TITRASI ASAM

Embed Size (px)

Citation preview

TITRASI ASAM BASASalah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).

PRINSIP TITRASI ASAM BASATitrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut: NaOH(aq) + HCl(aq) contoh lain yaitu: NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4 (aq) + H2O(l) NaCl (aq) + H2O(l)

Gambar set alat titrasi

CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALENAda dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain: 1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen. 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.

Sebelum mencapai titik ekuivalen

Setelah mencapai titik ekuivalen

RUMUS UMUM TITRASIPada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basaMol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

N asam x V asam = N asam x V basaNormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basaKeterangan : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa)

INDIKATOR ASAM BASATABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA NAMA Biru timol Kuning metil Jingga metil Hijau bromkresol Merah metil Ungu bromkresol Biru bromtimol Merah fenol Ungu kresol pH RANGE 1,2-2,8 2,9-4,0 3,1 4,4 3,8-5,4 4,2-6,3 5,2-6,8 6,2-7,6 6,8-8,4 7,9-9,2 WARNA merah kuning merah kuning merah jingga kuning biru merah kuning kuning ungu kuning biru kuning merah kuning ungu TIPE(SIFAT) asam basa basa asam basa asam asam asam asam

Fenolftalein Timolftalein Kuning alizarin

8,3-10,0 9,3-10,5 10,0-12,0

t.b. merah t.b. biru kuning ungu

asam asam basa

Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein. Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein. pH 12.0 Sangat basa Tidak berwarna

Kondisi Sangat asam Warna Jingga

Gambar

PRAKTEK UJI KANDUNGAN ZAT MAKANANUji Amilum Cara Kerja : - Ambil 1 ml larutan yang akan diuji dan letakkan pada tabung reaksi - Teteskan dengan larutan lugol yang encer (jika tidak ada bisa gunakan "Betadine") - Amati perubahan warna yang tejadi pada setiap bahan makanan yang diuji. Catatan : Jika terjadi perubahan warna biru sampai hitam berarti bahan makanan tersebut mengandung amilum Uji Gula Dengan Fehling A dan Fehling B Cara Kerja : - Masukkan 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi - Teteskan dengan fehling A dan fehling B, larutan akan bewarna biru - Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan makanan dan fehling A dan B diatas bunsen - Amati perubahan warna yang terjadi Catatan : jika warna biru berubah menjadi hijau sampai oranye berarti bahan makanan mengandung gula Dengan Larutan Benedickt Masukkan 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi - Teteskan dengan larutan benedickt - Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan makanan dan larutan benedickt diatas bunsen - Amati perubahan warna yang terjadi Catatan : Jika bahan makanan yang mengandung gula akan bewarna jingga

Uji Protein Dengan reagen biuret Cara Kerja : - Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi - Tetesi dengan 4 tetes reagen biuret Catatan : Jika warnanya berubah menjadi ungu berarti mengandung protein Dengan reagen millon nase Cara Kerja : - Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi - Teteskan 4 tetes reagen millon nase, akan terjadi penggumpalan yang bewarna putih - Panaskan tabung reaksi diatas bunsen dengan hati-hati - Amati perubahan warna yang terjadi Catatan : Jika warna berubah menjadi merah berarti bahan makanan tersebut mengandung protein Uji Lemak Dengan kertas koran (boleh pakai kertas biasa) Cara Kerja : - Teteskan larutan yang akan diuji pada kertas koran - Amati warna pada kertas koran Catatan : Jika warna kertas tampak buram atau jadi transparan , berarti bahan makanan tersebut mengadung lemak Dengan etanol Cara Kerja : - Masukkan 5 ml etanol pada tabung reaksi - Masukkan 2 tetes larutan bahan makanan yang akan diuji - Tuangkan larutan bahan makanan dan etanol ini ke dalam tabung reksi yang berisi 5 ml air Catatan : Jika terbentuk emulsi putih keruh berarti bahan makanan yang diuji mengandung lemak Semoga Bermanfaat

Alat-alat laboratoriumMungkin Anda pernah bingung dengan suatu nama alat laboratorium, tetapi ketika melihat ujudnya Anda bilang,Oalah, itu to?. Anak SMA paling sering menderita penyakit seperti itu. Untuk mengingatkan kembali, silahkan melihat-lihat gambar berikut supaya Anda mengenal dengan baik beberapa alat-alat laboratorium yang umum.

