25
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 1/25 SELLY SPADYANI 1102012266 LI I. Memahami dan Menjelaskan Trauma Keala 1.1. Menjelaskan defnisi trauma kepala.  Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan ungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2!). Menurut "rain #njury $sso%iation o $meri%a, %edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat kongenital ataupun degenerati, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fsik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti dan ungsi fsik (&anglois, 'utland"ron, Thomas, 2*). 1.2. Menjelaskan etiologi trauma kepala.  Trauma kepala oleh karena kekerasan tumpul  Trauma kepala oleh karena kekerasan tajam  Trauma kepala akibat tembakan  Trauma kepala oleh karena gerakan mendadak 1.+. Menjelaskan klasifkasi trauma kepala. "erdasarkan mekanisme terjadinya a. -edera kepala tumpul -edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke%elakaan lalu lintas,  jatuhpukulan benda tumpul. /ada %edera tumpul terjadi akselerasi dan de%elerasi yang menyebabkan otak bergerak di dalam rongga kranial dan melakukan kontak pada protuberas tulang tengkorak. b. -edera tembus -edera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan. "erdasarkan morologi %edera kepala a. &uka pada kepala &aserasi kulit kepala 0iantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat longgar yang memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. /ada raktur tulang kepala, sering terjadi robekan pada lapisan ini. &apisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat longgar, maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan perdarahan yang %ukup banyak. &uka memar (kontusio) &uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimanapembuluh darah (kapiler) pe%ah sehingga darah meresap ke  jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berarna merah kebiruan.

Tm Sk 2 Emergensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 1/25

SELLY SPADYANI

1102012266

LI I. Memahami dan Menjelaskan Trauma Keala

1.1. Menjelaskan defnisi trauma kepala.

 Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa(trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan

kelainan struktural dan atau gangguan ungsional jaringan otak

(Sastrodiningrat, 2!). Menurut "rain #njury $sso%iation o $meri%a,

%edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat

kongenital ataupun degenerati, tetapi disebabkan oleh serangan atau

benturan fsik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah

kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti dan

ungsi fsik (&anglois, 'utland"ron, Thomas, 2*).1.2. Menjelaskan etiologi trauma kepala.

•  Trauma kepala oleh karena kekerasan tumpul

•  Trauma kepala oleh karena kekerasan tajam

•  Trauma kepala akibat tembakan

•  Trauma kepala oleh karena gerakan mendadak

1.+. Menjelaskan klasifkasi trauma kepala.

"erdasarkan mekanisme terjadinya

a. -edera kepala tumpul-edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke%elakaan lalu lintas,

 jatuhpukulan benda tumpul. /ada %edera tumpul terjadi akselerasi dan

de%elerasi yang menyebabkan otak bergerak di dalam rongga kranial dan

melakukan kontak pada protuberas tulang tengkorak.b. -edera tembus

-edera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan."erdasarkan morologi %edera kepala

a. &uka pada kepala

• &aserasi kulit kepala

0iantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat

longgar yang memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. /adaraktur tulang kepala, sering terjadi robekan pada lapisan ini.

&apisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat

longgar, maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan

perdarahan yang %ukup banyak.

• &uka memar (kontusio)

&uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan

dimanapembuluh darah (kapiler) pe%ah sehingga darah meresap ke

 jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan

berarna merah kebiruan.

Page 2: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 2/25

• $brasi

&uka yang tidak begitu dalam, hanya superfsial. &uka ini tidak

sampai pada jaringan subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri

karena banyak ujungujung sara yang rusak.

$ulsi$pabila kulit dan jaringan baah kulit terkelupas, tetapi sebagian

masih berhubungan dengan tulang kranial. #ntak kulit pada kranial

terlepas setelah ke%ederaan.b. raktur tulang kepala

• raktur linier

raktur dengan bentuk garis tunggal. raktur linier dapat terjadi jika

gaya langsung yang bekerja pada tulang kepala %ukup besar tetapi

tidak menyebabkan tulang kepala bending dan tidak terdapat

raktur yang masuk ke dalam rongga intrakranial.• raktur diastasis

 3enis raktur yang terjadi pada sutura tulang tengkorak yang

menyebabkan pelebaran suturasutura tulang kepala. /ada usia

deasa sering terjadi pada sutura lambdoid dan dapat

mengakibatkan terjadinya hematum epidural.

• raktur kominuti 

 3enis raktur tulang kepala yang memiliki lebih dari satu ragmen

dalam satu area raktur.

• raktur impresi

raktur ini terjadi akibat benturan dengan tenaga besar yang

langsung mengenai tulang kepala. 0apat menyebabkan penekanan

atau laserasi pada durameter dan jaringan otak.

• raktur basis %ranii

"erdasarkan tingkat keparahan

Glasgow Coma Scale  (4-S) digunakan se%ara umum dalam

deskripsi beratnya penderita %edera otak. Menurut Brain Injury 

 Association of Michigan (25), klasifkasi keparahan dari

Traumatic Brain Injury  yaitu

Page 3: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 3/25

1.6. Menjelaskan patofsiologi trauma kepala.

/ada trauma kapitis, dapat timbul suatu lesi yang bisa berupa

perdarahan pada permukaan otak yang berbentuk titiktitik besar dan

ke%il, tanpa kerusakan pada duramater, dan dinamakan lesi kontusio.

&esi kontusio di baah area benturan disebut lesi kontusio 7coup8, di

seberang area benturan tidak terdapat gaya kompresi, sehingga tidak

terdapat lesi. 3ika terdapat lesi, maka lesi tersebut dinamakan lesi

kontusio 7countercoup” . 9epala tidak selalu mengalami akselerasi

linear, bahkan akselerasi yang sering dialami oleh kepala akibat

trauma kapitis adalah akselerasi rotatorik. "agaimana %aranya terjadi

lesi pada akselerasi rotatorik adalah sukar untuk dijelaskan se%ara

terin%i. Tetapi aktanya ialah, baha akibat akselerasi linear dan

rotatorik terdapat lesi kontusio coup, countercoup  dan intermediate.

 :ang disebut lesi kontusio intermediate  adalah lesi yang berada di

antara lesi kontusio coup  dan countrecoup (Mardjono dan Sidharta,

2;). $kselerasideselerasi terjadi karena kepala bergerak dan

berhenti se%ara mendadak dan kasar saat terjadi trauma. /erbedaan

densitas antara tulang tengkorak (substansi solid) dan otak (substansisemi solid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih %epat dari muatan

intra kranialnya. "ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak

membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang

berlaanan dari benturan (countrecoup) (<i%key, 2+ dalam #srar

dkk,2!).9erusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus

pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya eek

kaskade, yang eeknya merusak otak. -edera sekunder terjadi daribeberapa menit hingga beberapa jam setelah %edera aal. Setiap kali

Page 4: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 4/25

 jaringan sara mengalami %edera, jaringan ini berespon dalam pola

tertentu yang dapat diperkirakan, menyebabkan berubahnya

kompartemen intrasel dan ekstrasel.

1.5. Menjelaskan maniestasi trauma kepala.

Menurut 'eissner (2!), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut Tandatanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adalah

"attle sign (arna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os

mastoid) <emotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga)

/eriorbital e%%hymosis (mata arna hitam tanpa trauma langsung)

'hinorrhoe (%airan serobrospinal keluar dari hidung)

=torrhoe (%airan serobrospinal keluar dari telinga)

 Tandatanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan /asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat

kemudian sembuh. Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.

Mual atau dan muntah.

