaha ekonomi masyarakat

23 Industri Kecil Dan Mikro 0 = tidak ada

2 = 1 5 = 3

8 = 5

10 = > 5

24 Akses Kelompok Pertokoan/ Minimarket, Toko/ Warung Kelontong, Warung/Kedai, Restoran/Rumah Makan

1 = >5 km

5 = 1-5 km

10 = ada

25 Jumlah Jenis Hotel, Penginapan 0 = tidak ada

3 = 1

7 = 2

10 = > 2 Perkreditan dan simpan pinjam

26 Jumlah Jenis Lembaga Simpan Pinjam 0 = tidak ada

3 = 1

7 = 2

10 = > 2

27 Jumlah Jenis Fasilitas Kredit Yang Diterimana Penduduk Dalam Satu Tahun Terakhir

0 = tidak ada

3 = 1

7 = 2

10 => 2

Pemasaran 28 Pasar Dengan Bangunan Permanen/ Semi Permanen

0 = > 5 km 5 = 1-5 km

10 = ada

29 Penerangan Di Jalan Utama Desa 1 = tidak ada

Page 25: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

25

Konsep Konstruk Variabel Kode Indikator Kelas Data

10 = ada

Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur desa 30 Jenis Permukaan Jalan Utama Desa Yang Terluas

1 = lainnya

3 = tanah

7 = diperkeras (kerikil, batu, dsb)

10 = aspal, beton 31 Jalan Utama Desa Dapat Dilalui

Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Lebih 0 = tidak dapat dilalui

10 = sepanjang tahun kecuali pada musim hujan, sepanjang tahun kecuali pada saat tertentu (turun hujan, longsor, pasang), sepanjang tahun

32 Sinyal Telepon Seluler/Hand Phone 0 = tidak ada

5 = ada lemah

10 = ada kuat

33 Telepon Umum Koin/Kartu Yang Masih Aktif/Berfungsi, Wartel/Kiospon/Warpostel/Warparpostel

0 = tidak ada 10 = ada

34 Warung Internet 0 = tidak ada

10 = ada

35 Kantor Pos/Pos Pembantu/Rumah Pos 1 = > 5 km

5 = 1-5 km

10 = ada

36 Program Siaran 0 = tidak ada 5 = 1 jenis

10 = >1 jenis

Infrastruktur permukiman 37 Tempat Buang Air Besar Sebagian Besar Keluarga

1 = bukan jamban

3 = jamban umum

7 = jamban bersama

10 = jamban sendiri

38 Tempat Buang Sampah Sebagian Besar Keluarga

1 = lainnya

3 = drainase (got/selokan), sungai/saluran irigasi

7 = dalam lubang/dibakar 10 = tempat sampah, kemudian diangkut

39 Permukiman Kumuh 1 = > 1

5 = 1

10 = tidak ada

40 Proporsi Keluarga Yang Berlangganan Telepon Kabel

0 = 0

2 = 0,01-0,15

Page 26: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

26

Konsep Konstruk Variabel Kode Indikator Kelas Data

5 = 0,16-0,5

8 = 0,51-0,85

10 = 0,86-1

Sarana 41 Angkutan Umum Dengan Trayek Tetap 0 = tidak ada

10 = ada 42 Proporsi Keluarga Pengguna Listrik 0 = 0

2 = 0,1-0,2

5 = 0,3-0,5

8 = 0,6-0,8

10 = 0,9-1

Energi 43 Bahan Bakar Yang Digunakan Oleh Sebagian Besar Keluarga Untuk Memasak

1 = lainnya

3 = kayu bakar

7 = minyak tanah

10 = gas kota/LPG 44 Pangkalan/Agen/ Penjual Minyak Tanah/

LPG 0 = tidak ada

10 = ada

(Bahan indeks individual)

Kerawanan Sosial Rawan Sosial 45 Jumlah Jenis Kriminalitas dan Kejadian Perkelahian Massal yang Terjadi Selama Setahun Terakhir, serta Lokalisasi/Lokasi/ Tempat Mangkal PSK

1 =

3 =

7 =

10 = tidak ada

Tanggap Rawan Sosial 46 Inisiator/ penengah upaya penyelesaian perkelahian massal serta akses Sarana Keamanan Lingkungan

1 = Sangat sulit

2 = sulit

5 = mudah 8 = sangat mudah

10 = ada

Kerawanan Bencana Alam

Rawan Bencana Alam 47 Jumlah Jenis Pencemaran dan bencana alam

1 = > 2

3 = 2

7 = 1

10 = tidak ada

Tanggap Bencana Alam 48 Jumlah Jenis Fasilitas Untuk Mengantisipasi Bencana Alam

0 = tidak ada

3 = 1 fasilitas

7 = 2 fasilitas 10 = >2 fasilitas

Page 27: Transformasi Desa Indonesia 2003-20251 - PERHEPI · Transformasi Desa Indonesia ... Analisis dapat dipusatkan pada dimensi tipologi desa ... diterbitkannya UU 6/2014 tentang desa.3