Praktikum fotosintesis (Ingenhousz)Posted by Bithdaddy Ada beberapa jenis praktikum yang berkaitan dengan bab fotosintesis, mulai disain untuk mengamati produk fotosintesis hingga membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis. Disain yang pertama ini merupakan praktikum yang pernah dilakukan oleh Ingenhousz untuk membuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen. Di sini sekaligus diberikan beberapa perlakuan untuk membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis.

Tujuan- Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen - Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis

Alat dan bahan1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Beaker glass 100 ml Corong kaca kecil Tabung reaksi Thermometer Bascom plastic /ember kecil Es Air hangat 400C NaHCO3 Kawat Tumbuhan Hydrilla verticilata (tumbuhan air untuk aquarium)

Cara kerja

1. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar di atas sebanyak 5 perangkat. Upayakan tabung reaksi dalam keadaan penuh berisi air (tidak ada rongga udara). 2. Berilah perlakuan sebagai berikut: 1. Perangkat pertama diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung 2. Perangkat ke dua diberi NaHCO3 3. Perangkat ke tiga diberi es batu

4. Perangkat ke empat tambahkan air panas hingga suhu air menjadi hangat sekitar 400C 5. Perangkat ke lima diletakkan di tempat teduh yang tidak terkena cahaya langsung 3. Amatilah gelembung yang muncul setelah 5 menit, catat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan

Tabel Hasil pengamatanMisalnya hasil pengamatan kamu seperti ini: No 1 2 3 4 5 PerlakuanCahaya matahari langsung Cahaya langsung + 5 gr NaHCO3 Cahaya langsung + es batu Cahaya langsung + air hangat Tempat teduh

Gelembung*) ++ ++++ + +++ +

*) Keterangan : beri tanda untuk jumlah gelembung yang muncul (-) bila tidak ada gelembung (+) bila sedikit gelembung (++) bila sedang gelembung (+++) bila banyak gelembung (++++) bila banyak sekali gelembung

Pertanyaan1. Berdasarkan kegiatan di atas, tentukan: 1. Variable bebasnya 2. Variabel terikatnya 3. Variable kontrolnya 2. Apakah tujuan penggunaan senyawa NaHCO3 ? 3. Perlakuan mana yang yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak? 4. Perlakukan mana yang menghasilkan gelembung udara paling sedikit? Mengapa? 5. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana cara membuktikannya? 6. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? 7. Berdasarkan eksperimenmu factor manakah yang paling efektif untuk berlangsungnya proses fotosintesis?

Diskusi / Jawaban1. Variabel penelitian adalah sbb:

2. 3.

4.

5.

6.

7.

1. Variabel bebas : pemberian NaHCO3, pemberian es batu, air hangat, dan tempat teduh 2. Variabel terikat : perbedaan jumlah gelembung yang muncul karena perbedaan perlakuan yang diberikan (karena variabel bebas) 3. Variabel kontrol : perangkat 1 yang tidak diberi perlakuan apapun dan dibiarkan apa adanya sebagai kontrol untuk membandingkan hasil perlakuan yang lain (variabel bebas) NaHCO3 sebagai sumber CO2. NaHCO3 akan terurai menjadi NaOH dan CO2. Karbondioksida digunakan dalam proses fotosintesis CO2 + H2O -----> C6H12O6 + O2 Yang menghasilkan gelembung terbanyak adalah perangkat yang dikenai cahaya matahari langsung dan ditambah NaHCO3. Ini bisa terjadi karena dalam proses fotosintesis yang berlangsung pada perangkat 1 cukup terkena cahaya matahari dan cukup sumber CO2 . Yang menghasilkan gelembung paling sedikit adalah perangkat 3 dan 5. Perangkat 3 menghasilkan sedikit gelembung karena ditambah es batu. Ini mengakibatkan penurunan laju fotosintesis karena terjadi penurunan suhu. Suhu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis. Sedangkan perangkat 5 tidak memperoleh cukup cahaya karena diletakkan di tempat teduh. Akibatnya laju fotosintesis juga menurun yang bisa diindikasi dari penurunan jumlah gelembung. Jika dibandingkan, perangkat 3 menghasilkan gelembung lebih banyak karena suhu air hangat (400C) dan memperoleh cukup cahaya sehingga laju fotosintesis juga lebih tinggi. Gelembung yang muncul adalah gelembung oksigen yang dilepaskan dari proses fotosintesis (persamaan reaksi jawaban nomor 2). Cara membuktikannya: dimasukkan dengan cepat sebuah lidi yang ujungnya membara ke dalam tabung reaksi pada perangkat percobaan. Ujung lidi yang membara dalam beberapa detik akan tampak menyala lebih terang. Yang mempengaruhi proses fotosintesis pada percobaan ini adalah: 1. cahaya 2. karbondioksida 3. suhu / temperatur Faktor yang paling efektif untuk berlangsungnya fotosintesis pada percobaan ini mengacu pada hasil percobaan perangkat 2 yang terkena cukup cahaya dan cukup CO2. Jadi faktor yang efektif untuk fotosintesis adalah cahaya dan CO2.

