Upload
haminh
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
TTOO KKNNOOWW TTHHEE UUNNKKNNOOWWNN
Oleh MOH. ARIS AS’ARI, S.Pd
PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA SMK NEGERI 1 CIREBON
Visit us on : refacsmkn1crb.wordpress.com
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
PAPERS CONTENT
CHAPTER I : VENTILATION, INFILTRATION AND EXFILTRATION
CHAPTER II : AIR CONDITIONING SYSTEMS
CHAPTER III : AIR PROPERTIES AND PSYCHROMETRIC APLICATION
CHAPTER IV : APLICATION PSYCHROMETICS TO AIR CONDITIONING SYSTEM
CHAPTER V : FAN AND BLOWER
CHAPTER VI : AIR HANDLING UNIT AND DUCT WORK
CHAPTER VII : COOLING LOAD CALCULATION
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER I
VENTILATION, INFILTRATION AND EXFILTRATION
Ventilasi Udara
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan/gedung dalam jumlah yang
sesuai kebutuhan.
Tujuan Ventilasi adalah :
1. Menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan yang ditimbulkan oleh resfirasi dan hasil pembakaran.
2. Menghilangkan uap air yang berlebihan.
3. Menghilangkan kalor yang berlebihan.
4. Membantu mendapatkan kenyamanan thermal.
Ventilasi Udara dapat di bagi menjadi dua tipe, yaitu :
1. Ventilasi Alami
2. Ventilasi Mekanis
A. Ventilasi Alami
Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan/gedung yang disebabkan oleh
angin dan karena adanya perbedan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran
ventilasi.
Ventilasi udara alami yang harus disediakan harus terdiri dari bukaan permanen seperti pintu, jendela dan
saranan lain yang dapat di buka.
A.1 Perancangan sistem Ventilasi Udara Alami
Yang perlu diperhatikan dalam merancang ventilasi alami adalah :
1. Tentukan kebutuhan ventilasi udara yang diperlukan sesuai fungsi ruangan.
2. Tentukan ventilasi gaya angin dan gaya thermal yang akan digunakan.
A.2 Ventilasi Gaya Angin
Faktor yang mempengaruhi laju ventilasi yang disebabkan gaya angin adalah
1. Kecepatan rata-rata angin
2. Arah angin yang kuat
3. Variasi kecepatan dan arah angin musiman dan harian
4. Hambatan setempat, seperti bangunan yang berdekatan, bukit, pohon dsb.
A.3 Penempatan outlet
Berikut ini beberapa posisi outlet untuk ventilasi alami yang direkomendasikan oleh ASHRAE :
1. Sisi arah tempat yang teduh dari bangunan dan berlawanan langsung dengan inlet.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
2. Pada atap bangunan, di dalam area yang bertekanan rendah yang disebabkan oleh aliran angin yang tidak
menerus.
3. Pada sisi yang berdekatan ke muka arah angin dimana area tekanan rendah terjadi.
4. Dalam pantauan pada sisi arah tempat teduh.
5. Dalam ventilator atap
6. Pada cerobong.
Inlet sebaiknya ditempatkan dalam daerah bertekanan tinggi, sedangkan outlet sebaiknya ditempatkan dalam
daerah negatif atau bertekanan rendah.
B. Ventilasi Mekanik
Figure 2 Fan Outlet Sentrifugal (FanAir Company)
Persyaratan teknis untuk ventilasi mekanis dinataranya :
1. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai.
2. Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus sesuai ketentuan.
Contoh :
Tipe Bangunan Catu udara segar minimum
Pertukaran udara/jam m3/jam per orang
Pabrik, Bengkel Kelas, Bioskop
6 8
18 18
B.1 Perancangan sistem Ventilasi Mekanis
Perancangan sistem Ventilasi Mekanis dilakukan sebagai berikut :
1. Tentukan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi ruangan.
2. Tentukan kapasitas fan.
3. Rancang sistem distribusi udara, baik menggunakan ducting atau fan yang dipasang pada dinding/atap.
Jumlah laju aliran udara yang perlu disediakan oleh sistem ventilasi mengikuti ketentuan. Contoh :
Fungsi Gedung Satuan Kebutuhan udara luar
Merokok Tidak merokok
Hotel a. Kamar tidur b. Ruang tamu c. Kamar mandi d. Lobi
(m
3/min)/orang
(m3/min)/orang
(m3/min)/orang
(m3/min)/orang
0,42
- -
0,45
0,21 0,75
- 0,15
Ruang Umum a. Lift b. WC Umum
(m
3/min)/orang
(m3/min)/orang
-
2,25
0,45 2,25
Untuk mengambil panas dari dalam ruangan, diperlukan laju aliran udara dengan jumlah tertentu untuk
menjaga supaya temperatur udara di dalam ruangan tidak bertambah melewati harga yang diinginkan.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
C. Kriteria kenyamanan
C.1 Faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal manusia
C.1.1 Faktor Udara Kering (Dry Bulb)
Faktor temperatur dry bulb sangat besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang dilepas melalui
penguapan (evaporasi) dan melalui konveksi. Daerah kenyamanan thermal untuk daerah tropis dapat dibagi
menjadi :
1. Sejuk nyaman, antara temperatur 20,5°C – 22,8°C
2. Nyaman optimal, antara temperatur 22,8°C – 25,8°C
3. Hangat nyaman, antara temperatur 25,8°C – 27,1 °C
C.1.2 Faktor Kelembapan Udara Relatif (Relative Humidity/RH)
Kelembapan udara relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut
dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh (saturasi) pada temperatur udara ruangan
tersebut.
Untuk daerah tropis, RH yang dianjurkan antara 40-50%, namun untuk ruangan yang jumlah orangnya padat
seperti ruang pertemuan, RH 55 – 60% masih diperbolehkan.
C.1.3 Faktor Kecepatan/Pergerakan Udara (Air Velocity)
Untuk mempertahankan kenyamanan udara, maka kecepatan udara yang jatuh di atas kepala tidak boleh lebih
besar dari 0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik. Namun, kecepatan udara dapat lebih besar
dari 0,25 m/detik bergantung dari rancangan temperatur udara kering. Untuk lebih jelas lihat tabel di bawah!
Tabel kecepatan udara dan kesejukan
Kecepatan udara [m/detik] 0,1 0,2 0,25 0,3 0,35
Temperatur udara kering [°C] 25 26,8 26,9 27,1 27,2
C.1.4 Faktor radiasi permukaan yang panas
Apabila di dalam suatu ruangan dinding-dinding sekitarnya panas, akan mempengaruhi kenyamanan seseorang
di dalam ruangan tersebut, meskipun temperature udara sekitarnya sesuai dengan tingkat kenyamanan.
Karena itu usahakan temperature radiasi rata-rata sama dengan temperature udara kering ruangan.
Jika temperature radiasi rata-rata lebih tinggi dari temperature udara kering ruangan, maka temperatur udara
ruangan rancangan dibuat lebih rendah dari temperatur rancangan biasanya.
C.1.5 Faktor aktivitas orang di ruangan
Dalam perhitungan sistem pengkondisian udara, besarnya kalor yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di dalam
ruangan sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan ruangan. Sebagai contoh lihat table di bawah.
Tabel Laju pertambahan Kalor dari Penghuni dalam ruang yang dikondisikan
Tingkat Aktivitas
Tipe penggunaan
Kalor total Dewasa, Pria
Kalor total yang disesuaikan untuk
Wanita
Btu/Jam Watt Btu/Jam Watt
Duduk, kerja amat ringan Kantor, hotel, apartemen
390 114 330 97
Pekerjaan mesin yang berat, mengangkat
Pabrik 1600 440 1600 469
Berjalan, Berdiri Apotik, Bank 550 162 500 146
Tabel di atas menunjukkan besarnya kalor total yang dihasilkan untuk suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seorang pria dewasa. Untuk wanita dewasa dapat diambil 85% dari kalor yang dihasilkan pria dewasa dan anak-
anak 75% dari kalor yang dihasilkan pria dewasa.