4angguan tidur dan nasu makan yang menurun.

/erubahan keperibadian diri.

&etargik.

 Tandatanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat

Simptom atau tandatanda %ardinal yang menunjukkan peningkatan diotak menurun atau meningkat.

/erubahan ukuran pupil (anisokoria).

 Triad -ushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi

pernaasan). $pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan

atau posisi abnormal ekstrimitas.

1.*. Menjelaskan diagnosis trauma kepala.a. /emeriksaan kesadaran

/emeriksaan kesadaran paling baik di%apai dengan menggunakan

Glasgow Coma Scale  (4-S). Menurut 3apardi (26), 4-S bisa digunakan untuk

mengkategorikan pasien menjadi > 4-S 1+15 %edera kepala ringan> 4-S !12 %edera kepala sedang> 4-S +; pasien koma dan %edera kepala berat.

Page 5: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 5/25

a. /emeriksaan fsik

/emeriksaan fsik yang meliputi kesadaran, tensi, nadi, pola dan rekuensi

respirasi, pupil (besar, bentuk dan reaksi %ahaya), defsit okal serebral dan

%edera ekstrakranial. <asil pemeriksaan di%atat dan dilakukan pemantauan ketat

pada harihari pertama. "ila terdapat perburukan salah satu komponen,penyebabnya di%ari dan segera diatasi.

b. /emeriksaan /enunjang ?ray tengkorak

/eralatan diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi raktur dari dasar

tengkorak atau rongga tengkorak. CT scan lebih dipilih bila di%urigai terjadi

raktur karena CT  scan bisa mengidentifkasi raktur dan adanya kontusio

atau perdarahan. X!ay  tengkorak dapat digunakan bila CT scan tidak ada

( State of Colorado "epartment of #a$or and %mployment , 2*).

-Ts%an

/emeriksaan CT scan  tidak sensiti untuk lesi di batang otak karena

ke%ilnya struktur area yang %edera dan dekatnya struktur tersebut dengan

tulang di sekitarnya.

Magnetic !esonance Imaging (M'#)

M!I mampu menunjukkan lesi di su$stantia al$a dan batang otak yang

sering luput pada pemeriksaan CT Scan. 0itemukan baha penderitadengan lesi yang luas pada hemiser, atau terdapat lesi batang otak pada

pemeriksaan M!I& mempunyai prognosa yang buruk untuk pemulihan

kesadaran, alaupun hasil pemeriksaan CT  Scan aal normal dan tekanan

intrakranial terkontrol baik (@ilberger dkk., 1!;+ dalam Sastrodiningrat,

2A).

/emeriksaan 'roton Magnetic !esonance Spectroscopy (M'S) menambah

dimensi baru pada M'# dan telah terbukti merupakan metode yang sensiti 

untuk mendeteksi -edera $kson 0ius (-$0). Mayoritas penderita dengan

Page 6: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 6/25

%edera kepala ringan sebagaimana halnya dengan penderita %edera

kepala yang lebih berat, pada pemeriksaan M'S ditemukan adanya -$0  di

korpus kalosum dan su$stantia al$a( 9epentingan yang nyata dari M'S di

dalam menjajaki prognosa %edera kepala berat masih harus ditentukan,

tetapi hasilnya sampai saat ini dapat menolong menjelaskan

berlangsungnya defsit neurologik dan gangguan kogniti pada penderita

%edera kepala ringan ( -e%il dkk, 1!!; dalam Sastrodiningrat, 2A ).

1.A. Menjelaskan tatalaksana trauma kepala.

 Terapi nonoperati pada pasien %edera kranioserebral ditujukan untuk

1. Mengontrol fsiologi dan substrat sel otak serta men%egah

kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intrakranial2. Men%egah dan mengobati edema otak (%ara hiperosmolar, diuretik)+. Minimalisasi kerusakan sekunder6. Mengobati simptom akibat trauma otak5. Men%egah dan mengobati komplikasi trauma otak, misal kejang,

ineksi (antikonulsan dan antibiotik)

 Terapi operati terutama diindikasikan untuk kasus

1. -edera kranioserebral tertutup• raktur impresi (depressed ra%ture)• /erdarahan epidural (hematoma epidural B0<) dengan olume

perdarahan lebih dari +m&66m& danatau pergeseran garis tengahlebih dari + mm serta ada perburukan kondisi pasien

• /erdarahan subdural (hematoma subduralS0<) dengan

pendorongan garis tengah lebih dari + mm atau kompresiobliterasi

sisterna basalis• /erdarahan intraserebral besar yang menyebabkan progresiitas

kelainan neurologik atau herniasi

2. /ada %edera kranioserebral terbuka

• /erlukaan kranioserebral dengan ditemukannya luka kulit, raktur

multipel, durameter yang robek disertai laserasi otak• &iCuorrhea yang tidak berhenti lebih dari 16 hari• /neumoen%ephali• -orpus alienum• &uka tembak

 Tatalaksana pasien dalam keadaan sadar (S94D15) Simple <ead #njury (S<#)

/ada pasien ini, biasanya tidak ada riayat penurunan kesadaran sama sekali

dan tidak ada defsit neurologik, dan tidakada muntah. Tindakan hanya

peraatan  luka. /emeriksaan radiologik hanya atas  indikasi.Emumnya pasien

Page 7: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 7/25

S<# boleh pulang dengan nasihat dan keluarga diminta mengobserasi

kesadaran. "ila di%urigai kesadaran menurun saat diobserasi, misalnya terlihat

seperti mengantuk dan sulit dibangunkan, pasien harus segeradibaa kembali ke rumah sakit.

/enderita mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma

kranioserebral,dan saat diperiksa sudah sadar kembali. /asien ini kemungkinan mengalami

%edera kranioserebral ringan (-9').

 Tatalaksana pasien dengan penurunan kesadaran -edera kepala ringan (S94 D 1+15)

0ilakukan pemeriksaan f sik, peraatan luka, oto kepala, istirahat baring

dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien disertai terapi

simptomatis. =bserasi minimal 26 jam di rumah sakit untuk menilai

kemungkinan hematoma intrakranial, misalnya riayat lu%id interal, nyeri

kepala, muntahmuntah, kesadaran menurun, dan gejalagejala lateralisasi (pupil

anisokor, reFeksi patologis positi). 3ika di%urigai ada hematoma, dilakukan -T

s%an.

-edera kepala sedang (S94 D !1+)

Erutan tindakan

a. /eriksa dan atasi gangguan jalan napas ($iray), pernapasan ("reathing),

dan sirkulasi (-ir%ulation)b. /emeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda okal serebral, dan %edera

organ lain. 3ika di%urigai raktur tulang serikal dan atau tulang

ekstremitas lakukan fksasi leher dengan pemasangan kerah leher dan

atau fksasi tulang ekstremitas bersangkutan%. oto kepala, dan bila perlu oto bagian tubuh lainnyad. -T s%an otak bila di%urigai ada hematoma intrakraniale. =bserasi ungsi ital, kesadaran, pupil, dan defsit okal serebral lainnya. -edera kepala berat (S94 +;)

/asien dalam kategori ini, biasanya disertai %edera multipel. "ila didapatkan

raktur serikal, segera pasang kerah fksasi leher, bila ada luka terbuka dan ada

perdarahan, dihentikan dengan balut tekan untuk pertolongan pertama.

 Tindakan sama dengan %edera kranioserebralsedang dengan pengaasan lebih ketat dan diraat di #-E.

