2

Click here to load reader

Titrasi oksidi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ituu titrasi oksidimetri. kimia analitik

Citation preview

Titrasi oksidi-reduktometri merupakan teknik titrasi yang melibatkan perpindahan elektron dengan pelibatan unsur yang mengalami perubahan tingkat oksidasi (Darusman 2001). Titrasi I2dan natrium sulfat merupakan salah satu teknik yang menggunakan prinsip reduktometri. Oksidi-reduktometri adalah metode titrimetri berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dari titran dan titrat. Oksidi-reduktometri digunakan untuk analisis logam dalam suatu persenyawaan dan analisis senyawa organik (Harvey 2000). Oksidimetri adalah teknik titrasi yang menggunakan titran sebagai suatu oksidator. Salah satu teknik ini adalah permanganometri. Pada metode ini, titran yang digunakan adalah ion permanganat, khususnya dalam bentuk garam kalium permanganat. Ion permanganat bertindak sebagai oksidator dengan hasil reaksi berupa ion Mn2+(Skooget al2002). Metode ini biasa diterapkan pada proses bleaching lemak, minyak, kapas, sutera, dan serat lainnya. Permanganometri sering digunakan karena ion permanganat yang memiliki kemampuan berubah warna sehingga bisa dijadikan sebagai indikator reaksi. Selain itu, harga permanganat juga masih relatif murah (Patnaik 2004). Selain permanganometri, contoh lain dari oksidimetri adalah metode ion cerium(IV).Reduktometri adalah teknik titrasi yang menggunakan titran sebagai suatu reduktor. Salah satu teknik ini adalah iodometri. Iodometri dibedakan menjadi iodometri langsung dan iodometri tidak langsung (Harvey 2000). Pada iodometri langsung, I2langsung digunakan sebagai titran dan bahan yang dianalisis digunakan sebagai titrat. Iodometri tidak langsung adalah metode titrasi berdasarkan reduksi zat analat oleh ion iodium sehingga timbul I2. I2kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat dan ditentukan jumlahnya. Ion tiosulfat yang bereaksi dengan iodin membentuk ion tetrationat (S4O82-) (Rouessac 2007). Keunggulan tiosulfat yang dipakai adalah tidak mudah teroksidasi oleh udara. Baik iodometri langsung maupun iodometri tidak langsung menggunakan amilum sebagai indikator dengan perubahan warna dari biru tua menjaditidak berwarna.Vitamin C (asam askorbat) banyak terdapat dalam buah-buahan. Selain itu juga terdapat tablet vitamin C dengan merk dan kadar yang beragam. Vitamin C dalam buah ataupun dalam tablet dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan menggunakan metode analisa iodometri langsung (iodimetri). Iodimetri merupakantitrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapatditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yangsering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+,As3+atau N2H4. Kadar vitamin Cyang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod sebagai penitrat. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ioniodide. Indikator yang digunakan adalah kanji (amilum) dengan titik akhir biru.

Iodometri dapat pula digunakan dalam analisis kuantitatif kandungan vitamin C karena I2dapat mengoksidasi vitamin C. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaituasam askorbat. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192 C bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam kloroform, ether dan benzen. Vitamin C dengan logam akan membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi enolgroup pada atom C nomor 3. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar dan temperatur yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dehidroasam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai. Kebutuhan vitamin C yang diperlukan tiap orang setiap harinya 45 sampai 95 mg/hari (Sudarmadji 2003).