C.1.5 Faktor pakaian yang dipakai
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Besarnya kalor yang dilepas oleh tubuh dipengaruhi oleh jenis pakaian yang sedang dipakai pada saat itu,
terutama besar kecilnya isolasi thermal dari bahan pakaian dan tebalnya. Isolasi thermal dari bahan pakaian
yang dipakai dinyatakan dalam clo, dimana 1 clo = 0,155m2.K/Watt.
Contoh:
Pria clo Wanita clo
Sweater-ringan 0,20 Sweater-ringan 0,17
Jaket - berat 0,49 Jaket - berat 0,37
Sepatu 0,08 Sepatu 0,08
C.2 Zona kenyamanan ruangan
Temperatur efektif didefinisikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan temperatur dan kelembapan
udara menjadi satu indeks. Dalam arti bahwa pada temperatur tersebut, respon thermal dari orang pada
kondisi tersebut sama, meski temperatur dan kelembapannya berbeda dengan catatan kecepatan udaranya
sama. Berdasarkan standar ASHRAE, temperatur efektif didefinisikan sebagai temperatur udara equivalen pada
lingkungan isothermal dengan kelembapan udara relative 50%, dimana orang memakai pakaian standard dan
melakukan aktivitas tertentu serta menghasilkan temperatur kulit dan kebasahan kulit yang sama.
Berdasarkan standar ASHRAE, maka zona kenyamanan dibagi menjadi :
1. Musim dingin, dimana temperatur operatif 20°C-23,5°C dengan kelembapan 60% dan dibatasi oleh
temperatur efektif 20°C dan 23,5°C.
2. Musim panas, dimana temperatur operatif 22,5°C-26°C dengan kelembapan 60% dan dibatasi oleh
temperatur efektif 23°C dan 26°C.
3. Untuk Indonesia, maka diambil temperatur operatif 25°C±1°C dengan kelembapan relative 55%±10%.
D. Infiltrasi dan Exfiltrasi
Figure 3. Infiltrasi dari celah candela
Infiltrasi adalah aliran udara luar yang tidak disengaja yang masuk melalui celah ataupun bagian yang terbuka
dari gedung ketika tekanan udara di luar lebih tinggi dari tekanan udara di dalam gedung pada ketinggian yang
sama. Sedangkan exfiltrasi adalah aliran udara yang tidak disengaja yang keluar melalui celah ataupun bagian
yang terbuka dari gedung ketika tekanan udara di dalam gedung lebih tinggi dari tekanan udara di luar. Infiltrasi
dan exfiltrasi bisa dipengaruhi oleh cerobong, angin, sistem udara ataupun sistem ventilasi mekanik.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER II
AIR CONDITIONING SYSTEMS
Preface of Air Conditioning System
Principal of Air Conditioning System
Dalam memilih suatu sistem pengkondisian udara, maka yang perlu diperhatikan adalah :
1. Beban, kapasitas dan luas ruangan
2. Biaya instalasi dan biaya ketika unit telah beroperasi
3. Maintenance/perawatan
4. Reliabilitas dan fleksibilitas sistem jika diinstalasi pada suatu ruangan
Menurut Kharagpur, berdasarkan media fluid untuk mendistribusikan thermal maka sistem Tata Udara
dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. All air systems
2. All water systems
3. Air- water systems
4. Unitary refrigerant based systems
1. All air systems
Dalam all air system air conditioning, maka media yang digunakan untuk memindahkan energy panas dari
ruang yang akan dikondisikan kepada sistem AC adalah udara. Dalam sistem ini, udara diproses oleh AC dan
setelah itu udara hasil pemrosesan disalurkan menuju ruang yang akan dikondisikan menggunakan cerobong
udara/duct menggunakan blower dan fan. Udara yang digunakan untuk mengkondisikan suatu ruang kemudian
dikembalikan kembali menuju AC untuk diproses ulang. Udara balikan dari ruang ini disebut return air.
All air systems Air Conditioning sendiri dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
A. Single duct systems
B. Dual duct systems
A. Single duct systems
Single duct systems dapat digunakan untuk proses pendinginan ataupun proses pemanasan dalam duct yang
sama, namun tidak dapat digunakan secara bersamaan. Single duct systems dapat dibedakan menjadi :
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
1. Constant volumee, single zone systems
Sistem ini digunakan untuk mengatur temperatur dan kelembapan udara satu ruangan untuk memasukkan
udara dingin atau panas namun tidak bersamaan dengan volumee udara yang konstan.
A constant volumee, single zone Air Conditioning system
2. Constant volumee, multiple zone systems
Sistem ini digunakan untuk mengatur temperatur dan kelembapan udara banyak ruangan untuk memasukkan
udara dingin atau panas namun tidak bersamaan dengan volumee udara yang konstan dan tiap ruangan dapat
diatur temperatur dan kelembapannya.
Single duct, constant volumee system with multiple zones Air Conditioning
3. Variable volumee systems
Sistem ini digunakan untuk mengatur volumee udara yang berbeda-beda yang diatur oleh damper selain itu
temperatur diatur oleh thermostat pada tiap ruangan. Pembukaan dan penutupan damper diatur oleh
thermostat. Udara yang masuk ruangan hanya udara dingin dengan kelembapan yang rendah.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Single duct, multiple zone, variable air volumee Air Conditioning system
B. Dual duct, constant volumee systems
Dari gambar di bawah, suplay udara dibagi menjadi 2 aliran. Satu untuk dialirkan menuju cooling coil untuk
didinginkan dan dikeringkan sampai temperatur 13oC, yang satunya lagi melewati heating coil sampai
bertemperatur 35–45oC. Udara panas dan dingin mengalir dalam duct yang terpisah. Sebelum masuk ke
ruangan yang akan dikondisikan, udara dingin dan panas akan bercampur dalam proporsi yang dibutuhkan
dalam mixing box yang ditentukan oleh thermostat pada ruangan. Total volumee udara yang disuplay ke dalam
ruangan relatif konstan, namun temperatur udara yang disuplay bervariasi bergantung beban pada ruangan.
Dual duct, constant volumee systems
2. All water systems
Media penghantar panas (proses pendinginan ataupun proses pemanasan) yang digunakan pada sistem ini
adalah air. Terdapat dua jenis sistem dalam all water systems, yaitu :
1. Two pipe system
2. Four pipe system
A. Two pipe system
Sistem ini hanya digunakan untuk proses pemanasan atau hanya untuk proses pendinginan saja, tidak bisa
dipakai secara bersamaan. Sistem ini menggunakan Pressure Relief Valve (PRV) untuk menjaga balancing aliran
air.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Two pipe Air Conditioning system
B. Four pipe system
Four pipe system terdiri atas 2 pipa suplay, air dingin dan air panas, serta 2 pipa return water. Air dingin dan
panas akan bercampur sesuai proporsi yang dibutuhkan bergantung pada beban ruangan tersebut, dan
campuran air akan disuplay menuju ruangan yang akan di kondisikan. Sedangkan return water akan dibagi
menjadi dua, masing-masing hot water return menuju heating coil dan cold water return menuju cooling coil.
Sistem ini juga menggunakan Pressure Relief Valve (PRV) untuk menjaga balancing aliran air.
Pressure Relief Valve (Redi Controls Inc.)
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Four pipe Air Conditioning system
Untuk memindahkan panas dari air panas ataupun dingin ke ruangan dapat menggunakan bare tube ataupun
convector, fan coil unit dan radiator.
B-1. Fan Coil Unit (FCU)
Fan coil unit ditempatkan di dalam ruang yang akan di kondisikan dimana komponen dari FCU adalah heating
dan/atau cooling coil fan, air filter, drain tray dan controls.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
B-2. Convector
Convector terdiri atas finned tube coil untuk aliran fluid pemanas atau pendingin ruangan. Perpindahan panas
antara coil dengan ruangan hanya menggunakan natural convection jadi tidak ada kipas yang digunakan untuk
menggerakan udara. Convector lebih banyak digunakan untuk pemanas dan sangat jarang untuk digunakan
pada proses pendinginan.