 Tindakan di ruang unit gaat darurat

1. !esusi"asi den#an "indakan A $ Air%a&' ( $ (rea"hin# dan ) $

)ir*ula"i+na. ,alan naas -Air%a&

Page 8: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 8/25

 3alan napas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan posisi kepala

ekstensi. 3ika perlu dipasang pipa oroaring atau pipa endotrakheal. "ersihkan sisa

muntahan, darah,lendir atau gigi palsu. 3ika muntah, pasien dibaringkan miring. #si lambung

dikosongkan melalui pipa nasogastrik untuk menghindari aspirasi muntahan./. Pernaasan -(rea"hin#4angguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau

perier.9elainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasan yang ditandai

dengan pola pernapasan -heyne Stokes, hiperentilasi neurogenik sentral, atau

ataksik. 9elainan perier disebabkan oleh aspirasi, trauma dada, edema paru,

emboli paru, atau ineksi. Tata laksana

> =ksigen dosis tinggi, 115 litermenit, intermiten> -ari dan atasi aktor penyebab> 9alau perlu pakai entilator

*. Sirkulasi -)ir*ula"i+n<ipotensi dapat terjadi akibat %edera otak. <ipotensi dengan tekanan darah

sistolik G! mm <g yang terjadi hanya satu kali saja sudah dapat meningkatkan

risiko kematian dan ke%a%atan. <ipotensi kebanyakan terjadi akibat aktor

ekstrakranial, berupa hipoolemia karena perdarahan luar atau ruptur alat

dalam, trauma dada disertai tamponade jantung pneumotoraks, atau syok

septik. Tata laksananya dengan %ara menghentikan sumber perdarahan,

perbaikan ungsi jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara dengan

%airan isotonik Ha-l ,!I.

1.;. Menjelaskan komplikasi trauma kepala.

a. 9ejang9ejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early seiJure,

dan yang terjadi setelahnya disebut late seiJure. Barly seiJure terjadi pada

kondisi risiko tinggi, yaitu ada raktur impresi, hematoma intrakranial, kontusio di

daerah korteksK diberi proflaksis enitoin dengan dosis +L1 mghari selama A

1 hari.b. #neksi/roflaksis antibiotik diberikan bila ada risiko tinggi ineksi, seperti pada raktur

tulang terbuka, luka luar, raktur basis kranii. /emberian proflaksis antibiotik ini

masih kontroersial. "ila ada ke%urigaan ineksi meningeal, diberikan antibiotik

dengan dosis meningitis.%. 4astrointestinal/ada pasien %edera kranioserebral terutama yang berat sering ditemukan

gastritis erosi dan lesi gastroduodenal lain, 116I di antaranya akan berdarah.

9elainan tukak stres ini merupakan kelainan mukosa akut saluran %erna bagian

Page 9: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 9/25

atas karena berbagai kelainan patologik atau stresor yang dapat disebabkan oleh

%edera kranioserebal. Emumnya tukak stres terjadi karena hiperasiditas.

9eadaan ini di%egah dengan pemberian antasida +L1 tablet peroral atau <2

re%eptor blo%kers (simetidin, ranitidin, atau amotidin) dengan dosis +L1 ampul

# selama 5 hari.

LI II. Memahami dan menjelaskan Perdarahan In"ra*ranial

2.1 Menjelaskan definisi perdarahan intrakranial.

Perdarahan intrakranial adalah perdarahan ( patologis) yang terjadi di dalam kranium,

yang mungkin ekstradural, subdural, subaraknoid, atau serebral (parenkimatosa). Perdarahan

intrakranial dapat terjadi pada semua umur dan juga akibat trauma kepala seperti

kapitis,tumor otak dan lain-lain.

-1!" #$% menjadi penyebab terjadinya stroke dan kelainan dengan spe&trum yang

luas. 'ila dibandingkan dengan stroke iskemik atau perdarahan subaraknoid, #$% umumnya

lebih banyak mengakibatkan kematian atau &a&at mayor. #$% yang disertai dengan edema

akan mengganggu atau mengkompresi jaringan otak sekitarnya, menyebabkan disfungsi

neurologis. Perpindahan substansi parenkim otak dapat menyebabkan peningkatan #$P dan

sindrom herniasi yang berpotensi fatal.

2.2. Menjelaskan etiologi perdarahan intrakranial.

Penyebab perdarahan dalam otak yang non hipertensi antara lain

- elainan pembuluh darah yang ke&il seperti angioma, biasanya lokasi perdarahannya

lobar. *mumnya terjadi pada usia muda. +okasi perdarahan biasanya superfisial.

- bat-obat symptomatik. Perdarahan dalam otak berhubungan dengan penggunaan

amphetamine. Penggunaan obat ini kebanyakan se&ara intra ena, juga dilaporkan

dengan intra nasal atau oral. +okasi perdarahan kebanyakan luas. feknya karena

Page 10: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 10/25

tekanan darah meninggi (/0" dari kasus) atau perubahan histologis pembuluh darah

seperti arteritis, mirip, periarteritis nodosa. #ni oleh karena efek toksik dari obat

tersebut. Pada angiography dijumpai multiple area dari fokal arteri stenosis atau

konstriksi dengan ukuran sedang pada arteri besar intra kranial. #ni bersifat reersible

dan akan hilang dengan berhentinya penyalah gunaan obat ini.

- $erebral amyloid angiopathy atau &ongophili& angiopathy merupakan bentuk yang

unik dan pada angiography khas adanya penumpukandeposit amyloid pada bagian

media dan adentitia dengan ukuran sedang dan ke&il dari arteri &orti&al dan

leptomeningeal. eposit pada dinding arteri &enderung menyebabkan penyumbatan

 pada lumen arteri karena penebalan dasar membran, fragmentasi dari lamina interna

elastik dan hilangnya sel-sel endothel. 3uga terjadi nekrosis fibrinoid pada pembuluh

darah. eadaan ini tidak berhubungan dengan amyloidosis as&ular sistemik.

$erebral amyloid angiopathy berhubungan dengan dementia senilis yang progressie.

'iasanya terjadi pada usia yang lebih lanjut dan jarang berhubungan dengan

hipertensi.

- 4umor intrakranial (jarang terjadi perdarahan pada tumor otak5 dijumpai sekitar 6-

10"). 7ang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor ganas, baik primer 

ataupun metastase5 jarang pada meningioma atau oligodendroma. 4umor ganas

 primer pada otak yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu glioblastoma

multiform, lokasi perdarahan umumnya deep &orti&al seperti basal ganglia, &orpus

&allosum. 4umor metastase yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor 

sel germinal, sekitar 60" dan lokasi perdarahan umumnya su&orti&al.

- 8nti koagulan. Pemakaian obat oral antikoagulan yang lama dengan 9arfarin sering

menyebabkan perdarahan otak5 dijumpai sekitar :" dari kasus. ;esiko terjadinya

 perdarahan dengan pemakaian antikoagulan oral dalam jangka panjang, -11 kali

dibandingkan dengan yang tidak menggunakan obat tersebut pada usia yang sama.

+okasi perdarahan paling sering pada serebellum. Mekanisme terjadinya perdarahan

ini masih belum diketahui.