Tip dan trikAgar hasil percobaan lancar menghasilkan gelembung, lakukan beberapa hal berikut ini:

Gunakan cukup banyak sampel tumbuhan Hydrilla. Lebih banyak Hydrilla, maka lebih banyak gelembung terbentuk. Tambahkan lebih banyak NaHCO3. Dengan demikian ada lebih banyak sumber CO2 untuk fotosintesis. Jika percobaan tidak menggunakan cahaya matahari, tetapi menggunakan sumber lampu, maka gunakan lampu yang berkekuatan cukup terang, paling tidak sekitar 40 Watt. Letakkan lampu cukup dekat dengan perangkat agar intensitas cahaya cukup untuk fotosintesis. Cara ini akan meningkatkan intensitas cahaya dan sekaligus suhu air dalam perangkat. Jangan beritahu teman apalagi guru kamu mengenai apa yang kamu lakukan ini (hi hi hi)

KelemahanDisain percobaan seperti ini memiliki kelemahan. Jika digunakan banyak perangkat dengan perlakuan yang berbeda, maka idealnya semua perangkat sama kondisinya sebelum diberi

perlakuan. Yang harus dibuat sama antara lain: jumlah air, jumlah/berat Hydrilla, dan suhu air. Perbedaan karena faktor ini akan menyebabkan perbedaan jumlah gelembung yang muncul. Makanya bisa saja hasil percobaan kamu tidak sesuai dengan teori. Inilah yang namanya anomali.

Praktikum Respirasi Serangga

A. DASAR TEORI Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara. Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan. Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengengkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trschea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur. B. JUDUL Praktikum Respirasi Serangga C. TUJUAN Mengetahui kecepatan respirasi pada hewan (serangga) dan pada tumbuhan (kecambah) Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi

D. Alat dan Bahan: 1. Respirometer sederhana 2. Neraca 3. Jangkrik 4. Kristal NaOH (KOH) 5. Larutan eosin 6. Plastisin/vaselin 7. Kapas 8. Pipet tetes 9. Stopwatch/ pengukur waktu C. Cara Kerja Ciri makhluk hidup antara lain melakukan ekskresi, tumbuh dan berkembang, peka terhadap rangsang, respirasi, butuh nutrisi, reproduksi, bernafas, dan bergerak. Untuk mengukur kecepatan respirasi pada serangga dilakukan dengan mengukur oksigen yang diperlukan dalam pernafasannya. Kecepatan respirasi dinyatakan dengan banyaknya oksigen yang diperlukan serangga/ jangkrik pada waktu tertentu. Alat dan bahan diatur dalam susunan sebagai berikut: 1. Timbanglah serangga/ jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum 2. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas 3. Tempatkan pada tempat yang datar 4. Tutuplah sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya 5. Sebelum ujung pipa diberi laruitan eosin, tutuplah dengan jari telunjuk selama 1-2 menit 6. Masukan di ujung pipa berskala larutan eosin, satu tetes 7. Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit 8. Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan sesrangga dalam waktu 10 menit 9. Ulangi langkah di atas pada serangga/ jangkrik yang berbeda beratnya. Objek Pengamatan setiap 2 menit 123 Jangkrik 0,7 gram 9 cm 8 cm 8cm Jangkrik 1 gram 8 cm 11 cm 12 cm D. Tugas 1. Tuliskan variabel pada percobaan diatas: a. Variabel manipulasi : b. Variabel respon : c. Variabel control : 2. Hipotesis : 3. Apakah guna NaOH dan KOH dalam percobaan diatas? 4. Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelasakan! 5. Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen? 6. Buatlah grafik hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen! E. Jawaban 1. (Sudah terisi pada tabel Tugas) 2. Semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan oksigen. Sedangkan semakin ringan berat tubuh jangkrik semakin sedikit kebutuhan oksigen. 3. Berguna untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi. 4. Ketika jangkrik mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung dari titik awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya jangkrik. 5. Ada. Karena semakin berat tubuh jangrik, akan semakin membutuhkan oksigen. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia akan bernafas cepat.