B-3. Radiator
Pada radiator, proses perpindahan panas antara coil dengan udara sekeliling lebih banyak lewat radiasi namun
beberapa panas ada juga yang menggunakan natural convection. Radiator lebih banyak digunakan untuk
proses pemanasan dibandingkan untuk pendinginan.
3. Air- water systems
Pada air-water systems baik air maupun air digunakan bersama-sama untuk mengkondisikan suatu ruangan.
Udara dan air didinginkan atau dipanaskan pada central plant (Chiller atu boiler). Udara yang berasal dari
central plant untuk menyuplai suatu ruangan yang dikondisikan disebut primary air, sedangkan air yang berasal
dari central plant untuk menyuplai suatu ruangan yang dikondisikan disebut secondary water. Sistem ini terdiri
atas central plant untuk pendinginan dan pemanasan udara dan air (chiller dan boiler), ducting system, water
pipelines, pompa dan room terminal. Room terminal bisa berbentuk FCU, induction unit ataupun radiation
panel.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Air- water systems Air Conditioning
4. Unitary refrigerant based systems
Sistem ini menggambungkan sistem refrigerasi dan sistem air conditioning dalam satu paket. Di dalam sistem
ini semua komponen refrigerasi (kompresor, condenser, filter drier dll) berada pada satu tempat dengan
komponen air conditioning (humidifier, control, blower dll). Contoh dari sistem ini diantaranya adalah AC
Windows, AC Split, Duct Split, Heat pump, Portable AC, dll.
AC Windows dan AC Split
Out door dan Indoor Duct Split
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER III
AIR PROPERTIES AND PSYCHROMETRIC APLICATION
Preface
Defenisi dari Air Conditioning (Tata Udara dalam bahasa Indonesia) menurut The American Society of
Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) adalah proses memperlakukan udara
sehingga udara tersebut dapat dikontrol secara simultan baik temperatur, kelembapan (humidity), kebersihan
dan distribusinya sehingga mendapatkan apa yang kita butuhkan dari ruangan yang telah dikondisikan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka beberapa indicator yang dibutuhkan dalam mengoperasikan
suatu sistem air conditioning diantaranya :
. Pengendali temperatur (Temperature control)
. Pengendali kelembapan udara (Humidity control)
. Penyaring, pembersih dan pencucian udara (Air filtering, cleaning, and purification)
. Perpindahan dan sirkulasi udara (Air movement and circulation)
3.1 Komposisi dry air dan moist air
Udara di atmosfer terdiri dari berbagai komponen seperti uap air dan udara polutan (seperti asap, debu dan
gas-gas lainnya). Dry air didefenisikan sebagai udara yang kadar uap air dan kandungan polutan udaranya telah
dibuang. Komposisi dari dry air relative konstan, namun akan sedikit bervariasi dalam jumlah tiap
komponennya jika berbeda waktu, lokasi geografis dan ketinggian suatu daerahnya. Harrison (1965)
mengemukakan bahwa kandungan dari dry air berkisar :
Nitrogen = 78.084 %
Oxygen = 20.9476 %
Argon = 0.934 %
carbon dioxide = 0.0314 %
neon = 0.001818 %
helium = 0.000524 %
methane = 0.00015 %
sulfur dioxide = 0 to 0.0001 %
hydrogen = 0.00005 %
krypton, xenon, dan ozone = 0.0002 %
Moist air adalah campuran dari dry air dengan uap air. Jumlah uap air yang terkandung dalam moist air berkisar
dari nol (dry air) sampai pada level maksimum bergantung dari temperatur dan tekanan udara tersebut.
3.2 Psychrometrics chart
Psychrometrics Chart disusun oleh Carrier dengan mengacu pada kondisi atmosfir normal. Beberapa parameter
yang perlu diketahui pada grafik Psychrometrics:
A. Wet bulb temperature
B. Dry bulb temperature
C. Humidity ratio (w)
D. Enthalpy (h)
E. Specific Volumee (SpV)
F. Relative humidity (RH)
G. Dew point temperature
A. Wet-bulb Temperature (WB)
WB adalah suhu udara ruang yang diperoleh melalui
pengukuran dengan Slink Psikrometer pada
theremometer dengan bulb basah. Suhu WB
diplotkan sebagai garis miring ke bawah yang
berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian
samping kanan chart. Suhu WB ini merupakan
ukuran panas total (enthalpi). Perubahan suhu WB
menunjukkan adanya perubahan panas total.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Plotting Wet Bulb pada Psychrometrics Chart
B. Dry-bulb Temperature (DB)
DB adalah suhu udara ruang yang diperoleh melalui
pengukuran dengan Slink Psikrometer pada
theremometer dengan bulb kering. Suhu DB diplotkan
sebagai garis vertikal yang berawal dari garis sumbu
mendatar yang terletak di bagian bawah chart. Suhu DB
ini merupakan ukuran panas sensibel. Perubahan suhu
DB menunjukkan adanya perubahan panas sensibel.
Plotting Dry Bulb pada Psychrometrics Chart
C. Humidity Ratio atau Specific Humidity (W)
Specific humidity adalah jumlah kandungan uap air di udara yang diukur dalam satuan grains per pound udara.
( 7000 grains = 1 pound) dan diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di bagian samping kanan chart.
Plotting Specific humidity pada Psychrometrics Chart
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
D. Enthalpi (h)
Enthalpi adalah jumlah panas total dari campuran udara dan uap aire di atas titik nol. Dinyatakan dalam satuan
Btu/lb udara. Harga enthapi dapat diperoleh sepanjang skala di atas garis saturasi
Plotting Enthalpy pada Psychrometrics Chart
E. Specific volumee (SpV)
Specific volumee atau volumee spesifik adalah kebalikan dari berat jenis, dinyatakan dalam ft3/lb. Garis
skalanya sama dengan garis skala wet bulb.
Plotting Specific Volumee pada Psychrometrics Chart
F. Relative Humidity (% RH)
% RH merupakan perbandingan jumlah actual dan jumlah maksimal (saturasi) dari uap air yang ada pada suatu
ruang atau lokasi tertentu. 100% RH berarti saturasi dan diplotkan menurut garis saturasi. Untuk ukuran yang
lebih kecil diplotkan sesuai arah garis saturasi.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Plotting Relative Humidity pada Psychrometrics Chart
G. Dew-point temperature (DP)
Suhu DP adalah suhu di mana udara mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Suhu DP
ditandai sebagai titik sepanjang garis saturasi. Pada saat udara ruang mengalami saturasi (jenuh) maka
besarnya suhu DB sama dengan suhu WB demikian pula suhu DP. Suhu DP merupakan ukuran dari panas laten
yang diberikan oleh sistem. Adanya perubahan suhu DP menunjukkan adanya perubahan panas laten atau
adanya perubahan kandungan uap air di udara.
Plotting Dew Point pada Psychrometrics Chart
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Contoh Soal
Contoh 4.1 Hasil pengukuran kondisi suatu ruangan dengan slink psychrometer memberikan data sebagai
berikut:
Temperatur Dry Bulb 78°F
Temperatur Wet Bulb 65°F
Tentukan parameter udara lainnya dengan mengunakan psikrometrik chart.
Solusi
Mengacu ke pschrometric di ats, pertama-tama tentukan titik potong antara garis DB = 78°F dan garis WB 65°F.
Titik tersebut adalah titik P. Dari titik P ikuti garis horisontal ke arah kanan, yaitu skala kelembapan spesifik w =
72 gr/lb. Ikuti garis kemebapan relatif, RH = 50%. Ikuti garis horisontal ke kiri hingga memotong garis saturasi,
diperoleh suhu DP = 58°F. Dan ikuti garis entalpi, H= 30,05 Btu/lb. Yang terakhir tentukan volumee spesifik,
SpV. Titik P berada diantara garis 13,5 dan 14,0, dapat diperkirakan SpV =13,75 ft3/kg.