- 8gen fibrinolitik. #ni termasuk <treptokinase, *rokinase dan tissue type plasminogen

aktiator (tP8) yang digunakan dalam pengobatan &oronary, arteri dan enous

trombosis. emampuan obat-obat ini yaitu menghan&urkan klot dan relatif 

menurunkan tingkatan sistemik hipofibrinogenemia, sehingga sangat ideal dalam

 pengobatan trombosis akut. omplikasi utama, 9alaupun jarang, adalah perdarahan

intraserebral. ijumpai 0,="-1,!" penderita dengan miokard infark yang diobati

dengan tP8. Perdarahan yang &enderung terjadi setelah pemberian tP8 =0" se9aktu

Page 11: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 11/25

dalam pemberian infus, 2/" terjadai dalam 2= jam setelah pemberian. >0-:0" lokasi

 perdarahan lobar, !0" perdarahannya multiple dan mortality =0-6/". Mekanisme

terjadinya perdarahan ini masih belum diketahui.

- ?askulitis. ?askulitis serebri dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan infark 

serebri, serta jarang menimbulkan perdarahan intraserebral. Proses radang umumnya

terjadi dalam lapisan media dan adentitia, serta pada pembuluh darah arteri dan

ena dengan ukuran ke&il dan sedang. 'iasanya berhubungan dengan pembentukan

mikroaneurysma. @ejalanya sakit kepala kronis, penurunan kesadaran atau kognitif 

yang progresif, kejang-kejang, infark serebri yang re&urrent. iagnosanya berupa

limpositik $<A pleo&ytosis dengan protein yang tinggi. +okasi perdarahan umumnya

lobar.

2.+. Menjelaskan klasifkasi perdarahan intrakranial.

"erdasarkan %edera kepala di area intrakranial.Menurut (Tobing, 211) yang diklasifkasikan menjadi %edera otak okal dan

%edera otak dius.

• -edera otak okal yang meliputi

/erdarahan epidural atau epidural hematoma (B0<)

Bpidural hematom (B0<) adalah adanya darah di ruang epidural

yitu ruang potensial antara tabula interna tulang tengkorak dan

durameter. Bpidural hematom dapat menimbulkan penurunankesadaran adanya interal lusid selama beberapa jam dan

kemudian terjadi defsit neorologis berupa hemiparesis kontralateral

dan gelatasi pupil itsilateral. 4ejala lain yang ditimbulkan antara

lain sakit kepala, muntah, kejang dan hemiparesis. /erdarahan subdural akut atau subdural hematom (S0<) akut.

/erdarahan subdural akut adalah terkumpulnya darah di ruang

subdural yang terjadi akut (*+ hari)./erdarahan ini terjadi akibat

robeknya enaena ke%il dipermukaan korteks %erebri./erdarahan

subdural biasanya menutupi seluruh hemisfr otak."iasanya

kerusakan otak dibaahnya lebih berat dan prognosisnya jauh lebih

buruk dibanding pada perdarahan epidural. /erdarahan subdural kronik atau S0< kronik

Subdural hematom kronik adalah terkumpulnya darah diruang

subdural lebih dari + minggu setelah trauma.Subdural hematom

kronik diaali dari S0< akut dengan jumlah darah yang sedikit.

0arah di ruang subdural akan memi%u terjadinya inFamasi sehingga

akan terbentuk bekuan darah atau %lot yang bersiat tamponade.

Page 12: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 12/25

0alam beberapa hari akan terjadi inasi fbroblast ke dalam %lot dan

membentuk noumembran pada lapisan dalam (korteks) dan lapisan

luar (durameter). /embentukan neomembran tersebut akan di ikuti

dengan pembentukan kapiler baru dan terjadi fbrinolitik sehingga

terjadi proses degradasi atau likoeaksi bekuan darah sehingga

terakumulasinya %airan hipertonis yang dilapisi membran semi

permeabel. 3ika keadaan ini terjadi maka akan menarik likuor diluar

membran masuk kedalam membran sehingga %airan subdural

bertambah banyak. 4ejala klinis yang dapat ditimbulkan oleh S0<

kronis antara lain sakit kepala, bingung, kesulitan berbahasa dan

gejala yang menyerupai T#$ (transient is%hemi% atta%k).disamping

itu dapat terjadi defsit neorologi yang berariasi seperti kelemahan

otorik dan kejang /erdarahan intra %erebral atau intra%erebral hematom (#-<)

#ntra %erebral hematom adalah area perdarahan yang homogen dan

konFuen yang terdapat didalam parenkim otak. #ntra %erebral

hematom bukan disebabkan oleh benturan antara parenkim otak

dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi

dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pe%ahnya

pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak

atau pembuluh darah kortikal dan subkortikal. 4ejala klinis yang

ditimbulkan oleh #-< antara lain adanya penurunan kesadaran.

0erajat penurunan kesadarannya dipengaruhi oleh mekanisme dan

energi dari trauma yang dialami. /erdarahan subarahnoit traumatika (S$<)

/erdarahan subarahnoit diakibatkan oleh pe%ahnya pembuluh darah

kortikal baik arteri maupun ena dalam jumlah tertentu akibat

trauma dapat memasuki ruang subarahnoit dan disebut sebagai

perdarahan subarahnoit (/S$).&uasnya /S$ menggambarkanluasnya kerusakan pembuluh darah, juga menggambarkan burukna

prognosa. /S$ yang luas akan memi%u terjadinya asospasme

pembuluh darah dan menyebabkan iskemia akut luas dengan

maniestasi edema %erebri.

• -edera otak dius menurut (Sadea, 211)

 Terjadinya %edera kepala dius disebabkan karena gaya akselerasi dan

deselarasi gaya rotasi dan translasi yang menyebabkan bergesernya

parenkim otak dari permukaan terhadap parenkim yang sebelah dalam.

Maka %edera kepala dius dikelompokkan menjadi

Page 13: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 13/25

-edera akson dius (diuse aksonal injury) 0$#

0ius aLonal injury adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang

menghubungkan inti permukaan otak dengan inti prounda otak

(serabut proyeksi), maupun serabut yang menghubungkan intiinti

dalam satu hemiser (asosiasi) dan serabut yang menghbungkan

intiinti permukaan kedua hemiser (komisura) mengalami

kerusakan. 9erusakan sejenis ini lebih disebabkan karena gaya

rotasi antara initi prounda dengan inti permukaan . 9ontsuio %erebri

9ontusio %erebri adalah kerusakan parenkimal otak yang

disebabkan karena eek gaya akselerasi dan deselerasi. Mekanisme

lain yang menjadi penyebab kontosio %erebri adalah adanya gaya

%oup dan %ounter%oup, dimana hal tersebut menunjukkan besarnyagaya yang sanggup merusak struktur parenkim otak yang

terlindung begitu kuat oleh tulang dan %airan otak yang begitu

kompak. &okasi kontusio yang begitu khas adalah kerusakan

 jaringan parenkim otak yang berlaanan dengan arah datangnya

gaya yang mengenai kepala. Bdema %erebri

Bdema %erebri terjadi karena gangguan askuler akibat trauma

kepala./ada edema %erebri tidak tampak adanya kerusakan

parenkim otak namun terlihat pendorongan hebat pada daerah

yang mengalami edema.Bdema otak bilateral lebih disebabkan

karena episode hipoksia yang umumnya dikarenakan adanya

renjatan hipoolemik. #skemia %erebri

#skemia %erebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak

berkurang atau terhenti.9ejadian iskemia %erebri berlangsung lama

(kronik progresi) dan disebabkan karena penyakit degenerati 

pembuluh darah otak.