Pengamatan Sel

Tujuan : Mengamati Bentuk sel-sel gabus Alat dan Bahan : 1. Mikroskop

2. pisau silet 3. pinset 4. kaca benda dan penutupnya 5. pipet tetes 6. air 7. gabus tutup termos air atau gabus batang singkong (bagian tengah batang singkong) Cara Kerja : 1. irislah gabus kayu berkali-kali, dengan menggunakan silet yang tajam hingga di ...dapatkan irisan yang sangat tipis dan transparan 2. Letakkan irisan gabus kay tersebut tersebut diatas kaca benda 3. Tambahkan satu tetes air dan tutup dengan kaca penutup

4. Amati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian ...pembesaran kuat 5. Gambar dan amati bagian-bagian yang tampak di bawah mikroskop

Pertanyaan! 1. Berdasarkan hasil pengamatanmu pada preparat irisan gabus, bagaimanakah ...bentuk sel gabus? 2. Apakah sel gabus memiliki inti sel atau nukleus? Jelaskan jawabanmu! 3. Bagian-bagian apa saja yang dapat di amati dengan mudah dari preparat gabus? 4. Mengapa sel gabus disebut juga sel mati? jelaskan jawabanmu! 5. Bandingkan gambar hasil pengamatanmu dengan gambar dibawah ini, apakah ...terdapat perbedaan? 6. Rumuskan keimpulanmu tentang percobaan ini!

BENTUK SEL Tujuan : 1. mengetahui macam-macam bentuk sel 2. Membedakan bentuk sel tumbuhan dan sel hewan 3. Mengidentifikasi struktur sel tumbuhan dan hewan Alat dan bahan : 1. Mikroskop 6. 2. kaca benda dan penutupnya 3. pisau atau silet 4. pipet tetes 5. tusuk gigi 6. larutan metilen blue 7. bawang merah 8. daun Rhoeo discolor (adam hawa) 9. epithel pipi Cara Kerja : Membuat preparat bawang merah 1. Potong umbi bawang merah secara vertikal menjadi empat potongan 2. Ambil satu lapisan umbi dan lepaskan epithel bagian dalamnya 3. Letakkan epithel tersebut di atas kaca benda yang telah ditetesi air 4. Tutup dengan kaca penutup 5. Pada sisi kanan dari kaca penutup tempelkan kertas tissue untuk menyerap air, ...dan pada sisi kiri tambahkan larutan metilen blue 6. amati dengan perbesaran lemah, kemudian dengan perbesaran kuat 6. gambar dan amati bagian-bagaian yang tampak Membuat preparat epithel pipi 7. Ambil satu batang tusuk gigi yang bersih 8. Keruklah bagian dalam dari pipi dengan menggunakan tusuk gigi 9. gulir-gulirkan tusuk gigi tersebut pada kaca benda yang telah

ditetesi air 10. tutup dengan kaca penutup 11. Pada sisi kanan dari kaca penutup tempelkan kertas tissue untuk menyerap air ....dan pada sisi kiri tambahkan larutan metilen blue.

12. amati dengan perbesaran lemah, kemudian dengan perbesaran kuat 13. Gambar dan amati bagian-bagian yang tamapak Membuat preparat epithel daun adam hawa 13. Langkah-langkah kerjanya sama dengan cara pembuatan epithel bawang merah. 14. Cara mendapatkan epithel daun adam hawa adalah dengan menyobek daun adam hawa secara menyerong. 15. Bagian tipis yang tersisa diambil sebagai objek pengamatan Data Hasil Pengamatan

Pertanyaan: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk sel dari masing-masing preparat? 2. Bandingkan struktur sel epithel bawang merah dengan sel epithel pipi, perbedaan ...apa yang tampak jelas antara keduanya! 3. Sebutkan bagian-bagian sel yang tampak dari hasil pengamatanmu dan sebutkan ...fungsinya! 4. Mengapa untuk pengamatan sel seperti diatas menggunakan

larutan metilen blue. ...Apakah fungsi larutan tersebut? 5. Rumuskan kesimpulanmu tentang eksperimen ini