Jadi parameter yang didapat : RH = 50% W = 72 gr/lb DP = 58°F H = 30,05 Btu/lb SpV = 13,75 ft3/lb
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER IV
APLICATION PSYCHROMETICS TO AIR CONDITIONING SYSTEM
Sistem Tata Udara (air conditioning system) dapat terdiri dari beberapa proses pengkondisian udara,
yaitu proses pemanasan (heating), proses pendinginan (cooling), proses penambahan uap air (humidifying),
dan proses pengurangan uap air (dehumidifying). Pengkondisian udara akan merubah kondisi udara, dari
kondisi awal menjadi kondisi akhir.
Contohnya kita berdomisili di daerah Cirebon dengan kelembapan 70% dan temperatur DB 28°C. Kita
akan merancang suatu ruangan dengan kelembapan 50% dan temperatur DB 21°C, dengan begitu kita akan
melakanakan proses cooling dengan menurunkan temperatur dari DB 28°C menjadi DB 21°C dan
dehumidifying dengan menurunkan kelembapan dari 70% menjadi 50% dalam sistem air conditioning pada
ruangan yang akan kita tentukan.
Dalam prakteknya, ada enam proses yang lazim dilaksanakan dalam sistem tata udara, yaitu:
1. Proses dengan Panas Sensibel Konstan
2. Proses dengan Panas Laten Konstan
3. Proses dengan Panas Total (entalpi) Konstan atau proses Adiabatik
4. Proses dengan Kelembaban relatif constan
5. Proses tata udara lengkap, kombinasi
6. Proses Pencampuran udara dalam kondisi berbeda
Perlu anda ketahui bahwa:
1. Garis DB merupakan garis panas sensible konstan, dimana panas sensible merupakan perpindahan panas
yang disertai perubahan temperatur namun tidak disertai perubahan fasa.
2. Garis DP merupakan garis panas laten konstan dimana panas latent merupakan perpindahan panas yang
disertai perubahan fasa namun tidak disertai perubahan temperatur.
3. Garis WB merupakan garis entalpi (panas total) konstan, dimana jika terjadi penambahan panas maka
dibutuhkan suatu coil pemanas sedangkan jika terjadi pengurangan panas maka disitu dibutuhkan coil
pendingin.
3.1 Pemanasan Udara tanpa Penambahan Uap Air
Pemanasan udara ruang tanpa menambah kandungan uap air, berarti proses pengkondisian udara ruang
dengan panas laten konstan atau proses atau proses dengan kandungan uap air
konstan. Dalam hal ini hanya panas sensibel yang ditambahkan ke udara ruang. Proses ini dapat berupa
penggunaan pemanas ruang dengan air atau uap panas yang disalurkan melalui koil pemanas, baik dengan
blower ataupun tanpa blower. Proses ini lazim disebut sebagai proses pemanasan-sensibel yang
direpresentasikan dengan garis horisontal pada psikrometrik chart, karena kelembaban spesifik udara ruang
tidak berubah.
Case 1
Kondisi awal suatu ruangan bertemperatur DB 35oF dengan 80% RH akan dihangatkan dengan temperatur DB
105oF. Tentukan perubahan WB, DP, RH, dan panas total yang ditambahkan ke dalam udara ruang tersebut?
Solusi
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Gunakan psychrometric chart. Suhu DB 35°F di-plot pada titik A dan suhu DB 105°F dipetakan pada titik B.
Entalpi pada titik A 12,15 Btu/lb dan entalpi pada titik B adalah 29,3 Btu/lb. Dari titik B, diperoleh WB 64oF, dan
DP 30oF, dan RH 8% (kira-kira). Untuk menghitung panas total yang diperlukan dalam proses pemanasan ini
adalah dengan mengurangi besaran enthalpy pada skala paling kiri di chart yaitu 29,3 Btu/lb dengan 12,16
Btu/lb dan diperoleh H = 17,15 Btu/lb. Ilustrasinya seperti gambar di bawah!
3.2. Pemanasan dengan Penambahan Uap Air (Humidifiying)
Pada musim dingin di daerah empat musim, disamping suhu udara rendah, kelembaban absolut atau
kandungan uap air di udara juga akan turun. Akibat penurunan tersebut, maka dibutuhkan sistem
pengkondisian udara, untuk menaikkan suhu dan kelembaban udara pada tingkat yang nyaman, maka
digunakan peralatan pemanas (heater) yang lebih baik dilengkapi dengan piranti penambah kelembaban udara
(humidifier). Pada peralatan itu memungkinkan menambah uap air secukupnya ke udara ruang untuk
mempertahankan kelembaban relatif pada level 20 – 40% RH.
Case 2
Udara ruang 40°F DB dan kelembaban relatif 30%RH, dipanaskan hingga mencapai 105°F DB dan ditambahkan
uap air untuk mempertahankan kelembaban relatif tetap berada pada level 30% RH. Tentukan besaran panas
yang ditambahkan ke udara per pound dan volumee uap air yang harus ditambahkan per pound udara kering!
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Dari hasil ploting di psychrometric chart, maka didapat :
awal udara ruang pada chart, diperoleh titik A, dengan H1=11,0 Btu/lb; w1=11 gr/lb.
Pemetaan kondisi akhir dengan mengikuti garis 30% RH, diperoleh titik B, H2=41,6 Btu/lb; w2=102 gr/lb.
Jadi Panas yang ditambahkan = 41,6 – 11 = 30 Btu/lb
Uap air yang ditambahkan = 102 – 11 = 91 gr/lb.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER V
FAN AND BLOWER
Preface
Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri yang
memerlukan aliran udara. Sistem fan penting untuk menjaga pekerjaan proses industri, dan terdiri dari sebuah
fan, motor listrik, sistem penggerak, saluran atau pemipaan, peralatan pengendali aliran, dan peralatan
penyejuk udara (filter, kumparan pendingin, penukar panas, dll.).
Fan System for Industries
Departemen Energi Amerika Serikat meperkirakan bahwa 15 persen listrik di industri manufakturing Amerika
dipakai oleh motor. Hal yang sama di sektor komersial, listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan motor
fan yang merupakan bagian dari biaya energi terbesar untuk penyejukan ruangan (US DOE, 1989).
Perbedaan fan dan blower terletak pada metode yang digunakan untuk menggerakan udara, tekanan sistem
operasi serta rasio spesific (rasio tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap).