2.6. Menjelaskan patofsiologi perdarahan intrakranial.Perdarahan eidural <ematom epidural terjadi karena %edera kepala benda tumpul dan dalam aktu

yang lambat, seperti jatuh atau tertimpa sesuatu, dan ini hampir selalu

berhubungan dengan raktur %ranial linier./ada kebanyakan pasien, perdarahan

terjadi pada arteri meningeal tengah, ena atau keduanya./embuluh darah

meningeal tengah %edera ketikaterjadi garis raktur meleati lekukan minengeal

pada sCuama temporal.Perdarahan su/dural

Page 14: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 14/25

ena %orti%al menuju dura atau sinus dural pe%ahdan mengalami memar atau

laserasi, adalah lokasi umum terjadinya perdarahan.<al ini sangat berhubungan

dengan %omtusio serebral dan oedem otak. -T S%an menunjukkan eNe%t massa

dan pergeseran garis tengah dalam eLsess dari ketebalan hematom yamg

berhubungan dengan trauma otak.

2.5. Menjelaskan maniestasi klinis perdarahan intrakranial.Perdarahan eidural

#nteral lusid (interal bebas)Setelah periode pendek ketidaksadaran, ada interal lu%id yang diikuti

dengan perkembangan yang merugikan pada kesadaran dan hemisphere

%ontralateral.&ebih dari 5I pasien tidak ditemukan adanya interal lu%id,

dan ketidaksadaran yang terjadi dari saat terjadinya %edera.Sakit kepala

yang sangat sakit biasa terjadi, karena terbukanya jalan dura dari bagian

dalam %ranium, dan biasanya progresi bila terdapat interal lu%id.#nteral

lu%id dapat terjadi pada kerusakan parenkimal yang minimal.#nteral ini

menggambarkan aktu yang lalu antara ketidak sadaran yang pertama

diderita karena trauma dan dimulainya keka%auan pada dien%ephali%

karena herniasi transtentorial./anjang dari interal lu%id yang pendek

memungkinkan adanya perdarahan yang dimungkinkan berasal dari arteri. <emiparesis

4angguan neurologis biasanya %ollateral hemipareis, tergantung dari eek

pembesaran massa pada daerah %orti%ispinal. #psilateral hemiparesis

sampai penjendalan dapat juga menyebabkan tekanan pada %erebral

kontralateral pedun%le pada permukaan tentorial. $nisokor pupil

 :aitu pupil ipsilateral melebar. /ada perjalananya, pelebaran pupil akan

men%apai maksimal dan reaksi %ahaya yang pada permulaan masih positi 

akan menjadi negati. Terjadi pula kenaikan tekanan darah dan

bradikardi.pada tahap ahir, kesadaran menurun sampai koma yang dalam,

pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil

tidak menunjukkan reaksi %ahaya lagi yang merupakan tanda kematian.Perdarahan su/dural

4ejala klinisnya sangat berariasi dari tingkat yang ringan (sakit kepala)

sampai penutunan kesadaran. 9ebanyakan kesadaran hematom subdural tidak

begitu hebat deperti kasus %edera neuronal primer, ke%uali bila ada eNek massa

atau lesi lainnya.4ejala yang timbul tidak khas dan meruoakan manisestasi dari

peninggian tekanan intrakranial seperti sakit kepala, mual, muntah, ertigo,

papil edema, diplopia akibat kelumpuhan n. ###, epilepsi, anisokor pupil, dan

Page 15: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 15/25

defsit neurologis lainnya.kadang kala yang riayat traumanya tidak jelas, sering

diduga tumor otak.

2.*. Menjelaskan diagnosis perdarahan intrakranial.

/emeriksaan penunjang

&eel hematokrit, kimia, dan profl koagulasi (termasuk hitung trombosit) penting

dalam penilaian pasien dengan perdarahan epidural, baik spontan maupun

trauma.

  -edera kepala berat dapat menyebabkan pelepasan tromboplastin

 jaringan, yang mengakibatkan 0#-. /engetahuan utama akan koagulopati

dibutuhkan jika pembedahan akan dilakukan. 3ika dibutuhkan, aktoraktor yang

tepat diberikan preoperati dan intraoperati.

  /ada orang deasa, perdarahan epidural jarang menyebabkan penurunan

yang signifkan pada leel hematokrit dalam rongga kranium kaku. /ada bayi,

yang olume darahnya terbatas, perdarahan epidural dalam kranium meluas

dengan sutura terbuka yang menyebabkan kehilangan darah yang

berarti./erdarahan yang demikian mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamikK

karenanya dibutuhkan pengaasan berhatihati dan sering terhadap leel

hematokrit.

/en%itraan

• 'adiograf

o 'adiograf kranium selalu mengungkap raktur menyilang bayangan

askular %abang arteri meningea media. raktur oksipital, rontal

atau erteL juga mungkin diamati.

o 9emun%ulan sebuah raktur tidak selalu menjamin adanya

perdarahan epidural. Hamun, O !I kasus perdarahan epidural

berhubungan dengan raktur kranium. /ada anakanak, jumlah ini

berkurang karena ke%a%atan kranium yang lebih besar.

• -Ts%an

o -Ts%an merupakan metode yang paling akurat dan sensiti dalam

mendiagnosa perdarahan epidural akut. Temuan ini khas. 'uang

yang ditempati perdarahan epidural dibatasi oleh perlekatan dura

ke skema bagian dalam kranium, khususnya pada garis sutura,

memberi tampilan lentikular atau bikoneks. <idrosealus mungkin

mun%ul pada pasien dengan perdarahan epidural ossa posterior

yang besar mendesak eek massa dan menghambat entrikelkeempat.

Page 16: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 16/25

o -S tidak biasanya menyatu dengan perdarahan epiduralK karena

itu hematom kurang densitasnya dan homogen. 9uantitas

hemoglobin dalam hematom menentukan jumlah radiasi yang

diserap.

o  Tanda densitas hematom dibandingkan dengan perubahan

parenkim otak dari aktu ke aktu setelah %edera. ase akut

memperlihatkan hiperdensitas (yaitu tanda terang pada -Ts%an).

<ematom kemudian menjadi isodensitas dalam 26 minggu, lalu

menjadi hipodensitas (yaitu tanda gelap) setelahnya. 0arah

hiperakut mungkin diamati sebagai isodensitas atau area densitas

rendah, yang mungkin mengindikasikan perdarahan yang sedang

berlangsung atau leel hemoglobin serum yang rendah.

o $rea lain yang kurang sering terlibat adalah erteL, sebuah area

dimana konfrmasi diagnosis -Ts%an mungkin sulit. /erdarahan

epidural erteL dapat disalahtasirkan sebagai arteak dalam

potongan -Ts%an aksial tradisional. "ahkan ketika terdeteksi

dengan benar, olume dan eek massa dapat dengan mudah

disalahartikan. /ada beberapa kasus, rekonstruksi %oronal dan

sagital dapat digunakan untuk mengealuasi hematom pada

lempengan %oronal.o 9irakira 115I kasus perdarahan epidural berhubungan dengan

lesi intrakranial lainnya. &esilesi ini termasuk perdarahan subdural,

kontusio serebral, dan hematom intraserebral.

 

4ambar 1. /erdarahan epidural 4ambar 2. /erdarahan subdural

Page 17: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 17/25

M'# perdarahan akut pada M'# terlihat isointense, menjadikan %ara ini kurang

tepat untuk mendeteksi perdarahan pada trauma akut. Bek massa,

bagaimanapun, dapat diamati ketika meluas.

2.A. Menjelaskan tatalaksana perdarahan intrakranial.

 Terapi =batobatan

  /engobatan perdarahan epidural bergantung pada berbagai aktor. Bek

yang kurang baik pada jaringan otak terutama dari eek massa yang

menyebabkan distorsi struktural, herniasi otak yang mengan%amjia, dan

peningkatan tekanan intrakranial.