27

Lampiran 4. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Petani dalam Setahun (Rp x 1.000), 2014

Provinsi

Usaha di Sektor

Pertanian

Usaha di Luar

Sektor Pertanian

Pendapatan/ Penerimaan Lainnya dan

Transfer

Buruh Pertanian

Buruh di Luar

Pertanian

Rata-rata Pendapatan

Rata-rata Pendapatan per kapita per Bulan

Selisih Pendapatan

Petani - Buruh Pertanian

Perbandingan Pendapatan

Petani / Buruh Pertanian

Perbandingan Pendapatan Luar Pertanian / Luar Buruh Pertanian

Aceh 10.652 2.913 1.958 2.154 5.988 23.667 493 8.498 5 0,5

Sumatera Utara 15.556 3.202 1.816 2.597 5.441 28.612 596 12.959 6 0,6

Sumatera Barat 13.327 5.704 1.985 3.042 6.480 30.538 636 10.285 4 0,9

Riau 24.561 4.676 1.614 4.089 6.110 41.050 855 20.472 6 0,8

Jambi 23.011 3.458 1.767 3.071 4.806 36.113 752 19.940 7 0,7

Sumatera Selatan 23.015 2.339 958 2.315 3.316 31.942 665 20.699 10 0,7

Bengkulu 17.203 3.229 2.285 2.783 5.309 30.808 642 14.420 6 0,6

Lampung 14.110 2.693 2.681 2.661 3.984 26.127 544 11.449 5 0,7

Kep. Bangka Belitung 16.558 10.243 6.403 3.439 8.084 44.728 932 13.119 5 1,3

Kepulauan Riau 18.771 3.994 3.895 964 8.223 35.846 747 17.807 19 0,5

DKI Jakarta 19.383 8.065 7.841 438 22.372 58.099 1.210 18.945 44 0,4

Jawa Barat 10.344 4.269 3.456 1.541 5.153 24.763 516 8.802 7 0,8

Jawa Tengah 8.020 3.759 2.567 1.395 6.267 22.009 459 6.626 6 0,6

DI Yogyakarta 7.413 4.117 4.353 638 9.441 25.963 541 6.775 12 0,4

Jawa Timur 10.508 3.316 3.607 1.932 4.757 24.120 502 8.576 5 0,7

Banten 9.582 3.606 3.797 1.196 8.160 26.342 549 8.386 8 0,4

Bali 11.969 4.926 4.854 1.393 12.471 35.613 742 10.576 9 0,4

Nusa Tenggara Barat 10.742 3.180 3.815 1.184 3.427 22.348 466 9.558 9 0,9

Nusa Tenggara Timur 9.027 1.616 4.678 357 3.531 19.211 400 8.670 25 0,5

Kalimantan Barat 16.542 2.557 4.015 2.715 5.089 30.919 644 13.827 6 0,5

Kalimantan Tengah 16.491 5.527 5.911 3.361 7.616 38.906 811 13.131 5 0,7

Kalimantan Selatan 12.619 4.605 3.603 2.272 6.013 29.111 606 10.347 6 0,8

Kalimantan Timur 21.495 4.264 6.793 3.362 10.120 46.035 959 18.133 6 0,4

Kalimantan Utara 20.502 3.618 7.127 2.778 8.723 42.748 891 17.723 7 0,4

Sulawesi Utara 15.212 5.240 3.841 2.414 8.351 35.057 730 12.798 6 0,6

Sulawesi Tengah 13.364 3.318 3.950 1.673 5.073 27.379 570 11.691 8 0,7

Sulawesi Selatan 13.853 2.986 2.021 620 4.454 23.934 499 13.233 22 0,7

Sulawesi Tenggara 11.715 4.078 4.182 810 6.361 27.146 566 10.905 14 0,6

Gorontalo 14.725 6.601 2.339 1.913 5.257 30.836 642 12.813 8 1,3

Sulawesi Barat 11.843 4.160 3.202 1.127 3.932 24.264 505 10.716 11 1,1

Maluku 12.410 4.118 6.008 515 5.271 28.322 590 11.895 24 0,8

Maluku Utara 15.235 2.763 8.305 1.207 6.015 33.525 698 14.028 13 0,5

Papua Barat 16.963 3.986 7.707 1.312 7.717 37.685 785 15.651 13 0,5

Papua 20.463 900 9.582 266 2.379 33.590 700 20.198 77 0,4

Indonesia 12.414 3.574 3.270 1.819 5.484 26.561 553 10.595 7 0,7