Perbandingan Spesifik Kenaikan tekanan (mmWg)
Fan ≤ 1,11 1136
Blower 1,11 s.d 1,20 1136 s.d 2066
5.1 Fan
Fan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fan Sentrifugal
2. Fan Axial
1. Fan Sentrifugal
Fan sentrifugal menggunakan impeler yang berputar untuk menggerakan aliran udara. Fan sentrifugal
meningkatkan kecepatan aliran udara dengan impeler berputar. Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung
blades dan kemudian diubah ke tekanan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang cocok untuk kondisi
operasi yang kasar, seperti sistem dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab, dan handling bahan.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Fan Sentrifugal (FanAir Company)
Terdapat jenis-jenis fan sentrifugal berdasarkan bentuk bladenya, yaitu :
A. Fan Sentrifugal dengan Blade Radial
Blade Radial Centrifugal Fan (Canadian Blower)
Keuntungan :
1. Cocok untuk tekanan statis tinggi (sampai 1400 mmWC) dan suhu tinggi
2. Rancangannya sederhana sehingga dapat dipakai untuk unit penggunaan khusus
3. Dapat beroperasi pada aliran udara yang rendah tanpa masalah getaran
4. Sangat tahan lama
5. Efisiensinya mencapai 75%
6. Memiliki jarak ruang kerja yang lebih besar yang berguna untuk handling padatan yang terbang (debu,
serpih kayu, dan skrap logam)
Kerugian :
Hanya cocok untuk laju aliran udara rendah sampai medium
B. Forward-Curved Fan
Forward-Curved Centrifugal Fan (Canadian Blower)
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Keuntungan:
1. Dapat menggerakan volume udara yang besar terhadap tekanan yang relatif rendah
2. Ukurannya relatif kecil
3. Tingkat kebisingannya rendah (disebabkan rendahnya kecepatan) dan sangat cocok untuk digunakan untuk
pemanasan perumahan, ventilasi, dan penyejuk udara (HVAC)
Kerugian:
1. Hanya cocok untuk layanan penggunaan yang bersih, bukan untuk layanan kasar dan bertekanan tinggi
2. Keluaran fan sulit untuk diatur secara tepat
3. Penggerak harus dipilih secara hati-hati untuk menghindarkan beban motor berlebih sebab kurva daya
meningkat sejalan dengan aliran udara
4. Efisiensi energinya relatif rendah (55-65%)
C. Backward Inclined Fan
Backward Inclined Fan Centrifugal Fan (Canadian Blower)
Keuntungan:
1. Dapat beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan bebannya tidak berlebih ke motor)
2. Cocok untuk sistem yang tidak menentu pada aliran udara tinggi
3. Cocok untuk layanan forced-draft
4. Fan dengan blade datar lebih kuat
5. Fan dengan blades lengkung lebih efisien (melebihi 85%)
6. Fan dengan blades air-foil yang tipis adalah yang paling efisien
Kerugian:
1. Tidak cocok untuk aliran udara yang kotor (karena bentuk fan mendukung terjadinya penumpukan debu)
2. Fan dengan blades air-foil kurang stabil karena mengandalkan pada pengangkatan yang dihasilkan oleh tiap
blade
3. Fan blades air-foil yang tipis akan menjadi sasaran erosi
2. Fan Aksial
Fan Aksial (NISCO)
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan. Fan ini terkenal di industri karena murah,
bentuknya yang kompak dan ringan. Jenis utama fan dengan aliran aksial diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Fan propeller
Fan Propeller (FanAir Company)
Keuntungan:
1. Menghasilkan laju aliran udara yang tinggi pada tekanan rendah
2. Tidak membutuhkan saluran kerja yang luas (sebab tekanan yang dihasilkannya kecil)
3. Murah sebab konstruksinya yang sederhana
4. Mencapai efisiensi maksimum, hampir seperti aliran yang mengalir sendiri, dan sering digunakan pada
ventilasi atap
5. Dapat menghasilkan aliran dengan arah berlawanan, yang membantu dalam penggunaan ventilasi
Kerugian:
1. Efisiensi energinya relatif rendah
2. Agak berisik
B. Fan Tabung Aksial
Fan Tabung Aksial (NISCO)
Keuntungan:
1. Tekanan lebih tinggi dan efisiensi operasinya lebih baik daripada fan propeller
2. Cocok untuk tekanan menengah, penggunaan laju aliran udara yang tinggi, misalnya pemasangan saluran
HVAC
3. Dapat dengan cepat dipercepat sampai ke nilai kecepatan tertentu (karena putaran massanya rendah) dan
menghasilkan aliran pada arah berlawanan, yang berguna dalam berbagai penggunaan ventilasi
4. Menciptakan tekanan yang cukup untuk mengatasi kehilangan di saluran dengan ruang yang relatif efisien,
yang berguna untuk pembuangan
Kerugian:
1. Relatif mahal
2. Kebisingan aliran udara sedang
3. Efisiensi energinya relatif rendah (65%)
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
C. Fan Vane-axial
Vane-axial Fan (NISCO)
Keuntungan:
1. Cocok untuk penggunaan tekanan sedang sampai tinggi (sampai 500 mmWC), seperti induced draft untuk
pembuangan boiler
2. Dapat dengan cepat dipercepat sampai ke nilai kecepatan tertentu (disebabkan putaran massanya yang
rendah) dan menghasilkan aliran pada arah berlawanan, yang berguna dalam berbagai penggunaan
ventilasi
3. Cocok untuk hubungan langsung ke as motor
4. Kebanyakan energinya efisien (mencapai 85% jika dilengkapi dengan fan airfoil dan jarak ruang yang kecil)
Kerugian:
Relatif mahal dibanding fan impeler
5.2 Blower
Blower dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi daripada fan, sampai 1,20 kg/cm2. Dapat juga digunakan
untuk menghasilkan tekanan negatif untuk sistem vakum di industri. Blower sentrifugal dan blower positive
displacement merupakan dua jenis utama blower.
A. Blower sentrifugal
Blower Sentrifugal (FanAir Company)
Blower sentrifugal terlihat lebih seperti pompa sentrifugal daripada fan. Impelernya digerakan oleh gir dan
berputar 15.000 rpm. Pada blower multi-tahap, udara dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower tahap
tunggal, udara tidak mengalami banyak belokan, sehingga lebih efesien.
Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35 sampai 0,70 kg/cm2, namun dapat mencapai tekanan
yang lebih tinggi. Satu karakteristiknya adalah bahwa aliran udara akan cenderung turun secara drastis begitu
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
tekanan sistem meningkat, yang dapat merupakan kerugian pada sistem pengangkutan bahan yang tergantung
pada volume udara yang baik. Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk penerapan sistem yang
cenderung tidak terjadi penyumbatan.
B. Blower jenis positive-displacement
Blower jenis positive displacement memiliki rotor, yang "menjebak" udara dan mendorongnya melalui
rumah blower. Blower ini menyediakan volume udara yang konstan bahkan jika tekanan sistimnya bervariasi.
Cocok digunakan untuk sistim yang cenderung terjadi penyumbatan, karena dapat menghasilkan tekanan
yang cukup (biasanya sampai mencapai 1,25 kg/cm2 ) untuk menghembus bahan-bahan yang menyumbat
sampai terbebas. Blower jenis positive-displacement berputar lebih pelan daripada blower sentrifugal (3.600
rpm) dan seringkali digerakkan dengan belt untuk memfasilitasi perubahan kecepatan.
Positive-displacement Blower
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER VI
AIR HANDLING UNIT AND DUCT WORK
Fungsi utama sistem air handling adalah untuk mensuplai udara yang telah dikondisikan ke beberapa
bagian gedung. Temperatur udara yang disuplai ke bagian gedung tersebut dikontrol oleh satu thermostat.
Suatu sistem HVAC gedung dapat bertipe distribusi dan terpusat. Suatu sistem HVAC distribusi merupakan
packaged sistem HVAC yang hanya melayani kebutuhan udara satu lokasi saja yang sistemnya terpasang pada
tembok, jendela atau pada bagian luar yang dekat dengan ruangan yang akan dikondisikan. Sistem ini bisa
berupa ACSplit, Windows, Roof top, dll. Sedangkan sistem HVAC Central dipasang pada suatu ruang khusus
yang kemudian udara hasil pendinginan ataupun pemanasan ditransfer lewat duct. Kita hanya membahas
sistem HVAC Central pada lingkup Air Handling dan ducting.
Typical Centralized System
6.1 Air Handling Unit
Typical Single Zone
Air Handling unit adalah alat yang digunakan untuk mengontrol temperatur, kelembapan, kebersihan, dan
distribusi udara untuk suatu ruangan.
Chiller
Boiler
cooling towers
Extensive ductwork
Mechanical rooms
Komponen AHU:
1 - Supply duct
2 - Fan compartment
3 - Flexible connection
4 - Heating and/or cooling coil
5 - Filter compartment
6 - Return and fresh air duct
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Air Handling Unit Display
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
A. Air Cleaning Equipment / Air filter
Dry and Cleanable Filter
Fungsi dari Komponen ini adalah untuk menyaring dan membersihkan udara dari debu, serpihan
logam dan kotoran lainnya yang berasal dari fresh air dan return air.