  0ua pilihan pengobatan pada pasien ini adalah (1) interensi bedah

segera dan (2) pengamatan klinis ketat, di aal dan se%ara konserati dengan

eakuasi tertunda yang memungkinkan.-atatan baha perdarahan epidural

%enderung meluas dalam hal olume lebih %epat dibandingkan dengan

perdarahan subdural, dan pasien membutuhkan pengamatan yang sangat ketat

 jika diambil rute konserati.

  Tidak semua kasus perdarahan epidural akut membutuhkan eakuasi

bedah segera.3ika lesinya ke%il dan pasien berada pada kondisi neurologis yang

baik, mengamati pasien dengan pemeriksaan neurologis berkala %ukup masuk

akal.

  Meskipun manajemen konserati sering ditinggalkan dibandingkan

dengan penilaian klinis, publikasi terbaru 74uidelines for the Surgical

Management of Traumatic Brain Injury 8 merekomendasikan baha pasien yang

memperlihatkan perdarahan epidural G + ml, G 15 mm tebalnya, dan G 5 mm

midline shift , tanpa defsit neurologis okal dan 4-S O ; dapat ditangani se%ara

nonoperati. Scanning  olloup dini harus digunakan untukmenilai

meningkatnya ukuran hematom nantinya sebelum terjadi

perburukan.Terbentuknya perdarahan epidural terhambat telah dilaporkan.3ika

meningkatnya ukuran dengan %epat ter%atat danatau pasien memperlihatkan

anisokoria atau defsit neurologis, maka pembedahan harus

diindikasikan.Bmbolisasi arteri meningea media telah diuraikan pada stadium

aal perdarahan epidural, khususnya ketika pearnaan ekstraasasi angiografs

telah diamati.

  9etika mengobati pasien dengan perdarahan epidural spontan, proses

penyakit primer yang mendasarinya harus dialamatkan sebagai tambahan

prinsip undamental yang telah didiskusikan diatas. Terai (edah

Page 18: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 18/25

  "erdasarkan pada 7Guidelines for the Management of Traumatic Brain

Injury 7, perdarahan epidural dengan olume O + ml, harus dilakukan interensi

bedah, tanpa mempertimbangkan 4-S. 9riteria ini menjadi sangat penting ketika

perdarahan epidural memperlihatkan ketebalan 15 mm atau lebih, dan

pergeseran dari garis tengah diatas 5 mm. 9ebanyakan pasien dengan

perdarahan epidural seperti itu mengalami perburukan status kesadaran

danatau memperlihatkan tandatanda lateralisasi.

  &okasi juga merupakan aktor penting dalam menentukan

pembedahan.<ematom temporal, jika %ukup besar atau meluas, dapat mengarah

pada herniasi uncal dan perburukan lebih %epat./erdarahan epidural pada ossa

posterior yang sering berhubungan dengan gangguan sinus enosus lateralis,

sering membutuhkan eakuasi yang tepat karena ruang yang tersedia terbatas

dibandingkan dengan ruang supratentorial.

  Sebelum adanya -Ts%an, pengeboran eksplorasi $urholes merupakan hal

yang biasa, khususnya ketika pasien memperlihatkan tandatanda lateralisasi

atau perburukan yang %epat.Saat ini, dengan teknik s%an%epat, eksplorasi jenis

ini jarang dibutuhkan.

  Saat ini, pengeboran eksplorasi $urholes disediakan bagi pasien berikut ini

/asien dengan tandatanda lokalisasi menetap dan bukti klinis hipertensiintrakranial yang tidak mampu mentolerir -Ts%an karena instabilitas

hemodinamik yang berat.

• /asien yang menuntut interensi bedah segera untuk %edera sistemiknya.

2.;. Menjelaskan komplikasi perdarahan intrakranial.

9ebanyakan dari komplikasi perdarahan epidural mun%ul ketika tekanan

yang mereka kerahkan mengakibatkan pergeseran otak yang berarti.9etika otak

menjadi subyek herniasi su$falcine, arteri serebral anterior dan posteriormungkin tersumbat, menyebabkan inark serebral.<erniasi kebaah batang otak

menyebabkan perdarahan 0uret dalam batang otak, paling sering di

pons.<erniasi transtentorial menyebabkan palsy nerus ### kranialis ipsilateral,

yang seringnya membutuhkan berbulanbulan untuk beresolusi sekali tekanan

dilepaskan. /alsy nerus ### kranialis bermaniestasi sebagai ptosis, dilatasi pupil,

dan ketidakmampuan menggerakkan mata ke arah medial, atas, dan

baah./ada anakanak G + tahun, raktur kranium dapat menyebabkan kista

leptomeningeal atau raktur bertumbuh.9ista ini diyakini mun%ul ketika pulsasi

Page 19: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 19/25

dan pertumbuhan otak tidak mengijinkan raktur untuk sembuh, lalu menambah

robek dura dan batas raktur membesar. /asien dengan kista leptomeningeal

biasanya memperlihatkan massascalp pulsatil.

LI III. Memahami dan Menjelaskan rak"ur (asis )ranii

!.1. Menjelaskan definisi fraktur basis &ranii.

Araktur basis &ranii'asilar <kull Ara&ture ('<A) merupakan fraktur akibat benturan

langsung pada daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid, supraorbita). alam

 beberapa studi telah terbukti fraktur basis &ranii dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme

termaksud ruda paksa akibat fraktur maksilofa&ial, ruda paksa dari arah lateral &ranial dan

dari arah kubah &ranial, atau karena beban inersia oleh kepala.

!.2. Menjelaskan klasifikasi fraktur basis &ranii.

Araktur 4emporal

ijumpai pada >/" dari semua fraktur basis &ranii. 4erdapat ! suptipe dari fraktur temporal

 berupa longitudinal, transersal dan miBed. Araktur longitudinal terjadi pada regio

temporoparietal dan melibatkan bagian sCuamousa pada os temporal, dinding superior dari

&analis a&usti&us eBternus dan tegmen timpani. 4ipe fraktur ini dapat berjalan dari salah satu

 bagian anterior atau posterior menuju &o&hlea dan labyrinthine &apsule, berakhir pada fossa

&ranii media dekat foramen spinosum atau pada mastoid air &ells. Araktur longitudinal

merupakan yang paling umum dari tiga suptipe (>0-:0"). Araktur transersal dimulai dari

foramen magnum dan memperpanjang melalui &o&hlea dan labyrinth, berakhir pada fossa

&ranial media (/-!0"). Araktur miBed memiliki unsur unsur dari kedua frakturlongitudinal

dan transersal.

fraktur &ondylar o&&ipital,

8dalah hasil dari trauma tumpul energi tinggi dengan kompresi aksial, lateral bending, atau

&edera rotational pada pada ligamentum 8lar. Araktur tipe ini dibagi menjadi ! jenis

 berdasarkan morfologi dan mekanisme &edera. lasifikasi alternatie membagi fraktur ini

menjadi displa&ed dan stable, yaitu, dengan dan tanpa &edera ligamen. 4ipe # fraktur sekunder 

akibat kompresi aksial yang mengakibatkan kombinasi dari kondilus oksipital. #ni

merupakan jenis &edera stabil. 4ipe ## fraktur yang dihasilkan dari pukulan langsung

meskipun fraktur basio&&ipital lebih luas, fraktur tipe ## diklasifikasikan sebagai fraktur yang

stabil karena ligament alar dan membrane te&torial tidak mengalami kerusakan. 4ipe ###

Page 20: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 20/25

adalah &edera aulsi sebagai akibat rotasi paksa dan lateral bending. %al ini berpotensi

menjadi fraktur tidak stabil.