B. Pre Heating Coil
Fungsi dari pre heating coil adalah untuk mencegah cooling coil membeku jika udara luar di bawah
temepartur beku. Ukuran dari pre heating coil lebih kecil 15-25% dari Reheat/Tempering coil.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
C. Cooling Coil / Dehumidifier
Cooling coil berfungsi untuk mendinginkan udara yang akan didistribusikan ke dalam ruangan. Cooling
coil juga disebut dehumidifier karena mengurangi kadar kelembapan uap air pada udara.
D. Reheat atau Tempering Coil
Steam Coil, Hot Water Coil, dan Electric Heaters (kiri ke kanan)
Reheat atau tempering coil berfungsi untuk memanaskan udara yang akan didistribusikan ke dalam
ruangan. Tempering coil dapat dibedakan menjadi 3 :
1. Steam Coils
2. Hot Water Coils
3. Electric Heaters
E. Flexible Connection
Fungsi dari flexible connection adalah meredam getaran akibat kerja fan.
F. Fan Unit
Fungsi dari fan adalah untuk memompa udara untuk didistribusikan ke dalam ruangan.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
G. Marine lamp
Penerangan ruangan pada saat maintenance ataupun service.
H. Belt
Penghubung motor penggerak dengan fan.
I. Motor drive
Penggerak fan supaya berputar.
J. Spray humidifier
Spray humidifier berfungsi untuk washer air (pencuci udara untuk menambahkan oksigen) selain itu
juga untuk menambah uap air dengan jalan menyemprotkan uap air pada udara hasil
pendingin/pemanasan. Spray humidifier bisa berupa hot water ataupun cold water spray bergantung
pada kebutuhan.
K. Eliminator
Eliminator berfungsi sebagai penahan uap air supaya tidak masuk ke dalam sistem duct.
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
L. Supply duct
Supply duct adalah penghubung antara AHU dengan sistem duct untuk didistribusikan ke dalam
ruangan-ruangan.
M. Goose neck
Goose neck atau leher angsa adalah saluran pensuplai fresh air yang dilengkapi dengan louver damper
untuk mengatur fresh air dan return air dapat bercampur dengan baik.
Goose Neck
Louver Damper
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
N. Relief Damper
Reflief damper berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan masuk ke dalam ruangan
melalui diffuser.
O. Diffuser/Grille/Register
Diffuser/Grille/Register sama-sama berfungsi sebagai return dan supplay untuk ducting dari atau menuju AHU. Namun biasanya untuk supplay digunakan register, diffuser dan untuk return menggunakan grille. Perbedaanya adalah :
Register Memiliki bagian yang dapat mengatur arah aliran udara, ataupun untuk membuka/menutup aliran udara dari supplay duct.
Grille Tidak dapat diatur untuk menutup/membuka ataupun mengarahkan udara, jadi lebih cocok untuk bagian return air.
Diffuser Memiliki sirip yang dapat digunakan untuk mengatur arah aliran udara untuk disebarkan ke ruangan
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Mekanisme kerja AHU untuk Dual Duct System
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
CHAPTER VII
COOLING LOAD CALCULATION
7.1 Rumus sederhana memilih AC
Di Indonesia, yang sering dipakai oleh teknisi AC atupun penjual AC dalam menentukan kapasitas AC
adalah dengan satuan PK (paar de kraft) atau horse power (hp). Namun sebenarnya satuan AC lebih tepat
dihitung dengan BTU (British Thermal Units), semakin tinggi BTU maka semakin besar ruangan yang dapat
"didinginkan". Jadi walaupun di Indonesia banyak yang sering memakai satuan PK tetapi kebanyakan satuan
yang satu ini kurang mewakili untuk menghitung kebutuhan AC yang akan digunakan.
Bila anda membeli AC dengan BTU yang terlalu besar, tidak hanya masalah pemborosan terhadap
uang dan listrik tetapi juga dapat mengganggu kesehatan (seperti masalah kelembaban yang tidak baik/
kering).
Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan formula yang sederhana ini yaitu :
P (panjang ruangan) x L (lebar ruangan) x 500 = ...... Btu jika tidak diketahui tingginya
Panjang ruangan (m) x Lebar ruangan (m) x Tinggi ruangan/3 (m) x 500= ...... Btu, jika
diketahui tinggi ruangan tersebut.
Jadi sebenarnya kemampuan mendinginkan ruangan bukan ditentukan oleh "berapa PK" nya itu sendiri. Karena
cooling capacity dari AC di pasaran sering ditunjukkan dengan satuan btu/h. Sedangkan satuan PK awalnya
adalah untuk menunjukkan berapa energi yang diserap oleh kompressor dalam bekerja. Namun dalam
perkembangannya PK sering dijadikan "ukuran" besarnya AC itu sendiri, hal yang tidak sepenuhnya salah tapi
tidak benar benar tepat.
Contoh!
Ruangan kamar berukuran panjang 6 m, lebar 3 dan tinggi 3 m. Maka berapa besar Btu pada ruang
kamar tersebut?
Jika kita menggunakan rumus di atas maka didapat:
5 x 3 x (3/3) x 500 btu/h = 7500 btu/h.
Di pasaran, kita akan menemukan data kapasitas AC rata-rata sebagai berikut:
½ PK » 5000 btu/h
¾ PK » 7000 btu/h
1 PK » 9000 btu/h
2 PK » 16.000 btu/h
3 PK » 24.000 btu/h
Maka dari data di atas maka anda lebih baik membeli AC 1 PK dari pada yang ¾ PK. Karena bila yang digunakan
AC ¾ PK, berarti AC harus bekerja lebih berat agar dapat menyesuaikan dengan ukuran ruangan.
Hal lain yang perlu diperhatikan : Jika ruangan cukup teduh maka anda bisa mengurangi kapasitas BTU sampai dengan 10% Jika ruangan banyak matahari maka anda bisa menambahkan kapasitas BTU sebanyak 10% Jika ruangan selalu diisi oleh 2 orang atau lebih, sebaiknya anda menambahkan 600 BTU untuk setiap
orang Jika AC digunakan di dapur, tambahkan 4.000 BTU Juga jangan dilupakan, apakah daya listrik yang digunakan cukup bagi kapasitas listrik di rumah anda,
hitung seluruh kebutuhan listrik yang akan digunakan karena bila terlalu dekat dengan kapasitas total listrik maka kemungkinan listrik di rumah anda sering mengalami mati mendadak (daya yang kurang).
7.2 Menghitung beban pendinginan
Dalam menghitung beban pendinginan, menurut Carrier dalam The Totaline® Refrigeration Selection
Guide ada 4 faktor yang harus dihitung diantaranya :
1. Transmission Load
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
yaitu panas yang melewati dinding, lantai dan atap.
2. Air Change Load
yaitu panas yang terjadi akibat udara yang masuk pada ruangan baik secara infiltasi maupun
ventilasi.
3. Product Load
yaitu panas yang harus dibuang dan dihasilkan oleh produk yang di ada di dalam ruangan.
4. Internal Load
yaitu panas yang dihasilkan oleh sumber seperti lampu, electric motor, orang sedang bekerja di
dalam ruangan tersebut, dll.
Sebelum kita mengadakan perhitungan, maka terlebih dahulu kita mengadakan survey untuk mencari
beberapa informasi yang diantaranya :
1. Design temperatur sekeliling
2. Temperatur ruangan yang akan dikondisikan beserta kelembapan yang diinginkan
3. Dimensi, tipe konstruksi, insulasi, exposure, dll dari ruangan yang akan dikondisikan
4. Tipe dan jumlah produk
5. Keperluan electrical service
6. Beban yang lain seperti manusia, lampu, peralatan listrik, dll.
Contoh Soal untuk Refrigeration Load under 32°F
PT. Sapi Glonggong akan membangun ruangan freezer dengan ukuran 20 ft x 30 ft x 10 ft dengan dinding
semuanya terbuat dari insulasi fiber glass setebal 6 inch. Digunakan untuk menyimpan daging sapi segar
seberat 2000 lb/hari. Temperatur udara luar 70°F, RH 60% dan total beban lampu dan motor listrik sebesar
500 watt. Jika temperatur ruangan didesain bertemperatur -10°F, maka carilah refrigeration load dari sistem!
Dari soal diatas maka kita tulis teerlebih dahulu beberapa informasi desain ruangan :
Customer : PT. Sapi Glonggong
Alamat : Jln. Rumput sebelah Kandang sapi, Cirebon.
Job : 8
Estimator : Mr. Zack de La Rocha
Tanggal survey : 11-11-2011
Kondisi tempat
1. Aplikasi : Freezer daging
2. Ukuran ruangan (ft) : 20 ft (w) x 30 ft (l) x 10 ft (h)
3. Material insulasi thermal : Fiber glass
4. Ketebalan tembok seluruhnya (inch) : 6 inch
5. Temperature dan kelembapan udara luar : 70°F, RH 60%
6. Temperature storage yang diinginkan : -10°F
7. Penurunan temperatur : 80°F
8. Beban peralatan listrik total : 500 watt
9. Jumlah orang yang ada di ruangan : 0
10. Berat total produk : 2000 lb/hari
11. Informasi jenis produk : Daging sapi segar, temp. awal 50°F
Tidak menggunakan dinding luar
Calculation Load
A. Transmission (Wall) Load
a. Exterior wall surface
(w) 20 ft x (l) 30 ft = 600 ft
(l) 30 ft x (h) 10 ft = 300 ft
(w) 20 ft x (h) 10 ft = 200 ft
Total = 1100 sq ft
= 1100 x 2 = 2200 sq ft
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
b. Dari Table 2 Btu load/sq ft/24 hours di dapat = 134.4
Maka beban total transmisi panas pada dinding = 2200 x 134.4 = 295,680 Btu/24 jam
Untuk menggunakan tabel 1, cari terlebih dahulu jenis insulasi yang dipakai setelah itu cocokkan ketebalan
insulasinya untuk mencari U factor. Setelah U factor didapatkan, cocokkan U factor tersebut dengan melihat
perbedaan temperatur pada sebelah kanan pada tabel 2. Untuk kasus di atas, jenis insulasi fiber glass
ketebalan 6 inch, perbedaan temperatur 80°F ((70-(-10)°F).
B. Air Change (Infiltration Load)
Interior room volume = 19 x 29 x 9 = 4559 cu ft
( tebal dinding 6 inch = 0.99 ft, kita bulatkan 1 ft)
Air changes per 24 hours = 5.6 (dari tabel 3)
Besar panas Btu/cu ft = 2.18
= 5.6 x 2.18 x 4559 = 55,656.272 Btu/24 jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Untuk mencari banyaknya pertukaran udara per hari, maka setelah volume ruangan diketahui, maka kita
tinggal cocokkan air changes per 24 hours pada tabel 3 untuk ruangan under 32°F. Sedangkan untuk
mencari besar panas yang dibuang oleh udara dingin, maka kita lihat temperatur ruangan yang diinginkan
kemudian cocokkan dengan temperatur dan RH udara luar. Untuk kasus di atas, volume ruangan 4559 cu ft,
kita masukkan dalam 5000 cu ft untuk menghindari under estimate. Dan ruangan storage di desain
temperatur -10°F sedangkan temperatur 70°F dan 60% RH udara luar.
C. Product Load
1. Panas sensibel produk di atas temperatur beku
a. Total product weight = 2000 Ibs
b. Product temperature reduction to freezing = 18 °F ((50 – 32) °F)
c. Specific heat dibawah freezing = 0.70 s.d 0.84 Btu/lb °F (dari tabel 5)
ambil yang terbesar 0.84 Btu/lb °F
maka panas yang dibuang untuk membekukan produk sebesar :
2000 Ibs x 18 °F x 0.84 Btu/lb °F = 30240 Btu/24 jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
2. Panas laten produk
a. Total product weight = 2000 Ibs
b. Besar panas laten = 89 s.d 110 Btu/lb (dari tabel 5)
ambil yang terbesar 110 Btu/lb
maka panas yang dibuang untuk membekukan produk sebesar :
2000 Ibs x 110 Btu/lb = 220,000 Btu/24 jam
3. Panas sensibel produk di bawah temperatur beku
a. Total product weight = 2000 Ibs
b. Product temperature reduction to freezing = 42 °F ((32 –(–10) °F)
c. Specific heat dibawah freezing = 0.39 s.d 0.43 Btu/lb °F (dari tabel 5)
ambil yang terbesar 0.43 Btu/lb °F
maka panas yang dibuang untuk membekukan produk sebesar :
2000 Ibs x 42 °F x 0.43 Btu/lb °F = 36,120 Btu/24 jam
D. Beban peralatan lainnya
a. Electrical load (Watts) = 500 x 3.42 x 24 jam = 41,040 Btu/24 jam
b. Beban manusia = 0 x Heat Equivalent/Person x 24 jam = 0 Btu/24 jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Jika yang diketahui hanya motor listriknya, contoh dalam satuan horse power maka gunakan tabel 7 untuk
mengkonversikannya ke dalam watt. Dan karena tidak ada orang pada kasus di atas maka beban manusia
nol, jika ada manusia yang bekerja di dalamnya maka gunakan tabel 8.
Jika kita tidak mengetahui total beban elektrik, maka gunakan rumus di bawah! a. Lighting Heat Gain
n lampu ____ watt = ______ watt , n = jumlah lampu
lama beroperasi total watt lampu 0.86 = ______ kCal/h 3,968 = _____ Btu/h b. Machinary Heat Gain
n hp 0,736 = ______ kilo watt , n = berapa horse power
lama beroperasi total watt peralatan listrik 0.86 = ____ kCal/h 3,968 = ___ Btu/h
Maka beban total ruangan tersebut :
A. Transmission (Wall) Load = 295,680 Btu/24 jam
B. Air Change (Infiltration Load) = 55,656.272 Btu/24 jam
C. Product Load
1. Panas sensibel di atas 32F = 30,240 Btu/24 jam
2. Panas Latent produk = 220,000 Btu/24 jam
3. Panas sensibel di bawah 32F = 36,120 Btu/24 jam
D. Beban peralatan lainnya
1. Electrical load (Watts) = 41,040 Btu/24 jam
2. Beban manusia = 0 Btu/24 jam
E. Panas Total tanpa safety factor = 678,736 Btu/24 jam
F. Safety factor 10% = 67,873.6272 Btu/24 jam
G. Panas Total dengan safety factor 10% = 746,610 Btu/24 jam
Sistem dengan suction temperature dibawah 30°F dan temperatur ruangan dibawah 35°F, maka electric
defrost, hot gas defrost atu water defrost akan beroperasi dan mematikan sistem. Karena itu waktu beroperasi
dari sistem berkisar 18 – 20 jam. Untuk mesin pendingin modern, biasanya waktu beroperasi bisa mencapai 20
jam. Jadi:
Refrigeration Load sistem = Total Btu Per 24 Hours 746,610
= =Compressor Running Time 20
37330.49 Btu/jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Contoh Soal untuk Refrigeration Load above 32°F
PD. Seger Jiwo akan membangun Walk in cooler dengan ukuran 20 ft x 30 ft x 10 ft dengan dinding setebal 6
inchi dan insulasi polyurethane setebal 4 inch. Digunakan untuk menyimpan alpukat sebanyak 7000 lb/hari.
Temperatur udara luar 70°F, RH 60% dan di ruangan tersebut rencananya akan di pasang lampu 4 buah lampu
masing-masing 20 watt yang hanya beroperasi selama 2 jam/hari, komputer 1 unit berdaya total 200 watt dan
akan di pasang motor listrik untuk alat pencucian buah sebesar 1/6 hp yang bekerja 24 jam. Tiap harinya, akan
ada 4 orang yang ada di sana yang 2 orang bertugas mengangkat keranjang buah menuju tempat cuci buah, 1
orang on-line di internet dan seorang bertugas sebagai mandor. Jika temperatur ruangan didesain
bertemperatur 35°F, maka carilah refrigeration load dari sistem!
Desain ruangan!