Araktur &lius

igambarkan sebagai akibat ruda paksa energi tinggi dalam ke&elakaan kendaraann bermotor.+ongitudinal, transersal, dan tipe obliCue telah dideskripsikan dalam literatur. Araktur 

longitudinal memiliki prognosis terburuk, terutama bila melibatkan sistem ertebrobasilar.

efisit pada nerus &ranial ?# dan ?## biasanya dijumpai pada fraktur tipe ini.

3enis D jenis fraktur tulang tengkorak

Araktur tulang tengkorak dapat terjadi pada &alarium (atap tengkorak), disebut Araktur 

$alarium dan fraktur pada basis &ranium (dasar tengkorak), disebut Araktur 'asis $ranium.

a. Araktur $alarium.

'eberapa &ontoh fraktur &alarium

Araktur +iniair 

'ila fraktur merupakan sebuah garis (&elah) saja. Araktur liniair yang berbahaya ialah fraktur 

yang melintas os temporal5 pada os temporal terdapat alur yang dilalui 8rteri Meningia

Media. 'ila fraktur memutuskan 8rteri Meningia Media maka akan terjadi perdarahan hebat

yang akan terkumpul di ruang diantara dura mater dan tulang tengkorak , disebut perdarahan

epidural.

Araktur 'erbentuk 'intang (<tellate Ara&ture)

'ila fraktur berpusat pada satu tempat dan garis D garis frakturnya nya menyebar se&ara

radial.

Araktur #mpressie

Pada fraktur impressie ,fragment-fragment fraktur melekuk kedalam dan menekan jaringan

otak. Araktur bentuk ini dapat merobek dura mater dan jaringan otak di ba9ahnya dan dapat

menimbulkan prolapsus &erebri (jaringan otak keluar dari robekan duramater dan &elah

fraktur) dan terjadi perdarahan.

 b. Araktur basis tengkorak 

Araktur atap orbita

Araktur akan merobek dura mater dan ara&hnoid sehingga +iCuor $erebro <pinal (+$<)

 bersama darah keluar melalui &elah fraktur masuk ke rongga orbita 5 dari luar disekitar mata

tampak kelopak mata ber9arna kebiru biruan . 'ila satu mata disebut Mono&le %ematoma,

 bila dua mata disebut 'rill %ematoma ;a&&oonEs eyes Araktur melintas +amina $ribrosa

Page 21: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 21/25

Araktur akan menyebabkan rusaknya serabut serabut saraf pen&iuman ( Ferus lfa&torius)

sehinggan dapat terjadi gangguan pen&iuman mulai berkurangnya pen&iuman (hyposmia)

sampai hilangnya pen&iuman (anosmia). Araktur juga merobek dura mater dan ara&hnoid

sehingga +$< ber&ampur darah akan keluar dari rongga hidung (;hinorrhoea)

Araktur Aossa Media

• Araktur s Petrossum

Pun&ak (8peB ) os petrosum sangat rapuh sehingga +$< dan darah masuk kedalam rongga

telinga tengah dan meme&ahkan Membrana 4ympani5 dari telinga keluar +$< ber&ampur 

darah (torrhoea).

• Araktur <ella 4ursi&a

i atas sella tursi&a terdapat kelenjar %ypophyse yang terdiri dari 2 bagian pars anterior dan

 pars posterior (Feuro %ypophyse). Pada fraktur sella tursi&a yg biasa terganggu adalah pars

 posterior sehingga terjadi gangguan sekresi 8% (8nti iureti& %ormone) yang

menyebabkan iabetes #nsipidus.

• <inus $aernosus <yndrome.

<yndrome ini adalah akibat fraktur basis tengkorak di fossa media yang meme&ahkan 8rteri

$arotis #nterna yang berada di dalam <inus $aernosus sehingga terjadi hubungan langsung

arteri D ena (disebut 8rterio-?enous <hunt dari 8rteri $arotis #nterna dan <inus $aernsus D 

G $arotid D $aernous Aistula).Mata tampak akan membengkak dan menonjol, terasa sakit , &onjun&tia ber9arna merah.

'ila membran stetoskop diletakkan diatas kelopak mata atau pelipis akan terdengar suara

seperti air mengalir melalui &elah yang sempit yang disebut 'ruit ( dibaca BRUI ).

@ejala-gejala klinis sebagai akibat pe&ahnya 8.$arotis #nterna didalam <inus $aernosus ,

yang terdiri atas mata yang bengkak menonjol , sakit dan &onjun&tia yang terbendung

(ber9arna merah) serta terdengar bruit , disebut <inus $aernosus <yndrome,

Araktur Aossa Posterior.

• Araktur melintas os petrosum

@aris fraktur biasanya melintas bagian posterior apeB os petrossum sampai os mastoid,

menyebabkan +$< ber&ampur darah keluar melalui &elah fraktur dan berada diatas mastoid

sehingga dari luar tampak 9arna kebiru biruan dibelakang telinga , disebut 'attleEs <ign.

• Araktur melintas Aoramen Magnum

di Aoramen Magnum terdapat Medula blongata, sehingga getaran fraktur akan merusak 

Medula blongata , menyebabkan kematian seketika.

!.!.Menjelaskan manifestasi fraktur basis &ranii.

Page 22: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 22/25

Pasien dengan fraktur pertrous os temporal dijumpai dengan otorrhea dan memar pada

mastoids (battle sign). Presentasi dengan fraktur basis &ranii fossa anterior adalah dengan

rhinorrhea dan memar di sekitar palpebra (ra&&oon eyes). ehilangan kesadaran dan @lasgo9

$oma <&ale dapat berariasi, tergantung pada kondisi patologis intrakranial.

Araktur longitudinal os temporal berakibat pada terganggunya tulang pendengaran dan

ketulian konduktif yang lebih besar dari !0 d' yang berlangsung lebih dari 6-> minggu.tuli

sementara yang akan baik kembali dalam 9aktu kurang dari ! minggu disebabkan karena

hemotympanum dan edema mukosa di fossa tympany. Aa&ial palsy, nystagmus, dan fa&ial

numbness adalah akibat sekunder dari keterlibatan nerus &ranialis ?, ?#, ?##.

Araktur tranersal os temporal melibatkan saraf &ranialis ?### dan labirin, sehingga

menyebabkan nystagmus, ataksia, dan kehilangan pendengaran permanen (permanent neural

hearing loss).Araktur &ondylar os oksipital adalah &edera yang sangat langka dan serius.<ebagian

 besar pasien dengan fraktur &ondylar os oksipital, terutama dengan tipe ###, berada dalam

keadaan koma dan terkait &edera tulang belakang serikalis.Pasien ini juga memperlihatkan

&edera lo9er &ranial nere dan hemiplegia atau guadriplegia.

<indrom ?ernet atau sindrom foramen jugularis adalah keterlibatan nerus &ranialis

#H, H, dan H# akibat fraktur.Pasien tampak dengan kesulitan fungsi fonasi dan aspirasi dan

 paralysis ipsilateral dari pita suara, palatum mole (&urtain sign), superior pharyngeal

&onstri&tor, sterno&leidomastoid, dan trapeIius.$ollet-<i&ard sindrom adalah fraktur &ondylar 

os oksipital dengan keterlibatan nerus &ranial #H, H, H#, dan H##.

!.=. Menjelaskan diagnosis fraktur basis &ranii.