Dari soal diatas maka kita tulis teerlebih dahulu beberapa informasi desain ruangan :
Customer : PD. Seger Jiwo
Alamat : Jln. Buah Anggur Blok. 1, Cirebon.
Job : 9
Estimator : Mr. Tom Morello
Tanggal survey : 12-12-2012
Kondisi tempat
1. Aplikasi : Walk-in cooler
2. Ukuran ruangan (ft) : 20 ft (w) x 30 ft (l) x 10 ft (h)
3. Material insulasi thermal : Polyurethane 4 inch
4. Ketebalan tembok seluruhnya (inch) : 6 inch
5. Temperature dan kelembapan udara luar : 70°F, RH 60%
6. Temperature storage yang diinginkan : 35°F
7. Penurunan temperatur : 35°F
8. Beban peralatan listrik total : 4 lampu x 20 watt,
1 unit komputer x 200 watt
1/6 hp motor listrik
9. Jumlah orang yang ada di ruangan : 4 orang dengan aktifitas berbeda
10. Berat total produk : 7000 lb/hari
11. Informasi jenis produk : Alpukat, temp. awal 60°F
Calculation Load
A. Transmission (Wall) Load
a. Exterior wall surface
(w) 20 ft x (l) 30 ft = 600 ft
(l) 30 ft x (h) 10 ft = 300 ft
(w) 20 ft x (h) 10 ft = 200 ft
Total = 1100 sq ft
= 1100 x 2 = 2200 sq ft
b. Dari Table 2 Btu load/sq ft/24 hours di dapat = 33.6 (interpolasi)
Maka beban total transmisi panas pada dinding = 2200 x 33.6 = 73,920 Btu/24 jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Untuk menggunakan tabel 1, cari terlebih dahulu jenis insulasi yang dipakai setelah itu cocokkan ketebalan
insulasinya untuk mencari U factor. Setelah U factor didapatkan, cocokkan U factor tersebut dengan melihat
perbedaan temperatur pada sebelah kanan pada tabel 2. Jika di tabel tidak ada maka gunakan interpolasi
dari temperatur 30°F dan 40°F. Cara termudah adalah dengan menjumlahkan heat gain factor keduanya
kemudian dibagi dua, seperti ini :
28.8 38.433.6
2
atau dengan perbandingan sebagai berikut :
28.835 33.6
30x Untuk kasus di atas, jenis insulasi polyurethane ketebalan 4 inch, perbedaan temperatur
35°F ((70-35)°F).
B. Air Change (Infiltration Load)
Interior room volume = 19 x 29 x 9 = 4559 cu ft
( tebal dinding 6 inch = 0.99 ft, kita bulatkan 1 ft)
Air changes per 24 hours = 7.2 (dari tabel 3)
Besar panas Btu/cu ft = 1.06 (dari tabel 4)
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
= 7.2 x 1.06 x 4559 = 34,794.288 Btu/24 jam
Untuk mencari banyaknya pertukaran udara per hari, maka setelah volume ruangan diketahui, maka kita
tinggal cocokkan air changes per 24 hours pada tabel 3 untuk ruangan above 32°F. Sedangkan untuk
mencari besar panas yang dibuang oleh udara dingin, maka kita lihat temperatur ruangan yang diinginkan
kemudian cocokkan dengan temperatur dan RH udara luar. Untuk kasus di atas, volume ruangan 4559 cu ft,
kita masukkan dalam 5000 cu ft untuk menghindari under estimate. Dan ruangan storage di desain
temperatur 35°F sedangkan temperatur 70°F dan 60% RH udara luar.
C. Product Load
1. Panas sensibel produk di atas temperatur beku
a. Total product weight = 7000 Ibs
b. Product temperature reduction to freezing = 25 °F ((60 – 35) °F)
c. Specific heat dibawah freezing = 0.72 Btu/lb °F (dari tabel 5)
maka panas yang dibuang untuk membekukan produk sebesar :
7000 Ibs x 25 °F x 0.72 Btu/lb °F = 126,000 Btu/24 jam
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
2. Respiration Heat Load
a. Total product weight = 7000 Ibs
b. dari Table 6 respiration heat/lb = 0 Btu/lb
maka panas yang dibuang untuk membekukan produk sebesar :
7000 Ibs x 0 Btu/lb = 0 Btu/24 jam
D. Beban peralatan lainnya
a. Electrical load (Watts)
Lampu = 4 x 20 watt = 80 watt x 2/24 jam = 6.67 watt/24 jam
1 unit komputer = 200 watt
Motor Listrik = 1/6 hp x 0.736 = 0.12267 kWatt = 1226.7 watt
atau untuk motor listrik dapat melihat tabel 7.:
Maka Panas total akibat Electrical Load adalah :
(6.67 + 200 + 1226.7) Watt = 1433.37 Watt x 3.42 x 24 jam = 117,651 Btu/24 jam
b. Beban manusia
Perhitungan beban manusia, bisa menggunakan Tabel 8a, 8b dan 8c.
Tabel 8a
Tingkat Aktivitas
Kalor total Dewasa, Pria
Btu/Jam Watt
Duduk, kerja amat ringan 390 114
Pekerjaan mesin yang berat, mengangkat 1600 440
Berjalan, Berdiri 550 162
Compiled from ASHRAE HANDBOOK 2008-HVAC Systems and Equipment
Refrigerating and Air Conditioning Technical Skill Program – Base of Air Conditioning System
Tabel 8b
Aktivitas Heat Gain (kCal/h) >>> Btu/h * 3,968
Duduk diam 88
Duduk/jalan perlahan 113
Kerja ringan 189
Kerja berat 366
Gerak bebas/menari 214
Compiled : Memilih AC
Kali ini kita akan menggunakan tabel 8a dari ASHRAE Handbook 2008 akibat aktifitas yang berbeda-beda. Jika
tidak diketahui aktifitas manusia di dalamnya, maka gunakan tabel 8c.
Aktifitas 2 orang kerja berat
= 2 x 1600 Btu/jam x 24 jam = 76,800 Btu/24 jam
Aktifitas 1 orang duduk, kerja ringan
= 1 x 390 Btu/jam x 24 jam = 9,360 Btu/24 jam
Aktifitas 1 orang kerja berjalan, berdiri
= 1 x 550 Btu/jam x 24 jam = 13200 Btu/24 jam
Maka beban total manusia selama 24 jam adalah 99,360 Btu/24 jam
Maka beban total ruangan tersebut :
A. Transmission (Wall) Load = 73,920 Btu/24 jam
B. Air Change (Infiltration Load) = 34,794.288 Btu/24 jam
C. Product Load
1. Panas sensibel di atas 32F = 126,000 Btu/24 jam
2. Respiration Heat Load = 0 Btu/24 jam
D. Beban peralatan lainnya
1. Electrical load (Watts) = 117,651 Btu/24 jam
2. Beban manusia = 99,360 Btu/24 jam
E. Panas Total tanpa safety factor = 451,725 Btu/24 jam
F. Safety factor 10% = 45,172.5288 Btu/24 jam
G. Panas Total dengan safety factor 10% = 496,898 Btu/24 jam
Sistem dengan suction temperature di atas 30°F biasanya tidak menggunakan defrost cycle jadi secara
praktis kompresor akan bekerja selama 20-22 jam. Sedangkan untuk suction dengan temperatur di bawah 30°F
dan temperatur ruangan di atas 35°F, maka digunakan off-cycle (air defrost). Pada off cycle, kompresor akan
berhenti bekerja dan fan akan terus berputar sampai udara ruangan melumerkan bunga es di koil. Tiap 2 jam
kompresor bekerja, maka tiap 1 jam air defrost diperlukan. Karena itu, untuk suction dengan temperatur di
bawah 30°F dan temperatur ruangan di atas 35°F waktu beroperasi kompresor 16 jam/hari.
Jadi:
Refrigeration Load system = Total Btu Per 24 Hours 496,898
= =Compressor Running Time 16
31,056.11355 Btu/jam