Pemeriksaan +anjutan

<tudi #maging

• ;adiografi Pada tahun 1:>, foto B-ray tulang tengkorak merujukan pada kriteria

 panel memutuskan bah9a skull film kurang optimal dalam menisualisasikan fraktur 

 basis &ranii. Aoto Bray skull tidak bermanfaat bila tersedianya $4 s&an.

• $4 s&an $4 s&an merupakan modalitas kriteria standar untuk membantu dalamdiagnosis skull fraktur. <li&e tipis bone 9indo9 hingga ukuran 1-1,/ mm, dengan

 potongan sagital, bermanfaat dalam menilai skull fraktur. $4 s&an %eli&al sangat

membantu dalam menisualisasikan fraktur &ondylar o&&ipital, biasanya !-dimensi

tidak diperlukan.

• M;# M;# atau magneti& resonan&e angiography merupakan suatu nilai tambahan

untuk kasus yang di&urigai mengalami &edera pada ligament dan askular. $edera

 pada tulang jauh lebih baik diisualisasikan dengan menggunakan $4 s&an.

Pemeriksaan lainnya

Page 23: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 23/25

Perdarahan dari telinga atau hidung pada kasus di&urigai terjadinya kebo&oran $<A, dapat

dipastikan dengan salah satu pemeriksaan suatu tehnik dengan mengoleskan darah tersebut

 pada kertas tisu, maka akan menunjukkan gambaran seperti &in&in yang jelas yang melingkari

darah, maka disebut JhaloK atau JringK sign. ebo&oran dari $<A juga dapat dibuktikan

dengan menganalisa kadar glukosa dan dengan mengukur transferrin.

!./. Menjelaskan tatalaksana fraktur basis &ranii.

4erapi medis

Pasien de9asa dengan simple fraktur linear tanpa disertai kelainan struktural

neurologis tidak memerlukan interensi apapun bahkan pasien dapat dipulangkan untuk 

 berobat jalan dan kembali jika mun&ul gejala. <ementara itu, pada bayi dengan simple fraktur 

linier harus dilakukan pengamatan se&ara terus menerus tanpa memandang status neurologis.<tatus neurologis pasien dengan fraktur basis &ranii tipe linier biasanya ditatalaksana se&ara

&onseratie, tanpa antibiotik. Araktur os temporal juga dikelola se&ara konseratif, jika

disertai rupture membran timpani biasanya akan sembuh sendiri.

<imple fraktur depress dengan tidak terdapat kerusakan struktural pada neurologis

 pada bayi ditatalaksana dengan penuh harapan. Menyembuhkan fraktur depress dengan baik 

membutuhkan 9aktu, tanpa dilakukan eleasi dari fraktur depress. bat anti kejang

dianjurkan jika kemungkinan terjadinya kejang lebih tinggi dari 20". pen fraktur, jika

terkontaminasi, mungkin memerlukan antibiotik disamping tetanus toksoid. <ulfisoBaIole

direkomendasikan pada kasus ini. Araktur &ondylar tipe # dan ## os o&&ipital ditatalaksana

se&ara konseratif dengan stabilisasi leher dengan menggunakan &ollar atau traksi halo.

4erapi 'edah

Peran operasi terbatas dalam pengelolaan skull fraktur. 'ayi dan anak-anak dengan

open fraktur depress memerlukan interensi bedah. ebanyakan ahli bedah lebih suka untuk 

mengealuasi fraktur depress jika segmen depress lebih dari / mm di ba9ah inner table dari

adjacent bone. #ndikasi untuk eleasi segera adalah fraktur yang terkontaminasi, dural tear 

dengan pneumo&ephalus, dan hematom yang mendasarinya.

adang kadang, &ranie&tomy dekompressi dilakukan jika otak mengalami kerusaksan

dan pembengkakan akibat edema. alam hal ini, &ranioplasty dilakukan dikemudian hari.

#ndikasi lain untuk interaksi bedah dini adalah fraktur &ondylar os oksipital tipe unstable (tipe

###) yang membutuhkan arthrodesis atlantoaBial. %al ini dapat di&apai dengan fiksasi dalam-

luar.

Menunda untuk dilakukan interensi bedah diindikasikan pada keadaan kerusakan

ossi&ular (tulang pendengaran) akibat fraktur basis &ranii jenis longitudinal pada os temporal.

Page 24: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 24/25

ssi&uloplasty mungkin diperlukan jika kehilangan berlangsung selama lebih dari ! bulan

atau jikamembrane timpani tidak sembuh sendiri. #ndikasi lain adalah terjadinya kebo&oran

$<A yang persisten setelah fraktur basis &ranii. %al ini memerlukan se&ara tepat lokasi

kebo&oran sebelum interensi bedah dilakukan.

!.6. Menjelaskan komplikasi fraktur basis &ranii.

;isiko infeksi tidak tinggi, bahkan tanpa antibiotik, terutama yang disertai dengan

rhinorrhea. Aa&ial palsy dan gangguan ossi&ular yang berhubungan dengan fraktur basis

&ranii dibahas di bagian klinis. Famun, terutama, fa&ial palsy yang terjadi pada hari ke 2-!

 pas&a trauma adalah akibat sekunder untuk neurapraBia dari nerus &ranialis ?## dan

responsif terhadap steroid, dengan prognosis yang baik. nset fa&ila palsy se&ara tiba tiba

 pada saat bersamaan terjadinya fraktur biasanya akibat skunder dari transeksi nerus, dengan

 prognosis buruk.

 Ferus &ranialis lain mungkin juga terlibat dalam fraktur basis &ranii. Araktur pada

ujung pertosus os temporale mungkin melibatkan ganglion gasserian. $edera nerus &ranialis

?# yang terisolasi bukanlah akibat langsung dari fraktur, tapi mungkin akibat skunder karena

terjadinya ketegangan pada nerus.

 Ferus kranialis (#H, H, H#,dan H##) dapat terlibat dalam fraktur &ondylar os

oksipital, seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam ?ernet dan sindrom $ollet-<i&ard (vide

 supra). Araktur os sphenoidalis dapat mempengaruhi nerus &ranialis ###, #?,dan ?# dan juga

dapat mengganggu arteri karotis interna dan berpotensi menghasilkan pembentukan

 pseudoaneurysma dan fistula &aroti&o&aernous (jika melibatkan struktur ena). &edera

&arotiddiduga terdapat pada kasus kasus dimana fraktur berjalan melalui kanal karotid, dalam

hal ini, $4-angiografi dianjurkan.

LI I. Memahami dan Menjelaskan Trias )ushin#

=.1. Menjelaskan trias &ushing.

4rias &ushing merupakan kumpulan gejala yang diakibatkan oleh meningkatnya

tekanan intrakranial.

• %ipertensi

• 'radikardi

• epresi pernapasan

4ekanan intrakranial pada umumnya bertambah se&ara berangsur-angsur. <etelah &edera

kepala, timbulnya edema memerlukan 9aktu !6 sampai = jam untuk men&apai maksimum.

Page 25: Tm Sk 2 Emergensi

8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi

http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 25/25

Peningkatan tekanan intrakranial sampai !! mm%g mengurangi aliran darah otak se&ara

 bermakna.#skemia yang timbul merangsang pusat motor, dan tekanan darah sistemik 

meningkat, ;angsangan pada pusat inhibisi jantung mengakibatkan bradikardia dan

 pernapasan menjadi lambat.Mekanisme kompensasi ini, dikenal sebagai refleks $ushing,

membantu mempertahankan aliran darah otak.8kan tetapi, menurunnya pernapasan

mengakibatkan retensi $o2 dan mengakibatkan asodilatasi otak yang membantu menaikkan

tekananan intrakranial.